RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARATRENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
PASAL 1. URAIAN PEKERJAAN
1.1. Lingkup Program/Kegiatan/Pekerjaan
Nama Proyek :
Pembangunan Sarana & Prasarana
Pekerjaan :
”Perbaikan Area WPS HBM”
Lokasi :
Kota Sorong – Papua Barat.
1.2. Sarana Bekerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Alat-alat Bantu seperti : beton molen, pompa air, alat pengangkutan dan
peralatan konstruksi lain yang diperlukan selama pekerjaan pelaksanaan.
c. Pengadaan air kerja, sumber kelistrikan & bahan-bahan bangunan dalam jumlah
yang cukup untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu.
1.3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Berita
Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan konsultan pengawas dan
pihak proyek.
1.4 Persyaratan Bahan/Material
Jenis dan mutu bahan yang akan dipergunakan diutamakan produk dalam
negeri.Seluruh bahan (material) yangakan dipergunakan sebelum dipakai harus
mendapat rekomendasi dan persetujuan direksi terlebih dahulu, oleh karena
penyedia jasa harus menyerahkan contoh (sample) bahan-bahan yang akan dinilai
dan direkomendasikan.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Seluruh bahan yang akan dipergunakan adalah buatan dalam negeri kecuali
bahan - bahan yang dianggap mutlak oleh pengguna jasa untuk dijadikan standar
penilaian.
Semua bahan tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari
lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam. Jika bahan yang ditolak (Afkeer) tersebut
ternyata masih dipergunakan oleh penyedia jasa, maka pengguna jasa berhak untuk
membongkar kembali pekerjaan yang mempergunakan bahan tersebut.
Adapun kerugian yang terjadi akibat tersebut akan ditanggung oleh pihak
penyedia jasa. Jika terjadi perselisihan tentang mutu atau kualitas bahan yang
dipergunakan penyedia jasa, maka bahan tersebut akan diuji pada balai penelitian
laboratorium pengujian bahan, sedangkan biaya pengujian tersebut dibebankan
pada pihak penyedia jasa.
Sebelum ada kepastian tentang mutu atau kualitas dari laboratorium
pengujian bahan, maka penyedia jasa tidak diperkenankan untuk melanjutkan
pekerjaan menggunakan bahan-bahan tersebut.
1.5 Gambar – gambar bestek (Detail Konstruksi)
a. Gambar – gambar terdiri dari gambar denah, tampak, potongan, gambar – gambar
rencana dan gambar – gambar detail arsitektural dan structural.
b. Gambar – gambar yang bersifat prinsip akan diberikan pihak pengguna jasa dan
gambar yang belum ada dan dianggap perlu harus dibuat pihak penyedia jasa yang
disahkan pengguna jasa. Perubahan gambar (as build drawing) yang terjadi harus
dikerjakan oleh dan dengan biaya pihak penyedia jasa.
1.6 Penjelasan RKS dan gambar kerja
a. Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana kerja dan syarat – syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan pada berita acara
penjelasan pekerjaan (Aanwizjing).
b. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat dan berlaku adalah RKS.
Bila gambar satu berbeda dengan yang lain, maka gambar dengan skala terbesar
yang akan dipakai.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, penyedia jasa wajib menanyakan kepada
pengawas lapangan dan penyedia jasa wajib mengikuti keputusan tersebut.
1.7 Jadwal Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia jasa wajib membuat rencana
kerja pelaksanaan dan bagian – bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Curve S
mengenai pengelolaan tenaga kerja dan bahan.
b. Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah
Surat Perintah Kerja (SPK) diterima penyedia jasa. Rencana kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis, akan disahkan oleh pihak pengguna jasa.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan salinan Rencana Kerja yang telah disahkan
sebanyak 4 (empat) rangkap kepada pengguna jasa, satu rangkap salinan tersebut
seyogyanya ditempel pada dinding atau papan informasi pada direksi keet dan
selalu diikuti dengan grafik proyek kemajuan pekerjaan lapangan (Prestasi kerja).
d. Direksi teknis akan selalu memantau dan menilai kinerja penyedia jasa berdasarkan
rencana kerja tersebut.
1.8 Kuasa Penyedia Jasa di lapangan
a. Penyedia jasa wajib menunjuk seorang kuasa penyedia jasa (Pelaksana) lapangan
yang cakap guna memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan kuasa
penuh dari penyedia jasa, kualifikasi strata pendidikan minimal sarjana muda/ D3
Teknik sipil dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau STM bangunan dengan
pengalaman kerja minimum 7 (Tujuh) tahun.
b. Penyedia jasa wajib menyerahkan daftar nama personil di lapangan dan harus
mendapat persetujuan pihak pengguna jasa dan direksi teknis.
c. Bila ternyata di kemudian hari, berdasarkan penilaian pengguna jasa dan pengawas
lapangan, pelaksana tersebut dianggap kurang mampu dalam memimpin
pelaksanaan pekerjaan, akan dilaporkan secara tertulis pada pihak penyedia jasa
dan wajib mengganti dengan pelaksana lain atau penanggung jawab atau direktur
perusahaan yang lebih mampu, cakap dan handal selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah dikeluarkannnya surat pemberitahuan.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
1.9 Tempat tinggal atau Domisili Penyedia jasa
Bila terjadi hal – hal mendesak, sehingga diperlukan tambahan waktu kerja diluar
jam kerja resmi, penyedia jasa dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai alamat, nomor telepon kepada pihak pengguna jasa dan pengawas
lapangan.
PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Direksi Keet
a. Kontraktor mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan
staf Pengawas, Pembuatan Direksi Keet/gudang material, serta pemasangan
peralatan produksi (plant). Pekerjaan konstruksi ini sesuai dengan instruksi dan
ketentuan yang diberikan oleh Direksi Teknik.
b. Kontraktor harus membuat Direksi Keet secara terpisah/disekat serta dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna menunjang kelancaran proyek.
c. Direksi Keet/gudang material, harus dibangun dengan kekuatan konstruksi dan
struktur yang kokoh, tahan cuaca dengan permukaan lantai bangunan berada di
atas tanah.
