Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana ( 1956- 2006)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
1956-2006
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
(]J ada hakekatnya setiap k.isah sejarah, berusaha
untuk mengungkapkan bagaimana sesuatu
fenomena itu terjadi. serta asal mulanya. Oleh
karena itu jika muncul gejala barn yang serupa. seseorang
senantiasa berusaha mengenalnya dengan melacak latar
belakang sejarahnya. Kesadaran semacarn ini lazim
dilakukan setiap orang. Namun pada prinsipnya tidak
mudah untuk mengidentifikasi asal usul dan peristi wa
pada masa lampau. Hal ini dapat dimaklumi karena
peristiwa-peristiwa masa lampau tidak dapat diulang (no
repite history). Disamping itu, disebabkan oleh karena
minimnya pengetahuan kita terhadap kasus masa lampau
itu, meskipun peristiwa yang dimaksud termasuk dalam
kategori sejarah kontemporer.
Merujuk pada pemahaman tersebut, setiap fenomena
masa lampau perlu untuk digali kembali, agar menjadi
1
Sejarah Perkembangan Universllas Kristen Satya Wacana (1956- 2006)
terang. Jika terdapat gejala serupa orang akan dapat
memenuhi harapannya untuk menghubungkan setiap
peristiwa sekarang akan terkait dengan peristiwa pada
masa lampau, pemahaman itu akan membuat orang
berfikir dan bertindak bij ak.
Kepuasan meneropong peristiwa sekarang melalui
dimensi sejarah itu, akan dapat mendorong orang untuk
mengambil segala "pelajaran" masa lampau. Sejarah
sebagai cerita pengalaman kolektif rupanya dapat
membawa hikmat dan suri teladan, berupa tradisi-tradisi,
pemikiran-pemikiran, nilai-nilai luhur, dari generasi ke
generasi berikutnya. Menurut, Prof. Dr. Sartono
Kartodirdjo ( 1 992) sejarah sebagai cerita pengalaman
kolektif secara inhem mencakup nasib bersama,
keunggulan dan kemerosotan, kemenangan dan
kekalahan, yang semuanya secara kumulatif menciptakan
a sense of belonging para warga komunitas. Sekaligus
bersama dengan rasa kebersamaan itu menimbulkan
solidaritas. Kesadaran semacam ini merupakan modal
dasar terciptanya persatuan dan kesatuan. Sehubungan
dengan hal itu maka sejarawan Italia, Cicero, menyatakan
bahwa sejarah adalah guru dalam kehidupan atau hitoria
magistra.
Menyadari akan begitu pentingnya kesadaran sejarah,
maka perlu diadakan penelusuran kembali tentang
2
sejarah perkembangan Universitas Kristen Satya
Wacana. Banyak civitas akademia UKSW kurang dapat
memberikan makna penting sejarah perkembangan
UKSW itu. Hal ini disebabkan kurangnya bacaan tentang
sejarah perkembangan UKSW maupun kurangnya civitas
akademia UKSW yang memiliki respon tentang hal
tersebut. Padahal pemahaman sejarah tersebut cukup
penting dalam mengisi dan merespon tindakan civitas
akademika saat kini.
Lebih daripada itu, pemahaman sejarah UKSW secara
benar akan memberikan arahan yang tepat secara khusus
kepada pejabat yang akan mengambil suatu keputusan,
dengan demikian penulisan sejarah dan perkembangan
UKSW membawa 3 dimensi waktu yaitu: pemahaman
akan masa lampau UKSW, untuk merencanakan masa
kini serta pemahaman masa kini untuk prediksi
perkembangan UKSW di masa depan.
2. Biografi Sosial Politik Salatiga abad XVIII - XX
(Sebagai Tempat Lahir dan Berkembangnya
UKSW)
Keberadaan UKSW tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan Kota Salatiga, dalam Studi Sejarah dikenal
istilah Biografi Kota, yaitu menunjuk pada kaitan antara
perkembangan dan keberadaan suatu kota yang
3
Sejarah Perlc;embangan Universitas Kristen Satya Wacana (1956-2006)
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
suatu peristiwa sejarah didalarnnya. Dalam tulisan ini
akan diungkapkan bagaimana pengaruh Kota Salatiga
terhadap perkembangan UKSW sebagai suatu hasil
sejarah dari komunitas yang meresponnya.
