8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
1/19
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr. Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya milik Allah SWT karena atas Rahmat dan
Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul FIBROMIALGIA
yang disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kapaniteraan di bagian ilmu neurologi di
Rumah Sakit Umum Kabupaten Bekasi.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dr.Bardan, Sp.S atas bimbinganya, teman teman
satu stase atas kerjasamanya dan para staff poli neurologi atas dukungannya. Semoga Allah SWTmembalas kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa referat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga penyusunan refrat ini dapat
lebih baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Akhir kata dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita
semua, dan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
WassalamualaikumWr. Wb.
Bekasi, 18 November 2011
Penulis
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
2/19
BAB I
PENDAHULUAN
Fibromialgia merupakan sindrom nyeri kronis yang mempengaruhi 3%-10% dari
populasi. Wanita lebih sering terkena dibandingkan pria dengan rasio 9:1, dan sindrom ini
biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun. Fibromialgia merupakan kumpulan gejala tanpa ada
penyebab fisiologis yang jelas. Pasien akan mengalami nyeri kronik pada keempat ekstrimitas.
Diagnosis Fibromialgia masih kontroversial, beberapa ahli menggolongkannya ke dalam
gangguan reumatologis sedangkan yang lain percaya bahwa Fibromialgia lebih kepada gangguan
psikiatrik. Fibromialgia bukanlah kondisi terminal yang progresif akan tetapi merupakan suatu
kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan.
Permasalahan penyakit fibromialgia adalah terletak bagaimana kita mendiagnosis dan
bisa membedakan dengan penyakit lain, keterbatasan kriteria diagnosis fibromialgia, dan
pengaruh fibromialgia yang menyerang wanita usia produktif serta menentukan faktor resiko
yang paling berpengaruh terhadap terjadinya penyakit ini. Penatalaksanaan yang tepat dapat
memberikan hasil kesembuhan yang lebih baik.
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
3/19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Fibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri,
kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Seseorang
dengan fibromialgia memiliki tender points pada tubuhnya. Tender points adalah titik
nyeri yang biasanya ada pada daerah leher, bahu, punggung, pinggul, lengan dan telapak
kaki. Jika titik tersebut ditekan maka akan terasa kesakitan.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Fibromialgia terutama menyerang wanita usia subur (80-90%) dibandingkan pria
dengan rasio 9:1, yaitu pada wanita usia 20-50 tahun. Prevalensi pada populasi umum
berkisar sekitar 5%. Fibromialgia dapat juga mempengaruhi pria, anak-anak dan orang
tua atau usia lanjut, tapi jarang. Fibromialgia dapat terjadi sendiri atau dapat
dihubungkan dengan penyakit lain, seperti systemic lupus atau rheumatoid arthritis.
Fibromialgia bervariasi di tiap-tiap Negara. Di Swedia dan Inggris, 1% dari populasi
dipengaruhi oleh fibromialgia. Di Amerika, kira-kira 2% dari populasi dipengaruhi oleh
fibromialgia.
2.3 ETIOLOGI
Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapat ditemukan,1,3,4 namun telah
diketahui bahwa fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan,
hipotiroidisme, dan trauma. Fibromialgia juga telah ditemukan pada pasien yang terinfeksi
hepatitis C, HIV, parvovirus B19, dan lyme disease.1 Pendapat lain menyebutkan kurangnya
latihan, penggunaan otot secara berlebihan, dan perubahan metabolisme otot sebagai
kemungkinan penyebab fibromialgia.5
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
4/19
Gangguan mekanisme nyeri pada SSP diperkirakan sebagai faktor penyebab sindrom ini.
Pasien dengan fibromialgia memiliki ambang nyeri yang lebih rendah dari pada mereka
yang tidak memiliki kelainan ini. Teori lain juga termasuk defisiensi hormon
pertumbuhan, abnormalitas axis hypothalamic-pituitary-adrenal, dan abnormalitas
aktivasi respon stress simpatetik. Faktor genetik diduga kuat sebagai penyebab dari
sindrom ini karena first degree realatives memiliki risiko terkena FMS 8 kali lebih besar
(Bruce, 2005).
