Skripsi managemen

79
 1 PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH DEWI PURWATI 023 2010 0161 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2014

description

ekonomi

Transcript of Skripsi managemen

  • 1

    PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP

    HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR

    MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    OLEH

    DEWI PURWATI

    023 2010 0161

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    TAHUN AKADEMIK

    2014

  • i

    PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP

    HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR

    MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada

    Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia

    OLEH

    DEWI PURWATI

    023 2010 0161

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    TAHUN AKADEMIK

    2014

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    Dewi Purwati, 2014. Pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga

    saham pada perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar

    di bursa efek Indonesia.

    Pembimbing : Asriani Junaid, SE.,M.SA.,Ak.,CA dan Dr. Suriyanti,SE.,MM

    Salah satu indikator keberhasilan pengelolahan perusahaan harga saham.

    Harga saham dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk

    menganalisa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur industri sektor

    makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2010-

    2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling method, yaitu

    teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang di tentukan. Analisis

    data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan bantuan

    SPSS 16.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap harga saham. Laba tunai berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap harga saham.

    Kata kunci : Laba Akuntansi, Laba Tunai, Dan Harga Saham

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

    Dari lubuk hati yang dalam, tercetus lirih lafadz syukur kehadirat Allah SWT

    yang maha berkehendak atas segala sesuatu yang senntiasa memberikan limpahan

    Rahmat dan Karunia-Nya. Peneliti juga bersyukur atas berkah kemudahan serta

    kesehatan yang melimpah oleh-Nya dalam melalui segala rintangan dan halangan

    dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Laba Akuntansi

    Dan Laba Tunai Terhadapa Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Makanan

    Dan Minuman Terdaftar Bursa Efek Indonesia, sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muslim

    Indonesi. Salawat dan salam atas Nabiullah Muhammad SAW, serta para sahabat dan

    keluarganya dan para pengikutnya yang sampai saat ini sangat setia mengikuti jejak

    beliau.

    Selanjutnya penulis haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua

    orang tua saya yaitu Ayahanda Ngatijo dan Ibunda Rusmiati tercinta yang selama ini

    banyak berkorban lahir dan batin dalam mendidik, membina dan kakakku Rudi

    Wiono selalu memberi semangat, dorongan moral dan mental, kasih sayang dan doa

    tulus yang tiada pernah henti kepada penulis.

  • vii

    Penulis juga menyadari bahwa pelaksanaan penulisan ini tidak akan selesai

    tanpa dukungan dari partisipasi dari semua pihak, maka izinkanlah penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA selaku Rektor Universitas Muslim

    Indonesia.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Bahar Sinring, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Muslim Indonesia.

    3. Ibu Andi Nurwanah, SE.,MSi,Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi Universitas Muslim Indonesia.

    4. Kepala Perusahan Bursa Efek Indonesia (BEI ) beserta staf-stafnya yang telah

    memberikan izin penulis untuk meneliti.

    5. Ibu Asriani Junaid,.SE.Msa.Ak.CA selaku penasehat akademik penulis, terima

    kasih banyak atas semua bimbingan dan masukan yang telah ibu berikan selama

    proses perkuliahan.

    6. Ibu Asriani Junaid,.SE.Msa.Ak.CA dan Dr. Suriyanti,.SE.MM selaku

    pembimbing I dan pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingannya

    7. Ibu Dr. Fadliah Nasaruddin,. SE. Msi. CA dan Bapak Drs. H. Amiruddin,.

    M.si,.Ak.CA

    8. Kepada para Dosen Akademik Universitas Muslim Indonesia yang telah ikhlas

    mendidik, membina dan menambah pengetahuan selama penulis mengikuti

    pendidikan. Serta kepada seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi, Terkhusus

  • viii

    Pak Ahmad, Ibu Jani, Pak Arsyad serta Pak Rasid yang senantiasa membantu

    memberikan banyak kemudahan.

    9. Sahabat-sabahat saya Rhya, Mayank, Ayla, Farah, Wiya, Nurul, Tendri dan Bunda

    Vita Terima kasih atas segala bantuan, kebersamaan, motivasi, dan hari-hari indah

    selama dikampus.

    11. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, khusunya

    Teman-teman AWP 3 dan Teman sengkatan 2010.

    Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

    memohon maaf kepada semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril

    maupun materil hingga tulisan ini dapat diselesaikan. Semoga kita semua selalu

    dalam lindungan-Nya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiiin..

    Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Makassar, 2014

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i

    KEORISINILAN ................................................................................................. iii

    ABSTRAK ........................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

    C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

    BAB II TINJUAN PUSTAKA

    A. Laba .......................................................................................................... 7

    B. Laba akuntansi ......................................................................................... 8

    C. Laba tunai ................................................................................................. 11

    D. Saham ....................................................................................................... 13

    E. Faktor yang mempengaruhi harga saham ................................................ 19

    F. Hasil penelitian terdahulu ........................................................................ 22

    G. Hipotesis .................................................................................................. 24

  • x

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan waktu penelitian .................................................................... 25

    B. Metode pengumpulan data ....................................................................... 25

    C. Jenis dan sumber data .............................................................................. 25

    D. Populasi dan sampel ................................................................................. 26

    E. Definisi operasional dan pengukuran variabel ......................................... 27

    F. Metode analisis data ................................................................................. 28

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia ......................................... 32

    B. Perusahaan manufaktur ............................................................................ 35

    C. Struktur organisasi ................................................................................... 38

    D. Visi dan misi ............................................................................................ 38

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil penelitian.......................................................................................... 39

    B. Pembahsan ................................................................................................ 53

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Nama Hal

    Tabel 1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 22

    Tabel 2 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ...................................... 27

    Tabel 3 Daftar Sampel Perusahaan Penelitian ...................................................... 39

    Tabel 4 Deskriptif Variabel Penelitian ................................................................. 40

    Tabel 5 Uji Multikolinearitas ................................................................................ 44

    Tabel 6 Hasil Uji T (Parsial) ................................................................................. 46

    Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 48

    Tabel 8 Hasil Uji F (Silmutan) .............................................................................. 59

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Nama Hal

    Gambar 1 ............................................................................................................... 43

    Gambar 2 ............................................................................................................... 45

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pasar modal merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktifitas dari

    pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang mengalami

    kekurangan dana (deficit unit/perusahan). Perusahan go publik sebagi pihak yang

    mengalami membutuhkan tambahan dana menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada

    investor. Investor membeli sekuritas tersebut dengan harapan memperoleh deviden

    dan capital gain. Perkembangan pasar modal Indonesia mulai dikatakan membaik

    sekitar sejak tahun 1989 dimana perkembangannya ditandai dengan meningkatanya

    jumlah saham yang ditranksikan mencapai Rp. 3,9 milyar setiap hari dan semakin

    tingginya usaha perdagangan setiap tahunnya.

    Seiring dengan berkembangan perdagangan saham, maka kebutuhan akan

    informasi yang relevan yang di perlukan untuk mengambil keputusan investor juga

    semakin meningkat. Dalam transaksi perdagangan dipasar modal. Para pelaku di

    pasar modal sangat membutuhkan informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya

    harga surat berharga di pasr modal. Salah satu sumber informasi yang banyak

    digunakan oleh para investor untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah informasi

    yang berasal dari laporan keuangan.

    Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini

    sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidak pastian

    dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upayah untuk mengurangi ketidak

  • 2

    pastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan

    perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat

    diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

    Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber

    informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat

    menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di

    masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi

    harga saham yang akan datang dengan laporan keuangan.

    Laba akuntansi dalam laporangan keuangan merupakan salah satu parameter

    kenerja suatu perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor.Pentingnya

    laba, informasi yang tegas telah disebutkan dalam dalam PSAK ( Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan ) No.25 (revisi 2009) : Laporan laba rugi merupakan laporan

    utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu.Laba atau

    rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan dan dapat

    memberikan ukuran untuk menilai prestasi perusahaan dan dapat memberikan ukuran

    akuntansi terbaik atas kenerja ekonomi sebuah perusahaan.

    Kieso dkk (2002), dalam menghitung laba bersih, terdapat 3 subtotal yang

    disajikan yaitu pendapatan penjualan bersih, laba kotor, dan laba dari operasi.

    Pengungkapan pendapatan penjualan bersih berguna karena pendapatan reguler

    dilaporkan sebagai pos terpisah. Pendapatan tidak biasa atau insidentil diungkapkan

    dalam bagian laporan laba rugi lainnya. Akibatnya kecenderungan pendapatan dari

    operasi berlanjut akan lebih mudah dipahami dan dianalisis.

