SKRIPSI
ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN KAS SEBAGAIALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
DALAM MENINGKATKAN LIKUIDITASPADA PT SEMEN BOSOWA
SULKIFLI
10573 03621 12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
SKRIPSI
ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI ALATPERENCANAAN DAN PENGENDALIAN DALAM MENINGKATKAN
LIKUIDITAS PADA PT. SEMEN BOSOWA
SULKIFLI10573 03621 12
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiPada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Analisis Pengelolaan Anggaran Kas Sebagai Alat
Perencanaan dan Pengendalian Dalam Meningkatkan
Likuiditas pada PT. Semen Bosowa.
NamaMahasiswa : Sulkifli
Nomor Stambuk /NIM : 105730362112
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan didepan panitia penguji
Skripsi Strata 1 (S1) pada hari Jum’at, 11 November 2016 pada Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 11 November 2016
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Ruliaty, MM Abd. Salam HB, SE.,M.Si. Ak.CA.
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak.CAKTAM : 497794 NBM : 1073428
iii
0HALAMAN PENGESAHAN
Ini Telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
Nomor: 129 Tahun 1437 H/2016 dan telah dipertahankan di depan penguji pada
hari Jum’at tanggal 11 bulan November tahun 2016, sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
11 Muharram 1437 H
November 2016 M
Panitia Ujian:
1. Pengawas Umum : Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM (…………..)(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A (…………..)(Dekan Fak. Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (……….….)(WD I Fak. Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji :
a. Dr. H. Muhammad Rusydi, M.Si (…………..)
b. Abd. Salam HB, SE, M.Si. Ak. CA (.….………)
c. Ishak, SE, M.Si. Ak. CA (.….………)
d. Samsul Rizal, SE, MM (.….………)
Makassar,
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : SULKIFLI
NIM : 10573 03621 12
Jurusan : AKUNTANSI
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :
Analisis Pengelolaan Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Dalam
Meningkatkan Likuiditas pada PT. SEMEN BOSOWA adalah karya ilmiah saya sendiri dan
sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Makassar, 11 November 2016
Sulkifli
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan sehingga skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dari segi
teknik penulisan maupun pembahasan materi. Namun demikian, peneliti telah berusaha
memberikan yang terbaik dalam menyusun skripsi ini semaksimal mungkin.
Peneliti juga ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik
berupa dukungan moril, material maupun do’a sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua, yaitu ayah dan ibu yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat kepada
peneliti hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Selaku Dekan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ismail Badollahi, SE.,M.Si, Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Hj. Ruliaty, MM. selaku dosen pembimbing I atas waktu yang telah diluangkan.
5. Abd. Salam HB, SE.,M.Si, Ak.CA selaku dosen pembimbing II atas waktu yang telah
diluangkan.
vi
6. Pimpinan dan staf karyawan PT Semen Bosowa yang telah memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk melakukan penelitian di PT Semen Bosowa.
7. Teman-temansaya di Ak 02-2012, khususnya orang yang senantiasa setia menemani saya
dalam membantu memberikan semangat dan dukungun saat penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari berbagai pihak.
Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran yang membangun akan lebih
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak sebagai
tambahan pengetahuan dan dapat menjadi salah satu referensi dalam penyusunan skripsi
berikutnya.
Makassar, 11 November 2016
Sulkifli
vii
ABSTRAK
Sulkifli, 2016. Analisis Pengelolaan Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan dan
Pengendalian Dalam Meningkatkan Likuiditas pada PT. Semen Bosowa (dibimbing oleh Ibu Hj.
Ruliaty, selaku pembimbing I dan Bapak Abd. Salam HB, selaku pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan
pengendalian pada PT. Semen Bosowa serta sistem penyusunan anggaran kas dalam upaya
menetapkan likuiditas perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang mengembangkan dan
menggunakan model matematis tentang subjek dan objek yang akan di teliti serta menarik
kesimpulan dari fakta penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hasil penelitian ini menunjukkan realisasi penerimaan dan pengeluaran kas tahun
2012-2014, jumlah penerimaan kas lebih besar daripada pengeluarannya atau surplus, hal ini
lebih disebabkan karena perusahaan melakukan pinjaman yang besar untuk membiayai
aktivitasnya. Bila dilihat dari segi pengeluaran kas pada masing-masing tahun, perusahaan
mengalami fluktuasi dari anggaran yang dibuat.
Kata Kunci : Anggaran, Anggaran kas, dan Perusahaan.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................................iv
KATA PENGANTAR .........................................................................................................v
ABSTRAK ...........................................................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat ...........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................5
A. Pengelolaan Anggaran Kas ................................................................................5
B. Perencanaan dan Pengendalian .........................................................................15
C. Likuiditas ...........................................................................................................24
D. Kerangka Pikir ..................................................................................................31
E. Hipotesis ............................................................................................................31
ix
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................32
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................................32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................32
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................34
E. Metode Analisis Data ........................................................................................35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............................................................37
A. Sejarah Singkat Perusahaan ..............................................................................37
B. Struktur Organisasi PT. Semen Bosowa ...........................................................40
BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................................44
A. Anggaran dan Realisasi Kas PT. Semen Bosowa .............................................44
B. Analisis Arus Kas pada PT. Semen Bosowa .....................................................51
C. Perencanaan dan Pengendalian Kas PT. Semen Bosowa ..................................54
D. Analisis Rasio pada PT. Semen Bosowa ..........................................................56
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................60
A. Simpulan ...........................................................................................................60
B. Saran ..................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................63
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Pengelolaan Anggaran Kas ...........................................................31
4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Bosowa ................................................................41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1 Anggaran dan Realisasi Kas Tahun 2012 ................................................................44
5.2 Anggaran dan Realisasi Kas Tahun 2013 ................................................................46
5.3 Anggaran dan Realisasi Kas Tahun 2014 ................................................................48
5.4 Perbandingan Anggaran Kas Tahun 2012-2014 ......................................................50
5.5 Perbandingan Realisasi Kas Tahun 2012-2014 .......................................................50
5.6 Laporan Arus Kas Tahun 2012-2014 .......................................................................51
5.7 Perbandingan Laporan Arus Kas Aktivitas ..............................................................52
5.8 Laporan Posisi Keuangan ........................................................................................56
5.9 Rasio Lancar (Current Ratio) ..................................................................................57
5.10 Rasio Cepat (Quick Ratio) .......................................................................................58
5.11 Rasio Kas (Cash Ratio) ............................................................................................59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan,
dan posisi terakhir pada akhir periode interim tertentu misalnya akhir bulan.
Sebagian besar perusahaan harus membuat rencana jangka panjang maupun
rencana jangka pendek untuk arus uang mereka. Anggaran kas jangka pendek
termasuk dalam rencana laba tahunan. Anggaran kas pada dasarnya meliputi dua
bagian : (1) Penerimaan kas yang direncanakan. (2) Pengeluaran kas yang
direncanakan.
Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengendalian operasi
keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget
tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja
diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat
terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengendalian yang baik hanya dapat
diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbangkan
dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-alternatif dan konsekuensi
yang ada sehingga dapat di definisikan sebagai berikut:
Menurut Munandar, “anggaran kas (cash budget) adalah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-
perubahannya dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik
1
2
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa
pengeluaran kas.”
