Download - refrat phbs

Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu,

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan

pembangunan kesehatan (1)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan

atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu

dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat.(2)

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi

perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan

perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan

oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).(2)

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau

dan mampu mempraktikkan PHBS. Salah satunya adalah mencuci tangan dengan sabun. Hal ini

disebabkan perilaku PHBS masih sangat rendah, dimana baru 12% masyarakat yang mencuci

tangan pakai sabun setelah buang air besar, hanya 9% ibu-ibu mencuci tangan pakai sabun

setelah membersihkan tinja bayi dan balitanya, hanya sekitar 7% masyarakat yang mencuci

1

tangan dengan sabun sebelum memberi makan kepada bayinya, sedangkan masyarakat yang

mencuci tangan pakai sabun sebelum makan hanya 14%. Mencuci tangan sebelum makan sudah

menjadi keharusan supaya kita terlindung dari bahaya kuman yang ikut masuk kedalam tubuh

kita. Kuman inilah yang ditularkan dan menyebabkan kita menjadi sakit. Penularannya itu dapat

melalui beberapa cara yaitu melalui percikan ludah pada saat batuk atau bersin. Melalui benda-

benda yang terkontaminasi oleh kuman. Melalui cairan tubuh si penderita misalnya air seni.

Melalui tangan yang kotor dan makanan atau minuman yang terkontaminasi. (3)

Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut di atas pada hakikatnya

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika.

Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan

masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Dari hasil Riskesdas

2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah

mempraktikkan PHBS pada tahun 2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang

merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan.(1)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan

untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga,

meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan

ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI,

2007).

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan

kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus

ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan

melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007). (4)

2. Tujuan PHBS

1. Tujuan Umum

Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

3

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk

melaksanakan PHBS.

b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

3. Manfaat PHBS

1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:

a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan

anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan

untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal

usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin

(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

4

4. Manajemen PHBS

a. PHBS bidang gizi dan farmasi

Missal :

1) Makan dengan gizi seimbang

2) Minum tablet Fe saat hamil

3) Memberi bayi ASI ekslusif

4) Mengkonsumsi garam beryodium

5) Memberi kapsul vitamin A

b. PHBS bidang KIA dan KB

1) Memeriksakan kehamilan

2) Persalinan ditolong NAKES

3) Menimbang balita reguler

4) Mengimunisasi lengkap balita

c. PHBS bidang bidang penyakit dan kesehatan lingkungan

1) Menghuni rumah sehat

2) Menggunakan air bersih

3) Ada SPAL

4) Menggunakan jamban sehat

d. PHBS bidang pemeliharaan kesehatan

1) Punya jaminan pemeliharaan kesehatan

2) Aktif mengurus UKBM/sebagai kader

3) Memanfaatkan PUSKESMAS/saranan kesehatan lain

5

e. PHBS bidang gaya hidup sehat

1) Tidak merokok didalam rumah

2) Melakukan aktivitas fisik/olahraga

3) Makan sayur dan buah

5. PHBS DI Berbagai Tatanan

Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau system sosial

dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan, faktor-faktor individu,

lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap

kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat

dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus

juga mengatasi masalah-masalahnya dibidang kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan

memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk

masing-masing tatanan.

Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan

institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas

kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang

diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. (1)

5. Indikator dan definisi operasional PHBS

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah

Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator

PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut (4) :

6

a..Indikator PHBS di Rumah Tangga

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).

2) Bayi diberi ASI eksklusif

Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

3) Penimbangan bayi dan balita

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan

dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.

4) Mencuci tangan dengan air dan sabun

o Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.

Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan

cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit.

o Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun,

kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

5) Menggunakan air bersih

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,

berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan

sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari

penyakit.

6) Menggunakan jamban sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan

tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir.

7

7) Rumah bebas jentik

Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala tidak

terdapat jentik nyamuk.

b. 3 Indikator Gaya Hidup Sehat:

1) Makan buah dan sayur setiap hari

Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi minimal 3

porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

2) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30

menit setiap hari.

3) Tidak merokok dalam rumah

Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di dalam rumah

ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.

