Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

139

Transcript of Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Page 1: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...
Page 2: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmatnya Buku Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat Tahum 2018-2023 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dokumen RENSTRA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

memuat Delapan bab, antara lain : Pendahuluan, memuat tentang Latar Belakang,

Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. Gambaran

Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memuat tentang Tugas, Fungsi,

dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Sumber Daya Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah, memuat tentan

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana

Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan Penentuan Isu-Isu

Strategis. Tujuan dan Sasaran memuat tentang tujuan dan sasaran Jangka

Menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Strategi dan Arah Kebijakan memuat tentang Strategi dan Arah Kebijakan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Rencana Program dan Kegiatan serta

Pendanaan memuat tentang Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan memuat

tentang Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat dan terakhir Penutup memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah

yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Dinas Kesehatan

Tahun 2018-2023 . Dalam penyusunan renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

ini menggunakan pendekatan logical framework sehingga diperoleh kebijakan,

strategi dan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mendukung

tercapainya Indikator Pembangunan dalam Rencana Panjang Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Dengan adanya Renstra

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini diharapkan menjadi acuan bagi Dinas

Page 3: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

ii

Kesehatan dan seluruh stakeholder Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk

mampu memberikan inspirasi positif dalam menghadapi dinamika pembangunan

Jawa Barat.

Bandung, Maret 2019

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat,

dr. Dodo Suhendar, MM

Pembina Utama Madya

NIP. 19650928 199010 1 001

Page 4: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... DAFTAR GRAFIK ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN JAWA BARAT

2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi ......................................

1

2.2 Sumber Daya Kesehatan .........................................................

2.3 Kinerja Pelayanan .....................................................................

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRAGTEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT......................

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan ........................................................................

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah .......... 3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan ..................... 3.4

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah & Kajian Lingkungan Hidup Strategis ....................................................

3.5 Penentuan Isu Strategis ............................................................

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN DINAS KESEHATAN PROVINSI

JAWA BARAT ................................................................................

4.1 Tujuan ..................................................................................................

4.2 Sasaran ..............................................................................................

Page 5: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Halaman

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ................................................

5.1 Strategi Pembangunan Bidang Kesehatan ..........................

5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan .........

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT .........................

6.1 Program dan Kegiatan .................................................................. 6.2 Pendanaan ..........................................................................................

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ....................

BAB VIII PENUTUP .........................................................................................................

Page 6: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat T a h u n

2018–2023 d i s u s u n b e r d a s a r k a n Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86

Tahun 2017, merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang

dalam penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat 2018-2023, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Seiring dengan pergantian kepemimpinan Pemerintahan Provinsi Jawa

Barat berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat) periode Tahun 2018-2023 Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat

terpilih mengusung visi dan misi yang merupakan visi misi Provinsi Jawa Barat.

Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat terpilih, Ir Ridwan Kamil dan

Uu Ruzhanul Ulum dengan tegas menyampaikan Visinya untuk periode

pemerintahannya 2018 – 2023 yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin

dengan Inovasi dan Kolaborasi”. Dalam rangka pencapaian Visi tersebut, dengan

memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan

memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) Misi sebagai

berikut: 1). Membentuk manusia pancasila yang bertaqwa melalui melalui peran

masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban; 2). Melahirkan manusia yang

berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik

yang inovatif; 3). Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan

berbasis lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan

konektivitas wilayah dan penataan daerah; 4). Peningkatan produktivitas dan daya

saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital

dan berkolaborais dengan dengan pusat pusat inovasi serta pelaku pembangunan;

5). Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang

kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Visi dan Misi serta Program Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa

Barat tersebut telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Page 7: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

2

Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023 telah ditetapkan dalam

Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2019 pada tanggal

3 Maret 2019. Dalam RPJMD ini pada misi kedua yaitu melahirkan manusia yang

berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik

yang inovatif; telah dimuat rencana pembangunan bidang kesehatan yang ingin dan

akan dilaksanakan serta kondisi kesehatan masyarakat yang ingin dicapai di

Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan 2018 – 2023

termasuk di dalamnya adalah pembangunan kesehatan yang merupakan bagian

penting dari pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Dengan ditetapkannya RPJMD

Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023, mendorong Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat untuk melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian dalam

merumuskan isu strategis, menetapkan visi dan misi, strategi dan kebijakan, serta

penyusunan program dan kegiatan, yang semuanya dituangkan kedalam Rencana

Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang merupakan salah

satu bagian dari Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal ini

sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

serta mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, menyebutkan bahwa

setiap Perangkat Daerah harus menyusun Rencana Strategis (Renstra) setelah

RPJMD ditetapkan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan serta cara pencapaian yang realistis

sesuai tupoksi Perangkat Daerah untuk mengantisipasi perkembangan masa depan

berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif” dan dipertegas lagi dalam Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dalam Pasal

1 ayat (7) yang menyatakan : ”Renstra adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja

Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun”. Berdasarkan pengertian tersebut di

atas, dapat disampaikan bahwa Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

2018-2023 merupakan dokumen periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi,

tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan kesehatan serta

cara pencapaian yang realistis yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas

Page 8: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

3

Kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan

yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat

2018 - 2023.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan dokumen

perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan

kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun

2018-2023. Lima pendekatan perencanaan yang dipergunakan dalam penyusunan

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah: (1) pendekatan politik,

dengan menyelaraskan program kepala Daerah; (2) pendekatan teknokratik, Artinya

Menggunakan metode dan kerangka bepikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan Daerah; (3) pendekatan partisipatif, yaitu dilaksanakan

dengan melibatkan semua pemangku kepentingan (Stakeholder). (4) pendekatan

atas-bawah (top-down); dan (5) pendekatan bawah-atas (bottom-up). Pembangunan

kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi- tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil

dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada

penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Dalam proses penyusunan Renstra Dinas Kesehatan, dilaksanakan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan persiapan penyusunan Renstra.