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa anggaran kas akan memiliki
peranan yang penting dalam mengendalikan kas, dimana kegunaannya terutama
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari sumber-
sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada setiap akhir tahun
anggaran yang ditetapkan.
Untuk menyusun suatu anggaran perusahaan sebagai alat perencanaan, maka
anggaran tersebut harus realistis, fleksibel/ luwes dan kontinyu. Realistis berarti
tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis; fleksibel/ luwes berarti tidak
terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang
mungkin berubah; kontinyu berarti dilaksanakan secara terus-menerus, tidak
merupakan suatu usaha yang insidentil.
Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan
perhatian yang cukup serius agar tidak terjadi penyalahgunaan atau
penyelewengan terhadap kas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
waktu mengelola kas, yakni : Perencanaan yang baik sekalipun tanpa pengawasan
atau pengendalian yang baik akan sia-sia. Dalam hal ini tujuan pengendalian itu
bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan.
Sering terjadi fungsi pengendalian itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan
orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang
3
dibuat padahal tujuan pengendalian itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan
dan rencana perusahaan.
Dalam menjalankan suatu perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan, dibutuhkan suatu efektivitas pengendalian kas terhadap setiap
perusahaan dalam kegiatan perusahaannya.
Maka dari itu penulis membuat sebuah penelitian yang berjudul :
“Analisis Pengelolaan Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan dan
Pengendalian Dalam Meningkatkan Likuiditas pada PT. Semen Bosowa.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengelolaan anggaran kas yang dilakukan oleh perusahaan dapat
meningkatkan likuiditas PT. Semen Bosowa ?
2. Bagaimana posisi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan pengendalian
pada PT. Semen Bosowa ?
4
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
a. Mengetahui posisi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan
pengendalian pada PT. Semen Bosowa.
b. Mengetahui sistem penyusunan anggaran kas dalam upaya menetapkan
likuiditas perusahaan.
2. Manfaat
Adapun hasil dari penelitian ini memiliki manfaat, yaitu:
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran serta masukan bagi masyarakat dan khususnya bagi penulis
sendiri.
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak perusahaan khususnya dalam bidang keuangan
untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya dalam usaha
mengefektifkan penggunaan anggaran kas.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Anggaran Kas
1. Penjelasan Pengelolaan Anggaran Kas
Menurut George R. Terry, ”pengelolaan adalah pemanfaatan sumber daya
manusia ataupun sumber daya lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.”
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, “pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan
dan pengendalian atas semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
ataupun menyelesaikan tujuan tertentu”.
Dari beberapa pendapat di atas, pengelolaan adalah pengendalian ataupun
pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya yang dapat
diwujudkan dalam perencanaan tujuan tertentu.
Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Anggaran merupakan rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu
tertentu.
5
6
Menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan”. Anggaran
adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun program-program yang
telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai suatu organisasi
yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang
dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Horgen dalam bukunya “Cost Accounting Amanagerial Emphasis.”
Anggaran merupakan ciri utama dari kebanyakan sistem pengendalian manajemen
kalau di kelola dengan cermat anggaran akan. (a) Membantu perencanaan, (b)
Menyediakan kriteria prestasi, dan (c) Meningkatkan komunikasi dan koordinasi
dalam organisasi .
Menurut Lukman Syamsudin, dalam bukunya “Manajemen Keuangan
Perusahaan”. Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat digunakan manajer
keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana
jangka pendek dan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang selama
periode budget .
Menurut Any Agus Kana, “ anggaran kas adalah perencanaan posisi kas dalam
jangka waktu tertentu yang terdiri dari dua bagian yaitu perencanaan penerimaan
kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)”.
M. Munandar, ”anggaran kas (cash budget) ialah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-
perubahan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan
yang berupa permintaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.
7
Anggaran kas merupakan alat penting dalam proses perencanaan dan
pengendalian keuangan perusahaan, karena di dalamnya terdapat estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode tertentu dimasa datang sehingga
akan bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas.”
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah
suatu perencanaan yang dapat diramalkan oleh manajer keuangan dalam
perncanaan posisi kas, baik itu kas masuk maupun kas keluar dalam kegiatan
operasional perusahaan.
Pengelolaan anggaran kas merupakan pemanfaatan sumber daya manusia
ataupun sumber daya lainnya mengenai perencanaan keuangan dalam
pengendalian kas masuk maupun kas keluar dalam operasional perusahaan.
2. Tujuan Utama Anggaran Kas
a. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai hasil
dari operasi yang dijalankan, yaitu dengan membandingkan uang kas
masuk dan uang kas keluar. Sehingga saldo kas akhir pada suatu periode
akan sama dengan kas awal ditambah penerimaan dan dikurangi dengan
pengeluaran kasa dalam suatu periode.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya. Defisit bila
saldo kas awal ditambah dengan penerimaan kas lebih kecil dari
pengeluaran kas dalam satu periode. Sehingga keadaan ini harus di
waspadai oleh perusahaan.
8
c. Menentukan kebutuhan pembiayaan atau kelebihan kas menganggur untuk
investasi.
d. Menyelaraskan kas dengan modal, pendapatan, beban, investasi dan utang.
e. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang
tersedia akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membelanjakan modal kerjanya. Kemampuan membelanjakan modal kerja
ini pada akhirnya juga akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya untuk meningkatkan volume
penjualan.
3. Manfaat Anggaran Kas
Anggaran dapat membantu manajemen dalam pengendalian kas, karena
anggaran kas memberikan informasi yang berguna tentang pola penerimaan dan
pengeluaran kas setiap periode operasi perusahaan.
a. Menunjukkan jumlah dan waktu kas perusahaan dimasa yang akandatang.
b. Memberikan dasar untuk melakukan tindakan perbaikan jika jumlah kas
dalam anggaran tidak cocok dengan jumlah yang sebenarnya terjadi.
c. Anggaran kas memberikan dasar evaluasi atas kinerja manajer keuangan.
9
4. Sumber Kas dan Penggunaan kas
a. Sumber Kas
Sumber kas terdiri atas :
1) Hasil Penjualan produk/jasa secara tunai.
2) Hasil penagihan piutang perusahaan.
3) Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa giro, deviden.
4) Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva.
5) Penerimaan diluar penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi.
6) Penambahan modal sendiri oleh pemilik.
b. Penggunaan Kas
Penggunaan kas terdiri atas :
1) Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya
tenaga kerja, biaya penjualan, dan biaya administrasi.
2) Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.
3) Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.
4) Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau
pengembalian modal.
5) Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai,
restitusi dan lainnya.
10
5. Format Anggaran Kas
Walaupun tidak ada ketentuan baku tentang bagaimana seharusnya anggaran
kas disusun, tetapi terdapat suatu format yang dinilai baik dan sistematis tentang
penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas suatu perusahaan.
Format tersebut membagi arus kas kedalam 3 kelompok, yaitu
a. Aktivitas Operasi
Adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan
untuk menghasilkan produk perusahaan sekaligus semua upaya yang
terkait dengan upaya menjual produk tersebut. Karena di dalam aktivitas
ini tercakup beberapa aktivitas utama, yaitu :
1) Penjualan produk perusahaan
Adalah semua penerimaan yang berasal dari penjualan tunai semua
produk yang menjadi sumber penghasilan perusahaan. Untuk perusahaan
jasa adalah jasa yang di jual perusahaan tersebut. Untuk perusahaan
dagang adalah barang yang diperjualbelikan perusahaan tersebut.
