RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
1 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
BAB I SYARAT – SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
URAIAN UMUM 1. Lokasi pekerjaan yang akan dilakukan berada di Jl. M.H. Thamrin No. 14 Jakarta Pusat 2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Kantor Badan Pengawas Pemilu R.I. 3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen yang antara lain terdiri dari : Rencana Gambar dan Syarat – syarat (RKS). Gambar – gambar bestek, detail dan gambar konstruksi berikut Keputusan Direksi
Lapangan. Risalah Rapat Aanwijzing.
4. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan lapangan, maka Pemborong diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.
5. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan guna mendapat persetujuan direksi
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan meliputi pengadaan, alat – alat Bantu dan bahan material sesuai dengan jenis pekerjaannya yaitu : Renovasi Lantai Mezanin termasuk dalam pekerjaan ini : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan
Bongkaran, Pekerjaan Dinding, Pekerjaan Lantai, Pekerjaan Plafond, Pekerjaan Pintu dan Jendela, Pekerjaan Kamar Mandi, Pekerjaan Pengecatan, Pekerjaan Furniture dan Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal.
Pasal 3
MEMULAI KERJA Selambat – lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dari Surat Perintah Kerja (SPK) pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberitahukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pemberi Tugas (Bouwheer)
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
2 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Pasal 4
MOBILISASI Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal – hal sebagai berikut : 1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat‐alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain – lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat – alat konstruksi dan instalasinya.
4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 5 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut “Site Manager” yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor / pemborong.
2. Dengan adanya “Pelaksana” tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan “Pelaksana” untuk mendapat persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa “Pelaksana” dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti “Pelaksana”.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk “Pelaksana” yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang memimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 7 RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian – bagian pekerjaan berupa bar chart dan S‐curve bahan dan tenaga.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
3 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pimpinan / Ketua Proyek.
3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding direksi keet Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
Pasal 8 DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN
1. DIREKSI KEET Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen seluas 24 m2 (Ruang Consultan Pengawas dan Ruang Rapat), Lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan / lokasi pada areal bangunan yang belum / tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membat kantor Pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menympan barang – barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.
3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.
4. Kantor Pemborong, gudang bahan, los‐los kerja dan los lainnya dibuat dan dibiayaii oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
4 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Pasal 9 KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan di lokasi pekerjaan, setiap saat sampah – sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.
2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlbat dalam proyek.
3. Kontraktor / Pemborong, berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan. 4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada Pemberi Tugas.
5. Dalam hal terjadinya kerusakan – kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para pekerja, guna mengurangi resiko kecelakaan pada saat kerja.
7. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk Keselamatan korban kecelakaan itu.
8. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang – kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing – masing tabung berkapasitas 12 Kg.
9. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep‐07/Men1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan Harian Lepas pada Kontraktor maupun Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek‐proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
PASAL 10
TENAGA DAN SARANA KERJA Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, nahan – bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian – bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan – bahan, alat – alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
5 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
1. TENAGA KERJA Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2. PERALATAN KERJA Menyediakan alat – alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat – alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan – peralatan lain yang benar – benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. BAHAN – BAHAN BANGUNAN Menyediakan bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK KERJA Menyediakan kebutuhan air kerja dan listrik, bagi para tenaga kerja.
Pasal 11
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN 1. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor / Pemborong harus betul – betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai dengan persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – syarat teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk jaminan mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan : 1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya selama pelaksaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan funa memenuhi kewajiban menurut kontrak
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu – tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Buku tamu untuk kunjungan tamu – tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek
4. Mencatat semua petunjuk – petunjuk, keputusan – keputusan dan detail dari pekerjaan.
5. Alat – alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah : ‐ 1 (satu) kamera. ‐ 1 (satu) alat ukur schuifmat. ‐ 2 (dua) alat ukur optik (theodolit & waterpas)
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
6 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
‐ 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (unit) komputer dan printer ‐ 1 (satu) alat ukur panjang 5m & 50 m. ‐ 1 (satu) mistar water pass panjang 120 cm. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
• PUBI – 1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
• NI – 3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
• NI – 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
• NI – 10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
• PPI – 1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
• PUIL – 1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
• PPBI – 1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
• SII : Standar Industri Indonesia
• SK SNI – T – 15 – 1991 – 03 (PBI – 1991) :Peraturan Beton Bertulang Indonesia
• AVWI : Peratutan Umum Instalasi Air Serta :
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari Negara asal produsen bahan / material /komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan – ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ, BA Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan konsultan Pengawas.
Pasal 12 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulaan mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administrative.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data – data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
7 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
3. Laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.
4. Laporan – laporan tersebut diatas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.
Pasal 13 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
2. Harus juga disadari bahwa revisi – revisi pada alignemen, lokasi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalamm gambar atau ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain – lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan – permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan unsuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
4. UKURAN a. Pada dasarnya semua unsuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As – as
• Luar – luar
• Dalam – dalam
• Luar – dalam b. Ukuran – ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm)
untuk pekerjaan Arsitektur dan Interior, dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
c. Khusus ukuran – ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai (“finished”)
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya memberikan keputusan mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
e. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
8 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran – ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun waktu.
5. PERBEDAAN GAMBAR 1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku) 2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskan setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak‐jelasan, kesimpang‐siuran, perbedaan – perbedaan dan atupun ketidak‐sesuaian dan keragu‐raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
4. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alas an oleh Kontaktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng – “klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
6. SHOP DRAWING Istilah yang digunakan pada masing – masing disiplin adalah sebagai berikut : a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam buku ini.
d. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.
e. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuan harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat di reproduksi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
9 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
7. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING”. a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak. b. Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor / Pemborong
berkewajiban membuat gambar – gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (As Bulit Drawing). Biaya untuk penggambaran As Built Drawing sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.
