DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
RESUME KAJIAN RUTIN FORUM SILATURAHIM DAN KAJIAN
KEDOKTERAN ISLAM (FSKKI)
Pengyelenggara : Departemen Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi
Tema Kajian : Sosok Pemimpin dalam Islam dan Aplikasinya dalam Pilpres
Narasumber : Muhammad Tanri Arrizasyifaa, S.Ked.
Hari, Tanggal : Sabtu, 21 Juni 2014
Waktu : 20.00—22.00 WIB
Tempat : Facebook Chat
A. Sesi Pemicu
Topik kita mengenai pilpres dalam Islam, tentu harus merujuk pada syariah
sebagai landasannya. Maka pemahaman kita tentang syariah harus clear sebagai
dasarnya. Setidaknya, mengenai maqashid syari'ah. Kalau disederhanakan,
maqashid syari'ah (maksud/tujuan syariah) pada intinya adalah mashlahah
(kebaikan).
Maka Imam Abul Wafa Ibn 'Aqil Al Hambali berkata, "Politik adalah semua
tindakan yang dengannya manusia lebih dekat dengan kebaikan dan semakin
jauh dari kerusakan, meskipun tindakan itu tidak pernah disyariatkan oleh
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak ada wahyu Al-Qur’an yang
turun tentangnya".
Demikian sebagaimana dikutip Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dlm I'lamul
Muwaqi'in, "Jika anda mengatakan 'tidak ada politik kecuali yg sesuai dengan
syariat atau tidak bertentangan dengan apa yang disebutkan oleh syariat, maka
itu benar".
Imam Hambali melanjutkan, "Tetapi jika yang anda maksud dengan politik
adalah yang disebutkan oleh syariat, maka itu salah dan sekaligus menyalahkan
para sahabat nabi".
DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
Maka politik (dan segala cabangnya) harus sesuai syariat atau tidak
bertentangan dengan syariat, tapi tidak harus bertentangan dengan syariat.
Dan politik, bukan cuma apa yang terjadi di level elite tapi juga yang terjadi di
level lebih kecil sampai individu. Karena politik (siyasah) diambil dari kata
saasa yg artinya memimpin atau mengatur.
Misalnya kita sebagai rakyat dalam menggunakan hak pilih kita juga sedang
berpolitik. Kita sedang mengatur pilihan kita. Demokrasi, pemilu, dan yang
lainnya mungkin tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits secara
tekstual, tapi itu tidak berarti semuanya haram.
Pada intinya, dalam setiap keputusan politik yang kita buat, kita harus
meniatkan keputusan itu untk membawa diri kita, keluarga, dan masyarakat
secara luas kpd maslahat (kebaikan). Tentu, jalan satu-satunya agar kita dapat
mencapai maslahat yang utuh adalah dengan syariah.
Maka, jangan tertipu dengan label. Misalnya, nasi yang kita makan. Dia tidak
harus dinamakan nasi syariah supaya halal. Sebaliknya, pabrik bir mungkin saja
menamai bir mereka bir syariah. Apakah artinya bir tersebut halal? Belum tentu.
Satu hal yang terpenting dalam memilih pemimpin adalah kemauan dan
kemampuan dia dalam memimpin ummat menuju syariah lalu (nantinya
berbuah) maslahat. Maka dalam islam, lebih dianjurkan memilih org yang
tidak shalih secara pribadi tapi bisa memimpin ummat menuju mashlahat
daripada seseorg yang shalih secara pribadi tapi tidak bisa memimpin
ummat menuju mashlahat.
Karena keshalihan pribadinya adalah urusan dirinya dengan Allah, sedangkan
kemampuannya dalam memimpin ummat menuju mashlahat itulah yang
dibutuhkan dari seorang pemimpin (kewajiban seorg pemimpin).
DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
Saya tuntaskan. Tentu kalau ada orang yang shalih dan mampu memimpin,
itu paling baik. Uraian di atas cuma menunjukkan prioritas.
Ibnu Taimiyyah dalam Majmu' Fatawa, "Bahwa syariat datang untuk hasilkan
maslahat dan menyempurnakannya; dan menghilangkan mafsadat dan
meminimalisirnya".
Di halman yang sama beliau lanjutkan, "Dari sisi inilah Yusuf 'alaihissalam
menjadi bendahara Mesir, bahkan memintanya kepada Raja padahal saat itu
Raja dan kaumnya adalah orang-orang kafir".
"Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu selalu dalam keraguan tentang apa yang
dibawanya kepadamu" [QS 23:34]
"Dapat dimaklumi bahwa dengan kekafiran yang ada pada mereka, maka itu
mengharuskan mereka memiliki kebiasaan dan cara tertentu dalam mengambil
dan menyalurkan harta kepada raja, keluarga raja, tentara, dan rakyatnya. Tentu
cara itu tidak sesuai dengan kebiasaan para nabi dan utusan Allah. Namun bagi
Yusuf 'alaihissalam tidak memungkinkan untuk menerapkan apa yang ia
inginkan berupa ajaran Allah karena rakyat tidak menghendaki hal itu. Tapi
Yusuf 'alaihissalam tetap melakukan apa-apa yang bisa dilakukannya, berupa
keadilan dan perbuatan baik.