Sedangkan perusahaan manufaktur adalah barang yang di produksi dan di
jual perusahaan tersebut. Penjualan produk tersebut akan menghasilkan
penerimaan bagi perusahaan.
2) Penerimaan piutang
Adalah penerimaan yang berasal dari penjualan kredit yang dilakukan
perusahaan. Penjualan kredit menghasilkan piutang, pada saat piutang
tersebut dibayar akan menyebabkan penerimaan piutang bagi perusahaan.
11
3) Pendapatan dari sumber luar usaha
Adalah pendapatan diluar penjualan produk perusahaan. Penjualan di
luar produk utama perusahaan akan mengakibatkan penerimaan kas bagi
perusahaan.
4) Pembelian bahan baku/barang dagangan
Adalah aktivitas pembelian bahan utama dari suatu produk yang
dihasilkan perusahaan manufaktur. Sedangkan pembelian barang
dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan dagang untuk dijual lagi.
Pembelian bahan baku atau barang dagangan secara tunai adalah aktivitas
pengeluaran
5) Pembayaran biaya tenaga kerja
Adalah semua pembayaran upah orang yang terlibat secara langsung
dalam proses produksi. Pembayaran upah tenaga kerja merupakan
aktivitas pengeluaran kas bagi perusahaan.
6) Pembayaran biaya-biaya overhead
Adalah pembayaran semua biaya produksi selain biaya tenaga kerja
dan biaya bahan baku.
7) Pembayaran biaya-biaya pemasaran
Adalah semua aktivitas distribusi produk perusahaan sejak dari gudang
perusahaan sampai ke tangan konsumen. Aktivitas pembayaran biaya
pemasaran merupakan aktivitas pengeluaran kas perusahaan.
8) Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum
12
Adalah semua pembayaran aktivitas operasi kantor dan umum.
Pembayaran semua biaya administrasi dan umum merupakan aktivitas
pengeluaran kas perusahaan.
b. Aktivitas Investasi
Adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan
penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan
perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan gedung, tanah, kendaraan,
pembelian obligasi/saham perusahaan lain.
c. Aktivitas Pendanaan
Adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk
mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari
berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat
utang, penerbitan obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran dividen,
pelunasan utang.
6. Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran
a. Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran kas jangka pendek umumnya disusun dengan cara
menelusuri jejak berbagai kegiatan perusahaan yang mengakibatkan
terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik dari jejak arus
fisik yang masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar.
13
b. Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang
disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran
ini juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah
dana dari sumber-sumber internal dan sekaligus memperkirakan saldo kas
pada akhir setiap tahun anggaran.
c. Skema Arus Fisik dan Arus Kas
Dalam skema tersebut terlihat adanya empat pihak yang sekaligus
menjadi penyalur dana dan penerima dana. Mereka itu adalah:
1) Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai
pihak pertama dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus
kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu.
2) Para rekanan/pemilik faktor produksi yang bergerak dalam pasaran
faktor produksi dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan
arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu.
3) Konsumen/pembeli produk perusahaan merupakan pihak yang
membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau
dijual kembali.
4) Pemilik dana/pemerintah adalah sebagai pihak yang mempercayakan
modalnya untuk digunakan oleh perusahaan.
Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus
fisik maupun arus kas yang merupakan arus masuk maupun arus keluar
14
di antara mereka satu sama lain. Arus fisik masuk terjadi pada saat
perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang dibutuhkannya, dan
sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan membayar
faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik
keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada
pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat
pembeli membayar harga pokok yang dibelinya. Arus kas masuk dan arus
kas keluar yang terjadi diantara rekanan, perusahaan, dan konsumen
membentuk transaksi rutin atau transaksi operasional yang sifatnya
kontinu.
Di antara perusahaan, pemilik modal dan pemerintah hanya terjadi arus
kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat pemilik
dan kreditur menyerahkan modalnya pada perusahaan sebagai penyertaan
atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi pada saat perusahaan
membayar kewajiban dalam bentuk pajak, restitusi, bea materai dan
sebagainya pada pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi keuangan
yang sifatnya terputus-putus (internittent).
Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi diantara empat
pihak inilah perusahaan akan mampu memperkirakan baik jumlah maupun
waktu terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar, baik yang bersifat
operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil perekaman
arus kas masuk dan arus kas keluar ini kita sebut anggaran kas.
15
B. Perencanaan dan Pengendalian
1. Perencanaan
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,
membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses-peroses yang penting dari semua fungsi manajemen
sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi pengorganisasian,
pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat berjalan.
Rencana (planning) dapat berupa rencana informal ataupun rencana
formal. Rencana informal adalah rencana-rencana yang tak tertulis dan
bukan merupakan dari tujuan bersama anggota organisasi.
Sedangkan definisi dari rencana formal adalah rencana yang tertulis
yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
b. Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)
Memiliki uang kas yang relatif sedikit dalam perusahaan dapat
membahayakan sebab ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban yang telah jatuh tempo. Namun, mempunyai uang kas yang
terlalu banyak juga tidak baik. Uang kas yang terlalu banyak akan
menganggur dan tidak akan menghasilkan apa-apa, oleh karena itu
manajemen perusahaan perlu melakukan terhadap penerimaan dan
16
pengeluaran kas. Termasuk didalamnya merencanakan sumber-sumber
penerimaan yang bisa diperoleh jika suatu saat mengalami kekurangan kas
dan merencanakan pemanfaatanntya apabila mengalami kelebihan.
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas
(cash budget) unutk periode-periode tertentu. Misalnya satu tahun, enam
bulan, tiga bulan, atau satu bulan di masa mendatang. Anggaran kas dapat
digunakan sebagai alat pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas.
Pada kala tertentu anggaran kas dibandingkan dengan realisasinya.
Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mencolok, manajemen
perusahaan segera dapat melakukan tindakan perbaikan.
c. Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan
Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang
direncanakan, dan posisi terakhir pada akhir periode interim tertentu
misalnya akhir bulan. Sebagian besar perusahaan harus membuat rencana
jangka panjang maupun rencana jangka pendek untuk arus uang mereka.
Anggaran kas jangka pendek termasuk dalam rencana laba tahunan.
Anggaran kas pada dasarnya meliputi dua bagian : (1) Penerimaan kas
yang direncanakan. (2) Pengeluaran kas yang direncanakan.
Anggaran hampir selalu merupakan bagian penting dari proses
perencanaan karena anggaran merupakan rencana keuangan untuk masa
depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang
diperlukan untuk mencapainya. Sebelum anggaran disiapkan, pihak
17
manajemen seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis (strategic
planning). Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk
aktivitas dan operasi dimasa depan.
Untuk menyusun suatu anggaran perusahaan sebagai alat
perencanaan, maka budget itu harus realistis, fleksibel/ luwes dan
kontinyu. Realistis berarti tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu
pesimis; fleksibel/ luwes berarti tidak terlalu kaku, mempunyai peluang
untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah; kontinyu
berarti dilaksanakan secara terus-menerus, tidak merupakan suatu usaha
yang insidentil.
Perencanaan adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan
yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut, jadi perencanaan mengandung aspek :
1) Penentuan tujuan yang akan dicapai.
2) Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua
alternatif yang mungkin dipilih.
3) Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu
perusahaan adalah :
18
1) Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan),
maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas
dan efisiensi setinggi mungkin.
2) Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
tersebut dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas
penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
3) Dapat mengindentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dan
mengatasinya secara terarah.
4) Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan
perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.
Anggaran kas yang menunjukkan angka yang terlalu tinggi seringkali
merupakan tanda awal bahwa aktivitas tidak berjalan sebagaimana yang
telah direncanakan. Apabila hal ini terjadi, maka seluruh rencana mungkin
perlu diperbaiki. Selain itu, anggaran dapat mengetahui dan mengatasi
dengan segera apabila telah terjadi penyimpangan. Dan pada akhirnya
realisasi dari anggaran inilah yang akan menjadi pedoman untuk
menyusun anggaran tahun yang akan datang.
19
2. Pengendalian
a. Pengertian Pengendalian
Pengawasan atau pengendalian menurut Supriyono adalah “proses
yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau tujuan
bagian organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.”
Pengendalian adalah fungsi kedua dari seorang pimpinan setelah
perencanaan. Pengawasan hanya mengikuti perencanaan yang telah
ditentukan. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai
target maupun tujuan yang ingin dicapai.
Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manajer. Satu
hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah
berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian.
Bila pengendalian dilakukan dengan disertai pelurusan (tindakan
korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang
dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.
20
b. Pengendalian Kas
1. Pengendalian Penerimaan Kas
Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang
sedimikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak
diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi
sekecil mungkin. Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas
perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
a) Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan
yang menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas
seperti demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara
ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
b) Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke bank sebagaimana
adanya. Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam
jumlah besar dari pelanggan bisa juga dengan cara pelanggan
tersebut langsung mentransfer pembayaran itu ke bank.
c) Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti
kas masuk. Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga
dilengkapi dengan lampiran-lampiran untuk menguatkan adanya
bukti transaksi tersebut. Dan setelah itu dari bukti transaksi
tersebut akan di catat pada jurnal penerimaan kas.
21
d) Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah
transaksi dicatat lebih dari sekali.
e) Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik.
f) Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap
pengeluaran dan penerimaan kas.
2. Pengendalian Pengeluaran Kas
Seperti halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga
memerlukan prosedur dan pengawasan yang baik sehingga perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Semua pengeluaran uang yang relatif besar dilakukan dengan
menggunakan check sedangkan untuk pengeluaran-pengeluaran
yang relatif kecil dilakukan dengan menggunakan kas kecil.
b) Mengadakan pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui
pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas, dan yang mencatat
pengeluaran kas.
c) Melakukan pemeriksaan intern dalam waktu yang tidak tentu.
Setiap pengeluaran kas dibuatkan bukti pengeluaran kas atau kas
masuk serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Setelah itu bukti
transaksi akan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
22
3. Melakukan Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan biasanya perusahaan akan menerima rekening koran
dari bank, rekening koran tersebut digunakan untuk mencocokkan
saldo kas yang ada di bank tersebut dengan saldo kas yang ada di
perusahaan. Terkadang saldo antara bank dan perusahaan tidak sama,
itu terjadi karena ada kemungkinan ketika perusahaan menyetor uang
ketika akhir bulan masih belum dicatat oleh bank tapi telah dicatat oleh
perusahaan, begitu juga ketika perusahaan melakukan pembayaran
melalui transfer bank, oleh bank telah dicatat tetapi oleh perusahaan
belum dicatat. Itu semua dapat membuat saldo kas perusahaan dengan
saldo kas bank tidak sama.
c. Anggaran Kas Sebagai Alat Pengendalian
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian dalam
perusahaan. Pengendalian itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar
rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Aspek
pengendalian, yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang
dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer
pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan.
Dengan adanya anggaran kas, maka standar kerja sudah ada, kemudian
sistem akuntansi dan sistem informasi yang lainnya akan menjadi realisasi
yang dapat dibandingkan dengan standar atau sasaran, yaitu anggaran.
23
Perbedaan anggaran dengan realisasi disebut dengan varians atau
selisih/ penyimpangan. Penyimpangan yang akan terjadi dapat dibedakan
menjadi dua kemungkinan :
1) Penyimpangan yang menguntungkan (favouriable varians), yaitu
standard cost lebih besar dari aktual.
2) Penyimpangan yang merugikan (unfavouriable varians), yaitu
standard cost yang lebih kecil dari aktual cost.
24
C. Likuiditas
1. Pengertian Likuiditas
Menurut Harahap : rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat
memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus
mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang
jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus
segera dibayar berupa kewajiban-kewajiban lancar.
Menurut Kasmir : menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Fred Weston menyatakan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Sedangkan, menurut James O.Gill rasio likuiditas merupakan rasio yang
mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau
diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh
kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Riyanto menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan
dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai
alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala
kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa
25
perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak
mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut
insolvable.
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan (intern)
guna menilai kemampuan mereka sendiri, tetapi perhitungan likuiditas juga
berguna bagi pihak luar perusahaan (ekstern), misalnya perbankan. Adapun
tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas, yaitu;
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau
piutang.
d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
26
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor),
investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak
ketiga.
3. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Namun,
disamping itu, dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal yang lebih spesifik
yang juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang
digunakan. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan, yaitu:
a. Rasio Lancar (current ratio)
Rasio Lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
27
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio lancar (current ratio) merupakan harta perusahaan yang
dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun).
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih
harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan, utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban
perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini
segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen
utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang
wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka,
utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang
jangka pendek lainnya.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat
dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak
digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi
perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan,
28
misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula
digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya,
sekalipun kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan
biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang
sejenis.
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan
standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran
yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya
dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik
aman dalam jangka pendek. Namun, sekali lagi untuk mengukur
kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata industri
untuk perusahaan yang sejenis.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat yang
digunakan sebagai berikut.
Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current
ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current
ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara yang
dikemukakan oleh Riyanto :
1) Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah
aktiva lancar.
29
2) Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi
jumlah utang lancar.
3) Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test
ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan (inventory). Rumus untuk mencari quick ratio, yaitu :
Atau
Lebih baik jika rasio ini dapat mencapai 1: 1 atau 100% karena jika
terjadi likuidasi maka perusahaan dapat membayar kewajiban jangka
pendeknya disebabkan sumber yang digunakan adalah aktiva yang
cepat dapat diuangkan.
30
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana
kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di
bank (yang dapat ditarik setiap saat). Rumus untuk mencari rasio kas
atau cash ratio adalah :
Atau
Apabila rasio ini 100% atau 1 : 1 hal ini berarti bahwa Rp 1 uang
kas yang ada dalam perusahaan mencukupi Rp 1 hutang lancar yang
ada.
31
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian yang akan di bahas pada bab berikutnya maka penulis
membuat kerangka pikir yang menggambarkan secara singkat proses pengelolaan
anggaran kas, seperti yang ada pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1
Ket. Gambar 2.1 Proses pengelolaan anggaran kas
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di buat dalam penelitian ini maka
penulis membuat 2 buah hipotesis, yaitu:
1. Di duga bahwa pengelolaan anggaran kas yang dilakukan oleh perusahaan
dapat meningkatkan likuiditas pada PT. Semen Bosowa.
