SejarahPeradaban Lembah Sungai Nil
Oleh:1. Abdul Ghafar I. (01)2. Eries Kusmiandany (05)3. Paramita Prasetiyani (13)4. Titania Rofi’atin (18)
Pendahuluan
Mesir merupakan satu-satunya pusat kebudayaan tertua
di benua Afrika yang berasal dari tahun 4000 SM.Hal ini
diketahui melalui penemuan sebuah batu tulis di daerah
Rosetta oleh pasukan Perancis yang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte. Batu tulis itu berhasil dibaca oleh
seorang berkebangsaan Perancis yang bernama Jean
Francois Champollion pada tahun 1800 sehingga sejak
tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir kuno yang
berasal dari tahun 4000 SM.
1. Letak Geografis
Peradaban Lembah Sungai Nil
Mesir terletak dibagian utara benua
Afrika. Di sebelah utara berbatasan dengan
Laut Tengah, di sebelah timur berbatasan
dengan Laut Merah, di sebelah selatan
berbatasan dengan Sudan dan di sebelah
barat berbatasan dengan Lybia.
Sungai Nil terbentang dari Pegunungan
Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah
dengan panjang sekitar 6400 km. Di muara
Sungai Nil terdapat suatu delta yang luas.
Di delta tersebutlah terletak kota-kota
penting seperti Kairo, Iskandaria, Abusir
dan Rosetta
2. Seni Bangunan
Peradaban Lembah Sungai Nil
Di Mesir terdapat banyak bangunan kuno, beberapa diantaranya
seperti:a) Piramida
Piramida adalah kuburan raja-raja
Mesir kuno. Sekitar tahun 3000 SM raja – raja
Mesir membangun piramida-piramida.
Misalnya piramida yang terdapat di giza.
Dipercaya bahwa piramida ini dibangun
sebagai makam untuk firaun dinasti keempat
Mesir yaitu Cheops, Chefren dan Mekaure,
dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan
diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun
2560 SM. Piramida terbesar dan tertua adalah
Piramida Firaun Cheops. Di depan piramida ini
terdapat patung Sphinx terbesar.
Peradaban Lembah Sungai Nil
b) Sphinx
Sphinx adalah patung
seekor singa berbadan
manusia. Sphinx terbesar
adalah sphinx Giza.
c) Obeliks
Obeliks adalah tugu batu
yang tinggi, runcing dan bersegi tiga.
Di bangunan obeliks terdapat banyak
lukisan relief dan huruf Mesir kuno
yang berbentuk tulisan gambar yang
disebut hieroglyp
d) Kuil Agung Abu Simbel
Situs arkeologi yang
terdiri dari dua kuil batu di
selatan Mesir tepatnya di ujung
Danau Nasser atau sejauh 290
kilometer barat daya kota
Aswan. Bagian dalam dari kuil
besar disebut juga Kuil Ramses
II yang memiliki ketinggian yang
menjulang hingga lebih dari 55
m (sekitar 180 kaki).
Peradaban Lembah Sungai Nil
e)Kuil- Karnak luxor
Peradaban Lembah Sungai Nil
Kuil Karnak adalah kuil terbesar di zaman
Mesir kuno selama berabad-abad. Kuil Karnak bersama
Kuil Luxor menjadi pusat peribadatan masyarakat Mesir
di zaman firaun. Kedua kuil ini terletak di kota Luxor atau
pada zaman Mesir kuno disebut Thebes. Di sinilah para
penganut agama Pagan mengadakan festival tahunan
yang sangat meriah, yang disebut Festival Opet.
Jarak antara Kuil Karnak dan Kuil Luxor sekitar tiga
kilometer. Karnak di utara, sedangkan Luxor di selatan
3. Pertanian dan pengairanPeradaban Lembah Sungai Nil
Sejak jaman dulu orang-orang di Mesir telah
melakukan pertanian, karena Mesir merupakan
daerah yang subur. Mereka menanam jelai, sekoi,
gandum dan bahan-bahan sandang. Untuk
meningkatkan produksi, petani-petani Mesir pada
jaman dahulu membuat terusan-terusan dan
mengalirkan air ke ladang. Selain itu mereka juga
membangun waduk tempat penyimpanan air.