2.4 PATOGENESIS
Meskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi misteri, secara umum para ahli sepakat
mengenai adanya mekanisme pengolahan input yang tidak normal, khususnya input nyeri
(nosiseptif), pada sistem saraf pusat.3,4 Pada studi dolorimetri dan pemberian stimuli seperti
panas, dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang yang rendah pada pasien fibromialgia.
Pasien fibromialgia mempersepsikan stimuli non-nosiseptif sebagai stimuli nosiseptif serta
kurang mampu mentoleransi nyeri yang seharusnya dapat ditoleransi oleh orang normal.3
Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan pada susunan saraf pusat pasien
fibromialgia sehingga fibromialgia tidak lagi dapat disebut sebagai keluhan subjektif.1,3,4Kelainan tersebut adalah kadar seroto- nin yang rendah,1,4 disfungsi poros hipotalamus
hipofisis,3 kadar hormon pertumbuhan yang rendah, 1,4 kadar substansi P yang meningkat 1,4
dan faktor pertumbuhan saraf yang
meningkat.4
Kadar Serotonin yang Rendah
Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam tidur, nyeri dan perubahan mood.1
Serotonin yang disekresikan oleh ujung serat neuron rafe, dapat menyebabkan perangsangan
daerah tertentu dari otak yang kemudian menyebabkan tidur. Serotonin yang disekresi oleh radiks
dorsalis medula spinalis dapat merangsang sekresi enkefalin yang menimbulkan hambatan
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
5/19
presinaptik dan postsinaptik pada serabut nyeri.6 Kadar serotonin yang rendah diduga memiliki
peran dalam patogenesis fibromialgia yaitu dengan menurunkan efek hambatan pada serabut
nyeri. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan bahwa pasien fibromialgia ternyata memiliki
kadar serotonin yang rendah di cairan serebrospinalnya.1 Bukti lain menunjukkan bahwa obat
yang mempengaruhi serotonin ternyata tidak menunjukkan efek dramatis pada fibromialgia.1,4
Disfungsi Poros Hipotalamus Hipofisis
Poros hipotalamus hipofisis berperan penting dalam respons adaptasi terhadap stres. Pada sistem
yang berfungsi normal, hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) yang
kemudian merangsang sekresi adreno- corticotropic hormone (ACTH) oleh hipofisis. ACTH
kemudian merangsang korteks adrenal mensekresi glukokortikoid yang berperan dalam respons
adaptasi terhadap stres.4
Regulasi sirkadian sistem poros hipotalamus hipofisis sebagian dipengaruhi metabolisme
serotonin. Disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis diperkirakan sebagai akibat dari
rendahnya kadar serotonin. Sebaliknya, disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis juga
diperkirakan memperburuk abnormalitas kadar serotonin di sistem saraf pusat.4
Beberapa kelainan yang dapat ditemukan berkaitan dengan disfungsi sistem poros hipotalamus
hipofisis adalah kadar kortisol 24 jam yang rendah, hilangnya ritme sirkadian dengan peningkatan
kadar kortisol sore hari, hipoglikemia yang diinduksi insulin berkaitan dengan produksi ACTH
yang berlebihan, kadar hormon pertumbuhan yang rendah dan sekresi glukokortikoid yang
rendah.4 Selain itu ditemukan juga kadar kortisol bebas pada urin yang rendah, serta
berkurangnya respons kortisol terhadap corticotropin-re- leasing hormone pada pasien
fibromialgia.1
Kadar Growth Hormone yang Rendah
Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam pertumbuhan karena sifatnya
yang meningkatkan sintesis protein, meningkatkan penggunaan lemak untuk energi, menurunkan
pemakaian glukosa untuk energi, dan merangsang pertumbuhan tulang.6 Hormon tersebut secara
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
6/19
normal disekresi pada tahap 4 dari tidur, sehingga gangguan tidur diduga dapat menurunkan
