PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

89
SKRIPSI PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR HADIYANTI RUKMANA 105 73 02725 11 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

Page 1: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

SKRIPSI

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP

TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PLN (PERSERO)

WILAYAH SULSELRABAR

HADIYANTI RUKMANA

105 73 02725 11

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP

TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PLN (PERSERO)

WILAYAH SULSELBAR

HADIYANTI RUKMANA

105 73 02725 11

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Jurusan Ilmu Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

iii

Page 4: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

Alamat : jl. St.Alauddin no.259 telp.0411-866972. Fax (0411) 865588 web: www.unismuh.ac.id

Menara Iqra lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar, Sulawesi Selatan

Page 5: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyanyang dan Maha Pengasih, demikian kata untuk mewakili

atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga meskipun air laut dijadikan tinta dan

ranting pepohonan dijadikan penanya maka kita tak akan mampu melukis segala

kenikmatan yang telah Allah Swt berikan kepada kita. Jiwa ini takkan henti

bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, dan

rasa pada-Mu Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai

pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai

penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapakan

terima kasih kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan

selalu menemani dalam candanya, kepada ibu Dr. Hj. Ruliaty. MM selaku

iii

Page 6: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

pembimbing I dan bapak Abd. Salam HB. SE. M.Si, Ak. selaku pembimbing II,

yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan

proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

3. Bapak Ismal Badollahi, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali

penulis dengan serangkaianilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Pimpinan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar yang telah memberikan izin dan

bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimah kasih

kepada teman-teman seperjuangan yang selalu menemaniku dalam suka dan duka,

sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi

Angkatan 2011 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada

penulis yang telah memberi warna dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya

membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama

Page 7: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para

pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 21 April 2015

Penulis

Page 8: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

iv

ABSTRAK

HADIYANTI RUKMANA. 2015. Pengaruh Perubahan Anggaran Kas

Terhadap Tingkat Likuiditas pada PT. PLN (persero) Wilayah Sulselrabar.

Dibimbing oleh Hj. Ruliaty dan Abd. Salam HB.

Penelitian dilakukan dengan untuk mengetahui pengaruh perubahan

anggaran kas terhadap likuiditas PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar. Adapun

metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif.

Data berupa Laporan Anggaran Kas yang diperoleh dari PT. PLN (persero)

Wilayah Sulselbar berupa keterangan lisan maupun tulisan.

Hasil penelitian disimpulkan, bahwa tingkat korelasi anggaran kas dengan

tingkat proyeksi likuiditas bersifat positif. Dan dapat dilihat bahwa hubungan

antara anggaran kas terhadap tingkat proyeksi likuiditas memiliki hubungan

sedang.

Kata Kunci: Anggaran Kas, Proyeksi Tingkat Likuiditas

iv

Page 9: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

ABSTRAK .............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

DAFTAR TABEL................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

1. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

2. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 5

A. Anggaran ......................................................................................................... 5

B. Anggaran Kas ................................................................................................. 13

C. Likuiditas ........................................................................................................ 20

D. Kerangka Pikir ................................................................................................ 28

E. Hipotesis ......................................................................................................... 30

III.METODE PENELITIAN ................................................................................ 31

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31

B. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 31

v

Page 10: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

C. Jenis Dan Sumber data ................................................................................... 32

D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 32

E. Definisi Variabel dan Variabel Operasional ................................................... 34

F. Sistematika Penelitian ..................................................................................... 36

VI. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................................ 37

A. Sejarah Singkat ............................................................................................... 37

B. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................... 38

C. Struktur Organisasi ......................................................................................... 38

D. Uraian Tugas ................................................................................................... 43

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 54

A. Kondisi Anggaran Kas PT. PLN (Persero) ..................................................... 54

B. Kondisi Tingkat Likuiditas PT. PLN (Persero) .............................................. 57

C. Pembahasan .................................................................................................... 61

IV.KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 68

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 70

B. Saran ............................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ............................................ 34

Tabel 3.2 Operasional Variabel............................................................................. 35

Table 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ................................................ 42

Tabel 4.2 PT. PLN (Persero) Anggaran Penerimaan Kas ..................................... 55

Table 4.3 PT. PLN (Persero) Anggaran Pengeluaran Kas .................................... 57

Table 4.4 PT. PLN (Persero) Kondisi Tingkat Likuiditas Current Ratio ............. 58

Table 4.5 PT. PLN (Persero) Kondisi Tingkat Likuiditas Quick Ratio ................ 60

Table 4.6 PT. PLN (Persero) Anggaran Kas (Akhir) ............................................ 61

Table 4.7 PT. PLN (Persero) Anggaran Kas (%) .................................................. 62

Table 4.8 PT. PLN (Persero) Analisis Current Ratio ........................................... 64

Table 4.9 PT. PLN (Persero) Tingkat Current Ratio ............................................ 66

Table 4.10 PT. PLN (Persero) Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap

Tingkat Likuiditas ................................................................................................. 68

vi

Page 12: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan tulang punggung bagi perekonomian dunia usaha,

dengan semakin pesatnya dunia industri, maka semakin meningkat aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan. Selain mempertahankan keberadaannya juga agar

mampu bersaing dengan perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa sejenis.

Perusahaan juga harus dapat menentukan strategi yang tepat agar dapat

meningkatkan penghasilannya. Untuk itu perusahaan harus mampu membuat

rencana yang dituangkan dalam anggaran.

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas.

Oleh karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu perusahaan. Kegiatan

yang dilakukan perusahaan tersebut sebenarnya selain untuk menghasilkan kas,

juga menggunakan kas tersebut, termasuk di antaranya untuk pembelian bahan

mentah, pembayaran utang-utang yang telah jatuh tempo, pembayaran gaji

karyawan, pengeluaran untuk biaya-biaya penjualan, biaya administrasi dan

umum, biaya iklan, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran lainnya atau dapat di

katakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

Salah satu rencana kegiatan yang di buat oleh manajemen dalam upaya

menentukan kas minimal ini adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran

kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu di masa yang akan

datang. Dengan menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam

keadaan defisit kas dan surplus kas.

1

Page 13: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

2

Anggaran kas dapat membantu manajemen di dalam mengatasi perubahan-

perubahan yang dapat mempengaruhi posisi kas yang mungkin membahayakan

kredit kas yang beredar. Oleh karena itu, penyusunan anggaran kas bagi

perusahaan cukup penting guna menjaga tingkat proyeksi likuiditas perusahaan.

Semakin besar jumlah kas dalam perusahaan artinya perusahaan tersebut semakin

tinggi pula tingkat proyeksi likuiditasnya. Dengan anggaran kas pula maka akan

dapat diketahui apabila terdapat perbedaan di dalam waktu dan volume dari aliran

kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow) yang dapat

menimbulkan kesulitan, karena hal ini berpengaruh terhadap besarnya uang kas

yang tertahan di dalam perusahaan.

Tingkat likuiditas suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya, karena tingkat

likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemungkinan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dalam pengukuran

tingkati likuiditas suatu perusahaan diperlukan norma-norma untuk mengukur

keadaan tingkat likuiditas tersebut. Dalam kenyataannya pengendalian anggaran

kas tidak jarang menimbulkan masalah-masalah seperti adanya tingkat likuiditas

yang berlebihan (Over Liquid) dan likuiditas yang rendah (Under Liquid).

Pengelolaan tingkat likuiditas perusahaan dalam menghadapi kondisi Over Liquid

maupun Under Liquid pada tiap-tiap perusahaan berbeda.

Kelebihan atau kekurangan dana untuk mempunyai dampak yang kurang

baik terhadap kelancaran perusahaan di dalam menjalankan kegiatan usahanya,

dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba operasi, kekurangan dana tunai akan

Page 14: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

3

berpengaruh pada kemungkinan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

lancarnya sehubungan dengan kegiatan produksi.

Tingkat likuiditas perusahaan berbanding sejajar dengan produktivitasnya,

di mana keadaan tingkat likuiditas tersebut yaitu adanya selisih jumlah yang

cukup antara aliran kas yang likuid dan produktif di dalam saldo kas yang

tertahan. Dengan adanya saldo kas yang likuid dan produktif , maka akan dapat di

pastikan bahwa untuk menetapkan saldo kas tiap periode akan mempengaruhi

pada kegiatan operasional perusahaan.

Untuk mewujudkan salah satu tujuan pemerintah pusat di bidang kelayakan

keuangan seperti tersebut di atas PT. PLN melakukan kegiatan penganggaran kas

yang merupakan suatu fungsi penting bagi keberhasilan usaha. Penerapan prinsip

penganggaran yang tepat dan pelaksanaan fungsi penganggaran yang efisien dan

efektif akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada penelitian ini memilih

judul “PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT

LIKUIDITAS PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, penulis

mendapatkan masalah dalam penelitiannya, maka dapat diambil suatu perumusan

masalah sebagai berikut “Berapa besar pengaruh anggaran kas terhadap tingkat

likuiditas pada PT. PLN ( persero ) Wilayah Sulselrabar.”

Page 15: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Adapun

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut ”Untuk

mengetahui besarnya pengaruh perubahan anggaran kas terhadap tingkat likuiditas

PT. PLN ( persero ) Wilayah Sulselrabar.”

1. Manfaat Penelitian

a. Sebagai tambahan informasi dan bahan kajian tentang pengaruh perubahan

anggaran kas terhadap tingkat likuiditas dapat memberikan sumbangan teori

bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang akuntansi

dan dapat memberikan gambaran/informasi pada PT. PLN Wilayah

Sulselrabar.

b. dapat memberi masukan bagi para penulis guna memberikan informasi

sebagai salah satu syarat sidang sarjana pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Makassar Muhammadiyah.

c. Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi pengetahuan serta dapat di

jadikan referensi bagi mahasiswa atau pihak manapun yang berminat dalam

melakukan penelitian yang terkait dengan tema penulisan ini.

Page 16: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANGGARAN

1. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu

merupakan suatu rencana yang menyatakan dalam bentuk tertulis mengenai

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk periode waktu

tertentu. Periode yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam penyusunan

anggaran umumnya tidak lebih dari satu tahun, Hal ini dikarenakan perusahaan

sering dihadapkan pada unsur ketidakpastian.

Definisi anggaran banyak yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi di

antaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2008:12), adalah :

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan

program yang telah disahkan.

Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon yang dalam

Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2003:1), Anggaran adalah suatu pendekatan

yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan

sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen.

M. Munandar (2001:1), Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang

disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang

dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu

(periode) tertentu yang akan datang.

5

Page 17: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

6

Dari definisi di atas bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajemen

mengenai perolehan dan penggunaan sumber daya perusahaan yang dinyatakan

secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitatif dan dalam suatu periode

tertentu. Dalam anggaran itu termasuk juga serangkaian tindakan antisipasi untuk

menyesuaikan keadaan di masa mendatang dengan rencana yang telah ditetapkan,

karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat koordinasi dan implementasi antara

rencana awal dengan aktivitas yang sedang berlangsung.

Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi

yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang

untuk jangka waktu tertentu.

2. Karasteristik Anggaran

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Robert N. Anthony, John

Dearden dan Robert M. Bedford dalam Agus Maulana (2005:44-45) anggaran

memiliki karakteristik sebgai berikut :

1. Dinyatakan dalam satuan uang (moneter) walaupun angkanya berasal dari

angka bukan satuan keuangan,

2. Mencakup kurung waktu satu tahun,

3. Isinya menyangkut komitmen manajemen yaitu manajer setuju untuk

menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan,

4. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai

wewenang lebih tinggi dari yang menyusunnya,

5. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat diubah,

kecuali dalam hal khusus,

Page 18: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

7

6. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik dan varian

yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

Menurut Mulyadi (2005:511) karakteristik anggaran yang baik adalah :

Anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Anggaran disusun berdasarkan program

2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang

dibentuk dalam organisasi perusahaan.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencana dan alat pengendali.