  • 3

    Laba tunai merupakan transaksi non kas, seperti biaya penyusutan, biaya

    amortisasi, pembelian kredit, penjualan kredit, utang gaji, utang pajak yang belum

    dibayar. Laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba tunai

    yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi yang telah di sesuaikan

    dengan traksaksi non kas. Selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam

    menentukan besarnya deviden yang akan dibagikan, seringkali perusahan juga

    mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah

    diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini, beban penyusutan dan

    amortisasi. Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non kas, artinya biaya tersebut

    tidak lagi memerlukan pengeluran kas sekarang ataupun di masa depan

    Evan (2003:199) laba tunai adalah laba akuntansi setelah diperhitungkan

    dengan beban beban non kas seperti baban amortisasi, beban penyusutan, penjualan

    kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta

    pembelian kredit. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud,

    sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud.

    Untuk mengetahui nilai perusahan yang akan berpengaruh pada harga saham,

    investor dapat melakukan pengukuran kinerja. Kinerja perusahan dapat diketahui dari

    laporan keuangan yang akan di keluarkan secara priodik. Pengukuran kinerja

    perusahan dapat dilakukan dengan metode tradisional maupun dengan metode yang

    baru dikembangkan.

    Informasi tentang laba atau tingkat return yang diperoleh perusahaan yang

    tercermin dalam laporan keuangan akan menimbulkan reaksi terhadap harga saham

  • 4

    perusahaan. investor bereaksi terhadap angka laba yang mereka gunakan sementara

    belum ada bukti empiris yang membenarkan asumsi mereka. Padahal informasi

    tersebut akan hanya bermakna atau memiliki nilai tersendiri bagi investor jika

    keberadaan informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal,

    dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga saham.

    Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Alfioza (2010) Pengaruh

    Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas, yang menggunakan sampel

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia untuk periode tahun

    2008 dan data keuangan tahunan. Pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 memiliki tingkat laba akuntansi dan laba tunai

    yang sangat baik sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas.

    laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dengan periode

    2008 sampai dengan periode 2010. Dengan ini persamaan dalam menggunakan

    variabel independen yaitu variabel X adalah laba akuntansi dan laba tunai. sedangkan

    perbedaan dalam penelitian Alfioza (2010) dimana variabel dependenya atau Y yaitu

    deviden kas sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependenya adalah harga

    saham.

    Tingkat Laba akuntansi yang tinggi maka kemungkinan investor akan lebih

    tertarik menanamkan modalnya sehingga kemungkinan permintaan saham akan kuat

    dibandingkan dengan penawaranya. Keadaan ini akan menyebabkan harga saham

    perusahan kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dengan laba akuntansi dan laba

    tunai untuk mengetahui dan membuktikan besarnya pengaruh terhadap harga saham.

  • 5

    Perusahan manufaktur dengan spesifikasi jenis industri Makanan dan

    Minuman, maka penulisan tertarik menuangkan dalam penelitian ini yang berjudul

    Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Harga Saham Perusahan

    Industry Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    (BEI )

    B. Rumusan Masalah

    Berdasar latar belakang masalah seperti telah diuraikan sebelumnya,

    merumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Apakah laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

    2. Apakah laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

    3. Apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga

    saham?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini

    adalah :

    1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham.

    2. Untuk mengetahui terdapat pengaruh laba tunai terhadap harga saham.

    3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai

    terhadap harga saham.

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    Sebagai lanjutan dari penelitian diatas, maka diharapkan penelitian ini

    bermanfaat :

    1. Bagi peneliti, yaitu untuk memambahkan pengalaman dan pengetahuan tentang

    pengaruh laba akuntansi dan laba tunai dari suatu perusahaan, dan bagaimana

    pengaruhnya terhadap harga saham.

    2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

    atau sumber pemikiran yang berguna bagi investor dan dapat dijadikan

    pertimbangan untuk melakukan investasi.

    3. Bagi masyarakat ilmiah, yaitu bahwa hasil penelitianpat menggum diharapkan

    dapat bergulna untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai

    pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.

    4. Bagi perusahan, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan

    pertimbangan bagi perusahaan dalam menetukan return saham dengan

    mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Laba

    1. Pengertian laba

    Secara umum para pakar dalam bidang akuntansi mendefinisikan pengertian

    laba deangan berbagai macam deskripsi seperti, commite on terminology (Sofyan

    Syafri H.,2004) dalam Aliyah Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah

    yang berasal dari pengurangan harga produksi, biaya lain dan kerugian dari

    penghasilan atau penghasilan operasi. Kemudian menurut stice, stice, skousen (2009:

    240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hak ini mengukur nilai

    yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki

    kekayaan yang sama deangan posisi awalnya.

    Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upayah perusahan

    menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan atas

    biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang /

    jasa). Soemarso sr (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba

    bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan terhadap modal. Sebaliknya,

    apabila perusahan menderita rugi. Angka terakhir dalam laporan laba rugi dalah laba

    bersih.

  • 8

    B. Laba Akuntansi

    1. Pengertian laba akuntansi

    Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi

    adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari

    transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya

    (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan laba sebagai

    pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik

    karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya.

    Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang

    merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

    Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa

    komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah

    pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi

    investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam

    Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang

    baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk

    meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi

    adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor

    dan kreditor

    2. Keunggulan Laba Akuntansi

    Beberapa keunggulan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 )

    adalah:

  • 9

    a. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para

    pemaka dalam pengambilan keputusan ekonomi.

    b. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj

    kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.

    c. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi

    memenuhi dasar konservatisme.

    d. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dgn

    pertanggungjawaban manajemen.

    3. Karateristik Laba

    Karakteristik laba berkaitan dengan identifikasi sifat laba sehingga

    memungkinkan untuk menganalisa transaksi yang dapat mempengaruhi laba.

    Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba

    akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya, (Chariri, 1997

    dalam Oktavia, 2008) mendefinisikan laba sebagai kenaikan modal yang berasal dari

    semua transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi

    atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama periode kecuali yang

    timbul dari pendapatan atau investasi pemilik.

    Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2000) sebagai Badan Penyusun Standar

    dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menjelaskan

    bahwa penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebgai ukuran kinerja atau

    sebagai dasar bagi ukuran yang lain, seperti imbalan investasi (return on investment)

    atau penghasilan per share (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan

  • 10

    dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran

    penghasilan dan beban, termasuk juga laba, tergantung sebagian pada konsep modal

    dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusuanan laporan

    keuangannya. Batas laba menurut konsep tersebut adalah :

    a. Konsep pemeliharaan modal

    Laba hanya diperoleh jika jumlah financial (atau uang) dari aktiva bersih pada

    akhir periode melebihi jumlah financial (atau uang) dari aktiva bersih pada

    awal periode, setelah memasukan kembali setiap distribusi kepada dan

    mengeluarkan setiap dari pada pemilik suatu periode.

    b. Konsep pemeliharaan modal fisik

    Laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (atau kemampuan usaha)

    pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal periode, setelah

    memasukan kembali setiap distribusi kepada dan mengeluarkan setiap

    kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.

    4. Tujuan Laporan Keuangan

    Tujuan umum laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI,

    2004) sebagai berikut :

    a. Memberikan informasi keuangan yang dapat terpercaya mengenai aktiva dan

    kewajiban serta modal suatu perusahaan.

    b. Untuk memberikan informasi yang dapat terpercaya mengenai perubahan dalam

    aktiva netto ( aktiva dikurangi kewjiban) suat perusahaan yang timbul dari

    kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

  • 11

    c. Untuk Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan

    dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

    d. Untuk Memberikan informasi penting lainnya menegenai perubhan dalam

    aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi menegenai aktivitas

    pembiayaan dan investasi.

    e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan

    dengan laporan keuangan yang relevan uantuk kebutuhan pemakai laporan,

    seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.

    Hadi dalam Alfioza (2006:183) laba akuntansi adalah yang didapat

    dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya- biaya

    operasiperusahan. Sehingga laba akuntansi dapat dihitung dengan rumus :

    Laba akuntansi = hasil penjualan (harga pokok penjualan + biaya operasi

    perusahan)

    C. Laba Tunai

    1. Pengertian Laba Tunai

    laba tunai adalah laba akuntansi setelah diperhutungkan dengan beban-beban

    non kas, seperti biaya penyusutan, biaya amortisasi, pembelian kredit, penjualan

    kredit, utang gaji, utang pajak yang belum dibayar. Penyusutan merupakan

    pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah

    dari aktiva yang tidak berwujud. Menurut Evan (2003 : 199) (dalam Dini Wahyuni).

