KESEHATAN KERJA
dr.KRISMADIES, MKKK
DEFENISI KESEHATAN KERJA• Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/
kedokteran beserta prakteknya • Bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif.
Tujuan Kesehatan Kerja ref. ILO/WHO 1995
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
TUGAS POKOK KESJA1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja2. Ergonomi3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja.4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan tenaga kerja.6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit
umum dan penyakit akibat kerja.7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
TUGAS POKOK KESJA8. Latihan petugas P3K9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, 10. APD, Gizi kerja penyelenggaraan makanan di tempat
Kerja. 11. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan
atau PAK12. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja
yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya.
13. Laporan
PERATURAN PERUNDANGAN
1. UUD 1945 pasal 272. UU NO 1 Tahun 19703. UU No 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan4. UU No 1 tahun 2003 tentang pengesahan
konvensi ILO no 815. Konvensi ILO No 120 (UU No 3) ttg higiene
dalam perniagaan dan kantor2
Peraturan Pelaksanaan Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja
A. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. UU No 3 tahun 1992 tentang jamsostek2. PP No 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program
Jamsostek3. Permenaker No 20 tahun 2012 tentang Juknis pelayanan
jamsostek4. Permenaker No 3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja5. Kepdirjen Binwasnaker No 22 tahun 2008 tentang petunjuk teknis
pelayanan kesehatan kerja6. Permenakertrans No 1 tahun19767. Permenakertrans No 1 tahun 1979
Lanjutan
B. PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA1. UU no 1 tahun 1970 Pasal 82. Permenakertans No 2 tahun 19803. Permenakertrans No 1 tahun19764. Permenakertrans No 1 tahun 1979
Lanjutan
C. PENANGGULANGAN PAK1. Permenakertrans no 1 tahun 1981 tentang
wajib lapor PAK2. Permenakertrans no 333 tahun 1989
tentang diagnosis dan pelaporan PAK3. Kepres no 22 tahun1993 tentang PAK
Lanjutan
C.GIZI KERJA DAN PENYELENGGARAAN MAKAN DITEMPAT KERJA :
1. PMP No 7 tahun 19642. SE Menakertrans No 1 tahun 1979 tentang
pengadaan kantin3. Kepdirjen Binawas no 86 tahun 1989 tentang
perusahaan pengelola kantin di tempat kerja
UU NO 1 TAHUN 1970Pasal 8
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifatpekerjaan yang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
a. Pasal 74 dikatakan bahwa dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak.
b. Pasal 86 dikatakan bahwa pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pasal 87 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Bagian Keenam : Kesehatan Kerja, Pasal 23 :(1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk
mewujutkan produktivitas kerja yang optimal(2) Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja
(3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
(4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) diteteapkan dengan Peraturan Pemerintah
PEMERIKSAAN KESEHATANTENAGA KERJA
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
1. UU no 1 tahun 1970 Pasal 82. Permenakertans No 2 tahun 19803. Permenakertrans No 1 tahun1976 tentang
pelatihan hiperkes bagi dokter4. Permennaker No. Per. 04/Men/1995 (PJK3)5. Permenakertrans No. Per.03/Men/19826. Permenakertrans No 1 tahun 1981 tentang wajib
lapor PAK7. Kepmenaker No 333 tahun 1989 tentang
diagnosis dan pelaporan PAK
Pemeriksaaan Kesehatan TK• Pemeriksaan kesehatan awal (sebelum kerja) adalah Rikes
yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
• Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik) adalah rikes pada waktu-waktu tertentu thd. TK yang dilakukan oleh dokter.
• Pemeriksaan kesehatan khusus adalah rikes yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
• Pemeriksaan kesehatan purna bakti adalah rikes yang dilakukan oleh dokter pada 3 (tiga) bulan sebelum TK memasuki masa pensiun.
• Pemeriksaan dilakukan oleh dokter pemeriksa tenaga kerja (permenaker no 1 tahun 1976)
PASAL
1
Tujuan Pemeriksaan Kesehatan TK
• Menilai kemampuan TK melaksanakan pekerjaan tertentu, ditinjau dari segi kesehatan :– TK yang diterima sehat (menilai kebugaran untuk melakukan
pekerjaan dan penyakit)– Tidak mempunyai penyakit menular– Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
• Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin berkait dengan pekerjaan dan lingkungan kerja:– Mempertahankan derajat kesehatan TK– Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan– Untuk pengendalian Lingkungan kerja.
