ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal 14 Desember 2016:
Tim Penguji: Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si ……………..
2. Sekretaris : Dr. I.G. Ayu Nyoman Budiasih, SE., M.Si ……………..
3. Anggota : I Gusti Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si ……………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak.
Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si
NIP. 19641225 199303 1 003 NIP. 19780204 200312 1 002
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Denpasar, 14 Desember 2016
Mahasiswa,
Ni Luh Putri Setyastrini
NIM: 1306305104
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Intensitas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Pemenang Indonesia
Sustainability Reporting Award: Pengujian dengan Manajemen Laba Akrual
dan Riil” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan
ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Gusti Ngurah
Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak., masing-masing sebagai Ketua dan
Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana
4. I Gede Juliarsa, SE., M.Si., sebagai pembimbing akademik
5. Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing atas waktu,
bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini
6. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE., M.Si., selaku dosen pembahas
dalam penelitian ini
7. I Gusti Ayu Eka Damayanthi, SE., M.Si selaku dosen penguji yang juga
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan penelitian ini
8. Keluarga tercinta Bapak I Putu Sudana, Ibu Ni Made Padmi, adik-adik
tercinta Made Danartha Sutawan dan Nyoman Arini Setya Putri, atas
dukungan dan doa yang tulus senantiasa menemani selama menempuh
studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
9. Komang Suargita Yasa, teman spesial yang senantiasa memberikan
dukungan, menemani serta mendengar keluh kesah selama pembuatan
skripsi
10. Teman-teman seperjuangan, Genggong (Angga Dewi, Dina, Rai Surya,
Putra, Sita, Tika), Konsolidasi (Andhari, Pradita, Yanti, Yuen) yang selalu
memotivasi dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi serta
selalu memberikan kritik dan saran yang luar biasa
11. Badan Eksekutif SMFEB Unud periode 2014 serta Badan Eksekutif
Mahasiswa LMFEB Unud periode 2015
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini dan tidak
dapat disebutkan satu per satu
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan
Denpasar, Desember 2016
Ni Luh Putri Setyastrini
vi
Judul : Intensitas Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada
Pemenang Indonesia Sustainability Reporting Award:
Pengujian dengan Manajemen Laba Akrual dan Riil
Nama : Ni Luh Putri Setyastrini
NIM : 1306305104
Abstrak
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab perusahaan
untuk memerhatikan tidak hanya keuntungan perusahaan semata namun juga
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan CSR oleh
perusahaan mendatangkan dampak positif bagi perusahaan. Namun sangat
disayangkan ternyata dampak positif tersebut disalahgunakan dan dijadikan
sebagai strategi pertahanan diri bagi manajer yang melaksanakan manajemen laba.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh manajemen laba akrual
dan manajemen laba riil pada intensitas pengungkapan CSR. Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan-perusahaan pemenang Indonesia Sustainability
Reporting Award yang dipilih menggunakan metode non probability sampling
dengan teknik purposive sampling. Hipotesis diuji dengan teknik analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba akrual
tidak berpengaruh pada pengungkapan CSR, sementara manajemen laba riil
berpengaruh positif pada pengungkapan CSR. Penelitian ini menunjukkan bahwa
manajemen cenderung menjadikan pengungkapan CSR sebagai strategi
pertahanan diri untuk mengalihkan perhatian stakeholder atas manajemen laba riil
yang telah dilaksanakan.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility, manajemen laba akrual,
manajemen laba riil
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………….. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………….... ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian………………………... 9
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………. 9
1.4 Kegunaan Penelitian………………………………… 9
1.5 Sistematika Penulisan……………………………….. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka……………………………………….. 12
2.1.1 Teori Legitimasi……………………………... 12
2.1.2 Teori Agensi…………………………………. 14
2.1.3 Corporate Social Responsibility……………... 16
2.1.4 Manajemen Laba…………………………….. 18
2.1.5 Manajemen Laba dan CSR…………………... 22
2.2 Hipotesis Penelitian………………………………….. 23
2.2.1 Pengaruh Manajemen Laba Akrual pada
Pengungkapan CSR…………………………..