Kerajaan Mesir berkuasa dan berkembang kurang lebih
selama 3 milenium (3150 SM -31 M). Sejarahnya mengalir
melalui periode-periode yang stabil. Namun terdapat pula
periode ketidakstabilan (kemunduran) yang disebut Periode
Menengah.
Puncak kejayaan Mesir terjadi pada Zaman
Mesir Baru. Sedangkan peradaban ini berakhir setelahnya.
Tepatnya ketika bangsa Romawi menaklukan Mesir dan
menjadikannya sebagai bagian dari kerajaan Romawi.
Peradaban Lembah Sungai Nil
Peradaban Lembah Sungai Nil
Sistem pemerintahan Mesir berbentuk kerajaan yang
dipimpin seorang raja yang berkuasa penuh atas negaranya.
Raja tersebut dikenal sebagai Firaun. Firaun merupakan
Kepala Pemerintahan, Komandan militer tertinggi, pemegang
kendali tanah dan sumber daya lainnya ( diktator )
Selain Firaun dalam kerajaan Mesir terdapat pula orang
yang bertanggung jawab dalam sistem administrasi yang
disebut Wazir. Wazir merupakan tangan kanan dari Firaun. Ia
berperan mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek
pembangunan, sistem hukum dan arsip kerajaan
Kerajaan dibagi dalam 42 wilayah regional yang disebut
Nome. Setiap dipimpin oleh seorang Nomark.
Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian. Selain
sebagai tempat pemujaan, kuil juga difungsikan sebagai
tempat menyimpan dan mengumpulkan harta negara
Kerajaan Mesir kemudian dibagi berdasarkan periodisasinya
dalam 3 zaman, yaitu Zaman Kerajaan Mesir Tua,
Zaman Kerajaan Mesir Pertengahan dan Kerajaan
Mesir Baru
Peradaban Lembah Sungai Nil
Zaman Kerajaan Mesir TuaZaman Kerajaan Mesir Tua memiliki beberapa ciri – ciri, yaitu :
o Pada awalnya Kerajaan Mesir terdiri atas 2 kerajaan. Kerajaan Mesir Hulu
dan Hilir.
o 2 kerajaan tersebut kemudian dipersatukan oleh Firaun Menes.
o Raja di zaman ini biasa disebut dengan nama Nesutbiti (Raja Mesir Hulu
dan Mesir Hilir)
o Raja yang terkenal pada era ini (2800-2700 SM) adalah Raja Chufu,
Chefren dan Menkaure ( Raja yang dimakamkan didalam Piramida Giza )
o Kerajaan Mesir pada era ini melemah pada masa pemerintahan Firaun Pepi
II ( ± 2500 SM )
Peradaban Lembah Sungai Nil
Zaman Kerajaan Mesir PertengahanMasa Kerajaan Mesir Pertengahan memilki ciri – ciri :
Perpecahan yang terjadi selepas zaman kerajaan mesir tua berhasil
dipersatukan oleh Raja dari Kerajaan Thebe, yakni Firaun Sesostris III
(±1880 SM).
Firaun Sesostris III berhasil memullihkan Kerajaan Mesir dengan
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperluas Kerajaan Mesir
Raja yang terkenal selain Seostris III ialah Firaun Amenemhet III (±1800
SM). Namun setelah kepemimpinan Amenemhet III, Mesir mengalami
kemunduran dan berhasil dikuasai Bangsa Hyksos dari Asia
Peradaban Lembah Sungai Nil
Masa Kerajaan Mesir BaruMasa Kerajaan Mesir Bru memiliki ciri – ciri : Bangsa Hyksos berhasil diusir oleh Firaun Ahmosis I dari
Kerajaan Thebe. Ia berhasil merebut Kota Awaris dan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota kerajaan Mesir yang baru.
