Menuju Penganggaran yang Kredibel, Transparan dan Akuntabel
Direktorat Jenderal Anggaran – Departemen Keuangan - Tahun 2010
Persiapan Penyusunan RKA-KL 2011
Dalam Rangka Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja
dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
1. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK);
2. Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM);
3. Persiapan Penyusunan RKA-KL Tahun 2011;
4. Action Plan Menuju 2011.
Outline:Outline:
PBK : Tujuan dan PBK : Tujuan dan Landasan KonseptualLandasan Konseptual
Tujuan
Landasan Konseptu
al
Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget);
Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency);
Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented);
Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages);
Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).
a.
b.
c.
c.
b.
a.
PBK : Keterkaitan Kinerja dan AnggaranPBK : Keterkaitan Kinerja dan Anggaran
PRIORITAS
FOKUS PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
DEP/LEMBAGA
ESELON I
ESELON II/SATKER
KEGIATAN TUPOKSI
KEGIATAN PRIORITAS
LEVEL NASIONAL
Target Kinerja
Total Rp
Target Kinerja
Total Rp
Program
Outcome
Indikator Kinerja
Total Rp
• Fungsi dan Sub Fungsi;
• Prioritas atau Non Prioritas.
Indikator Kinerja Nasional
Indikator Kinerja Nasional
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
6 Infrastruktur
7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik
11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia
Bersatu II 2009-2014
11Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
Prioritas Lainnya
PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
1. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas K/L dan restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya
Penataan otonomi daerah Penyempurnaan pengelolaan PNS Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat
maupun daerah Sinergi antara pusat dan daerah Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum Data kependudukan: Penetapan NIK dan SIAK
2. PENDIDIKAN
Peningkatan akses pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi Penerapan metodologi pendidikan yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi
pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia Pemberdayaan peran Kepala Sekolah, revitalisasi peran Pengawas Sekolah, mendorong
aktivasi peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten Penataan ulang kurikulum sekolah Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah
Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
3. KESEHATAN
4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu, Penyediaan akses sumber air bersih, Penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan
Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional
di minimal 5 kota besar Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh
Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada 2010 Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin
Bantuan Sosial Terpadu: Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga PNPM Mandiri: Penambahan anggaran PNPM MandirI, , pemenuhan Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung
Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011
Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan
5. KETAHANAN PANGAN Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan,
jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk
lokal, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau
Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan
dan pertanian terhadap perubahan iklim
6. INFRASTRUKTUR
Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB,
NTT, dan Papua sepanjang total 19.370 km pada 2014 Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan
antar-pulau yang terintegrasi Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650
twin block berikut fasilitas pendukung Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar
Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
7. IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
8. ENERGI
9. LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA
Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
Kepastian hukum Penyederhanaan prosedur Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional Sistem informasi Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012 Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan
lapangan kerja
Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi
Restrukturisasi BUMN Peningkatan kapasitas pembangkit listrik Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas Perluasan program konversi minyak tanah ke gas
Perubahan iklim Pengendalian Kerusakan Lingkungan Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem
Peringatan Dini Cuaca (MEWS), serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013.
10. DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR,DAN PASCA-KONFLIK
Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik
Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan
Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010
Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014
11. KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI
Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia
Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibu kota kabupaten
Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas
Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya Inovasi Teknologi
Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014
PBK : Peningkatan AkuntabilitasPBK : Peningkatan Akuntabilitas
DEPARTEMEN/ LEMBAGA
ESELON I
ESELON II/SATKER
VISI dan MISI K/L
Sasaran Strategis K/L
Indikator Kinerja K/L
merumuskan
Program mnrt Struktur Organisasi dan Tupoksi
Outcome Program
Indikator Kinerja Program
merestrukturisasi
Kegiatan mnrt Struktur Organisasi dan Tupoksi
Output Kegiatan
Indikator Kinerja Keg
merestrukturisasi
Menyusun SBK
Tahapan Kegiatan dalam PBKTahapan Kegiatan dalam PBK
PBK : Fleksibilitas Pengelolaan AnggaranPBK : Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran
• Pergeseran anggaran sepanjang tdk merubah volume Output kewenangan Satker.
• Pergeseran anggaran sepanjang tdk merubah volume output dan jenis belanja kewenangan Satker;
• Apabila merubah jenis belanja tp volume tetap kewenangan DJPBN.
• Apabila merubah volume output kewenangan DJA.