23
2.2.2 Pengaruh Manajemen Laba Riil pada
Pengungkapan CSR…………………………..
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian…………………………………….. 28
3.2 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian…………………. 29
3.3 Obyek Penelitian…………………………………….. 29
3.4 Identifikasi Variabel…………………………………. 29
3.5 Definisi Operasional Variabel……………………….. 30
3.6 Jenis dan Sumber Data………………………………. 35
3.6.1 Jenis Data……………………………………. 35
3.6.2 Sumber Data…………………………………. 35
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel…... 35
3.7.1 Populasi……………………………………… 35
3.7.2 Sampel……………………………………….. 35
3.7.3 Metode Penentuan Sampel…………………... 35 3.8 Metode Pengumpulan Data………………………….. 36
3.9 Teknik Analisis Data………………………………… 37
viii
3.9.1 Statistik Deskriptif…………………………… 37
3.9.2 Uji Asumsi Klasik…………………………… 38
3.9.3 Uji Kelayakan Model………………………... 39
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian………………... 41
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian……………… 42
4.3 Uji Asumsi Klasik…………………………………… 44
4.3.1 Uji Normalitas……………………………….. 44
4.3.2 Uji Autokorelasi……………………………... 45
4.3.3 Uji Multikolinearitas………………………… 46
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas………………………. 47
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh
Manajemen Laba Akrual dan Manajemen Laba Riil
pada Intensitas Pengungkapan CSR………………….
48
4.5 Uji Kelayakan Model (Uji F)………………………... 49
4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)……………………… 50
4.7 Uji Hipotesis (Uji t)………………………………….. 51
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian………………………... 51
4.8.1 Pengaruh Manajemen Laba Akrual pada
Pengungkapan CSR…………………………..
51
4.8.2 Pengaruh Manajemen Laba Riil pada
Pengungkapan CSR…………………………..
54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan…………………………………………….. 59
5.2 Saran…………………………………………………. 59
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………… 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… 66
ix
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
3.1 Kriteria Pemilihan Sampel…………………………………….. 36
4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif……………………………... 43
4.2 Hasil Uji Normalitas…………………………………………... 45
4.3 Hasil Uji Autokorelasi………………………………………… 45
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………………. 47
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………………….. 47
4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Manajemen
Laba Akrual dan Manajemen Laba Riil pada Intensitas
Pengungkapan CSR……………………………………………
48
4.7 Hasil Uji Kelayakan Model…………………………………… 49
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………. 50
4.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)……………………………………... 51
x
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1.1 Perusahaan Peserta ISRA Tahun 2008-2015…………………… 7
3.1 Model Penelitian………………………………………………... 28
4.1 Hasil Uji Autokorelasi………………………………………….. 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 Ringkasan Penelitian Terdahulu………………………………... 66
2 Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan Global Reporting
Initiatives Generation 4 (GRI-G4)……………………………...
68
3 Pemenang Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA)
Tahun 2014-2015………………………………………………..
75
4 Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)
Perusahaan Pemenang ISRA Tahun 2014………………………
79
5 Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)
Perusahaan Pemenang ISRA Tahun 2015………………………
82
6 Perhitungan Komponen Manajemen Laba Akrual dengan
Pendekatan Discretionary Accrual Pemenang ISRA Tahun
2014-2015……………………………………………………….
87
7 Perhitungan Non Discretionary Accrual dengan Koefisien
Regresi Pemenang ISRA Tahun 2014-2015…………………….
88
8 Perhitungan Manajemen Laba Akrual dengan Pendekatan
Discretionary Accrual Pemenang ISRA Tahun 2014-2015…….
89
9 Perhitungan Komponen Manajemen Laba Riil dengan
Pendekatan Abnormal Cash Flow from Operations (ABNCFO)
Pemenang ISRA Tahun 2014-2015……………………………..
90
10 Perhitungan Normal Cash Flow from Operations (NCFO)
dengan Koefisien Regresi Pemenang ISRA Tahun 2014-2015…
91
11 Perhitungan Abnormal Cash Flow from Operations (ABNCFO)
Pemenang ISRA Tahun 2014-2015……………………………..
