36
RESPON JAMA’AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR
TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA Skripsi
Diajukan untuk memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)
Disusun Oleh :
ARSYI MAKIN
NIM : 203051001422
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
RESPON JAMA’AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK
DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA
37
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh :
Arsyi Makin NIM: 203051001422
Di Bawah Bimbingan
Drs. Masran, M.A NIP. 150 275 384
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG
38
Skripsi yang berjudul RESPON JAMA’AH TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR
TEMATIK DI MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA telah diujikan dalam
Sidang Munaqashah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 16 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 11 Agustus 2008
Sidang Munaqashah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Murodi, M.A Dra.Hj.Musfirah Nurlaily, M.A NIP. 150 254 102 NIP. 150 299 324
Anggota :
Penguji I Penguji II Dra.Hj.Asriati Jamil, M.Hum Drs. M. Lutfi, M.Ag NIP. 150 244 766 NIP. 150 268 782
Pembimbing
Drs. Masran, M.A NIP. 150 275 384
39
ABSTARAK
Arsyi Makin
Respon Jama’ah Terhadap Pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic Centre
Jakarta
Pengajian Tafsir Tematik adalah metode tafsir yang berusaha menggali isi Al-qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang mempunyai kesatuan maksud dan bersama-sama membahas topik/judul tertentu kemudian disusun secara sistematis. Tafsir Tematik tidak bisa diartikan dengan menggunakan arti tafsir secara terminologi, sebab tafsir tematik tidak mencakup seluruh ayat-ayat yang ada dalam Al-qur’an, melainkan hanya mengambil pokok pembahasan tertentu untuk di telaah lebih dalam. Dengan mengambil satu tema, yang dilanjutkan dengan menelisik lebih jauh tentang masalah itu melalui himpunan ayat-ayat quraniyah yang mempunyai keterkaitan erat, metode ini di nilai mampu menampilkan sebuah materi yang lebih spesifik dan efisien. Tafsir Tematik tidak hanya menginduksi makna-makna yang terkandung dalam teks saja, karena disana ada semacam pembacaan realita, sehingga konklusi yang dihasilkan tampak lebih mudah dicerna oleh kalangan masyarakat dari berbagai strata. Selain itu, metode ini bisa digunakan oleh seseorang sebagai dalil atas argumentasi mereka bahwa Al-qur’an sejalan dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Pada pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta mendapatkan respon yang cukup baik pada jama’ah. Pengajian tafsir tematik difokuskan pada unsur-unsur pelaksanaan pengajian yang meliputi da’I, materi, dan metode yang di gunakan.
Lalu yang menjadi pertanyaan utama adalah, bagaimana respon jama’ah terhadap da’i, metode, dan materi.
Dalam penelitan ini, pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kuantitatif, Sedangkan jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai adalah individu.
Adapun desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip analisis yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar berkala. Selain itu di tunjang pula oleh data-data hasil penelitian lapangan (field reseach).
Melalui kuesioner dan observasi. yang diketahui respon jama’ah terhadap da’i dalam pengajian tafsir tematik yang diadakan di masjid Islamic Centre Jakarta mendapat respon yang cukup baik, karena da’i yang mengajar sangat berkompoten di bidang tafsir dan penyampaian da’i dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur’an sangat sesuai dengan materi yang dibahas, adapun metode yang di gunakan sudah sesuai dengan yang di inginkan jama’ah yaitu dengan menggunakan perpaduan metode, seperti ceramah, diskusi dan Tanya jawab, maka itu da’i harus bisa mempertahankan sistem dan metode pengajaran dan penyampaian terhadap pengajian tafsir tematik, dan bila perlu harus lebih di kembangkan lagi supaya sebih baik.
40
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘alamiiin,
Segala puji dan Syukur kepada Allah Swt yang maha segala-galanya. senantiasa melindungi, memberi kekuatan, dan kemudahan. Juga tidak lupa kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang memberikan pencerahan tentang hidup. Karenanya penulis mencontoh lika-liku perjuangan serta kesabaran hidup, dalam hal ini menyelesaikan skripsi sebagai catatan akhir perjalanan seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi. Skripsi ini diselesaikan sebagai syarat memperoleh jenjang Strata Satu (S 1) pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi bertujuan agar mahasiswa memahami dengan baik dan benar konsep dan teori-teori Komunikasi dan Penyiaran Islam yang ditempuh di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang disamping mempunyai kewajiban mengemban tugas sosial kepada rakyat, Mahasiswa juga diwajibkan untuk memberikan hasil selama mereka kuliah yaitu sebuah tugas akhir yang disebut skripsi.
Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini tidak jauh dari hambatan dan rintangan yang terjadi. Namun, hal tersebut dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Murodi.MA. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah
Program Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Asriati Djamil, Ibu Lily, dan Mas Fatoni.
3. Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Masran, M.A, yang selalu memberikan pengarahan, wawasan, kritikan dan tambahan ilmu pengetahuan, serta dorongan dan saran-sarannya kepada penulis.
4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah, Pak Gun-gun, Pak Mahmud Djalal, Mas Dedy, Pak Lutfi, Bu Umi, Bu Armawati yang selalu mensupport proses pembuatan skripsi penulis.
5. Pihak Pengurus Masjid Islamic Centre Jakarta yang senantiasa membantu, khususnya Ust. Darmi, S,Ag. yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data.
41
6. Ibuda Hj. Eti Suwanah serta kakak-kakakku yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-temanku angkatan ’03 Non Reguler, Bang Rasyid, Andres, Adi, Ayub (erik), M. Rifki, Udin, Awank, Awal, Heru, Taufan, Wilna, Bani, Yandi, Fandi, juga tidak lupa kepada Novi, Rossa, Widy, Atoen, Eva, Izie, Ani, Becky, dll, yang sama-sama berjuang menempuh hari-hari dibangku perkuliahan, canda tawa kita lewati hingga akhir semester dikampus ini.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terwujud yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi penyusun maupun para pembaca.
Jazakumullah Khairan Katsiro …
Jakarta, 19 Agustus 2008 Penulis,
ARSYI MAKIN NIM. 203051001422
42
DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................................... i
KATA PENGATAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 6
D. Metodelogi Penelitian............................................................... 6
E. Sistematik Penulisan................................................................. 10
BAB II TIJAUAN TEORITIS TENTANG RESPON JAMA’AH
TERHADAP PENGAJIAN TAFSIR TEMATIK........ 11
A. Respon ...................................................................................... 11
a. Pengertian Respon .............................................................. 11
b. Macam-Macam Respon...................................................... 13
c. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon.................................. 18
B. Pengertian Jama’ah .................................................................. 19
C. Pengajian .................................................................................. 20
a. Pengertian Pengajian .......................................................... 20
b. Tujuan Pengajian ................................................................ 21
D. Pengertian Tafsir Tematik ........................................................ 20
43
BAB III PROFIL MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA
UTARA ....................................................................................... 23
A. Gambaran Umum Masjid Islamic Centre Jakarta Utara........... 23
B. Program Kegiatan Masjid Islamic Centre Jakarta Utara .......... 27
C. Struktur Organisasi Dewan Pengelola Masjid Islamic Centre (DPM)
Jakarta Utara ............................................................................. 31
BAB IV ANALISIS RESPON JAMA’AH TERHADAP
PENGAJIAM TAFSIR TEMATIK DI MASJID
ISLAMIC CENTRE JAKARTA ..................................... 34
A. Identitas Responden.................................................................. 34
B. Respon Jama’ah Terhadap Da’I ............................................... 36
C. Respon Jama’ah Terhadap Materi ............................................ 40
D. Respon Jama’ah Terhadap Metode........................................... 53
BAB V PENUTUP ................................................................................. 56
A. Kesimpulan............................................................................... 56
B. Saran-Saran............................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................
44
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Respon Jama’ah Terhadap Pengajian Selama Tiga Bulan…………… 34
Tabel 1 : Keadaan Jama’ah Berdasarkan Pendidikannya……………………..….39
Tabel 2 : Keadaan Jama’ah Berdasarkan Pekerjaannya…………………...…..…40
Tabel 3 : Pandangan Jama’ah Tentang Da’I Yang Disukai……………………...41
Tabel 4 : Pandangan Jama’ah Tentang Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A.…..42
Tabel 5 : Pandangan Jama’ah Tentang K.H. Syukron Makmun…………….…...43
Tabel 6 : Pandangan Jama’ah Tentang Kemampuan Da’I Dalam Penyampaian
Materi........................................................................................................44
Tabel 7 : Pandangan Jama’ah Tentang Judul Materi Kejadian Manusia…………46
Tabel 8 : Pandangan Jama’ah Tentang Judul Islam Dan Politik…………………47
Tabel 9 : Pandangan Jama’ah Tentang Judul Kewajiban menjaga dan Melestarikan
Lingkungan………………………………….…………………....…….48
Tabel 10: Pemahaman Jama’ah Tentang Materi Yang di Sampaikan Oleh Da’i....50
Tabel 11: Keseriusan Jama’ah Dalam Mencatat Materi Yang Disampaikan Oleh
Da’i……………………………………………………………..……….51
Tabel 12: Keinginan Jama’ah Dalam Mengulang Materi Yang Telah di Sampaikan
Oleh da’i…………………………………………………………...……52
Tabel 13: Ketetarikan Jama’ah Dalam Materi Yang di Sampaikan……………....53
Tabel 14: Peningkatan Pemahaman Jama’ah Setelah Mengikuti Pengajian……...54
Tabel 15: Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Kejadian Manusia Sebelum Mengikuti
Pengajian……………………………………………………55
Tabel 16: Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Islam dan Politik Sebelum Mengikuti
Pengajian……………………………………………………57
45
Tabel 17: Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Kewajiban Menjaga dan Melestarikan
Lingkungan Sebelum Mengikuti Pengajian……………...58
Tabel 18: Pandangan Jama’ah Tentang Metode Yang di Inginkan……………....60
Tabel 19: Pandangan Jama’ah Tentang Metode Yang di Gunakan………………61
Tabel 20:Pandangan Jama’ah Tentang Perubahan Metode Yang digunakan ……62
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinul Islam sebagai ajaran agama adalah tetap, sejak diwahyukan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW sampai berakhirnya kemanusiaan nanti. Ajaran Islam
ini tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an dan penjabarannya dalam Sunnatul Rasul
yang disampaikan kepada umatnya agar semampu mungkin untuk melaksanakan
ajaran Islam baik di waktu mendapat kesenangan maupun di waktu mendapat
kesulitan1.
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk
menyebarkan dan mensiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai Rahmat
bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia, bilama ajaran Islam yang mencakup segenap aspek
kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh2.
Aktivitas Dakwah Islam biasa berjalan dengan baik apabila didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah dengan adanya bangunan
sebuah masjid. Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat
sholat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam
dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjama’ah. Masjid juga
merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui azan,
1 M. Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: PT.Bumi Restu, 1982), Cet.ke-1,h.45 2 Abdur Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta:PT. Bulan Bintang, 1933),Cet.ke-
3,h.1
47
qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di
masjid sebai bagian dari lapaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah3.
Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika
masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi
sebagai wadah beraneka kegiatan Jama’ah/ummat Islam. Sebab, masjid merupakan
integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya
dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktibitas
yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrowi dan aktivitas
duniawi4.
Aktivitas yang diadakan di masjid-masjid sekarang ini sedang mengalami
peningkatan, hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan yang sifatnya ibadah
mahdoh maupun ghairu mahdoh yang diselenggarakan oleh pengurus masjid.
