RENCANA AKSI
KEGIATAN (RAK)
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Fuji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, Rencana Aksi Kegiatan KKP Merauke Tahun 2015-2019 ini dapat disusununtuk menjadi pedoman bersama dalam mewujudkan outcome Pencegahan danPengendaiian Penyakit
Sebagai tindak lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) KementerianKesehatan Tahun 2015-2019, maka masing masing Unit Utama Eselon I telahmenjabarkan ke dalam dokumen perencanaan jangka menengah yang disebutRencana Aksi Program (RAP), dan selanjutnya masing masing UPT menguraikanlebih lanjut menjadi dokumen perencanaan jangka menengah untuk UPT yangdisebut sebagai Rencana Aksi Kegiatan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ini merupakan revisi dan dokumenperencanaan yang bersifat indikatif yang menguraikan kegiatan kegiatan yangakan dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Meraukedalam kurun waktu 2015-2019. Untuk memudahkan penjabaran di dalamdokumen RAK ini maka uraian rencana kegiatannya disusun berdasarkan tugaspokok dan fungsi seksi - seksi yang ada di KKP Kelas III Merauke.
Rencana Aksi Kegiatan ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan,indikator-indikator yang merupakan pejabaran lebih rinci dari indikator ProgramPencegahandanPengendalian Penyakit, khususnya di wilayah KKP Kelas IIIMerauke, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Dalam upaya mencapaiindikator KKP Kelas III Merauke juga melibatkan lintas sektor dan unit yangterkait khususnya di lingkungan kerja KKP KelasIII Merauke. Semua itudimaksudkan dalam upaya ikut berkontribusi dalam penyelenggaraanpembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi dan Misi sebagaimana tertuangdalam NAWACITA Pemerintah Indonesia.
Merauke, Juni 2016^esehatanPelabuhan
ferauke
XI, SKM, MScPH82032001
DAFTARISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
A. Visi Pembangunan Nasional I
B. Arab Kebijakan Nasional 4
C. Tujuan 8
D. Manfaat 8
E. Dasar Hukum 8
F. Organisasi 10
II. Potensi dan Permasalahan - 13
A. Potensi 13
B. Tiga Masalah Pokok 17
Bab n VISI, MISI, TUJUAN, NILAI,SASARAN STRATEGIS
PROGRAM DAN EVDIKATOR KINERJA KEGIATAN
A. Visi dan Misi 20
B. Nilai - Nilai 22
C. Tujuan 23
D. Isu Strategis 24
E. Sasaran Strategis 25
Bab ffl PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arab Kebijakan 27
B. Strategi 28
Bab IV PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Program 35
B. Kegiatan 35
Bab, V PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan Kegiatan 43
Bab. VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 46
Bab VH PENUTUP 50
LAMPffiAN
Matriks Kinerja
Daftar Singkatan
Kontributor
II!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM
A. LATAR BELAKANG
1. Visi Pernbangunan Nasionai
Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang
bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan. Undang-undang No.
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasionai
tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah
untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN
MAKMUR, dengan penjelasan sebagai berikut:
Mandiri : berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain dengan mengandalkan padakemampuan
dan kekuatan sendiri.
Maju : berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan
sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.
Adil : berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur : berarti selumh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah
terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting
bagi bangsa-bangsa Iain.
Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:
a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila dengan
memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang
bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal
dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembang-kan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya
bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 1
b. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan membangun sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan
penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan,
dan penerapan menuju inovasi secaraberkelanjutan; membangun
infrastaiktur yang maju; mere-formasi bidang hukum dan aparatur
negara; dan memperkuat perekono-mian domestik berbasis keunggulan
setiap wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
c. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum dengan
memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat
peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan
otonomi daerah; menjamin pengem-bangan media dan kebebasan
media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan
membenahi struktur hukum, meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan
memihak pada rakyat kecil.
d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan membangun
kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang melampui kekuatan
esensial minimum dan disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak
kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun
kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam
penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan
komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan dan
kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan
semesta.
e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesen-jangan sosial
secara menyeluruh dengan meningkatkan keberpi-hakan kepada
masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 2
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta
menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki
pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara
pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung,
dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan,
melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, danupaya konservasi;
meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan yang berkesinambungan; memper-baiki pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas
kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan peman-faatan keanekaragaman hayati
sebagai modal pembangunan.
g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional dengan menumbuhkan
wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah; meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan; mengelola
wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan
meningkatkan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara
terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut
secara berkelanjutan.
h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional; melan-jutkan komitmen
Indonesia dalam pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendo-rong kerja sama internasional,
regional dan bilateral antarma-syarakat, antarkelompok, serta antar
lembaga di berbagai bidang.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 3
2. Arab Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Pembangunan Kesehatan Nasional adalah upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara
berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada serta memperhatikan tantangan global maupun
spesifik lokal. Pembangunan kesehatan tersebut diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat
terwujud.
Arah kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat adalah;
• Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja,
dan lanjut usia yang berkualitas
• Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
• Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan
• Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
• Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
• Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan
• Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
• Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya
manusia kesehatan
• Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
• Menguatkan manajemen, penelitian dan pengembangan,dan sistem
informasi kesehatan
• Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Bidang Kesehatan
• Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan
Sementara Tantangan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
dalam pembangunan kesehatan ialah:
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 4
• Peningkatan surveilans epidemiologi dan pencegahan penyakit
termasuk imunisasi, peningkatan penemuan kasus dan tata laksana
kasus.
• Peningkatan upaya eliminasi/eradikasi penyakit terabaikan(neglected
tropical diseases).
• Penyakit Tidak Menular (PTM) : penurunan faktor risiko biologi,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, dan perbaikan kesehatan
lingkungan.
• Penyakit-penyakit yang memberikan beban (burden of disease) yang
besar serta penyakit yang dapat berdampak pada pembiayaan yang
besar.
• Penyehatan lingkungan: meningkatkan akses dan penggunaan air dan
sanitasi yang layak serta meningkatkan kualitas lingkungan.
Pembangunan kesehatan di Wilayah Pelabuhan merupakan bagian
dari pembangunan kesehatan nasional. Perkembangan teknologi alat
angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara seolah semakin
dekat karena tempuh yang semakin singkat, sehingga mobilitas orang dan
barang semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi
inilah yang berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global
yang dapat mempengaruhi pembangunan kesehatan nasional.
Sebagaimana diketahui bahwa pelabuhan, bandara, dan pos lintas
batas darat (PLBD) merupakan pintu gerbang Negara yang berperan
sebagai kontak pertama dengan dunia luar dan merupakan etalase dari
suatu wilayah Negara. Pelabuhan, bandara dan PLBD tidak hanya
berperan sebagai pintu keluar masuknya barang, alat angkut, jasa dan
manusia tetapi sudah berkembang menjadi sentra-sentra industry yang
menyerap tenaga kerja, pusat perdangan, tempat wisata dan tempat umum
lainya. Beragam permasalahan yang timbul sebagai dampak dari peran
pelabuhan, bandara dan PLBD yang demikian penting dalam tatanan
ekonomi dan peradapan manusia. Dengan banyaknya orang yang terlibat
didalam aktivitas di pelabuhan, bandara dan PLBD, maka merupakan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAVKE 2015-2019 Page 5
risiko mudah terjadinya penyebaran penyaklit menular dari satu orang
kepada orang lain dan/atau dari suatu daerah kedaerah lainya bahkan antar
Negara.
Sejalan dengan kondisi tersebut diatas, pembangunan kesehatan di
Wilayah Pelabuhan Kelas III Merauke beserta wilayah kerja diharapkan
dapat dilaksanakan secara bertahap terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan untuk mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke yaitu: " Masyarakat Pengguna Jasa Laut/Udara dan
Perbatasan Darat Sehat Mandiri dan Berkeadilan". Hal tersebut perlu
dilakukan mengingat Kabupaten Merauke adalah gerbang lalu lintas alat
angkut, komoditi dan manusia yang berisiko tinggi menjadi media
penularan penyakit baik melalui laut, udara, pos intas batas darat (PLBD)
bagian Selatan Provinsi Papua.
Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah unit pelaksana teknis
Kementerian Kesehatan RI yang bertanggungjawab kepada Direktorat
Jenderal PP&PL mengemban tugas pokok dan fungsi dalam mencegah
masuknya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah,
dituntut mampu menangkal risiko kesehatan yang mungkin masuk dari
negara lain dengan melakukan tindakan tanpa menghambat perjalanan dan
perdangangan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Merauke
mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan kondisi
pelabuhan yang bebas dari penularan penyakit karantina dan penyakit
menular potensial wabah. Untuk itu KKP Kelas III Merauke perlu
meningkatkan peranannya serta dituntut dapat menjalankan tugas dan
fungsinnya secara profesional, serta mampu memerankan din sebagai
fasilitator dan dinamisator dalam pencapaian program kesehatan. Hal ini
dimaksudkan dalam upaya ikut berkontribusi dalam penyelenggaraann
pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Kementerian Kesehatan .
"Mewujudkan Mayarakat Sehat Mandiri Dan Berkeadilan".
Sebagai fasilitator KKP Kelas III Merauke harus mampu
memfasilitasi dan memprakarsai kegiatan yang berkaitan dengan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 6
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dipelabuhan. Sedangkan
sebagai dinamisator KKP Kelas III Merauke harus mampu memerankan
diri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat pelabuhan dari
gangguan sumber penularan penyakit, serta agen penggerak partisipasi
masyarakat untuk berperilaku sehat.
Untuk mewujudkan Pelabuhan Merauke yang bebas dari penularan
karantina, penyakit menular potensial wabah serta peningkatan sumber
daya manusia (SDM) yang ada, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Merauke membuat Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-2019. Rencana
aksi kegiatan (RAK) tersebut menguraikan 3 (tiga) sasaran yang ingin
dicapai KKP Kelas III Merauke yaitu:
1. Meningkatnya pelayanan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
penyakit potensial wabah di pelabuhan, bandara, PLBD beserta alat
angkut dan muatanya;
2. Meningkatnya pengawasan kualitas lingkungan dan pengendalian
vektor/binatang penular penyakit, pelayanan terbatas di wilayah
pelabuhan, bandara, PLBD;
3. Meningkatnya dukungan manjemen dan pelaksanaan rugas teknis
lainya.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP Kelas III Merauke ini
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang
menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dalam kurun waktu 2015-
2019.Disamping uraian kegiatan, RAK ini juga yang merupakan
penjabaran lebih rinci dari Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan.Untuk
memudahkan penjabaran di dalam dokumen RAK ini maka uraian rencana
kegiatannya disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari seksi-seksi
yang ada di KKP Kelas III Merauke.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK] KKP MERAUKE 2015-2019 Page 7
3. TUJtJAN
Tujuan disusunnya Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Merauke adalah untuk:
1. Memberikan panduan dan acuan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke dalam dukungan manajemen, pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi pada program pengendalian karantina &surveilans
epidemiologi serta pengendalian risiko lingkungan & usaha kesehatan
lintas wilayah mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi periode tahun
2015-2019.
2. Memberikan dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Merauke.
4. MANFAAT
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Merauke merupakan dokumen yang memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun,
berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Kantor
Kesehatan Pelabuhan Merauke, mulai dari perencanaan kegiatan,
pelaksanaan dan evaluasi pencapaian outcome program dan output
kegiatan.
5. DASAR HUKUM
1. UUNo. :1 Tahun 1962tentang Karantina Laut;
2. UU No. : 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara;
3. UU No. : 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
4. UU No. : 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
5. UU No. : 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
6. UU No. : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. PP No. 40 Tahun 1991 tentangPenangguIangan Wabah Penyakit
Menular;
8. PP No. :39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 8
9. Inpres No. : 4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus
Barang untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi;
10. Permenkes No. : 356/MENKES/PER/IV/2008; tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan;
11. Permenkes No. : 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu
Yang Dapat Menimbulkan Wabah;
12. Kepmenkes No. : 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
13. Keputusan Menkes No. : 1314/MENKES/SK/IX/2010 tentang
Pedoman Standarisasi SDM, Sarana dan Prasarana di Lingkungan
KKP;
14. Keputusan Menkes No. : 612/MENKES/SK/V/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Karantina Kesehatan pada Penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia;
15. Kepmenkes No. : 949 Tahun 2004 tentang Pedoman
PenyelenggaraanSistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa;
16. Kepmenkes No. : 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman
penyelenggaraan Sistem Survailans Epidemiologi Kesehatan;
17. Kepmenkes No. : 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Survailans Epidemiologi Penyakit Menular
dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;
18. Kepmenkes No. :340 Tahun 3985 tentang Pembantuan Taktis
Operasional Satuan Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan
Kerja Pelabuhan Laut Utama Keppel ADPEL;
19. Keputusan Dirjen PPM & PL No. 451 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
20. Standar Operasional Prosedur Nasional Kegiatan KKP di Pintu Masuk
Negara;
21. International Health Regulation (IHR) 2005.
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 9
6. Organisasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Merauke merupakan 1
(satu) dari 49 (empat puluh sembilan) KKP di seluruh Indonesia sebagai
unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan.Untuk
mencapai tujuan dan sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Merauke, maka berdasarkan Permenkes Nomor 2348 tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, ditetapkan
bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke mempunyai tugas
yang melaksanakan pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas
darat negara.
