2015Sekretariat Kementerian PariwisataLaporan Akuntabilitas Kinerja
SekretariatKementerianPariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 i
Kata Pengantar
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian
Pariwisata Tahun 2015 dapat diselesaikan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Kementerian Pariwisata Tahun 2015 disusun dalam
rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan mengacu pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 ini
menjabarkan capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja di
lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata berdasarkan Penetapan Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja tahun 2015 yang termuat dalam Rencana Strategis
Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019.
Laporan Kinerja ini dimaksudkan sebagai media bagi Sekretariat Kementerian
Kementerian Pariwisata untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Kementerian
Kata Pengantar
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 ii
Tahun 2015 – 2019, serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat
Kementerian baik keberhasilan maupun kegagalannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2015 berisi
capaian kinerja sepanjang tahun 2015 dan merupakan laporan kinerja tahun
pertama dari periode Renstra Sekretariat Kementerian 2015 – 2019.
Diharapkan dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Kementerian Tahun 2015 ini dapat memberikan gambaran manfaat nyata yang
dapat diberikan oleh Sekretariat Kementerian kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk memperoleh informasi yang akurat, relevan, akuntabel, dan
transparan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2015 ini dan semoga
dapat memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja pada
tahun berikutnya.
Jakarta, Februari 2016
Sekretaris Kementerian,
Drs. Ukus Kuswara, M.M.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 iii
Daftar Isi Kata Pengantar
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Gambaran Sekretariat Jenderal .................................................................... 5
1.3 Peran dan Fungsi Sekretariat Jenderal ......................................................... 5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .............................................. 7
2.1 Rencana Strategis ........................................................................................ 7
Misi ..................................................................................................................... 8
Tujuan ................................................................................................................. 9
Sasaran ............................................................................................................ 10
2.2 Penetapan/Perjanjian Kinerja ..................................................................... 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................... 17
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ........................................................................ 17
3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2014 ............................................................. 18
3.3 Realisasi Anggaran ..................................................................................... 58
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 64
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 1
Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis Sekretariat Kementerian
Pariwisata Tahun 2015 – 2019, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Kementerian Pariwisata Tahun 2015 berisi informasi kinerja selama Tahun 2015 dan
merupakan Laporan Kinerja pertama yang menyajikan perbandingan antara capaian
kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan).
Rencana Kinerja (Performance Plan) dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015
merupakan kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu
pada Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019.
Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh
kegiatan selama tahun 2015 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang
ditetapkan dalam Rencana Kinerja.
Ikhtisar Ekskutif
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 2
Pada Tahun 2015 Sekretariat Kementerian
Pariwisata memperoleh dua penghargaan, penghargaan
pertama dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Kementerian Keuangan, penghargaan atas Penyajian Saldo
Kas Bendahara Pengeluaran Pada
Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga dan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Tahun Anggaran
2015 dengan Tingkat Akurasi
Tinggi. Penghargaan kedua, dari
Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi atas prestasi yang dicapai oleh Kementerian
Pariwisata dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja tahun
2015 dengan mendapat apresiasi berupa penerimaan piagam penghargaan yang
diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana Wakil
Presiden pada Desember 2015.
Sekretariat Kementerian
Pariwisata secara internal telah
melakukan digitalisasi program
untuk pemantauan media, e-
procurement, e-office, Electronic
Control Management Direction
and Order (e-CoManDO), serta
seleksi bersama masuk sekolah
tinggi, akademi, dan politeknik
pariwisata.
Pencapaian
Sekretariat
Kementerian
Tahun 2015
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 3
Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa
Sekretariat Kementerian Pariwisata telah memenuhi Sasaran Strategis yang
ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran Sekretariat Kementerian Pariwisata diukur
dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan, sebagai berikut :
Pencapaian Sasaran dan Indikator Tahun 2015
Sekretariat Kementerian
No Sasaran Indikator Kinerja 2015
Target Realisasi %
1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)
WTP Diclaimer -
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)
A BB -
Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.
Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.
Sesuai dengan Rencana Kerja Tahun 2015, Sekretariat Kementerian Pariwisata
menetapkan 1 (satu) Sasaran Strategis dan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama.
Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 2 (dua) program dengan
alokasi anggaran sebesar Rp 276.658.540.000,00. (Dua ratus tujuh puluh enam milyar
enam ratus lima puluh delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) Secara
keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Sekretariat
Kementerian Pariwisata selama tahun 2015 telah memenuhi 1 (satu) Sasaran Strategis
yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
(core area) Sekretariat Kementerian Pariwisata yaitu melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat diwujudkan.
Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Sekretariat
Kementerian Pariwisata, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya dan dana
organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra
Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019, menjadi salah satu kunci
utama penentu keberhasilan ini.
BABIPENDAHULUANBABIPENDAHULUANBABIPENDAHULUAN
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 4
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
Memperhatikan prinsip akuntabilitas kinerja organisasi (struktur organisasi dan
struktur anggaran), terdapat keterkaitan yang jelas antara tugas dan fungsi organisasi
(struktur organisasi) dengan struktur program dan anggaran (struktur anggaran).
Sekretariat Kementerian Pariwisata termasuk dalam program generik yaitu
organisasi eselon I yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan
aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sekretariat
Kementerian Pariwisata mengampu dua program yaitu Program dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata.
Pendahuluan
1 BAB
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 5
1.2 Gambaran Sekretariat Kementerian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian Pariwisata
dipimpin oleh seorang Sekretaris Kementerian yang barada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
Sekretariat Kementerian terdiri atas 3 biro yaitu: 1) Biro Perencanaan dan
Keuangan; 2) Biro Hukum dan Komunikasi Publik; 3) Biro Umum, Kepegawaian dan
Organisasi serta Inspektorat; sebagaimana bagan dibawah ini:
1.3 Peran dan Fungsi Sekretariat Kementerian
Sekretariat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata. Dalam melaksanakan tugas,
Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi kegiatan kementerian;
2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran kementerian;
3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,
komunikasi publik, arsip, dan dokumentasi kementerian;
4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana;
5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan bantuan hukum;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 6
6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan
pengadaan barang/jasa; dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
1.4 Inspektorat
Secara organisasi, struktur dan bagan organisasi inspektorat dibawah koordinasi
Sekretariat Kementerian Pariwisata baik dalam pengelolaan administrasi maupun
keuangan, akan tetapi secara teknis operasional hasil pelaksanaan kegiatan inspektorat
dipertanggungjawabkan langsung kepada Menteri Pariwisata melalui Sekretariat
Kementerian.
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
BABIIPERJANJIANKINERJABABIIPERJANJIANKINERJABABIIPERJANJIANKINERJA
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
7
Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja
2.1 Rencana Strategis
Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019
mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 yang
telah lebih dulu ditetapkan dan merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian
Pariwisata. Berdasarkan arah kebijakan dan strategi Kementerian Pariwisata tersebut,
Sekretariat Kementerian Pariwisata tahun 2015 – 2019 menetapkan arah kebijakan
sebagai berikut:
1. Peningkatan kerjasama dan sinergitas internal dan eksternal pada tataran
kebijakan program dan kegiatan Kementerian Pariwisata;
Sekretariat Kementerian diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan
sinergitas secara internal maupun eksternal untuk seluruh satuan kerja di
lingkungan Kementerian Pariwisata baik pada tataran kebijakan program
maupun kegiatan Kementerian Pariwisata dengan instansi terkait lainnya dalam
rangka membangun pariwisata.
2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukung Kementerian
Pariwisata;
Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukungan
di lingkungan Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian diharapkan
mampu memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pariwisata.
Perjanjian Kinerja
BAB 2
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
8
Berdasarkan arah kebijakan Sekretariat Kementerian di atas, maka strategi yang telah
ditetapkan, adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evaluasi
2. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan tata kelola
kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata
3. Peningkatan kinerja pengelolaan administrasi keuangan;
4. Peningkatan layanan hukum dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
5. Peningkatan publikasi, analisis berita, layanan informasi, dan hubungan antar
lembaga
6. Peningkatan layanan administrasi umum;
7. Peningkatan layanan administrasi kepegawaian dan kapasitas organisasi dan
tata laksana
Kebijakan pembangunan kepariwisataan Tahun 2015 merupakan tahun pertama
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –2019 yang
tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019
sebagai berikut:
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
VISI
Sejalan dengan Visi Kementerian Pariwisata, maka Visi Sekretariat Kementerian
Pariwisata, adalah:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
MISI
Adapun Misi yang diemban Sekretariat Kementerian Pariwisata, adalah:
1. Meningkatkan kualitas layanan administrasi umum, kepegawaian dan organisasi.
2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi serta pengawasan akuntabilitas
3. Meningkatkan layanan umum dan kualitas informasi kepada pihak internal dan
eksternal.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
9
TUJUAN Sekretariat Kementerian dalam mewujudkan visinya memiliki 8 (delapan) tujuan utama
yang ingin dicapai, yaitu :
A. Misi 1:Meningkatkan Kualitas Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian
dan Organisasi, memiliki 3 (tiga) tujuan antara, yaitu :
1. Peningkatan kuantitas Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata,
2. Peningkatan kualitas pelayanan umum dan pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN),
3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi,
B. Misi 2 : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Keuangan, Perencanaan
Pemantauan, dan Evaluasi dan Pengawasan Akuntabilitas, memiliki 3 (tiga)
tujuan antara, yaitu :
4. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,
5. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan,
6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan Tata
Kelola Kepemerintahan yang bersih dan akuntabel di lingkungan
Kementerian Pariwisata,
C. Misi 3 : Meningkatkan Layanan Hukum dan Kualitas Informasi Kepada
Pihak Internal dan Eksternal, memiliki 2 (dua) tujuan antara, yaitu:
7. Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada pihak
internal dan eksternal,
8. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan
layanan hukum.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
10
SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan tujuan di atas, Sekretariat Kementerian memiliki 14 sasaran strategis yang
harus dicapai melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada periode 2015–
2019. Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Sekretariat
Kementerian pada periode 2015–2019 dapat dilihat pada bagan berikut.
Bagan Error! No text of specified style in document.-1Kerangka Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata
Tujuan 1 : Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Sumber Daya Manusia
Kemenpar
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan
administrasi sumber daya manusia Kemenpar, adalah :
1. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian, diukur dengan Indikator :
Jumlah dokumen administrasi kepegawaian, seperti data pegawai, mutasi, promosi,
demosi, penghargaan, dan lain-lain.
Tujuan 2 : Peningkatan Kualitas Layanan Umum dan Pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN)
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan umum
dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), adalah :
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
11
2. Terselenggaranya layanan umum dan pengelolaan aset bmn yang akuntabel dan
transparan, diukur dengan Indikator: Jumlah dokumen laporan aset BMN, yaitu
dokumen laporan yang mengindikasikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu
periode serta mutasi BMN yang terjadi selama satu periode.
3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur/presentase sarana dan
prasarana dalam kondisi fungsional, diukur dengan indikator: Indeks Pelayanan
Umum yang tercermin melalui Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana.
Tujuan 3: Peningkatan Kualitas Penataan, Kapasitas, dan Tatalaksana Organisasi
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas penataan,
kapasitas dan tata laksana organisasi, adalah :
4. Terwujudnya organisasi sesuai dengan kebutuhan tatalaksana sesuai dengan tugas
dan fungsi, diukur dengan Indikator : Jumlah dokumen organisasi dan tatalaksana
yang dihasilkan, yaitu jabaran kebijakan Kemenpar pada level operasional menjadi
dokumen ketatalaksanaan, sehingga kebijakan yang dikeluarkan dapat dilaksanakan
secara transparan dan akuntabel
Tujuan 4 : Peningkatan Efisiensi Dan Efektifitas Perencanaan Dan Penganggaran,
Evaluasi Dan Pelaporan Pelaksanaan Program
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka Peningkatan efisiensi dan efektifitas
perencanaan dan penganggaran, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program, adalah :
5. Terwujudnya Rencana Program Penganggaran, Dan Evaluasi, diukur dengan
Indikator :
a. Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Pariwisata, Tingkat keberhasilan program dan penganggaran
yang tercermin dalam SAKIP Kemenpar. Instrumen yang digunakan instansi
Pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai
komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu: aspek perencanaan, aspek
pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, aspek evaluasi kinerja, dan capaian
kinerja.
b. Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran, yaitu jumlah
dokumen perencanaan program dan anggaran terkait pariwisata yang
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
12
dihasilkan, yang memuat program dan hasil yang diharapkan, kegiatan dan
keluaran yang diharapkan, lokasi kegiatan, pagu anggaran belanja yang dirinci
menurut fungsi jenis belanja dan sumber dana untuk masing-masing kegiatan
pada satuan kerja/unit pelaksana teknis, yang terdiri dari Rencana Kerja (Renja)
K/L, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA), Penetapan Kinerja (PK), Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), dan
lainnya.
c. Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi, merupakan dokumen yang
memuat kumpulan laporan, pengukuran capaian indikator kinerja, daya serap
anggaran, permasalahan dan upaya yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I,
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai
pengelola dana Dekon/TP serta fokus pada proses pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian target, sehingga dapat melakukan penilaian untuk perbaikan dalam
perencanaan kedepan.
Tujuan 5: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan, adalah :
6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan tata kelola
kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata, diukur dengan
Indikator :
a. Opini Keuangan Kemenpar, yaitu opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) kepada Kemenpar yang menjadi tolak ukur keberhasilan
pengelolaan keuangan. Sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004, tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK
memberikan pernyataan profesional mengenai kewajaran informasi keuangan di
lingkungan Kemenpar yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan
pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii)
kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern;
b. Jumlah Dokumen Laporan Keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntansi
Pemerintah (SAP), yaitu kinerja perencanaan kegiatan dan anggaran
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme sistem perencanaan, sistem
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
13
penganggaran, sistem pengadaan barang dan jasa, sistem pelaporan dan
pemantauan sehingga dapat mempengaruhi realisasi dan pengelolaan keuangan
negara secara bertanggung jawab. Berdasarkan UU No. 1 tahun 2004, No. 17
tahun 2003 dan PP No. 8 Tahun 2006, dan No. 71 Tahun 2010, Kemenpar perlu
menyerahkan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Dokumen tersebut dalam rangka mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara.
Tujuan 6 : Peningkatan Efektivitas Pengawasan Intern Dalam Rangka Penguatan
Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik Di LingkunganKemenpar
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan efektivitas pengawasan
intern dalam rangka penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di lingkungan
Kemenpar, adalah:
7. Meningkatnya pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, diukur dengan
indikator; prosentase rekomendasi laporan audit keuangan, sistem pengendalian
internal dan kepatuhan yang ditindaklanjuti
8. Meningkatnya Kualitas SDM Pengawasan, diukur dengan Indikator; Jumlah SDM
inspektorat yang difasilitasi untuk peningkatan kemampuan kerja dan pengetahuan
terkait dengan pengawasan
9. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan kinerja
kementerian pariwisata, diukur dengan indikator :
a. Jumlah unit kerja yang tidak melakukan penyimpangan pengelolaan keuangan
yang material
b. Jumlah unit kerja yang tidak melakukan penyimpangan pengelolaan aset yang
material
c. Jumlah unit kerja yang berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan
d. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori B
10. Meningkatnya kualitas layanan penyelenggaraan tugas dan fungsi inspektorat,
diukur dengan indikator; persentase dokumen layanan penyelenggaraan tugas dan
fungsi inspektorat
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
14
Tujuan 7 : Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada
pihak internal dan eksternal
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan
informasi yang disampaikan kepada pihak internal dan eksternal, adalah :
11. Tersebarnya pemberitaan dan publikasi informasi kepada publik, diukur dengan
indikator :
a. Jumlah dokumen publikasi dan pemberitaan,
b. Jumlah dokumen layanan informasi,
c. Jumlah dokumen hubungan antar lembaga.
12. Tersedianya layanan administrasi hukum dan komunikasi publik, diukur dengan
indikator:
a. Jumlah layanan administrasi hukum dan komunikasi publik.
Tujuan 8 : Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan
layanan hukum
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan pengelolaan peraturan
perundang-undangan dan layanan hukum, adalah :
13. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis, diukur dengan
indikator; Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan, yaitu kebijakan yang
mengatur dan mendukung pembangunan sektor kepariwisataan di Indonesia.
Sekretariat Kementerian Pariwisata merupakan unit organisasi yang membawahi
biro hukum yang bertanggungjawab untuk melakukan penelaahan dan harmonisasi
secara mendalam terhadap setiap kebijakan berupa peraturan perundangan yang
akan ditandatangani oleh setingkat Menteri ataupun Presiden.
14. Tersedianya Layanan Bidang Hukum, diukur dengan Indikator; Jumlah layanan
bidang hukum yang diberikan oleh Sekretariat Kementerian Pariwisata melalui
bagian yang membidangi hukum.
Penetapan tujuan Sekretariat Kementerian pada umumnya didasarkan pada isu-
isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu
5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta
kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Kementerian dalam kurun waktu
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
15
satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada
hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang
pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan
disertai dengan targetnya masing-masing.
Tabel 2.1
Sasaran strategis, Indikator, dan Program Sekretariat Kementerian Tahun
2015 – 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Program
1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)
Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)
2.2 Perjanjian Kinerja
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, yang telah dijabarkan kedalam
Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019 secara terencana dan
berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan,
termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2015 yang merupakan proses
perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual
Performance Plan).
Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan
kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2015 ditetapkan maka disusunlah Penetapan
Kinerja 2015 yang merupakan tekad dan janji disusun secara tahunan yang akan dicapai
dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi
amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya dan sumber dana yang ada.
Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian
Pariwisata Tahun Anggaran 2015, antara lain:
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan
Kementerian Pariwisata.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015
16
2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang
diterima dan terus meningkatkan kinerjanya.
3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah.
4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di
lingkungan Kementerian Pariwisata.
5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan
sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian
penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment).
Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan
dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan
kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam upaya memperjelas
dan menyelaraskan antara Indikator Kinerja Utama dengan Perjanjian Kinerja di
Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri
Pariwisata Nomor KM.125/UM.001/MP/2015 tanggal 15 Desember 2015 tentang
Indikator Kinerja Utama dilingkungan Kementerian Pariwisata. Indikator Kinerja Utama
merupakan ukuran kinerja tingkat kementerian dan selanjutnya diturunkan menjadi
indikator kinerja masing-masing unit kerja di bawahnya serta digunakan sebagai
ukuran kinerja dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja.
Tabel 2.2Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2015
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Program
1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)
WDP
Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata 2. Predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata (nilai)
A
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
Seram Island, Maluku
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
BABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJA
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 17
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019, merupakan acuan yang
digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam
menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi
kinerja, pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.
Pada tahun anggaran 2015 Kementerian Pariwisata telah menyusun dokumen
Perjanjian Kinerja yang merupakan pernyataan, kesepakatan, sekaligus perjanjian
kinerja antar unsur-unsur pemangku kepentingan didalam organisasi sebagai wujud
tekad dan komitmen dalam pencapaian target-target yang telah direncanakan.
Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat
Kementerian tahun 2015, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama
yang telah ditetapkan, sebagai berikut :
Akuntabilitas Kinerja
BAB 3
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 18
Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja
No Sasaran Indikator Kinerja 2015
Target Realisasi %
1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)
WDP
Masih dalam proses
audit BPK
-
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)
A BB -
Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.
Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.
3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2015
Ditinjau dari capaian kinerja sasaran tahun 2015, Sekretariat Kementerian
Pariwisata telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.
Berikut target dan capaian kinerja, dilihat dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.
1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia
ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya
Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan
Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
uraian, sebagai berikut:
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
I
Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 19
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Upaya konkrit dalam mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi di
lingkungan Kementerian Pariwisata selaku instansi pemerintah yang melaksanakan
penggunaan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengelola keuangan negara serta melaksanakan pengintegrasian pelaporan keuangan
dan kinerja sesuai dengan Perpres No 8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja dan
Keuangan yang merupakan konsekuensi logis dari penerapan anggaran berbasis
kinerja.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan adalah opini laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang diberikan oleh
BPK, yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: (1) Tidak diyakini
kewajaran (Adverse); (2) Tidak memberikan pendapat (Disclaimer); (3) Wajar Dengan
Pengecualian (WDP); dan (4) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini diukur
melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan keuangan oleh BPK yang meliputi:
kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian
Intern (SPI).
Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata, adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
WDP Masih dalam proses audit
BPK -
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan
Kementerian Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini masih
dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat diukur apakah indikator kinerja ini
mencapai target atau tidak.
Untuk melihat perkembangan indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian
Pariwisata apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan
capaian indikator di tahun 2013-2015. Perbandingannya terlihat pada tabel berikut ini:
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 20
Tabel 3. 3 Perbandingan Opini Laporan Keuangan Tahun 2013-2015
Indikator
Kinerja
2015 2014 2013
Realisasi Capaian
(%) Realisasi
Capaian
(%) Realisasi
Capaian
(%)
Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
Masih dalam proses audit
BPK - Disclaimer - Disclaimer -
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 capaian tidak
mengalami peningkatan, sedangkan untuk tahun 2015 pada saat penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja 2015 ini masih dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat
diketahui apakah di Tahun 2015 ini mengalami peningkatan atau penurunan.
Penurunan opini laporan keuangan pada tahun 2013 dan 2014 penyebab
utamanya adalah perubahan nomenklatur organisasi kementerian, semula Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan
terakhir saat ini menjadi Kementerian Pariwisata. Perubahan berulang pada
nomenklatur organisasi kementerian ini berakibat pada penataan dan pencatatan aset
(aset tetap, peralatan, mesin dan nilai barang persediaan) mengalami dinamika
perubahan yang cukup signifikan sehingga berpengaruh pada nilai transaksi yang
keluar dan masuk dalam neraca baik pada sistem akuntansi keuangan maupun pada
sistem manajemen akuntansi barang milik negara.
Untuk meningkatkan pencapaian laporan keuangan agar tidak mendapat opini
disclaimer lagi di Tahun 2015, telah ditempuh berbagai strategi, antara lain:
1. Melakukan reinventarisasi terhadap nilai keseluruhan aset dan nilai barang
persediaan yang dialihkan;
2. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di
bidang pengelolaan keuangan secara memadai melalui berbagai bimbingan teknis
dan sosialisasi;
3. Membentuk sifat dan sikap profesional dalam melaksanakan tugas dengan
meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada masing-masing satuan
kerja;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 21
4. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan
keuangan yang baik dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaporan;
5. Memahami pemanfaatan laporan keuangan yang tidak hanya untuk keperluan
pertanggungjawaban, namun juga sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan;
6. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang handal dan
akuntabel;
7. Mengupayakan pemberian reward and punishment bagi pengelola akuntansi dan
pelaporan keuangan yang profesional dan tekun.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Kementerian Pariwisata dalam memperbaiki
kualitas laporan keuangan, Kementerian keuangan telah memberikan penghargaan
sebagaimana tertuang dalam surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-
22/017/PB/2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang kesesuaian penyajian saldo kas
Bendahara pengeluaran antara laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL).
“Diakhir tahun 2015 Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 Dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan”
Disamping itu penghargaan ini juga menjadi suatu hal yang membanggakan karena
hanya 10 Kementerian/Lembaga yang mendapatkan penghargaan tersebut. Berikut
ini 10 Kementerian/Lembaga dimaksud:
Penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada
Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Kementerian Keuangan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 22
Tabel 3.4 Daftar Kementerian/Lembaga Penerima Penghargaan dari
Kementerian Keuangan
No Kode BA Nama Kementerian Negara/Lembaga
1 012 Kementerian Pertahanan 2 115 Badan Pengawas Pemilu 3 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 4 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 6 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 7 027 Kementerian Sosial 8 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 9 040 Kementerian Pariwisata
10 019 Kementerian Perindustrian Sumber: Kemenkeu 2015
Penghargaan atas penyajian saldo kas Bendahara pengeluaran antara laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LKKL) tersebut diharapkan dapat diikuti perbaikan melalui
penataan aset, sehingga akan meningkatkan opini BPK terhadap laporan keuangan
Kementerian Pariwisata.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung tercapainya
indikator tersebut serta percepatan akuntabilitas dan peningkatan kualitas laporan
keuangan, adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian Masalah Perbendaharaan
Melakukan koordinasi dalam rangka mempercepat proses penyelesaian rekomendasi
atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, serta mengadakan
pemantauan tindaklanjut penyelesaian tuntutan ganti rugi kepada para pengelola
keuangan baik pusat maupun daerah (UPT/SKPD) sebagai dasar untuk
menyelesaikan masalah temuan, piutang dan langkah-langkah untuk meningkatkan
opini laporan keuangan, dengan hasil sebagai berikut:
a. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data
temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat dan BPK pada penyelenggaraan
kegiatan yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
sejak tahun 2006 s.d. 2015.
b. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data
temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat sejak tahun 2007 s.d. 2015
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 23
c. Dokumen hasil pemantauan atas laporan hasil pemeriksaan BPK RI sejak tahun
2004 s.d. 2014.
d. Membuat surat-surat terkait temuan BPK tahun 2015:
1) Dalam rangka Sistem Pengendalian Internal (SPI), berupa tindak lanjut
rekomendasi BPK atas SPI sebanyak 8 surat dan pemberian teguran sebanyak
7 surat;
2) Dalam rangka kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, berupa
tindak lanjut rekomendasi BPK dalam LHP sebanyak 9 surat dan pemberian
teguran sebanyak 36 surat.
e. Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian
Pariwisata melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor
KM.56/KP.207/MP/2015 tanggal 5 Agustus 2015, dengan tugas membantu
menteri dalam memroses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara,
Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat lain di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang pembebanannya ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Melakukan Koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan keuangan
di lingkungan Kementerian Pariwisata;
Pengelolaan dan koordinasi merupakan kegiatan atau bagian yang sangat penting,
terutama menyangkut proses mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan serta evaluasi kegiatan, diperlukannya koordinasi pada lini organisasi
yang merupakan bagian/mekanisme, peraturan, prosedur, cara teknik dari
Pelaksanaan Anggaran, melalui antara lain :
a. Melakukan Evaluasi pelaksanaan anggaran dengan melakukan langkah-langkah
untuk mengidentifikasi permasalahan dalam Pelaksanaan Anggaran yang ada
pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata baik di Kantor Pusat
mapun UPT Daerah dan memberikan solusi.
b. Implementasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran yang berkelanjutan.
c. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran Satuan Kerja di Lingkungan
Kementerian Pariwisata serta percepatan penyerapan anggaran di
triwulan/periode berikutnya
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 24
d. Meningkatkan penyelenggaraan hubungan kerja dibidang administrasi dengan
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain
yang terkait.
e. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pengembangan pelaksanaan
anggaran dilingkungan Kementerian Pariwisata baik di Pusat maupun di daerah.
f. Menemukenali berbagai permasalahan dilapangan yang menjadi faktor
penghambat pelaksanaan anggaran.
g. Untuk meningkatkan jalinan kerjasama melalui koordinasi secara dinamis dengan
unit kerja di pusat dan UPT-UPT yang ada di daerah.
h. Melakukan pembinaan secara insentif dan kontinyu.
i. Mengukur keberhasilan program dan kegiatan yang sedang dan telah
dilaksanakan.
3. Meningkatkan pengelolaan PNBP
Melalui Pemantauan laporan realisasi anggaran pendapatan secara intensif,
Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis PNBP dan menetapkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
tahun 2016, sehingga dapat meningkatkan penerimaan PNBP di lingkungan
Kementerian Pariwisata, realisasi dimaksud dapat dilihat pada grafik berikut ini,
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2011 - 2015
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
BDG
BALI
MDN
MKS
BIRO UMUM
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 25
4. Penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kementerian tahun 2014 Unaudited dan
Audited, Laporan Keuangan semester I tahun 2015, Pseudo laporan keuangan untuk
periode yang berakhir pada 31 Oktober dan 30 November 2015;
5. Implementasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual
Mulai tahun 2015, Kementerian Pariwisata mengimplementasikan akuntansi
berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual merupakan basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya padasaat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam
penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31
Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas
sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-
akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan
Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh
penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah
merupakan implementasi yang pertama.
Dengan penerapan akuntansi berbasis akrual, Kemenpar akan mendapatkan
beberapa manfaat antara lain:
a. Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban dan penyajian laporan keuangan
Kemenpar dalam rangka mewujudkan good governance, clean government.
b. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada seluruh tahapan siklus
anggaran antara lain dalam pengelolaan sumber daya ekonomi, pengendalian
defisit anggaran dan penentuan besaran biaya penyelenggaraan pemerintahan;
c. Menjadi salah satu alat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal
efisiensi dan efektivitas perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi.
Sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk senantiasa memperbaiki pengelolaan dan
pertanggungjawaban Keuangan Negara, maka akuntansi berbasis akrual
membutuhkan strategi dalam penerapannya. Strategi yang dilakukan Kemenpar
dalam rangka implemetansi akuntansi berbasis akrual adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan komitmen pimpinan
serta pemahaman dan kemampuan SDM;
b. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi SDM penyusun Laporan Keuangan;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 26
c. Menyusun dan melaksanakan secara komprehensif tahapan-tahapan penerapan
akuntansi berbasis akrual sejak persiapan hingga pelaksanaan;
d. Menyusun Petunjuk Teknis Akuntansi Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenpar;
e. Mengoptimalkan fungsi assurance dan consulting Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan permasalahan baik
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.
6. Pembinaan Pengelola Keuangan.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,
terbuka dan bertanggungjawab serta memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara yang baik dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia di bidang
pengelolaan keuangan sehingga diharapkan dapat menciptakan pengelolaan
keuangan yang ekonomis, efesien, efektif, transparan dan akuntabel melalui
anggaran berbasis kinerja. Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan, tertib
administrasi, menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam menerapkan sistem
dan mekanisme pengelolaan keuangan tersebut, telah dilaksanakan beberapa
bimbingan teknis, antara lain: bimbingan teknis sertifikasi SAI, bimbingan teknis
penguji tagihan, bimbingan teknis penyusunan kontrak dan HPS, pembekalan
kemampuan teknis pengelola keuangan.
Pembukaan kegiatan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Wisata Kemeterian
Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 27
7. Kegiatan Pembinaan Pengelola BMN Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian
Pariwisata, melalui kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara,
Bimbingan Teknis Persediaan, Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Pengadaan
Barang dan Jasa, Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Layanan
Pengadaan.
PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala dalam pencapaian target Opini Laporan Keuangan tahun
2015, sehingga berakibat pada pencapaian yang belum maksimal, antara lain:
1. Belum optimalnya komitmen para pejabat pusat dan daerah dalam mendorong
kualitas penyusunan laporan keuangan dan percepatan penyelesaian temuan
sehingga terkesan lambat dalam menindaklanjuti temuan dalam LHP BPK;
2. Belum adanya penerapan reward and punishment, sehingga para pelaksana kurang
termotivasi untuk meningkatkan kinerja di lingkungan unit kerja masing-masing;
3. Kualitas operator penyusun Laporan Keuangan pada masing-masing satuan kerja
belum optimal, sehingga laporan keuangan belum disajikan dan diungkapkan secara
lengkap (full disclosure);
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan para Penanggung Jawab kegiatan belum
sepenuhnya taat terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
keuangan negara sehingga temuan berulang pada pengadaan barang/jasa dan
pelaksanaan perjalanan dinas masih terjadi;
5. Opini Keuangan Disclaimer, dapat menurunkan alokasi anggaran Kementerian
Pariwisata di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih jauh dapat berdampak pada
Kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola Keuangan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 28
tidak meningkatnya tunjangan kinerja pegawai, yang pada akhirnya dapat
menurunkan motivasi kerja pegawai;
6. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian
Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon
I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan
permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata;
7. Inventarisasi barang milik negara belum selesai. Kondisi ini berpotensi
mempengaruhi kinerja akuntabilitas Kementerian Pariwisata khususnya opini
keuangan, mengingat permasalahan barang milik negara ini merupakan penyumbang
terbesar opini disclaimer yang diperoleh Kementerian Pariwisata;
8. Kompetensi SDM Auditor belum memadai, sehingga dibutuhkan percepatan
peningkatan kapasitas auditor di lingkungan Kementerian Pariwisata, agar dapat
menjawab tantangan audit internal yang semakin besar sebagai akibat meningkatnya
anggaran Kementerian Pariwisata di tahun-tahun berikutnya secara signifikan;
9. Kompetensi SDM Pengelola Keuangan, khususnya “Penyusun Laporan Keuangan” di
masing-masing satker belum sepenuhnya memahami makna dari Peraturan2 terkait
tentang Penyusunan Laporan Keuangan, akibatnya sering terjadi ketidaksesuaian
dari sisi penyusunan, penyajian, maupun penyampaian sehingga saat dilakukan
evaluasi masih banyak Laporan Keuangan satker semesteran/tahunan belum
sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
UPAYA YANG DILAKUKAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas, antara
lain:
1. Melaksanakan percepatan proses pengadaan barang/jasa dengan melakukan
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara rutin dan
menginventarisasi permasalahan yang dihadapi;
2. Menyusun petunjuk teknis Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, petunjuk teknis
pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan petunjuk teknis lainnya sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA;
3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait permasalahan yang ditemui pada
saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP)
dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses pengadaan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 29
barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses pelaksanaan anggaran
dan pelaporan keuangan;
4. Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, telah dilakukan
upaya, sebagai berikut :
a) Membentuk Tim Pengelola Perbaikan Sistem PNBP untuk memperbaiki Sistem
Pengelolaan PNBP;
b) Melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk penetapan saldo aset persediaan hasil likuidasi;
c) Melaksanakan pembenahan menyeluruh atas pengelolaan Aset Tetap;
d) Telah dibuat laporan inventarisasi aset sebagai tindak lanjut penyelesaian temuan
BPK yaitu berupa maping database SIMAK, sinkronisasi SIMAK dan SAI,
sinkronisasi LK BMN dengan LK DJKN, pendampingan Inventarisasi aset rusak
berat, hilang, dikuasai pihak lain, pendampingan penyusunan laporan hasil
Inventarisasi aset tetap, usulan penghapusan/hibah aset tetap, pendampingan
tindak lanjut usulan hasil inventarisasi aset dan perbaikan database SIMAK
komprehensif;
e) Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) dan Tim Reinvetarisir
asset;
f) Melakukan In House Training dan pendampingan dengan instansi terkait
(Kementerian Keuangan dan BPKP);
g) Agar tercapainya Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata tahun 2015 yang
berkualitas, sehingga Opini Laporan Keuangan kedepan menjadi lebih baik, maka
Biro Perencanaan dan Keuangan – Sekretaris Kementerian Pariwisata melakukan
Bimbingan Teknis Sertifikasi SAI terutama untuk tenaga operator SAK – SIMAK
BMN Satker.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 30
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik
dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau
komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah
berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap
tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek
perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek
evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja
lainnya. Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata, adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. 5
Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata A BB -
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian
Pariwisata dengan target A (Memuaskan) dapat direalisasikan dengan predikat BB
(Sangat Baik). Nilai Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, diperoleh berdasarkan hasil
evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB dan disampaikan
kepada Kementerian Pariwisata melalui Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3986/M.PANRB/12/2015 tanggal 11
Desember 2015 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan surat tersebut di atas, menetapkan bahwa Kementerian Pariwisata
memperoleh nilai 72,08 atau predikat BB (Sangat Baik). Penilaian tersebut
menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka
pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 31
Hal ini menggambarkan bahwa kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan
penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di lingkungan Kementerian
Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.
Berikut rincian kategori tingkat akuntabilitas
kinerja Kementerian/Lembaga Tahun 2015;
kategori “AA” (Sangat Memuaskan) belum ada
K/L yang memperoleh, kategori “A”
(Memuaskan) sebanyak 4 K/L, Kategori “BB”
(Sangat Baik) sebanyak 21 K/L(termasuk
Kementerian Pariwisata), Kategori “B” (Baik)
sebanyak 36 K/L, kategori “CC” (Cukup)
sebanyak 16 K/L, kategori “C” (Kurang) dan
kategori “D” (Sangat Kurang), sudah tidak ada.
Untuk melihat perkembangan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian
Pariwisata, bila dibandingkan Realisasi dengan Target pada Perjanjian Kinerja (PK)
setiap tahunnya sejak Tahun 2013-2015, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3. 6
Perbandingan Capaian Tahun 2013 s.d 2015 Terhadap Perjanjian Kinerja (PK)
No Indikator
Kinerja
2015 2014 2013
Realisasi (%) Realisasi (%) Realisasi (%)
1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
BB - B - B -
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi di tahun 2015 mendapat predikat BB (Sangat
Baik) meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 dan 2013 dengan
predikat B (Baik).
Perbedaan predikat dan penilaian antara capaian tahun 2015 dengan 2014,
sebagaimana Permen PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi karena
“Pada tahun 2015 tingkat
akuntabilitas kinerja
Kementerian Pariwisata
berada pada urutan 19 dari 77
K/L, dengan kategori BB
(Sangat Baik).”