Demikian juga Keberadaan Salatiga dewasa yang
berkaitan dengan UKSW ini tidak lepas dari bentangan
sejarah pada masa lampau. Sejarahnya dapat ditelusuri
sejak abad ke VII, dengan ditandai oleh penemuan
peninggalan-peninggalan sejarah, pada masa Prehistoris,
masa pengaruh Hindu-Budha, dan masa pengaruh Islam
dan Kristen. Di pusat kota Salatiga dan sekitarnya dapat
ditemukan prasasti Plumpungan, area Ganesa, Y oni,
Patung Nandi, dan lain sebagainya. Bahkan tidak jauh
dari Salatiga dapat ditemukan situs berupa Candi
Brawijaya. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan
pengaruh Hindu hingga abad XVI di Salatiga.
Seiring dengan berkembangnya pengaruh dan supremasi
Islam di Jawa Tengah, pada abad XVI menyebabkan
terkikisnya pengaruh Hindu-Budha. Bersamaan dengan
proses Islamisasi dari pesisir pedalaman Pulau Jawa
menggeser pengaruh Hindu-Budha di Salatiga. Secara
berangsur-angsur masyarakat Salatiga beralih memeluk
agama Islam. Anasir-anasir keislaman mulai
membudaya. Kendati demikian nilai-nilai religiusitas
4
Sejarah Pelilembangan Universitas Kristen Satya Wacana (1956- 2006)
yang dimiliki sebelumnya tidak musnah sama sekali.
Sebagian dari nilai itu dipertahankan dan dikawinkan
sehingga ajaran baru yang diterimanya itu sedikit banyak
diwamai dengan nilai-nilai yang telah ada. Akibatnya
muncul dua aliran agama Islam yang berkembang di
Salatiga yaitu yang menitik beratkan aJaran
"manunggaling Km .. .:ula Gusti'', atau tasa\-\uf yang dianut
oleh Syech Siti Jenar. Aliran Tasa\\uf ini banyak
berkembang di daerah Tingkir dan sekitamya. Dan aliran
yang menekankan kemumian ajaran Islam yang
disebarkan oleh Ki Ageng Pandanaran.
Memasuki pada abad ke-17 sejarah Salatiga kurang dapat
dideteksi, mengingat minimnya sumber-sumber sejarah
yang ada. Kendati demikian peranan yang dimainkan
semakin penting. Salah satunya yaitu Salatiga menjadi
daerah penghubung antara daerah pesisir dengan daerah
pedalaman. Sebagai kota yang dinamis dan senantiasa
mengalami perkembangan dan kemaj uan. Perkembangan
Salatiga semakin nampak cepat ketika Vereenigde Oost
lndische Compagnie (VOC) mulai menganeksi daerah
daaerah pesisir utara Jawa, seperti Semarang, Jepara,
Rembang dan lain-lain. Daerah itu sebelumnya menjadi
daerah-daaerah bagian kekuasaan menjadi Mataram.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pertikaian, maka VOC
harus mengadakan hubungan kerjasama dengan daerah
daerah pedalaman. Usahanya untuk menjalin hubungan
5
Sejarah Per1<:embangan Universitas Kristen Satya Wacana (1956- 2006)
dengan daerah pedalaman Jawa Tengah dilakukan
dengan memanfaatkan titik yang strategis. Dengan
adanya perpindahan pusat kerajaan dari Kotagede ke
Kartasura, menempatkan Salatiga menjadi salah satu titik
starategis. VOC beranggapan Salatiga harus dimiliki.
Menurut laporan Kapten Johan Adreis Van Hohendorf,
yang ditulis pada 8 Maret 1742, diceritakan bahwa pada
waktu itu Salatiga adalah tempat yang starategis yang
menghubungkan Semarang dengan pusat istana Mataram.
Maka otomatis peranan Salatiga sangat penting bagi
jembatan intervensi ke pusat pcmerintahan. Dan Salatiga
mempunyai iklim yang sejuk dan letaknya yang
dikelilingi oleh pegunungan, merupakan benteng alam
yang penting.
