i
PENGARUH MEDIA DAN UKURAN ANAKAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KUALITAS SAPIHAN ARWOB
(Dodonea Sp)
Oleh
KOSTANTINA RUMPAIDUS
PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2009
ii
PENGARUH MEDIA DAN UKURAN ANAKAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KUALITAS SAPIHAN ARWOB
(Dodonea Sp)
KOSTANTINA RUMPAIDUS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan
Universitas Negeri Papua
PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN
JURUSAN BUDIDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2009
iii
RINGKASAN
Kostantina. Rumpaidus, Pengaruh Media Dan Ukuran Anakan Terhadap
Pertumbuhan Dan Kualitas Sapihan Arwob (Dodonea Sp) Dibawah Bimbingan
Ir. Widodo M. P dan Nuni Ferawati S.Hut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan ukuran
anakan (jumlah daun) terhadap pertumbuhan dan kualitas sapihan arwob
(Dodonea Sp). Penelitian ini dilaksanakan di Amban yang berlangsung selama 2
bulan dari tanggal 20 Agustus sampai 15 Oktober 2008, menggunakan metode
deskriptif dengan teknik observasi dimana semai yang digunakan sebanyak 90.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanah tanpa perlakuan dan
media tanah + pasir + pupuk kandang memberikan pengaruh yang sama terhadap
pertumbuhan dan kualitas yang terbaik terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi
pertumbuhan diameter dan kekokohan semai arwob (Dodonea Sp).
Ukuran semai tidak memberikan pengaruh terhadap persen hidup,
pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter dan kekokohan semai arwob
(Dodonea Sp).
iv
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PENGARUH MEDIA DAN UKURAN ANAKAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS
SAPIHAN ARWOB ( Dodonea Sp)
NAMA : KOSTANTINA RUMPAIDUS
NIM : 200345022
FAK/JURUSAN : KEHUTANAN/ BUDIDAYA HUTAN
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Ir. Widodo, M.P Nuni Ferawati, S.Hut
Ketua Anggota
Mengetahui :
Ketua Jurusan Budidaya Hutan Dekan Fakultas Kehutanan
Nuni Ferawati, S. Hut Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si
Tanggal Lulus : 31 Juli 2009.
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Manokwari pada tanggal 11 Januari 1985, yang
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari Ayah bernama Abner
Rumpaidus dan Ibu bernama Paulina Baransano.
Tahun 1989 penulis mengawali pendidikan di TK Bayangkari Biak. Pada
tahun 1991 penulis melanjutkan studi di Sekolah Dasar Negeri 01 Biak. Tahun
1997 penulis melanjutkan ke sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Yayasan
Pendidikan Kristen Biak. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan studi di sekolah
menengah Umum Negeri 2 Biak dan tamat pada tahun 2003.
Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas
Kehutanan Universitas Negeri Papua Jurusan Budidaya Hutan dan Program Studi
Budidaya Hutan melalui jalur SPMB.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis naikkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih
dan anugerah-Nya sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Tulisan yang berjudul
Pengaruh Media dan Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas
Sapihan Arwob (Dodonea Sp). merupakan salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus - tulusnya kepada Bapak Ir Wododo M.P. dan Ibu Nuni Ferawati S.Hut.
selaku pembimbing yang bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyelesaian tulisan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ingin sampikan kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Papua, Dekan Fakultas Kehutanan, Ketua
Jurusan dan Program Studi Budidaya Hutan dan seluruh staf atas bantuan
dan fasilitas yang diberikan pada penulis dalam menyelesaikan studi di
Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua.
2. Bapak Agustinus Murdjoko yang bersedia menjadi dosen wali dan seluruh
dosen Budidaya Hutan atas dukungannya.
3. Bapak Ir. A. Rumbino M.P, Bapak Nunang L May S.Hut, Ibu Aditya
Rahmadaniarti S.Hut dan Bapak Jimmi Wanma S.Hut atas masukan-
masuknnya.
4. Bapak Petrus Baransano sekeluarga, Bapak Jonatan Rumere sekeluarga
dan Bapak Onesimus Kambuaya sekeluarga, Bapak Beni Rumsayor
sekeluarga, Bapak Mambraku sekeluarga, Bapak Maikel Baransano,
vii
Bapak Marten Rumpaidus sekeluarga dan Bapak Jefri Sapan sekeluarga
atas perhatian nasihat dan doanya.
5. Kakak – kakakku : Abigael, Sira, Mercy, Ani, Yunus, Yeni, Male, Hagar,
Anton, Eko, Yasinta dan Dita atas dukungan doa dan semangat serta
materi yang sangat membantu.
6. Sahabat - sahabat seperjuanganku yang terkasih : Selviana, Yunita, Heidi,
Arin, Jeverson, Afizah, Arfanita, Ona, Teo, Ulis, Chaki, Nakin, Astri,
Soni, Eding, Diana serta anak-anak Fandrig (Forester 2003) atas
kekompakannya.
7. Adik - adik kost tercinta : Meri, Novita, Yuli, Orpa Ulan, Orgenes,
Glen,Delila dan Novel atas dukungan semangatnya.
Tulisan ini merupakan penghargaan khusus buat yang terkasih Bapak dan
Mama serta adik- adikku Berto, Maria dan Samuel tak lupa kekasihku,
Demianus yang tak jemu berdoa dan selalu mengasihi serta memberikan
semangat juangku. Kalian adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan bagiku.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Besar harapan
penulis kirannya tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Manokwari, 31 Juli 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
RINGKASAN ….. ................................................................................................ … i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Masalah .......................................................................................................... 2
Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Risalah Umum Arwob (Dodonea Sp) ............................................................ 4
Persemaian ..................................................................................................... 5
Media Persemaian ........................................................................................... 6
Peranan Media Terhadap Pertumbuhan Semai .............................................. 6
Pertumbuhan Tanaman ................................................................................... 10
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Semai .............................. 11
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ......................................................................................... 13
Bahan dan Alat .............................................................................................. 13
Metode Penelitian ........................................................................................... 13
Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 13
Variabel Pengamatan ..................................................................................... 15
Analisis Data .................................................................................................. 16
ix
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persen Hidup Semai ........................................................................................ 17
Pengaruh Media Sapih terhadap Persen Hidup Semai Arwob ........................ 18
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup ........................................ 19
Pertambahan Tinggi Sapihan Arwob .............................................................. 21
Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi Semai Arwob ........... 22
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Tinggi Sapihan Arwob ......................... 23
Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob.......................................................... 25
Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Diameter Semai Arwob ....... 26
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Diameter Sapihan Arwob ..................... 27
Kekokohan Semai ........................................................................................... 29
Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob .......................... 30
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan Arwob .................. 32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................................... 34
Saran ................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Rata- rata Persen Hidup Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada Berbagai
Media Dan Ukuran Anakan ........................................................................... 16
2. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Persen Hidup Semai Arwob ......... 17
3. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup .......................... 18
4. Rata - rata Pertumbuhan Tinggi Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media Dan Ukuran Anakan ............................................................. 20
5. Rata- rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi
Semai Arwob .................................................................................................... 21
6. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
Sapihan Arwob ............................................................................................... 22
7. Rata- rata Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media Dan Ukuran Anakan .............................................................. 24
8. Rata- rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuha Diameter
Semai Arwob ..................................................................................................... 25
9. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Diameter
Sapihan Arwob .................................................................................................. 26
10. Rata- rata Kekokohan Semai (Dodonea Sp) Pada Berbagai Media Dan
Ukuran Anakan ................................................................................................. 27
11. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob ............ 29
12. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan
Arwob ............................................................................................................... 30
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Rata- rata Persen Hidup Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan. Selama 8 Minggu .................................................. 16
2. Rata- rata Pengaruh Media Sapihan Terhadap Persen Hidup Semai
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ............................................................ 17
3. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup Sapihan
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ........................................................... 19
4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu. .................................. 20
5. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Tinggi Semai Arwob
(Dodonea Sp), Selama 8 Minggu. ....................................................................... 21
6. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ............................................. 22
7. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu .................................. 24
8. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Diameter Semai Arwob
(Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ....................................................................... 25
9. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Diameter
Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ............................................. 26
10. Rata- rata Kekokohan Semai Arwob (Dodonea Sp), Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu ................................................... 28
11. Rata-Rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob
(Dodonea Sp). Selama 8 Minggu. ..................................................................... 29
12. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu ........................................................... 30
.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Rata-rata Persen Hidup (%), Sapihan Arwob Pada Berbagai Media
dan Ukuran Anakan ...................................................................................... 36
2. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Persen Hidup (%) Semai
Arwob............................................................................................................ 36
3. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Arwob Terhadap Persen Hidup
(%) ................................................................................................................. 37
4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi (cm), Sapihan Arwob Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan ........................................................................ 37
5. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi
(cm), Semai Arwob ...................................................................................... 38
6. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
(cm), Sapihan Arwob .................................................................................... 38
7. Rata-rata Pertumbuhan Diameter (mm), Sapihan Arwob Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan .......................................................... 39
8. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Diameter
(mm), Sapihan Arwob ................................................................................... 39
9. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan
Diameter (mm), Sapihan Arwob .................................................................. 40
10. Rata-rata Kekokohan Semai Arwob Pada Berbagai Media dan
Ukuran Anakan ............................................................................................. 40
11. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai
Arwob............................................................................................................ 41
12. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Semai
Arwob............................................................................................................ 41
13. Hasil Pengukuran Suhu Udara dan Kelembaban Udara Selama 8
Minggu .......................................................................................................... 41
14. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A0 (Tanah ). .................................................................................................. 42
15. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A1 (Tanah + Serbuk Gergaji + Pupuk Kandang 3:1:1). Terjadi
Kematian Pada Seluruh Anakan. .................................................................. 42
16. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A2 (Tanah + Pasir + Pupuk Kandang 3:1:1). .............................................. 42
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar masyarakat
menggunakan kayu sebagai sumber energi. Di Indonesia 80% dari masyarakat
yang tinggal di pedesaan dan pingiran kota menggunakan kayu bakar sebagai
sumber energi (Nasendi dan Jusuf,1997 dalam Simanjuntak, 2003). Semakin
berkurangnya cadangan minyak bumi dan gas alam mengakibatkan ketersediaan
bahan-bahan tersebut semakin langka dan harganya juga semakin mahal. Untuk
mengatasi hal tersebut, kayu bakar merupakan alternatif yang sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai sumber energi. Kayu bakar disukai oleh masyarakat
pedesaan karena kayu bakar dapat di produksi sendiri, dapat di gunakaan dengan
mudah tidak menimbulkan efek samping serta mudah dan dapat disimpan.