Kegiatan tersebut diadakan semata-mata untuk mengajak manusia kejalan yang
diridhoi oleh Allah SWT. Masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam sudah di
contohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat pada masanya.
Menurut Dr. Muchlis Bahar, Masjid pada masa Rasul biasa digunakan
sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang,
pengembangan pendidikan, tempat pengobatan para korban perang, tempat
mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi atau
tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama. Masjid juga merupakan
tempat kegiatan ekonomi. Di masjid di bangun baitul maal, tempat menghimpun
dana dari orang-orang kaya yang kemudian di distribusikan kepada fakir miskin dan
3 Moh. E. Ayub, dkk. Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press. 1996), Cet.ke-1,h.7 4 Ibid. h.10
48
orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. “Dari pembinaan yang dilakukan
Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam
ke seantero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin
Affan, dan Ali Bin Abi Thalib5.
Peran dan fungsi masjid pada massa Rasul dan para Sahabatnya memberikan
contoh kepada kita bagaimana memakmurkan masjid sebagai tempat aktivitas umat.
Jangan lagi menganggap tabu untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan
dengan keduniaan di dalam masjid.
Pada massa sekarang, apabila masjid hanya difungsikan sebagai tempat
ibadah “ritual” saja, maka kemakmuran dari sebuah masjid akan hilang. Ada
ungkapan “orang Indonesia biasanya bias membangun tetapi tidak bias
memelihara6”.
Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat
pembinaan umat, maka ada sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Apalagi
aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok
orang dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual.
Oleh kerena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan melibatkan semua
sekelompok jama’ah, mulai dari kanak-kanak, remaja, pemuda, orang dewasa
sampai orang tua yang sudah lanjut usia sekalipun7.
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
☺ ☺
5 Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat. Dialog Jum’at Republika, 4 Maret 2005, h.4 6 Ibid 7 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, (Jakarta: Dea Press, 1988),h. 24
49
☺
Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah: 18)8
Salah satu masjid yang telah berjalan dalam melaksanakan aktivitas dakwah
adalah Masjid Islamic Centre yang terletak di wilayah Jalan Kramat Jaya, Tugu
Utara-Koja, Jakarta Utara. Masjid ini berfungsi sebagai sarana dakwah Islam. Ini
dapat dilihat dari berbagai bentuk aktivitas yang diselenggarakan oleh Masjid
Islamic Centre, yang berhubungan dengan dakwah Islam. Masjid ini berdiri seiring
dengan kebutuhan jama’ah untuk beraktivitas, karena letaknya secara geografis jauh
dari masjid lain dan semakin banyaknya jama’ah. Maka aktivitas dakwahnyapun
terus ditingkatkan sebagai wujud nyata dari sarana dakwah Islam.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai fusat kegiatan dakwah, Masjid
Islamic Centre Jakarta menyelenggarakan banyak kegiatan, diantaranya pengajian
Tafsir Tematik. Dalam pelaksanaanya pengajian ini mendapat perhatian yang cukup
baik dari para jama’ah. Hal ini terlihat dari perkembangan jama’ah yang semakin
lama semakin bertambah banyak.
8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Juz 1-30, (Semarang: Karya Toha
Putra Semarang, 1998), h. 280
50
Dari uraian di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Respon Jama’ah Terhadap Pengajian Tafsir Tematik Di Masjid Islamic
Centre Jakarta”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian memfokuskan pada masalah respon jama’ah terhadap
pengajian Tafsir Tematik dengan cara menganalisis bagaimana respon jama’ah
terhadap aktivitas pengajian yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Centre
Jakarta Utara. Yang di maksud respon dalam penelitian ini adalah
tanggapan/pandangan jama’ah terhadap pengajian Tafsir Tematik. Dari tiga
elemen respon yaitu Kognitif, Afektif, dan Konatif Peneliti memfokuskan
Penelitian ini hanya pada Aspek Kognitif.
Sedangkan pengajian Tafsir Tematik difokuskan pada unsur-unsur pelaksanaan
pengajian tersebut dengan aktivitas dakwah yang meliputi Subyek, Materi, dan
Metode.
Peneliti membataskan penelitian ini hanya pada aktivitas pengajian
Tafsir Tematik yang berlangsung selama tiga bulan, mulai bulan Pebruari
sampai dengan bulan April tahun 2008.
2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan di kaji secara umum, dapat dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, bagaimanakah respon jama’ah terhadap aktivitas
dakwah Islam dalam pengajian Tafsair Tematik di Masjid Islamic Centre.
51
Dari permasalahan umum tersebut, dapat dirinci ke dalam sub-sub
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Respon Jama’ah terhadap Da’i dalam Pengajian Tafsir Tematik
b. Bagaimana Respon Jama’ah terhadap Materi yang disampaikan
c. Bagaimana Respon Jama’ah terhadap Metode yang digunakan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahahui Respon Jama’ah terhadap Da’i pada Pengajian Tafsir
Tematik di Masjid Islamic Centre.
b. Untuk mengetahui Respon Jama’ah terhadap Materi yang di sampaikan
c. Untuk mengetahui Respon Jama’ah terhadap Metode yang di gunakan
2. Manfaat Penelitian
a. Adapun manfaat yang diharapkan dari ini adalah sumbangan pemikiran bagi
khazanah keilmuan Islam tentang proses komunikasi dalam penyampaian
pesan (Materi) dari komunikator (Da’i) kepada sempel komunikasi (Mad’u)
yang bermanfaat khususnya terhadap psikologi dakwah yaitu tentang Respon
Jama’ah terhadap aktivitas pengajian yang diadakan oleh pengurus Masjid
Islamic Centre
b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Masjid Islamic Centre mengambil
kebijakan dan menyusun program dalam upaya pengembangan pelaksanaan
aktivitas pengajian Majelis taklir di Masjid Islamic Centre.
c. Dapat di jadikan pedoman peneliti bagi Masyarakat yang berminat
melakukan penelitian tentang Jama’ah di Masjid dan dapat digunakan
52
sebagai acuan kegiatan untuk menjalankan aktivitas Masjid taklim,
khususnya di Masjid Islamic Centre.
D. Metodelogi penelitian
1. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data explonatory research, melalui pendekatan
penelitian tersebut di harapkan dapat menjelaskan hubungan kausal antara
variable-variabel.9
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil dari satu populasi dan
menggunakan kuesoner sebagai alat pengukuran data yang pokok10. Pada
umumnya yang merupakan unit analisis dalam penelitian survai adalah
individu11.
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptip analisis yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan
mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan
akumulasi data dasar berkala12. Selain itu di tunjang pula oleh data-data hasil
penelitian lapangan (field reseach).
2. Populasi dan sempel
a. Populasi :
9 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed) Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995),
Cet.ke-II,h.5 10 Ibid, h.3 11 Ibid 12 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),Cet. Ke-4,h.64
53
Populasi dalam penelitian ini adalah Jama’ah Masjid Islamic Centre
Jakarta Utara yanga mengikuti aktivitas pengajian Tafsir Tematik yang
berjumlah 76 orang.13
b. Sempel
Sempel dari penelitian ini adalah Jama’ah yang sudah rutin
mengikuti pengajian Tafsir Tematik. Yaitu 76 orang.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, observasi, angket,
dokumentasi, catatan lapangan.
a. Angket
Teknik ini di gunakan untuk mengetahui tanggapan/pandangan
Jama’ah terhadap unsu-unsur dalam aktivitas dakwah yang di lakukan oleh
Masjid Islamic Centre Jakarta Utara khususnya pada pengajian Tafsir
Tematik. Selain itu data tentang responden sendiri sebagai obyek dakwah
juga diperoleh melalui angket ini.
b. Observasi
Dalam penelitian ini Observasi atau pengamatan di lakukan di Masjid
Islamic Centre.
Adapun hal yang akan di Observasi dalam penelitian ini adalah:
1) Pelaksanaan kegiatan pengajian yang diselenggarakan setiap kamis
pekan ke dua.
2) Respon Jama’ah terhadap Da’i dalam pengajian Tafsir Tematik
3) Respon Jama’ah terhadap Materi yang di sampaikan
13 Data di Ambil Dari Pengurus Masjid
54
4) Respon Jama’ah terhadap Metode yang di gunakan
c. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas dakwah
yang di adakan di Masjid Islamic Centre khususnya pada pengajian Tafsir
Tematik yang meliputi:
a. Daftar peserta setiap kegiatan, keseluruhan yang terdaftar
b. Jadwal kegiatan yang memuat : Penceramah, waktu, dan Materi
4. Sumber Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara
angket. Dalam hal ini penulis menyebarkan angket atau daftar pertanyaan
tertulis yang di sampaikan kepada responden (Jama’ah) yang mengikuti
pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic Centre.
b. Data sekunder yaitu data yang di kumpulkan peneliti berupa catatan-catatan
atau dokumen-dokumen, buku-buku, diktat, serta sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan masalah penulis penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Data-data yang penulis peroleh dari hasil penyebaran angket, akan di
analisis yang kemudian akan penulis kritisi. Metode yang penulis gunakan
adalah statistik prosentase sebagai berikut.
%100×=NfP
P : Besarnya Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Sempel
55
Selanjutnya cara penghitung prosentase ini adalah dengan menggunakan tabulasi
silang.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini maka terdapat beberapa
poin yaitu pengertian respon, macam-macam respon, faktor-
faktor terbentuknya respon, pengertian jama’ah, pengertian
pengajian, tujuan pengajian, dan pengertian tafsir tematik.
BAB III : Profil Masjid Islamic Centre
Membahas tentang profil Masjid Islamic Centre maka Bab ini
terdiri dari Sejarah berdiri, Visi Misi, Program kegiatan Islamic
Centre, Struktur Organisasi Islmic Centre
BAB IV : Hasil Dan Analisis Data
Dalam bab ini berisi tentang hasil dan analisis tentang identitas
responden, respon jama’ah terhadap da’i, respon jama’ah
terhadap materi, dan respon jama’ah terhadap metode
BAB V : Penutup
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran atas hasil
analisa dari permasalahan.
56
BAB II
TINJAUAN TEORI TENTANG RESPON DAN TAFSIR TEMATIK
A. Respon
1. Pengertian Respon
Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa “Respon”
adalah reaksi Psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan ada yang
bersifat terkendali14. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa respon
adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang
terjadi, misalnya, Masyarakat terhadap bencana perbaikan kampung sangat
baik15. Tanggapan adalah suatu yang timbul akibat adanya suatu gejala atau
peristiwa. Reaksi adalah tanggapan suatu aksi sedangkan jawaban adalah suatu
yang muncul karena adanya suatu pertanyaan.
Menurut Ahmad Subandi mengemukakan bahwa respon dengan umpan
balik (feed back), memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam
menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi16. Dengan adanya respon yang
disampaikan oleh objek dakwah atau dari komunikasi kepada komunikator maka
akan menimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah atau
komunikasi.
Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses teori
komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang
14 Save D. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan kebudayaan,1997), cet,ke-1,h.964
15 Depdikbut, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), edisi. Ke-III, h.838 16 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwak Kearah Metodologi, (Bandung: Yayasan Syahida, 1995),h.122
57
dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.
Komunikasi menampakkan jalinan system utuh dan signifikan, sehingga proses
komunikasinya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur-unsur di
dalamnya terdapat keteraturan17.
Dalam komunikasi massa ada beberapa model atau teori diantaranya
teori respon. Respon merupakan modal dasar atau sangat sederhana dari
komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi dan reaksi. Teori
ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi aliran behavioristik yang menggambarkan
hubungan stimulus respon-asumsi dari teori ini bahwa stimulus yang berupa
kata-kata verbal, isyarat, nonverbal, gambar, tindakan tertentu akan merangsang
orang lain untuk memberikan respon-respon dengan cara-cara tertentu, proses
pemindahan atau pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai
banyak efek18.