sekresinya.1
Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang penting untuk proses repairotot
dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh gangguan tidur. Hal itu didukung oleh bukti adanyahasil EEG yang menunjukkan gangguan tahap 4 dari tidur normal (non-REM) dan gangguan
gelombang yang berulang pada pasien fibromialgia.1
Kadar Substansi P yang Meningkat
Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson distimulasi. Peningkatan kadar
substansi P meningkatkan sensitivitas saraf terhadap nyeri. Kadar substansi P yang tinggimenyebabkan stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus nosiseptif oleh penderita
fibromialgia.4
Kadar substansi P yang meningkat di cairan sere- brospinal pasien fibromialgia juga mungkin
berperan dalam menyebarkan nyeri otot. Peneliti pada 4 studi yang independen melaporkan kadar
substansi P pada pasien fibromialgia meningkat sampai 2-3 kali kadar pada individu normal.4
Selain hal-hal di atas ditemukan juga abnormalitas lain seperti berkurangnya aliran darah ke
talamus, nukleus kaudatus, serta tektum pontine, yang merupakan area sig- naling, integrasi, dan
modulasi nyeri. Disfungsi saraf otonom diduga juga berperan dalam fibromialgia, dengan
ditemukannya hipotensi ortostatik setelah uji tilt table dan peningkatan frekuensi denyut jantung
istirahat terlentang.1
Penelitian dalam bidang genetik memperkirakan adanya peran polimorfisme gen sebagai etiologi
fibromialgia. Gen yang diperkirakan mengalami abnormalitas adalah gen yang mengatur sistem
serotonergik, katekolaminergik dan dopaminergik.4
2.5 DIAGNOSIS
Anamnesis
Gejala yang biasa ditemukan pada pasien fibromialgia antara lain nyeri
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
7/19
muskuloskeletal yang menyebar, kekakuan, dan kelelahan. Gejala lain juga dapat muncul,
di antaranya parestesi, gangguan tidur, titik nyeri, dan lain-lain.
Pada fibromialgia, nyeri bersifat menyebar dan di-rasakan selama minimal 3 bulan,
di atas dan bawah pinggang pada kedua sisi tubuh, bersamaan dengan nyeri aksial.5
Nyeri punggung bawah (berasal dari bawah pinggang) dapat menyebar hingga ke bokong
dan tungkai. Nyeri lain dapat meliputi nyeri leher, bahu atas-belakang, dan nyeri sendi.
Nyeri tersebut timbul setelah olahraga ringan, dan dirasakan seperti nyeri terbakar yang
persisten dan mengganggu, atau nyeri tumpul yang konstan.1
Pada 75-90% penderita fibromialgia, ditemukan kekakuan yang biasanya terjadi di
pagi hari kemudian membaik di siang hari atau bertahan sepanjang hari.1,5 Gejala lain
yang mungkin ditemukan adalah kelelahan, mati rasa pada kaki dan tangan, sering
terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali, bangun pagi dengan rasa letih, merasa
lebih kedinginan daripada orang-orang di sekitarnya, fenomena Raynaud atau gejala
mirip fenomena Raynaud, gangguan kognitif dengan kesulitan berpikir dan kehilangan
ingatan jangka pendek (loss of short-term memory), sakit kepala tipe migrain, pusing,
cemas, dan depresi. Gejala tersebut diperparah oleh stres atau cemas, kedinginan, cuaca
lembab, dan kerja terlalu keras. Sebaliknya, pasien merasa lebih baik saat cuaca hangat
dan liburan.1
Pemeriksaan Fisik
Kriteria Diagnostik
Pada tahun 1990 kriteria diagnostik resmi untuk FM didirikan oleh American College of
Reumatologi (ACR).
Riwayat nyeri yang meluas : kronis, luas, nyeri muskuloskeletal berlangsung
lama lebih dari tiga bulan di keempat kuadran tubuh ("Nyeri yang meluas"
didefinisikan sebagai nyeri di atas dan di bawah pinggang pada kedua sisi tubuh juga
pada daerah cervical, dada anterior, tulang dada, atau punggung bawah) harus ada.