2.2. Papan Nama Proyek
Kontraktor berkewajiban untuk membuat papan nama proyek. Bahan yang
dipergunakan adalah mltipleks yang berukuran minimal 200 cm x 100 cm dengan
cat dasar putih dan tulisan dengan cat hitam. Bentuk tulisan dan redaksi serta
penempatannya akan ditentukan oleh Direksi Teknik. Isi tulisan minimal
menyebutkan : Nama Proyek, Pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi, ketentuan lainnya disesuaikan
2.3. Pengukuran
a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan luasnya pekerjaan dan hal – hal lain yang dapat mempengaruhi
penawarannya.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Kelalaian atau kekurangtelitian pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim.
c. Pengukuran-pengukuran sudut harus dilakukan dengan sangat teliti, pemborong
harus mengadakan pengukuran tersebut, mengawasi dan meneliti sehingga
yakin bahwa sudut siku benar-benar sudah dipenuhi.
d. Semua ukuran sudut wajib dilaporkan kepada pengawas untuk dikoreksi untuk
kedua kalinya dan diyakini bahwa ukuran tersebut sudah benar.
e. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi di lapangan antara gambar kerja dan
kenyataan, harus secepatnya dilaporkan kepada pengawas, dan pemborong
harus mematuhi keputusannya.
f. Duga lantai ± 0.00 bangunan, ditentukan oleh Direksi Proyek dengan ukuran +
0.4 m dan +0.6 m dari permukaan tanah halaman setelah ditimbun atau sesuai
peil lantai ± 0.00 bangunan induk, selanjutnya diadakan penjelasan di lapangan.
2.4. Pembersihan Awal
Kontraktor atas biaya sendiri harus membersihkan lokasi pekerjaan dimana akan
didirikan bangunan dari segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Pengujian Lapangan
a. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan – bahan dan kecakapan
kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan
menurut perintah Direksi Teknik
b. Pengujian layaknya dilaksanakan oleh Laboratorium kabupaten atau provinsi
yang sesuai dengan instruksi Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium
pusat perlu dilaksanakan, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.
c. Semua pengujian harus memenuhi persyaratan standar spesifikasi. Bilamana
hasil pengujian tidak memuaskan, kontraktor harus melakukan pekerjaan-
pekerjaan perbaikan dan peningkatannnya. Jika diperlukan oleh Pimpinan
proyek atau Direksi Teknik, kontraktor harus melengkapi pengujian – pengujian
untuk menunjukkan terpenuhinya standar spesifikasi yang ditetapkan.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
d. Kontraktor harus bertanggung jawab membayar semua biaya pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
2.6. Foto Dokumentasi
Selama masa pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membuat foto dokumentasi
seluruh pekerjaan yang menggambarkan kondisi 0 %, 30%, 50 % dan 100%. Foto
dokumentasi 0 %, 30%, 50 % dan 100%, harus menggambarkan kemajuan
pekerjaan setiap 1(satu) titik tiap bidang.
PASAL 3. PEKERJAAN BOUWPLANK
3.1. Bahan :
- Kayu ukuran 5 x 5 cm kayu klas II (sesuai kebutuhan)
- Paku ukuran 5 atau 7 cm (sesuai kebutuhan)
- Tali Nilon atau Benang (sesuai kebutuhan)
3.2. Bouwplank digunakan sebagai pedoman atau acuan untuk menentukan as atau
sumbu kelurusan & kesikuan dari pondasi bangunan yang akan dikerjakan.
3.3. Sebelum pekerjaan dimulai, harus diperiksa terlebih dahulu apakah pasangan
Bouwplank sudah betul-betul sesuai dengan ukuran yang ditentukan oleh
pengawas teknik seperti tercantum pada gambar perencanaan.
PASAL 4. PEKERJAAN TANAH
4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah meliputi :
- Galian pondasi dan galian lainnya.
4.2. Pekerjaan Galian Tanah
a. Semua pekerjaan galian tanah ukuran/dimensi dilaksanakan sesuai dengan
gambar kerja, dan tanah bekas galian harus ditimbun/diangkut keluar papan
bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
b. Tanah yang sudah digali dan telah mendapat persetujuan dari pengawas harus
segera dimulai dengan pekerjaan tahap berikutnya.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.3. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan untuk urugan pasir bawah pondasi, bawah lantai dan
pekerjaan-pekerjaan urugan pasir lainnya.
b. Urugan pasir harus disiram dengan air dan kemudian ditumbuk hingga padat.
c. Pasir laut tidak dapat dipergunakan sebagai urugan.
Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug dengan
standar gradasi minimal diameter 0.35 mm.
PASAL 5. PEKERJAAN BETON
5.1. Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah
sebagai berikut :
a. Beton Non Struktural
1. Beton dengan adukan 1pc : 2 ps : 3kr
- Beton praktis yaitu kolom dan balok praktis termasuk balok latei sebagai
rangka penguat dinding dan kusen aluminium dikerjakan sesuai dalam
gambar rencana.
- Beton bawah lantai dengan ketebalan 10 cm dan 5 cm dikerjakan sesuai
gambar rencana.
2. Beton dengan adukan 1pc : 3ps : 5 kr :
Beton lantai kerja pondasi tebal 8 cm dicor ke dalam cetakan, rabat beton
keliling bangunan dan lain-lain sesuai gambar kerja.
b. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton
harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam PBI 1971 pasal 6.1 s/d 6.6 dan
terutama harus diperlihatkan adalah :
1. Pengadukan semua beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton
(beton molen).
2. Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus dengan mesin
penggetar (Vibrator).