Apabila mengacu kepada wilayah kerja, maka KKP Kelas III
Merauke mempunyai 7 (tujuh) wilayah kerja (Wilker) sebagai berikut:
Bandar Udara Mopah Merauke, Pelabuhan Laut Merauke, Pos Lintas
Batas Darat (PLBD) Sota, Pelabuhan Laut Agats Kabupaten Asmat,
Pelabuhan Laut Wanam Kabupaten Mappi, Pelabuhan Bade Kabupaten
Mappi ,dan Wilker PLBD Mindip Tanah Kabupaten Boven Digul.
Dalam melaksanakan tugas sebagai dimaksud diatas, KKP
Merauke mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan dibandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara.
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali.
5. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 10
6. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta
kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan
perpindahan penduduk.
8. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetik
dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor.
9. Pelaksanaan pengawasan kesehtan alat angkut dan muatanya.
10. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
11. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
13. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan
14. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
lintas batas darat negara.
15. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Dalam menjalan fungsi diatas, Kantor Kesehatan Pelabuhan Keias
III Merauke terdiri dari: Sub bagian Tata Usaha, Seksi PK&SE, Seksi PRL
dan UKLW, Instalasi, Wilayah Kerja, Kelompok Jabatan Fungsional.
Dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini:
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 11
111
K E P A L A
(Titi Sari Renowati, SKM, MScPH)
Ka. Seksi Pengendalian Karantinadan Surveilans Epidemiologi
( H. Sutrisno, S.Sos)
ri
Instalasi
ii
1
lll
Ka. Sub Bagi
(H. Many,
Ka. Seksi PengendalianResiko Lingkungan dan
Kesehatan Lintas Wilayah
(Yulianti Lande, S.si, Apt)
7 ~li
in. Tatatinto)
Wilayah Kerja i i Kelompok Jabatani Funesional i
I i' i l
i i
lll
Sumber: Permenkes No. : 2348/MENKES/PER/IV/2011
1) Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan koordinasi dan punyusunan program,
pengelolan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta perlengkapan dan
rumah tangga.
2) Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PK&SE)
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi penyakit,
penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul
kembali, pengawasan alat angnkut dan muatanya, lalu lintas
OMKABA, jejaring kerja, kemitraaan, kajian, serta pengembangan
teknologi, dan pelatihan teknnis bidang kekarantinaan dan surveilans
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 12
epidemiologi di wilayah keija bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
3) Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi
pengandalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan
sanitasi lingkungan, kesehtan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan
matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan
bencana, vaksinasi internasional, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan
pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang pengendalian
risiko lingkungan dan upaya kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas barat darat negara.
1.2 Potensi dan Permasalahan
A. Potensi
Majemen Sum her Daya. Manajemen sumber daya dikelola untuk
mendukung pencapaian tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Merauke. Berikut penjabaran lebih lanjut dari
manajernen sumber daya terdiri dari:
1. Sumber Daya Manusia
Dalam suatu organisasi, SDM sebagai pengelola sistem serta
merupakan aset yang sangat vital perannya dalam mencapai tujuan yang
ingin dicapai dari organisasi tersebut Sampai dengan bulan Maret 2015
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke memiliki SDM
sebanyak 26 pegawai negeri sipil (PNS) dan 8 Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) dan 10 tenaga honorer. Rincian pegawai menurut tingkat
pendidikan, jenis kelamin adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke memiliki tingkat
pendidikan yang beragam. Tingkat pendidikan terendah adalah
SPK/SMAdan tertinggi adalah Magister (S2). Sebagian besar
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 13
pegawai sebanyak 43% (11 orang) mempunyai tingkat pendidikan
D-III (diploma) seperti ditampilkan pada tabel di bawah ini,
Tabel 1. Distribusi Jenjang Pendidikan KJCP Kelas III MeraukeTahun2015
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenjang Pendidikan
Magister Kesehatan (S2)
Sarjana Kesehatan (SI)
Sarjana Non Kesehatan (SI)
Sarjana Apoteker
Diploma Kesehatan (D-III)
SPK/SMA
Dokter
Total
Jumlah
PNS
1
6
6
1
14
4
2
34
CPNS%
2,94
17,64
17,64
2,94
41,17
11,76
5,88
100
b. Jenis Kelamin
Apabila pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, maka sebanyak 70,58%
(22 orang) pegawai berjenis kelamin perempuan dan 29,42% (12
orang) berjenis kelamin laki-laki. Berikut grafik persentase
pegawai menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 14
Gambar 1: Persentase Pegawai KKP Merauke Kelas IIIMenurut Jenis Kelamin
jenis Kelamin Lakt Laki
i Jenis KelaminPerempuan
2. Prasarana dan Sarana
Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan dalam pencapaian setiap target Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke. Manajemen sarana dan
prasarana di KKP Merauke dilakukan dengan cara pendataan terhadap
jumlah dan jenis sarana dan prasarana dalam bentuk laporan SIMAK
BMN, sebagai bentuk transparansi sistem pengelolaan sarana dan
prasarana di Sekretariat.
Sumber daya fisik yang dimiliki oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Merauke pada tahun anggaran 2011 meliputi nilai
tanah Rp. 180.000.000,-; kemudian pada tahun 2012 KKP Merauke
melakukan pengadaan tanah naik menjadi Rp. 1.799.000.000 naik
sebesar 899,44%. Peralatan dan mesin pada tahun 2011 dengan nilai
Rp.4.760.026.016 pada tahun 2012 menjadi Rp. 7.830.503.891 naik
sebesar 17,28%. Sernentara gedung dan bangunan pada tahun 2011
senilai Rp.7.990.807.484,- pada tahun 2012 naik 17,28% menjadi
Rp.9.371.871.284,-.
Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan penunjang utama
bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi. Guna menjamin
keberhasilan kegiatan tersebut, KKP Kelas III Merauke
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 15
mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Hal
ini dapat terlihat dari ketersediaan bangunan sebagai tempat pegawai
bekerja dengan nyaman, ketersediaan kendaraan operasional roda 4
(empat) maupun roda 2 (dua) serta ketersediaan alat-alat penunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing seksi pada KKP
Kelas III Merauke.
Akan tetapi, masih terdapat 4 (empat) wilayah kerja KKP
Merauke yang belum memiliki gedung bangunan. Hal ini menjadi
salah satu yang tertuang dalam RAK KKP Merauke 2015-2019. Dan
kedepan diharapkan sarana dan prasarana KKP Kelas III Merauke
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1314/Menkes/SK/IX/2010 tentang Pedoman Standarisasi Sumber
Daya Manusia, Sarana dan Prasarana di Lingkungan KKP dapat
terpenuhi dengan baik.
3. Anggaran
Anggaran sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2010
sebesar Rp.4.286.046.000,-. Tahun anggaran 2014, setelah efisiensi
KKP Kelas III Merauke mendapat anggaran sebesar
Rp.7.131.927.000,-. Dari anggaran tersebut digunakan untuk belanja
pegawai sebesar Rp. 1.257.166.000,-.
4. Norma, Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dalam melaksanakan
tugasnya mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku baik
tingkat nasional maupun internasional (lihat pada BAB I Bagian D.
Dasar Hukum). Di samping itu KKP Kelas III Merauke sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Kesehatan yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, maka dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu kepada pedoman-
pedoman pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
PPdanPL.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 16
Adapun pedoman-pedoman tersebut antara lain adalah :
a. Pedoman Teknis Kantor Kesehatan Pelabuhan.
b. Standar Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan.
5. Kemitraan dan Jejaring Kerja
Penanganan masalah kesehatan di wilayah pelabuhan/bandara/PLBD
harus melibatkan instansi-instansi yang berkepentingan (stakeholders)
yang berada di pelabuhan/PLBD dalam jaringan kerja. Secara de facto,
jejaring kerja sudah dilaksanakan antar instansi terkait di dalam
pelabuhan. Namun, secara yuridis formal belum semuanya dibakukan
dalam bentuk kesepakatan bersama.
Kegiatan kemirraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi pertemuan
jejaring dalam rangka kekarantinaan termasuk dalam mengatasi
penyakit lama yang muncul kembali; pertemuan jejaring dalam rangka
surveilans epidemiologi; pertemuan jejaring dalam rangka
pengendalian vektor; dan pertemuan jejaring dalam rangka
pengendalian risiko lingkungan.
B. Tiga Masalah Pokok
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan
pada tiga masalah pokok, yakni: (1) merosotnya kewiba-waan negara; (2)
melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional; dan (3) merebaknya
intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
• Ancaman Terhadap Wibawa Negara. Wibawa negara merosot ketika
negara tidak kuasa memberikan rasa aman kepada segenap warga
negara, tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap kedaulatan
wilayah, membiarkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), lemah
dalam penegakan hukum, dan tidak berdaya dalam mengelola konflik
sosial. Negara semakin tidak berwibawa ketika masyarakat semakin
tidak percaya kepada institusi publik dan pemimpin tidak memiliki
kredibilitas yang cukup untuk menjadi teladan dalam menjawab
harapan pubfik akan perubahan ke arah yang lebih baik. Harapan untuk
menegakkan wibawa negara semakin pudar ketika negara mengikat diri
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 17
pada sejumlah perjanjian internasional yang mencederai karakter
bangsa dan makna kedaulatan yang tidak memberi keuntungan pada
kepentingan nasional.
• Kelemahan Sendi Perekonomian Bangsa. Lemahnya sendi-sendi
perekonomian bangsa terlihat dari belum terselesaikannya persoalan
kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antarwilayah, kerusakan
lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan,
dan ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan, dan teknologi.
Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang
sangat besar, baik yang mewujud (tangible) maupun bersifat non-flsik
(intangible), bagi kesejahteraan rakyatnya. Harapan akan penguatan
sendi-sendi ekonomi bangsa menjadi semakin jauh ketika negara tidak
kuasa memberi jaminan kesehatan dan kualitas hidup yang layak bagi
warganya, gagal dalam memperkecil ketimpangan dan ketidakmerataan
pendapatan nasional, melanggengkan ketergantungan atas utang luar
negeri dan penyediaan pangan yang mengandalkan impor, dan tidak
tanggap dalam menghadapi persoalan krisis energi akibat dominasi alat
produksi dan modal korporasi global serta berkurangnya cadangan
minyak nasional.
• Intoleransi dan Krisis Kepribadian Bangsa. Politik penye-ragaman
telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa pejuang, memudarkan
solidaritas dan gotong-royong, serta meminggirkan kebudayaan lokal.
Jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sektarian dan
berbagai bentuk intoleransi. Negara abai dalam menghor-mati dan
mengelola keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter Indonesia
sebagai bangsa yang majemuk. Sikap untuk tidak bersedia hidup
bersama dalam sebuah komunitas yang beragam telah melahirkan
ekspresi intoleransi dalam bentuk keben-cian, permusuhan,
diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap "yang berbeda".
Kegagalan pengelolaan keragaman itu terkait dengan masalah
ketidakadilan dalam alokasi dan distribusi sumber daya nasional yang
memperuncing kesenjangan sosial. Pada saat yang sama, kemajuan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 18
teknologi informasi dan transportasi yang begitu cepat telah melahirkan
"dunia tanpa batas" (borderless-state) yang pada gilirannya membawa
dampak negatif berupa kejut budaya (culture shock) dan ketunggalan
identitas global di kalangan generasi muda Indonesia. Hal ini
mendorong pencarian kembali basis-basis identitas primodial sebagai
representasi simbolik yang menjadi pembeda dengan lainnya.
