RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
SKRIPSI
GARY AROMDHANA
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN
GARY AROMDHANA. D24102063. 2006. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) terhadap Pemberian Asam Humik pada Tanah Latosol. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr.Ir. Panca Dewi MHKS, MS. Pembimbing Anggota : Ir. Ignatius Kismono, MS.
Ketersediaan rumput sepanjang tahun sebagai sumber pakan hijauan sangat penting untuk peningkatan produktivitas ternak. Sebagai hijauan makanan ternak, rumput memiliki syarat yaitu mempunyai manfaat yang tinggi sebagai bahan makanan, mudah dicerna dan cukup tersedia. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha budidaya terhadap rumput yang berkualitas tinggi.
Salah satu jenis rumput unggul yang banyak dibudidayakan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Rumput gajah disukai ternak, tahan kering (2-3 bulan), produksi tinggi dan merupakan rumput yang sangat baik untuk silase.
Permasalahan pada tanah latosol yang miskin bahan organik pada umumnya menyebabkan produksi rumput gajah tidak sesuai dengan yang diharapkan, antara lain disebabkan faktor tanah yang kekurangan unsur hara tersedia. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan tanah untuk menjerap unsur hara dengan pemberian asam humik. Asam humik merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik yang bersifat stabil. Mekanisme kerja dari asam humik pada prinsipnya sebagai jembatan penghubung antara koloid tanah dan unsur hara yang diberikan. Dua macam produk asam humik adalah humegatm dan soils plusm.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh asam humik terhadap produktivitas dan kualitas rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang miskin bahan organik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2006 di Laboratorium Lapang Agrostologi Departemen Ilmu Nutris i dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, yang terdiri dari kontrol (T0) , humegatm 75 ml (T1), humegatm 150 ml (T2), humegatm 225 ml (T3), soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) dan soils plustm 225 ml (T6) dan peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah anakan, pertambahan diameter batang, berat kering dan rasio daun-batang. Analisa statistik menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis asam humik baik humegatm maupun soils plustm tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p
ABSTRACT
Response of Elephant Grass (Pennisetum purpureum) to Humic Acid Application in Latosol Soil
G. Aromdhana, P. D. M. H Karti and I. Kismono
This research was undertaken to study the effect of humic acid on the growth and productivity of elephant grass (Pennisetum purpureum) grown in latosolic soil. The research work was carried out at research-farm of the Department of Animal Nutrition, Faculty of Animal Husbandary, IPB, started from January until June 2006.
Randomized Complete Block Design consist of 7 treatments and 4 replications was used to meet the research objectives. The treatment consisted of Control (T0), humegatm 75 ml (T1), humegatm 150 ml (T2), humegatm 225 ml (T3), soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) and soils plustm 225 ml (T6). Statistical analyses were conducted using ANOVA.
The result showed that the use of humic acid in this research condition did not increase significantly the number of tiller/bunch, stem diameter, vertical height, leaf-stem ratio, and dry matter production.
Keywords : Elephant grass, humic acid, humegatm, soils plustm.
RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
GARY AROMDHANA
D24102063
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
Oleh
GARY AROMDHANA
D24102063
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 25 Agustus 2006
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Dr.Ir. Panca Dewi MHKS, MS. Ir. Ignatius Kismono, MS. NIP. 131 672 157 NIP. 130 321 050
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur. Sc. NIP. 131 624 188
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jember Jawa Timur pada tanggal 12 Juni 1983 sebagai
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Drs. Mochammad Ichwan dan
Ibu Endang Rudjiati, SPd.
Pendidikan dasar diselesaikan di Jember dan Banyuwangi yaitu di SDN
Rambipuji VI dan MI Minhajut Thullab dari tahun 1990 1996, selanjutnya diterima
di Madrasah Tsanawiyah Assalaam Sukoharjo dari tahun 1996 1999. Kemudian
Penulis melanjutkan pendidikannya ke SMUN 2 Jember dari tahun 1999 2002.
Pada tahun 2002, Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas
Peternakan dan memilih Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Selama Penulis mengikuti pendidikan di IPB, Penulis aktif di UKM Tenis
Lapangan, HIMASITER (Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak)
dan Kelompok Pecinta Alam Fakultas Peternakan (KEPAL D).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
rahmat dan hidayah Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) terhadap Pemberian Asam
Humik pada Tanah Latosol. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Penulis di Laboratorium Lapang Agrostologi, Fakultas Peternakan untuk
penanaman, pemeliharaan, pengamatan dan pemanenan sedangkan untuk
penimbangan berat kering tajuk dilakukan di Laboratorium agrostologi Fakultas
Peternakan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari Juni 2006.
Skripsi ini merupakan karya tulis yang berisi tentang upaya memanfaatkan
lahan yang mempunyai kandungan bahan organik rendah dalam ha l ini adalah tanah
latosol. Bahan organik yang rendah pada tanah menyebabkan zat hara tidak mudah
tersedia. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pemberian asam humik yang
dapat meningkatkan ketersediaan zat hara.
Proses penyusunan skripsi ini berlangsung melalui berbagai tahapan yang
diuraikan dibagian dalam isi skripsi. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dan
penyusunan skripsi selama delapan bulan.
Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat untuk kalangan akademisi sebagai
sumber referensi dan juga untuk pengembangan rumput gajah. Penulis juga ingin
menyampaikan terima kasih atas saran dan masukan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................. ii
ABSTRACT................................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................. 1 Perumusan masalah.......................................................................... 2 Tujuan .............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
Tanah Latosol................................................................................... 3 Asam Humik .................................................................................... 4 Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) ......................................... 7
METODE ..................................................................................................... 9
Lokasi dan Waktu ............................................................................ 9 Materi ............................................................................................... 9 Rancangan ........................................................................................ 9
Peubah .................................................................................. 10 Prosedur ........................................................................................... 11
Stek Rumput Gajah .............................................................. 11 Persiapan Lahan ................................................................... 11 Persiapan Bedengan ............................................................. 11 Perlakuan dan Pemupukan ................................................... 11 Penanaman dan Pemeliharaan.............................................. 11 Pemanenan dan Pengambilan Sampel ................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 13
Pengamatan Umun ........................................................................... 13 Rekapitulasi Analisis Ragam ........................................................... 14 Pertambahan Diameter Batang, Pertambahan Jumlah Anakan, Pertambahan Tinggi Vertikal, Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang .................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 19
Kesimpulan ...................................................................................... 19 Saran................................................................................................. 19
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
LAMPIRAN................................................................................................. 24
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Analisis Tanah Latosol ............................................................. 3
2. Rekapitulasi Analisis Ragam ........... . .............................................. 14
3. Rataan Pertambahan Diameter Batang, Jumlah Anakan, dan Tinggi Vertikal.............................................................................................. 15
4. Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang...................................... 15
5. Data Curah Hujan Bulan Januari 2006............................................... 16
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Mekanisme Pembentukan Bahan Humik (Stevenson, 1994) ............. 4
2. Alur Pemisahan Senyawa Humik Menjadi Berbagai Fraksi Humik (Tan, 1993) ....................................................................................... 5
3. Asam Humik (Stevenson, 1982) ........................................................ 6
4. (a) Soils Plustm dan (b) Humegatm........................................................ 7
5. (a) Perlakuan Kontrol dan (b) Perlakuan T6 ...................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode 1.... 25
2. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode 2..... 25
3. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode - 1 ...... 25
4. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode - 2....... 25
5. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode 1 ..... 26
6. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode 2 ..... 26
7. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode 1 ..................... 26
8. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode 2 ..................... 26
9. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Rasio Daun - Batang ................ 27
10. Layout Penelitian .............................................................................. 27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai pakan ternak ruminansia ketersediaan hijauan makanan ternak
merupakan hal sangat penting. Hijauan berkualitas dalam jumlah yang memadai
sepanjang tahun berpengaruh terhadap produktivitas ternak. Hijauan merupakan
sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat hidup, berproduksi dan
berkembang biak. Untuk mendapatkan produksi ternak yang tinggi diperlukan pakan
hijauan yang cukup dan memenuhi persyaratan gizi, disamping kebutuhan akan
konsentrat.
Hijauan terdiri atas rumput, leguminosa dan sisa hasil pertanian. Pemenuhan
kebutuhan rumput segar saat ini belum terjamin ketersediaannya. Hal ini karena
samakin sempitnya lahan dan semakin langkanya lahan subur tersedia sehingga
produktivitas rumput segar akan semakin sulit untuk didapatkan baik dari segi
kuantitas dan kualitas hijauan. Untuk mendapatkannya, perlu dilakukan
pemeliharaan yang baik, meliputi pengolahan tanah, pemupukan dan teknik
penanaman. Khususnya untuk pemupukan pada tanah latosol yang miskin bahan
organik, permasalahan yang umum terjadi adalah konsenterasi pH tanah latosol yang
rendah (asam) (Feniara, 1999), sehingga mengakibatkan penyediaan unsur hara yang
rendah pula, selain itu kapasitas tukar kation dari tanah latosol yang juga rendah
merupakan penyebab permasalahan yang umumnya terjadi yaitu (1) tanah tidak
mampu menjerap unsur hara sehingga unsur hara mudah tercuci oleh air hujan dan
(2) koloid tanah sulit melepaskan unsur hara karena lemahnya pertukaran kation.
Untuk mengatasi kedua masalah tersebut salah satu caranya adalah dengan
pemberian asam humik yang merupakan pembenah tanah.
Asam humik merupakan komplemen pupuk yang dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Asam humik merupakan hasil akhir dari
proses dekomposisi bahan organik yang bersifat stabil. Mekanisme kerja dari asam
humik pada prinsipnya sebagai jembatan penghubung antara koloid tanah dan unsur
hara yang diberikan. Salah satu produk dari asam humik adalah humega tm dan soils
plustm. Humegatm mengandung 8% asam humik dan 92% campuran inert organik
sedangkan soils plustm mengandung 5% asam humik dan 95% campuran mineral
makro dan mikro.
2
Perumusan Masalah
Tanah latosol mempunyai pH, kadar hara makro dan kapasitas tukar kation
yang rendah sehingga menyebabkan tanah tidak mampu menjerap unsur hara yang
diberikan dan koloid tanah sulit melepaskan unsur hara karena lemahnya pertukaran
kation, untuk mengatasinya perlu diberikan asam humik. Asam humik merupakan
salah satu pembenah tanah yang dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan
meningkatkan ketersediaan unsur hara. Produk asam humik yang diujicobakan yaitu
humegatm dan soil plustm untuk mengetahui produktivitas dan pertumbuhan rumput
gajah pada tanah latosol. Sebagai pembandingnya digunakan kontrol yaitu perlakuan
tanpa pemberian asam humik.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh asam humik terhadap
pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang
miskin bahan organik.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Latosol
Tanah latosol memiliki lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal
yaitu 130 cm sampai 5 m bahkan lebih, sedangkan batas horizon tidak begitu jelas.