Dengan kekuasaan itu, ia dapat memuliakan orang-orang beriman di antara
keluarganya, suatu hal yang tidak mungkin dia dapatkan tanpa kekuasaan itu.
Semua itu termasuk firman Allah Ta'aalaa : "Bertaqwalah kepada Allah
semampu kalian." [QS 64:16]. Demikian pendapat Imam Ibn Taimiyyah.
Imam Izzuddin Bin Abdissalam berkata, "Seandainya orang-orang kafir
memimpin suatu daerah yang luas, lalu mereka orang-orang kafir menyerahkan
DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
kekuasaan kepada orang yang bisa menunaikan maslahat secara umum bagi
kaum muslimin, maka hal itu bs dilaksanakan.."
Sementara Syaikh Abdurrahman AsSa'di berkata, "Upaya kaum muslimin
yang hidup di bawah naungan wilayah kuffaar, dan mereka bekerja untuk
mengubah keadaan menjadi negeri yang demokratis bagi individu dan
masyarakat agar mereka bisa menikmati hak-hak agama dan dunia
mereka, itu semua lebih utama dibanding menyerahkan semua urusan
mereka kepada org kafir, baik urusan agama, dunia, urusan pengaturan
ibadah dan semua kebutuhan mereka.
Benar, jika mungkin kaum musliminlah sebagai pengendali negara dan
pemerintahnya, tetapi jika tidak bisa maka yang bisa kita lakukan harus
kita lakukan dalam rangka melindungi agama dan dunia.”
Kalau di wilayah kafir dengan sistem kafir saja boleh, apalagi di wilayah
muslim yang hanya sistemnya saja yang belum sepenuhnya islami.
Terakhir dari Saya, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpinmu.." [QS 5:51]
Mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan, semoga ada manfaat dari
yang saya sampaikan
B. Sesi Diskusi
Setiani Imaningtias (Kadep KKIA DEW 3)
Thoyyib, kalo ana pribadi sih, kita semua kan tahu yah bahwa rasulullah
punya empat sifat, shiddiq, amanah, tabligh, fathonah. Nah, dari
keempat ini, menurut ana sih, yang sifatnya "pemimpin" banget adalah
DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
amanah. Apakah seseorang bersungguh-sungguh dalam menjalankan
amanah itu akan sangat terlihat. Misalnya, bagaimana riwayat seseorang
terhadap amanahnya yang terdahulu.
Setiani Imaningtias (Kadep KKIA DEW 3)
Kalau kita berbicara soal politik ya, kang Tanri. Tanpa bermaksud
mendiskreditkan sekelompok golongan, ada yang memang yakin
golput itu haram karena demokrasi atau pemilu tidak ada dalam
islam. Tapi kalau menurut ana pribadi itu sangatlah lucu, karena mereka
mengaku membela islam dan ingin syariat islam ditegakkan tapi sikap
golput mereka justru mengisyaratkan kepasrahan mereka atas pemimpin
yang justru mungkin akan semakin mempersulit perjuangan mereka
dalam islam. kalau menurut kang tanri sendiri bagaimana? Bukankah
diantara yang buruk masih ada yang terbaik?
Tohari Masidi Amin (Mas’ul DEW 3)
Ana mau nanya aja, sebenarnya yang anti pemilu dan lebih memilih
golput dengan alasan tidak sesuai dengan syari'ah, alasan mereka
yang bilang seperti itu apa yah kang? dan apa langkah kita untuk
mencerdaskan tentang hal ini, karena bisa dikatakan mereka sangat
kuat dengan apa yg mereka yakini. Mohon pencerahannya kang.
Kang Tanri (Narasumber)
Pemikiran tersebut berkembang melalui landasan pikir yang bermacam-
macam. Namun, sederhananya, kembali pada pemahaman yang terbatas
mengenai politik dalam Islam. Apa yang saya sampaikan di atas insyaa
Allah bisa menjadi landasan bagaimana politik dalam Islam secara teori
maupun praktis. Politik harus idealis, tapi juga realistis di saat yang
bersamaan. Idealis artinya berprinsip. Sebagai muslim, idealis artinya
memegang prinsip syariah. Realistis artinya sesuai dengan realitas. Maka
DEWAN EKSEKUTIF WILAYAH (DEW) III FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA (FULDFK) Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta Home page : www.medicalzone.org Email: [email protected]
kita harus paham bagaimana syariah mengatur dalam berbagai situasi
atau realitas.
Kalau kita mau keluar kota denga secepat mungkin sedangkan
pilihan yang ada mobil dan motor, maka jangan pilih pesawat.
Karena akhirnya kita tidak akan berangkat-berangkat.
Alhamdulillah para ulama telah menjelaskan bagaimana cita-cita ideal
politik Islam dan bagaimana berpolitik dalam keadaan yang tidak ideal.