Konsumsi kayu bakar sangat tinggi bagi masyarakat yang jauh dari
perkotaan. Pada masyarakat kampung Makwam Distrik Manyambou intensitas
pengambilan kayu bakar mencapai 20-25 kali setiap bulan perkepala keluarga
(Ayomi Dalam Nunik Paisey, 2000). Untuk memenuhi akan kayu bakar,
masyarakat masih bergantung pada hasil dari pekarangan dan apabila pekarangan
tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka maka mereka akan mengambil di hutan.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, kawasan hutan yang
berdekatan dengan pemukinan penduduk memiliki resiko kerusakan yang tinggi
sebagai akibat dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Arwob (Dodonea Sp) merupakan salah satu jenis pohon dataran tinggi
yang secara alami tumbuh sebagai pionir pada bekas perladangan berpindah
masyarakat. Arwob juga merupakan salah satu jenis kayu endemik Papua,
2
Khususnya didaerah dataran tinggi pegunungan Arfak seperti di kampung
Manyambou dan kampung Higk Distrik Manyambou Kabupaten Manokwari
(Rahardo, 2006). Kayu Arwob memiliki sifat kayu yang kuat dan keras dan
memiliki nilai kalor yang tinggi, yaitu berkisar 3.832- 4.398,53 kal/gr
(Simanjuntak, 2003). Berdasarkan informasi tersebut pohon Arwob dapat
dikembangkan sebagai salah satu spesies untuk tujuan rehabilitas lahan dan
penghasil kayu bakar terutama pada dataran tinggi.
Sampai saat ini ketersediaan Arwob bertumpu pada pembiakan alami
dengan penyebaran yang terbatas pada daerah-daerah dengan ketinggian antara
800-1500m dpl (Widodo,Aditya dan Nuni F, 2007). Agar dapat dikembangkan
secara luas, baik dalam kegiatan rehabilitas lahan maupun sebagai species kayu
bakar dalam konsep agroforestry, perlu dikembangkan teknik penyediaan anakan
dan sekaligus menguji kemampuannya beradaptasi terhadap perbedaan
lingkungan.
Masalah
Media merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
anakan, terutama bagi perkembangan perakarannya. Syarat-syarat media yang
baik antara lain harus mampu menyediakan unsur hara, mampu menahan air,
cukup kompak menahan sistem perakaran semai Menurut Indriyanto (1999), tanah
saja sebagai media tumbuh tidak selalu memenuhi syarat sebagai media tumbuh
yang baik. Oleh karena itu tanah biasanya dicampurkan dengan berbagai media
agar dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Utomo (2002) mengemukakan bahwa kemampuan beradaptasi sekaligus
pertumbuhan anakan ditentukan oleh beberapa hal antara lain ukuran anakan atau
3
jumlah daun, karena daun merupakan tempat bagi tumbuhan untuk memproduksi
bahan makanannya. Semakin banyak daun (tajuk) maka diduga akan semakin
banyak pula produksi makanan yang dihasilkan untuk pertumbuhannya. Disisi
lain, semakin banyak daun berarti proses transpirasi (penguapan) juga berjalan
semakin cepat sehingga kalau sistem perakaran anakan tidak mampu mensuplai
air, anakan tersebut akan layu dan akan mati. Kenyataan tersebut diatas maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui media yang cocok dan ukuran
anakan (jumlah daun) yang ideal bagi pertumbuhan anakan arwob dipersemaian.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan ukuran
anakan (jumlah daun) terhadap pertumbuhan dan kualitas sapihan arwob. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai media dan
ukuran anakan arwob yang optimal untuk disapih.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Risalah Umum Arwob (Dodonea Sp)
Kayu Arwob (Dodonea, sp) termasuk dalam famili Sapindaceae,
merupakan salah satu jenis kayu endemik papua, khususnya di daerah dataran
tinggi Pegunungan Arfak seperti di Kampung Minyambou dan Kampung Higk
Distrik Minyambou kabupaten Manokwari (Rahardo 2006). Sampai saat ini
ketersediaan Arwob bertumpu pada perbiakan alami dengan penyebaran yang
terbatas pada daerah-daerah dengan ketinggian antara 800-1500 m dpl (Widodo,
Aditya R dan Nuni F, 2007).
Kayu ini merupakan perdu tegak/pohon kecil yang tumbuh tersebar di
daerah tropis tingginya 2 hingga 10 m, kayu Arwob memiliki sifat kayu yang kuat
dan keras serta awet dan biasanya dipakai untuk pembuatan rumah, karena
kekuatan dan ketahanannya, Uniknya kayu ini bila dikupas kulitnya akan
mendapatkan keawetan dan umur yang lebih lama (Wahyudi, 2002). Kayu ini
dapat menghasilkan arang yang baik sebagai sumber energi panas sehingga sangat
baik sebagai kayu bakar karena nilai kalornya tinggi, yaitu berkisar 3.832 -
4.398,53 kal/gr (Simanjuntak, 2003). Berdasarkan informasi tersebut pohon
Arwob dapat dikembangkan sebagai salah satu spesies untuk tujuan rehabilitas
lahan dan penghasil kayu bakar terutama pada dataran tinggi.
Kayu Arwob memiliki daun tipe lanset yang berdaun tunggal dengan jari-
jari yang meruncing kearah ujung daun. Daun dan tanaman yang masih muda
berwarna hijau muda atau lebih mudah dan lebar dari daun tanaman yang berusia
lebih tua. Daun pada tanaman yang belum berbunga berukuran lebih besar dari
daun yang telah berbunga, tunas terdapat pada sela atau ketiak daun yang akan
5
tumbuh menjadi cabang atau batang pada perkembangan pertumbuhan
selanjutnya.
Persemaian
Persemaian adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan
suatu tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah
ditetapkan. Berdasarkan jenis semai yang dihasilkan, persemaian dapat dibedakan
sebagai persemaian cabutan dan persemaian konteiner sedangkan berdasarkan
waktu penggunaan persemaian dibedakan menjadi dua yaitu persemaian tetap dan
persemaian tidak tetap ( Widodo, 2002 ).
Keuntungan dan Kerugian Persemaian Tidak Tetap ( Sementara ).
1. Keadaan ekologi mendekati keadaan sebenarnya.
2. Biaya pengangkutan lebih murah.
3. Tidak ada persoalaan pemeliharaan kesuburan tanah karena persemaian
selalu berpindah.
4. Seringkali gagal karena pekerja yang terlatih kurang. Keuntungan dan
Kerugian Persemaian Tetap ( Permanen ).
5. Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan dan pergantian
tanaman.
6. Pengelolaan tanahnya dapat dilakukan secara mekanis.
7. Pengawasan lebih efisien karena mempunyai pekerja yang terlatih.
8. Biaya pengangkutan lebih mahal.
9. Kerusakan semai dalam pengangkutan besar.
6
Media Persemaian
Media tumbuh adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan
tanaman, persyaratan media yang baik adalah ringan, tidak mahal, seragam dan
tersedia, media yang selama ini umum digunakan di tempat-tempat persemaian
adalah lapisan tanah atas. Selain itu penggunaan lapisan tanah atas dalam skala
besar dapat mengakibatkan pengikisan secara meluas dan merusak lingkungan
(Fakura, dkk, 1991 dalam Jumawal, 1995).
Richard (1964) dalam Widodo (2002) Menyatakan bahwa Media tumbuh
yang baik haruslah.
1. Cukup kuat dan rapat mengikat batang dan perakaran semai selama
pertumbuhan dan dalam keadaan tanah basah/ kering.
2. Cukup mampu untuk menahan kelembaban.
3. Bebas dari hama dan penyakit, tanaman penggangu dan organisme lain.
4. Tidak mempunyai kadar garam yang tinggi.
5. Dapat disterilkan tanpa merusak bahannya.
6. Mempunyai Kapasitas tukar kation yang cukup.
Peranan Media Terhadap Pertumbuhan Semai.
Kemampuan tanah menyediakan unsur hara bagi tanaman merupakan
masalah yang utama untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa
penelitian telah dilakukan dan menunjukan bahwa untuk pertumbuhan yang
normal suatu tanaman diperlukan unsur hara tertentu. Unsur hara tersebut harus
berda dalam bentuk yang digunakan tanaman dan dalam konsentrasi yang
optimum bagi pertumbuhan tanaman (Soepardi,1974 dalam Muslim, A. 1996).
7
Tanah sendiri sebenarnya telah menyediakan hara dan mineral yang cocok
untuk tanaman. Namun dalam jangka waktu yang panjang persediaan hara dalam
tanah akan semakin berkurang. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara
penyerapan hara yang cepat dengan pembentukan hara yang lambat. Oleh karena
itu perlu dilakukan penambahan unsur hara dari luar melalui pemupukan.
Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman yang ditambahkan kedalam tanah atau media tumbuh dengan maksud
untuk menambah kesuburan tanah agar tanaman dapat tumbuh lebih baik.
Pemupukan adalah setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan menambah
persediaan unsur – unsur hara yang diperlukan tanaman untuk meningkatkan
produksi dan hasil mutu tanaman (Sudjtno, 1992 dalam Ishak, O,M.1999 ).
Pada kotoran yang masih mentah, kandungan karbonnya lebih tinggi dari
kandungan nitrogennya. Jika kotoran ternak dalam kondisi seperti ini diberikan
ketanaman maka akan mengundang banyaknya bakteri untuk mengurai rantai
karbon. Proses inilah yang disebut dengan proses dekomposisi (Penguraian).
Proses ini akan menaikan suhu tanah, jika pupuk dengan kondisi ini diberikan
pada tanaman akan menyebabkan kelayuan atau bahkan mengalami kematian
karena kepanasan. Proses dekomposisi akan berhenti setelah karbon dalam
kotoran ternak tinggal sedikit atau perbandingan C atau N nya sudah rendah. Pada
kondisi seperti ini, kotoran ternak telah mengalami kematangan atau sudah dingin.
Kotoran ternak yang telah mengalami kematangan inilah yang baik dijadikan
pupuk bagi tanaman.
8
Kandungan unsur hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman antara
lain unsur Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K). Ketiga unsur inilah yang
paling dibutuhkan oleh tanaman.
Nitrogen (N)
Unsur nitrogen terutama berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan, terutama batang, cabang dan daun. Pembentukan
hijau daun juga berkaitan erat dengan unsur nitrogen.
Fosfor (P).
Unsur fosfor bagi tanaman lebih banyak berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda. Beberapa jenis protein tertentu
memerlukan unsur fosfor sebagai bahan mentahnya. Fosfor juga berfungsi untuk
membantu asimilasi dan pernapasan. Sekaligus mempercepat pembungaan,
pemasakan biji dan buah.
Kalium (K)
Salah satu unsur yang di perlukan oleh tanaman dalam jumlah cukup
banyak, yaitu unsur kalium. Pemberian unsur ini akan memperkuat tanaman
sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah gugur, selain itu kalium juga
membuat tanaman tahan terhadap kekeringan dan penyakit.
Serbuk gergaji merupakan bahan yang cukup baik untuk dijadikan media
tumbuh bagi tanaman, keutungan bila dibandingkan dengan tanah untuk media
semai adalah potensi ketersediaan yang tinggi, kandungan unsur hara mineral
relatif banyak, bobot yang relatif ringan serta seragam (Fakuara, dkk 1991 dalam
Jumawal, 1995).
9
Pemanfaatan serbuk gergaji sebagai media semai sudah di ujicobakan pada
beberapa jenis tanaman kehutanan dan menunjukan hasil yang cukup baik.
Pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pertambahan bobot kering dan indeks
kualitas bibit Acacia Mangium pada media tanah campur serbuk gergaji (1 : 1)
menunjukan hasil yang baik dari media tanah murni. Hal ini disebabkan
penambahan bahan organik kedalam tanah akan memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan memperbesar kemampuan tanah
menahan air.
Media tumbuh yang ideal harus dapat menyediakan keperluan tumbuh
tanaman dalam jumlah yang cukup. Keperluan tumbuh tersebut adalah air, udara
dan unsur hara. Serbuk gergaji dapat menyediakan tiga keperluan tumbuh seperti
air, udara dan unsur hara tersebut. Manfaat dan penggunaan serbuk gergaji
sebagai media semai adalah ringan sehingga memudahkan dalam pengangkutan.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan
campuran bahan organik lain seperti tanah atau bahan organik yang disesuaikan
dengan jenis tanaman. Hal tersebut menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai
media tanam secara tunggal.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersalinitas
tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media
tanam, sebelum pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang
tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana selain itu,
organ- organ tanaman seperti akar dan daun juga memperlihatkan gejala terbakar
yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (Nekrosis). Sedangkan
10
keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam pengunaan dan dapat
meningkatkan system aerasi serta drainase media tanam.
Pertumbuhan tanaman
Konsep pertumbuhan optimum diperkenalkan oleh Hanover pada tahun
1975. Didalam konsep ini ditetapkan suatu usaha untuk mendapatkan
pertumbuhan semai yang diinginkan pertumbuhan semai yang seragam dengan
pertumbuhan yang lebih besar dari hasil yang dicapai dengan cara lama dengan
waktu yang sigkat (Hanover,1976 dalam Widodo,2002).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran (berat kering) yang tidak dapat
balik, (Harjadi, 1979). Sedangkan Darmawan dan Bahasyah (1978) dalam
Simanjuntak (2000) mendefenisikan pertumbuhan adalah suatu proses yang
dilakukan tanaman hidup untuk menghasilkan kemajuan perkembangan dengan
menggunakan faktor lingkungan. Pertumbuhan dimensi dan biomassa dan suatu
tanaman mencerminkan bertumbuhnya protoplasma yang berlangsung melalui
proses fotosintesis dimana input yang berupa air, karbondioksida dan garam-
garam anorganik diubah menjadi bahan-bahan yang diperlukan tanaman untuk
proses pertumbuhan.
Pertumbuhan tinggi suatu tanaman tergantung pada jumlah cadangan
karbohidrat yang tersimpan dalam tanaman serta air yang terserap. Selama proses
vegetatif perpanjangan sel membutuhkan karbohidrat dan air yang banyak,
(Harjadi, 1979) menurut, Gardner et all (1991). Tanaman bertumbuh bertambah
tinggi adalah merupakan aktifitas meristem ujung yang menghasilkan sel-sel baru
yang terletak tepat dibelakang titik tumbuh.
11
Pertumbuhan diameter batang sangat dipengaruhi oleh kondisi kambium
dan fotosintesis menurut Harjadi (1979), pertumbuhan lingkaran batang berkayu
merupakan hasil pertumbuhan meristem, Fahn (1982) dalam Widodo et all
(2007), menyatakan bahwa pertumbuhan diameter adalah hasil dari pembelahan
sel kambium floem sekunder dan Xylem sekunder, dalam aktifitas kambium
sangat tergantung dari posisi tajuk tanaman yang terbentuk. Pertumbuhan pucuk
yang cepat dan perkembangan daun akan menimbulkan produksi auksin sehingga
meningkatkan perumbahan diameter.