Warnanya merah, coklat sampai kekuningan dengan kandungan bahan organik
berkisar antara 3 9%, tapi biasanya 5%, dengan pH agak masam. Tekstur seluruh
solum umumya liat (Hardjowigeno ,1995)
Tanah latosol merupakan jenis tanah dengan kadar liat lebih besar dicirikan
oleh terjadinya penimbunan liat maksimum, berbentuk remah hingga gumpal namun
gembur, warna tanah seragam dengan batas horizon kabur, umumnya memiliki
epipedon umbrik. Tanah latosol mempunyai sifat fisik yang kurang baik, miskin
unsur hara dengan derajat keasaman yang relatif rendah. Ciri-ciri tersebut merupakan
faktor pembatas paling utama bagi pertumbuhan tanaman karena dapat
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme pengurai, meningkatkan senyawa beracun
dan mengganggu keseimbangan unsur hara dalam tanah (Fatchullah, 1995).
Hasil analisis tanah latosol yang dilakukan Feniara (1999) diperlihatkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Latosol.
Jenis Pengukuran Nilai Keterangan
pH 4-5 Asam
C organik 1,23 % Rendah
N 0,11 % Sangat Rendah
P 0,5 ppm Rendah
K 0,10 me/100 g Rendah
Ca 2,10 me/100 g Rendah
Mg 0,76 me/100 g Rendah
KTK 13,44 me/100 g Rendah
Sumber : Feniara (1999).
Berdasarkan data hasil analisis menunjukkan bahwa semua peubah yang
dianalisis nilainya rendah hal ini menandakan bahwa tanah latosol merupakan tanah
4
yang miskin unsur hara. Konsenterasi pH yang rendah akan menyebabkan
penyediaan unsur hara juga rendah.
Tanah latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan
beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah maka semakin banyak hara
yang perlu ditambahkan karena pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah
berlangsung lama. Umumnya kandungan unsur hara dari rendah sampai sedang, daya
menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi (Leiwakabessy, 1988).
Asam Humik
Asam humik merupakan bahan organik terhumifikasi yang dianggap sebagai
hasil akhir dekomposisi bahan tanaman dan hewan prasejarah yang telah memfosil
dalam selang waktu jutaan tahun di dalam tanah. Bahan organik ini berfungsi sebagai
bahan pembenah tanah yang terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung memperbaiki kesuburan tanah
dengan mengubah kondisi fisik, kimia dan biologi tanah (Tan, 1993). Mekanisme
pembentukan bahan humik diperlihatkan pada Gambar 1.
Residu tanaman
Transformasi oleh mikroorganisme
Modifikasi lignin
Gula Polifenol Amino Hasil Dekomposisi Lignin
Quinone Quinone
Bahan Humik
Gambar 1. Mekanisme Pembentukan Bahan Humik (Stevenson, 1994).
Untuk menghasilkan satu liter konsentrat asam humik dibutuhkan 7-8 metrik
ton organik manure (Stevenson, 1982).. Asam humik merupakan bagian dari bahan
humik yang terdiri dari asam humik, asam fulvik dan humin. Asam humik
5
merupakan bagian terbesar dari bahan humik. Asam humik tidak larut air pada
kondisi asam dengan pH
6
dan organik, termasuk pencemar beracun, untuk membentuk asosiasi baik yang larut
air maupun yang tidak larut air dari berbagai stabilitas kimia dan biologi yang
berbeda. Asam humik juga mampu menjerap bahan organik dan anorganik (Huang
dan Schnitzer,1997). Struktur molekul dari asam humik diperlihatkan pada Gambar
3.
Gambar 3. Asam Humik (Stevenson, 1982).
Asam humik bukan merupakan pupuk tetapi merupakan komplemen dari
pupuk yang berfungsi dalam program keseimbangan pemupukan (Kurbanli et al.,
2001). Asam humik tidak menyediakan zat hara akan tetapi meningkatkan
ketersediaannya. Dengan adanya asam humik dapat meningkatkan daya ikat air pada
tanah sehingga tanaman tahan terhadap kekeringan dan dapat memproduksi hasil
yang lebih baik pada kondisi kekurangan air.
Menurut Tan (1993), keuntungan secara fisik asam humik antara lain,
meningkatkan kapasitas memegang air, aerasi tanah, memperbaiki daya kerja tanah,
membantu bertahan pada kondisi kekurangan air, memecah masa dormansi benih dan
mengurangi erosi tanah. Keuntungan secara kimia meliputi, menahan air terlarut
pupuk organik dan melepaskannya ke tanah yang memerlukan, meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) dan kapasitas sangga tanah, pengkhelatan ion logam
dibawah kondisi basa, kaya akan bahan organik dan mineral yang penting untuk
pertumbuhan dan meningkatkan persentase total nitrogen dalam tanah.
Produk asam humik yang dapat diperoleh di pasaran antara lain yaitu
humegatm dan soils plustm yang dirancang untuk mempermudah ketersediaan hara
7
makro dan mikro serta meningkatkan serapan hara oleh tanaman. Produk ini juga
mengurangi pencucian hara tanaman (leaching) sehingga efisiensi penggunaan pupuk
kimia bisa ditingkatkan, meningkatkan perkembangan akar tanaman, laju serapan
hara, serapan N bebas, toleran terhadap kekeringan dan kadar garam tinggi,
membantu menggemburkan tanah, memperbaiki drainase dan aerasi sehingga
mengurangi run off dan erosi.
