0
SCAN NUPTK
SCAN NPWP
1
SCAN SURAT KETERANGAN SEHAT
2
SCAN LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA
Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada Android sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif di SMA Negeri 2 Kuta (Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)
Topik : Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
Nama Penulis : Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd. Tempat, Tanggal Lahir : Badung, 28 Juli 1988 NUPTK : 6060-7666-6711-0023 NPWP : 66.319.067.6-905.000 Email : [email protected] Telpon : 082145907502 Instansi : SMA Negeri 2 Kuta Telpon Instansi : (0361) 704966 Email Instansi : [email protected] saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar karya denganjudul yang tersebut diatas merupakan karya original (hasil karya sendiri) dan belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan ”Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016“ yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya bersedia untuk didiskualifikasi dari perlombaan ini sebagaibentuk tanggung jawab saya.
Kuta, 16 November 2016 Yang membuat pernyataan, Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd. NIP. -
Mengetahui Kepala SMA Negeri 2 Kuta, Drs. I Putu Jaya Kusuma, M. Pd. NIP. 19591231 198703 1 180
0
PEMANFAATAN APLIKASI WAZE SOCIAL GPS MAPS AND TRAFFIC
PADA ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA INOVATIF
DI SMA NEGERI 2 KUTA
(Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)
Topik:
Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
Makalah Ini Diajukan Guna Mengikuti Kegiatan Simposium Guru dan
Tenaga Kependidikan Tahun 2016
Oleh:
Didik Juliawan, S. Pd., M. Pd.
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BADUNG
SMAN NEGERI 2 KUTA
Jln. Pura Dalem Kedonganan, Kuta, Badung, Bali
Telepon (0361) 704966, Fax. (0361) 704966
Tahun 2016
1
PEMANFAATAN APLIKASI WAZE SOCIAL GPS MAPS AND TRAFFIC
PADA ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA INOVATIF
DI SMA NEGERI 2 KUTA
(Studi pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)
A. Pengantar
Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses
belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik peserta didik
(Septriana & Handoyo, 2006). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas,
2003).
Ditilik secara lebih mendalam, pembelajaran fisika memiliki tujuan
sebagaimana yang tersirat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yaitu pembelajaran yang membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan
sejumlah kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, pembelajaran fisika juga bertujuan yakni memperbaiki kemampuan
siswa untuk menggunakan pemahaman konsep fisika mereka dalam
memecahkan permasalahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Dufresne &
Gerace, 2004).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa harapan tumbuhnya sifat kreatif dan
antisipatif guru fisika di sekolah dalam praktek pembelajaran untuk
memaksimalkan peranan siswa dewasa ini masih belum optimal. Hal ini terjadi
mulai dari bangku pendidikan formal paling rendah hingga perguruan tinggi.
Kekurangaktifan siswa yang terlibat dalam pembelajaran dapat terjadi karena
metode yang digunakan kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung.
Pembelajaran di kelas masih banyak didominasi oleh guru, sehingga kurang
mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik. Siswa
hanya menghafal rumus, istilah-istilah tanpa tahu kegunaan dan aplikasinya di
2
kehidupan sehari-hari, sehingga fisika menjadi identik dengan rumus (Popov,
2006).