2. Di duga bahwa posisi anggaran kas memiliki pengaruh sebagai alat
perencanaan dan pengendalian pada PT. Semen Bosowa.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif
kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang mengembangkan dan
menggunakan model matematis tentang subjek dan objek yang akan di teliti serta
menarik kesimpulan dari fakta penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini, maka dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengontrol suatu gejala dari anggaran kas PT. Semen Bosowa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian PT. Semen Bosowa.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Semen Bosowa ini beralamat di Jalan
Ratulangi. Sementara waktu penelitian dilakukan ialah selama 2 bulan, yaitu pada
bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016.
32
33
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk
informasi tulisan atau kuesioner yang diperoleh dari para responden yang
memberikan informasi berkaitan dengan penelitian ini.
b. Data kuantitatif merupakan data yang telah diolah oleh peneliti yang
bersumber dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber asli yang masih
memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan
pemahaman sendiri oleh penulis. Dalam hal ini, data primer yang
digunakan penulis berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan
yang berwenang.
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara. Dalam dokumen resmi perusahaan seperti
laporan keuangan perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi PT. Semen Bosowa, dan dari buku-buku serta literatur ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan bagian
keuangan dan bagian akuntansi.
2. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan informasi laporan keuangan
Perusahaan PT. Semen Bosowa serta data-data yang relevan dengan
penelitian baik dari pihak perusahaan maupun berasal dari buku-buku
literatur dan internet.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagi berikut :
1) Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
2) Menghitung nilai arus kas dari masing-masing aktivitas.
3) Menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik.
4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
35
E. Metode Analisis Data
Analisa data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa deskriptif
kuantitatif yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menginterpresentasikan data
yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.
Untuk menghitung perolehan likuiditas perusahaan maka penulis
menggunakan 3 (tiga) jenis rasio, yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau Current Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat di tagih.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai
berikut:
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat atau quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan (inventory).
36
Rumus untuk menghitung rasio cepat atau quick ratio, yaitu:
Atau
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Atau
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Semen Bosowa Maros adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan atau produksi semen yang didirikan Akta nomor 29 Januari 1991 dari
Notaris Ny. Mestariany Habie, S,H., Notaris di Makassar. Anggaran Dasar
Perusahaan Perubahan, terakhir sesuai dengan berita acara rapat yang dikatakan
nomor 3 dari Uus Sumitra S,H., tanggal 15 Desember 2005 tentang Peningkatan
Modal Dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar ini mendapat pengesahan
dari menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor C-
06418.HT.01.04.TH.2006 Tanggal 7 Maret 2006.
PT Semen Bosowa Maros adalah salah satu anak perusahaan dari
BOSOWA INVESTAMA yang didirikan oleh H.M Aksa Mahmud pada tanggal 6
April 1978 latar belakang pilihan nama BOSOWA yang berasal dari singkatan
Bone, Soppeng, Wajo adalah didasarkan pada latar belakang sejarah Kerajaan
Bugis yang dikenal dengan nama “Tellu Paccoe” ( tiga serangkai ). Kerajaan
Bone, Kerajaan Soppeng, Kerajaan Wajo.
Dalam sejarahnya ketiga kerajaan tersebut selalu rukun dan damai,
bersaudara dan saling membantu dalam segala hal. Selain itu, ketiga kerajaan
tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda, yaitu :
1. Kerajaan Bone yang terkenal dengan sistem pemerintahan yang bagus.
2. Kerajaan Soppeng yang terkenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah.
3. Kerajaan Wajo dengan masyarakat yang memiliki jiwa yang bisnis yang tinggi.
37
38
Dengan demikian nama tersebut harapannya dapat tercermin keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh ketiga kerajaan dalam perusahaan yang
dikembangkannya (BOSOWA).
Kebijakan pendirian pabrik didasarkan pada permintaan kebutuhan semen
semakin meningkat khususnya di kawasan Indonesia Timur dan Dunia pada
umumnya. Bosowa Group bermaksud berpartisipasi dalam membangun industry
regional dan nasional dengan membangun pabrik semen baru yang didukung oleh
tersedianya areal dan bahan baku semen memadai.
Pabrik Semen Bosowa Maros memainkan peran penting dalam program
sumber daya alam dan manusia di propinsi Sulawesi Selatan. Investasi untuk
proyek ini telah dilakukan sejak tahun 1990. Pabrik semen baru di daerah
Tukamase Desa Baruga Kecamatan Bantimurung yaitu 45 Km dari makassar dan
10 km dari kota Maros. Areal konsesi 1.000 Ha untuk bahan baku, 60 Ha untuk
lokasi pabrik dan 40 Ha untuk lokasi perumahan.
Perusahaan bergerak dibidang industri semen. Sejak bulan 1999,
perusahaan telah mulai berproduksi, namun dengan kapasitas yang jauh di bawah
yang ditargetkan sehingga manajemen kegiatan opersionalnya, perusahaan telah
mendapat persetujuan dari menteri Negara Penggerak Dana Investasi/ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan surat
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri Nomor 650/I/PMDN/1994 tanggal
10 Oktober 1994.
Perusahaan telah mendapat izin pertambangan sesuai dengan surat izin
Pertambangan Daerah (SPIPD) Nomor KPTS. 446/IX/94 tanggal 17 September
39
1994 dari Gubernur KDH tingkat I Sulawesi Selatan. Lokasi areal pertambagan
bahan baku semen ( limestone ) batu gamping terletak pada kawasan seluas 750
Ha di desa Tukamasea dan desa Baruga Kecamatan Bantimurung Kabupaten Dati
II Maros. Perusahaan telah mendapat perpanjangan izin pertambangan sesuai
dengan ‘(SIPD) nomor 414/KPTS/540.II/X/2004 dan Nomor
415/KPTS/540/.II/X/2004 tanggal 7 Oktober 2014. Dalam menjalankan usahanya
perusahaan berkantor pusat di Jalan Jendral Sudirman gedung Menara Bosowa Lt
19. Sedangkan pabrik PT. Semen Bosowa berlokasi di Desa Baruga Kecamatan
Bantimurung Kabupaten Maros atau 10 km dari kota Maros dan sekitar 45 km
dari kota Makassar Sulawesi Selatan.
Setelah penelitian geologi dan izin-izin pendukung dari pemerintah
selesai, Bosowa Investama memulai pelaksanaan proyek semen pada tanggal 3
April 1995. Tanggal 23 Agustus 1998 mulai memproduksi semen, namun
membeli kinker dari Semen Tonasa dan Semen Cibinong.
Pada tanggal 8 April 1999, PT Semen Bosowa Maros telah berhasil
memproduksi klinker sendiri, selanjutnya pada tanggal 12 April 1999 berhasil
menghasilkan Semen Bosowa dengan menggunakan klinker yang dihasilkan dari
penambangan gugus gamping explorasi Semen Bosowa. Proyek ini akan
memberikan peluang kerja yang cukup besar bagi pembangunan nasional pada
umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya. Karena dapat menyerap tenaaga
kerja sekitar 1.500 orang. Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2005 perusahaan
memiliki karyawan tetap 1.093 orang.
40
Pemasaran semen dilakukan dipasar dalam negeri sebesar 60% dan bila
kebutuhan semen dalam negeri telah terpenuhi, maka 40% untuk pasar ekspor.