Pada tahap ini dilakukan analisis Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil

Gubernur dan dampaknya terhadap Tupoksi Dinas Kesehatan.

2. Melaksanakan penyusunan rancangan Renstra Dinas Kesehatan melalui

Forum Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan.

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini diantaranya merumuskan

Misi Dinas Kesehatan terhadap penjabaran Visi, Misi Gubernur dan Wakil

Gubernur, melakukan kajian strategis untuk menetapkan strategi dalam

merumuskan tujuan dan kebijakan dalam pencapaian Visi dan Misi Dinas

Page 9: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

4

Kesehatan dengan memperhatikan juga hasil evaluasi Renstra Dinas Kesehatan

periode sebelumnya.

3. Penyusunan rancangan akhir Renstra Dinas Kesehatan.

Dengan memperhatikan hasil kajian dan analisis yang dilakukan pada tahap

sebelumnya, maka pada tahap ini disusun misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program dan kegiatan pembangunan kesehatan serta cara pencapaian yang

realistis yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan untuk

mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat.

4. Penetapan Renstra.

Setelah Renstra Dinas Kesehatan disusun, maka selanjutnya adalah pengesahan

Renstra Dinas Kesehatan tahun 2018–2023 oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat

dan Penetapan Renstra oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Seluruh proses mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan rancangan akhir

Renstra Dinas Kesehatan tahun 2018 – 2023 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

dengan melibatkan seluruh stakeholder bidang kesehatan yang ada di Provinsi

Jawa Barat termasuk dengan Dinas Kesehatan dan RSU Kabupaten/Kota Se

Provinsi Jawa Barat .

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 ini

disusun dengan berpedoman pada RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun

2018 – 2023 sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa

Barat dan Peraturan Gubernur nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Peratutan Pemerintah Nomor 47

Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Peraturan Menteri

Kesehatan Tahun Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standandar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan yang dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun

2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2017

Tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan

Peraturan Daerah Nomor 50 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Provinsi Jawa

Barat.

Page 10: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

5

1.2. Dasar Hukum

Dalam penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Dinas Kesehatan

Provinsi Provinsi Jawa Barat 2018-2023, terdapat beberapa Peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor

4421);

3. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan

Nasional;

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

8. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

Page 11: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

6

10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang -

undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5357;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerjasama Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan

Minimal;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

16. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

17. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah

dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;

18. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / SDGs;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah yang sudah didilakukan perubahan dengan permendagri

Nomor 58 Tahun 2007 dan Permendagri No 21 Tahun 2011;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara

perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah tentang

rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan

jangka menengah daerah serta tata cara perubahan rencana pembangunan

jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah

dan rencana kerja pemerintah daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan

Standar Pelayanan Minimal;

22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat;

Page 12: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

7

23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi

Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat

Praktik Mandiri Dokter Gigi;

24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga;

25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis

Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan;

26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastuktur;

27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan

Perijinan Rumah Sakit;

28. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2013 tentang Jaminan

Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM);

30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ….. tentang Penyelenggaran

Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat;

32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-

2023;

33. Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kepesertaan dan

Pembiayaan Penerima Bantuan Iuran Daerah Provinsi Jawa Barat;

34. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem Rujukan

Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

35. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Jawa Barat;

36. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Tugas Pokok,

Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, Tugas Pokok

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

Page 13: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

8

37. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Surat

Ketarangan Tidak Mampu (SKTM) di Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat;

38. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat;

39. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445/Kep.1751-Dinkes/2014 tentang

Penetapan Fasiilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi pada Wilayah Cakupan

Rujukan Provinsi.

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat Tahun 2018-2023 dimaksudkan untuk menjabarkan Visi dan Misi RPJMD

Provinsi Jawa Barat kedalam rencana program dan penganggaran pembangunan

kesehatan sesuai selama lima Tahun 2018 - 2023. Penyusunan Renstra juga

dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi pedoman bagi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah selama periode 5 (lima)

tahun ke depan terutama bagi pemerintah daerah, Stakeholder, dan seluruh

komponen masyarakat di Provinsi Jawa Barat, serta dapat menjadi pedoman

dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahunan

dan lima tahunan sesuai dengan hasil pelaksanaan rencana pembangunan

yang telah ditetapkan.

Mensinkronkan program prioritas Pemerintah Pusat di bidang Kesehatan

dengan prioritas Pemerintah Daerah Provinsi Bidang kesehatan yang dituangkan

kedalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan berupa Germas, PIS PK,

SPM Kesehatan, dan SDGs Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan. Menyelaraskan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan UPTD, pergantian Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2017, tentang penyelenggaraan

Kesehatan Provinsi Jawat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor Tahun

2017 tentang tugas pokok fungsi, rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk menjalankan sebagian tugas Pemerintah

Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Page 14: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

9

Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 45

Tahun 2016, tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Provinsi Jawa Barat; Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016 Tentang Tugas

Pokok Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan; sebagai

pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah.

b. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut :

1) Menjadi acuan resmi bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang Kesehatan

dalam menyusun dan menyelaraskan seluruh rencana pembangunan

kesehatan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian Visi dan Misi RPJMD

Provinsi Jawa Barat;

2) Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja), Penetapan

Kinerja, Perjanjian Kinerja serta perencanaan penganggaran Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat;

4) Meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

yang dapat diukur dan dievaluasi melalui LAKIP secara objektif berdasarkan basis

data capaian kinerja;

5) Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan daerah yang sinergis

dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan

kabupaten/kota serta dengan provinsi yang berbatasan.

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 disusun

berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan

tujuan serta sistematika penulisan. Pada Pendahuluan ini berisikan :

1.1 Latar Belakang

Page 15: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

10

Latar belakang, mengemukakan secara ringkas tentang pengertian Renstra, fungsi

Renstra dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan

Renstra, dan mengemukakan keterkaitan Renstra dengan RPJMD, Renstra K/L

dan Renstra Provinsi/Kabupaten/ Kota, dan dengan Rencana Kerja.

