SKENARIO 2DOSEN DRG JUANITA A GUNAWAN MKES Sp
KG (K)
Chenny Diana Esther Esti Pangesti
Hanny IlandaHendriyanto
Ingrid NatashaLisa PramithaMaria Yovita
MerynaSannia Pratiwi
Sarah Kurniawan
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2013
SKENARIO M 102 ANGKATAN 4 APRIL 2013
Seorang laki-laki usia 60 thn dtg ke RSGMP Trisakti dengan sakit berdenyut Beberapa menit kemudian rasa sakit hilang timbul sakit bila dikatupkan Ketika dalam posisi berbaring mengalami rasa sakit menjalar ke kepala Dia tetap merasakan sakitnya samapai jatuh tertidur Menurut penuturan pasien rasa sakit berlangsung terus dan terakhir kemarin malam Lebih lanjut pasien menuturkan bahwa dia mempunyai riwayat pacu jantung atau hipertensi rajin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam dan minum obat secara teratur tapi takut ke dokter gigi Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan intraoral dengan hasil sebagai berikut
A Hasil pemeriksaan fisik tekanan darahnya 180110 mmHg Keadaaan intraoral ditemukan gigi 16 berlubang di proksimal oklusal mencapai pulpa Impaksi sisi makanan dan gingivitis di sekitar gigi tersebut dan belum pernah dirawat
B Hasil pemeriksaan penunjang pemerikasaan laboratorium dan RO foto
Pertanyaan1 kira-kira apa diagnose gigi sakit tersebut2 Bagaimana mekanisme rasa sakit kompleks dentin pulpa yang diderita pasien3 Apa rencana perawatan saudara mengingat pasien mempunyai keluhan
penyakit jantung4 Apa hubungan penyakit jantung dengan sakit gigi5 Pendekatan apa yang dilakukan terhadap pasien ini6 Etika dan hukum apa yang terkait dalam ilmu konservasi gigi
Clarifing Unfamiliar terms
Problem Definition
Brainstorming
Analyzing the problem
Formulating learning issues
Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg
Berapa range normal hipertensi
Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi
Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg
Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator
Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)
Aman digunakan
konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya
Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Melakukan perawatan pada gigi 16
16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan
Mengapa bisa timbul sakit berdenyut
Mengapa sakit bila dikatupkan
Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi
Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal
Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri
Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala
Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit
atau fraktur gigi
Kemungkinan dikarenakan aliran darah
ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit
Impaksi makanan dan gingivitis
Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya
Impaksi makanan memperberat kondisi
Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler
REPORTING MODUL 102
SKENARIO 2
Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi
Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)
semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi
elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam
kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang
diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam
perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung
kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP
memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya
kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP
ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi
subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung
dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat
diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal
elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut
jantung yang abnormal (pacing)
Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian
intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi
electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini
EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat
perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan
mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang
kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar
Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker
permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan
dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak
mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
SKENARIO M 102 ANGKATAN 4 APRIL 2013
Seorang laki-laki usia 60 thn dtg ke RSGMP Trisakti dengan sakit berdenyut Beberapa menit kemudian rasa sakit hilang timbul sakit bila dikatupkan Ketika dalam posisi berbaring mengalami rasa sakit menjalar ke kepala Dia tetap merasakan sakitnya samapai jatuh tertidur Menurut penuturan pasien rasa sakit berlangsung terus dan terakhir kemarin malam Lebih lanjut pasien menuturkan bahwa dia mempunyai riwayat pacu jantung atau hipertensi rajin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam dan minum obat secara teratur tapi takut ke dokter gigi Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan intraoral dengan hasil sebagai berikut
A Hasil pemeriksaan fisik tekanan darahnya 180110 mmHg Keadaaan intraoral ditemukan gigi 16 berlubang di proksimal oklusal mencapai pulpa Impaksi sisi makanan dan gingivitis di sekitar gigi tersebut dan belum pernah dirawat
B Hasil pemeriksaan penunjang pemerikasaan laboratorium dan RO foto
Pertanyaan1 kira-kira apa diagnose gigi sakit tersebut2 Bagaimana mekanisme rasa sakit kompleks dentin pulpa yang diderita pasien3 Apa rencana perawatan saudara mengingat pasien mempunyai keluhan
penyakit jantung4 Apa hubungan penyakit jantung dengan sakit gigi5 Pendekatan apa yang dilakukan terhadap pasien ini6 Etika dan hukum apa yang terkait dalam ilmu konservasi gigi
Clarifing Unfamiliar terms
Problem Definition
Brainstorming
Analyzing the problem
Formulating learning issues
Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg
Berapa range normal hipertensi
Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi
Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg
Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator
Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)
Aman digunakan
konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya
Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Melakukan perawatan pada gigi 16
16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan
Mengapa bisa timbul sakit berdenyut
Mengapa sakit bila dikatupkan
Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi
Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal
Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri
Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala
Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit
atau fraktur gigi
Kemungkinan dikarenakan aliran darah
ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit
Impaksi makanan dan gingivitis
Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya
Impaksi makanan memperberat kondisi
Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler
REPORTING MODUL 102
SKENARIO 2
Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi
Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)
semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi
elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam
kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang
diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam
perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung
kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP
memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya
kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP
ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi
subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung
dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat
diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal
elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut
jantung yang abnormal (pacing)
Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian
intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi
electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini
EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat
perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan
mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang
kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar
Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker
permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan
dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak
mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Clarifing Unfamiliar terms
Problem Definition
Brainstorming
Analyzing the problem
Formulating learning issues
Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg
Berapa range normal hipertensi
Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi
Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg
Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator
Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)
Aman digunakan
konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya
Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Melakukan perawatan pada gigi 16
16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan
Mengapa bisa timbul sakit berdenyut
Mengapa sakit bila dikatupkan
Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi
Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal
Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri
Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala
Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit
atau fraktur gigi
Kemungkinan dikarenakan aliran darah
ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit
Impaksi makanan dan gingivitis
Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya
Impaksi makanan memperberat kondisi
Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler
REPORTING MODUL 102
SKENARIO 2
Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi
Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)
semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi
elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam
kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang
diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam
perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung
kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP
memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya
kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP
ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi
subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung
dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat
diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal
elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut
jantung yang abnormal (pacing)
Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian
intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi
electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini
EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat
perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan
mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang
kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar
Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker
permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan
dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak
mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala
Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit
atau fraktur gigi
Kemungkinan dikarenakan aliran darah
ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit
Impaksi makanan dan gingivitis
Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya
Impaksi makanan memperberat kondisi
Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler
REPORTING MODUL 102
SKENARIO 2
Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi
Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)
semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi
elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam
kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang
diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam
perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung
kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP
memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya
kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP
ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi
subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung
dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat
diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal
elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut
jantung yang abnormal (pacing)
Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian
intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi
electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini
EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat
perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan
mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang
kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar
Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker
permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan
dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak
mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
REPORTING MODUL 102
SKENARIO 2
Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi
Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)
semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi
elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam
kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang
diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam
perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung
kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP
memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya
kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP
ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi
subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung
dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat
diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal
elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut
jantung yang abnormal (pacing)
Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian
intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi
electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini
EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat
perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan
mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang
kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar
Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker
permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan
dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak
mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini
pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko
gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah
Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan
pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan
mode maupun malfungsi alat
Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien
yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk
menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang
mengunakan pacemaker
Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi
kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis
dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140
mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus
berada pada 14090 mmHg atau lebih
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar
90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa
penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan
jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri
perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan
darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan
dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko
terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada
sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Normal 90-119 60-79
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ge160 ge100
Hipertensi sistolik
tersendiri
ge140 lt90
Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu
perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri
Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential
diagnosis) karena symptomnya sering sama
Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit
orofasial non endodontik
Pastikan keluhan utama
Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi
Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal
Analisa data ndash data yg diperoleh
Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat
Kesalahan diagnosa akan menyebabkan
Perawatan dilakukan pada gigi yang salah
Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat
Perawatan yang tidak tepat
Ketidakpercayaan pasien dokter gigi
Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis
ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai
proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Gejala-gejala termasuk
bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di
hilangkan sakitnya menjadi berdenyut
bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan
intrapulpal
bull Nyeri spontan
bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan
penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi
Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada
posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah
dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa
sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan
pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf
simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi
simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan
membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan
kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan
efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)
Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat
terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan
dibahas satu persatu
1 Lesi periapikal
Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical
menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi
jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan
rusaknya lamina dura
2 Kelainan periodontal
Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan
periodontitis dan akibat trauma oklusi
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
a Trauma oklusi
Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi
perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu
atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke
gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih
jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal
dan rusaknya lamina dura
b Periodontitis
Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang
melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan
periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan
inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam
3 Fraktur gigi
Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren
fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur
dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak
terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan
diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil
Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan
tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya
dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang
sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi
Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial
terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang
nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit
periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses
inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya
kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva
tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang
mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini
disebut dengan Periodontitis
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan
penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik
dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor
lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya
Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan
ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya
tulang alveolar pada sisi permukaan akar
Faktor Lokal
1 Plak bakteri
2 Kalkulus
3 Impaksi makanan
4 Pernafasan mulut
5 Sifat fisik makanan
6 Iatrogenik Dentistry
7 Trauma dari oklusi
1 Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat
erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut
Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar
tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat
menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan
Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan
tubuh Menggerakkan proses immuno patologi
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya
gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan
multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan
kapasitas daya tahan tubuh
2 Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami
pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan
pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi
karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal
Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral
melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung
3 Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal
ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada
beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada
permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri
bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan
terjadinya penyakit periodontal
4 Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat
lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai
sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa
yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak
dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan
ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya
penyakit
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self
cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan
mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan
ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi
5 Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi
dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi
Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal
pasien misalnya
1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan
matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II
amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan
mudahnya terjadi penyakit periodontal
1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan
bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash
hati
1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati
karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva
6 Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan
oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh
1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal
Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk
seperti bruksim clenching
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102
Kombinasi keduanya
FAKTOR SISTEMIK
Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat
oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material
seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini
terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk
penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut
maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal
Faktor-faktor sistemik ini meliputi
1 Demam yang tinggi
2 Defisiensi vitamin
3 Drugs atau pemakaian obat-obatan
4 Hormonal
Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium
oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks
akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan
paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau
cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang
tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi
berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya
impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan
memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor
penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi
oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena
ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah
Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya
impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan
kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria
yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga
Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva
membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi
semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite
pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada
permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal
ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut
(Newman dkk 2002)
IMPAKSI MAKANAN
Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area
yang umum mengalami impaksi makanan
Vertical impaction
A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps
(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi
makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi
gigi normal)
Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi
MEKANISME IMPAKSI LATERAL
Penyakit periodontal
Kerusakan jaringan Resesi gusi
Embrasur gusi membesar
Impaksi Makanan
Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN
CLASS I Occlusal wear
CLASS II Loss of proximal contact
CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane
CLASS IV Congenital morphological abnormality
CLASS V Improperly constructed restoration
1 CLASS I Occlusal wear
Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet
oblique dari gigi antagonisnya
Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique
menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis
Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi
mandibula
2 CLASS II Loss of proximal support
Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi
yang mengalami impaksi
Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi
Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti
dengan gigi yang baru (gigi tiruan)
Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen
dari gigi antagonis
Disebabkan oleh 4 hal
Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal
Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)
Penyakit periodontal
Karies gigi
3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE
ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES
A Tipe A Posisi gigi secara torsi
B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal
C Tipe C tilting gigi fasio-lingual
D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)
5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION
A Tipe A Kehilangan titik kontak
B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik
C Tipe C Kontur oklusal yang buruk
D Tipe D restorasi cantileber yang buruk
TANDA DAN GEJALA
Keluhan
Rasa tidak nyamanada tekanan
Nyeri ringan
Muncul karies akar
Perubahan jaringan periodonsium
Inflamasi gusi ndash gusi berdarah
Resesi gusi Periodontitis
Adanya abses periodontal
Kehilangan tulang alveolar secara vertical
ASPEK HUKUM
Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut
1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan
pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang
praktik kedokteran yang berbunyi
ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan
a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi
b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu
d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa
agama status sosial dan ras
e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat
menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat
f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien
(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166
Indonesia Legal Center Publishing 2010)
2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi
serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan
Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup
a Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
c Alternatif tindakan lain dan resikonya
d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur
dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)
Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan
dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga
dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut
untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu
penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien
RENCANA PERAWATAN
Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien
tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga
menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya
adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan
menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan
restorasi
Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan
saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan
darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan
yang menimbulkan perdarahan
Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat
dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf
gigi
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan
konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit
dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan
melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan
telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat
dilanjutkan
Non operative treatment
Kontrol plak
Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan
pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar
cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar
serta kontrol ke dokter gigi secara berkala
Operative treatment
1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus
Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan
periodontalnya (gingivitis)
2 Relief of pain
Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16
3 Pengembalian fungsi gigi
Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi
gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
DAFTAR PUSTAKA
Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan
Top Related