Kapasitas produksi ini adalah 1,8 juta ton per tahun dan dapat dioptimalkan
sampai 2 juta ton pertahun dengan total investasi 537 milyar. Adapun visi dan
misi PT. Semen Bosowa adalah sebagai berikut:
Visi : PT. Semen Bosowa yang tumbuh dan berkembang di area reformasi,
dengan dinamis menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas untuk
menjadi perusahaan kelas dunia di bidang industry semen dengan tekad
memenuhi kepuasan pelanggan.
Misi : memberikan produk yang berkualitas, Semen Portland Tipe I (jenis
satu) yang dibuat dengan pabrik teknologi canggih yang sesuai dengan standar
mutu internasional serta didukung oleh sumber daya manusia yang handal, ramah
lingkungan, sehingga memberi manfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat.
B. Struktur Organisasi PT. Semen Bosowa
Dalam organisasi dengan segala aktifitas, terdapat hubungan antara orang-
orang yang menjalankan aktifitasnya. Makin banyak kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan dalam organisasi
tersebut. Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat keberhasilan
untuk menangani kegiatan usaha dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.
Tetapi, struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan yang bersangkutan
haruslah menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel
sehingga bila ada perluasan keadaan, tidak akan mengganggu susunan yang telah
41
ada. Dalam hal ini, struktur organisasi PT. Semen Bosowa diatur dalam Surat
Keputusan Direksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema struktur
organisasi perusahaan PT. Semen Bosowa.
Struktur organisasi dimaksudkan sebagai alat ukur kontrol bahkan diharapkan
struktur organisasi dapat membawa persatuan dan dinamika suatu perusahaan,
atau dapat dikatakan bahwa organisasi inilah yang mempersatukan fungsi-fungsi
yang ada dalam lingkungan tersebut. Adapun pembagian tugas masing-masing
fungsi dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
42
1. President Director
President Director merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, dan
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan serta mengelola
perusahaan secara keseluruhan.
2. Management Representative
Management Representative mempunyai tugas membantu President
Director dalam hal mengatur perusahaan dan bertanggung jawab langsung
kepada President Director.
3. Internal Audit
Internal Audit mempunyai tugas membantu President Director dalam hal
mengaudit segala sesuatu yang terjadi di perusahaan.
4. Marketing Director
Memiliki tugas mengkoordinir bidang-bidang yang menyangkut dengan
masalah pemasaran dan bertanggung jawab kepada President Director.
5. Finance Director
Memiliki tugas mengelola keuangan dan pembuatan anggaran perusahaan
sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan, dan
bertanggung jawab langsung kepada President Director. Finance Director ini
membawahi beberapa department antara lain department warehouse dan
department accounting.
6. Administration Director
Memiliki tugas dalam mengkoordinasikan bidang-bidang yang
menyangkut masalah administrasi perusahaan dan masalah sumber daya
43
manusia atau masalah tentang kepegawaian terutama mengenai
pengembangan kinerja karyawan pada umumnya. Administration Director
bertanggung jawab kepada President Director dan membawahi langsung
beberapa department antara lain Administration Department dan Purchasing
Department.
7. Technical Director
Memiliki tugas memperbaiki, menjalankan, mengoperasikan, dan
mengendalikan mutu dari perusahaan terkhusus dalam bidang perikanan.
Technical Director bertanggung jawab kepada President Director dan
Technical Director membawahi langsung beberapa department antara lain
Department Quarry, Department Quality Assurance, Department
Maintenance dan Electial.
44
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Anggaran dan Realisasi Kas PT. Semen Bosowa
Anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan
pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan
transaksi lainnya pada periode tersebut. Dan berikut anggaran dan realisasi kas
PT. Semen Bosowa tahun 2012-2014 :
Berdasarkan anggaran kas yang di sajikan pada tabel 5.1 di atas maka dapat di
tarik beberapa kesimpulan, yaitu :
44
45
1. Penerimaan kas
Penerimaan kas di anggarkan sebesar Rp. 1.622.307.105.850, namun pada
realisasinya sebesar Rp. 1.670.101.278.300 atau mengalami kenaikan sebesar
Rp. 47.794.172.450. Hal ini di sebabkan oleh sebagai berikut :
a. Naiknya volume penjualan dari tahun ke tahun di sebabkan permintaan
yang meningkat pada unit bisnis.
b. Naiknya pendapatan operasi yang di peroleh oleh perusahaan.
c. Besarnya pendapatan operasi lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan di
tahun itu.
d. Turunnya penerimaan dari pendapatan lainnya di sebaban perusahaan
tidak mampu meraup laba di sektor lain.
e. Naiknya pendanaan utang (pinjaman) yang di peroleh perusahaan yang
berasal dari utang pihak berelasi.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas yang di anggarkan sebesar Rp. 1.619.416.398.500, namun
realisasinya sebesar Rp. 1.666.587.086.500 yang berarti mengalami kenaikan
Rp. 47.170.688.000. Hal ini di sebabkan karena :
a. Naiknya beban pokok penjualan di sebabkan oleh proses produksi yang
juga meningkat.
b. Naiknya beban angkut dan penjualan di sebabkan peningkatan penjualan
yang di lakukan oleh perusahaan.
c. Meningkatnya beban umum dan administrasi yang lebih banya di
sebabkan untuk membayar gaji para karyawan.
46
d. Meningkatnya beban operasi lainnya di sebabkan karena terjadi
pengeluaran di sektor lain.
e. Meningkatnya beban keuangan yang harus di tanggung perusahaan.
f. Naiknya beban investasi yang sebagian besarnya berasal dari pembelian
aset tetap.
Berdasarkan anggaran kas yang di sajikan pada tabel 5.2 di atas maka dapat di
tarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Penerimaan kas
Penerimaan kas yang di anggarkan sebesar Rp. 2.020.267.261.150, namun
pada realisasinya sebesar Rp. 2.061.330.306.700 atau mengalami kenaikan
Rp. 41.063.045.550. Hal ini di sebabkan oleh sebagai berikut :
47
a. Naiknya volume penjualan dari tahun ke tahun di sebabkan naiknya
permintaan.
b. Naiknya pendapatan operasi yang di peroleh oleh perusahaan.
c. Turunnya realisasi pendapatan operasi lainnya yang di peroleh oleh
perusahaan yang berasal dari kegiatan non operasional.
d. Naiknya pendapatan bunga yang di peroleh dari pihak lain.
e. Naiknya pendanaan utang (pinjaman) yang sebagian besarnya berasal dari
utang bank maupun utang dari pihak berelasi.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas yang di anggarkan sebesar Rp. 1.672.022.014.500, namun
pada realisasinya sebesar Rp. 1.704.776.444.700 atau terjadi kenaikan sebesar
Rp. 32.754.430.200. Hal ini di sebabkan oleh sebagai berikut :
a. Turunnya realisasi beban pokok penjualan di bandingkan dengan
pengeluaran tahun lalu.
b. Naiknya beban angkut penjualan di sebabkan peningkatan penjualan yang
di lakukan oleh perusahaan.
c. Naiknya beban umum dan administrasi terutama dalam membiayai gaji
para karyawannya.
d. Turunnya beban operasi lainnya di sebabkan tidak adanya peningkatan
operasi di sektor lain.
e. Naiknya beban lainnya yang digunakan untuk mendukung kegiatan non
operasi perusahaan.
48
f. Turunnya beban investasi yang berasal dari pembelian aset tetap maupun
uang muka yang juga mengalami penurunan.