Pasal 14
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG 1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja. 2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
mengatur, atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab tersebut di atas. 3. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong Sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran – saran perbaikan kepada Pemberi Petugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan dan sisa – sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
10 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Pasal 15
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN 1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat‐syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan – bahan yang akan dipergunakan maupun syarat – syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat – syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan – ketentuan dan syarat bahan – bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. Seluruh bahan material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan dimaksudkan.
3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
4. Penempatan bahan – bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
5. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (First in First Out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.
6. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakan di atas permukaan yang bersih, keras, dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda – benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
7. Tempat penympanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
8. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentua sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun rapi sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.
Pasal 16 PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN
1. Bahan – bahan didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh – contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 di atas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
11 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
2. Bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat – syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat – lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan – bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian akibat oleh bongkarang tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 % (satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan – bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksanya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
5. Sebelum ada kepastian dari Laboratorium diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan – bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan – pekerjaan yang menggunakan bahan – bahan tersebut diatas.
6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 17
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR 1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan Kontraktor bawahan (Sub
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor / Pemborong “wajib” memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinat pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan Supplier Bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
4. Pasal 18
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh – tumbuhan dan puing puing
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
12 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
didalam daerah kerja, kecuali benda – benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal – pasal yang lain dari spesifikasi ini.
2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas – batas pekerjaan, dan menentukan pohon, semak, tumbuhan dan benda – benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
3. Segala objek yang ada dimuka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan – rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu.
Pasal 19 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontaktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung libur/hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi pleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
e. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
13 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alas an untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
2. KEMAJUAN PEKERJAAN a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah – langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
4. TOLERANSI Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lain.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
14 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
BAB II SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN
Pasal 1 UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”
• Pekerjaan Site Marking / Pengukuran Kembali
1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing. Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / meindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan lokasi/existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi. 2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan dengan sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja. 2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari site di tempat /
lokasi tertentu yang ditunjukan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang –
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
15 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
barang bongkaran tersebut ada beberapa material yang masih digunakan dan ada yang tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 3 PERLINDUNGAN INSTALASI EKSISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi eksisting yang berada di
dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
3.2. Kabel instalasi dan pipa eksisting yang masih berfungsi harus dilindungi, khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat perubahan, apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi eksisting yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan pekerjaan itu sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
16 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
BAB III RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INTERIOR
Pasal 1 PEKERJAAN DINDING PARTISI
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Adapun ruang yang menggunakan dinding partisi yaitu :
• Ruang Sidang
• Ruang Kabag
• Ruang Staff/Subag
• Ruang Persiapan
• Ruang Operator
• Ruang Rapat/R. Diskusi
• Mushola
• Ruang Pengaduan
• Pantry
• Ruang Resepsionist 1.2. MATERIAL
a. Gypsum : Ketebalan yang dipakai adalah 12 mm tidak retak atau pecah/melengkung mempunyai lapisan luas Paver Coved dipasang sesuai dengan gambar teknis dengan menggunakan rangka metal furing MS 76 (metal stud) dan sekrup, sambungan antara antara gypsum board memakai compound. Gypsum yang digunakan ex.Jaya Board atau setara.
b. Rangka Partisi :
• Metal Furing MS 76, untuk vertical dengan jarak 60 cm.
• Area yang ada unit AC atau semua peralatan Mekanikal dan Elektrikal yang memerlukan perkuatan, diberi rangka double.
• Bahan – bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
17 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Khusus untuk Ruang Aula, Ruang Rapat / Sidang Adiwinata, dan Ruang Audio Visual, Dinding partisi Gypsum ditambahkan lapisan insulasi Rockwool dengan ketebalan 5 cm, dengan dukungan daya redam / density 60 kg / m3
• Dinding partisi menggunakan gypsum board 12 mm rangka metal furing ex. Boral atau setara dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.3. PERSYARATAN DAN BAHAN a. Contoh – contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum pelaksanaan. b. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan / site sesuai dengan jadwal
pelaksanaan, semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan dijauhkan dari tempat – tempat yang lembab dan air hujan.
c. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada pemilik.
Pasal 2
PEKERJAAN LANTAI (KARPET TILE) 2.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai karpet tile ini dilakukan sebagai finishing pada area :
• Ruang Kabag
• Ruang Staff/Subag
• Ruang Persiapan
• Ruang Rapat/R. Diskusi
• Ruang Pengaduan 2.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan : Karpet tile produk luar negeri yang bermutu baik, C&R type Nile Tile atau setara dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Tile Spesification :
• Construction : Level Loop
• Fibre : 100% Nylon
• Dye Method : Solution Dyed
• Pile Height : 3.00 mm
• Pile Weight : 678 gms/m2 OR 20 OZ/Yd2
• Primary Backing : Non‐Woven Lutrador
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
18 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Secondary Backing : Fibre Glass Reinforced Cross Link Polymer
• Static Control : Permanent
• Tile Size : 50 x 50 cm
• Warna : Ditentukan kemudian
• Pelengkap : Pada daerah tepi dipasang paku pengait khusus karpet dari bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Bahan perekat karpet yang digunakan sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
d. Pola pemakaian ditentukan / ditunjuk pada gambar, bahan – bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh – contohnya (minimum 3 contoh) untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
e. Contoh – contoh bahan harus disertai dengan ketentuan – ketentuan / persyaratan teknis ‐ operatif dari pabrik yang bersangkutan sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
f. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Material tersebut sudah termasuk dalam biaya pelaksanaan pekerjaan ini, tanpa adanya tambahan biaya.
g. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan ASTM dan sesuai ketentuan – ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
2.3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan harus disimpan dalam tempat yang terlindungi dan tertutup / kering tidak lembab.
b. Lantai dasar karpet adalah lapisan screed yang telah rata dan telah difinish acian PC. Latai harus benar – benar rata, halus dan kering dengan kelembaban 5 %.
c. Lapisan screed dari adukan 1 PC : 3 pasir dan finish acian bahan aci PC murni. d. Penyesuaian temperatur ruangan dilakukan selama 24 jam. Permukaan lantai
harus bersih/bebas dari segala macam kotoran, butir‐butir pasir, minyak/lemak, aspal dan lain – lain.
e. Bahan perekat dan cara pemasangan sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, penyimpangan hanya boleh bila disetujui oleh Konsultan Pengawas.
f. Arah pemasangan sesuai dengan pola karpet atau sesuai detail gambar (shop drawing dari kontraktor yang telah disetujui Konsultan Pengawas). Perlu diperhatikann adanya perataan pemasangan pada sudut – sudut tepi pertemuan.
g. Karpet yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda – noda yang melekat sehingga betul – betul bersih.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
19 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
h. Diperhatikan pemasangan karpet pada tepi / sudut yang berhubungan dengan dinding / partisi / kosen, pada ambang pintu pada tangga dan pada sambungan dengan material lain. Terutama diperhatikan didalam hal kerapihan dan sistim penjepitnya.
i. Sebelum pemasangan karpet harap diperhatikan letak dari floor out let dan lain – lain peralatan yang terpasang diatasnya.
Pasal 3
PEKERJAAN LANTAI (PARQUET) 3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pemasangan lantai Parquet meliputi penyediaan tenaga kerja, alat‐alat yang diperlukan untuk semua pekerjaan pemasangan hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar Pekerjaan Lantai Parquet ini dilakukan sebagai finishing pada area :
• Panggung R. Sidang
• Ruang Resepsionist
3.2. PERSYARATAN BAHAN Bahan pelapis lantai Parquet atau setara atau setara harus memiliki persyaratan :
• Anti gores
• Jenis parquet engineering lapis HPL
• Pemasangan harus diberi underlayer terlebih dahulu
• Setiap pertemuan dengan jenis lantai yang berlainan diberi list pembatas 3.3. SYARAT‐SYARAT PELAKSANAAN
a. Lantai kerja, pada dasar untuk pemasangan lantai parquet harus rata, bersih dan tidak ada debu atau kotoran seperti butir pasir, sisa adukan semen, dan lain lain. Permukaan pasang harus kering dari bekas genangan air.
Pasal 4
PEKERJAAN LANTAI KARPET ROLL 4.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai karpet ROLL ini dilakukan sebagai finishing pada area :
• Ruang Sidang
• Musholla 4.2. PERSYARATAN BAHAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
20 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
a. Bahan : Karpet roll produk yang bermutu baik, Ex. Rainbow Carpet type trojen atau setara, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Spesification :
• Construction : Hi‐Low Graphic
• Fibre : Strudon PP BCF
• Dye Method : Solution Dyed
• Pile Height : 5 – 4 mm
• Pile Weight : 675 Gr/m2
• Primary Backing : Woven Polypropylene
• Secondary Backing : Action Back
• Standard Roll Width : 3,95 – 4 Meter
• Standard Roll Length : 35 Meter
• Warna : Ditentukan kemudian c. Bahan perekat karpet yang digunakan sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan. d. Pola pemakaian ditentukan / ditunjuk pada gambar, bahan – bahan yang dipakai,
sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh – contohnya (minimum 3 contoh) untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
e. Contoh – contoh bahan harus disertai dengan ketentuan – ketentuan / persyaratan teknis ‐ operatif dari pabrik yang bersangkutan sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
f. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Material tersebut sudah termasuk dalam biaya pelaksanaan pekerjaan ini, tanpa adanya tambahan biaya.
g. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan ASTM dan sesuai ketentuan – ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
4.3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
j. Bahan harus disimpan dalam tempat yang terlindungi dan tertutup / kering tidak lembab.
k. Lantai dasar karpet adalah lapisan screed yang telah rata dan telah difinish acian PC. Latai harus benar – benar rata, halus dan kering dengan kelembaban 5 %.
l. Lapisan screed dari adukan 1 PC : 3 pasir dan finish acian bahan aci PC murni. m. Penyesuaian temperatur ruangan dilakukan selama 24 jam. Permukaan lantai
harus bersih/bebas dari segala macam kotoran, butir‐butir pasir, minyak/lemak, aspal dan lain – lain.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
21 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
n. Bahan perekat dan cara pemasangan sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, penyimpangan hanya boleh bila disetujui oleh Konsultan Pengawas.
o. Arah pemasangan sesuai dengan pola karpet atau sesuai detail gambar (shop drawing dari kontraktor yang telah disetujui Konsultan Pengawas). Perlu diperhatikann adanya perataan pemasangan pada sudut – sudut tepi pertemuan.
p. Karpet yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda – noda yang melekat sehingga betul – betul bersih.
q. Diperhatikan pemasangan karpet pada tepi / sudut yang berhubungan dengan dinding / partisi / kosen, pada ambang pintu pada tangga dan pada sambungan dengan material lain. Terutama diperhatikan didalam hal kerapihan dan sistim penjepitnya.
r. Sebelum pemasangan karpet harap diperhatikan letak dari floor out let dan lain – lain peralatan yang terpasang diatasnya.
