RKA-KL

30
Menuju Penganggaran yang Kredibel, Transparan dan Akuntabel Direktorat Jenderal Anggaran – Departemen Keuangan - Tahun 2010 Persiapan Penyusunan RKA-KL 2011 Dalam Rangka Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

description

Menuju Penganggaran yang Kredibel , Transparan dan Akuntabel. Persiapan Penyusunan RKA-KL 2011 Dalam Rangka Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah. RPJMN. PBK. RKA-KL. R ENSTRA. KPJM. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of RKA-KL

Page 1: RKA-KL

Menuju Penganggaran yang Kredibel, Transparan dan Akuntabel

Direktorat Jenderal Anggaran – Departemen Keuangan - Tahun 2010

Persiapan Penyusunan RKA-KL 2011

Dalam Rangka Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja

dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

Page 2: RKA-KL

1. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK);

2. Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM);

3. Persiapan Penyusunan RKA-KL Tahun 2011;

4. Action Plan Menuju 2011.

Outline:Outline:

Page 3: RKA-KL

PBK : Tujuan dan PBK : Tujuan dan Landasan KonseptualLandasan Konseptual

Tujuan

Landasan Konseptu

al

Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget);

Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency);

Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).

Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented);

Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages);

Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).

a.

b.

c.

c.

b.

a.

Page 4: RKA-KL

PBK : Keterkaitan Kinerja dan AnggaranPBK : Keterkaitan Kinerja dan Anggaran

PRIORITAS

FOKUS PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

DEP/LEMBAGA

ESELON I

ESELON II/SATKER

KEGIATAN TUPOKSI

KEGIATAN PRIORITAS

LEVEL NASIONAL

Target Kinerja

Total Rp

Target Kinerja

Total Rp

Program

Outcome

Indikator Kinerja

Total Rp

• Fungsi dan Sub Fungsi;

• Prioritas atau Non Prioritas.

Indikator Kinerja Nasional

Indikator Kinerja Nasional

Page 5: RKA-KL

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

2 Pendidikan

3 Kesehatan

4 Penanggulangan Kemiskinan

5 Ketahanan Pangan

6 Infrastruktur

7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

8 Energi

9Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia

Bersatu II 2009-2014

11Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

13 Bidang Perekonomian

14 Bidang Kesejahteraan Rakyat

Prioritas Lainnya

PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Page 6: RKA-KL

1. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA

Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas K/L dan restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya

Penataan otonomi daerah Penyempurnaan pengelolaan PNS Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat

maupun daerah Sinergi antara pusat dan daerah Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum Data kependudukan: Penetapan NIK dan SIAK

2. PENDIDIKAN

Peningkatan akses pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi Penerapan metodologi pendidikan yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi

pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia Pemberdayaan peran Kepala Sekolah, revitalisasi peran Pengawas Sekolah, mendorong

aktivasi peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten Penataan ulang kurikulum sekolah Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah

Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Page 7: RKA-KL

3. KESEHATAN

4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu, Penyediaan akses sumber air bersih, Penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan

Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional

di minimal 5 kota besar Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh

Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada 2010 Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin

Bantuan Sosial Terpadu: Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga PNPM Mandiri: Penambahan anggaran PNPM MandirI, , pemenuhan Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung

Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011

Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan

Page 8: RKA-KL

5. KETAHANAN PANGAN Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan,

jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk

lokal, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau

Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan

dan pertanian terhadap perubahan iklim

6. INFRASTRUKTUR

Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB,

NTT, dan Papua sepanjang total 19.370 km pada 2014 Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan

antar-pulau yang terintegrasi Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650

twin block berikut fasilitas pendukung Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia bagian timur Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota besar

Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Page 9: RKA-KL

7. IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

8. ENERGI

9. LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA

Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Kepastian hukum Penyederhanaan prosedur Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional Sistem informasi Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012 Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan

lapangan kerja

Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi

Restrukturisasi BUMN Peningkatan kapasitas pembangkit listrik Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas Perluasan program konversi minyak tanah ke gas

Perubahan iklim Pengendalian Kerusakan Lingkungan Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem

Peringatan Dini Cuaca (MEWS), serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013.