Berdasarkan anggaran kas yang di sajikan pada tabel 5.3 di atas maka dapat di
tarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Penerimaan kas
Penerimaan kas yang di anggarkan sebesar Rp. 1.928.660.257.150, namun
realisasinya sebesar Rp. 1.963.219.663.300 atau mengalami kenaikan sebesar
Rp. 34.559.406.150.
a. Naiknya volume penjualan dari tahun ke tahun di sebabkan permintaan
yang meningkat pada unit bisnis.
b. Turunnya pendapatan operasi yang di peroleh oleh perusahaan.
49
c. Naiknya pendapatan operasi lainnya yang di peroleh perusahaan atas
kegiatan di sektor lain-lain.
d. Turunnya pendapatan bunga yang di peroleh perusahaan di tahun 2014.
e. Turunnya pendanaan utang (pinjaman) yang berasal dari utang bank.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas di anggarkan sebesar Rp. 1.593.961.531.500, namun
realisasinya sebesar Rp. 1.621.082.337.700 atau naik Rp. 27.120.806.200.
a. Naiknya beban pokok penjualan di sebabkan oleh proses produksi yang
juga meningkat dari tahun ke tahun.
b. Naiknya beban angkut penjualan di sebabkan meningkatnya penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan.
c. Menurunnya beban umum dan administrasi di bandingkan dengan tahun
sebelumnya.
d. Menurunnya beban operasi lainnya yang di keluarkan oleh perusahaan.
e. Menurunnya beban lainnya yang berasal dari pengeluaran dari kegiatan
non operasional.
f. Menurunnya beban investasi yang di keluarkan oleh perusahaan yang
berasal dari pembelian aset tetap, piutang dari pihak ketiga maupun
piutang dari pihak berelasi.
Dari data di atas dapat terlihat bahwa realisasi lebih besar dari yang
dianggarkan. Hal ini terjadi karena pada realisasinya terjadi kenaikan pada
penerimaan dan pengeluaran kas. Hal tersebut dikarenakan manajemen kurang
50
tepat dalam memperkirakan kenaikan ataupun penurunan dari setiap komponen
penerimaan dan pengeluaran kas.
Tabel 5.4Perbandingan anggaran kas tahun 2012-2014
Tabel 5.5Perbandingan realisasi kas tahun 2012-2014
Pada realisasi penerimaan dan pengeluaran kas tahun 2012-2014, jumlah
penerimaan kas lebih besar daripada pengeluarannya atau surplus, hal ini lebih
disebabkan karena perusahaan melakukan pinjaman yang besar untuk
membiayai aktivitasnya. Bila dilihat dari segi pengeluaran kas pada masing-
masing tahun, perusahaan mengalami fluktuasi dari anggaran yang dibuat.
Dari realisasi tersebut, dapat terlihat bahwa anggaran kas di PT. Semen
Bosowa mendekati dengan teori mengenai pengertian anggaran kas yang
dikemukakan oleh M. Munandar yang menyatakan bahwa anggaran kas adalah
anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas
beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang, baik penerimaan atau pengeluaran kas.
51
B. Analisis Arus Kas pada PT. Semen Bosowa
Setiap perusahaan besar apalagi yang bergerak di bidang manufaktur maka
pasti memiliki aktivitas kerja yang besar pula sebagaimana terlihat pada laporan
arus kas PT. Semen Bosowa di bawah ini :
Tabel 5.6
Sumber: PT. SEMEN BOSOWA (data diolah)
52
Berdasarkan laporan arus kas yang telah ada, dapat kita lihat pada perbandingan
laporan arus kas pada masing-masing aktivitas pada tahun 2012-2014 :
Tabel 5.7
Dari laporan yang tersaji diatas, dapat kita simpulkan hasil perhitungan kas
bersih dari 3 (tiga) aktivitas operasi, yaitu sebagai berikut :
a. Aktivitas Operasi
Kas bersih dari aktivitas operasi mengalami fluktuasi dari tahun 2012-
2014. Sebagai bahan pengamatan dapat dilihat dari arus kas aktivitas
operasi dari tahun 2012-2013, yaitu di tahun 2012 memiliki kas bersih
senilai Rp. 143.763.558.400 dan di tahun 2013 memiliki kas bersih senilai
Rp. 11.851.098.700 yang berarti mengalami penurunan yang signifikan
senilai Rp. 131.912.459.700 atau mengalami persentase penurunan sebesar
-91,757%. Sedangkan arus kas aktivitas operasi dari tahun 2013-2014
mengalami kenaikan sebesar Rp. 23.869.691.300 atau persentase kenaikan
sebesar 201,41%.
53
b. Aktivitas Investasi
Kas bersih dari aktivitas investasi mengalami penurunan di tahun
2012-2014. Sebagai bahan pengamatan dapat dilihat dari arus kas aktivitas
investasi dari tahun 2012-2013, yaitu di tahun 2012 memiliki kas bersih
senilai Rp. 451.787.007.700 dan di tahun 2013 memiliki kas bersih senilai
Rp. 365.237.355.000 yang berarti menggambarkan adanya penurunan
senilai Rp. 86.549.652.700 atau persentase sebesar -19,157%. Sementara
arus kas aktivitas investasi di tahun 2013-2014 (arus kas aktivitas investasi
di tahun 2014 Rp. 249.877.622.400) juga mengalami penurunan senilai
Rp. 115.359.732.600 (-31,58%).
c. Aktivitas Pendanaan
Kas bersih dari aktivitas pendanaan mengalami fluktuasi di tahun
2012-2014. Hal tersebut dapat kita amati dari arus kas aktivitas pendanaan
dari tahun 2012-2013, yaitu di tahun 2012 memiliki jumlah kas bersih
senilai Rp. 300.624.506.000 dan di tahun 2013 memiliki jumlah kas bersih
senilai Rp. 706.425.926.500 yang menunjukkan adanya kenaikan yang
signifikan senilai Rp. 405.801.420.500 atau persentase kenaikan sebesar
134,986%. Sementara arus kas aktivitas pendanaan di tahun 2013-2014
(arus kas aktivitas pendanaan di tahun 2014 Rp. 199.740.296.000)
mengalami penurunan senilai Rp. 506.685.630.500 atau persentase sebesar
-71,72%.
54
C. Perencanaan dan Pengendalian Kas PT. Semen Bosowa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap PT. Semen
Bosowa maka berikut hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan di dalam
perencanaan dan pengendalian kasnya, yaitu :
1. Perencanaan kas
a. Bagian anggaran menentukan periode penyerahan daftar biaya
pengeluaran masing-masing unit bisnis agar dalam pembuatan anggaran
secara bersamaan, sehingga apabila diserahkan kepada manajer keuangan,
manajer keuangan dapat menentukan anggaran yang perlu direaliasasikan
secepatnya.
b. Perusahaan menganggarkan kas untuk penjualan dalam memproduksi
produk yang akan dijual, dimana perusahaan menganggarkan
1.193.260.626.600 tahun 2012, 1.218.644.879.900 di tahun 2013, dan
1.358.894.651.100 di tahun 2014.
c. Perusahaan menganggarkan kas untuk pendapatan operasi lainnya di tahun
2012 senilai 64.123.401.300, tahun 2013 2.173.446.800, serta pada tahun
2014 senilai 8.569.062.600.
d. Perusahaan meningkatkan volume produksi semen yang sejalan dengan
permintaan yang tinggi pada unit bisnis serta pertumbuhan di sektor
ekonomi masyarakat.
e. Perusahaan melakukan pinjaman di tahun 2012 senilai 300.624.506.000,
706.425.926.500 tahun 2013, dan 199.740.296.000 yang akan digunakan
55
untuk mendanai aktivitas operasi maupun non operasi serta menjaga kas
perusahaan tidak mengalami minus di tahun-tahun tersebut.
f. Perusahaan menganggarkan kas untuk investasi senilai 451.787.007.700
tahun 2012, 365.237.355.000 tahun 2013, sedangkan 249.877.622.400
pada tahun 2014.