Humegatm mengandung 8% asam humik dan 92% campuran inert organik
sedangkan soils plustm mengandung 5% asam humik dan 95% campuran mineral
makro dan mikro. Produk ini mempunyai fungsi yang menonjol dibandingkan
dengan produk-produk organik lainnya, yaitu karena kemampuan dan fungsi
gandanya sebagai pupuk biologis, meningkatkan aktivitas bio stimulant, bio
protection dan soil conditioner.
(a) (b)
Gambar 4. (a). Soils Plustm dan (b). Humegatm
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Nigeria dan tersebar luas di seluruh Afrika tropika,
merupakan tanaman tahunan. Tumbuh tegak membentuk rumpun yang terdiri dari
2050 batang, diameter batang berkisar 2-3 cm dan memiliki rhizom-rhizom pendek.
Dapat tumbuh setinggi 1,8-4,5 m dan panjang daun mencapai 16-90 cm serta lebar 8-
35 mm. Bunga berbentuk tandan dengan warna keemasan (Jayadi, 1991). Mc Ilroy
(1976) menyatakan bahwa rumput gajah sangat responsif terhadap pemupukan, tahan
8
kering dan produksinya tinggi. Di daerah lembab dengan irigasi, produksinya lebih
dari 290 ton rumput segar/ha/th. Berat kering yang dihasilkan dapat mencapai 2-10
ton/ha untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk sedikit, tetapi yang
menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya antara 6-40 ton/ha (Mannetje dan
Jones, 2000). Hasil penelitian Susetyo (1980) di Bogor menunjukkan bahwa pada
tanah latosol, pemberian urea sebesar 300 kg/ha, SP36 dan KCL masing-masing 200
kg/ha memberikan hasil rumput gajah terbaik yaitu 32 ton/ha/ panen produksi berat
kering dan 6,4% protein kasar tiap kali pemotongan.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan siang hari
yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun, kelangsungan
hidup serbuk sari sangat kurang dan barangkali inilah penyebab utama dari
penentuan biji yang lazimnya buruk, disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat.
Oleh karena itu rumput ini ditanam secara vegetatif. Jika ditanam pada kondisi baik,
bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian beberapa meter
dalam waktu 2 bulan (Mannetje dan Jones, 2000)
Penanaman dapat menggunakan bahan tanam pols/stek. Panjang stek yang
dianjurkan adalah 20-50 cm, minimal terdiri dari duah buah buku dan diambil dari
tanaman berumur 3-6 bulan (Reksohadiprodjo, 1985). Dapat tumbuh pada ketinggian
0-3000 m diatas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran tinggi). Tumbuh
baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5 dengan curah
hujan sekitar 1000 mm/th.
9
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2006 di
Laboratorium Lapangan Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi
Bahan yang digunakan adalah rumput gajah varietas Hawaii (yang diperoleh
dari Laboratorium Agrostologi Fakultas Peternakan, IPB), pupuk NPK, humega tm
(6% asam humik + 94% inert organik) dan soils plustm (5% asam humik + 95%
makro mineral) yang diperoleh dari PT. Green Planet Indonesia, tanah latosol
sebagai media tanam.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, jangka
sorong, meteran, sarung tangan, cangkul, timbangan 5 kg, timbangan elektrik dan
oven 70oC.
Rancangan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan, yang terdiri dari
kontrol (T0) , humegatm 75 ml (T1), humegatm 150 ml (T2), humegatm 225 ml (T3),
soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) dan soils plustm 225 ml (T6),
sehingga terdapat 28 satuan percobaan dengan luasan petak 12 m2.
Model matematik yang digunakan adalah:
Yi j = + t i + j + e ij
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan dari kelompok yang memperoleh perlakuan pemberian
dosis humegatm dan soils plustm ke-i dan ulangan ke-j
= rataan umum
t i = pengaruh pemberian humegatm dan soils plustm ke-i (i = 1,2.........,7)
j = pengaruh kelompok ke-j
e ij = pengaruh galat pemberian humegatm dan soils plustm ke-i dan ulangan ke-j.
10
Peubah
1. Pertambahan jumlah anakan
Jumlah anakan rumput gajah dihitung dengan mengambil delapan sampel
rumpun dari masing-masing petak dan dihitung setiap dua minggu selama periode
penanaman. Pertambahan jumlah anakan diperoleh dari selisih jumlah anakan
minggu terakhir dengan minggu sebelumnya.
2. Pertambahan diameter batang (cm)
Diameter batang rumput gajah diukur 5 cm dari permukaan tanah dengan
mengambil delapan sampel rumpun dari masing-masing petak yang telah ditandai
untuk diukur setiap dua minggu selama periode penanaman. Pertambahan diameter
batang diperoleh dari selisih diameter batang minggu terakhir dengan minggu
sebelumnya.
3. Pertambahan tinggi vertikal (cm)
Tinggi vertikal rumput gajah diukur dengan mengambil delapan sampel
rumpun dari masing-masing petak dan diukur setiap dua minggu selama periode
penanaman. Pertambahan tinggi vertikal diperoleh dari selisih tinggi vertikal
minggu terakhir dengan minggu sebelumnya.