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Semai
Daun merupakan suatu bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan,
terutama tumbuhan yang memiliki zat hijau dan (klorofil). Daun juga terdiri atas
tiga jaringan yang biasa akan tetapi jaringan-jaringan itu bermodifikasi agar
memungkinkan terjadinya pertukaran gas pada proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan untuk menyusun senyawa
organik dan karbondioksida dan air. Proses ini akan terjadi jika ada cahaya dan
melalui perantaraan pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel sitoplasma
tertentu yang disebut kloroplas.
Fungsi daun bagi tumbuhan adalah sebagai alat untuk:
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas
(CO2),
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),
3. Penguapan air (transpirasi),
4. Pernapasan (respirasi).
12
Kekokohan semai merupakan perbandingan antara tinggi dengan diameter
semai. Kekokohan ini akan membedakan semai yang kokoh dengan semai yang
kurus/langsing parameter kekokohan semai dapat menerangkan fungsi fisik semai,
yaitu antara semai yang kokoh dan semai yang langsing. Menurut Roller (1997)
dalam Widodo (2002), mengemukakan bahwa semai dengan nilai kekokohan
yang tinggi menandakan semai yang langsing dan ketahananya rendah setelah
dilapangan.
13
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Amban yang berlangsung selama ± 2 bulan
yaitu mulai tanggal 20 Agustus sampai dengan tanggal 15 Oktober 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain semai arwob, tanah,
pasir, pupuk kandang (kotoran ayam), serbuk gergaji, polybag, air dan plastik
bening.
Sedangkan alat yang digunakan adalah thermohygrometer, microkaliper,
ayakan tanah, skop, penyemprot air, paranet, mistar, gergaji, kamera dan ember.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
teknik observasi dimana semai yang digunakan sebanyak 90.
Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan berupa tanah, pasir kali, serbuk gergaji dan pupuk
kandang .Sebelum digunakan, media berupa tanah, pasir kali dan serbuk
gergajian disterilkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari sampai
mengering kemudian diayak. Setelah media diayak, maka media tanaman
telah siap untuk dicampur menggunakan perbandingan volume. Perbandingan
tanah + pupuk kandang + serbuk gergajian (3:1:1) dan tanah + pasir + pupuk
kandang (3:1:1). Dimana A0 : tanah, A1 : tanah + serbuk + gergaji + pupuk
kandang dan A2 : tanah + pasir + pupuk kandang.
14
2. Persiapan Tempat Persemaian
Tempat persemaian dibuat memanjang kearah Utara dan Selatan dengan
tinggi tiang penyanggah belakang panjang 1m, penyanggah depan panjang 2
m, lebar tempat persemaian 2 m dan panjang tempat persemaian 3 m. Pada
bagian atap persemaian digunakan plastik trasparan sebagai tempat media
persemaian dengan polybag berukuan 10 x 10 cm.
3. Persiapan semai
Pengambilan anakan cabutan dilakukan pada sore hari agar mengurangi
resiko penguapan yang tinggi dan terhindar dari sinar matahari. Semai
diperoleh dari hasil perkecambahan yang pertumbuhannya berhasil dengan
baik. Semai dicabut dengan secara berhati-hati dan diusahakan agar akar tidak
rusak (patah atau putus), kemudian semai tersebut dimasukan kedalam ember
yang berisi air hingga akarnya terendam. Setelah sejumlah semai dikumpulkan
maka terlebih dahulu dilakukan seleksi dengan kriteria antara lain: Semai
tidak cacat, (akar, batang, dan daun), tidak terserang hama dan penyakit,
batangnya lurus. Dimana B0 : jumlah daun dua, B1 : jumlah dun empat dan B2
: jumlah daun enam.
4. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, media disiram dengan air kemudian
dilubangi sepanjang akar, kemudian anakan ditanam secara hati-hati kedalam
polybag sampai batas daerah akar dengan posisi tegak kemudian media
disekitar leher akar dipadatkan agar semai berdiri kokoh.
15
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman diwaktu pagi dan sore hari
disesuaikan dengan kondisi media tanam. Selain itu juga dibersihkan dari
tanaman lain.
Variabel Pengamatan
♦ Variabel Utama
1. Persen Hidup (%)
Persen hidup yaitu jumlah semai yang mampu hidup dengan
jumlah total seluruh semai yang ditanam, dan dinyatakan dalam satuan
persen (%). Persen hidup dihitung dengan rumus, (Suripaty dan Maai 1993
dalam Aditya Rahmadaniarti, 2003) yaitu:
P = ( n / N ) x 100 (%)
Dimana :
P = Persen hidup
n = Jumlah semai yang hidup
N= Jumlah semai yang ditanam
2. Pertambahan Tinggi Semai (cm)
Pertambahan tinggi diperoleh dari pengukuran tinggi awal dan
pengukuran akhir. Pengukuran terhadap tinggi semai dilakukan dengan
menggunakan mistar dari pangkal batang yang diberi tanda, sampai titik
tumbuh yaitu tempat keluar daun termuda. Pengukuran dilakukan setiap 2
(dua) minggu sekali.
16
3. Pertambahan Diameter Semai (mm)
Pertambahan diameter semai diperoleh dari pengukuran diameter
awal dan pengukuran diameter ahkir. Diameter semai diukur tepat pada
batas antara permukaan tanah dengan pangkal batang dan diberitanda
dengan menggunakan spidol, pengukuran dilakukan setiap 2 (dua) minggu
sekali.
4. Kekokohan Semai
Kekokohan semai yaitu perbandingan antara tinggi semai dan
diameter semai dengan rumus sebagai beriku:
Tinggi semai
Kekokohan semai = Diameter semai
♦ Variabel penunjang
Sebagai data penunjang adalah dengan mengukur suhu (0C) dan
kelembapan udara (%).
Analisis Data
Data hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik
dan gambar.
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persen Hidup Semai Arwob.
Persen hidup semai merupakan banyaknya semai yang mampu untuk
hidup dari semua semai yang ditanam pada awal penanaman sampai akhir
pengamatan. Persen hidup sapihan arwob (Dodonea Sp) pada berbagai media dan
ukuran anakan disajikan pada Tabel 1 dan grafik pada Gambar 1.
Tabel 1. Rata-rata Persen Hidup Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan.
Persen Hidup
Minggu
2 4 6 8
100,0 58,9 28,9 22,2 * Rata-rata dari sembilan puluh semai
100
58.9
28.922.2
0
20
40
60
80
100
Rat
a- r
ata
per
sen
hid
up
(%
)
2 4 6 8
Minggu
Minggu ke-2
Minggu ke-4
Minggu ke-6
Minggu ke-8
Gambar 1. Rata- rata Persen Hidup Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan. Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 1 menunjukan bahwa persen hidup semai arwob
semakin menurun dari minggu ke minggu berikutnya. Pada minggu ke-2 persen
hidup semai arwob mencapai 100.0 %, namun terus menurun sampai tinggal 22,2
% pada minggu ke-8. Kondisi ini menunjukan bahwa pada berbagai ukuran semai
18
dan media sapih yang dicobakan belum cukup tahan untuk di sapih dan media
sapih yang digunakan tidak mampu menunjang semai untuk hidup.
Pengaruh Media Sapih Terhadap Persen Hidup Semai Arwob.
Pengaruh media sapih terhadap persen hidup semai arwob disajikan pada
Tabel 2 dan grafik pada Gambar 2.
Tabel 2. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Persen Hidup Semai Arwob.