92
12 Perhitungan Komponen Manajemen Laba Riil dengan
Pendekatan Abnormal Discretionary Expenses (ABNDISEXP)
Pemenang ISRA Tahun 2014-2015……………………………..
93
13 Perhitungan Normal Discretionary Expenses (NDISEXP)
dengan Koefisien Regresi Pemenang ISRA Tahun 2014-2015…
94
14 Perhitungan Abnormal Discretionary Expenses (ABNDISEXP)
Pemenang ISRA Tahun 2014-2015……………………………..
95
15 Perhitungan Manajemen Laba Riil Pemenang ISRA Tahun
2014-2015……………………………………………………….
96
16 Hasil Analisis Statistik Deskriptif……………………………… 97
17 Hasil Uji Normalitas……………………………………………. 98
18 Hasil Uji Autokorelasi dan Uji Koefisien Determinasi………… 99
19 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………………... 100
20 Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………………….... 101
21 Hasil Analisis Regresi Berganda……………………………….. 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perusahaan seharusnya tidak hanya mengejar keuntungan
semata namun juga perlu berkontribusi secara positif pada lingkungan sosial
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena saat ini masyarakat menjadi lebih kritis
serta lebih mampu menilai tanggung jawab sosial lingkungan bisnis. Strategi
bisnis yang terkait dengan tanggung jawab sosial dalam bisnis dikenal dengan
istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Prihatiningtias dan Dayanti (2014)
menyatakan bahwa CSR untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Howard Rothman
Bowen pada tahun 1953 melalui bukunya yang berjudul Social Responsibility of
the Businessman. Kehadiran CSR untuk pertama kalinya bukan diharuskan oleh
pihak pemerintah ataupun pihak yang berkuasa, melainkan merupakan sebuah
komitmen yang lahir dalam pelaksanaan etika bisnis dengan tujuan untuk
mencapai kemakmuran masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai serta kebutuhan
masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, CSR di Indonesia bukan hanya merupakan
tindakan voluntary melainkan telah bertransformasi menjadi tindakan yang
diwajibkan oleh undang-undang bagi setiap perusahaan yang bergerak di bidang
maupun berkaitan dengan sumber daya alam. Transformasi CSR dari yang
sebelumnya merupakan tindakan voluntary menjadi tindakan wajib disebabkan
oleh ditetapkannya regulasi yaitu UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Pasal 74 ayat (1) undang-undang tersebut menyatakan bahwa perseroan
2
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Lahirnya UU No. 40 Tahun 2007 di Indonesia antara lain disebabkan oleh
banyaknya kasus pencemaran lingkungan oleh perusahaan di berbagai sektor.
Salah satu kasus pencemaran lingkungan yang mendapatkan kecaman secara
internasional adalah kasus pencemaran oleh PT Freeport Indonesia karena
menyebabkan tercemarnya habitat makhluk hidup sekitar area pertambangan di
Papua Barat (Basamalah dan Johnny, 2005). Selain itu ditemukan juga adanya
kasus pencemaran yang dilakukan oleh PT Inti Indorayon Utama. Pencemaran
tersebut menuai protes dari warga Sumatera Utara maupun organisasi non-
pemerintah karena aktivitas mereka di wilayah Porsea (Sumatera Utara). Warga
mengklaim bahwa aktivitas perusahaan telah membahayakan lingkungan serta
kesehatan warga di wilayah Porsea.
Tidak hanya mencemari daratan, kasus pencemaran oleh perusahaan juga
menghampiri perairan Indonesia. Salah satunya adalah kasus pencemaran Teluk
Buyat yang disebabkan karena adanya pembuangan tailing ke dasar laut yang
menyebabkan laut menjadi tercemar sehingga tangkapan ikan berkurang serta
kualitas kesehatan masyarakat menurun akibat dari operasional PT Newmont
Minahasa Raya (Rahmatullah, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatullah
(2011) juga mencatat adanya kasus pencemaran lingkungan oleh PT Caltex
Pacific Indonesia dan masalah sosial yang ditimbulkannya hingga adanya konflik
dan tindak kekerasan dikarenakan dampak negatif operasional perusahaan terkait
kondisi ekonomi, kesehatan dan lingkungan yang semakin memburuk.