Patut diakui bahwa hasil-hasil pendidikan di Indonesia masih jauh dari
harapan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam persaingan
global, terutama di bidang sains. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
khususnya di bidang sains dan matematika ditunjukkan dari penelitian yang
dilakukan oleh The Third International Mathematics and Science Study-Repeat
(TIMSS-R) yang melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat 32 untuk
sains dan peringkat 34 untuk matematika dari 38 negara yang disurvei di Asia
(Lubis, 2008). Penelitian dari Efendi (2010) tentang kemampuan fisika siswa
Indonesia dalam TIMSS (Trend of International on Mathematics and Science
Study) juga menunjukkan tiga fakta penting, yaitu: (1) rata-rata capaian siswa
Indonesia baik ditinjau dari aspek kognitif (knowing, applying, reasoning) masih
rendah yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia rata-rata masih
berada pada kemampuan knowing yaitu kemampuan dalam memperlihatkan
pengetahuan tentang alat, metode, dan prosedur fisika, (2) kecenderungan
capaian fisika siswa Indonesia selalu menurun pada tiap aspek kognitif yang
mengindikasikan bahwa kemampuan fisika siswa Indonesia harus ditingkatkan
pada semua aspek, khususnya aspek reasoning dengan cara membekalkan pada
siswa kemampuan berpikir tingkat tinggi dan mencermati data yang disajikan
dalam berbagi bentuk tampilan, dan (3) capaian rata-rata fisika siswa Indonesia
masih di bawah rata-rata Internasional yang menunjukkan bahwa kemampuan
fisika siswa Indonesia masih ada di bawah siswa Internasional. Selain itu, tahun
2011, HDI Indonesia berada di No.124 dari 187 Negara. Sedangkan di Asia
Pasifik, Indonesia berada di No.12 dari 21 Negara. Kenyataan ini tergambar pada
laporan United Nations Development Program (UNDP) yang dipublikasikan dalam
Human Development Report 2011.
Paradigma lama dalam dunia pendidikan, mengenai proses belajar
mengajar mengatakan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas kosong
yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Proses
pembelajaran yang bersifat konvensional ini kegiatan pembelajarannya melibatkan
guru, siswa, dan materi pokok pembelajaran yang terkandung di dalam buku ajar.
Meskipun dewasa ini eksperimen di kelas sudah sering dilakukan, namun
3
pembelajaran masih berpusat pada guru. Dampak dari pembelajaran seperti ini
adalah siswa yang pasif, yaitu siswa yang lebih mengandalkan alat dan bekerja
hanya pada saat tugas merupakan tugas akhir yang sangat menentukan nilai
(Wenning & Wenning, 2006). Hal ini mencerminkan kurangnya minat dan motivasi
siswa untuk belajar fisika. Guru masih dominan dan siswa resisten pada model
pembelajaran konvensional ini. Guru masih menjadi pemain dan siswa penonton,
guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang
susah diubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum
berubah menjadi paradigma membelajarkan siswa.
Diperlukan media pembelajaran inovatif dalam pembelajaran fisika yang
dapat membawa ke arah peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan, mampu
mengembangkan potensi secara utuh, dan melakukan pendekatan baru terhadap
situasi untuk memecahkan masalah melalui penanaman pemahaman konsep dan
kemampuan memahami situasi kontekstual di sekitar kehidupan siswa. Proses
pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik (Ibnu, 2007).
Berbagai inovasi pembelajaran dikembangkan untuk mengantisipasi
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan
perkembangan jaman yang semakin menganut paham modernisasi dan
westernisasi, aplikasi Android saat ini sedang populer dan menjadi salah satu
sistem aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Salah satu aplikasi
Android yang dapat dimanfaatkan adalah Waze Social GPS Maps and Traffic.
Waze adalah aplikasi yang memanfaatkan penggunanya untuk berbagi dan
mengetahui situasi lalu lintas sekaligus menyajikan navigasi, bak perangkat Global
Positioning System (GPS). Waze mengandung beberapa informasi khusus yang
dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Fisika khususnya topik Gerak dan
Energi. Aplikasi inidiharapkan dapat digunakan sebagai media alternatif yang
interaktif selain buku, sehingga menarik minat siswa dalam mempelajari Fisika.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, judul karya tulis ini adalah
“Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic pada Android
4
sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif di SMA Negeri 2 Kuta (Studi
pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan dan Energi Kinetik)”.
B. Masalah
1. Bagaimanakah pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic
pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif di SMA Negeri 2
Kuta untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan (GLB)?
2. Bagaimanakah pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic
pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif di SMA Negeri 2
Kuta untuk pokok bahasan energi kinetik?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social
GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika
inovatif di SMA Negeri 2 Kuta?