1.2 Dasar Hukum

Landasan hukum, penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah,

peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur

organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan PD, serta pedoman yang dijadikan

acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan, memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dan

penyusunan Renstra Perangkat Daerah.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan, menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra,

serta garis besar isi dokumen.

BAB II PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Pada Bab ini menguraikan tentang kedudukan dan tugas pokok, struktur

organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, Serta tantangan dan peluang

pengembangan Pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat. Memuat Data

dan Informasi kondisi terakhir tentang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat , yang

memuat antara lain :

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Tugas pokok, fungsi, dan susunan organisasi memuat penjelasan umum tentang

dasar hukum pembentukan PD Dinas Kesehatan, Struktur Organisasi PD

Dinas Kesehatan, uraian tugas dan fungsi PD Dinas Kesehatan

2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan

Sumber daya PD Dinas Kesehatan, memuat penjelasan ringkas tentang macam

sumber daya yang dimiliki PD Dinas Kesehatan dalam menjalankan tugas dan

Page 16: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

11

fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal (sarana dan prasarana)

dan unit usaha yang masih operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan

Kinerja Pelayanan menunjukan tingkat capaian kinerja PD Dinas Kesehatan

berdasarkan sasaran / target Renstra sebelumnya, SPM , atau indikator lainnya

seperti SDGs.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra Dinas

Kesehatan Kab/Kota yang dapat berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi

pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Barat pada 5 ( lima ) tahun ke depan.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

Pada Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas

dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala

Daerah dan Wakil Depala daerah terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra PD,

serta Isu- isu strategis baik Internasional, Nasional dan Daerah yang menjadi salah

satu dasar pertimbangan dalam menentukan isu strategis Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Informasi yang dimuat pada

Bab ini secara rinci meliputi:

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas;

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan wakil Gubenur;

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Kesehatan Kab/Kota;

3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis.

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Pada Bab ini diuraikan Visi dan Misi, tujuan dan sasaran jangka menengah yang

akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 5

(lima) tahun kedepan serta strategi dan kebijakan yang akan ditempuh dalam

mewujudkan visi dan misi . Adapun isi dari Bab ini memuat diantaranya tentang :

Page 17: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

12

4.1. Tujuan.

4.2. Sasaran.

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Berisi rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan dalam lima tahun

mendatang.

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Berisi penjelasan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagai instrumen penjabaran dan

pelaksanaan tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

periode 2018- 2023.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN

Bab ini Mengemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan yang secara langsung

menunjukan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam

lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran RPJMD.

BAB VIII PENUTUP

Bab ini menguraikan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat Tahun 2018 – 2023 serta penutup.

Lampiran - Lampiran

Page 18: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

13

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

DINAS KESEHATAN JAWA BARAT

2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan

Peraturan Gubernur nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Perangkat

Daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Jawa Barat membuat Keputusan Daerah

terlebih dahulu yang didasari Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah yang diimplementasikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Rumah Sakit menjadi bagian UPTD Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang sebelumnya berdiri sebagai Peangkat Daerah

tersendiri. Untuk itu sejak tahun 2017 RS Al Ihsan, RS Jiwa, RS Paru dan RS

Pameungpeuk dan RS Jampangkulon menjadi UPTD Dinas Kesehatan. Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Peraturan

Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal; Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan

Minimal, dan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Tujuan dari pembangunan Bidang Kesehatan di Provinsi Jawa Barat seperti yang

tercantum dalam RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018-2023 adalah

Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan sasaran

Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan

melalui indicator Indek Pembangunan Manusia (IPM), Angka Harapan Hidup (AHH),

Indek Kebahagiaan.

Ruang lingkup pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

meliputi tanggung jawab dan kewenangan; hak dan kewajiban; pelayanan kesehatan;

sumber daya manusia kesehatan; pembiayaan kesehatan; sediaan farmasi alat

kesehatan dan makanan; manajemen informasi dan regulasi kesehatan; pemberdayaan

masyarakat; pelayanan lintas batas; penelitian dan pengembangan kesehatan; peran

swasta dan masyarakat; dan koordinasi.

Tugas Pokok Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 50 Tahun 2017

Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan,

Tugas Pokok Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah melaksanakan urusan

pemerintahan daerah bidang kesehatan meliputi kesehatan masyarakat, pencegahan

dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dansumber daya kesehatan yang

Page 19: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

14

menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan melaksanakan

tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi berwenang

melaksanakan penyelenggaraan kesehatan berdasarkan urusan wajib Pemerintah

Daerah.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Bidang

Kesehatan, meliputi :

a. Pengelolaan UKP rujukan tingkat daerah provinsi / lintas daerah kabupaten/kota;

b. Pengelolaan UKM Daerah provinsi dan tingkat provinsi / lintas kabupaten / kota;

c. Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah

provinsi;

d. Perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan untuk UKP dan

UKM daerah provinsi;

e. Penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi (PBF) cabang dan cabang penyalur

alat kesehatan (PAK);

f. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UKOT);

g. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh provinsi, kelompok

masyarakat, oraganisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat provinsi;

h. Pelayanan kesehatan penduduk berdampak akibat bencana;

i. Pelayanan kesehatan penanganan Kejadian Luar Biasa Penyakit;

j. Kerjasama Pembangunan Bidang Kesehatan di Wilayah Perbatasan;

Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah :

a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang

menjadi kewenangan Daerah Provinsi;

b. Penyelenggaraan pengelolaan bidang kesehatan, yang menjadi kewenangan

Daerah Provinsi;

c. Penyelenggaraan administrasi Dinas;

d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

e. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Sesuai dengan Peraturan Gubernur

Nomor 45 Tahun 2016 tentang kedudukan dan susunan organisasi perangkat daerah

provinsi Jawa Barat. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016 Tentang

Pedoman Teknis Pengorganisasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Tipologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan Tipe A mempunyai unit kerja

Page 20: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

15

terdiri dari satu sekretariat paling banyak 3 sub bagian, 4 bidang dengan masing masing

bidang paling banyak 3 seksi dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat

1) Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina,

mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, yang

menjadi kewenangan Daerah Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan

melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

Sekretaris

Bidang Kesehata

Masyarakat

Bidang Pelayanan

Kesehatan

Bidang Pencegahan

Pengendalian Penyakit

Bidang Sumber Daya

Kesehatan

Seksi Kesehatan

Lingkungan dan Olah

Raga

Seksi Pelayanan

Kesehatan Primer

dan Kestrad

Seksi Kesehatan

Keluarga dan KIA Gizi

Seksi Pelayanan

Rujukan

Seksi Mutu dan

Akreitasi

Seksi Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Seksi Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit Menular

Seksi Kefarmasian

dan Alkes

Seksi Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit tdk menular

Seksi Sumber Daya

Manusia

Seksi Surveilans dan

Immunisai

Seksi Pembiayaan

dan Jaminan

Kesehatan

UPTD :

1. RSUD Al Ihsan

2. RS Jiwa

3. RS Paru

4. RSUD Pamengpeuk

5. RSUD Jampang Kulon

6. RS Kesehatan Kerja

7. Upelkes

8. BLK

Kelompok Jabatan

Fungsional

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Perencanaan

& Pelaporan

Sub Bagian

Kepegawaian

& Umum

Kepala Dinas Kesehatan

Page 21: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

16

Kepala Dinas mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan yang menjadi

kewenangan Daerah Provinsi;

b. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kesehatan, yang menjadi

kewenangan Daerah Provinsi;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas;

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Kepala Dinas, yaitu:

a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas;

b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

c. menyelenggarakan fasilitasi kesehatan masyarakat, meliputi regulasi dan

pembinaan;

d. menyelenggarakan pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyakit;

e. menyelenggarakan fasilitasi pelayanan kesehatan, meliputi regulasi dan

pembinaan;

f. menyelenggarakan fasilitasi sumber daya kesehatan, meliputi regulasi dan

pembinaan;

g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis bidang

kesehatan;

h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah

Provinsi bidang kesehatan;

i. menyelenggarakan kerja sama dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan Lembaga

terkait lainnya, dalam dan luar negeri dalam bidang kesehatan;

j. menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian Dinas;

k. menyelenggarakan perumusan bahan Renstra, Renja, RKT, RKA, DPA, DIPA, dan

PK, LKIP, LKPJ, LPPD, dan LHKASN lingkup Dinas;

l. menyelenggarakan fasilitasi Pelayanan Informasi Publik;

m. menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian

Internal Pemerintahan;

n. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas;

o. menyelenggarakan perumusan hasil verifikasi, menyampaikan rekomendasi, dan

pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan

hibah/bantuan sosial bidang kesehatan;

p. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan;

Page 22: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

17

q. menyelenggarakan perumusan dan penyampaian saran pertimbangan

mengenai bidang kesehatan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah

Daerah Provinsi;

r. memimpin seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas;

s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Dinas;

t. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;

u. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Sekretaris Dinas

Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Dinas,

meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan umum

serta membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-Bidang.

Sekretariat mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan koordinasi, menghimpun, dan pengkajian bahan kebijakan teknis

bidang kesehatan, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

b. penyelenggaraan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan

aset, kepegawaian dan umum;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas;

Rincian tugas Sekretariat, yaitu:

a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Dinas;

b. menyelenggarakan koordinasi, pengkajian, dan menghimpun bahan kebijakan teknis

bidang kesehatan, yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

c. menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan;

d. menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, meliputi penganggaran,

penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi, dan pelaporan keuangan

serta pengelolaan aset Dinas;

e. menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian, meliputi pengusulan

formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi, pembinaan disiplin,

kesejahteraan serta pensiun pegawai Dinas dan UPTD;

f. menyelenggarakan pelayanan administrasi umum, meliputi ketatausahaan,

kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan, dan

pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta pengelolaan perpustakaan dan

kearsipan Dinas;

g. menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan

Dinas dan UPTD;

Page 23: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

18

h. menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian

peraturan perundang-undangan lingkup Dinas;

i. menyelenggarakan pengumpulan dan pengkajian bahan Renstra, Renja, RKT,

RKA, DPA, DIPA, dan PK, serta LKIP, LKPJ, LPPD, dan LHKASN lingkup Dinas;

j. menyelenggarakan fasilitasi Pelayanan Informasi Publik;

k. menyelenggarakan pengkajian bahan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal

Pemerintahan;

l. menyelenggarakan administrasi Dinas;

m. menyelenggarakan koordinasi dan mengolah bahan tindak lanjut Laporan Hasil

Pemeriksaan lingkup Dinas;

n. menyelenggarakan koordinasi dan pengkajian bahan verifikasi, bahan

rekomendasi, dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan

keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang kesehatan;

o. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan;

p. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai

kesekretariatan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;

q. menyelenggaraan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat;

r. menyelenggarakan pengolahan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi sekretariatan UPTD;

s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Dinas;

t. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sekretariat membawahkan:

a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

b. Subbagian Keuangan dan Aset;

c. Subbagian Kepegawaian dan Umum.

3. Bidang Kesehatan Masyarakat

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang kesehatan aspek kesehatan masyarakat, meliputi kesehatan keluarga

dan gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan kesehatan lingkungan serta

kesehatan kerja dan olah raga.

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;

b. penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi kesehatan masyarakat;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang; dan

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 24: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

19

Rincian tugas Bidang Kesehatan Masyarakat:

a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Kesehatan Masyarakat;

b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;

c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis

bidang kesehatan masyarakat;

d. menyelenggarakan pembinaan kesehatan keluarga dan gizi;

e. menyelenggarakan fasilitasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

f. menyelenggarakan pembinaan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;

g. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan kesehatan masyarakat;

h. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang;

i. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan

terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial

bidang kesehatan masyarakat;

j. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai kesehatan

masyarakat sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;

l. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang

Kesehatan Masyarakat;

m. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;

n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Kesehatan Masyarakat;

o. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:

a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;

b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan

c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga.