4. Berat kering tajuk (g)
Hasil panen dari rumput gajah dihitung berat segar tajuk dari masing-masing
perlakuan. Untuk berat kering tajuk diambil sampel sebanyak 200 g untuk masing
masing daun dan batang, dihitung berat keringnya setelah dioven pada suhu
70oC selama 48 jam kemudian dikonversi dari berat segar tajuk menjadi berat
kering tajuk dengan cara perhitungannya sebagai berikut :
)()(
)(12/)(12/
22 gmpelxBKtajuksa
gltajuksampeberatsegargmBeratsegar
gmBKtajuk
=
5. Rasio berat kering daun batang
Hasil panen dari rumput gajah dipisahkan antara daun dan batangnya dan
diambil sebanyak 200 g untuk masing masing daun dan batang untuk mengukur
berat kering kemudian dibuat rasio daun dan batang.
Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) dan jika
berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Mattjik dan Sumertajaya,
2000).
11
Prosedur
Stek Rumput Gajah
Rumput gajah yang digunakan diambil dalam bentuk stek didalam rumpun
yang sama dan terdiri atas dua buku yang didapatkan dari kebun Laboratorium
Agrostologi, Fakultas Peternakan.
Persiapan Lahan
Lahan disiangi untuk mengurangi pertumbuhan gulma dan vegetasi lain yang
tumbuh di petak penelitian yang dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara yang
tersedia. Lahan digemburkan dengan cangkul untuk memberikan ruangan aerasi bagi
ketersediaan oksigen dalam tanah dan untuk memecah agregat-agregat tanah yang
mulai keras.
Persiapan Bedengan
Sebelum ditanam, bedengan telah disediakan sebelumnya. Lokasi bedengan
dipilih tempat yang terbuka untuk mendapatkan intensitas radiasi matahari yang
cukup. Tanah bedengan digemburkan dan dibuat lebih tinggi sekitar 10 cm dari tanah
sekelilingnya. Setiap bedengan berukuran 3 x 4 m. Saluran irigasi dibuat setiap
bedengan dengan lebar 40 cm dan kedalaman sekitar 15 cm.
Perlakuan dan Pemupukan
Rumput gajah diberi perlakuan dengan menggunakan humegatm dan soils
plustm 1 hari setelah tanam yang sebelumnya telah diencerkan dengan air dengan
perbandingan 1 : 40 . Pupuk yang digunakan antara lain SP36, KCl dengan dosis 180
g/petak (150 kg/ha tanah), serta urea dengan dosis 240 g/petak (200 kg/ha tanah).
Pupuk urea diberikan dua minggu setelah masa tanam.
Penanaman dan Pemeliharaan
Penanaman rumput gajah dengan menggunakan stek yang telah disiapkan dan
jarak tanam antar stek yang digunakan 0,5 m. Pemeliharaan dilakukan mulai bulan
Januari Juni 2006 dan dilakukan pengukuran diameter batang, jumlah anakan dan
tinggi vertikal empat minggu setelah penanaman selanjutnya setiap dua minggu
sekali.
12
Pemanenan dan Pengambilan Sampel
Pemanenan rumput gajah dilakukan sebanyak dua kali pada umur 60 hari
.Tajuk yang diperoleh dipisahkan antara daun dan batang lalu diambil sampelnya
kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama dua hari dan dimasukkan oven
70oC dengan jangka waktu yang sama lalu ditimbang untuk memperoleh berat kering
dan rasio daun - batang
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Umum
Penelitian rumput gajah dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2006.
Secara umum keadaan tanaman rumput gajah pada minggu pertama belum
memperlihatkan pertumbuhan yang pesat dimana tunas-tunas rumput gajah mulai
tumbuh dan beberapa stek memperlihatkan daun yang sudah mulai terbuka. Namun
ada beberapa rumput yang mati sebelum dilakukan pengamatan sehingga dilakukan
penyulaman. Setelah dilakukan penyulaman, rumput gajah tumbuh dengan baik.
Suhu harian rata-rata selama pemeliharaan sekitar 25,80C, kelembaban nisbi 85%
dan curah hujan 1700 mm (Stasiun Klimatologi, 2006). Penanaman rumput gajah
dengan menggunakan bahan vegetatif stek.
Minggu ketiga setelah masa tanam, semua rumput gajah sudah terlihat
pertumbuhan tajuk dan pertambahan jumlah anakan. Pertumbuhan paling cepat
rumput gajah berlangsung pada minggu kelima setelah penanaman. Hal ini ditandai
dengan banyaknya jumlah anakan yang tumbuh, pada minggu keenam, tujuh dan
delapan pertumbuhan cenderung lambat.
Rumput gajah perlakuan kontrol (tanpa pemberian asam humik)
memperlihatkan pertumbuhan yang sama dengan yang ditambahkan asam humik.
Hal ini dapat dilihat dari tinggi vertikal dan jumlah anakan. Gambar rumput gajah
dengan perlakuan kontrol dan soil plustm 225 ml dapat dilihat pada Gambar 5.
(a) (b)
Gambar 5. (a). Perlakuan kontrol dan (b). Perlakuan T6
14
Rekapitulasi Analisis Ragam
Rekapitulasi analisis ragam produktivitas dari rumput gajah yang
berdasarkan perlakuan diberi asam humik ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Ragam
Parameter Waktu Pemanenan
Panen 1 Panen 2
Pertambahan diameter batang tn tn
Pertambahan jumlah anakan tn tn
Pertambahan tinggi vertikal tn tn
Berat kering tajuk tn tn
Rasio daun - batang - tn
Keterangan : tn : tidak berbeda nyata - : tidak diambil sampel
Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan diameter batang, pertambahan
jumlah anakan, pertambahan tinggi vertikal, berat kering tajuk dan rasio daun-batang
untuk panen I dan II tidak berbeda nyata (p
15
Tabel 3. Rataan Pertambahan Diameter Batang, Jumlah Anakan, dan Tinggi Vertikal.