  • 12

    Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan

    pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali

    aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial

    yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman dkk, 1996: 590).

    Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya.

    Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian

    kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437).

    Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis

    aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya.

    Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional

    dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah

    dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda

    dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar

    terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk

    periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya

    depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan

    terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos

    fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar di muka. Akuntansi

    depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke

    produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).

    Pengertian Depresiasi dan amortisasi sebagi proses sebagai proses akumulasi

    dana didasari bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahan

  • 13

    harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan

    harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan memgurangi

    pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan aomortisasi yang dibebankan.

    Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai kerena depresiasi dan amortisasi

    tidak memerlukan pengeluaran kas. Dianggap sebagai sumber dana untuk

    menghitung sumber dana atau aliran kas masuk (proceeds) dengan cara

    menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi (suwardjono,

    1989 : 349).

    Hadi dalam Alfioza (2006:136) laba tunai adalah akuntansi setelah di tambah

    dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi.

    Sehingga laba tunai dapat dihitung dengan rumus :

    Laba tunai = Laba akuntansi + beban non kas

    D. Saham

    1. Pengertian saham

    Saham adalah sebuah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu

    oerusahaan sebgai alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli

    saham membayar uang pada perusahaan dan mereka menerima sebuah sertifikat

    saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan

    mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah

    perusahaan merupakan pemilik-pemelik yang disahkan secara hukum dan berhak

    untuk memperoleh bagian laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.

  • 14

    Sebagai surat berharga yang ditransaksikan di pasar modal ,harga saham

    selalu berfluktuasi, naik dan turun dari waktu ke waktu.Fluktuasi harga saham

    tersebut tergangtung pada kekuatan permintaan dan penawaran .Apabila suatu saham

    mengalami kelebihan permintaan, harga akan cenderung naik.Sebaliknya, jika terjadi

    kelebihan penawaran, harga saham akan cenderung turun.

    Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang

    menunjukkan kepemilikan seseorang atas lembaga atau badan hukum terhadap suatu

    perusahaan yang sah secara hukum.

    Jenis-Jenis Saham

    Perdangangan saham dikenal beberapa jenis saham.Menurut Ahmad

    (2004:27) saham dibagi menjadi 2 (dua) jenis,yaitu :

    a. Menurut cara Peralihannya

    Dilihat dari cara peralihannya,saham dibagi menjadi :

    1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks).

    Saham atas unjuk saham yang tidak dituliskan identitas kepemilikannya

    sehingga pemilik saham tersebut mudah untuk memindahkannya kepada orang

    lain.Untuk itu siapa saja yang memegang atau memiliki sertifikat saham atas

    unjuk ,maka ia secara hukum sah dianggap sebagai pemilik serta berhak untuk

    ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam rapat pemegang saham.

    2) Saham Atas Nama (Registered Stock)

    Saham atas nama yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa nama

    pemiliknya.Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu

  • 15

    dengan dokumen peralihan,lalu nama pemiliknya di catat dalam buku

    perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat

    saham ini hilang, pemilik dapat menerima pergantian karena nama sudah ada

    dalam buku perusahaan.

    b. Menurut Hak Tagihannya.

    Ditinjau dari hak tagihannya saham dibedakan menjadi :

    1). Saham Biasa ( Common Stock)

    Saham biasa merupakan surat berharga yang paling banyak dan luas

    pandangannya.Pemegang surat berharga ini memiliki hak suara dalam Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS) dan disamping memeperoleh pembagian

    keuntungan (Deviden) dari perusahaan juga kemungkinan adanya keuntungan

    atas kenaikan modal( nilai) surat berharga tersebut atau disebut Capital

    gain.Saham biasa membawa resiko terbesar karena pemegang sahanm biasa

    menerima deviden saham preferen dibayar.

    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI:2007),saham biasa adalah instrument ekuitas

    yang memeliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrumen-instrumen

    ekuitas lainnya.

    Jenis-jenis Saham Biasa antara lain:

    a. Saham Unggulan (Blue Chips)

    Saham yang diterbitkan perusahaan besar ,yang telah memperlihatkan

    kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.

    1). Growth Stocks

  • 16

    Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangan pasarnya

    mengalami perkembangan.

    2). Emerging Growth Stocks

    Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relative lebih kecil tapi

    mempunyai daya tahan yang terkuat dalam kondisi ekonomi yang kurang baik.

    3). Income Stocks

    Yaitu saham yang membayar deviden melebihi jumlah rata-rata pendapatan.

    4). Cylical Stocks

    Yaitu saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfuktuasi dan sangan

    dipengaruhi oleh siklus usaha.

    5). Defensive Stocks

    Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari periode atau

    kondisi yang tidak tertentu.

    6). Speculative Stocks

    Pada prinsipnya semua saha yang diperdagangkan adalah saham

    spekulatif,karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan yang

    didapat.

    b. Saham Preferen (Prefferen Stocks)

    Saham Preferen sering juga disebut saham istimewa,karena saham preferen

    mendapatkan prioritas dalam pembagian deviden sebelum pembagian deviden

    saham biasa. Jika perusahaan dilikuidasi,pemegang saham preferen juga

    mendapat prioritas klaim atas asset perusahaan setelah kewajiban kepada

  • 17

    pemegang obligasi dan kreditor lainnya dipenuhi dan sebelum klaim oleh

    pemegang saham biasa.

    Terdapat 3( tiga) jenis saham preferen ,yaitu:

    1). Saham Preferen Komulatif

    Jika emiten tidak membyar deviden maka akan di perhitungkan pada tahun

    barikutnya dan memiliki hak lebih dahulu daripada saham biasa.

    2). Saham Preferen Non-Komulatif

    Pemegang saham preferen non komulatif mendapatkan prioritas tertentu

    ,tetapi tidak diperhitungkan pada pembagian deviden tahun berikutnya.

    3). Saham Preferen Partisipasi

    Disamping saham biasa,pemegangnya berhak atas deviden ekstra yang

    dibayarkan perusahaan emisi.Terdapat 3(tiga) jenis saham prefren yaitu Untuk

    menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa

    alternatif yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi perusahaan yang

    mengeluarkan saham preferen,beberapa macam saham preferen teleh terbentuk.

    Macam dari saham pereferen ini diantaranya adalah saham preferen yang

    dapat dikonversikan ke saham biasa (Convertible preferren stocks), saham preferen

    yang dapat ditebus (Callable preferren stocks),dan saham prefren dengan tingkat

    deviden yang mengambang (Floating atau Adjustable-rate prefrren stocks).

    a. Convertible preferren stocks (Saham Biasa)

    Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa ,beberapa saham

    preferen menambah bentuk dalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk

  • 18

    menukar saham ini dengan saham baiasa dengan rasio penukaran yang sudah

    ditentukan .

    b. Callable preferren stocks (Saham Prefren)

    Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan

    yang mengeluarkan saham untuk membeli kembali saham ini dari pemegang

    saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu.Harga

    tembusan ini basanya lebih tinggi dari nilai nominalnya.

    c. Floating atau Adjustable-rate prefrren stocks (Saham Prefren dengan tingkat

    deviden yang mengambang)

    Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika yang dekenalkan

    pada tahun 1982.Saham preferen ini tidak membayar deviden secara

    tetap,tetapi tingkat deviden tergantung dari tingkat return dan sekuritas

    Treasure Bill.Saham preferen tipe baru ini cukup populer sebagai investasi

    jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.

    2. Pengertian Harga Saham

    Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalah bagaimana

    menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting)

    terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat

    dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau

    harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar saham, harga

    pasar, harga teoritis / intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku persaham adalah

    nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.

  • 19

    Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban.

    Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga teoritis

    adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga

    yang tercantum pada saham biasa.

    E. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut

    Brigham dan Capeland (1997) dalam peenelitian Hernawati dan Setyaningsih (2007)

    adalah :

    a. Proyeksi Laba saham

    Yang dimaksud dengan proyeksi persaham adalah nilai Earning Per Share (EPS)

    yang nilai diperoleh dengan membagi jumlah laba yang deperoleh perusahaan

    dengan jumlah saham yag beredar.

    b. Saat diperolehnya laba

    Saat diperolehnya laba sangat menentukan harga saham.Hal ini dikarenakan bila

    suatu saham memperoleh laba.

    c. Tingkat resiko dengan proyeksi laba

    Apabila tingkat resiko terhadap laba yang akan didapat di masa yang mendatang

    bernilai kecil,maka hal ini akan memberikan nilai positif terhadap kenaikan harga

    saham.Namun jika resiko tidak sebanding dengan laba yang diharapakan

    diperoleh dimasa yang akan datang,maka hal ini mengakibatkan penurunan nilai

    saham di pasar saham.

