Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmatnya Buku Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Tahum 2018-2023 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dokumen RENSTRA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
memuat Delapan bab, antara lain : Pendahuluan, memuat tentang Latar Belakang,
Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. Gambaran
Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memuat tentang Tugas, Fungsi,
dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Sumber Daya Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.
Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah, memuat tentan
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan Penentuan Isu-Isu
Strategis. Tujuan dan Sasaran memuat tentang tujuan dan sasaran Jangka
Menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Strategi dan Arah Kebijakan memuat tentang Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Rencana Program dan Kegiatan serta
Pendanaan memuat tentang Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan memuat
tentang Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat dan terakhir Penutup memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah
yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Dinas Kesehatan
Tahun 2018-2023 . Dalam penyusunan renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
ini menggunakan pendekatan logical framework sehingga diperoleh kebijakan,
strategi dan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mendukung
tercapainya Indikator Pembangunan dalam Rencana Panjang Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Dengan adanya Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini diharapkan menjadi acuan bagi Dinas
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
ii
Kesehatan dan seluruh stakeholder Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk
mampu memberikan inspirasi positif dalam menghadapi dinamika pembangunan
Jawa Barat.
Bandung, Maret 2019
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat,
dr. Dodo Suhendar, MM
Pembina Utama Madya
NIP. 19650928 199010 1 001
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN JAWA BARAT
2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi ......................................
1
2.2 Sumber Daya Kesehatan .........................................................
2.3 Kinerja Pelayanan .....................................................................
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRAGTEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT......................
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan ........................................................................
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah .......... 3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan ..................... 3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah & Kajian Lingkungan Hidup Strategis ....................................................
3.5 Penentuan Isu Strategis ............................................................
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWA BARAT ................................................................................
4.1 Tujuan ..................................................................................................
4.2 Sasaran ..............................................................................................
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Halaman
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ................................................
5.1 Strategi Pembangunan Bidang Kesehatan ..........................
5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan .........
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT .........................
6.1 Program dan Kegiatan .................................................................. 6.2 Pendanaan ..........................................................................................
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ....................
BAB VIII PENUTUP .........................................................................................................
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat T a h u n
2018–2023 d i s u s u n b e r d a s a r k a n Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017, merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang
dalam penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat 2018-2023, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Seiring dengan pergantian kepemimpinan Pemerintahan Provinsi Jawa
Barat berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Barat) periode Tahun 2018-2023 Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat
terpilih mengusung visi dan misi yang merupakan visi misi Provinsi Jawa Barat.
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat terpilih, Ir Ridwan Kamil dan
Uu Ruzhanul Ulum dengan tegas menyampaikan Visinya untuk periode
pemerintahannya 2018 – 2023 yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi”. Dalam rangka pencapaian Visi tersebut, dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai
berikut: 1). Membentuk manusia pancasila yang bertaqwa melalui melalui peran
masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban; 2). Melahirkan manusia yang
berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik
yang inovatif; 3). Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
berbasis lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan
konektivitas wilayah dan penataan daerah; 4). Peningkatan produktivitas dan daya
saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital
dan berkolaborais dengan dengan pusat pusat inovasi serta pelaku pembangunan;
5). Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang
kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Visi dan Misi serta Program Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa
Barat tersebut telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
2
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023 telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2019 pada tanggal
3 Maret 2019. Dalam RPJMD ini pada misi kedua yaitu melahirkan manusia yang
berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik
yang inovatif; telah dimuat rencana pembangunan bidang kesehatan yang ingin dan
akan dilaksanakan serta kondisi kesehatan masyarakat yang ingin dicapai di
Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan 2018 – 2023
termasuk di dalamnya adalah pembangunan kesehatan yang merupakan bagian
penting dari pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Dengan ditetapkannya RPJMD
Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023, mendorong Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat untuk melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian dalam
merumuskan isu strategis, menetapkan visi dan misi, strategi dan kebijakan, serta
penyusunan program dan kegiatan, yang semuanya dituangkan kedalam Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang merupakan salah
satu bagian dari Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
serta mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, menyebutkan bahwa
setiap Perangkat Daerah harus menyusun Rencana Strategis (Renstra) setelah
RPJMD ditetapkan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan serta cara pencapaian yang realistis
sesuai tupoksi Perangkat Daerah untuk mengantisipasi perkembangan masa depan
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif” dan dipertegas lagi dalam Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dalam Pasal
1 ayat (7) yang menyatakan : ”Renstra adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun”. Berdasarkan pengertian tersebut di
atas, dapat disampaikan bahwa Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
2018-2023 merupakan dokumen periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan kesehatan serta
cara pencapaian yang realistis yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
3
Kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan
yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat
2018 - 2023.
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun
2018-2023. Lima pendekatan perencanaan yang dipergunakan dalam penyusunan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah: (1) pendekatan politik,
dengan menyelaraskan program kepala Daerah; (2) pendekatan teknokratik, Artinya
Menggunakan metode dan kerangka bepikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan Daerah; (3) pendekatan partisipatif, yaitu dilaksanakan
dengan melibatkan semua pemangku kepentingan (Stakeholder). (4) pendekatan
atas-bawah (top-down); dan (5) pendekatan bawah-atas (bottom-up). Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil
dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada
penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Dalam proses penyusunan Renstra Dinas Kesehatan, dilaksanakan melalui
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan penyusunan Renstra.
Pada tahap ini dilakukan analisis Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil
Gubernur dan dampaknya terhadap Tupoksi Dinas Kesehatan.
2. Melaksanakan penyusunan rancangan Renstra Dinas Kesehatan melalui
Forum Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini diantaranya merumuskan
Misi Dinas Kesehatan terhadap penjabaran Visi, Misi Gubernur dan Wakil
Gubernur, melakukan kajian strategis untuk menetapkan strategi dalam
merumuskan tujuan dan kebijakan dalam pencapaian Visi dan Misi Dinas
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
4
Kesehatan dengan memperhatikan juga hasil evaluasi Renstra Dinas Kesehatan
periode sebelumnya.
3. Penyusunan rancangan akhir Renstra Dinas Kesehatan.
Dengan memperhatikan hasil kajian dan analisis yang dilakukan pada tahap
sebelumnya, maka pada tahap ini disusun misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan kesehatan serta cara pencapaian yang
realistis yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan untuk
mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat.
4. Penetapan Renstra.
Setelah Renstra Dinas Kesehatan disusun, maka selanjutnya adalah pengesahan
Renstra Dinas Kesehatan tahun 2018–2023 oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat
dan Penetapan Renstra oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Seluruh proses mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan rancangan akhir
Renstra Dinas Kesehatan tahun 2018 – 2023 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
dengan melibatkan seluruh stakeholder bidang kesehatan yang ada di Provinsi
Jawa Barat termasuk dengan Dinas Kesehatan dan RSU Kabupaten/Kota Se
Provinsi Jawa Barat .
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 ini
disusun dengan berpedoman pada RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun
2018 – 2023 sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa
Barat dan Peraturan Gubernur nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Peratutan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Peraturan Menteri
Kesehatan Tahun Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standandar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan yang dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan
Peraturan Daerah Nomor 50 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Provinsi Jawa
Barat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
5
1.2. Dasar Hukum
Dalam penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Kesehatan
Provinsi Provinsi Jawa Barat 2018-2023, terdapat beberapa Peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
4421);
3. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional;
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
8. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
6
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang -
undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5357;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerjasama Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
16. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
17. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
18. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / SDGs;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang sudah didilakukan perubahan dengan permendagri
Nomor 58 Tahun 2007 dan Permendagri No 21 Tahun 2011;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah tentang
rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan
jangka menengah daerah serta tata cara perubahan rencana pembangunan
jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah
dan rencana kerja pemerintah daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
7
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan;
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastuktur;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan
Perijinan Rumah Sakit;
28. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2013 tentang Jaminan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ….. tentang Penyelenggaran
Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat;
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023;
33. Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kepesertaan dan
Pembiayaan Penerima Bantuan Iuran Daerah Provinsi Jawa Barat;
34. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
35. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Jawa Barat;
36. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
8
37. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Surat
Ketarangan Tidak Mampu (SKTM) di Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat;
38. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
39. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.1751-Dinkes/2014 tentang
Penetapan Fasiilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi pada Wilayah Cakupan
Rujukan Provinsi.
1.3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018-2023 dimaksudkan untuk menjabarkan Visi dan Misi RPJMD
Provinsi Jawa Barat kedalam rencana program dan penganggaran pembangunan
kesehatan sesuai selama lima Tahun 2018 - 2023. Penyusunan Renstra juga
dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah selama periode 5 (lima)
tahun ke depan terutama bagi pemerintah daerah, Stakeholder, dan seluruh
komponen masyarakat di Provinsi Jawa Barat, serta dapat menjadi pedoman
dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahunan
dan lima tahunan sesuai dengan hasil pelaksanaan rencana pembangunan
yang telah ditetapkan.
Mensinkronkan program prioritas Pemerintah Pusat di bidang Kesehatan
dengan prioritas Pemerintah Daerah Provinsi Bidang kesehatan yang dituangkan
kedalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan berupa Germas, PIS PK,
SPM Kesehatan, dan SDGs Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan. Menyelaraskan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan UPTD, pergantian Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2017, tentang penyelenggaraan
Kesehatan Provinsi Jawat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor Tahun
2017 tentang tugas pokok fungsi, rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk menjalankan sebagian tugas Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
9
Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 45
Tahun 2016, tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Jawa Barat; Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016 Tentang Tugas
Pokok Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan; sebagai
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah.
b. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut :
1) Menjadi acuan resmi bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang Kesehatan
dalam menyusun dan menyelaraskan seluruh rencana pembangunan
kesehatan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian Visi dan Misi RPJMD
Provinsi Jawa Barat;
2) Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja), Penetapan
Kinerja, Perjanjian Kinerja serta perencanaan penganggaran Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat;
4) Meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
yang dapat diukur dan dievaluasi melalui LAKIP secara objektif berdasarkan basis
data capaian kinerja;
5) Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan daerah yang sinergis
dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan
kabupaten/kota serta dengan provinsi yang berbatasan.
1.4. Sistematika Penulisan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan
tujuan serta sistematika penulisan. Pada Pendahuluan ini berisikan :
1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
10
Latar belakang, mengemukakan secara ringkas tentang pengertian Renstra, fungsi
Renstra dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan
Renstra, dan mengemukakan keterkaitan Renstra dengan RPJMD, Renstra K/L
dan Renstra Provinsi/Kabupaten/ Kota, dan dengan Rencana Kerja.
1.2 Dasar Hukum
Landasan hukum, penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur
organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan PD, serta pedoman yang dijadikan
acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat Daerah.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan, memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dan
penyusunan Renstra Perangkat Daerah.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan, menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra,
serta garis besar isi dokumen.
BAB II PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Pada Bab ini menguraikan tentang kedudukan dan tugas pokok, struktur
organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, Serta tantangan dan peluang
pengembangan Pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat. Memuat Data
dan Informasi kondisi terakhir tentang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat , yang
memuat antara lain :
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Tugas pokok, fungsi, dan susunan organisasi memuat penjelasan umum tentang
dasar hukum pembentukan PD Dinas Kesehatan, Struktur Organisasi PD
Dinas Kesehatan, uraian tugas dan fungsi PD Dinas Kesehatan
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan
Sumber daya PD Dinas Kesehatan, memuat penjelasan ringkas tentang macam
sumber daya yang dimiliki PD Dinas Kesehatan dalam menjalankan tugas dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
11
fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal (sarana dan prasarana)
dan unit usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Kinerja Pelayanan menunjukan tingkat capaian kinerja PD Dinas Kesehatan
berdasarkan sasaran / target Renstra sebelumnya, SPM , atau indikator lainnya
seperti SDGs.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra Dinas
Kesehatan Kab/Kota yang dapat berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi
pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Barat pada 5 ( lima ) tahun ke depan.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
Pada Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas
dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala
Daerah dan Wakil Depala daerah terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra PD,
serta Isu- isu strategis baik Internasional, Nasional dan Daerah yang menjadi salah
satu dasar pertimbangan dalam menentukan isu strategis Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Informasi yang dimuat pada
Bab ini secara rinci meliputi:
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas;
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan wakil Gubenur;
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Kesehatan Kab/Kota;
3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Pada Bab ini diuraikan Visi dan Misi, tujuan dan sasaran jangka menengah yang
akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan serta strategi dan kebijakan yang akan ditempuh dalam
mewujudkan visi dan misi . Adapun isi dari Bab ini memuat diantaranya tentang :
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
12
4.1. Tujuan.
4.2. Sasaran.
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Berisi rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan dalam lima tahun
mendatang.
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Berisi penjelasan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagai instrumen penjabaran dan
pelaksanaan tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
periode 2018- 2023.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN
Bab ini Mengemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara langsung
menunjukan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam
lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
BAB VIII PENUTUP
Bab ini menguraikan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018 – 2023 serta penutup.
Lampiran - Lampiran
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
13
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN JAWA BARAT
2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan
Peraturan Gubernur nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Jawa Barat membuat Keputusan Daerah
terlebih dahulu yang didasari Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah yang diimplementasikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Rumah Sakit menjadi bagian UPTD Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang sebelumnya berdiri sebagai Peangkat Daerah
tersendiri. Untuk itu sejak tahun 2017 RS Al Ihsan, RS Jiwa, RS Paru dan RS
Pameungpeuk dan RS Jampangkulon menjadi UPTD Dinas Kesehatan. Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal; Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan
Minimal, dan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Tujuan dari pembangunan Bidang Kesehatan di Provinsi Jawa Barat seperti yang
tercantum dalam RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018-2023 adalah
Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan sasaran
Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan
melalui indicator Indek Pembangunan Manusia (IPM), Angka Harapan Hidup (AHH),
Indek Kebahagiaan.
Ruang lingkup pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
meliputi tanggung jawab dan kewenangan; hak dan kewajiban; pelayanan kesehatan;
sumber daya manusia kesehatan; pembiayaan kesehatan; sediaan farmasi alat
kesehatan dan makanan; manajemen informasi dan regulasi kesehatan; pemberdayaan
masyarakat; pelayanan lintas batas; penelitian dan pengembangan kesehatan; peran
swasta dan masyarakat; dan koordinasi.
Tugas Pokok Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 50 Tahun 2017
Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan,
Tugas Pokok Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang kesehatan meliputi kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dansumber daya kesehatan yang
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
14
menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan melaksanakan
tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi berwenang
melaksanakan penyelenggaraan kesehatan berdasarkan urusan wajib Pemerintah
Daerah.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Bidang
Kesehatan, meliputi :
a. Pengelolaan UKP rujukan tingkat daerah provinsi / lintas daerah kabupaten/kota;
b. Pengelolaan UKM Daerah provinsi dan tingkat provinsi / lintas kabupaten / kota;
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah
provinsi;
d. Perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan untuk UKP dan
UKM daerah provinsi;
e. Penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi (PBF) cabang dan cabang penyalur
alat kesehatan (PAK);
f. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UKOT);
g. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh provinsi, kelompok
masyarakat, oraganisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat provinsi;
h. Pelayanan kesehatan penduduk berdampak akibat bencana;
i. Pelayanan kesehatan penanganan Kejadian Luar Biasa Penyakit;
j. Kerjasama Pembangunan Bidang Kesehatan di Wilayah Perbatasan;
Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi;
b. Penyelenggaraan pengelolaan bidang kesehatan, yang menjadi kewenangan
Daerah Provinsi;
c. Penyelenggaraan administrasi Dinas;
d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
e. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Sesuai dengan Peraturan Gubernur
Nomor 45 Tahun 2016 tentang kedudukan dan susunan organisasi perangkat daerah
provinsi Jawa Barat. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Teknis Pengorganisasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Tipologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan Tipe A mempunyai unit kerja
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
15
terdiri dari satu sekretariat paling banyak 3 sub bagian, 4 bidang dengan masing masing
bidang paling banyak 3 seksi dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan
melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Sekretaris
Bidang Kesehata
Masyarakat
Bidang Pelayanan
Kesehatan
Bidang Pencegahan
Pengendalian Penyakit
Bidang Sumber Daya
Kesehatan
Seksi Kesehatan
Lingkungan dan Olah
Raga
Seksi Pelayanan
Kesehatan Primer
dan Kestrad
Seksi Kesehatan
Keluarga dan KIA Gizi
Seksi Pelayanan
Rujukan
Seksi Mutu dan
Akreitasi
Seksi Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
Seksi Kefarmasian
dan Alkes
Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit tdk menular
Seksi Sumber Daya
Manusia
Seksi Surveilans dan
Immunisai
Seksi Pembiayaan
dan Jaminan
Kesehatan
UPTD :
1. RSUD Al Ihsan
2. RS Jiwa
3. RS Paru
4. RSUD Pamengpeuk
5. RSUD Jampang Kulon
6. RS Kesehatan Kerja
7. Upelkes
8. BLK
Kelompok Jabatan
Fungsional
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian
Perencanaan
& Pelaporan
Sub Bagian
Kepegawaian
& Umum
Kepala Dinas Kesehatan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
16
Kepala Dinas mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi;
b. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kesehatan, yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi;
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas;
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rincian tugas Kepala Dinas, yaitu:
a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
c. menyelenggarakan fasilitasi kesehatan masyarakat, meliputi regulasi dan
pembinaan;
d. menyelenggarakan pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyakit;
e. menyelenggarakan fasilitasi pelayanan kesehatan, meliputi regulasi dan
pembinaan;
f. menyelenggarakan fasilitasi sumber daya kesehatan, meliputi regulasi dan
pembinaan;
g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis bidang
kesehatan;
h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah
Provinsi bidang kesehatan;
i. menyelenggarakan kerja sama dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan Lembaga
terkait lainnya, dalam dan luar negeri dalam bidang kesehatan;
j. menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian Dinas;
k. menyelenggarakan perumusan bahan Renstra, Renja, RKT, RKA, DPA, DIPA, dan
PK, LKIP, LKPJ, LPPD, dan LHKASN lingkup Dinas;
l. menyelenggarakan fasilitasi Pelayanan Informasi Publik;
m. menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintahan;
n. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas;
o. menyelenggarakan perumusan hasil verifikasi, menyampaikan rekomendasi, dan
pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan
hibah/bantuan sosial bidang kesehatan;
p. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
17
q. menyelenggarakan perumusan dan penyampaian saran pertimbangan
mengenai bidang kesehatan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah
Daerah Provinsi;
r. memimpin seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas;
s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Dinas;
t. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;
u. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Sekretaris Dinas
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Dinas,
meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan umum
serta membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
Sekretariat mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan koordinasi, menghimpun, dan pengkajian bahan kebijakan teknis
bidang kesehatan, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;
b. penyelenggaraan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan
aset, kepegawaian dan umum;
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas;
Rincian tugas Sekretariat, yaitu:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Dinas;
b. menyelenggarakan koordinasi, pengkajian, dan menghimpun bahan kebijakan teknis
bidang kesehatan, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;
c. menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan;
d. menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, meliputi penganggaran,
penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi, dan pelaporan keuangan
serta pengelolaan aset Dinas;
e. menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian, meliputi pengusulan
formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi, pembinaan disiplin,
kesejahteraan serta pensiun pegawai Dinas dan UPTD;
f. menyelenggarakan pelayanan administrasi umum, meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan, dan
pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta pengelolaan perpustakaan dan
kearsipan Dinas;
g. menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan
Dinas dan UPTD;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
18
h. menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan lingkup Dinas;
i. menyelenggarakan pengumpulan dan pengkajian bahan Renstra, Renja, RKT,
RKA, DPA, DIPA, dan PK, serta LKIP, LKPJ, LPPD, dan LHKASN lingkup Dinas;
j. menyelenggarakan fasilitasi Pelayanan Informasi Publik;
k. menyelenggarakan pengkajian bahan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintahan;
l. menyelenggarakan administrasi Dinas;
m. menyelenggarakan koordinasi dan mengolah bahan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Dinas;
n. menyelenggarakan koordinasi dan pengkajian bahan verifikasi, bahan
rekomendasi, dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan
keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang kesehatan;
o. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
p. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai
kesekretariatan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;
q. menyelenggaraan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat;
r. menyelenggarakan pengolahan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi sekretariatan UPTD;
s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Dinas;
t. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sekretariat membawahkan:
a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;
b. Subbagian Keuangan dan Aset;
c. Subbagian Kepegawaian dan Umum.
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan aspek kesehatan masyarakat, meliputi kesehatan keluarga
dan gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan kesehatan lingkungan serta
kesehatan kerja dan olah raga.
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;
b. penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi kesehatan masyarakat;
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
19
Rincian tugas Bidang Kesehatan Masyarakat:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Kesehatan Masyarakat;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis
bidang kesehatan masyarakat;
d. menyelenggarakan pembinaan kesehatan keluarga dan gizi;
e. menyelenggarakan fasilitasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
f. menyelenggarakan pembinaan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
g. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan kesehatan masyarakat;
h. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;
i. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan
terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang kesehatan masyarakat;
j. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
k. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai kesehatan
masyarakat sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;
l. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang
Kesehatan Masyarakat;
m. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;
n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Kesehatan Masyarakat;
o. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, aspek pencegahan dan
pengendalian penyakit, meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian
penyakit;
b. penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
20
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
d. penyelenggaraan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rincian tugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yaitu:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian
penyakit;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian
teknis bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;
d. menyelenggarakan pembinaan surveilans dan imunisasi;
e. menyelenggarakan pembinaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
f. menyelenggarakan pembinaan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
dan kesehatan jiwa;
g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis pelaksanaan
pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyakit;
h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit;
i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
j. menyelenggarakan penyusunan bahan verifikasi rekomendasi dan pemantauan
terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;
k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah Provinsi;
m. menyelenggarakan seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
n. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;
o. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
21
5. Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan, aspek pelayanan kesehatan, meliputi pelayanan
kesehatan primer dan kesehatan tradisional, pelayanan rujukan dan mutu pelayanan
kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan;
b. Penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi pelayanan kesehatan;
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan;
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rincian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan, yaitu:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pelayanan Kesehatan;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian
teknis bidang pelayanan kesehatan;
d. menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer dan kesehatan tradisional;
e. menyelenggarakan fasilitasi pelayanan rujukan;
f. menyelenggarakan pembinaan mutu pelayanan kesehatan;
g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan
pengelolaan pelayanan kesehatan;
h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan;
i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang
Pelayanan Kesehatan;
j. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan
terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah / bantuan
sosial bidang pelayanan kesehatan;
k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai pelayanan
kesehatan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;
m. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang
Pelayanan Kesehatan;
n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan;
o. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;
p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
22
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
c. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan.
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang kesehatan, aspek sumber daya kesehatan, meliputi
kefarmasian dan alat kesehatan, pembiayaan dan jaminan kesehatan serta sumber
daya manusia kesehatan.
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sumber daya kesehatan;
b. penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi sumber daya kesehatan;
c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rincian tugas Bidang Sumber Daya Kesehatan, yaitu:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Sumber Daya Kesehatan;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang sumber daya
kesehatan;
c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis
di bidang sumber daya kesehatan;
d. menyelenggarakan kefarmasian dan alat kesehatan;
e. menyelenggarakan pembiayaan dan jaminan kesehatan;
f. menyelenggarakan sumber daya manusia kesehatan;
g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis pelaksanaan
pengelolaan sumber daya kesehatan;
h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan sumber daya kesehatan;
i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang Sumber
Daya Kesehatan;
j. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan
terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang sumber daya kesehatan;
k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai sumber daya
kesehatan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;
m. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang
Sumber Daya Kesehatan;
n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
23
o. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD; dan
p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:
a. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
b. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas, dibentuk UPTD.
Pembentukan dan Susunan serta Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja
UPTD diatur dengan Peraturan Gubernur.
a. UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis bidang UPTD Laboratorium
Kesehatan;
b) Penyelenggaraan pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD Laboratorium Kesehatan;
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
b. UPT Daerah Pelatihan Kesehatan mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang pelatihan kesehatan;
b) Penyelenggaraan pelatihan kesehatan;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD pelatihan kesehatan; dan
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
c. UPT Daerah RSUD Pameungpeuk mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Pameungpeuk
Garut;
b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Pameungpeuk Garut meliputi Kepegawaian dan
Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan
Penunjang Medis dan Non Medis;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Pameungpeuk Garut, dan
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
d. UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Kesehatan
Kerja;
b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Kesehatan Kerja meliputi Kepegawaian dan
Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan
Penunjang Medis dan Non Medis;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Kesehatan Kerja, dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
24
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
e. UPT Daerah RS Paru Sidawangi mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan pengaturan, perumusan kebijakan bidang pelayanan kesehatan
paru dan pelaynan kesehatan lainnya;
b) Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang bidang pelayanan kesehatan paru
dan pelayanan kesehatan lainnya ;
c) Penyelenggaraan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan dan
masyarakat;
d) Penyelenggaraan rujukan kesehatan paru termasuk rujukan pasien, ilmu
pengetahuan dan bahan pemeriksaan atau spesimen laboratorium;
e) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan serta kerja
sama bidang kesehatan paru dan pelayanan kesehatan lainnya;
f) Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi urusan pemerintahan
provinsi bidang pelayanan kesehatan paru dan pelayanan kesehatan lainnya; dan
g) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
f. UPT Daerah RS Jiwa mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan
khusus jiwa;
b) Penyelenggaraan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif kesehatan
khusus jiwa sesui denganstandar pelayanan rumah sakit;
c) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
d) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan khusus jiwa; dan
e) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan khusus jiwa.
g. UPT Daerah RSUD Al Ihsan mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;
b) Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah Provinsi bidang pelayanan
kesehatan meliputi medis, penunjang medis dan keperawatan serta sumber daya
manusia dan pendidikan;
c) Penyelenggaraan administrasi meliputi aspek umum dan keuangan;
d) Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan
Pemerintahan Daerah Provinsi Bidang pelayanan Kesehatan;
e) Penyelenggaraan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan, pengendaliaan,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah Provinsi
Bidang Pelayanan Kesehatan; dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
25
f) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
h. UPT Daerah RSUD Jampang Kulon mempunyai fungsi;
a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Jampang
Kulon Sukabumi;
b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Jampang kulon Sukabumi meliputi Kepegawaian
dan Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan
Penunjang Medis dan Non Medis;
c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Jampang kulon Sukabumi;
d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional yang ditunjuk.
4) Jenis dan jenjang Tenaga Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) Jumlah Tenaga Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan beban kerja.
6) Rincian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7) Pembinaan administratif Kelompok Jabatan Fungsional, diselenggarakan oleh
Sekretaris Dinas, meliputi penilaian dan penetapan angka kredit, usulan kenaikan
pangkat, gaji berkala, serta pendidikan dan pelatihan.
8) Hasil pelaksanaan tugas Tenaga Jabatan Fungsional disampaikan kepada
Kepala Dinas, Kepala Bidang terkait dan Sekretaris Dinas, melalui Subbagian
Perencanaan dan Pelaporan.