Pada Zaman ini, Kerajaan Mesir menjadikan Kekuatan Militer sebagai prioritas utama agar Mesir bisa memperluas perbatasan dan menancapkan kekuasaan atas wilayahnya
Pada Zaman Kerajaan Baru, Firaun-firaunnya berhasil membawa kesejahteraan yang terbaik dari zaman-zaman sebelumnya. Perbatasan kerajaan berhasil diamankan, hubungan diplomatis juga semakin baik. Kekuatan militer juga berkembang pesat pada era ini.
Firaun yang mengobarkan kampanye militer diantaranya adalah Firaun Thutmosis I dan cucunya Firaun Thutmosis III. Mereka berhasil meperluas kerajaan hingga daerah Asia Barat.
Peradaban Lembah Sungai Nil
Ilmu Pengetahuan dan TeknologiMasyarakat Mesir kuno sudah dapat
mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan
tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir kuno yang
hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak
waktu luang untuk menambah pengetahuan
tentang kehidupan baik yang bersifat material
maupun spiritual.
.
Peradaban Lembah Sungai Nil
MUMMIMasyarakat Mesir kuno percaya bahwa roh orang yang meninggal akan tetap
hidup dan menghuni jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak. Oleh karena itu,
pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan bermacam- macam obat dan
rempah-rempah agar tidak membusuk dan kemudian dibalut dengan
bermacam – macam kain yang dipoles dengan kapur , garam, dan perekat,
sehingga terbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.
Mummi orang kaya disimpan dalam kubur di batu-batu karang yang
dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedang mummi raja-raja disimpan dalam
bangunan kubur pengawet yang sangat megah (piramida). Sistem
penguburan dan pengawetan jenazah itu menunjukkan bahwa masyarakat
Mesir kuno sudah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Peradaban Lembah Sungai Nil
TEMBIKAR GLASIR BENINGsebelum masa keemasan di bawah kekuasaan Kerajaan lama, bangsa Mesir
kuno telah mampu mengembangkan sebuah material kilap yang dikenal
sebagai Tembikar glasir bening, yang dianggap sebagai bahan artifisial yang
cukup berharga. Tembikar glasir bening adalah keramik yang terbuat
darisilika, sedikit kapur dan soda, serta bahan pewarna, biasanya tembaga.[
Tembikar glasir bening digunakan untuk membuat manik-manik, ubin, arca,
dan lainnya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan
tembikar glasir bening, namun yang sering digunakan adalah menaruh bahan
baku yang telah diolah menjadi pasta di atas tanah liat, kemudian
membakarnya. Dengan teknik yang sama, bangsa Mesir kuno juga dapat
memproduksi sebuah pigmen yang dikenal sebagai Egyptian Blue, yang
diproduksi dengan menggabungkan silika, tembaga, kapur dan sebuah alkali
seperti natron.
Peradaban Lembah Sungai Nil
PENGOBATANLuka-luka dirawat dengan cara membungkusnya dengan
daging mentah, linen putih, jahitan, jaring, blok, dan kain yang
dilumuri madu untuk mencegah infeksi. Mereka juga
menggunakan opium untuk mengurangi rasa sakit. Bawang
putih maupun merah dikonsumsi secara rutin untuk menjaga
kesehatan dan dipercaya dapat mengurangi gejala asma. Ahli
bedah mesir mampu menjahit luka, memperbaiki tulang yang
patah, dan melakukan amputasi. Mereka juga mengetahui
bahwa ada beberapa luka yang sangat serius sehingga yang
dapat mereka lakukan hanyalah mebuat pasien merasa
nyaman menjelang ajalnya.
Peradaban Lembah Sungai Nil
PEMBUATAN KAPALBangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung
kapal sejak tahun 3000 SM. Archaeological Institute of America melaporkan bahwa
beberapa kapal tertua yang pernah ditemukan berjenis kapal Abydos. Kapal-kapal
yang ditemukan di Abydos ini dibuat dari papan kayu yang "dijahit" menggunakan
tali pengikat. Awalnya kapal-kapal tersebut diperkirakan sebagai milik Firaun
Khasekhemwy karena ditemukan dikubur bersama dan berada di dekat kamar
mayat Firaun Khasekhemwy, namun penelitian menunjukkan bawa kapal-kapal itu
lebih tua dari usia sang firaun, sehingga kini diperkirakan sebagai kapal milik firaun
yang lebih terdahulu. Menurut profesor David O'Connor dari New York University,
kapal-kapal itu kemungkinan merupakan kapal milik Firaun Aha . Namun meskipun
bangsa Mesir Kuno memiliki kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar
dan mudah dikendalikan di atas sungai Nil, mereka tidak dikenal sebagai pelaut
yang handal.