Media Minggu
2 4 6 8
A0 100,0 83,3 63,3 60.0
A1 100,0 50,0 13,3 0,0
A2 100,0 43,3 10,0 6,7 *) Rata-rata dari tiga puluh semai
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
2 4 6 8
100.0 83.3
63.3 60.0
100.0
50.0
13.3
0.0
100.0
43.3
10.0 6.7
Rat
a ra
ta P
erse
n H
idup
(%
)
Minggu
A0
A1
A2
Gambar 2 . Rata- rata Pengaruh Media Sapihan Terhadap Persen Hidup Semai
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 2 menunjukan bahwa pada berbagai media sapih
persen hidup semai arwob semakin menurun dari minggu ke-2 sampai minggu ke-
8. Pada media (A0) atau media tanah tanpa perlakuan pada minggu ke-2 persen
hidup semai arwob mencapai 100,0%, namun terus menurun sampai 60,0% pada
minggu ke-8. Hal ini menunjukan bahwa media tanah merupakan perlakuan yang
memberikan hasil yang terbaik, dimana media tanah sendiri sebenarnya telah
19
menyediakan unsur hara dan mineral dalam keadaan cukup dan seimbang serta
memiliki persediaan air dan udara yang optimal. Menurut Jumawal (1995) tanah
yang subur adalah tanah yang baik keadaan fisik, kimia dan biologinya mencakup,
struktur tanah, PH tanah dan kegiatan jasad hidup tinggi serta kandungan unsur
hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman sedangkan produktifitas tanah
menghasilkan biomassa. Media tanah merupakan media yang baik untuk
digunakan dalam menunjang semai arwob untuk hidup. Pada media (A1) atau
media tanah + serbuk gergaji + pupuk kandang pada minggu ke-2 persen hidup
semai arwob mencapai 100% namun terus menurun sampai 0% pada minggu ke-
8. Kondisi perlakuan ini menunjukan bahwa media tanah + serbuk gergaji +
pupuk kandang sebagai media sapih arwob tidak cocok untuk digunakan. Pada
media (A2) atau media tanah + pasir + pupuk kandang pada minggu ke-2 persen
hidup semai arwob mencapai 100,0% namun terus menurun sampai 6,7% pada
minggu ke-8. Kondisi perlakuan ini menunjukan bahwa media tanah + pasir +
pupuk kandang kurang baik sebagai media sapih arwob.
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup.
Pengaruh ukuran anakan terhadap persen hidup sapihan arwob disajikan
pada Tabel 3 dan grafik pada Gambar 3.
Tabel 3. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup
Ukuran Anakan
(cm)
Minggu
2 4 6 8
B0 100,0 63,3 20,0 13,3
B1 100,0 60,0 36,7 26,7
B2 100,0 53,3 30,0 26,7 *) Rata- rata dari tiga puluh semai
20
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
2 4 6 8
100.0
63.3
20.013.3
100.0
60.0
36.726.7
100.0
53.3
30.0 26.7
Rat
a-ra
ta p
erse
n h
idu
p (
%)
Minggu
B0
B1
B2
Gambar 3 . Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Persen Hidup Sapihan
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 3 menunjukan bahwa pada berbagai ukuran anakan
persen hidup sapihan arwob semakin menurun dari minggu ke-2 sampai minggu
ke-8. Pada B0 atau ukuran anakan dengan jumlah daun dua pada minggu ke-2
persen hidup semai mencapai 100% namun terus menurun sampai 13,3% pada
minggu ke-8. Hal ini menunjukan bahwa ukuran anakan dengan jumlah daun dua
merupakan perlakuan yang memberikan hasil terendah dimana pada ukuran
anakan dengan jumlah daun dua belum cukup tahan untuk disapih karena diduga
pengaruh stres terhadap lingkungan maka memerlukan waktu untuk beradaptasi,
kemudian dalam proses transpirasi tidak dapat berjalan dengan baik sehingga
pertumbuhan anakan dapat terhambat, dengan demikian maka ukuran anakan
dengan jumlah daun dua yang tidak mampu beradaptasi akan layu dan akhirnya
mati. Kemudian pada B1dan B2 atau ukuran anakan dengan jumlah daun empat
dan enam memiliki nilai yang sama pada minggu ke-2 persen hidup anakan
mencapai 100% namun terus menurun sampai 26,7% pada minggu ke-8. Kondisi
perlakuan ini menunjukan bahwa ukuran anakan dengan jumlah daun empat dan
enam memberikan hasil yang sama baik ukuran anakan ini merupakan ukuran
21
anakan yang cukup tahan untuk disapih. Karena proses transpirasi dapat berjalan
dengan optimal. Disamping itu pula proses fotosintesis dapat bekerja dengan baik
sehingga berguna untuk keseimbangan dalam hal penyerapan hara dimana ukuran
anakan cukup tahan dan baik untuk disapih.
Pertumbuhan Tinggi Sapihan Arwob
Pertumbuhan tinggi sapihan arwob menunjukan pertumbuhan memanjang
tajuk tanaman atau pertumbuhan bagian atas tanaman. Berdasarkan hasil
pengamatan pertumbuhan tinggi sapihan arwob (Dodonea Sp). Disajikan pada
Tabel 4 dan grafik pada Gambar 4.
Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan.
Tinggi (cm)
Minggu
2 4 6 8
3,2 4,4 5,8 6,7 *) Rata-rata dari sembilan puluh semai
Gambar 4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu.
22
Grafik pada Gambar 4 menunjukan bahwa pertumbuhan tinggi semai
arwob semakin meningkat dari minggu ke-2 sampai minggu ke-8. Pada minggu
ke-2 pertumbuhan tinggi semai arwob mencapai 3,2 cm namun terus meningkat
sampai 6,7 cm pada minggu ke-8. Hal ini menunjukan bahwa semai arwob pada
ukuran anakan yang dicobakan cukup baik untuk petumbuhan tinggi dan media
yang digunakan mampu menunjang semai untuk pertumbuhan.
Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi Semai Arwob
Pengaruh media sapih terhadap pertumbuhan tinggi semai arwob disajikan
pada Tabel 5 dan grafik pada Gambar 5.
Tabel 5. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi Semai
Arwob
Media Minggu
2 4 6 8
A0 3,2 4,2 5,7 7,0
A1 3,3 4,7 6,0 0,0
A2 3,2 4,4 5,6 6,3 *) Rata-rata dari tiga puluh semai
Gambar 5. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Tinggi Semai Arwob
(Dodonea Sp), Selama 8 Minggu.
23
Grafik pada Gambar 5 menunjukan bahwa pada pertumbuhan tinggi semai
arwob pada berbagai media sapih relatif tidak berbeda. Pada minggu ke-8 media
(A1) atau media tanah + serbuk gergaji + pupuk kandang memberikan hasil
terendah sedangkan pada media (A0) atau tanah tanpa perlakuan dan media (A2)
atau media tanah + pasir + pupuk kandang memberikan hasil yang relatif sama.
Hal tersebut menunjukan bahwa top soil dan campuran antara top soil + pasir +
pupuk kandang Cukup baik untuk menunjang pertumbuhan tinggi semai arwob.
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Tinggi Sapihan Arwob.
Pengaruh ukuran anakan terhadap pertumbuhan tinggi sapihan arwob
disajikan pada Tabel 6 dan grafik pada Gambar 6.
Tabel 6. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
Sapihan Arwob.
Ukuran Anakan
(cm)
Minggu
2 4 6 8
B0 3,0 4,2 5,7 6,3
B1 3,3 4,5 5,7 7.1
B2 3,4 4,5 5,8 7,0 *) Rata-rata dari tiga puluh semai
Gambar 6. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
Sapihan Arwob (Dodonea Sp), Selama 8 Minggu.
24
Grafik pada Gambar 6 menunjukan bahwa pada berbagai ukuran anakan
pertumbuhan tinggi semai arwob semakin menurun dari minggu ke-2 sampai
minggu ke-8, kondisi ini menunjukan bahwa pada ukuran semai pertumbuhan
tinggi tidak jauh berbeda dari minggu ke minggu. Pada B0 atau ukuran semai
dengan jumlah daun dua pada minggu ke-2 pertumbuhan tinggi semai mencapai
3,0 cm semakin meningkat sampai 6,3 cm pada minggu ke-8. Kondisi ini
menunjukan bahwa ukuran semai dengan jumlah daun dua merupakan perlakuan
yang memberikan hasil terendah, namun pada beberapa ukuran semai cukup tahan
untuk disapih karena dalam proses transpirasi yang terjadi lebih kecil sedangkan
sistem perakarannya belum berfungsi secara optimal sehingga menimbulkan stres
pada semai yang baru dipindahkan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
beradaptasi terhadap lingkungan. Menurut Wilkins (1992) dalam Utomo (2002).
tanaman memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan dimana hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kondisi tanaman dan tempat tumbuh.
Kemudian pada B1 atau ukuran semai dengan jumlah daun empat pada minggu
ke-2 pertumbuhan tinggi semai mencapai 3,3 cm namun terus meningkat hingga
7,1 cm pada minggu ke-8. Hal ini menunjukan bahwa ukuran semai dengan
jumlah daun empat merupakan perlakuan yang memberikan hasil yang baik
karena ukuran semai yang dicobakan cukup tahan untuk disapih karena jumlah
daun yang banyak dapat membantu proses fotosintesis dimana dapat berjalan
dengan baik dan dapat menunjang pertumbuhan tinggi semai. Pertumbuhan tinggi
semai sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen. Menurut Sutejo (1999),
unsur N diperlukan untuk pertumbuhan bagian atas tanaman selanjutnya
dikatakan bahwa unsur N pada tanaman dalam bentuk asam amino, asam nukleat
25
dan enzim, bahan penyusun klorofil yang semuanya membantu dalam proses
fotosintesis yang selanjutnya berguna bagi pertumbuhan tajuk tanaman.