Berikut adalah indikator yang dinilai di empat tatanan PHBS lainnya :

INDIKATOR PHBS DI SEKOLAH

 1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun2. Mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat4. Olahraga yang teratur dan terukur5. Memberantas jentik nyamuk6. Tidak merokok di sekolah7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan8. Membuang sampah pada tempatnya

8

INDIKATOR PHBS DI TTU

 1. PHBS Di Pasar

  Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di pasar Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk

 2. PHBS Di Tempat Ibadah

  Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di tempat ibadah

Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk

 3. PHBS Di Rumah Makan

  Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Tidak merokok di rumah makan

Menutup makanan dan minuman

Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk

 4. PHBS Di Angkutan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut, dll)

  Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban

9

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di angkutan umum

Tidak meludah sembarangan

INDIKATOR PHBS DI TEMPAT KERJA

 1. Tidak merokok di tempat kerja2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja3. Melakukan olahraga secara teratur/ aktifitas fisik4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar

dan buang air kecil5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja6. Menggunakan air bersih7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar8. Membuang sampah pada tempatnya9. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

INDIKATOR PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN

1. Menggunakan air bersih2. Menggunakan jamban3. Membuang sampah pada tempatnya4. Tidak merokok di institusi kesehatan5. Tidak meludah sembarangan6. Memberantas jentik nyamuk7. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

PHBS terdiri dari empat klasifikasi, yaitu

1. Klasifikasi pratama atau klasifikasi I yaitu keluarga melakukan sampai 3 indikator dari

10 indikator PHBS yang ada

2. Klasifikasi madya atau klasifikasi II yaitu keluarga melakukan 4 sampai 5 indikator dari

10 indikator PHBS yang ada

3. Klasifikasi purnama atau klasifikasi III yaitu keluarga melakukan 6 sampai 7 indikator

dari 10 indikator PHBS yang ada

10

4. Klasifikasi mandiri atau klasifikasi IV yaitu keluarga melakukan 8 sampai 10 indikator

dari 10 indikator PHBS yang ada

6. Lima pilar PHBS

Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak seprti

tidak merokok dalam rumah, memberi ASI, menimbang balita secara rutin, memberantas

jentik nyamuk, dll. Khusus dalam program PAMSIMAS, sebagaimana tercakup dalam

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 pilar ver-PHBS, yaitu: (2,5)

5.1 Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS)

a. Latar belakang

Sampai saat ini, diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih buang air

besar sembarangan, ada yang berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam

dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat merugikan

kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya

bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare. Tahun 2006 sebesar

423 per 1000 penduduk terserang diare dengan angka kematian sebesar 2,52 %.

Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan,

antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di sungai,

tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan

karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini

tidak mengalami gangguan kesehatan.

Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat

kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan

11

memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku higienis,

dengan membuang air besar pada temapt yang benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal

tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit menular. Dalam

kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar,

dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare

sebesar 32%.

b. Mengapa harus STOP BABS

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan

berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila

tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal kebon, kolam, sungai, dll maka bibit

penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam

tubuh manusia, dan berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan

menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat

dalam hal-hal sebagai berikut:

1) Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau

2) Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air

untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll

3) Tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan bibit

penyakit, sehingga dapat emncegah penyakit menular

12

c. Kemana tinja harus dibuang

Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan

membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik

dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja JAMBAN

KELUARGA.

Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling

sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau jamban yang lebih baik, dan

lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan

keramik.

Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat yang

mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut TIDAK MENCEMARI AIR terutama air

untuk sumber air minum DAN TIDAK MENCEMARI TANAH.

d. Siapa yang harus menggunakan jamban

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik

anak-anak (termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa. Dengan

pemikiran tertentu, oleh orang tua seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang

sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu

diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja

bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa.

13

e. Apa peran kader masyarakat.

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran dan

berkepentingan untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai

peran yang sangat penting dalam promosi perilaku stop buang air besar sembarangan,

yaitu anttara lain:

1) memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan

tentang pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat

2) melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB

Sembarangan, mendata rumah tangga yang sudah memiliki jamban “sederhana” dan

mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)

3) mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu, mendampingi, dan memonitor perilaku

masyarakat dalam menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan, sehingga

dalam tatanan dusun/desa terwujud kondisi TERBEBAS DARI PERILAKU

BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

4) menggalang daya (bisa tenaga ataupun dana) antar sesama warga untuk memberi

bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain

5) menjadi resource-lingker (penghubung) antar warga masyarakat dengan berbagai

pihak terkait yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang sehat (improved

jamban).

14

f. Penyakit yang berhubungan dengan tinja

1) Diare

Sakit diare atau dikenal masyarakat dengan sebutan mencret sering diderita

oleh masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa. Pada umumnya sakit diare

disebabkan oleh makan makanan atau minum minuman yang tidak bersih. Kotoran

manusia merupakan suber kuman penyakit yang apabila mengotori makanan atau

minuman maka orang yang memakan atau meminumnya dapat menjadi sakit.