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan, aspek pencegahan dan

pengendalian penyakit, meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian

penyakit menular, serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa.

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian

penyakit;

b. penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit;

Page 25: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

20

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit;

d. penyelenggaraan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yaitu:

a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit;

b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian

penyakit;

c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian

teknis bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;

d. menyelenggarakan pembinaan surveilans dan imunisasi;

e. menyelenggarakan pembinaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular;

f. menyelenggarakan pembinaan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

dan kesehatan jiwa;

g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis pelaksanaan

pengelolaan pencegahan dan pengendalian penyakit;

h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit;

i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

j. menyelenggarakan penyusunan bahan verifikasi rekomendasi dan pemantauan

terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial

bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;

k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai bidang

pencegahan dan pengendalian penyakit sebagai bahan perumusan kebijakan

Pemerintah Daerah Provinsi;

m. menyelenggarakan seluruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

n. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;

o. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit;

p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:

a. Seksi Surveilans dan Imunisasi;

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan

c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Page 26: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

21

5. Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang kesehatan, aspek pelayanan kesehatan, meliputi pelayanan

kesehatan primer dan kesehatan tradisional, pelayanan rujukan dan mutu pelayanan

kesehatan.

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan;

b. Penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi pelayanan kesehatan;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan;

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan, yaitu:

a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pelayanan Kesehatan;

b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan;

c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian

teknis bidang pelayanan kesehatan;

d. menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer dan kesehatan tradisional;

e. menyelenggarakan fasilitasi pelayanan rujukan;

f. menyelenggarakan pembinaan mutu pelayanan kesehatan;

g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan

pengelolaan pelayanan kesehatan;

h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan;

i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang

Pelayanan Kesehatan;

j. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan

terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah / bantuan

sosial bidang pelayanan kesehatan;

k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai pelayanan

kesehatan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;

m. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang

Pelayanan Kesehatan;

n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan;

o. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;

p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;

Page 27: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

22

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan

c. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan.

6. Bidang Sumber Daya Kesehatan

Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang kesehatan, aspek sumber daya kesehatan, meliputi

kefarmasian dan alat kesehatan, pembiayaan dan jaminan kesehatan serta sumber

daya manusia kesehatan.

Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sumber daya kesehatan;

b. penyelenggaraan pengelolaan dan fasilitasi sumber daya kesehatan;

c. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan

d. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Bidang Sumber Daya Kesehatan, yaitu:

a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Sumber Daya Kesehatan;

b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang sumber daya

kesehatan;

c. menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis

di bidang sumber daya kesehatan;

d. menyelenggarakan kefarmasian dan alat kesehatan;

e. menyelenggarakan pembiayaan dan jaminan kesehatan;

f. menyelenggarakan sumber daya manusia kesehatan;

g. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian teknis pelaksanaan

pengelolaan sumber daya kesehatan;

h. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan sumber daya kesehatan;

i. menyelenggarakan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Bidang Sumber

Daya Kesehatan;

j. menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan

terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial

bidang sumber daya kesehatan;

k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. menyelenggarakan pengkajian bahan saran pertimbangan mengenai sumber daya

kesehatan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi;

m. menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bidang

Sumber Daya Kesehatan;

n. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Bidang;

Page 28: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

23

o. menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD; dan

p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:

a. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan;

b. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;

c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas, dibentuk UPTD.

Pembentukan dan Susunan serta Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja

UPTD diatur dengan Peraturan Gubernur.

a. UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis bidang UPTD Laboratorium

Kesehatan;

b) Penyelenggaraan pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan;

c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD Laboratorium Kesehatan;

d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

b. UPT Daerah Pelatihan Kesehatan mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang pelatihan kesehatan;

b) Penyelenggaraan pelatihan kesehatan;

c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD pelatihan kesehatan; dan

d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

c. UPT Daerah RSUD Pameungpeuk mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Pameungpeuk

Garut;

b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Pameungpeuk Garut meliputi Kepegawaian dan

Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan

Penunjang Medis dan Non Medis;

c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Pameungpeuk Garut, dan

d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

d. UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Kesehatan

Kerja;

b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Kesehatan Kerja meliputi Kepegawaian dan

Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan

Penunjang Medis dan Non Medis;

c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Kesehatan Kerja, dan

Page 29: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

24

d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

e. UPT Daerah RS Paru Sidawangi mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan pengaturan, perumusan kebijakan bidang pelayanan kesehatan

paru dan pelaynan kesehatan lainnya;

b) Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang bidang pelayanan kesehatan paru

dan pelayanan kesehatan lainnya ;

c) Penyelenggaraan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan dan

masyarakat;

d) Penyelenggaraan rujukan kesehatan paru termasuk rujukan pasien, ilmu

pengetahuan dan bahan pemeriksaan atau spesimen laboratorium;

e) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan serta kerja

sama bidang kesehatan paru dan pelayanan kesehatan lainnya;

f) Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi urusan pemerintahan

provinsi bidang pelayanan kesehatan paru dan pelayanan kesehatan lainnya; dan

g) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

f. UPT Daerah RS Jiwa mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan

khusus jiwa;

b) Penyelenggaraan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif kesehatan

khusus jiwa sesui denganstandar pelayanan rumah sakit;

c) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

d) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan khusus jiwa; dan

e) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan khusus jiwa.

g. UPT Daerah RSUD Al Ihsan mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;

b) Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah Provinsi bidang pelayanan

kesehatan meliputi medis, penunjang medis dan keperawatan serta sumber daya

manusia dan pendidikan;

c) Penyelenggaraan administrasi meliputi aspek umum dan keuangan;

d) Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan

Pemerintahan Daerah Provinsi Bidang pelayanan Kesehatan;

e) Penyelenggaraan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan, pengendaliaan,

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah Provinsi

Bidang Pelayanan Kesehatan; dan

Page 30: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

25

f) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

h. UPT Daerah RSUD Jampang Kulon mempunyai fungsi;

a) Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis UPTD RSUD Jampang

Kulon Sukabumi;

b) Penyelenggaraan UPTD RSUD Jampang kulon Sukabumi meliputi Kepegawaian

dan Umum, Perencanaan dan Informasi, Keuangan, Pelayanan Kesehatan, dan

Penunjang Medis dan Non Medis;

c) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan UPTD RSUD Jampang kulon Sukabumi;

d) Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang

ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional yang ditunjuk.