Pembahasan biografi sosial politik Salatiga pada abad
XVIII dan XIX akan membantu memahami proses
masuknya zending ke Indonesia (Salatiga) sekaligus ada
kaitanya baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan kelahiran UKSW, dalam pembahasan ini perlu
ditegaskan bahwa antara keberadaan zcnding di
Indonesia dengan keberadaan pemerintah Kolonial
Bclanda sangatlah bcrbeda bahkan dalam hal-hal tertentu
tujuan lending mendapat hambatan yang sangat berat
dari pemerintah kolonial Belanda.
6
Sejarah Perl<embangan Universitas Kristen Satya Wac:ana (1956- 2006)
Lebih lanjut infonnasi tentang Salatiga dapat dilacak dari
surat Gubemur Hindia Belanda kepada Heeren XVII,
tanggal 5 April 1743, yang dikutip oleh Kasmun
Saparaus dan Tri Widiarto ( 2000: 8 ) adalah sebagai
berikut:
De Keyzer inclineert seer orn znye residentieplaats te rerenderen, de negarye Tinker omtrent Salatiga Gelegen, de Soesoehounang tot cene neiwe residentieplaats komt voor stellen,
schynt goed tewezen.
(Sri baginda sangat menginginkan untuk memindahkan ibukota beliau, didaerah Tingkir sekitar Salatiga yang diusulkan Baginda sebagai ibukota baru tampaknya sesuai untuk itu ).
Dalam perekembangan selanjutnya pada tanggal 11
Nopember 1743 (sesuai dengan isi perjanjian Pohorogo)
Salatiga secara Yuridis formal jatuh ke tangan VOC,
Salatiga dijadikan menjadi batu loncatan untuk
menguasai istana Mataram. Maka pada tahun 1746 di
Salatiga didirikan benteng De Hersteller.
Tampaknya Salatiga pada waktu itu dijadikan VOC
sebagai daerah penyangga kekuatan militer. Oleh karena
itu setelah benteng De Hersteller dibangun, maka
dibangun juga benteng di daerah Ungaran dan Ambarawa
yang bertujuan untuk dijadikan pertahanan VOC sebagai
batu loncatan untuk menyerang kerajaan Mataram.
7
Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana (1956- 2006)
Pada saat pengaruh VOC masuk ke Salatiga, masuk juga
anasir-anasir Kristen yang mulai diperkenalkan di Javva
oleh Misionaris-misionaris Kristen antara lain Coolen di
Jawa Timur, Ny. Philip di Purv.orejo danNy. Le Jolle di
Simo Salatiga (Van Den end 2000; Guilot 1985;
Sumanto. 1974 ). Dengan denikian lending telah masuk
ke Salatiga.
Tujuan pendirian zending di Salatiga agak berbeda jika
dibandingkan dengan pendirian zending di kota-kota lain.
lending di Salatiga lebih mengkhususkan pada
pelayanan pendidikan, oleh karena itu Salatiga pada masa
penjajahan Belanda pada bidang pendidikan sangat maju.
Pendidikan di Salatiga tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan lendung dan militer (Belanda) di Salatiga,
oleh karena itu lambang Salatiga pada masa Belanda
berujud- benteng dan salib. Benteng dan salib
melambangkan zending yang cukup berperan di Salatiga
pada waktu itu.
Dengan kondisi tersebut (zending dan militer) maka
keberadaan lending dalam banyak hal dapat tertolong.
yaitu peranan zending di masyarakat Salatiga bertopang
sepenuhnya pada militer, hal menyebabkan zending dapat
berbembang pesat khususnya di bidang pendidikan.
Disamping faktor yang menguntungkan tersebut .
8
temyata keterkaitan zending dan militer juga berakibat
negati[ yaitu banyak masyarakat luas ( rakyat biasa )
kurang respek terhadap keceradaan zending di Salatiga.
Meskipun demikian karena peran zending di Salatiga
khususnya sangat besar dan dirasakan oleh masyarakat.
maka lama kelamaan zending diterima dengan baik oleh
masyarakat Salatiga.