C. Pembahasan dan Solusi
C.1 Pengaplikasian Piranti Lunak Waze Social GPS Maps and Traffic pada
Pokok Bahasan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Piranti lunak ini dapat diaplikasikan pada pokok bahasan Gerak Lurus
Beraturan (GLB) di Kelas X Semester Ganjil. Peneliti menerapkan di kelas X MIPA
5 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Kurikulum yang digunakan di kelas X
adalah Kurikulum Tahun 2013. Siswa memprediksi melalui aplikasi Waze besar
kecepatan yang diperlukan oleh siswa untuk menuju ke suatu lokasi yang mereka
inginkan.
Adapun aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk menentukan besar
kecepatan, yakni sebagai berikut.
a. Menentukan dasar teori yang dipakai sebagai acuan untuk
menentukan besar kecepatan pada Gerak Lurus Beraturan (GLB).
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika
kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan
dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan dan arah
kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan.
5
Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan
kecepatan konstan 10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur
sejauh 10 meter setiap sekon. Karena kecepatannya konstan maka setelah
2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20 meter, setelah 3
sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter, dan seterusnya.
Gerak lurus beraturan adalah suatu gerak yang berkecepatan konstan pada
lintasan yang lurus.Gerak lurus beraturan (GLB) memiliki ciri-ciri, yaitu:
a. Bergerak pada lintasan lurus.
b. Kecepatannya konstan.
c. Percepatannya sama dengan nol.
Persamaan umum untuk kecepatan pada gerak lurus beraturan, yaitu:
………………………… (1)
Keterangan :
v = kecepatan benda (m/s)
x0 = kedudukan awal benda (m)
x = kedudukan akhir benda (m)
t0 = waktu pada saat benda berada pada kedudukan awal (s)
t = waktu pada saat benda berada pada kedudukan akhir (s)
Jika awalnya benda itu diam atau pada saat benda berada pada
kedudukan awal sama dengan nol (x0 = 0), waktunya sama dengan nol (t0 =
0), maka persamaan (1) menjadi:
………………………… (2)
Keterangan :
v = kecepatan benda (m/s)
x = kedudukan akhir benda (m)
t = waktu pada saat benda berada pada kedudukan akhir (s)
0
0
tt
xx
t
xv
t
xv
6
b. Mengunduh dan menginstal program Waze.
Gambar 1. Tampilan Waze Gambar 2. Bergabung dengan Waze
c. Mengaktifkan GPS dan menjalankan program Waze.
Gambar 3. Navigasi Waze Gambar 4. Pemilihan Lokasi
d. Menentukan 10 lokasi yang ingin dituju oleh siswa dengan mengetik pada
menu search. Contoh tampilan lokasi yang dituju oleh siswa tersaji pada
Gambar 5, 6, dan 7.
Gambar 5. Surya Husada Gambar 6. Carrefour Gambar 7. Pandawa Beach
7
e. Mencatat data yang tersaji pada aplikasi Waze berupa waktu tempuh dan
jarak yang ditempuh.
f. Melakukan perhitungan secara manual ataupun dengan bantuan program
Microsoft Excel. Salah satu contoh hasil tugas siswa terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Siswa Menentukan Kecepatan dengan Waze
No. Lokasi Jarak (km)
Waktu (jam)
Kecepatan (km/jam)
Kecepatan (m/s)
1. Hotzone GWK 1,8 0,083 21,7 6,02
2. Dreamland 13 0,500 26 7,2
3. Carrefour Imam Bonjol
8,3 0,300 27,67 7,7
4. Klinik Surya Husada 7,4 0,267 27,75 7,71
5. MBG 8,7 0,300 29 8,06
6. Pandawa beach 11 0,550 20 5,56
7. Jalan Puri Gading 6,3 0,267 23,63 6,56
8. Pizza Hut Denpasar 11 0,467 23,57 6,55
9. Kuta Beach 7,6 0,467 16,29 4,52
10. Mall Benoa Square 1,1 0,067 16,5 4,58
Keterangan: Penentuan jarak dan waktu melalui aplikasi Waze dilakukan dari kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kuta
C.2 Pengaplikasian Piranti Lunak Waze Social GPS Maps and Traffic pada
Pokok Bahasan Energi Kinetik
Piranti lunak Waze ternyata juga dapat diaplikasikan pada pokok bahasan
Energi Kinetik di Kelas XI IPA Semester Genap. Peneliti menerapkan di kelas XI
IPA 4 dengan jumlah siswa sebanyak 36 Siswa. Kurikulum yang digunakan di
kelas XI adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Siswa diberikan
tugas untuk memprediksi melalui aplikasi Waze energi kinetik yang diperlukan
oleh siswa untuk menuju ke suatu lokasi yang mereka ingin kunjungi.