  • 20

    d. Promosi hutang perusahaan terhadap ekuitas

    Apabila promosi hutang perusahaan terhadap ekuitas atau nilai Debt to Eguity

    Ratio (DER) adalah kecil, maka ini berarti bahwa peruhaan memiliki

    kemampuan unutk membayar hutang.

    e. Kebijkan pembagian deviden

    Secara umum deviden menggambarkan arus keluar kas perusahaan dengan posisi

    likuiditas yang lebih kuat mempunyai kemampuan lebih besar untuk membayar

    deviden tunai tetapi untuk mlindungi perusahaan terhadap hal-hal yang tidak

    pasti demasa depan,beberpa perusahaan yang memperoleh laba tidak membayar

    deviden.

    f. Kendala Eksternal seperti tingkat perekonomian pada umumnya,pajak bursa

    saham.Apabila kegiatan perekonomian dalam kondisi yang baik ,mmaka hal ini

    akan membantu meningkatkan haraga pasar saham,namun jika kondisi kegiatan

    perekonomian tidak baik,akan mengakibatkan penurunan harga pasar saham.

    Melakukan investasi dipasar modal ,investor harus benar-benar menyadari

    bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tapi juaga tidak menutupi adanya

    kerugian yang akan dialami.Kerugian atau keuntungan tersebut sangat dipengaruhi

    oleh kemapuan investor dalam menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan

    naik turungnya arga saham tersebut.

    Tingkat rendahnya haraga saham merupakan penilaian asset sesaat

    dipengaruhi oleh banyak factor.Namun jika dikaji lebih teliti,factor penyebab

    penurunangarha pasar saham dan latar belakang fluktuasi harga pasar saham di burasa

  • 21

    efek Jakarta,maka penyebabnya dapat dibedakan menjadi Faktor Internal dan faktor

    eksternal.

    a. Faktor Internal

    Terdiri dari pendapatan perusahaan,deviden yang dibagikan ,arus kas

    perusahaan ,perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dalam

    perilaku investasi.

    b. Faktor Eksternal

    Terdiri dari tingkat suku bunga,kebijakan moniter dan fiscal,situasi

    perekonomian,dan situasi bisnis internasional.

    Bersdasarkan berita uang dterbitkan internet disebutkan bahwa ada dua faktor

    yang mempengaruhi pergerakan harga saham ,yaitu faktor fundamental.,dan

    faketor tehnikal

    a. Faktor Fundamental

    Faktor fundamental,yang dijadikan dasar pemikiran harga saham sesungguhnya

    adalah faktor-faktor seperti laporan keuangan ,corporate action (pembagian

    laba,eksapansi usaha,kerjasama usaha,dll).Dan perkembangan ekonomi

    makro,politik,social,dan lain-lain yang dianggap penting dan berpengaruh

    terhadap kenerja perusahaan.

    b. Faktor Teknikal

    Faktor teknikal, yang dijadikan dasar untuk penagmbilan keputusan membeli

    atau menjual adalah volume perdagangan saham dan harga saham di masa lalu

  • 22

    atau sebelumnya yang akan memberikan gambaran mengenai harga saham

    dimasa yang akan datang.

    Berdasarkan penjelasan diatas tersebut ,disebutkan bahwa pergerakan saham

    dalam kenyataannya akan dipengaruhi oleh faktor fundamental dan faktor teknikal

    yang telah dijelaskan diatas.Dalam jangkaa pendek ,biasanya faktor teknikal akan

    mempengaruhi turun naiknya harga saham,sementara dalam jangkan panjang

    biasanya faktor faktor fundamental yang sesunggguhnya menentukan harga

    saham.

    F. Penelitian terdahulu

    Tabel 1 Penelitian Terdahulu

    Penelitian-penelitian yang menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai

    terhadap harga saham. telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu yang

    berkaitan dalam penelitian ini.

    NO Nama/ Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil

    1. Alfioza

    (2010)

    Pengaruh

    laba

    akuntansi dan

    laba tunai

    terhadap

    deviden kas

    pada

    perusahaan

    pertambanga

    n yang

    terdaftar di

    bursa efek

    Indonesia

    Menggunakan

    laba akuntansi

    dan laba tunai

    Menggunakan

    deviden kas

    Terdapat pengaruh yang

    signifikan antara laba akuntansi

    terhadap deviden kaspada

    perusahaan pertambangan di bursa

    efak Indonesia tahun 2008-2010

    yang ditunjukkan oleh nilai

    signifikansi 0,007, hal ini

    disebabkan karena 0.007 lebih

    kecil dari (0,05). Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara

    laba tuani terhadap deviden kas,

    di tunjukkan oleh nilai

    signifikansi 0,006. Karena 0,006

    lebih kecil dari (0,05)

  • 23

    2. Iswadi dan

    Yunina

    (2006)

    Pengaruh

    laba

    akuntansi,

    financial

    leverage, dan

    tingkat inflasi

    terhadap

    harga saham

    (studi pada

    saham LQ 45

    Di bursa efek

    indonesia)

    Menggunakan

    laba akuntansi

    dan harga

    saham

    Financial

    leverage dan

    tingkat inflasi

    Laba akuntansi, financial

    leverage, dan tingkat inflasi secara

    bersama-sama berpengaruh

    terhadap harga saham. Hasil ini

    menunujukkan bahwa investor

    responsif terhadap laba akuntansi,

    financial leverage, dan tingkat

    inflasi dalam mengambil

    keputusan investasi dalam bentuk

    saham di pasar modal. Investor

    respontif terhadap ketiga variabel

    ini kerena variabel-variabel ini

    dapat menggambarkan earning

    yang diperoleh dan resiko yang

    dihadapi oleh investor.

    3. Azilia yocely

    dan Yulius

    jogi

    christiawan

    (2012)

    Analisi

    pengaruh

    perubahan

    arus kas dan

    laba

    akuntansi

    terhadap

    return saham

    pada

    perusahaan

    berkapitalisas

    i besar

    Menggunakan

    laba akuntansi

    Penelitian

    perubahan

    arus kas dan

    terhadap

    return saham

    Informasi perubahan arus kas di

    ketiga komponen terbukti tidak

    berpengaruh secara signifikan

    terhadap retrun saham. Sedangkan

    informasi laba akuntansi terbukti

    berpengaruh secara signifikan

    terhadap return saham. Hal ini

    menunjukkan bahwa informasi

    laba akuntansi lebih memiliki

    makna bagi investor dibanding

    dengan informasi arus kas.

    4. Dini wahyuni

    (2011)

    Analisi

    pengaruh

    antara laba

    akuntansi dan

    laba tunai

    terhadap

    dividen kas

    pada

    perusahaan

    yang go

    publik yang

    terdaftar di

    bursa efek

    indonesia

    Menggunakan

    laba akuntansi

    dan laba tunai

    Penelitian

    menggunaka

    n dividen kas

    Ada pengaruh signifikan laba

    akuntansi dan laba tunai terhadap

    deviden kas karena tingkat

    signifikannya besar 0.000 < 0.05.

    hal ini terjadi karena perusahaan

    dapat meningkatkan kinerja dan

    mampu memperoleh laba setiap

    tahunnya memungkinkan para

    investor akan melakukan investasi

    pada perusahaan.

  • 24

    Berdasarkan penelitan tersebut, peneliti akan menguji kemampuan penerapan laba

    akuntansi dan laba tunai terhadap harga saham.

    Gambar 1 :

    Berdasarkan gambar diatas Pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap harga

    saham

    G. Hipotesis

    Hipotesis dirumuskan untuk menguji pengaruh laba akuntansi dan laba tunai

    terhadap harga saham. Hipotesis alternatif (Ha) yang diusulkan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    Ha1 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

    Ha2 : Laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

    Ha3 : Laba akuntansi dan laba tuani berpengaruh signifikan terhadap harga

    saham

    Laba akuntansi

    X1 Harga saham

    Y

    Laba tunai

    X2

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini lakukan dibursa efek Indonesia melalui kantor kuasa

    perwakilannya di Makassar yaitu Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Makassar

    yang berlokasi di ruko alfa Jl.A.P.Petterani Makassar 90231, Sulawesi Selatan.