3. Macam-macam Anggaran

Sebagai alat bantu manajemen anggaran perusahaan mempunyai ruang

lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait

dengan anggaran perusahaan tersebut. Karena banyak macamnya anggaran yang

satu akan berbeda dengan anggaran lain baik dari segi isi, bentuk, maupun

fungsinya.

Berdasarkan jenis pertanggung jawabannya, menurut Robert N. Anthony,

John Dearden dan Robert M. Bedford dalam Agus Maulana (2005:46)

mengemukakan bahwa anggaran digolongkan menjadi tiga, yaitu :

Penggolongan Anggaran :

1. Anggaran Biaya (Expense Budget) terdiri dari :

a.Anggaran yang menyangkut pengeluaran terukur (engineered expense) dalam

pusat tanggung jawab dimana keluaran dapat diukur.

b.Anggaran yang menyangkut pengeluaran dikresioner (discretiory expense) di

pusat tanggung jawab, di mana keluaran tidak dapat diukur.

Page 19: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

8

2. Anggaran Pendapatan (Revenue Budget)

Diantara semua elemen dari anggaran laba, anggaran pendapatan merupakan

elemen yang paling penting, padahal sekaligus anggaran ini merupakan elemen

yang mengandung ketidak pastian yang paling besar. Pertimbangan manajemen

yang penting mengenai anggaran pendapatan adalah bahwa anggaran ini biasanya

mengandung ramalan tentang beberapa kondisi tertentu yang berada di luar

kendali manajer penjualan.

3. Anggaran Laba (Profit Budget)

Anggaran laba merupakan rencana laba tahunan, anggaran ini terdiri dari

seperangkat proyeksi ikhtisar keuangan untuk tahun mendatang dengan jadwal

pendukung yang berkaitan.

Pengelompokan jenis-jenis anggaran dapat dilakukan dari berbagai sudut

pandang, M. Nafarin (2008:17) membagi anggaran ke dalam beberapa kelompok

berdasarkan beberapa sudut pandang sebagai berikut :

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a) Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval

kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang

dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b) Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu disebut juga anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

Page 20: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

9

a) Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu. Umumnya periode satu tahun yang disusun setiap akhir periode

anggaran.

b) Anggaran Kontinyu, adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a) Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

b) Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat

untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

4. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a) Anggaran Apropriasi (Appropriation Budget), adalah anggaran yang

dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

b) Anggaran Kinerja (Performance Budget), adalah anggaran yang disusun

berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan)

yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

4. Fungsi dan Manfaat Anggaran

Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan

pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini

diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan sistem itu di dalam

pelaksanaannya.

Fungsi anggaran menurut Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N.

Gordon dalam Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2003:377), yaitu :

Page 21: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

10

Ada tiga fungsi yaitu :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran yang

teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata dan jelas dalam unit

dan uang.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga

pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan. Jadi

anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan,

seperti : bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian

keuangan.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti

mengevaluasi atau menilai terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara

membandingkan realisasi dengan anggaran, dan melakukan tindakan perbaikan

apabila dipandang perlu atau apabila terdapat penyimpangan yang merugikan.

Menurut Gunawan Adisaputro (2003:56) manfaat yang dapat diperoleh dari

anggaran adalah:

Manfaat anggaran adalah :

1. Anggaran bisa dijadikan sebagai “alat penaksir”

Dengan disusunnya suatu anggaran, perusahaan akan dapat mengetahui dan

menaksirkan sesuatu dari pengalaman yang lalu. Selain itu anggaran dapat

Page 22: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

11

menaksirkan beberapa besar misalnya laba yang akan didapat dalam satu

periode kegiatan perusahaan.

2. Anggaran sebagai “plafon” atau bisa juga dijadikan sebagai “alat pengatur

otorisasi” pengeluaran kas.

Dengan disusunnya suatu anggaran maka perusahaan akan mempunyai

data yang cukup dan tersedia sehingga memungkinkan dilakukannya suatu

estimasi dengan cukup akurat. Dan anggaran juga mampu mengatur otorisasi

karena dengan adanya anggaran akan terlihat jelas bagian mana yang berhak

untuk melakukan kegiatan perusahaan sesuai dengan bidangnya, dan

manajemen tidak menghendaki diubahnya anggaran yang telah disahkan.

3. Anggaran sebagai “pengukur efisiensi”

Dari segi pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan atas angka

standar yang benar akan berfungsi sebagai alat penilai efisiensi, karena angka

standar yang dipakai memang efektif dan fleksibel, sehingga biaya realisasi

biaya yang melebihi atau kurang dari jumlah uang yang dianggarkan dianggap

merupakan pemborosan/penghematan yang sebenarnya. Dengan demikian

selisih biaya benar-benar dapat dinilai sebagai penyimpangan dari yang

seharusnya.

5. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi

Akuntansi bagi suatu perusahaan merupakan alat informasi agar orang mengerti

dan mengetahui tentang keadaan perusahaan. Alat informasi akuntansi berupa laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal,

laporan sumber dan penggunaan dana.

Page 23: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

12

Laporan keuangan tersebut merupakan suatu realisasi (aktual) yang akan

diperbandingkan dengan anggaran (rencana). Agar dapat memperbandingkan antara

realisasi dengan anggaran maka rekening-rekening yang dipergunakan dalam

penyusunan akuntansi harus sama dengan rekening-rekening yang dipergunakan

dalam penyusunan anggaran. Suatu anggaran harus mengikuti format laporan

akuntansi yang berkaitan dengan operasi, input, output, dan posisi keuangan yang

digunakan dalam perusahaan.

Metode dan teknik yang diterapkan dalam akuntansi harus diterapkan juga

dalam penyusunan anggaran. Dengan demikian seorang penyusun anggaran mutlak

harus menguasai metode dan teknik akuntansi, terutama dalam penyusunan anggaran

laporan laba rugi dan anggaran neraca.

Penyusunan anggaran didasarkan pada data-data masa lalu yang sebagian besar

dihasilkan oleh sistem akuntansi dan pengawasan yang menyangkut pengukuran

hasil-hasil yang telah direalisir. Akibatnya untuk dapat menyelenggarakan

perencanaan dan pengendalian laba perusahaan yang sehat harus diselenggarakan

sistem akuntansi pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah

suatu sistem akuntansi yang dipola lebih dulu sesuai dengan tanggung jawab dari tiap

bagian dalam organisasi.

Perbandingan antara realisasi dengan anggaran tidak ada gunanya bila

pengelompokan rekening harus dikembangkan menurut pusat-pusat pertanggung

jawaban dan harus dilengkapi dengan perintah-perintah standar untuk penetapan

beban dan pendapatan pada tiap jenis rekening.

Menurut M. Nafarin (2008:12) anggaran memang berkaitan secara unik dengan

sistem akuntansi perusahaan dalam hal-hal :

Page 24: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

13

1. Komponen keuangan dari suatu anggaran yang umumnya disusun dalam

suatu format akuntansi.

2. Anggaran perusahaan mempunyai kaitan erat dengan akuntansi manajemen,

yaitu berupa akuntansi harga pokok standar, akuntansi harga pokok variabel.

3. Akuntansi keuangan mencatat transaksi waktu yang lalu, sedangkan anggaran

perusahaan mencatat transaksi waktu yang akan datang.

4. Untuk memperbandingkan anggaran dengan realisasi diperlukan data yang

dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

5. Akuntansi keuangan memberikan input-input data historis yang relevan

terutama untuk tujuan-tujuan analisis dalam pengembangan anggaran

perusahaan.

B. ANGGARAN KAS

1. Pengertian Anggaran Kas

Arthur J. Keown dkk., dalam Marcus Prihminto Widodo (2008:122)

mengemukakan pengertian anggaran kas, adalah Anggaran kas menggambarkan

suatu rencana yang terperinci tentang arus kas masa depan dan terdiri dari empat

unsure: penerimaan kas, pengeluaran kas, perubahan bersih dalam kas untuk suatu

periode, dan kebutuhan dana yang baru.

Sedangkan M. Nafarin (2008:82) menyatakan anggaran kas dalam

realisasinya disebut laporan arus kas atau laporan sumber dan belanja kas. Dalam

anggaran kas terdapat istilah cash inflow dan cash outflow.

M. Munandar (2001:311) mendefinisikan anggaran kas sebagai berikut

Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang

Page 25: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

14

jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode

yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun

perubahan yang berupa pengeluaran kas.

Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa anggaran kas merupakan

rencana yang disusun oleh manajemen tentang kas beserta perubahan-

perubahannya yaitu tentang kas masuk dan kas keluar yang direncanakan pada

akhir periode tertentu.

Bagi manajer keuangan, anggaran kas memberikan kerangka untuk menilai

dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas masa sekarang dan

merupakan suatu tinjauan tentang pola arus kas yang mungkin terjadi di masa

yang akan datang.

Dalam usaha untuk mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas, jika

anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan biaya,

manajer keuangan masih mempunyai cukup waktu untuk mengambil tindakan

yang diperlukan dalam rangka mengatasi pembiayaan di masa yang akan datang.

2. Tujuan dan Penyusutan Anggaran

Tujuan penyusunan anggaran kas menurut Gleen A. Welsch, Ronald W.

Hilton, dan Paul N. Gordon dalam Purwatiningsih dan Maudy Warouw

(2003:378), antara lain untuk :

1.Memberikan taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari

operasi yang dijalankan.

2.Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya.

Page 26: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

15

3.Menentukan kebutuhan pembiayaan dan atau kelebihan kas menganggur

untuk investasi.

4.Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya,

investasi, hutang.

5.Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus

menerus.

Sementara menurut Maryono S. U dan D. Agus Harjito (2002:212) tujuan

anggaran kas adalah :

1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari

kegiatan operasi perusahaan baik periode bulanan maupun tahunan.

2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada

periode tertentu.

3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan atau defisit yang

terjadi, yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

4. Menentukan besarnya kas untu pembayaran hutang dan kelebihan kas

yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

Dengan demikian perencanaan anggaran kas akan menunjukkan :

1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi atau

2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi yaitu untuk menanamkan

kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan.

Page 27: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

16

3. Manfaat Penyusunan Anggaran Kas

Anggaran kas memiliki manfaat pokok antara lain sebagai pedoman kerja,

sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja atau dapat

diuraikan lebih jelas menurut M. Munandar (2001:10), yaitu :

a) Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta

sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan

di waktu yang akan datang.

b) Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja

Anggaran befungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua

bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling

bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan

demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

c) Sebagai Alat Pengawasan Kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding, untuk

menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan

antara apa yang terutang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh

realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses

bekerja ataukah kurang sukses bekerja.

Dengan adanya anggaran kas juga perusahaan akan dapat mengetahui kapan

perusahaan sedang mengalami defisit atau surplus kas sebagai akibat dari operasi

perusahaan, mengetahui kelebihan atau kekurangan kas yang sedang terjadi pada

kas perusahaan, mengetahui kemana seharusnya perusahaan mencari pinjaman

Page 28: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

17

jika memang perusahaan sedang membutuhkan dana, mengetahui tersedianya kas

yang menganggur untuk investasi, dapat menetapkan dasar perkreditan yang sehat

untuk penilaian posisi kas, mengetahui atau memperhitungkan serta

memperkirakan Safety Cash Balance (SCB) yaitu jumlah minimal kas yang harus

dipertahankan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat. Safety

Cash Balance ini dipengaruhi oleh factor perbandingan antara aliran kas masuk

dan aliran kas keluar, penyimpangan aliran kas yang diperkirakan, dan adanya

hubungan baik dengan bank.