Adapun aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk menentukan besar
energy kinetic, yakni sebagai berikut.
a. Menentukan dasar teori yang dipakai sebagai acuan untuk
menentukan besar energi kinetik.
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang
bergerak. Energi kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus dengan
8
massa benda dan kuadrat kecepatannya. Persamaan umum untuk energi
kinetik, yakni:
2
2
1mvE k ………………………… (3)
Keterangan:
Ek = Energi kinetik (Joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
b. Mengunduh dan menginstalnya program Waze terlebih dahulu.
Gambar 8. Tampilan Waze di Android Gambar 9. Bergabung dengan Waze
c. Mengaktifkan GPS dan menjalankan program Waze.
Gambar 10. Navigasi Waze Gambar 11. Pemilihan Lokasi
9
d. Menentukan 10 lokasi yang ingin dituju oleh siswa dengan mengetik
pada menu search. Contoh tampilan lokasi yang dituju oleh siswa
tersaji pada Gambar 12, 13, dan 14.
Gambar 12. RTC Computer Gambar 13. GWK Gambar 14. Taman Ujung
e. Mencatat data yang tersaji pada aplikasi Waze berupa waktu tempuh dan
jarak yang ditempuh.
f. Melakukan perhitungan secara manual ataupun dengan bantuan program
Microsoft Excel. Salah satu contoh hasil tugas siswa terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Siswa Menentukan Energi Kinetik dengan Waze
No Lokasi Massa
(kg) Jarak(km)
Waktu (jam)
Kecepatan (km/jam)
Kecepatan (m/s)
Energi Kinetik
(J)
1. RTC Computer Center
159 15 0,63 23,8 6,61 3.473,5
2. Galeri XXI 159 10 0,35 28,57 7,93 4.999,3
3. Muaya Beach
159 2,5 0,15 16,66 4,62 1.696,8
4. Bandar Udara Ngurah Rai
159 8,5 0,33 25,75 7,15 4.064,2
5. Gelael Kuta 159 7,9 0,31 25,48 7,07 3.973,8
6. Gilimanuk 159 110 3,18 34,7 9,63 7.372,5
7. KFC Singaraja
159 94 2,57 36,57 10,1 8.109,7
10
No Lokasi Massa
(kg) Jarak(km)
Waktu (jam)
Kecepatan (km/jam)
Kecepatan (m/s)
Energi Kinetik
(J)
8. Taman Ujung Karangasem
159 78 2 39 10,8 9.272,8
9. UNUD 159 3,6 0,16 22,5 6,25 3.105,4
10. GWK 159 5,2 0,25 20,8 5,77 2.646,7 Keterangan: Penentuan jarak dan waktu melalui aplikasi Waze dilakukan
oleh salah seorang siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Kuta. Kendaraan yang diasumsikan adalah Motor Honda Vario 150 ESP dengan spesifikasi massa 109 kg digabung dengan massa tubuh siswa sebesar 50 kg.