    B. Metode Pengumpulan Data

    Dokumentasi yaitu merupakan suatu metode pengumpulan suatu

    metode pengumpulan data dengan menelaah dan mengkaji dokumen-dokumen

    yang dipublikasikan perusahaan. Studi dokumentsi dilakukan dengan

    mengumpulkan seluruh data sekunder dari ICMD, website www.idx.co.id,

    perpustakaan, literature.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis data :

    Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap

    bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian

    Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,

    teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dan mempunyai kelelasan unsur.

  • 26

    2. Sumber Data :

    Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan

    dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

    Data sekunder diperoleh melalui : studi kepustakaan.

    D. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam

    kelompok Food and Beverages yang telah go public dan sahamnya terdaftar di BEI

    daritahun 2010 sampai dengan 2012. Alasan pemilihan sektor manufaktur karena

    sektor ini memiliki jumlah yang besar daripada sektor lain yang terdaftar di Bursa

    Efek Jakarta, sehingga dalam penelitan ini dapat diambil sampel yang mencukupi

    untuk dilakukan uji penelitian. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah

    metode purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan tujuan - tujuan atau

    pertimbangan tertentu.

    Beberapa kriteria dalam pemilihan sampel yang dipakai dalam penelitian ini

    adalah :

    a. Perusahaan go public dalam Sektor minuman dan makanan yang telah tercatat

    sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    b. Perusahaan mengeluarkan Laporan keuangan tahunan setiap tahun dan juga

    terdaftar selama periode 2010 2012.

    Sampel perusahaan yang digunakan dari tahun 2010-2012 terpilih 11

    perusahaan.

  • 27

    Tabel 1 : Daftar sampel perusahaan manufaktur pada BEI

    No Kode Perusahaan

    1 DLTA Delta Djakarta Tbk

    2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

    3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

    4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

    5 MYOR Mayor Indah Tbk

    6 ULTJ Ultra Jaya Industry & Tranding Tbk

    7 STTP Sintara Top Tbk

    8 SKLT Sekar Laut Tbk

    9 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

    10 ROTI Nippon Indosari Carpindo Tbk

    11 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk

    Sumber : www.idx.co.id

    E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    Penelitian ini perlu diketahui definisi operasional dan pengukurannya dari

    tiap-tiap variabel untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran yang berbeda.

    Definisi operasional dan pengukuran variabel tersebut adalah sebagai berikut :

    Tabel 2 : Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

    Variabel Dimensi Definisi Indakator Skala

    Independen

    (X)

    Laba

    akuntansi

    Mendefinisikan laba

    sebagai pendapatan

    dikurangi biaya

    merupakan

    pendefinisian secara

    struktural atau sintatik

    karena laba tidak

    didefinisika secara

    terpisah dari pengertian

    pendapatan dan biaya .

    pengertian laba yang

    dianut oleh struktur

    akuntansi sekarang ini

    adalalah laba yang

    Hasil

    penjualan,

    harga pokok

    penjualan,

    biaya operasi

    perusahaan

    Rasio

  • 28

    merupakan selisih

    pengukuran pendapatan

    dan biaya secara akrual.

    (Suwardjono, 2009 :

    445)

    Laba tunai Laba tunai adalah laba

    akuntansi setelah di

    perhitungkan dengan

    beban-beban non kas

    seperti beban amortisasi,

    beban penyusutan,

    penjualan kredit, beban

    gaji, beban pajak, dan

    beban bunga yang belum

    dibayar, serta pembelian

    kredit. (Evan 2003:199)

    Laba

    akuntansi ,

    beban non

    kas

    Rasio

    Dependen

    (Y)

    Harga

    saham

    Harga pasar saham

    merupakan harga pada

    pasar riil, dan

    merupakan harga yang

    paling mudah ditentukan

    karena merupakan harga

    dari sesuatu saham pada

    pasar yang sedang

    berlangsung atau jika

    ditutup, maka harga

    pasar adalah harga

    penutupannya. (Pandji

    Anoraga dan Piji Pakari

    2003:59)

    Harga pasar

    saham

    Rasio

    F. Metode Analisis Data

    Untuk menguji hipotesis maka metode analisis yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda, dengan menggunakan

    program SPSS sebagai alat untuk menguji data tersebut.

  • 29

    1. Uji asumsi klasik

    a. Uji Normalitas

    Digunakan untuk mengujiapakah sampel didistribusikan secara normal.

    Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji one sampel

    kolmogrov-smirnow test yang digunakan untuk mengetahui apakah tingkat

    signifikan data berdistribusi normal. Jika tingkat signifikansi berada diatas

    0,05, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tingkat signifikansi

    berada dibawah 0,05, maka dikatakan berdistribusi tidak normal.

    b. Uji Multikolinearita

    Penguji Multikolinearitas menggunakan IVarians Inflation factor (VIF).

    Apabila variabel independen (bebas) memiliki angka VIF sekitar angka 10

    dan nilai tolerance mendekati angka 10% maka dapat dikatakan bahwa

    variabel independen tidak memiliki multikolinearitas dengan variabel lain.

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidak

    samaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Jika

    terjadi varian berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi ini yang

    baik adalah terjadi Heteroskedastisitas.

    2. Regresi Linear Berganda

  • 30

    Metode analisis yamg digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

    berganda. Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana

    dan bagaimana laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap harga saham.

    Sebagai Analisis tambahan akan dilengkapi dengan analisis korelasi, analisis

    korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel satu dengan

    variable yang lain dalam penelitian.

    Model umum analisis regresi tersebut adalah sebagai berikut (Gurajati : 1995)

    Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

    Ket:

    Y = Variabel Dependen (Harga Saham)

    a = Konstanta

    b1 = Koefisien regresi Laba Akuntansi

    b2 = Koefisien regresi Laba Tunai

    X1 = Laba Akuntansi

    X2 = Laba Tunai

    e = Eror

    Selanjutnya, akan menunjukkan reaksi investor terhadap masing-masing laba

    akuntansi melalui besaran koefisien respon laba, sehingga akan nampak perbedaan

    kekuatan hubungan masing-masing laba akuntansi terhadap harga saham, maka

    dilakukan uji t dengan menggunakan taraf signifikan 5 % (=0,05). Uji signifikan

    koefisien dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan antara t hitung dan t

    tabel atau dengan melihat nilai signifikansinya ( Sig). Pada tabel coefficients hasil

  • 31

    regresi. Jika t hitung > t tabel atau nilai Sig < taraf signifikan 5 %, maka

    disimpulkan koefisien regresi laba tersebut signifikan terhadap harga saham.

    3. Uji T-statistik ( Parsial )

    Uji ini di gunakan untuk mengetahui apakah variable independen (X)

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan

    berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku populasi. Tingkat signifikan

    yang di gunakan 0,05 atau 5%.

    4. Uji F ( Simultan )

    Menurut Ghozali (2009) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan

    apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai

    pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

    dengan menggunakan significan celevel 0,05(=5%).

  • 32

    BAB IV

    GAMBARAM UMUM PERUSAHAAN

    A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Belanda di

    Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912, namun kemudian ditutup karena

    Perang Dunia I. Pada tahun 1977, bursa dibuka kembali dan dikembangkan

    menjadi bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted

    Trading Systems (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan

    penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian

    Depositori Efek Indonesia (KDEI). Dengan mengenai Harga Saham Gabungan

    (IHSG).

    Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni

    1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal

    sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta

    dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar

    modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesar. Pasar modal tumbuh pesat

    periode 1992 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal

    jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi paling rendah.

    Bagaimanapun, masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang akan

    menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia

    dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

  • 33

    1. Era Sebelum Tahun 1976

    Kegiatan jual beli dan obligasi di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada abad

    ke-19, yaitu dengan berdirinya cabang Bursa Efek Vereniging Voor de Effectenhandel

    di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912. Kegiatan usaha bursa pada saat itu adalah

    memperdagangkan saham dan obligasi perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda

    yang beroperasi di Indonesia. Obligasi Pemerintah Kotapraja dan sertifikat saham

    perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh Kantor Administrasi di

    Belanda. Selain cabang di Batavia, selanjutnya diikuti dengan pembukuan cabang

    Semarang dan Surabaya. Sejak terjadi Perang Dunia Ke-2, Pemerintah Hindia

    Belanda menutup ketiga bursa tersebut pada tanggal 17 Mei 1940 dan mengharuskan

    semua efek disimpan pada bank yang telah ditunjuk.