Teori stimulus-respon ini beranggapan bahwa sikap dapat berubah
karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus dari subyek
yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan menentukan mutu
atau kulitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari objek yang menerima
stimulus. Di dalam proses dakwah seorang da’i harus mampu memberikan
stimulus dan penguatan (reinforcement) kepada objek dakwah sehingga
dakwahnya dapat di terima objek dakwah secara positif19.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh steven. M. Chafferespon
menjadi tiga bagian yaitu:
17 Onong Uchana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Rosdakarya,
1999),cet.ke-12,h.18 18 Winarmi, Komunikasi Massa, (Malang: UMM: Press, 2003),cet.ke-1,h.58 19 Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prisip dan strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia,
1997),cet.ke-1,h.9
58
a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan
dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya
perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai
seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa
yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, yang
meliputi tindakan atau kebiasaan20.
Oleh karena itu proses perubahan sikap tertentu tergantung pada
keselarasan antara da’i (subjek dakwah) dan objek dakwah, apabila stimulus
da’i dapat diterima oleh objek dakwah atau sebaliknya tidak diterima. Jika
stimulus da’i diterima berarti komunikasi antara da’i dan mad’u dapat efektif
dan lancar, begitu pula sebaliknya.
2. Macam-Macam Respon
Macam-macam respon yang diartikan sebagai respon dapat dibedakan
berdasarkan inderayang digunakan. Dalam respon tidak hanya dapat
menghidupkan kembali apa yang telah diamati (dimasa lampau), akan tetapi
juga dapat mengantisipasi yang akan datang atau mewakili yang sekarang.
Agus Sujanto mengemukakan macam-macam respon sebagai berikut :
a. Respon Menurut Yang Diamati
1) Respon audit
Respon audit adalah respon terhadap apa-apa yang didengar, baik
berupa suara, ketukan, dan lain-lain21. Artinya orang dapat mengingat
20 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999),h.218 21 Agus Sujanto, Psikologi Komunikasi Kepribadian (Jakarta: Aksara Baru 1991), h.31
59
dan menimbulkan respon dengan baik sekali bagi apa yang telah di
dengarnya.
Orang dapat mendengar sesuatu dengan alat pendengaran yaitu
telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui
sesuatu yang ada disekitarnya, telinga dapat menerima stimulus dari luar,
stimulus dapat berwujud bunyi yang merupakan getaran udara dan
getaran medium lainnya, sebagai respon dari stimulus itu orang dapat
mendengarnya22.
Sebagai respon dari stimulus itu orang dapat mendengarnya
seperti halnya dalam penglihatan, dalam pendengaran individu dapat
mendengar apa yang mengenai reseptor sebagai suatu respon terhadap
stimulus tertentu. Jika individu dapat menyadari apa yang di dengar, dan
terjadilah suatu pengamatan yang memungkinkan untuk menimblkan
respon-respon tertentu.
2) Respon Visual
Respon visual adalah respon terhadap suatu yang dilihat23.
Artinya orang lebih mudah dan lebih cenderung untuk menimbulkan
respon-respon dari apa yang telah dilihatnya.
Untuk mengamati sesuatu, individu harus mempunyai perhatian
kepada objek yang di amati, bila individu telah memperhatikan
selanjutnya individu menyadari sesuatu yang di perhatikan itu, atau
dengan kata lain individu mengamati apa yang diterima dengan alat
22 Mahtudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Sinar Wijaya 1986) h.79 23 Agus Sujanto, Psikologi Komunikasi Kepribadian (Jakarta: Aksara Baru 1991) h. 32
60
inderanya, Alat indera merupakan alat utama dalam individu dalam
mengadakan pengamatan.
Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah
satu-satunya bagian hingga individu dapat mengamati apa yang
dilihatnya. Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang
menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensorik
ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat24.
3) Respon Perasaan
Respon perasaan adalah serpon sesuatu yang dialami oleh
dirinya25. Perasaan biasanya disifatkan sebagai suatu waktu, misalnya
orang merasa sedih, senang, terharu, dan sebagainya bila melihat sesuatu,
mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. Dengan kata lain
perasaan disifatkan sebagai suatu keadaan jiwa. Sebagai akibat adanya
peristiwa-peristiwa yang pada umumnya dating dari luar26. Contoh.
Seorang da’I harus mampu menggerakkan perasaan dan kemauan
khalayak, misalnya dengan melahirkan rasa hati dengan semangat yang
menyala-nyala dan melahirkan perasaan yang menyentuh ulu hati
pendengaran, sehingga jiwanya berbeda dan bergetar menerima isi pesan
da’i. suasana riang dan suasana sedih memerlukan cara pembukaan yang
berbeda dengan mendasari ceramah/pidato kepada suasana emosi
khalayak, mereka dapat dibawa dengan mudah kepada gagasan yang
akan disampaikan.
24 Ibid. h. 45 25 Ibid, h. 30 26 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
2001), Cet,ke-3, h. 71
61
b. Respon Menurut Terjadinya,Yaitu Sebagai Berikut
1) Respon Ingatan
Tiap kali kita dapat menimbulkan kembali pengertian-pengertian
atau kesan-kesan kita yang sudah lama beradu didalam kesadaran kita
dengan menggunakan kekuatan jiwa kita. Daya jiwa itu adalah ingatan,
ingatan ialah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan
memproduksi kembali pengertian-pengertian atau respon-respon kita27.
Dari segala kesan-kesan dan pengalaman-pengalaman yang telah
lampau selalu tertinggal jejaknya pada kita, tertinggalnya bekas-bekas
yang lampau ini, meskipun tidak selalu ada secara sadar, namun nasih
dapat ditimbulkan kembali dalam kesadaran, inilah yang merupakan
esensi dari apa yang kita sebut ingatan28.
Seperti telah dikemukakan diatas, ingatan itu berhubungan
dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau, dengan demikian
dapatlah dikemukakan bahwa apa yang di ingat adalah hal yang pernah
di alaminyadan pernah diamatinya. Dengan demikian bila ditinjau lebih
lanjut, ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang
telah dialaminya saja, tetapi juga termasuk kemampuan untuk kembali
untuk jelasnya baiklah di ajukan sebagai conton. Kita dapat mengingat-
ingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang di ingat itu pernah kita
alami ayau dengan kata lain pernah dimasukkan dalam kesadaran,
kemudian disimpan dan pada suatu ketika kejadian itu ditimbulkan
kembali diatas kesadaran. Dengan demikian maka ingatan itu merupakan
27 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta Bumi Aksara 2001),Cet,ke-11,h.41 28 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
2001),Cet,ke-3,h.83
62
kemampuan menerima atau memasukkan, dan mengeluarkan kembali
(remembing) hal-hal yang telah lampau29.
2) Respon Fantasi
Fantasi sering di samakan orang dengan istilah khayal, akan
tetapi dalam psikologi istilah fantasi diartikan lebih luas dari pada
khayal.
Fantasi ialah suatu daya jiwa untuk menciptakan respon-respon
baru dengan bantuan respon yang sudah ada pada diri kita, jadi cirri khas
gejala jiwa ini adalah unsure menciptakan sesuatu yang baru dalam jiwa.
Ciptaan-ciptaan baru yang terjadi oleh fantasi ini dapat berupa kreasi
atau kesan baru tentang sesuatu yang sifatnya di sadari atau baru tentang
sesuatu yang sifatnya di sadari atau kurang atau tidak disadari oleh orang
yang bersangkutan30.
3) Respon Pikiran
Respon pikiran adalah respon masa datang atau respon terhadap
sesuatu yang akan terjadi31.
Berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-
hubungan antara ketahuan kita. Berpikir adalah suatu proses dialektis.
Artinya. Selama kita berpikir, pikiran kita mengadakan Tanya jawab
dengan pikiran kita untuk dapat meletakkan hubungan antara
29 M.A. Gazali, Ilmu Jiwa (Bandung: Ganaco N.V. 1958),Cet Ke-5,h. 87 30 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001),Cet ke-3,h.
66 31 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: UGM 1996) h.53
63
pengetahuan kita dengan tept. Pertanyaan itulah yang memberi arah
kepada pikiran kita32.
Para pakar mengemukakan bahwa beberapa hal yang khas dalam
proses berpikir ialah bahwa setiap berpikir maka kita di hadapkan pada
suatu persoalan/problem, problem inilah yang merupakan mendorong
atau memberi arah pada berlangsungnya berpikir kita, dan selain itu,
problem itulah pula yang menjadi pendorong bagi kita untuk melakukan
kegiatan kearah penyelesaian33.
Kita berpikir kalau kita menghadapi suatu kesulitan atau suatu
masalah, dapat juga dikatakan bahwa suatu masalah itu mengarahkan
pikiran kita memberi arah kepada jalan pikiran kita.
Selanjutnya dalam perumusan tersebut bahwa pikiran berpikir
adalah aktivitas jiwa yang mempunyai kecenderungan final (final
terdency) yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk mencapai
tujuan itu dalam kegiatan berpikir kita menggunakan pengalaman yang
telah ada pada diri kita.
3. Faktor-Faktor Terbentuknya respon
Manusia menerima stimulus semenjak manusia itu lahir. Penerimaan
stimulus sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh.
Manusia dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan dalam
pertumbuhan selanjutnya terus merasakan akibat pengaruh dari dirinya, untuk
mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya. Terus memperatikan,
32 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara 2001),Cet,ke-11,h. 56 33 M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
2001),Cet,ke-3,h.77
64
menggalih lingkungansekitar, serta aspek ekternal, seperti dikatakan Bimo
Walgito alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia lainnya34.
Respon yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi factor
penyebabnya, hal ini perlu diketahui agar individu yang bersangkutan dapat
menanggapi dengan baik pada proses awalnya individu yang bersangkutan dapat
menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan respon
tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua
stimulus itu mendapat respon individu sebabindividu melakukan terhadap
stimulus yangada penyesuaian atau yang menarik dirinya, dengan demikian
maka akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga
bergantung pada keadaan individu pada dua factor yaitu:
a. Faktor Internal
Manusia itu terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani maka
seseorang yang mengadakan respon terhadap sesuatu stimulus tetap di
pengaruhi oleh eksitensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu
unsure saja maka akan melahirkan hasil respon yang berbeda intensinya pada
diri individu yang melakukan respon atau akan berbeda responnya tersebut
diantaranya satu orang dengan orang yang lain. Unsure jasmani atau
psikologi meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat
syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak.unsur-unsur rohani dan
psikologi yang meliputi keberadaan, perasaan akal, fantasi, pandangan jiwa,
mental, pikiran, mitivasi dan sebagainya.
34 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: UGM 1996) h.185
65
Perbedaan lain yang menyebabkan orang memiliki respon yang
berbeda terhadap stimulus yang sama adalah berupa kebutuhan atau motif
yang berlainan, untuk setiap orang, sikap, nilai, prefensi dan keyakinan yang
berlainan merupakan factor personal yang mempengaruhi respon yang
berbeda
b. Paktor Eksternal
Paktor eksternal yaitu paktor yang ada pada lingkungan, paktor iniu
intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan
paktor stimulus, paktor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan
stimulus dan stimulus mengenai indera35.
Manusia adalah makhluk yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
paktor eksternal adalah petunjuk yang bias kita amati dari objek, petunjuk
tersebut dapat berupa karakter fisik dari stimulus itu sendiri.