• Identifikasi penyakit akibat kerja.
PASAL
2
RIKES SEBELUM BEKERJA
• Rikes TK dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja.
• Meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu
• Dokter Pemeriksa Kesehatan TK dan pengurus membuat perencanaan dan pedoman Rikes yang disetujui direktur
• Jika 3 bulan sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan tidak perlu pemeriksaan ulang
Hasil Pemeriksaan Kesehatan TK Awal
• Sehat (tidak didapat kelainan) boleh bekerja tanpa sarat :– boleh bekerja berat– boleh bekerja ringan– boleh bekerja diperbagai bagian.
• Menderita sakit/ada kelainan :– boleh bekerja pada kondisi kerja tertentu– ditolak untuk bekerja :• ditolak permanen (tetap) atau ditolak sementara
menunggu proses pengobatan.
Pemeriksaan Kesehatan TK Berkala
• Pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali setahun
• Pengurus bersama dokter menyusun rencana pemeriksaan menurut jenis pekerjaan
• Jika ada kelaianan harus ditindak lanjuti
PEMERIKSAAN KHUSUS
• Menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja.
• Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap :– tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau
penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu).
– Usia diatas 40, TK Cacat dan Tk mengerjakan perkerjaan tertentu.
– TK yang diduga mengalami gangguan kesehatan akibat kerja.
– Apabila terdapat keluhan-keluhan diantara tenaga kerja, – Atas Pengamatan pegawai pengawas keselamatan – Atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan dan
Balaibalainya– Atas pendapat umum dimasyarakat
LAPORAN
• Pemeriksaan kesehatan dilaporkankepada Direktur Jenderal Bina-lindung Tenaga Kerja melalui Kantor Wilayah Ditjen Binalindung Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya 2 (dua)bulan sesudah pemeriksaan kesehatan dilakukan
SK DIRJEN PEMBINAAN HUBUNGAN PERBURUHAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA NO 40 THN 1980
LAPORAN
PELAYANAN KESEHATANTENAGA KERJA
1. UU No 3 tahun 1992 tentang jamsostek2. PP No 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program
Jamsostek3. Permenaker No 20 tahun 2012 tentang Juknis pelayanan
jamsostek4. Permenaker No 3 tahun 1982 tentang pelayanan
kesehatan kerja5. Kepdirjen Binwasnaker No 22 tahun 2008 tentang petunjuk
teknis pelayanan kesehatan kerja6. Permenakertrans No 1 tahun19767. Permenakertrans No 1 tahun 1979
REGULASI
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Memberikan bantuan kepada TK dalam penyesuaian diri• Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.• Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)
dan kemampuan fisik tenaga kerja• Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :– Poliklinik perusahaan– Rumah sakit perusahaan
• Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain :– JPK (Jaminan Pelayanan Kesehatan Kerja) Jamsostek (KURATIF)– Dokter praktek swasta (KURATIF)– Puskesmas– Poliklinik swasta– Rumah sakit– Dan lain-lain
• Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan:– Rumah sakit pekerja– Dan lain-lain
PASAL 4
Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
1) Mendapatkan Pengesahan
2) Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, sedangkan tenaga pelaksananya dapat terdiri dari :dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penanggung jawab
merangkap pelaksana),dokter perusahaan dan paramedis perusahaan.
3) Mempunyai sarana dan fasilitas
4) Menyampaikan laporan
Semua dokter dan paramedis yang memberikan pelayanan kesehatan kerja harus sudah mengikuti pelatihan hiperkes (sertifikat hiperkes)
Promotif:-Pembinaan kesja-Pelatihan kesehatan-Gizi kerja-Program OR-Ergonomi-Hidup sehat-Pencegahan HIV & Narkoba-Penyuluhan
Preventif:-Health risk ass-Pemeriksaan kesehatan TK-Surveilans dan analisis PAK-Pencegahan keracunan mkn
-Lingkungan kerja
-Imunisasi-APD-Pengaturan waktu kerja
-Pengendalian vektor
Kuratif :Pengobatan - P3K- Rawat jalan- Rawat inap
Rehabilitatif:-Ortese dan protese-Rehabilitasi mental-Mutasi-Fisioterapi
Pelayanan Kesehatan Kerja Secara
KomprehensifNAB
m
c
s
Fungsi Dan Peranan Pelayanan Kesehatan Kerja Agar Optimal
Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Kerja bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan.