4. Penyusunan Anggaran Kas

Penyusunan anggaran kas menjadi tanggung jawab bagian keuangan

perusahaan. Karena penyusunan anggaran kas berdasarkan pada anggaran-

anggaran lain, maka bagian keuangan harus bekerja sama dengan manajer-

manajer lain. Penyusunan anggaran kas harus realistis dan harus ada

keseimbangan antara tersedianya kas dengan kegiatan-kegiatan yang memerlukan

kas. Perencanaan dan pengendalian cash inflow, cash outflow dan yang berkaitan

dengan pembelanjaan adalah penting di dalam perusahaan.

Anggaran kas menunjukkan kebutuhan kas dalam jangka pendek yang

merupakan bagian dari financial planning perusahaan. Periode anggaran kas

umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun, yang dibagi dalam interval

setiap bulanan, kwartalan dan enam bulanan. Pada dasarnya anggaran kas dapat

dibedakan dalam dua bagian, yaitu estimasi penerimaan kas dan estimasi

pengeluaran kas.

Page 29: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

18

5. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran Kas

Menurut Bambang Riyanto (2001:97) penyusunan anggaran kas biasanya

dilakukan beberapa tahap yaitu :

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi

perusahaan. Transaksi-transaksi pada tahap ini merupakan transaksi

operasi (operating transaction). Pada tahap ini diketahui adanya defisit

atau surplus karena rencana operasinya perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank

atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit

kas karena rencana operasi perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran

bunga kredit beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi

disini merupakan transaksi finansial (financial transaction).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran

setelah adanya transaksi finansial, dan budget kas yang final ini

merupakan gabungan dari transaksi operasi dan transaksi finansial yang

menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas

Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran

yang termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda

dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat ,

diperlukan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang

harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran kas.

Page 30: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

19

7. Hubungan Anggaran Kas Dengan Anggaran Lain

Dalam menyusun anggaran kas tidak terlepas dari hubungannya dengan

penyusunan anggaran perusahaan lainnya, ini berarti bahwa dalam suatu

perusahaan terdapat hubungan timbal balik antara satu kegiatan dengan kegiatan

lainnya. Menurut James D. Wilson dan John B. Campbell dalam Tjintjin Fenix

Tjendera (1996:402) hubungan anggaran kas dengan anggaran lain adalah

Penyusunan anggaran kas pada umumnya bergantung pada anggaran lain, yaitu

anggaran penjualan, laporan perhitungan laba rugi yang ditaksirkan, berbagai

anggaran operasi dan rencana strategis jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas

merupakan program penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta yang

dikorelasikan dengan perubahan-perubahan neraca, penghasilan serta pengeluaran

yang diharapakan. Dapat pula diperkirakan bahwa anggaran kas adalah suatu alat

pengecek terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran-sasaran anggaran

operasi tercapai maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas, sebaliknya

apabila gagal mencapai sasaran anggaran maka bagian keuangan terpaksa harus

mencari sumber tambahan kas. Anggaran kas dapat menduduki prioritas yang

tergantung dari pada posisi kas atau posisi keuangan perusahaan. Banyak para

eksekutif yang lebih suka menelaah anggaran kas mendahului laporan-laporan lain

yang diproyeksikan, dan oleh karena itu dapat mengambil tempat nomor satu

dalam laporan lengkap tentang operasi-operasi yang diharapkan. Jadi anggaran

kas meskipun hanya merupakan awal sekaligus akhir dari setiap aktivitas

perusahaan.

Page 31: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

20

Menurut M. Nafarin (2008:316) hubungan anggaran kas dengan anggaran

lain dikemukakan sebagai berikut Penyusunan anggaran kas menggunakan

pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung dapat dilakukan dengan

cara menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran neraca dan anggaran

laba rugi yang diperbandingkan antara dua periode serta informasi lain yang

mendukung terjadinya perubahan tersebut. Jadi anggaran kas meskipun

merupakan bagian dari rencana induk, setiap fungsinya sangat penting. Karena

merupakan awal dan sekaligus akhir dari setiap aktivitas perusahaan. Jelaslah

bahwa anggaran kas harus selalu didahului dengan penyusunan anggaran-

anggaran lain seperti anggaran penjualan, persediaan, biaya operasi, dan lain

sebagainnya.

C. LIKUIDITAS

1. Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Pengertian lainnya adalah kemampuan seseorang atau

perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segara harus dibayar

dengan harta lancarnya.

Menurut Lukman Syamsudin (2004:41) mengatakan bahwa likuiditas adalah

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk

membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo

dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Page 32: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

21

Likuiditas menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:301), adalah sebagai

berikut Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya.

Tingkat likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemungkinan

kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

likuiditas tidak hanya berkenaan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva

lancar tertentu menjadi uang kas.

Dengan demikian, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban secara

tepat waktu artinya perusahaan dalam keadaan likuid dan perusahaan tersebut

mempunayi alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari hutang

lancarnya. Jadi dengan melihat likuiditas suatu perusahaan, pihak kreditur dengan

Bank dapat menilai baik buruknya perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sangat

penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan likuiditasnya.

2. Rasio Tingkat Likuiditas

Rasio merupakan alat analisis laporan keuangan yang dapat memberikan

jalan keluar dan menggambarkan symptom (gejala-gejala yang tampak) suatu

keadaan. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan,

analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil

oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas perusahaannya yang

kemudian dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan

perusahaan.

Page 33: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

22

Tidak hanya bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik

terhadap angka-angka rasio modal kerja (likuiditas), yaitu rasio yang digunakan

untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi

juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja

yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi kreditur jangka panjang dan

pemegang saham yang akhirnya atau setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek

dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston dalam Dodo Suharto dan

Herman Wibowo (2001:79), rasio likuiditas adalah Rasio likuiditas merupakan

rasio yang menunjukan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban

lancar.

Menurut Munawir (2007:71) pengertian rasio likuiditas adalah sebagai

berikut Rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi

keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi management untuk

mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.

Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) berikut ini

diberikan beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa

dan menginterpretasikan data tersebut.

3. Proyeksi Rasio Lancar

Proyeksi current ratio merupakan rasio yang membandingkan antara jumlah

seluruh aktiva lancar yang meliputi kas, piutang dan persediaan, dengan seluruh

jumlah hutang lancar (ternasuk di dalamnya hutang jangka panjang yang jatuh

tempo). Proyeksi Current ratio ini merupakan ukuran yang menunjukan

Page 34: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

23

kesanggupan bagi perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya yang jatuh

tempo.

Menurut Lukman Syamsudin (2001:43), mengartikan Rasio Lancar

(Current Ratio) sebagai berikut Current Ratio merupakan salah satu rasio finansial

yang sering digunakan. Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva

lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities).

Bambang Riyanto (2001:26) menyebutkan pengertian Current ratio sebagai

berikut Current ratio ini merupakan ukuran berharga untuk mengukur

kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligationnya.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa Proyeksi Rasio Lancar (Current Ratio)

adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.

Rumus Current ratio (Bambang Riyanto, 2001:332)

Aktiva Lancar

Current Ratio =

Hutang Lancar

Rasio ini menunjukan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah

aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap

besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat, pada tanggal

tertentu seperti tercantum pada neraca.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar

semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek. Rasio

ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi.

Page 35: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

24

4. Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio)

Seperti halnya pada Current ratio, rasio ini juga digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Namun

pada rasio ini, ukuran kemampuan membayar yang ditunjukkan lebih realistis

dibanding current ratio , karena pada quick ratio tidak seluruh aktiva lancar turut

diperhitungkan, yakni dengan menyisihkan elemen persediaan barang lebih

dahulu kemudian diperbandingkan dengan total hutang lancar.

Rasio cepat ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas

dengan lebih cepat. Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling

lama untuk berubah menjadi kas, persediaan dikeluarkan dari angka yang dibagi

dalam perhitungan rasio lancar.

Menurut Lukman Syamsudin (2001:45), mengartikan Rasio Cepat (Quick

Ratio) sebagai berikut Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

Pengertian Quick Ratio menurut Mamduh M.Hanafi & Abdul Halim

(2003:204) yaitu Quick Ratio sering juga disebut Acid-test Ratio, rasio ini

menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat.

Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk

berubah menjadi kas, maka dalam perhitungan Quick ratio persediaan dikeluarkan

dari angka yang dibagi (numerator).

Menurut Bambang Riyanto (2001:27) menyebutkan Quick ratio adalah

sebagai berikut Elemen persediaan barang (Inventory) tidak diperhitungkan,

Page 36: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

25

karena inventory dipandang sebagai aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya

rendah dan lagi pula yang paling sering mengalami fluktuasi harga.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Quick Ratio adalah

perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar setelah dikurangi persediaan.

Rumus Quick Ratio (Bambang Riyanto, 2001:333)

Aktiva Lancar - Persediaan

Quick Ratio =

Hutang Lancar

Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi hutang lancar, semakin besar rasio ini semakin baik . Rasio ini disebut

juga Acid-test Ratio.

5. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar

hutang perusahaan yang harus segera terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam

perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Pada rasio ini, yang

diperhitungkan hanya elemen-elemen aktiva lancar lain yang benar-benar dapat

direalisasi secepatnya menjadi uang kas. Uang kas disini yang dimaksud adalah

uang kas yang ada pada perusahaan maupun uang kas yang disimpan di Bank.

Menurut Lukman Syamsudin (2001:46), mengartikan Rasio Kas (Cash

Ratio) sebagai berikut Rasio kas merupakan perbandingan antara kas dengan total

utang lancar. Atau dapat juga dihitung dengan mengikut sertakan surat-surat

berharga.

Page 37: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

26

Sedangkan pengertian Cash Ratio menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul

Halim (2003:204), yaitu Cash Ratio yaitu perbandingan aliran kas dalam suatu

periode dibagi rata-rata hutang lancar pada periode tersebut.

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa Cash Ratio adalah

perbandingan antara kas dengan hutang lancar. Kas dan surat-surat berharga

merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi

dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang dapat

segera diuangkan.

Rumus Cash Ratio (Bambang Riyanto, 2001:333)

Efek + Kas

Cash Ratio =

Hutang Lancar

Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yamg tersedia makin

besar sehingga pelunasan utang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan

tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk mempertinggi Rate Of

Return.

6. Perubahan Anggaran Kas terhadap Tingkat Likuiditas

Anggaran kas yang disusun oleh perusahaan dalam suatu periode

mempunyai peranan besar dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan

antara lain kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Dengan menyusun

anggaran kas, perusahaan dapat merumuskan srategi dan kebijakan yang tepat

dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan segera. Kemampuan membayar ini

Page 38: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

27

dapat diketahui dengan membandingkan antara kekuatan membayar di satu pihak

dengan kewajiban finansial yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam dua atau

lebih periode di masa yang akan datang. Dengan kata lain likuiditas perusahaan

dapat di maksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dengan aktiva

lain yang dapat dipersamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah

hutang lancar atau pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan kegiatan

perusahaan di lain pihak. Hasil perbandingan tersebut merupakan ukuran untuk

mengukur kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban

finansialnya.

Agar tujuan perusahaan dapat dicapai secara efisien dan efektif maka harus

diterapkan prinsip manajemen yang sehat dan baik. Hal ini berlaku pula

manajemen kas sebagai bagian dari manajemen perusahaan salah satu usaha yang

dilakukan sehubungan dengan itu adalah menerapkan manajemen kas.