4) Jenis dan jenjang Tenaga Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

5) Jumlah Tenaga Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan beban kerja.

6) Rincian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

7) Pembinaan administratif Kelompok Jabatan Fungsional, diselenggarakan oleh

Sekretaris Dinas, meliputi penilaian dan penetapan angka kredit, usulan kenaikan

pangkat, gaji berkala, serta pendidikan dan pelatihan.

8) Hasil pelaksanaan tugas Tenaga Jabatan Fungsional disampaikan kepada

Kepala Dinas, Kepala Bidang terkait dan Sekretaris Dinas, melalui Subbagian

Perencanaan dan Pelaporan.

2.2. Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

2.2.1 Sumber Daya Manusia

a) SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH

(Orang) KETERANGAN

1. KEPALA DINAS 1 Dokter, S2

2. SEKRETARIS 1 S2 Epidemilogi Kesehatan

3. SUBBAGIAN

a. Kepala Subbagian Perencanaan dan Program 1 S2

Page 31: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

26

No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH

(Orang) KETERANGAN

b. Kepala Subbagian Keuangan 1 S1

c. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Umum 1 S2

d. Staf 174 - S2 = 7 orang

- S1 = 43 orang

- D3 = 24 orang

- SLTA = 83 orang

- SLTP = 9 orang

- SD = 10 orang

4. BIDANG 4 4

a. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan 1 Dokter, S2

1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

&Khusus

1 S2 Kesehatan

2. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi 1 Dokter, S2

3. Kepala Seksi Rumah Sakit 1 Dokter

4. Staf 54 - S2 = 6 orang

- S1 = 18 orang

- D3 = 13 orang

- SLTA = 17 orang

b. Kepala Bidang Regulasi Kebijakan Kesehatan 1 S2 Kesehatan

1. Kepala Seksi Akreditasi Sarana Kesehatan 1 S1 Kesehatan

2. Kepala Seksi Akreditasi Pendayagunaan

Tenaga Kesehatan

1 S2 Kesehatan

3. Kepala Seksi Legislasi Kebijakan Kesehatan 1 Dokter, S2

4. Staf 44 - S2 = 6 orang

- S1 = 13 orang

- D4 = 1 orang

- D3 = 9 orang

- SLTA = 15 orang

c. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan 1 Dokter Gigi, S2

1. Kepala Seksi Farmasi, Kosalkes dan Mamin 1 Apoteker, S2

2. Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

1 Dokter Gigi,S2

3. Kepala Seksi Teknologi dan Informasi

Kesehatan

1 S2 Kesehatan

4. Staf 40 - S2 = 7 orang

- S1 = 10 orang

- D3 = 4 orang

- SLTA = 17 orang

- SLTP = 1 orang

- SD = 1 orang

d. Kepala Bidang Bina Penyehatan Lingkungan dan

Pencegahan Penyakit

1 Dokter, S2

1. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan 1 S2 Hukum Kesehatan

2. Kepala Seksi Pengendalian Penyakit 1 S2 Kesehatan

3. Kepala Seksi Pengamatan Pencegahan

Penyakit dan Matra

1 Dokter, S2

4. Staf 58 - S2 = 4 orang

- S1 = 20 orang

- D3 = 13 orang

- SLTA = 20 orang

- SLTP = 1 orang

5. UPTD

a. Kepala UPELKES (Unit Pelatihan Kesehatan) 1 Dokter Gigi, S2

Kepala Seksi dan Staf 47 - S2 = 8 orang

- S1 = 19 orang

- SLTA = 11 orang

Page 32: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

27

No. BAGIAN BIDANG/UPT JUMLAH

(Orang) KETERANGAN

- SLTP = 6 orang

- SD = 3 orang

b. Kepala BLK (Balai Laboratorium Kesehatan) 1 Dokter Spesialis Patalogi

Klinik

Kepala Seksi dan Staf 70 - S2 = 4 orang

- S1 = 7 orang

- D4 = 1 orang

- D3 = 30 orang

- SLTA = 18 orang

- SLTP = 1 orang

- SD = 9 orang

b) SDM UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

............................................

c) SDM UPT Daerah Pelatihan Kesehatan;

............................................

d) SDM UPT Daerah RSUD Pameungpeuk;

............................................

e) SDM UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat;

............................................

f) SDM UPT Daerah RS Paru Sidawangi;

............................................

g) SDM UPT Daerah RS Jiwa;

............................................

h) SDM UPT Daerah RSUD Al Ihsan;

............................................

i) SDM UPT Daerah RSUD Jampang Kulon.

............................................

2.2.2 Sarana dan Prasarana

a) Sarpras Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

............................................

b) Sarpras UPT Daerah Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

............................................

c) Sarpras UPT Daerah Pelatihan Kesehatan;

............................................

d) Sarpras UPT Daerah RSUD Pameungpeuk;

............................................

e) Sarpras UPT Daerah RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat;

............................................

f) Sarpras UPT Daerah RS Paru Sidawangi;

............................................

g) Sarpras UPT Daerah RS Jiwa;

Page 33: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

28

............................................

h) Sarpras UPT Daerah RSUD Al Ihsan;

............................................

i) Sarpras UPT Daerah RSUD Jampang Kulon.

............................................