• Pergeseran anggaran antar Kegiatan unt kbthn Operasional kewenangan DJPBN;
• Pergeseran anggaran antar Kegiatan diluar kbthn Operasional dan tdk merubah vol output kewenangan DJPBN.
• Pergeseran anggaran antar Kegiatan diluar kbthn Operasional dan merubah vol output kewenangan DJA.
• Pergeseran anggaran antar Program unt kbthn Operasional kewenangan DJA;
• Pergeseran anggaran antar Program diluar kbthn Operasional tp tdk merubah target Outcome kewenangan DJA.
• Pergeseran anggaran diluar kbthn Operasional tp merubah target Outcome kewenangan DPR.
KPJM :KPJM : Tujuan dan Tujuan dan Landasan Konseptual Landasan Konseptual
Tujuan
Landasan Konseptual
Pengalokasian sumber daya
anggaran yang lebih efisien (allocative
efficiency)
Meningkatkan kualitas perencanaan
penganggaran (to improve quality of
planning)
Lebih fokus terhadap pilihan
kebijakan prioritas (best policy
option)
Meningkatkan disiplin fiskal
(fiscal dicipline)
Menjamin adanya kesinambungan
fiskal (fiscal sustainability)
Penerapan sistem rolling
budget
1.
2.
3.
4.5.
Penetapan Parameter
Mempunyai Baseline
(angka dasar)
Adanya mekanisme penyesuaian angka dasar
Adanya mekanisme usulan tambahan
anggaran bagi kebijakan baru
(additional budget for new initiatives)
1.2.
3.
4.
5.
(R)APBN Prakiraan Maju
Implikasi anggaran
KPJMKPJM
Prakiraan Maju
Kebijakan ditetapkan sbg
baseline
2012 2013 2014
2011
APBN2011
T0
RAPBN2012
T+1
Prakiraan Maju2013
T+2
Prakiraan Maju2014
T+3
REALISASI
2011
T-1
APBN2012
T0
RAPBN2013
T+1
Prakiraan Maju2014
T+2
Prakiraan Maju2015
T+3
TA 2011 dan KPJM 2012 - 2014
TA 2012 dan KPJM 2013 - 2015
KPJMKPJM : : Ilustrasi dan Cara KerjaIlustrasi dan Cara Kerja Rolling Rolling BudgetBudget
16
Asumsi 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
a. Growth (%) 5,5 6,0 - 6,3 6,4 - 6,9 6,7 - 7,4 7,0 - 7,7 6,3 - 6,8
b. Inflasi (%) 5,0 5,0 ± 1 5,0 ± 1 4,5 ± 1 4,5 ± 1 4,8 - 5,6
c. SBI (3 bln) (%) 6,5 6,0 - 7,5 6,0 - 7,5 5,5 - 6,5 5,5 - 6,5 6,3 - 7,1
d. Nilai tukar (Rp/US$) 10.000 9.250 - 9.750 9.250 - 9.750 9.250 - 9.850 9.250 - 9.850 9.250 - 9.850
e. ICP (US$/bbl)* 65,0 60 - 80 65-85 75 - 85 85 - 90 70 - 80
f. Lifting (MBCD)** 965 970 990 1.000 1.010 970 - 1.010
* ICP mengikuti range Dept. ESDM dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar internasional ** Lifting mengikuti range Dept. ESDM
KPJMKPJM : : Asumsi Dasar Ekonomi Makro Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2010-20142010-2014 ParameParame
terter
17
2010
- Pertumbuhan ekonomi (%) 5.5 6.2 6.8 7.3 7.7
- Inflasi (%) y-o-y 5.0 6.0 6.0 5.5 5.5
- Tkt bunga SBI 3 bulan (%) 6.5 7.5 7.5 7.0 7.0
- Nilai tukar (Rp/US$1) 10,000 9,750 9,750 9,850 9,850
- Harga minyak (US$/barel) 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0
- Lifting (MBCD) 965 970 990 1,000 1,010
2013 2014
ASUMSI EKONOMI MAKRO MTB, 2010 - 2014
URAIANAPBN
2011 2012
Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
KPJMKPJM : : Asumsi Dasar Ekonomi Makro Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2010-20142010-2014 ParameParame
terter
KERANGKA APBN JANGKA MENENGAH, 2010 – KERANGKA APBN JANGKA MENENGAH, 2010 – 20142014
(triliun rupiah)(triliun rupiah)
18
2010
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 949.7 1,057.4 1,223.6 1,426.8 1,668.6