Peradaban Lembah Sungai Nil
MATEMATIKAPerhitungan matematika tertua yang ditemukan berasal dari periode Naqada, yang juga
menunjukkan bahwa bangsa Mesir ketika itu telah mengembangkan sistem
bilangan. Nilai penting matematika bagi seorang intelektual kala itu digambarkan dalam
sebuah surat fiksi dari zaman Kerajaan Baru. Pada surat itu, penulisnya mengusulkan
untuk mengadakan kompetisi antara dirinya dan ilmuwan lain berkenaan masalah
penghitungan sehari-hari seperti penghitungan tanah, tenaga kerja, dan padi. Teks
seperti Papirus Matematika Rhind dan Papirus Matematika Moskwa menunjukkan bahwa
bangsa Mesir Kuno dapat menghitung empat operasi matematika dasar — penambahan,
pengurangan, pengalian, dan pembagian — menggunakan pecahan, menghitung volume
kubus dan piramid, serta menghitung luas kotak, segitiga, lingkaran, dan bola. Mereka
memahami konsep dasar aljabar dan geometri, serta mampu memecahkan persamaan
simultan.
Matematikawan Mesir Kuno telah mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari teorema
Pythagoras. Mereka juga dapat memperkirakan luas lingkaran dengan mengurangi satu
per sembilan diameternya dan memangkatkan hasilnya:
Peradaban Lembah Sungai Nil
TULISANPada dinding kuburan para penguasa di Mesir kuno banyak dijumpai tulisan. Abjad merupakan
sumbangan masyarakat Mesir yang tak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Tulisan Mesir kuno terdiri dari jenis hieroglyph yang merupakan gambar. Bentuk itu adalah yang
tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk hieratis dan demotis yang bentuknya lebih
sederhana. Bentuk hieatis digunakan oleh kaum pendeta, sedangkan demotis oleh rakyat.
Orang-orang Mesir kuno memahat tulisan-tulisan pada batu-batu. Mereka juga menulis pada
daun papyrus dengan pena terbuat dari jerami dan sudah tentu mereka mengenal tinta.
Semula huruf Hieroglyp tidak diketahui makanya. Berkat jasa J.F Champollin maka rahasia
makna huruf Hieroglyph diketahui. Ia adalah salah satu anggota Napoleon yang menyerbu Mesir
pada tahun 1799. J.F Champollin menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah
Rosetta. Batu kemudian diberi nama batu Rosetta. Dalam batu itu memuat inskripsi 3 bahasa
yaitu Hieroglyph, Demotik, dan Yunani. Akhirnya, pada tahun 1822 J.F Champollin berhasil
menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta tersebut. Hal itu dilakukan dengan cara
membandingkan ketiga bentuk tulisan tersebut. Sejak saat itu misteri arti huruf Hieroglyph dapat
terpecahkan
Peradaban Lembah Sungai Nil
ASTRONOMI/PENANGGALAN• Pada tahun 2776 SM, mereka sudah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran
matahari. Mereka membagi setahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari.
Awalnya mereka menggunakan kalender bulan berdasarkan siklus ( peredaran ) bulan
selama 29 1/2 hari. Namun , karena dianggap kurang tepat sistem tersebut ditinggalkan.
Mereka kemudian menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing ( siklus )
yang mucul setiap tahun. Mereka menghitung lamanya 1 tahun adalah 12 bulan , 1 bulan
adalah 30 hari, dan 1 tahun adalah 365 hari , yaitu 12 × 30 hari lalu ditambah 5 hari.