2. Pengendalian kas
a. Dalam penerimaan kas, admin menerima serah terima tunai dari sales
yang sesuai dengan faktur penjualan yang telah terkirim.
b. Hasil perhitungan kas pada PT. Semen Bosowa dicatat langsung oleh
Admin Finance pada buku kas-bank dan bagian akuntansi akan menginput
jurnal yang diperlukan sebagai input data komputer, untuk penerimaan
tunai akan diseor penuh ke bank.
c. Setiap triwulan pada bagian Finance dilakukan pengecekan terhadap nilai
kas yang ada apakah sesuai dengan nilai sebenarnya atau tidak ada
kecurangan (fraud) di dalamnya.
d. Membuat pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas serta dibuatkan laporan kas tiap harinya oleh bagian
accounting.
56
D. Analisis Rasio pada PT. Semen Bosowa
Analisis data laporan keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing
pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan
dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang
akan datang.
Analisis rasio merupakan teknik analisis dengan membandingkan masing-
masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan. Dan untuk
menghitung analisis rasio perusahaan maka kita harus mengetahui laporan posisi
keuangan seperti yang terlihat pada tabel di bawah :
Tabel 5.8
57
Sumber: PT. SEMEN BOSOWA (data diolah)
Dan berikut hasil analisis rasio dari PT. Semen Bosowa :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Tabel 5.9
58
Pengukuran di atas menunjukkan jumlah aktiva lancar dapat membiayai
hutang lancar perusahaan, dimana standar dalam rasio lancar adalah sebanyak
Rp 1. Maka pada tahun 2012 yaitu Rp 0,68, pada tahun 2013, yaitu Rp 1,18
dan tahun 2014 yaitu Rp 1,09. Walaupun pada tahun 2014 sempat mengalami
penurunan, akan tetapi kinerjanya sudah cukup baik karena tidak sangat jauh
di atas rata-rata pada tahun 2013 dan 2014.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Tabel 5.10
Pengukuran rasio cepat ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
untuk membayar jumlah utang lancarnya,yaitu senilai Rp 1. PT Semen
Bosowa menunjukkan rasio cepatnya pada tahun 2012 yaitu Rp 0,28, untuk
tahun 2013 yaitu Rp 0,89 dan tahun 2014, yaitu Rp 0,88 , dari pengukuran ini
kinerja perusahaan terlihat kurang baik sehingga mesti banyak dilakukan
observasi karena perhitungan tersebut dibawah rata-rata.
59
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Tabel 5.11
Rasio ini menghitung dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
kas standar industri, yaitu adalah Rp 1 , PT Semen Bosowa menunjukkan
pada tahun 2012, yaitu Rp 0,01, tahun 2013 yaitu Rp 0,54, dan tahun 2014
yaitu Rp 0,44 maka jika dalam tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan
tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan tetapi kinerjanya sudah cukup
baik karena 2014 tidak jauh dibawah standar.
60
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang analisis pengelolaan anggaran kas
sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian dalam meningkatkan likuiditas
dan telah juga menghitung dari analisis arus kas maupun analisis rasio pada PT.
Semen Bosowa. Maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan analisis arus kas yang berasal dari berbagai aktivitas pada
tahun 2012-2014 terlihat kurang sehat diakibatkan banyaknya pengeluaran
yang terjadi di tiap tahunnya dan agar perusahaan tetap memiliki kas untuk
menjalankan operasinya maka perusahaan di haruskan melakukan pinjaman
yang cukup besar di mana hal tersebut akan membuat perusahaan memiliki
utang yang besar di masa mendatang.
2. Perencanaan dan pengendalian anggaran kas merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya terutama
dalam mendapatkan pemasukan yang lebih dari aktivitas yang dijalankan.
Dimana perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas
(cash budget) untuk periode-periode tertentu. Sementara pengendalian kas
merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun
sebelumnya dapat dicapai dengan membandingkan antara prestasi dengan
yang dianggarkan. Dan berdasarkan perhitungan analisa rasio pada bab
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
60
61
a. Current ratio pada tahun 2014 sempat mengalami penurunan, akan tetapi
kinerjanya sudah cukup baik karena tidak sangat jauh di atas rata-rata pada
tahun 2013 dan 2014.
b. Quick ratio PT. Semen Bosowa menunjukkan perusahaan terlihat kurang
baik sehingga mesti banyak dilakukan observasi karena perhitungan
tersebut dibawah rata-rata.
c. Cash ratio PT. Semen Bosowa dalam tahun 2012 ke 2013 mengalami
peningkatan tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan tetapi kinerjanya
sudah cukup baik karena 2014 tidak jauh dibawah standar.
62
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka saran yang dapat diberikan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Hal yang perlu di perhatikan adalah meningkatnya beban-beban yang
jumlahnya tidak sedikit yang dapat membebani sektor keuangan perusahaan yang
apabila dibiarkan maka akan berdampak pada laba/rugi perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan harus menekan beban-beban pada perusahaan.
\2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Menambah lebih banyak data-data yang menyangkut tentang laporan
keuangan, seperti perincian data investasi pihak ketiga terhadap pengaruh
modal perusahaan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, G. dan Yunita, A. 2007. Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, danPengendalian Laba. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Bambang Kusriyanto dan Suwarjoyo, 2000, Teknik Manajemen Keuangan, seriManajemen No. 85, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 2000.
James O. Giel Dasar-dasar Analisis Keuangan. Informasi Keuangan untuk SemuaManajer. Penerbit Salemba Empat 1997.
Kasmir, 2011, Analisa Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir. Pengantar Manjemen Keuangan, Penerbit Kencana Predana MediaGroup 2010: Jakarta.
Mardianto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta : Grasindo.
Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,Pengawasan Kerja. Edisi ke-2. Yogyakarta: BPFE.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta : PenerbitSalemba Empat.
Sasongko, C. dan Parulian, S.R. 2010. Anggaran. Jakarta : Penerbit SalembaEmpat.
Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauanganPerusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengendalian_info2135.html
http://siswoyoyulie.blogspot.com/2013/01/akuntansi_20.html
http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html?m=1
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-rasio-likuiditas-definisi.html
63
RIWAYAT HIDUP
Sulkifli, lahir di Sungguminasa Kabupaten Gowa pada tanggal 29 April
1994 lahir sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara, buah hasil dari
pasangan Muhammad Idris Dg. Naba dan Sikati Dg. Carammeng.
Penulis memulai pendidikan formal dari SD. Inpres Lambengi pada tahun
2000 dan tamat pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2
Sungguminasa pada tahun 2006 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama pula penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Yapip Makassar dan menamatkan jenjang pendidikan SMA
pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan
Akuntansi strata satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Top Related