Perlakuan
Panen 1 Panen 2
Pertambahan Pertambahan
Diameter batang (cm)
Jumlah anakan
Tinggi vertikal
(cm)
Diameter batang (cm)
Jumlah anakan
Tinggi vertikal
(cm) T0 0,35 0,44 31,94 1,27 3,61 196,27 T1 0,28 0,97 40,93 1,19 3,78 209,58 T2 0,25 0,64 44,73 1,32 2,36 207,86 T3 0,26 0,95 48,85 1,16 4,33 233,23 T4 0,31 0,41 39,64 1,10 3,68 200,76 T5 0,32 0,85 44,35 1,17 3,47 226,73 T6 0,24 0,82 43,19 1,31 4,38 228,19
Tabel 4. Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang.
Perlakuan Panen I Panen II
Berat kering tajuk (g/12m2)
Berat kering tajuk (g/12m2)
Rasio daun-batang
T0 489,10 1161,19 0,79 T1 499,43 961,35 0,78 T2 724,45 740,32 0,66 T3 834,36 917,61 0,81 T4 507,48 573,59 0,79 T5 608,35 997,20 0,67 T6 691,94 1018,05 0,68
Keterangan : T0 = kontrol ; T1 = humegatm 75 ml ; T2 = humegatm 150 ml ; T3 = humegatm 225 ml ; T4 = soils plustm 75 ml ; T5 = soils plustm 150 ml ; T6 = soils plustm 225 ml.
Produksi berat kering merupakan peubah penting untuk menduga produksi
total potensial tanaman dan dijadikan pedoman untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena kandungan airnya tidak terlalu
beragam (Salisbury dan Ross, 1995). Hasil peubah berat kering tajuk dan rasio daun-
batang tidak memberi pengaruh nyata (p
16
berkisar antara 489,10-834,36 g/panen/12m2 dan panen 2 573,59-1072,70
g/panen/12m2 sedangkan nilai untuk rasio daun-batang berkisar antara 0,66-0,81.
Pada semua peubah yang diamati didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata
(p
17
sayuran dan tembakau, pengurangan pupuk anorganik (N, P, dan K) sebanyak 25%-
50% dari standar yang ditambahkan asam humik dapat meningkatkan produktivitas
tanaman sayuran dan tembakau.
Ketiadaan suplai unsur hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, dimana penyerapan unsur-unsur hara ini sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman seperti bagian tajuk dan akar (Salisbury dan Ross,
1992). Adanya unsur N, P, dan K dalam pupuk secara integrasi dan kumulatif telah
menghasilkan suatu kerjasama untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan sebagai
kondisi visual yang baik seperti besarnya diameter batang (Hendarto dan Soedarjo,
2003). Peubah pertambahan jumlah anakan pertumbuhannya juga tidak akan
maksimal karena harus didukung oleh penyediaan asimilat dari batang dan helaian
daun yang berdekatan dan bahwa pertumbuhannya yang cepat dapat berkaitan
dengan katabolisme karbohidrat (Goldsworthy dan Fisher, 1996). Daun juga
terhambat pertumbuhannya dikarenakan kurangnya suplai unsur hara hal ini
didukung oleh pernyataan Ericsson (1995) yang menyatakan bahwa tersedianya
unsur hara N dan P akan mendukung alokasi biomassa dan perkembangan morfologi
organ khususnya daun.
Penampilan ukuran tinggi tanaman merupakan salah satu aspek yang dapat
diamati dari jauh dan mudah dinilai kualitas pertumbuhannya. Menurut Muslihat
(2003) pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan
sel, semakin cepat sel membelah dan memanjang (membesar) semakin cepat
tanaman meninggi, akan tetapi hal ini tidak didukung oleh pertumbuhan diameter
batang yang maksimal dikarenakan suplai unsur hara berkurang. Meskipun
pertambahan tinggi vertikal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1)
cahaya (2) suhu (3) panjang hari dan (4) gravitasi (Jackson, 1997).
Unsur hara sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya
akan menghasilkan berat kering. Berat kering tajuk merupakan hasil gabungan dari
daun dan batang. Berat kering tidak akan didapatkan maksimal apabila pertumbuhan
daun dan batang yang rendah. Menurut Aksi Agraris Kanisius, (1991) untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerlukan berbagai macam
unsur yaitu unsur primer (NPK), unsur sekunder dan unsur mikro. Pada penelititan
18
ini unsur hara tidak tersedia hal ini yang menyebabkan produksi berat kering yang
rendah.
Rasio daun-batang digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah daun
dan batang yang dihasilkan dari suatu tanaman. Semakin tinggi rasio daun terhadap
batang maka hasil panen akan semakin baik karena daun merupakan hijauan yang
lebih disukai ternak dibandingkan batang, hal ini sesuai dengan pernyataan Mannetje
dan Jones (2000) yang menyatakan bahwa daun-daun muda nilai konsumsinya
diperkirakan mencapai 70% tetapi angka ini menurun drastis setelah berumur (tua).