    Pasar modal di Indonesia mulai aktif kembali pada saat Pemerintah RI

    mengeluarkan obligasi pemerintah dan mendirikan bursa efek di Jakarta, yaitu pada

    tanggal 31 Juni 1952. Keadaan ekonomi dan politik yang sedang bergejolak pada saat

    itu telah menyebabkan perkembangan bursa berjalan sangat lambat yang

    diindikasikan oleh rendahnya nilai nominal saham dan obligasi, sehingga tidak

    menarik bagi investor.

    2. Era Orde Baru

    Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 pada masa

    orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Keputusan ini

  • 34

    menetapkan pendirian Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana

    Pasar Modal (Bapepam) dan PT. Danareksa. PT. Semen Cibinong merupakan

    perusahaan pertama yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Periode ini juga

    disebut periode tidur panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya 24 perusahaan

    yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

    Selama tahun 1988 sampai dengan tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdapat

    di Bursa Efek Jakarta meningkat menjadi 127 perusahaan. Kemudian pada tahun

    1966 jumlah perusahaan meningkat menjadi 238. Pada periode ini, terjadi Initial

    Public Offering (IPO), yang menjadi peristiwa nasional. Periode ini juga dicatat

    sebagai periode kebangkitan Bursa Efek Surabaya (BES) yang diaktifkan kembali

    pada tanggal 16 Juni 1989. Semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

    secara otomatis juga diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya.

    Karena peningkatan kegiatan transaksi dirasakan sudah melebihi kapasitas

    manual, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di

    bursa. Sistem otomatis yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta diberi nama Jakarta

    Automated Trade Syste (JATS) dan mulai beroperasi pada tanggal 22 Mei 1995. Dan

    pada tanggl 19 September 1996 di Bursa Efek Surabaya jug diterapkan sistem

    otomatis, yang disebut Surabaya Market Information and Automated Remote Trading

    (S-MART). Sistem S-MART ini diintegrasikan dengan sistem JATS dan sistem

    KDEI (Kliring Deposit Efek Indonesia) untuk penyelesaian transaksi.

  • 35

    3. Era Krisis Moneter Sampai Dengan Sekarang

    Periode ini adalah ketika Indonesia dilanda krisis moneter. Krisis yang terjadi

    dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia,

    terhadap dolar Amerika Serikat. Tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat

    (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Sedangkan tahun

    2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

    Kemudian pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke

    Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

    B. Perusahaan Manufaktur

    1. Definisi Perusahaan Manufaktur

    Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan

    produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahan

    input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.

    Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan

    suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk

    dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi

    dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen

    semikonduktor dan baja juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. sektor

    manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.

  • 36

    2. Gambaran Umum Aktivitas Perusahaan Manufaktur

    Karakteristik utama perusahaan manufaktur adalah mengolah sumber daya

    menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang

    tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu

    (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan

    Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002):

    a. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.

    b. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atu perakitan atas bahan baku menjadi

    bahan baji.

    c. Kegiatan menyiimpan atau memasarkan barang jadi.

    Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan

    perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan,

    aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis usahan antara lain :

    a. Aneka industri yang terdiri dari :

    1) Mesin dan alat berat

    2) Otomotif dan komponennya

    3) Perakitan (assembling)

    4) Tekstil dan Garmen

    5) Sepatu dan alas kaki lain

    6) Kabel

  • 37

    7) Barang Elektronika

    b. Industri Barang Konsumsi :

    1) Rokok

    2) Farmasi

    3) Kosmetika

    c. Industri Dasar dan Kimia :

    1) Semen

    2) Keramik

    3) Porselen

    4) Kaca

    5) Logam

    6) Kimia

    7) Plastik dan Kemasan

    8) Pulp dan Kertas

  • 38

    C. STRUKTUR ORGANISASI

    D. VISI DAN MISI

    VISI

    Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

    MISI

    Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui

    pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi

    biaya serta penerapan good governance.

  • 39

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Objek Penelitian

    Berdasarkan metode puposive sampling dan kriteria-kriteria pengambilan sampel

    yang telah ditetapkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun

    2010 2012, yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut pada tahun

    2010 2012, serta yang memiliki data mengenai laba akuntansi dan laba tunai, serta

    data-data yang diperlukan untuk harga saham yang terdaftar di BEI tahun 2010

    2012 terpilih 11 perusahaan sampel yang mewakili dalam tiga tahun berturut-turut

    sehingga diperoleh sebanyak 11 x 3 periode, maka didapatkan sampel data sebanyak

    33 data amatan. Selanjutnya data tersebut digunakan untuk analisis data dan

    pengujian hipotesis. Identifikasi harga saham dalam penelitian ini.Sampel Perusahaan

    Tabel 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Pada BEI

    No Kode Perusahaan

    1 DLTA Delta Djakarta Tbk

    2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

    3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

    4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

    5 MYOR Mayor Indah Tbk

    6 ULTJ Ultra Jaya Industry & Tranding Tbk

    7 STTP Sintara Top Tbk

    8 SKLT Sekar Laut Tbk

    9 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

    10 ROTI Nippon Indosari Carpindo Tbk

    11 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk

    Sumber : www.idx.co.id

  • 40

    1. Hasil Analisis Data

    a. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

    Menurut Ghozali (2006), statistik deskriptif dapat mendeskripsikan suatu

    data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

    maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

    distribusi). Pengujian statistik deskriptif merupakan proses analisis yang

    merupakan proses menyeleksi data (screening data), sehingga data yang akan

    dianalisis memiliki distribusi normal. Deskripsi dari masing-masing variabel

    penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah.

    Tabel 1 : Deskriptif Variabel Penelitian

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    LnY 33 4.94 13.51 8.3764 2.31863

    LnX1 33 17.47 27.78 23.7714 2.71961

    LnX2 33 20.08 29.02 24.9559 2.70854

    Valid N (listwise) 33

    Sumber : Data Sekunder yang diolah

    Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel di atas dapat diketahui :

    1. Harga saham

    harga saham memiliki nilai minimum sebesar 4.,49 dengan demikian

    batas bawah nilai harga saham dalam penelitian ini adalah 4,94. harga saham

    memiliki nilai maximum sebesar 13,51 dengan demikian batas atas nilai

    harga saham dalam penelitian ini adalah 13,51. harga saham memiliki nilai

  • 41

    rata-rata sebesar 8.3764 dengan demikian rata-rata laba kotor dalam

    penelitian ini adalah 8.3764. harga saham memiliki nilai standar

    deviasi sebesar 2.31863 dengan demikian batas penyimpangan laba

    kotor dalam penelitian ini adalah 2.31863 yang diperoleh dari perusahan

    industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek

    Indonesia tahun 2010 -2012

    2. Laba akuntansi

    Laba akuntansi memiliki nilai minimum sebesar 17,47 dengan demikian

    batas bawah nilai laba operasi dalam penelitian ini adalah 17,47. Laba

    akuntansi memiliki nilai maximum sebesar 27,78 dengan demikian batas

    atas nilai laba operasi dalam penelitian ini adalah 27,78. Laba akuntansi

    memiliki nilai rata-rata sebesar 23,7714 dengan demikian rata-rata laba

    operasi dalam penelitian ini adalah 23,7714. Laba akuntansi memiliki

    nilai standar deviasi sebesar 2,71961 dengan demikian batas

    penyimpangan laba operasi dalam penelitian ini adalah 2,71961 yang

    diperoleh dari perusahan industri sektor makanan dan minuman yang

    terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2010 -2012

    3. Laba Tunai

    Laba tunai memiliki nilai minimum sebesar 20.08 dengan demikian

    batas bawah nilai laba bersih dalam penelitian ini adalah 20,08 Laba tunai

    memiliki nilai maximum sebesar 29,02 dengan demikian batas atas nilai

  • 42

    laba bersih dalam penelitian ini adalah 29,02.Laba tunai memiliki nilai

    rata-rata sebesar 24.9559 dengan demikian rata-rata laba bersih dalam

    penelitian ini adalah 24.9559.Laba tunai memiliki nilai standar

    deviasi sebesar 2,70854dengan demikian batas penyimpangan laba

    bersih dalam penelitian ini adalah 2,70854 yang diperoleh dari perusahan

    industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek

    Indonesia tahun 2010 -2012.

    B. Uji Asumsi Klasik

    Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

    penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi sederhana yang digunakan.

    Pengujiannya ini diantaranya :

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel

    variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan kompeterisasi aplikasi software SPSS versi 17.0.