Nyeri pada 11 tempat dari 18 Point Tender Site dengan Palpasi : Ada delapan
belas tender point yang dokter cari dalam membuat diagnosis fibromyalgia. Menurut
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
8/19
ACR yang termasuk persyaratan, yaitu pasien harus memiliki 11 dari 18 poin tender
untuk didiagnosa dengan fibromyalgia. Sekitar empat kilogram tekanan (atau sekitar
9 lbs.) Harus diterapkan ke titik tender, dan pasien harus menunjukkan bahwa lokasi
tender point terasa sakit.
Delapan belas tender point site :
1 & 2, tengkuk: bilateral, pada insersi otot suboccipital.
3 & 4, cervical bawah: bilateral, pada aspek anterior dari ruang intertransverse di
C5-C7.
5 & 6, trapezius: bilateral, pada titik tengah batas atas.
7 & 8, supraspinatus: bilateral, di atas tulang belakang skapula dekat perbatasan
medial.
9 & 10, Kedua tulang iga: bilateral, di persimpangan kostokondral kedua, hanya
lateral persimpangan pada permukaan atas.
11 & 12, lateral epikondilus: bilateral, cm 2 distal ke epicondyles.
13 & 14, glutealis: bilateral, dalam kuadran atas luar pantat di lipatan anterior
otot.
15 & 16, Greater trokanter: bilateral, posterior ke trokanterika prominens.
17 & 18, Lutut: bilateral, di lapisan lemak proksimal medial.
Diagnosis fibromyalgia dapat ditegakkan apabila pasien memenuhi kedua kriteria ACR
1990, yaitu riwayat nyeri muskuloskeletal yang menyebar minimal 3 bulan dan nyeri yang
signifikan pada minimal 11 dari 18 tender points (Gambar 1) jika dilakukan palpasi dengan
jari.1,2,7 Kriteria ACR sangat bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, meskipun beberapa
pasien memiliki jumlah tender sites yang lebih sedikit dan nyeri regional yang lebih, sehingga
didiagnosis fibromyalgia. Pemeriksaan neurologis muskuloskeletal dan laboratorium tetap normal
pada fibromyalgia.1
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
9/19
Gambar 1. Lokasi Tender Points diagnosis Fibromialgia
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes darah sederhana atau X-ray dapat memberitahu bahwa seseorang
memiliki fibromialgia. Diagnosis dibuat hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan tes darah atau X-ray untuk menyingkirkan penyakit yang mirip
dengan fibromialgia. Kondisi-kondisi ini termasuk:
tingkat hormon tiroid yang rendah (hypothyroidism),
penyakit paratiroid (menyebabkan tingkat kalsium darah yang meninggi),
penyakit-penyakit otot yang menyebabkan nyeri otot (seperti polymyositis),
http://www.totalkesehatananda.com/hipotiroid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipotiroid1.html8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
10/19
penyakit-penyakit tulang yang menyebabkan nyeri tulang (seperti penyakit
Paget),
kalsium darah yang meninggi (hypercalcemia),
penyakit-penyakit infeksius (seperti hepatitis, Epstein Barr virus, AIDS), dan
kanker
Meskipun tidak ada tes darah untuk fibromialgia, tes-tes darah adalah penting
untuk mengeluarkan kondisi-kondisi medis lain. Oleh karenanya, hormon tiroid dan
tingkat-tingkat kalsium darah diperoleh untuk mengeluarkan hypercalcemia,
hyperparathyroidism, dan hypothyroidism. Tingkat alkaline phosphatase (suatu enzim
tulang) seringkali naik pada pasien-pasien dengan penyakit tulang Paget. Tingkat CPK
(suatu enzim otot) seringkali naik pada pasien-pasien dengan polymyositis, penyakitdengan peradangan otot yang tersebar. Oleh karenanya, memperoleh tingkat-tingkat
darah alkaline phosphatase dan CPK dapat membantu dokter memutuskan apakah
penyakit Paget dan polymyositis adalah penyebab dari nyeri-nyeri tulang dan otot. Tes-
tes jumlah darah komplit atau complete blood count (CBC) dan hati membantu dalam
diagnosis dari hepatitis dan infeksi-infeksi lain.