Konsekuensinya, bangsa ini berada di tengah pertarungan antara dua
arus kebudayaan. Disatu sisi, manusia Indonesia dihadapkan pada arus
kebudayaan yang didorong oleh kekuatan pasar yang menempatkan
manusia sebagai komoditas semata. Di sisi lain, muncul arus
kebudayaan yang menekankan penguatan identitas primodial di tengah
derasnya arus globalisasi. Akumulasi dari kegagalan mengelola dampak
persilangan dua arus kebudayaan tersebut menjadi ancaman bagi
pembangunan karakter bangsa.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 19
BABD
VISI, MISI, NILAI-NILAI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS,
PROGRAM DAN INDIKATOR KBVERJA KEGIATAN
A. Visi dan Misi
Visi
Dalam Renacana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2015-2019 tidak ada
visi dan misi. Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Merauke medukung pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan yang melaksanakan visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu :"Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong". Upaya
untuk mewujudkan visi ini adalah
Misi
Untuk mencapai terwujudnya Indonesia yang berdaulat, Mandiri dan
berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, Kantor Kesehatan
Pelabuhan mempunyai misi yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritime dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai Negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan Negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat
jati diri sebagai Negara maritime.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudakan Indonesia menjadi Negara Maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional, serta:
7, Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 20
Selanjutnya, terdapat 9 agenda proritas yang dikenal dengan NAWA
CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, Yakni:
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak dengan membangun daerah-daerah dan
desa dalam rangka kerangka Negara kesatuan.
3. Mmebangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah
daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan system reformasi dan
penegakan hokum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Intemasioanal.
6. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
7. Mewujudkan kmandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor
strategis ekonomi domestic.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke Bhinekaan dan memperkuat restorasi social
Indonesia.
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Kantor Kesehatan
Pelabuhan sebagai unit Pelaksana teknis di Daerah mempunyai peran dan
berkontribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam
mem'ngkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui upaya preventif
dan promotif.
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan nasional serta
tercapainya pembangunan kesehatan di Wilayah Pelabuhan Merauke yang
merupakan bagian dari pembangunan kesehatan nasional, maka KKP
Kelas III Merauke mempunyai Visi yaitu: "Masyarakat Pengguna Jasa
Laut/Udara dan Perhatasan Darat Sehat Mandiri dan Berkeadilan".
Visi ini memberikan gambaran bahwa KKP Kelas III Merauke sebagai
unit pelaksana teknis (UPT) Kemenkes RI bertugas untuk mencegah
masuknya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah,
mampu menangkal risiko kesehatan yang mungkin masuk dari negara lain.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 21
Dalam menjalankan peran sesuai visi, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Merauke memiliki misi berupa:
a. Melindungi kesehatan masyarakat di wilayah kerja pelabuhan dan
bandara melalui pelaksanaan cegah tangkal penyakit karantina,
penyakit menular dan PHEIC;
b. Meningkatkan kesehatan lingkungan pelabuhan dan lintas batas
darat;
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna jasa pelabuhan/Iintas
batas darat akan pentingnya kesehatan;
d. Masyarakat pengguna jasa pelabuhan/Iintas batas darat tidak
merupakan sumber penularan penyakit.
B, Nilai-Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke menganut dan menjunjung tinggi nilai-mlai sebagi
berikut:
1. ProRakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian
Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan
status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua
pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian,
seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi
lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 22
kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.Faktor-faktor ini
menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-
beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan hams mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
D, 1 u j nan
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada Tahun 2015-2019,
yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat;
Peningkatan status kesehatan masyarakt dilakukan pada semua
kontinum siklum (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah,
remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko social dan financial dibidang kesehatan.
Dukungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terhadap
kementerian kesehatan dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan prpmotif dan
preventif diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen
P2P yaitun terselenggaraanya pencegahan dan pengendalian penyakit
secara berhasil guna dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui;
a. Pembinaan surveilans dan imunsasi
b. Pengendalian penyakit menular langsung
c. Pengendalian penyakit tidak menular
d. Pengendalian penyakit bersumber binatang dan Zoonotik
e. Pengendalian Napza
f. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainya pada
program pencegahan dan pengendalian penyakit.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 23
Sementara itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke mempunyai tujuan
dalam pencapaian program pencegahan dan pengendalian [enyakit Tahun
2015-2019adalah:
1. Tujuan Umum
Mewujudkan pelabuhan, bandara dan PLBD sehat melalui upaya
pencegahan masuk dan keluamya penyakit potensial wabah,
pengendalian faktor risiko penyakitdan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah masuk dan keluamya penyakit karantina dan penyakit
potensial wabah;
b. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini (KLB) penyakit
menularpotensial wabah dan penyakit tidak menular.
c. Mengendalikan faktor risiko penyakit dari angkutan beserta
muatannya;
d. Mengendalikan faktor risiko lingkungan pelabuhan dan
bandara;
e. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam
mewujudkan pelabuhan Merauke Sehat;
f. Meningkatkan pelayanan matra;
D, ISU STRATEGIS
Dari analisis situasi dan lingkungan strategis internal dan ekstemal
masalah kesehatan dan berdasarkan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke, isu strategis yang dihadapi adalah:
1. Perubahan/transisi epidemiologi, yaitu perubahan pola penyakit yang
sebelumnya didominasi oleh penyakit menular infeksi menjadi
penyakit tidak menular.
2. Perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan
berpengaruh terhadap munculnya penyakit baru (emerging disease)
dan atau penyakit yang selama ini sudah bukan masalah kesehatan (re-
emerging diseases)
RencanaAksi Kegiatan [RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 24
3. Kondisi kesehatan lingkungan, yaitu masih terbatasnya akses
masyarakat ke sarana sanitasi dasar dan air bersih, lingkungan
pemukiman dan perumahan yang menjadi syarat kesehatan.
4. Tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan mutu pelayanan
yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya proses
pengawasam, yang dikhwatirkan akan menyebabkan tidak
terdekteksinya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi
wabah lainya.
5. Tuntutan Internasional Health Regulation Tahun 2005 mengenai
Public Health Emergency of Internasional Concern (PHEIC).
Kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia, kejadian luar biasa
yang merupakan ancaman kesehatan bagi negara lain dan
kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam
penanggulanganya.
E, Sasaran Strategis
Sasaran strategis dalam penyelenggaraan kesehatan pelabuhan oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke 2015-2019 adalah:
1. Menurunkan Penyakit Menular dan Tidak Menular melalui Alat
Angkut, dengan Indikator Kinerja Kegiatan :
a. Persentase alat angkut yang memenuhi standar r kekarantinaan
Kesehatan sebesar 100 %;
b. Prosentase Layanan Kewaspadaan Dini Penyakit berpotensial
KLB di Pelabuhan / Bandara / PLBDN yang meningkat
kualitasnya sebesar Rp. 100 %
c. Persentase Jejaring Surveilans dan Kemitraan dipintu masuk
Negara dan Wilayah yang ditingkatkan sebesar 100 %;
d. Prosentase SDM Surveilance dan Karantina Kesehatan di
Pelabuhan / Bandara dan PLBDN yang meningkat kualitasnya
sebesar 100%
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 25
2. Menurunnya angka kesakitan dan kematian serta upaya
pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik dengan kegiatan ;
a. Prosentase Layanan Pelaksanaan Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik di Pelabuhan / Bandara / PLBDN yang
ditingkatkan sebesar 90 %.
b. Prosentase Sarana dan Prasarana Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotrik yang ditingkatkan sebesar 100 %,
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian serta upaya
pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular langsung,
dengan kegiatan;
a. Prosentase Layanan Pelaksanaan Penyakit Tidak Menular di
Pelabuhan / Bandara / PLBDN yang ditingkatkan. Sebesar
100%;
4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian serta upaya
pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular dengan
kegiatan;
a. Persentase Layanan Pelaksanaan Penyakit Tidak Menular di
Pelabuhan / Bandara / PLBDN yang ditingkatkan sebesar 95 %
5. Meningkatnya Layanan Dokumen Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dengan kegiatan;
a. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh
Penilaian SAKIP dengan hasil minimal sebesar 95 %
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 26
BAB HI
ARAB KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. ARAH KEBIJAKAN
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.2348/Menkes/PER/IX/2011
perubahan atas Permenkes RI No.356/Menkes/PER/IV/2008 tentang
struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), menyebutkan
bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke adalah KKP klasifikasi
kelas III dengan eselon III. Hal ini menunjukkan bahwa Kantor Kesehatan
Pelabuhan Merauke diharapkan mampu mengembangkan diri sejajar
dengan KKP lain yang ada di Indonesia dengan klasifikasi maupun eselon
yang semakin meningkat.
Perilaku organisasi harus berubah, setiap anggotanya berupaya
secara terus menerus memperluas kapasitas kerja guna mencapai hasii
optimal dengan menerapkan pola pikir dan pola kerja baru. Disamping itu,
cara kerja harus lebih propesional artinya mengutamakan keahlian yang
berdasarkan kode etik dan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Berdasarkan hal hal tersebut di atas, maka arah kebijakan yang
ditempuh KKP Kelas III Merauke adalah:
1. Penyusunan perencanaan tentang konsep pengembangan KKP Kelas
III Merauke secara sistematis, terukur, realistis, dan bisa dilaksanakan
sesuai skala waktu yang ditetapkan (bulanan, triwulan, semester
maupun tahunan)
2. Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) KKP Kelas III Merauke
diarahkan pada tersedianya sumber daya manusia dengan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan serta mempunyai tingkat kompetensi
memadai, dedikasi, loyalitas, dan integritas yang tinggi bagi
organisasi;
3. Peningkatan kemampuan kapasitas inti melalui usulan tambahan
tenaga maupun diklat teknis petugas;
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 27
4. Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan
pelabuhan dan bandara serta PLBD;
5. Peningkatan mutu pelayanan dilakukan dengan pembuatan standar
pelayanan, menyiapkan petugas yang mempunyai kompetensi yang
diperlukan, menyediakan sarana dan prasarana yang didukung
teknologi memadai serta pelayanan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur pelayanan yang standar dan tidak bertentangan dengan kode
etik. Pelayanan ini diharapkan dapat memuaskan pengguna jasa dan
petugas pelayanan sehingga mendatangkan keuntungan bagi organisasi
KKP Kelas III Merauke;
6. Pengembangan kualitas perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
pembangunan di bidang kesehatan pelabuhan dan bandara serta PLBD;
7. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara;
8. Pengembangan kemampuan wilayah kerja;
9. Penegakan peraturan/perundangan di bidang kesehatan pelabuhan,
bandara maupun PLBD;
10. Pelaksanaankajian kajian yang mendukung pelaksanaan tugas
pelayanan di bidang kesehatan pelabuhan, bandara dan PLBD;
11. Penegakan kedisiplinan pegawai menuju pelaksanaan reformasi
birokrasi;
12. Perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sektor, perguruan
tinggi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kesehatan
pelabuhan dan bandara.
B. STRATEGI
Untuk mempermudah pencapaian visi dan misi Kementerian Kesehatan
secar umum dan visi. Misi KKP Kelas III Merauke secara khusus, maka
perlu dirumuskan strategis bagi KKP Kelas III Merauke, dengan mengacu
kepada kebijakan yang telah dirumuskan tersebut di atas. Strategi ini juga
berguna untuk mengoptimalkan pelaksanaan peran dan fungsi Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas HI Merauke dalam memberikan pelayanan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 28
1. Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Ketata Usahaan
a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) KKP Kelas
III Merauke ditempuh dengan cara :
• Mengusulkan penambahan tenaga yang dibutuhkan sesuai
dengan standar ketenagaan dan kebutuhan di lapangan;
• Pemberian ijin atau rekomendasi ijin belajar/tugas belajar bagi
pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
• Dengan meriyertakan/mengirim petugas untuk mengikuti
diklat baik baik teknis maupun diklat manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas pegawai
agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang
dihadapi di lapangan dengan cepat dan tepat.