Berdasarkan analisis statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah daun
dan batang sama (Tabel 4). Unsur hara yang tidak tersedia dalam hal ini N
menghambat pertumbuhan vegetatif khususnya daun. Menurut Gardner et al. (1999),
bahwa pemupukan nitrogen (N) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perluasan
daun, terutama pada lebar dan panjang daun.
19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan asam humik dalam bentuk produk humegatm dan soils plustm belum
mampu memberikan respon yang positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas
rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang berada di laboratorium lapang
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor, Dramaga.
Saran
Perlu penelititan lebih lanjut dengan melakukan penanaman mendekati
musim hujan.
20
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan karunia, rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis sehingga sangat membantu
penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua, mas Pipit
dan adikku Sela yang banyak membantu baik materi, motivasi dan kasih sayang yang
tidak pernah berhenti. Juga, kepada Dr. Ir. Panca Dewi MHKS, MS. dan Ir. Ignatius
Kismono, MS. yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu penyusunan
usulan proposal hingga tahap akhir penulisan skripsi. Begitu juga kepada Dr. Ir.
Polung Siagian, MS. Dan Ir. Didid Diapari, MS. yang telah memberi banyak
masukan pada saat ujian akhir skripsi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Staf Laboratorium Agrostologi
yang telah membantu selama penelitian. Tak lupa juga kepada kekasih tercinta Putri
Agung Lestari yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga kepada tante kos dan teman-teman
kos jatiga Eka, Heri, rekan rekan seperjuangan INMT 39, rekan-rekan satu
laboratorium yang banyak membantu Arin, Tanti, Pau-pau, Agus, Winda, Ika,
Boenk, Mbak ku Neneng Lasmanawati, buat Nandar dan Suprayitno yang
membantu selama pengamatan, teman-teman UKM tenis lapangan, sobat-sobat
KEPAL-D serta semua teman-teman yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi
ini yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu-persatu
Terakhir Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada civitas akademik
Fakultas Peternakan IPB. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
21
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius. 1991. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Edisi Kelima. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Ericsson, T. 1995. Growth and shoot : root ratio of seedling in relation to nutrient availability. Plant and Soil J. 64 (1): 205-214.
Fatchullah, D. 1995. Pengaruh dosis dan waktu pemberian kapur terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman tomat pada tanah latosol Subang. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komoditi Sayuran. Balai Pengembangan dan Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.
Feniara. 1999. Efektivitas cendawan mikoriza arbuskula (CMA), pupuk P dan N terhadap pertumbuhan dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gardner,F.P., R.B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1999. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan : H. Susilo. Universitas Indonesia, Jakarta.
Goldsworthy, P dan Fisher, N. M. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan : Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Keempat. Akademi Pressindo. Jakarta.
Hendarto, E. dan R. Soedarjo. 2003. Studi komparasi penampilan kualitas visual dan produksi rumput benggala (Panicum maximum) pada pemupukan berbagai jenis dan taraf pupuk organik dan anorganik. Artikel Media Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma. Purwokerto. 5 (1) : 17-22.
Huang, P. M. dan M. Schinitzer. 1997. Interaksi Mineral Tanah dengan Organik Alami dan Mikroba. Terjemahan : D. H. Goenadi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Jackson, W.R. 1997. Dynamic growing with humic acids for master gardeners. Internet. http: ///www.unifiedsystems.com/humidacids.htm. [ 27 Juli 2006 ].
Jayadi, S. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Panduan ADB II. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Karti, P. D. M. H. 2003. Respon morfologis rumput toleran dan peka aluminium terhadap penambahan mikroorganisme dan pembenah tanah. Disertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Karti, P. D. M. H. 2004. Efektivitas SKMg dan beberapa kombinasinya terhadap pertumbuhan tanaman sayuran. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
22
Karti, P. D. M.H, N. Yunike, Sumarni dan Sumitro. 2005. Penggunaan humegatm, soils plus, humega crumble dan gromak terhadap produktifitas tembakau virginia. Laporan Penelitian. Bogor
Kurbanli, R. K. Gr, E. Pehlivan, D. Bayramov, S. Kurbanli, M. Zengin, S. Ozcan, Z. Yilmaz. 2001. A case study on the production of humic acid substances from the low grade lignites and their effects upon the improvement of some physical conditions of a coarse sandy loam soil. Internet. http: ///www.unifiedsystems.com/humidacids.htm. [ 27 Juli 2006 ].
Leiwakabessy, F. M. 1988. Kesuburan Tanah. Diktat Kuliah Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mannetje, L.t dan R. M. Jones. 2000. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 4. Terjemahan : I. Raharjo, Niniek M.R., Diah S., Tahan A dan N. W. Soetjipto. PT. Balai Pustaka, Jakarta.
Mattjik, A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mc Ilroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Terjemahan : S. Susuetyo, Soedarmadi H., I. Kismono dan Sri Harini J. S. 1976. Pradnya Paramita, Jakarta.
Muslihat, L. 2003. Teknik percobaan takaran pupuk kandang pada pembibitan abaca. Buletin Teknik Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 8 (1): 24-25.
Mac Carthy. P., C. E. Clapp, R. L. Malcolm dan P. R. Bloom. 1990. Humic Substances in Soil and Crop Sciences : Selected readings. Soil Science Society of America, Inc. Wisconsin, USA.
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Rangkuman. Bagian Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan : D. R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan : D. R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Stasiun Klimatologi Dramaga. 2006. Data Klimatologi Dramaga. Bogor.
Stevenson, F. J. 1982. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reactions. 1st
Edition. John Wiley and Sons, New York.
23
Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reactions. 2nd
Edition. John Wiley and Sons, New York.