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

Tujuan pembangunan kesehatan di Jawa Barat yang tercantum dalam RPJMD

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang sehat secara mandiri. Indikator kinerja tujuan pembangunan tersebut

berupa Indek Pembangunan Manusia (IPM). Adapun Kinerja pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yang mendukung terhadap tujuan

tersebut, meliputi: Angka Harapan Hidup, Persentase Rumah Tangga mencapai yang

berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Desa Siaga Aktif Persentase

penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas; Persentase

penduduk yang menggunakan jamban sehat; Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan; Ratio kematian ibu; Ratio Kematian Bayi; Cakupan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan; Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk; Persentase

desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90; Persentase Kab/Kota yang mencapai Treatment

Succes Rate TB; Prevalensi Hipertensi; Persentase kab/kota dengan 100% Puskesmas

memberikan pelayanan kesehatan Jiwa; Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi

dokter spesialis dasar sesuai standar; Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi

dokter spesialis Penunjang sesuai standard; Jumlah Puskesmas yang sudah

Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit

mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standard; Persentasi

ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota; Persentase penduduk

dengan jaminan Kesehatan; Jumlah Dokumen Regulasi dan Kebijakan Pembangunan

Kesehatan; Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Page 34: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

29

Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

No

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Dinas

Kesehatan

Target NSPK

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21

1 Persentase Rumah Tangga mencapai yang berprilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

50% 52% 40% 55% 60% 48,36%

50,36%

63% 56,03% 58,10% 96,72 96,85 157,50 96,83% 96,83

2 Persentase Desa Siaga Aktif

70% 75% 80% 66,70% 74,10%

79,09%

93,29%

92,37%

94,90% 97,65% 112,98 124,39 115,46 131,78%

131,78

3 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas

58% 58, 50%

59,00% 59,50%

56,89

% 61,94

% 64,42% 64,84%

98,09

108,97

% 108,97

4 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

52,50%

53% 54% 54%

52,90%

53.3% 66,89% 67,95%

100,76

125,83%

125,83

5 Ratio Kematian Ibu 73/ 100.000

KH

91/ 100.000 KH

90/ 100.000 KH

89/ 100.000

KH

88/ 100.000 KH

87,8/100.000 KH

79,11/100.000 KH

88,10/ 100.000 KH

86,97/ 100.000 KH

77,83/ 100.000

KH

111,56

%

6 Ratio Kematian bayi 2,64/ 1000 KH

5/ 1000 KH

6/1000 KH

5,8/1000 KH

5,6/ 1000 KH

4,93/ 1000 KH

4,05/ 1000 KH

4,4/ 1000 KH

4,01/ 1000 KH

3,63/1000 KH

135,18

%

7 Prevalensi gizi buruk 0,60% 0,67 100% 0,58 0,56 0,87%

0,62 100% 0,6 0,6 145 92,54 100,00 92,86% 107,14

8 Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan

95% 92,50%

85% 86%

87% 88,00%

87,54%

95,95%

86,00% 91,81% 92,63 94,64 112,88 105,53%

105,53

9 Persentasi desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90%

100% 93,00%

90% 91% 92% 80,08%

93,56%

88,81%

91,07% 91,80% 80,08 100,60 98,68 94% 99,78

10 Angka keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Succes Rate)

86% 88% 78% 86% 87% 84% 88,94%

70,40%

62,00% 98,87% 97,67 101,07 90,26 98,87% 113,64

11 Prevalensi Hipertensi

2% 40,74%

33,06% 33,02%

1,92% 40,74

% 32,59% 33,00%

96,00 100,00 99,94% 99,94

Page 35: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

30

No

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Dinas

Kesehatan

Target NSPK

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 21

12 Persentase Kabupaten/Kota dengan 100% Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan Jiwa100%

100% 62,96

% 70,38

% 81,48% 92,59

% 61,52

% 62,96

% 74,10

% 92,59% 99,25% 61,52 100,00 105,29 107,19

% 107,19

13 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Dasar sesuai standar

97,36% 100%

37,50% 55,00%

55% 55,00

14 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Penunjang sesuai standar

60% 62% 52,63% 57,89

%

81,58

% 28,95

% 64,29% 62,50%

135,97 46,69 107,06

% 107,96

15 Jumlah Puskesmas yang sudah Terakreditasi

10% 10,00

% 34 64 128 8% 11,19

% 0 82 298 83,9% 111,90

% - 232,81

% 232,81

16 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi

85% 45,00

% 21 70 80 79% 42,25

% 29 76 87 92,94 93,89 138,10 108,75

% 108,75

17 Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standar

35 58 68 78 88 38 58 73 78 88 108,57 100,00 107,35 100% 100,00

18 Persentasi ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota

26 63,00

% 64% 65% 66% 26 62,63

% 78% 78,04% 88,74% 100,00 99,41 121,88 134,05

% 134,45

19 Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan

100% 50% 60% 65% 70% 124% 46% 62,50

% 68,56% 71,62% 124% 92,00 104,17 132,31

% 102,31

20 Jumlah Dokumen Regulasi kebijakan pembangunan kesehatan

3 2 2 2

3 5 0 2

100,00 250,00 100% 100,00

21 Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat

39% 1 1

40,74

% 1 1

104,46 100% 100,00

Page 36: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

31

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan

yang digunakan sebagai salah satu dasar penghitugan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). Angka Harapan Hidup memberikan gambaran probabilitas umur maksimal yang

dapat dicapai seorang bayi baru lahir.

Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa, sehingga

dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat

kesehatan pada khususnya. Peningkatan Angka Harapan Hidup menunjukkan adanya

peningkatan kehidupan dan kesejahteraan penduduk serta meningkatnya derajat

kesehatan suatu bangsa.