Pengorganisasian pesan yaitu cara bagaimana pesan diatur atau
diorganisasikan memengaruhi respon kita, novelty (kebauran, keluar
biasaan), hal yang baru atau luar biasa saja, dan asal mula informasi artinya
informasi yang berasal dari lingkungan, dari orang lain, dari media massa,
dan lain sebaganya, yang mempengaruhi kita dalam menyerap pesan.
B. Pengertian Jama’ah
Menurut bahasa,“Jama’ah” diambi l dari kata dasar jama’a (mengumpulkan)
yang berkisar pada al-jam’u (kumpulan), al-ijma’ (kesepakatan), dan alijtima’
(perkumpulan) yang merupakan antonim (lawan kata) at-tafarruq (perpecahan). Ibnu
Faris berkata :“Jim, mim, dan ‘ain adalah satu dasar yang menunjukkan
35 Ibid, h.6
66
berkumpulnya sesuatu. Dikatakan, jama’tu asy-syai’a jam’an (aku mengumpulkan
sesuatu). Menurut istilah para ulama aqidah, “Jama’ah” adalah generasi Salaf dari
umat ini, meliputi para sahabat Nabi , para tabi’in, dan semua orang yang mengikuti
mereka dengan baik sampai hari Kiamat. Mereka adalah orang-orang yang
bersepakat untuk menerima kebenaran yang nyata dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Menurut bahasa Arab pengertiannya ialah dari kata Al-Jamu’ dengan arti
mengumpulkan yang tercerai berai. Adapun dalam pengertian Asyari’ah, Al-
Jama’ah ialah orang-orang yang telah sepakat berpegang dengan kebenaran yang
pasti sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dan mereka itu ialah para
shahabat, tabi’in (yakni orang-orang yang belajar dari shahabat dalam pemahaman
dan pengambilan Islam) walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana pernyataan
Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu : “Al-Jama’ah itu ialah apa saja yang mencocoki
kebenaran, walaupun engkau sendirian (dalam mencocoki kebenaran itu). Maka
kamu seorang adalah Al-Jama’ah.”36
C. Pengajian
1. Pengertian Pengajian
Pengajian dalam bahasa arab disebut At-ta’liimu asal kata ta’allama
yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau
ta’liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama
bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang
wajib bagi setiap muslim.
2. Tujuan Pengajian
36 www. Google.com, Ahlusuna waljama’ah, Senin 4 Agustus 2008
67
Didalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya,
didalam pengajian pengajian manfaat yang dapat di ambilnya menambahnya
dari salah satu orang yang biasa berbuat negative dengan memanfaatkannya
menjadi positif. Hal yang seperti ini pada masyarakat muslim pada umumnya
dapat memanfaatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari
perbuatan yang keji dan mungkar.
D. Pengertian Tafsir Tematik
Tafsir Tematik adalah metode tafsir yang berusaha menggali isi Al-qur’an
dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang mempunyai kesatuan maksud
dan bersama-sana membahas topic/judul tertentu kemudian disusun secara
sistematis sesuai dengan masa turunnya dan selaras dengan sebaba-sebab turunnya.
Dengan memperhatikan ayat-ayat tersebut berikut penjelasannya, keterangan serta
korelasinya dengan ayat-ayat yang lain, istinbat al-hukmitu dilakukan.
Dari definisi diatas, Dr.Jum’at Ali Abdul Qadir mengungkapkan bahwa
tafsir tematik tidak bias diartikan dengan menggunakan arti tafsir secara
terminology. Sebab tafsir tematik tidak mencakup seluruh ayat-ayat yang ada dalam
Al-qur’an, melainkan hanya mengambil pokok pembahasan tertentu untuk ditelaah
lebih dalam.
Pewujudan ide ini dalam bentuk satu kitab tafsir dipelopori oleh syeikh Al-
azhar, Mahmud Syaltut. Pada tahun 1960, beliau berhasil menerbitkan kitab
tafsirnya yang berjudul tafsir Al-qur’an Al-karim, disinilah beliau menerapkan
metode tematik ini. Berawal dari sini pula, semakin lama metode ini semakin
berkembang dengan cepat. Dengan mengambil satu tema, yang dilanjutkan dengan
68
menelisik lebih jauh tentang masalah itu melalui himpunan ayat-ayat quraniyah
yang mempunyai keterkaitan erat, metode ini dinilai mampu menampilkan sebuah
materi yang lebih spesifik dan efisien. Metode tematik tidak hanya menginduksi
makna-makna yang terkandung dalam teks saja, karena disana ada semacam
pembacaan realita, sehingga konklusi yang dihasilkan tampak lebih mudh dicerna
oleh kalangan masyarakat dari berbagai strata. Selain itu, metode ini bias digunakan
oleh seseorang sebagai dalil atas argumentasi mereka bahwa Al-qur’an sejalan
dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Ada dua bentuk metode penafsiran tematik yaitu:
1. Penafsiran satu surat dalam Al-qur’an dengan menjelaskan tujuan-tujuannya
secara umum dan khusus atau tema sentral surat tersebut, kemudian
menghubungkan ayat-ayat yang beraneka ragam itu satu dengan lain dengan
tema sentral tersebut
2. Menghimpun ayat-ayat Al-qur’an yang membahas masalah tertentu dari
berbagai surat Al-qur’an (sedapat mungkin diurut sesuai dengan masa turunnya,
apalagi jika yang dibahas adalah masalah hokum) sambil memperhatikan sebab
nujul, munasabah masing-masing ayat, kemudian menjelaskan pengertian ayat-
ayat tersebut yang mempunyai kaitan dengan tema atau pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh penafsiran dalam satu kesatuan pembahasan sampai
ditemukan jawaban-jawaban Al-qur’an menyangkut tema (persoalan) yang
dibahas.
Dalam menghimpun ayat-ayat yang berhubungan dengan tema yang
diajukan, beberapa ulama menekankan bahwa tidak harus mengumpulkan seluruh
ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan tema tersebut. Mereka berpendapat, ketika
69
ayat-ayat yang terkumpul disinyalir keras bias mewakili maksud dari satu tema,
maka tidak perlu/harur mengumpulkan ayat-ayat yang lain untuk menjelaskannya.
70
BAB III
PROFIL MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA
A. Gambaran Umum Masjid Islamic Centre Jakarta
Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) mulai dibangun pada akhir tahun 2001,
dan digunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jum’at perdana pada tanggal
6 September 2002 yang dihadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, H. Sutiyoso
yang waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun peresmian
Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) dilakukan pada tanggal 4 Maret 2003 oleh
Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta. Menempati area seluas 2,2 Ha, Masjid ini memiliki fasilitas
berupa ruang Shalat utama, Koridor, mezanin, selasar tertutup dan plasa. Kapasitas
Jama’ah Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) berjumlah 20.680 orang. Ruang utama
Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) memiliki bentengan 68 meter tanpa tiang yang
merupakan bentengan terbesar se-Asia Tenggara37.
Bentuk bangunan Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) merupakan
manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan (Al-Jabbaru), kemegahan (Al-Mutabbiru)
sekaligus kelembutan dan keindahan (Al-Lathief) yang diharapkan dapat menghapus
stigma lama lokalisasi dengan filosofi bangunan bersifat monumental yang kontras
dengan lingkungan sekitar, berbobot syiar yang tinggi serta ramah dan
“mengundang” umat untuk beribadah. Secara arsitektur kaya dengan nuansa Betawi
37 http://www. Islamic-center.or.id, Sejarah Masjid Islamic Center Jakarta
71
yang identik juga dengan nuansa Islam dan memeliki menara setinggi 114 meter
yang mengandung makna surat dalam Al-Qur’an.
Jakarta Islamic Centre (JIC) atau yang dikenal juga dengan Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta adalah organisasi Non Struktural di bawah Pemda
Prov. DKI Jakarta yang berdiri di eks lokasi resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak,
Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Lokres Kramat Tunggak adalah nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita
(PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya
RW.019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Areal
tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan
rukun Tetangga (RT)38.
Kramat Tunggak (Kramtung), kemashurannya tidak saja terkenal di
Indonesia, namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan
terbesar bagi kaum hidung belang. Pada awal pembukaannya tahun 1970-an,
terdapat 300 orang WTS dengan 76 orang germo jumlah ini terus bertambah seiring
bertambah bulan dan tahun. Menjelang akhir ditutupnya Lokres Kramtung tahun
1999, jumlahnya mencapai 1.615 orang WTS di bawah asuhan 258 orang
germo/mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar39.
Artinya, lokalisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat yang akhirnya
menimbulkan masalah baru pada masyarakat di lingkungan sekitarnya dan sekaligus
citra Jakarta yang tidak bias dipisahkan dari sejarahnya sebagai sebuah kultur
Betawi yang sangat identik sebagai komunitas Islam yang terbuka, bersemangat
38 Koran Harian Republika, 10 juli 2006 39 Ibid
72
multikultur, toleran dan sangat mencintai Islam sebagai identitas utama kebudayaan
mereka.
Kondisi demikian ini menimbulkan desakan yang tidak henyi-hentinya dari
ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan
Kramat Tunggak ditutup. Adanya desakan yang demikian menguat tersebut pada
akhirnya dilakukan penelitian oleh Dinas Sosial bersama Universitas Indonesia
untuk tentang sejauh mana penolakan masyarakat terhadap PKSW Teratai Harapan
Kramat Tunggak.
Dari hasil penelitian tersebut, pada tahun 1997 direkomendasikan agar lokres
tersebut ditutup. Pada tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No.
495/1998 tentang penutupan panti social tersebut selambat-lambatnya akhir
Desember 1999. pada 31 Desember 1999, Lokres Kramat Tunggak secara resmi
ditutup melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No.6485/1998. selanjutnya Pemda
Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak40.
Setelah dibebaskan banyak muncul gagasan terhadap lokasi bekas Kramat
Tunggak tersebut, ada yang mengusulkan pembangunan pusat perdagangan (mal),
perkantoran dan lain sebagainya. Namun mantan Gubernur H. Sutiyoso, waktu itu
masih menjabat sebagai Gubernur memiliki ide lain yaitu membangun Islamic
Centre. Sebuah ide yang cemerlang yang menyatukan kelompok-kelompok lain
yang awalnya berbeda-beda.
Pada tahun 2001 mantan Gubernur H. Sutiyoso, pada waktu masih menjabat
sebagai Gubernur melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen
masyarakat untuk mengetahui sejauh mana dukungan masyarakat terhadap sebuah
40 Ibid
73
perubahan yang telah dicanangkan. Ternyata 24 Mei 2001 dukungan itu semakin
menguat. Gagasan untuk membangun Jakarta Islamic Centre (JIC), dikemukakan
Mantan Gubernur H. Sutiyoso yang pada waktu itu masih menjabat sebagai
Gubernur kepada Prof. Azzumardi Azra (Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah),
yang waktu itu masih menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di
New York di sela-sela kunjungannya ke PBB pada tanggal 11-18 April 2001 dan
mendapatkan respon yang sangat positif41.
Setelah adanya konsultasi terus menerus antara masyarakat, ulama, praktisi
baik skala local maupun regional bahkan internasional akhirnya diwujudkan dalam
sebuah master plan pembangunan JIC pada tahun 2002. kemudian dalam rangka
memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC, pada Agustus 2002 dilakukan studi
komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan Prancis. Pada tahun yang
sama, dilakukan perumusan Organisasi dan Manajemen JIC. Kehadiran JIC ternyata
Sesutu yang sangat fenomenal sebagai produk zaman yang strategis dan
monumental.