Alur penularan penyakit perut dan diare melalui sampah dapat dijelaskan

pada diagram gambar dibawah ini.

2) Kecacingan

Tinja manusia dan kotoran hewan banyak mengandung telur cacing yang dapat

tertelan masuk ke dalam tubuh manusia sehingga menjadi kecacingan. Satu ekor

cacing dapat bertelur lebih dari 100.000 telur. Cacing dalam tubuh perlu makan

yang diambil dari sari makanan yang ada di usus manusia.

15

Penyakit kecacingan selain disebabkan masuknya telur cacing kedalam mulut

dapat pula disebabkan karena masuknya larva cacing (cacing yang baru menetas) ke

dalam tubuh melalui kulit. Biasanya larva cacing menembus kulit kaki yang tidak

memakai alas kaki atau sepatu

Alur penularan penyakit kecacingan melalui tinja dapat dijelaskan seperti

diagram dibawah ini.

5.2 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

a. Latar belakang

Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular,

cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes

dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti miisal penyakit diare, typhus perut,

kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan dunia.

Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan terlebih

cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi

16

kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkasn

perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru

1) 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar,

2) hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi

dan balita,

3) hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan

kepada bayi,

4) baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan.

Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air

bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%.

b. Mengapa perlu CTPS

Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa

dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan

pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam

mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan

bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami betapa

perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alas an sbb:

1) Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan

ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya.

2) Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup

3) CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-effective” jika

dibanding dengan hasil yang diperolehnya.

17

c. Kapan harus cuci tangan

Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu

saat-saat sebagai berikut:

1) Sebelum kanan

2) Sebelum menyiapkan makanan

3) Setelah buang air besar

4) Setelah menceboki bayi/anak

5) Setelah memegang unggas/hewan

Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting dan harus

dilakukancuci tangan, yaitu:

1) Sebelum menyusui bayi

2) Setelah battuk/bersin dan membersihkan hidung

3) Setelah membersihkan sampah

4) Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)

d. Apa manfaat cuci tangan

Ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukancuci tangan

pakai sabun, yaitu antara lain:

1) membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

2) mencegah penularan penyakit, seperti disentr, flu burung, flu babi, typhus, dll

3) tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

18

e. Bagaimana mencuci tangan yang benar

1) cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya

2) bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan

3) bersihkan tangan pakai lap bersih.

f. Apa peran kader masyarakat

Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesdaran untuk

memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting

dalam promosi perilaku cuci tangan pakai sabun, diantaranya adalah:

1) memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan

tentang pentingnya perilaku CTPS

2) mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga

dapat menarik perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll

5.3 Pengamanan Air Minum Rumah Tangga

a. Mengapa perlu air bersih

Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,

mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih.

Air banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah

seperti kita lihat di laut, sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih

yang sehat merupakan benda ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh bagi masyarakat.

19

Air merupakan suatu unsure yang sangat penting dalam aspek kesehatan

masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat perindukan dan media

kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit yang tterkait dengan air, baik air kotor dan

bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll

Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi I masyarakat.

Air yang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya memerlukan teknologi

yang kadang-kadang canggih. Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah dari

pencemaran.

b. Apa syarat air bersih

Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik,

biologi maupun kimiawi.

Syarat fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti dapat dilihat, dirasa,

dicium, diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat sbbi:

1) air tidak berwarna, bening/jernih

2) air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll

3) air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau

4) air tidak bberbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll

c. Apa manfaat air

Air yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan masyarakat,

seprti terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri, thypus, penyakit kulit, dll

20

Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau

hygiene perorangan.

d. Dari sumber air bersih dapat diperoleh

Air bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun

seringkali sumber air bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok masyarakat,

sehingga sulit dan membutuhkan tenaga dan biaya untuk mendapatkannya. Sumber-

sumber air tersebut adalah:

1) mata air

2) air sumur (bias sumur dalam atau sumur dangkal)

3) air ledeng atau perusaahan air minum

4) air hujan

5) air dalam kemasan

e. Bagaimana menjaga sumber air bersih

1) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, baik cemaran fisik, cemaran

biologi maupun cemaran kimiawi

2) Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga mata air harus dijaga

bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur tidak boleh retak, tidak rusak,

bibir sumur diplester, dll

3) Lingkungan sumber air harus dijaga kebersihannya, seprti tidak boleh untuk tempat

pembuangan sampah, tidak ada genangan air, dll

21

4) Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga tetap bersih, tidak diletakan di

lantai.