2.2. Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
2.2.1 Sumber Daya Manusia
a) SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH
(Orang) KETERANGAN
1. KEPALA DINAS 1 Dokter, S2
2. SEKRETARIS 1 S2 Epidemilogi Kesehatan
3. SUBBAGIAN
a. Kepala Subbagian Perencanaan dan Program 1 S2
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
26
No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH
(Orang) KETERANGAN
b. Kepala Subbagian Keuangan 1 S1
c. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Umum 1 S2
d. Staf 174 - S2 = 7 orang
- S1 = 43 orang
- D3 = 24 orang
- SLTA = 83 orang
- SLTP = 9 orang
- SD = 10 orang
4. BIDANG 4 4
a. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan 1 Dokter, S2
1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
&Khusus
1 S2 Kesehatan
2. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi 1 Dokter, S2
3. Kepala Seksi Rumah Sakit 1 Dokter
4. Staf 54 - S2 = 6 orang
- S1 = 18 orang
- D3 = 13 orang
- SLTA = 17 orang
b. Kepala Bidang Regulasi Kebijakan Kesehatan 1 S2 Kesehatan
1. Kepala Seksi Akreditasi Sarana Kesehatan 1 S1 Kesehatan
2. Kepala Seksi Akreditasi Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan
1 S2 Kesehatan
3. Kepala Seksi Legislasi Kebijakan Kesehatan 1 Dokter, S2
4. Staf 44 - S2 = 6 orang
- S1 = 13 orang
- D4 = 1 orang
- D3 = 9 orang
- SLTA = 15 orang
c. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan 1 Dokter Gigi, S2
1. Kepala Seksi Farmasi, Kosalkes dan Mamin 1 Apoteker, S2
2. Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
1 Dokter Gigi,S2
3. Kepala Seksi Teknologi dan Informasi
Kesehatan
1 S2 Kesehatan
4. Staf 40 - S2 = 7 orang
- S1 = 10 orang
- D3 = 4 orang
- SLTA = 17 orang
- SLTP = 1 orang
- SD = 1 orang
d. Kepala Bidang Bina Penyehatan Lingkungan dan
Pencegahan Penyakit
1 Dokter, S2
1. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan 1 S2 Hukum Kesehatan
2. Kepala Seksi Pengendalian Penyakit 1 S2 Kesehatan
3. Kepala Seksi Pengamatan Pencegahan
Penyakit dan Matra
1 Dokter, S2
4. Staf 58 - S2 = 4 orang
- S1 = 20 orang
- D3 = 13 orang
- SLTA = 20 orang
- SLTP = 1 orang
5. UPTD
a. Kepala UPELKES (Unit Pelatihan Kesehatan) 1 Dokter Gigi, S2
Kepala Seksi dan Staf 47 - S2 = 8 orang
- S1 = 19 orang
- SLTA = 11 orang
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
27
No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH
(Orang) KETERANGAN
- SLTP = 6 orang
- SD = 3 orang
b. Kepala BLK (Balai Laboratorium Kesehatan) 1 Dokter Spesialis Patalogi
Klinik
Kepala Seksi dan Staf 70 - S2 = 4 orang
- S1 = 7 orang
- D4 = 1 orang
- D3 = 30 orang
- SLTA = 18 orang
- SLTP = 1 orang
- SD = 9 orang
b) SDM UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
............................................
c) SDM UPT Daerah Pelatihan Kesehatan;
............................................
d) SDM UPT Daerah RSUD Pameungpeuk;
............................................
e) SDM UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat;
............................................
f) SDM UPT Daerah RS Paru Sidawangi;
............................................
g) SDM UPT Daerah RS Jiwa;
............................................
h) SDM UPT Daerah RSUD Al Ihsan;
............................................
i) SDM UPT Daerah RSUD Jampang Kulon.
............................................
2.2.2 Sarana dan Prasarana
a) Sarpras Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
............................................
b) Sarpras UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
............................................
c) Sarpras UPT Daerah Pelatihan Kesehatan;
............................................
d) Sarpras UPT Daerah RSUD Pameungpeuk;
............................................
e) Sarpras UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat;
............................................
f) Sarpras UPT Daerah RS Paru Sidawangi;
............................................
g) Sarpras UPT Daerah RS Jiwa;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
28
............................................
h) Sarpras UPT Daerah RSUD Al Ihsan;
............................................
i) Sarpras UPT Daerah RSUD Jampang Kulon.
............................................
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
Tujuan pembangunan kesehatan di Jawa Barat yang tercantum dalam RPJMD
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang sehat secara mandiri. Indikator kinerja tujuan pembangunan tersebut
berupa Indek Pembangunan Manusia (IPM). Adapun Kinerja pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yang mendukung terhadap tujuan
tersebut, meliputi: Angka Harapan Hidup, Persentase Rumah Tangga mencapai yang
berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Desa Siaga Aktif Persentase
penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas; Persentase
penduduk yang menggunakan jamban sehat; Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan; Ratio kematian ibu; Ratio Kematian Bayi; Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan; Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk; Persentase
desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90; Persentase Kab/Kota yang mencapai Treatment
Succes Rate TB; Prevalensi Hipertensi; Persentase kab/kota dengan 100% Puskesmas
memberikan pelayanan kesehatan Jiwa; Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi
dokter spesialis dasar sesuai standar; Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi
dokter spesialis Penunjang sesuai standard; Jumlah Puskesmas yang sudah
Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit
mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standard; Persentasi
ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota; Persentase penduduk
dengan jaminan Kesehatan; Jumlah Dokumen Regulasi dan Kebijakan Pembangunan
Kesehatan; Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
29
Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Dinas
Kesehatan
Target NSPK
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21
1 Persentase Rumah Tangga mencapai yang berprilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
50% 52% 40% 55% 60% 48,36%
50,36%
63% 56,03% 58,10% 96,72 96,85 157,50 96,83% 96,83
2 Persentase Desa Siaga Aktif
70% 75% 80% 66,70% 74,10%
79,09%
93,29%
92,37%
94,90% 97,65% 112,98 124,39 115,46 131,78%
131,78
3 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
58% 58, 50%
59,00% 59,50%
56,89
% 61,94
% 64,42% 64,84%
98,09
108,97
% 108,97
4 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
52,50%
53% 54% 54%
52,90%
53.3% 66,89% 67,95%
100,76
125,83%
125,83
5 Ratio Kematian Ibu 73/ 100.000
KH
91/ 100.000 KH
90/ 100.000 KH
89/ 100.000
KH
88/ 100.000 KH
87,8/100.000 KH
79,11/100.000 KH
88,10/ 100.000 KH
86,97/ 100.000 KH
77,83/ 100.000
KH
111,56
%
6 Ratio Kematian bayi 2,64/ 1000 KH
5/ 1000 KH
6/1000 KH
5,8/1000 KH
5,6/ 1000 KH
4,93/ 1000 KH
4,05/ 1000 KH
4,4/ 1000 KH
4,01/ 1000 KH
3,63/1000 KH
135,18
%
7 Prevalensi gizi buruk 0,60% 0,67 100% 0,58 0,56 0,87%
0,62 100% 0,6 0,6 145 92,54 100,00 92,86% 107,14
8 Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan
95% 92,50%
85% 86%
87% 88,00%
87,54%
95,95%
86,00% 91,81% 92,63 94,64 112,88 105,53%
105,53
9 Persentasi desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90%
100% 93,00%
90% 91% 92% 80,08%
93,56%
88,81%
91,07% 91,80% 80,08 100,60 98,68 94% 99,78
10 Angka keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Succes Rate)
86% 88% 78% 86% 87% 84% 88,94%
70,40%
62,00% 98,87% 97,67 101,07 90,26 98,87% 113,64
11 Prevalensi Hipertensi
2% 40,74%
33,06% 33,02%
1,92% 40,74
% 32,59% 33,00%
96,00 100,00 99,94% 99,94
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
30
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Dinas
Kesehatan
Target NSPK
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21
12 Persentase Kabupaten/Kota dengan 100% Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan Jiwa100%
100% 62,96
% 70,38
% 81,48% 92,59
% 61,52
% 62,96
% 74,10
% 92,59% 99,25% 61,52 100,00 105,29 107,19
% 107,19
13 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Dasar sesuai standar
97,36% 100%
37,50% 55,00%
55% 55,00
14 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Penunjang sesuai standar
60% 62% 52,63% 57,89
%
81,58
% 28,95
% 64,29% 62,50%
135,97 46,69 107,06
% 107,96
15 Jumlah Puskesmas yang sudah Terakreditasi
10% 10,00
% 34 64 128 8% 11,19
% 0 82 298 83,9% 111,90
% - 232,81
% 232,81
16 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi
85% 45,00
% 21 70 80 79% 42,25
% 29 76 87 92,94 93,89 138,10 108,75
% 108,75
17 Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standar
35 58 68 78 88 38 58 73 78 88 108,57 100,00 107,35 100% 100,00
18 Persentasi ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota
26 63,00
% 64% 65% 66% 26 62,63
% 78% 78,04% 88,74% 100,00 99,41 121,88 134,05
% 134,45
19 Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan
100% 50% 60% 65% 70% 124% 46% 62,50
% 68,56% 71,62% 124% 92,00 104,17 132,31
% 102,31
20 Jumlah Dokumen Regulasi kebijakan pembangunan kesehatan
3 2 2 2
3 5 0 2
100,00 250,00 100% 100,00
21 Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat
39% 1 1
40,74
% 1 1
104,46 100% 100,00
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
31
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
yang digunakan sebagai salah satu dasar penghitugan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Angka Harapan Hidup memberikan gambaran probabilitas umur maksimal yang
dapat dicapai seorang bayi baru lahir.
Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa, sehingga
dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Peningkatan Angka Harapan Hidup menunjukkan adanya
peningkatan kehidupan dan kesejahteraan penduduk serta meningkatnya derajat
kesehatan suatu bangsa.
Untuk dapat meningkatkan Umur Harapan Hidup bukan saja diperlukan program
pembangunan kesehatan namun diperlukan juga progam sosial lainnya seperti program
pemberantasan kemiskinan, perbalikan kualitas lingkungan hidup, kecukupan pangan
dan gizi dan pendidikan. Indikator Angka Harapan Hidup tidak bisa didapatkan dari
sistem pencatatan pelaporan rutin, tetapi melalui estimasi berdasarkan data primer hasil
survey atau sensus yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Gambar Angka Harapan Hidup (AHH) Penduduk
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2017
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 capaian AHH Provinsi
Jawa Barat, dari tahun 2012 berkisar 71,82 setiap tahunnya meningkat sampai pada
tahun 2017 yaitu pada angka 72,47. AHH menurut Kabupaten Kota Jawa Barat yang
tertinggi berada di Kota Bekasi mencapai 74.63 dan terendah berada di Kabupaten
Tasikmalaya dengan 68,71 tahun. AHH menurut Kabupaten/Kota, secara rinci dapat
tergambarkan pada gambar grafik dibawah ini.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
32
Gambar
Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2017
Sebanyak 8 kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat mempunyai AHH diatas rata
rata Jawa Barat, yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab.
Bekasi, Kab. Bandung, Kota Bogor dan Kabupaten Kuningan. Fokus pembangunan
kesehatan di Jawa Barat selama lima tahun ke depan diprioritaskan pada 19
kabupaten/kota yang mempunyai AHH dibawah rata-rata Provinsi.
Pencapaian Target Indikator Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013-2018 yang tertuang dalam tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
2.3.1 Persentase Rumah Tangga mencapai yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Capaian kinerja PHBS tahun 2017 adalah 58,1%, tidak mencapai target dari target
sebesar 60 %, namun jika dibandingan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar
56,03 %, capaian kinerja mengalami peningkatan 2,1% Hal ini dikarenakan ada
komitmen Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam dukungan anggaran program PHBS
yang melibatkan organisasi kemasyarakat (ormas), akademisi dan dunia usaha dalam
pelaksanaan kampanye PHBS.
Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 14.147.170 rumah tangga, dan
dipantau sikap perilaku ber-PHBS sebanyak 8.027.722 keluarga (56,7%) , dari
pemantauan ini ditemukan 4.309.125 keluarga berprilaku PHBS (53,7%). Berdasarkan
Kab/Kota di Jawa Barat Cakupan tertinggi di capai oleh Kota Depok (77,5%) dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
33
terendah Kota Sukabumi (37,6%). Sementara pelaksanaan PHBS tatanan di tempat
kerja, tempat-tempat umum, sekolah belum dijadikan indikator kinerja provinsi.
Gambar 2....
Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Persentase Rumah tangga ber-PHBS tertinggi berada di kota Depok sebesar 78
% dan Kota Banjar 70 %. Sedangkan persentase PHBS terendah berada di kota
Sukabumi (40,90%) dan Kabupaten Ciamis (41,50%).
Program PHBS di tahun 2017 diperkuat dengan adanya Inpres Nomor 1 tahun
2017 tentang Germas. Inpres tersebut ditujukan kepada Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat
untuk Hidup Bersih Sehat yang meliputi: Persalinan oleh nakes, Pemeriksaan Kehamilan
Nakes, ASI Ekslusif, Menimbang balita, konsumsi gizi seimbang, penggunan air bersih,
penggunaan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, lantai rumah rumah
kedap air, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, menggosok
gigi, tidak menggunakan miras/narkoba, kepesertaan jaminan kesehatan dan
melakukan pemeriksaan sarang nyamuk.
Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan mengurangi risiko terjadinya
kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, dengan pemberian ASI
ekslusif dan makanan bergizi pada balita dapat mencegah gizi buruk pada balita dan
stunting pada anak. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah raga,
mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak
merokok dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih,
jamban dan lantai mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti
diare, penyakit kulit, dan lain-lain.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
34
2.3.2 Persentase Desa Siaga Aktif
Pencapaian kinerja indikator kinerja desa aktif tahun 2017 sebesar 97,65% dari
target 74,10 %. Jika dilihat selama tiga tahun terakhir cenderung menunjukan adanya
peningkatan cakupan dan kenaikan strata purnama dan mandiri .
Permasalahan yang dihadapi adalah Pembinaan terhadap Pokjanal dari
Desa/kelurahan siaga aktif belum optimal, terutama oleh tim pokjanal kabupaten/kota;
kecamatan, disebabkan belum optimalnya keterlibatan lintas sektor pada pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten kota.
Upaya yang harus dilakukan adalah perlu adanya dukungan kebijakan dari
Pemerintah Provinsi berupa Peraturan Daerah dalam mengoptimalkan alokasi dana
desa untuk kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) sesuai Peraturan
Menteri Desa No. 5 Tahun 2015, meningkatkan peran dunia usaha dan organisasi
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat.
2.3.3 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
Pencapaian indikator kinerja persentase penduduk yang memiliki akses terhadap
air minum yang berkualitas pada tahun 2017 sebesar 74,43 % melampaui target
sebesar 59,5 %, hal ini disebabkan adanya alokasi anggaran dari APBN untuk program
pembangunan sarana air minum (Pamsimas/Sabermas). Pada tahun 2017, ada 5
Kabupaten / Kota yang capaiannya rendah dibandingkan dengan Kab/Kota yang lain
dibawah 50%, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Pangandaran dan Kota Cimahi.
Gambar 2...
Cakupan Penduduk dengan Akses Air Minum layak
di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
35
Cakupan penduduk dengan Akses Air Minum Layak di Provinsi Jawa Barat tahun
2017 sebesar 74,43 %. Berdasarkan kabupaten kota cakupan tertinggi di Kota Cirebon
sebesar 98 % sedangkan cakupan yang terendah di kabupaten Karawang 49,16 %.
Terdapat 17 kabupaten kota cakupan penduduk dengan akses air minum layak lebih
besar (≥) dari cakupan provinsi.
Adapun air minum berdasarkan pemeriksaan sampel air minum sebanyak 10.026
sample dari penyedia/penyelenggara Air Minum, diperiksa 7.709 sampel (76,61%)
memenuhi syarat baik fisik, bakteriologis maupun kimia, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari gambar berikut ini.
Gambar 2...
Cakupan (%) Penyelenggara Air Minum memenuhi Syarat
Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
2.3.4 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
Pencapaian indikator kinerja persentase penduduk yang menggunakan jamban
sehat pada tahun 2017 tercapai targetnya karena disamping semua Kab/kota telah
menyampaikan laporannya. Data- data di dapatkan dari hasil kegiatan yang telah
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi maupun yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten / Kota. Dapat dilihat dari tabel data capaian tahun 2017.
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan kabupaten kota, cakupan akses
penduduk terhadap penggunaan jamban sehat di Provinsi Jawa Barat tahun 2017
adalah 69,6% dari target sebesar 54 %.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
36
Gambar 2...
Akses Penduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Cakupan penggunaan jamban sehat di kabupaten kota yang tertinggi
dicapai oleh Kota Bekasi sebesar 97,3 % dan Kota Cirebon sebesar 93,4 %.
Sedangkan cakupan penggunaan jamban sehat terendah berada di Kabupaten
Karawang 44,7% .
2.3.5 Ratio kematian ibu
Rasio kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 capaian indikator rasio
kematian tahun 2017 sebesar 76,03 per 100.000 KH dari target 88 per 100.000 KH
sudah mencapai target penurunan rasio kematian ibu, jika dibandingkan dengan
proporsi AKI tahun 2017 yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa Barat sudah
berada di bawah target nasional (MDG)s tahun 2017.
Berdasarkan data Kabupaten/Kota tahun 2017 jumlah kematian ibu
maternal yang terlaporkan sebanyak 696 orang (76.03/100.000 KH), jumlah ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016, kematian ibu sebanyak 799.
Jumlah Kematian Ibu dengan proporsi kematian pada Ibu Hamil 183 orang
(19,9/100.000), pada Ibu Bersalin 224 orang (24,47/100.000 KH), dan pada Ibu
Nifas, 289 orang (31,57/100.000 KH).
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
37
Gambar 2... Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2012 – 2017
Sumber: Profil Kesehatan Tahun 2017
Gambar 2.
Angka Kematian Ibu (Dilaporkan) Per 100.000 di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber: Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Berdasarkan Kabupaten/Kota rasio kematian ibu melahirkan antara
23,4/100.000 KH – 131,4/100.000 KH, tertinggi terdapat di Kabupaten Karawang
dan terendah di Kota Bekasi. Terdapat 10 Kabupaten/Kota dengan proporsi
kematian ibu dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu, Kota Bekasi, Kota Bogor,
Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Ciamis dan Kota Cirebon.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
38
Gambar 2.. Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur dan Persalinan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Sumber: Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Kematian ibu sebanyak 696 orang terjadi pada ibu hamil 183 orang (26,29
%), ibu bersalin 224 orang (32,18 %) dan ibu nipas sebanyak 289 orang (41,52
%). Kmetian Ibu berdasarkan pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 49 orang
(7,04%), kelompok umur 20 - 34 tahun sebanyak 456 orang (65,5%) dan >35
tahun sebanyak 191 orang (27,44%).
2.3.6 Ratio Kematian Bayi
Rasio kematian bayi di Provinsi Jawa Barat didapat berdasarkan data dari
kabupaten/kota, yang didapat dari jumlah kematian bayi dibagi jumlah kelahiran
hidup dikali 1.000 KH. Ratio kematian bayi tahun 2017 sebesar 3,63/1000 KH dari
target sebesar 5,6 / 1000 KH sudah mencapai target, dan terjadi penurunann di
bandingkan tahun 2016 4,01 % atau jumlah kematian bayi pada tahun 2017
sebanyak 2764 bayi mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016
sebanyak 3.730 bayi.
Gambar 2. Jumlah Kematian Bayi
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 s/d 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
39
Penyebab kematian neonatal pada tahun 2017 diakibatkan oleh BBLR
sejumlah 1.132 bayi, asfiksia sejumlah 799 bayi, sepsis sejumlah 93 bayi, Kelainan
bawaan sejumlah 302 bayi, diare sejumlah 30 bayi, kelainan saluran cerna
sejumlah 20 bayi, kelainan saraf sejumlah 2 bayi dan lain-lain sejumlah 338 bayi.
Penyebab tidak langsung diakibatkan karena anemia ibu hamil dalam kehamilan,
infeksi, kualitass ANC yang tidak optimal, kepatuhan petugas yang masih kurang,
cakupan kunjungan layanan antenatal dan koordinasi lintas sektor.
Dari kematian bayi sebesar 3,4/1.000 kelahiran hidup, terdapat angka
kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesar 3,1/1.000 kelahiran hidup atau
84,63 % kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan demikian
disarankan dalam penangan AKB lebih difokuskan pada Bayi Baru Lahir
Gambar 2...
Angka Kematian Bayi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Tabel Profil Kesehatan Tahun 2017
Angka Kematian Bayi menggambarkan rasio kematian bayi di daerah
tertentu per 1.000 Kelahiran Hidup. Kabupaten/Kota dengan rasio kematian bayi
tertinggi terdapat di Kota Banjar sebanyak 13.07/1.000 KH, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Indramayu.
2.3.7 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko
diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang
dilakukan meliputi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas
ibu hamil. Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
40
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Capaian Kinerja
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 sebesar
95,4 % dari target 90%.
Gambar 2... Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2017
Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015
Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota tahun 2017, terdapat 24
Kabupaten/Kota yang mempunyai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
≥90% dan 3 Kabupaten/Kota belum mencapai target, yaitu Kota Bekasi,
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Berikut adalah gambaran
cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun
2017.
Gambar 2.. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
41
Indikator tersebut untuk lima tahun kedepan disesuaikan dengan indikator
Kementerian Kesehatan menjadi persentase kabupaten kota dengan cakupan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan minimal 88 %. Jumlah kab/kota dengan
cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan minimal 88 persen di bagi
jumlah kabupaten/kota di kali 100.
2.3.8 Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk
Data kasus gizi buruk baru adalah data yang ditemukan di 27 kab/ kota
yang diperoleh dari hasil pengukuran Bulan penimbangan balita. Sasarannya
adalah seluruh balita usia 0 – 59 bulan, ditimbang berat-badannya, dan diukur
tinggi badannya kemudian dilakukan penilaian status gizi berdasarkan 3 indikator
yaitu BB/U (berat badan menurut tinggi badan), TB/U (Tinggi Badan Menurut
Umur) dan BB/TB (Berat Badan berdasarkan Tinggi Badan).
Belum optimalnya penatalaksanaan kasus gizi buruk ada kaitannya dengan
kebijakan program gizi kita yang masih mengedepankan asupan pangan,
makanan dan konsumsi sebagai penyebab utama masalah gizi. Kebijakan yang
ada cenderung mengabaikan faktor lain, disamping masalah utama asupan gizi
juga masalah lain seperti air bersih, kebersihan lingkungan juga kurang optimalnya
upaya promosi tentang nutrisi kepada orang tua balita.
Program gizi masyarakat cenderung menjadi program sektoral yang berdiri
sendiri dengan persepsi berbeda mengenai masalah gizi dan indikatornya,
sehingga penanganannya tidak komprehensif. Upaya yang dilakukan untuk
mencapai target indikator ialah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang
dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja
(pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi
pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian,
diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan
terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga
dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas.
Indikator kinerja program gizi masyarakat untuk lima tahun kedepan di
tambah dengan Prevalensi stunting sesuai dengan inditator dari Kementrian
Kesehatan.
2.3.9 Persentase desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90
Indikator kinerja pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi adalah Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai cakupan imunisasi
dasar ≥ 90% disebut UCI (universal child immunization). Pencegahan penyakit
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
42
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan akses semua bayi (0-11
bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, DPTHB3, Polio 4, dan
Campak dengan cakupan minimal 90 %, sehingga UCI merupakan indikator
komposit pelaksanaan imunisasi.
Gambar 3. Cakupan Desa/Kelurahan UCI
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Sumber: Profil Kesehatan Tahun 20012-2017
Desa yang mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi
dasar lengkap di atas 90 % untuk Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk Indikator
kementrian kesehatan adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi dasar
lengkap di atas 80 %.Capaian kinerja Tahun 2017 sebesar Cakupan UCI Jawa
Barat tahun 2017 sebesar 88,8 %, dari target sebesar 92 %. Secara rinci per-
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.... Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
43
Pada tahun 2017 cakupan desa/kelurahan UCI, sebanyak 5.291
desa/kelurahan dari 5.956 yang ada di Jawa Barat (88,8 %), tersebar di 27
Kabupaten/Kota dengan cakupan antara 72,2%-100%, Kabupaten/Kota dengan
cakupan dibawah 80% terdapat di 3 (tiga) Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten
Bandung 78,6 %, Kabupaten Indramayu 74,4 % dan Kabupaten Cirebon 72,2 %.
2.3.10 Persentase Kab/Kota yang mencapai Treatment Succes Rate TB
Capaian kinerja kegiatan pencegahan dan pengendalian TB Paru Tahun
2017 dengan indikator keberhasilan pengobatan (treatment succes rate) TB
sebesar sebesar 98 % dari taget sebesar 86 % (sudah melampaui target). Angka
Keberhasilan Pengobatan / Treatment Succes Rate Tuberkulosis (TSR TB) adalah
angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru yang terkonfirmasi
bakteriologi yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun
pengobatan lengkap) dibagi pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakeriologis yang
ditemukan. Angka Keberhasilan Pengobatan merupakan indikator utama dalam
menilai keberhasilan terhadap pengobatan pasien TB, karena bila angka
keberhasilan pengobatan dibawah target < 85% perlu diwaspadai adanya
permasalahan TB dimasa yang akan datang (side effek), misalnya makin
meningkatnya kasus kebal / resisten obat (TB MDR), meningkatnya kasus TB HIV,
atau makin meningkatnya kasus TB dengan komorbid, masalah lainnya TB dengan
gizi buruk, TB dengan Diabetes Mellitus (DM).
2.3.11 Prevalensi Hipertensi
Salah satu ukuran keberhasilan kegiatan pengendalian penyakit tidak
menular yaitu menurunnya angka prevalensi hipertensi. Hipertensi adalah suatu
kondisi di mana tekanan sistolik darah > 140 mmHg dan /atau diastolik > 90 mmHg
(WHO, 2013). Tekanan darah merupakan gambaran patofisiologis tubuh yang bisa
diukur dengan pengukuran tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor risiko
antara sebelum munculnya penyakit tidak menular (jantung, stroke).
Capaian kinerja tahun 2017 yaitu sebesar 33% dari target sebesar 33,02
% dapat dicapai dengan menurunnya prevalensi hipertensi sebesar 0,02 %.
Pada tahun 2017, perolehan data prevalensi dilakukan melalui skrining
hipertensi di kabupaten/kota, pada 10 (sepuluh) puskesmas di masing-masing
kabupaten/kota. Pemilihan kabupaten/kota dan puskesmas dilakukan secara
acak, selanjutnya kabupaten/kota dan puskesmas melakukan pengukuran
terhadap pengunjung di atas usia 18 tahun.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
44
Tabel 2... Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Kab/Kota Tahun 2017
No Kabupaten / Kota Jumlah Diukur
Jumlah Tekanan
Darah Tinggi
Prevalensi (%) Tekanan Darah Tinggi
1 Kab. Bogor 1150 317 27.60
2 Kab. Sukabumi 650 181 27.85
3 Kab. Cianjur 500 163 32.60
4 Kab. Bandung 700 216 30.80
5 Kab. Garut 750 272 36.20
6 Kab. Tasikmalaya 450 142 31.60
7 Kab. Ciamis 450 157 34.90
8 Kab. Kuningan 450 198 43.90
9 Kab. Cirebon 700 132 18.90
10 Kab. Majalengka 350 138 39.50
11 Kab. Sumedang 400 124 31.00
12 Kab. Indramayu 550 149 27.10
13 Kab. Subang 450 161 35.80
14 Kab. Purwakarta 250 79 31.60
15 Kab. Karawang 600 170 28.30
16 Kab. Bekasi 500 159 31.80
17 Kab. Bandung barat 350 112 32.00
18 Kab. Pangandaran 150 39 26.00
19 Kota Bogor 300 95 31.67
20 Kota Sukabumi 150 45 30.00
21 Kota Bandung 850 190 22.35
22 Kota Cirebon 250 73 29.20
23 Kota Bekasi 350 104 29.71
24 Kota Depok 400 105 26.20
25 Kota Cimahi 150 39 26.00
26 Kota Tasikmalaya 250 75 30.00
27 Kota Banjar 100 25 25.00
Jawa Barat 12200 3660 30.00
2.3.12 Persentase kab/kota dengan 100% Puskesmas memberikan pelayanan
kesehatan Jiwa
Capaian indikator sasaran pelayanan kesehatan jiwa tahun 2017 adalah
107,19%, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Permasalahan dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat :
1. Treatment Gap besar
2. Sebagian besar gangguan jiwa berat belum terdeteksi, belum diobati, kronik
dipasung dan menggelandang
3. Terdapat kesenjangan antara kebutuhan atau tuntutan dengan ketersediaan
sumber daya (manusia, dana dan obat psikofarmaka).