Dalam rangka menyongsong cita-cita besar umat Islam yang digantungkan
kepada Jakarta Islamic Centre, dikeluarkan SK Gubernur KDKI No. 99/2003
tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre). Selanjutnya pada April
tahun 2004, Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta
(Jakarta Islamic Centre) diangkat/dilantik melalui SK Gubernur KDKI Jakarta
No.651/200442.
41 Jakarta Islamic Centre : Dulunya Lokalisasi berskala Asia Tenggara. Republika.10 juli 2006 42 www.Islamic center.or.id
74
Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi
tanah putih , “Min al-dzulumaat ila an-nuur”, diharapkan mampu menampilkan citra
baru yang memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan
nurani.
Citra yang baik dan profesional tersebut tercermin dalam sebuah Visi dan
Misi: Visi: Mewujudkan Pusat Pengembangan Islam Jakarta sebagai landmark
dengan sosok fisik yang monumental, bernuansa Islam dimana Masjid sebagai
sentrumnya.
Misi: Mewujudkan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Muslim, Pengkajian, Data dan Informasi serta Budaya Islam di Jakarta yang bertaraf
Internasional43.
B. Program Kegiatan Masjid Islamic Centre
Dalam rangka pengembangan dakwah Islam, Masjid Islamic Centre Jakarta
Utara mengadakan berbagai kegiatan yang keseluruhan mengarah kepada dakwah
Islam. Pada saat penelitian dilakukan pengamatan dan informasi yang diperoleh ada
berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan di Masjid Islamic Centre Jakarta
Utara.
Adapun Program kegiatan yang menjadi perhatian Masjid Islamic Centre
meliputi:
1. Program Kegiatan Takmir
a. Pelaksanaan Ibadah Mahdhoh: Shalat lima waktu berjama’ah, yang dipimpin
oleh imam rawatib Masjid Islamic Centre dan Shalat Jum’at yang di ikuti
43 Ibid
75
oleh Masyarakat sekitar wilayah Masjid Islamic Centre dengan persentase
kehadiran jama’ah sekitar 5000 orang.
b. Menyusun silabus materi khutbah jum’at yang berkesinambungan,
menyusun silabus materi Kuliah Ahad Dhuha yang berkesinambungan
dengan tema gelobal “Membentuk Keluarga Sakinah”
c. Kuliah Tujuh menit (Kultum) ba’da Shalat Dzuhur dengan para pemateri
dari kalangan MUI, DMI, KODI DKI dan Ulama di sekitar Masjid Islamic
Centre.
d. Bimbingan Al-qur’an dan terjemaah lafdziah yang di selenggarakan setiap
hari pukul 18.15-19.00 wib.
e. Kuliah Ahad Dhuha, yang diselenggarakan setiap Ahad pukul 07.00-08.30
wib, diikuti oleh masyarakat sekitar Masjid Islamic Centre (JIC) dengan
jumlah 1000 orang jamaah.
f. Kajian Kitab Kuning : Tafsir, Hadits , Fiqih, dan Tasawuf setiap malam
sabtu ba’da shalat Maghrib sampai Shalat Isya, diikuti oleh 70 orang jamaah
tetap.
g. Kajian-kajian ilmiah di antaranya lokakarya shalat dalam perspektif Fiqih
Kontemporer”.
h. TKA/TPA BIRENA: Al-qur’an / Hadits,Ilmu Agama dan Umum di
selenggarakan setiap Senin s/d Jum,at pukul 14.00 – 17.00 wib.
i. Pengajian Majlis Taklim kaum ibu yang di selenggarakan setiap hari Selasa,
Rabu dan Kamis pada pukul 09.00 – 11.00 wib.
j. Kajian Fiqih Tematik yang di selenggarakan setiap Kamis pekan ke 4 (
empat ) pukul 16.00 – 17.30 wib.
k. Menghidupkan Bulan Ramadhan dengan berbagai Amaliyah di antaranya :
76
Shalat Taraweh berjamaah dengan menghatamkan Al-qur’an, ceramah
teraweh dengan materi terstruktur dan sistematis,tadarus Al-quran kaum ibu
ba’da shalat Ashar dan remaja ba’da shalat taraweh,buka puasa bersama di
Masjid Jakarta Islamic centre ( JIC ) yang diikuti 100-200 orang, santunan
anak yatim sekitar JIC, ceramah subuh, I’tikaf ramadhan, pelaksanaan ZIS
Ramadhan, pesantren kilat remaja, jambore ramadhan, Gema Bedug dan
Takbir.
l. Peringatan Hari Besar; Maulid Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru
Hijriyah, Isra mi’raj , Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
m. Kajian Tafsir Tematik yang diselenggarakan setiap Kamis pekan ke 2 ( dua )
pukul 16.00 – 17.30 wib. Pengajian Tafsir Tematik disampaikan oleh Ustadz
secara langsung membahas ayat suci Al-Qur’an, kemudian dilakukan termin
tanya jawab supaya jama’ah yang belum paham dengan materi yang di
sampaikan oleh Ustadz dapat bertanya dan dapat memahami materi yang
telah disampaikannya.
Adapun pemateri dan Materi adalah:
No Tgl Pemateri Materi
1
2
3
14 Feb 2008
13 Mar 2008
10 Apr 2008
Dr. KH. Ahsin S.
Muhammad,MA
K.H. Syukron Makmun
K.H. Syukron Makmun
Kewajiban menjaga dan
Melestarikan Lingkungan
Kejadian Manusia
Islam dan Politik
2. Program Pendidikan dan Latihan
Adapun program pendidikan dan pelatihan yang ada adalah Program
Pelatihan Ekstension untuk Manajemen dan Tren Peradapan Moderen,
77
manajemen Masjid, Training For Trainer untuk Para Guru dan Trainer Pemula,
Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Ekonomi Syari’ah atau Ekonomi islam yaitu
merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya
diatur berdasarkan atauran agama islam dan di dasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam, Pelatihan
Manajemen Perencanaan yaitu proses perencanaan, pengaturan, pemimpinan
dan pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Pelatihan Keuangan dan
perbankan Syari’ah, Pelatihan Creative Learning dengan metode MIND MAP
atau system pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar menggunakan peta konsep , pencatatan materi
belajar dituangkan dalam bentuk diagram yang memuat symbol, kode, gambar
dan warna yang saling berhubungan, ada beberapa ke untungan yang bias
didapat dari pengguna metode mind map ini yaitu lebih efisien untuk membuat
catatan dan menghafalkan suatu informasi dari pada teknik penulisan tradisional
yang memanjang dari tepi kiri ke kanan buku, mengoptimalkan kerja fungsi otak
kiri dan kana secara penuh, paling awet menempel di memori otak kita, apa pun
materinya dapat dituangakan melalui teknik materi mind map, bias ditulis tangan
atau menggunakan software komputer, Workshop 3D Movie Maker atau
program untuk menyunting dan mengolah klip video atau video 3D, Program
Husnul Khatimah, Pelatihan Al Goritma Pemrograman Komputer dengan
animasi Alice 3D atau suatu prosedur yang tepat untuk memecahkan masalah
dengan menggunakan bantuan computer serta menggunakan suatu bahasa
pemrograman tertentu seperti bahasa pascal, visual basic, java dan masih banyak
78
lagi dengan menggunakan program yang membuat mudah membuat animasi
untuk bercerita, bermain permainan interaktip atau video ke berbagai jaringan,
Kursus Bahasa Inggris dengan didukung Software Tell Me More yaitu metode
pembelajaran bahasa pertama yang seluruhnya didasarkan pada teknologi
pengenalan wicara (Speech recognition) karma computer bias memahami apa
yang anda katakana dan mengevaluasi pengucapan anda dan anda bias berdialog
secara alami dan interaktif dengan komputer, dan Program Pelatihan lainnya
sesuai permintaan konsumen.
79
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Identitas Responden
Dari 76 kuisioner (angket) yang telah terkumpul penulis mendapatkan data
mengenai responden dan selanjutnya penulis klasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu, identitas keadaan responden berdasarkan pendidikannya, dan Pekerjaannya.
Adapun frekuensi berdasarkan pendidikannya responden pengajian Tafsir
Tematik dapat dilihat pada tabel satu (1) dibawah ini:
Tabel 1 Keadaan Jama’ah Berdasarkan Pendidikannya
No Berpendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 2 3
2 SLTP 14 18
3 SLTA 46 61
4 DIPLOMAT/SARJANA 14 18
JUMLAH 76 100
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa identitas responden berdasarkan
pendidikan yang berjumlah 76 orang, yang berpendidikan SD 2 orang (3%),
berpendidikan SLTP 14 orang (18%), berpendidikan SLTA 46 orang (61%),
berpendidikan Diplomat/Sarjana 14 orang (18%).
80
Dengan data tersebut maka dapat diketahui bahwa jama’ah yang
berpendidikan SLTA adalah Jama’ah terbanyak yang mengikuti pengajian Tafsir
Tematik yang diadakan kamis sore pekan ke dua di Islamic Centre Jakarta.
Sedangkan yang berpendidikan perguruan tinggi (Diploma/Sarjana) sebanyak 14
orang (18%). Hal ini berarti jumlah yang berpendidikan SLTA keatas sebanyak 60
orang (79%) dengan kata lain sebagian besar jama’ah dilihat dari segi
pendidikannya termasuk kelas menengah keatas. Jama’ah yang demikian memiliki
daya kritis yang cukup baik.
Selanjutnya berdasarkan keadaan Pekerjaannya responden.
Tabel 2 Keadaan Jama’ah Berdasarkan Pekerjaannya
No Pekerjaan Responden Frekuensi Prosentase (%)
1 Pensiun 3 4
2 Pegawai Swasta/PNS 19 25
3 Wiraswasta 21 28
4 Pelajar/Mahasiswa 16 21
5 Ibu Rumah Tangga 17 22
Jumlah 76 100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa responden yang sudah pensiun
berjumlah 3 orang (4%), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dan PNS
berjumlah 19 orang (25%), responden yang berkerja sebagai wiraswasta berjumlah
21 orang (28%), responden yang masih pelajar/mahasiswa berjumlah 16 orang
(21%), dan responden sebagai Ibu rumah tangga berjumlah 17 orang (22%).
Dengan data tersebut maka dapat di ketahui bahwa jama’ah yang bekerja
sebagai pegawai swasta dan PNS sebanyak sembilan belas (19) orang (25%),
81
ditambah yang bekerja wiraswasta berjumlah sebelas (21) orang (28%), jadi jama’ah
yang bekerja berjumlah tiga (49) orang (64%).
Hal ini menunjukkan keseriusan dari para jama’ah untuk mengikuti
pengajian Tafsir Tematik di Islamic Centre Jakarta, walaupun dilaksanakannya pada
hari kerja, yang mana serahusnya digunakan waktunya untuk beristirahat setelah
melakukan aktivitas pekerjaannya.
Sebagaimana disebutkan dalam teori intensif, menekankan pentingnya
kondisi eksternal sebagai sumber motivasi. Kondisi ini mungkin saja insentif positif,
yang akan didekati organisme, atau intensif negative, yang akan menjauhi
organisme44.
Teori tersebut menerangkan bahwa kondisi eksternal sebagai sumber
motivasi bagi responden untuk hadir dalam pengajian, kondisi eksternal adalah
waktu luang.
B. Respon Jama’ah Terhadap Da’i
Tabel 3 Pandangan Jama’ah Tentang Da’I Yang Disukai
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Serius 3 4
2 Serius 26 34
3 Sedikit Humor 39 51
4 Humoris 8 11
Jumlah 76 100
44 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya 1990), Cet.ke-5,h.