• Mereka sudah pula mengenal adanya tahun kabisat. Perhitungan ini sama dengan yang kita
gunakan sekarang, yaitu Tahun Syamsiah ( sistem solar ) . Perhitungan kalender Mesir
dengan sistem solar kemudian diadopsi ( diambil alih ) oleh Bangsa Romawi. Kalender
tersebut kemudian menjadi Kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan Bangsa
Arab Kuno mengambil alih dengan sistem lunar ( peredaran bulan ) menjadi tarik hijriah.
• Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomiatau ilmu perbintangan yang berkaitan
erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakn bintang sebagai patokan
untuk menentukan musim atau saat saat bercocok tanam dan sebagainya. Pengetahuan
tentang ilmu perbintangan seperti ini dikenal hampir di seluruh dunia.
Peradaban Lembah Sungai Nil
SISTEM PEMERINTAHAN MESIRSistem pemerintahan Mesir berbentuk kerajaan yang dipimpin
seorang raja yang berkuasa penuh atas negaranya. Raja
tersebut dikenal sebagai Firaun. Firaun merupakan Kepala
Pemerintahan, Komandan militer tertinggi, pemegang kendali
tanah dan sumber daya lainnya ( diktator )
Selain Firaun dalam kerajaan Mesir terdapat pula orang yang
bertanggung jawab dalam sistem administrasi yang disebut
Wazir. Wazir merupakan tangan kanan dari Firaun. Ia
berperan mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek
pembangunan, sistem hukum dan arsip kerajaan
Peradaban Lembah Sungai Nil
Kerajaan dibagi dalam 42 wilayah regional yang disebut nome.
Setiap dipimpin oleh seorang nomark.
Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian. Selain
sebagai tempat pemujaan, kuil juga difungsikan sebagai
tempat menyimpan dan mengumpulkan harta Negara
Kerajaan Mesir kemudian dibagi berdasarkan periodisasinya
dalam 3 zaman, yaitu Zaman Kerajaan Mesir Tua, Zaman
Kerajaan Mesir Pertengahan dan Kerajaan Mesir Baru
Peradaban Lembah Sungai Nil
ZAMAN KERAJAAN MESIR TUAPada awalnya kerajaan mesir terdiri atas 2 kerajaan. Kerajaan
Mesir Hulu dan Hilir.
2 kerajaan tersebut kemudian dipersatukan oleh Firaun
Menes.
Raja di zaman ini biasa disebut dengan nama Nesutbiti (Raja
Mesir Hulu dan Mesir Hilir)
Raja yang terkenal pada era ini (2800-2700 SM) adalah Raja
Chufu, Chefren dan Menkaure
•Kerajaan Mesir pada era ini melemah pada masa
pemerintahan Firaun Pepi II (±2500 SM)
Peradaban Lembah Sungai Nil
ZAMAN KERAJAAN MESIR PERTENGAHAN
Perpecahan yang terjadi selepas zaman kerajaan mesir tua berhasil
dipersatukan oleh Raja dari Kerajaan Thebe, yakni Firaun Sesostris III
(±1880 SM).
Firaun Sesostris III berhasil memullihkan Kerajaan Mesir dengan
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperluas Kerajaan Mesir
Raja yang terkenal selain Seostris III ialah Firaun Amenemhet III
(±1800 SM). Namun setelah kepemimpinan Amenemhet III, Mesir
mengalami kemunduran dan berhasil dikuasai Bangsa Hyksos dari
Asia
Peradaban Lembah Sungai Nil
ZAMAN KERAJAAN MESIR BARUBangsa Hyksos berhasil diusir oleh Firaun Ahmosis I dari
KerajaanThebe. Ia berhasil merebut Kota Awaris dan menjadikan kota
tersebut sebagai ibukota kerajaan Mesir yang baru. Pada Zaman ini,
Kerajaan Mesir menjadikan Kekuatan Militer sebagai prioritas utama
agar Mesir bisa memperluas perbatasan dan menancapkan
kekuasaan atas wilayahnya
Pada Zaman Kerajaan Baru, Firaun-firaunnya berhasil
membawa kesejahteraan yang terbaik dari zaman-zaman
sebelumnya.Perbatasan kerajaan berhasil diamankan, hubungan
diplomatis juga semakin baik. Kekuatan militer juga berkembang
pesat pada era ini.