Page 10: RKA-KL

10. DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR,DAN PASCA-KONFLIK

Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik

Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan

Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010

Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014

11. KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI

Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia

Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibu kota kabupaten

Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas

Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya Inovasi Teknologi

Fokus Fokus PPrioritas Nasional 2010-2014rioritas Nasional 2010-2014

Page 11: RKA-KL

PBK : Peningkatan AkuntabilitasPBK : Peningkatan Akuntabilitas

DEPARTEMEN/ LEMBAGA

ESELON I

ESELON II/SATKER

VISI dan MISI K/L

Sasaran Strategis K/L

Indikator Kinerja K/L

merumuskan

Program mnrt Struktur Organisasi dan Tupoksi

Outcome Program

Indikator Kinerja Program

merestrukturisasi

Kegiatan mnrt Struktur Organisasi dan Tupoksi

Output Kegiatan

Indikator Kinerja Keg

merestrukturisasi

Menyusun SBK

Page 12: RKA-KL

Tahapan Kegiatan dalam PBKTahapan Kegiatan dalam PBK

Page 13: RKA-KL

PBK : Fleksibilitas Pengelolaan AnggaranPBK : Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran

• Pergeseran anggaran sepanjang tdk merubah volume Output kewenangan Satker.

• Pergeseran anggaran sepanjang tdk merubah volume output dan jenis belanja kewenangan Satker;

• Apabila merubah jenis belanja tp volume tetap kewenangan DJPBN.

• Apabila merubah volume output kewenangan DJA.

• Pergeseran anggaran antar Kegiatan unt kbthn Operasional kewenangan DJPBN;

• Pergeseran anggaran antar Kegiatan diluar kbthn Operasional dan tdk merubah vol output kewenangan DJPBN.

• Pergeseran anggaran antar Kegiatan diluar kbthn Operasional dan merubah vol output kewenangan DJA.

• Pergeseran anggaran antar Program unt kbthn Operasional kewenangan DJA;

• Pergeseran anggaran antar Program diluar kbthn Operasional tp tdk merubah target Outcome kewenangan DJA.

• Pergeseran anggaran diluar kbthn Operasional tp merubah target Outcome kewenangan DPR.

Page 14: RKA-KL

KPJM :KPJM : Tujuan dan Tujuan dan Landasan Konseptual Landasan Konseptual

Tujuan

Landasan Konseptual

Pengalokasian sumber daya

anggaran yang lebih efisien (allocative

efficiency)

Meningkatkan kualitas perencanaan

penganggaran (to improve quality of

planning)

Lebih fokus terhadap pilihan

kebijakan prioritas (best policy

option)

Meningkatkan disiplin fiskal

(fiscal dicipline)

Menjamin adanya kesinambungan

fiskal (fiscal sustainability)

Penerapan sistem rolling

budget

1.

2.

3.

4.5.

Penetapan Parameter

Mempunyai Baseline

(angka dasar)

Adanya mekanisme penyesuaian angka dasar

Adanya mekanisme usulan tambahan

anggaran bagi kebijakan baru

(additional budget for new initiatives)

1.2.

3.

4.

5.

Page 15: RKA-KL

(R)APBN Prakiraan Maju

Implikasi anggaran

KPJMKPJM

Prakiraan Maju

Kebijakan ditetapkan sbg

baseline

2012 2013 2014

2011

APBN2011

T0

RAPBN2012

T+1

Prakiraan Maju2013

T+2

Prakiraan Maju2014

T+3

REALISASI

2011

T-1

APBN2012

T0

RAPBN2013

T+1

Prakiraan Maju2014

T+2

Prakiraan Maju2015

T+3

TA 2011 dan KPJM 2012 - 2014

TA 2012 dan KPJM 2013 - 2015

KPJMKPJM : : Ilustrasi dan Cara KerjaIlustrasi dan Cara Kerja Rolling Rolling BudgetBudget