• Pembinaan secara berkesinambungan dan berjenjang dari
masing masing pejabat di lingkungan KKP Kelas III Merauke.
b. Memperbaiki Manajemen Program
Langkah yang dilakukan dalam perbaikan manajemen program ini
meliputi penyusunan rencana secara sistematis dan berkelanjutan
yang dibagi berdasarkan skaia waktu (jangka pendek, menegah dan
panjang) dan bersifat button up. Selanjutnya untuk mengetahui dan
menilai hasil kegiatan akan diadakan monitoring dan evaluasi
secara berkala. Disamping itu untuk keseragaman dalam
operasional kegiatan akan disusun Standar Operasional Prosedur
(SOP) setiap kegiatan secara tertulis yang dapat diketahui dan
dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan. Sehingga mutu
pelayanan dapat ditingkatkan untuk menca[pai keberhasilan
program.
c. Melengkapi sarana dan prasarana
Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam operasional
kegiatan, langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP Kelas III
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 29
Merauke antara lain melengkapi sarana untuk keperluan rutin,
keperluan teknis dan sarana penunjang.
d. Memperkuat Instalasi
Untuk mendukung tugas pokok, KKP Kelas III Merauke perlu
memperkuat instalasi yang akan ada yaitu instalasi laboratorium
sanitasi dan instalasi laboratorium medik. Langkah yang dilakukan
dalam memperkuat instalasi adalah dengan menambah peralatan,
bahan laboratorium, sehingga cakupan jenis pelayanan dapat
diperluas.
e. MelaksanakanKajian
Dalam rangka meningkatkan kapasitas mendeteksi dan merespon
faktor risiko, penelitian kaji tindak akan dilaksanakan sejalan
dengan peningkatan kelembagaan menjadi KKP Kelas III
Merauke.
f. Penerapan Prosedur Kerja Sesuai SOP
Pegawai KKP Kelas III Merauke dalam bekerja senantiasa dituntut
melaksanakan tugas dengan mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku.
g. Kemitraan Dengan Lintas Sektor, Maupun Perguruan Tinggi
Tidak dapat dipungkiri bahwa pelayanan KKP Kelas III Merauke
diarahkan sebesar-besarnya untuk melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat Propinsi Papua melalui upaya cegah tangkal
penyakit sesuai tupoksinya. Dengan demikian kemitraan dengan
pemerintah daerah senantiasa dijalin dan ditingkatkan guna
memperkuat sinergi dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam banyak hal, peran dan dukungan pemerintah daerah sangat
diperlukan guna eksistensi dalam pelaksanaan tugas.
h. Bekerjasama Dengan Instansi Lain
Dalam rangka optimalisasi tugas pokok dan fungsi organisasi,
diperlukan adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program
terkait. Misalnya dalam hal rujukan kasus/pasien dengan rumah
sakit rujukan.
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 30
2. Pelaksanaan Kebijakan dan Staregi PKSE
a. Mengefektifkan Surveilans Epidemiologi
Penerapan sistem surveilans epidemiologi yang efektif akan sangat
bermanfaat dalam melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan
upaya cegah tangkal terhadap penyakit karantina dan penyakit
menular berpotensi wabah. Hal ini dimungkinkan bila dilakukan
oleh tenaga yang terampil dibidangnya dan didukung fasilitas yang
memadai. Langkah yang akan dilakukan dalam mengefektifkan
kegiatan surveilans epidemiologi adalah dengan melakukan
pengamatan dan pengawasan, mengumpulkan data secara
kontinuserta melakukan analisa dari data yang dikumpulkan.
Selanjutnya basil analisa data tersebut dijadikan sebagai bahan
rekomendasi dalam mengambil suatu kebijakan dan tindakan
lanjutan yang akan dilakukan terhadap objek yang berpotensi
sebagai media transmisi penyakit atau factor resiko.
b. Meningkatkan Upaya Kekarantinaan
Upaya kekarantinaan merupakan langkah terdepan dalam
melaksanakan cegah tangkal terhadap penyakit karantina dan
penyakit menular tertentu lainnya. Lemahnya upaya kekarantinaan
ini akan berdampak luas pada upaya kesehatan yang lain. Dengan
keluarnya Permenkes RI No.2348/Menkes/PER/LX/2011
perubahan atas Permenkes RI No.365/ Menkes/PER/IV/2008
tentang Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
telah memberi peluang yang lebih besar terhadap upaya
kekarantinaan.Konsisten denganhal ini upaya kekarantinaan KKP
Kelas III Merauke dilaksanakan dengan meningkatkan pengawasan
terhadap komoditi OMKABA, kapal, alat angkut beserta
muatannya.Upaya pengawasan dilaksanakan melalui pengetatan
prosedur kekarantinaan dan prosedur penerbitan dokumen
kesehatan tetapi tidak mengurangi aspek kelancaran, meningkatkan
kemampuan tenaga pemeriksa lapangan serta menegakan hukum
terhadap pelanggaran UU Karantina.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 31
3. Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi PRL dan LKLVV
a. Meningkatkan Upaya Pengendalian Risiko Lingkungan
Upaya pengendalian resiko lingkungan menjadi perhatian utama
KKP Kefas III Merauke. Upaya-upaya ini meliputi ;
• Pemberantasan Tikus diDarat dan di Kapal
Upaya pemberantasan tikus di kapal dilaksanakan dengan
mencegah naiknya tikus darat ke kapal melalui pemasangan rat
guard kapal dan menaikkan tangga kapal pada malam hari,
memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada ABK, serta
melaksanakanpemberantasan tikus di kapal. Sedangkan
pemberantasan tikus didarat dilakukan dengan mengaktifkan
pemasangan perangkap tikus pada tempat-tempatyang potensial
terdapat tanda-tanda kehidupan tikus.
• Pemberantasan Serangga
Tujuan pemberantasan serangga dimaksudkan untuk menekan
laju populasi nyamuk Aides aegypti terutama didaerah
perimeter dan buffer area. Di daerah perimeter angka indek
harus 0 % sedangkan didaerah buffer tidak lebih dan I %.
Pemberantasan ini sebagai tindak lanjut dari IHR 2005 (pasal
20). Langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP Kelas HI
Meruake mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif
melakukan kegiatan PSN di wilayah pelabuhan secara teratur,
sehingga akhimya akan mencegah dan memberantas penyakit
yellow fever dan DBD. Disamping itu KKP akanproaktif dan
bekerjasama dengan masyarakat pelabuhan melaksanakan
pemberantasan vektor dengan cara mechanical control,
environmental control., biological dan chemical control.
• Pengawasan Air Bersih
Salah satu upaya KKP dalam pengendalian risiko lingkungan
adalah mengawasi kualitas air tersebut, mulai dari sumber
hingga pada sipemakai (komsumen). Langkah pengawasan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 32
akan dilakukan melalui pemeriksaan kualitas air di darat dan
dikapal.
• Pengawasan Makanan & Minuman
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke adalah
meningkatkan pengawasan makanan didarat dan dikapal
penumpang.Pengawasan makanan di darat dilakukan dengan
melaksanakan pemeriksaan kesehatan terhadap para penjamah
makanan, keadaan sanitasi rumah makan dan kualitas makanan
yang dihidangkan. Selanjutnya pengawasan makanan dikapal
penumpang dilaksanakan dengan memperketat prosedur
pemeriksaan persediaan bahan makanan yang akan dibawa
kapal. Bahwa makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan
tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh ABK dan
penumpang kapal,
Pelaksanaan kebijakan dan strategi UKLW
a. Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan Pelabuhan
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna
menjaga eksistensi KKP dimasa yang akan datang, agar persepsi
masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP. Langkah yang
akan dilakukan adalah:
• Melaksanakan pengujian kesehatan dengan sasaran utama pada
anak buah kapal dan nakhoda;
• Menjamin ketersediaan vaksin terutama vaksin yellow fever
karena vaksin ini sangat dibutuhkan oleh ABK, sementara
pengadaannya masih sangat tergantung dengan luar negeri;
• Melengkapi sarana pengangkutan orang sakit/jenazah dengan
menyediakan ambulans yang sesuai dengan standar
internasional;
b. Mengadakan Koordinasi, Kemitraan Dan Jejaring Kerja
Dalam mempercepat pencapaian program akan dilakukan dengan
mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor.
Kemitraan dan jejaring kerja antar instansi yang ada di Pelabuhan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 33
Merauke, guna menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu
permasalahan yang ada,
c. Melaksanakan Promosi Kesehatan
Untuk bisa dikenal dengan baik oleh masyarakat, maka KKP perlu
melakukan promosi kesehatan. Promosi ini dilaksanakan melalui
pembuatan brosur dan leaflet, mengadakan penyuluhan tentang
kesehatan, memiliki website yang dapat diakses oleh masyarakat
untuk mendapatkan informasi tentang Kantor Kesehatan Pelabuhan
Merauke.
d. Penerapan Prosedur Kerja sesuai SOP
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan bekerja senantiasa dituntut
melaksanakan tugas mengacu pada SOP yang disusun oleh KKP
Merauke. Namun belum semua kegiatan tersusun SOP kegiatan.
KKP Kelas III Merauke perlu menyusun SOP setiap kali kegiatan
baik administrasi maupun teknis sebagai metode kerja untuk
efisien dan efektifitas pencapaian tujuan.
e. Melakukan BIMTEK, Supervisi dan Monitoring Evaluasi.
Upaya peningkatan kemampuan teknis petugas di Wilayah Kerja
dilakukan dengan BIMTEK, perbaikan hasil dalam pelaksanaan
kegiatan dilakukan dengan kegiatan supervisi monitoring dan
menilai prestasi kerja melalui kegiatan evaluasi. Ketiga kegiatan
ini dilakukan secara berkesinambungan dan terpadu.
1. Melaksanakan Bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi.
2. Memperkuat sistem pembiayaan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 34
BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN
Sesuai dengan misi Ditjen PP dan PL maka Program KKP Kelas III
Merauke mengikuti Program pada Ditjen PP dan PL yaitu "Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan". Outcome yang akan
dicapai adalah Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular
dan meningkatnya kualitas lingkungan. Adapun kegiatannya adalah :
1. Kegiatan SIMKARKESMA
2. Kegiatan Penyehatan Lingkungan
3. Kegiatan P2B2
4. Kegiatan PPTM
5. Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
6. Dukungan Manajemen dan Teknis pada Ditjen PP dan PL
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Merauke didasari oleh Tugas pokok dan fungsinya yang tercantum dalam
kepmenkes 2348/Menkes/XI/2011 yang pada pokoknya terdiri dari
Pelaksanaan kekarantinaan Pengendalian factor resiko lingkungan, pelayanan
kesehatan lintas wilayah dan ketatausahaan dan kerumah tanggaan.
Secara umum kegiatan pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas pokok dan ftmgsi sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
a. Pelaksanaan kekarantinaan sesuai dengan SOP dan aturan yang
berlaku
b. Pengawasan dan pengendalian lingkungan berdasarkan standar yang
berlaku
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 35
c. Pelaksanaan surveilans epidemiologi sesuai dengan kaidah yang
berlaku
d. Pelayanan Kesehatan Terbatas dan kesehatan Haji
e. Pelaksanaan dukungan menejemen yang tertib
2. Metaksanakan advokasi dan sosialisasi
a. Advokasi
Pendekatan kepada para pimpinan atau penentu/pembuat peraturan
perundang-undangan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan,
perlindungan pada berbagai upaya pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan yang dilaksanakan dalam berbagai bentuk
kegiatan advokasi baik formal maupun informal.
• Adanya peraturan perundang-undangan (Surat Edaran/Instruksi/ Surat
Keputusan/ Peraturan Gubemur/Bupati/Walikota/PERDA) yang
berkaitan dengan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
• Terlaksananya peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
• Tersedianya anggaran dari pemerintah, Lintas Program, Lintas Sektor,
dan Iain-lain.
b. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi meliputi KJE (Komunikasi, Informasi, Edukasi),
dukungan/bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
1) Penyuluhan(KIE)
• Tersedia dan terdistribusinya media KIE
• Terlaksananya KIE tentang faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan yang mencakup seluruh fase kehidupan dengan berbagai
metode, baik perorangan, kelompok, maupun melalui media massa
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 36
2) Bina suasana
Kelompok sasaran lebih ke tingkat operasional secara berjenjang
Petugas wilker, Pelindo, adpel, pelindo, ASDP, LSM, Agen,TKBM,
dll
3) Pemberdayaan Masyarakat
Melaksanakan sosialisasi guna menumbuhkan potensi masyarakat
secara optimal dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan serta berperan sebagai fasilitator dan regulator kegiatan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis
masyarakat.
3. Melaksanakan intensifikasi dan inovasi program pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi
daerah setempat (local area specific) melalui perencanaan terpadu dan
kegiatan terkoordinasi, antara lain:
a. Penyediaan peralatan deteksi dini (skrining) faktor risiko, diagnostik
dan penanggulangan penyakit yang bersifat massal sesuai dengan
kebutuhan dan kemajuan teknologi.
b. Pengembangan berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan sesuai dengan karakteristik dan sosio-budaya
setempat.
c. Perluasan cakupan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat.
d. Pengembangan dan distribusi media KIE tentang pencegahan
penanggulangan penyakit dan penyehatan lingkungan sesuai dengan
bahasa, sosial, dan budaya setempat.
e. Pelaksanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara
terintegrasi.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 37
4. Mengembangkan (investasi) sumber daya manusia, antara lain dengan
melaksanakan TOT (Training of Trainer), dan berbagai bentuk
pelatihan (training) sesuai dengan kebutuhan dalam pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
5. Memfasilitasi terbentuknya dan berperan sebagai regulator jejaring kerja
yang terkait dengan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
6. Memperkuat logistik peralatan deteksi dini faktor risiko, diagnostik dan
penanggulangan penyakit bersifat massal di masyarakat dan di fasilitas
kesehatan baik ketersediaan (sesuai dengan kebutuhan) maupun
manajemennya.
7. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini dan penanganan kasus (penderita),
SKD KLB, surveilans epidemiologi dan pengembangan sistem informasi.
a. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada masyarakat pelabuhan
dan bandara.
b. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada kelompok masyarakat
khusus. (anak buah kapal)
c. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini pasif di fasilitas kesehatan.
d. Melaksanakan penanganan kasus (penderita) sesuai standar.
e. Melaksanakan surveilans epidemilogi faktor risiko dan kasus
terintegrasi dengan surveilans epidemiologi nasional termasuk
surveilans epidemiologi faktor risiko berbasis masyarakat. Kegiatan
tersebut bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan
f. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi manajemen
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan menggunakan
teknologi informasi internet website.
8. Monitoring dan evaluasi
Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 38
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan pengendalian
penyakit dan penyahatan lingkungan (APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, Sharing cost: Lintas Program, Lintas Sektor, dan
sumber dana lainnya).
10. Jejaring Keija kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke
Upaya melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah untuk bekerjasama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip
dan peranan masing-masing dalam Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Upaya tersebut diwujudkan dengan membentuk jejaring, baik
lokal, nasional, maupun internasional.
Tujuan dari jajaring kerja ini adalah;
- Meningkatnya komitmen pemerintah dan berbagai mitra potensial di
masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan
- Adanya sinergi dan keterpaduan dalam berbagai program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
- Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan
penaggulangan faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan
11. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat
Untuk meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan, maka perlu pengembangan dan penguatan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit
berbasis masyarakat yang dilaksanakan secara terintegrasi pada wadah
milik masyarakat yang sudah ada di masing-masing daerah.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 39
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
No INDIKATOR KINERJA Penanggungjawab
Persentase alat angkut yang memenuhi StandarKekarantinaan Kesehatan
Seksi PK dan SE
Persentase Layanan Kewaspadaan Dini Penyakitberpotensi KLB di Pelabuhan / Bandara / PLBD yangmeningkat kualitasnya
Seksi PK dan SE
Persentase Jejaring Surveilans dan Kemitraan di PintuMasuk Negara dan Wilayah yang ditingkatkan
Seksi PK dan SE
Persentase Layanan Pelaksanaan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan Zoonotik di Pelabuhan /Bandara / PLBD yang ditingkatkan
Seksi PRL dan KLW
Persentase Layanan Pelaksanaan Pencegahan danPengendalian Penyakit Menular Langsung di Pelabuhan/ Bandara / PLBD yang ditingkatkan
Seksi PRL dan KLW
Persentase Layanan Pelaksanaan Penyakit TidakMenular di Pelabuhan / Bandara / PLBD yangditingkatkan
Seksi PRL dan KLW
Persentase Dukungan Manajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya pada Program P2P yangditingkatkan
Sub. Bag. TataUsaha
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 40
Output kegiatan yang telah ditetapkan dalam pencapaian sasaran di lingkunganKKP Merauke secara lengkap adalah sebagai benkut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PROGRAM / KEGIATAN/KELUARAN
Program : Pengendalian Penyakit danPenyehatan LingkunganKegiatan: DukunganManajemen dan Pelaksanaan Tugas TekhnisLainnya pada Program PP dan PL
Pelabuhan/Bandara/PLBDN yang dilakukanpengawasan alat angkut sesuai standarkekarantinaa
Dokumen SSCEC
Dokumen PHC
Dokumen ICV
Dokumen Kesehatan Pesawat
Penguatan Kewaspadaan Dini
Investigasi dan Penanggulangan KLB
Tenaga Terlarih Bidang Karantina Kesehatandan Kesehatan Pelabuhan
Lokasi yang melaksanakan pengendalianFaktor Resiko Pada Kondisi Matra
Rencana Kontigensi Kedaruratan KesehatanMasyarakat
Dokumen Ijin Angkut Orang Sakit
Pengamatan Faktor Resiko dan Somberpenular malaria
Pengamatan Kejadian malaria, surveilansmigrasi di Wilayah Kerja
Survey Kepadatan Lalat dan Kecoa
TPM Memenuhi Syarat Kesehatan
INDIKATOR KELUARAN
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBDNyang dilakukan pengawasan alatangkut sesuai standar kekarantinaa
Jurnlah Dokumen SSCEC
Jumlah Dokumen PHC
Jumlah Dokumen ICV
Jumlah Dokumen Kesehatan Pesawat
Jumlah Penguatan Kewaspadaan Dini
Jumlah Kejadian Investigasi danPenanggulangan KLB
Jumlah Tenaga Terlatih BidangKarantina Kesehatan dan KesehatanPelabuhan
Jumlah Lokasi yang melaksanakanpengendalian Faktor Resiko PadaKondisi Matra
JumlahDokumen Rencana KontigensiKedaruratan Kesehatan Masyarakat
Jumlah Dokumen Ijin Angkut OrangSakit
Jumlah Laporan Pengamatan FaktorResiko dan Sumber penular malaria
Jumlah Laporan Pengamatan kejadianmalaria dan survei migrasi
Laporan Survey Lalat dan Kecoa
Jumlah TPM Memenuhi SyaratKesehatan
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 41
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Matra
Layanan HIV AIDS
Monitoring faktor resiko PTM melaiuikegiatan posbindu PTM pada kelompokmasyarakat khusus
Dokumen Pengadaan Fasilitas Perkantoran
Dokumen Penyusunan Rencana Program
Dokumen Pemantauan dan Informasi
Dokumen Penyusunan Laporan Keuangan
Pengelola Perbendaharaan
Pengelola Kepegawaian
Pelayanan Rumah Tangga Kantor
Pelayanan Organisasi, Tata Laksana danReformasi Birokrasdi
Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
Gaji dan Tunjangan
Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Jumlah Laporan Pelayanan KesehatanPada Situasi Matra
Jumlah wilker dengan Layanan HTVAIDS
Jumlah kelompok posbindu PTM padakelompok masyarakat khusus
Jumlah Dokumen PengadaanFasilitas Perkantoran
Jumlah Dokumen PenyusunanRencana Program
Jumlah Dokumen Pemantauan danInformasi
Jumlah Laporan Keuangan
Jumlah Laporan Perbendsaharaan
Jumlah Dokumen Kepegawaian
Jumlah Dokumen Runah TanggaKantor
Jumlah Dokumen RewformasiBirokrasi
Jumlah Dokumen Evaluasi danPelaporan
Jumlah Dokumen Pembayaran Gajidan Tunjangan
Jumlah Dokumen operasionalpemeliharaan kantor
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAVKE 2015-2019 Page 42
BAB V
PENYELENGCARAAN
Penyelenggaraan kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke meliputi :
1. Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan di pintu gerbang negara.
Sub Kegiatan
a. Pengendalian Karantina dan SE
- Peningkatan pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi
- Peningkatan pengawasan alat angkut dan muatannya
- Peningkatan pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial
wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
- Peningkatan pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat,
makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif
(OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan
OMKABA impor;
- Peningkatan pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans
epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas
nasional, regional, dan internasional;
- Peningkatan pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi di wilayah kerja bandara dan pelabuhan
b. PRLdanKLW
- Peningkatan pengendalian risiko lingkungan di bandara. pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
- Peningkatan upaya kesehatan pelabuhan lintas wilayah
- Peningkatan pengendalian vektor
- Peningkatan pelayanan imunisasi
- Peningkatan pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
- Peningkatan pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
RencanaAksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 43
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan
kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
- Peningkatan pelatihan teknis bidang pengendalian risiko lingkungan
dan upaya kesehatan di wilayah kerja bandara dan pelabuhan.
c. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada
Program PP & PL
Sub Kegiatan
- Peningkatan perencanaan dan informasi
- Peningkatan evaluasi dan laporan
- Peningkatan pengelolaan keuangan
- Peningkatan urusan kepegawaian dan umum
- Peningkatan sarana dan prasarana
- Peningakatan laporan akuntabilitas instansi pemerintah
Esensi dari penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke adalah Penyakit
Menular/Tidak Menular, Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Matra,
di pintu masuk Negara, berdasarkan visi, misi, nilai, tujuan, arah
penyelenggaraan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
pada periode tahun 2015-2019 dilaksanakan melalui pokok-pokok
kegiatan sebagai berikut:
A. Kekarantinaan dan surveilans epidemilogi
1. Peningkatan imunisasi/legalitas bagi masyarakat yang ke luar
negeri
2. Peningkatan dan pengembangan surveilans epidemiologi dan
respon KLB
3. Peningkatan karantina kesehatan dan dan pengendalian resiko
lingkungan
4. Peningkatan pelayanan dalam situasi matra
5. Pengawasan OMKABA
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 44
B. Pengendalian resiko Lingkungan
1. Pengendalian populasi nyamuk dan j entik
2. Pengendalian populasi tikus
3. Pengendalian populasi lalat dan kecoa
4. Pengawasan waning dan rumah makan/restoran(food poison kit)
5. Pengawasan air bersih(water tes kit)
6. Pengawasan inflight catering
7. Pengawasan sanitasi kapal dan pesawat
8. Pengamanan pencemaran limbah dan udara
C. Pelayanan kesehatan terbatas dan rujukan
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka SKD
2. Memberikan pelayanan kedaruratan dan rujukan
3. Memberikan pelayanan VCT,konsling
4. Meningkatkan deteksi penyakit tidak menular
D. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
1. Peningkatan perencanaan dan informasi
2. Peningkatan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
3. Peningkatan pengelolaan keuangan
4. Peningkatan urusan kepegawaian dan umum.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 45
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan
proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan
segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidak
sesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi
jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta tindak
lanjut penyelesaianya.
Penilaian rencana aksi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Merauke bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsinya sesuai ketentuan dalam Permenkes Nomor : 2348/2011; tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepmenkes Nomor :
264/MENKES/SK/III/2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan yang telah dijabarkan dalam RAK ini.
Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil
yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan
keputusan apakah suatu kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau
diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi
pelaksanaan kegiatan.
Penilaian kinerja kegiatan dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang
telah ditetapkan dalam pencapaian sasaran berdasarkan bagian/bidang yang ada di
lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yang secara lengkap
adalah sebagai berikut:
1. Sub Bagian Tata Usaha
Indikator pencapaian keluaran sampai pada Ttahun 2019 adalah sebagai
berikut :
a. Pengelolaan pembayaran gaji dan tunjangan PNS dan CPNS tepat
jumlah, waktu dan sasaran selama 13 bulan;
b. Pembayaran honorarium dan vakasi tepat waktu;
c. Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas perkantoran;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 46
d. Terselenggaranya pengadaan;
1) Alat pengolah data
2) Alat komunikasi
3) Alat rumah tangga perkantoran
4) Alat dan bahan-bahan kesehatan
e. Meningkatnya pengelolaan perencanaan dan anggaran
1) Jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan sebanyak 1 dokumen
pertahun;
2) Jumlah dokumen penetapan kinerja yang dihasilkan sebanyak 1
dokumen pertahun;
3) Jumlah dokumen anggaran yang dihasilkan sebanyak 1 dokumen
pertahun;
4) Jumlah rencana koordinasi perencanaan yang dilakukan sebanyak 2
kali pertahun;
5) Jumlah data dan informasi yang dihasilkan sebanyak 3 dokumen
pertahun yaitu LAKIP, Profil dan laporan tahunan KKP Kelas III
Merauke;
6) Jumlah laporan perencanaan (Laporan PP39) sebanyak 4 Dokumen;
f. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan
1) Jumlah laporan realisasi keuangan SAKPA sebanyak 12 laporan
setiap tahun;
2) Jumlah laporan realisasi barang SAKPB sebanyak 12 laporan setiap
tahun;
3) Jumlah laporan PNBP sebanyak 12 laporan setiap tahun;
4) Jumlah laporan inventarisasi aset/barang di wilayah kerja sebanyak 2
laporan;
5) Jumlah berita acara pemeriksaan kas intern sebanyak 12 laporan;
6) Jumlah laporan bimbingan teknis pengelolaan keuangan dan PNBP
di wilayah kerja 2 laporan;
7) Usulan pencairan dana yang lengkap 12 bulan setiap tahun.
g. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 47
h. Meningkatnya pelaksanaan koordinasi dan pengawasan
i. Meningkatnya jumlah pegawai peserta diklat:
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Indikator pencapaian keluaran sampai pada tahun 2019 adaiah sebagai
berikut:
a. Penanggulangan KLB < 24 jam;
b. Kapal/pesawat luar negeri yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan;
c. Kapal/pesawat yang memiliki dokumen kesehatan sesuai standar
kekarantinaan;
d. Jumlah laporan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis pengendalian
karantina dan surveilans epidemiologi sebanyak 6 laporan setiap tahun;
e. Pemeriksaan dan pengeluaran dokumen OMKABA;
f. Faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu gerbang negara;
g. Jumlah laporan pemeriksaan K3JH sebanyak 1 laporan setiap tahun;
h. Jumlah pertemuan yang membahas jejaring kerja survailans epidemiologi
rata-rata 1 kali pertemuan setiap tahun;
i. Jumlah diklat/simulasi bencana/kedaruratan yang diikuti menjadi 1
simulasi/diklat
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
Indikator pencapaian luaran sampai pada tahun 2019 adaiah sebagai berikut:
a. Jumlah wilayah kerja yang membuat mapping data tempat perindukan
nyamuk
b. House indeks (HI) dan container indeks (CI) perimeter 0 dan buffer < 1%;
c. Angka kepadatan nyamuk Anopheles / man hour density (MHD) 0;
d. Jumlah laporan monitoring evaluasi pengendalian vektor 2 laporan setiap
tahun;
e. Meningkatnya jumlah masyarakat di pelabuhan/bandara yang memiliki
akses terhadap air minum berkualitas;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKPMERAUKE2015-2019 Page 48
f. Meningkatnya kualitas makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan;
g. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan alat
angkut;
h. Meningkatnya kualitas lingkungan gedung/bangunan/ perkantoran dan
tempat-tempat umum;
i. Pemeriksaan dan pembinaan jemaah haji yang sesuai standar;
j. Ketersediaan obat dan vaksin baik melalui pengadaan Pusat maupun
pengadaan melalui pengadaan KKP;
k. Pengisian buku kesehatan dan ICV haji sesuai standar;
I. Penggunaan ICV yang sesuai standar setiap tahun;
Rencana Aksi Kegiatan [RAK) KKP MERAUKE2015-2019 Page 49
BABVH
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas
III Merauke Tahun 2015 -2019 ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
bagi semua seksi di Lingkungan KKP Kelas III Merauke dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kinerja dalam kurun waktu lima tahun
(2015-2019). Penyusunan rencana aksi kegiatan (RAK) ini dilakukan sedemikian
rupa, sehingga hasil pencapaiannya dapat diukurdan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kinerja tahunan KKP Kelas III Merauke. Laporan kinerja ini
selanjutnya menjadi bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk digunakan
sebagai bahan perencanaan berikutnya. Rencana aksi kegiatan (RAK) KKP Kelas
III Merauke ini juga mengamanatkan perlunya dilakukan evaluasi tengah periode
{midterm review)
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana aksi
kegiatan (RAK) ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Tentunya
RAK KKP Kelas III Merauke (2015-2019) ini dapat dilaksanakan dan mencapai
tujuanya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap
pegawai di lingkungan KKP Kelas III Merauke ini. Penerapan nilai-nilai yang
dianut dan dijunjung tinggi oleh KKP Kelas III Merauke, diharapkan dapat
memacu semangat pegawai KKP Kelas III Merauke dalam pelaksanaan rencana
aksi kegiatan (RAK) ini.
Merauke, Juni 2016Kepala Kantor Kesehatan PelabuhanKe
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) KKP MERAUKE 2015-2019 Page 50
RENCANAAKSI KEGIATANKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS HI MERAUKE
TAHUN 2015-2019
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Indikator Kinerja Kegiatan
Persentase alat angkut diperiksa sesuai denganstandar kekarantinaan
Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakankegiatan deteksi dinidan respon KKM dalam rangkakekarantinaan di ptntu masuk negara
Persentase pelabuhan / bandara yang melaksanakanpengendalian faktor risiko dengan kondisi matra
Persentase Pelabuhan/Bandara yang mempunyaikebijakan kesiapsiagaandalam penanggulangankedaruratan kesehatan masyarakat yang
Persentase Pelabuhan/Bandara yang MelakukanPengendalian VektorPersentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakankegiatan deteksi dinipenyakit menular langsung
Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakankegiatan skrining PTM
Persentase Pelabuhan/Bandara yang melaksanakankebiiakan Kawasan Tanoa Rokok (KTR)
Persentase sarana air minum yang dilakukanpengawasan di pelabuhan dan bandara
Persentase pelabuhan/bandara sehat
Persentase tempat-tempat umum yang memenuhisyarat kesehatan dipelabuhan dan bandara
Persentase Dokumen Perencanaan dan Anggarandisusun sesuai standarPersentase Dokumen Evaluasi dan Pelaporandisusun sesuai standarPersentase layanan administrasi kepegawaiansesuai standar
Persentase Layanan Ketatausahaan danKerumahtanggaan yang dilaksanakan
Persentase Sarana Prasarana untuk memenuhistandar
Target Kinerja
2015
100
50
100
30
100
100
100
15
100
100
60
100
100
100
100
50
2016
100
60
100
45
100
100
100
45
100
100
70
100
100
100
100
55
2017
100
70
100
60
100
100
100
75
100
100
80
100
100
100
100
60
2018
100
80
100
80
100
100
100
100
100
100
90
100
100
100
100
64
2019
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
69
DAFTAR SINGKATAN
LampiranlllRAK KKP Kelas III MeraukeTahun2015-2019
IHRKKPKEPMENKESMDG'SNUBIKAOWEOMKABAPERMENKESPLBDPKSEPHEICPNBPPP&PLpp
RAPRAKRKAKLRENSTRARMRPJMNSatkerSBKSDMSESPMSSCCSSCECTTUTUPOKSITPMUPTUCA
International Health RegulationKantor KesehatanPelabuhanKeputusanMenteriKesehatanMillenium Development GoalsNuklirBioterorisNarkotikaOne Month ExtentionObatMakananKosmetikadanBahanAditifPeraturan Menteri KesehatanPos Lintas Batas DaratPengendalian Karantina dan Surveilans EpidemiologiPublic Health Emergency of International ConcernPenerimaan Negara Bukan PajakPengendalianPenyakrtdanPenyehatanLingkunganPeraturan PemerintahRencana Aksi ProgramRencana Aksi KegiatanRencana Kerja Anggaran Kementrian LembagaRencana StrategiRupiah MurniRencana Pembangunan jangka Menengah NasionalSatuan KerjaStandar Biaya KhususSumber Daya ManusiaSurveilans EpidemiologiStandarPelayanan MinimalShip Sanitation Control CertificateShip Sanitation Control Exemption CertificateTempat Tempat UmumTugasPokokdanFungsiTempat Pengelola MakananUnit PelayananTeknisUppesControl Area
Lampiran IIRAK KKP Kelas III MeraukeTahun2015-2019
KONTRiBUTOR
77ft" Sari Renowati, SKM, MScPHSutrisno, S.Sos, Maryani Idris, S.Sos
Yulianti Lande, S.Si, AptGumson J. Tampubolon, SKM
Dr. Ika JuwitaBertha Tangke, Bsc
DeiifourB.SKMDr. Andi Farida
Yeremias, Wonam, SKMAndarias P. Kofawi, SKMArwina Paramma, SKM
Elfrida Silalahi,AMDDll,,,
DEFENISI OPERASIONAL
1. Investigasi dan Penanggulangan KLBAdalah: Upaya penanggulangan terhadap kejadian KLB yang dilakukan dalam waktukurang dari 24 jam terhitung sejak mulai terjadinya KLB.
Satuan: Kejadian KLB
Cara Menentukan: Kejadian KLB yang tertanggulangi kurang dari 24 jam minimal80% dari KLB yang terjadi di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke.
2. Provinsi yang melakukan Penguatan Kewaspadaan Dini KLB PenyakitAdalah: Upaya pelaksaan penguatan sistem kewaspadaan dini (SKD) denganmelakukan diseminasi informasi, advokasi lintas sektor/ program, dan peningkatankapasitas petugas surveilans dalam melaksanakan kewaspadaan dan respon.
Satuan: Dokumen
Cara Menentukan: Jumlah laporan hasil kegiatan upaya penguatan sistemkewaspadaan dini berdasarkan tahapan kegiatan.
3. Lokasi yang melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko Pada Kondisi MatraAdalah: Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi potensi risiko kesehatan,meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mengendalikan risiko kesehatan matradirgantara, kesehatan matra lapangan, dan kesehatan matra kelautan bawah air.
Satuan: Lokasi
Cara Menentukan:Jumlah lokasi yang:a. Pengurangan potensi risiko kesehatanb. Peningkatan kemampuan adaptasic. Pengendalian risiko kesehatan
4. Pelayanan Kesehatan Haji Embarkasi Dalam KotaAdalah: Pelayan kesehatan haji pada saat kedatangan di asrama dan keberangkatan keairport oleh petugas yang berasal dari dalam kota asrama.
Satuan: Hari
Cara Menentukan: Jumlah hari melaksanakan peiayanan kesehatan haji
5. Pelayanan Kesehatan Haji Debarkasi Dalam KotaAdalah: Pelayanan kesehatan haji pada saat kedatangan di airport sampai di asramadebarkasi oleh petugas yang berasal dari dalam kota asrama.
Satuan: Hari
Cara menentukan: Jumlah hari melaksanakan pelayanan kesehatan haji
6. Pelayanan Kesehatan Haji Embarkasi di TerminalAdalah; Pelayanan kesehatan haji pada saat keberangkatan dan kedatangan ke airportoleh petugas yang berasal dari luar kota airport.
Satuan: Hari
Cara menentukan: Jumlah hari melaksanakan pelayanan kesehatan haji
7. Pelayanan Kesehatan Haji Debarkasi di TerminalAdalah: Pelayanan kesehatan haji pada saat keberangkatan dan kedatangan ke airportoleh petugas yang berasal dari luar kota airport.
Satuan: Hari
Cara menentukan: Jumlah hari melaksanakan pelayanan kesehatan haji
8. Penanganan Kesehatan Pada Situasi MatraAdalah: Penanganan kesehatan pada situasi matra yang dilakukan di luar jam kerjadan/hari libur per hari per lokasi, yang dilakukan oleh tujuh orang yang terdiri dari:Dokter 1 orang, Perawat 2 orang, Petugas Farmasi 1 orang, Petugas SurveilansEpidemiologi 1 orang, Petugas Pengendalian risiko lingkungan 1 orang danPenanggungjawab 1 orang.
Satuan: Hari
Cara menetukan: Jumlah lokasi yang melaksanakan Penanganan kesehatan padasituasi matra yang dilakukan di luar jam kerja dan/hari libur per hari per lokasi, yangdilakukan oleh tujuh orang yang terdiri dari : Dokter 1 orang, Perawat 2 orang,Petugas Farmasi 1 orang, Petugas Susrveilans Epidemiologi 1 orang, PetugasPengendalian risiko lingkungan 1 orang dan Penanggungjawab 1 orang
9. KKP yang melaksanakan pengawasan alat angkut sesuai standarkekarantinaan kesehatanAdalah: KKP yang melaksanakan pengawasan terhadap alat angkut, orang, barang,
dokumen sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.
Satuan: Lokasi
Cara menetukan: Jumlah KKP yang melaksanakan pengawasan terhadap alat angkut,orang, barang, dokumen sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.
10. Pelabuhan/Bandar udara/ PLBDN yang dilakukan pengawasan alat angkutsesuai standar kekarantinaan kesehatanAdalah: Pelabuhan/bandar udara/ PLBDN yang dilakukan pengawasan alat angkut,orang, barang, dokumen sesuai standar kekarantinaan kesehatan
Satuan: Lokasi
Cara menentukan: Jumlah pelabuhan/Bandar udara/PLBDN yang dilakukanpengawasan alat angkut, orang, barang, dokumen sesuai standar kekarantinaankesehatan
11. Certificate of PratiqueAdalah: Dokumen kekarantinaan yang diberikan kepada kapal yang datang dari luarnegeri dan atau dari dalam negeri terjangkit (under quarantine). Kapal tersebut legojangkar diluar dam atau berlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga padasaat di luar jam kerja. Kegiatan ini belum termasuk boarding kit. Dinyatakan dalamsatuan dokumen Certificate of pratique (COP).