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
45
4. Stigma dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa berat, masih tinggi
sering menjadi korban pelanggaran HAM .
5. Perubahan SOTK yang mengampu kesehatan jiwa.
Pemecahan masalah yang sudah dilakukan, yaitu:
1. Celah dalam pelayanan kesehatan jiwa cukup besar yaitu penderita ODGJ
yang sudah mendapatkan pelayanan yaitu 10 %. Penderita ini terdapat di
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Sedangkan 90% lainnya terdapat
dijalan dan panti-panti non pemerintah. Oleh karena itu pendayagunaan panti
swasta dengan pendekatan kesehatan yaitu dalam panti swasta dilakukan
pelayanan kesehatan, merupakan solusi terbaik dalam mendekatkan
pelayalanan kesehatan jiwa. Disamping itu adanya program penjemputan
pasien ODGJ oleh RS juga meningkatkan tingkat pelayanan kesehatan.
Pendekatan jemput bola ini sudah dilakukan di sebagian kab/kota.
2. Kerjasama lintas sektor dan lintas program salngat berperan dalam hal
penanggulanagan kesehatan jiwa. LS/LP berperan dalam melaksanakan
tupoksi masing-masing dalam TPKJM. Saat ini sudah mulai dilakukan
revitalisasi TPKJM, sehingga dengan revitalisasi ini akan meningkatkan
pelayanan kesehatan jiwa di Jawa Barat. Revitalisasi ini diantaranya dengan
diadakannya pertemuan di 4 BKPP Jawa Barat yang dilakukan dengan Biro
Yanbangsos Setda Jabar.
3. Advokasi kepada pemegang kepentingan sangat berperan dalam peningkatan
pembiyaan kesehatan jiwa. Peningkatan pembiyaan ini sangat berperan
dalam pengadaan pelatihan, peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana
juga psikofarmaka. Pemerintah daerah juga harus diinformasikan tentang
pentingnya pemenihan SPM kesehatan sehingga nantinya didapat
pembianyaan yang adekuat dalam pelayanan kesehatan jiwa.
4. Peningkatkan pemberdayaan penderita gangguan jiwa dengan memberikan
keterampilan dan psikososial, akan mengembalikan martabat akan merubah
stigma ODGJ. Dulunya ODGJ mendapat stigma “tidak bisa berdaya”
sekarang bisa berdaya dengan memberikan keterampilan yang sesuai
dengan kemampuan ODGJ tersebut. Peran keluarga dan masyarakat juga
sangat dibutuhkan dalam hal PMO (pengawas minum obat), peningkatkan
peran serta keluarga masyarakat untuk mencegah relapse pada pasien.
Meningkatkan sosialisasi/ informasi kesehatan jiwa pada kader kesehatan,
tokoh agama, aparat desa dan kelompok beresiko, agar terbentuk pandangan
dan sikap yang positif terhadap keluarganya yang menderita kesehatan jiwa
serta keluarga dapat bekerja sama untuk dapat melaporkan kembali ke FKTP
hasil rujukan baliknya.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
46
5. Awalnya kesehatan jiwa merupakan bagian dari pelayanan dasar khusus,
kemudian Tahun 2017 kesehatan jiwa dialihkan ke penyakit tidak menular.
Perubahan ini jelas merubah program, pembiayaan dan petugas yang
bertanggungjawab dalam program keswa. Tetapi dengan koordinasi dengan
LS dan LP maka program kesehatan jiwa tidak berhenti di tempat.
2.3.13 Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai
standar
Pencapaian kinerja Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis
dasar sesuai standar tahun 2017 sebesar lebih kurang 55% dari target sebesar
100 % atau ada 23 RSUD yg sudah memenuhi standar, diantaranya yaitu :
1. RSUD Cibinong
2. RSUD Ciawi
3. RSUD Majalaya
4. RSUD Al Ihsan Provinsi Jabar
5. RSUD dr. Slamet
6. RSUD dr. Soekardjo
7. RSUD Banjar
8. RSUD Kab. Bekasi
9. RSUD Kota Bogor
10. RSUD R. Syamsudin, SH
11. RSUD Gunung Jati
12. RSUD Kota Bekasi
13. RSUD Cibabat
14. RSUD Leuwiliang
15. RSUD Cileungsi
16. RSUD sekarwangi
17. RSUD Pelabuhan Ratu
18. RSUD Soreang
19. RSUD Majalengka
20. RSUD Cideres
21. RSUD Pameungpeuk
22. RSUD Cililin
23. RSUD Lembang
Permasalahan yang dihadapi adalah Masih terdapat RSUD Klasifikasi C
yang standar minimal dokter spesialis dasar tidak sesuai dengan standar minimal
menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 lebih kurang 64,29% atau setara
dengan 9 RSUD Klasifikasi C dari 14 RSUD Klasifikasi C. Kekurangan dokter
spesialis sangat menghambat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah
memfasilitasi dalam pemenuhan jumlah dokter spesialis di rumah sakit melalui
kegiatan percepatan ketersediaan dokter spesialis/dokter gigi spesialis melalui
Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis
(Program Bantuan PDS/PDGS) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
44 Tahun 2015, memfasilitasi terbitnya surat tugas dokter spesialis dan
memfasilitasi penempatan wajib kerja dokter spesialis (WKDS).
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
47
2.3.14 Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis Penunjang
sesuai standard
Capaian kinerja RSUD kab/kota yang memiliki dokter spesialis penunjang
sesuai standar tahun 2017 sebesar 62,50% dari target sebesar 57,89 % atau ada
25 Rumah Sakit, RSUD yang jumlah dokter spesialis penunjang telah memenuhi
standar yaitu :
1. RSUD Cibinong
2. RSUD Ciawi
3. RSUD Majalaya
4. RSUD Al Ihsan Provinsi Jabar
5. RSUD dr. Slamet
6. RSUD dr. Soekardjo
7. RSUD Banjar
8. RSUD Kab. Bekasi
9. RSUD Kota Bogor
10. RSUD R. Syamsudin, SH
11. RSUD Gunung Jati
12. RSUD Kota Bekasi
13. RSUD Karawang
14. RSUD Cibabat
15. RSUD Leuwiliang
16. RSUD Cileungsi
17. RSUD sekarwangi
18. RSUD Cimacan
19. RSUD Pelabuhan Ratu
20. RSUD Soreang
21. RSUD Majalengka
22. RSUD Cideres
23. RSUD Pameungpeuk
24. RSUD Cililin
25. RSUD Lembang
2.3.15 Jumlah Puskesmas yang sudah Terakreditasi
Jumlah Puskesmas terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 298
Puskesmas, bila dibandingkan dengan target tahun 2017 sebanyak 128
Puskesmas maka capaian indikator kinerja puskesmas terakreditasi sudah
melebihi target tahun 2017. Pencapaian akreditasi puskesmas pada tahun 2017
tercapai sesuai target indikator sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
yaitu 128 puskesmas, hal ini disebabkan target kinerja merupakan target kumulatif
setiap tahun.
Untuk jumlah tim pendamping akreditasi FKTP di jawa barat sebanyak 266 tim
(perbandingan ideal, 1 tim mendampingi 4 puskesmas) sedangkan jumlah tim
pendaping akreditasi yang ada baru 111 tim masih kurang 155 tim pendamping
akreditasi.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator program adalah
Koordinasi dengan dinkes kab/kota dan kemenkes, pembinaan monev ke
puskesmas dengan melibatkan tim pemdamping kab/kota lain, pelatihan
pendamping akriditasi FKTP kab/kota/prov, penguatan tim pendamping akreditasi
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
48
FKTP Provinsi, Evaluasi akreditasi sarana kesehatan, sosialisasi peraturan dan
kebijakan teknis mutu pelayanan kesehatan.
2.3.16 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi
Jumlah Rumah Sakit terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 87 Rumah
sakit bila dibandingkan dengan target tahun 2017 (80 RS) maka capaian
indikatorkinerja jumlah puskesmas terakreditasi tahun 2017 sudah mencapai
target yang sudah ditetapkan.
Permasalahan masih adanya RSUD yang belum terakreditasi dan mulai
januari 2018 mulai diberlakukan akreditasi standar nasional Akreditasi Rumah
sakit (SNARS) edisi 1, Peran dinas kesehatan belum optimal dalam akreditasi
Rumah sakit, anggaran akreditasi RS cukup mahal.
Upaya yang dilakukan oleh dinas kesehatan ialah pembinaan, monitoring
dan evaluasi persiapan akreditasi rumah sakit; workshop akreditasi Rumah sakit
bagi rumah sakit terpilih yang belum terakreditasi; sosialisasi peraturan dan
kebijakan teknis mutu pelayanan kesehatan; sosialisasi akreditasi rumah sakit di
beberapa kab/kota.
2.3.17 Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
sesuai standard
Capaian jumlah Rumah sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan
Ibu dan Bayi sesuai Standar pada tahun 2016 sebanyak 78 Rumah Sakit dan naik
pada tahun 2017 menjadi 88 Rumah sakit. Capaian 10 Rumah Sakit mampu
memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi sesuai Standar pada tahun 2017
adalah :
1. Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi;
2. Rumah Sakit Provinsi Al Ihsan;
3. Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kab. Bandung;
4. Rumah Sakit Umum Ciremai Kota Cirebon;
5. Rumah Sakit Hermina Mekar Sari;
6. RSKIA Kota Bandung;
7. Rumah Sakit Graha Permata Ibu;
8. Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur;
9. RSKIA Karunia Asih;
10. Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan sarana dan prasarana
serta SDM yang belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56
Tahun 2014; Belum semua rumah sakit daerah mampu PONEK karena
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
49
keterbatasan tenaga dokter spesialis, selain itu Tim PONEK di rumah sakit yang
telah dilatih banyak yang di pindahkan/mutasi sehingga perlu adanya koordinasi
untuk penyelenggaraan pelatihan PONEK, belum berjalannya system rujukan
yang sudah dibentuk padahal sistem informasi untuk rujukan sudah ada dimasing-
masing kab/kota tetapi belum berjalan maksimal, dan belum terbentuknya regional
maintenance Centre.
2.3.18 Persentasi ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota
Capaian persentasi kesediaan obat essensial di instalasi farmasi kab/kota
tahun 2017 88,74 dari target 66 % terjadi peningkatan capaian melebihi target.
Kabupaten/kota yang telah dengan aktif melaporkan ketersediaan obat esensial
di instalasi fasmasinya ke provinsi.
2.3.19 Persentase penduduk dengan jaminan Kesehatan
Capaian indikator kinerja Persentase penduduk dengan jaminan
kesehatan pada Tahun 2017 sebesar 71,62 % dari target 70 %, sudah melebihi
target. Untuk mencapai Misi Mendukung Sumber Daya Pembangunan Kesehatan
dengan sasaran Menuju Universal Coverage JPKM maka ditetapkan dengan
Indikator Kinerja Program Persentase Penduduk yang mendapatkan Jaminan
Kesehatan pada sumber dana APBD Bantuan Keuangan untuk Peningkatan
Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin dengan indikator Persentase PBI
yang tercover Jaminan Kesehatan. Kegiatan ini secara umum merupakan upaya
meningkatkan akses masyarakat miskin dan tidak mampu terhadap pelayanan
kesehatan. Secara khusus tujuannya adalah agar tersedianya biaya pelayanan
kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah Provinsi Jawa Barat di
kabupaten/Kota.
Pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir
miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
persentasi kesediaan obat essensial di instalasi farmasi kab/kota tahun 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
50
Bantuan Iuran (PBI). Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2015 baru mencapai 68,63 %, yang meliputi Penerima bantuan Iuran
(PBI) APBN 31,44 %, Penerima bantuan Iuran (PBI) APBD 5,16%, Pekerja
Penerima Upah (PPU) 15,58 %, Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri
11,15 %, Bukan Pekerja (BP) 2,01 % dan Jaminan Kesehatan Daerah 3,26 %
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017).
2.3.20 Jumlah Dokumen Regulasi dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Capaian kinerja dokumen regulasi dan kebijakan pembangunan kesehatan
di Jawa Barat sebesar 2 dokumen dari target 2 dokumen. Sesuai kewenangan
dinas kesehatan berupa draf perda maupun draf pergub, draf kepgup di bidang
kesehatan, proses selanjutnya sampai pengesahan menjadi tupoksi Biro Hukum
Setda. ini sudah memenuhi target yaitu 2 (dua) dokumen regulasi dan kebijakan
pembangunan kesehatan, yaitu :
a. Sudah terbentuknya Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2018 tentang Kesehatan
Jiwa dan regulasi Kesehatan Jiwa.
b. Pada tahun 2017 dilakukan upaya untuk penyusunan draft Peraturan Gubernur
Jawa Barat nomor 22 tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin di Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
c. Pada tahun 2017 dilakukan upaya untuk penyusunan draft Perubahan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan.
2.3.21 Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Capaian kinerja Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2017 tercapai sebanyak 1 dokumen (100%). Namun jenis data
yang ada baru data tentang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan
kesehatan rujukan milik pemerintah, sedangkan data tentang fasyankes swasta
(praktek mandiri, klinik dan RS) belum tercatat mencakup tenaga, sarana, data
penyakit, data kesakitan maupun kematian akibat penyakit.
Untuk itu diperlukan penguatan Sistem informasi Kesehatan Provinsi Jawa
Barat yang komprehensip dan terintegrasi diperlukan komitmen yang kuat untuk
meningkatkan kompetensi tenaga dibidang Teknologi Informasi dan dukungan
anggaran yg memadai. Hal ini sangat di perlukan untuk menjawab tantangan
pembangunan kesehata kedepan bahwa ketersediaan data yang baik, lengkap ,
valid dan up to date dapat membantu mempercepat pengambilan keputusan
strategis pembangunan di Provinsi Jawa Barat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
51
Tabel 2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan dan Belanja
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bersumber APBD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
No. Program/Kegiatan
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan Anggaran ke- Rata-rata Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Pendapatan Asli Daerah
- Retribusi Daerah 6.425.750.000 328.172.340.534
2 Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai (gaji dan tunjangan)
67.687.673.725 171.666.931.592
3 Belanja Langsung Program
1 Promosi kesehatan - - 1.754.250.000 4.569.824.875 3.873.081.000 - - 1.579.115.138 3.969.047.869 3.367.841.824 #DIV/
0!
#DIV/
0!
90,02 86,85 86,96
2 Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
- - 722.708.750 1.053.515.500 2.572.840.000 - - 623.468.950 929.464.000 2.134.016.317 #DIV/
0!
#DIV/
0!
86,27 88,22 82,94
3 Program Pelayanan
Kesehatan
3.284.150.000 4.229.310.000 3.587.941.125 13.963.563.802 170.368.083.570 3.070.981.265 3.139.895.832 2.570.113.086 9.283.138.814 138.568.847.789 93,50 74,24 71,63 66,48 81,33
4 Program
Manajemen
Pelayanan
Kesehatan
6.424.621.471 6.656.683.932 3.350.687.750 4.664.015.400 12.012.789.806 5.938.569.390 5.662.193.044 2.537.349.498 3.675.358.440 9.099.618.030 92,43 85,06 75,73 78,80 75,75
5 Program
Pencegahan Dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
1.379.700.000 2.032.000.000 2.406.704.300 3.945.810.000 28.360.013.400 1.247.338.006 1.836.402.975 1.986.315.935 3.353.528.399 23.952.606.768 90,41 90,37 82,53 84,99 84,46
6 Program
Peningkatan Sarana
& Prasarana
Pelayanan
Kesehatan
4.833.280.000 5.050.000.000 - - - 2.677.402.721 1.153.943.024 - - - 55,40 22,85 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Program Sumber
Daya Kesehatan
46.444.978.000 53.711.880.000 77.597.098.725 154.352.672.276 340.324.714.947 45.177.418.057 47.630.089.011 62.938.123.707 138.946.395.174 280.084.931.590 97,27 88,68 81,11 90,02 82,30
8 Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
1.521.860.000 1.640.387.000 1.611.325.000 2.467.879.225 13.097.222.702 1.263.776.347 1.285.453.350 1.432.159.475 2.190.222.859 9.986.971.682 83,04 78,36 88,88 88,75 76,25
9 Program
Penyelenggaraan
Administrasi
Perkantoran
4.721.610.000 5.660.218.000 6.218.253.621 17.042.220.637 159.776.475.727 3.964.167.650 4.506.017.587 4.971.960.018 15.270.856.125 146.343.472.471 83,96 79,61 79,96 89,61 91,59
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
52
No. Program/Kegiatan
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan Anggaran ke- Rata-rata Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
10 Program
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana
Aparatur
389.400.000
3.868.122.000
4.855.958.750
13.423.282.610
128.780.708.688
366.672.510
2.761.816.468
4.554.743.173
11.416.075.396
117.050.202.953 94,16 71,40 93,80 85,05 90,89
11 Program
Pemeliharaan
Sarana Dan
Prasarana
Perkantoran
6.505.240.000 6.080.372.871
7.157.440.500
7.296.412.300 - 5.594.568.053 5.461.831.155 6.227.860.011 6.613.627.379 - 86,00 89,83 87,01 90,64 #DIV/0!
12 Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
Dan Keuangan
150.000.000 381.585.000 284.522.750 328.966.000 1.281.775.000 144.750.000 240.253.500 212.376.747 282.751.706 868.651.176 96,50 62,96 74,64 85,95 67,77
JUMLAH 75.654.839.471 89.310.558.803
109.546.891.271
223.108.162.625 860.447.704.840 69.445.643.999 73.677.895.946 89.633.585.738 195.930.466.161 731.457.160.600 91,79 82,50 81,82 87,82 85,01
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
53
Sumber pendanaan untuk melaksanakan Program/Kegiatan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersumber dana APBD Provinsi,
APBN/Dekonsentrasi, dan PHLN, dengan uraian sebagai berikut :
a. APBD Provinsi Jawa Barat
1) Belanja Langsung Dinas Kesehatan Provinsi
Anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk
mendanai program/kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi setiap
tahunnya mengalami kenaikan.
Pada tahun 2013 sebesar Rp 75.654.839.471,00; pada tahun 2014 meningkat
menjadi Rp 89.310.558.803; tahun 2015 menjadi Rp 109.546.891.271,00; pada
tahun 2016 meningkat dua kali lipat menjadi Rp 223.108.162.625; dan tahun
2017 meningkat sekitar empat kali lipat menjadi Rp 860.447.704.840,00.
2) Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Bantuan Keuangan untuk Pembangunan Bidang Kesehatan kepada
Kabupaten/Kota (BTL Khusus) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2014-2015 terjadi peningkatan
anggaran yang cukup signifikan yaitu tahun 2014 sebesar Rp
154.265.708.895,00 meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp
352.419.822.940,00.
Sementara untuk tahun 2016 dan 2017 terjadi penurunan pagu anggaran yaitu
tahun 2016 sebesar Rp 90.936.238.984,00 dan tahun 2017 sebesar Rp
90.936.238.984,00 yang digunakan untuk dua kegiatan, yaitu:
- Bantuan Keuangan Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Luar Quota
Jamkesmas.
- Bantuan Keuangan Tambahan Penghasilan bagi dr/drg PNS yang bertugas di
Puskesmas terpencil / tidak diminati dan Bidan PNS yang bertugas di Desa
terpencil / tidak diminati.
b. Alokasi anggaran bersumber APBN/ Dekonsentrasi
Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersumber
APBN/Dekonsentrasi dari tahun 2014 – 2015 terjadi peningkatan yaitu tahun
2014 sebesar Rp 508.528.823.641; tahun 2015 sebesar Rp 9.841.792.000,
tahun 2016 sebesar Rp 92.963.355.000; tahun 2017 sebesar Rp
84.715.956.000,-
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
54
c. Alokasi anggaran PHLN
Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang bersumber dari Pinjaman
Hibah Luar Negeri (PHLN) digunakan untuk Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular. Anggaran PHLN yang didapat nilainya
relatif besar yaitu tahun 2014 sebesar Rp 33.871795.361,00; tahun 2015
sebesar 33.373.160.744,00; tahun 2016 sebesar Rp 35.193.523.902,00; tahun
2017 sebesar Rp. 35.193.523.902,00.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Jawa Barat
Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan
secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional
dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung
pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)
Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antar wilayah dan
antarpusat pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP
Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung,
dan WP Priangan Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP.
Penetapan WP ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
pembangunan ekonomi dan infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 2029 menjadi salah satu dokumen
yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018 - 2023.
Perumusan substansi RTRW Provinsi Jawa Barat yang memuat tujuan, kebijakan dan
strategi, rencana, arahan pemanfaatan dan pengendalian, dimaksudkan untuk dapat
menjaga sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mengurangi
penyimpangan implementasi indikasi program utama yang diharapkan akan lebih mampu
merespon tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan. Terkait isu
Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi sudah
melakukan analisis mengenai kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan primer dan pelayanan rujukan di kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan
urusan yang dimiliki provinsi. Terkait dengan kerawanan bencana banjir, Dinas Kesehatan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
55
Provinsi Jawa Barat meningkatkan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat. Untuk
pengolahan air minum dan peningkatan kualitas dan kuantitas air baku di Kabupaten/kota,
Dinas Kesehatan sudah bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman
Provinsi Jawa Barat. Tidak semua indikator kinerja Renstra Kemenkes sama dengan
indikator kinerja Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sehingga tidak semua
capaian kinerja indikator dapat diperbandingkan.
Adapun analisis kinerja Dinkes Provinsi Jawa Barat dibandingkan dengan
Kemenkes, tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat adalah sebagai berikut :
Tabel 2.... Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
No. Analisis Indikator Kinerja
Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota
Tantangan Peluang
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
a) persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau
tenaga kesehatan
Faktor jarak atau geografis yang sulit
dijangkau
Adanya anggaran Jampersal
Adanya gerakan tabungan ibu hamil/bersalin di
berapa daerah.
Adanya rujukan persalinan puskesmas
Poned
b) Menurunya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
- Perlunya integrasi penanggulangan masalah gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak (OPD Provinsi) maupun dengan Kabupaten/Kota.
- Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Provinsi untuk penanggulangan masalah gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat.
Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan.
- Rendahnya kualitas data surveilans kasus gizi buruk dan stunting.
- Keterlambatan penanganan kasus gizi buruk dan stunting.
- Adanya dukungan pendanaan dari pusat dan provinsi.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
56
No. Analisis Indikator Kinerja
Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota
Tantangan Peluang
(1) (2) (3) (4) (5)
c) Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih, dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
Persentase rumah tangga sehat
Persentase jumlah penduduk yang menggunakan Jamban keluarga
Yang menjadi pendekatan baru aspek fisik saja belum menyentuh aspek perilaku.
Adanya inpres tentang Germas.
Adanya dukungan dana fisik di Dinas Kimrum.
2 Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya
pengendalian penyakit
- Kurang optimalnya upaya kesehatan promotif dan preventif.
- Tripel Borden (tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular serta munculnya kembali penyakit -penyakit yang selama ini
sudah teratasi.
- Adanya Pokja lintas sektor yang didukung Pemda Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan di Jawa Barat.
a) Presentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.
Jumlah Institusi yang dibina.
Persentase Rumah Sehat.
Rendahnya frekuensi pembinaan ke Instusi.
Rendahnya cakupan pemeriksaan kualitas lingkungan rumah.
b) Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%
Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Rendahnya kualitas data cakupan UCI
c) Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
Desa/kelurahan mengalami
KLB yang ditangani <24 jam.
Belum seragamnya implementasi SPM di Kab/kota.
Sudah ada SPM
provinsi.
Tim reaksi cepat provinsi, kab/kota.
3 Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
Persentase Cakupan rawat jalan.
Persentase Cakupan rawat
inap.
Rendahnya jumlah dan kelengkapan sarana dan prasarana Rumah sakit dan puskesmas sesuai standar.
Adanya dana DAK.
Adanya akreditasi.
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.
Adanya akreditasi
puskesmas.
b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 Kab/Kota.
Adanya akreditasi rumah sakit.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
57
No. Analisis Indikator Kinerja
Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota
Tantangan Peluang
(1) (2) (3) (4) (5)
4 Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan.
Manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehaan yang masih kurang.
a. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 90%
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan
5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan
a. Jumah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit.
Beberapa kabupaten belum menjadikan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan sebagai standar.
Adanya program Nusantara sehat untuk wilayah perbatasan.
Adanya PPK BLUD Puskesmas.
Wajib pengabdian dokter di puskesmas.
b. Presentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
Kebijakan pemenuhan nakes di daerah dipengaruhi oleh kepala daerah.
Adanya PPK BLUD Rumah sakit.
Adanya WKDS.
Adanya dokter residen.
c. Jumlah SDM kesehatan yang di tingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.
Adanya pelatihan peningkatan kompetensi nakes oleh BPSDM Kemenkes.
Adanya program tubelnakes dari
Kemenkes.
6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
Peningkatan kualitas system informasi kesehatan
a. Meningkatnya presentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
Update data aplikasi lengkap dan tepat waktu
Operator terlambat update data prioritas.
Validasi data oleh kab/kota dan Provinsi belum berjalan
Sudah tersedia aplikasi dari kementerian.
Form Data sarpras, SDM sudah tersedia di aplikasi aspak RS/puskesmas, RS online, Sipermonev, sisrute.
b. Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.
Kelengkapan input data aplikasi kesehatan.
Terlambatnya input data e-profil
Sudah tersedia aplikasi e-profil dari kementerian.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
58
No. Analisis Indikator Kinerja
Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota
Tantangan Peluang
(1) (2) (3) (4) (5)
Ada komunikasi data yang difasilitasi Pusdatin.
2.4.1 Tantangan Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat
Dari hasil analisis tabel diatas
a. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi.
b. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar
Biasa Provinsi.
c. Implementasi program prioritas Gubernur kegiatan Layad Rawat
d. Implementasi kolaborasi dan innovasi dengan melibatkan akademisi, dunia usaha,
pemerintah, komunitas (LSM) dan media dalam pembangunan bidang kesehatan
di Provinsi Jawa Barat
e. Mendorong kebijakan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pemenuhan
pelayanan SPM bidang kesehatan kabupaten kota.
f. Peningkatan upaya promotive dan preventif dengan menggunakan media dan
metoda pendekatan yang kreatif dan inovatif agar tepat sasaran prioritas provinsi
melalui pemberdayaan masyarakat tokoh provinsi, organisasi swadaya
masyarakat, dunia usaha tingkat provinsi dan mendorong pelaksanaan program
utama di kabupaten/kota berupa implementasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS),
Germas dan PIS PK.
g. Meningkatkan pemerataan akses, jumlah serta kualitas sarana pelayanan
kesehatan dan pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai standar di
kabupaten/kota wilayah Jabar Selatan.
h. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan melalui
akreditasi puskesmas dan rumah sakit di Jawa Barat;
i. Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor (integrasi) penanggulangan masalah
gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak (OPD
Provinsi) maupun dengan Kabupaten/Kota, akademisi, dunia usaha, media, dan
kelompok masyarakat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
59
j. Mendorong peningkatan tata kelola sistem layanan rujukan ibu bersalin, rujukan
gawat darurat, dan rujuk balik antar layanan RS tipe D/C/B/A melalui sistem aplikasi
online;
k. Mendorong pencapaian UHC di provinsi Jawa Barat melalui pemenuhan bantuan
provinsi kepada kabupaten/kota.
l. Proporsi anggaran pembangunan kesehatan 10% dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota masih perlu ditingkatkan jumlah (persentase) dan efektivitas
pemanfaatannya.
m. Belum adanya regulasi sistem penyelenggaraan kesehatan Provinsi Jawa Barat
dan belum lengkapnya regulasi tentang Penerapan PPK BLUD UPTD RS Provinsi.