Sebagai salah satu alat manajemen kas, anggaran kas dapat menyediakan

informasi yang sangat dibutuhkan oleh manajemen keuangan dalam menentukan

tingkat proyeksi likuiditas perusahaan. Informasi-informasi tersebut meliputi

seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran serta posisi kas pada saat tertentu,

sehingga dapat diperkirakan adanya surplus atau defisit serta jumlah dana saat hal

itu terjadi.

Efisiensi anggaran kas dapat dilihat dari pola cash inflow (cash receipt) dan

cash outflow (cash disbursement) yang terjadi dalam perusahaan. Apabila cash

inflow telah seimbang dapat diramalkan dengan derajat ketetapan yang cukup

tinggi maka saldo kas dapat ditentukan sampai tingkat yang optimal.

Page 39: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

28

Seimbangnya arus penerimaan dan pengeluaran didasari oleh kebijakan-

kebijakan yang dianut perusahaan dalam mengelola arus kasnya, baik terhadap

pelanggan sebagai sumber utama perusahaan maupun terhadap lembaga atau

organisasi di mana perusahaan membayarkan kewajiban kasnya. Di samping itu

perusahaan juga perlu menentukan metode apa yang akan digunakan untuk

menjamin terjadinya aliran kas yang tepat dalam hal waktu maupun kuantitasnya

sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati.

Evaluasi tehadap peramalan arus kas yang dinyatakan dalam anggaran kas

akan memberikan gambaran bagi pihak pengambil keputusan mengenai prospek

persediaan dana kas atas perusahaan di masa mendatang.

D. Kerangka Pikir

Setiap badan usaha milik pemerintah, maupun perusahaan swasta berusaha

untuk melaksanakan kegiatan operasinya dengan lancar dalam hal peningkatan

efisiensi dan efektivitas kinerjanya dan demi tercapainya kegiatan perusahaan

yang telah ditetapkan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasi tersebut

dengan lancar akan sangat dipengaruhi oleh keadaan kas perusahaan tersebut. Kas

adalah modal kerja yang memiliki tingkat likuiditas yang paling tinggi di mana

semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti semakin tinggi

tingkat likuiditasnya, kas juga sebagai alat untuk menjaga berbagai kesempatan

yang mungkin timbul dalam memperoleh keuntungan seperti adanya pembelian

tunai yang memperoleh potongan harga dengan persentase tertentu. Tetapi ini

tidak berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah kas yang sangat besar,

Page 40: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

29

karena semakin banyak jumlah kas perusahaan, berarti semakin banyak jumlah

uang yang menganggur sehingga memperkecil tingkat profitabilitasnya bahkan

bisa menimbulkan pemborosan yang dapat merugikan bagi perusahaan tersebut.

Di dalam mengelola suatu perusahaan, manajemen menetapkan sasaran

yang akan dicapai di masa yang akan datang dalam proses yang sering disebut

dengan perencanaan yang kemudian membandingkan hasil aktual atau

realisasinya dengan anggaran.

Rencana biasanya tercantum dalam anggaran. Anggaran merupakan suatu

rencana kerja yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan yang dinyatakan secara kuantitatif yang berlaku untuk jangka waktu

tertentu di masa yang akan datang. Pada dasarnya penggunaan anggaran adalah

sebagai alat bantu manajemen dalam mengambil keputusan.

Dalam rangka mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan, maka

sebagai salah satu alat yang digunakan manajemen dalam menyusun perencanaan

yang tepat serta pengendalian kas yang memadai tanpa harus menunggu

perusahaan berada dalam keadaan keuangan yang kritis adalah dengan melakukan

penerapan anggaran kas di dalam perusahaan.

Dengan disusunnya anggaran kas perusahaan, akan dapat diketahui sampai

sejauh mana perubahan Anggaran kas terhadap tingkat proyeksi likuiditasnya.

Apabila tingkat proyeksi likuiditasnya yang dimiliki perusahaan tersebut telah

sesuai dengan target yang diharapkan, maka tujuan perubahan anggaran kas dalam

mengukur tingkat proyeksi likuiditas pun tercapai.

Page 41: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

30

Anggaran kas bagi PT PLN (Persero) sangatlah penting artinya bagi

penjagaan likuiditasnya. Dengan adanya anggaran kas dapat diketahui kapan

perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasinya

perusahaan. Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah untuk

mengetahui Pengaruh Perubahan anggaran kas terhadap tingkat proyeksi likuiditas

pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

Selanjutnya kerangka pemikiran diatas dapat dilihat pada gambar 1.1

sebagai berikut

Gambar 1.1

Bagan Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas maka hipotesis diduga

adalah Terdapat Pengaruh Perubahan Anggaran Kas terhadap tingkat Likuiditas

yang diperoleh PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar.

PT. PLN ( Persero )

Wilayah Sulselrabar

Perubahan Anggaran

Kas

Tingkat Likuiditas

Page 42: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN ( persero ) Wilayah Sulselrabar, yang

merupakan salah satu PLN Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian waktu

penelitian direncanakan 2 bulan, yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April.

B. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data serta keterangan yang di perlukan dalam

penyusunan proposal ini, maka digunakan metode penelitian studi kasus (Case

study method) dan pengumpulan data melalui penelitian, sebagai berikut :

1) Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan

jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai

bahan pustaka, serta karangan ilmiah yang erat kaitannya dengan masalah yang

di atas. Dan dapat ditambah pula bahan kuliah yang ada hubungannya dengan

pembahasan proposal ini.

2) Penelitian lapangan (field reserch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan

jalan mengadakan kunjungan secara langsung kepada obyek penelitian yang

telah ditetapkan.

31

Page 43: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

32

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti

dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih

lanjut.

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam

bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data ini diperoleh langsung dari PT. PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar, baik dari hasil wawancara ataupun hasil dari observasi langsung

dengan bagian-bagian terkait untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang di peroleh dengan cara membaca dan mempelajari buku

buku atau laporan yang dapat membantu kelancaran mahasiswa dalam

menyusun laporan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode

deskriptif analisis kuantitatif dan Data yang diperoleh antara lain adalah data

laporan Anggaran Kas dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 (5 tahun) yang

berupa angka-angka mengenai Perubahan anggaran kas dan laporan keuangan

pada PT. PLN ( Persero ) Wilayah Makassar

Page 44: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

33

Untuk mengetahui Perubahan Anggaran kas terhadap tingkat likuiditas yang

diperoleh PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar dan untuk mengetahui

perubahan anggaran kas terhadap tingkat likuiditas yang diperoleh digunakan

analisis data dengan metode statistik. Data yang digunakan dalam analisis statistik

ini adalah analisis korelasi sehingga perubahan anggaran kas sebagai variabel

bebas (X) dan tingkat likuiditas yang diperoleh sebagai variabel terikat (Y).

Secara matematis sebagai berikut :

n∑ XY - ∑ X ∑ Y

R =

√ [ n ∑ X2 – ( ∑ X )

2 ] [ n ∑ Y

2 – ( ∑ Y )

2 ]

Keterangan : r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Data

X = Variabel Independen (anggaran kas)

Y = Variabel Dependen (tingkat proyeksi likuiditas)

Pada dasarnya r dapat bervariasi -1 sampai dengan +1 atau sistematis dapat ditulis

-1 < r > +1.

1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan kedua variabel sangat lemah atau

tidak terdapat hubungan sama sekali sehingga tidak memungkinkan terdapat

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Bila 0 < r > 1, maka korelasi antara kedua variabel dapat dikatakan positif atau

searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai variabel

independen yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan

variabel dependen.

Page 45: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

34

3. Bila -1 < r < 0, maka korelasi antara kedua variabel dapat dikatakan negatif

atau bersifat kebalikan, dengan kata lain kenaikan nilai-nilai variabel

independen akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai variabel

dependen dan sebaliknya.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,00

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber : Sugiono (2008:214)

Untuk membantu dalam pengolahan data korelasi, penulis menggunakan aplikasi

software komputer SPSS 16.0 for windows.

E. Definisi Variabel dan Variabel Operasional

a. Definisi Variabel

Sesuai dengan judul penelitian yaitu mengenai “Pengaruh Perubahan

Anggaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas” maka, terdapat dua variabel yaitu :

1. Perubahan Anggaran Kas ( Variabel Independen )

Page 46: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

35

Variabel Independen adalah variabel yang bebas yang mempengaruhi

variabel bebas atau variable kaitan, yang ada kaitannya dalam masalah ini

maka yg menjadi variable independen adalah perubahan anggaran kas.

2. Tingkat Likuiditas ( Variabel Dependen )

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,

dalam kaitannya dengan masalah ini maka yang menjadi variabel dependen

adalah Tingkat Likuiditas.

b. Definisi Operasional

Variabel-variabel penelitian ini akan dijabarkan ke dalam kriteria-kriteria dan

indikator-indikator, indikator-indikator tersebut diukur berdasarkan skala rasio.

Operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Perubahan

Anggaran Kas

( Variabel X )

Perubahan Anggaran Kas

merupakan arus uang masuk

dan keluar yang di

rencanakan dan posisi

terakhir pada akhir periode

tertentu.

Perubahan realisasi proyeksi

saldo akhir dari saldo awal

di tambah rencana

perencanaan penerimaan kas

di kurangi rencana

pengeluaran kas.

Rasio

Tingkat

Likuiditas

(Variabel Y )

Tingkat likuiditas adalah

kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.

Tingkat proyeksi likuiditas

- Proyeksi Current

Ratio

- Proyeksi Quick

Ratio/Acid Test

Ratio

Rasio

Rasio

Page 47: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

36

Operasionalisasi varaibel tersebut dapat digambarkan dalam model

penelitian. Model penelitian merupakan observasi dan fenomena-fonomena yang

diteliti. Model penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai

masalah yang diteliti, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam hal

ini sesuai dengan judul “Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap Tingkat

Likuiditas”.

Page 48: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

Berikut ini merupakan tahun-tahun penting dalam sejarah kelistrikan di

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat :

Pada tahun 1914 dibangun pembangkit listrik yang pertama di Makassar

dengan menggunakan mesin uap yang di kelola oleh suatu lembaga yang di sebut

Electricitiet Weizen berlokasi di Pelabuhan Makassar.

Pada tahun 1925 dibangun pusat listriknTenaga Uap ( PLTU ) dengan

kapasitas 2 MW di tepi sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang,

Sungguminasa dan hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957

Pada tahun1946 dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel ( PLTD ) yang

berlokasi di bekas lapangan sepak bola Bontoalayang dikelola N.V. Nederlands

Gas Electricitiet Maatschappy ( N.V.NEGEM )

Pada tahun 1949 seluruh pengelolaan kelistrikan ke N.V. Ovesseese Gas

dan Electricitiet Gas dan Electricitiet Maatschappy ( N.V. OGEM )

Pada tahun 1957 perusahaan ketenagalistrikkan di kota Makassar

dinasionalisasikan oleh Pemerintah RI dan di kelola oleh Perusahaan Listrik

Negara ( PLN ) Makassar namun wilayah operasi terbatas hanya di kota

Makassar dan daerah luar kota Makassar antara lain Maajene, Bantaeng,

Bulukumba, Watampone dan palopo untuk pusat pembangkitnya ditangani oleh

PLN cabang luar kota dan pendistribusiannya oleh PT. MPS ( Maskapai untuk

37

Page 49: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

38

Perusahaan-perusahaan Setempat ). PLN Maakasssar inilah kelak merupakan cikal

bakal PT. PLN ( Persero ) Wilayah VIII sebagaimana yang kita kenal dewasa ini.