3. Pemasangan bekesting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
4. Celah – celah antara papan harus cukup rapat sehingga waktu pengecoran
tak ada air adukan yang keluar.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
5. Sebelum pengecoran, sisi dari bekisting harus disiram dengan air dan bebas
dari kotoran – kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan.
6. Pemborong tidak diperkenankan melakukan pengecoran sebelum
pembersihan diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi atau
Pengawas secara tertulis. Syarat persetujuan tersebut berlaku juga untuk
pembongkaran bekisting atau cetakan.
5.2. Semua PC yang digunakan harus Portland Cement type I atau setara dengan
produksi semen tonasa atau yang memenuhi syarat-syarat menurut Standart semen
Indonesia (NI- 8 1972) dan standart industri Indonesia (SII,0013-81) mutu dan cara
uji semen.
Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan semen dari merk yang sama, kecuali
tidak adanya stok di pasaran dapat digunakan merk lain tanpa meninggalkan syarat
kualitas yang ditentukan. Pemakaian semen dari merk lain harus seizin
pengawas/Direksi Proyek secara tertulis.
5.3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % berat, harus terdiri
dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan ukuran lebih dari 5 mm dan
lebih kecil dari 4 cm dan juga tidak boleh mengandung zat yang merusak beton.
5.4. Pasir yang digunakan adalah pasir dari kali atau gunung, tidak mengandung garam
dan kadar lumpur tidak boleh melebihi 4 % berat dengan butir beraneka ragam. Bila
kadar lumpur melampaui 5 %, agregat harus dicuci. Pasir harus bersih dan bebas
dari segala macam kotoran baik bahan organis lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
5.5. Air untuk adukan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan organik, campuran-
campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
5.6. Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971. Setara
produksi Krakatau Steel dengan mutu, jenis sebagai berikut :
a. Besi beton polos dipakai besi beton mutu baja U-24 dengan tegangan lelah
2.400 kg/cm2 dipakai untuk semua konstruksi utama seperti pondasi, kolom,
balok, plat lantai, dan konstruksi-konstruksi lainnya.
b. Kawat beton (kawat Bendrat) harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak disepuh seng.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Besi dan kawat beton seperti tersebut di atas harus bebas dari kotoran-kotoran,
karat, minyak,cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat
terhadap beton.
d. Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai PBI 1971 dan buku
pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983.
e. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian test (test report) besi beton dari
semua jenis besi yang digunakan. Ukuran besi beton yang mungkin tidak dapat
memenhi ukuran dalam gambar konstruksi, ukuran penggantinya harus
dibicarakan dahulu dengan Direksi untuk mendapat persetujuan.
5.7. Bekesting atau cetakan beton.
a. Bahan :
1. Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari playwood/multiplex
dengan ketebalan minimum 9 mm dan diperkuat dengan rangka kayu klas II.
2. Untuk beton yang tertutup finishing dibuat dari kayu klas II dengan ukuran
kayu sesuai kebutuhan.
b. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan kuat menahan beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan
pembetonan. Sebelum pengecoran acuan cetakan harus bersih dari kotoran dan
disiram dengan air hingga basah.
c. Tulangan besi beton dan beugel tidak boleh menempel pada cetakan, untuk itu
harus diberi ganjalan berupa beton decking yang mutu sama dengan beton yang
akan dicor.
d. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekesting harus mengacu pada PBI 1971. Pemborong harus
memberitahukan kepada pengawas bilamana akan menbongkar cetakan pada
bagian kosntruksi utama, walaupun begitu bukan berarti lepas dari tanggung
jawabnya.
PASAL 6. PEKERJAAN RANGKAP ATAP
6.1. Lingkup Pekerjaan
gording, jurai dan listplank.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
6.2. Bahan
a. Kuda-kuda, gording dan listplank menggunakan kayu klas I (Kayu besi).
b. Kayu – kayu lain yang non konstruksi menggunakan kayu klas II
(Matoa/Damar/Meranti).
6.3. Persiapan
a. Seluruh pekerjaan kayu menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan
tidak bercacat.
b. Penyimpanan pada tempat terlindung dan diatur sedemikian rupa sehingga
tidak mempenaruhi kelembaban dan kelurusan kayu.
c. Kayu dikerjakan hingga tercapai bentuk dan kesatuan ukuran yang terjadi
seperti dalam gambar rencana.
6.4. Pelaksanaan
a. Kuda-kuda rangka kayu dibuat dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan
gambar rencana.
b. Sistem sambungan dan titik simpul pada kuda – kuda kayu menggunakan mur
baut Ø12 mm dan plat beugel tebal 6 mm yang disesuaikan denan kebutuhan
lapangan.
c. Untuk setiap tumpuan kuda-kuda maupun konsol (pada kolom dan ring balk)
dipasang angkur Ø16 mm.
d. Ikatan angin dipasang sebagai pengikat antar kuda-kuda rangka kayu ukuran
kayu 5/10 cm.
e. Double Listplank terpasang dipakai papan kayu klas I ukuran 3/25 cm x 2.
f. Pemasangan bahan penutup atap Multi Roof, dapat mulai setelah rangka atap
terpasang, setelah terlebih dahulu dilakukan proses pengecekan/ pemeriksaan
dan disetujui oleh pengawas/ Direksi Proyek.
PASAL 7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
7.1. Pekerjaan Double Listplank dari papan kayu besi (kualitas I) cukup kering dengan
ketebalan 3 cm dan lebar yang ditentukan adalah 25 cm, dikerjakan rapih dan sesuai
dengan gambar kerja.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
7.2. Penutup Atap
a. Bahan :
Data teknis penutup atap yang dipakai :
Penutup atap Menggunakan Pabrikan Multiroof.
Ukuran :
- Lebar MultiRoof : Tidak Dipersyaratkan ( Standart)
- Warna : Standart.