Fibromialgia dapat terjadi sendirian atau dalam hubungan dengan kondisi-kondisi
rhematik sistemik lain. Kondisi-kondisi rhematik sistemik merujuk pada penyakit-
penyakit yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada banyak jaringan-
jaringan dan organ-organ yang berbeda di tubuh. Kondisi-kondisi rhematik sistemik yang
berhubungan dengan fibromyalgia termasuk systemic lupus erythematosus, rheumatoid
arthritis, polymyositis, danpolymyalgia rheumatica. Tes-tes darah yang sangat membantu
dalam mengevaluasi penyakit-penyakit ini termasuk erythrocyte sedimentation rate
(ESR), serum protein electrophoresis (SPEP), antinuclear antibody (ANA), dan
rheumatoid factor (RF). Pada pasien-pasien dengan fibromialgia tanpa penyakit-penyakit
sistemik yang berhubungan, tes-tes darah ESR, SPEP, ANA, dan RF biasanya adalah
normal.
2.5 DIAGNOSIS BANDING
1. Hipotiroid
http://www.totalkesehatananda.com/hypercalcemia1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/listkanker.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/rheumatoid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/rheumatoid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/polymyalgia1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/tesana.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hypercalcemia1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/listkanker.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/rheumatoid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/rheumatoid1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/polymyalgia1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/tesana.html8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
11/19
Menurunnya produksi hormon tiroid pada kalenjar tiroid. Kalenjar tiroid sendiri
bertugas melepas hormon tiroid keseluruh tubuh lewat pembuluh darah. Pada kasus
hipotiroid, pelepasan ini tidak bisa terlaksana dengan baik sehingga berbagai aktivitas
fisik dan mental akan ikut terganggu.
2. Myasthenia gravis
Penyakit kronis dengan remisi dan relaps, dan ditandai oleh kelemahan dan cepatnya
otot-otot volunteer menjadi lelah sesudah suatu kegiatan, diikuti oleh pulihnya
kekuatan sesudah istrahat selama beberapa menit sampai beberapa jam. Ini
disebabkan oleh gangguan konduksi pada myoneural junction.
3. Multiple Sclerosis
Penyakit demyelinating yang mengenal serebelum, saraf optikus dan medula spinalis
(terutama mengenai traktus kortikospinalis dan kolumna posterior), secara patologi
memberi gambaran plak multipel di susunan saraf pusat khususnya periventrikuler
subtansia alba. Gejala Klinia MS ; kelemahan umum, gangguan sensoris, nyeri,
gangguan blader, gangguan serebelum, gangguan batang otak dan gangguan fungsi
luhur.
2.6 PENATALAKSANAAN
Secara keseluruhan tim multidisiplin diperlukan untuk tatalaksana fibromialgia
secara optimal. Tim multidisiplin tersebut terdiri atas spesialis rehabilitasi medik,
psikiater, terapis fisik, dan ahli lainnya. 1,2. Tatalaksana fibromialgia dapat dibagi
menjadi tatalaksana medikamentosa dan non-medikamentosa.
Non-Medikamentosa
Tatalaksana non-medikamentosa, selain untuk mengurangi nyeri, gangguan tidur
serta depresi juga digunakan untuk mengatasi kelelahan otot.
a. Edukasi pasien
Edukasi pasien merupakan salah satu tatalaksana fibromialgia yang paling
penting. Edukasi pasien harus dilakukan sebagai langkah pertama dalam
tatalaksana pasien fibromialgia. Pasien perlu diinformasikan mengenai penyakit
yang sedang dialaminya.5 Pasien juga perlu diinformasikan bahwa fibromyalgia
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
12/19
tidak menyebabkan kelumpuhan dan tidak bersifat degeneratif, serta terdapat
pengobatan untuk penyakit ini.1
b. Mengurangi stress
Konsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam
tatalaksana depresi dan cemas pada pasien fibromialgia. Stres dalam kehidupan
harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien harus diberikan
pertolongan mengenai bagaimana menghadapi stres.1,2
c. Latihan
Untuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke
otot secara bergantian masing-masing 15-20 menit diselingi waktu untuk kembali
ke suhu normal.