    Secara rinci, hasil penelitian menghasilkan analisis regresi linear yang dapat dilihat

    pada grafik 1 berikut:

  • 43

    Gambar 1 : Grafik Normal P-P Plot

    Sumber : Data sekunder yang di olah

    Menurut Singgih Santoso (2005) bahwa jika residual berasal dari distribusi

    normal, maka nialai- nilai sebaran data akan terletak disekitar garis lurus. Terlihat

    pada grafik 2.2 diatas sebaran data tersebar disekeliling garis lurus atau jauh dari

    lurus. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut diatas adalah normal,

    dengan demikian syarat untuk pengujian statistik dapat diterima.

    b. Uji Multikolinearitas

    Salah satu cara yang dapat digunakan untuk uji Multikolinearitas

    adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF),

    dari hasil analisis dengan menggunkan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih

    kecil dari 0,1 atau VIF lebih tinggi dari 10 maka dapat disimpulkan tidak

    terjadi Multikolinearitas. Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel .3

    berikut :

  • 44

    Tabel 3 : Uji Multikolinearitas

    Sumber : Data sekunder yang diolah

    Berdasarkan tabel .3 diatas , dapat disimpulkan nilai tolerance lebih tinggi

    0,01 dan niali VIF besar dari 10 sehingga model regresi yang digunakan tidak

    memenuhi syarat asumsi klasik yaitu terjadi Multikolinearitas.

    c. Uji Heterosdikedastitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Jika

    varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

    homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang

    tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

    Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

    melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel tidak bebas (ZPRED) dengan

    residualnya (SRESID).

    Model

    Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1 (Constant)

    LnX1 .254 3.932

    LnX2 .254 3.932

  • 45

    Dasar analisisnya sebagai berikut :

    1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

    yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

    mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

    2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

    angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

    Grafik scatter plot ini dapat ditunjukkan pada gambar 2 berikut :

    Gambar 2 : Hasil Uji Heteroskedestitas

    Sumber : Data Sekunder yang diolah

    Gambar uji scatter plot di atas menjelaskan data sampel tersebar secara acak

    dan tidak membentuk suatu pola tertentu.data tersebar baik berada di atas maupun

    dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat

    heteroskedastisitas dalam regresi yang digunakan.

  • 46

    B. Pengujian Hipotesis

    1. Metode regresi liniear berganda

    Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan

    menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, menguji hipotesis digunakan

    untuk mengetahui pengaruh variabel independen laba akuntansi (X1) dan laba tunai

    (X2) terhadap variabel dependen Harga saham (Y). Hubungan antara variabel dapat

    digambarkan dengan persamaan regresi berganda. Secara statistik dapat diukur dari

    nilai koefisien determinasi, nilai statistik f, dan nilai statistik t.

    Tabel 4 : Hasil uji parameter individual (Uji statistik T)

    Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

    Y = -5.699 + 1. 113 laba akuntansi 597 laba tunai + e

    Dari persamaan regresi di atas maka dapat disimpulkan bahwa interpretasi

    dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

    = -5,699 menunjukkan bahwa nilai kostanta negatif menendakan bahwa

    harga saham yang dihitung dengan persamaan regresi akan lebih kecil yang

    diharapkan. Kostanta tersebut menyebutkan bahwa apabila variabel lain laba

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    T Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) -5.699 3.334 -1.709 .098

    LnX1 1.113 .207 1.306 5.366 .000

    LnX2 -.597 .099 -1.466 -6.023 .000

  • 47

    akuntansi dan laba tunai di anggap tetap atau nol, Maka konstanta akan

    dapat menurun harga saham.

    1= 1.113 nilai menunjukan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebasar

    satu poin , maka akan menyebabkan kenaikan harga saham

    2= 597 Nilai ini dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan pada lana

    tunai sebesar satu poin, maka akan menyebabkan peneurunan harga saham

    1.Uji Parsial (Uji T)

    Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

    dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel terikat.

    Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan

    membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansinya dalam

    penelitian ini mengggunakan signifikansi 0,05. Hasil uji parsial (Uji T)

    dapat dilihat pada tabel 4. Hasil pengujian signifikan variabel bebas secara

    parsial adalah sebagai berikut :

    1. Hipotesis 1 (Ha1) Laba Akuntansi

    Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa laba akuntansi (H1)

    mempunyai t hitung sebesar 5.366 dengan probabilitas signifikansi

    adalah 0,000 hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi

    dibawah 0,05 hal ini dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi

  • 48

    berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Maka hipotesis 1

    diterima

    2. Hipotesis 2 (Ha2) Laba Tunai

    Laba tunai mempunyai t hitung sebesar -6,023 dengan probabilitas

    signifikansi 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas

    signifikansinya dibawah 0,05. Hal ini dapat di simpulkan bahwa laba

    tunai berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Maka

    hipotesis 2 diterima

    2. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

    Nilai koefesien determinan yang ditunjukan dengan nilai adjusted

    RSquare. Nilai adjusted R-Square dari model regresi digunakan untuk

    mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam

    menerangkan variabel terikat (dependen)

    Tabel 5 : Hasil Uji koefisien Determinasi

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R

    Square Std. Error of the

    Estimate Durbin-Watson

    1 .740a .548 .518 1.60984 2.104

    Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

    Koefisien determinasi bertujuan untuk menguji tingkat keeratan atau

    keterikatan antara variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat

  • 49

    dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R

    2 (R-Square) yang kecil

    berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

    sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu artinya variabel independen

    memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi

    variabel dependen (Ghozali, 2009).

    Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien determinasi (adjusted R

    Square) sebesar 0,548 atau 54,8%. Hal ini berarti 54,8% perubahan harga

    saham dipengaruhi laba akuntansi dan laba tunai sedangkan sisanya, yaitu

    45,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.

    3. Signifikasi Simultan (Uji Statistik f)

    Dari hasil pengujian terhadap uji silmutan ANOVA atau F test seperti

    yang yang di tampilkan pada tabel 7 dibawah ini diperoleh nilai F hitung

    menunjukkan nilai sebesar 18,191 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai f

    memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa laba

    akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap harga saham

    Tabel 6 : Hasil Uji Silmutan (Uji F)

    ANOVAb

    Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    1 Regression 94.286 2 47.143 18.191 .000a

    Residual 77.748 30 2.592

    Total 172.034 32

    Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

  • 50

    Secara lebih tepat, nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel ini

    dimana Fhitung > Ftabel maka secara simultan variabel-variabel independen

    berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada taraf = 0,05 dengan

    derajat kebebasan pembimbilang/dfl (k) = 2 (jumlah variabel independen) dan

    derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = 33, diperoleh nilai Ftabel. Dengan

    demikian, nilai Fhitung tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel laba

    akuntansi dan laba tunai secara bersama-sama mempengaruhi variabel harga

    saham.

    2. Pembahasan

    Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya harga

    saham pada laporan keuangan dapat dijelaskan oleh kombinasi penggunaan

    variabel laba akuntansi dan laba tunai bersama-sama.

    Variabel laba akuntansi memperlihatkan hubungan yang positif terhadap

    harga saham, sedangkan variabel laba tunai mempunyai pengaruh negatif

    terhadap nilai perusahaan. Pembahasan hasil penelitian dari masing-masing

    variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham

    Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki

    pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan

  • 51

    pendapat (Triono dan Hartono, 2000) laba akuntansi berpengaruh positif

    terhadap harga saham dapat diterima.

    Hasil penelitian Triyono dan Hartono (2000) yang menemukan bukti

    bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham. ( Iswandi dan

    Yunita.2006)

    Berdasarkan analisis menunjukan bahwa secara laba akuntansi

    memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Huungan positif

    antara laba deangan harga saham dapat di artikan bahwa semakin tinggi nilai

    laba akana menimbulkan reaksi positif dari pasar. Hubungan yang positif ini

    dapat diartikan bahwa investor merspon positif terhadap perkembangan nilai

    laba karena perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan

    laba, cenderung harga saham juga akan meningkat (Husnan dan Pudjastuti,

    1998:134) maksudnya jika perusahaan memperoleh laba yang semakin

    besar, maka perusahaan akan mampu membagikan deviden yang semakin

    besar dan menghasilkan return saham yang tercermin dalam nilai saham

    perusahaan tersebut. (Annisa Amalia Mulya, 2009)

    Hasil ini sejalan dengan penelitian Iswadi dan Yunita (2006) yang

    menujukan adanya pengaruh positif antara laba akuntansi dengan harga

    saham. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dan Anissa Amalia

    Mulya (2009) yang menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif

    terhadap harga saham.