2.4.2 Peluang Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat
Dari hasil analisis
a. Optimalisasi dana kapitasi JKN untuk kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) di puskemas melalui promotif dan preventif dan Dana Desa untuk kesehatan
untuk percepatan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM).
b. Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi untuk untuk pemenuhan sarana dan prasarana, alat kesehatan tenaga
kesehatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan primer
dan pelayanan rujukan kab/kota.
c. Adanya Program Prioritas Pusat dalam penanggulangan masalah gizi buruk/
stunting, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan remaja putri, dana jampersal,
pemenuhan obat essensial, akreditasi puskesmas/Rumah Sakit, PIS PK dan
Germas di kab/kota.
d. Optimalisasi dan integrasi PSC (Publik Safety Center) 119 di kabupaten/kota dalam
mendukung kegiatan Layad Rawat.
e. Optimalisai Program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, Dokter
Interenship, pengabdian masyarakat untuk pemenuhan tenaga kesehatan di
kab/kota wilayah perbatasan dan Jawa Barat bagian Selatan.
f. Adanya skema pembiayaan pembangunan kesehatan melalui Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha untuk percepatan pembangunan Infrastruktur
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
60
Kesehatan terutama untuk kabupaten kota wilayah Jawa Barat Selatan dan
Perbatasan.
g. Adanya Pokja lintas sektor atau Rencana Aksi Daerah (RAD) yang didukung
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
kesehatan di Jawa Barat.
h. Penguatan PPK BLUD UPTD RS Provinsi dan Puskesmas di seluruh
kabupaten/kota.
i. Optimalisasi data dan informasi PIS PK, dan semua aplikasi sistem informasi
kesehatan kementrian kesehatan untuk pemenuhan data informasi kesehatan
provinsi yang lengkap, up to date dan akurat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
116
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU – ISU STRATEGIS
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, maka Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi yang mengemban urusan penunjang pemerintahan. Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang
mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan kewenangan di bidang
pembangunan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang perencanaan
pembangunan bidang kesehatan, serta menyelenggarakan tiga fungsi utama sesuai
dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 50 Tahun 2016, yaitu a)
penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang menjadi
kewenangan Daerah Provinsi; b) Penyenggaraan pengelolaan bidang kesehatan, yang
menjadi kewenangan Daerah; c) Penyelenggaraan administrasi Dinas; d)
Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan e) Penyelenggaraan fungsi lain
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan Perangkat Daerah (PD) yang
memiliki fungsi operasional dan penunjang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
telah dijelaskan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, dimana
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan unsur pelaksana otonomi daerah
dibidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan urusan dan kewenangan otonomi daerah dan tugas
perbantuan dibidang kesehatan.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ke depan
masih menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan antara lain: 1) Perubahan
peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme pembangunan
bidang kesehatan; 2) Krisis kepercayaan masyarakat terhadap perencanaan
pembangunan kesehatan yang tidak implementatif; 3) Kurang selarasnya perencanaan
pembangunan tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi dengan Perencanaan pada level
Kab/Kota; 4) Konsistensi perencanaan pembangunan baik antar level pemerintahan
maupun konsistensi perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah
dan tahunan; 5) Keterbatasan anggaran pembangunan untuk mewujudkan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
117
implementasi perencanaan prioritas dan target pembangunan, khususnya anggaran
yang berasal dari APBD; 6) Keterbatasan jumlah sumber daya manusia seiring dengan
banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memasuki masa purna bakti di tahun 2018
dan kebijakan Nasional berkaitan dengan moratorium penerimaan ASN yang telah
berlangsung selama 7 (tujuh) tahun; 7) Hasil evaluasi dan pengendalian belum menjadi
input perencanaan pembangunan daerah; 8) Belum optimalnya pengelolaan dan
pemanfaatan data analisis pembangunan bidang kesehatan, serta teknologi informasi
untuk efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tidak dapat mewujudkan tujuan
pembangunan melainkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) pembangunan yaitu dari kalangan pemerintah itu sendiri, pelaku usaha
komonitas dan akademisi. Hal ini selaras dengan guna mewujudkan pembangunan jawa
barat yang kolaboratif. Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan antara lain sebagai
berikut :
1. Perencanaan pembangunan dalam kerangka regulasi dan investasi, fokus kepada
hasil, meliputi : aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya
saing daerah;
2. Program disusun berdasarkan kontribusinya terhadap daya ungkit untuk
mencapai hasil (Program follow Result);
3. Percepatan capaian target pembangunan melalui Rencana aksi Multi Pihak
Implementasi Pekerjaan (RAM-IP);
4. Penerapan anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting);
5. Tanggung jawab pada level program dan kegiatan, pemberlakuan Perjanjian
Kinerja (PK) di seluruh level birokrasi dengan reward and punishment yang jelas;
6. Evaluasi terintegrasi antara perencanaan, penganggaran, dan evaluasi (Holistik,
Integratif, Tematik, dan Spasial).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara administratif, terbagi kedalam
27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor,
Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota
Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641
kelurahan, dan 5.321 desa.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
118
Gambar 3.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Kondisi geografis yang berupa jajaran pegunungan-pegunungan tinggi diwilayah
selatan, jumlah penduduk yang sangat besar serta distribusi penduduk yang tidak
merata terkonsentrasi di kabupaten/kota wilayah utara menjadikan pertumbuhan
ekonomi dan infrastuktur lebih tinggi diwilayah utara di bandingkan wilayah selatan.
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 berdasarkan estimasi yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 48.037.827 jiwa terdiri dari
24.335.321 (50,66 %) Jiwa Laki laki dan 23.702.496 (49,34 %) jiwa perempuan. Rata-
rata kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 sebesar 1357,85 Jiwa per
KM2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota Cimahi sebesar 15.306,82 Jiwa per
Km2, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten bekasi dan wilayah utara, sedangkan
kepadatan penduduk terendah diwilayah selatan terdapat Kabupaten Pangandaran
sebesar 391,19 per KM2, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Cianjur.
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
No Sasaran Program Kelompok
Umur/ Formula Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 Lahir hidup - 883.144
2 Bayi 0 tahun 890.469 851.922 1.742.391
3 Batita (di bawah tiga
tahun)
0-2 tahun 1.335.658 1.278.285 2.613.943
4 Anak balita 1-4 tahun 1.781.045 1.278.285 3.487.301
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
119
5 Balita (di bawah lima
tahun)
0-4 tahun 2.226.442 2.132.156 4.358.598
6 Anak usia kelas 1 SD /
setingkat
7 tahun 441.193 415.003 856.196
7 Anak usia SD / setingkat 7-12 tahun 2.576.944 2.436.221 5.013.165
8 Penduduk Usia Muda < 15 tahun 17.707.540 17.474.633 35.272.173
9 Penduduk Usia Produktif 15-64 taun 16.577.933 16.096.626 32.674.559
10 Penduduk Usia Non
Produktif
≥ 65 tahun 1.219.607 1.378.007 2.597.614
11 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 tahun 2.022.310 2.140.712 4.163.022
12 Penduduk Usia Lanjut
Risiko Tinggi
≥ 70 tahun 685.264 840.830 1.526.094
13 Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun 13.010.762
14 Wanita Usia Subur
Imunisasi
15-39 tahun 9.733.928
15 Ibu Hamil 1,1 x Lahir Hidup 971.458
16 Ibu Bersalin/ Nifas 1,05 x Lahir
Hidup
927.301
Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat berdasarkan kelompok usia sasaran
prioritas program kesehatan tahun 2017, jumlah bayi (0 Tahun) sebanyak 1.742.391
orang, Jumlah penduduk usia lanjut (≥ 60 tahun) sebanyak 4.163.022 orang. Jumlah Ibu
hamil sebanyak 971.458 orang dan Jumlah Ibu Bersalin/Nifas sebanyak 927.301 orang.
Jumlah anak balita sebanyak 3.487.301 jiwa, dan penduduk usia lanjut sebesar
4.163.022 jiwa.
Kondisi ekonomi, pendapatan perkapita 10,285 Juta, jumlah penduduk miskin di
Jawa Barat 7,25 % pada September 2018 mencapai 3,54 Juta, dengan distribusi di
wilayah pedesaan sebesar 1,2 Juta dan wilayah perkotaan sebesar 2, 3 juta dengan
angka pengangguran sebesar 1.85 Juta. Rasio PAD terhadap total pendapatan dan
kemampuan fiskal daerah kabupaten /Kota menurut Peraturan Menteri Keuangan RI
Nomor 119/PMK.07/2017 tentang peta Fiskal Daerah. PAD tertinggi terdapat di Kota
Bandung sebesar 50,91%, sedangkan PAD terendah pada Kabupaten Tasikmalaya
8,88%.
Tabel 3.2 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kota
Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
120
Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kota Provinsi
Jawa Barat Tahun 2017, ditemukan bahwa Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Garut mempunyai PAD di bawah rata-rata provinsi sehingga untuk
pembangunan lebih mengandalkan dana dari DAU, DAK, Dana Bagi Hasil Pusat
maupun Provinsi.
Tabel.3.3 Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) Provinsi Jawa Barat 2017
No Kabupaten /Kota Indek KFD Kategori KFD
1 Kab Bandung 3,44 sangat tinggi
2 Kab Bekasi 5,26 sangat tinggi
3 Kab Bogor 6,24 sangat tinggi
4 Kab Ciamis 1,62 tinggi
5 Kab Cianjur 1,76 tinggi
6 Kab Cirebon 2,04 tinggi
7 Kab Garut 2,33 sangat tinggi
8 Kab Indramayu 1,67 tinggi
9 Kab Karawang 1,66 tinggi
10 Kab Kuningan 0,87 sedang
11 Kab Majalengka 1,68 tinggi
12 Kab Purwakarta 1,50 tinggi
13 Kab Subang 1,24 tinggi
14 Kab Sukabumi 2,53 sangat tinggi
15 Kab Sumedang 1,83 tinggi
16 Kab Tasikmalaya 1,65 tinggi
17 Kota Bandung 5,15 sangat tinggi
18 Kota Bekasi 4,87 sangat tinggi
55
,02
%
50
,91
%
45
,14
%
41
,89
%
39
,18
%
38
,71
%
34
,11
%
31
,73
%
31
,03
%
29
,45
%
25
,40
%
21
,58
%
18
,44
%
17
,85
%
17
,74
%
17
,70
%
17
,08
%
16
,18
%
16
,08
%
16
,07
%
15
,62
%
15
,16
%
13
,32
%
13
,25
%
12
,60
%
10
,70
%
9,7
7%
8,8
8%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Pro
v. J
awa
Bar
at
Ko
ta B
and
un
g
Ko
ta B
eka
si
Ko
ta D
epo
k
Kab
. Bek
asi
Ko
ta B
ogo
r
Kab
.Bo
gor
Kab
. Kar
awan
g
Ko
ta C
ireb
on
Ko
ta S
uka
bu
mi
Ko
ta C
imah
i
Kab
. Pu
rwak
arta
Ko
ta T
asik
mal
aya
Ko
ta B
anja
r
Kab
. Su
ban
g
Kab
. Su
med
ang
Kab
. Cia
nju
r
Kab
. Cir
ebo
n
Kab
. Ban
du
ng
Bar
at
Kab
. Ban
du
ng
Kab
. Maj
ale
ngk
a
Kab
. Su
kab
um
i
Kab
. Ku
nin
gan
Kab
. Pan
gan
dar
an
Kab
. In
dra
may
u
Kab
. Gar
ut
Kab
. Cia
mis
Kab
. Tas
ikm
alay
a
RASIO PAD Rata-Rata
Rata-rata = 24.31%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
121
No Kabupaten /Kota Indek KFD Kategori KFD
19 Kota Bogor 1,74 tinggi
20 Kota Cirebon 1,14 sedang
21 Kota Depok 2,81 sangat tinggi
22 Kota Sukabumi 0,95 sedang
23 Kota Tasikmalaya 1,43 tinggi
24 Kota Cimahi 0,99 sedang
25 Kota Banjar 0,81 sedang
26 Kab Bandung Barat 1,83 tinggi
27 Kab Pangandaran 1,00 sedang
Kapasitas fiskal merupakan gambaran dari kemampuan keuangan masing-
masing daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum anggaran pendapatan dan
belanja daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama
dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu) untuk
tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah
penduduk miskin. Berkaitan dengan kemampuan daerah untuk mengalokasikan
anggaran untuk pembangunan bidang kesehatan, infrastruktur dan pemenuhan tenaga
kesehatan di daerah. Untuk itu perlu campur tangan pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi untuk meningkatan infrastruktur dan tenaga kesehatan prioritas kepada
kabupaten/kota yang rasio pendapatan daerah rendah dan kemampuan fiskalnya
sedang. Peningkatan pembangunan bidang kesehatan terkait pengembangan wilayah
permukiman, industri, pariwisata berdampak pada penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan primer maupun pelayanan rujukan. Dalam lima tahun kedepan
pengembangan wilayah difokuskan pada wilayah Jabar selatan dan wilayah perbatasan
provinsi dan kabupaten/kota yang PAD-nya rendah dan kemampuan fiskalnya sedang.
Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan
secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional
dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung
pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)
Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat
pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP
Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung, dan WP Priangan
Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP. Penetapan WP ini
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan ekonomi dan
infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.
Terkait dengan pembangunan bidang kesehatan, pembagian WP ini bertujuan
untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan seperti pelayanan kesehatan rujukan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
122
terkait peningkatan status rumah sakit dan jenis layanan rumah sakit, pembangunan
Rumah Sakit baru untuk peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan. Peningkatan
infrastuktur pelayanan kesehatan primer berupa puskesmas maupun klinik swasta.
Peningkatan pelayanan puskesmas berupa peningkatan status puskesmas menjadi
Puskesmas DTP, Puskesmas PONED maupun revitalisasi atau rehabilitasi puskesmas
sesuai standar akreditasi, termasuk didalamnya peningkatan sarana prasarana, alat
kesehatan puskesmas serta pengelolaan BLUD Puskesmas.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan perorangan paripurna yaitu
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Tabel 3.4
Data Jumlah Penduduk , Rumah Sakit , dan Jumlah Tempat Tidur per Kota Kabupaten Provinsi Jawa Barat 2017
No Kab/ Kota
Kebutuhan TT
(asumsi 1/1000
penduduk)
Jumlah RS
Puskesmas
Total TT
Kekurangan/
Kelebihan TT
Non Perawata
n
Rawat Inap
Jumlah TT
1 Bogor 5.248 28 82 19 0 3700 -1.548
2 Sukabumi 2.429 8 53 5 116 1.475 -954
3 Cianjur 2.245 5 37 8 127 1.097 -1.148
4 Bandung 3.435 7 57 5 115 1.499 -1.936
5 Garut 2.524 6 50 15 270 1.287 -1.237
6 Tasikmalaya 1.735 2 25 15 180 494 -1.241
7 Ciamis 1.555 4 36 16 222 807 -748
8 Kuningan 1.052 8 31 6 102 1.085 33
9 Cirebon 2.111 13 49 8 141 2.451 340
10 Majalengka 1.181 4 23 9 170 747 -434
11 Sumedang 1.135 3 26 6 140 631 -504
12 Indramayu 1.687 7 40 9 146 928 -759
13 Subang 1.51 10 29 11 165 1.097 -413
14 Purwakarta 906 10 18 2 0 1.187 281
15 Karawang 2.245 22 37 13 125 2.917 672
16 Bekasi 3.028 48 30 9 70 3.67 642
17 Bandung Barat
1.603 8 26 5 92 846 -757
18 Pangandaran 0 0 0 0 0 0 0
19 Kota Bogor 1.022 19 16 8 19 2.867 1.845
20 Kota Sukabumi
315 8 15 0 4 1.279 964
21 Kota Bandung 2.48 38 73 0 57 6.148 3.668
22 Kota Cirebon 304 11 22 0 0 1.253 949
23 Kota Bekasi 2.593 42 27 4 34 4.653 2006
24 Kota Depok 1.979 22 30 2 16 2.508 529
25 Kota Cimahi 576 7 13 0 0 1.381 805
26 Kota Tasikmalaya
657 14 20 0 34 1.52 863
27 Kota Banjar 181 3 9 1 17 475 294
TOTAL 45.736 357 874 176 2.362 48.002 2.266
Sumber data : RS OnLine tanggal 26 Maret 2018 pukul 13:55 WIB
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
123
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia rasio daya tampung Rumah sakit yang
ideal adalah 1.000 penduduk : 1 Tempat Tidur. Ditinjau dari penyebaran rumah sakit di
setiap kota dan kabupaten masih terdapat penyebaran yang belum merata, terdapat 9
kota dan 5 kabupaten dengan jumlah tempat tidur melebihi kapasitas yang dibutuhkan
antara lain Kota Bogor 1.845 tempat tidur , Kota Bandung 3.668 tempat tidur, Kota
Bekasi 2006 tempat tidur, Kabupaten Kuningan 33 tempat tidur, Kabupaten Cirebon
340 Tempat tidur, Kabupaten Purwakarta 281 tempat tidur, Kabupaten Karawang 672
tempat tidur, Kabupaten Bekasi 642 tempat tidur, Kota Sukabumi 964 tempat tidur, Kota
Cirebon 949 tempat tidur, Kota Depok 529 tempat tidur, Kota Cimahi 805 tempat tidur,
Kota Tasikmalaya 863 tempat tidur, dan Kota Banjar 294 tempat tidur. Tiga kota yaitu
Kota Bogor, Kota Bandung dan Kota Bekasi walaupun mempunyai kelebihan kapasitas
tempat tidur tetapi tetap mengalami kekurangan dalam hal pemenuhan kebutuhan rawat
inap dikarenakan merupakan penyangga di wilayah sekitarnya. Kota Bogor menjadi
penyangga Kabupaten Bogor. Kota Bandung menyangga Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat,
Kota Bekasi menjadi penyangga Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Adapun kota kabupaten yang masih memiliki kekurangan tempat tidur dibanding
dengan jumlah penduduk antara lain Kabupaten Bogor kekurangan 1.548 tempat tidur,
Kabupaten Bandung kekurangan 1.936 tempat tidur, Kabupaten Sukabumi kekurangan
954 tempat tidur, Kabupaten Tasikmalaya kekurangan 1.241 tempat tidur, Kabupaten
Cianjur kekurangan 1.148 tempat tidur, Kabupaten Bandung Barat kekurangan 757
tempat tidur, Kabupaten Garut kekurangan 1.237 tempat tidur, Kabupaten Indramayu
kekurangan 759 tempat tidur, Kabupaten Sumedang kekurangan 504 tempat tidur,
Kabupaten Ciamis kekurangan 748 tempat tidur, Kabupaten Majalengka kekurangan
434 tempat tidur, dan Kabupaten Subang kekurangan 413 tempat tidur.
Tabel 3.5
Data jumlah Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya per Kota Kabupaten di Provinsi Jawa Barat 2017
NO KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT
PUSKESMAS RUMAH
BERSALIN
BALAI PENGOBATAN
/ KLINIK
PRAKTIK DOKTER
BERSAMA
PRAKTIK DOKTER
PERORANGAN
PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
1 KAB. BOGOR 28 101 0 184 0 2.788 45
2 KAB. SUKABUMI 7 58
3 KAB. CIANJUR 4 45 256
4 KAB. BANDUNG 7 62 14 40 65 36
5 KAB. GARUT 6 67 115
6 KAB. TASIKMALAYA 2 40 0 60 0 189 11
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
124
NO KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT
PUSKESMAS RUMAH
BERSALIN
BALAI PENGOBATAN
/ KLINIK
PRAKTIK DOKTER
BERSAMA
PRAKTIK DOKTER
PERORANGAN
PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
7 KAB. CIAMIS 4 37 0 46 0 134 5
8 KAB. KUNINGAN 8 37 2 26 0 641 14
9 KAB. CIREBON 11 60 0 0 0 0 0
10 KAB. MAJALENGKA 4 32 31 181 13
11 KAB. SUMEDANG 3 35 5 64 526 77 22
12 KAB. INDRAMAYU 7 49 0 42 0 0 0
13 KAB. SUBANG 10 40 0 0 0 0 0
14 KAB. PURWAKARTA 10 20 0 96 0 474 7
15 KAB. KARAWANG 21 54 0 309 0 0 25
16 KAB. BEKASI 44 45 9 129 0 13 0
17 KAB. BANDUNG BARAT
7 32 1 54 13
18 KAB PANGANDARAN
0 15 11 29
19 KOTA BOGOR 18 25 0 94 0 497 0
20 KOTA SUKABUMI 6 15 0 21 0 0 70
21 KOTA BANDUNG 34 75 0 249 0 11.744 31
22 KOTA CIREBON 11 22 0 30 0 0 0
23 KOTA BEKASI 42 34 22 316 42 188
24 KOTA DEPOK 21 27 0 177 0 895 0
25 KOTA CIMAHI 7 13 3 40 23 141 363
26 KOTA TASIKMALAYA
12 21 59 11 25
27 KOTA BANJAR 3 10 6 16 8
JAWA BARAT 337 1.067 62 2.209 615 18.312 675
Jumlah Rumah Sakit yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 337, terbanyak
di Kabupaten Bekasi sebanyak 44 dan satu kabupaten yang belum mempunyai Rumah
Sakit yaitu Kabupaten Pangandaran. Jumlah Puskesmas yang ada di Jawa Barat
sebanyak 1067, paling banyak terbanyak di Kabupaten Garut sebanyak 67 buah.
Jumlah Rumah Bersalin di Provinsi Jawa Barat 62, terbanyak berada di Kota Bekasi
sebanyak 22 buah. Jumlah Balai Pengobatan /Klinik yang ada di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 2209, terbanyak berada di Kota Bekasi sebanyak 316 buah. Jumlah Praktik
Dokter Bersama yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 615, terbanyak berada di
Kota Bekasi sebanyak 42 buah. Jumlah Praktik Dokter Perorangan yang ada di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 18.312, dengan jumlah terbanyak berada di Kota Bandung
sebanyak 11.744 buah. Jumlah Praktik Pengobatan Tradisional yang ada di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 675, dengan jumlah terbanyak berada di Kota Cimahi sebanyak
363 buah.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Provinsi Jawa Barat, antara lain
Capaian kinerja PHBS tahun 2017 adalah 58,1%, tidak mencapai target dari target
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
125
sebesar 60 %, namun jika dibandingan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar
56,03 %, capaian kinerja mengalami peningkatan 2,1% Hal ini dikarenakan ada
komitmen Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam dukungan anggaran program PHBS.
Untuk Capaian kinerja Tahun 2017 sebesar Cakupan UCI Jawa Barat tahun 2017
sebesar 88,8 %, dari target sebesar 92 %. Pencapaian kinerja Rumah Sakit Umum
Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai standar tahun 2017 sebesar lebih kurang
55% dari target sebesar 100 % atau ada 23 RSUD yg sudah memenuhi standar.
Beberapa capaian kinerja sudah mencapai target yang sudah ditetapkan, namun masih
ada permasalahan yang belum dapat terselesaikan dan merupakan upaya pelayanan
yang terus menerus diberikan setiap tahun perlu dilakukan intervensi untuk perbaikan,
diantaranya adalah: Persentase Desa Siaga Aktif; Persentase penduduk yang memiliki
akses terhadap air minum yang berkualitas Persentase penduduk yang memiliki akses
terhadap air minum yang berkualitas; Persentase penduduk yang menggunakan
jamban sehat; Ratio kematian ibu; Ratio Kematian Bayi; Cakupan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan; Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk Jumlah
Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk; Prevalensi Hipertensi; Persentase kab/kota
dengan 100% Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan Jiwa; Persentase Rumah
Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai standar; Persentase Rumah
Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis Penunjang sesuai standard; Jumlah
Puskesmas yang sudah Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standard; Persentase penduduk dengan
jaminan Kesehatan.
Permasalahan kesehatan yang ada di perbatasan kabupaten yang ada di Jawa
Barat terutama kabupaten yang berada di Jawa Barat bagian selatan maupun
perbatasan dengan provinsi lain terutama dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi
Banten dan Provinsi Jawa Tengah masih ditemukan kesenjangan infrastruktur
kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan. Pemenuhan rasio tenaga kesehatan
baik dokter, dokter spesialis, yang bekerja di rumah sakit terhadap jumlah penduduk
dan pemenuhan rasio jumlah tempat tidur terhadap jumlah penduduk menjadi sangat
penting terutama di wilayah perbatasan dan wilayah Jawa Barat Selatan seperti
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut
dan Kabupaten Pangandaran.
Adapun analisa hasil capaian kinerja selama tahun 2013–2018 teridentifkasi
beberapa masalah pokok, masalah serta akar masalah dalam pembangunan bidang
kesehatan di Jawa Barat, yaitu :
Tabel 3.6
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
126
Pemetaan Masalah Pokok, Masalah dan Akar Masalah Pembangunan Bidang Kesehatan di Jawa Barat
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
1 Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
Belum optimalnya pelayanan kesehatan pada Ibu dan Bayi di 5 kab/kota capaian terendah di bawah rata-rata provinsi (Kota Banjar, Kab. Pangandaran, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu).
Masih rendahnya pengetahuan ibu hamil dan bersalin.
Masih kurangnya pemeriksaan dan kunjungan rumah ibu hamil dan bersalin oleh tenaga kesehatan.
Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku memberikan ASI eksklusif dan pemberian MP ASI
Masih kurangnya sarana dan prasarana pertolongan persalinan..
Akses ke pelayanan kesehatan di beberapa daerah sulit dijangkau (Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya)
Asupan makanan pada ibu hamil dan bayi yang kurang bergizi.
Manajemen sistem rujukan dan kegawatdaruratan pelayanan kesehatan ibu melahirkan masih kurang optimal.
Kebijakan pemda untuk pemenuhan SPM bidang kesehatan kabupaten/kota belum optimal.
Masih rendahnya gizi masyarakat dan masih terdapatnya balita gizi buruk dan stunting.
Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku memberikan asupan gizi pada Balita
Status social ekonomi keluarga balita gizi buruk dan stunting.
Cakupan pemantauan tumbuh kembang balita (Kartu Menuju Sehat) belum optimal
Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan
Akses air bersih/ minum di beberapa kab/kota masih rendah.
Perilaku masyarakat akan air besih rendah
Status ekonomi masyarakat yang masih rendah
Masih rendahnya perilaku masyarakat menggunakan/ memiliki jamban sehat.
Terbatasnya ketersediaan lahan untuk pembuatan septik tank komunal.
Kondisi rumah dan sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Masih rendahnya pelibatan tokoh provinsi, kelompok masyarakat, organsiasi swadaya masyarakat, dan dunia usaha tingkat provinsi
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
127
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Masih rendahnya perilaku masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
Masih rendahnya upaya promotive dan preventif kesehatan di Provinsi, kabupaten/kota.
2 Adanya disparitas sumber daya kesehatan
Masih rendahnya sarana infrastruktur kesehatan di wilayah Jabar Selatan dan wilayah perbatasan provinsi.
Masih ada Puskesmas yang belum memiliki sarana dan prasarana serta alat kesehatan sesuai standar.
Masih ada RSUD Kabupaten/Kota yang belum memiliki sarana, prasana, dan alat kesehatan sesuai standar.
Masih rendahnya pemenuhan pelayanan kesehatan rujukan yang sesuai standar.
Masih adanya wilayah yang kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan rujukan.
Masih ada kesenjangan rasio tempat tidur dengan jumlah penduduk di beberapa kabupaten/kota.
Masih ada laboratorium kesehatan daerah kab/kota yang memiliki sarana, parasarana, dan alat kesehatan sesuai standar.
Adanya disparitas ketersediaan Sumberdaya Manusia Kesehatan di beberapa kabupaten/kota
Masih rendahnya jumlah, jenis tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar.