3
Adanya kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
seharusnya tidak menjadi sebuah beban bagi perusahaan karena banyaknya
dampak positif yang diterima oleh perusahaan. Mengacu pada beberapa kutipan
yang terdapat dalam penelitian Prior et al. (2008), terdapat beberapa dampak
positif dari adanya CSR yang dilakukan oleh perusahaan yaitu meningkatnya
reputasi positif perusahaan serta membangun citra sosial perusahaan di mata
stakeholder, maupun meningkatnya kemampuan negosiasi perusahaan baik
dengan pemasok maupun dengan pemerintah. Selain itu, penerapan CSR di
perusahaan akan mempermudah perusahaan untuk mendapatkan dukungan dari
aktivis, legitimasi masyarakat serta pemberitaan positif dari media massa yang
nantinya akan berpengaruh terhadap going concern perusahaan.
Banyaknya dampak positif dari adanya pelaksanaan CSR ternyata
disalahgunakan oleh perusahaan untuk menciptakan citra positif perusahaan
dengan tujuan menyembunyikan perilaku oportunitis manajer yang melakukan
manajemen laba. Pernyataan ini didukung oleh beberapa penelitian (Prior et al.,
2008; Handajani, dkk., 2009; Arifin, dkk., 2012; Sari dan Utama, 2014 serta
Ferrero et al., 2014) yang juga menemukan bahwa adanya pengaruh positif
manajemen laba pada intensitas pengungkapan CSR. Hasil penelitian tersebut
mengindikasikan bahwa semakin tinggi tindakan manajemen laba yang dilakukan
perusahaan, maka semakin tinggi atau semakin luas pula intensitas pengungkapan
CSR yang dilaksanakan. Keterkaitan antara manajemen laba dengan intensitas
pengungkapan CSR selain didukung oleh penelitian sebelumnya, juga dilandasi
oleh adanya teori legitimasi yang mampu menjelaskan keberadaan tanggung
4
jawab sosial perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Gaffikin (2008) dalam
Sudana (2014).
Tilling (2004) mendefinisikan teori legitimasi sebagai persepsi atau asumsi
bahwa entitas telah bertindak sesuai dengan norma, nilai, kepercayaan maupun
ketentuan masyarakat. Teori legitimasi dapat digunakan untuk menjelaskan
insentif pengungkapan CSR, namun di sisi lain pengungkapan CSR digunakan
oleh perusahaan sebagai alat untuk melegitimasi kinerja sosialnya (Sudana, 2014).
Teori legitimasi dapat menjelaskan bahwa pengungkapan CSR sebagai pengalih
perhatian stakeholder atas upaya manajemen laba yang dilakukan perusahaan
sehingga masyarakat tetap melegitimasi keberadaan entitas di tengah masyarakat
(Handajani, dkk., 2009). Cespa dan Cestone (2007) juga menemukan bahwa
pengungkapan CSR dijadikan sebagai strategi pertahanan diri oleh CEO yang
memiliki kinerja buruk karena telah melaksanakan manajemen laba.
Zahra et al. (2005) menyatakan bahwa manajemen laba didefinisikan
sebagai tindakan manajer yang dengan sengaja tidak mengungkapkan nilai
sebenarnya dari aset perusahaan, transaksi maupun posisi keuangan yang nantinya
akan memiliki konsekuensi negatif bagi stakeholder perusahaan (pemegang
saham, karyawan, masyarakat sekitar lingkungan perusahaan maupun masyarakat
luas) dan juga akan berdampak negatif bagi reputasi maupun karir manajer. Kasus
manajemen laba tidak hanya menghancurkan reputasi manajer sebuah perusahaan
namun juga mengahancurkan reputasi perusahaan. Banyak kasus manajemen laba
yang telah terungkap ke publik hingga menghancurkan reputasi perusahaan,
seperti kasus Enron, Tyco, BMY, WorldCom, Xerox serta Merck (Ujiyantho dan
5
Pramuka, 2007). Kasus manajemen laba juga menimpa perusahaan yang
beroperasi Indonesia seperti PT Kimia Farma Tbk, PT Sinar Mas Tbk, PT
Indomobil Tbk, Indofarma Tbk, PT Lippo Tbk, dan PT KAI (Sari, 2015).