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 948.1 1,055.3 1,221.6 1,425.0 1,666.91. PENERIMAAN PERPAJAKAN 742.7 846.5 992.2 1,171.1 1,390.4
Tax Ratio (% thd PDB) 12.4 12.6 13.0 13.6 14.2
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 205.4 208.8 229.5 253.8 276.4
II. HIBAH 1.5 2.0 2.0 1.8 1.7
B. BELANJA NEGARA 1,047.7 1,185.0 1,343.5 1,544.8 1,783.5
I BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & Non K/L) 725.2 820.3 916.4 1,042.0 1,191.9
A. Belanja K/L 340.1 409.1 470.6 560.1 652.6
- MENGIKAT (Termasuk PNBP & BLU) 139.9 149.4 165.9 184.6 205.4
- Belanja Pegawai 87.8 96.2 108.6 123.0 140.0
- Belanja Barang 31.6 35.8 38.7 41.8 45.0
- Pagu penggunaan PNBP & BLU 20.5 17.4 18.6 19.8 20.4
- TIDAK MENGIKAT 200.2 259.7 304.7 375.6 447.2
- Belanja Barang 50.4 52.1 56.4 61.4 66.9
- Belanja Modal 83.2 113.9 138.3 180.5 219.3
- Bantuan Sosial 66.6 93.7 110.0 133.6 161.0
B. Belanja Non K/L 385.1 411.1 445.8 481.9 539.3
a.l Subsidi 157.8 151.6 147.6 137.9 133.9
a Subsidi Energi 106.5 101.1 93.9 80.2 73.4- BBM, LPG & BBN 68.7 59.6 56.0 51.1 44.3- Listrik 37.8 41.5 37.9 29.1 29.2
b Subsidi Non Energi 51.3 50.5 53.6 57.7 60.5
II. TRANSFER KE DAERAH 322.4 364.7 427.0 502.8 591.6
C. KESEIMBANGAN PRIMER 17.6 1.7 25.3 41.2 61.3
D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (98.0) (127.6) (119.8) (118.0) (114.9)
% defisit thd PDB (1.6) (1.9) (1.6) (1.4) (1.2)
E. PEMBIAYAAN (I + II) 98.0 127.6 119.8 118.0 114.9
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 107.9 131.5 126.0 131.5 129.8
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (9.9) (3.9) (6.1) (13.6) (14.9)
Catatan :
- Alokasi belanja mengikat K/L ditetapkan oleh Dep. Keuangan
- Alokasi belanja tidak mengikat K/L ditetapkan bersama oleh Bappenas dan Dep. Keuangan
URAIAN2011 2012 2013 2014
APBN Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
BaseliBaselinene
PROYEKSI RESOURCES ENVELOPE BELANJA K/L, 2010 – 2014(triliun rupiah)
19
2010 2011 2012 2013 2014
I. PAGU K/L 340,1 409,1 470,6 560,1 652,6
1. Mengikat 140,0 149,4 165,9 184,6 205,4
a. Belanja Pegawai 87,8 96,2 108,6 123,0 140,0
b. Belanja Barang 31,6 35,8 38,7 41,8 45,0
c. PNBP dan BLU 20,5 17,4 18,6 19,8 20,4
2. Tidak Mengikat 200,2 259,7 304,7 375,6 447,2
a. Belanja Barang 50,4 52,1 56,4 61,4 66,9
b. Belanja Modal 83,2 113,9 138,3 180,5 219,3
c. Bantuan Sosial 66,6 93,7 110,0 133,6 161,0
II. BERDASARKAN SUMBER DANA 340,1 409,1 470,6 560,1 652,6
1. Rupiah Murni 294,3 363,4 422,5 508,5 598,8
2. PNBP dan BLU 20,5 17,4 18,6 19,8 20,4
4. Pinjaman Dalam Negeri 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
5. Hibah Luar Negeri 1,4 2,0 2,0 1,8 1,7
6. Pinjaman Luar Negeri 22,9 25,3 26,5 29,0 30,7
Proyeksi RAPBN
APBNProyeksi RAPBN
Proyeksi RAPBN
Proyeksi RAPBN
NO. URAIAN
BaseliBaselinene
Arah Kebijakan Fiskal Jangka Menengah (2010-2014) Dipengaruhi oleh Beberapa
Faktor :
A. Visi, Misi, dan Program Kerja Presiden SBY & Wapres Boediono lima (5) tahun mendatang
B. Proyeksi Indikator Ekonomi Makro (seperti Pertumbuhan Ekonomi dan Harga minyak) yang sangat terkait dengan proyeksi besaran APBN
C. Arah Kebijakan Defisit APBN Jangka Menengah, yang dipengaruhi oleh:
Kemampuan peningkatan pendapatan negara Kebutuhan belanja negara untuk mencapai sasaran
pembangunan Kemampuan Pembiayaan Anggaran (Dalam Negeri & Luar
Negeri)
D. Tantangan ke Depan : Eksternal : pemulihan ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditi
primer Internal : Tingkat pengangguran & Kemiskinan, bencana alam,
serta stabilitas ekonomi, politik & sosial20
Best Best Policy Policy OptionOption
Arah Kebijakan Fiskal 2010 – 2014
1. Mendukung Pengelolaan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui Triple Track Strategy:a. Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi (Pro-Growth)b. Menciptakan dan Memperluas Lapangan Kerja (Pro-Job) , antara lain melalui:
Insentif Pajak (subsidi pajak) pada kegiatan usaha, daerah tertentu, dan komoditas strategis dalam rangka meningkatkan investasi dan ekspor, serta mempert ahankan dan meningkatkan daya saing usaha dalam negeri;
Peningkatan Belanja: Infrastruktur, c. Memperbaiki Kesejahteraan Rakyat, melalui Program – Program Jaring
Pengaman Sosial (Social Safety Net) yang Berpihak pada Rakyat Miskin (Pro-Poor): Menjaga kesinambungan program kesejahteraan rakyat (PNPM, BOS,
Jamkesmas, PKH) Pemberian subsidi tepat sasaran
d. Mendukung Upaya Peningkatan Kemampuan Pertahanan dan Peningkatan Rasa Aman dan Ketertiban Masyarakat;
2. Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut, maka APBN Jangka Menengah harus tetap sehat:a. Defisit terkendali seperti kondisi saat ini yang berada pada alur yang benar b. Rasio Utang terhadap PDB turun secara bertahap (sekalipun secara nominal
jumlah utang akan meningkat) 21
Best Best Policy Policy OptionOption
Mekanisme Pengalokasian Anggaran
1.
2.
3.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan tahun sebelumnya;
• Target kinerja sesuai dengan rencana kerja tahunan;
• Tidak perlu dibahas kembali.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan fiscal space;
• Target kinerja sesuai dengan RKP.
• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan dan pesetujuan DPR;
• Target kinerja harus jelas dan terukur.
1. Perumusan Jenis dan Satuan Output Kegiatan;
2. Beberapa Perubahan Menuju Tahun 2011.
Persiapan Penyusunan RKA-KL TA 2011Persiapan Penyusunan RKA-KL TA 2011
1. Output (keluaran) adalah barang atau jasa yang dihasilkan atas pelaksanaan dari satu atau beberapa paket pekerjaan yang tergabung dalam bagian atau tahapan Kegiatan yang merupakan komponen input.
2. Jenis Output merupakan identifikasi dari setiap keluaran yang dihasilkan dan mencerminkan tugas fungsi unit eselon II/Satker secara spesifik. Untuk output-ouput yg sejenis dihitung sbg 1 output, sedangkan apabila secara spesifik jenisnya berbeda maka dihitung sbg output tambahan. Contoh : Jalan, Jembatan, Gedung, Mobil, Laporan, Rekomendasi, Sistem Aplikasi, dll.
3. Satuan Output merupakan identitas dari jenis output yang dihasilkan sesuai karakteristiknya. Contoh : unit, km, m2, lap, buah, dll.
4. Baik jenis dan satuan ouput harus distandarkan di masing-masing level Eselon I bahkan sampai level K/L sehingga akan dapat diakumulasikan setiap tahun. Hasil dari perumusan jenis dan satuan output tsb akan dituangkan dalam tabel referensi RKA-KL TA 2011.