Masih rendahnya kompetensi tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar.
Masih belum adanya regulasi untuk mendorong partispasi swasta dalam pemenuhan pelayanan kesehatan baik primer maupun rujukan.
Masih rendahnya jumlah, jenis dan kompetensi tenaga kesehatan serta kapasitas manajemen kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Jaminan Kesehatan menuju Universal Health Coverage (UHC).
Masih belum terintegrasinya data kepesertaan Jaminan Kesehatan PBI oleh Dinas Sosial dan Disdukcapil.
Belum optimalnya jumlah kepesertaan jaminan kesehatan mandiri.
Masih adanya SKTM di Provinsi dan beberapa kab/kota.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
128
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
3 Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular
Masih tingginya Prevalensi penyakit HIV/AIDS
Masih rendahnya Pasien HIV yang mendapatkan pengobatan ARV.
Masih rendahnya pengetahun factor risiko penularan HIV/AIDS pada kelompok rentan.
Masih tingginya perilaku berganti-ganti pasangan seksual pada kelompok resiko tinggi HIV/AIDS.
Masih adanya stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS di masyarakat.
Masih rendahnya kerjasama dengan akademisi dan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi/Kab/Kota.
Masih tingginya prevalensi penyakit TB
Masih rendahnya Keberhasilan Pengobatan TB (treatment Succes Rate).
Belum optimalnya peran Pemantau minum obat (PMO).
Makin meningkatnya kasus TB Resisten.
Adanya missing case pengobatan TB karena migrasi (rendahnya surveilans pelacakan migrasi penderita TB).
Masih adanya penyakit PD3I (Polio, Dipteri, Campak, Pertusis)
Masih rendahnya cakupan imunisasi di komunitas tertentu.
Masih belum optimalnya tatalaksana distribusi dan penyimpanan vaksin (cold chain).
Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan petugas dalam tatalaksana vaksinasi.
Masih timbulnya penyakit yang bersiko KLB (Rabies, Filariasis, Folio, Diare, Antrax, Campak, Dipteri)
Masih rendahnya kualitas data surveilans
Masih rendahnya cakupan imunisasi penyakit berisiko KLB.
Belum berjalannya early warning system penyakit berisiko KLB
Tinggi migrasi/mobilitas penduduk.
Masih timbulnya penyakit Malaria
Masih endemis Malaria di 4 kabupaten (Pangandaran, Tasik, Garut, Cianjur, Sukabumi).
Masih adanya penyakit Kusta Masih ditemukannya kasus cacat kusta TK II
Masih timbulnya penyakit Rabies
Belum optimalnya tatalaksana kasus gigitan hewan penular rabies sesuai standar
Masih rendahnya vaksinasi hewan di daerah rawan KLB Rabies.
Makin meningkatnya penderita hipertensi
Masih rendahnya perilaku hidup sehat
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
129
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
Keteraturan minum obat pada penderita hipertensi
Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis
Makin meningkatnya penduduk yang mengalami gangguan jiwa
Meningkatnya tekanan hidup
Keteraturan minum obat pada penderita gangguan jiwa
Makin meningkatnya penderita Diabetes Melitus
Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat
Kurangnya aktivitas fisik/ olah raga
Meningkatnya tekanan hidup
Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis
Makin meningkatnya Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah
Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat
Kurangnya aktivitas fisik/ olah raga
Meningkatnya tekanan hidup
Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis
Makin meningkatnya Penderita penyakit kanker
Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat
Makin meningkatnya paparan karsinogen di sekitar lingkungan
Masih kurangnya upaya deteksi dini dan skrining penyakit kanker.
4 Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi
Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa.
Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Makanan Tambahan/Pendamping untuk Kelompok Rentan (MP ASI, MP ibu Hamil, Pemberian Makanan untuk Bayi dan anak (PMBA) dll)
Kelengkapan Pendukung Kesehatan Perorangan (Hyegiene Kit dan Family Kit)
Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
Kebutuhan SDM kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan 24 jam di Pos Kesehatan bagi penduduk terdampak, meliputi : Dokter umum; Perawat; bidan.
Kebutuhan SDM kesehatan untuk pengiriman tim penanggulangan krisis kesehatan, terdiri : Dokter; Perawat; bidan; Tenaga kesehatan masyarakat terlatih yang memiliki kemampuan di bidang surveilans, gizi, epidemiologi, kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi; Tenaga kesehatan terlatih yang memiliki kemampuan dalam penanganan kesehatan jiwa;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
130
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
Apoteker dan/atau Asisten Apoteker; Tenaga penyuluh/promosi kesehatan.
Pemenuhan Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
Pelayanan kesehatan saat pra krisis kesehatan
Pelayanan kesehatan saat tanggap darurat krisis kesehatan, meliputi:
1. layanan medis dasar dan layanan rujukan bila diperlukan;
2. layanan pencegahan penyakit menular dan penyehatan lingkungan;
3. layanan gizi darurat; 4. layanan kesehatan reproduksi
darurat; 5. layanan dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial; 6. penyuluhan kesehatan.
5 Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi
Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa
Pemenuhan alat pelindung diri APD sesuai dengan jenis penyakit
Profilaksis/ obat/ vaksin
Alat pemeriksaan fisik
Alat dan bahan pengambilan spesimen
Wadah pengiriman specimen
Tempat sampah biologis
Formulir penyelidikan PE
Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan
Di luar fasilitas layanan kesehatan dilakukan oleh Tim Gerak Cepat Provinsi (sesuai SK Dinkes Provinsi) yang terdiri dari:
1. Dokter
2. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang epidemiologi
3. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang kesehatan lingkungan
4. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang entomologi
5. Tenaga Laboratorium
6. Tenaga penyuluh/promosi kesehatan
7. Petugas yang terlibat dalam pelaksanaan penyelidikan epidemiologi
Di fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari; dokter (umum dan spesialis), perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium, dan lain-lain.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
131
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
(1) (2) (3) (4)
Pemenuhan Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar
Kajian epidemiologi terhadap data/informasi tentang kemungkinan KLB lintas kabupaten/kota oleh Dinas Kesehatan Provinsi (Tim Gerak Cepat Provinsi);
Rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sector;
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan penanggulangan KLB;
Pencatatan dan Pelaporan.
6 Masih rendahnya Manajemen Sistem Informasi Kesehatan Provinsi
Belum terintegrasinya data system informasi kesehatan di tingkat provinsi
Banyaknya aplikasi system informasi kesehatan dari pusat/ kementerian kesehatan (Aspak, SPGDT, e-warning, sisrute, RS online, simpus, SIHA, SIR, SP2TP, e-health,
Belum adanya regulasi manajemen system informasi kesehatan provinsi
Belum optimalnya analisis data fasyankes swasta (sarana dan nakes) di tingkat provinsi.
Rendahnya input dan validasi data e-profil di tingkat provinsi dan kab/kota.
7 Masih belum optimalnya mutu pelayanan RS/Balai milik Provinsi
Masih terbatasnya sumber daya kesehatan di RS Provinsi
Belum optimalnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan dan penunjang sesuai dengan standar
Masih terbatasnya sarana, prasarana, alkes unit pelayanan RS Provinsi sesuai standar
Masih rendahnya kapasitas pengelola BLUD RS
Jarak yang sangat jauh dan kunjungan yang masih kurang menjadikan keberadaan RS Provinsi di wilayah Jabar selatan kurang diminati oleh tenaga kesehatan
Belum optimalnya pemanfaatan upelkes dan labkes.
Belum optimalnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan dan penunjang sesuai dengan standar
Masih terbatasnya sarana, prasarana, alkes unit pelayanan Balai sesuai standar
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah
a. Visi dan Misi
Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah Jawa Barat sampai dengan
Tahun 2023 difokuskan untuk mewujudkan visi. Adapun visi pembangunan jangka
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
132
menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir
Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi” Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018 - 2023
memiliki makna sebagai berikut:
Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.
Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung
dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup, dan
pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan pemerintahan,
antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan potensi dan peluang
serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.
Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan
beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, misi
dibidang kesehatan tertuang pada misi kedua adalah ‘‘Melahirkan Manusia yang
Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan
Publik yang Inovatif’’ Misi kedua, memiliki tujuan Meningkatnya kebahagiaan dan
kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran “Meningkatnya Kualitas Kesehatan
Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan”
Menjawab tantangan pembangunan kesehatan di Jawa Barat lima tahun kedepan
ditekankan kepada pada kolaborasi/ kerjasama antara Pemerintah, dunia usaha,
akademisi, komunitas, dan media. Demikian juga dari sisi sumber anggaran/ pembiayaan
yang berasal dari APBN/APBD, dana umat, pinjaman, kerjasama dengan badan usaha.
Peningkatan pelayanan kesehatan berupa untuk melakukan terobosan inovatif guna
mempermudah, mempercepat dan meringankan biaya pelayanan terhadap masyarakat.
Pemerintah provinsi juga berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada
masyarakat golongan ekonomi lemah / masyarakat miskin.
Konsep pembangunan Jawa Barat 2018-2023 tersebut sejalan dengan konsep
pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017. Pembangunan
daerah diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik
dan daya saing daerah serta kualitas lingkungan hidup.
b. Tujuan dan Sasaran
Penjabaran visi dan misi pembangunan jangka menengah Jawa Barat 2018-2023
terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 22 (dua puluh dua) sasaran. Setiap tujuan dan sasaran
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
133
pembangunan disertai dengan indikator dan target pembangunan setiap tahun selama 5
(lima) tahun. Adapun tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa
Barat yang terkait bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat yang
Terkait Bidang Kesehatan
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TUJUAN/SASARAN
SATUAN
KONDISI
AWAL (2017)
TARGET KONDISI
AKHIR 2019 2020 2021 2022 2023
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI
Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
2.1. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
2.1.1.
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
a Indeks Pembangunan Manusia
Poin 70,69 71,44 71,50
71,63
71,63 71,69
71,69
b Indeks Kebahagiaan
Poin 69,58 70-71
70-71
71-73,5
71-73,5
73,6-76
73,6-76
c
AHH Poin 72,47 72,62 –
72,92
72,77-
73,07
72,92 –
73,33
73,07 - 73, 37
73,22 -
73,52
73,22 –
73,52
Program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jawa Barat terkait bidang
kesehatan masuk dalam 2 (dua) program unggulan RINDU, meliputi :
1. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:
a. Layad rawat
Layad rawat dimaksudkan untuk masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses
pelayanan kesehatan meliputi: kesulitan fisik, kesulitan transportasi, kesulitan ekonomi.
b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit dan Puskesmas
Pembangunan gedung dan perbaikan gedung rumah sakit dilakukan dalam rangka
meningkatkan akses pelayanan kesehatan primer dan pelayanan rujukan di daerah
kabupaten/kota, meningkatkan sarana prasarana, alat kesehatan rumah sakit dan
puskesmas sesuai dengan standar. Membantu kab/kota dalam pembangunan rumah sakit
baru dalam upaya peningkatan / pemerataan akses pelayanan kesehatan rujukan dan
peningkatan rasio jumlah tempat tidur perawatan dengan jumlah penduduk di wilayah
kabupaten/kota.
2. Layanan kesehatan gratis untuk subsidi gratis golekmah
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
134
Membantu subsidi pembayaran premi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin berupa
Penerima Bantuan Iuran Daerah Provinsi dan mengalokasikan anggaran pelayanan
kesehatan SKTM pada rumah sakit milik Provinsi Jawa Barat.
c. Faktor-faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi pencapaian
sasaran, program Kepala Daerah terkait Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2019–2023 Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat harus mampu menjawab setiap tantangan dan mengadaptasi peluang
yang ada untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Untuk
itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalahan pada pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat termasuk faktor-faktor penghambat dan pendorongnya untuk setiap
program terkait yang mendukung Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa
Barat.
Tabel 3.2.2
Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi Pencapaian Sasaran,
Program Kepala Daerah
No. Sasaran dan Program Kepala Daerah & Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Rendahnya Upaya promotive, preventif
Urusan dan kewenangan provinsi dan kab/kota sesuai UU 23/2014.
Adanya komitmen kepala daerah Provinsi dan Kabupaten/kota
Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan
Kurangnya sarana prasarana dan tenaga kesehatan di wilayah perbatasan dan jabar selatan
Adanya akreditasi puskesmas dan akreditasi rumah sakit
Upaya kerjasama dan kolaborasi antara pemda provinsi dengan pemda kab/kota yang masih lemah
Kurangnya kebijakan program prioritas provinsi dan kab/kota
Kerja sama antar pemerintah prov & kab/kota
Masih rendahnya pemenuhan jenis dan jumlah tenaga kesehatan di daerah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar selatan.
UU No 23 Th 2014 Urusan dan kewenangan
Nusantaran Sehat, WKDS, Dokter Pengabdian masyarakat
1. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi: a. Layat rawat;
Belum adanya Regulasi (Pergub, kepgub, pedoman teknis) layad rawat.
Kesiapan sumber daya kesehatan di kab/kota yang beragam.
- Komitmen pemerintah daerah provinsi terkait pembiayaan layad rawat.
- Adanya PSC 119 di beberapa kab/kota.
- Sudah ada kegiatan perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
135
No. Sasaran dan Program Kepala Daerah & Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit dan puskesmas
Masih rendahnya fisik bangunan dan sarana prasarana serta alat kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar
Kondisi geografis, demografis dan sulitnya akses ke fasilitas kesehatan di wilayah perbatasan dan wilayah jabar selatan.
Kebijakan pusat tentang DAK fisik, BOK, APBD Provinsi/ Bankeu, dan APBD Kab/Kota, serta skema pembiayaan PKBU.
Masih rendahnya pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer dan rujukan
Distribusi nakes tidak merata terutama kesenjangan di wilayah Jabar selatan
Adanya Program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, Dokter Interenship, pengabdian masyarakat untuk pemenuhan tenaga kesehatan di kab/kota wilayah perbatasan dan Jawa Barat bagian Selatan.
2. Subsidi gratis golekmah, meliputi: a. Layanan kesehatan gratis;
Data masyarakat miskin yang dinamis .
Urusan dan kewenangan provinsi dan kab/kota sesuai UU 23/2014.
Adanya rencana aksi daerah penanggulanan kemiskinan.
Penentuan kriteria miskin yang berubah-ubah.
Basis data masyarakat miskin dari Dinas Sosial.
Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan
Untuk menyelaraskan perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat dengan arah perencanaan pembangunan Kesehatan Kementerian
Kementerian, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan identifikasi
permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat termasuk faktor-faktor
penghambat dan pendorongnya untuk setiap sasaran jangka menengah Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015–2019.
Tabel 3.2.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
136
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
a) presentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
Faktor jarak atau geografis yang sulit dijangkau
Adanya anggaran Jampersal Adanya gerakan tabungan ibu hamil/bersalin di berapa daerah. Adanya rujukan persalinan puskesmas Poned
b) Menurunya presentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
- - Masih rendahnya pelayanan ibu hamil di Jawa Barat
- Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat, Pemda Provinsi untuk pelayanan ibu hamil di Jawa Barat.
c) Meningkatnya presentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih, dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
Persentase kab/kota yang ber-PHBS
Masih ada kab/kota yang belum memiliki aturan kebijakan tentang penerapan PHBS.
Adanya inpres tentang Germas.
2 Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya pengendalian penyakit
- Masih kurang optimalnya upaya Pencegahan dan pengendalian penyakit menular (TB, Kusta, Zoonosis, HIV/AIDS, Malaria, DBD).
- Masih kurang optimalnya upaya Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (Hipertensi, DM, Stroke, penyakit jantung, kankes, gangguan jiwa).
- Masih rendahnya upaya kesehatan promotif dan preventif.
- Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
- Terjadinya pergeseran penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (Tripel Borden).
a) Presentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.
Masih rendahnya akses jamban dan air bersih di beberapa kab/kota.
- Masih rendahnya upaya kesehatan promotif dan preventif.
- Adanya Pokja lintas sektor yang didukung Pemda Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan di Jawa Barat.
b) Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%
Masih rendahnya tatakelola coldchain. Masih adanya penolakan imunisasi di masyarakat
c) Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan KLB.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
137
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5) kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
d) Menurunnya prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.
3 Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
Belum adanya grand desain/ rencana induk peningkatan /pengembangan sarana pelayanan kesehatan primer dan rujukan di Jawa Barat.
- Upaya kesehatan promotif dan preventif masih belum menunjukan peningkatan terhadap penurunan angka kesakitan.
- Macam layanan dan tenaga kesehatan di FKTP (puskesmas dan klinik swasta) belum cukup efektif dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif yang berdampak terhadap menurunnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM).
- FKTL/ Layanan rujukan yang ada belum tertata dengan baik pola rujukan antar layanan RS tipe D/C/B/A.
- Penyebaran jumlah FKTL tidak merata/ rasio FKTL terhadap penduduk tidak merata terutama di wilayah Jabar Selatan.
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.
Sudah tercapai
b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 Kab/Kota.
Sudah tercapai
4 Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 90%
Masih adanya obat bufferstock di provinsi yang dimusnahkan.
- Masih rendahnya tatakelola buffer stock obat.
- Masih rendahnya manajemen penyusunan rencana kebutuhan obat esensial.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
138
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang di produksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
Bukan kewenangan provinsi
c. Presentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 83%.
Bukan kewenangan provinsi
5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan,
a. Jumah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas.
Adanya pembagian kewenangan dan urusan pemerintah pusat, provinsi, kab/kota.
Kewenangan kab/kota Adanya program nusantara sehat, dokter pengabdian masyarakat.
b. Presentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
Kewenangan kab/kota Adanya WKDS, interensip dokter spesialis
c. Jumlah SDM kesehatan yang di tingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.
Belum adanya regulasi yang mengatur
6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
a. Meningkatnya presentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
Belum terintegrasinya data base kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan swasta.
b. Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.
Belum optimalnya pemanfaatan aplikasi system informasi milik Kemenkes.
Belum adanya system informasi kesehatan tingkat provinsi.
Sudah ada aplikasi e profil.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa sasaran
dalam mewujudkan pembangunan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterpaduan program/kegiatan pembangunan bidang kesehatan meningkat;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
139
2. Konsistensi antara program kegiatan yang telah dilaksanakan dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya;
3. Tersedianya data statistik yang akutantabel (up to date, valid dan kemudahan
akses untuk publik) untuk mendukung perencanaan.
Selanjutnya secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi Pusat,
Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Lebih lanjut sasaran-sasaran tersebut akan
dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target setiap per-tahunnya.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah & Kajian Lingkungan Hidup Strategis
a. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan
secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional
dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung
pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)
Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat
pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP
Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung, dan WP Priangan
Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP. Penetapan WP ini
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan ekonomi dan
infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 menjadi salah satu dokumen yang
harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Perumusan
substansi RTRW Provinsi Jawa Barat yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana,
arahan pemanfaatan dan pengendalian, dimaksudkan untuk dapat menjaga sinkronisasi
dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mengurangi penyimpangan
implementasi indikasi program utama yang diharapkan akan lebih mampu merespon
tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan.
Tabel.3.2.4
Telahaan Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat Terhadap Kebutuhan dan Pengembangan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
140
No. Rencana Struktur Ruang dan Fungsi
Ruang Indikasi Program
Pengaruh rencana struktur ruang terhadap
Kebutuhan Pelayanan PD
Arahan lokasi pengembangan pelayanan
PD
1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Mempunyai peran sebagai pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi, Kawasan ekonomi khusus.
• Penyediaan fasilitas Pelayanan kesehatan sesuai struktur ruang;
Perencanaan struktur ruang ini berpengaruh terhadap penyediaan layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Kawasan perkotaan Bodebek, Kawasan Bandung raya, Kawasan Cirebon.
2 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Mempunyai peran sebagai pusat koleksi dan distribusi skala nasional.
Kota Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek-Cikopo, Pangandaran, dan Cidaun.
3 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Mempunyai wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa kecamatan
Cikarang-Cibitung, Cibinong, Cileungsi, Cigudeg, Cibadak, Cicurug, Sagaranten, Jampangkulon, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang,……
Tabel.3.2.5
Telahaan Pola Ruang Provinsi Jawa Barat Terhadap Kebutuhan dan Pengembangan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
No. Rencana Pola Ruang Indikasi Program Pengaruh Rencana
Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan PD
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan PD
1 Kawasan peruntukan permukiman
Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dengan layanan unggulan sesuai spesifikasi kawasan.
Pengembangan fokus/unggulan layanan kesehatan pada Puskesmas perkotaan/perdesaan
Rencana pengembangan hunian vertical di Kawasan perkotaan Purwasuka.
2 Kawasan peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa
Pengembangan fokus/unggulan layanan kesehatan pada Puskesmas perkotaan
3 kawasan peruntukan industri dan pergudangan nasional/internasional
Pengembangan RSUD/Rumah Sakit Khusus Daerah dengan kekhususan spesifikasi layanan kesehatan tingkat lanjut/ rujukan.
• Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-1 (Kab. Bogor, Kab Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang).
• Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-2 (Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka.
4 Kawasan peruntukan
Pengembangan fasilitas pelayanan
• Penyediaan/ pengembangan fasilitas
• Kawasan strategis ekowisata alam Puncak.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
141
No. Rencana Pola Ruang Indikasi Program Pengaruh Rencana
Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan PD
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan PD
pariwisata skala nasional/internasional
Kesehatan di Kawasan wisata sebagai destinasi wisata yang telah ditetapkan oleh Gubernur
pelayanan kesehatan (Primer/Rujukan) yang berfungsi sebagai utilitas Kawasan pariwisata skala nasional/ internasional.
• Penyediaan/ Pengembangan Jejaring pelayanan kesehatan / rujukan di Kawasan pariwisata.
• Kawasan strategis geowisata Palabuhanratu-Cileutuh-Ujunggenteng.
• Kawasan strategis geowisata Tasikmalaya- Pangandaran.
5 Kawasan rawan bencana alam
• Sistem Penanggula gan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
• Penguatan logistic kesehatan paska bencana.
• Penanggulangan penyakit paska bencana.
• Integrasi ke dalam system SPGDT yang ada di Jawa Barat.
• Perencanaan logistic kesehatan pasca bencana.
• Surveilans dan pelayanan kesehatan pasca bencana.
Kawasan rawan bencana tsunami, kawasan rawan gempa, Kawasan rawan banjir.
b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau disingkat KLHS adalah rangkaian analisis
yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Kajian ini dimaksudkan
untuk memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
pembangunan jangka menengah di Jawa Barat dengan memperhatikan potensi dampak
pembangunan melalui penyusunan rekomendasi perbaikan berupa antisipasi, mitigasi,
dan adaptasi.
Isu pembangunan berkelanjutan prioritas merupakan isu yang menjadi akar
permasalahan di Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil telaahan merujuk pada PP
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS pasal 9 ayat 2.
Adapun Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya gas emisi;
2. Ketimpangan akses perdesaaan dan perkotaan;
3. Ketimpangan akses jalur utara dan jalur selatan;
4. Peningkatan sarana dan prasarana;
5. Pengolahan air minum;
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas air baku;
7. Peningkatan aspek sosial dan ekonomi;
8. Banyaknya lahan kritis;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
142
9. Perlunya penataan ruang dan lingkungan hidup;
10. Kurang optimalnya infrastruktur pengolahan limbah;
11. Tingginya kerawanan bencana banjir;
12. Pencemaran lingkungan;
13. Alih fungsi lahan;
14. Terbatasnya sarana untuk pengembangan komoditas unggulan.
Terkait isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat, Dinas
Kesehatan Provinsi sudah melakukan analisis mengenai kebutuhan penyediaan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan rujukan di kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangan urusan yang dimiliki provinsi. Terkait dengan kerawanan
bencana banjir, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat meningkatkan koordinasi dengan
BPBD Provinsi Jawa Barat. Untuk pengolahan air minum dan peningkatan kualitas dan
kuantitas air baku di Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan sudah bekerjasama dengan Dinas
Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.
Kebijakan pengembangan wilayah meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan
masyarakat antar wilayah kabupaten/kota maupun kawasan perkotaan dan perdesaan.
Pembangian enam wilayah pengembangan dan keterkaitan fungsional antar wilayah
pengembangan yang merupakan penjabaran dari kawasan strategis nasional,
meningkatkan sinergiatas dan integrasi pengembangan wilayah pengembangan dan
wilayah khusus.
1. WP Bodebekpunjur, mengendalikan perkembangan fisik wilayah. Arah
pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Di bidang
kesehatan diarahkan untuk melengkapi sarana fasilitas pelayanan kesehatan primer
dan pelayanan rujukan.
2. WP Purwasuka, mendorong pengembanan Kawasan dengan tetap mengendalikan
sawah di pantura. Arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) dan PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan melengkapi
fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan kesehatan primer
serta pelayanan rujukan.
3. WP Ciayumajakuning, mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat.
Arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
PKW, PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan melengkapi fasilitas pendukung
Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan kesehatan primer serta pelayanan
rujukan. Selain itu diarahkan pula untuk melengkapi fasilitas kesehatan penunjang
Bandara Kertajati.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
143
4. WP Priangan Timur & Pangandaran, mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya
dan PKW Pangandaran serta pengembangan secara terbatas Jawa Barat bagian
selatan. Arah perkembangan melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL. Terkait
bidang kesehatan diarahkan melengkapi fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan
Regional dan pelayanan kesehatan primer serta pelayanan rujukan.
5. WP Kawasan Khusus cekungan Bandung, mengendalikan pembangunan dengan
mengoptimalkan fungsi pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Arah perkembangan
melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan
melengkapi fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan
kesehatan primer serta pelayanan rujukan.
6. WP Sukabumi, mendorong perkembangan koridor Sukabumi, Cianjur dan PKW
Pelabuhanratu serta membatasi perkembangan di bagian selatan Sukabumi dan
Cianjur.
Tabel. 3.2.6 Telaahan Implikasi RTRW dan KLHS
Terhadap Renstra Dinas Kesehatan Povinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
No RTRW / KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Dinkes
Prov. Jabar
Faktor Penghambat
Faktor Pendorong
1 WP Bodebekpunjur
mengendalikan perkembangan fisik wilayah dan arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung PKL
Pengembangan RSUD Cibinong sebagai RS Rujukan Regional tidak sesuai dengan arah pengembangan wilayah.
Sumber daya kesehatan berlimpah (RS swasta, nakes)
2 WP Purwasuka mendorong pengembanan Kawasan dengan tetap mengendalikan sawah di pintura dan melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL.
Di Kab. Subang masih kekurangan nakes dan layanan kesehatan swasta masih kurang.
Diarahkan untuk melengkapi RSUD Karawang sebagai RS Rujukan Regional.
3 WP Ciayumajakuning
Mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat. Melengkapi fasilitas pendukung PKN, PKW, PKL.
Belum adanya RSUD di Kuningan sebelah Timur yang berbatasan dengan Provinsi jawa Tengah.
- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKN Bandara Internasional Kertajati
- Diarahkan untuk melengkapi RSUD Gunungjati
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
144
No RTRW / KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Dinkes
Prov. Jabar
Faktor Penghambat
Faktor Pendorong
sebagai RS Rujukan Regional.
- Melengkapi RS Paru Provinsi Jawa Barat sebagai rujukan pelayanan paru di Jawa Barat.
4 WP Priangan Timur & Pangandaran
Mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya dan PKW Pangandaran serta pengembangan secara terbatas Jawa Barat bagian selatan
Pengembangan RSUD Pameungepk terkendala penetapan wilayah Pameungpeuk sebagai PKL.
- Diarahkan untuk melengkapi RSUD dr. Soekardjo sebagai RS Rujukan Regional.
- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKW Pangandaran.
- Pengusulan KEK Pariwisata Pangandaran.
- Adanya RSUD Pameungpeuk di wilayah Garut.