Perusahaan dengan tingkatan CSR sebaik apapun akan terpuruk ketika mereka
terungkap melaksanakan manajemen laba. Hal ini disebabkan karena stakeholder
akan memberikan respon negatif berupa tekanan dari investor, sanksi dari
pemerintah atau regulator, ditinggalkan partner kerja, boikot dari para aktivis
bahkan pemberitaan media massa (Prior et al., 2008).
Penelitian terdahulu yang menguji mengenai hubungan manajemen laba
pada CSR tidak hanya menemukan adanya pengaruh positif antara manajemen
laba dan intensitas pengungkapan CSR. Beberapa penelitan (Fatayatiningrum,
2011; Terzaghi, 2011; Rahmawati dan Dianita, 2011; Harydanto dan Yuyetta,
2011 serta Widya dan Sandra, 2014) menemukan sebaliknya yaitu tidak adanya
pengaruh manajemen laba pada CSR. Adanya inkonsistensi hasil-hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian mengenai pengaruh manajemen laba
pada intensitas pengungkapan CSR masih perlu dilakukan.
Penelitian ini mereplikasi penelitian terdahulu yang menguji pengaruh
manajemen laba pada intensitas pengungkapan CSR. Adapun perbedaannya
adalah pada aspek pengukuran manajemen laba. Peneliti-peneliti sebelumnya
hanya menggunakan pengukuran manajemen laba akrual sebagai variabel yang
diteliti dan masih sedikit yang meneliti mengenai pengaruh manajemen laba riil
pada pengungkapan CSR. Penelitian pengaruh manajemen laba riil pada
pengungkapan CSR hanya dilakukan oleh Arifin, dkk. pada tahun 2012. Terdapat
6
beberapa alasan yang menjadi pertimbangan menggunakan manajemen laba riil
sebagai salah satu variabel yang diteliti yang diduga memiliki pengaruh pada
pengungkapan CSR, yaitu: (1) kesulitan auditor dan regulator untuk mendeteksi
adanya manajemen laba yang dilakukan (Sari, 2015), (2) pencapaian target laba
manajer tidak hanya melalui aktivitas akrual saja, namun juga bisa melalui
aktivitas riil. Jika menggunakan manajemen laba akrual saja, maka adanya
kemungkinan tidak dapat mencapai target di akhir tahun sehingga risiko bisa
dikurangi melalui manajemen laba riil (Sari, 2015) dan (3) perilaku oportunis
manajer yang bisa saja menganggap bahwa manajemen laba akrual memiliki
peluang terbatas untuk dilakukan maka manajer akan bergeser ke manajemen laba
riil (Arifin, dkk., 2012).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Arifin, dkk. (2012)
dengan beberapa perbedaan yaitu situs penelitian dan pedoman pengungkapan
CSR yang digunakan. Penelitian ini dilakukan pada pemenang Indonesia
Sustainability Reporting Award (ISRA) pada tahun 2014-2015. Pedoman
pengungkapan CSR yang digunakan adalah pedoman terbaru yang dikeluarkan
oleh Global Reporting Initiatives (GRI) yaitu GRI G4 (GRI, 2013a: ii).
Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) merupakan ajang
pemberian penghargaan kepada perusahaan-perusahaan atas transparansi dan
akuntabilitas yang diwujudkan dalam penerbitan laporan keberlanjutan
(sustainability report) (NCSR, 2015). Ajang ISRA untuk pertama kali dihelat
pada tahun 2005. Peserta ISRA dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik
7
secara kuantitas maupun kualitas sustainability report yang diterbitkan (NCSR,
2015). Data peningkatan jumlah peserta ISRA disajikan pada Gambar 1.1.
Sumber: Data diolah sra.ncsr-id.org (2016)
Ajang ISRA melahirkan pemenang yang dianggap mampu menghasilkan
sustainability report lebih baik dari perusahaan lainnya (Dewi dan Sudana, 2015).