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 32
perubahan terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja,
perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7 Perubahan Pembobotan tahun 2015 dan tahun 2014
NO KOMPONEN SAKIP 2015 2014
BOBOT NILAI BOBOT NILAI
1. Perencanaan Kinerja 30 21,57 35 26,13 2. Pengukuran Kinerja 25 17,6 20 14,08 3. Pelaporan Kinerja 15 12,42 15 12,04 4. Evaluasi Kinerja 10 6,28 10 7,05 5. Capaian Kinerja 20 14,21 20 14,67
Nilai Hasil Evaluasi 100 72,08 100 73,97 Tingkat
Akuntabilitas Kinerja
BB B
Sumber: Kementerian PAN & RB
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja
pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015 menjadi 30% dan
untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi
25% pada tahun 2015. Dari perubahan tersebut, capaian pada tahun 2015 dengan nilai
sebesar 72,08 turun sebesar 1,89 dari nilai 73,97 pada tahun 2014, namun untuk
predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B menjadi
predikat BB. Disamping perubahan sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil
evaluasi kinerja, perubahan juga dilakukan terhadap penyebutan pada predikat dan
kategori, perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8 Perubahan Penyebutan Predikat dan Kategori
2015 2014
BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI
AA >90 -100 Sangat Memuaskan
AA >85-100 Memuaskan
A >80 – 90 Memuaskan A >75-85 Sangat baik
BB >70 – 80 Sangat Baik B >65-75 Baik
B >60 – 70 Baik CC >50-65 Cukup Baik
CC >50 – 60 Cukup (Memadai)
C >30-50 Agak Kurang
C >30 - 50 Kurang D 0-30 Kurang
D 0 - 30 Sangat Kurang - - - Sumber: Kementerian PAN & RB
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 33
“Prestasi yang dicapai oleh Kementerian Pariwisata dalam meningkatkan
akuntabilitas kinerja tahun 2015 mendapat piagam penghargaan yang
diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana
Wakil Presiden pada Desember 2015 yang dihadiri oleh seluruh pimpinan dan
perwakilan Kementerian/Lembaga serta para kepala daerah.”
Penyerahan Penghargaan oleh Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla kepada Kementerian Pariwisata yang diterima oleh Sekretaris Kementerian, Bapak Ukus Kuswara, di Istana Wapres.
Arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan publikasi laporan hasil evaluasi
akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian adalah
salah satu upaya transparansi oleh pemerintah, selain itu dikatakan bahwa
penyampaian laporan kinerja akuntabilitas tahunan tersebut menyerupai penyerahan
rapor siswa di sekolah, dengan harapan akan ada perbaikan bagi kementerian, lembaga
pemerintah non-kementerian dan pemerintah provinsi yang mendapat predikat di
bawah kategori A. "Ini menjadi cara mengevaluasi dan meningkatkan kinerja kita
semua, karena apapun yang kita lakukan jika tanpa evaluasi maka tidak akan bisa
diketahui penilaiannya, baik secara makro maupun mikro.”
Berdasarkan peringkat nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dari seluruh
Kementerian/Lembaga Tahun 2015 dan Tahun 2014, peringkat Kementerian
Pariwisata dapat dilihat tabel berikut;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 34
Tabel 3.9 Target dan realisasi Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
NO. INSTANSI NILAI/ PREDIKAT
2015
INSTANSI NILAI/ PREDIKAT
2014
1 Kementerian Keuangan A Kementerian Keuangan A 2 Komisi Pemberantasan Korupsi A KPK A 3 Kementerian Kelautan
Perikanan A BPKP A
4 Badan Pemeriksa Keuangan A Kementerian Kelautan dan Perikanan
A
5 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan
BB Kementerian PAN & RB A
6 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera Dan Reformasi Birokrasi
BB BPKP A
7 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
BB Kementerian PPPN/Bappenas
A
8 Kementerian Sekretaris Negara BB Kementerian Pertahanan B 9 Kementerian Perindustrian BB Kementerian Kesehatan B
10 Badan Pusat Statistik BB Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
B
11 Mahkamah Konstitusi BB Kementerian Kehutanan B 12 Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan BB Kementerian Riset dan
Teknologi B
13 Badan Koordinasi Penanaman Modal
BB Kemendikbud B
14 Kementerian Perdagangan BB Kementerian Perhubungan B 15 Kementerian Kesehatan BB Kementerian Perdagangan B 16 Pusat Pelaporan Dan Analisis
Transaksi Keuangan BB Kementerian Hukum Dan
Hak Assasi Manusia B
17 Kementerian Luar Negeri BB Setjen Mahkamah Konstitusi
B
18 Kementerian Pertanian BB Sekretariat Kabinet Ri B 19 Kementerian Pariwisata BB Badan Intelejen Negara B 20 Lembaga Administrasi Negara BB Pusat Pelaporan Analisis
dan Transaksi Keuangan
B
22 Kementerian Dalam Negeri BB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
B
23 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
BB Arsip Nasional Republik Indonesia
B
24 Badan Tenaga Nuklir Nasional BB Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
B
25 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
BB Badan Kepegawaian Negara
B
Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk predikat, Kementerian Pariwisata mengalami
kenaikan, dari predikat B (Baik) di tahun 2014 menjadi predikat BB (Sangat Baik) di
tahun 2015, namun untuk peringkat Kementerian Pariwisata mengalami penurunan,
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 35
berada pada peringkat 10 dari seluruh Kementerian/Lembaga di tahun 2014 menjadi
peringkat 19 di tahun 2015, hal ini disebabkan karena seluruh Kementerian/Lembaga
saat ini semakin termotivasi untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya sehingga
terdapat 20 Kementerian/Lembaga lain yang juga mendapat predikat BB (Sangat Baik).
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi, sebagai
berikut:
a. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan
meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih
dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan
anggaran. Memastikan seluruh unit kerja dapat mengkaitkan kinerja utama
(indikator dan target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan
anggarannya) ;
b. Melakukan monitoring, mengukur, dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang
disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan
(reward and recognition) atas capaian kinerja yang pantas;
c. Inspektorat atau tim evaluasi agar terus mendorong dan memastikan unit kerja
untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan evaluasi akuntabilitas
kinerja serta memberikan rekomendasi yang mampu membangun unit yang
berbudaya (akuntabel terhadap) kinerja;
d. Setiap penanggung jawab program agar melakukan evaluasi program dalam rangka
memastikam tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program
prioritas atau unggulan yang ada di Kementerian. Penanggungjawab program harus
memastikan keberhasilan maupun kekurangkeberhasilan suatu program secara
nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada
suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan
e. Meningkatkan transparansi dengan memastikan diunggahnya dokumen dan
informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (Seperti Renstra,
Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) kedalam laman (website) resmi milik
Kementerian Pariwisata dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang
disajikan bersifat terkini (updated).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 36
f. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerapan Sistem
Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah.
Dalam upaya meningkatkan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata,
telah dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain:
1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tahun 2015 – 2019
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun
Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan dokumen perencanaan untuk
periode lima tahun kedepan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsinya. Rencana Strategis
Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 disusun mengacu pada usulan Rencana
Jangka Menengah yang disusun Kementerian Pariwisata, serta Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), serta mengemban amanat visi dan misi Pemerintahan
Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagaimana tertuang dalam NAWA CITA.
Renstra Kementerian Pariwisata disusun sebagai pedoman penyusunan program,
kegiatan dan pelaksanaan kebijakan yang merupakan salah satu subkomponen dari
komponen Perencanaan Kinerja pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dengan bobot 30% dalam mengevaluasi tingkat akuntabilitas
kinerja.
2. Penyusunan Renja K/L
Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan
Pembangunan Nasional, penyusunan RAPBN berpedoman kepada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP
merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan RAPBN dan dasar pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. RKP merupakan
penjabaran dari RPJM Nasional yang memuat prioritas pembangunan, rancangan
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiscal, serta program kementerian/lembaga,
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 37
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).
Renja K/L merupakan dokumen perencanaan
yang berisi program dan kegiatan suatu
Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari
Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) yang
bersangkutan dalam satu tahun anggaran.
Penyusunan Renja K/L oleh
Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah
dikeluarkannya surat yang ditandatangani oleh
Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri
Keuangan tentang Pagu Indikatif
Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu
anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta Tema dan Prioritas
Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi
anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas yang pendanaannya
terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.
Berkenaan dengan telah diberlakukannya penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) secara penuh yang
menggunakan struktur program dan kegiatan hasil restrukturisasi, maka mekanisme
penyusunan Renja K/L menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam upaya
peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi Kementerian Pariwisata,
Sekretariat Kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah
mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) Tahun
2015. Renja K/L ini merupakan pengganti fungsi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
yang dulu menjadi salah satu subkomponen dalam mengevaluasi AKIP.
Dengan adanya Renja K/L ini, diharapkan sasaran dari masing-masing program dan
kegiatan akan semakin tampak dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi
dengan indikator dan rencana tingkat capaian (target) secara kuantitatif. Untuk
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pariwisata Tahun
2015 yang bersifat indikatif.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 38
3. Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK)
Perbaikan governance dan sistem
manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi
pemerintahan yang sedang dijalankan
oleh pemerintah. Sistem manajemen
pemerintahan yang berfokus pada
peningkatan akuntabilitas dan
sekaligus peningkatan kinerja
berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self
assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah
tersebut merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara
mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem dan
mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih
independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas
dan kinerja instansi pemerintah.
Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu
instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta
sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja
perlu dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu
subkomponen dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 39
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun
2014
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)
Kementerian memiliki dua fungsi utama sekaligus.
Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan
sarana bagi Kementerian Pariwisata untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi
Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata).
Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber
informasi bagi internal Kementerian Pariwisata untuk
perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama
ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja
Kementerian tahun 2014 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik
eksternal dan internal.
Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, Kementerian Pariwisata pada Tahun Anggaran 2015 telah
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat eselon II, eselon I, dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014.
5. Penyusunan Indikator Kinerja Utama
Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 40
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja
organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan, sasaran,
atau kegiatan yang mencerminkan tugas pokok dan fungsi
organisasi. Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau yang dikenal dengan
Key Performance Indicators (KPI). Setiap organisasi atau
K/L memiliki IKU yang berbeda-beda, tergantung pada
tujuan, fungsi dan strategi masing-masing organisasi.
Kebijakan penyusunan IKU di lingkungan Kementerian Pariwisata pada dasarnya
terintegrasi dengan berbagai dokumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), yang meliputi dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP), sedangkan IKU itu sendiri
merupakan subkomponen dari komponen Pengukuran Kinerja yang tidak terpisah
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.
Setiap Instansi pemerintah menurut Peraturan Kemen PAN dan RB Nomor.
PER/09.M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007, wajib menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing
tingkatan (level) secara berjenjang. Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi
pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja
keluaran (output) dan hasil (outcome).
6. Penyempurnaan Aplikasi E-Performance
Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja dan menindaklanjuti
amanah dalam Road Map Reformasi Birokrasi, perlu adanya sistem yang mampu
mendorong tercapainya kinerja organisasi dengan tujuan untuk memudahkan proses
pemantauan dan pengendalian kinerja, yang salah satunya melalui pemanfaatan
aplikasi berbasis web yaitu e-Performance. E-Performance adalah aplikasi sistem
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 41
akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah (E-SAKIP) yang bertujuan untuk
memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja. aplikasi ini telah dioperasikan
sejak tahun 2014, namun berkenaan dengan adanya perubahan struktur organisasi
yang berdampak pada perubahan indikator kinerja, sehingga pada tahun 2015 telah
dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang cukup signifikan terhadap aplikasi
dimaksud, baik pada tampilan maupun pada menu input data.
Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing
Cabinet Server Pusat Data dan Informasi. Untuk mengakses dapat dilakukan melalui
Web www:\\eperformance.kemenpar.go.id. Masuk ke web ini, langsung dapat
melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan capaian eselon II per triwulan,
tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi ini menampilkan proses
perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan kegiatan/sub kegiatan
dalam pencapaian target kinerja dan monitoring serta evaluasi pencapaian kinerja
dan keuangan. Dokumen yang digunakan untuk menginput data: dokumen Renstra,
IKU, Perjanjian Kinerja, DIPA/POK dan realisasi anggaran serta realisasi kinerja,
dengan aplikasi ini publik dapat melihat capaian kinerja kementerian s.d. eselon II
per triwulan.
Dengan adanya aplikasi e-Performance diharapkan pengukuran kinerja dapat
dilakukan setiap triwulan. Ini yang diharapkan baik oleh Kementerian Pariwisata
maupun oleh Kementeria PAN & RB agar dapat meningkatkan kinerja dan
mendorong percepatan tercapainya target kinerja per triwulan. Diharapkan aplikasi
e-Perfromance dapat dimanfaatkan secara maksimal karena berdampak pada
pemenuhan kewajiban untuk meningkatkan Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian
Pariwisata dan selanjutnya berdampak pula pada penilaian yang menjadi syarat
peningkatan besaran tunjangan kinerja aparatur negara di lingkungan Kementerian
Pariwisata.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 42
7. Reviu desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan
Sekretariat Kementerian
Review Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonom Kreatif, dilaksanakan
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Sistematika penyajian belum sesuai PERKA-687/K/D4/2012;
b. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan kembali;
c. Belum adanya strategi penyelenggaraan SPIP yang spesifik;
d. Menambahkan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan rencana kerja
pengendalian;
e. Rencana kerja informasi dan komunikasi perlu ditambahkan.
Hasil review berupa Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata dan memuat informasi tentang pemahaman bagi para
pejabat dan pegawai tentang SPIP, profil lingkungan pengendalian, prioritas obyek
penyelenggaraan SPIP dan rencana kerja penguatan pengendaliannya. Berdasarkan
informasi yang disajikan ini, seluruh pejabat dan pegawai diharapkan mempunyai
kesamaan persepsi dalam membangun dan menginternalisasikan SPIP dalam
pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata.
Kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata yang pertama diselenggarakan di Hotel Alila Jakarta pada
tanggal 5 November 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 17 s.d. 19 Desember 2015 di
Tampilan Aplikasi e-Performance Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 43
Hotel Aston Cirebon dengan peserta masing-masing berjumlah 33 orang. Peserta
berasal dari Lingkungan Sekretariat Kementerian yaitu: Biro Perencanaan dan
Keuangan, Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi, Biro Hukum dan Komunikasi
Publik serta dari Inspektorat.
Foto kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata
8. Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP
Dalam rangka untuk mencapai hasil pengelolaan keuangan Negara yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel, pada tahun 2011 telah ditetapkan Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern Pemerintah di lingkungan
kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif. Namun pada tahun 2015 terjadi
perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 tahun
2015 tentang Kementerian Pariwisata.
Oleh karena itu telah ditindaklanjuti dengan mereviu Peraturan Menteri tersebut
dengan melibatkan Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian pariwisata
mealalui rapat-rapat dan konsinyering yang didampingi oleh Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 44
Diharapkan melalui Peraturan Menteri tersebut dapat dijadikan panduan dalam
melaksanakan kegiatan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai
pertanggungjawaban, agara dapat terlaksana secara tertib, terkendali serta efektif
dan efisien.
9. Membentuk Tim Crisis Centre
Dalam rangka pengendalian dampak bencana terhadap krisis kepariwisataan,
melalui melalui Kepmen 04/UM.001/MP/2014 tanggal 29 Desember 2014,
kementerian Pariwisata membentuk Pusat Pengendalian Krisis Pariwisata.
Keberadaan Crisis Center pariwisata yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata
adalah bentuk kebijakan yang preventif dan responsif terhadap berbagai kondisi dan
ancaman yang berpotensi berdampak pada sektor pariwisata di tanah air. Crisis
Center Pariwisata ini tidak hanya berfungsi pada bentuk-bentuk tanggap darurat
dengan menyiapkan serangkaian pelayanan tetapi juga mempunyai cakupan lebih
luas yakni memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi
krisis. Pada sisi lain, Crisis Center Pariwisata ini diharapkan dapat memberikan iklim
kondusif bagi dunia kepariwisataan di Indonesia dengan tetap memberikan
komitmen pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi
krisis.
Tujuan membentuk Tim Crisis Center Pariwisata adalah :
a. Terbangunnya informasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan para
wisatawan dan publik seperti status bencana/ krisis beserta skala dampaknya,
informasi akomodasi, transportasi dan lainnya.
b. Bentuk respon cepat (tanggap darurat/ emergency respon) dalam mendampingi
Foto Kegiatan Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 45
wisatawan ketika dihadapkan pada kondisi yang tidak diharapkan akibat kondisi
krisis, baik menyangkut transportasi maupun akomodasi. Pada sisi lain,
keberadaan Crisis Center Pariwisata ini juga mempunyai cakupan lebih luas yakni
memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi krisis.
c. Upaya meminimalkan dampak turunnya wisatawan serta memberikan iklim
kondusif bagi dunia kepariwisataan nasional dengan tetap memberikan komitmen
pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi krisis.
d. Upaya Kementerian Pariwisata melibatkan para stakeholder terkait untuk turut
membangun dan memulihkan dunia kepariwisataan di tengah terjadinya krisis.
10. Pengelolaan Informasi Eksekutif
Publikasi yang dilakukan bertumpu pada pengelolaan media sosial dengan
Facebook sebagai platform utama, yang kemudian disebarkan melalui platform
lain seperti Twitter, Instagram, dan Path. Upaya penyebaran tersebut didukung
oleh beberapa program kegiatan, dukungan media digital, dukungan netizen
secara online dan offline, serta pembuatan video youtube.
Konsinyering dan temu netizen pernah dilakukan 2 kali pada tanggal 20
November di Pisa Cafe Jakarta, dan 3 Desember 2015 di Hotel Inbis Tamarin,
Jakarta. Koordinasi yang telah dilaksanakan dengan Key Opinion Leader (KOL) itu
telah menghasilkan; #WonderfulJakMar2015 dengan 8.529.183 impresi,
#LaksamanaChengHo (TTI) dengan 20.774.155 impresi, #FestivalDanauToba
(TTI) dengan 13.280.501 impresi, #Borobudur10K dengan 7.724.813 impresi dan
#WakatobiWafe dengan 183.099.811 impresi.
11. Apresiasi Media Cetak dan Elektronik 2015
Perkembangan perjalanan pariwisata di dalam negeri menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun, hal ini sejalan dengan upaya mensukseskan program
Wonderful Indonesia. Berbagai daerah tujuan wisata selain Bali, sudah mulai
menjadi bagian dari pemberitaan dalam rangka menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah-daerah tersebut. Untuk itu guna membangkitkan minat
pers, jurnalis/penulis baik yang profesional maupun amatir dalam menulis
keindahan dan kekayaan yang tersembunyi dari daerah – daerah tersebut,
Kementerian Pariwisata memandang perlu untuk melakukan penilaian terhadap
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 46
tulisan/liputan TV dan Radio yang mampu menggugah minat masyarakat untuk
melakukan perjalanan wisata di dalam negeri.
Untuk memberikan apresiasi kepada para jurnalis dan stasiun televisi juga radio
atas tulisan dan program tayangan tentang promosi pariwisata, Menteri
Pariwisata memberikan penghargaan “Anugerah Pewarta Wisata Indonesia Bagi
Media Cetak dan Elektronik“ bagi karya tulisan dan liputan televisi juga radio
terbaik. Kegiatan ini yang telah berlangsung sejak tahun 2003, dan memperoleh
sambutan yang sangat positif dari berbagai media cetak, stasiun TV, Radio dan
Media On-Line dan perwakilan Media Asing di Indonesia juga dari perusahaan
penerbangan dan Asosiasi industri pariwisata. Oleh karena itu ”APRESIASI MEDIA
CETAK DAN ELEKTRONIK” perlu dilanjutkan dalam bentuk pemberian
penghargaan untuk katagori tulisan di media cetak serta online dan liputan berita
di televisi dan radio.