C.3 Respon Siswa Terhadap Pemanfaatan Aplikasi Waze Social GPS Maps
and Traffic pada Android Sebagai Media Pembelajaran Fisika Inovatif
Data hasil respon respon siswa terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social
GPS Maps and Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif
tertera seperti dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Survei Respon Siswa SMA Negeri 2 Kuta terhadap PemanfaatanAplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic
Respon Persentase (%) Setuju 75.15 %
Kurang Setuju 16.06 % Ragu-Ragu 4.24 % Tidak Tahu 4.24%
Tabel 3 merupakan hasil data penelitian melalui survei secara acak
terhadap 35 siswa kelas X MIPA 5 dan 36 siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2
Kuta tentang waze. Jika dikonversi dalam persentase, maka akan diperoleh hasil
75,15% setuju, sebanyak 16,06% kurang setuju, sebanyak 4,24% ragu-ragu, dan
4,24 % tidak tahu. Berdasarkan data tersebut, Berdasarkan kriteria respon
menurut Khabibah (2006) dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memberikan respon positif dari siswa terkait penerapan media pembelajaran
menggunakan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic.
11
C.4 Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat dikatakan bahwa software Waze
social GPS MAPS and traffic pada android dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran fisika inovatif pada pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Kuta,
khususnya untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan dan energi kinetik.
Aktivitas siswa di kelas terlihat lebih aktif, dimana siswa dapat memanfaatkan
program Waze dengan mudah untuk pembelajaran pada pokok bahasan gerak
lurus beraturan (GLB) dan Energi Kinetik. Penerapan software Waze social GPS
MAPS and traffic yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran diorientasikan untuk pengembangan keterampilan berpikir siswa,
pengaktifan pengetahuan awal siswa, belajar bagaimana belajar, belajar tentang
dunia nyata berbasis penyelidikan. Hal ini sejalan dengan peranan model
pembelajaran kooperatif, yakni membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuan kognitif. Karena model ini melibatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas, seperti mengidentifikasi informasi yang
relevan dengan topik penelitian mereka, menerapkan pengetahuan untuk
masalah-masalah baru dengan menggunakan kesimpulan untuk merumuskan
jawaban dan mengevaluasi kinerja penyelidikan orang lain (Doymuş et al., 2009).
Proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan guru dapat
mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mediator.
D. Kesimpulan dan Harapan Penulis
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Software Waze
social GPS MAPS and traffic pada android dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran fisika inovatif pada pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Kuta,
khususnya untuk pokok bahasan gerak lurus beraturan dan energi kinetik. Siswa
dapat memanfaatkan program Waze dengan mudah untuk pembelajaran pada
pokok bahasan gerak lurus beraturan (GLB) dan Energi Kinetik. Responden
memberikan respon positif terkait penerapan media pembelajaran menggunakan
aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic, yakni 75,15% setuju, sebanyak
16,06% kurang setuju, sebanyak 4,24% ragu-ragu, dan 4,24 % tidak tahu.
Adapun rekomendasi yang penulis harapkan yaitu: (1) Bagi guru
diharapkan dapat memanfaatkan aplikasi Waze Social GPS Maps and Traffic
12
pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif, dan (2) Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta dapat berguna bagi seluruh pihak
yang berkepentingan terhadap pemanfaatan aplikasi Waze Social GPS Maps and
Traffic pada android sebagai media pembelajaran fisika inovatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta.
Doymuş, K. Şimşek, U. Karaçop A & Ada, Ş. 2009. Effects of Two Cooperative
Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry. Word Applied Sciences Journal. 7(1): 34-42
Dufresne, R. J., & Gerace, W. J. 2004. Assessing-to-learn: Formative assessment
in physics instruction. The Physics Teacher. 42. 428-433. Efendi, R. 2010. kemampuan fisika siswa indonesia dalam timss (trend of
international on mathematics and science study). Makalah. Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA di Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibnu, S. 2007. Menyikapi KTSP sebagai tantangan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang lebih baik. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2(2). 51-56. Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan
Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Tidak Dipublikasikan. Tesis. Pasca Sarjana Unesa.
Lubis, F. R. 2008. Mendongkrak human development indonesia (HDI) atau indeks
pembangunan manusia (IPM) melalui program pendidikan keaksaraan. Tersedia pada http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/index. php?dir=1&idStatus=0&PHP SESSID=909ac7122495912b50586eef91cbb6ee. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2016.