5 WP Kawasan Khusus cekungan Bandung
Mengendalikan pembangunan dengan mengoptimalkan fungsi pemerintah di tingkat pusat dan daerah
Tidak terkendalinya kesehatan lingkungan
Sumber daya kesehatan berlimpah (RS swasta, nakes)
6 WP Sukabumi Mendorong perkembangan koridor Sukabumi, Cianjur dan PKW Pelabuhanratu serta membatasi perkembangan di bagian selatan Sukabumi dan Cianjur
Pengembangan RSUD Jampangkulon terkendala penetapan wilayah Jampangkulon sebagai PKL.
- Adanya KEK Sukabumi
- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKW Palabuhanratu.
- Adanya RSUD Jampangkulon.
3.5. Penentuan Isu Strategis
Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi
Daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
menengah/ panjang, dan menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan Daerah di masa yang akan datang. Isu strategis berdasarkan tugas dan
fungsi perangkat daerah merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
145
dikedepankan dalam perencanaan pembangungan karena dampaknya yang signifikan
bagi perangkat daerah tersebut di masa datang. Jadi, Isu strategis bidang kesehatan di
Provinsi Jawa Barat tahun 2018 - 2023.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan merupakan turunan dari
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM Bidang Kesehatan dapat
dilaksanakan dengan optimal di Daerah dengan memperhatikan mutu pelayanan dasar
setiap jenis pelayanan dasar ditetapkan dalam standar teknis, yaitu 1) Standar dan
jumlah barang dan/atau jasa; 2) Standar jumlah dan kualitas personel/ sumber daya
manusia kesehatan; 3) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. Dalam
mengimplementasikan SPM Bidang Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat
merencanakan kebutuhan sumber daya sesuai dengan standar teknis setiap jenis
indikator baik menyangkut kualitas intervensi dan sumber daya yang diperlukan sesuai
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
Hasil identifikasi isu strategis yang terkait dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil identifikasi isu strategis
NO ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
1 Implementasi Standar Pelayanan Minimbal (SPM) Bidang Kesehatan Provinsi.
2 Penguatan Upaya kesehatan masyarakat melalui upaya promotive, preventif dan pemberdayaan masyarakat
3 Penyelenggaraan layad rawat di Kabupaten/Kota.
4 Pemenuhan standar pelayanan Rumah Sakit Provinsi.
5 Penguatan kompetensi SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan UPT Dinkes Provinsi.
6 Pemenuhan jumlah dan jenis SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan UPT Dinkes Provinsi.
7 Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi yang terintegrasi.
8 Meningkatakan pengelolaan PPK BLUD UPT RS/Balai di Lingkungan Dinkes Provinsi Jawa Barat.
9 Pemenuhan Tenaga kesehatan (Perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan) SDM Kesehatan di kabupaten/kota sesuai standar.
10 Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar.
11 Peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi.
12 Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal di kabupaten/kota.
13 Penguatan Manajemen sistem pelayanan Ibu hamil dan melahirkan di pelayanan primer dan rujukan
14 Pemenuhan standar pelayanan RS Rujukan Regional.
15 Pemerataan fasilitas pelayanan dan tenaga Kesehatan di Jabar Selatan dan wilayah perbatasan.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
146
NO ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
16 Mendorong peningkatan pengelolaan PPK BLUD RSUD/puskesmas di Jawa Barat.
17 Pembiayaan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), berupa kecukupan anggaran untuk UKM dari APBN/BOK, kapitasi dan dana desa, serta APBD.
18 Pemenuhan layanan kesehatan gratis untuk golongan ekonomi lemah (golekmah).
19 Kebijakan pemerintah Kab/kota untuk Jaminan Kesehatan Nasional (Universal Health Coverage).
20 Implementasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di kab/kota.
21 Pembangunan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS PK).
22 Peningkatan tata kelola kualitas Universal Child Immunization (UCI) di Kab/Kota.
23 Pergeseran pola penyakit/ triple borden disease (terutama TB, HIV/AIDS, DM, hipertensi, gangguan jiwa).
24 Komitmen Global berupa Sustainable Developmen Goals (SDGs) terutama Target nasional berupa Komitmen eliminasi penyakit menular (Indonesia eliminasi TB tahun 2030, Indonesia bebas Rabies tahun 2030, Indonesia eliminasi Filariasis tahun 2020, Indonesia eliminasi Malaria 2030)
Isu strategis bidang kesehatan Provinsi Jawa Barat berisikan riview kembali faktor
faktor penghambat, pendorong, tantangan dan peluang dari pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau
dari sasaran jangka menengah Renstra Kementrian Kesehatan, sasaran jangka
menengah dari Renstra Kab/Kota, Implikasi RTRW dan Implikasi KLHS bagi pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan perubahan regulasi secara nasional khususnya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang melaksanakan Fungsi Penunjang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan serta hasil evaluasi pelaksanaan renstra
sebelumnya, prediksi permasalahan dan tantangan 5 (lima) tahun ke depan, isu tugas
dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, maka dirumuskan isu-isu strategis
yang perlu ditangani dan kemudian akan menjadi tugas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat dalam menyelenggarakan kebijakan teknis bidang pembangunan kesehatan,
menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah di bidang pembangunan Kesehatan dapat ditentukan isu-
isu strategis, sebagai berikut :
1. Hasil pengendalian dan evaluasi belum secara maksimal digunakan sebagai dasar
perencanaan;
2. Keselarasan perencanaan pembangunan kesehatan wilayah antar sektor dan
tingkat pemerintahan;
3. Konsistensi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bifdang kesehatan;
4. Ketersediaan sumber daya kesehatan dalam pembangunan bidang kesehatan
(SDM dan sistem informasi) yang proporsional sesuai kebutuhan ideal.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
147
Prioritas pembangunan bidang kesehatan merupakan implementasi arah
kebijakan pembangunan jangka menengah dan sekaligus juga merupakan janji
kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 - 2023. Desentralisasi
Layanan Kesehatan merupakan bagian dari 9 (sembilan) Prioritas janji kampanye
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat sesuai tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018 - 2023. Desentralisasi layanan kesehatan salah satu program untuk
endekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga program
pembangunan kesehatan lebih effektif dan effisien dalam menawab kebutuhan
kesehatan masyarakat. Dalam mewujudkan desentralisasi layanan kesehatan bagi
seluruh masyarakat diterjemahkan melalui berbagai Jabar Juara sebagai berikut :
a. Kesehatan Juara, terdiri dari :
1) Layad Rawat;
2) Puskesmas Juara;
3) Pembangunan dan Revitalisasi Rumah Sakit;
4) Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin yang terintegrasi dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
Setelah diidentifikasi isu strategis yang ada kemudian masing-masing isu
strategis tersebut dilakukan pembobotan. Dalam penentuan pembobotan dilakukan
FGD untuk memahami usulan dan masukan tentang berbagai isu strategis.
Pembobotan ini dilakukan untuk menentukan mana isu strategis yang paling prioritas
dan akan dijadikan dasar bagi penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018 - 2023.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
92
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan
Berdasarkan permasalahan dan isu strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat yang telah dituangkan sebelumnya pada Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat maka dirumuskan tujuan dan sasaran jangka
menengah Tahun 2018 - 2023 yang menjadi tugas tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan, meliputi : 1) Kesehatan masyarakat; 2) Pencegahan
dan pengendalian penyakit; 3) Pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi; 3) Melaksanakan tugas dekonsentrasi; dan 4)
Melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
Tujuan dan Sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 yang secara langsung berkaitan
dengan urusan kesehatan, Dalam upaya menjawab isu dan permasalahan dalam
urusan pembangunan bidang kesehatan, maka tujuan jangka menengah Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah “Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan
masyarakat” dalam upaya mencapai target tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2018 - 2023, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merumuskan tujuan jangka
menengah yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018 - 2023, yaitu “Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat”.
4.2 Sasaran
Sasaran jangka menengah yang ingin dicapai yaitu “Meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan”. Adapun sasaran jangka menengah
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2018 - 2023, yaitu
“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat” yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023.
Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat beserta
indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
93
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023
Meningkatkan
Status
Kesehatan
Masyarakat
1. Ratio
kematian ibu;
2. Ratio
kematian bayi;
3. Prevalensi
stunting;
4. Persentase
penduduk
terhadap
sanitasi yang
layak (jamban
sehat);
5. Persentase
kabupaten
/kota dengan
cakupan
rumah tangga
ber PHBS
>60%;
6. Persentase
keberhasilan
pengobatan
TB;
7. Prevalensi
hipertensi;
Meningkatkan
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
1. Ratio
kematian ibu;
2. Ratio
kematian bayi;
3. Prevalensi
stunting;
4. Persentase
penduduk
terhadap
sanitasi yang
layak (jamban
sehat);
5. Persentase
kabupaten
/kota dengan
cakupan
rumah tangga
ber PHBS
>60%;
6. Persentase
keberhasilan
pengobatan
TB;
7. Prevalensi
hipertensi;
Per100.000
Per 1000
Persen
Persen
Persen
Persen
Persen
86/100.000 KH
5.2/1.000 KH
27,2
75
40,7
89
39
85/100.000 KH
5/1.000 KH
25,2
80
51,9
89
38.4
84/100.000 KH
4.8/1.000 KH
23,2
85
63
90
37.8
83/100.000 KH
4.6/1.000 KH
21,2
90
77,8
90
37.2
82/100.000 KH
4.4/1.000 KH
19,2
95
85,2
91
36.6
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
94
Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023
8. Persentase
penduduk
yang
terdampak
krisis
kesehatan
akibat
bencana
dan/atau
berpotensi
bencana
provinsi yang
mendapat
pelayanan;
9. Persentase
puskesmas
yang
terakreditasi;
10. Persentase
kab/kota yang
melaksanakan
layanan layad
rawat;
11. Persentase
rumah sakit
terakreditasi;
8. Persentase
penduduk
yang
terdampak
krisis
kesehatan
akibat
bencana
dan/atau
berpotensi
bencana
provinsi yang
mendapat
pelayanan;
9. Persentase
puskesmas
yang
terakreditasi;
10. Persentase
kab/kota yang
melaksanakan
layanan layad
rawat;
11. Persentase
rumah sakit
terakreditasi;
Persen
Persen
Persen
Persen
100
94.76
29.63
59.13
100
99.81
48.15
68.99
100
99.81
66.67
78.84
100
99.81
85.19
88.70
100
99.81
100
98.55
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
95
Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023
12. Persentase
ketersediaan
obat esensial;
13. Persentase
penduduk
yang
mendapat
jaminan
kesehatan
menuju
universal
health
coverage;
12. Persentase
ketersediaan
obat esensial;
13. Persentase
penduduk
yang
mendapat
jaminan
kesehatan
menuju
universal
health
coverage;
Persen
Persen
90
85
91
90
92
95
93
95
95
95
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
96
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi Pembangunan Bidang Kesehatan
Strategi merupakan rangkaian tahapan atau langkah-langkah selama 5 tahun
kedepan upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 yang telah ditetapkan. Strategi
merupakan keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang pasti untuk
mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah dirumuskan lebih
bersifat makro dibandingkan dengan "teknik" yang lebih sempit, dan merupakan
rangkaian kebijakan. Sehingga strategi merupakan cara mencapai tujuan dan
sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Berbagai rumusan strategi yang disusun menunjukkan kemantapan
pemerintah daerah dalam memegang prinsipnya sebagai pelayan masyarakat.
Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagai pola strategis
pembangunan akan memberikan arah pada pencapaian pembangunan daerah dari
segi kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan
bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan
dari pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah
arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata
dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.
Rumusan Strategi Bidang Kesehatan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
adalah :
Tabel 5.1 Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan Terkait Bidang Kesehatan
pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI
Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan Kebahagiaan dan
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan
Meningkatkan kualitas dan Pemerataan
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
97
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI
Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Kesejahteraan Masyarakat
Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
c. meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang
komprehensif mengenai bagaimana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat
mencapai tujuan dan sasaran Rencana Strategis dengan efektif dan efisien. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat menggunakan metode Focused Group Discussion
(FGD) antaran Kepala Bidang, Kepala UPTD, serta para Kepala Seksi di Lingkungan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan melibatkan akademisi dan Organisasi
Profesi kesehatan sebagai Narasumber dalam merumuskan strategi. Adapun
langkah-langkah perumusan strategi tersebut sebagai berikut:
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan
dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan melakukan penentuan identifikasi
masalah dan akar masalah;
2. Menentukan isu strategis yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
melalui pemobobotan terhadap isu-isu nasional dan daerah provinsi serta
kabupaten/kota terkait kesehatan yang mempunyai implikasi terhadap dokumen
RTRW dan KLHS Provinsi Jawa Barat.
3. Menyusun alternatif pilihan yang dinilai realistis yang dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang ditetapkan melalui idetifikasi faktor peghambat dan faktor pendorong
dan penentuan tantangan dan peluang dari setiap akar masalah dengan
memperhatikan hasil telaahan Indikator target Sasaran Renstra Kemenkes dan
telaahan Renstra Dinkes Kab/Kota;
4. Melakukan pembobotan terhadap tantangan dan peluang untuk mengatasi masalah
yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi dengan memperhatikan isu strategis
nasional, daerah provinsi dan kabupaten/kota.
5. Menentukan strategi dari beberapa alternatif strategi dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
98
6. untuk menghasilkan perumusan strategi yang pada akhirnya dapat selaras dengan
pilihan program yang tepat maka rumusan strategi harus dipetakan (strategy
mapping), agar secara seimbang melintasi lebih kurang empat perspektif:
a. Perspektif masyarakat/layanan: bagaimana strategi dapat menjadikan pengaruh
langsung terhadap pengguna layanan atau segmen masyarakat, pemangku
kepentingan lainnya;
b. Perspektif proses internal: strategi harus mampu menjadikan perbaikan proses
dan pemberian nilai tambah pada proses birokrasi (internal business process);
c. Perspektif kelembagaan: strategi harus mampu menjelaskan dengan investasi
apa pada sistem, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) untuk menjamin
terselenggaranya layanan pemerintahan daerah yang baik (good governance)
dalam jangka panjang; dan
d. Perspektif keuangan: strategi harus dapat menempatkan aspek pendanaan
sebagai tujuan sekaligus sebagai konstrain (costeffectiveness) serta untuk
mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative efficiency).
7. Merumuskan arah kebijakan dari strategi-strategi sehingga dapat memberikan
arahan dan panduan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat agar lebih
optimal dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah kebijakan dipakai
untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
melalui pentahapan pencapaian target tahunan selama lima tahun. Dalam
penyusunan arah kebijakan dilakukan penyinergian antara berbagai dokumen
perencanaan guna menyelaraskan berbagai program pembangunan antar periode
maupun antar tingkatan administrasi pemerintahan.
5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan
Arah kebijakan merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan
perencanaan pembangunan yang memberikan arahan dan panduan kepada
pemerintah daerah agar lebih optimal dalam menentukan dan mencapai tujuan.
Selain itu, arah kebijakan pembangunan juga merupakan pedoman untuk
menentukan tahapan pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah guna
mencapai sasaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat secara
bertahap. Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi
yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Penekanan prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi memiliki
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
99
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya atau satu tahun ke tahun
berikutnya dalam rangka mencapai sasaran pembangunan daerah.
Gambar 5.1.1
Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Jawa Barat
Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam lima
tahun mendatang, tercantum dalam Tabel 5.1 Dalam rancangan awal Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Berdasarkan Tujuan, Sasaran,
Strategi dan Arah Kebijakan Kesehatan pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-
2023 maka ditetapkan Strategi pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023, adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1.2 Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
1 Menurunnya kematian ibu Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.
Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
100
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
Optimalisasi dan Peningkatan Puskesmas PONED (sarana, prasarana, nakes).
Meningkatkan penatalaksanaan ibu hamil yang berisiko tinggi.
Meningkatkan intervensi langsung kepada Ibu hamil.
Replikasi system informasi Sijari Emas, SMS gate way dan pengembangan inovasi aplikasi baru lain untuk penanganan persalinan.
2 Menurunnya kematian bayi Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.
Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan
Optimalisasi dan Peningkatan Puskesmas PONED (sarana, prasarana, nakes).
Meningkatkan penatalaksanaan bayi yang berisiko tinggi.
Meningkatkan intervensi langsung kepada bayi.
3 Prevalensi stunting
Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.
Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.
Peningkatan penyuluhan perubahan perilaku pada keluarga.
Penyebarluasan informasi melalui berbagai media promosi kesehatan.
Meningkatkan intervensi langsung kepada balita stunting.
4 Persentase penduduk terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat)
Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.
Mendorong kab/kota untuk meningkatkan pemicuan (STBM).
Meningkatkan koordinasi data sasaran dengan Dinas Permukiman dan Perumahan Prov. Jabar.
Meningkatkan pemenuhan sarana prasarana jamban sehat, septic tank komunal dan Rutilahu.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
101
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
5 Persentase kabupaten/ kota dengan cakupan rumah tangga ber-PHBS >60%
Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.
Mendorong Kab/kota dalam pelaksanaan paradigma sehat melalui PIS PK.
Mendorong Kab/kota meningkatkan pelaksanaan Germas melalui Posyandu dan prolanis melalui Posbindu.
Meningkatkan kualitas pembinaan, pengawasan. monitoring dan evaluasi PHBS.
6 Persentase peningkatan upaya promotive, preventif dan pemberdayaan kesehatan tingkat provinsi
Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.
Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.
Peningkatan metode inovatif (media sosial, event promosi) dalam upaya promotive dan preventif
Meningkatkan pelibatan tokoh masyarakat, dunia usaha, LSM tingkat provinsi dan mendorong tokoh masyarakat, dunia usaha, LSM tingkat Kabupaten/kota.
7 Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, terutama keberhasilan pengobatan TBC.
Menguatkan pencegahan, pengendalian penyakit menular,
Meningkatkan angka kepatuhan minum obat, mengurangi missing kasus, penanggulangan TBC resisten obat.
Meningkatkan pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular seperti HIV AIDS, ISPA, Hepatitis, Kusta, Polio, Filariasis, DBD, Diare.
Meningkatkan kualitas pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Optimalisasi pemanfaatan system informasi penyakit menular yang dikembangkan oleh Kemenkes.
8 Meningkatnya cakupan dan mutu imunisasi
Menguatkan pencegahan, pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
Meningkatkan peran dan komitmen semua sektor baik dalam sosialisasi maupun penggerakan sasaran.
Meningkatkan kualitas, kompetensi petugas dan sarana prasarana penyimpanan vaksin,
Meningkatkan kualitas pembinaan, monitoring dan evaluasi.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
102
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
9 Menurunnya penderita penyakit tidak menular & Keswa terutama Hipertensi dan merokok.
Menguatkan pencegahan, pengendalian tidak menular & Keswa terutama hipertensi dan merokok.
Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.
Mendorong meningkatkan pelayanan prolanis di Rumah sakit dan Puskesmas
Optimalisasi Dana APBN dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota
Mendorong peningkatan skrening PTM & Keswa, pelaksanaan germas.
10 Persentase pelayanan kesehatan Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi
Pemenuhan pelayanan Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi.
Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa; Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan; Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar.
11 Persentase Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi
Pemenuhan pelayanan kesehatan akibat bencana dan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa; Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan; Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar
12 Jumlah puskesmas terakreditasi
Menguatkan pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan
Penguatan Tim Binwasdal tingkat provinsi
Peningkatan Binwasdal dalam proses manajemen dan akreditasi di puskesmas dan dinkes kab/kota
Optimalisasi nusantara sehat dan pengabdian dokter
Mendorong Kab/Kota dalam pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di puskesmas sesuai standar terutama diwilayah perbatasan
Peningkatan Binwas perencanaan Kebutuhan SDMK di kab/kota dan Puskesmas
Optimalisasi tenaga kesehatan PTT
Pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di puskesmas perbatasan provinsi/ kabupaten/kota sesuai standar.
13 Persentase kab/kota yang melaksanakan layanan layad rawat
Pemenuhan regulasi, sarana dan prasarana layad rawat
Pemenuhan regulasi layad rawat
Meningkatkan sosialisasi, advokasi, dan manajemen layad rawat ke kab/kota
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana layad rawat dan PSC 119
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
103
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
Pentahapan pelaksanaan layad rawat di kab/kota yang siap bekerjasama.
Pemenuhan kebutuhan operasional tenaga kesehatan
14 Jumlah rumah sakit terakreditasi
Peningkatan Jumlah Tim Pendamping Akreditasi Rumah Sakit
Meningkatkan kapasitas Tim Pendamping akreditasi Rumah skait.
Meningkatkan Pembinaan Pendampingan Akreditasi Rumah Sakit
Optimalisasi Nusantara sehat dan WKDS
Mendorong Kab/Kota dalam pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan kab/kota sesuai standar.
Peningkatan Binwas perencanaan kebutuhan SDMK RS dan P3K RS
Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan RSUD Kab/Kota sesuai standar
15 Persentase peningkatan akses Rumah Sakit, Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Provinsi dan UPT Dinas
Skema pembiayaan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK)
Peningkatan akses rumah sakit dan sarana dan prasarana Rumah Sakit Provinsi sesuai standar.
Peningkatan sarana dan prasarana UPT Dinas sesuai standar
Rekruitmen Nakes dan Non Nakes PNS dan P3K Rumah Sakit dan UPT
Pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan Rumah Sakit Provinsi sesuai standar.
Penguatan PPK BLUD RSUD Provinsi
16 Persentase peningkatan sarana, prasarana dan tenaga kesehatan pelayanan kesehatan di wilayah Jabar selatan dan wilayah perbatasan.
Peningkatan kerjasama perbatasan Provinsi dan Kerjasama Provinsi Anggota MPU
Meningkatkan kerjasama program kesehatan pemerintah daerah provinsi dengan pemda wilayah perbatasan provinsi
Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota
Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan wilayah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar Selatan.
Optimalisasi Nusantara Sehat, dokter pengabdian masyarakat, rekruitmen tenaga kesehatan.
Pemenuhan tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan wilayah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar Selatan.
17 Persentase ketersediaan obat esensial
Penguatan kapasaitas pengelolaan obat di dinkes kab/kota dan puskesmas
Penguatan manajemen perencanaan kebutuhan dan buffer stock vaksin dan obat essensial
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
104
No Sasaran Stategi Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas pembinaan, monitoring dan evaluasi
18 Persentase penduduk yang mendapat jaminan kesehatan menuju universal health coverage
Optimalisasi pembiayaan Kesehatan Provinsi dan daera kab/kota
Peningkatan cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan
Penyediaan anggaran SKTM di RS Provinsi
Penyediaan anggaran SKTM untuk membiayai masyarakat miskin di lintas batas provinsi.
19 Persentase penguatan tenaga kesehatan di Dinkes Provinsi dan UPTD
Rekruitmen tenaga kesehatan sesuai kebutuhan
Penguatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan Dinas Kesehatan dan UPTD Provinsi
Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan DInas Kesehatan dan UPTD Provinsi
Peningkatan pelatihan, workshop tenaga kesehatan DInas Kesehatan dan UPTD Provinsi.
20 Persentase dukungan sistem informasi kesehatan tingkat provinsi
Menguatkan regulasi, manajemen, Sistem Informasi Kesehatan.
Pemenuhan regulasi sistem informasi kesehatan tingkat provinsi
Pemenuhan kapasitas tenaga dan sarana prasarana sistem informasi kesehatan.
Meningkatkan kualitas data kesehatan dan tepat waktu
Optimalisasi pemanfaatan semua aplikasi sistem informasi kementrian kesehatan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
105
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai
tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan dalam program dan
kegiatan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Kegiatan merupakan
penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan
organisasi, sedangkan program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan
terpadu untuk mendapatkan hasil, yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai
sasaran tertentu. Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran
keberhasilan suatu program dan kegiatan baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara
khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau
tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi baik kinerja
input, output, outcome maupun impact yang sesuai dengan sasaran rencana program
dan kegiatan. Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan Bappeda Provinsi Jawa
Barat tahun 2018 – 2023 dapat dilihat pada tabel 6.1.
Program dapat diartikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah untuk mencapai sasaran
dan tujuan. Sedangkan kegiatan merupakan penjabaran dari suatu program, tindakan
yang akan dilaksanakan sesuai perencanaan program, untuk memperoleh keluaran
(output), dan hasil (outcome) tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia.
Program pembangunan kesehatan tahun 2018-2023 dirumuskan berdasarkan
pada Visi, Misi, Tujuan dan Strategis pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 dan
evaluasi capaian pembangunan kesehatan sampai tahun 2017. Program dan kegiatan
Dinas Kesehatan juga memperhatikan komitmen pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota terhadap RPJMN, maupun konvensi internasional diantaranya
Suistanable Development Goals (SDGs), termasuk pula kebijakan pusat seperti Germas,
PIS-PK, Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Program dan kegiatan pembangunan kesehatan tahun 2018-2023 disusun untuk
memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pembangunan kesehatan di
Provinsi Jawa Barat terkait dengan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan sasaran strategis. Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Program Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Penyelamatan Ibu dan Bayi baru lahir;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
106
2) Peningkatan Program Kesehatan Keluarga;
3) Peningkatan Gizi Masyarakat;
4) Penguatan STBM dalam Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi;
5) Pengawasan Penyehatan Lingkungan TTU/ TPM dan Penyelenggaraan Ibadah haji
bidang Kesling;
6) Peningkatan Penyehatan Lingkungan Kerja (Kesehatan Kerja dan Olah Raga);
7) Peningkatan Penyehatan Lingkungan Kesehatan Olahraga;
8) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
9) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular TB;
2) Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS;
3) Pencegahan penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I);
4) Pengendalian penyakit menular ISPA;
5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Hepatitis dan ISP;
6) Pencegahan dan pengendalian DBD;
7) Pengendalian penyakit malaria;
8) Pengendalian penyakit kusta;
9) Pengendalian penyakit filariasis dan kecacingan;
10) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis;
11) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
12) Pencegahan dan Pengendalian kesehatan jiwa.
3. Program Kesehatan Akibat Bencana dan Kesehatan Akibat KLB Provinsi (SPM Provinsi,
PP No. 2/2018) , dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Peningkatan sistem kewaspadaan Dini Bencana dan kesehatan matra;
2) Surveilans Penyakit dan Penanggulangan KLB.
4. Program Pelayanan Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP);
2) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Sarana Pelayanan Kesehatan Lain;
3) Peningkatan Manajemen dan upaya Pelayanan Kesehatan Primer;
4) Peningkatan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Barat;
5) Peningkatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
6) Peningkatan Program Layad Rawat Jawa Barat;
7) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL);
8) Pengelolaan Fasilitas Kesehatan;
9) Peningkatan pelayanan kesehatan Rujukan;
10) Pendampingan Penguatan Pelayanan Kesehatan RS Regional.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
107
5. Program Sumber Daya Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Ketersediaan, Pemerataan, Keterjangkauan dan Mutu Sediaan Farmasi Kosalkes dan
Mamin
2) Peningkatan, Pengawasan, dan Pengendalian Penggunaan Obat Rasional,
Peredaran Sediaan Farmasi Kosalkes dan Mamin;
3) Perencanaan, Pengelolaan dan Mutu Nakes;
4) Pengelolaan Tenaga Kesehatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Provinsi Jawa Barat;
5) Pemilihan Tenaga Kesehatan Teladan Dinas Kesehatan Jawa Barat;
6) Penguatan Jaminan Kesehatan;
7) Penguatan Pembiayaan Kesehatan.
6. Program Manajemen Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan Regulasi Bidang Kesehatan;
2) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) DAK Non Fisik.
7. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Al Ihsan, dengan kegiatan sebagai
berikut :
1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan RSUD AL Ihsan;
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jawa Barat RSUD Al Ihsan;
3) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RSUD Al Ihsan.
8. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jiwa, dengan kegiatan sebagai
berikut :
1) Humas dan Pemasaran Pelayanan Kesehatan RS Jiwa Provinsi Jawa Barat;
2) Pelayanan dan pendukung Pelayanan RS Jiwa (BLUD);
3) Pelayanan Rehabilitasi Mental dan NAPZA RS Jiwa;
4) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa RS Jiwa;
5) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) RS Jiwa;
6) Peningkatan Kualitas Perawatan RS Jiwa;
7) Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat RS Jiwa;
8) Penyusunan DED Gedung Pelayanan RS Jiwa Tahap II;
9) Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dan Non Kesehatan RS Jiwa;
10) Akreditasi RS RS Jiwa;
11) Fasilitasi Pendidikan dan Pelatihan Di RS Jiwa;
12) Fasilitasi Penelitian dan Pengembangan Di RS Jiwa.
9. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru, dengan kegiatan sebagai
berikut :
1) Penyediaan Perlengkapan Pasien;
2) Penyediaan media informasi RS Paru;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
108
3) Penyediaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin Provinsi Jawa Barat
di RS Paru;
4) Akreditasi RS Paru;
5) Pengembangan pelayanan rujukan pasien RS Paru;
6) Peningkatan dan penguatan jejaring eksternal dalam penanggulangan penyakit TB
paru di RS Paru;
7) Penyelenggaraan komite-komite di RS Paru;
8) Promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RS Paru;
9) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan RS Paru (BLUD).
10. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jampangkulon, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD RS Jampangkulon;
2) Pengadaan Obat-obatan RSUD Jampangkulon;
3) Pengadaan Bahan Habis Pakai medis dan penunjang medis RSUD Jampangkulon;
4) Fasilitasi Pasien GAKIN RSUD Jampangkulon;
5) Penyusunan Laporan Keuangan/Audit Indevenden RSUD Jampangkulon;
6) Penyusunan Rencana Strategi Bisnis BLUD RSU Jampangkulon.
11. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pameungpeuk, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Promosi Kesehatan di RSUD Pameungpeuk;
2) Pengembangan Kesehatan Lingkungan di RSUD Pameungpeuk;
3) Pelayanan kepada Masyarakat Miskin Jawa Barat di RSUD Pameungpeuk;
4) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD di RSUD Pameungpeuk;
5) Pengadaan Obat-Obatan dan Alat Kesehatan Habis Pakai di RSUD Pameungpeuk.
12. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Kesehatan Kerja, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Peningkatan Pelayanan Prima dan Komprehensif
2) Pemenuhan Kebutuhan Bahan Makanan Rawat Inap RSUD Kesehatan Kerja
3) Penyusunan Dokumen AMDAL, RPL dan RKL
4) Promosi Kesehatan di RSUD Kesehatan Kerja
13. Program Peningkatan Mutu Unit Pelatihan Kesehatan (Upelkes), dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan UPTD Pelatihan Kesehatan;
2) Peningkatan Kapasitas UPTD Pelatihan Kesehatan sebagai Pusat Pelatihan
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
14. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Kesehatan, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Peningkatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
109
2) Pelayanan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (BLUD);
3) Pembuatan DED Pembangunan Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan
Provinsi Jawa Barat;
4) Penyediaan Bahan bacaan dan perundang-undangan UPTD LABKES.
15. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Lanjutan Pembangunan Lantai 3 Gedung Serba Guna/mesjid Kantor Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
2) Pembangunan Gedung Gudang Vaksin dan Gudang ATK Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.
16. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Al Ihsan, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran
Lanjutan RSUD Al Ihsan;
2) Peningkatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan RSUD Al
Ihsan.
17. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jiwa, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Penyediaan Sapras Pelayanan Medis RS Jiwa;
2) Penyediaan Sarana Prasarana Penunjang Medik RS Jiwa;
3) Penyediaan Sarana Prasarana Penunjang Non Medik RS Jiwa;
4) Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesling RS Jiwa;
5) Penyediaan Sapras Pelayanan Keperawatan RS Jiwa;
6) Penyediaan Alat Kesehatan/Kedokteran RS Jiwa (DAK Reguler);
18. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat,
dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RS Paru;
2) Pembangunan RS Paru;
3) Pengadaan alat-alat kesehatan RS Paru.
19. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jampangkulon, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Pembangunan Rawat Jalan Baru RSUD Jampangkulon
2) Pembangunan Gedung Diagnostic Center RS Jampangkulon
3) Pembangunan Gedung Rawat Jalan Baru RS Jampangkulon
4) Renovasi Gedung Irna Jadi Hemodialisa
5) Pembangunan Gedung IBS, ICU RS Jampangkulon
6) Pembangunan Landscape Tahap II Rumah Sakit
7) Pembuatan DED Gedung Rawat Inap, Rehabilitasi Medik, IBS dan ICU
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
110
8) Pembangunan Gedung Rawat Inap Lanjutan RSUD Jampangkulon
9) Pembangunan Gedung Instalasi Loundry RS Jampangkulon
10) Menejemen Kontruksi Gedung Irna jadi HD, Lanscap Tahap II
11) Pembuatan AMDAL
12) Pembangunan Gedung Instalasi Gizi RSUD Jampangkulon
13) Pembangunan Gedung Ruang Tunggu Rawat Inap
14) Pembangunan Gedung Rawat Inap Tahap 2 RSUD Jampangkulon
15) Pembangunan Gedung IPSRS RS Jampangkulon
16) Pembangunan Mess Perawat
17) Jasa Konsultan perencana berkala pembangunan gedung rawat jalan baru dan
gedung diagnostic center RSUD Jampangkulon
18) Pembangunan Gedung Jenazah RSUD Jampangkulon
19) Pembangunan Kantin RSUD Jampangkulon
20) Pembangunan Landscape Tahap I RS Jampangkulon
21) Pembuatan DED Gedung Rawat Inap, Renov Instalasi Rawat Inap jadi HD
22) Menejemen Kontruksi Gedung Diagnostic, IBS, ICU, R.Inap, Inst.Gizi, IPSRS,
Jenazah, Penataan Lahan & Pos Jaga RSUD Jampangkulon
23) Menejemen Kontruksi Gedung Rajal Baru, R. Inap, Rehabilitasi Medik, Inst.
Loundry, R. Tunggu Perawatan, Mess Perawat, Kantin RSUD Jampangkulon
24) Pengadaan Utilitas/Peralatan dan Perlengkapan RSUD Jampangkulon
25) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RSUD Jampangkulon
26) Pengadaan alat kesehatan / Kedokteran RSUD Jampangkulon
20. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pameungpeuk, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur di RSUD Pameungpeuk
2) Pembangunan Mesijd di RSUD Pameungpeuk
3) Pembangunan Gedung Semi Indoor Sport di RSUD Pameungpeuk
4) Pembangunan Gedung Indoor Sport di RSUD Pameungpeuk
5) Pembangunan Asrama Dokter di RSUD Pameungpeuk
6) Terbangunnya Gedung Asrama Dokter
7) Pembangunan Asrama Perawat di RSUD Pameungpeuk
8) Pembangunan Landasan Helypad di RSUD Pameungpeuk
9) Penataan Landscape dan Taman
10) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) di RSUD Pameungpeuk
11) Pengadaan Alat Kedokteran di RSUD Pameungpeuk
12) Pembangunan Gedung Mortuary di RSUD Pameungpeuk
13) Pembangunan Gedung OK Tahap 2 di RSUD Pameungpeuk
14) Pembangunan Gedung Poli-Ranap di RSUD Pameungpeuk
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
111
15) Pembangunan Gedung Loundry
16) Rehabilitasi IPAL di RSUD Pameungpeuk
17) Pembangunan Gedung IGD di RSUD Pameungpeuk
18) Pembangunan Gedung Instalasi Gizi di RSUD Pameungpeuk
21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kesehatan Kerja, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Peningkatan Prasarana Gedung RSUD Kesehatan Kerja;
2) Penataan RSUD Kesehatan Kerja;
3) Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan dan Perijinan Lingkungan RSUD
Kesehatan Kerja;
4) Pemeliharaan Prasarana Lingkungan RSUD Kesehatan Kerja;
5) Pembebasan Lahan Pengembangan Prasarana Layanan RSUD Kesehatan Kerja;
6) Penataan Lingkungan RSUD Kesehatan Kerja;
7) Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan RSUD Kesehatan Kerja.
22. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Pelatihan Kesehatan, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD Pelatihan Kesehatan;
2) Peningkatan Sarana dan Prasarana di UPTD Pelatihan kesehatan (DAK).
23. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Laboratorium Kesehatan, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Pembangunan Gedung Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi
Jawa Barat;
2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
3) Pengembangan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
4) Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.
Adapun penyajian rencana program dan kegiatan, indikator, target kinerja, dan
kerangka pendanaan indikatif Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
terlampir.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
112
Gambar 6.1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR, TARGET KINERJA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
MENINGKATKAN DERAJAT
KEEHATAN MASYARAKAT
RATIO KEMATIAN IBU Jumlah ibu yang meninggal
karena hamil, bersalin, dan
nifas di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu Di
Bagi Jumlah kelahiran hidup
di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama Di Kali
100.000
per 100.000 86/100.000
KH
85/100.000
KH
84/100.000
KH
83/100.000
KH
82/100.000
KH
MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
RATIO KEMATIAN IBU Jumlah ibu yang meninggal
karena hamil, bersalin, dan
nifas di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu Di
Bagi Jumlah kelahiran hidup
di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama Di Kali
100.000
per 100.000 86/100.000
KH
85/100.000
KH
84/100.000
KH
83/100.000
KH
82/100.000
KH
MENINGKATNYA
PEMBINAAN DAN
PENGENDALIAN TEKNIS
KESEHATAN MASYARAKAT
1 PROGRAM KESEHATAN
MASYARAKAT
1 PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA DENGAN
CAKUPAN PERSALINAN DI
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN MINIMAL 88%
Jumlah Kab/Kota dengan
cakupan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan di
Fasilitas Kesehatan miniml
88% dibagi jumlah total
Kab/Kota d Jawa Barat di
Kali 100%
PERSEN 63% 70% 78% 89% 100% KEPALA BIDANG
KESEHATAN
MASYARAKAT
RATIO KEMATIAN BAYI Jumlah lahir mati di suatu
wilayah pada kurun waktu
tertentu Di Bagi Jumlah
wilayah dan pada kurun
waktu yang sama Di Kali
1.000
per 1000 5.2/1.000
KH
5/1.000 KH 4.8/1.000
KH
4.6/1.000
KH
4.4/1.000
KH
RATIO KEMATIAN BAYI Jumlah kematian bayi di
suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu Di Bagi
mati) di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama Di
Kali 1.000
per 1000 5.2/1.000
KH
5/1.000 KH 4.8/1.000
KH
4.6/1.000
KH
4.4/1.000
KH
PREVALENSI STUNTING Jumlah Balita yang Panjang
/tinggi badan menurut
umurnya berada dibawah -2
(dua) standar Deviasi (SD)
diBagi Jumlah Balita yang
diukur dikali 100%
PERSEN 27,2 25,2 23,2 21,2 19,2 PREVALENSI STUNTING Jumlah Balita yang Panjang
/tinggi badan menurut
umurnya berada dibawah -2
(dua) standar Deviasi (SD)
diBagi Jumlah Balita yang
diukur dikali 100%
PERSEN 27,2 25,2 23,2 21,2 19,2 2 PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA DENGAN
CAKUPAN PEMBERIAN
TABLET TAMBAH DARAH
PADA BUMIL MINIMAL 95%
Jumlah Kab/Kota dengan
Cakupan Pemberian Tablet
Tambah Darah pada Ibu
Hamil minimal 95% di Kali
Jumlah Total Kab/Kota dikali
100%
PERSEN 63% 70% 78% 89% 100%
PERSENTASE PENDUDUK
TERHADAP SANITASI YANG
LAYAK (JAMBAN SEHAT)
Jumlah penduduk dengan
menggunakan fasilitas
sanitasi yang layak
(jamban sehat) di suatu
wilayah pada periode
tertentu di Bagi Jumlah
penduduk di wilayah dan
pada periode yang sama di
Kali 100 %
PERSEN 75 80 85 90 95 PERSENTASE PENDUDUK
TERHADAP SANITASI YANG
LAYAK (JAMBAN SEHAT)
Jumlah penduduk dengan
menggunakan fasilitas
sanitasi yang layak
(jamban sehat) di suatu
wilayah pada periode
tertentu di Bagi Jumlah
penduduk di wilayah dan
pada periode yang sama di
Kali 100 %
PERSEN 75 80 85 90 95 3 PERSENTASE PENDUDUK
YANG MENGGUNAKAN AIR
MINUM YANG BERKUALITAS
Jumlah penduduk yang
menggunakan air minum
berkualitas (layak)
di suatu wilayah pada
periode tertentu di Bagi
Jumlah penduduk di
wilayah dan pada periode
yang sama di Kali 100 %
PERSEN 80% 85% 90% 90% 100%
4 PERSENTASE PENDUDUK
MENGGUNAKAN JAMBAN
SEHAT
Jumlah penduduk dengan
menggunakan fasilitas
sanitasi yang layak
(jamban sehat) di suatu
wilayah pada periode
tertentu di Bagi Jumlah
penduduk di wilayah dan
pada periode yang sama di
Kali 100 %
PERSEN 75% 80% 85% 90% 95%
5 PERSENTASE PUSKESMAS DI
KABUPATEN/KOTA
MENYELENGGARAKAN
KESEHATAN KERJA DASAR
Jumlah Puskesmas di
Kab/Kota yang
menyelenggarakan
Kesehatan Kerja dasar
dibagi Jumlah seluruh
Puskesmas yang ada di
Kab/Kota di Kali 100%
PERSEN 55% 60% 65% 70% 75%
6 PERSENTASE PUSKESMAS DI
KABUPATEN/KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN
KESEHATAN OLAH RAGA
PADA KELOMPOK
MASYARAKAT DI WILAYAH
KERJANYA
Jumlah Puskesmas di
Kab/Kota yang
menyelenggarakan
Kesehatan Olah Raga diagi
Jumlah seluruh Puskesmas
yang ada di Kab/Kota di Kali
100%
PERSEN 55% 60% 65% 70% 75%
PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA DENGAN
CAKUPAN RUMAH TANGGA
BER PHBS >60%
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
YANG CAKUPAN RUMAH
TANGGA BER-PHBS >60% di
BAGI JUMLAH
KABUPATEN/KOTA DI Jawa
Barat di Kali 100%
PERSEN 40,7 51,9 63 77,8 85,2 PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA DENGAN
CAKUPAN RUMAH TANGGA
BER PHBS >60%
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
YANG CAKUPAN RUMAH
TANGGA BER-PHBS >60% di
BAGI JUMLAH
KABUPATEN/KOTA DI Jawa
Barat di Kali 100%
PERSEN 40,7 51,9 63 77,8 85,2 7 JUMLAH UNSUR
MASYARAKAT TINGKAT
PROVINSI YANG DILIBATKAN
DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG
KESEHATAN
Jumlah Unsur Komponen
Masyarakat yang diikut
sertakan dalam Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan Oleh
Provinsi
JUMLAH
KOMPONEN
UNSUR
MASYARAKAT
4 4 4 4 4
Indikator
(IKU KADIS)
RENCANA STRATEGIS
Tujuan Indikator RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGETPenanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
Outcome
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
113
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
PERSENTASE KEBERHASILAN
PENGOBATAN TB
Jumlah semua Kasus TB
yang Sembuh dan
Pengobatan Lengkap dibagi
Jumlah Kasus TB yang
diobati dan dilaporkan
dikali 100%
PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% PERSENTASE KEBERHASILAN
PENGOBATAN TB
Jumlah semua Kasus TB
yang Sembuh dan
Pengobatan Lengkap dibagi
Jumlah Kasus TB yang
diobati dan dilaporkan
dikali 100%
PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% MENINGKATNYA
PEMBINAAN DAN
PENGENDALIAN TEKNIS
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
2 8 Persentase Keberhasilan
Pengobatan TB (treatment
Succes Rate)
Jumlah semua Kasus TB
yang Sembuh dan
Pengobatan Lengkap dibagi
Jumlah Kasu TB yang diobati
dan dilaporkan dikali 100%
PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
9 Persentase Pasien HIV yg di
Obati
Jumlah Pasien HIV yang
mendapat Pengobatan ARV
(ON ARV) dibagi Penderita
HIV Positif dikali 100%
PERSEN 45% 45% 45% 50% 50% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
10 Persentase Desa/Kelurahan
yang mencapai UCI >90%
Jumlah Desa/Kelurahan UCI
di Satu Wilayah Pada Kurun
Waktu Tertentu di Bagi
Jumlah desa/kelurahan di
suatu wilay ah kerja p ada
kurun waktu y ang sama di
Kali 100%
PERSEN 90 90,5 91 91,5 92 KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
11 Persentase Kab/Kota yg 50
% Puskesmas melaksanakan
tatalaksana pnemonia balita
sesuai standar
Jumlah Kab/Kota yang
minimal 50% Puskesmasnya
melakukan Tatalaksana
standar dibagi jumlah
Kab/Kota di wilayah
tersebut dikali 100 %
PERSEN 60% 60% 60% 65% 65% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
12 Persentase kab/kota yang
melakukan deteksi dini
hepatitis B pada Ibu Hamil
Jumlah Kabupaten/Kota
yang melakukan Deteksi
Dini Hepatitis B (DDHB)
pada Ibu Hamil di Bagi
Jumlah Seluruh
Kabupaten/Kota di Kali
100%
PERSEN 70% 80% 90% 100% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
13 Persentase kab/kota yang
mencapai IR DBD <
49/100.000 pddk
Jumlah Kabupaten dengan
IR DBD < 49 / 100.000
penduduk di bagi jumlah
total Kabupaten/Kota
endemis DBD pada tahun
yang sama
PERSEN 88% 90% 92% 94% 96% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
14 Persentase Kab/kota yang
sudah eliminasi malaria
Jumlah Kabupaten yang
sudah Eliminasi di Bagi
Jumlah seluruh Kab/Kota di
Kali 100%
PERSEN 85% 93% 93% 100% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
15 Proporsi cacat kusta TK II Jumlah penderita kusta
dengan cacat tingkat 2 pada
wilayah dan waktu tertentu
di Bagi Jumlah seluruh p
enderita kusta (PB+MB)
baru yang ditemukan pada
wilayah dan kurun waktu
yang sama di Kali 100 %
PERSEN 10% 10% 9% 9% 9% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
16 Proporsi kab/kota yang
mencapai eliminasi filariasis
Jumlah Kab/Kota yang
sudah Eliminasi Filariasis
dibagi Jumlah Ka/Kota
Endemis Filriasis
PERSEN 27% 45% 54% 73% 73% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
17 Persentase Kab/Kota yang
mencapai Eliminasi Rabies
Jumlah Kab/Kota yang kasus
lyssanya kurang dari 1
selama 2 tahun berturut-
turut dibagi jumlah total
Kab/Kota yang mempunyai
kasus lyssa pada tahun yang
sama dikali 100%
PERSEN 88% 88% 92% 96% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS PARU
3 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT PARU
18 Persentase Indeks
Kepuasan Masyarakt (IKM)
di RS PARU
Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi x nilai penimbang
PERSEN 75 76 77 78 79 WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN MEDIS
DAN KEPERWATAN
PREVALENSI HIPERTENSI Jumlah Penderita
Hipertensi diBagi Jumlah
Penduduk dikali 100 %
PERSEN 39 38.4 37.8 37.2 36.6 PREVALENSI HIPERTENSI Jumlah Pederita Hipertensi
diBagi Jumlah Penduduk
dikali 100 %
PERSEN 39 38.4 37.8 37.2 36.6 19 Persentase Puskesmas yang
melaksanakan
pengendalian PTM Terpadu
(PANDU)
Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan
Pengendalian PTM Terpadu
dibagi Jumlah total
Puskesmas dikali 100%
PERSEN 50% 55% 60% 65% 70% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
20 Persentasi penduduk yang
mengalami gangguan jiwa
berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
Jumlah ODGJ yang di Obati
dibagi Jumlah ODGJ yang
ditemukan di Jawa Barat
dikali 100 %
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
PERSENTASE PENDUDUK
YANG TERDAMPAK KRISIS
KESEHATAN AKIBAT
BENCANA DAN/ATAU
BERPOTENSI BENCANA
PROVINSI YANG MENDAPAT
PELAYANAN KESEHATAN
Jumlah Penduduk
Terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana Yang
mendapatkan Pelayanan
Kesehatan dalam kurun
waktu satu Tahun dibagi
Jumlah Penduduk
terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana dalam
satu Tahun yang sama
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% PERSENTASE PENDUDUK
YANG TERDAMPAK KRISIS
KESEHATAN AKIBAT
BENCANA DAN/ATAU
BERPOTENSI BENCANA
PROVINSI YANG MENDAPAT
PELAYANAN KESEHATAN
Jumlah Penduduk
Terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana Yang
mendapatkan Pelayanan
Kesehatan dalam kurun
waktu satu Tahun dibagi
Jumlah Penduduk
terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana dalam
satu Tahun yang sama dikali
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% PENDUDUK TERDAMPAK
KRISIS KESEHATAN AKIBAT
BENCANA DAN /ATAU
BERPOTENSI BENCANA
PROVINSI YANG MENDAPAT
PELAYANAN KESEHATAN
4 21 Persentase Kegiatan Rapid
Health Assesment
Jumlah Penduduk
Terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana Yang
mendapatkan Pelayanan
Kesehatan dalam kurun
waktu satu Tahun dibagi
Jumlah Penduduk
terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana dalam
satu Tahun yang sama dikali
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
22 Persentase Masyarakat yang
dilayanani dilokasi Bencana
Jumlah Penduduk
Terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana Yang
mendapatkan Pelayanan
Kesehatan dalam kurun
waktu satu Tahun dibagi
Jumlah Penduduk
terdampak Krisis Kesehatan
Akibat Bencana dan / atau
Berpotensi Bencana dalam
satu Tahun yang sama dikali
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
Indikator
(IKU KADIS)
RENCANA STRATEGIS
Tujuan Indikator RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGETPenanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
Outcome
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
PROGRAM KESEHATAN
AKIBAT BENCANA DAN
KESEHATAN AKIBAT KLB
PROVINSI
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
114
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
PERSENTASE PUSKESMAS
YANG TERAKREDITASI
Jumlah Puskesmas yang
sudah T memiliki status
kelulusan terakreditasi
(dasar/ madya/ utama/
paripurna), baik akreditasi
pertama ataupun
reakreditasi dan dibuktikan
dengan memiliki sertifikat
akreditasi yang dikeluarkan
oleh Lembaga Independen
yang ditetapkan oleh
Kemenkes setelah
memenuhi standar
akreditasi (Komisi
Akreditasi FKTP) dibagi
Jumlah total Pusk teregister
di Jawa Barat dikali 100%
PERSEN 94,76 99,81 99,81 99,81 99,81 PERSENTASE PUSKESMAS
YANG TERAKREDITASI
Jumlah Puskesmas yang
sudah T memiliki status
kelulusan terakreditasi
(dasar/ madya/ utama/
paripurna), baik akreditasi
pertama ataupun
reakreditasi dan dibuktikan
dengan memiliki sertifikat
akreditasi yang dikeluarkan
oleh Lembaga Independen
yang ditetapkan oleh
Kemenkes setelah
memenuhi standar
akreditasi (Komisi
Akreditasi FKTP) dibagi
Jumlah total Pusk teregister
di Jawa Barat dikali 100%
PERSEN 94,76 99,81 99,81 99,81 99,81 MENINGKATNYA
PEMBINAAN DAN
PENGENDALIAN TEKNIS
LAYANAN KESEHATAN
5 23 Persentase Puskesmas siap
Akreditasi
Jumlah Puskesmas yang siap
akreditasi dibagi total
jumlah puskesmas di Jawa
Barat dikali 100 %
PERSEN 95 100 100 100 100 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
23 Persentase Kab/Kota
memiliki Laboratorium
Kesehatan terakreditasi
Jumlah Kab/Kota yang
sudah memiliki
Laboratorium Kesehatan
terakreditasi dibagi total
jumlah Kab/Kota di Jawa
Barat dikali 100 %
PERSEN 19 30 40 50 60 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
25 Persentase Puskesmas di
Kab/Kota sesuai standar
Jumlah puskesmas sesuai
standar dibagi jumlah
seluruh puskesmas dikali
100%
PERSEN 82 86 91 96 100 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
26 Persentase Kabupaten/kota
dengan minimal 50 %
puskesmas
menyelenggarakan
kesehatan tradisional
Jumlah Kab / Kota dengan
Minimal 50% dari Total
Puskesmas
menyelengarakan Program
Kesehatan Tradisional ( n/Σ X 100% )
PERSEN 64 72 80 88 96 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN
LABORATORIUM
KESEHATAN DI UPTD DINAS
KESEHATAN PROVINSI JAWA
BARAT
6 27 Jumlah Penambahan
Parameter Pemeriksaan
yang diakreditasi
Jumlah Parameter yang
diakreditasi setiap Tahun
Naik sebanyak 2 buah
Parameter Pemeriksaan
JUMLAH 68 70 72 74 76 KEPALA
LABORATORIUM
KESEHATAN
28 Persentase Kepuasan
Pelanggan
Jumlah Kenaikan Kepuasan
Pelanggan dibagi Jumlah
Kepuasan Pelanggan
Sebelumnya di Kali 100%
PERSEN 55 60 65 70 75 KEPALA
LABORATORIUM
KESEHATAN
29 Jumlah Penambahan
Parameter Pemeriksaan
Baru
Jumlah Parameter
Pemeriksaan Baru
Bertambah 2 Parameter
setiap tahun
JUMLAH 239 241 243 245 247 KEPALA
LABORATORIUM
KESEHATAN
MENINGKATNYA KUALITAS
DAN KOMPETENSI SUMBER
DAYA MANUSIA BIDANG
KESEHATAN
7 30 Persentase Peningkatan
Kompetensi Tenaga
Kesehatan melalui
Pelatihan
Jumlah jam pelajaran
pelatihan yang dilaksanakan
dikali jumlah tenaga
kesehatan yang dilatih
dibagi dengan jumlah jam
minimun peningkatan
kompetensi tenaga
kesehatan dikali 100%
PERSEN 8,31 11,64 15 16,21 16,63 KEPALA UNIT
PELATIHAN
KESEHATAN
31 Nilai Komponen yang Sesuai
dengan Pembobotan
Jumlah nilai semua
komponen sesuai dengan
pembobotan penilaian
NILAI 3 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 KEPALA UNIT
PELATIHAN
KESEHATAN
PERSENTASE KAB/KOTA
YANG MELAKSANAKAN
LAYANAN LAYAD RAWAT
Jumlah Kab/Kota yang
melaksanakan layad rawat
dibagi seluruh Kab/Kota di
Jawa Barat dikali 100%
PERSEN 29,63 48,15 66,67 85,19 100 PERSENTASE KAB/KOTA
YANG MELAKSANAKAN
LAYANAN LAYAD RAWAT
Jumlah Kab/Kota yang
melaksanakan layad rawat
dibagi seluruh Kab/Kota di
Jawa Barat dikali 100%
PERSEN 29,63 48,15 66,67 85,19 100 PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN
32 Persentase Kab/Kota yang
melaksanakan Kerjasama
dengan Provinsi terkait
Layad Rawat
Jumlah Kab/Kota yang
melaksanakan layad rawat
dibagi umlah Kab/Kota di
Jawa Barat dikali 100%
PERSEN 29,63% 48,15% 66,67% 85,19% 100% KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
PERSENTASE RUMAH SAKIT
TERAKREDITASI
Jumlah Rumah Sakit yang
sudah memiliki status
kelulusan terakreditasi
(perdana/dasar/ madya/
utama/ paripurna), baik
akreditasi pertama ataupun
reakreditasi dan dibuktikan
dengan memiliki sertifikat
akreditasi yang dikeluarkan
oleh Lembaga Independen
yang ditetapkan oleh
Kemenkes setelah
memenuhi standar
akreditasi (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit)
diBagi Jumlah Total RS di
JAwa Barat di Kali 100%
PERSEN 59,13 68,99 78,84 88,70 98,55 PERSENTASE RUMAH SAKIT
TERAKREDITASI
Jumlah Rumah Sakit yang
sudah memiliki status
kelulusan terakreditasi
(perdana/dasar/ madya/
utama/ paripurna), baik
akreditasi pertama ataupun
reakreditasi dan dibuktikan
dengan memiliki sertifikat
akreditasi yang dikeluarkan
oleh Lembaga Independen
yang ditetapkan oleh
Kemenkes setelah
memenuhi standar
akreditasi (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit)
diBagi Jumlah Total RS di
JAwa Barat di Kali 100%
PERSEN 59,13 68,99 78,84 88,70 98,55 33 Persentase Rumah Sakit
siap Akreditasi
Jumlah Rumas Sakit yang
siap akreditasi dibagi total
jumlah rumah sakit di Jawa
Barat dikali 100 %
PERSEN 60 70 80 90 100 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
34 Persentase Rekomendasi
Izin Rumah Sakit Kelas B dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Provinsi
Jumlah RS yg mengusulkan
Rekomendasi Izin RS Kelas B
dan Fasilitas Yankes Tingkat
Lanjutan di bagi Jumlah
Rekomendasi Izin yg
dikeluarkan Dinkes Prov
Jabar dikali 100%
PERSEN 100 100 100 100 100 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
35 Persentase Kab/Kota yg
mempunyai 80% Rumah
Sakit dengan pencapaian
SPM
Jumlah Kab/Kota yang
mempunyai semua RS
dengan SPM 80% di Bagi
Jumlah semua Kab/Kota di
Kali 100 %
PERSEN 19 33 48 63 78 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
36 Persentase Rumah Sakit
Regional yg memenuhi
standar
Jumlah RS Regional yang
sesuai dengan Standar di
Bagi Jumlah RS regional di
Kali 100%
PERSEN 38 50 63 75 88 KEPALA BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN
RENCANA STRATEGIS
TARGET
SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
OutcomeIndikator
(IKU KADIS)
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN
PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN
LABORATORIUM
KESEHATAN
PROGRAM PENINGKATAN
MUTU UNIT PELATIHAN
KESEHATAN
PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
115
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
PERSENTASE KETERSEDIAAN
OBAT ESENSIAL
Jumlah Obat yang tersedia
diBagi 20 item Obat yang
harus tersedia diKali 100%
PERSEN 90 91 92 93 95 PERSENTASE KETERSEDIAAN
OBAT ESENSIAL
Jumlah Obat yang tersedia
diBagi 20 item Obat yang
harus tersedia diKali 100%
PERSEN 90 91 92 93 95 MENINGKATNYA
PEMBINAAN DAN
PENGENDALIAN TEKNIS
SUMBER DAYA KESEHATAN
8 37 Persentase Ketersediaan
Obat Esensial
Jumlah Obat yang tersedia
diBagi 20 item Obat yang
harus tersedia diKali 100%
PERSEN 90 91 92 93 95 KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
38 Persentase Rekomendasi
Perijinan yang Dikeluarkan
Jumlah Rekomendasi yang
dikeluarkan di Bagi
Permohonan yang masuk
dikali 100%
PERSEN 85 90 95 95 100 KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
39 Persentase Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang
Melaksanakan Perencanaan
dan Pengelolaan Nutu
Tenaga Kesehatan
Jumlah Puskesmas dan
RSUD yang mempunyai
dokumen perencanaan,
peningkatan kompetensi
dan pendayagunaan/
jumlah kab/kota x 100
PERSEN 70% 75% 80% 85% 90% KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
40 PERSENTASE FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
PRIORITAS TERISI TENAGA
KESEHATAN
Jumlah fasilitas kesehatan
prioritas yang terisi tenaga
kesehatan sesuai standar/
jumlah faskes prioritas x 100
PERSEN 65% 70% 70% 70% 70% KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
41 PERSENTASE TENAGA
KESEHATAN MENGIKUTI
PEMILIHAN TENAGA
KESEHATAN PUSKESMAS
TELADAN
Jumlah tenaga kesehatan
Puskesmas teladan yang
diajukan kab/kota/ 9 jenis
tenaga kesehatan
Puskesmas dari 27 kab/kota
x 100
PERSEN 70% 75% 80% 85% 90% KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
PERSENTASE PENDUDUK
YANG MENDAPAT JAMINAN
KESEHATAN MENUJU
UNIVERSAL HEALTH
COVERAGE
Jumlah Penduduk Jawa
Barat yang terdaftar
menjadi Peserta JKN di Bagi
Jumlah total Penduduk Jawa
Barat dikali 100%
PERSEN 85 90 95 95 95 PERSENTASE PENDUDUK
YANG MENDAPATKAN
JAMINAN KESEHATAN
MENUJU UNIVERSAL HEALTH
COVERAGE
Jumlah Penduduk Jawa
Barat yang terdaftar
menjadi Peserta JKN di Bagi
Jumlah total Penduduk Jawa
Barat dikali 100%
PERSEN 85 90 95 95 95 42 PERSENTASE PENDUDUK
YANG MENJADI PESERTA
JAMINAN KESEHATAN
Jumlah Penduduk Jawa
Barat yang terdaftar
menjadi Peserta JKN di Bagi
Jumlah Penduduk di Jawa
Barat
PERSEN 85 90 95 95 95 KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
43 PERSENTASE PEMBIAYAAN
KESEHATAN PBI KE
KAB/KOTA
Jumlah Anggaran PBI ke
Kab/Kota di Bagi Realisasi
Anggaran PBI Per Tahun di
Kali 100%
PERSEN 40% 40% 40% 40% 40% KEPALA BIDANG
SUMBER DAYA
KESEHATAN
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS AL IHSAN
9 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT AL IHSAN
44 PERSENTASE INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM) Di RS AL IHSAN
(Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi ) x nilai penimbang