5) Jarak sumber air (missal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban

keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan kandang ternak.

6) Dan lain-lain

f. Bagaimana menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat

Meskipun air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman

penyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati

ppada suhu 100 derjat C (saat air ,mendidih).

Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman dalam

air, misal derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi

kesehatan (misal air rahmat, sodis, dll)

g. Apa peran kader

1) Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang belum memiliki

ketersedian air bersih/air minum di rumahnya

2) Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk mencari sumber

air, berupaya mencari jalan kemudahan n=bagi masyarakat untuk mendapatkan air

bersih bagi lingkungannya

3) Membentk kelompok pemakai air (pokmair misalnay) untuk mengawasi sumber air,

memelihara saluran air dan memperbaiki kerusakan bilamana terjadi

22

4) Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member bantuan dalam

penyedian air bersih dan air minum

5) Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat

tentang hidup bersih dan sehat , tentang air yang sehat bagi masyarakat, dll.

h. Penyakit yang berhubungan dengan air

1) Sakit perut dan diare

Sakit perut dan diare disebabkan karena mengkonsumsi air yang telah

tercemar kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan.

Alur penularan penyakit perut dan diare melalui air dapat dijelaskan pada

diagram gambar dibawah ini.

2) Sakit kulit

Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar kotoran,

baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau mencuci

baju, sehingga kotoran menempel di badan.

Alur penularan penyakit kulit melalui air dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini.

23

3) Sakit mata

Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah

satunya melalui air yang kotor, yang digunakan untuk mandi atau mencuci muka.

Alur penularan penyakit mata melalui air dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini.

4) Kecacingan

Kecacingan dapat terjadi karena mengkonsumsi air yang telah tercemar

kotoran manusia atau binatang karena didalam kotoran tersebut terdapat telur cacing.

Alur penularan penyakit kecacingan melalui air dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini.

24

5) Malaria

Nyamuk malaria berkembang biak di air yang tergenang, oleh karena itu bila

ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di

tempat tersebut.

Tempat bertelur nyamuk malaria antara lain di sawah, kolam, danau, terutama

di daerah pantai.

Alur penularan penyakit malaria melalui air dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini

6) Demam berdarah dengue (DBD)

25

Tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah yaitu di air yang

tergenang dan jernih. Untuk mencegahnya, air yang menggenang harus dialirkan

agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.

Menutup tempat penyimpanan air dan mengurasnya minimal seminggu sekali

agar telur yang berada di tempat air tersebut tidak sempat menetas menjadi nyamuk.

Mengubur barang bekas yang dapat menampung air. Upaya pencegahan tersebut di

atas dikenal dengan istilah 3M yaitu menutup, menguras, mengubur.

Alur penularan penyakit demam berdarah dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini

7) Kaki gajah (filariasis)

Penyakit kaki gajah (Elephantiasis) disebabkan oleh cacing filaria yang

menyumbat pembulur darah sehingga mengakibatkan pembengkakan. Cacing filaria

terdapat didalam tubuh nyamuk culex yang biasa berkembang biak di air kotor yang

tergenang seperti got, comberan, dan rawa. Untuk mencegahnya yaitu mengalirkan

air agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.

26

Alur penularan penyakit kaki gajah dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini

5.4 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

a. Apa itu sampah

Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bias membusuk

(organic) dan tidak membusuk (anorganik) yang dianggap sudah tidak berguan lagi dan

harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat.

Namun demikian anggapan bahwa sampah itu tidak berguna kini mulai memudar,

karena ternyata kini sampah justru mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

sehingga “sampah” bias menjadi barang rebutan, untuk diolah atau digunakan kembali,

dan kemudian dijula sebagai bahan komoditas yang sangat menggiurkan.

Sampah yang dihasilkan di pedesaan relative sedikit dibandingkan dengan lahan di

desa tersebut. Jenis sampah pada umumnya berupa bahan-bahan organic yang mudah

hancur secara alami oleh alam-lingkungan

27

b. Mengapa sampah perlu dikelola

Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat

menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit.

Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan

dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus, dan anjing.

Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan

benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain

c. Jenis-jenis sampah

Sampah digolongkan menjadi dua jenis yaitu sampah basah (organic) dan sampah

kering (non-organik)

Sampah basah biasanya akan mudah mengalami pembusukan, seperti misal sisa

makanan, sisa sayuran, buah-buahan, daun, dan lain-lain

Sampah kering relative sukar dan bahkan tidak dapat mebusuk, separti misal kayu,

sisa kertas, botol, plastic, sisa-sisa bangunan ( pecahan batu, batu bata) seng, logam, kaca,

dan lain-lain

d. Kemana sampah dibuang

Untuk pedesaan, pada umumnya sampah biasanya ditangani dengan beberapa cara,

yaitu :

1) Dengan dibakar

2) Dibuang ke lubang galian

3) Dibuat kompos

28

e. Apa itu 3R

Namun dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, kini

sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah

pendekatan 3R ( reduce, reuse dan recycle)

Reduce, adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume

sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misal

kalo beli sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalo ambil makanan

jangan berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah.

Reuse, yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk

keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop digunakan kembali

untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan

baik, missal dengan dicuci yang benar.

Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik

atau kimia, untuk mengahsilkan produk yang sama atau produk yang lain. Misal sampah

oorganik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang seni

dari besi, dll

f. Apa peran kader

1) Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar,

dan bila mungkin dapat mendatangan keuntungan secara financial

2) Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk memberi bantuan dalam

pengelolaan sampah

29

3) Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat

tentang hidup bersih dan sehat , tentang persampahan terkait masalah kesehatan

masyarakat

g. Penyakit yang berhubungan dengan sampah

1) Sakit perut dan diare

Sakit perut dan diare disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau

minum air yang telah tercemar kotoran dari sampah, baik yang berasal dari sampah.

Alur penularan penyakit perut dan diare melalui sampah dapat dijelaskan

pada diagram dibawah ini.

30

2) Sakit kulit

Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar

kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau

mencuci baju, sehingga kotoran menempel di badan.

Alur penularan penyakit kulit melalui air dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini.

3) Sakit mata

Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah

satunya melalui air yang kotor, kena sampah dan digunakan untuk mandi atau

mencuci muka.

Alur penularan penyakit mata melalui air dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini.

4) Kecacingan

31

Kecacingan dapat terjadi karena mengkonsumsi air yang telah tercemar

kotoran manusia atau binatang karena didalam kotoran tersebut terdapat telur cacing.

Alur penularan penyakit kecacingan melalui air dapat dijelaskan pada

diagram gambar dibawah ini.

5) Demam berdarah

Tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah yaitu di air yang

tergenang dan jernih. Untuk mencegahnya bila ada air yang menggenang harus

dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.

Menutup tempat penyimpanan air dan mengurasnya minimal seminggu sekali agar

telur yang berada di tempat air tersebut tidak sempat menetas menjadi nyamuk.

Mengubur barang bekas yang dapat menampung air. Upaya pencegahan tersebut di

atas dikenal dengan istilah 3M+, yaitu menutup, menguras, mengubur dan

menggunakan racun serangga bila diperlukan.

Alur penularan penyakit demam berdarah dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini

32

6) Kecelakaan

Kecelakaan bisa terjadi akibat pembuangan sampah yang tidak benar, seperti

membuang kulit pisang dapat menyebabkan orang yang menginjak terpeleset.

Membuang benda tajam (pecahan gelas/kaca, paku, duri, dll) sembarangan dapat

menyebabkan orang yang menginjak terluka. Membuang sampah di tempat sampah

dengan benar dapat menghindari kecelakaan .

5.5 Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

a. Apa itu limbah cair RT

Limbah cair rumah tangga merupakan limbah yang berbentuk cair yang

merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga. Limbah cair ini dapat berasal dari

kamar mandi, peturasan, cucian barang/bahan dari dapur. Dalam pengertian ini limbah

cair ini tidak termasuk limbah cair yang berasal dari WC/jamban keluarga.

Limbah cair dari kegiatan rumah tangga volumenya relative sedikit disbanding

dengan luas lahan yang ada di desa tersebut. Namun demikian limbah cair tersebut tetap

33

harus dikelola, karena kalo dibuang sembarangan akan membuat lingkungan kotor,

berbau, dan mengurangi estetika dan kebersihan lingkungan

b. Mengapa limbah cair perlu dikelola

Limbah cair harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat

menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit.

Limbah cair akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan

dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus.

Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan

benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain

c. Kemana limbah cair harus dibuang

Limbah cair harus dibuang pada sarana pengolahan air limbah, (SPAL) yang dapat

dibuat oleh masing-masing rumah tangga.

Bentuk SPAL dapat berupa sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu.