Menurut Chang (1998), perusahaan yang memiliki penghargaan terkait
sustainability report dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dalam hal
penyusunan laporan keuangan yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di saham
perusahaan pemenang. Mengacu pada penelitian Dewi dan Sudana (2015) serta
Arthini dan Mimba (2016) bahwa perusahaan yang memiliki sustainability report
dengan intensitas pengungkapan aspek lingkungan yang baik berpengaruh positif
pada profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 1.1 Perusahaan Peserta ISRA Tahun 2008-2015
8
kepercayaan stakeholder pada perusahaan terutama yang terkait akan adanya
kesadaran lingkungan oleh perusahaan.
Suardi, dkk. (2015) menyatakan bahwa pemenang ISRA mampu
menunjukkan akuntabilitas kepada investor melalui sustainability report yang
dihasilkan. Perusahaan yang meraih penghargaan sebagai pemenang ISRA
mampu mendongkrak citra perusahaan di mata publik. Perusahaan pemenang
ISRA juga memberikan rasa aman kepada investor dan calon investor melalui
penyajian laporan yang berkaitan dengan kinerja lingkungan, sosial maupun
ekonomi. Perusahaan pemenang ISRA memiliki reputasi yang bagus karena
dianggap memiliki prospek baik di masa mendatang, sehingga meningkatkan
minat calon investor untuk menanamkan modalnya (Linuwih dan Nugrahanti,
2014).
Tingginya kepercayaan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaan pemenang ISRA menjadi tanggung jawab moral tersendiri bagi
perusahaan pemenang. Hal ini disebabkan karena perusahaan pemenang ISRA
memiliki citra sebagai perusahaan yang beretika, bermoral dan peduli terhadap
masyarakat maupun lingkungan. Namun sangat disayangkan jika citra perusahaan
yang beretika menjadi tercemar ketika perusahaan melakukan kegiatan yang tidak
beretika dalam pelaporan keuangannya seperti adanya tindakan manajemen laba
(Sari dan Utama, 2014). Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Prior et al.
(2008) yang menemukan bahwa tindakan tanggung jawab sosial perusahaan hanya
merupakan strategi pertahanan diri perusahaan untuk menyamarkan tindakan
manajemen laba perusahaan.
9
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh manajemen laba akrual pada intensitas
pengungkapan CSR?
2) Bagaimana pengaruh manajemen laba riil pada intensitas pengungkapan
CSR?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba
akrual pada intensitas pengungkapan CSR.
2) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba riil
pada intensitas pengungkapan CSR.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perkembangan aplikasi
teori legitimasi terkait dengan tindakan CSR dijadikan sebagai alat untuk
melegitimasi kinerja sosial suatu perusahaan serta strategi pertahanan diri
ketika manajemen melaksanakan manajemen laba.
10
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan atau
pertimbangan bagi para investor dan pembuat kebijakan perusahaan. Para
investor dituntut untuk lebih berhati-hati menilai perusahaan yang
melaporkan CSR karena dapat saja CSR dijadikan sebagai salah satu
strategi menyembunyikan manajemen laba perusahaan. Para pembuat
kebijakan dituntut untuk lebih bijak dalam menilai aktivitas CSR karena
pengungkapan CSR dapat meningkatkan perilaku oportunistik manajer
sehingga kebijakan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan
perusahaan perlu diawasi dan dievaluasi.
1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling terkait antara satu bab dengan
bab-bab lainnya dan disusun secara terperinci serta sistematis. Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab dalam skripsi ini, berikut ini
adalah sistematika penyajian skripsi:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang relevan sebagai
acuan dan landasan memecahkan permasalahan penelitian,
11
pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian ini serta rumusan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini diuraikan mengenai model penelitian yang digunakan,
ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi dan
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi
maupun metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta
teknik analisis data yang digunakan.
BAB IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum mengenai lokasi
atau ruang lingkup wilayah penelitian, deskripsi variabel penelitian
dan pembahasan serta rumusan masalah yang diuraikan dalam bab
pendahuluan serta hasil analisis penelitian.
BAB V : Simpulan dan Saran
Simpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya merupakan isi
dari bab ini, disamping itu disertakan pula beberapa saran yang
diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca dan
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Top Related