Pelatihan biofeedback yang intens (misalnya dua kali sehari untuk
seminggu) seringkali penting untuk nyeri otot yang kronik dan menyebar. Teknik
tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural yang biasanya berfungsi tanpa
disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot untuk mendeteksi
aktivitasnya. Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong pasien
mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal setelah kontraksi.5
Teknik lain untuk mengurangi nyeri ialah spray and stretch. Vapocoolant
spray disemprotkan dengan pola menyapu searah serat otot untuk melemaskan
otot, sambil dilakukan peregangan otot secara pasif oleh pasien atau klinisi.
Peregangan adalah elemen kunci dari pengurangan nyeri, meskipun
mekanismenya belum diketahui.5
Hal lain yang perlu diatasi pada pasien fibromialgia adalah gangguan
yang terjadi pada otot. Untuk itu, olahraga dapat menjadi solusi dan penting untukdisarankan. Selain meregangkan dan memperkuat otot, olahraga juga dapat
meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Pada pasien fibromyalgia, mungkin
terdapat keengganan berolahraga akibat rasa nyeri atau kelelahan. Apabila tidak
berolahraga, akan terjadi inaktivitas dan dekondisi otot, sehingga otot mulai
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
13/19
kehilangan fungsinya. 2 Hal tersebut selanjutnya dapat menyebabkan depresi,
menurunnya rasa percaya diri, dan stres yang memicu nyeri lebih lanjut.2
Olahraga aerobik juga baik untuk pasien dan dimulai setelah terjadi perbaikan
tidur serta berkurangnya nyeri serta kelelahan. Olahraga dilakukan mula-mula
pada level rendah dan pasien sebaiknya berolahraga 20-30 menit, 3-4 hari
seminggu.1
Terapi lain dapat membantu dengan derajat yang berbeda-beda, misalnya injeksi,
modifikasi perilaku, hipnoterapi, kompresi iskemik, olahraga dan pengaturan stres,1,5
namun, yang tidak boleh dilupakan ialah perbaikan postur dan mekanika tubuh.2,5
Medikamentosa
Tatalaksana medikamentosa dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, gangguan
tidur serta depresi dan kecemasan. Berikut adalah beberapa kategori yang paling umum
digunakan obat untuk fibromialgia.
a. Analgesik
Analgesik adalah obat penghilang rasa sakit. Mereka berkisar dari over-the-
counter acetaminophen (Tylenol) untuk obat resep, seperti tramadol (Ultram), dan
persiapan narkotika bahkan lebih kuat. Untuk subset dari orang dengan
fibromialgia, obat narkotika yang diresepkan untuk nyeri otot yang parah.
b. Anti-inflamasi nonsteroid Obat (NSAIDs)
Seperti namanya, obat anti-inflammatory drugs, termasuk aspirin, ibuprofen
(Advil, Motrin), naproxen dan sodium (Anaprox, Aleve), digunakan untuk
mengobati peradangan. Meskipun peradangan bukan merupakan gejala
fibromyalgia, NSAID juga mengurangi rasa sakit. Obat-obatan bekerja dengan
menghambat substansi dalam tubuh yang disebut prostaglandin, yang memainkan
peran dalam rasa sakit dan peradangan. Obat-obat ini dapat membantu
meringankan nyeri otot fibromyalgia dan dapat meredakan kram menstruasi dan
sakit kepala sering dikaitkan dengan fibromialgia.
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
14/19
c. Antidepresan
Obat ini bekerja sama dengan baik pada pasien fibromialgia dengan atau tanpa
depresi, karena antidepresan meningkatkan tingkat bahan kimia tertentu di otak
(termasuk serotonin dan norepinefrin) yang tidak hanya terkait dengan depresi,
tetapi juga dengan rasa sakit dan kelelahan. Meningkatkan tingkat bahan kimia ini
dapat mengurangi rasa sakit pada orang yang memiliki fibromialgia. Beberapa
jenis antidepresan untuk orang dengan fibromialgia, dijelaskan di bawah ini.