Peradaban Lembah Sungai Nil
Firaun yang mengobarkan kampanye militer diantaranya
adalah Firaun Thutmosis I dan cucunya Firaun Thutmosis III.
Mereka berhasil meperluas kerajaan hingga daerah Asia Barat.
Berikut beberapa Firaun yang berkuasa selepas meninggalnya
Thutmosis III:
1. Amenhotep II, Berkuasa menggantikan Thutmosis III
2. Thutmosis IV, Firaun ini berhasil mengembangkan
hubungan diplomatis ke beberapa wilayah di sekitar Mesir
3. Amenhotep IV, Firaun ini membawa kepercayaan
monotheis. Pada masa kepemimpinannya ibukota kerajaan
dipindahkan ke kota Al Amarna.
Peradaban Lembah Sungai Nil
4.Firaun Ramses II, Ia dikenal sebagai Firaun yang tangguh
karena ia berhasil memperluas wilayah mesir dan berhasil
mengalahkan bangsa Hittit yang mengacau di Asia Barat
5.Firaun Ramses III, Firaun terakhir mesir. Mesir mengalami
kemunduran dan dikuasai bangsa asing setelah ia
meninggal
Peradaban Lembah Sungai Nil
KEPERCAYAAN KERAJAAN MESIR
• Penduduk Mesir menyembah banyak dewa yang dianggap sebagai
Tuhan atau biasa dikenal dengan sebutan ajaran Polytheis
• Dewa tersebut antara lain:
o Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi
o Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
o Dewa Anubis sebagai dewa kematian
o Dewa Apis, dewa yang berwujud sapi
o Dewa Ra, yang kemudian pada masa Amenhotep IV diesakan
dan dikenal sebagai Dewa Amon-Ra
Peradaban Lembah Sungai Nil
PENINGGALAN KERAJAAN MESIR
Tulisan Hieroglyph, tulisan ini di kemudian hari dikenal sebagai
tulisan hierotis (bagi kaum pendeta) dan tulisan demotis (yang
digunakan oleh rakyat)
Piramida, mulai dibangun pada tahun 3000 SM. Piramid terbesar
adalah Piramida Raja Cheops (Piramida Giza) yang memiliki tinggi
137 m yang dijaga patung Sphinx di depannya
Ilmu Matematika, Bangsa Mesir sudah mengenal ilmu Geometri,
bagaimana menghitung volume Piramida, Silinder bahkan bumi.
Selain itu mereka juga telah mengenal Phytagoras
Peradaban Lembah Sungai Nil
1. Sphinx, patung singa yang didirikan sebagai penjaga di depan
Piramida. Kepala Sphinx melambangkan kebijaksanaan Firaun,
sedangkan badannya merupakan simbol kekuatan Firaun.
2. Obelisk, merupakan tugu yang dibangun untuk memuja dewa
matahari (Amon-Ra)
3. Mummi, merupakan jenazah bangsawan atau Firaun yang
diawetkan.
4. Kota-kota kuno di Mesir, di kota-kota ini terdapat beberapa
peninggalan berupa kuil atau istana-istana pada masa kerajaan
Mesir kuno. Kota tersebut antara lain:
Peradaban Lembah Sungai Nil
Kota Gizeh
Kota Deir el Bahri
Kota Abu Simbel
Kota Memphis
Kota Thebe
Di daerah karnak menjadi basis pembangunan kuil untuk
memuja dan mengkultuskan Dewa Amun
Di Abu Simbel terdapat kuil yg dibuat ramses II
Peradaban Lembah Sungai Nil
DAFTAR PUSTAKA1. Id.wikipedia.org
2. Wayan Badrika, I.2006.SEJARAH untuk SMA Kelas
X.Jakarta:Erlangga
3. http://izwanariq.blogspot.com/2013/01/sejarah-mesir.html
4. www.google.com
Top Related