102
82
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang menginginkan da’i
yang sangat serius sebanyak tiga (3) orang (4%), yang menginginkan da’i yang serius
sebanyak dua puluh enam (26) orang (34%), yang menginginkan da’i yang sedikit
humor sebanyak tiga puluh sembilan (39) orang (51%), yang menginginkan da’i yang
humoris sebanyak delapan (8) orang (11%).
Berdasarkan data tersebut jama’ah yang menginginkan da’i yang sedikit humor
sebanyak tiga puluh sembilan (39) orang (51%), di tambah dengan da’i yang humoris
sebanyak delapan (8) orang (11%), jadi jama’ah yang menyukai da’i yang humoris
sebanyak empat puluh tujuh (47) orang (62%),
Hal ini menunjukkan bahwa da’i yang yang mempunyai tingkat humor dalam
mengajar lebih disukai dari pada da’i yang terlalu serius dalam mengajar.
Tabel 4 Pandangan Jama’ah Tentang Dr. KH. Ahsin S. Muhammad, M.A
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 9 12
2 Sesuai 62 82
3 Kurang Sesuai 5 6
4 Tidak Sesuai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa responden yang sangat sesuai dengan
kriteria da’i yang di inginkan oleh jama’ah yaitu Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A,
dalam mengajar sebanyak sembilan (9) orang (12%), yang sesuai dengan kriteria da’i
yang di inginkan oleh jama’ah yaitu Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A dalam
mengajar sebanyak enam puluh dua (62) orang (84%), yang Kurang sesuai dengan
83
kriteria da’i yang di inginkan oleh jama’ah yaitu Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A
dalam mengajar sebanyak lima (5) orang (6%), yang tidak sesuai dengan kriteria da’i
yang di inginkan oleh jama’ah yaitu Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A sebanyak (0)
orang (0%).
Berdasarkan data tersebut, Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A sangat sesuai
dengan kriteria da’i yang di inginkan sebanyak sembilan (9) orang (12%), di tambah
dengan jama’ah yang sesuai dengan kriteria da’i yang di inginkan yaitu Dr. K.H. Ahsin
S. Muhammad, M.A sebanyak enam puluh dua (62) orang (82%), jadi jama’ah yang
sesuai dengan Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A sebanyak tujuh puluh satu (71)
orang (94%).
Hal ini menunjukkan bahwa kriteria Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A sangat
sesuai dengan yang di inginkan oleh para jama’ah pengajian Tafsir Tematik di Masjid
Islamic Centre Jakarta.
Tabel 5 Pandangan Jama’ah Tentang K.H. Syukron Makmun
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 16 21
2 Sesuai 58 76
3 Kurang Sesuai 2 3
4 Tidak Sesuai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa responden yang sangat sesuai dengan
kriteria da’i yang di inginkan oleh jama’ah yaitu K.H. Syukron Makmun, dalam
mengajar sebanyak enam belas (16) orang (21%), yang sesuai dengan kriteria da’i yang
di inginkan oleh jama’ah yaitu K.H. Syukron Makmun dalam mengajar sebanyak lima
84
puluh delapan (58) orang (76%), yang Kurang sesuai dengan kriteria da’i yang di
inginkan oleh jama’ah yaitu K.H. Syukron Makmun dalam mengajar sebanyak tiga (2)
orang (3%), yang tidak sesuai dengan kriteria da’i yang di inginkan oleh jama’ah yaitu
K.H. Syukron Makmun sebanyak (0) orang (0%).
Berdasarkan data tersebut, K.H. Syukron Makmun sangat sesuai dengan kriteria
da’i yang di inginkan sebanyak enam belas (16) orang (21%), di tambah dengan
jama’ah yang sesuai dengan kriteria da’i yang di inginkan yaitu K.H. Syukron Makmun
sebanyak lima puluh delapan (58) orang (76%), jadi jama’ah yang sesuai dengan K.H.
Syukron Makmun sebanyak tujuh puluh empat (74) orang (98%).
Hal ini menunjukkan bahwa kriteria K.H. Syukron Makmun sangat sesuai
dengan yang di inginkan oleh para jama’ah pengajian Tafsir Tematik di Masjid Islamic
Centre Jakarta.
Tabel 6 Pandangan Jama’ah Tentang Kemampuan Da’I Dalam Penyampaiannya
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Menguasai 4 5
2 Menguasai 65 86
3 Kurang Menguasai 7 9
4 Tidak Menguasai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab bahwa
da’i yang mengajar Tafsir Tematik di masjid Islamic Centre Jakarta yang Sangat
menguasai materi sebanyak empat (4) orang (5%), yang menjawab bahwa da’i yang
mengajar Tafsir Tematik di masjid Islamic Centre Jakarta yang menguasai materi
sebanyak enam puluh lima (65) orang (86%), yang menjawab bahwa da’i yang
85
mengajar Tafsir Tematik di masjid Islamic Centre Jakarta, yang kurang menguasai
materi sebanyak tujuh (7) orang (9%), yang menjawab bahwa da’i yang mengajar Tafsir
Tematik di masjid Islamic Centre Jakarta yang tidak menguasai materi sebanyak (0)
orang (0%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa da’i yang mengajar pengajian
Tafsir Tematik adalah da’i yang menguasai materi tafsir, terbukti dari jawaban
responden yaitu yang menjawad da’i yang menguasai materi sebanyak empat (4) orang
((5%), di tambah dengan jama’ah yang menjawab menguasai materi sebanyak enam
puluh lima (65) orang (86%), jadi jama’ah yang menjawab da’i yang mengajar Tafsir
Tematik di masjid Islamic Centre Jakarta adalah da’i yang menguasai materi sebanyak
tujuh puluh satu (71) orang ( 91%).
Hal ini menunjukkan bahwa para da’i yang mengajar pada pengajian tafsir
tematik adalah da’i yang berkompoten di bidang tafsir Al-qur’an untuk menyampaikan
ilmunya secara lugas.
C. Respon Jama’ah Terhadap Materi
Tabel 7 Pandangan Jama’ah Tentang Judul Materi Kejadian Manusia
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 27 36
2 Sesuai 48 63
86
3 Kurang Sesuai 1 1
4 Tidak Sesuai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab bahwa
materi yang berjudul “kejadian manusia” dengan mengunakan surat Al-Mu’minun ayat
12,13,14 sangat sesuai berjumlah dua puluh tujuh (27) orang (36%), yang menjawab
bahwa sesuai dengan menggunakan surat Al-Mu’minun ayat 12,13,14 berjumlah empat
puluh delapan (48) orang (63%), yang menjawab bahwa kurang sesuai dengan
menggunakan surat Al-mu’minun ayat 12,13,14, sebanyak satu (1) orang (1%), yang
menjawab bahwa tidak sesuai dengan menggunakan surat al-mu’minun ayat 12,13,14,
sebanyak (0) orang (0%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pembahasan materi yang
berjudul kejadian manusia dengan menggunakan surat Al-mu’minun ayat 12,13,14,
yang menjawab sangat sesuai sebanyak dua puluh tujuh (27) orang (36), di tambah
dengan jama’ah yang menjawab sesuai dengan menggunakan surat Al-mu’minun ayat
12,13,14, sebanyak empat puluh delapan (48) orang (63%), jadi jama’ah yang merasa
sangat sesuai dengan da’i yang memberikan materi dengan judul kejadian manusia
dengan menggunakan surat Al-mu’minun ayat 12,13,14, sebanyak tujuh puluh lima (75)
orang (99%).
Hal ini menunjukkan bahwa da’i yang memberikan materi adalah da’i yang
menguasai materi tafsir Al-qur’an karena dalam penyampain materi yang di berikan
kepada jama’ah dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur’an itu sangat sesuai dengan
materi yang disampaikan kepada jama’ah dan jama’ah pun dapat memahami materi
yang disampaikan
87
Tabel 8 Pandangan Jama’ah Tentang Judul Materi Islam dan Politik
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 19 25
2 Sesuai 53 70
3 Kurang Sesuai 4 5
4 Tidak Sesuai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab bahwa
materi yang berjudul “Islam dan Politik” dengan mengunakan surat An-Nisa ayat 58,59
sangat sesuai berjumlah sembilan belas (19) orang (25%), yang menjawab bahwa sesuai
dengan menggunakan surat An-Nisa ayat 58,59 berjumlah lima puluh tiga (53) orang
(70%), yang menjawab bahwa kurang sesuai dengan menggunakan surat An-Nisa ayat
58,59 sebanyak empat (4) orang (5%), yang menjawab bahwa tidak sesuai dengan
menggunakan An-Nisa ayat 58,59 sebanyak (0) orang (0%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pembahasan materi yang
berjudul islam dan politik dengan menggunakan An-Nisa ayat 58,59 yang menjawab
sangat sesuai sebanyak sembilan belas (19) orang (25%), di tambah dengan jama’ah
yang menjawab sesuai dengan menggunakan An-Nisa ayat 58,59, sebanyak lima puluh
tiga (53) orang (70%), jadi jama’ah yang merasa sangat sesuai dengan da’i yang
memberikan materi dengan judul islam dan politik dengan menggunakan An-Nisa ayat
58,59 sebanyak tujuh puluh dua (72) orang (95%).
Hal ini menunjukkan bahwa da’i yang memberikan materi adalah da’i yang
menguasai materi tafsir Al-qur’an karena dalam penyampain materi yang di berikan
88
kepada jama’ah dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur’an itu sangat sesuai dengan
materi yang disampaikan kepada jama’ah dan jama’ah pun dapat memahami materi
yang disampaikan
Tabel 9 Pandangan Jama’ah Tentang Judul Tentang Kewajiban Menjaga dan
Melestarikan Lingkungan Lingkungan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 2 3
2 Sesuai 58 76
3 Kurang Sesuai 16 21
4 Tidak Sesuai 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab bahwa
materi yang berjudul “Kewajiban menjaga dan Melestarikan lingkungan” dengan
mengunakan surat 68 dan 78 sangat sesuai berjumlah dua (2) orang (3%), yang
menjawab bahwa sesuai dengan menggunakan surat 68 dan 78 berjumlah lima puluh
delapan (58) orang (76%), yang menjawab bahwa kurang sesuai dengan menggunakan
surat 68 dan 78 sebanyak enam belas (16) orang (21%), yang menjawab bahwa tidak
sesuai dengan menggunakan surat 68 dan 78 sebanyak (0) orang (0%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pembahasan materi yang
berjudul kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan dengan menggunakan surat
68 dan 78 yang menjawab sangat sesuai sebanyak dua (2) orang (3%), di tambah
dengan jama’ah yang menjawab sesuai dengan menggunakan surat 68 dan 78, sebanyak
lima puluh delapan (58) orang (76%), jadi jama’ah yang merasa sangat sesuai dengan
da’i yang memberikan materi dengan judul kewajiban menjaga dan melestarikan
89
lingkungan dengan menggunakan surat 68 dan 78 sebanyak enam puluh (60) orang
(79%).