  • 52

    2. Pengaruh Laba Tunai Terhadap Harga Saham

    Hasil pengelohan data dapat disimpulkan bahwa laba tunai

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham hal ini tidak

    sejalan dengan penelitian terdahulu (Alfioza:2010) yang menyatakan bahwa

    laba tunai berpengaruh signifikan akan tetapi terdapat perbedaan dalam

    pengaruh negatif.

    Nilai laba akuntansi tinggi dibandingkan dengan nilai harga saham

    karena beban non kas sebagian dari laba tunai, sehingga laba tunai

    berpengaruh negatif dan signifikan. Jika laba perusahaan besar tetapi harga

    saham menurun maka dipastikan perusahaan tidak membagikan devidennya

    kepada pemegang saham melainkan menjadikannya sabagai laba ditahan.

    Hal menunjukkan bahwa laba tunai menunjukkan posisi kas pada

    suatu perusahaan. Posisi kas perushaan yang baik memberikan kesempatan

    kepada laba tunai berpengaruh signifikan negatif hal disebabkan karena

    semakin tinggi laba tunai maka harga saham akan turun atau rendah.

    Faktor faktor yang mempengaruhi harga saham (Riyanti:2009) laba

    per lembar saham, tingkat bunga, jumlah kas deviden yang diberikan, jumlah

    laba yang didapat perusahaan dan tingkat resiko dan pengembalian.

    3. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Harga Saham

    Berdasarkan hasil penelitian dapat di ketahui bahwa laba akuntansi

    berpengaruh signifikan positif. Hasil ini sesuai dengan penelian terdahulu

  • 53

    Annisa Amelia Mulya (2009). Laba akuntansi berpengaruh positif

    disebabkan karena semakin tinggi nilai laba akan menimbulkan reaksi positif

    dari pasar, hubungan yang positif ini dapat diartikan bahwa investor

    merespon positif terhadap perkembangan nilai laba karena perusahaan yang

    memilki kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung harga sahamnya

    juga akan meningkat (Husnan dan Pudjastuti, 1998:134).

    Laba tunai berpengruh signifakan negatif terhadap harga saham. Hal

    ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu (Alfioza:2010) penelitian

    menemukan adanya pengaruh negatif antara laba tunai terhadap harga saham

    hal ini disebabkan karena semakin tinggi laba tunai maka harga saham

    semakin rendah. Jika laba perusahaan besar tetapi harga saham menurun

    maka dipastikan perusahaan tidak membagikan devidennya kepada

    pemegang saham melainkan menjadikannya sabagai laba ditahan.

  • 54

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan penelitian tentang pengaruh laba akuntansi dan laba

    tunai terhadap harga saham adalah sebagai berikut :

    1. Laba akuntansi berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, hal ini

    terjadi karena semakin tinggi laba akuntansi maka cenderung harga saham

    akan meningkat.

    2. Laba tunai terpengaruh signifikan negatif terhadap harga saham, hal ini

    terjadi karena semakin tinggi laba tunai maka cendurung harga saham akan

    menurun.

    3. Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap harga

    saham. Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meningkat kinerjanya dan

    mampu memperoleh laba setiap tahun.

    B. SARAN

    Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2012. Untuk penelitian selanjutnya

    disarankan beberapa hal sebagai berikut :

  • 55

    1. Bagi investor dan pihak berkepentingan lainnya, diharapkan untuk

    memperhatikan laba akuntansi dan laba tunai sebagai dasar dalam

    pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

    2. Bagi peneliti selanjutnya perlu memperpanjang periode pengamatan,

    karena semakin tinggi waktu pengamatan dari 3 tahun menjadi 4 sampai

    5 tahun. semakin besar kesempatan untuk memberikan gambaran hasil

    penelitian yang maksimal.

    3. Penelitian ini hanya menggunakan 11 sampel dengan beberapa kriteria

    yang ditentukan oleh peneliti, disarankan untk penelitian selanjutnya

    memperbesar jumlah sampel.

    4. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan

    laba tunai terhadap harga saham tanpa memperhatikan perubahan

    tersebut mengalami kenaikan atau penurunan, sebaiknya dilakukan

    penelitian lanjutan pada perusahaan yang perubahannya mengalami

    kenaikan atau penurunan agar dapat diketahui apakah investor hanya

    merespon perusahaan yang mengalami peningkatan atau penurunan

    aktivitas laba akuntansi dan laba tunai saja.

  • 56

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfioza. 2010. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas

    Pada Perusahaan Pertamabangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

    Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Riau. Pekanbaru

    Ariesanti Eva. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham ( Sensus Pada

    Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta ).

    Jurnal Akuntansi. 3(1). Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi.

    Tasikmalaya.

    Belkaoui. Dini Wahyuni. 2011. Analisi Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

    Terhadap Deviden Kas. Jurnal Akuntansi. Universitas Putra Indonesia.

    Padang

    Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.

    Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba

    Empat.

    Kieso, Donald E. Dan Jerry J. Weygandt. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1.

    Jakarta ,Erlangga.

    ------------------------,2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas, Jilid 2, Penerbit

    Erlangga, Jakarta.

    Muqodium., Alfioza. 2010. Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap

    Harga Saham. Jurnal Akuntansi Universitas Riau. Pekanbaru

    Sukartaatmadja Iswandi. 2005. Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Akuntansi

    Terhadap Tingkat Keuntungan Dan Likuiditas Saham Emiten Sektor

  • 57

    Keuangan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 5(2). Oktober.

    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.

    Wahyuni, D. 2011. Analisi Pengaruh Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

    Terhadap Deviden Tunai Pada Perusahaan Yang Go Public Yang Terdaftar Di

    Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Putra Indonesia.

    Padang

    Yocelyn, A., Christiawan,Y, G. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas Dan

    Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Pada Perusahan Berkapitalisasi

    Besar. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. 14(12). November. Universitas

    Kristen Perta. Surabaya

    Www.Idx.Co.Id

  • 58

    LAMPIRAN

  • 59

    Laba Akuntansi dan Laba Tunai ( Tahun 2010)

    Untuk Menghitung Laba Akuntansi dapat Menggunakan Rumus:

    Untuk Menghitung Laba Akuntansi dapat Menggunakan Rumus:

    No Nama Perusahaan Laba Akuntansi Laba Tunai

    1 PT. Ultra Milk Industri = 1.880.411.473.916 (1.288.167.519.944 + 406.826.826.113 )

    = 185.417.086.859

    = 185.417.086.859 + 67,281,662,149

    =252,698,749,008

    2 PT. Siantar Top Tbk = 762.612.830.093 ( 629.682.082.530 + 91.187.059.165)

    = 41.743.688.398

    = 41.743.688.398 + 1,140,340,925

    = 42,884,029,323

    3 PT. Sekar Laut Tbk = 314.145.710.944 (252.082.911.939 + 56.337.786.802 )

    = 5.725.012.203

    = 5.725.012.203 + 4,130,339,507.00

    = 9,855,351,710.00

    4 PT. Nippon Indosari

    Corpindo Tbk

    = 612.192.357.641 -

    (323.167.484.228 + 163.643.201.732 )

    = 125.381.671.681

    = 125.381.671.681 +

    1,902,998,723.00

    = 127,284,670,404.00

    5 PT. Mayor Indah Tbk = 7.224.164.991.859 ( 5.517.178.681.917 + 933.051.178.914)

    = 773.335.131.028

    = 773.335.131.028 +

    7,314,196,015.00

    = 780,649,327,043.00

    6 PT. Multi Bintang

    Indonesia

    = 1.709.164 ( 761.988 + 411.888 ) = 616.288

    = 616.288 + 6,363.00

    = 622,651.00

    7 PT. Indofood Sukses

    Makmur Tbk

    = 38.403.360 ( 25.916.354 + 6.020.948 ) = 6.466.058

    = 6.466.058 + 133,239.00 = 6,599,297.00

    8 PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk

    = 17.960.120 ( 12.976.664 + 2.563.400 ) = 2.420.056

    = 2.420.056 + 133,239.00

    = 2,553,295.00

    9 PT. Delta Djakarta Tbk = 1.205.482.258 ( 657.665.920 + 180.587.350 )

    = 367.228.988

    = 367.228.988 + 6,831,920.00

    =374,060,908.00

    10 PT. Cahaya Kalbar = 718.204.875.108 ( 634.746.201.685 + 37.027.484.270 )

    = 46.431.189.153

    = 46.431.189.153 + 118,183,470.00

    = 46,549,372,623.00

    11 PT.