Page 16: RKA-KL

16

Asumsi 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

a. Growth (%) 5,5 6,0 - 6,3 6,4 - 6,9 6,7 - 7,4 7,0 - 7,7 6,3 - 6,8

b. Inflasi (%) 5,0 5,0 ± 1 5,0 ± 1 4,5 ± 1 4,5 ± 1 4,8 - 5,6

c. SBI (3 bln) (%) 6,5 6,0 - 7,5 6,0 - 7,5 5,5 - 6,5 5,5 - 6,5 6,3 - 7,1

d. Nilai tukar (Rp/US$) 10.000 9.250 - 9.750 9.250 - 9.750 9.250 - 9.850 9.250 - 9.850 9.250 - 9.850

e. ICP (US$/bbl)* 65,0 60 - 80 65-85 75 - 85 85 - 90 70 - 80

f. Lifting (MBCD)** 965 970 990 1.000 1.010 970 - 1.010

* ICP mengikuti range Dept. ESDM dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar internasional ** Lifting mengikuti range Dept. ESDM

KPJMKPJM : : Asumsi Dasar Ekonomi Makro Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2010-20142010-2014 ParameParame

terter

Page 17: RKA-KL

17

2010

- Pertumbuhan ekonomi (%) 5.5 6.2 6.8 7.3 7.7

- Inflasi (%) y-o-y 5.0 6.0 6.0 5.5 5.5

- Tkt bunga SBI 3 bulan (%) 6.5 7.5 7.5 7.0 7.0

- Nilai tukar (Rp/US$1) 10,000 9,750 9,750 9,850 9,850

- Harga minyak (US$/barel) 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0

- Lifting (MBCD) 965 970 990 1,000 1,010

2013 2014

ASUMSI EKONOMI MAKRO MTB, 2010 - 2014

URAIANAPBN

2011 2012

Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi

KPJMKPJM : : Asumsi Dasar Ekonomi Makro Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2010-20142010-2014 ParameParame

terter

Page 18: RKA-KL

KERANGKA APBN JANGKA MENENGAH, 2010 – KERANGKA APBN JANGKA MENENGAH, 2010 – 20142014

(triliun rupiah)(triliun rupiah)

18

2010

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 949.7 1,057.4 1,223.6 1,426.8 1,668.6

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 948.1 1,055.3 1,221.6 1,425.0 1,666.91. PENERIMAAN PERPAJAKAN 742.7 846.5 992.2 1,171.1 1,390.4

Tax Ratio (% thd PDB) 12.4 12.6 13.0 13.6 14.2

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 205.4 208.8 229.5 253.8 276.4

II. HIBAH 1.5 2.0 2.0 1.8 1.7

B. BELANJA NEGARA 1,047.7 1,185.0 1,343.5 1,544.8 1,783.5

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & Non K/L) 725.2 820.3 916.4 1,042.0 1,191.9

A. Belanja K/L 340.1 409.1 470.6 560.1 652.6

- MENGIKAT (Termasuk PNBP & BLU) 139.9 149.4 165.9 184.6 205.4

- Belanja Pegawai 87.8 96.2 108.6 123.0 140.0

- Belanja Barang 31.6 35.8 38.7 41.8 45.0

- Pagu penggunaan PNBP & BLU 20.5 17.4 18.6 19.8 20.4

- TIDAK MENGIKAT 200.2 259.7 304.7 375.6 447.2

- Belanja Barang 50.4 52.1 56.4 61.4 66.9

- Belanja Modal 83.2 113.9 138.3 180.5 219.3

- Bantuan Sosial 66.6 93.7 110.0 133.6 161.0

B. Belanja Non K/L 385.1 411.1 445.8 481.9 539.3

a.l Subsidi 157.8 151.6 147.6 137.9 133.9

a Subsidi Energi 106.5 101.1 93.9 80.2 73.4- BBM, LPG & BBN 68.7 59.6 56.0 51.1 44.3- Listrik 37.8 41.5 37.9 29.1 29.2

b Subsidi Non Energi 51.3 50.5 53.6 57.7 60.5

II. TRANSFER KE DAERAH 322.4 364.7 427.0 502.8 591.6

C. KESEIMBANGAN PRIMER 17.6 1.7 25.3 41.2 61.3

D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (98.0) (127.6) (119.8) (118.0) (114.9)