Perkembangan zending yang sangat pesat tersebut
temyata mendorong timbulnya sekolah-sekolah Kristen
di Indonesia ( Salatiga ) baik secara langsung maupun
tidak langsung berasal dari lembaga pekabaran injil
Belanda yaitu Neerlanch Zendeling Genostscap yang
berdiri di Belanda pada tahun 1797. Ini berarti bah\va
lembaga zending Belanda tersebut berada di bawah
pengaruh dan pengawasan pemerintah kolonial Belanda.
Pada tahap awal kedatangan lembaga zending ke
Indonesia pada akhir abad ke 18 terjadi benturan yang
sangat hebat dengan penduduk pribumi. lni dimaklumi
karena lembaga lembaga zending pada zaman
pemerintahan Belanda. Meskipun demikian prinsip
zending dengan pemerintah kolonial belanda sangatlah
berbeda, karena zending memiliki 3 tujuan yaitu :
menyebarkan agama Kristen melalui pendidikan, layanan
kesehatan dan layanan sosial (Rullman Sr. 1970:38-42)
sehingga lama kelamaan zending mendapat respon yang
positif dari sebagian masyarakat pribumi, antara lain :
9
Sejarah Perllembangan Universitas Kristen Satya Wacana (1956 2006)
Kyai Sadrach, Kyai Tunggul Wulung, Paulus Tosari (C.
Guillot 1985).
Memasuki abad XX lembaga zending telah berkembang
dengan pesat, perkembangannya ini terutama dalam
bidang pendidikan kristen. Lebih lanjut perkembangan
zending ini menumbuhkan sikap kritis dari masyarakat
Kristen Indonesia terhadap pemerintah Kolonial Belanda.
Sikap kritis ini diwujudkan lev-.-at pembentukan partai
partai politik kristen yaitu : Partai Kaoem Masehi
Indonesia (1930) dan Partai Kristen Indonesia (1944 ).
Ruang geraknya lebih tertuju pada bidang pendidikan.
Merujuk pemahaman di depan maka peranan zending
dalam pendidikan Kristen di Indonesia cukup besar.
Demikian juga dengan Kota Salatiga, peran zending
dalam pendidikan Kristen sangat besar. Ini terbukti
dengan zending banyak meninggalkan warisan yang
cukup berharga, yaitu bangunan-bangunan sekolah,
gereja dan panti sosial. Disamping peninggalan
peninggalan fisik tersebut juga bemujud warisan ide-ide.
gagasan dan pemikiran yang terbukti telah melahirkan
Tokoh kristen tingkat nasional dibidang pendidikan yang
pemah berkiprah di Salatiga antara lain : Pdt. Basuki
Probowinata, Subanu, MA, Dr. 0. Notohamidjojo. Dr.
Willy Toisuta, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung tokoh Kristen itu adalah hasil dari kelja zending
baik di Salatiga maupun di daerah lain.
10
Hal ini rnendorong rnunculnya sekolah Kristen yang
berbobot di Salatiga yaitu : rnisalnya Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga, Sekolah Menengah Urnurn
Kristen 1 Salatiga.
3. Pendekatan dan Metodologi
Dalarn rnernaparkan tulisan : Sejarah dan Perkernbangan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 1956-2006,
para penulis rnenggunakan Metoda Historis, dengan
pendekatan deskriptif analitis, dengan rnernanfaatkan
surnber-surnber primer dan skunder yang diternukan
secara heuristik, baik melalui studi literatur dan
wawancara dengan kerabat dan sivitas akademika. Dari
surnber yang berhasil dihirnpun rnaka diadakan penelitian
atau kritik surnber untuk rnendapatkan originalitas.
Sehingga secara substansial dapat dipertanggung
jawabkan objektivitasnya. Melalui surnber sejarah yang
rnernpunyai nilai kernurnian dan keaslian itu digunakan
untuk rnerurnuskan fakta-fakta yang rnernpunyai
kredibilitas yang tinggi.