Pada tahun 1961 PLN pusat membentuk unit PLN Expliotasi VI dengan

wilayah kerja meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang

berkedudukan di Makassar.

Pada tahun 1973 berdasarkan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan

Tenaga Listrik No. 01/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian

Tugas Perusahaan Umum, PLN Exploitasi VI berubah menjadi PLN Exploitasi

VIII.

Pada tahun 1975 menteri pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

mengeluarkan Peraturan Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti Peraturan

Menteri No. 01/PRT?1973 yang didalamnyadisebutkan bahwa perusahaan

mempunyai unsure pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu, Direksi

Perum Listrik Negara menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang mengubah sebutan

PLN Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.

Pada tahun 1994 berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 maka status PLN

Wilayah VIII berubah menjadi Persesro maka juga berubah namanya menjadi

PT> PLN ( Persero ) Wilayah VIII. Perubahan ini mengandung arti bahwa PLN

semakin dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

Pada tahun 2001 sejalan kebijakan restrukturisasi sector ketenaga listrikan,

PT. PLN (persero) Wilayah VIII diarahkan menjadi strategic Business

Unit/Investment Centre dan sebagai tindak lanjut, sesuai dengan keputusan

Direksi PT. PLN (Persero) No. 01. K/010/DIR/2001 tanggal 8 januari 2001, PT.

Page 50: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

39

PLN (Persero) Wilayah VIII berubah menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis

Sulawesi Selatan dan Tenggara 11. Tahun 200x Wilayah Sulsel dan Sultra.

Pada tahun 2006 berubah menjadi PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat atau disingkat PT. PLN (Persero)

Wil. Sulselrabar.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar adalah diakui sebagai

Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya

dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

MOTTO : “Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik”

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran posisi wewenang kekuasaan dan

tanggung jawab masing-masing staf yang terlibat dalam satu organisasi. Setiap

struktur organisasi akan lebih dulu memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Manajemen menganalisis jabatan-jabatan

Page 51: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

40

yang dilakukan, kemudian orang dengan minat dan kualifikasi tertentu ditarik

untuk memegang jabatan. Koordinasi tentang kegiatan setiap karyawan

merupakan tanggung jawab penting yang lain dari manajemen, karena mereka

harus “Kompak” jika ingin perusahaan beroperasi secara lancar.

Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus mendukung

moral karyawan. Karyawan yang mengetahui tentang apa yang diharapkan dari

pekerjaan, siapa atasannya dan bagaimana pekerjaan itu cocok dengan struktur

organisasi keseluruhan, semuanya diarahkan untuk membentuk angkatan kerja

yang loyal dan harmonis.

Adapun strruktur organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar secara

umum dapat dilihat pada lampiran 1, karena penulis ingin mempersingkat maka

penulis mencantumkan juga struktur organisasi khusus bidang keuangan saja yang

kebetulan kami ditempatkan pada bagian tersebut tepatnya pada bagian Akuntansi

, struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada lampiran ke 2 (dua).

1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran posisi wewenang kekuasaan dan

tanggung jawab masing-masing staf yang terlibat dalam satu organisasi. Setiap

struktur organisasi akan lebih dulu memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Manajemen menganalisis jabatan-jabatan

yang dilakukan, kemudian orang dengan minat dan kualifikasi tertentu ditarik

untuk memegang jabatan. Koordinasi tentang kegiatan setiap karyawan

merupakan tanggung jawab penting yang lain dari manajemen, karena mereka

harus “Kompak” jika ingin perusahaan beroperasi secara lancar.

Page 52: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

41

Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus mendukung

moral karyawan. Karyawan yang mengetahui tentang apa yang diharapkan dari

pekerjaan, siapa atasannya dan bagaimana pekerjaan itu cocok dengan struktur

organisasi keseluruhan, semuanya diarahkan untuk membentuk angkatan kerja

yang loyal dan harmonis.

Sebagai perusahaan Negara yang bergerak di bidang kelistrikan mempunyai

struktur organisasi yang menggambarkan batas-batas tugas dan tanggung jawab

serta hak dari setiap tingkatan jabatan dalam lingkungan PT PLN (Persero)

Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar itu sendiri, ini dimaksudkan agar setiap

karyawan PT PLN mengetahui sampai dimana hak dan kewajibannya serta kepada

siapa ia harus bertanggung jawab, baik secara langsung maupun tidak

langsung.Hal ini sangat penting untuk menghidari kerancuan di dalam PT PLN

(Persero) itu sendiri.

Adapun struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra,

dan Sulbar (Sultan Batara) dapat dilihat pada skema berikut ini.

Page 53: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN ( Persero ) Wilayah

Sulselrabar

GENERAL

MANAGER

BIDANG

PERENCENAAN

BIDANG

PEMBANGKITAN

BIDANG

TRANSMISI &

DISTRIBUSI

BIDANG

SDM & KHA

BIDANG

KEUANGAN

BIDANG

NIAGA &

PELAYANAN

PELANGGAN

SEKTOR APD AP2B CABANG

Page 54: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

43

D. Uraian Tugas

Berdasarkan pada skema struktur organisasi, maka pembagian tugas dan

tanggung jawab penulis hanya mencantumkan beberapa bidang saja, sebagai

berikut :

1) General Manager

Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi seluruh

sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta menjamin penerimaan hasil

penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan profit serta

iklim kerja yang produktif.

2) Manajer Bidang perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem manajemen

kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi sistem informasi untuk

mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan

keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka

acuan pelaksanaan kerja.

Adapun uraian tugas dalam bidang ini adalah :

1. Menyusun perencanaan wilayah

2. RUPTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik).

3. RJP (Rencana Jangka Panjang)

4. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)

5. Rencana pengembangan sistem ketenaga listrikan.

a. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja.

Page 55: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

44

b. Menyusun metode evalusi kelayakan investasi dalam melakukan penilaian

finansialnya.

c. Menyusun program pengembangan aplikasi sistem informasi

d. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

e. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

f. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

3) Manajer Bidang Pembangkit

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan

pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk

keselamatan ketanagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan tenaga

listrik dengan efesiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan dukungan logistik

bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.

Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah :

1. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan sistem pembangkit,

transmisi dan jaringan distribusi serta membina penerapannya.

2. Menyusun standar untuk penerapan dan pengujian peralatan pembangkit,

transmisi dan distribusi serta standar opersi dan pemeliharaan sistem

pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.

3. Menyusun standar desain dan kriteria konstruksi pembangkit, transmisi,

jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta membina penerapannya.

4. Melakukan pengendalian susut energi listrik dan gangguan pada sistem

pembangkitan, transmisi, distribusi serta saran perbaikannya.

Page 56: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

45

5. Menyusun metoda kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta

membina penerapannya.

6. Menyusun kebijakan manajemen sistem pembangkitan, transmisi dan jaringan

distribusi.

7. Menyusun kebijakan manajemen pengadaan dan perbekalan pembangkitan,

transmisi dan distribusi serta membina penerapannya.

8. Menyusun kebijakan manajemen lingkungan dan keselamatan

ketenagalistrikan serta membina penerapannya.

9. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi

pembangkitan, transmisi dan jaringan distribusi.

10. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

4) Manajer Bidang Transmisi & Distribusi

Keberhasilan PLN Sulserlabar dua kali berturut-turut meraih kinerja terbaik

merupakan PR berat buat kita ke depan untuk mempertahankannya. Jika ke depan

kami melakukan kelalaian, mohon diberi bimbingan, teguran. Karena bagi kami

teguran adalah suatu bentuk perhatian agar kita bisa lebih baik. Saya sangat

mengharapkan dukungan dari Bapak GM dan rekan-rekan lainnya. Saya akan

berusaha sebaik-baiknya melanjutkan program-program manajer bidang

sebelumnya. Kepada teman yang akan meninggalkan PLN Sulselrabar, selamat

jalan semoga lebih sukses di tempat kerja yang baru.

Page 57: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

46

5) Bidang Niaga & Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan

tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan

pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang meberikan nilai tambah

bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan terciptanya

interaksi kerja yang baik antara unit-unit pelaksana.

Adapun uraian tugas dari Bidang Niaga ini adalah :

a. Menyusun

- ketentuan dan strategi pemasaran.

- Perencanaan penjualan energi dan rencana pendapatan.

b. Mengevaluasi harga jual beli tenaga listrik.

c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.

d. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik.

e. Menyusun :

- strategi pengembangan pelayanan pelanggan.

- Standar dan produk pelayanan.

- Ketentuan Data Induk Pelanggan (DIL) dan Data Induk Saldo (DIS).

- Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan.

f. Melakukan pengendalian DIS dan oponame saldo piutang.

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu, antara

lain TNI/POLRI dan intansi vertikal.

h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana

penyempurnaannya.

Page 58: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

47

i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana.

j. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya.

k. Membuat usulan RKAP bersama dengan Bidang Perencanaan dan Bidang

lainnya.

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

6) Manajer Bidang SDM & KHA

1. Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM dan

Organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial untuk mendukung

kelancaran kerja organisasi.

Adapun tugas dari Bidang SDM dan Organisasi ini adalah :

a. Mengelola :

- Pengembangan organisasi dan manajemen.

- Pengembangan sumber daya manusia.

- Manajemen sumber daya manusia.

- Administrasi dan data kepegawaian.

b. Melakukan analisis dan evalusi jabatan.

c. Membina hubungan industrial.

d. Membuat usulan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) yang terkait

dengan bidangnya.

e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

Page 59: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

48

f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

2. Komunikasi, Hukum dan Adminstrasi.

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan administrasi

kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan hukum, dan pengelolaan keamanan,

sarana dan prasarana kantor serta pembinaan lingkungan untuk mendukung

kelancaran kerja organisasi.

Adapun tugas dari Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi ini adalah :

a. Mengelola :

- Serifikasi asset.

- Dekomentasi dan perpustakaan.

- Administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga kantor induk.

b. Mengelola :

- Komunikasi kemasyarakatan dan pelanggan.

- Fasilitas dan prasarana kerja.

- Sistem keamanan dan pengamanan kantor.

c. Mengelola program bina/peduli lingkungan.

d. Melakukan advokasi hukum dan peraturan Perusahaan.

e. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

f. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

g. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Page 60: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

49

7) Auditor Internal

Internal audit di PT. PLN (Persero) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

dan Sulawesi Barat telah mengalami perubahan sebutan pada tahun 2000 dari

kontrol intern menjadi Audit Internal.

Perubahan tersebut seiring dengan perubahan nama dan struktur organisasi

kantor Wilayah dari PT. PLN (Persero) Wilayah VIII menjadi PT. PLN (Persero)

unit bisnis Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Di tahun 2003 terjadi perubahan dari PT. PLN (Persero) unit bisnis

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat seiring dengan

perubahan organisasi Wilayah, Audit Internal juga mengubah paradigma dari

yang semula bertindak sebagai pengawas atau Polisi berubah fungsi menjadi

Konsultan dan Katalis dengan konsep kemitraan.

Dalam tugasnya Audit Internal yang berfungsi sebagai Konsultan dan

Katalis meski tidak dapat dihilangkan sama sekali fungsi pengawasannya namun

tetap di implementasikan dengan konsep kemitraan.Untuk menjamin kelancaran

proses audit, Kepala Audit Internal senantiasa berkomunikasi dengan General

Manager dan jajarannya.

Sementara hasil Audit dilaporkan ke General Manajer dengan tindasan ke

Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. PLN (Persero) Kantor Pusat untuk menjadi

bahan evaluasi apabila nanti melakukan pemeriksaan ke unit.