% defisit thd PDB (1.6) (1.9) (1.6) (1.4) (1.2)

E. PEMBIAYAAN (I + II) 98.0 127.6 119.8 118.0 114.9

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 107.9 131.5 126.0 131.5 129.8

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (9.9) (3.9) (6.1) (13.6) (14.9)

Catatan :

- Alokasi belanja mengikat K/L ditetapkan oleh Dep. Keuangan

- Alokasi belanja tidak mengikat K/L ditetapkan bersama oleh Bappenas dan Dep. Keuangan

URAIAN2011 2012 2013 2014

APBN Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi

BaseliBaselinene

Page 19: RKA-KL

PROYEKSI RESOURCES ENVELOPE BELANJA K/L, 2010 – 2014(triliun rupiah)

19

2010 2011 2012 2013 2014

I. PAGU K/L 340,1 409,1 470,6 560,1 652,6

1. Mengikat 140,0 149,4 165,9 184,6 205,4

a. Belanja Pegawai 87,8 96,2 108,6 123,0 140,0

b. Belanja Barang 31,6 35,8 38,7 41,8 45,0

c. PNBP dan BLU 20,5 17,4 18,6 19,8 20,4

2. Tidak Mengikat 200,2 259,7 304,7 375,6 447,2

a. Belanja Barang 50,4 52,1 56,4 61,4 66,9

b. Belanja Modal 83,2 113,9 138,3 180,5 219,3

c. Bantuan Sosial 66,6 93,7 110,0 133,6 161,0

II. BERDASARKAN SUMBER DANA 340,1 409,1 470,6 560,1 652,6

1. Rupiah Murni 294,3 363,4 422,5 508,5 598,8

2. PNBP dan BLU 20,5 17,4 18,6 19,8 20,4

4. Pinjaman Dalam Negeri 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

5. Hibah Luar Negeri 1,4 2,0 2,0 1,8 1,7

6. Pinjaman Luar Negeri 22,9 25,3 26,5 29,0 30,7

Proyeksi RAPBN

APBNProyeksi RAPBN

Proyeksi RAPBN

Proyeksi RAPBN

NO. URAIAN

BaseliBaselinene

Page 20: RKA-KL

Arah Kebijakan Fiskal Jangka Menengah (2010-2014) Dipengaruhi oleh Beberapa

Faktor :

A. Visi, Misi, dan Program Kerja Presiden SBY & Wapres Boediono lima (5) tahun mendatang

B. Proyeksi Indikator Ekonomi Makro (seperti Pertumbuhan Ekonomi dan Harga minyak) yang sangat terkait dengan proyeksi besaran APBN

C. Arah Kebijakan Defisit APBN Jangka Menengah, yang dipengaruhi oleh:

Kemampuan peningkatan pendapatan negara Kebutuhan belanja negara untuk mencapai sasaran

pembangunan Kemampuan Pembiayaan Anggaran (Dalam Negeri & Luar

Negeri)

D. Tantangan ke Depan : Eksternal : pemulihan ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditi

primer Internal : Tingkat pengangguran & Kemiskinan, bencana alam,

serta stabilitas ekonomi, politik & sosial20

Best Best Policy Policy OptionOption

Page 21: RKA-KL

Arah Kebijakan Fiskal 2010 – 2014

1. Mendukung Pengelolaan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui Triple Track Strategy:a. Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi (Pro-Growth)b. Menciptakan dan Memperluas Lapangan Kerja (Pro-Job) , antara lain melalui:

Insentif Pajak (subsidi pajak) pada kegiatan usaha, daerah tertentu, dan komoditas strategis dalam rangka meningkatkan investasi dan ekspor, serta mempert ahankan dan meningkatkan daya saing usaha dalam negeri;

Peningkatan Belanja: Infrastruktur, c. Memperbaiki Kesejahteraan Rakyat, melalui Program – Program Jaring

Pengaman Sosial (Social Safety Net) yang Berpihak pada Rakyat Miskin (Pro-Poor): Menjaga kesinambungan program kesejahteraan rakyat (PNPM, BOS,

Jamkesmas, PKH) Pemberian subsidi tepat sasaran

d. Mendukung Upaya Peningkatan Kemampuan Pertahanan dan Peningkatan Rasa Aman dan Ketertiban Masyarakat;

2. Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut, maka APBN Jangka Menengah harus tetap sehat:a. Defisit terkendali seperti kondisi saat ini yang berada pada alur yang benar b. Rasio Utang terhadap PDB turun secara bertahap (sekalipun secara nominal

jumlah utang akan meningkat) 21

Best Best Policy Policy OptionOption

Page 22: RKA-KL

Mekanisme Pengalokasian Anggaran

1.

2.

3.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan tahun sebelumnya;

• Target kinerja sesuai dengan rencana kerja tahunan;

• Tidak perlu dibahas kembali.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan fiscal space;

• Target kinerja sesuai dengan RKP.

• Alokasi anggaran dan rincian penggunaannya sesuai dengan kebijakan dan pesetujuan DPR;

• Target kinerja harus jelas dan terukur.

Page 23: RKA-KL

1. Perumusan Jenis dan Satuan Output Kegiatan;

2. Beberapa Perubahan Menuju Tahun 2011.

Persiapan Penyusunan RKA-KL TA 2011Persiapan Penyusunan RKA-KL TA 2011

Page 24: RKA-KL

1. Output (keluaran) adalah barang atau jasa yang dihasilkan atas pelaksanaan dari satu atau beberapa paket pekerjaan yang tergabung dalam bagian atau tahapan Kegiatan yang merupakan komponen input.

2. Jenis Output merupakan identifikasi dari setiap keluaran yang dihasilkan dan mencerminkan tugas fungsi unit eselon II/Satker secara spesifik. Untuk output-ouput yg sejenis dihitung sbg 1 output, sedangkan apabila secara spesifik jenisnya berbeda maka dihitung sbg output tambahan. Contoh : Jalan, Jembatan, Gedung, Mobil, Laporan, Rekomendasi, Sistem Aplikasi, dll.

3. Satuan Output merupakan identitas dari jenis output yang dihasilkan sesuai karakteristiknya. Contoh : unit, km, m2, lap, buah, dll.

4. Baik jenis dan satuan ouput harus distandarkan di masing-masing level Eselon I bahkan sampai level K/L sehingga akan dapat diakumulasikan setiap tahun. Hasil dari perumusan jenis dan satuan output tsb akan dituangkan dalam tabel referensi RKA-KL TA 2011.

Perumusan Jenis dan Satuan Output KegiatanPerumusan Jenis dan Satuan Output Kegiatan

Page 25: RKA-KL

Keterkaitan Output dalam Penerapan PBK dan KPJMKeterkaitan Output dalam Penerapan PBK dan KPJM

Output

Struktur Pengalokasian

Anggaran

Penghitungan Prakiraan Maju

Penyusunan dan Penetapan Standar

Biaya Keluaran (SBK)

Struktur pengalokasian anggaran terdiri atas 3 level :•Program;•Kegiatan;•Output.

Hasil penghitungan kebu-tuhan anggaran untuk menghasilkan sebuah Output dpt ditetapkn mnjd SBK pd thn berikutnya

Penghitungan Prakiraan Maju unt sebuah Kegiatan dilakukan pada level Output

1.

2.3.