Hal ini menunjukkan bahwa da’i yang memberikan materi adalah da’i yang
menguasai materi tafsir Al-qur’an karena dalam penyampain materi yang di berikan
kepada jama’ah dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur’an itu sangat sesuai dengan
materi yang disampaikan kepada jama’ah dan jama’ah pun dapat memahami materi
yang disampaikan
Tabel 10 Pemahaman Jama’ah Tentang Materi Yang Disampaikan Oleh Da’i
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Memahami 8 11
2 Memahami 55 72
3 Kurang Memahami 9 12
4 Tidak Memahami 4 5
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memahami materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak delapan (8) orang (11%), yang
menjawab memahami materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak lima puluh lima(55)
orang (72%), yang menjawab kurang memahami materi yang disampaikan oleh da’i
90
sebanyak sembilan (9) orang (12%), yang menjawab tidak memahami materi yang
disampaikan oleh da’i sebanyak empat (4) orang (5%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jama’ah yang sangat
memahami materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak delapan (8) orang (11%), di
tambah dengan jama’ah yang memahami materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak
lima puluh luma (55) orang (72%), jadi jama’ah yang memahami materi yang
disampaikan oleh da’i sebanyak enam puluh tiga (63) orang (83%).
hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan oleh da’i dapat dipahami
oleh para jama’ah karena da’i yang memberikan materi sangat menguasai materi yang
di sampaikan dan menyampaikan materinya secara lugas.
Tabel 11 Keseriusan Jama’ah Dalam Mencatat Materi Yang Disampaikan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Selalu Mencatat 5 6
2 Mencatat 34 45
3 Kadang-Kadang 29 38
4 Tidak Mencatat 8 11
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab selalu
mencatat materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak lima (5) orang (6%), yang
menjawab mencatat materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak tiga puluh empat (34)
orang (45%), yang menjawab kadang-kadang mencatat materi yang disampaikan oleh
91
da’i sebanyak dua sembilan (29) orang (38%), yang menjawab tidak mencatat materi
yang disampaikan oleh da’i sebanyak delapan (8) orang (11%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jama’ah yang selalu mencatat
materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak lima (5) orang (6%), di tambah dengan
jama’ah yang mencatat materi yang disampaikan oleh da’i sebanyak tiga puluh empat
(34) orang (45%), jadi jama’ah yang memahami materi yang disampaikan oleh da’i
sebanyak tiga puluh sembilan (39) orang (51%).
Hal ini menunjukkan keseriusan jama’ah dalam menerima materi yang
disampaiakn da’i dengan cara mencatat materi yang disampaikan.
Tabel 12 Keinginan Jama’ah Dalam Pengulang Materi Yang Telah Disampaikan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Perlu 1 1
2 Perlu 12 18
3 Kurang Perlu 54 71
4 Tidak Perlu 7 9
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
perlu materi yang telah disampaikan oleh da’i di ulang kembali sebanyak satu (1) orang
(1%), yang menjawab perlu materi yang telah disampaikan oleh da’i di ulang kembali
sebanyak dua belas (12) orang (18%), yang menjawab kurang perlu materi yang
disampaikan oleh da’i di ulang kembali sebanyak lima puluh empat orang (54) orang
92
(71%), yang menjawab tidak perlu materi yang disampaikan oleh da’i di ulang kembali
sebanyak tujuh (7) orang (9%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jama’ah yang merasa kurang
perlu materi yang telah disampaikan oleh da’i di ulang kembali sebanyak lima puluh
empat (54) orang (71%), di tambah dengan jama’ah yang merasa tidak perlu materi
yang telah disampaikan oleh da’i di ulang kembali sebanyak tujuh (7) orang (9%), jadi
jama’ah yang merasa tidak perlu materi yang telah disampaikan oleh da’i di ulang
kembali sebanyak enam puluh satu (61) orang (80%).
Hal ini menunjukkan bahwa materi yang telah disampaikan oleh da’i dapat di
terima oleh para jama’ah jadi materi yang telah di sampaikan oleh da’i tidak perlu di
ulang kembali.
Tabel 13 Ketetariakan Jama’ah Dalam Materi Yang Disampaikan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Menarik 27 36
2 Menarik 46 60
3 Kurang Menarik 3 4
4 Tidak Menarik 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
menarik pada pada materi-materi yang di sampaikan oleh da’i pada pengajian tafsir
tematik di masjid Islamic Centre Jakarta berjumlah dua puluh tujuh (27) orang (36%),
yang menjawab menarik pada materi-materi yang disampaikan oleh da’i pada pengajian
tafsir tematik di masjid Islamic Centre jakarta sebanyak empat puluh enam (46) orang
(60%), yang menjawab kurang menarik pada materi-materi yang telah di sampaikan
93
oleh da’i pada pengajian tafsir tematik sebanyak tiga (3) orang (4%), yang menjawab
tidak menarik pada materi-materi yang telah di sampaikan oleh da’i sebanyak (0).
Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa jama’ah yang sangat menarik
pada materi-materi yang telah disampaikan oleh da’i pada pengajian tafsir tematik
sebanyak dua puluh tujuh (27) orang (36%), di tambah dengan yang menjawab menarik
pada materi-materi yang di sampaikan oleh da’i pada pengajian tafsir tematik sebanyak
empat puluh enam (46) orang (60%), jadi jama’ah yang merasa menarik pada materi-
materi yang di sampaikan oleh da’i pada pengajian tafsir tematik di masjid Islamic
Centre Jakarta sebanyak tujuh puluh tiga (73) orang (96%).
Hal ini menunjukkan bahwa materi-materi yang di sampaikan oleh da’i sangat
menarik karena da’i yang memberikan materi sangat menguasai materi yang di
sampaikannya.
Tabel 14 Peningkatan Pemahaman Jama’ah Setelah Mengikuti Pengajian
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Ada 45 60
2 Ada 30 39
3 Kurang Ada 1 1
4 Tidak Ada 0 0
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
ada pengaruhnya pada peningkatan pemahaman pengetahuan setelah mengikuti
pengajian tafsir tematik sebanyak empat puluh lima (45) orang (60%), yang menjawab
ada peningkatan pemahaman pengetahuan setelah mengikuti pengajian tafsir tematik
94
sebanyak tiga puluh (30) orang (39%), yang menjawab kurang ada peningkatan
pemahaman pengetahuan setelah mengikuti pengajian tafsir tematik sebanyak satu (1)
orang (1%), yang menjawab tidak ada peningkatan pengetahuan setelah mengikuti
pengajian tafsir tematik sebanyak (0).
Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa jama’ah yang merasa sangat
ada pengetahuan pemahaman setelah mengikuti pengajian tafsir tematik sebanyak
empat puluh lima (45) orang (60%), di tambah dengan yang merasa ada peningkatan
pemahaman pengetahuan setelah mengikuti pengajian tafsir tematik sebanyak tiga puluh
(30) orang (39%), jadi jama’ah yang merasa ada peningkatan pengetahuan setelah
mengikuti pengajian tafsir tematik sebanyak tujuh puluh lima (75) orang (99%).
Hal ini menunjukkan bahwa jama’ah mendapat pemahaman pengetahuan setelah
mengikuti pengajian tafsir tematik yang di selenggarakan oleh masjid Islamic Centre
Jakarta.
Tabel 15 Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Kejadian Manusia Sebelum Mengikuti
Pengajian
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Paham 0 0
2 Paham 14 18
3 Kurang Paham 59 78
4 Tidak Paham 3 4
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
paham tentang tafsir yang membahas tentang kejadian manusia sebelum mengikuti
pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak (0), yang menjawab
95
paham tentang tafsir yang membahas tentang kejadian manusia sebelum mengikuti
pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak empat belas (14)
orang (18%), yang menjawab kurang paham tentang tafsir yang membahas tentang
kejadian manusia sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre
Jakarta sebanyak lima puluh sembilan (59) orang (78%), yang menjawab tidak paham
tentang tafsir yang membahas tentang kejadian manusia sebelum mengikuti pengajian
tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak tiga (3) orang (4%).
Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa jama’ah yang kurang paham
tentang tafsir yang membahas tentang kejadian manusia sebelum mengikuti pengajian
tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak lima puluh sembilan (59) orang
(78%), di tambah dengan yang tidak paham tentang tafsir yang membahas tentang
kejadian manusia sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre
Jakarta sebanyak tiga (3) orang (4%), jadi jama’ah yang tidak paham tentang tafsir
yang membahas tentang kejadian manusia sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik
sebanyak enam puluh dua (62) orang (82%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum jama’ah mengikuti pengajian tafsir tematik
di masjid Islamic Centre Jakarta, para jama’ah masih banyak yang belum paham tentang
tafsir yang membahas tentang kejadian manusia, dan setelah mengikuti pengajian tafsir
tematik yang membahas kejadian manusia, jama’ah dapat memahami tentang tafsir
yang membahas tentang kejadian manusia.
96
Tabel 16 Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Islam dan Politik Sebelum Mengikuti
Pengajian
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Paham 0 0
2 Paham 9 12
3 Kurang Paham 62 82
4 Tidak Paham 5 6
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
paham tentang tafsir yang membahas tentang islamdan politik sebelum mengikuti
pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak (0), yang menjawab
paham tentang tafsir yang membahas tentang islam dan politik sebelum mengikuti
pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak sembilan (9) orang
(12%), yang menjawab kurang paham tentang tafsir yang membahas tentang islam dan
politik sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta
sebanyak enam puluh dua (62) orang (82%), yang menjawab tidak paham tentang tafsir
yang membahas tentang islam dan politik sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di
masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak lima (5) orang (6%).
Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa jama’ah yang kurang paham
tentang tafsir yang membahas tentang islam dan politik sebelum mengikuti pengajian
tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak enam puluh dua (62) orang
(82%), di tambah dengan yang tidak paham tentang tafsir yang membahas tentang islam
dan politik sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta
97
sebanyak lima (5) orang (6%), jadi jama’ah yang tidak paham tentang tafsir yang
membahas tentang islam dan politik sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik
sebanyak enam puluh tujuh (67) orang (88%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum jama’ah mengikuti pengajian tafsir tematik
di masjid Islamic Centre Jakarta, para jama’ah masih banyak yang belum paham tentang
tafsir yang membahas tentang islam dan politik, dan setelah mengikuti pengajian tafsir
tematik yang membahas islam dan politik, jama’ah dapat memahami tentang tafsir yang
membahas tentang islam dan politik.
Tabel 17 Tingkat Pemahaman Jama’ah Tentang Kewajiban Menjaga dan Melestarikan
Lingkungan Sebelum Mengikuti Pengajian
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Paham 0 0
2 Paham 21 28
3 Kurang Paham 54 71
4 Tidak Paham 1 1
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
paham tentang tafsir yang membahas tentang kewajiban menjaga dan melestarikan
lingkungan sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta
sebanyak (0), yang menjawab paham tentang tafsir yang membahas tentang kewajiban
menjaga dan melestarikan lingkungan sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di
masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak dua puluh satu (21) orang (28%), yang
menjawab kurang paham tentang tafsir yang membahas tentang kewajiban menjaga dan
melestarikan lingkungan sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic
98
Centre Jakarta sebanyak lima puluh empat (54) orang (71%), yang menjawab tidak
paham tentang tafsir yang membahas tentang kewajiban menjaga dan melestarikan
lingkungan sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta
sebanyak satu (1) orang (1%).
Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa jama’ah yang kurang paham
tentang tafsir yang membahas tentang kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan
sebelum mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak
lima puluh empat (54) orang (71%), di tambah dengan yang tidak paham tentang tafsir
yang membahas tentang kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan sebelum
mengikuti pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre Jakarta sebanyak satu (1)
orang (1%), jadi jama’ah yang tidak paham tentang tafsir yang membahas tentang
kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan sebelum mengikuti pengajian tafsir
tematik sebanyak lima puluh lima (55) orang (72%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebelum jama’ah mengikuti pengajian tafsir tematik
di masjid Islamic Centre Jakarta, para jama’ah masih banyak yang belum paham tentang
tafsir yang membahas tentang kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan, dan
setelah mengikuti pengajian tafsir tematik yang membahas kewajiban menjaga dan
melestarikan lingkungan, jama’ah dapat memahami tentang tafsir yang membahas
tentang kewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan.