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Jumlah dokumen kekarantinaan yang diberikan kepada kapal yangdatang dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit (under quarantine).Kapal tersebut lego jangkar diluar dan atau berlabuh di kolam pelabuhan atau sandardi dermaga pada saat di luar jam kerja. Kegiatan ini belum termasuk boarding kit.Dinyatakan dalam satuan dokumen Certificate of pratique (COP)
12. Dokumen SSCCAdalah: Sertifikat yang diberikan kepada alat angkut/kapal yang telah memenuhisyarat sanitasi kapal setelah dilakukan tindakan penyehatan, dinyatakan dalam satuandokumen/sertifikat SSCC. Kapal tersebut lego jangkar diluar dam atau berlabuh dikolam pelabuhan atau sandar di dermaga pada saat diluar jam kerjaSatuan: Dokumen
Cara mentukan: Jumlah sertifikat yang diberikan kepada alat angkut/kapal yang telahmemenuhi syarat sanitasi kapal setelah dilakukan tindakan penyehatan, dinyatakandalam satuan dokumen/sertifikat SSCC. Kapal tersebut lego jangkar diluar dam atau
berlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga pada saat diluar jam kerja
13. Dokumen SSCECAdalah: Sertifikat yang diberikan kepada alat angkut/kapal yang telah memenuhisyarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal) setelahdilakukanpemeriksaaan menggunakan formulir pemeriksaan dan dinyatakan dalamsatuan dokumen/sertifikat SSCEC. Kapal tersebut lego jangkar diluar dam atauberlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga pada saat diluar jam kerja.
Satuan: DokumenCara mentukan: Jumlah sertifikat yang diberikan kepada alat angkut/kapal yang telahmemenuhi syarat sanitasi kapal (bebas tindakan penyehatan kapal) setelahdilakukanpemeriksaaan menggunakan formulir pemeriksaan dan dinyatakan dalamsatuan dokumen/sertifikat SSCEC. Kapal tersebut lego jangkar diluar dam atauberlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga pada saat diluar jam kerja.
14. Dokumen Rujukan Orang SakitAdalah: Dokumen yang dikeluarkan untuk orang sakit di bandara / pelabuhan kerumah sakit rujukan berdasarkan diagnosa dokter untuk mendapatkan pelayananmedis lebih lanjut
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Jumlah dokumen yang dikeluarkan untuk orang sakit di bandara /pelabuhan ke rumah sakit rujukan berdasarkan diagnosa dokter untuk mendapatkanpelayanan medis lebih lanjut
15. Dokumen Sistem Keuaspadaan Dini di Fasilitas Pelayanan KesehatanAdalah: Data penyakit dan faktor risiko yang dikumpulkan dari sarana pelayanankesehatan di pelabuhan/bandara/PLBD dan wilayah (puskesmas/dinaskesehatan/RS?Klinik) setiap bulan, dinyatakan dalam satuan dokumen (perwilker/induk).
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Jumlah data penyakit dan faktor risiko yang dikumpulkan darisarana pelayanan kesehatan di pelabuhan/bandara/PLBD dan wilayah(puskesmas/dinas kesehatan/RS/Klinik) setiap bulan, dinyatakan dalam satuandokumen (per wilker/induk).
16. Sertifikat Obat dan Alat P3KAdalah: Pemeriksaan obat dan alat P3K di kapal yang dilaksanakan secara mandiridiluar kegiatan penerbitan SSCEC dan posisi kapal tersebut lego jangkar dihiar damatau berlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga pada saat diluar jam kerja.
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Jumlah Pemeriksaan obat dan alat P3K di kapal yang dilaksanakansecara mandiri diluar kegiatan penerbitan SSCEC dan posisi kapal tersebut legojangkar diluar dam atau berlabuh di kolam pelabuhan atau sandar di dermaga padasaat diluar jam kerja.
17. Bahan Kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan dokumenkesehatanAdalah: Bahan Kesehatan yang diperiukan dalam pengawasan dan penerbitandokumen kesehatan yang di SBK
Satuan: Paket
Cara menentukan: Jumlah Bahan Kesehatan yang diperiukan dalam pengawasan danpenerbitan dokumen kesehatan yang di SBK
18. KKP yang melaksanakan pengawasan lingkungan pintu masuk anian darifaktor risiko KKMAdalah: KKP yang melaksanakan pengawasan terhadap lingkungan pintu masukaman terkendali dari faktor risiko KKM.
Satuan: Lokasi
Cara menentukan: Jumlah KKP yang melaksanakan pengawasan terhadaplingkungan pintu masuk aman terkendali dari faktor risiko KKM.
19. Lingkungan Pelabuhan/Bandar udara/PLBDN yang di lakukan pengawasanterhadap faktor risiko KKMAdalah: Lingkungan Pelabuhan/bandar udara/ PLBDN yang dilakukan pengawasanterhadap faktor risiko KKM
Satuan: Lokasi
Cara menetukan: Jumlah Lingkungan Pelabuhan/bandar udara/ PLBDN yangdilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM
20. Rencana Kontinjensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat diWilayahAdalah: Kegiatan penyusunan rencana kontijensi yang berhubungan denganpenanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah.
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Jumlah Kegiatan penyusunan rencana kontijensi yangberhubungan dengan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah,yang disertai dengan table top exercise terhadap pelaksanaan kegiatan rencanakontijensi, yang dilakukan oleh Pusat.
21. Rencana Kontinjensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan MasyarakatAdalah: Kegiatan penyusunan rencana kontijensi yang berhubungan denganpenanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Jumlah Kegiatan penyusunan rencana kontijensi yang berhubungandengan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah, yang disertaidengan table top exercise/simulasi terhadap pelaksanaan kegiatan rencana kontijensi.
22. Kabupaten/kotu yang melaksanakan kegiatan deteksi dini dan respon KKMterintegrasi dengan Pintu Masuk NegaraAdalah: Kabupaten/Kota yang melakukan sharing data KKM dengan Pintu MasukSatuan: Lokasi
Cara menetukan: Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan sharing data KKMdengan Pintu Masuk
23. Penurunan Kasus penyakit DBDAdalah: penurunan jumlah kasus DBD selama 1 tahun pada setiap 100.000 penduduk
Satuan: Kasus per 100.000 Penduduk
Cara menentukan: angka kasus dibagi jumlah penduduk dikali 100.000
24. Pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBDAdalah: jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD
Satuan: Laporan
Cara menetukan: Jumlah laporan pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD
25. Penatalaksanaan kasus malaria sesuai standarAdalah: Persentase kasus malaria positif yang diobati dengan ACT (ArthemisininBased Combination Therapy).
Satuan: Persen
Cara menetukan: Kasus malaria positif yang diobati ACT dibagi kasus yang malariayang positif dikali 100
26. Pengamatan faktor risiko dan sumber penular malariaAdalah: jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular malaria
Satuan: Laporan
Cara menetukan: Jumlah laporan pengamatan faktor risiko dan sumber penularmalaria
27. Pengamatan faktor risiko dan sumber penular flu bu rung di wilayah kerjaAdalah: jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular flu burung di wilayahkerja pada tahun berjalan.
Satuan: Laporan
Cara menetukan: Jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular flu burung diwilayah kerja
28. Provinsi yang melakukan pengendaiian leptospirosis sesuai standarAdalah: Jumlah provinsi yang melakukan pengendaiian leptospirosis sesuai standar (melakukan deteksi dini, penyelidikan epidemiologi dan melakukan pelacakan kasustambahan) pada tahun berjalan.
Satuan: Provinsi
Cara menetukan: Jumlah provinsi yang melakukan pengendaiian leptospirosis sesuaistandar ( melakukan deteksi dini, penyelidikan epidemiologi dan melakukanpelacakan kasus tambahan)
29. Luas Wilayah Bebas Vektor DiareAdalah: Kegiatan pengendaiian lalat dewasa yang dinyatakan dalam satuan ukur luaswilayah bebas vektor lalat dalam satuan hektar selaraa 1 (satu) Tahun, terdiri darikegiatan survey 12 kali, spraying 4 kali dan pencatatan/pelaporan, tidak termasukbelanja bahan insektisida, alat pengendaiian dan APD.
Satuan: Hektar
Cara meentukan: Target output ditentukan berdasar luas wilayah yang akandiintervensi pemberantasan vektor Diare
30. Kab/kota yang melakukan kegiatan surveilans/pengendalian vektorAdalah; Jumlah kab/kota yang melakukan minimal 1 kegiatansurveilans/pengendalian vektor yaitu pengamatan, mapping vektor, reseptifitas,efikasi insektisida, resistensi vektor dan evaluasi pengendalian vektor.
Satuan: Kab/Kota
Cara menetukan: Jumlah kab/kota yang melakukan minimal 1 kegiatansurveilans/pengendalian vektor yaitu pengamatan, mapping vektor, reseptifitas,efikasi insektisida, resistensi vektor dan evaluasi pengendalian vektor
31. Pelaksanaan Kegiatan surveilans / pengendalian vektorAdalah: Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan mapping vektor, reseptifitas, efikasiinsektisida, resistensi vektor dan evaluasi pengendalian vektor
Satuan: laporan
Cara menetukan: Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan mapping vektor, reseptifitas,efikasi insektisida, resistensi vektor dan evaluasi pengendalian vektor
32. Luas Wilayah Bebas Vektor PesAdalah: Kegiatan pengendalian tikus yang meliputi pemetaan, persiapan,pemasangan perangkap, identifikasi dan evaluasi/pencatatan dan pelaporan,dilakukan sebanyak 9 kali setahun sesuai dengan siklus hidup tikus, tidak termasukpembelian/pengadaan perangkap tikus, peralatan identifikasi dan pakaian APD
Satuan: Hektar
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasar luas wilayah yang akandiintervensi pemberantasan vektor pes
33. Luas Wilayah Bebas Vektor DBDAdalah: Kegiatan pengendalian nyamuk Aedes aegypti (jentik dan nyamuk dewasayang dinyatakan dalam satuan ukur luas wilayah bebas vektor selama 1 (satu) Tahun,dimulai dengan survey dilakukan tiap bulan (12 kali), larvasida dilakukan 4 kali,fogging dilakukan 4 kali dan evaluasi/pencatatan dan pelaporan, tidak termasukbelanja pengadaan insektisida, larvasida, bahan/alat identifikasi, alat pengendaliandan APD
Satuan: Hektar
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasar luas wilayah yang akandiintervensi pemberantasan vektor DBD
34. Luas Wilayah Bebas Vektor MalariaAdalah: Kegiatan pengendalian nyamuk Anopheles jentik dan dewasa yangdinyatakan dalam satuan ukur luas wilayah bebas vektor dalam 1 (satu) Tahun terdiridari kegiatan survey jentik 12 kali, survey nyamuk 4 kali, larvasida 12 kali, spraying4 kali dan evaluasi/pencatatan dan pelaporan, tidak termasuk kegiatan belanja bahaninsektisida, bahan identifikasi, alat pengendalian dan peralatan APD.
Satuan: Hektar
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasar luas wilayah yang akandiintervensi pemberantasan vektor malaria
35. Layanan HIV-AIDS oleh KKPAdalah: Jumlah bandara dan pelabuhan yang menyediakan layanan HIV-AIDS padapopulasi berisiko termasuk awak kapal, dan tenaga kerja bongkar inuat di wilayahkerja.
Satuan: wilker
Cara menetukan: Jumlah bandara dan pelabuhan yang mendapatkan dukungansumber daya dari pusat (dukungan logistic, biaya operasional, dll) untuk programpengendalian HIV-AIDS (minimal melaksanakan kegiatan advokasi, Sosialisasi danKIE program pengendalian HIV-AIDS).
36. Layanan IMS pada populasi berisiko oleh KKPAdalah: Jumlah bandara dan pelabuhan yang menyediakan layanan IMS padapopulasi berisiko (populasi kunci, ibu hamil, penderita TB dan hepatitis danpasangan populasi ODHA termasuk awak kapal, dan tenaga kerja bongkar muat) diwilayah kerja.
Satuan: wilker
Cara menentukan: Jumlah bandara dan pelabuhan yang mempunyai layanan IMSpada wilayah kerja minimal melaksanakan kegiatan Advokasi, Sosialisasi dan KIEpengendalian IMS.
37. Provinsi yang melaksanakan Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatanPusbindu PTM pada kelompok masyarakat khususAdalah: Provinsi yang raempunyai kelompok khusus (UPT, Haji< PO Bus, Sekolah,Tempat kerja) yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM.
Satuan: Provinsi
Cara menetukan: Target output ditentukan dengan jumlah Provinsi yang mempunyaikelompok klausus (UPT, Haji, PO Bus, Sekolah, Tempat Kerja) yang melaksanakankegiatan Posbindu PTM dan Cedera
38. Perempuan Usia 30-50 th yang di deteksi dini fainker serviks dan payudaraAdalah: perempuan usia 30-50 taliun yang dideteksi dini kanker serviks danpayudara (IVA dan atau Papsmear untuk Ca Serviks dan CBE untuk Ca Payudara)
Satuan: Orang
Cara menetukan: Target output ditentukan dengan jumlah perempuan yang dilakukanDeteksi dan tindak lanjut dini (IVA dan atau Papsmear untuk Ca Serviks dan CBEuntuk Ca Payudara) pada perempuan usia 30-50 tahun
39. Penduduk usia > 15 th yang melakukan pemeriksaaan gula darahAdalah: Jumlah penduduk usia > 15 th yang melakukan pemeriksaan gula darah difasyankes primer
Satuan: Orang
Cara menetukan: Target out put ditentukan dengan perhitungan jumlah pendudukusia > 15 th yang melakukan pemeriksaan gula darah di fasyankes primer.
40. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer yang melakukan Penanganan kasusHipertensiAdalah: Fasyankes Primer yang melakukan penanganan (diperiksa dan diobati)Kasus hipertensi
Satuan: Fasyankes primer
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan jumlah Fasyankes primer yangmenangani (diperiksa dan diobati) kasus hipertensi.
41. Penduduk dengan kasus DM yang berobat ke fasyankes primerAdalah: Jumlah penduduk dengan kasus DM yang berobat di fasyankes primer
Satuan; Orang
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan jumlah penduduk dengan kasusDM yang berobat di fasyankes primer
42. Layanan Upaya Brhenti Merokok di Fasyankes PrimerAdalah: Fasyankes Primer yang melaksanakan layanan upaya berhenti merokok
Satuan: Layanan
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan Jumlah Fasyankes Primer yangmelaksanakan layanan upaya berhenti merokok
43. Pengendalian Dampak Rokok terhadap Kesehatan berupa penurunan proporsiperokokAdalah: Output promosi upaya pengendalian perokok merupakan output yangdigunakan untuk menampung kegiatan upaya pengendalian perokok yang dilakukanoleh pusat, provinsi, kabupaten/kota atau wilayah kerja
Satuan: Jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang merokok
Cara menetukan: Target output ditentukan dengan Jumlah lokasi (provinsi,kabupaten/kota atau wilayah kerja) yang melakukan upaya promosi
44. Peta kualitas air minumAdalah: Peta kualitas air minum perpipaan (PDAM dan atau sejenisnya), sarana airminum komunal, damiu di wilayah regional (B-BTKL) atau wilayah buffer area(KKP)
Satuan: Peta
Cara menetukan: Jumlah Mapping kualitas air minum berdasarkan hasil pengawasaneksternal baik melaui pendanaan APBDI & II maupun uji petik kualitas air minumoleh B-BTKL/KKP
45. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatanAdalah: TTU (hotel, fasyankes, sardik, dll) yang memenuhi syarat kesehatan dalamkurun waktu tertentu
Satuan: Unit
Cara menetukan: menghitung jumlah TTU yang dilakukan inspeksi sanitasi dalamkurun waktu tertentu
46. Tenaga terlatih bidang TTUAdalah: tenaga terlatih melalui Pelatihan, lokakarya, workshop, pemberdayaanmasyarakat dibidang TTU
Satuan: Orang
Cara menentukan: menghitung jumlah tenaga yang dilatih di bidang PenyehatanTTU
47. Peta kualitas TTUAdalah: Peta kualitas TTU sehat (hotel, fasyanes, sardik) di wilayah regional(BBTKL-PP) atau wilayah buffer area (KKP)
Satuan: Peta
Cara menentukan: Jumlah maping TTU sehat (hotel, fasyanes, sardik) berdasarkanhasil inspeksi sanitasi di suatu wilayah regional (BBTKL-PP) atau wilayah bufferKKP
48. Sarana dan Prasarana TTUAdalah: pembangiman sarana penyehatan TTU
Satuan: Unit
Cara menentukan: Jumlah sarana Air dan sanitasi terbangun di TTU
49. Sarana dan Prasarana di bidang penyehatan TPMAdalah: Sarana dan pra sarana bidang Penyehatan TPM yang telahdibangun/dihasilkan pada suatu daerah melalui pemberdayaan, peningkatan saranadan prasarana, penyediaan reagensia
Satuan: Unit
Cara menentukan: dengan menghitung jumlah unit sarana dan pra sarana bidangpenyehatan TPM yang dihasilkan / dibangun
50. Dokumen perencanaan dan anggaranAdalah: Dokumen yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan penyusunan rencanakerja dan anggaran yang terdiri dari:
Satuan kerja pusat: Dokumen Renja-KL, RKA-KL, rencana Aksi Program,Rencana Aksi Kegiatan, dan Dokumen Menu Rambu Perencanaan;
- Satuan kerja Dekonsentrasi dan UPT: Dokumen RKA KL dan Rencana AksiKegiatan
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output perencanaan dan anggaran ditentukan berdasarjumlah dokumen perencanaan dan anggaran yang akan dihasilkan pada tahun 2015
51. Dokumen data dan informasiAdalah: Dokumen yang dihasilkan melalui penyusunan profil PP dan PL, data daninformasi situasi serta kecenderungan penyakit, data situasi dan kecenderungankesehatan lingkungan, jaringan sistem informasi PP dan PL.
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output perencanaan dan anggaran ditentukan berdasarjumlah dokumen data dan informasi yang akan dihasilkan pada tahun 2015
52. Dokumen evaluasi dan pelaporanAdalah: dokumen yang dihasilkan melalui pemantauan pelaksaan kegiatan ProgramPP dan PL, laporan kemajuan dan evaluasi pelaksanaan Program PP dan PL, laporantahunan PP dan PL
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output evaluasi dan pelaporan ditentukan berdasar jumlahdokumen evaluasi dan pelaporan yang dihasilkan
53. Laporan asetNegaraAdalah: Tersusunnya Laporan Barang milik Negara tingkat Satuan Kerja, Wilayahdan Eselon 1 yang akuntabel, tepat waktu, teratur dan paripurna sebagai hasil darikegiatan penatausahaan, pengelolaan dan pelaporan aset Negara sesuai peraturanBarang Milik Negara.
Satuan: laporan
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan jumlah Lporan Barang MilikNegara yang dihasilkan (Semester I, Semester II, Tahunan Unaudited dan TahunanAudited)
54. Uokumen KepegawaianAadalah: Dokumen yang dihasilkan melalui perencanaan/evaluasi pegawai, penataanadministrasi kepegawaian, penataan administrasi jabatan fungsional
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Target output ditentukan dengan jumlah laporan yang dihasilkantentang administrasi kepegawaian
55. Jumlah SDM yang dibinaAdalah: kegiatan pembinaan SDM yang meliputi penyelesaian masalah kepegawaiandan peningkatan kapasitas SDM
Satuan: Orang
Cara menentukan: Target output ditentukan berdasarkan banyaknya SDM yangdibina
56. Dokumen ketatausahaan dan gajiAdalah: Dokumen yang dihasilkan melaui kegiatan persuratan, kearsipan gaji, danketatausahaan lainnya.
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output ditentukan oleh dokumen ketatausahaan dan gajiyang dihasilkan
57. Dokumen kerja koordinasi kebijakan Ditjen PP dan PLAadalah: Dokumen hasil kegiatan pembinaan / kunjungan kerja / koordinasikebijakan serta jejaring kerja dengan lembaga internasional di luar negeri olehpejabat eselon I dan II atau yang ditugaskan beserta pendamping.
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasarkan jumlah dokumen hasilkegiatan
58. Laporan KeuanganAdalah: Laporan yabg diperoleh dari kegiatan verifikasi akuntansi yang meliputilaporan bulanan (hasil rekon), laporan keuangan semester, dan laporan keuangantahunan (Unaudited dan Audited).
Satuan: laporan
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasarkan jumlah Laporan Keuanganyang dihasilkan (bulanan, semesteran, tahunan Unaudited dan Audited)
59. Target dan pagu PNBPAadalah: Dokumen yang diperoleh dari kegiatan penyusunan target dan pagu PNBPyang disusun oleh eselon I dan satker, laporan realisasi bulanan, Triwulanan, danTahunan.
Satuan: Dokumen
Cara menetukan: Target output ditentukan dengan jumlah Dokumen Proposal danLaporan Realisasi PNBP yang dihasilkan (Bulanan, Triwulanan dan Tahunan).
60. Dokumen pengelolaan APBNAdalah: Dokumen Pengelolaan APBN yang meliputi: penyusunan Juknispengelolaan APBN, penatausahaan laporan pertanggungjawaban keuangan,penyusunan RPK dan RPD dan perubahannya.
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan jumlah dokumen pengelolaankeuangan yang dihasilkan
61. Tindak Lanjut LHPAdalah: dokumen yang dihasilkan oleh Satker yang memiliki temuan atas hasilpemeriksaan auditor meliputi penerbitan surat/dokumen terkait Tindak lanjut LHP
Satuan: Dokumen
Cara menentukan: Target output ditentukan dengan jumlah dokumen Tindak LanjutLHP dan setoran Tunrutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Negara yangdisetorkan ke Kas Negara
62. Rancangan RegulasiAadalah: Jumlah Rancangan dan Produk hokum terkait Bidang PP dan PL, yangdisusun dalam saru tahun anggaran
Saruan: Dokumen
Cara menetukan: Jumlah rancangan dan produk hukum yang disusun dalam sarutahun anggaran
63. Bantu an HukumAdalah: Pendampingan, dan pembinaan hukum yang dilakukan dalam satu tahunanggaran
Satuan: Laporan
Cara menentukan: Jumlah Pembinaan dan pendampingan kasus/masalah hukumdalam satu tahun anggaran
64. Dokumen penataan organisasiAdalah; Dokumen hasil kegiatan penataan organisasi, Jabatan Fungsional danketatalaksanaan yang disusun
Satuan: DokumenCara menentukan: Jumlah dokumen penataan organisasi, Jabatan Fungsional danketatalaksanaan yang disusun dalam satu tahun anggaran.
65. Dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintahAdalah: Dokumen LAKEP yang disusun yang terdiri dari Ikip Ditjen dan SekretanatDitjen PP dan PL
Satuan: Laporan
Cara menetukan: Jumlah LAKIP yang disusun
66. Media informasi Ditjen PP dan PLAdalah: Jumlah Media Informasi (cetak dan elektronik) terkait publikasi eventbidang PP dan PL
Satuan: Media informasi
Cara menetukan: Banyaknya jumlah media informasi terkait publikasi evenf/kegiatanbidang PP dan PL
67. Kendaraan bermotorAadalah: Jumlah unit pengadaan kendaraan bermotor roda 2/4/6, tidak termasukambulance atau kendaraan khusus lainnya
Satuan: Unit
Cara menentukan: Jumlah unit kendaraan bermotor yang diadakan
68. Perangkat pengolah data dan komunikasiAadalah: Output yang digunakan untuk pengadaancomputer/laptop/printer/proyektor/kamera/video kamera/HT dan alat pengolah datadan komunikasi lainnya
Satuan: Unit
Cara menentukan: Jumlah unit perangkat pengolah data dan komunikasi yangdiadakan
69. Peralatan dan fasilitas perkantoranAdalah: Output yang digunakan untuk pengadaan fasilitas kantor, antara lain:meubelair, tirai, karpet, dan fasilitas perkantoran lainnya.
Satuan: Unit
Cara menentukan: Jumlah unit peralatan dan fasilitas perkantoran yang diadakan
70. Gedung / bangunanAdalah: Output yang digunakan untuk pengadaan lahan dan gedung termasukrehab/renov
Satuan: M 2
Cara menetukan: Luas gedung / bangunan yang akan dibangun / dikembangkan.
71. Alat KesehatanAadalah: Jumlah pengadaan alat kesehatan penunjang keiatan tupoksi sesuai dengankebutuhan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
Satuan: Unit
Cara menentukan: Banyaknya paket alat kesehatan yang diadakan dalam satu tahunanggaran
72. Bahan KesehatanAdalah: Jumlah pengadaan bahan kesehatan termasuk obat-obatan sesuai dengankebutuhan
Satuan: Paket
Cara menetukan: Banyaknya paket bahan kesehatan yang diadakan dalam satu tahunanggraran
73. Kendaraan KhususAadalah: Output yang digunakan untuk pengadaan ambulance, boarding clearancemobi, vectrol control mobil atau kendaraan khusus lainnya
Satuan: Unit
Cara menetukan: Jumlah unit kendaraan bermotor yang diadakan
74. Laboratorium terakreditasiAdalah; Output laboratorium terakreditasi adalah output yang digunakan untukpengalokasian anggaran gmencapai/memenuhi/menipertahankan persyaratanlaboratorium terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Satuan: Laboratorium
Cara menetukan: Target output ditentukan berdasarkan jumlah laboratorium yangditingkatkan/dipertahankan kondisinya untuk memenuhi standar akreditasilaboratorium.
Top Related