Antidepresan trisiklik.
Antidepresan trisiklik dapat membantu mempromosikan tidur restoratif pada
orang dengan fibromialgia. Obat ini juga dapat mengendurkan otot-otot
menyakitkan dan meningkatkan efek alami tubuh sakit-membunuh zat yang
disebut endorfin. Beberapa contoh obat trisiklik digunakan untuk mengobati
fibromialgia termasuk amitriptilin hidroklorida (Elavil, Endep),
cyclobenzaprine (Cycloflex, Flexeril, Flexiban), doksepin (Adapin, Sinequan),
dan nortriptyline (Aventyl, Pamelor). Kedua amitriptilin dan cyclobenzaprine
telah terbukti berguna untuk pengobatan fibromyalgia.
Selective serotonin reuptake inhibitor.
Jika antidepresan trisiklik gagal digunakan antidepresan jenis selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Seperti dengan trisiklik, digunakan untukorang-orang dengan fibromyalgia dalam dosis lebih rendah daripada yang
digunakan untuk mengobati depresi. Dengan pelepasan serotonin, obat ini
dapat mengurangi kelelahan dan beberapa gejala lain yang terkait dengan
fibromialgia. Kelompok SSRI termasuk fluoxetine (Prozac), paroxetine
(Paxil), dan sertraline (Zoloft).
SSRI
Dapat digunakan bersama dengan antidepresan trisiklik. Penelitian telah
menunjukkan bahwa terapi kombinasi dari trisiklik amitriptilin dan fluoxetine
SSRI menghasilkan peningkatan lebih besar pada gejala fibromialgia daripada
salah satunya saja.
Campuran reuptake inhibitor
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
15/19
Beberapa antidepresan baru meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin
baik dan karena itu dicampur reuptake inhibitor. Contoh-contoh dari obat-obat
ini termasuk venlafaxine (Effexor), duloxetine (Cymbalta), dan
(Savella). Secara umum, obat ini bekerja lebih baik untuk sakit daripada SSRI,
mungkin karena mereka juga meningkatkan norepinefrin, yang mungkin
memainkan peran lebih besar dalam transmisi nyeri dari serotonin.
Benzodiazepin
Benzodiazepin kadang-kadang dapat membantu orang dengan fibromialgia
dengan tegang, otot-otot yang menyakitkan dan menstabilkan gelombang otak
tidak menentu yang dapat mengganggu tidur nyenyak. Benzodiazepin juga
dapat meringankan gejala sindrom nyeri kaki, gangguan neurologis yang lebih
umum di antara orang dengan fibromialgia. Kelainan ini ditandai oleh sensasi
tidak menyenangkan di kaki dan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan
kaki, terutama ketika beristirahat. Benzodiazepin biasanya hanya untuk
orang-orang yang tidak respon dengan terapi lain karena potensi untuk
kecanduan. Benzodiazepin termasuk clonazepam (Klonopin) dan diazepam
(Valium).
Obat LainIrritable bowel syndrome (IBS)
- Difenoksilat / atropin (Lotomil)
Suplemen serat atau pencahar untuk meringankan sembelit
- Loperamide (Imodium)
Untuk diare.
- Alosetron (Lotronex)
Untuk pengobatan IBS berat dengan diare yang tidak merespon
pengobatan lain.
- Lubiprostone (Amitiza)
Untuk pengobatan IBS dengan sembelit.
- Obat antispasmodic
Obat tidur
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
16/19
Untuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti amitriptilin
(10-50 mg), nortriptilin (10-75 mg), dan doksepin (10-25 mg) atau obat lain seperti
siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum tidur. Pemberian obat tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur pasien, sehingga terjadi perbaikan
klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan bila perlu.