Page 26: RKA-KL

a. Alokasi anggaran K/L ditetapkan berdasarkan Program sesuai hasil restrukturisasi. Besaran alokasi yang ditetapkan meliputi kebutuhan untuk : (i) gaji dan tunjangan, operasional perkantoran dan pemeliharaan; (ii) pelayanan dasar satker sesuai tugas dan fungsi; dan (iii) kegiatan yang bersifat penugasan (prioritas nasional).

b. Kegiatan 0001 (Gaji dan Tunjangan) dan Kegiatan 0002 (Operasional Perkantoran) yang selama ini berdiri sebagai sebuah Kegiatan, mulai TA 2011 statusnya berubah menjadi Komponen Input dari sebuah Kegiatan. Penempatan Komponen Input (ex 0001 dan 0002) tidak hanya pada satu Kegiatan secara khusus tetapi dapat dialokasikan pada setiap kegiatan.

Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ....1)....1)

Page 27: RKA-KL

c. Struktur pengalokasian anggaran dibagi ke dalam 3 (tiga) level dan dirinci menurut Program, Kegiatan dan Output. Setiap Output harus dapat diidentifikasi jenis dan satuannya dengan jelas, seluruh komponen input yang digunakan ditetapkan oleh penanggung jawab kegiatan dan kebutuhan anggarannya dihitung secara tepat.

d. Dalam rangka penerapan KPJM, penghitungan Prakiraan Maju untuk sebuah Kegiatan dilakukan pada level Output. Penghitungan Prakiraan Maju dilakukan dengan mengevaluasi : (i) apakah Output yang dihasilkan masih terus dilanjutkan (on-going); (ii) apakah setiap Komponen Input yang digunakan untuk menghasilkan Output tersebut masih dibutuhkan. Hasil penghitungan tersebut selanjutnya diakumulasikan dalam level Kegiatan dan Program.

Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ........22))

Page 28: RKA-KL

e. Penyusunan RKA-KL dan DIPA 2011 dilakukan melalui sistem aplikasi yang terintegrasi. Setiap satker menyusun RKA-KL dengan menuangkan seluruh informasi yang berkaitan dengan informasi kinerja, informasi belanja dan informasi pendapatan dalam format Kertas Kerja RKA-KL. Setelah proses entry selesai dilaksanakan, dokumen RKA-KL dan DIPA dapat dicetak secara otomatis.

f. Hasil perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah Output akan ditetapkan menjadi Standar Biaya Keluaran (SBK) pada tahun berikutnya. Seluruh Output yang dihasilkan dari pelaksanaan Kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi setiap unit dan bersifat on-going, dapat ditetapkan sebagai SBK pada tahun berikutnya. Penyesuaian terhadap besaran SBK dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap Komponen Input dan adanya perubahan parameter.

Beberapa Perubahan Menuju TA 2011Beberapa Perubahan Menuju TA 2011 ........33))

Page 29: RKA-KL

Action Plan Menuju APBN 2011Action Plan Menuju APBN 2011

Workshop dalam rangka merumuskan jenis dan satuan Output untuk setiap Kegiatan bagi seluruh K/L (76) Februari s.d. Maret 2010 (4 groups).

Pengembangan sistem aplikasi RKA-KL yang terintegrasi dengan sistem aplikasi DIPA selesai pada akhir bulan Maret 2010.

Workshop dalam rangka uji coba penerapan format baru RKA-KL dan sistem aplikasi RKA-KL yang terintegrasi bagi seluruh K/L (76) April s.d. Mei 2010 (2 x 4 groups).

Finalisasi penyusunan Revisi PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penuysunan RKA-KL diharapkan selesai pada akhir bulan Maret 2010.

1.

2.

3.

4.

Menyusun PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2011 selesai pada akhir Maret 2010.

5.

Menyusun PMK tentang Pedoman Penyusunan Standar Biaya Keluaran Tahun 2011 selesai pada akhir Maret 2010.

6.

Page 30: RKA-KL