Page 61: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

50

Audit Internal pada organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat terletak dibawah General Manajer

diatas baris posisi Manajer– Manajer Bidang.

Posisi ini untuk Organisasi Wilayah sudah cukup memadai namun bilamana

Audit Internal Merupakan kepanjangan tangan SPI, maka posisi ini menjadi tidak

cukup Independen karena Internal Audit atau Audit Internal adalah bagian dari

Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi Barat.

Peran audit internal dalam melaksanakan tugasnya dapat digolongkan dalam

tiga fungsi antara lain :

1. Sebagai Watchdog

“Internal audit is an independent appraisal function establish within an

organizations to examine an evaluate eats activities as a service to

organization“.

Peran internal auditor berfungsi sebagai pemeriksa terhadap penyimpangan,

evaluasi dalam proses audit ketaatan.

Pada umumnya peran auditor seperti ini ditanggapi auditee sebagai beban,

Auditor dianggap “Polisi“ yang selalu mengawasi kerja mereka, rekomendasi

yang dihasilkan audit Internal ditanggapi auditee hanya sesaat dan bersifat jangka

pendek saja.

2. Sebagai Consultant

“Internal auditor is an independent, objective assurance and consulting

activity designed to add value and improve an organization operations. It help

Page 62: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

51

an organization accomplish its objectives by bringing a systematic disciplined

approach to evalute and improve the effectiveness of risk management control,

and governance”.

Peran audit internal berfungsi sebagai konsultan dalam proses audit kinerja

operasional, Audit Internal berperan sebagai penasehat, memberi rekomendasi dan

solusi guna membantu manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan

fokus perbaikan menuju efisiensi, efisien dan ekonomis dalam penggunaan

sumber daya yang ada, rekomendasi yang dihasilkan biasanya bersifat jangka

menengah.

3. Sebagai Catalist

Peran audit internal sebagai fasilisator yang berfungsi “agent of change“

Audit Internal harus dapat mendorong karyawan dan manajemen untuk mau dan

mampu berubah mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan dan organisasi,

serta tanggap terhadap perubahan risiko yang dapat menghambat pencapaian

tujuan organisasi dan dapat mencegah atau meminimalkan risiko tersebut.

Peran katalis disini berkaitan dengan proses quality assurance (Jaminan

Kwalitas) dan menuntut keterlibatan audit Internal bersama manajemen untuk

mengenali risiko secara terpadu.

”Quality assurance bertujuan meyakinkan bahwa kegiatan operasional akan

menghasilkan produk/jasa yang bermutu serta berkwalitas baik dan konsisten

dapat menjawab serta memenuhi kebutuhan pelanggan/pengguna jasa,

rekomendasi yang dihasilkan bertujuan memberi nilai tambah bagi organisasi dan

berdampak jangka panjang.”

Adapun fungsi dari auditor internal adalah membantu pimpinan dalam

menyelenggarakan pembinaan dan penilaian atas sistem pengendalian manajemen

Page 63: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

52

maupun operasional serta memberikan rekomendasi bagi perbaikan dan kemajuan

perusahaan. Serta bertanggung jawab atas penyelenggaran audit internal sesuai

program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan,

pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan operasional untuk

mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.

Adapun tugas dari Audit internal ini adalah :

1. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, sesuai program kerja

perusahaan.

2. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik, manajemen

dan SDM.

3. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen

dan operasional.

4. Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal.

8) Sektor – sektor

Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan

pembangkit dan atau transmisi tenaga listrik di wilyah kerjanya secara efisien

sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk

menghasilkan mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang

ditetapkan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan

dibawahnya.

Page 64: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

53

Ada 2 (dua) Unit Pengatur yaitu:

A. Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B)

Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan transmisi

tenaga listrik serta pengaturan beban di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata

kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan mutu

dan keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan, serta

melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.

B. Area Pengatur Distribusi (APD)

Merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat

laporan atas kegiatan operasi pengaturan jaringan distribusi di daerah kerjanya

secara efisien dengan mutu dan keandalannya yang baik untuk mencapai kinerja

unit.

9) CABANG

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan

pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan jaringan distribusi

tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik

berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan

yang didukung dengan pelayanan, mutu dan keandalan pasokan yang memenuhi

kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan untuk

asuhan di bawahnya.

Page 65: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

54

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Anggaran Kas PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar menyajikan laporan anggaran kas,

yang terdiri dari anggaran penerimaan kas dan anggaran pengeluaran kas.

Anggaran penerimaan kas antara lain berasal dari penjualan, pembayaran piutang

dan pinjaman bank. Sedangkan anggaran pengeluaran kas antara lain berasal dari

pengeluaran material langsung, angsuran pinjaman, pengeluaran operasional dan

investasi.

Laporan anggaran kas yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan PT.

PLN selalu melaporkan anggaran kas tersebut dalam dua periode yaitu periode

tahun berjalan dan periode tahun sebelumnya. Anggaran kas perusahaan pada

tahun yang bersangkutan, akan dipakai sebagai langkah penyusunan anggaran kas

perusahaan untuk tahun yang akan datang.

1. Komponen Anggaran Penerimaan Kas

Adalah semua penerimaan uang perusahaan yang berasal dari hasil

penjualan produk/ program berjalan (exsisting program) dan dari hasil penjualan

produk/ program baru serta sumber-sumber penerimaan lainnya seperti jasa giro,

claim, dan lain-lain.

Terdapat tiga komponen penerimaan kas dalam kebijakan laporan anggaran

kas PT. PLN (Persero) yang akan dijabarkan pada tabel 4.1 berikut ini :

54

Page 66: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

55

Tabel 4.2

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar

Anggaran Penerimaan Kas

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

(dalam rupiah)

Tahun

Anggaran Kas Masuk

Jumlah

Penjualan Tenaga

Listrik

Subsidi Listrik

pemerintahan

Penyambung

Pelanggang Lain - Lain

2009

2,046,943,922,850

1,327,432,293,517

16,178,034,328

1,966,203,530

3,392,520,454,225

2010

2,346,975,798,768

1,446,690,091,856

21,830,531,830

2,251,392,441

3,817,747,814,895

2011

2,712,909,664,785

2,299,402,636,256

30,581,637,782

1,872,451,100

5,044,766,389,923

2012

3,174,182,610,334

2,439,775,832,569

41,024,156,695

1,503,626,575

5,656,486,226,173

2013

4,442,971,590,920

525,013,960,799

52,611,501,018

1,074,281,438

5,021,671,334,175

Sumber data : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar

Page 67: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

56

Berdasarkan tabel 4.1 komponen anggaran penerimaan kas dalam

kebijakan PT PLN untuk periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, terdiri

dari penjualan tenaga listrik, subsidi listrik pemerintah, penyambungan pelanggan

dan lain-lain yang timbul sebagai kebijakan laporan anggaran kas PT. PLN.

Melihat kecenderungan komponen penerimaan kas, bahwa penerimaan kas

atas penjualan dapat menjadi faktor utama dalam kenaikan dan atau penurunan

penerimaan kas PT PLN (Persero) karena memiliki proporsi yang paling besar

dari seluruh jumlah komponen lainnya.

2. Komponen Anggaran Pengeluaran Kas

Adalah semua pengeluaran perusahaan untuk pembelian barang dan jasa

yang meliputi :

a. Pengeluaran operasional, yang terdiri dari pengeluaran untuk pembelian

material langsung produksi, yaitu pembelian bahan baku yang secara langsung

digunakan dalam proses produksi seperti :

1. Bahan bakar dan minyak pelumas

2. Pembelian tenaga listrik

b. Pengeluaran untuk biaya operasional lainnya yaitu biaya-biaya yang

mendukung proses produksi maupun biaya-biaya lainnya yang timbul di dalam

operasi perusahaan pada satu periode anggaran.

Biaya-biaya operasional lainnya tersebut diantaranya adalah : pembiayaan

material konsumsi, biaya personel dalam daftar gaji, tunjangan-tunjangan di

luar gaji, biaya perawatan personel, perjalanan dinas dalam negeri, perjalanan

dinas luar negeri, biaya personel lain-lain, biaya financial, biaya pajak, biaya

Page 68: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

57

reparasi dan pemeliharaan, biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya

penjualan, biaya administrasi dan umum.

c. Pengeluaran investasi yang meliputi :

1. Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap tidak bergerak seperti : tanah,

bangunan dan hanggar, dan sebagainya.

2. Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap bergerak seperti : mesin-mesin,

peralatan, tool & jig, kendaraan, dan sebagainya.

3. Pengeluaran untuk pembelian aktiva tidak berwujud seperti : technical

assistant, pendidikan, penelitian dan pengembangan, lisensi, dan

sebagainya.

Komponen pengeluaran kas dalam kebijakan laporan anggaran kas PT PLN

(Persero), akan dijabarkan selanjutnya pada tabel 4.2 berikut ini :

Page 69: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

58

Tabel 4.3

PT PLN (Persero)

Anggaran Pengeluaran Kas

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

Tahu

n

Pembelian

Tenaga Listrik

Bahan

Bakar dan

Minyak

Pelumas

Pemeliharaa

n

kepegawaia

n Penyusutan

Aktiva Tetap

Lain -

Lain Jumlah

2009

1,297,220,993,

610

1,595,652,

060,611

284,452,737

,146

288,026,680

,810

294,358,510,

630

86,803,7

52,311

3,846,514,7

35,118

2010

1,252,437,350,

530

1,863,345,

360,201

304,085,627

,427

409,011,842

,839

301,546,465,

117

118,165,

739,183

4,248,592,3

85,297

2011

1,376,058,977,452

3,409,220,854,357

378,201,923,006

382,903,636,278

320,806,642,00

0

107,809,0

11,084

5,975,001,044,177

2012

1,376,058,977,

452

3,409,220,

854,357

378,201,923

,006

382,903,636

,278

320,806,642,

000

107,809,

011,084

5,975,001,0

44,177

2013

3,202,900,428,

877

2,070,767,

905,765

589,199,790

,260

495,640,203

,885

394,655,623,

021

137,506,

852,140

6,890,670,8

03,948

Sumber data : Laporan Keuangan (Persero)Wilayah Sulselbar

Page 70: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

59

B. Perubahan Anggaran Kas PT. PLN (persero)

Perubahaan Anggaran Kas pada PT. PLN (persero) mengacu kepada RKAP

(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) metode yang di gunakan dalam

penyusunan anggaran arus kas pada PT. PLN (persero) adalah metode langsung

(cash basic) metode yang di gunakan untuk mengetahui realisasi anggaran kas

adalah proyeksi Neraca dan Laba Rugi.

C. Kondisi Tingkat Likuiditas PT. PLN ( persero )

Tingkat likuiditas menunjukkan kemungkinan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus segera dibayar, di mana rasio

pengukurannya dikenal dengan rasio likuiditas. Sehubungan dengan fungsinya

sebagai alat ukur kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang-hutangnya

yang segera dipenuhi dengan aktiva lancarnya, maka pengukuran dilaksanakan

dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan mulai dari

periode tahun penelitian 2009 sampai dengan tahun 2013.