Pasal 5 PEKERJAAN LANTAI HOMOGENIUS TILE
5.1. LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat –
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai homogenius tile ini dilakukan sebagai finishing pada area :
• Ruang Koridor
• Pantry 5.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Spesification : • Merk/Type : Ex. Essenza Type Snow White atau setara
• Ketebalan : Minimum 7 mm
• Finishing : Tidak berglazur
• Kekuatan : 250 kg/cm2
• Mutu : Tingkat I (satu) b. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenius yang
digunakan/Ibagrout/tile grout. c. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 Pasir ditambah bahan perekat/Ibafix d. Pengendalian pekerjaan homogenius ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI‐
19, PUBI 1982 Pasal 31 dan SII‐0023‐81 e. Semen Portland harus memenuhi NI‐8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat‐syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
22 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
5.3. SYARAT SYARAT PELAKSANAAN a. Bahan – bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya kepada Direksi Pengawas/MK b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari
pola homogenius yang disetujui Direksi Pengawas/MK. c. Lantai Homogenius yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda. d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasri dan ditambah bahan perekat
seperti yang disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar – benar rata.
e. Jarak antar unit – unit pemasangan keramik yang terpasangan (lebar siar – siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk MK, yang membentuk garis – garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar – siar yang berpotongan tegak lurus sesamanya.
f. Siar – siar diisi dengan bahan pengisi grout semen/Ibagrout/ Tile sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna homogenius yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit – unit homogenius harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Homogenius yangsudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan homogenius, sehingga betul‐betul bersih.
i. Sebelum homogenius dipasang, terlebih dahulu unit‐unit tile direndam dalam air sampai jenuh.
j. Pinggulan pasangan homogenius harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
Pasal 6
PEKERJAAN PLAFOND 6.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan langit – langit gypsum / plafond terdiri dari pekerjaan gypsump plat, gypsump tile 60 x 60, plafond multipleks lapis HPL meliputi :
• Ruang Sidang
• Ruang Kabag
• Ruang Staff/Subag
• Ruang Persiapan
• Ruang Operator
• Ruang Rapat/R. Diskusi
• Mushola
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
23 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Ruang Pengaduan
• Pantry
• Ruang Resepsionist 6.2. PERSYARATAN BAHAN 6.2.1 Gypsum Board Tebal : 9 mm untuk ruang ruang yang ditunjukan pada
Gambar Kerja. Ukuran : Disesuaikan dengan pola langit – langit. Ketahanan api : 2 jam. Tipe / Produk : Jaya Board atau setara, sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk Wet Area menggunakan GRC untuk KM / WC sesuai dengan Gambar Kerja.
6.2.2 Gypsump Tile Tebal : 9 mm Ukuran : 60 x 60 cm
Tipe/Produk : Ex. Jaya Board atau setara
6.2.3 Plafond Multipleks Tebal : 9 mm Ukuran : 120 x 60 cm Tipe/produk : Multipleks lapis HPL Ex. Taco atau setara 6.2.4. Rangka Plafond Rangka : Metal hollow. Rangka Gypsump Tile : Main Tee Cross Tee Ex. Boral atau setara Jarak &Ukuran : Sesuai Gambar Kerja. Ketahanan Api : Non fire rate 6.2.5 List Plafond Bahan : alluminium U ½” Ukuran : Sesuai Gambar Kerja 6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN 6.3.1. Rangka Plafond
Penggantung rangka langit – langit adalah metal hollow lengkap dengan top cross rail, ceiling batten, angle, cb, connector, ter spring, suspension rod, dan angle bracket.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
24 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Stek penggantung langit – langit dan besi Ø 6 mm, diikatkan ke tulangan pelat lantai atau batok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja. Untuk pengikatan tepi rangka langit – langit yang menempel dinding pasangan batu bata atau beton adalah dengan “fischer” Pemasangan rangka langit – langit harus rata waterpass pada permukaan bawahnya.
6.3.2. Gypsum Board Panel gypsum yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing – masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelakaan bagi pekerja, disarankan membawa papan gypsum dengan cara memegang tepi bawah lembaran. Panel gypsum dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standar spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus untuk panel gypsum, dan pola pemasangan sesuai dengan Gambar Kerja. Bidang permukaan langit – langit gypsum yang terpasang harus lurus, rata (waterpass) dan tidak bergelombang, sambungan antar panel saling tegak lurus.Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian akhir (finishing) adalah di cat.Pekerjaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Cat.
6.3.3. List tepi langit – langit. Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu – manis.
6.3.4. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan – pekerjaan dan berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan – peralatan yang harus terpasang pada panel langit – langit tersebut, seperti armatur lampu, dan lain sebagainya.
Pasal 7
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 7.1. UMUM
7.1.1 Lingkup pekerjaan Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan kayu sesuai dengan gambar dan syarat‐syarat serta spesifikasi khusus.
7.1.2 Pekerjaan Pemasangan Kontraktor wajib membuat shop drawings untuk persetujuan perencanaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
25 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
yang dibuat berdasarkan gambar‐gambar rencana yang tersedia. Shop drawings harus sudah menggambarkan detail hubungan‐hubungan dan sambungan‐sambungan, pengangkuran, konstruksi dan pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran‐ukuran.
Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi yang ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan.
Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim Teknis / Konsultan Supervisi seandainya permukaan ‐ permukaan yang bersangkutan dalam keatidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan‐pembetulan.
Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya.
Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings, harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Perencana, untuk mendapatkan kepastian.
Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat‐syarat yang ditentukan.
7.1.3. Pabrikasi dan Pemasangan
• Bahan‐bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai dengan contoh contoh yang disetujui dan dalam keadaan baik. Bahan‐bahan ini harus dijaga dandilindungi sebaik‐baiknya saat penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan.
• Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga‐tenaga yang terlatih/ berpengalaman untuk pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.
• Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan‐pembersihan semua alat‐alat pelindung, tanda‐tanda label‐label dibersihkan dan kaca‐kaca dicuci dengan larutan asam (acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer kaca.
• Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan baik pada bahan maupun cara pengerjaannya watertight, dan perlu jaminan pemeliharaan.
7.2. PEKERJAAN PINTU‐PINTU DAN JENDELA
7.2.1. Bahan Kusen, jendela dan daun pintu dari aluminium Ex. YKK Type Natural Anodized, portal kayu multipleks.
Finishing lapis HPL. Kaca ex. Asahimas, atau yang setara.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
26 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
Pintu‐pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail‐detail yang diberikan dalam gambar yang bersangkutan.
Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain‐lain lihat pada penjelasan Perlengkapan Kunci‐Kunci dan Penggantung Ex. Kenari Djaya atau setara.
Gordyn type roller blind Black Out Ex. Ona atau setara. 7.2.2. Pengerjaan
Pintu‐pintu, jendela‐jendela harus betul‐betul persegi dan datar. Permukaan‐permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas‐bekas mesin dan selesai siap untuk dicat atau penyelesian lainnya.
Permukaan yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat meni alkali atau cat meni besi.
7.2.3. Memasang dan Menggantung Pintu‐Pintu dan Jendela‐Jendela
• Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya diperhitungkantebal cat dan kemungkinan pengembangan atau pengerutan kayu.
• Kunci, engsel‐engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya, rongga pada rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 2,5 mm, lubang yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm, semua ujung‐ujung yang runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus dimiringkan sedikit.
7.2.4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Halus • Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika
sudah dipasang.
• Untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat, kalau belum selesai sama sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel‐setel jika bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
• Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan Perencana harus diberikan fasilitas untuk memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan di bengkel‐bengkel dan di lapangan.
• Kontraktor harus menyediakan pintu‐pintu sementara dan penutup semua lubang‐lubang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan kayu halus selama dalam pelaksanaan.
• Juga harus menyediakan pembungkus atau penutup sementara yang diperlukan untuk pekerjaan‐pekerjaan kayu halus yang sudah selesai seperti ambang‐ambang pelindung dan sebagainya yang mungkin dapat rusak selama pelaksanaan pekerjaan.
7.2.5. Pemasangan Pekerjaan Kayu Halus
• Jika pekerjaan kayu halus akan dipasang setelah rangka pada bangunan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
27 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
sekelilingnya telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan kayu halus yang harus dipasang telah disetel ke dalam rangka yang telah disediakan.
• Rongga yang dibuat pada pekerjaan lantai di belakang pekerjaan‐pekerjaan kayu halus harus dibuat lurus dan tegak.
• Tempat sambungan yang vertikal antara kusen‐kusen dengan rangka bangunan harus diisi padat dengan adukan tapi rongga di bagian atas harus dibiarkan.
• Pekerjaan kayu halus tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya sampai rangka pada lantai, dinding dan langit‐langit telah selesai.
7.2.6. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna
• Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci‐kunci dan engsel‐engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
• Bilamana terjadi bahwa pekerjaan‐pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok, atau kelihatan ada cacat‐ cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Tim Teknis / Konsultan Supervisi / Perencana merasa puas dan pekerjaan lain yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
7.2.7. Pekerjaan Pemasangan Kaca
• Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
• Dempul untuk memasang kaca ke kusen‐kusen kayu harus diperoleh dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Dempul untuk pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau sudah mengeras.
• Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum kacanya dipasang.
• Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sesuai standar pabrik, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai dempul kaca dan lat‐lat kayu dan dipaku dengan sekrup.
• Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi dempul kaca.
• Daun‐daun kaca tersebut dipasang dengan kokoh memakai list kayu kecil yang keras.
• Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah‐tengah
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
28 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
dengan hati‐hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
• Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
• Kaca diidentifikasi dengan tanda‐tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
• Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las.
7.3. PEKERJAAN PINTU‐PINTU DAN JENDELA‐JENDELA ALUMUNIUM 7.3.1. Bahan
• Kusen, jendela dan daun pintu dari alumunium, kecuali pintu interior yang ditentukan
• Finishing powder coating.
• Kaca ex. Asahimas, atau yang setara.
• Pintu‐pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail‐detail yang diberikandalam gambar yang bersangkutan.
• Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain‐lain lihat pada penjelasan Perlengkapan Kunci‐Kunci dan Penggantung.
7.3.2. Pengerjaan
• Pintu‐pintu, jendela‐jendela dan bouvenlicht harus betul‐betul persegi dan datar.
• Permukaan‐permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas‐bekas mesin dan selesai siap untuk difinish atau penyelesian lainnya.
7.3.3. Memasang dan Menggantung Pintu‐Pintu dan Jendela‐Jendela
• Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya diperhitungkan tebal cat .