Sedangkan pada B2 atau ukuran semai dengan jumlah daun enam menunjukan
bahwa pada minggu ke-2 pertumbuhan tinggi semai mencapai 3,4 cm terus
meningkat hingga 7,0 cm pada minggu ke-8. Kondisi ini menunjukan bahwa
ukuran semai dengan jumlah daun enam memberikan hasil yang terbaik karena
ukuran semai dengan jumlah daun enam merupakan ukuran semai yang cukup
tahan dimana proses transpirasi berguna untuk keseimbangan pada tubuh semai,
kemudian proses fotosintesis dapat membantu dalam hal pertumbuhan tinggi
semai yang berjalan lebih cepat sehingga ukuran semai tersebut cukup tahan
untuk disapih karena dapat menunjang pertumbuhan tinggi semai.
Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob
Hasil pengamatan pertumbuhan diameter sapihan arwob (Dodonea Sp)
pada berbagai ukuran anakan dan media sapih disajikan pada Tabel 7 dan grafik
pada Gambar 7.
Tabel 7. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan.
Diameter
(mm)
Minggu
2 4 6 8
0,4 0,7 1,2 2,0 *) Rata-rata dari sembilan puluh semai
26
Gambar 7. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 7 menunjukan bahwa pertumbuhan diameter semai
arwob semakin meningkat dari minggu ke-2 sampai minggu ke-8. Pada minggu
ke-2 pertumbuhan diameter semai arwob mencapai 0,4 mm, dan terus meningkat
sampai 2,0 mm. Kondisi ini menunjukan bahwa semai arwob pada ukuran semai
yang dicobakan cukup baik untuk pertumbuhan diameter dan media sapih yang
digunakan mampu menunjang semai untuk pertumbuhan diameter yang optimal.
Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Diameter Semai Arwob.
Pengaruh media sapih terhadap petumbuhan diameter semai arwob
disajikan pada Tabel 8 dan grafik pada Gambar 8.
Tabel 8. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Diameter Semai
Arwob
Media Minggu
2 4 6 8
A0 0,5 0,9 1,6 2,0
A1 0,4 0.6 0,7 0,0
A2 0,4 0,7 1.1 2,0 *) Rata-rata dari tiga puluh semai.
27
Gambar 8. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Diameter Semai Arwob
(Dodonea Sp). Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 8 menunjukan bahwa pada berbagai media sapih
pertumbuhan diameter semai arwob tidak jauh berbeda pada minggu ke-2 sampai
minggu ke-6. Namun media tanah dan campuran antara tanah + pasir + pupuk
kandang cenderung menghasilkan pertumbuhan diameter yang lebih baik.
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Diameter Sapihan Arwob
Pengaruh ukuran anakan terhadap pertumbuhan diameter sapihan arwob
dapat disajikan pada Tabel 9 dan grafik pada Gambar 9.
Tabel 9. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Diameter
Sapihan Arwob.
Ukuran Anakan
(mm)
Minggu
2 4 6 8
B0 0,4 0,9 1,1 1,9
B1 0,4 0,7 1,5 2,0
B2 0,4 0,6 1.0 2.0 *) Rata- rata dari tiga puluh semai
28
Gambar 9. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Diameter
Sapihan Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 9 menunjukan bahwa pada berbagai ukuran anakan
pertumbuhan diameter semai arwob semakin meningkat dari minggu ke-2 sampai
minggu ke-8, kondisi ini menunjukan bahwa dari minggu ke minggu tidak jauh
berbeda untuk pertumbuhan diameter semai. Pada B0 atau ukuran anakan dimana
jumlah daun dua pada minggu ke-2 pertumbuhan diameter semai mencapai 0,4
mm namun terus meningkat hingga 1,9 mm pada minggu ke-8. Hal ini
menunjukan bahwa ukuran anakan dengan jumlah daun dua memberikan hasil
yang rendah dimana ukuran anakan yang dicobakan tidak dapat mempertahankan
keseimbangan tubuh semai, hal ini bisa saja terjadi karena ketika semai
dipindahkan dari tempat tumbuhnya ketempat persemaian dapat terjadi ganguan
proses pertumbuhan dimana kerusakan pada akar sehingga terjadi gangguan
metabolisme dan dapat menghambat proses fotosintesis sehingga tidaklah
maksimal bahkan terhenti. Kemudian pada B1 dan B2 atau ukuran semai dimana
jumlah daun empat dan enam pada minggu ke-2 pertumbuhan diameter semai
mencapai 0,4 mm terus meningkat hingga 2,0 mm pada minggu ke-8. Kondisi ini
29
menunjukan ukuran semai dengan jumlah daun empat dan enam memberikan
hasil yang baik dimana ukuran semai tersebut cukup tahan untuk disapih,
kemudian ukuran anakan dimana jumlah daun yang banyak membantu dalam
proses fotosintesis. Menurut Soekotjo (1997) mengemukakan bahwa proses
fotosintesis yang berjalan normal berdampak positif terhadap pertumbuhan
tanaman.
Kekokohan Semai
Kekokohan semai merupakan perbandingan antara tinggi dan diameter
semai. Hasil pengamatan kekokohan semai arwob ( Dodonea Sp) disajikan pada
Tabel 10 dan grafik pada Gambar 10.
Tabel 10. Rata- rata Kekokohan Semai (Dodonea Sp) Pada Berbagai Media dan
Ukuran Anakan.
Kekokohan
Semai
Minggu
2 4 6 8
7,7 6,5 6,0 3,4 *) Rata- rata dari sembilan puluh semai
Gambar 10. Rata- rata Kekokohan Semai Arwob (Dodonea Sp) Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan Selama 8 Minggu.
30
Grafik pada gambar 10 menunjukan bahwa kekokohan semai arwob
semakin menurun dari minggu ke minggu berikutnya. Pada minggu ke-2
kekokohan semai mencapai 7,7 namun terus menurun hingga 3,4 pada minggu ke-
8. Kondisi ini menunjukan bahwa dari hasil pengamatan rata- rata kekokohan
semai memberikan hasil yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena
pertambahan diameter semai lebih cepat dibandingkan pertumbuhan tinggi semai
arwob maka dapat dilihat bahwa ketahannya baik apabila ditanam dilapangan.
Roller (1983) dalam Widodo (2002), telah mempraktekkan beberapa jenis semai
dengan produksi sistem kontainer dan memberikan hasil bahwa semai dengan
nilai kekokohan semai yang tinggi (langsing) ketahanannya rendah setelah
ditanam dilapangan.
Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob
Pengaruh media sapih terhadap kekokohan semai arwob disajikan pada
Tabel 11 dan grafik pada Gambar 11.
Tabel 11. Rata- rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob
Media Minggu
2 4 6 8
A0 7.0 5.6 3.7 3.6
A1 8.3 7.4 8,2 0,0
A2 8,0 6,7 6,1 3,3 *) rata-rata dari tiga puluh semai
31
Gambar 11. Rata-Rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai Arwob
(Dodonea Sp) Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 11 menunjukan bahwa pada berbagai media sapih
kekokohan semai arwob semakin menurun dari minggu ke-2 sampai minggu ke-8.
Pada media A0 atau media tanah tanpa perlakuan memberikan hasil yang terbaik
dimana media tanah tanpa perlakuan merupakan media yang cocok bagi
kekokohan semai karena media tanah sendiri telah menyediakan unsur hara dan
mineral yang baik bagi pertumbuhan sapihan arwob dan dapat menunjang semai
arwob untuk dapat bertumbuh dengan baik. Kemudian A2 pada media tanah +
pasir + pupuk kandang memberikan hasil yang baik dimana media tersebut cocok
untuk digunakan karena dapat memperbaiki sirkulasi udara didalam media dengan
baik sehingga penyerapan air pada media tidak berlebihan dan memberikan
pengaruh yang baik terhadap kekokohan semai arwob. Sedangkan pada media A1
atau media tanah + serbuk gergaji + pupuk kandang memberikan hasil terendah
dimana pada media yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang baik
terhadap kekokohan semai karena diduga pupuk yang digunakan belum terjadi
perombakan sehingga dapat menimbulkan bakteri yang dapat memperhambat
pertumbuhan semai..