Perumusan Jenis dan Satuan Output KegiatanPerumusan Jenis dan Satuan Output Kegiatan
Keterkaitan Output dalam Penerapan PBK dan KPJMKeterkaitan Output dalam Penerapan PBK dan KPJM
Output
Struktur Pengalokasian
Anggaran
Penghitungan Prakiraan Maju
Penyusunan dan Penetapan Standar
Biaya Keluaran (SBK)
Struktur pengalokasian anggaran terdiri atas 3 level :•Program;•Kegiatan;•Output.
Hasil penghitungan kebu-tuhan anggaran untuk menghasilkan sebuah Output dpt ditetapkn mnjd SBK pd thn berikutnya
Penghitungan Prakiraan Maju unt sebuah Kegiatan dilakukan pada level Output
1.
2.3.
a. Alokasi anggaran K/L ditetapkan berdasarkan Program sesuai hasil restrukturisasi. Besaran alokasi yang ditetapkan meliputi kebutuhan untuk : (i) gaji dan tunjangan, operasional perkantoran dan pemeliharaan; (ii) pelayanan dasar satker sesuai tugas dan fungsi; dan (iii) kegiatan yang bersifat penugasan (prioritas nasional).
b. Kegiatan 0001 (Gaji dan Tunjangan) dan Kegiatan 0002 (Operasional Perkantoran) yang selama ini berdiri sebagai sebuah Kegiatan, mulai TA 2011 statusnya berubah menjadi Komponen Input dari sebuah Kegiatan. Penempatan Komponen Input (ex 0001 dan 0002) tidak hanya pada satu Kegiatan secara khusus tetapi dapat dialokasikan pada setiap kegiatan.
Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ....1)....1)
c. Struktur pengalokasian anggaran dibagi ke dalam 3 (tiga) level dan dirinci menurut Program, Kegiatan dan Output. Setiap Output harus dapat diidentifikasi jenis dan satuannya dengan jelas, seluruh komponen input yang digunakan ditetapkan oleh penanggung jawab kegiatan dan kebutuhan anggarannya dihitung secara tepat.
d. Dalam rangka penerapan KPJM, penghitungan Prakiraan Maju untuk sebuah Kegiatan dilakukan pada level Output. Penghitungan Prakiraan Maju dilakukan dengan mengevaluasi : (i) apakah Output yang dihasilkan masih terus dilanjutkan (on-going); (ii) apakah setiap Komponen Input yang digunakan untuk menghasilkan Output tersebut masih dibutuhkan. Hasil penghitungan tersebut selanjutnya diakumulasikan dalam level Kegiatan dan Program.
Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ........22))
e. Penyusunan RKA-KL dan DIPA 2011 dilakukan melalui sistem aplikasi yang terintegrasi. Setiap satker menyusun RKA-KL dengan menuangkan seluruh informasi yang berkaitan dengan informasi kinerja, informasi belanja dan informasi pendapatan dalam format Kertas Kerja RKA-KL. Setelah proses entry selesai dilaksanakan, dokumen RKA-KL dan DIPA dapat dicetak secara otomatis.
f. Hasil perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah Output akan ditetapkan menjadi Standar Biaya Keluaran (SBK) pada tahun berikutnya. Seluruh Output yang dihasilkan dari pelaksanaan Kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi setiap unit dan bersifat on-going, dapat ditetapkan sebagai SBK pada tahun berikutnya. Penyesuaian terhadap besaran SBK dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap Komponen Input dan adanya perubahan parameter.
Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ........33))
Action Plan Menuju APBN 2011Action Plan Menuju APBN 2011
Workshop dalam rangka merumuskan jenis dan satuan Output untuk setiap Kegiatan bagi seluruh K/L (76) Februari s.d. Maret 2010 (4 groups).
Pengembangan sistem aplikasi RKA-KL yang terintegrasi dengan sistem aplikasi DIPA selesai pada akhir bulan Maret 2010.
Workshop dalam rangka uji coba penerapan format baru RKA-KL dan sistem aplikasi RKA-KL yang terintegrasi bagi seluruh K/L (76) April s.d. Mei 2010 (2 x 4 groups).
Finalisasi penyusunan Revisi PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penuysunan RKA-KL diharapkan selesai pada akhir bulan Maret 2010.
1.
2.
3.
4.
Menyusun PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2011 selesai pada akhir Maret 2010.
5.
Menyusun PMK tentang Pedoman Penyusunan Standar Biaya Keluaran Tahun 2011 selesai pada akhir Maret 2010.
6.
Top Related