Hasil penghitungan dianalisis untuk kemudian dipelajari guna memberikan

gambaran apakah ada kemajuan atau kemunduran kondisi keuangan perusahaan,

khususnya pada penelitian ini adalah PT. PLN (Persero) selama periode penelitian

yang telah ditentukan sebelumnya dan dilanjutkan dengan membandingkan sesuai

dengan standar likuiditas yang telah ditetapkan, dimana :

1. Likuid (sesuai dengan standar likuiditas atau mendekati)

2. Illikuid (dibawah tingkat likuiditas standar)

Page 71: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

60

Kondisi tingkat proyeksi likuiditas yang dapat menunjukkan tingkat

keamanan bagi para kreditur jangka pendek terhadap PT. PLN dapat dilihat

melalui tabel dan penghitungan dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas

berikut ini :

1. Tingkat Likuiditas Current Ratio

Rasio ini dihitung dari perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang

lancar, dengan kata lain rasio ini adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan menggunakan aktiva

lancar. Berikut ini adalah kondisi proyeksi Current Ratio PT. PLN (Persero)

periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 :

Tabel 4.4

PT. PLN (Persero)

Kondisi Tingkat Likuiditas Current Ratio

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar

Proyeksi

Current

Ratio Kondisi

Likuiditas

A B C = (A/B)

2009

319,814,518,854

211,768,812,930

1.51

Likuid

2010

305,694,541,976

306,245,753,913

1.00

Likuid

2011

501,118,406,674

596,120,010,928

1.18

Likuid

2012

634,280,495,889

845,207,322,041

1,33

Likuid

2013 821,490,407,209 1,309,534,705,025

1.59

Likuid

Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (persero) Wilayah Sulselbar (data diolah)

Page 72: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

61

Dalam menentukan tingkat likuiditas dari indikator proyeksi current ratio

perusahaan menetapkan standar 1:1, namun perusahaan berusaha untuk mencapai

tingkat proyeksi likuiditasnya sebesar mungkin.

Berdasarkan tabel 4.4, aktiva lancar perusahaan jauh lebih besar jumlahnya

dibandingkan dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar dan hutang lancar

yang dimiliki perusahaan setiap tahunnya tidak selalu sama.

1. Aktiva lancar perusahaan terdiri dari : Kas, investasi sementara, piutang usaha,

persediaan, piutang lain-lain, uang muka pajak, piutang lain-lain (jangka

pendek), biaya yang dibayar dimuka dan uang muka.

2. Hutang lancar perusahaan terdiri dari : hutang usaha, hutang dana pension,

hutang pajak, hutang lain-lain, dan biaya yang masih harus dibayar.

2. Tingkat Likuiditas Quick Ratio/ Acid Test Ratio

Tingkat likuiditas selanjutnya adalah quick ratio/ acid test ratio, ratio ini

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, biaya

dibayar di muka, pajak dibayar di muka serta pendapatan yang masih harus

diterima, dengan kata lain proyeksi quick ratio/ acid test ratio hanya

membandingkan atau memperhitungkan aktiva yang sangat likuid atau mudah

dicairkan dan diuangkan dengan hutang lancar. Berikut ini adalah kondisi

proyeksi quick ratio PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar periode tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 :

Page 73: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

62

Tabel 4.5

PT. PLN (Persero)

Kondisi Tingkat Likuiditas Quick Ratio

Tah

un

Aktiva Lancar Persediaan Jumlah Hutang Lancar Proyeksi Quick

Ratio

A B C=(A-B)

D E = (C-D)

2009 319,814,518,854

261,844,561,511

57,969,957,343

211,768,812,930

153,798,855,587

2010 305,694,541,976

278,220,519,451

27,474,022,525

306,245,753,913

278,771,731,388

2011

501,118,406,674

425,281,844,889

75,836,561,785

596,120,010,928

520,283,449,143

2012 634,280,495,889

564,358,614,594

69,921,881,295

845,207,322,041

775,285,440,746

2013

821,490,407,209

286,535,290,464

534,955,116,745

1,309,534,705,025

774,579,588,280

Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (persero) Wilayah Sulselbar (diolah)

Berdasarkan tabel 4.5, kondisi aktiva lancar perusahaan setelah dikurangi

dengan persediaan masih tetap besar dibandingkan dengan hutang lancar

perusahaan. Hal ini disebabkan PT. PLN menggunakan modalnya untuk kegiatan

operasi perusahaan, maka PT. PLN tidak banyak mempunyai hutang. Aktiva

lancar perusahaan sangat kuat meskipun ada pengurangan dari pos-pos lainnya.

D. Analisis Perubahan Anggaran Kas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah

Sulselbar

Dari hasil penghitungan kedua komponen anggaran kas, yakni komponen

anggaran penerimaan kas dan komponen pengeluaran kas pada tabel 4.1 dan tabel

Page 74: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

63

4.2, maka dapat diketahui besar anggaran kas PT PLN (Persero) yang dapat

diikhtisarkan dalam tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

PT. PLN (Persero)

Anggaran Kas (Akhir)

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

Tahun

Anggaran Kas

Jumlah Saldo

Akhir

Saldo Awal

Anggaran Kas

Penerimaan Total Pengeluaran

A B C= (A+B) D E= (C-D)

2009 319,814,518,854 3,392,520,454,225 3,712,334,973,079 3,846,514,735,118 134,179,762,039

2010 305,694,541,976 3,817,747,814,895 4,123,442,356,871 4,248,592,385,297

125,150,028,426

2011 501,118,406,674 5,044,766,389,923 5,545,884,796,597 4,248,592,385,297 321,307,236,496

2012 634,280,495,889 5,656,486,226,173 6,290,766,722,062 5,975,001,044,177 315,765,677,885

2013 821,490,407,209 5,021,671,334,175 5,843,161,741,384 6,890,670,803,948 1,047,509,062,564

Sumber data diolah PT. PLN (persero) Wilayah Sulselbar

Anggaran kas (akhir) merupakan selisih dari hasil saldo awal ditambah

rencana penerimaan kas dikurangi rencana pengeluaran kas.

Berdasarkan tabel 4.6, anggaran kas periode tahun 2009 sampai dengan

tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan Tapi pada tahun 2013 mengalami

Penurunan. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 134,179,762,039 pada tahun 2009. Pada

tahun 2009 sebesar Rp. 134,179,762,039 turun menjadi sebesar Rp.

Page 75: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

64

125,150,028,426 pada tahun 2010. Pada tahun 2010 sebesar Rp 125,150,028,426

naik menjadi sebesar Rp. 321,307,236,496 pada tahun 2011. Pada tahun 2011 Rp.

321,307,236,496 turun menjadi Rp. 315,765,677,885 pada tahun 2012. Pada tahun

2012 Rp. 315,765,677,885 mengalami kenaikan menjadi Rp. 1,047,509,062,564

pada tahun 2013.

Selama periode penelitian besar anggaran kas PT. PLN (Persero) memiliki

nilai anggaran yang paling besar terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp.

1,047,509,062,564. Sedangkan nilai anggaran kas yang paling kecil terjadi pada

tahun 2010 sebesar Rp. 125,150,028,426.

Dari hasil penelitian dapat diketahui persentase anggaran kas dari tahun

2009 sampai dengan tahun 2013 yang terjadi pada PT. PLN (Persero). Dari hasil

penghitungan persentase dari periode waktu tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6

sebagai berikut :

Tabel 4.7

Anggaran Kas PT. PLN (%)

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

Tahun Anggaran Kas Item/Total Item X

100

% Perubahan

Anggaran

2009 134,179,762,039 6.90

2010 125,150,028,426 6.44 107.22%

2011 321,307,236,496 16.53 256.74%

2012 315,765,677,885 16.24 98.28%

2013 1,047,509,062,564 53.89 331.74%

Jumlah 1,943,911,767,410

Page 76: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

65

Sumber data diolah PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar.

Dari hasil penyusunan anggaran kas selama sepuluh tahun dapat dilihat bahwa

sebagian besar atau cenderung mengalami fluktuatif. Tahun 2010 anggaran kas

naik sebesar Rp. 107.22% dari tahun 2009. Tahun 2011 anggaran kas mengalami

kenaikan sebesar 256.74% dari tahun 2010. Tahun 2012 anggaran kas mengalami

penurunan yaitu sebesar 98.28% dari tahun 2011. Tahun 2013 mengalami

kenaikan sebesar 331.74% dari tahun sebelumnya.

Anggaran maksimum terjadi pada tahun 2013 dengan besar persentase

anggaran 331.74% dan anggaran minimum terjadi pada tahun 2012 dengan besar

persentase anggaran (98.28%)

Anggaran kas untuk setiap tahunnya sesuai dengan jumlah yang

dicantumkan oleh PT PLN (Persero), jumlah anggaran kas cenderung mengalami

kenaikan, hal ini disebabkan jumlah anggaran penerimaan kas yang banyak

mengalami peningkatan dari anggaran pengeluaran kas yang dapat merugikan.

Adapun perubahan anggaran kas dari sisi anggaran penerimaan kas dan

anggaran pengeluaran kas ini diakibatkan timbulnya pendapatan usaha dan beban

usaha. Beban usaha inilah yang mengakibatkan adanya pengeluaran kas yaitu

hutang yang harus dibayar.

E. Analisis Tingkat Likuiditas Pada PT. PLN (Persero)

Rasio tingkat likuiditas berguna untuk mengukur tingkat likuiditas suatu

perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan

Page 77: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

66

tersebut.Alat ukur rasio tingkat likuiditas yang penulis gunakan adalah Current

ratio.

F. Analisis Tingkat Likuiditas Current Ratio

Current Ratio merupakan rasio antar aktiva lancar. Rasio ini dapat

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang-hutang lancarnya

pada saat jatuh tempo. Berikut rumus dari Current Ratio :

Aktiva Lancar

Current Ratio=

Hutang Lancar

Tabel 4.8

PT. PLN (Persero)

Analisis Current Ratio

Tahun

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Proyeksi

Current Ratio

Kondisi

Likuiditas

A B C = (A/B)

2009 319,814,518,854

211,768,812,930

1,51 Likuid

2010 305,694,541,976 306,245,753,913 1,00 Likuid

2011 501,118,406,674 596,120,010,928 1,18 Likuid

2012 634,280,495,889 845,207,322,041 1,33 Likuid

2013 821,490,407,209 1,309,534,705,025 1,59 Likuid

Sumber data diolah PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar

Dari tabel 4.8 dapat diuraikan analisis proyeksi current ratio PT. PLN periode

tahun 2009 sampai dengan tahun 20013 sebagai berikut :

a) Tingkat Current ratio PT PLN (Persero) pada tahun 2009 adalah sebasar 1,51

kali, hal ini menunjukkan bahwa proyeksi current ratio pada tahun 2009

Page 78: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

67

berada pada titik likuid. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada setiap Rp

1,00 hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,51,00 aktiva lancar.

b) Tingkat Current ratio PT PLN (Persero) pada tahun 2010 adalah sebasar 1,00

kali, hal ini menunjukkan bahwa proyeksi current ratio pada tahun 2010

berada pada titik likuid. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada setiap Rp

1,00 hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,00,00 aktiva lancar.

c) Tingkat Current ratio PT PLN (Persero) pada tahun 2011 adalah sebasar 1,18

kali, hal ini menunjukkan bahwa proyeksi current ratio pada tahun 2011

berada pada titik likuid. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada setiap Rp

1,00 hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,18,00 aktiva lancar.

d) Tingkat Current ratio PT PLN (Persero) pada tahun 2012 adalah sebasar 1.33

kali, hal ini menunjukkan bahwa tingkat current ratio pada tahun 2012 berada

pada titik likuid. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada setiap Rp 1,00

hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,33,00 aktiva lancar.

e) Tingkat Current ratio PT PLN (Persero) pada tahun 2013 adalah sebasar

kali,1,59 hal ini menunjukkan bahwa tingkat current ratio pada tahun 2013

berada pada titik likuid. Angka tersebut menunjukkan bahwa pada setiap Rp

1,00 hutang lancar dapat dijamin oleh Rp 1,59,00 aktiva lancar.