- Bahan dasar : Aluminium.
- Pengaburan warna : -10% Jangka waktu setahun.
b. Persiapan
.Pekerjaan listplank kayu pada bagian yang akan dipasang atap harus sudah
selesai dikerjakan.
1. Pemasangan kayu gording dengan jarak pembagi adalah ±70 cm
(disesuaikan dengan panjang bidang atap dalam gambar kerja).
2. Material yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
pengawas atau pemberi tugas.
c. Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan tiap-tiap lembar Dari atas ke bawah.
2. Bila terjadi pemotongan harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga
tidak terjadi keborocan.
PASAL 8. PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)
8.1. Lingkup pekerjaan Water Proofing
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan water proofing dengan coating
merk Aquaproof atau merek setara, yang dilaksanakan pada lantai km/wc, atap plat
beton, talang beton dan lain-lain.
8.2. Pelaksanaan pekerjaan
a. Kamar Mandi/Wc
- Lantai Km/ Wc yang akan di water proofing harus dibersihkan dan dibasahi
dengan air/jenuh air dan bebas dari cairan-cairan berminyak, kotoran padat,
pelumas/grease. Komposisi adukan mortar seperti tersebut diatas 1 pc : 3
ps.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
- Untuk permukaan dinding sampai setinggi minimum 175 cm dari peil
rencana lantai harus diratakan dengan plesteran 1 pc : 2 ps dan solution
liquid ( 1 ecosal : 4 air).
- Sebelum difinishing, plesteran water proofing harus dibiarkan selama 48
jam.
8.3. Pengetesan
Seluruh pekerjaan water proofing harus dilakukan tes rendam minimal 1 x 24 jam,
disaksikan oleh pemilik proyek dan pengawas atau Direksi dengan hasil tes baik. Jika
hasil tes gagal, pemborong wajib memperbaiki dan tes ulang hingga berhasil baik
tanpa biaya tambahan.
8.4. Garansi bahan dan pemasangan
Pemborong wajib memberikan garansi bahan dan pemasangan tersebut selama 10
tahun atau sesuai ketentuan garansi dari pabrik, agen atau distributor.
PASAL 9. PEKERJAAN PASANGAN
9.1. Bahan
a. Semen, pasir dan air dalam segala kondisi harus memenuhi ketentuan seperti
tersebut pada PBI 1971.
b. Batu kali atau Batu gunung.
Batu kali/Batu gunung yang digunakan harus cukup keras dan mempunyai
ukuran sisi maksimum 30 cm.
c. Batu bata atau Batu tela
Batu bata atau batu tela yang digunakan adalah batu bata merah ex local, harus
berkualitas baik, kering sisi-sisinya tajam saling tegak lurus dan mempunyai
kekuatan tekan ± 30 kg/cm2.
9.2. Pasangan batu kali atau batu gunung.
a. Pasangan batu kali dipakai adukan 1 pc : 4 ps dipasang pada pondasi untuk
dinding dan dibawah sloof struktur sebagai penahan timbunan tanah.
b. Aansstamping harus diberi dasar pasir setebal 5 cm disiram air sampai padat.
c. Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana.
d. Cara pemasangan harus bersilang dan semua permukaan bagian dalam harus
terisi adukan (mortal).
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
e. Sisi samping pondasi yang nampak/diatas permukaan tanah harus diplester
kasar sesuai adukan pondasinya.
9.3. Pasangan batu Bata untuk dinding
a. Penggunaan adukan
1. Transraam dengan adukan 1 pc : 2 ps dipasang dari sloof pondasi sampai 50
cm diatas permukaan lantai, dan pada daerah km/wc ditentukan setinggi +
175 cm dari peil lantai km/wc atau sesuai dengan gambar kerja.
2. Pada pekerjaan pasangan dinding lainnya dipakai adukan 1 pc : 4 ps.
b. Pelaksanaan
1. Sebelum dipakai batu bata harus bebas dari segala kotoran.
2. Cara pemasangan harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi
5 %.
3. Pasangan batu Bata tidur (pasangan 1/2 batu).
4. Pasangan dalam sehari tidak boleh melebihi 1 meter tingginya.
5. Setiap luasan melebihi 12 m2 harus diberi rangka penguat dari beton
bertulang berupa kolom dan balok praktis.
6. Lubang tembok diatas kusen yang bentangan lebih dari 100 cm harus
dipasang balok praktis (latei) bertulang.
7. Pasangan dinding tak boleh diterobos perancah.
8. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas
(kayu dan lain-lain).
PASAL 10. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN
10.1. Bahan :
Penggunaan semen, pasir dan air dalam segala kondisi harus aesuai dengan
ketentuan seperti tersebut pada PBI 1971.
10.2. Penggunaan plesteran :
a. Plesteran halus :
1. Untuk penyelesaian bidang permukaan dinding keseluruhan dengan
plesteran halus, digunakan spesifikasi pelsteran 1 pc : 4ps.
2. Apabila permukaan dinding km/wc tidak ditutupi dengan lapisan keramik
dinding, maka semua luasan bidang permukaan dinding diharuskan
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
memakai plesteran kedap air 1 pc : 2 psr ( trasraam). Ketinggian pasangan
dinding trasraam berikut plesteran trasraam, dibuat minimal 180 cm dari
peil lantai km/wc. Untuk plesteran trasraam, pada bidang dinding lainnya
secara keseluruhan dibuat minimal setinggi 30 cm dari permukaan lantai,
dengan komposisi campuran plesteran 1 pc : 2Ps juga.
3. Untuk bidang permukaan beton bertulang, dipakai spesifikasi plesteran
beton 1 pc : 3 ps.
b. Acian
Setelah diplester, permukaan dinding harus mengalami proses finishing dengan
dilakukan proses pengacian (semen dan air) hingga halus dan rata bidang.