Maksud dari kegiatan ini adalah Adanya kerjasama timbal balik yang seimbang
dalam bentuk penghargaan/ apresiasi terhadap pers, jurnalis dan televisi.
12. Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis dan Pers Tahun 2015
Media massa memiliki peran penting dalam pengembangan pembangunan
pariwisata di Indonesia. Melalui pemberitaan dan penulisan di berbagai media
baik cetak, online maupun elektronik, dapat memberikan dampak yang cukup
besar dalam pembentukan opini publik. Sesuai konsep pembangunan
kepariwisataan yang meletakan pemerintah, swasta dan kalangan media massa
sebagai pilar utama, memiliki saling keterkaitan sekaligus juga saling mendukung
dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya ini telah memperoleh tanggapan
yang positif dari kalangan pers. Oleh karena itu maka Biro Hukum dan
Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata merasa optimis bahwa
penyelenggaraan ”Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis
Tahun 2015” adalah langkah dan upaya strategis dalam rangka membina
kemitraan dan sarana efektif dan efisien.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 47
Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan kerjasama antara Kementerian
dengan kalangan pers dalam upaya menyamakan persepsi mengenai
pembangunan di bidang pariwisata dan Meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman wartawan bidang Pariwisata sehingga diperoleh hasil tulisan dan
liputan yang selaras dengan kebijakan Kementerian.
Adapun Lingkup pelaksanaan kegiatan antar lain :
Orientasi Dan Outbound Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis Dan Pers akan
dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan pokok, yakni :
a. Orientasi
Kegiatan ini meliputi pemberian pembekalan tentang kebijakan, program dan
kegiatan yang disampaikan dalam bentuk paparan oleh Menteri Pariwisata dan
para Pejabat di lingkungan Kementerian Pariwisata maupun Instansi lain
terkait, dilanjutkan diskusi dengan para peserta orientasi.
b. Out-bound
Kegiatan outbound meliputi :
1) Pengenalan destinasi dan pemahaman akan potensi serta daya tarik.
2) Melakukan Team Building untuk semakin memantapkan kebersamaan.
13. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Penghargaan
Kepariwisataan;
Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian
Penghargaan Kepariwisataan berupa Rancangan Peraturan Presiden tentang
Pemberian Penghargaan Kepariwisataan sebagaimana terlampir, yang telah
disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 11 Desember 2015
untuk dilakukan proses Harmonisasi.
14. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Insentif kepada
Pengusaha dan/ atau Masyarakat di Pulau Kecil.
Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian
Insentif Kepada Pengusaha dan/atau Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata
di Pulau-Pulau Kecil berupa draft terakhir Rancangan Peraturan Presiden
dimaksud, sebagaimana terlampir, yang kegiatan penyusunannya akan
dilanjutkan pada tahun anggaran 2016.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 48
15. Penelaahan Hukum Bidang Pariwisata
Pada tahun 2015 telah menelaah sebanyak 16 produk hukum termasuk Peraturan
Menteri Pariwisata, Keputusan Menteri Pariwisata dan Perjanjian Kerjasama.
Penelaahan yang dimaksud adalah untuk mendapatkan informasi/data yang
akurat dari instansi terkait di lapangan untuk dilakukan telaah/kajian dalam
rangka penyiapan materi sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam membuat
kebijakan. Dengan tujuan dalam rangka penyiapan/penyediaan bahan/data
peraturan perundang-undangan secara rinci sebagai bahan untuk merevisi
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang pariwisata.
16. Advokasi Hukum
Pada tahun 2015 telah melaksanakan 11 (sebelas) pemberian bantuan hukum,
dari kesepuluh perkara yang telah dilakukan pemberian bantuan hukumnya, 1
(satu) perkara telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, 4 (empat) masih
dalam proses di tingkat peradilan, 6 (enam) perkara di luar proses peradilan.
Perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu perkara
Akademi Pariwisata Makassar dengan perkara Nomor : 129/Pdt.G/2011/PN.Mks
objek perkara sertifikat Hak Pakai dengan Nomor 20008/ Kelurahan Tanjung
Merdeka, Gambar Situasi Nomor 09/1999 posisi Perkara dimenangkan pada
tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap (Incraht).
17. Penataan Organisasi
Dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2015
tentang Kementerian Pariwisata, telah dilakukan penataan organisasi, tugas dan
fungsi di lingkungan Kementerian Pariwisata dengan menetapkan Peraturan
Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pariwisata.
Ditetapkannya Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pariwisata, maka penjabaran tugas dan fungsi pada unit
kerja dapat dilaksanakan dengan tepat fungsi dan tepat sasaran sehingga kegiatan
dapat dicapai dengan efektif, efisien, terbuka, responsif, dan akuntabel dalam
penyelenggaraan pemerintah di bidang pembangunan kepariwisataan.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 49
18. Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan
Sekretariat Kementerian Pariwisata
Kegiatan Anjab bertujuan untuk mendapatkan data jabatan yang kemudian diolah
menjadi informasi jabatan. Sedangkan ABK bertujuan untuk memetakan beban
kerja setiap jabatan fungsional maupun struktural yang ada di lingkungan
Sekretariat Kemenpar. Hasil dari Anjab dan ABK disajikan untuk kepentingan
penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan di
organisasi Kementerian Pariwisata.
19. Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
Penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam peraturan presiden
tersebut, juga diatur mengenai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
sebagai unit kerja K/L/D/I untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan
barang/jasa secara elektronik.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mengeluarkan dengan
Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
KM.05/KH.001/MPEK/2012 tentang Pembentukan dan Struktur Organisasi
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, keputusan tersebut
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut
di atas, Biro Umum, Kepegawaian, dan Organisasi mengadakan Bimbingan Teknis
Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) kepada anggota tim pokja
Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian Pariwisata di Jawa Barat.
Penyelenggaraan Bimbingan Teknis tersebut adalah untuk peningkatan kualitas
pelayanan petugas pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah agar lebih
memahami, serta menerapkannya sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya
secara elektronik.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 50
20. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tahun 2014 di
Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk melihat capaian peningkatan 8 (delapan) Bidang area Perubahan, Tahun
2015 Inspektorat melakukan PMPRB yang dilakukan oleh masing-masing Bidang
di Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka dilakukan penilaian, adapun
hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Hasil Evaluasi Tahun 2014
Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 74,08.
Berdasarkan Surat Menpan RB Nomor B/3466/MPANRB-UPRBN/9/2014
tanggal 22 September 2014, Hasil Penilaian Kesiapan Reformasi Birokrasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah 60,23.
2. Penilaian Mandiri (PMPRB) Tahun 2015
Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 83,93, dan
Berdasarkan Surat Kementerian PAN dan RB Nomor B/50/D.I.PANRB-
UPRBN/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 Hasil Penilaian Tim Evaluator
Kementerian PAN dan RB kesiapan RB Kementerian Pariwisata Tahun 2015
sebesar 65,23
21. Probity Audit.
Probity diartikan sebagai integritas ( integrity), kebenaran ( uprightness), dan
kejujuran (honesty) konsep probity tidak hanya digunakan untuk mencegah
Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilaksanakan di Jawa Barat,
dengan jumlah peserta 47 orang dari anggota/Tim Pokja ULP di lingkungan Kementerian Pariwisata,
pada tanggal 13 s.d. 15 November 2015 di New Ayuda Hotel Cipayung Bogor
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 51
terjadinya atau ketidakjujuran tetapi juga untuk memastikan bahwa proses
penyelenggaraan kegiatan sektor publik, seperti proses pengadaan barang / jasa,
dan mengacu pada pengertian di atas, probity diartikan sebagai ‘ good process’
yaitu proses pengadaan barang / jasa dilakukan dengan prinsip-prinsip
penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran untuk memenuhi ketentuan
perundangan yang berlaku.
Berdasarkan pengertian dimaksud, probity dapat didefinisikan sebagai kegiatan
penilaian (Independen) untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa
telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas,
kebenaran, dan kejujuran dan memenuhi ketentuan perundangan berlaku yang
bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik.
Dalam pelaksanaan Probity Audit di atas dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan, namun
dalam pelaksanaan Festival kuliner di Bandung ada kekurangan persyaratan yang
harus dilengkapi yaitu belum adanya izin keramaian yang dikeluarkan oleh pihak
kepolisian setempat. Hasil Probity Audit ini sebagaimana acuan pelaksanaan
kegiatan berikutnya dimasing-masing setker sehingga diharapkan tercapainya
pelaksanaan secara efektif dan efisien.
22. Reviu Laporan Keuangan unaudited Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Tahun Anggaran 2015.
Untuk memberikan keyakinan terbatas terhadap Laporan Keuangan yang disusun
oleh Kementerian Pariwisata tahun 2015, telah dilaksanakan reviu. Dalam
melaksanakan reviu laporan keuangan dibentuk Tim Reviu melalui Surat Tugas
dari Inspektur dan bekerja sama dengan Tim dari Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Reviu laporan keuangan dilaksanakan pada semester I dan
semester II terhadap (enam) Laporan Keuangan, sebagai berikut :
a. Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata;
b. Laporan Keuangan Sekretariat Kementerian;
c. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Mancanegara;
d. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pemasaran
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 52
Pariwisata Nusantara;
e. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri
Pariwisata;
f. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan
Kepariwisataan.
Pada semester II tahun 2015 dilaksanakan pula reviu terhadap Laporan Keuangan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.
Dengan dilaksanakannya reviu diharapkan dapat meningkatkan penyajian
Laporan Keuangan Kementerian dan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I (Satker)
pada Kementerian Pariwisata sesuai SAP dan Penyelenggaraan Akuntansi sesuai
SAI sehingga memberikan manfaat kearah peningkatan kualitas opini dari BPK-RI.
Pada pelaksanaan reviu menguraikan serangkaian tahapan dalam pelaksanaan
reviu, yang mencakup pemahaman atas reviu, pengukuran dan pengklasifikasian
serta penyajian angka di Neraca, LPE, LRA dan LO, pengungkapan angka di CaLK.
23. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
Pengembangan SIMPEG, migrasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Kegiatan Pengembangan dan
Pengamanan SIMPEG dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran pengelolaan
data kepegawaian untuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan SIMPEG
dengan tujuan; menjaga operasional SIMPEG, mencegah serangan virus, mencegah
aksi hacker, meningkatkan legalitas software, menyediakan back up data dan
aplikasi SIMPEG.
Peningkatan kualitas sistem keamanan (security system) dan jaringan SIMPEG
pada Server SIMPEG Kementerian Pariwisata serta pembuatan back up data dan
aplikasi SIMPEG.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 53
24. Sosialisasi Kode Etik
Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan PNS didalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib
bersikap dan berpedoman pada etika bernegara, dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat dan terhadap diri
sendiri serta sesama PNS.
PNS yang melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral dibuat secara
tertulis oleh pejabat pembina kepegawaian dengan disebutkan jenis pelanggaran
kode etik yang dilakukan. PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain
dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai peraturan
perundang-undangan atas rekomendasi majelis kode etik.
Majelis kode etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang kepada pejabat
yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan atau sanksi
lainnya kepada PNS yang bersangkutan. Setiap pimpinan unit kerja, sesuai dengan
jenjang jabatannya, berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan
kode etik oleh pegawai yang berada di bawahnya. Pimpinan pegawai, baik
langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya pelanggaran kode etik
namun tidak mengambil tindakan pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut
atau membantu pegawai melakukan pelanggaran kode etik, dikenakan sanki atau
hukuman sesuai dengan tingkat penyelenggaraannya.
Tampilan Aplikasi SIMPEG Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 54
25. Sosialisasi TASPEN.
Dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman Pejabat dan Staf
Kementerian Pariwisata tentang ke-TASPEN-an. Pada Hari Rabu tanggal 22 April
2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona, dilaksanakan
Sosialisasi TASPEN, dilaksanakan dalam bentuk "Talk Show" dengan nara sumber
dari PT. TASPEN. Disamping itu diadakan pula presentasi dari Bank Mandiri
Syariah (kerjasama PT. TASPEN - Bank Mandiri Syariah).
26. Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian
(JKM)
Sebagai tindak lanjut Peraturan
Presiden R.I. No. 109 Tahun 2013
tentang Penahapan Kepersertaan
Program Jaminan Sosial, Sekretariat
KORPRI Kementerian Pariwisata
bekerjasama dengan BPJS
Ketenagakerjaan mengadakan
Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2015 di
Balairung Soesilo Soedarman - Gd Sapta Pesona - Kementerian Pariwisata. Pada
kegiatan tersebut diserahkan Kartu Kepesertaan Program JKK dan JKM BPJS
Ketenagakerjaan. Dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan seluruh Pejabat dan Staf di
Kementerian Pariwisata.
27. Sosialiasi BPJS Kesehatan
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70 Tahun
2015, Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan telah melaksakan Sosialisasi Kesehatan - Kanker Serviks pada Hari
Senin tanggal 10 Agustus 2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman -
Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Kesehatan ini
adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan mengajak khususnya wanita untuk
selalu hidup sehat dan mencegah Kanker Serviks. Dilaksanakan dalam bentuk
"Talk Show" dengan dokter spesialis dan nara sumber dari PT.Glaxo Smieth Kline,
PT Teguhsindo, dan PT Indocore. Diakhir kegiatan dibagikan "Door Prize" berupa
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 55
aneka produk kepada undangan. Kegiatan dibuka oleh Ibu HENGKI
HERMANTORO - Sekretaris Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dihadiri
oleh + 300 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian Pariwisata,
Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dan pegawai
wanita di Kementerian Pariwisata.
28. Sosialisasi BAPERTARUM - PNS
Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka
Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BAPERTARUM
& Bank BTN telah mengadakan Sosialisasi BAPERTARUM - PNS dan Program
Kring Batara - Bank BTN pada hari Senin tanggal 14 September 2015 bertempat di
Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan
Sosialisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan pegawai di Kementerian
Pariwisata. Nara sumber pada kegiatan ini, adalah LINDA HERAWATI - Sekretaris
Pelaksana - BAPERTARUM, dan RAHMAT PRIYANTO - MCLU Head Kantor Cabang
Jakarta Harmoni. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris KORPRI Kementerian
Pariwisata, dihadiri oleh + 50 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian
Pariwisata.
29. Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona
Indonesia"
Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka
Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan PT. Berlian Land
mengadakan Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona
Indonesia" pada hari Selasa tanggal 6
Oktober 2015 di Balairung Soesilo
Soedarman - Gd.Sapta Pesona.
Kegiatan dibuka oleh Sesmen
Kementerian Pariwisata, selaku Ketua
DP KORPRI Kementerian Pariwisata,
dihadiri oleh + 100 undangan, terdiri
dari Pejabat dan Staf Kementerian
Pariwisata.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 56
PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan tahun 2015 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
antara lain:
1. Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau
Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dan
pengakuan (reward and recognition), sehingga berpotensi mengurangi makna dan
semangat pihak-pihak yang berjanji dan bersepakat.
2. Evaluasi kinerja internal belum sepenuhnya dilakukan dengan memanfaatkan sistem
informasi berbasis teknologi atau sesuai yang dianjurkan Kementerian PAN & RB
berupa aplikasi e-Performance.
3. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian
Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon
I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan
permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata.
4. Kementerian Pariwisata masih dalam proses transisi menuju digitalisasi, jika tidak
segera melewati fase transisi, maka hal ini dapat berdampak pada berkurangnya
efektivitas dan efisiensi, karena selama proses transisi proses manual dan proses
digital masih harus tetap dijalankan.
5. Belum adanya mekanisme standar untuk koordinasi perencanaan dan program lintas
deputi. Kondisi ini akan secara langsung mempengaruhi kualitas perencanaan,
monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Sekretariat Kementerian menjadi
kurang valid.
UPAYA YANG DILAKUKAN
Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas
antara lain:
1. Menetapkan target penyerapan dan pencapaian output untuk memenuhi kinerja
yang telah ditetapkan
2. Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam proses
perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan proses pertanggungjawaban
anggaran.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 57
3. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.
4. Mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh
agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.
5. Menyediakan sistem informasi berbasis teknologi, e-Government dalam rangka
mendukung percepatan pencapaian target kinerja Kementerian Pariwisata
6. Telah dilaksanakan workshop tentang tata cara input data ke aplikasi e-Performance
di akhir tahun 2015, dengan peserta seluruh operator dan admin yang telah ditunjuk
oleh masing-masing satuan kerja, termasuk dari UPT Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung, Bali, serta Akpar Medan dan Politeknik Pariwisata Makassar.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 58
3.3 Realisasi Anggaran
Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 mengalami beberapa kali perubahan
seiring dengan berubahnya nomenklatur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan nomor
S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran
Dalam RAPBN-P 2015, Kementerian Pariwisata mendapatkan alokasi tambahan
sebesar Rp 1.060.000.000.000,00 (satu triliun enam puluh miliar rupiah), dan realokasi
ke Badan Ekonomi Kreatif sebesar Rp 360.090.648.000,00 (tiga ratus enam puluh
miliar sembilan puluh juta enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah) sehingga total
RAPBN-P TA 2015 Kementerian Pariwisata menjadi Rp 2.415.781.240.000,00 (dua
triliun empat ratus lima belas miliar tujuh ratus delapan puluh satu juta dua ratus
empat puluh ribu rupiah), sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
TABEL 3.10 Rincian Perubahan Belanja Kementerian Pariwisata
Pada APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015
(dalam ribu rupiah)
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2015 PERUBAHAN RAPBNP TA 2015
1 Kementerian Pariwisata 1.355.781.240 1.060.000.000 2.415.781.240
2 Badan Ekonomi Kreatif 360.090.648 (360.090.648) -
Total 1.715.871.888 699.909.352 2.415.781.240
Selanjutnya Kementerian Pariwisata mendapatkan tambahan dari BA-BUN (Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara), melalui Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian
Anggaran (SP-SABA) 999.08, dengan rincian sebagai berikut :
1. SP-SABA Nomor STAP-013/AG/2015 tanggal 14 April 2015, sebesar
Rp 3.550.865.000,00 (tiga miliar lima ratus lima puluh juta delapan ratus enam
puluh lima ribu rupiah) untuk Dukungan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
(Side Event Asian African Parade);
2. SP-SABA Nomor STAP-019/AG/2015 tanggal 11 Juni 2015 dari Menteri Keuangan
sebesar Rp 10.770.658.000,00 (sepuluh miliar tujuh ratus tujuh puluh juta enam
ratus lima puluh delapan ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 59
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran Badan Ekonomi
Kreatif;
3. SP-SABA NomorSTAP-028/AG/2015 tanggal 6 Juli 2015 sebesar
Rp 42.566.915.000,00 (empat puluh dua miliar lima ratus enam puluh enam juta
sembilan ratus lima belas ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran eks Direktorat
Jenderal Ekonomi Kreatif.