KANTIN
36
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
• UU NO. 1 TH. 1970. TENGTANG KESELAMATAN KERJA• PMP NO. 7 TH 1964. TENTANG SYARAT KERSEHATAN,
KEBERSIHAN, SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA• PERMENAKERTRANS NO. PER.03/MEN/1982. TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN KERJA• SE. MENNAKERTRANS NO. SE. 01/MEN/1979. TENTANG
PENGADAAN KANTIN DAN RUANG MAKAN• SE. DIRJEN BINAWAS NO. SE. 86/BW/1989. TENTANG
PERUSAHAAN CATERING YAANG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
SE MENAKERTRANS NO 1 THN 1979TENTANG PENGADAAN KANTIN DAN RUANG MAKAN
• Pekerja antara 50 sampai 200 orang menyediakan ruangan makan• Pekerja > 200 orang menyediakan
kantin di perusahaan
SE DIRJEN BINAWAS NO. SE. 86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING YAANG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
• Mempunyai surat rekomendasi dari Disnaker setempat
• Disnaker setempat membina dan memonitor
Sistem Pelayanan
Kafetaria (membeli dengan memilih) Kantin perusahaan (diberikan cuma-
cuma) Dibagikan di tempat kerja Dibagikan di lapangan (area
pekerjaan) tanpa tempat makan khusus
Dapur dan ruang makan : Dapur tdk jauh dr ruang makan Mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi memadai, tdk licin, bebas dr serangga dan binatang mengerat
P3K
DEFENISI
• Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada dan orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja
Peraturan Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja :
• Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
• Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009 Tentang Pedoman Pelatihan Dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)Di Tempat Kerja
KEWAJIBAN PENGURUS
• Melaksanakan P3K di tempat kerja • Menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja • Menyediakan ruang P3K sebagaimana apabila:
Mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih
Mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi.
PETUGAS P3K MEMPUNYAI TUGAS :
• Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja• Merawat fasilitas P3K di tempat kerja • Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan; dan • Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus
PETUGAS P3K• Ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dan
diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja.
• Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K Disnaker setempat
• Jumlahnya sesuai dengan jumlah pekerja yang ada
• Dapat menggunakan tanda sebagai petugas P3K
SYARAT PETUGAS P3K
Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan Sehat jasmani dan rohani Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar di
bidang P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
FASILITAS P3K
• Ruang P3K• Kotak P3K dan isi • Alat evakuasi dan alat transportasi• Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri
dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
SYARAT RUANGAN P3K
Lokasi ruang P3K : * Dekat dengan toilet/kamar mandi * Mudah dijangkau dari area kerja; dan * Dekat jalan keluar * Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
Mempunyai luas minimal cukup unruk menampung satu tempat tidur pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi seorang petugas P3K serta penempatan fasilitas P3K lainnya;
Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar untuk memindahkan korban;
Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat; Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
Wastafel dengan air mengalir Kertas tissue/lap Usungan/tandu; Bidai/spalk; Kotak P3K dan isi
Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi roda
Sabun dan sikat Pakaian bersih untuk penolong; Tempat sampah; Kursi tunggu bila diperlukan.
KOTAK P3K
• Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau
• Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Permenaker 15 Th 2008
• Tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja
• Isi dan jumlahnya sesuai dengan jumlah pekerja
PENEMPATAN KOTAK P3K
• Ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat• Diberi arah tanda yang jelas• Di setiap lantai• Setiap jarak 500 m diberi penambahan kotak
P3K
PENYAKIT AKIBAT KERJA
REGULASI TENTANG PENANGGULANGAN PAK1. Permenakertrans no 1 tahun 1981 tentang
wajib lapor PAK2. Permenakertrans no 333 tahun 1989
tentang diagnosis dan pelaporan PAK3. Kepres no 22 tahun1993 tentang PAK
DEFENISI
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Diagnosis
• Melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan lingkungan kerja
• Terdapat hubungan sebab akibat antara penyakit dengan pekerjaannya
• Jika ragu Dikonsultasikan kepada Dokter Penasehat Tenaga Kerja
• Jika perlu konsul dokter ahli• Jika tegak diagnosa PAK dokter pemeriksa
membuat laporan medik
PELAPORAN
• Wajib melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat
• Paling lambat 2 X 24 jam setelah diagnosa di tegakkan
KEPPRES NO 22 TAHUN 1993
KEPPRES NO 22 TAHUN 1993
KEPPRES NO 22 TAHUN 1993
KEPPRES NO 22 TAHUN 1993
KEPPRES NO 22 TAHUN 1993
Top Related