10.3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum diplester, keseluruhan permukaan dinding atau bidang beton baru,
harus terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa mortar maupun material
pengecoran beton yang tertinggal. Tenggang waktu diberikan untuk mencapai
kondisi permukaan pasangan dinding dan beton yang benar-benar kering
b. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding maupun beton harus
dibasahi yang jenuh air. Ketebalan plesteran yang digunakan minimal setebal
1.5 cm, kecuali ada ketentuan lain yang sesuai gambar kerja.
c. Plesteran harus dibentuk sedemikian rupa hingga permukaannya benar-benar
rata & lurus dengan mempergunakan peralatan bantu untuk hampar dan perata
yang memadai. Pasangan plesteran harus dibiarkan kering minimal 2 hari
setelah dikerjakan sebelum dilakukkannya proses finishing berupa pekerjaan
acian.
PASAL 11. PEKERJAAN KAYU
Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri dari penyediaan semua peralatan,
bahan-bahan dan tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus
menjelaskan dalam penawarannnya semua pekerjaan tukang kayu yang berkaitan dengan
pekerjaan rangka-rangka kayu, rangka atap, serta kosen jendela dan pintu.
Harga pekerjaan kayu mencakup semua paku dan sekrup, pemotongan dan sisa,
pembelahan, penyelesaian, pemboran, pembuatan lubang, pembuatan takik dan fiting,
rincian rangka dan sambungan kayu dari semua jenis tenaga kerja yang lain sejenis yang
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
diperlukan. Harga juga mencakup semua penggoresan, pemotongan, sponeng,
memiringkan, penyerongan, tepi yang dibulatkan, sudut penutup, manik-manik cetakan
ujung-ujung yang dibalikkan dan dihaluskan, lubang-lubang untuk pipa dan lain-lain.
Sambungan yang tersingkap
Sambungan yang tersingkap harus dari kayu klas I yang keras sesuai dengan persyaratan
PPPKI dan harus cukup ukurannya dan kekuatannya untuk fungsi tertentu semua pekerjaan
kayu baik kayu keras ataupun lunak harus memenuhi persyaratan PPPKI
Contoh.
Contoh dari setiap kayu yang disetujui Direksi dalam hal kualitas dan warnanya harus
disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga warnanya tidak berpengaruh oleh sinar
matahari. Semua kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kualitas dan warna
yang sama dengan contoh-contoh yang disetuji.
Kadar kelembaban
Kadar kelembaban maksimum kayu adalah 12 %.
Pengawetan
Kayu-kayu harus telah dikeringkan dalam tungku diawetkan atau diawetkan sebagaimana
mestinya dengan cara-cara yang disetujui, pada waktu penyerahan, serta kiriman harus
dirinci metoda pengawetan kayu dan kadar kelembabannya.
Penyimpanan
Kayu harus disimpan dengan cara ditumpuk serta dilindungi dari hujan dan kelembaban
tanah.
Paku dan sekrup
Kayu harus dikait dengan menggunakan paku-paku baja kecuali apabila ada petunjuk lain
misalnya dibuat kerangka dahulu dirakit dengan perekat dan sekrup-sekrup baja,
pemasangannya harus dengan paku-paku dan sekrup-sekrup baja yang kuat.
Sambungan
Pekerjaan sambungan harus dikerjakan dengan hati-hati, semua sambungan harus
menggunakan lem, sekrup atau pasak kayu, sambungan bentuk V tidak dibenarkan, setiap
paku yang timbul diatas permukaan harus dibenamkan dengan cara dipukul, kecuali ada
petunjuk lain.
Perakitan kayu harus menggunakan sekrup baja yang kuat.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Kayu Ketaman
Apabila pekerjaan yang diminta harus diketam, maka harus dikerjakan dengan halus,
keculai ditenukan lain, Semua sambungan harus dibentuk dan dipasang dengan tepat, dan
direkatkan dengan ;em, semua permukaan kayu harus diberi cat dasar/menie sebelum
dipasang.
Persiapan Permukaan.
Semua permukaan kayu yang nantinya terlihat langsung harus dihaluskan dan dibersihkan
sehingga siap untuk menerima penyelesaian akhir.
Penyelesaian Akhir.
Penyelesaian akhir pekerjaan kayu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Ketepatan Pemasangan
Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan semua pekerjaan kayu telah tepat dan
benar dan tidak akan rusak atau terjadi pergeseran karena pemakaian gedung.
11.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan keseluruhan pekerjaan
konstruksi Kayu antara lain :
1. Pengadaan material Kayu untuk : pekerjaan kusen, daun pintu/jendela dan
dinding (Partisi).
2. Pembuatan dan pemasangan daun pintu/jendela Kayu termasuk juga material
kaca dan material multiplex sebagai material pengisi/penutup.
11.2. Bahan :
Kayu yang digunakan harus kayu kelas I yang sudah diawetkan, tua, dan,lurus
Tanda-tanda rusak/busuk, mata kayu yang besar dan lepas, lubang-lubang ulat,
penyusutan, retak-retak dan cacat-cacat yang lain harus dihilangkan
Seluruh rangkaian pekerjaan Kusen & profile Kayu harus memenuhi syarat-syarat
teknis sebagai berikut :
d. Shopfront
1. Rangka Kusen : Kayu Kelas I
- Ukuran rangka profil : 50 mm x 100 mm
- Tebal Profil : 1.5 mm
2. Daun Pintu : Single Action
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
- Jenis : Sudut Bukaan 90 °
- Tebal Pintu : 30 mm
e. Typical Window
1. 1. Rangka Kusen : Kayu Kelas I
- Ukuran rangka profil : 60 mm x 120 mm
- Tebal Profil : 1.5 mm
2. Daun Jendela/Ventilasi : Projected Out Window
- Jenis : Sudut Bukaan 90 °
- Tebal Pintu : 30 mm
- Material Pengisi : Kaca bening (t. 5 mm)
11.3. Pekerjaan persiapan :
a. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material Kayu, kaca dan
bahan, guna mendapat persetujuan dari pihak pengawas.
b. Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan
kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan
ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada pengawas untuk
mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
c. Apabila diterumkan adanya tanda-tanda cacat pada permukaan material
aluminium maka, material aluminium tersebut harus diganti dengan material
aluminium yang baru berkualitas prima atau bebas cacat teknis. Seluruh biaya
penggantian material yang rusak, menjadi tanggungjawab pihak pemborong.