Sehingga Pagu Kementerian Pariwisata Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum
pada tabel berikut:
Tabel 3.11 REKAPITULASI APBN KEMENTERIAN PARIWISATA
TAHUN ANGGARAN 2015 (ribuan rupiah)
NO SATUAN KERJA DIPA 2015 SP SABA
14 APRIL 2015
SP SABA
11 JUNI 2015
SP SABA
6 JULI 2015
JUMLAH
1 Sekretariat Kementerian
300.167.843
10.770.658 42.566.915 353.505.416
2
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata
351.535.245
351.535.245
3
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara
1.015.154.740
1.015.154.740
4
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara
344.711.360
3.550.865
348.262.225
5
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan
404.212.052
404.212.052
Total 2.415.781.240 3.550.865 10.770.658 42.566.915 2.472.669.678
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 60
Usulan anggaran belanja tambahan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) TA 2015 yang
pertama melalui surat pada tanggal 15 Oktober 2015 sebesar Rp 33.489.251.000 lalu
Bekraf mengirimkan surat kembali pada tanggal 23 Oktober 2015 perihal perubahan
usulan anggaran belanja tambahan Bekraf sebesar Rp 21.231.767.200 kepada Menteri
Pariwisata.
Menindaklanjuti surat dimaksud, Menteri Pariwisata mengirimkan surat kepada
Menteri Keuangan pada tanggal 28 Oktober 2015. Lalu Kementerian Keuangan
melakukan penelitian/penelahaan terhadap usulan dimaksud pada tanggal 23
November 2015, dari usulan semula Rp 21.231.767.200 setelah ditelaah bersama
Direktorat Anggaran III disetujui sebesar Rp 6.670.913.500 dan ditetapkan melalui SP-
SABA nomor STAP-049/AG/2015 tanggal 3 Desember 2015. Dengan ditetapkannya
surat tersebut maka total anggaran Kementerian Pariwisata adalah sebesar
Rp.2.479.340.591.000 .
Realisasi anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana
tabel dibawah ini :
Tabel 3.12 Rekapitulasi Realisasi Anggaran
Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2015
NO SATKER PAGU REALISASI % SISA ANGGARAN
1 SATKER KANTOR PUSAT
1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255
2 SATKER UPT 224.664.726.000 190.160.318.260 84,64% 34.504.407.740
3 SATKER DEKONSENTRASI (DK)
85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222
4 SATKER TUGAS PEMBANTU (TP)
87.093.642.000 67.954.686.339 78,02% 19.138.955.661
5 SATKER YANG SUDAH CUTOFF
182.526.278.000 182.267.605.810 99,86% 258.672.190
TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 61
Belanja Pegawai
41%
Belanja Barang
48%
Belanja Modal
11%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar
Rp.2.479.340.591.000,- sampai dengan akhir Desember 2015 telah terserap sebesar
Rp.2.102.336.219.932,- atau sebesar 84,79%. Terdapat sisa dana sebesar
Rp.377.004.371.068,- atau sebesar 15,21%, yang merupakan hasil efisiensi dan
optimalisasi dari kegiatan-kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata.
Pada tahun 2015, Sekretariat Kementerian memperoleh alokasi anggaran
Rp.353.505.416.000,- pada perjalanannya terjadi beberapa kali revisi sehingga pagu
akhir menjadi sebesar Rp.276.658.540.000,- (dua
ratus tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh
delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) dan
terbagi dalam jenis belanja, sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000
2. Belanja Barang : Rp 134.845.373.000
3. Belanja Modal : Rp 37.577.451.000
4. Belanja Bansos : Rp -
Dari pagu per jenis belanja di atas secara rinci dijabarkan kedalam 16 jenis akun,
sebagai berikut:
Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000
a. Belanja Gaji dan Tunjangan PNS : Rp 65.193.410.000
b. Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara : Rp 425.208.000
c. Belanja Honorarium : Rp 2.925.323.000
d. Belanja Lembur : Rp 323.476.000
e. Belanja Transito : Rp 34.368.299.000
Belanja Barang : Rp 134.845.373.000
f. Belanja Barang Operasional : Rp. 19.425.545.000
g. Belanja Barang Non Operasional : Rp. 22.613.733.000
h. Belanja Jasa : Rp. 20.831.100.000
i. Belanja Pemeliharaan : Rp. 18.773.029.000
j. Belanja Barang Persedian : Rp 10.075.163.000
k. Belanja Perjalanan Dalam Negeri : Rp. 37.213.015.000
l. Belanja Perjalanan Luar Negeri : Rp. 5.913.788.000
Belanja Modal : Rp 37.577.451.000
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 62
m. Belanja Modal Tanah : Rp. 400.000.000
n. Belanja Modal Peralatan dan Mesin : Rp. 26.707.451.000
o. Belanja Modal Gedung dan Bangunan : Rp 10.000.000.000
p. Belanja Modal Lainnya : Rp. 470.000.000
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Biro
sebagai penanggung jawab kegiatan diperlukan adanya dukungan dana untuk
menunjang tercapainya target yang telah ditentukan. Berikut ini rincian alokasi
anggaran pada masing-masing kegiatan beserta realisasi daya serapnya:
Matriks realisasi anggaran Sesmen
No Satuan Kerja & Kegiatan
2015
Pagu Realisasi %
1.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik (Peningkatan Layanan Hukum dan Komlik)
9.553.903.000 9.025.222.402 94,47
2.
Biro Perencanaan dan Keuangan (Pengembangan Perencanaan dan Keuangan)
18.361.318.000 17.593.962.476 95,82
3.
Biro Umum, kepegawaian dan Organisasi (Peningkatan Layanan Administrasi umum, Kepegawaian, dan Organisasi)
235.636.932.000 191.310.987.856 81,19
4. Inspektorat (Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas)
13.106.387.000 9.525.151.374 72,68
JUMLAH 276.658.540.000 227.455.324.108 82,22
Sumber : Online Manajemen Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara
Sehubungan dengan realiasi penyerapan anggaran sebagaimana digambarkan di atas,
beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi, adalah antara lain:
1. Perubahan Organisasi/ Nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas
program dan anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut;
2. DIPA Kementerian Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru,
ditetapkan pada tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan Mei – Juni 2015).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 63
3. DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya mengingat dengan
dikeluarkannya surat Kementerian Keuangan, antara lain ; Surat Menteri
Keuangan Nomor S-762/MK.02/2014 tanggal 14 November 2014, tertulis
“Kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur, anggaran yang dapat
dicairkan hanya komponen 001 (Pembayaran Gaji dan Tunjangan)”;
4. Surat Dirjen Perbendaharaan S-3047/PB/2015 tanggal 16 April 2015, bahwa
DIPA APBNP dapat dilaksanakan setelah Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat
Struktural ditetapkan
5. Pelantikan Pejabat Struktural dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015
6. Rencana penyerapan anggaran yang telah disusun mengalami perubahan sehingga
perlu disesuaikan kembali dengan organisasi baru;
Upaya yang dilakukan
1. Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan yang tercantum dalam DIPA
2. Menginstruksikan agar setiap satuan kerja segera menyelesaikan proses
pembayaran untuk pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang
telah selesai pelaksanaannya
3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi lain terkait permasalahan yang ditemui
pada saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah
(LKPP) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses
pengadaan barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses
pelaksanaan anggaran
4. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
BABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJA
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 17
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019, merupakan acuan yang
digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam
menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi
kinerja, pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.
Pada tahun anggaran 2015 Kementerian Pariwisata telah menyusun dokumen
Perjanjian Kinerja yang merupakan pernyataan, kesepakatan, sekaligus perjanjian
kinerja antar unsur-unsur pemangku kepentingan didalam organisasi sebagai wujud
tekad dan komitmen dalam pencapaian target-target yang telah direncanakan.
Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat
Kementerian tahun 2015, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama
yang telah ditetapkan, sebagai berikut :
Akuntabilitas Kinerja
BAB 3
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 18
Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja
No Sasaran Indikator Kinerja 2015
Target Realisasi %
1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)
WDP
Masih dalam proses
audit BPK
-
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)
A BB -
Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.
Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.
3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2015
Ditinjau dari capaian kinerja sasaran tahun 2015, Sekretariat Kementerian
Pariwisata telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.
Berikut target dan capaian kinerja, dilihat dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.
1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia
ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya
Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan
Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
uraian, sebagai berikut:
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
I
Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 19
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. Upaya konkrit dalam mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi di
lingkungan Kementerian Pariwisata selaku instansi pemerintah yang melaksanakan
penggunaan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengelola keuangan negara serta melaksanakan pengintegrasian pelaporan keuangan
dan kinerja sesuai dengan Perpres No 8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja dan
Keuangan yang merupakan konsekuensi logis dari penerapan anggaran berbasis
kinerja.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan adalah opini laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang diberikan oleh
BPK, yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: (1) Tidak diyakini
kewajaran (Adverse); (2) Tidak memberikan pendapat (Disclaimer); (3) Wajar Dengan
Pengecualian (WDP); dan (4) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini diukur
melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan keuangan oleh BPK yang meliputi:
kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian
Intern (SPI).
Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata, adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
WDP Masih dalam proses audit
BPK -
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan
Kementerian Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini masih
dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat diukur apakah indikator kinerja ini
mencapai target atau tidak.
Untuk melihat perkembangan indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian
Pariwisata apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan
capaian indikator di tahun 2013-2015. Perbandingannya terlihat pada tabel berikut ini:
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 20
Tabel 3. 3 Perbandingan Opini Laporan Keuangan Tahun 2013-2015
Indikator
Kinerja
2015 2014 2013
Realisasi Capaian
(%) Realisasi
Capaian
(%) Realisasi
Capaian
(%)
Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
Masih dalam proses audit
BPK - Disclaimer - Disclaimer -
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 capaian tidak
mengalami peningkatan, sedangkan untuk tahun 2015 pada saat penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja 2015 ini masih dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat
diketahui apakah di Tahun 2015 ini mengalami peningkatan atau penurunan.
Penurunan opini laporan keuangan pada tahun 2013 dan 2014 penyebab
utamanya adalah perubahan nomenklatur organisasi kementerian, semula Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan
terakhir saat ini menjadi Kementerian Pariwisata. Perubahan berulang pada
nomenklatur organisasi kementerian ini berakibat pada penataan dan pencatatan aset
(aset tetap, peralatan, mesin dan nilai barang persediaan) mengalami dinamika
perubahan yang cukup signifikan sehingga berpengaruh pada nilai transaksi yang
keluar dan masuk dalam neraca baik pada sistem akuntansi keuangan maupun pada
sistem manajemen akuntansi barang milik negara.
Untuk meningkatkan pencapaian laporan keuangan agar tidak mendapat opini
disclaimer lagi di Tahun 2015, telah ditempuh berbagai strategi, antara lain:
1. Melakukan reinventarisasi terhadap nilai keseluruhan aset dan nilai barang
persediaan yang dialihkan;
2. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di
bidang pengelolaan keuangan secara memadai melalui berbagai bimbingan teknis
dan sosialisasi;
3. Membentuk sifat dan sikap profesional dalam melaksanakan tugas dengan
meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada masing-masing satuan
kerja;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 21
4. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan
keuangan yang baik dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaporan;
5. Memahami pemanfaatan laporan keuangan yang tidak hanya untuk keperluan
pertanggungjawaban, namun juga sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan;
6. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang handal dan
akuntabel;
7. Mengupayakan pemberian reward and punishment bagi pengelola akuntansi dan
pelaporan keuangan yang profesional dan tekun.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Kementerian Pariwisata dalam memperbaiki
kualitas laporan keuangan, Kementerian keuangan telah memberikan penghargaan
sebagaimana tertuang dalam surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-
22/017/PB/2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang kesesuaian penyajian saldo kas
Bendahara pengeluaran antara laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL).
“Diakhir tahun 2015 Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 Dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan”
Disamping itu penghargaan ini juga menjadi suatu hal yang membanggakan karena
hanya 10 Kementerian/Lembaga yang mendapatkan penghargaan tersebut. Berikut
ini 10 Kementerian/Lembaga dimaksud:
Penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada
Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Kementerian Keuangan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 22
Tabel 3.4 Daftar Kementerian/Lembaga Penerima Penghargaan dari
Kementerian Keuangan
No Kode BA Nama Kementerian Negara/Lembaga
1 012 Kementerian Pertahanan 2 115 Badan Pengawas Pemilu 3 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 4 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 6 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 7 027 Kementerian Sosial 8 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 9 040 Kementerian Pariwisata
10 019 Kementerian Perindustrian Sumber: Kemenkeu 2015
Penghargaan atas penyajian saldo kas Bendahara pengeluaran antara laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LKKL) tersebut diharapkan dapat diikuti perbaikan melalui
penataan aset, sehingga akan meningkatkan opini BPK terhadap laporan keuangan
Kementerian Pariwisata.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung tercapainya
indikator tersebut serta percepatan akuntabilitas dan peningkatan kualitas laporan
keuangan, adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian Masalah Perbendaharaan
Melakukan koordinasi dalam rangka mempercepat proses penyelesaian rekomendasi
atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, serta mengadakan
pemantauan tindaklanjut penyelesaian tuntutan ganti rugi kepada para pengelola
keuangan baik pusat maupun daerah (UPT/SKPD) sebagai dasar untuk
menyelesaikan masalah temuan, piutang dan langkah-langkah untuk meningkatkan
opini laporan keuangan, dengan hasil sebagai berikut:
a. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data
temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat dan BPK pada penyelenggaraan
kegiatan yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
sejak tahun 2006 s.d. 2015.
b. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data
temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat sejak tahun 2007 s.d. 2015
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 23
c. Dokumen hasil pemantauan atas laporan hasil pemeriksaan BPK RI sejak tahun
2004 s.d. 2014.
d. Membuat surat-surat terkait temuan BPK tahun 2015:
1) Dalam rangka Sistem Pengendalian Internal (SPI), berupa tindak lanjut
rekomendasi BPK atas SPI sebanyak 8 surat dan pemberian teguran sebanyak
7 surat;
2) Dalam rangka kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, berupa
tindak lanjut rekomendasi BPK dalam LHP sebanyak 9 surat dan pemberian
teguran sebanyak 36 surat.
e. Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian
Pariwisata melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor
KM.56/KP.207/MP/2015 tanggal 5 Agustus 2015, dengan tugas membantu
menteri dalam memroses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara,
Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat lain di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang pembebanannya ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Melakukan Koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan keuangan
di lingkungan Kementerian Pariwisata;
Pengelolaan dan koordinasi merupakan kegiatan atau bagian yang sangat penting,
terutama menyangkut proses mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan serta evaluasi kegiatan, diperlukannya koordinasi pada lini organisasi
yang merupakan bagian/mekanisme, peraturan, prosedur, cara teknik dari
Pelaksanaan Anggaran, melalui antara lain :
a. Melakukan Evaluasi pelaksanaan anggaran dengan melakukan langkah-langkah
untuk mengidentifikasi permasalahan dalam Pelaksanaan Anggaran yang ada
pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata baik di Kantor Pusat
mapun UPT Daerah dan memberikan solusi.
b. Implementasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran yang berkelanjutan.
c. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran Satuan Kerja di Lingkungan
Kementerian Pariwisata serta percepatan penyerapan anggaran di
triwulan/periode berikutnya
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 24
d. Meningkatkan penyelenggaraan hubungan kerja dibidang administrasi dengan
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain
yang terkait.
e. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pengembangan pelaksanaan
anggaran dilingkungan Kementerian Pariwisata baik di Pusat maupun di daerah.
f. Menemukenali berbagai permasalahan dilapangan yang menjadi faktor
penghambat pelaksanaan anggaran.
g. Untuk meningkatkan jalinan kerjasama melalui koordinasi secara dinamis dengan
unit kerja di pusat dan UPT-UPT yang ada di daerah.
h. Melakukan pembinaan secara insentif dan kontinyu.
i. Mengukur keberhasilan program dan kegiatan yang sedang dan telah
dilaksanakan.
3. Meningkatkan pengelolaan PNBP
Melalui Pemantauan laporan realisasi anggaran pendapatan secara intensif,
Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis PNBP dan menetapkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
tahun 2016, sehingga dapat meningkatkan penerimaan PNBP di lingkungan
Kementerian Pariwisata, realisasi dimaksud dapat dilihat pada grafik berikut ini,
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2011 - 2015
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
BDG
BALI
MDN
MKS
BIRO UMUM
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 25
4. Penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kementerian tahun 2014 Unaudited dan
Audited, Laporan Keuangan semester I tahun 2015, Pseudo laporan keuangan untuk
periode yang berakhir pada 31 Oktober dan 30 November 2015;
5. Implementasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual
Mulai tahun 2015, Kementerian Pariwisata mengimplementasikan akuntansi
berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual merupakan basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya padasaat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam
penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31
Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas
sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-
akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan
Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh
penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah
merupakan implementasi yang pertama.
Dengan penerapan akuntansi berbasis akrual, Kemenpar akan mendapatkan
beberapa manfaat antara lain:
a. Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban dan penyajian laporan keuangan
Kemenpar dalam rangka mewujudkan good governance, clean government.
b. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada seluruh tahapan siklus
anggaran antara lain dalam pengelolaan sumber daya ekonomi, pengendalian
defisit anggaran dan penentuan besaran biaya penyelenggaraan pemerintahan;
c. Menjadi salah satu alat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal
efisiensi dan efektivitas perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi.
Sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk senantiasa memperbaiki pengelolaan dan
pertanggungjawaban Keuangan Negara, maka akuntansi berbasis akrual
membutuhkan strategi dalam penerapannya. Strategi yang dilakukan Kemenpar
dalam rangka implemetansi akuntansi berbasis akrual adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan komitmen pimpinan
serta pemahaman dan kemampuan SDM;
b. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi SDM penyusun Laporan Keuangan;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 26
c. Menyusun dan melaksanakan secara komprehensif tahapan-tahapan penerapan
akuntansi berbasis akrual sejak persiapan hingga pelaksanaan;
d. Menyusun Petunjuk Teknis Akuntansi Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenpar;
e. Mengoptimalkan fungsi assurance dan consulting Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan permasalahan baik
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.
6. Pembinaan Pengelola Keuangan.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,
terbuka dan bertanggungjawab serta memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara yang baik dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia di bidang
pengelolaan keuangan sehingga diharapkan dapat menciptakan pengelolaan
keuangan yang ekonomis, efesien, efektif, transparan dan akuntabel melalui
anggaran berbasis kinerja. Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan, tertib
administrasi, menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam menerapkan sistem
dan mekanisme pengelolaan keuangan tersebut, telah dilaksanakan beberapa
bimbingan teknis, antara lain: bimbingan teknis sertifikasi SAI, bimbingan teknis
penguji tagihan, bimbingan teknis penyusunan kontrak dan HPS, pembekalan
kemampuan teknis pengelola keuangan.