Berdasarkan analisis uraian di atas dapat diketahui putaran tingkat likuiditas

(current ratio) perusahaan PT PLN (Persero) dari tahun 2009 sampai dengan

tahun 2013, yang dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Page 79: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

68

Tabel 4.9

Tingkat Current Ratio PT. PLN (Persero)

Periode tahun 2003 s/d 2009

Tahun

Current Ratio Naik (Turun)

2009 1,51

2010 1,00 -0,51

2011 1,18 0,18

2012 1,33 (0,15)

2013 1,59 0,26

Sumber data diolah PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar.

Dari hasil penyusunan tingkat Current Ratio pada tabel 4.9 selama lima

tahun pada PT PLN (Persero), Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, tingkat

Current Ratio pada PT PLN mengalami penurunan sebesar 0,51 dari 1,51 pada

tahun 2009 menjadi 1,00 pada tahun 2010.

Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011, tingkat Current Ratio pada PT

PLN mengalami kenaikan sebesar 0,18 dari 1,10 pada tahun 2010 menjadi 1,18

pada tahun 2011.

Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012, tingkat Current Ratio pada PT

PLN mengalami kenaikan sebesar 1,33 dari 1,18 pada tahun 2011 menjadi 1,33

pada tahun 2012.

Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, tingkat Current Ratio pada PT

PLN mengalami kenaikan sebesar 0,26 dari 1,33 pada tahun 2012 menjadi 1,59

pada tahun 2013.

Page 80: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

69

Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa tingkatan maksimum

terjadi pada tahun 2013 dengan putaran tingkatan sebesar 0,26 dan putaran

tingkatan minimum terjadi pada tahun 2010 sebesar -0,51 dengan rata-rata sebesar

0,02.

Walaupun tingkat likuiditas (current ratio) PT PLN (Persero) setiap

tahunnya berubah-ubah, namun jumlah tingkat proyeksi likuiditas dalam 5 (lima)

tahun ini dapat dikatakan likuid karena besarnya lebih dari standar likuiditas 0,50

hal ini karena jumlah hutang lancar yang cenderung sangat kecil tidak diimbangi

dengan jumlah aktiva lancar yang sangat besar Tingkat likuiditas yang sangat

besar ini diakibatkan PT PLN (Persero) hanya mempunyai proporsi hutang lancar

yang sangat kecil. Dimana PT PLN (Persero) tidak melakukan pinjaman pada

bank, untuk kegiatan operasi perusahaan. PT PLN (Persero) hanya menggunakan

dana kas/ modal yang dimiliki perusahaan. Tetapi kendala yang dihadapi adalah

ketika perusahaan ingin berkembang, karena keterbatasan dana/modal yang

tersedia perusahaan tidak banyak berkembang.

G. Analisis Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap Tingkat

Likuiditas Pada PT PLN (Persero)

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, maka diketahui variable x dan y

untuk dihitung statistic sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

70

Tabel 4.10

Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas

PT. PLN (Persero)

Tahun Anggaran

Kas

X

(Perubahan

Anggaran

Kas)

Tingkat

Likuditas

Y (Tingkat

Likuiditas)

2009 6.90

1,51

2010 6.44 1.07

1,00 (0,51)

2011 16.53 2.57

1,18 0,18

2012 16.24 0.98

1,33 0,15

2013 53.89 3.32

1,59 0,26

Sumber data diolah PT. PLN (persero) Wilayah Sulselbar.

1. Uji Korelasi

Table 4.11

Hasil Perhitungan Korelasi Melalui SPSS 16.0

Proyeksi Current Ratio

Correlations

AnggaranKas TingkatLikuiditas

AnggaranKas Pearson Correlation 1 -.293

Sig. (2-tailed) .707

N 4 4

TingkatLikuiditas Pearson Correlation -.293 1

Sig. (2-tailed) .707

N 4 4

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .293a .086 -.372 .191

a. Predictors: (Constant), AnggaranKas

b. Dependent Variable: TingkatLikuiditas

Page 82: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

71

Dari hasil pengolahan data tersebut pada tabel 4.11 , maka dapat diketahui

nilai koefisien korelasi yaitu sebesar 0.293. Dari pernyataan di atas dapat diartikan

bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel dapat dikatakan positif atau searah,

karena kenaikan atau penurunan nilai-nilai variabel independen yang terjadi

bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan variabel dependen.. Dan sesuai

dengan pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi

internal seperti yang sudah dijabarkan pada tabel 3.1 di Bab III, dapat dilihat

bahwa hubungan antara anggaran kas terhadap tingkat likuiditas memiliki

hubungan yang rendah.

Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PT

PLN (Persero) berdasarkan perhitungan Statistic dapat dilihat bahwa antara

anggaran kas terhadap tingkat likuiditas memiliki pengaruh singnifikan (2-

tailed). Dan memiliki hubungan yang positif atau searah karna tiap tahun

perubahan anggaran kas tidak tetap kadang mengalami kenaikan kadang

mengalami penurunan sedangkan tingkat likuiditas nilai tiap tahunnya mengalami

kenaikkan.

Page 83: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Penyusunan perubahan anggaran kas PT. PLN (Persero) selama lima tahun

dapat dilihat bahwa sebagian besar atau cenderung mengalami fluktuatif. Pada

tahun 2010 turun sebesar Rp. 125.150.028.426 atau naik sebesar 107.22% dari

tahun sebelumnya. Tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp.

321.307.236.496 atau naik sebesar 256.74% dari tahun sebelumnya. Tahun

2012 mengalami penurunan sebesar Rp. 315.765.677.885 atau sebesar 98.28%

dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 mengalami kenaikan lagi yaitu sebesar Rp.

1.047.509.062.564 atau turun sebesar 331.74% dari tahun sebelumnya.

2. Tingkat likuiditas (current ratio) PT PLN (Persero) setiap tahunnya berubah-

ubah, namun jumlah tingkat likuiditas dalam 5 (lima) tahun ini dapat dikatakan

likuid karena besarnya lebih dari standar likuiditas 1.00, hal ini karena jumlah

hutang lancar yang cenderung sangat kecil tidak diimbangi dengan jumlah

aktiva lancar yang sangat besar. Tingkat proyeksi likuiditas yang sangat besar

ini diakibatkan PT PLN (Persero) hanya mempunyai proporsi hutang lancar

yang sangat kecil. Dimana PT PLN (Persero) tidak melakukan pinjaman pada

bank, untuk kegiatan operasi perusahaan. PT PLN (Persero) hanya

menggunakan dana kas/ modal yang dimiliki perusahaan. Tetapi kendala yang

72

Page 84: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

73

dihadapi adalah ketika perusahaan ingin berkembang, tetapi karena

keterbatasan dana/modal yang tersedia perusahaan tidak banyak berkembang.

3. Pengaruh Perubahan Anggaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PT PLN

(Persero) berdasarkan perhitungan statistic dengan SPSS maka dapat diketahui

nilai koefisien korelasi yaitu sebesar 0.293. Dari pernyataan di atas dapat

diartikan bahwa tingkat korelasi anggaran kas dengan tingkat proyeksi

likuiditas bersifat positif atau searah. Dan sesuai dengan pedoman untuk

memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi internal seperti yang sudah

dijabarkan pada tabel 3.1 di Bab III, dapat dilihat bahwa hubungan antara

anggaran kas terhadap tingkat likuiditas memiliki hubungan rendah. Adapun

koefisien determinasi diketahui r Square adalah 0.086, hal ini berarti koefisien

determinasi yaitu sebesar 0,086 atau 8,60%. Dari penghitungan tersebut

menunjukkan besarnya pengaruh anggaran kas terhadap tingkat likuiditas

perusahaan adalah sebesar 8,60%. Sedangkan sisanya 91,4% merupakan

besarnya pengaruh dari faktor lain di luar anggaran kas.

B. SARAN

Adapun saran yang akan Penulis sampaikan dari hasil pembahasan

sebelumnya , adalah sebagai berikut :

1. Laporan anggaran kas yang telah dibuat hendaknya dapat dijadikan sebagai

acuan secara optimal dalam pedoman kegiatan operasional perusahaan untuk 1

(satu) tahun ke depan.

Page 85: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

74

2. Agar dalam pengambilan keputusan, perusahaan selalu memperhitungkan

posisi keuangan setiap waktunya dengan memanfaatkan penghitungan rasio

likuiditas, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan penentuan

likuiditas yang berpengaruh terhadap jalannya usaha di masa yang akan datang

agar lebih baik. Adapun tingkat likuiditas yang telah dicapai oleh perusahaan

hendaknya dapat terus dipertahankan.

Page 86: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

75

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi

Keempat, cetakan ketujuh, BPFE, Yogyakarta.

Brigham F. Eugene dan Housten F. Joel, 2001, alih bahasa Dodo Suharto dan

Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta

Gunawan Adisaputro, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Lukman Syamsudin, 2002, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim,2003, Analisis Laporan Keuangan, UPP

AMP YPKN, Yogyakarta

Munandar M. , 2001, Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,

Pengawasan Kerja, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Jakarta.

Mohamad Muslich, 2003, Manajemen Keuangan Modern, Bumi Aksara, Cetakan

Ketiga, Jakarta.

Mulyadi, 1993, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta.

Robert N. , Anthony, Dearden John dan M. Bedford Norton, alih bahasa Agus

Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Binapura Aksara, Jakarta.

Sofyan Syafri Harahap, 2001, Teori Akuntansi, Rajawali Pers, Jakarta.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV Alfabeta,

Bandung.

Welsch , Hilton, Gordon, 2000, alih bahasa Purwatiningsih dan Maudy Warou,

Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Salemba Empat, Jakarta.

Page 87: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...
Page 88: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

Tabel 4.2

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar

Anggaran Penerimaan Kas

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

Sumber data : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar

Tahun

Anggaran Kas Masuk

Jumlah

Penjualan Tenaga

Listrik

Subsidi Listrik

pemerintahan

Penyambung

Pelanggang Lain - Lain

2009

2,046,943,922,850

1,327,432,293,517

16,178,034,328

1,966,203,530

3,392,520,454,225

2010

2,346,975,798,768

1,446,690,091,856

21,830,531,830

2,251,392,441

3,817,747,814,895

2011

2,712,909,664,785

2,299,402,636,256

30,581,637,782

1,872,451,100

5,044,766,389,923

2012

3,174,182,610,334

2,439,775,832,569

41,024,156,695

1,503,626,575

5,656,486,226,173

2013

4,442,971,590,920

525,013,960,799

52,611,501,018

1,074,281,438

5,021,671,334,175

55

Page 89: PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT ...

Tabel 4.3

PT PLN (Persero)

Anggaran Pengeluaran Kas

Periode Tahun 2009 sampai dengan 2013

Sumber data : Laporan Keuangan (Persero)Wilayah Sulselbar

Tahun Pembelian

Tenaga Listrik

Bahan Bakar dan

Minyak Pelumas Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan Aktiva

Tetap

Lain - Lain Jumlah

2009

1,297,220,993,610

1,595,652,060,611

284,452,737,146

288,026,680,810

294,358,510,630

86,803,752,311

3,846,514,735,118

2010

1,252,437,350,530

1,863,345,360,201

304,085,627,427

409,011,842,839

301,546,465,117

118,165,739,183

4,248,592,385,297

2011

1,376,058,977,452

3,409,220,854,375

378,201,923,006

382,903,636,278

320,806,642,000

107,609,011,064

4,248,592,385,297

2012

1,376,058,977,452

3,409,220,854,357

378,201,923,006

382,903,636,278

320,806,642,000

107,809,011,084

5,975,001,044,177

2013

3,202,900,428,877

2,070,767,905,765

589,199,790,260

495,640,203,885

394,655,623,021

137,506,852,140

6,890,670,803,948

58