Sumuran atau saluran tersebut diberi bahan-bahan yang dapat berfungsi untuk menyaring

unsure yang terkandung dalam limbah cair. Bahan tersebut disusun dengan formasi

urutan sebagai berikut:

1) Batu belah ukuran diameter 5-10 cm

2) Ijuk

3) Batu belah diameter 10-15 cm

34

d. Apa peran kader

1) Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengelola limbah cair dengan

benar, dan bila mungkin dapat dijadikan media yang dpat dimanfaatkan secara

ekonomi.

2) Menghubungi unit/instansi terkait untuk memberikan bimbingan teknis dalam

pembangunan sarana (SPAL).

3) Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk memberi penyuluhan kepada

masyarakat tentang hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan yang bersih aman

dan nyaman

e. Penyakit yang berhubungan dengan air limbah

1) Sakit perut dan diare

Sakit perut dan diare disebabkan karena mengkonsumsi air yang telah

tercemar kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan.

Alur penularan penyakit perut dan diare melalui air limbah dapat dijelaskan

pada diagram dibawah ini.

2) Sakit kulit

35

Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar kotoran,

baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau mencuci

baju, sehingga kotoran menempel di badan.

Alur penularan penyakit kulit melalui air limbah dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini.

3) Sakit mata

Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah

satunya melalui air yang kotor, baik digunakan untuk mandi atau mencuci muka.

Alur penularan penyakit mata melalui air limbah dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini.

4) Kecacingan

Kecacingan dapat terjadi karena bermain-main di tempat pembuangan air

libah kemudian makan dengan tangan tanpa cuci tangan dengan sabun terlebih

dahulu. Atau bermain di tempat pembuangan air limbah tanpa alas kaki sehingga

larva cacing masuk ke dalam tubuh melalui kaki.36

Alur penularan penyakit kecacingan melalui air limbah dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini.

5) Malaria

Nyamuk malaria berkembang biak di air yang tergenang, oleh karena itu bila

ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di

tempat tersebut.

Tempat bertelur nyamuk malaria antara lain di sawah, kolam, danau, terutama

di daerah pantai.

Alur penularan penyakit malaria melalui air limbah dapat dijelaskan pada

diagram dibawah ini

37

6) Filariasis

Filariasis atau sering disebut penyakit kaki gajah (Elephantiasis) karena kaki

menjadi bengkak seperti kaki gajah, disebabkan oleh cacing filaria yang menyumbat

pembulur darah balik, sehingga mengakibatkan pembengkakan. Cacing filaria

terdapat didalam tubuh nyamuk culex yang biasa berkembang biak di air kotor yang

tergenang seperti got, comberan, dan rawa. Untuk mencegahnya yaitu mengalirkan

air atau menutup agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.

Sedangkan alur penularan penyakit kaki gajah dapat dijelaskan pada diagram

dibawah ini

38

BAB III

KESIMPULAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan

berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat yang bertujuan meningkatkan

rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Manajemen PHBS terdiri dari 4 bidang, yaitu PHBS bidang gizi dan farmasi, bidang KIA

dan KB, bidang penyakit dan kesehatan lingkungan dan bidang pemeliharaan kesehatan. PHBS

terdiri ata 5 tatanan yang memiliki kekhasan tersendiri, sehingga dengan demikian pembinaan

PHBS harus disesuaikan untuk masing-masing tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan

institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan39

PHBS memiliki 10 indikator yang terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya

Hidup Sehat sebagai berikut :

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

b. Bayi diberi ASI eksklusif

c. Penimbangan bayi dan balita

d. Mencuci tangan dengan air dan sabun

e. Menggunakan air bersih

f. Menggunakan jamban sehat

g. Rumah bebas jentik

Dan 3 Indikator Gaya Hidup Sehat:

a. Makan buah dan sayur setiap hari

b. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

c. Tidak merokok dalam rumah

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. KEMENKES RI;

Jakarta. 2011

2. Anonymous. Perilaku hidup bersih dan sehat aspek hygiene dan sanitasi. Pamsimas 2013;

(online), (www.pamsimas.org, diakses 21 Agustus 2013)

3. Kusumawati O, Nugroho HA dan Hartono R.Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat

dengan kejadian diare pada balita 1-3 tahun studi kasus di desa tegowanu wetan kecamatan

tegowanu grobogan.

4. Sitinjak LH. Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare di desa

pardede onan kecamatan balige tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara; Medan 2011

41

5. Anonymous. Perilaku hidup bersih dan sehat dan penyakit berbasis lingkungan. Pamsimas

2013; (online), (www.pamsimas.org, diakses 21 Agustus 2013)

42