Pembukaan kegiatan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Wisata Kemeterian
Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 27
7. Kegiatan Pembinaan Pengelola BMN Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian
Pariwisata, melalui kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara,
Bimbingan Teknis Persediaan, Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Pengadaan
Barang dan Jasa, Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Layanan
Pengadaan.
PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala dalam pencapaian target Opini Laporan Keuangan tahun
2015, sehingga berakibat pada pencapaian yang belum maksimal, antara lain:
1. Belum optimalnya komitmen para pejabat pusat dan daerah dalam mendorong
kualitas penyusunan laporan keuangan dan percepatan penyelesaian temuan
sehingga terkesan lambat dalam menindaklanjuti temuan dalam LHP BPK;
2. Belum adanya penerapan reward and punishment, sehingga para pelaksana kurang
termotivasi untuk meningkatkan kinerja di lingkungan unit kerja masing-masing;
3. Kualitas operator penyusun Laporan Keuangan pada masing-masing satuan kerja
belum optimal, sehingga laporan keuangan belum disajikan dan diungkapkan secara
lengkap (full disclosure);
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan para Penanggung Jawab kegiatan belum
sepenuhnya taat terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
keuangan negara sehingga temuan berulang pada pengadaan barang/jasa dan
pelaksanaan perjalanan dinas masih terjadi;
5. Opini Keuangan Disclaimer, dapat menurunkan alokasi anggaran Kementerian
Pariwisata di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih jauh dapat berdampak pada
Kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola Keuangan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 28
tidak meningkatnya tunjangan kinerja pegawai, yang pada akhirnya dapat
menurunkan motivasi kerja pegawai;
6. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian
Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon
I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan
permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata;
7. Inventarisasi barang milik negara belum selesai. Kondisi ini berpotensi
mempengaruhi kinerja akuntabilitas Kementerian Pariwisata khususnya opini
keuangan, mengingat permasalahan barang milik negara ini merupakan penyumbang
terbesar opini disclaimer yang diperoleh Kementerian Pariwisata;
8. Kompetensi SDM Auditor belum memadai, sehingga dibutuhkan percepatan
peningkatan kapasitas auditor di lingkungan Kementerian Pariwisata, agar dapat
menjawab tantangan audit internal yang semakin besar sebagai akibat meningkatnya
anggaran Kementerian Pariwisata di tahun-tahun berikutnya secara signifikan;
9. Kompetensi SDM Pengelola Keuangan, khususnya “Penyusun Laporan Keuangan” di
masing-masing satker belum sepenuhnya memahami makna dari Peraturan2 terkait
tentang Penyusunan Laporan Keuangan, akibatnya sering terjadi ketidaksesuaian
dari sisi penyusunan, penyajian, maupun penyampaian sehingga saat dilakukan
evaluasi masih banyak Laporan Keuangan satker semesteran/tahunan belum
sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
UPAYA YANG DILAKUKAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas, antara
lain:
1. Melaksanakan percepatan proses pengadaan barang/jasa dengan melakukan
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara rutin dan
menginventarisasi permasalahan yang dihadapi;
2. Menyusun petunjuk teknis Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, petunjuk teknis
pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan petunjuk teknis lainnya sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA;
3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait permasalahan yang ditemui pada
saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP)
dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses pengadaan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 29
barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses pelaksanaan anggaran
dan pelaporan keuangan;
4. Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, telah dilakukan
upaya, sebagai berikut :
a) Membentuk Tim Pengelola Perbaikan Sistem PNBP untuk memperbaiki Sistem
Pengelolaan PNBP;
b) Melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk penetapan saldo aset persediaan hasil likuidasi;
c) Melaksanakan pembenahan menyeluruh atas pengelolaan Aset Tetap;
d) Telah dibuat laporan inventarisasi aset sebagai tindak lanjut penyelesaian temuan
BPK yaitu berupa maping database SIMAK, sinkronisasi SIMAK dan SAI,
sinkronisasi LK BMN dengan LK DJKN, pendampingan Inventarisasi aset rusak
berat, hilang, dikuasai pihak lain, pendampingan penyusunan laporan hasil
Inventarisasi aset tetap, usulan penghapusan/hibah aset tetap, pendampingan
tindak lanjut usulan hasil inventarisasi aset dan perbaikan database SIMAK
komprehensif;
e) Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) dan Tim Reinvetarisir
asset;
f) Melakukan In House Training dan pendampingan dengan instansi terkait
(Kementerian Keuangan dan BPKP);
g) Agar tercapainya Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata tahun 2015 yang
berkualitas, sehingga Opini Laporan Keuangan kedepan menjadi lebih baik, maka
Biro Perencanaan dan Keuangan – Sekretaris Kementerian Pariwisata melakukan
Bimbingan Teknis Sertifikasi SAI terutama untuk tenaga operator SAK – SIMAK
BMN Satker.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 30
2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik
dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau
komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah
berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap
tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek
perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek
evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja
lainnya. Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata, adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. 5
Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata A BB -
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian
Pariwisata dengan target A (Memuaskan) dapat direalisasikan dengan predikat BB
(Sangat Baik). Nilai Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, diperoleh berdasarkan hasil
evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB dan disampaikan
kepada Kementerian Pariwisata melalui Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3986/M.PANRB/12/2015 tanggal 11
Desember 2015 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan surat tersebut di atas, menetapkan bahwa Kementerian Pariwisata
memperoleh nilai 72,08 atau predikat BB (Sangat Baik). Penilaian tersebut
menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka
pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 31
Hal ini menggambarkan bahwa kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan
penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di lingkungan Kementerian
Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.
Berikut rincian kategori tingkat akuntabilitas
kinerja Kementerian/Lembaga Tahun 2015;
kategori “AA” (Sangat Memuaskan) belum ada
K/L yang memperoleh, kategori “A”
(Memuaskan) sebanyak 4 K/L, Kategori “BB”
(Sangat Baik) sebanyak 21 K/L(termasuk
Kementerian Pariwisata), Kategori “B” (Baik)
sebanyak 36 K/L, kategori “CC” (Cukup)
sebanyak 16 K/L, kategori “C” (Kurang) dan
kategori “D” (Sangat Kurang), sudah tidak ada.
Untuk melihat perkembangan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian
Pariwisata, bila dibandingkan Realisasi dengan Target pada Perjanjian Kinerja (PK)
setiap tahunnya sejak Tahun 2013-2015, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3. 6
Perbandingan Capaian Tahun 2013 s.d 2015 Terhadap Perjanjian Kinerja (PK)
No Indikator
Kinerja
2015 2014 2013
Realisasi (%) Realisasi (%) Realisasi (%)
1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
BB - B - B -
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi di tahun 2015 mendapat predikat BB (Sangat
Baik) meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 dan 2013 dengan
predikat B (Baik).
Perbedaan predikat dan penilaian antara capaian tahun 2015 dengan 2014,
sebagaimana Permen PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi karena
“Pada tahun 2015 tingkat
akuntabilitas kinerja
Kementerian Pariwisata
berada pada urutan 19 dari 77
K/L, dengan kategori BB
(Sangat Baik).”
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 32
perubahan terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja,
perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7 Perubahan Pembobotan tahun 2015 dan tahun 2014
NO KOMPONEN SAKIP 2015 2014
BOBOT NILAI BOBOT NILAI
1. Perencanaan Kinerja 30 21,57 35 26,13 2. Pengukuran Kinerja 25 17,6 20 14,08 3. Pelaporan Kinerja 15 12,42 15 12,04 4. Evaluasi Kinerja 10 6,28 10 7,05 5. Capaian Kinerja 20 14,21 20 14,67
Nilai Hasil Evaluasi 100 72,08 100 73,97 Tingkat
Akuntabilitas Kinerja
BB B
Sumber: Kementerian PAN & RB
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja
pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015 menjadi 30% dan
untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi
25% pada tahun 2015. Dari perubahan tersebut, capaian pada tahun 2015 dengan nilai
sebesar 72,08 turun sebesar 1,89 dari nilai 73,97 pada tahun 2014, namun untuk
predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B menjadi
predikat BB. Disamping perubahan sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil
evaluasi kinerja, perubahan juga dilakukan terhadap penyebutan pada predikat dan
kategori, perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8 Perubahan Penyebutan Predikat dan Kategori
2015 2014
BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI
AA >90 -100 Sangat Memuaskan
AA >85-100 Memuaskan
A >80 – 90 Memuaskan A >75-85 Sangat baik
BB >70 – 80 Sangat Baik B >65-75 Baik
B >60 – 70 Baik CC >50-65 Cukup Baik
CC >50 – 60 Cukup (Memadai)
C >30-50 Agak Kurang
C >30 - 50 Kurang D 0-30 Kurang
D 0 - 30 Sangat Kurang - - - Sumber: Kementerian PAN & RB
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 33
“Prestasi yang dicapai oleh Kementerian Pariwisata dalam meningkatkan
akuntabilitas kinerja tahun 2015 mendapat piagam penghargaan yang
diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana
Wakil Presiden pada Desember 2015 yang dihadiri oleh seluruh pimpinan dan
perwakilan Kementerian/Lembaga serta para kepala daerah.”
Penyerahan Penghargaan oleh Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla kepada Kementerian Pariwisata yang diterima oleh Sekretaris Kementerian, Bapak Ukus Kuswara, di Istana Wapres.
Arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan publikasi laporan hasil evaluasi
akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian adalah
salah satu upaya transparansi oleh pemerintah, selain itu dikatakan bahwa
penyampaian laporan kinerja akuntabilitas tahunan tersebut menyerupai penyerahan
rapor siswa di sekolah, dengan harapan akan ada perbaikan bagi kementerian, lembaga
pemerintah non-kementerian dan pemerintah provinsi yang mendapat predikat di
bawah kategori A. "Ini menjadi cara mengevaluasi dan meningkatkan kinerja kita
semua, karena apapun yang kita lakukan jika tanpa evaluasi maka tidak akan bisa
diketahui penilaiannya, baik secara makro maupun mikro.”
Berdasarkan peringkat nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dari seluruh
Kementerian/Lembaga Tahun 2015 dan Tahun 2014, peringkat Kementerian
Pariwisata dapat dilihat tabel berikut;
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 34
Tabel 3.9 Target dan realisasi Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata
NO. INSTANSI NILAI/ PREDIKAT
2015
INSTANSI NILAI/ PREDIKAT
2014
1 Kementerian Keuangan A Kementerian Keuangan A 2 Komisi Pemberantasan Korupsi A KPK A 3 Kementerian Kelautan
Perikanan A BPKP A
4 Badan Pemeriksa Keuangan A Kementerian Kelautan dan Perikanan
A
5 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan
BB Kementerian PAN & RB A
6 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera Dan Reformasi Birokrasi
BB BPKP A
7 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
BB Kementerian PPPN/Bappenas
A
8 Kementerian Sekretaris Negara BB Kementerian Pertahanan B 9 Kementerian Perindustrian BB Kementerian Kesehatan B
10 Badan Pusat Statistik BB Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
B
11 Mahkamah Konstitusi BB Kementerian Kehutanan B 12 Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan BB Kementerian Riset dan
Teknologi B
13 Badan Koordinasi Penanaman Modal
BB Kemendikbud B
14 Kementerian Perdagangan BB Kementerian Perhubungan B 15 Kementerian Kesehatan BB Kementerian Perdagangan B 16 Pusat Pelaporan Dan Analisis
Transaksi Keuangan BB Kementerian Hukum Dan
Hak Assasi Manusia B
17 Kementerian Luar Negeri BB Setjen Mahkamah Konstitusi
B
18 Kementerian Pertanian BB Sekretariat Kabinet Ri B 19 Kementerian Pariwisata BB Badan Intelejen Negara B 20 Lembaga Administrasi Negara BB Pusat Pelaporan Analisis
dan Transaksi Keuangan
B
22 Kementerian Dalam Negeri BB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
B
23 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
BB Arsip Nasional Republik Indonesia
B
24 Badan Tenaga Nuklir Nasional BB Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
B
25 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
BB Badan Kepegawaian Negara
B
Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk predikat, Kementerian Pariwisata mengalami
kenaikan, dari predikat B (Baik) di tahun 2014 menjadi predikat BB (Sangat Baik) di
tahun 2015, namun untuk peringkat Kementerian Pariwisata mengalami penurunan,
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 35
berada pada peringkat 10 dari seluruh Kementerian/Lembaga di tahun 2014 menjadi
peringkat 19 di tahun 2015, hal ini disebabkan karena seluruh Kementerian/Lembaga
saat ini semakin termotivasi untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya sehingga
terdapat 20 Kementerian/Lembaga lain yang juga mendapat predikat BB (Sangat Baik).
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi, sebagai
berikut:
a. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan
meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih
dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan
anggaran. Memastikan seluruh unit kerja dapat mengkaitkan kinerja utama
(indikator dan target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan
anggarannya) ;
b. Melakukan monitoring, mengukur, dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang
disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan
(reward and recognition) atas capaian kinerja yang pantas;
c. Inspektorat atau tim evaluasi agar terus mendorong dan memastikan unit kerja
untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan evaluasi akuntabilitas
kinerja serta memberikan rekomendasi yang mampu membangun unit yang
berbudaya (akuntabel terhadap) kinerja;
d. Setiap penanggung jawab program agar melakukan evaluasi program dalam rangka
memastikam tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program
prioritas atau unggulan yang ada di Kementerian. Penanggungjawab program harus
memastikan keberhasilan maupun kekurangkeberhasilan suatu program secara
nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada
suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan
e. Meningkatkan transparansi dengan memastikan diunggahnya dokumen dan
informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (Seperti Renstra,
Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) kedalam laman (website) resmi milik
Kementerian Pariwisata dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang
disajikan bersifat terkini (updated).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 36
f. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerapan Sistem
Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah.
Dalam upaya meningkatkan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata,
telah dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain:
1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tahun 2015 – 2019
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun
Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan dokumen perencanaan untuk
periode lima tahun kedepan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsinya. Rencana Strategis
Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 disusun mengacu pada usulan Rencana
Jangka Menengah yang disusun Kementerian Pariwisata, serta Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), serta mengemban amanat visi dan misi Pemerintahan
Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagaimana tertuang dalam NAWA CITA.
Renstra Kementerian Pariwisata disusun sebagai pedoman penyusunan program,
kegiatan dan pelaksanaan kebijakan yang merupakan salah satu subkomponen dari
komponen Perencanaan Kinerja pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dengan bobot 30% dalam mengevaluasi tingkat akuntabilitas
kinerja.
2. Penyusunan Renja K/L
Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan
Pembangunan Nasional, penyusunan RAPBN berpedoman kepada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP
merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan RAPBN dan dasar pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. RKP merupakan
penjabaran dari RPJM Nasional yang memuat prioritas pembangunan, rancangan
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiscal, serta program kementerian/lembaga,
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 37
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).
Renja K/L merupakan dokumen perencanaan
yang berisi program dan kegiatan suatu
Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari
Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) yang
bersangkutan dalam satu tahun anggaran.
Penyusunan Renja K/L oleh
Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah
dikeluarkannya surat yang ditandatangani oleh
Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri
Keuangan tentang Pagu Indikatif
Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu
anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta Tema dan Prioritas
Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi
anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas yang pendanaannya
terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.
Berkenaan dengan telah diberlakukannya penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) secara penuh yang
menggunakan struktur program dan kegiatan hasil restrukturisasi, maka mekanisme
penyusunan Renja K/L menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam upaya
peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi Kementerian Pariwisata,
Sekretariat Kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah
mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) Tahun
2015. Renja K/L ini merupakan pengganti fungsi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
yang dulu menjadi salah satu subkomponen dalam mengevaluasi AKIP.
Dengan adanya Renja K/L ini, diharapkan sasaran dari masing-masing program dan
kegiatan akan semakin tampak dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi
dengan indikator dan rencana tingkat capaian (target) secara kuantitatif. Untuk
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pariwisata Tahun
2015 yang bersifat indikatif.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 38
3. Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK)
Perbaikan governance dan sistem
manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi
pemerintahan yang sedang dijalankan
oleh pemerintah. Sistem manajemen
pemerintahan yang berfokus pada
peningkatan akuntabilitas dan
sekaligus peningkatan kinerja
berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self
assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah
tersebut merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara
mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem dan
mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih
independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas
dan kinerja instansi pemerintah.
Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu
instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta
sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja
perlu dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu
subkomponen dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 39
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun
2014
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)
Kementerian memiliki dua fungsi utama sekaligus.
Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan
sarana bagi Kementerian Pariwisata untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi
Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata).
Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber
informasi bagi internal Kementerian Pariwisata untuk
perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama
ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja
Kementerian tahun 2014 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik
eksternal dan internal.
Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, Kementerian Pariwisata pada Tahun Anggaran 2015 telah
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat eselon II, eselon I, dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014.
5. Penyusunan Indikator Kinerja Utama
Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 40
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja
organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan, sasaran,
atau kegiatan yang mencerminkan tugas pokok dan fungsi
organisasi. Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau yang dikenal dengan
Key Performance Indicators (KPI). Setiap organisasi atau
K/L memiliki IKU yang berbeda-beda, tergantung pada
tujuan, fungsi dan strategi masing-masing organisasi.
Kebijakan penyusunan IKU di lingkungan Kementerian Pariwisata pada dasarnya
terintegrasi dengan berbagai dokumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), yang meliputi dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP), sedangkan IKU itu sendiri
merupakan subkomponen dari komponen Pengukuran Kinerja yang tidak terpisah
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.
Setiap Instansi pemerintah menurut Peraturan Kemen PAN dan RB Nomor.
PER/09.M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007, wajib menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing
tingkatan (level) secara berjenjang. Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi
pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja
keluaran (output) dan hasil (outcome).
6. Penyempurnaan Aplikasi E-Performance
Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja dan menindaklanjuti
amanah dalam Road Map Reformasi Birokrasi, perlu adanya sistem yang mampu
mendorong tercapainya kinerja organisasi dengan tujuan untuk memudahkan proses
pemantauan dan pengendalian kinerja, yang salah satunya melalui pemanfaatan
aplikasi berbasis web yaitu e-Performance. E-Performance adalah aplikasi sistem
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 41
akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah (E-SAKIP) yang bertujuan untuk
memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja. aplikasi ini telah dioperasikan
sejak tahun 2014, namun berkenaan dengan adanya perubahan struktur organisasi
yang berdampak pada perubahan indikator kinerja, sehingga pada tahun 2015 telah
dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang cukup signifikan terhadap aplikasi
dimaksud, baik pada tampilan maupun pada menu input data.
Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing
Cabinet Server Pusat Data dan Informasi. Untuk mengakses dapat dilakukan melalui
Web www:\\eperformance.kemenpar.go.id. Masuk ke web ini, langsung dapat
melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan capaian eselon II per triwulan,
tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi ini menampilkan proses
perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan kegiatan/sub kegiatan
dalam pencapaian target kinerja dan monitoring serta evaluasi pencapaian kinerja
dan keuangan. Dokumen yang digunakan untuk menginput data: dokumen Renstra,
IKU, Perjanjian Kinerja, DIPA/POK dan realisasi anggaran serta realisasi kinerja,
dengan aplikasi ini publik dapat melihat capaian kinerja kementerian s.d. eselon II
per triwulan.
Dengan adanya aplikasi e-Performance diharapkan pengukuran kinerja dapat
dilakukan setiap triwulan. Ini yang diharapkan baik oleh Kementerian Pariwisata
maupun oleh Kementeria PAN & RB agar dapat meningkatkan kinerja dan
mendorong percepatan tercapainya target kinerja per triwulan. Diharapkan aplikasi
e-Perfromance dapat dimanfaatkan secara maksimal karena berdampak pada
pemenuhan kewajiban untuk meningkatkan Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian
Pariwisata dan selanjutnya berdampak pula pada penilaian yang menjadi syarat
peningkatan besaran tunjangan kinerja aparatur negara di lingkungan Kementerian
Pariwisata.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 42
7. Reviu desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan
Sekretariat Kementerian
Review Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonom Kreatif, dilaksanakan
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Sistematika penyajian belum sesuai PERKA-687/K/D4/2012;
b. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan kembali;
c. Belum adanya strategi penyelenggaraan SPIP yang spesifik;
d. Menambahkan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan rencana kerja
pengendalian;
e. Rencana kerja informasi dan komunikasi perlu ditambahkan.
Hasil review berupa Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata dan memuat informasi tentang pemahaman bagi para
pejabat dan pegawai tentang SPIP, profil lingkungan pengendalian, prioritas obyek
penyelenggaraan SPIP dan rencana kerja penguatan pengendaliannya. Berdasarkan
informasi yang disajikan ini, seluruh pejabat dan pegawai diharapkan mempunyai
kesamaan persepsi dalam membangun dan menginternalisasikan SPIP dalam
pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata.
Kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata yang pertama diselenggarakan di Hotel Alila Jakarta pada
tanggal 5 November 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 17 s.d. 19 Desember 2015 di
Tampilan Aplikasi e-Performance Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 43
Hotel Aston Cirebon dengan peserta masing-masing berjumlah 33 orang. Peserta
berasal dari Lingkungan Sekretariat Kementerian yaitu: Biro Perencanaan dan
Keuangan, Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi, Biro Hukum dan Komunikasi
Publik serta dari Inspektorat.
Foto kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat
Kementerian Pariwisata
8. Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP
Dalam rangka untuk mencapai hasil pengelolaan keuangan Negara yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel, pada tahun 2011 telah ditetapkan Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern Pemerintah di lingkungan
kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif. Namun pada tahun 2015 terjadi
perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 tahun
2015 tentang Kementerian Pariwisata.
Oleh karena itu telah ditindaklanjuti dengan mereviu Peraturan Menteri tersebut
dengan melibatkan Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian pariwisata
mealalui rapat-rapat dan konsinyering yang didampingi oleh Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 44
Diharapkan melalui Peraturan Menteri tersebut dapat dijadikan panduan dalam
melaksanakan kegiatan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai
pertanggungjawaban, agara dapat terlaksana secara tertib, terkendali serta efektif
dan efisien.
9. Membentuk Tim Crisis Centre
Dalam rangka pengendalian dampak bencana terhadap krisis kepariwisataan,
melalui melalui Kepmen 04/UM.001/MP/2014 tanggal 29 Desember 2014,
kementerian Pariwisata membentuk Pusat Pengendalian Krisis Pariwisata.
Keberadaan Crisis Center pariwisata yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata
adalah bentuk kebijakan yang preventif dan responsif terhadap berbagai kondisi dan
ancaman yang berpotensi berdampak pada sektor pariwisata di tanah air. Crisis
Center Pariwisata ini tidak hanya berfungsi pada bentuk-bentuk tanggap darurat
dengan menyiapkan serangkaian pelayanan tetapi juga mempunyai cakupan lebih
luas yakni memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi
krisis. Pada sisi lain, Crisis Center Pariwisata ini diharapkan dapat memberikan iklim
kondusif bagi dunia kepariwisataan di Indonesia dengan tetap memberikan
komitmen pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi
krisis.
Tujuan membentuk Tim Crisis Center Pariwisata adalah :
a. Terbangunnya informasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan para
wisatawan dan publik seperti status bencana/ krisis beserta skala dampaknya,
informasi akomodasi, transportasi dan lainnya.
b. Bentuk respon cepat (tanggap darurat/ emergency respon) dalam mendampingi
Foto Kegiatan Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 45
wisatawan ketika dihadapkan pada kondisi yang tidak diharapkan akibat kondisi
krisis, baik menyangkut transportasi maupun akomodasi. Pada sisi lain,
keberadaan Crisis Center Pariwisata ini juga mempunyai cakupan lebih luas yakni
memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi krisis.
c. Upaya meminimalkan dampak turunnya wisatawan serta memberikan iklim
kondusif bagi dunia kepariwisataan nasional dengan tetap memberikan komitmen
pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi krisis.
d. Upaya Kementerian Pariwisata melibatkan para stakeholder terkait untuk turut
membangun dan memulihkan dunia kepariwisataan di tengah terjadinya krisis.
10. Pengelolaan Informasi Eksekutif
Publikasi yang dilakukan bertumpu pada pengelolaan media sosial dengan
Facebook sebagai platform utama, yang kemudian disebarkan melalui platform
lain seperti Twitter, Instagram, dan Path. Upaya penyebaran tersebut didukung
oleh beberapa program kegiatan, dukungan media digital, dukungan netizen
secara online dan offline, serta pembuatan video youtube.
Konsinyering dan temu netizen pernah dilakukan 2 kali pada tanggal 20
November di Pisa Cafe Jakarta, dan 3 Desember 2015 di Hotel Inbis Tamarin,
Jakarta. Koordinasi yang telah dilaksanakan dengan Key Opinion Leader (KOL) itu
telah menghasilkan; #WonderfulJakMar2015 dengan 8.529.183 impresi,
#LaksamanaChengHo (TTI) dengan 20.774.155 impresi, #FestivalDanauToba
(TTI) dengan 13.280.501 impresi, #Borobudur10K dengan 7.724.813 impresi dan
#WakatobiWafe dengan 183.099.811 impresi.
11. Apresiasi Media Cetak dan Elektronik 2015
Perkembangan perjalanan pariwisata di dalam negeri menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun, hal ini sejalan dengan upaya mensukseskan program
Wonderful Indonesia. Berbagai daerah tujuan wisata selain Bali, sudah mulai
menjadi bagian dari pemberitaan dalam rangka menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah-daerah tersebut. Untuk itu guna membangkitkan minat
pers, jurnalis/penulis baik yang profesional maupun amatir dalam menulis
keindahan dan kekayaan yang tersembunyi dari daerah – daerah tersebut,
Kementerian Pariwisata memandang perlu untuk melakukan penilaian terhadap
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 46
tulisan/liputan TV dan Radio yang mampu menggugah minat masyarakat untuk
melakukan perjalanan wisata di dalam negeri.
Untuk memberikan apresiasi kepada para jurnalis dan stasiun televisi juga radio
atas tulisan dan program tayangan tentang promosi pariwisata, Menteri
Pariwisata memberikan penghargaan “Anugerah Pewarta Wisata Indonesia Bagi
Media Cetak dan Elektronik“ bagi karya tulisan dan liputan televisi juga radio
terbaik. Kegiatan ini yang telah berlangsung sejak tahun 2003, dan memperoleh
sambutan yang sangat positif dari berbagai media cetak, stasiun TV, Radio dan
Media On-Line dan perwakilan Media Asing di Indonesia juga dari perusahaan
penerbangan dan Asosiasi industri pariwisata. Oleh karena itu ”APRESIASI MEDIA
CETAK DAN ELEKTRONIK” perlu dilanjutkan dalam bentuk pemberian
penghargaan untuk katagori tulisan di media cetak serta online dan liputan berita
di televisi dan radio.
Maksud dari kegiatan ini adalah Adanya kerjasama timbal balik yang seimbang
dalam bentuk penghargaan/ apresiasi terhadap pers, jurnalis dan televisi.
12. Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis dan Pers Tahun 2015
Media massa memiliki peran penting dalam pengembangan pembangunan
pariwisata di Indonesia. Melalui pemberitaan dan penulisan di berbagai media
baik cetak, online maupun elektronik, dapat memberikan dampak yang cukup
besar dalam pembentukan opini publik. Sesuai konsep pembangunan
kepariwisataan yang meletakan pemerintah, swasta dan kalangan media massa
sebagai pilar utama, memiliki saling keterkaitan sekaligus juga saling mendukung
dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya ini telah memperoleh tanggapan
yang positif dari kalangan pers. Oleh karena itu maka Biro Hukum dan
Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata merasa optimis bahwa
penyelenggaraan ”Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis
Tahun 2015” adalah langkah dan upaya strategis dalam rangka membina
kemitraan dan sarana efektif dan efisien.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 47
Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan kerjasama antara Kementerian
dengan kalangan pers dalam upaya menyamakan persepsi mengenai
pembangunan di bidang pariwisata dan Meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman wartawan bidang Pariwisata sehingga diperoleh hasil tulisan dan
liputan yang selaras dengan kebijakan Kementerian.
Adapun Lingkup pelaksanaan kegiatan antar lain :
Orientasi Dan Outbound Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis Dan Pers akan
dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan pokok, yakni :
a. Orientasi
Kegiatan ini meliputi pemberian pembekalan tentang kebijakan, program dan
kegiatan yang disampaikan dalam bentuk paparan oleh Menteri Pariwisata dan
para Pejabat di lingkungan Kementerian Pariwisata maupun Instansi lain
terkait, dilanjutkan diskusi dengan para peserta orientasi.
b. Out-bound
Kegiatan outbound meliputi :
1) Pengenalan destinasi dan pemahaman akan potensi serta daya tarik.
2) Melakukan Team Building untuk semakin memantapkan kebersamaan.
13. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Penghargaan
Kepariwisataan;
Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian
Penghargaan Kepariwisataan berupa Rancangan Peraturan Presiden tentang
Pemberian Penghargaan Kepariwisataan sebagaimana terlampir, yang telah
disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 11 Desember 2015
untuk dilakukan proses Harmonisasi.
14. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Insentif kepada
Pengusaha dan/ atau Masyarakat di Pulau Kecil.
Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian
Insentif Kepada Pengusaha dan/atau Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata
di Pulau-Pulau Kecil berupa draft terakhir Rancangan Peraturan Presiden
dimaksud, sebagaimana terlampir, yang kegiatan penyusunannya akan
dilanjutkan pada tahun anggaran 2016.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 48
15. Penelaahan Hukum Bidang Pariwisata
Pada tahun 2015 telah menelaah sebanyak 16 produk hukum termasuk Peraturan
Menteri Pariwisata, Keputusan Menteri Pariwisata dan Perjanjian Kerjasama.
Penelaahan yang dimaksud adalah untuk mendapatkan informasi/data yang
akurat dari instansi terkait di lapangan untuk dilakukan telaah/kajian dalam
rangka penyiapan materi sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam membuat
kebijakan. Dengan tujuan dalam rangka penyiapan/penyediaan bahan/data
peraturan perundang-undangan secara rinci sebagai bahan untuk merevisi
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang pariwisata.
16. Advokasi Hukum
Pada tahun 2015 telah melaksanakan 11 (sebelas) pemberian bantuan hukum,
dari kesepuluh perkara yang telah dilakukan pemberian bantuan hukumnya, 1
(satu) perkara telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, 4 (empat) masih
dalam proses di tingkat peradilan, 6 (enam) perkara di luar proses peradilan.
Perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu perkara
Akademi Pariwisata Makassar dengan perkara Nomor : 129/Pdt.G/2011/PN.Mks
objek perkara sertifikat Hak Pakai dengan Nomor 20008/ Kelurahan Tanjung
Merdeka, Gambar Situasi Nomor 09/1999 posisi Perkara dimenangkan pada
tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap (Incraht).
17. Penataan Organisasi
Dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2015
tentang Kementerian Pariwisata, telah dilakukan penataan organisasi, tugas dan
fungsi di lingkungan Kementerian Pariwisata dengan menetapkan Peraturan
Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pariwisata.
Ditetapkannya Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pariwisata, maka penjabaran tugas dan fungsi pada unit
kerja dapat dilaksanakan dengan tepat fungsi dan tepat sasaran sehingga kegiatan
dapat dicapai dengan efektif, efisien, terbuka, responsif, dan akuntabel dalam
penyelenggaraan pemerintah di bidang pembangunan kepariwisataan.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 49
18. Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan
Sekretariat Kementerian Pariwisata
Kegiatan Anjab bertujuan untuk mendapatkan data jabatan yang kemudian diolah
menjadi informasi jabatan. Sedangkan ABK bertujuan untuk memetakan beban
kerja setiap jabatan fungsional maupun struktural yang ada di lingkungan
Sekretariat Kemenpar. Hasil dari Anjab dan ABK disajikan untuk kepentingan
penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan di
organisasi Kementerian Pariwisata.
19. Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
Penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam peraturan presiden
tersebut, juga diatur mengenai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
sebagai unit kerja K/L/D/I untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan
barang/jasa secara elektronik.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mengeluarkan dengan
Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
KM.05/KH.001/MPEK/2012 tentang Pembentukan dan Struktur Organisasi
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, keputusan tersebut
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut
di atas, Biro Umum, Kepegawaian, dan Organisasi mengadakan Bimbingan Teknis
Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) kepada anggota tim pokja
Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian Pariwisata di Jawa Barat.
Penyelenggaraan Bimbingan Teknis tersebut adalah untuk peningkatan kualitas
pelayanan petugas pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah agar lebih
memahami, serta menerapkannya sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya
secara elektronik.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 50
20. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tahun 2014 di
Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk melihat capaian peningkatan 8 (delapan) Bidang area Perubahan, Tahun
2015 Inspektorat melakukan PMPRB yang dilakukan oleh masing-masing Bidang
di Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka dilakukan penilaian, adapun
hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Hasil Evaluasi Tahun 2014
Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 74,08.
Berdasarkan Surat Menpan RB Nomor B/3466/MPANRB-UPRBN/9/2014
tanggal 22 September 2014, Hasil Penilaian Kesiapan Reformasi Birokrasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah 60,23.
2. Penilaian Mandiri (PMPRB) Tahun 2015
Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 83,93, dan
Berdasarkan Surat Kementerian PAN dan RB Nomor B/50/D.I.PANRB-
UPRBN/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 Hasil Penilaian Tim Evaluator
Kementerian PAN dan RB kesiapan RB Kementerian Pariwisata Tahun 2015
sebesar 65,23
21. Probity Audit.
Probity diartikan sebagai integritas ( integrity), kebenaran ( uprightness), dan
kejujuran (honesty) konsep probity tidak hanya digunakan untuk mencegah
Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilaksanakan di Jawa Barat,
dengan jumlah peserta 47 orang dari anggota/Tim Pokja ULP di lingkungan Kementerian Pariwisata,
pada tanggal 13 s.d. 15 November 2015 di New Ayuda Hotel Cipayung Bogor
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 51
terjadinya atau ketidakjujuran tetapi juga untuk memastikan bahwa proses
penyelenggaraan kegiatan sektor publik, seperti proses pengadaan barang / jasa,
dan mengacu pada pengertian di atas, probity diartikan sebagai ‘ good process’
yaitu proses pengadaan barang / jasa dilakukan dengan prinsip-prinsip
penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran untuk memenuhi ketentuan
perundangan yang berlaku.
Berdasarkan pengertian dimaksud, probity dapat didefinisikan sebagai kegiatan
penilaian (Independen) untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa
telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas,
kebenaran, dan kejujuran dan memenuhi ketentuan perundangan berlaku yang
bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik.
Dalam pelaksanaan Probity Audit di atas dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan, namun
dalam pelaksanaan Festival kuliner di Bandung ada kekurangan persyaratan yang
harus dilengkapi yaitu belum adanya izin keramaian yang dikeluarkan oleh pihak
kepolisian setempat. Hasil Probity Audit ini sebagaimana acuan pelaksanaan
kegiatan berikutnya dimasing-masing setker sehingga diharapkan tercapainya
pelaksanaan secara efektif dan efisien.
22. Reviu Laporan Keuangan unaudited Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Tahun Anggaran 2015.
Untuk memberikan keyakinan terbatas terhadap Laporan Keuangan yang disusun
oleh Kementerian Pariwisata tahun 2015, telah dilaksanakan reviu. Dalam
melaksanakan reviu laporan keuangan dibentuk Tim Reviu melalui Surat Tugas
dari Inspektur dan bekerja sama dengan Tim dari Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Reviu laporan keuangan dilaksanakan pada semester I dan
semester II terhadap (enam) Laporan Keuangan, sebagai berikut :
a. Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata;
b. Laporan Keuangan Sekretariat Kementerian;
c. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Mancanegara;
d. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pemasaran
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 52
Pariwisata Nusantara;
e. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri
Pariwisata;
f. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan
Kepariwisataan.
Pada semester II tahun 2015 dilaksanakan pula reviu terhadap Laporan Keuangan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.
Dengan dilaksanakannya reviu diharapkan dapat meningkatkan penyajian
Laporan Keuangan Kementerian dan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I (Satker)
pada Kementerian Pariwisata sesuai SAP dan Penyelenggaraan Akuntansi sesuai
SAI sehingga memberikan manfaat kearah peningkatan kualitas opini dari BPK-RI.
Pada pelaksanaan reviu menguraikan serangkaian tahapan dalam pelaksanaan
reviu, yang mencakup pemahaman atas reviu, pengukuran dan pengklasifikasian
serta penyajian angka di Neraca, LPE, LRA dan LO, pengungkapan angka di CaLK.
23. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
Pengembangan SIMPEG, migrasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Kegiatan Pengembangan dan
Pengamanan SIMPEG dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran pengelolaan
data kepegawaian untuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan SIMPEG
dengan tujuan; menjaga operasional SIMPEG, mencegah serangan virus, mencegah
aksi hacker, meningkatkan legalitas software, menyediakan back up data dan
aplikasi SIMPEG.
Peningkatan kualitas sistem keamanan (security system) dan jaringan SIMPEG
pada Server SIMPEG Kementerian Pariwisata serta pembuatan back up data dan
aplikasi SIMPEG.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 53
24. Sosialisasi Kode Etik
Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan PNS didalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib
bersikap dan berpedoman pada etika bernegara, dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat dan terhadap diri
sendiri serta sesama PNS.