Tan, K. H. 1993. Principles of Soil Chemistry. 2nd Edition. Marcel Dekker, Inc. New York and Basel.
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 1. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode1
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 0,002765224 0,00092174 0,19174 tn 3,16
Perlakuan 6 0,03625 0,00604167 1,25681 tn 2,66
Galat 18 0,086528791 0,00480716
Total 27 0,125544015 0,00464978
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 2. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode2
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 0,121459975 0,040487 2,201690 tn 3,16
Perlakuan 6 0,14923 0,024872 1,352531 tn 2,66
Galat 18 0,331000176 0, 018389
Total 27 0,601690151 0,022285
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 3. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode-1
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 0,18517783 0,06172594 0,30529 tn 3,16
Perlakuan 6 1,19061 0,198435 0,98141 tn 2,66
Galat 18 3,639478287 0,20219324
Total 27 5,015266117 0,1857506
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 4. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode2
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 1,155133825 0,385045 0,287674 tn 3,16
Perlakuan 6 8,868615009 1,478103 1,104317 tn 2,66
Galat 18 24,09259078 1,338477
Total 27 34,11633961 1,263568
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
26
Lampiran 5. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode1
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 497,0387 165,67957 3,47002* 3,16
Perlakuan 6 551,5193 91,91989 1,92519tn 2,66
Galat 18 859,4277 47,74598
Total 27 1907,9857 70,66614
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata * : berbeda nyata pada taraf F0,05
Lampiran 6. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode2
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 1723,380326 574,4601 0,7722 tn 3,16
Perlakuan 6 4659,015674 776,5026 1,04378 tn 2,66
Galat 18 13390,7655 743,9314
Total 27 19773,1615 732,3393
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 7. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode1
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 100462 33487,34 0,83522 tn 3,16
Perlakuan 6 393012,8 65502,13 1,63372 tn 2,66
Galat 18 721689,2 40093,85
Total 27 1215164 45006,07
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 8. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode2
Sidik Ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 1136806,659 378935,6 2,927626 tn 3,16
Perlakuan 6 510506,7914 85084,47 0,657356 tn 2,66
Galat 18 2329819,124 129434,4
Total 27 3977132,574 147301,2
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
27
Lampiran 9. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Rasio Daun - Batang
Sidik ragam db JK KT Fhit F05
Kelompok 3 0,589926807 0,196642269 4,622021* 3,16
Perlakuan 6 0,07602 0,01267 0,297805 tn 2,66
Galat 18 0,765803644 0,042544647
Total 27 1,431750451 0,053027794
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata * : berbeda nyata pada taraf F0,05
Lampiran 11. Layout Penelitian
Keterangan:
T0 =Kontrol
T1 = Humegatm 75 ml
T2 = Humegatm 150 ml
T3 = Humegatm 225 ml
T4 = Soils Plus 75 ml
T5 = Soils Plus 150 ml
T6 = Soils Plus 225 ml
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4
T4 T3 T2 T6 T0 T1 T5
T5 T3 T1 T2 T4 T0 T6
T4 T3 T6 T5 T1 T0 T2
T3 T5 T1 T0 T2 T4 T6
28
Tabel 1. Karakteristik Analitis dari Model Asam Humik (AH) dan Asam Fulvik (AF)
Unsur AH AF
-----------------------------%-----------------------
C 56,2 45,7
H 4,7 5,4
N 3,2 2,1
S 0,8 1,9
O 35,5 44,8
Gugus fungsional ------------------------(cmol kg-1)-----------------
Kemasaman total 670 1130
COOH 360 820
OH-fenolik 310 310
OH-alkoholik 260 500
C=O kuinonoid + C=O ketonik 290 270
OCH3 60 80
E4/E6 4,8 9,6
Sumber : Huang dan Schnitzer (1997)
proses respirasi dari rumput gajah lebih tinggi dibandingkan dengan proses fotosintesis sehingga proses katabolisme respirasi menyebabkan pengeluaran CO2 sedangkan proses pengambilan CO2 berkurang, menurut Gardner (1999) menyatakan bahwa fotosintesis dapat meningkatkan berat kering sedangkan pada respirasi sebaliknya. Proses pengambilan CO2 yang rendah disebabkan panjang hari yang sangat pendek selama pemeliharaan yakni berkisar 2,2 jam/hari (Stasiun Klimatologi Dramaga, 2006), sedangkan untuk pertumbuhan optimum rumput gajah panjang harinya harus berkisar 12-13 jam/hari (Mannetje dan Jones, 2000).
Semakin besar diameter batang menunjukkan bahwa rasio batang semakin
besar dibandingkan daun sehingga kandungan serat kasarpun semakin tinggi. Gohl
(1981) menyatakan bahwa rumput dipanen pada umur muda karena apabila dipanen
29
pada umur tua proporsi batang menjadi lebih besar sehingga kandungan serat kasar
menjadi tinggi.
Bo Gohl. 1981. Tropical Feeds. Food and Agriculture Organization of the United
Nations. Rome Keterangan : T0 = kontrol ; T1 = humega tm 75 ml ; T2 = humegatm 150 ml ; T3 =
humegatm 225 ml ; T4 = soils plustm 75 ml ; T5 = soils plustm 150 ml ; T6 = soils plustm 225 ml
BK tajuk/12 m2 (g) = Berat segar/12 m2 (g) x BK tajuk sampel (g)
Berat segar tajuk sampel (g)
Top Related