Popov, O. 2006. Developing outdoor activities and a website as resources to
stimulate learning physics in teacher education. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 18-23.
Septriana, & Handoyo. 2006. Penerapan think pair share (TPS) dalam pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi belajar geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2(1). 47-50.
Wenning, C. J., & Wenning, R. E. 2006. A generic model for inquiry-oriented labs
in postsecondary introductory physics. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 24-33.
14
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Gambar 15. Guru Menerangkan Langkah-langkah Pengaplikasian Waze
Gambar 16. Guru Menerangkan Teori Pembelajaran
15
Gambar 17. Siswa Menginstal Program Waze
Gambar 18. Siswa Menentukan Lokasi dengan Waze
16
Gambar 19. Siswa Memasukkan Data dari Aplikasi Waze ke LKS
Gambar 20. Siswa Memasukkan Data dari Aplikasi Waze ke LKS
17
Gambar 21. Siswa Menganalisis Data Hasil Pengamatan
Gambar 22. Siswa Presentasi
18
Lampiran 2. Contoh Kuisioner yang Disebarkan Kepada Siswa
No Pertanyaan S KS R TS
1 Pemanfaatan aplikasi Waze sebagai media pembelajaran fisika inovatif sudah terlaksana dengan baik.
2 Aplikasi Waze membuat kecintaan pada Pariwisata Bali menjadi semakin melekat dalam diri saya.
3 Aplikasi Waze menambah wawasan Anda mengenai objek Pariwisata di Bali.
4 Saya lebih mudah memahami pelajaran setelah guru menggunakan media pembelajaran Waze
5 Saya merasa bosan jika kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan media pembelajaran Waze
6 Penggunaan media pembelajaran Waze memberi pengaruh yang sangat besar dalam menerima pembelajaran fisika
7 Saya lebih bersemangat mengikuti pelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran Waze
8 Saya lebih rajin belajar karena media pembelajaran Waze membuat saya menyukai pelajaran fisika
9 Saya tidak merasa tegang atau takut selama mengikuti kegiatan belajar fisika dengan media pembelajaran Waze
10 Penggunaan media pembelajaran Wazemembuat variasi pengajaran dari guru menjadi lebih inovatif
Keterangan: S = setuju KS = kurang setuju R = ragu-ragu TS = tidak setuju
19
Lampiran 3. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Didik Juliawan, dilahirkan di Desa Pecatu, Kuta
Selatan, Kabupaten Badung, tanggal 28 Juli 1988 dari
pasangan I Wayan Gargita dan Ni Ketut Sinar. Memulai
pendidikan formal di SD Negeri 3 Pecatu, tamat tahun
2000. Setelah lulus dari sekolah dasar (SD), melanjutkan
ke SMP Ngurah Rai Pecatu, tamat tahun 2003. Kemudian,
melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kuta Selatan, tamat tahun
2006. Melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus
(PMJK) diterima sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA,
Undiksha, tamat tahun 2010. Melanjutkan pendidikan S2 di Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha dengan mengambil Program Studi Pendidikan
Sains, tamat tahun 2012.
Selepas tamat S1 Jurusan Pendidikan Fisika, mulai mengajar sebagai guru
honorer (tidak tetap) di SMA Negeri 2 Kuta dengan mengajar fisika, pembina
Karya Ilmiah Remaja, dan pembina kelompok fisika.
Beberapa organisasi yang pernah penulis ikuti, seperti (1) Sekretaris I
KMHD YBV Undiksha periode 2008-2009, (2) Koordinator Bidang I Jurusan
Pendidikan Fisika masa bakti 2008-2009, (3) Ketua Sekaa Teruna Widya Dharma
Banjar Adat Tengah Pecatu Periode 2010-2013.
Berbagai prestasi yang pernah diraih, yaitu (1) Juara II Lomba Karya Tulis
Guru SMA/SMK Se-Bali di Jurusan Budidaya Kelautan Undiksha Tahun 2010 dan
(2) Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru Tingkat Nasional Kementrian
Perhubungan Darat Tahun 2013.
Top Related