D. Respon Jama’ah Terhadap Metode
Tabel 18 Pandangan Jama’ah Tentang Metode Yang di Inginkan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Ceramah 16 21
2 Tanya Jawab 36 47
99
3 Diskusi 19 25
4 Lain-Lain 5 7
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
menginginkan metode ceramah berjumlah enam belas (16) orang (21%), yang
menjawab menginginkan metode Tanya jawab berjumlah tiga puluh enam (36) orang
(47%), yang menjawab menginginkan metode diskusi berjumlah sembilan belas (19)
orang (25%), yang memjawab menginginkan metode yang lain-lain berjumlahlima (5)
orang (7%)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden menginginkan
perpaduan metode belajar dalam pengajian Tafsir Tematik, yaitu ceramah, diskusi, dan
tanya jawab setelah da’i menyampaikan materi pengajian Tafsir Tematik.
Tabel 19 Pandangan Jama’ah Tentang Metode Yang Digunakan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Sesuai 8 11
2 Sesuai 58 76
3 Kurang Sesuai 9 12
4 Tidak Sesuai 1 1
100
Jumlah 76 100
Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab metode
yang digunakan oleh da’i sangat sesuai berjumlah delapan (8) orang (11%), yang
menjawab sesuai berjumlah lima puluh delapan (58) orang (76%), yang menjawab
kurang sesuai berjumlah sembilan (9) orang (12%), yang memjawab tidak sesuai
berjumlah satu (1) orang (1%)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat sesuai dengan metode yang di gunakan oleh da’i berjumlah delapan (8) orang
(11%), di tambah yang menjawab sesuai berjumlah lima puluh delapan (41) orang
(76%), jadi jama’ah yang sudah sesuai dengan metode yang di gunakan oleh da’i
berjumlah enam puluh enam (66) orang (87%). Hal ini menunjukkan bahwa metode
yang di gunakan oleh da’I sudah sesuai dengan keinginan metode yang di inginkan oleh
para jama’ah.
Tabel 20 Pandangan Jama’ah Tentang Perubahan Metode Yang Digunakan
No Pendapat Jama’ah Frekuensi Prosentase (%)
1 Sangat Perlu 0 0
2 Perlu 19 25
3 Kurang Perlu 24 32
4 Tidak Perlu 33 43
Jumlah 76 100
101
Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab metode
yang digunakan oleh da’i perlu diubah berjumlah sembilan belas (19) orang (25%),
yang menjawab kurang perlu berjumlah dua puluh empat (24) orang (32%), yang
menjawab tidak perlu berjumlah tiga puluh tiga (33) orang (43 %).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui responden yang kurang perlu metode
yang digunakan di ubah berjumlah dua puluh empat (24) orang (32%), di tambah yang
menjawab tidak perlu berjumlah tiga puluh tiga (33) orang (43%), jadi jama’ah yang
tidak setuju metode yang di gunakan di ubah berjumlah lima puluh tujuh (57) orang
(75%), Hal ini menunjukkan metode yang di gunakan oleh da’i sangat sesuai dengan
apa yang di inginkan ole para jama’ah.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jama’ah terlihat antusias dalam mengikuti pengajian Tafsir Tematik yang
diadakan setiap kamis minggu ke dua setiap bulannya di masjid Islamic Centre
Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa jama’ah mempunyai respon yang cukup
baik kepada Bapak Dr. K.H. Ahsin S. Muhammad, M.A dan Bapak K.H.
Syukron Makmun karena beliau sangat berkompoten di bidang Tafsir Al-qur’an
untuk menyampaikan ilmunya secara lugas
2. Respon jama’ah terhadap materi yang di sampaikan oleh Bapak Dr. K.H. Ahsin
S. Muhammad, M.A dan Bapak K.H. Syukron Makmun sangat baik, karena
penggunaan tafsir Al-qur’an sangat sesuai dengan materi yang di bahas, dan
materi-materi yang dibahaspun dapat di terima dengan baik oleh jama’ah, hal ini
terbukti dengan antusiasnya jama’ah dalam menerima suatu materi yang
disampaikan oleh para da’I yang mengajar tafsir tematik di masjid Islamic
Centre Jakarta.
3. Perpaduan metode seperti ceramah, diskusi, dan Tanya jawab adalah metode
yang di gunakan oleh da’I pada pengajian tafsir tematik di masjid Islamic Centre
Jakarta, metode ini sangat sesuaidengan yang di inginkan oleh para jama’ah.
Karena penggunaan metode ini dapat melihat sebesar apa pemahaman da’I
103
dalam menguasai materi, dan metode ini juga sangat bagus untuk daya pikir
jama’ah agar mendorong jama’ah giat dalam memperdalam lagi ilmu-ilmu
agama.
4. Respon jama’ah terhadap metode yang digunakan oleh da’I sangat sesuai dengan
kemampuan pola pikir jama’ah, karena mereka dapat menerima dengan baik dan
dapat membawa perubahan pola pikir yang lebih baik. Metode yang telah di
terapkan oleh da’I dapat memberikan suatu pemahaman dan penguasaan dalam
pola pikir jama’ah dalam mengkaji tafsir tematik, dan dapat memberikan pula
wawasan dan pengetahuan bagi para jama’ah dalam upaya meningkatkan
kualitas yang ada pada pola pikir jama’ah
B. Saran-Saran
Ada beberapa hal yang harus selalu mendapatkan perhatian untuk dilakukan
terus penyempurnaan-penyempurnaan agar pengajian Tafsir Tematik menjadi lebih
baik. Untuk itu saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan
penelitian ini adalah:
1. Da’I harus lebih mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih baik sebelum
disampaikan kepada jama’ah, dan da’I juga harus memberikan pembahasan
materi yang membahas tentang kejadian yang ada di masyarakat sekarang.
2. Dengan sistem pengajaran yang sudah dilaksanakan di masjid Islamic Centre
Jakarta oleh da’I. sudag sesuai dengan yang di inginkan oleh para jama’ah, maka
dari itu da’I harus bisa mempertahankan system dan metode pengajaran dan
penyampaian terhadap pengajian tafsir tematik, dan bila perlu harus lebih di
kembangkan lagi supaya sebih baik lagi.
104
3. Pada para jama’ah pengajian tafsir tematik dan para kaum muslimin, bahwa
menuntut ilmu itu merupakan sebuah kewajiban dan menghadiri pengajian
merupakan suatu pekerjaan yang mulia yang sangat bermanfaat dan membawa
berkah, oleh karena itu ikutilah kegiatan pengajian khususnya pengajian tafsir
tematik yang diselenggarakan di masjid Islamic Centre Jakarta.
105
DAFTAR PUSTAKA
Alisuf, M. Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Pengembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2001
Ayub, E. Moh. Dkk, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press 1996
Dagum, D. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan.
- - - -. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya juz 1-30, Semarang: Karya Toha Putra Semarang 1998.
- - - - . Deptikbut, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 1996
- - - -. Jakarta Islamic Centre Jakarta, Dulunya Lokalisasi Berskala Asia Tenggara. Jakarta: Republika 10 Juli 2006.
Maman Rafi’udin Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia 1997.
- - - -. Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat, Dialog Jum’at. Jakarta: Republika 2005
Nazir Muhammad, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia 1995
Ngalim, M. Purwanto, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya 1990
Rakhmat Jalaluddin, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1999
Rasyad Abdur Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: PT.Bulan Bintang 1933
Shalahuddin Mahtudh, Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Sinar Wijaya 1986
Singa Rimbun Masri dan Efendi Sofian (ed), Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES 1995.
Subandi Ahmad, Ilmu dakwah Kearah Metodologi. Bandung: Yayasan Syahida 1995
Sujanto Agus, Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara 2001
Sujanto Agus, Psikologi Komunikasi kepribadian. Jakarta: Aksara Baru 1991
106
Syafa’at M. Habib, Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: PT. Bumi Restu 1982
Uchana Onong Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya 1999
- - - -. Http://www.Google.Com: Ahlusuna Waljama’ah. Jakarta 4 Agustus 2008
- - - -. Http://www.Islamic-Center.or.id: Sejarah Masjid Islamic Centre Jakarta
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: UGM 1996
Winarmi, Komunikasi Massa. Malang: UMM Press 2003
Yani Ahmad, Panduan Memakmurkan Masjid. Jakarta: Dea Press 1998
107
C. Struktur Organisasi JIC
BIDANG TAKMIR MASJID
BIDANG PENDIDIKAN &
LATIHAN
BIDANG SOSIAL BUDAYA
BIDANG INFORMASI & KOMUNIKASI
Seksi Pembuatan
BIDANG PENGEMBANGAN
BISNIS
Subbag Adminkeu
Subbag Humas
Subbag Umum
SEKRETARIAT
KEPALA
Seksi Pendidikan
& Penkajian
Seksi Pemberdayaan
Masyarakat
Seksi Perpustakaan &
Penerbit
Seksi Dakwah
Seksi Sarana
Seksi Birena
Seksi Pelatihan
Seksi Seni Budaya
S. Pengelolaan ZIS & Waqaf
Seksi Layanan Umat
Seksi Data & Informasi
Seksi Penyiaran
GUBERNUR
PEMBINA
108
BADAN PENGELOLA
KEPALA BADAN PENGELOLA Dr. H. Djailani KEPALA BIDANG TAKMIR Dr. KH. Zakky Mubarak, MA KEPALA BIDANG PENDIDIKAN & LATIHAN DR. A. Syafi’I Mufid KEPALA SEKRETARIAT Drs. H. Salehuddin Effendi. MM. KEPALA SUBBAGIAN TAKMIR IR. H. Sudjiono KEPALA SUBBAGIAN ADMINISTRASI & KEUANGAN H. Herman Saleh. BA. SEKRETARIS Ratna Sari, SE PEMEGANG KAS Darti KOORDINATOR KEPEGAWAIAN MUTASI KOORD. PENDIDIKAN & LATIHAN Drs. Moh. Hasyim, MM KOORDINATOR DATA INFORMASI Paimun, S.SI KOORDINATOR HUMAS-SEKRETARIAT Drs. H. Rudy Sjamsudin S, BBA. KOORDINATOR DIKLAT (PENDIDIKAN &PENGKAJIAN) Iwan Suryalaksono, ST. STAFF IBADAH Darmi Ar, S.Ag STAFF PERIBADATAN- BIDANG TAKMIR Agus Handoko, S.Th.1
109
STAFF SENIOR PEMELIHARAAN Farid Broto Susatyo. ST. Andrian, ST. STAFF SENIOR PENDIDIKAN DAN PENGKAJIAN Rakhmad Zailani Kiki, MM. STAFF SOSIAL BUDAYA Lukmanul Hakim Ernawati, SPd. STAFF UMUM Humi Nasita D. SE. IMAM MASJID-BIDANG TAKMIR Ust. Muhtadi Aziz, S.Ag. MUAZIN MASJID-BIDANG TAKMIR H. M. Asy’Ari Arasy HM. Hidayat STAFF PERPUSTAKAAN-BIDANG INFOKOM Arief, S.Pd. Niswati Fatimah, S.IP. STAFF HUMASS Hanny Fitriah, S.Ag. STAFF SUBBAG UMUM H. Mustafa Hakim, BBA Tasurruni, SE PETUGAS RUMAH TANGGA Ferdiansyah Yosi Yurdianti MARBOT MASJID-SUBBAG UMUM Muhi Sutarja Ade Suwandi
110
Top Related