PNS yang melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral dibuat secara
tertulis oleh pejabat pembina kepegawaian dengan disebutkan jenis pelanggaran
kode etik yang dilakukan. PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain
dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai peraturan
perundang-undangan atas rekomendasi majelis kode etik.
Majelis kode etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang kepada pejabat
yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan atau sanksi
lainnya kepada PNS yang bersangkutan. Setiap pimpinan unit kerja, sesuai dengan
jenjang jabatannya, berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan
kode etik oleh pegawai yang berada di bawahnya. Pimpinan pegawai, baik
langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya pelanggaran kode etik
namun tidak mengambil tindakan pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut
atau membantu pegawai melakukan pelanggaran kode etik, dikenakan sanki atau
hukuman sesuai dengan tingkat penyelenggaraannya.
Tampilan Aplikasi SIMPEG Kementerian Pariwisata
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 54
25. Sosialisasi TASPEN.
Dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman Pejabat dan Staf
Kementerian Pariwisata tentang ke-TASPEN-an. Pada Hari Rabu tanggal 22 April
2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona, dilaksanakan
Sosialisasi TASPEN, dilaksanakan dalam bentuk "Talk Show" dengan nara sumber
dari PT. TASPEN. Disamping itu diadakan pula presentasi dari Bank Mandiri
Syariah (kerjasama PT. TASPEN - Bank Mandiri Syariah).
26. Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian
(JKM)
Sebagai tindak lanjut Peraturan
Presiden R.I. No. 109 Tahun 2013
tentang Penahapan Kepersertaan
Program Jaminan Sosial, Sekretariat
KORPRI Kementerian Pariwisata
bekerjasama dengan BPJS
Ketenagakerjaan mengadakan
Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2015 di
Balairung Soesilo Soedarman - Gd Sapta Pesona - Kementerian Pariwisata. Pada
kegiatan tersebut diserahkan Kartu Kepesertaan Program JKK dan JKM BPJS
Ketenagakerjaan. Dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan seluruh Pejabat dan Staf di
Kementerian Pariwisata.
27. Sosialiasi BPJS Kesehatan
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70 Tahun
2015, Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan telah melaksakan Sosialisasi Kesehatan - Kanker Serviks pada Hari
Senin tanggal 10 Agustus 2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman -
Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Kesehatan ini
adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan mengajak khususnya wanita untuk
selalu hidup sehat dan mencegah Kanker Serviks. Dilaksanakan dalam bentuk
"Talk Show" dengan dokter spesialis dan nara sumber dari PT.Glaxo Smieth Kline,
PT Teguhsindo, dan PT Indocore. Diakhir kegiatan dibagikan "Door Prize" berupa
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 55
aneka produk kepada undangan. Kegiatan dibuka oleh Ibu HENGKI
HERMANTORO - Sekretaris Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dihadiri
oleh + 300 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian Pariwisata,
Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dan pegawai
wanita di Kementerian Pariwisata.
28. Sosialisasi BAPERTARUM - PNS
Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka
Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BAPERTARUM
& Bank BTN telah mengadakan Sosialisasi BAPERTARUM - PNS dan Program
Kring Batara - Bank BTN pada hari Senin tanggal 14 September 2015 bertempat di
Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan
Sosialisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan pegawai di Kementerian
Pariwisata. Nara sumber pada kegiatan ini, adalah LINDA HERAWATI - Sekretaris
Pelaksana - BAPERTARUM, dan RAHMAT PRIYANTO - MCLU Head Kantor Cabang
Jakarta Harmoni. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris KORPRI Kementerian
Pariwisata, dihadiri oleh + 50 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian
Pariwisata.
29. Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona
Indonesia"
Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka
Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan PT. Berlian Land
mengadakan Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona
Indonesia" pada hari Selasa tanggal 6
Oktober 2015 di Balairung Soesilo
Soedarman - Gd.Sapta Pesona.
Kegiatan dibuka oleh Sesmen
Kementerian Pariwisata, selaku Ketua
DP KORPRI Kementerian Pariwisata,
dihadiri oleh + 100 undangan, terdiri
dari Pejabat dan Staf Kementerian
Pariwisata.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 56
PERMASALAHAN
Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan
pelaksanaan kegiatan tahun 2015 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal
antara lain:
1. Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau
Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dan
pengakuan (reward and recognition), sehingga berpotensi mengurangi makna dan
semangat pihak-pihak yang berjanji dan bersepakat.
2. Evaluasi kinerja internal belum sepenuhnya dilakukan dengan memanfaatkan sistem
informasi berbasis teknologi atau sesuai yang dianjurkan Kementerian PAN & RB
berupa aplikasi e-Performance.
3. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian
Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon
I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan
permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata.
4. Kementerian Pariwisata masih dalam proses transisi menuju digitalisasi, jika tidak
segera melewati fase transisi, maka hal ini dapat berdampak pada berkurangnya
efektivitas dan efisiensi, karena selama proses transisi proses manual dan proses
digital masih harus tetap dijalankan.
5. Belum adanya mekanisme standar untuk koordinasi perencanaan dan program lintas
deputi. Kondisi ini akan secara langsung mempengaruhi kualitas perencanaan,
monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Sekretariat Kementerian menjadi
kurang valid.
UPAYA YANG DILAKUKAN
Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas
antara lain:
1. Menetapkan target penyerapan dan pencapaian output untuk memenuhi kinerja
yang telah ditetapkan
2. Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam proses
perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan proses pertanggungjawaban
anggaran.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 57
3. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.
4. Mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh
agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.
5. Menyediakan sistem informasi berbasis teknologi, e-Government dalam rangka
mendukung percepatan pencapaian target kinerja Kementerian Pariwisata
6. Telah dilaksanakan workshop tentang tata cara input data ke aplikasi e-Performance
di akhir tahun 2015, dengan peserta seluruh operator dan admin yang telah ditunjuk
oleh masing-masing satuan kerja, termasuk dari UPT Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung, Bali, serta Akpar Medan dan Politeknik Pariwisata Makassar.
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 58
3.3 Realisasi Anggaran
Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 mengalami beberapa kali perubahan
seiring dengan berubahnya nomenklatur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan nomor
S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran
Dalam RAPBN-P 2015, Kementerian Pariwisata mendapatkan alokasi tambahan
sebesar Rp 1.060.000.000.000,00 (satu triliun enam puluh miliar rupiah), dan realokasi
ke Badan Ekonomi Kreatif sebesar Rp 360.090.648.000,00 (tiga ratus enam puluh
miliar sembilan puluh juta enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah) sehingga total
RAPBN-P TA 2015 Kementerian Pariwisata menjadi Rp 2.415.781.240.000,00 (dua
triliun empat ratus lima belas miliar tujuh ratus delapan puluh satu juta dua ratus
empat puluh ribu rupiah), sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
TABEL 3.10 Rincian Perubahan Belanja Kementerian Pariwisata
Pada APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015
(dalam ribu rupiah)
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2015 PERUBAHAN RAPBNP TA 2015
1 Kementerian Pariwisata 1.355.781.240 1.060.000.000 2.415.781.240
2 Badan Ekonomi Kreatif 360.090.648 (360.090.648) -
Total 1.715.871.888 699.909.352 2.415.781.240
Selanjutnya Kementerian Pariwisata mendapatkan tambahan dari BA-BUN (Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara), melalui Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian
Anggaran (SP-SABA) 999.08, dengan rincian sebagai berikut :
1. SP-SABA Nomor STAP-013/AG/2015 tanggal 14 April 2015, sebesar
Rp 3.550.865.000,00 (tiga miliar lima ratus lima puluh juta delapan ratus enam
puluh lima ribu rupiah) untuk Dukungan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
(Side Event Asian African Parade);
2. SP-SABA Nomor STAP-019/AG/2015 tanggal 11 Juni 2015 dari Menteri Keuangan
sebesar Rp 10.770.658.000,00 (sepuluh miliar tujuh ratus tujuh puluh juta enam
ratus lima puluh delapan ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 59
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran Badan Ekonomi
Kreatif;
3. SP-SABA NomorSTAP-028/AG/2015 tanggal 6 Juli 2015 sebesar
Rp 42.566.915.000,00 (empat puluh dua miliar lima ratus enam puluh enam juta
sembilan ratus lima belas ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran eks Direktorat
Jenderal Ekonomi Kreatif.
Sehingga Pagu Kementerian Pariwisata Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum
pada tabel berikut:
Tabel 3.11 REKAPITULASI APBN KEMENTERIAN PARIWISATA
TAHUN ANGGARAN 2015 (ribuan rupiah)
NO SATUAN KERJA DIPA 2015 SP SABA
14 APRIL 2015
SP SABA
11 JUNI 2015
SP SABA
6 JULI 2015
JUMLAH
1 Sekretariat Kementerian
300.167.843
10.770.658 42.566.915 353.505.416
2
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata
351.535.245
351.535.245
3
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara
1.015.154.740
1.015.154.740
4
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara
344.711.360
3.550.865
348.262.225
5
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan
404.212.052
404.212.052
Total 2.415.781.240 3.550.865 10.770.658 42.566.915 2.472.669.678
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 60
Usulan anggaran belanja tambahan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) TA 2015 yang
pertama melalui surat pada tanggal 15 Oktober 2015 sebesar Rp 33.489.251.000 lalu
Bekraf mengirimkan surat kembali pada tanggal 23 Oktober 2015 perihal perubahan
usulan anggaran belanja tambahan Bekraf sebesar Rp 21.231.767.200 kepada Menteri
Pariwisata.
Menindaklanjuti surat dimaksud, Menteri Pariwisata mengirimkan surat kepada
Menteri Keuangan pada tanggal 28 Oktober 2015. Lalu Kementerian Keuangan
melakukan penelitian/penelahaan terhadap usulan dimaksud pada tanggal 23
November 2015, dari usulan semula Rp 21.231.767.200 setelah ditelaah bersama
Direktorat Anggaran III disetujui sebesar Rp 6.670.913.500 dan ditetapkan melalui SP-
SABA nomor STAP-049/AG/2015 tanggal 3 Desember 2015. Dengan ditetapkannya
surat tersebut maka total anggaran Kementerian Pariwisata adalah sebesar
Rp.2.479.340.591.000 .
Realisasi anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana
tabel dibawah ini :
Tabel 3.12 Rekapitulasi Realisasi Anggaran
Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2015
NO SATKER PAGU REALISASI % SISA ANGGARAN
1 SATKER KANTOR PUSAT
1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255
2 SATKER UPT 224.664.726.000 190.160.318.260 84,64% 34.504.407.740
3 SATKER DEKONSENTRASI (DK)
85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222
4 SATKER TUGAS PEMBANTU (TP)
87.093.642.000 67.954.686.339 78,02% 19.138.955.661
5 SATKER YANG SUDAH CUTOFF
182.526.278.000 182.267.605.810 99,86% 258.672.190
TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 61
Belanja Pegawai
41%
Belanja Barang
48%
Belanja Modal
11%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar
Rp.2.479.340.591.000,- sampai dengan akhir Desember 2015 telah terserap sebesar
Rp.2.102.336.219.932,- atau sebesar 84,79%. Terdapat sisa dana sebesar
Rp.377.004.371.068,- atau sebesar 15,21%, yang merupakan hasil efisiensi dan
optimalisasi dari kegiatan-kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata.
Pada tahun 2015, Sekretariat Kementerian memperoleh alokasi anggaran
Rp.353.505.416.000,- pada perjalanannya terjadi beberapa kali revisi sehingga pagu
akhir menjadi sebesar Rp.276.658.540.000,- (dua
ratus tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh
delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) dan
terbagi dalam jenis belanja, sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000
2. Belanja Barang : Rp 134.845.373.000
3. Belanja Modal : Rp 37.577.451.000
4. Belanja Bansos : Rp -
Dari pagu per jenis belanja di atas secara rinci dijabarkan kedalam 16 jenis akun,
sebagai berikut:
Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000
a. Belanja Gaji dan Tunjangan PNS : Rp 65.193.410.000
b. Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara : Rp 425.208.000
c. Belanja Honorarium : Rp 2.925.323.000
d. Belanja Lembur : Rp 323.476.000
e. Belanja Transito : Rp 34.368.299.000
Belanja Barang : Rp 134.845.373.000
f. Belanja Barang Operasional : Rp. 19.425.545.000
g. Belanja Barang Non Operasional : Rp. 22.613.733.000
h. Belanja Jasa : Rp. 20.831.100.000
i. Belanja Pemeliharaan : Rp. 18.773.029.000
j. Belanja Barang Persedian : Rp 10.075.163.000
k. Belanja Perjalanan Dalam Negeri : Rp. 37.213.015.000
l. Belanja Perjalanan Luar Negeri : Rp. 5.913.788.000
Belanja Modal : Rp 37.577.451.000
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 62
m. Belanja Modal Tanah : Rp. 400.000.000
n. Belanja Modal Peralatan dan Mesin : Rp. 26.707.451.000
o. Belanja Modal Gedung dan Bangunan : Rp 10.000.000.000
p. Belanja Modal Lainnya : Rp. 470.000.000
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Biro
sebagai penanggung jawab kegiatan diperlukan adanya dukungan dana untuk
menunjang tercapainya target yang telah ditentukan. Berikut ini rincian alokasi
anggaran pada masing-masing kegiatan beserta realisasi daya serapnya:
Matriks realisasi anggaran Sesmen
No Satuan Kerja & Kegiatan
2015
Pagu Realisasi %
1.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik (Peningkatan Layanan Hukum dan Komlik)
9.553.903.000 9.025.222.402 94,47
2.
Biro Perencanaan dan Keuangan (Pengembangan Perencanaan dan Keuangan)
18.361.318.000 17.593.962.476 95,82
3.
Biro Umum, kepegawaian dan Organisasi (Peningkatan Layanan Administrasi umum, Kepegawaian, dan Organisasi)
235.636.932.000 191.310.987.856 81,19
4. Inspektorat (Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas)
13.106.387.000 9.525.151.374 72,68
JUMLAH 276.658.540.000 227.455.324.108 82,22
Sumber : Online Manajemen Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara
Sehubungan dengan realiasi penyerapan anggaran sebagaimana digambarkan di atas,
beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi, adalah antara lain:
1. Perubahan Organisasi/ Nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas
program dan anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut;
2. DIPA Kementerian Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru,
ditetapkan pada tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan Mei – Juni 2015).
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 63
3. DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya mengingat dengan
dikeluarkannya surat Kementerian Keuangan, antara lain ; Surat Menteri
Keuangan Nomor S-762/MK.02/2014 tanggal 14 November 2014, tertulis
“Kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur, anggaran yang dapat
dicairkan hanya komponen 001 (Pembayaran Gaji dan Tunjangan)”;
4. Surat Dirjen Perbendaharaan S-3047/PB/2015 tanggal 16 April 2015, bahwa
DIPA APBNP dapat dilaksanakan setelah Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat
Struktural ditetapkan
5. Pelantikan Pejabat Struktural dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015
6. Rencana penyerapan anggaran yang telah disusun mengalami perubahan sehingga
perlu disesuaikan kembali dengan organisasi baru;
Upaya yang dilakukan
1. Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan yang tercantum dalam DIPA
2. Menginstruksikan agar setiap satuan kerja segera menyelesaikan proses
pembayaran untuk pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang
telah selesai pelaksanaannya
3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi lain terkait permasalahan yang ditemui
pada saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah
(LKPP) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses
pengadaan barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses
pelaksanaan anggaran
4. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
BABIVPENUTUPBABIVPENUTUPBABIVPENUTUP
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 64
Sesuai dengan Renstra Kementerian Pariwisata 2015-2019, Sekretariat
Kementerian mempunyai tanggung jawab terhadap sasaran meningkatnya kualitas
kinerja organisasi Kementerian Pariwisata, Tahun 2015 Sekretariat Kementerian telah
berupaya melaksanakannya dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja sebagai alat
ukur untuk mencapai sasaran tersebut yaitu Opini Laporan Keuangan Kementerian
Pariwisata dan Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata. Dengan demikian tugas dan
fungsi Sekretariat Kementerian yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pariwisata dapat diwujudkan.
Penutup
BAB 4
LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 65
Realisasi dari indikator kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian
Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Kinerja ini, masih dalam proses audit BPK.
Namun penyampaianLaporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Tahun Anggaran 2015, Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan
atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.
Capaian atas indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata Tahun
2015, berdasarkan hasil evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN dan RB memperoleh
nilai akuntabilitas kinerja 72,08 atau dengan predikat BB (Sangat Baik). Penilaian
tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran
dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi
dan penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di Kementerian
Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.
Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan, Sekretariat Kementerian
pada tahun 2015 memperoleh anggaran sebesar Rp276.658.540.000,00 (Dua ratus
tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh delapan juta lima ratus empat puluh
ribu rupiah) sampai dengan akhir tahun, telah terealisasi sebesar
Rp.227.921.484.932,00 (Dua ratus dua puluh tujuh miliar sembilan ratus dua puluh satu
juta empat ratus delapan puluh empat ribu sembilan ratus tiga puluh dua rupiah) atau
sebesar 82,22%.
@
www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel
indtravel indonesia.travel theindonesiatravel
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
NO
SA
SA
RA
N S
TR
AT
EG
IST
AR
GE
T
(1)
(2)
(4)
1O
pin
i keuangan K
em
ente
rian P
ari
wis
ata
(pre
dik
at)
WD
P
2P
redik
at S
AK
IP K
em
ente
rian P
ari
wis
ata
(nila
i)A
An
gg
ara
n
1P
enin
gkata
n L
ayanan H
ukum
dan K
om
unik
asi P
ublik
Rp
9.5
53.9
03.0
00
2P
enin
gkata
n L
ayanan A
dm
inis
trasi U
mum
, K
epegaw
aia
n d
an O
rganis
asi
Rp
196.3
34.7
72.0
00
3P
engem
bangan P
ere
ncanaan d
an K
euangan
Rp
18.3
61.3
18.0
00
4P
engaw
asan d
an P
enin
gkata
n A
kunta
bili
tas K
inerj
a K
em
ente
rian P
ari
wis
ata
Rp
13.1
06.3
87.0
00
5P
em
bangunan/P
engadaan/P
enin
gkata
n S
ara
na d
an P
rasara
na
Rp
35.0
78.9
03.0
00
Jakart
a, S
epte
mber
2015
ME
NT
ER
I P
AR
IWIS
AT
AS
EK
RE
TA
RIS
KE
ME
NT
ER
IAN
AR
IEF
YA
HY
AU
KU
S K
US
WA
RA
Keg
iata
n
Lam
pir
an
IB
/ 2
- 3
SE
KR
ET
AR
IS K
EM
EN
TE
RIA
N P
AR
IWIS
AT
A
PE
RJA
NJIA
N K
INE
RJA
TA
HU
N 2
015
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
(3)
Menin
gkatn
ya k
ualit
as k
inerj
a o
rganis
asi K
em
ente
rian P
ari
wis
ata
1
Top Related