11.4. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Kusen
1. Kusen dibuat dari rangka Kayu Kelas I ukuran sesuai spesifikasi dan syarat
teknis yang telah disebutkan di atas, yang disesuaikan dengan ukuran
kebutuhan volume rangka kusen, pintu atau jendela seperti yang tertera
dalam gambar kerja.
2. Kerangka kusen Kayu harus dibuat dengan tingkat keberhasilan sambungan
yang sempurna, baik itu kekakuan maupun kekokohannya.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
3. Rangka kusen Kayu harus dilengkapi dengan semua aksesoris dan
kelengkapan penunjangnya, sesuai dengan syarat-syarat teknis pekerjaan
konstruksi aluminium seperti tertera dalam syarat teknis & gambar rencana.
b. Daun pintu/jendela
1. Dibuat dari rangka Kayu Kelas I dengan ukuran sesuai gambar rencana.
2. Semua sambungan dan pengkombinasiannya harus dikerjakan dengan teliti
dan penuh keahlian.
3. Daun pintu dilengkapi kunci yang dipasang setinggi ± 90 cm dari muka lantai
atau (sesuai dengan ukuran pada gambar kerja), disertai pula pemasangan 3
set engsel (Kayu Kelas I) ukuran 4 inch pada setiap lembar daun pintu (single
action).
4. Setiap daun pintu (dan jendela) harus dipasang pada kusen secara tepat dan
penuh ketelitian. Diberikan pula toleransi untuk rongga
pemuaian/penyusutan.
5. Daun pintu atau jendela dengan plas penutup dari kaca, harus mempunyai
hasil akhir yang prima dan presisi, sehingga mudah saat dipasang nantinya
pada rongga yang telah tersedia pada konstruksi kusen yang sebelumnya
telah pasang.
11.5. Pekerjaan pemasangan pada bidang dinding
a. Pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen kayu beserta kaca harus
dilaksanakan oleh pemborong Kayu (sub kontraktor) yang ahli, dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan direksi/pengawas.
b. Untuk mendapatkan ukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran
langsung atau ukuran jadi di lapangan.
c. Pemasangan kusen Kayu pada bidang dinding bangunan harus dengan
angker yang berkualitas dan kuat.
d. Sambungan dan pengkombinasian rangka profil Kayu harus dipasang dengan
teliti dan sempurna, bila perlu dpakai sekrup pengaku yang tersembunyi.
PASAL 12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
12.1. Penggantung langit-langit/rangka plafond
a. Bahan :
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
1. Dibuat dari kayu matoa (klas II) yang telah cukup kering, lurus-lurus dan
tidak cacat.
2. Ukuran kayu adalah 5/5 cm untuk balok pembagi, dan 5/10 cm untuk balok
utama.
3. Ketentuan lain mengikuti PKKI 1961 (N-5).
4. Rangka kayu penggantung plafond harus diberi lapisan treatment atau zat
anti hama/rayap.
5. Plafond menggunakan Tripleks 4 mm
b. Pemasangan :
1. Bongkar plafond yang telah ada dan naikkan tinggi plafond sesuai dengan
ketentuan gambar kerja
2. Kayu penggantung langit-langit 5/10 cm sebagai penggantung dan balok
utama dipasang pada bagian-bagian sesuai gambar rencana.
Kayu 5/10 cm dan 5/5 cm dipasang dengan baik, rapi dan diatur sesuai
gambar rencana.
3. Seluruh konstruksi rangka, harus mempunyai hubungan yang kuat serta
ditopang dengan baik oleh struktur plat, atap dan dinding.
4. Pada permukaan bawah rangka plafond harus difinishing rata, sehingga
lembaran-lembaran plafond benar-benar dapat menempel dengan rata dan
tidak bergelombang.
PASAL 13. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
13.1. Lantai Keramik
a. Bahan
1. Lantai keramik yang dipakai adalah produksi/merk IKAD atau sejenisnya
2. Ukuran & Spesifikasi bahan keramik yang dipakai adalah :
- 40 x 40 cm (warna Putih kulit jeruk) untuk lantai.
3. Tidak boleh terdapat perbedaan warna dalam satu tipe keramik.
b. Pemasangan
1. Pemasangan lantai keramik dilakukan pada tahap akhir, untuk itu pekerjaan
dinding, plafond dan lain-lain harus sudah selesai dikerjakan untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering
dan waterpas.
3. Menentukan tulangan/kepala pemasangan dengan mempertimbangkan tata
letak ruang
4. Sebelum dipasang keramik lantai harus direndam dalam air terlebih dahulu
hingga jenuh air.
5. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benangan waterpas.
6. Adukan mortar 1 pc : 3 ps dengan ketebalan rata-rata 2-4 cm, harus padat
dipermukaan dasar maupun dibidang keramik yang terpasang.
7. Lebar nat/grout dianjurkan 4 mm dengan campuran pengisi nat (grout)
semen warna sesuai warna keramik (tile grout).
8. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih
kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan
dilakukan sangat rata tanpa bergerigi.