• Kunci, engsel‐engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya. 7.3.4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium
• Untuk pekerjaan pintu/jendela yang harus dibuat, kalau belum selesai sama sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel‐setel jika bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
• Tim Teknis / Konsultan Supervisi /Perencana harus diberikan fasilitas untuk memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan di bengkel‐bengkel dan di lapangan.
7.3.5. Pemasangan Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium Jika pekerjaan pintu/jendela akan dipasang setelah rangka pada bangunan sekelilingnya telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan pintu/jendela alumunium yang harus dipasang telah disetel ke dalam rangka
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
29 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
yang telah disediakan. Rongga yang dibuat pada pekerjaan lantai di belakang pekerjaan‐pekerjaan kusen alumunium harus dibuat lurus dan tegak.
Tempat sambungan yang vertikal antara kusen‐kusen dengan rangka bangunan harus diisi padat dengan adukan tapi rongga di bagian atas harus dibiarkan.
Pekerjaan pintu/jendela alumunium tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya sampai rangka pada lantai, dinding dan langit‐langit telah selesai.
7.3.6. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna
• Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci‐kunci dan engsel‐engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
• Bilamana terjadi bahwa pekerjaan‐pekerjaan pintu/jendela tersebut menjadi bengkok, atau kelihatan ada cacat‐ cacat lainnya sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Tim Teknis / Konsultan Supervisi /Perencana merasa puas dan pekerjaan lain yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
7.3.7. Pekerjaan Pemasangan Kaca
• Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
• Karet dan sealant untuk memasang kaca ke kusen‐kusen alumunium harus diperoleh dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Karet dan sealant untuk pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau sudah mengeras.
• Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum kacanya dipasang.
• Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sedikit, lalu dipasang dan dikukuhkan menggunakan alat‐alat yang telah ditentukan.
• Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi karet lalu di‐sealant.
• Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah‐tengah dengan hati‐hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
• Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
30 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Kaca diidentifikasi dengan tanda‐tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
• Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las.
7.4. PEKERJAAN PINTU BAJA DAN PINTU TAHAN API 7.4.1.Lingkup Pekerjaan
Refinish pintu besi tahan apai cat duco ulang 7.5. PEKERJAAN KUNCI‐KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
7.5.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.
7.5.2. Kunci‐Kunci Kunci – kunci yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara.Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
7.5.3. Handle, Engsel ‐ engsel, Door Closer, Door Stopper, Cylinder, Flush, Bolt, Lockcase, Rail/Runner dan Hinges :
• Handle ‐ handle yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara.
• Engsel‐engsel yang dipakai ex. CISA, Dorma atau setara.
• Door stopper ex. CISA, Dorma atau setara
• Untuk Shower Hinges DTS 10 series complete set dan door closer digunakan ex. Dorma atau setara.
• Handle ‐ handle dan engsel‐engsel harus dari baja yang digalvanisir dengan memakai ring nylon.
• Engsel‐engsel menerus atau engsel‐engsel piano untuk pekerjaan kayu halus harus dari kuningan.
• Pemasangan mengikuti prosedur pabrik diatas.
• Untuk pintu geser, rail/runner dan accessories disarankan memakai ex. Eltrak, Hillaldam atau setara.
7.5.4. Pemasangan Barang‐barang dari Besi
• Sekrup‐sekrup dalam pemasangannya harus cocok dengan barang besi yang dipasang.
• Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang‐barang besi, pengokohan sekrup harus dengan memutar.
• Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
• Semua kunci‐kunci, pegangan, engsel dan lain‐lain harus terpasang dengan baik, presisi dan tidak ada cacat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
31 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Semua bagian yang cacat atau rusak harus segera diganti. 7.5.5. Perlindungan terhadap barang‐barang dari besi
• Semua barang‐barang dari besi harus disingkirkan dan dibungkus dengan plastik atau tempat aslinya setelah dicoba.
• Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dan dicat.
Pasal 8 PEKERJAAN KAMAR MANDI
8.1 LINGKUP PEKERJAAN
• Pekerjaan Waterproofing
• Pekerjaan Lantai Kamar Mandi
• Pekerjaan Dinding Keramik
• Pekerjaan Sanitary 8.2. PERSYARATAN BAHAN
8.2.1. Waterproofing menggunakan jenis coating Ex. AM atau setara 8.2.2. Lantai Keramik Kamar Mandi Ex. Granite Tile Type Unpholished uk. 30 x 30 cm 8.2.3. Dinding keramik Ex. Granite Tile Type Pholished uk. 30 x 30 cm 8.2.4. Sanitary :
• Lavatory menggunakan Ex. TOTO atau setara type LW 523 J warna putih, Complete set
• Closet Duduk Type CW 420 J /SW 516 STD
• Jet Spray TX 403 SW3
• Floor Drain TX1A
• Paper Holder TS 116 R
• Kran Dinding T23 B13 V7
• Rob Hook TS 118 WS
• Top Table Granite Nero Asaluto Ex. India
• List stainless U 1 x 5 cm Tebal = 1,2 mm mirorr
Pasal 9 PEKERJAAN PENGECATAN
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
• Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
• Pengecatan permukaan dengan bahan‐bahan yang telah ditentukan.
• Pengecatan semua permukaan dan area yang tertera dalam gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
32 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
9.2. SYARAT‐SYARAT PELAKSANAAN
• Sebelum pengecatan dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang‐bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang‐bidang yang akan dipakai sebagai mock‐up ini akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
• Jika masing‐masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan Perencana, bidang‐bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
• Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen tanpa terkecuali.