PERSEN 76.82 77.84 78.87 79.89 80.91 DIREKTUR RS AL IHSAN
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS JIWA
10 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT JIWA
45 PERSENTASE INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM) Di RS JIWA
(Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi ) x nilai penimbang
PERSEN 75 80 85 90 90 DIREKTUR
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN
UMUM
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS JAMPANGKULON
11 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT JAMPANGKULON
46 PERSENTASE INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM) di RSUD
JAMPANGKULON
(Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi ) x nilai penimbang
PERSEN 75.90 76.15 76.62 76.80 77.12 DIREKTUR RS JAMPANG
KULON
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS PAMEUNGPEUK
12 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT PAMEUNGPEUK
47 PERSENTASE INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM) di RSUD
PAMEUNGPEUK
(Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi ) x nilai penimbang
PERSEN 80.84 81.91 83.54 85.22 86.92 DIREKTUR RS
PAMEUNGPEUK
MENINGKATNYA KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DI
RS KESEHATAN KERJA
13 PROGRAM PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH
SAKIT KESEHATAN KERJA
48 PERSENTASE INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM) di RS KESEHATAN
KERJA
(Total dari Nilai Persepsi per
Unsur /Total unsur yang
terisi ) x nilai penimbang
PERSEN 60 62 65 68 70 DIREKTUR RSUD
KESEHATAN KERJA
MENINGKATNYA LAYANAN
MANAJEMEN KESEHATAN
14 PROGRAM MANAJEMEN
KESEHATAN
49 PERSENTASE DRAFT
REGULASI BIDANG
KESEHATAN YANG
DIUSULKAN OLEH DINAS
KESEHATAN PROV JAWA
BARAT
Jumah Draft Regulasi Bidang
Kesehatan di Bagi Jumlah
Regulasi Bidang Kesehatan
yang diusulkan di kali 100%
PERSEN 100 100 100 100 100 SEKRETARIS
50 JUMLAH DINAS KESEHATAN
KAB/KOTA YANG
DILAKUKAN PEMBINAAN
PELAKSANAAN BOK OLEH
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
Jumlah Dinkes Kab/Kota
yang dibina
KAB/KOTA 27 27 27 27 27
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS AL IHSAN
15 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
RS AL IHSAN
51 PERSENTASE BOR (Bed
Occupancy Ratio) di RS Al
Ihsan
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 60 65 70 75 80 DIREKTUR RS AL IHSAN
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS JIWA
16 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
RS JIWA
52 Persentase BOR (Bed
Occupancy Ratio) Di RS
JIWA
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 58 61 64 67 70 DIREKTUR MEDIK,
KEPERAWATAN DAN
PENUNJANG
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS PARU
17 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
RS PARU
53 PERSENTASE BOR (Bed
Occupancy Ratio) di RS
PARU
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 57 58 59 60 61 WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN MEDIS
DAN KEPERWATAN
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS
JAMPANGKULON
18 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
RS JAMPANGKULON
54 PERSENTASE BOR (Bed
Occupancy Ratio) RSUD
JAMPANGKULON
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 65 68 70 72 75 DIREKTUR RS
JAMPANGKULON
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS
PAMEUNGPEUK
19 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
DI RS PAMEUNGPEUK
55 PERSENTASE BOR (Bed
Occupancy Ratio) di RSUD
PAMEUNGPEUK
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 60 62 65 67 70 DIREKTUR RS
PAMEUNGPEUK
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS KESEHATAN
KERJA
20 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
RSUD KESEHATAN KERJA
56 PERSENTASE BOR (Bed
Occupancy Ratio) di RS
KESEHATAN KERJA
Jumlah Hari Perawatan di
Bagi Tempat Tidur dikali
Pasien di Kali 100%
PERSEN 65 67 72 75 80 DIREKTUR RSUD
KESEHATAN KERJA
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR LABORATORIUM
KESEHATAN
21 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
LABORATORIUM
KESEHATAN
57 Jumlah Penambahan
Pengunjung
Jumlah Pengunjung
bertambah 1000 Konsumen
per tahun
JUMLAH 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 KEPALA
LABORATORIUM
KESEHATAN
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR UPTD PELATIHAN
KESEHATAN
22 PROGAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
UPTD PELATIHAN
KESEHATAN
58 Persentase Peningkatan
Sarana dan PRASARANA
UPTD PELATIHAN
KESEHATAN
Jumlah pelaksanaan
kegiatan dibagi dengan
jumlah kegiatan yang
direncanakan dikali 100%
PERSEN 60 65 70 75 80 KEPALA UNIT
PELATIHAN
KESEHATAN
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR DINAS
KESEHATAN PROV JAWA
BARAT
23 PROGAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
59 Persentase Pemenuhan
Saranan dan Prasarana Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Barat
Jumlah Sarana dan
Prasarana yang tersedia
dibagi jumlah sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
dikali 100%
PERSEN 100 100 100 - - SEKRETARIS
RENCANA STRATEGIS
TARGET
SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
OutcomeIndikator
(IKU KADIS)
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
PROGRAM SUMBER DAYA
KESEHATAN
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
116
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS AL IHSAN
24 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS AL-
IHSAN UPT DINAS
KESEHATAN PROV. JAWA
BARAT
60 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS Al Ihsan
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS Al
Ihsan x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS AL IHSAN
61 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Al Ihsan
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR RS AL
IHSAN
62 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Al Ihsan
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
63 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
64 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS Al Ihsan
Jumlah Data Kinerja RS Al
Ihsan yang disediakan
dibagi Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS JIWA
25 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS JIWA UPT
DINAS KESEHATAN PROV.
JAWA BARAT
65 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS Jiwa
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS Jiwa x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN
UMUM
66 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Jiwa
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN
UMUM
67 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Jiwa
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR SDM,
PENDIDIKAN,
PELATIHAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
68 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN
UMUM
69 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS Jiwa
Jumlah Data Kinerja RS Jiwa
yang disediakan dibagi
Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN
UMUM
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS PARU
26 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS PARU
UPT DINAS KESEHATAN
PROV. JAWA BARAT
70 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS Paru
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS Paru x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN MEDIS
DAN KEPERWATAN
71 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Paru
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR
ADMINISTRASI UMUM
DAN KEUANGAN
72 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Paru
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
73 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
74 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS Paru
Jumlah Data Kinerja RS Paru
yang disediakan dibagi
Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS
JAMPANGKULON
27 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS
JAMPANGKULON UPT
DINAS KESEHATAN PROV.
JAWA BARAT
75 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS
Jampangkulon
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS
Jampangkulon x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS JAMPANG
KULON
76 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Jampangkulon
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
77 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Jampangkulon
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
78 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
79 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS
Jampangkulon
Jumlah Data Kinerja RS
Jampangkulon yang
disediakan dibagi Jumlah
Data Kinerja (Indikator
Kinerja Tujuan Sasaran
Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
RENCANA STRATEGIS
TARGET
SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
OutcomeIndikator
(IKU KADIS)
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
117
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS
PAMEUNGPEUK
28 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS
PAMEUNGPEUK UPT DINAS
KESEHATAN PROV. JAWA
BARAT
80 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS
Pameungpeuk
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS
Pameungpeuk x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS
PAMEUNGPEUK
81 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Pameungpeuk
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
82 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Pameungpeuk
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
83 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
84 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS
Pameungpeuk
Jumlah Data Kinerja RS
Pameungpeuk yang
disediakan dibagi Jumlah
Data Kinerja (Indikator
Kinerja Tujuan Sasaran
Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR RS KESEHATAN
KERJA
29 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN RS
KESEHATAN KERJA UPT
DINAS KESEHATAN PROV.
JAWA BARAT
85 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di RS Kesehatan
Kerja
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN RS
Kesehatan Kerja x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS
KESEHATAN KERJA
86 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di RS Kesehatan Kerja
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
87 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
RS Kesehatan Kerja
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
88 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
89 Persentase Ketersediaan
data kinerja di RS Kesehatan
Kerja
Jumlah Data Kinerja RS
Kesehatan Kerja yang
disediakan dibagi Jumlah
Data Kinerja (Indikator
Kinerja Tujuan Sasaran
Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR DI UNIT
LABORATORIUM
KESEHATAN
30 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN UNIT
LABORATORIUM
KESEHATAN UPT DINAS
KESEHATAN PROV. JAWA
BARAT
90 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di Laboratorium
Kesehatan
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN
Laboratorium Kesehatan x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA
LABORATORIUM
KESEHATAN
91 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di Laboratorium
Kesehatan
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
92 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
Laboratorium Kesehatan
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
93 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
94 Persentase Ketersediaan
data kinerja di Laboratorium
Kesehatan
Jumlah Data Kinerja
Laboratorium Kesehatan
yang disediakan dibagi
Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR UNIT PELATIHAN
KESEHATAN
31 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN UNIT
PELATIHAN KESEHATAN UPT
DINAS KESEHATAN PROV.
JAWA BARAT
95 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di Upelkes
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN Upelkes
x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA UNIT
PELATIHAN
KESEHATAN
96 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di Upelkes
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
97 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
Upelkes
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
98 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
99 Persentase Ketersediaan
data kinerja di Upelkes
Jumlah Data Kinerja Upelkes
yang disediakan dibagi
Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
MENINGKATNYA
KOMPETENSI DAN KINERJA
APARATUR DINAS
KESEHATAN PROV JAWA
BARAT
32 PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
PERKANTORAN DINAS
KESEHATAN PROV. JAWA
BARAT
100 Persentase ASN yang
memiliki kesesuaian
kompetesi di Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Barat
Jumlah ASN yang memiliki
kesesuaian kompetensi
dibagi Jumlah ASN di Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Barat x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% SEKRETARIS
101 Persentase Sarana dan
prasarana dalam kondisi
baik di Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat
Jumlah Sarana dan
Prasarana dalam kondisi
baik dibagi jumlah sarana
dan prasarana x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
102 Persentase Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran di
Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Jumlah Unit Kerja yang
mendapatkan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
dibagi Jumlah Unit Kerja x
100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
103 Persentase Dokumen
Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu
dan sesuai peraturan
perundang-undangan
Jumlah Dokumen Rencana
dan Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai Peraturan
Perundang-undangan dibagi
Jumlah Dokumen x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
104 Persentase Ketersediaan
data kinerja di Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Barat
Jumlah Data Kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Barat yang disediakan dibagi
Jumlah Data Kinerja
(Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran Program) x 100%
PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%
RENCANA STRATEGIS
TARGET
SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab
Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan
TARGET
OutcomeIndikator
(IKU KADIS)
(29) (30)
RUMUS PERHITUNGAN SATUAN
TARGET
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
118
Gambar 6.2 RENCANA KERANGKA PENDANAAN INDIKATIF
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Lampiran Kegiatan Cascading
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
124
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Kinerja penyelenggaraan urusan kesehatan Provinsi Jawa Barat ditetapkan dalam
Indikator Kinerja Daerah. Penetapan indikator kinerja daerah ini bertujuan untuk memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023. Target dan Indikator kinerja bidang kesehatan tahun
2018-2023 yang ada dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Yang ada dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
No
Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Indeks Kesehatan 81,25 81,33 81,40 81,48 81,55 81,63 81,63
1. Rasio Posyandu per satuan balita
72,87 75,06 77,32 79,65 82,05 84,52 84,52
2. Rasio Puskesmas/Puskemas Keliling per satuan penduduk
44.999,05 45.003,74
45.050,72 45.097,75 45.144,82 45.191,95 45.191,95
3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
144.988,21 145.085,49
145.182,83
145.280,24
145.377,71
145.475,24
145.475,24
4. Jumlah Kematian Bayi 3.045,78 2.782,48 2.541,95 2.322,20 2.121,45 1.938,06 1.938,06
5. Rasio Kematian Bayi 3,73 3,54 3,36 3,19 3,03 2,88 2,88
6. Jumlah Kasus Kematian Ibu
770,27 760,65 751,16 741,79 732,53 723,39 723,39
7. Angka Usia Harapan Hidup
72,76 72,85 72,90 72,95 73,00 73,04 73,04
8. Persentase Balita Gizi buruk
0,06 0,06 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan indiator kinerja program
(outcome) untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
125
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Program / Outcome
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Program Kesehatan Masyarakat
1. Persentase Kab/Kota dengan Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Minimal 88%
63
70
77
88
100
100
2. Persentase Kab/Kota dengan Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah pada Bumil Minimal 95%
63
70
78
89
100
100
3. Persentase Penduduk yang Menggunakan Air Minum yang Berkualitas
80%
85%
90%
90%
100%
100%
4. Persentase Penduduk Menggunakan Jamban Sehat
75%
80%
85%
90%
95%
95%
5. Persentase Puskesmas di Kabupaten/Kota Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar
55%
60%
65%
70%
75%
75%
6. Persentase Puskesmas di Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Olah Raga pada Kelompok Masyarakat di Wilayah Kerjanya
55%
60%
65%
70%
75%
75%
7. Jumlah Unsur Masyarakat Tingkat Provinsi yang Dilibatkan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
4 4 4 4 4 4
2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Persentase Keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Succes Rate)
89
89
90
90
91
91
2. Persentase Pasien HIV Yang Diobati
45 45 45 50 50 50
3. Persentase Desa/ Kelurahan Yang Mencapai UCI >90%
90
90.5
91
91.5
92 92
4. Persentase Kab/Kota yang 50% Puskesmas Melaksanakan Tatalaksana Pneumonia Balita Sesuai Standar
60% 60% 60% 65% 65% 65%
5. Persentase Kab/Kota yang Melakukan Deteksi Dini Hepatitis B Pada Ibu Hamil
70
80
90
90
100
100
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
126
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Persentase Kab/Kota yang Mencapai IR DBD <49/100.000 Penduduk
88
90
92
94
96
96
7. Persentase Kab/Kota Yang Sudah Eliminasi Malaria
85
92
92
100
100
100
8. Proporsi Cacat Kusta Tingkat II 10 10 9 9 9 9
9. Proporsi Kab/Kota Yang Mencapai Eliminasi Filariasis
27
45
54
73
73
73
10. Persentase Kab/Kota Yang Mencapai Eliminasi Rabies
88%
88%
92%
96%
100%
100%
11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM Terpadu (PANDU)
50%
55%
60%
65%
70%
70%
12. Persentasi penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakt (IKM) di RS Paru
75
76
77
78
79
79
4 Program Kesehatan Akibat Bencana dan Kesehatan Akibat KLB Provinsi
1. Persentase Kegiatan Rapid Health Assesment
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Masyarakat yang dilayanani dilokasi Bencana
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Program Pelayanan Kesehatan
1. Persentase Puskesmas siap Akreditasi
95
100
100
100
100
100
2. Persentase Kab/Kota memiliki Laboratorium Kesehatan terakreditasi
19
30
40
50
60
60
3. Persentase Puskesmas di Kab/Kota sesuai standar
82
86
91
96
100
100
4. Persentase Kabupaten/kota dengan minimal 50 % puskesmas menyelenggarakan kesehatan tradisional
64
72
80
88
96
96
5. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kerjasama dengan Provinsi terkait Layad Rawat
29.63%
48.15%
66.67%
85.19%
100%
100%
6. Persentase Rumah Sakit siap Akreditasi
60
70
80
90
100
100
7. Persentase Rekomendasi Izin Rumah Sakit Kelas B dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Provinsi
100 100 100 100 100 100
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
127
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
8. Persentase Kab/Kota yg mempunyai 80% Rumah Sakit dengan pencapaian SPM
19
33
48
63
78
78
9. Persentase Rumah Sakit Regional yg memenuhi standar
38
50
63
75
88
88
6 Program Sumber Daya Kesehatan
1. Persentase Ketersediaan Obat Esensial
90 91 92 93 95 95
2. Persentase Rekomendasi Perijinan yang Dikeluarkan
85
90
95
95
100
100
3. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Melaksanakan Perencanaan dan Pengelolaan Nutu Tenaga Kesehatan
70%
75%
80%
85%
90%
90%
4. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan Prioritas Terisi Tenaga Kesehatan
65%
70%
70%
70%
70%
70%
5. Persentase Tenaga Kesehatan Mengikuti Pemilihan Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan
70%
75%
80%
85%
90%
90%
6. Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Kesehatan
85
90
95
95
95
95
7. Persentase Pembiayaan Kesehatan PBI Ke Kab/Kota
40% 40% 40% 40% 40% 40%
7 PROGRAM MANAJEMEN KESEHATAN
1. Persentase Draft Regulasi Bidang Kesehatan Yang Diusulkan Oleh Dinas Kesehatan Prov Jawa Barat
100 100 100 100 100 100
2. Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota Yang Dilakukan Pembinaan Pelaksanaan BOK Oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
27 27 27 27 27 27
8 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Kesehatan
1. Jumlah Penambahan Parameter Pemeriksaan yang diakreditasi
68
70
72
74
76
76
2. Persentase Kepuasan Pelanggan
55 60 65 70 75 75
3. Jumlah Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru
239
241
243
245
247
247
9 Program Peningkatan Mutu Unit Pelatihan Kesehatan
1. Persentase Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan melalui Pelatihan
8.31
11.64
15
16.21
16.63
16.63
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
128
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Nilai Komponen yang Sesuai dengan Pembobotan
3
≥ 3,5
≥ 3,5
≥ 3,5
≥ 3,5
≥ 3,5
10 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakt (IKM) di RS Paru
75
76
77
78
79
79
11 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Al Ihsan
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Al Ihsan
76.82
77.84
78.87
79.89
80.91
80.91
12 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jiwa
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Jiwa
75
80
85
90
90
90
13 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jampangkulon
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Jampangkulon
75.90
76.15
76.62
76.80
77.12
77.12
14 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pameungpeuk
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Pameungpeuk
80.84
81.91
83.54
85.22
86.92
86.92
15 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Kesehatan Kerja
1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Kesehatan Kerja
60
62
65
68
70
70
16 PROGAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
1. Persentase Pemenuhan Saranan dan Prasarana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
100 100 100 - - -
17 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS AL IHSAN
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS Al Ihsan
60
65
70
75
80
80
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
129
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
18 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS JIWA
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) Di RS JIWA
58
61
64
67
70
70
19 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS PARU
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS PARU
57
58
59
60
61
61
20 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS JAMPANGKULON
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) RSUD Jampangkulon
65
68
70
72
75
75
21 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA DI RS PAMEUNGPEUK
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RSUD Pameungpeuk
60
62
65
67
70
70
22 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RSUD KESEHATAN KERJA
1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS Kesehatan Kerja
65
67
72
75
80
80
23 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KESEHATAN
1. Jumlah Penambahan Pengunjung
20,000 21,000 22,000
23,000
24,000 24,000
24 PROGAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA UPTD PELATIHAN KESEHATAN
1. Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Pelatihan Kesehatan
60
65
70
75
80
80
25 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
130
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
26 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS AL- IHSAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Al Ihsan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Al Ihsan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Al Ihsan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Al Ihsan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
27 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS JIWA UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
100% 100% 100% 100% 100% 100%
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
131
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100%
28 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS PARU UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Paru
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Paru
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Paru
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Paru
100% 100% 100% 100% 100% 100%
29 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS JAMPANGKULON UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Jampangkulon
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Jampangkulon
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Jampangkulon
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Jampangkulon
100% 100% 100% 100% 100% 100%
30 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
132
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
PAMEUNGPEUK UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Pameungpeuk
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Pameungpeuk
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Pameungpeuk
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Pameungpeuk
100% 100% 100% 100% 100% 100%
31 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS KESEHATAN KERJA UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Kesehatan Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Kesehatan Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Kesehatan Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Kesehatan Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100%
32 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN UNIT LABORATORIUM KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Laboratorium Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Laboratorium Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
133
No Indikator kinerja program /
outcome
Kondisi Kinerja pada awal periode
Renstra
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja pada
Akhir periode Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Laboratorium Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Laboratorium Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
33 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN UNIT PELATIHAN KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Upelkes
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Upelkes
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Upelkes
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Upelkes
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
134
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
135
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
134
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memiliki makna yang
strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan daerah yang penyusunannya
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018-2023. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi
penunjang bidang perencanaan berpedoman pada rencana strategis. Tersusunnya
rencana strategis ini, diharapkan dapat menjadi landasan dalam pelaksanaan kebijakan
dan program kerja perencanaan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sesuai tugas
pokok dan fungsinya. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat untuk lima tahun mendatang sampai tahun 2018. Renstra juga disusun
tidak saja sebagai pedoman dalam perencanaan tahunan tetapi juga dijadikan pedoman
dasar dalam evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan selama lima tahun
ke depan.
Penyusunan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai
pelaksanaan fungsi pembangunan bidang kesehatan dilaksanakan dengan analisis Logical
Frame Work dan pohon kinerja, untuk menghasilkan : (1) Strategi; (2) Kebijakan; dan (3)
Indikator yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat
daerah yang menyelenggarakan fungsi penunjang bidang kesehatan yakni meliputi
Indikator untuk eselon II, III, IV dan jabatan fungsional kesehatan. Oleh karena itu hal-hal
yang dianggap penting dalam upaya pencapaian tujuan dari Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut : 1) Indikator
Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan kewajiban seluruh insan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mencapainya, berdasarkan hirarki kewenangan dan
merupakan hasil komulatif dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang pada akhirnya bermuara pada tercapainya Indikator
Kinerja Utama (IKU) Gubernur Jawa Barat yang terkait dengan fungsi bidang kesehatan;
2) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat digunakan
sebagai bahan untuk membuat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); pembuatan
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
135
dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan sebagai bahan evaluasi; 3) Mensosialisasikan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini, kepada seluruh pegawai dan
mitra serta stakeholder Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat ini sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya
manusia dan sumber pendanaannya serta komitmen semua unsur pimpinan maupun staff.
Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan rencana strategis ini setiap tahun
akan dilaksanakan evaluasi.
Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan atau revisi muatan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat termasuk indikator-indikator kinerjanya
yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan
pada rencana strategis 2018 -2023, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana
mestinya.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023
136
Top Related