32
Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan Arwob.
Pengaruh ukuran anakan terhadap pertumbuhan kekokohan sapihan arwob
disajikan pada Tabel 12 dan grafik pada Gambar 12.
Tabel 12. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan
Arwob.
Media Minggu
2 4 6 8
B0 7,1 5,4 6,7 3,3
B1 7.6 6.9 4.9 3,6
B2 8.5 7.4 6,4 3,6 *) Rata- rata dari tiga puluh semai
Gambar 12. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Sapihan
Arwob (Dodonea Sp). Selama 8 Minggu.
Grafik pada Gambar 12 menunjukan bahwa pada berbagai ukuran anakan
semakin menurun dari minggu ke-2 sampai minggu ke-8. Hal ini menunjukan
bahwa pada B0 atau ukuran anakan dimana jumlah daun dua memberikan hasil
yang terendah dimana ukuran anakan yang dicobakan belum cukup tahan untuk
disapih namun dalam proses transpirasi dapat berjalan dengan baik guna untuk
keseimbangan pada tubuh semai. Kemudian pada B1 dan B2 atau ukuran anakan
dengan jumlah daun empat dan enam memberikan hasil yang baik karena ukuran
33
anakan yang dicobakan cukup tahan untuk disapih, kemudian dalam proses
transpirasi dan fotosinteis dapat berjalan dengan baik, dimana jumlah daun yang
banyak proses transpirasi dapat berjalan dengan cepat, namun disisi lain dapat
membantu proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan dapat menunjang
kekokohan semai.
Hasil pengamatan selama penelitian menunjukan bahwa rata-rata
suhu harian berkisar antara 21,3 0C hingga 25,4
0C dan rata-rata kelembapan
berkisar antara 56,1% hingga 72,2%. Dalam pertumbuahan suatu tanaman yang
cukup baik kisaran suhu optimum yang diperlukan adalah 20 0C-35
0C (Fitter dan
Hay,1981). Dengan demikian suhu selama jalannya penelitian, sangat baik
(optimum) untuk pertumbuhan tanaman.
34
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Media tanah tanpa perlakuan dan media tanah + pasir + pupuk kandang
memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan kualitas yang
terbaik terhadap persen hidup, pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter
dan kekokohan semai arwob (Dodonea Sp).
2. Ukuran semai tidak memberikan pengaruh terhadap persen hidup,
pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter dan kekokohan semai arwob
(Dodonea Sp).
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian pemberian perlakuan media dan ukuran semai
yang tepat, untuk memperoleh keberhasilan pertumbuhan semai arwob
yang lebih optimal.
2. Kemudian perlu dilakukan penelitian dimana waktu pengamatan yang
lebih lama untuk melihat respon pertumbuhan yang lebih nyata, dari media
perlakuan dan ukuran semai terhadap pertumbuhan semai arwob.
35
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Rahmadaniarti, M. 2003.Pengaruh Tinggi Cabutan Terhadap Keberhasilan
Pertumbuhan Semai Permudaan Alam Matoa (Pometia Coreaceae
Radlk) Dipersemaian (Tidak Diterbitkan)
Fitter, A. H dan Hay, K, 1986. Fisiologi Lingkungan Tanaman (Diterjemahkan
oleh Sri Andani dan E.D Purbayanti ) Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Gardner, F, dan R. L Mitchell (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Harjadi, M,M,S. 1979. Pengantar Agronomi Gramedia pustaka utama Jakarta.
Indriyanto. 1999. Pengaruh Periode Penyapihan dan Media Penyapihan Terhadap
Kualitas Pertumbuhan Bibit Mahoni. Buletin Kehutanan, Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Ishak, D, M, 1999. Pengaruh Pemupukan NPK dan Pengapuran Terhadap
Pertumbuhan Semai paraserientes falkataria (L) Nielson Pada Media
Tanah Pedsolik Merah Kuning Asal Sidei. Skripsi Sarjana Kehutanan
Universitas Cendrawasi Manokwari. (Tidak Diterbitkan).
Jumawal, F. 1995. Pemanfaatan Serbuk Gergaji Acasia Sp dan Intsia Sp sebagai
media sapih tanaman kayu putih (Melaleuca Sp) Skripsi Sarjana
Kehutanan. Faperta Uncen. Manokwari (Tidak Diterbitkan).
Muslim, A, 1996. Kajian Pengaruh Pemberian Pupuk Pda Media Tanam
Mediteran Dan Ultisol Terhadap Pertumbuhan Dan Mutu Bibit Acasia
Mangium Willd. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Cendrawasi
Manokwari.(Tidak Diterbitkan).
Nunik Paisey, A 2000. Bentuk-Bentuk Pemanfaatan Lahan Pada Kawasan
Penyanggah Cagar Alam Pegunungan Arfak oleh Masyarakat Desa
Makwam Kecamatan Minyambou Kabupaten Manokwari. Skripsi
Sarjana Pertanian Universitas Cendrawasi. (Tidak Diterbitkan).
Novizan (2002). Petunjuk Pemupukan yang efektif. Pusat Penelittian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. (Tidak Diterbitkan)
Rahardo. E, 2006. Daya Kecambah Arwob (Dodonea viscosa Jacg) Asal
Minyambou Manokwari. Skripsi Sarjana Kehutanan Fakultas
Kehutanan Universitas Papua Manokwari. (Tidak Diterbitkan).
36
Simanjuntak P,H. 2000. Pengaruh Pemberian Kapur dan Pupuk Anorganik Pada
Media Gambut Asal Anggi Terhadap Pertumbuhan Semai Eucalyptus
urophylla S.T Blake. Skripsi Sarjana Kehutanan. Fakultas Pertanian
Universitas Cendrawasi Manokwari. (Tidak Diterbitkan).
Simanjuntak, N, J, 2003. Nilai Kalor Kayu Arwob (Dodonea viscosa Jacg) Asal
Distrik Minyambou. Skripsi Sarjana Kehutanan Fakultas Kehutanan
Universitas Negeri Papua Manokwari. (Tidak Diterbitkan).
Soekotjo, 1997. Pengantar Ilmu Kehutanan. Fakultas Kehutanan Gajah Mada
Yogjakarta.
Sutejo, M, Mulyani, 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka. Cipta
Jakarta
Utomo, C, R, 2002. Pengaruh Jumlah Daun Terhadap Pertumbuhan Awal Anakan
Cabutan Alam Ceriops Tegal Perr. Pada Persemaian Alam Dikampung
Oransbari Manokwari. Skripsi Sarjana Kehutanan Unipa Manokwari.
(Tidak Diterbitkan).
Wahyudi, 2002. Eksplorasi Aspek Biologi Kayu Arwob (Dodonea viscose) di
Desa Minyambou Manokwari. Fakultas Kehutanan Unipa Manokwari.
(Tidak Diterbitkan).
Widodo, 2002. Pengaruh Ukuran Konteiner dan Jenis Media Terhadap
Pertumbuhan Semai Gmelina Arborea. Proyek SEMI QUE-1V.
Fakultas Kehutanan Unipa Manokwari.
Widodo, Aditya R, dan Nuni F, 2007. Perkembangan Biji Arwob (Dodonea
viscose Jacg) Pada Berbagai Media, Laporan Penilitian Fakultas
Kehutanan Unipa Manokwari. (Tidak Diterbitkan).
37
LAMPIRAN
38
Lampiran 1. Rata-rata Persen Hidup (%) Sapihan Arwob Pada Berbagai Media
dan Ukuran Anakan.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 100.0 70.0 40.0 40.0
A0B1 100.0 90.0 80.0 70.0
A0B2 100.0 90.0 70.0 70.0
A1B0 100.0 60.0 10.0 0.0
A1B1 100.0 50.0 20.0 0.0
A1B2 100.0 40.0 10.0 0.0
A2B0 100.0 60.0 10.0 0.0
A2B1 100.0 40.0 10.0 10.0
A2B2 100.0 30.0 10.0 10.0
Rata-rata 100.0 58.9 28.9 22.2
Lampiran 2. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Persen Hidup (%) Semai
Arwob.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 100.0 70.0 40.0 40.0
A0B1 100.0 90.0 80.0 70.0
A0B2 100.0 90.0 70.0 70.0
Rata-rata 100.0 83.3 63.3 60.0
A1B0 100.0 60.0 10.0 0.0
A1B1 100.0 50.0 20.0 0.0
A1B2 100.0 40.0 10.0 0.0
Rata-rata 100.0 50.0 13.3 0.0
A2B0 100.0 60.0 10.0 0.0
A2B1 100.0 40.0 10.0 10.0
A2B2 100.0 30.0 10.0 10.0
Rata-rata 100.0 43.3 10.0 6.7
39
Lampiran 3. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Arwob Terhadap Persen Hidup
(%).