Selanjutnya fakta-fakta itu diadakan interprestasi atau
penafsiran ilmiah sebagai landasan untuk rnernbuat kisah
sejarah. Dalarn rnernbuat kisah sejarah perkernbangan
Universitas Kristen Satya Wacana 1956-2006 tersebut,
11
JUga dibutuhkan improvisasi dan muatan imajinasi.
sehingga fakta-fakta sejarah dapat diapresiasikan secara
lugas, dan mudah dimengerti. Hal ini dapat diterima
dalam kajian sejarah dengan istilah Objektivitas dalam
subjektivitas penulis.
Secara rinci maka langkah-langkah metode historis yang
digunakan dalam penelitian iniadalah adalah sebagai
berikut:
a. Heuristik
Heuristik berasa\ dari bahasa Yunani, dari kata
heuriskien yang berarti yang berarti pencarian
secara mendalam. Artinya, tidak hanya
menemukan fakta sejarah, tetapi juga proses
pencarian sumber sumber yang berisi fakta,
yang berhubungan dengan masalah. Disini
dimaksud adalah sumber sumber primer dan
sumber sekunder. Dari sumber - sumber data
tersebut diperoleh data primer dan sekunder. Data
primer yaitu data langsung dikumpulkan dari
objeknya. Sedangkan data sekunder yaitu data
yang telah dikumpulkan pada kesempatan lain
dengan tujuan berbeda dari tujuan penelitian
yang sedang dijalankan. ( �ugroho Notosusanto
1995 : 18). Dalam penu\isan buku ini ,langkah
Heuristik ini dilakukan lewat kegiatan studi
kepustakaan dan wawancara dengan nara sumber.
12
Universitas Kristen
b. Kompilasi
Merupakan langkah kedua dalarn penelitian
sejarah, yaitu sebagai suatu usaha untuk
rnengklasifikasikan surnber-surnber sejarah yang
telah di peroleh. Hasil dari klasifikasi ini disusun
berdsarkan kepentingan dalam rnenulis cerita
sejarah (historiografi). Dalam penulisan buku ini
langkah kornpilasi dilakukan dalam rnenentukan
surnber pustaka ( dokurnen ) dan rnenentukan
nara surnber.
c. Kritik Sumber
Dirnaksudkan adalah untuk rnernperoleh surnber
surnber yang benar. Dalarn hal ini dibedakan
rnenjadi dua kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik Ek5tern
Yaitu kritik yang ditujukan kepada rnasalah
rnasalah bagairnana rupa dan bentuk asli surnber
surnber sejarah tersebut.
Kritik Intern
Yaitu kegiatan untuk rneneliti sarnpai dimana isi
surnber sejarah itu dapat dipeecaya dan
bagairnana bobotnya. Atau dengan kata lain kritik
intern yaitu suatu usaha menelaah isi surnber
untuk rnenemukan kebenaran serta isi tersebut
seperti yang dirnaksudkan oleh pelaku sejarah.
Dalam penulisan buku ini langkah kritik sumber
13
Sejarah Perl<.embangan Universitas Kristen Satya Waca_n_a _,_(19_56_-_2_00--'6)'------
lebih ditekakkan pada kritik intern, yaitu dengan
menentukan pilihan nara sumber yang memiliki
bobot informasi akurat.
d. Interpretasi dan Analisis
Proses intepretasi ini yang menjadi objek utama
adalah fakta-fakta sejarah, sebab kumpulan fakta
yang diperoleh dari sumber, bukanlah sejarah.
Langkah 101 ditempuh untuk berusaha
menafsirkan keterangan-keterangan yang terdapat
dalam sumber sejarah. Dalam penulisan buku ini
langkah interpretasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan ganda dalam sejarah
(Multi Dimentional Approach ), sehingga hasil
tulisan mencakup berbagai aspek dari sejarah
perkembangan UKSW, yaitu aspek ekonomi,
sosial budaya , agama, politik dan ilmu
pengetahuan meskipun dengan penekanan segi
pendidikan.
e. Historiografi
Historiografi merupakan tahap akhir dari langkah
langkah metode historis. Fakta-fakta yang
diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk
tulisan sejarah. Dalam langkah historiografi ini,
para penulis menuangkan dalam judul buku :
Sejarah dan Perkembangan Universitas Kristen
Salatiga 1956-2006.
14