• Jaminan pemeliharaan dan tenaga ahli Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang direkomendasi oleh produsen dan hasil pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan secara tertulis. ‐ Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Product Proses Performance Warranty) ‐ Jaminan ketepatan aplikasi (Aplication Workmanship Warranty).
• Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka kontraktor wajib memperbaiki seluruh pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh perencana/Pengawas Pekerjaan dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
9.3. CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN
• Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang‐bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang‐bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
• Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada PP. dan perencana. Jika contoh‐contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan PP. barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock‐up seperti tercantum pada poin 2.1 di atas.
• Pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng‐kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya cat ini akan dipakai sebagaicadangan untuk perawatan, oleh Pemberi Tugas.
9.4. PEKERJAAN CAT DINDING
• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian‐bagian lain yang ditunjukkan dalam gambar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
33 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Bahan yang digunakan mengacu pada BQ, merek Dulux atau setara.
• Permukaan dinding harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie, lematk permukaan yang retak kasar bergelombang harus diplamur tembok.
• Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus betul‐betul kering tidak ada retak‐retak dan pemborong harus meminta persetujuan kepada perencana / Pengawas Pekerjaan untuk memulai pekerjaan lanjutan.
• Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
• Sesudah 7 (tujuh) hari terpasang kemudian diamplas sampai halus dan dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul, selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller atau semprot.
• Untuk warna‐warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng‐kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
• Didalam Pengecatan terdiri dari dua bagian antara lain bagian dalam dan bagian luar untuk bagian dalam menggunakan cat merek catylac ( setara ) sedangkan bagian luar menggunakan cat weathersield ex. Mowilex, Jotun ( setara )
• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,sesuai yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding di jaga terhadap pengotoran‐ pengotoran.
9.5. PEKERJAAN CAT LANGIT‐LANGIT
• Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit‐langit adalah langit‐langit gypsum 9 mm rangka hollow dalam gambar.
• Untuk plafond digunakan merk ex, dulux pentalite atau bila tidak ditunjukkan dapat meminta rekomendasi dari pihak Perencana.
• Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie, lemakpermukaan yang retak kasar bergelombang harus diplamur tembok.
• Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam PASAL ini kecuali tidak digunakan lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit‐langit ini.
• Untuk pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga merk sesuai rekomendasi dari pihak Perencana.
9.6. PEKERJAAN CAT KAYU
• Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil multiplex, dan/atau bagian‐bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Cat yang digunakan adalah sejenis syntetic enamel, warna dan merek ditentukan Perencana.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
34 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Bidang yang akan di cat diberi meni kayu merk IMPRA atau setara warna merah 1 (satu) lapis, kemudian di plamur dengan plamur kayu merk IMPRA atau setara sampai lubang‐lubang/pori‐pori terisi sempurna atau dengan merk yang direkomendasikan oleh produsen cat yang dipakai.
• Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian di cat sekurang‐kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kwas atau semprot.
• Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang berbentuk, utuh, rata tidak ada bintik‐bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
9.7. PEKERJAAN FINISHING MELAMIC
• Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang‐bidang pekerjaan kayu yang melihat di dalam bangunan termasuk kosen, panil‐panil, lis‐lis, railing kayu, pekerjaan interior dan mebel, plint serta bagian ‐bagian lain yang ditentukan dalam gambar. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan kotoran yang mungkin melekat di situ.
• Sesudah betul‐betuk bersih, digosok dengan amplas kayu agar seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut.
• Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori‐pori kayu harus ditutup dengan melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.
• Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filer tersebut, dihaluskan dengan amplas halus, kemudian debu bekas amplas tersebut dibersihkan.
• Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampurkan 10 bagian sanding sealer dengan bagian hardener dan ditambahkan dengan talk secukupnya, wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori‐pori tertutup sempurna dengan diamplas Duco yang alus untuk setiap lapisan atau Produk yang sudah jadi dari IMPRA.
• Pewarna dipakai daya sebesar 10 M2 perliter satu lapis atau sesuai aturan pabrik.
• Sanding sealer Melamic IMPRA ulaskan Spray lapis 1 (satu) dengan rata dan sempurna dan amplas sempurna kemudian ulaskan satu lapis ke 2 (dua) dan yang terakhir lapis 3 (tiga) adalah lapis finished tidak perlu di amplas. Warna akan ditentukan kemudian oleh Perencana.
9.8. PEKERJAAN CAT BESI
• Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian‐ bagian besi pagar dan pintunya, pintu‐pintu besi talang‐talang dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
35 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
• Cat yang dipakai adalah merk dulux atau setara, Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai di amplas halus dan bebas debu, oli dan lain‐lain.
• Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 (satu) kali. Sambungan las dan ujung‐ujung yang tajam diberi “Touch Up” dengan dua lapis ............. setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
• Setelah kering sesudah 8 jam dan diamplas kembali maka disemprot 1 (satu) lapis. Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir 2 semprot 3 lapis.
• Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 (tiga) lapis.
• Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung‐gelembung dan dijaga terhadap pengotoran‐pengotoran.
9.9. PEKERJAAN MENIE KAYU
• Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan multiplex plywood yang akan dicat, rangka langit, rangka‐rangka pintu dan atau bagian‐bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
• Menie yang digunakan adalah menie kayu warna merah.
• Semua kayu hanya boleh di menie di tapak proyek dan mendapat persetujuan Perencana/Pengawas Pekerjaan.
• Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
• Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 1 (satu) lapis sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
Pasal 10
PEKERJAAN FURNITURE 10.1. UMUM
a. Semua pekerjaan kayu finishing harus dilaksanakan di pabrik/workshop yang memenuhi standard dan dikerjakan secara maksimal, pekerjaan perbaikan kecil‐kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.
b. Jangan mengukur dengan skala‐skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran yang sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus dicek di lapangan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar detail dan kondisi lapangan, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan kepada Konsultan Perencana/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib membuat mock up untuk setiap satu
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
36 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
model furniture dan harus dilihat dan disetujui oleh perencana dan Direksi sebelum melanjutkan pekerjaan.
10.2. LINGKUP PEKERJAAN
10.2.1. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang‐barang, tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.
10.2.2. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of Quantity yaitu :
• Meubelair Panggung/Stage Auditorium (Fabrikasi)
• Lemari, Gredenza
• Meja Recepsionist
• Meja dan kursi (fabrikasi)/ready made
• Sofa satu seaters, dan dua seater ketentuan bahan kulit/oscar (Fabrikasi)
• Coffee table/meja sudut (Fabrikasi)
• Kursi Lipat Auditorium dua seater
• Kursi Lipat Auditorium empat seater
• Meubelair panggung/stage
• Almari
• Rak Sepatu, Multipleks lapis HPL (Pabrikasi) 10.2.3. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus dilakukan
sehingga tidak mengakibatkan kerusakan. 10.2.4. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk
menerimanya. 10.2.5. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan,
serta panas matahri dan hujan selama pengiriman. 10.2.6. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.
10.3. PRODUK 10.3.1. KUALITAS
• Untuk Meubelair Panggung/Stage Auditorium, bentuk mengikuti gambar, finished melamin.
• Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, melalui proses pengawetan dan pengeringan baik secara alam maupun mesin hingga mencapai kelembaban antara 12%‐15% (WMC), dan bebas dari cacat.
• Demikian pula plywood yang akan digunakan harus berkualitas baik (tidak cacat). Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan woodblock/blocktieak, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
37 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
menunjukkan contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum malaksanakan tugas.
• Plywood yang digunakan harus cacat, pecahan pinggiran rusak, menggelembung dan lain kerusakan.
• Rel laci dari besi tipe double sock dengan ball bearing rollers yang tidak akan menimbulkan bunyi bilamana laci‐laci keyboard dan mobile drawer, rel laci yang direkomendasikan ex. Hafele atau setara.
• Semua laci dan daun pintu dari plywood (finishing lihat gambar detail rancangan).
• Kayu yang dipakai harus bebas dari cacat retak dan pecah.
• Ukuran laci file harus mengikuti standar. Apabila terdapat perbedaan ukuran standar dengan gambar detail rancangan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan Konsultan Perencana.
10.3.2. BAHAN
• Kayu Mahoni dan plywood megateak (ukuran ketebalan sesuai dengan gambar detail)
• HPL yang dipakai sebagai pelapis plywood menggunakan merk “TACO” atau setara
• Busa pelapis kursi/jok menggunakan tebal 9 cm merk “Yellow” atau setara
• Pengecatan, sekrup, lem haverin, Aica Aibon atau sejenis yang telah disetujui.
• Kunci central lock “Havele” untuk laci atau setara yang telah disetujui.
• Plywood 1,5 mm untuk samping‐samping laci
• Plywood untuk dasar laci.
• Rel laci : double sock “Havele” atau sejenis yang telah disetujui.
• Tarikan laci atau pintu “U” type, chrome finish, atau yang lain sesuai dengan spesifikasi.
• Engsel, 168 derajat, 360 derajat Havele Scharniere, Ferari atau sejenisnya yang telah disetujui.
• Flap bracket : Havele atau yang telah disetujui.
10.3.3. DIMENSI
• Untuk dimensi furniture lihat gambar‐gambar detail dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk mengecek dengan ukuran terakhir di site sebelum mengerjakan furniture.
• Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib menunjukkan semua pekerjaan sebelum melakukan pekerjaan finishing.
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PEKERJAAN INTERIOR
38 PEKERJAAN REHABILITASI GEDUNG BAWASLU
10.3.4. FABRIKASI GENERAL
• Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua bahan komplit dengan peralatan , perlengkapan serta instalasinya.
• Semua pekerjaan konstruksi harus secara machinal, dipotong secara ukuran‐ukuran yang uniform komplit dengan finishing material dan joint. Dan hindari penggunaan paku sebagai alat sambung.
• Kayu yang dipakai harus searah tanpa sambungan, kecuali bila diakhiri oleh bagian yang lain.
• Hasil pekerjaan meubelair harus dijamin kerapian, kekuatan dan presisinya.
• Hasil finishing terakhir harus mempunyai derajat kesamaan warna yang sama antara satu sama lainnya (kualitas yang sama).
10.3.5. PENYETELAN DAN PEMBERSIHAN
• Semua permukaan kayu harus bebas dari goresan‐goresan, noda‐noda dan cacat.
• Semua perabot harus dilindungi/ditutup dari kemungkinan kerusakan, hingga saat serah terima.
• Pembungkus serta lindungan harus digunakan untuk menjaga di dalam pengiriman.
• Semua bagian‐bagian lain harus bebas dari kotoran dan flek.
• Semua sampah akibat pekerjaan instalasi dari perabot harus dikumpulkan dan disingkirkan dari lokasi setiap hari.
• Setiap ruang atau area yang telah siap instalasi perabotnya harus dibersihkan secara teratur dan siap pakai dalam tempo yang minimal.
• Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyetel semua perabotan sesuai perencanaan.
Top Related