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 100.0 70.0 40.0 40.0
A1B0 100.0 60.0 10.0 0.0
A2B0 100.0 60.0 10.0 0.0
Rata-rata 100.0 63.3 20.0 13.3
A0B1 100.0 90.0 80.0 70.0
A1B1 100.0 50.0 20.0 0.0
A2B1 100.0 40.0 10.0 10.0
Rata-rata 100.0 60.0 36.7 26.7
A0B2 100.0 90.0 70.0 70.0
A1B2 100.0 40.0 10.0 0.0
A2B2 100.0 30.0 10.0 10.0
Rata-rata 100.0 53.3 30.0 26.7
Lampiran 4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi (cm) Sapihan Arwob Pada Berbagai
Media dan Ukuran Anakan.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 2.8 3.8 5.1 6.3
A0B1 3.3 4.4 5.9 7.1
A0B2 3.5 4.5 6.2 7.6
A1B0 3.1 4.3 6.3 0.0
A1B1 3.4 5.1 6.0 0.0
A1B2 3.4 4.6 5.6 0.0
A2B0 3.2 4.4 5.7 0.0
A2B1 3.1 4.1 5.3 6.0
A2B2 3.3 4.8 5.9 6.3
Rata-rata 3.2 4.4 5.8 6.7
40
Lampiran 5. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Tinggi
(cm) Semai Arwob
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 2.8 3.8 5.1 6.3
A0B1 3.3 4.4 5.9 7.1
A0B2 3.5 4.5 6.2 7.6
Rata-rata 3.2 4.2 5.7 7.0
A1B0 3.1 4.3 6.3 0.0
A1B1 3.4 5.1 6.0 0.0
A1B2 3.4 4.6 5.6 0.0
Rata-rata 3.3 4.7 6.0 0.0
A2B0 3.2 4.4 5.7 0.0
A2B1 3.1 4.1 5.3 6.0
A2B2 3.3 4.8 5.9 6.5
Rata-rata 3.2 4.4 5.6 6.3
Lampiran 6. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan Tinggi
(cm) Sapihan Arwob
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 2.8 3.8 5.1 6.3
A1B0 3.1 4.3 6.3 0.0
A2B0 3.2 4.4 5.7 0.0
Rata-rata 3.0 4.2 5.7 6.3
A0B1 3.3 4.4 5.9 7.1
A1B1 3.4 5.1 6.0 0.0
A2B1 3.1 4.1 5.3 6.0
Rata-rata 3.3 4.5 5.7 7.1
A0B2 3.5 4.5 6.2 7.6
A1B2 3.4 4.6 5.6 0.0
A2B2 3.3 4.4 5.6 6.3
Rata-rata 3.4 4.5 5.8 7.0
41
Lampiran 7. Rata-rata Pertumbuhan Diameter (mm) Sapihan Arwob Pada
Berbagai Media dan Ukuran Anakan.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 0.5 1.3 1.8 1.9
A0B1 0.5 0.7 1.9 2.0
A0B2 0.4 0.6 1.2 2.0
A1B0 0.4 0.7 0.8 0.0
A1B1 0.4 0.6 0.7 0.0
A1B2 0.4 0.6 0.7 0.0
A2B0 0.4 0.6 0.6 0.0
A2B1 0.4 0.7 1.8 1.9
A2B2 0.4 0.7 1.0 2.0
Rata-rata 0.4 0.7 1.2 2.0
Lampiran 8. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Diameter
(mm) Sapihan Arwob.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 0.5 1.3 1.8 1.9
A0B1 0.5 0.7 1.9 2.0
A0B2 0.4 0.6 1.2 0.0
Rata-rata 0.5 0.9 1.6 2.0
A1B0 0.4 0.7 0.8 0.0
A1B1 0.4 0.6 0.7 0.0
A1B2 0.4 0.6 0.7 0.0
Rata-rata 0.4 0.6 0.7 0.0
A2B0 0.4 0.6 0.6 0.0
A2B1 0.4 0.7 1.8 1.9
A2B2 0.4 0.7 1.0 2.0
Rata-rata 0.4 0.7 1.1 2.0
42
Lampiran 9. Rata- rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Pertumbuhan
Diameter (mm) Sapihan Arwob.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 0.5 1.3 1.8 1.9
A1B0 0.4 0.7 0.8 0.0
A2B0 0.4 0.6 0.6 0.0
Rata-rata 0.4 0.9 1.1 1.9
A0B1 0.5 0.7 1.9 2.0
A1B1 0.4 0.6 0.7 0.0
A2B1 0.4 0.7 1.8 1.9
Rata-rata 0.4 0.7 1.5 2.0
A0B2 0.4 0.6 1.2 0.0
A1B2 0.4 0.6 0.7 0.0
A2B2 0.4 0.7 1.1 2.0
Rata-rata 0.4 0.6 1.0 2.0
Lampiran 10. Rata-rata Kekokohan Semai Arwob Pada Berbagai Media dan
Ukuran Anakan
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 5.6 2.9 2.8 3.3
A0B1 6.6 6.3 3.1 3.6
A0B2 8.8 7.5 5.2 3.8
A1B0 7.8 6.1 7.9 0.0
A1B1 8.5 8.5 8.6 0.0
A1B2 8.5 7.7 8.0 0.0
A2B0 8.0 7.3 9.5 0.0
A2B1 7.8 5.9 2.9 3.2
A2B2 8.3 6.9 5.9 3.3
Rata-rata 7.7 6.5 6.0 3.4
43
Lampiran 11. Rata-rata Pengaruh Media Sapih Terhadap Kekokohan Semai
Arwob.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 5.6 2.9 2.8 3.3
A0B1 6.6 6.3 3.1 3.6
A0B2 8.8 7.5 5.2 3.8
Rata-rata 7.0 5.6 3.7 3.6
A1B0 7.8 6.1 7.9 0.0
A1B1 8.5 8.5 8.6 0.0
A1B2 8.5 7.7 8.0 0.0
Rata-rata 8.3 7.4 8.2 0.0
A2B0 8.0 7.3 9.5 0.0
A2B1 7.8 5.9 2.9 0.0
A2B2 8.3 6.9 5.9 3.3
Rata-rata 8.0 6.7 6.1 3.3
Lampiran 12. Rata-rata Pengaruh Ukuran Anakan Terhadap Kekokohan Semai
Arwob.
Perlakuan Minggu
2 4 6 8
A0B0 5.6 2.9 2.8 3.3
A1B0 7.8 6.1 7.9 0.0
A2B0 8.0 7.3 9.5 0.0
Rata-rata 7.1 5.4 6.7 3.3
A0B1 6.6 6.3 3.1 3.6
A1B1 8.5 8.5 8.6 0.0
A2B1 7.8 5.9 2.9 0.0
Rata-rata 7.6 6.9 4.9 3.6
A0B2 8.8 7.5 5.2 3.8
A1B2 8.5 7.7 8.0 0.0
A2B2 8.3 6.9 5.9 3.3
Rata-rata 8.5 7.4 6.4 3.6
Lampiran 13. Hasil Pengukuran Suhu Udara dan Kelembapan Udara Selama 8
Minggu.
Minggu
Suhu (0C) Kelembapan (%)
Pagi
(06.00)
Siang
(12.00)
Sore
(18.00)
Pagi
(06.00)
Siang
(12.00)
Sore
(18.00)
2 22.0 26.7 21.3 70.4 50.4 61.7
4 21.3 24.1 22.8 69.6 58.3 63.9
6 21.7 26.3 21.3 73.2 55.9 71.9
8 21.2 24.3 19.9 77.5 59.6 71.4
Rata-rata 21.6 25.4 21.3 72.7 56.1 67.2
44
Lampiran 14. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A0 (Tanah).
Jumlah daun dua Jumlah daun empat Jumlah daun enam
Lampiran 15. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A1 (Tanah + Serbuk Gergaji + Pupuk Kandang 3:1:1). Terjadi
Kematian Pada Seluruh Anakan.
Jumlah daun dua Jumlah daun empat Jumlah daun enam
Lampiran 16. Gambar Anakan Arwob (Dodonea Sp) Umur 8 Minggu Pada Media
A2 (Tanah + Pasir + Pupuk Kandang 3:1:1).
Jumlah daun dua terjadi Jumlah daun empat Jumlah daun enam
kematian
Top Related