Efek samping seperti konstipasi, mulut kering, peningkatan berat badan, dan
kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau
zolpidem juga dapat memperbaiki kualitas tidur.1
2.7 PROGNOSIS
Fibromialgia adalah gangguan jangka panjang. Kadang-kadang, gejala
membaik. Terkadang, rasa sakit mungkin bertambah buruk dan terus selama
berbulan-bulan atau tahun. Pasien yang tidak melakukan pengobatan akan
mengakibatkan kondisi semakin memburuk. Dengan pengobatan, gejala penyakit
ini akan berkurang. Sangat penting bahwa setiap pasien berpartisipasi
dalam/perawatan sendiri.
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
17/19
BAB III
KESIMPULAN
Fibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri, kekakuan dan
kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Fibromialgia terutama menyerang
wanita usia subur (80-90%), usia 20-50 tahun dibandingkan pria dengan rasio 9:1. Fibromialgia
dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme, dan trauma.
Umumnya penderita akan mengalami rasa nyeri dan kaku di bagian persendian ataupun
otot. Rasa nyeri dirasakan luas dan berlangsung lebih dari 3 bulan. Sering pula merasa lelah,
gelisah dan tidur yang tidak nyenyak. Nyeri dirasakan pada 11 tempat dari 18 Point Tender Site
dengan palpasi. Biasanya pemeriksaan penunjang tidak dilakukan, kecuali untuk menyingkirkan
diagnosis banding seperti hipotiroid, multiple sclerosis dan mistenia gravis.Perawatan fibromialgia sering membutuhkan pendekatan tim, antara dokter dan seorang
terapis fisik, profesional kesehatan lainnya, dan yang paling penting, diri sendiri, semua
memainkan peran aktif. Pengobatan yang diberikan dapat berupa non-medikamentosa (seperti
edukasi pasien, mengurangi stress dan latihan), dan medikamentosa (seperti obat analgetik, anti
depresan, anti inflamasi non steroid dan simptomatik). Fibromialgia ini dapat diatasi apabila
penderita dapat mengurangi faktor resiko dan mau menjalani pengobatan. Penderita yang tidak
mau melakukan pengobatan akan mengakibatkan kondisi semakin memburuk.
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
18/19
DAFTAR PUSTAKA
1. Bruce, M., 2005. Fibromyalgia Syndrome : A Clinical Case Definitions and Guidelines
for Medical Practitioner. An Overview of the Canadian Consensus Document.
2. Isbagio, H., 1995. Masalah Nyeri Kejang Otot pada Penderita Penyakit Reumatik. Sub
Bagian Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta
3. Faull, K., 2005. Rehabilitation for fibromyalgia : Comparison of Holistic and
Complementary Alternative Medicine (CAM) Therapy Effectivenes.
4. Anonim, 2004. Fibromyalgia: Symptoms, Diagnosis, Treatment & Research Diagnosis.
National Fibromyalgia Partnership, Inc.
5. Wolfe F, Smythe HA, Yunus MB, Bennett RM, Bombardier C, Goldenberg DL, et al.
The American College of Rheumatology 1990 criteria for the classification of
fibromyalgia. Arthritis Rheum 1990;33:160-72.
6. Winfield J. Fibromyalgia [Online]. 2007 Aug 15 [cited 2007 Dec 26]; Available from:
URL: http://www.emedicine.com/med/ topic790.htm
7. Gilliland BC. Fibromyalgia, arthritis associated with systemic disease, and other
arthritides. In: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,
editors. Harrisons prin- ciples of internal medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill;
2005.p.2055-64.
8. Thompson JM.The diagnosis and treatment of muscle pain syn- dromes. In: Braddom RL,
Buschbacher RM, Dumitru D, Johnson EW, Matthews DJ, Sinaki M, editors. Physical
medicine and rehabilitation. 2nd ed. Philadelphia (USA): WB Saunders; 2000.p.934-54.
9. Arthritis Foundation. Living well with fibromyalgia. USA: Longstreet Press, Inc.; 1997.
8/2/2019 REFRAT FIBROMIALGIA
19/19