13.2. Pekerjaan lantai rabat beton dan acian
a. Lantai beton rabat dari adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr dicetak atau dihampar per
bidang lantai, sesuai PUBB (NI.3-1956) dan PBI (NI.2-1971).
b. Permukaan membidang lantai beton rabat harus waterpass dengan ukuran
ketinggian atau ketebalan sesuai dengan ketentuan ukuran dalam gambar kerja.
c. Pekerjaan finishing terhadap permukaan lantai beton rabat dilakukan dengan
diaci menggunakan formula yang telah ditentukan berupa campuran semen dan
air, hingga halus.
PASAL 14. PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING\
14.1. Penyelesaian dinding dengan cat tembok
Dinding yang tidak dilapisi dengan bahan pelapis apapun penyelesaiannya dengan
menggunakan cat tembok berkualitas baik.
14.2. Pelapis dinding keramik
a. Bahan :
1. Keramik dinding yang dipakai adalah produksi lokal kualitas nomor 1 atau
yang setara, sedangkan untuk keramik dinding lettering menggunakan
keramik produksi lokal kualitas nomor 1 atau yang setara.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Ukuran bahan keramik dinding dan bak km/wc yang dipakai adalah 20 x 25
cm dan untuk dinding km/wc dipakai ukuran 20 x 20 cm.
3. Warna keramik untuk dinding dan bak km/wc memakai warna hijau muda
(telur asin) dengan tekstur halus sedangkan untuk lantai memakai warna
hijau tua.
b. Pemasangan :
1. Dinding yang akan dipasang/ditempel keramik, dipahat/dicoak dan dibasahi
hingga jenuh air terlebih dahulu agar nantinya campuran dapat
melekat/mengikat dengan baik.
2. Campuran mortar 1 pc : 3 ps dengan ketebalan maksimal 2 cm dan dibuat
nat maksimal 3 mm dan diisi campuran pengisi nat dengan semen yang
warnanya yang sama dengan keramik.
3. Pemasangan ukuran dan pola dilakukan pada bagian dinding yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
PASAL 15. PEKERJAAN KACA
15.1. Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan dan pemasangan kaca dilaksanakan pada :
a. Kusen, daun pintu dan daun jendela/ventilasi.
15.2. Bahan :
a. Semua material untuk pekerjaan-pekerjaan kaca dipakai produksi lokal kualitas
nomor 1 atau bahan lain yang setara.
b. Kaca bening, tebal 5 mm dipakai pada pintu & jendela/ ventilasi bagian selubung
dinding terluar bangunan.
15.3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan plafond, lantai dan finishing
dinding termasuk pula rangka-rangka kusen pintu, jendela dan partisi.
b. Pemotongan material kaca harus dilakukan secara teliti dan sesuai dengan
ukuran rangka minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca, sehingga dalam
pemasangan tidak terjadi paksaan yang dapat mengakibatkan resiko pecah.
c. Pemakaian sealen sepatutnya mengikuti petunjuk pabrik.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
d. Kaca yang dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat lainnya
harus diganti atas biaya pemborong.
PASAL 16. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
16.1. Bahan :
a. Kunci pintu
- Putaran : 2 slaag berkotak baja
- Warna : Steel Polished
b. Engsel Pintu
- Tipe : Kayu Kelas I
- Ukuran : 4 Inch
- Warna : Coklat
c. Engsel jendela
- Tepe : Kayu Kelas I
- Ukuran : 3 Inch
- Warna : Coklat
d. Grendel
- Jenis : Grendel pintu tanam & grendel biasa
- Warna : Polished silver
e. Hak angin
- Jenis : Casement (CMT 0003) 16” US 2G
- Warna : Galvanis
f. Handle
- Tipe : Pull Handle Kayu Kelas I
- Warna : Anodized Aluminium, Polished Steel
16.2. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pemasangan/pelaksanaan penggantung dan pengunci dilakukan setelah selesai
pekerjaan pemasangan kusen keseluruhan.
b. Semua lockcase (kunci), engsel, engsel tanam, hak angin, grendel & handle
harus dilindungi & dibungkus segel atau tempat aslinya setelah dicoba.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, pemasangan dengan
cara diputar, tidak dengan cara dipukul, ujung sekrup yang rusak harus dicabut
dan diganti dengan yang baru.
d. Engsel untuk pintu Kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan
untuk posisi engsel tengah disesuaikan dengan garis as tinggi daun pintu.
e. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi ± 90 cm dari muka lantai, atau sesuai dengan gambar rencana.
PASAL 17. PEKERJAAN PENGECATAN
17.1. Bahan :
a. Cat tembok produksi dalam negeri yang berkualitas baik digunakan untuk
seluruh pekerjaan pengecatan permukaan dinding (exterior & interior), plafond,
lisplank beton dan kolom beton, kecuali permukaan bidang yang dikerjakan
dengan pelapis lain.
Untuk interior menggunakan warna Putih.
Untuk exterior menggunakan Putih dan Merah tua.
b. Warna Coklat Tua untuk finishing permukaan listplank kayu.
c. Cat yang digunakan berada dalam wadah yang masih disegel dalam
kemasannya, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan pengawas.
Pemborong bertanggungjawab, menyediakan material cat yang asli &
berkualitas prima sesuai dengan RKS.
17.2. Pekerjaan persiapan :
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai
telah selesai dikerjakan.
b. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
pemborong mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pemberi tugas.
c. Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh,
dengan biaya pemborong.
d. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui oleh Konsultan
pengawas.
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Perbaikan bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan di cat karena masih
basah dan lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-
urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
17.3. Pekerjaan pengecatan dasar plesteran (Cat Tembok Luar & Dalam)
1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk pengeringan.
Setelah permukaan tembok kering maka pekerjaan persiapan ditempuh dengan
melakukan pembersihan dan penghalusan permukaan tembok, dengan amplas
kemudian dibersihkan.
2. Selanjutnya dilakukan pengecatan dasar dan difinishing dengan cat akhir.
3. Untuk bagian-bagian yang masih kurang baik atau solid, dilakukan proses
plamur kembali.
4. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan “Roller” untuk bidang tembok yang
luas, dan menggunakan kuas untuk bagian-bagian yang sempit atau pojok
pertemuan bidang-bidang dinding.
17.4. Pekerjaan pengecatan plafond Tripleks 4 mm
1. Plafond yang akan dicat harus diplamur terlebih dahulu, kemudian diamplas
sampai halus permukaannya.
2. Selanjutnya dicat dasar dan difinishing dengan cat akhir (minimal 2 kali
pengecatan).
3. Bagian-bagian yang belum maksimal terhadap kepekatan warna cat, diadakan
pengecatan ulang hingga dicapai kepekatan warna yang diinginkan.
4. Pekerjaan pengecatan bidang plafond yang luas dilakukan dengan “Roller” dan
kuas untuk bidang siku atau sempit.
17.5. Pekerjaan pengecatan kolom dan kuda-kuda konsol expose
1. Permukaan yang akan dicat, terlebih dahulu didempul pada seluruh
permukaannya untuk menutupi pori-pori, guratan atau lubang.
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Setelah kering, diamplas hingga halus permukaannya. Bila masih terdapat
lubang-lubang akibat serat kayu dan cacat lainnya harus ditutup lagi dengan
dempul dan diamplas sampai permukaannya menjadi halus.
2. Kemudian dicat dengan cat dasar 1 (satu)kali.
3. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir sampai mendapatkan warna yang
merata (massive).
4. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan sistem semprot dan dibantu dengan
kuas untuk permukaan bidang yang kecil/sempit dan sulit.
17.6. Pekerjaan pengecatan meni kayu
a. Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, minyak,
bahan karet dan sebagainya, dengan menggunakan peralatan amplas. Bila perlu
dibersihkan dengan sikat kawat tetapi harus dijaga, jangan sampai merusak
permukaan logam yang ada.
b. Kemudian dicat dengan meni 1 (satu) kali.
c. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir dengan cat Kayu.
d. Pekerjaan pengecetan dengan kuas untuk bidang kecil dan semprot untuk
bidang luas.
e. Bahan – bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak
diizinkan untuk dimeni.
PASAL 18. PEKERJAAN INSTALASI PELENGKAP
18.1 Yang termasuk pekerjaan ini meliputi :
d. Pekerjaan Sanitair plus aksesoris
e. Pekerjaan Instalasi Air plus aksesoris
18.2 Pekerjaan Sanitair
a. Bahan dan lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pemasangan closed Jongkok : produksi Lokal Kualitas no.1 (setara).
2. Pemasangan kran air : produksi Lokal Kualitas no.1 (setara)
3. Pemasangan Avour (lantai km/wc).
4. Pemasangan Floor Drain (Atap Plat Duk).
b. Pelaksanaan
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
1. Dalam pelaksanaan closet Jongkok, disesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku (mengacu pada gambar kerja), baik dalam penataan
posisi maupun jalur saluran pembuangan.
2. Pekerjaan pemasangan kran air, menggunakan bahan yang berkualitas dan
bermutu. Pemasangan dilakukan dengan penuh ketelitian dan keahlian,
sehingga kemungkinan yang timbul akibat masalah kebocoran dapat
diantisipasi di awal pekerjaan.
3. Pemasangan floor drain & avour pada km/wc, dilakukan dengan penuh
ketelitian dan keahlian terutama pada bidang sambungan atau pertemuan
antara bidang lantai dan ujung pipa. Hal ini harus diperhatikan guna
mencegah terjadinya kemungkinan kebocoran sekaligus sebagai faktor
penting untuk memperlancar pembuangan air.
18.3 Pekerjaan Instalasi Air meliputi :
1. Pekerjaan instalasi pipa air bersih.
Bahan :
Pipa PVC kualitas no. 1 ( tipe AW kualitas prima) dengan ukuran :
- Pipa PVC Ø 1/2”
- Aksesoris pipa PVC & Peralatan Bantu
a. Setelah semua rangkaian pemipaan air selesai di pasang.
b. Pengujian dengan tekanan hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 selama 2 jam
terus menerus dengan penurunan maksimum sebesar 5 % dari nilai tersebut
di atas.
c. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki oleh pemborong
tanpa adanya tambahan biaya.
2. Pekerjaan Instalasi pipa air hujan/air kotor & kotoran
Bahan :
Pipa PVC kualitas no. 1 ( tipe AW kualitas prima) dengan ukuran :
- Pipa PVC Ø 3”
- Pipa PVC Ø 4”
- Aksesoris pipa PVC & Peralatan Bantu
a. Setelah semua jaringan pipa selesai terpasang.
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Diuji dengan cara konvensional, dengan penyiraman/mengguyur air yang
cukup ke setiap saluran yang berhubungan ke pembuangan.
c. Untuk saluran air kotor dan air bekas cucian, sampai air dalam pipa
pembuangan tersebut lancar mengalirnya.
d. Sepictank, peresapan dan bak penampung limbah indistri dilengkapi dengan
instalasi pipa inlet, outlet dan pipa ventilasi (pelepas udara). Ukuran-ukuran
perletakan untuk pipa inlet maupun outlet disesuaikan dengan gambar
kerja. Dilakukan test dengan pengisian/mengguyur air yang cukup banyak
dari closed km/wc, untuk mengetahui lancarnya air.
e. Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan
kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama ± 3 jam.
f. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter
diatas titik tertinggi selama ± 3 jam.
PASAL 19. PENUTUP
Sebagai penutup perlu disampaikan bahwa uraian dan syarat-syarat yang terdapat dalam
RKS ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar-gambar
perencanaan yang ada serta risalah penjelasan yang akan disampaikan kepada pemborong
atau rekanan.
Sorong, 2012
27
dibuat oleh,KONSULTAN PERENCANA
KARMIDJANPML
Top Related