Untuk dapat meningkatkan Umur Harapan Hidup bukan saja diperlukan program

pembangunan kesehatan namun diperlukan juga progam sosial lainnya seperti program

pemberantasan kemiskinan, perbalikan kualitas lingkungan hidup, kecukupan pangan

dan gizi dan pendidikan. Indikator Angka Harapan Hidup tidak bisa didapatkan dari

sistem pencatatan pelaporan rutin, tetapi melalui estimasi berdasarkan data primer hasil

survey atau sensus yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Gambar Angka Harapan Hidup (AHH) Penduduk

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2017

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 capaian AHH Provinsi

Jawa Barat, dari tahun 2012 berkisar 71,82 setiap tahunnya meningkat sampai pada

tahun 2017 yaitu pada angka 72,47. AHH menurut Kabupaten Kota Jawa Barat yang

tertinggi berada di Kota Bekasi mencapai 74.63 dan terendah berada di Kabupaten

Tasikmalaya dengan 68,71 tahun. AHH menurut Kabupaten/Kota, secara rinci dapat

tergambarkan pada gambar grafik dibawah ini.

Page 37: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

32

Gambar

Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten Kota

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2017

Sebanyak 8 kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat mempunyai AHH diatas rata

rata Jawa Barat, yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab.

Bekasi, Kab. Bandung, Kota Bogor dan Kabupaten Kuningan. Fokus pembangunan

kesehatan di Jawa Barat selama lima tahun ke depan diprioritaskan pada 19

kabupaten/kota yang mempunyai AHH dibawah rata-rata Provinsi.

Pencapaian Target Indikator Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat Tahun 2013-2018 yang tertuang dalam tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

2.3.1 Persentase Rumah Tangga mencapai yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

Capaian kinerja PHBS tahun 2017 adalah 58,1%, tidak mencapai target dari target

sebesar 60 %, namun jika dibandingan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar

56,03 %, capaian kinerja mengalami peningkatan 2,1% Hal ini dikarenakan ada

komitmen Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam dukungan anggaran program PHBS

yang melibatkan organisasi kemasyarakat (ormas), akademisi dan dunia usaha dalam

pelaksanaan kampanye PHBS.

Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 14.147.170 rumah tangga, dan

dipantau sikap perilaku ber-PHBS sebanyak 8.027.722 keluarga (56,7%) , dari

pemantauan ini ditemukan 4.309.125 keluarga berprilaku PHBS (53,7%). Berdasarkan

Kab/Kota di Jawa Barat Cakupan tertinggi di capai oleh Kota Depok (77,5%) dan

Page 38: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

33

terendah Kota Sukabumi (37,6%). Sementara pelaksanaan PHBS tatanan di tempat

kerja, tempat-tempat umum, sekolah belum dijadikan indikator kinerja provinsi.

Gambar 2....

Persentase Rumah Tangga Ber- Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Persentase Rumah tangga ber-PHBS tertinggi berada di kota Depok sebesar 78

% dan Kota Banjar 70 %. Sedangkan persentase PHBS terendah berada di kota

Sukabumi (40,90%) dan Kabupaten Ciamis (41,50%).

Program PHBS di tahun 2017 diperkuat dengan adanya Inpres Nomor 1 tahun

2017 tentang Germas. Inpres tersebut ditujukan kepada Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat

untuk Hidup Bersih Sehat yang meliputi: Persalinan oleh nakes, Pemeriksaan Kehamilan

Nakes, ASI Ekslusif, Menimbang balita, konsumsi gizi seimbang, penggunan air bersih,

penggunaan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, lantai rumah rumah

kedap air, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, menggosok

gigi, tidak menggunakan miras/narkoba, kepesertaan jaminan kesehatan dan

melakukan pemeriksaan sarang nyamuk.

Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan mengurangi risiko terjadinya

kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, dengan pemberian ASI

ekslusif dan makanan bergizi pada balita dapat mencegah gizi buruk pada balita dan

stunting pada anak. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah raga,

mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak

merokok dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih,

jamban dan lantai mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti

diare, penyakit kulit, dan lain-lain.

Page 39: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

34

2.3.2 Persentase Desa Siaga Aktif

Pencapaian kinerja indikator kinerja desa aktif tahun 2017 sebesar 97,65% dari

target 74,10 %. Jika dilihat selama tiga tahun terakhir cenderung menunjukan adanya

peningkatan cakupan dan kenaikan strata purnama dan mandiri .

Permasalahan yang dihadapi adalah Pembinaan terhadap Pokjanal dari

Desa/kelurahan siaga aktif belum optimal, terutama oleh tim pokjanal kabupaten/kota;

kecamatan, disebabkan belum optimalnya keterlibatan lintas sektor pada pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten kota.

Upaya yang harus dilakukan adalah perlu adanya dukungan kebijakan dari

Pemerintah Provinsi berupa Peraturan Daerah dalam mengoptimalkan alokasi dana

desa untuk kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) sesuai Peraturan

Menteri Desa No. 5 Tahun 2015, meningkatkan peran dunia usaha dan organisasi

masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat.

2.3.3 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas

Pencapaian indikator kinerja persentase penduduk yang memiliki akses terhadap

air minum yang berkualitas pada tahun 2017 sebesar 74,43 % melampaui target

sebesar 59,5 %, hal ini disebabkan adanya alokasi anggaran dari APBN untuk program

pembangunan sarana air minum (Pamsimas/Sabermas). Pada tahun 2017, ada 5

Kabupaten / Kota yang capaiannya rendah dibandingkan dengan Kab/Kota yang lain

dibawah 50%, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,

Kabupaten Pangandaran dan Kota Cimahi.

Gambar 2...

Cakupan Penduduk dengan Akses Air Minum layak

di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Page 40: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

35

Cakupan penduduk dengan Akses Air Minum Layak di Provinsi Jawa Barat tahun

2017 sebesar 74,43 %. Berdasarkan kabupaten kota cakupan tertinggi di Kota Cirebon

sebesar 98 % sedangkan cakupan yang terendah di kabupaten Karawang 49,16 %.

Terdapat 17 kabupaten kota cakupan penduduk dengan akses air minum layak lebih

besar (≥) dari cakupan provinsi.

Adapun air minum berdasarkan pemeriksaan sampel air minum sebanyak 10.026

sample dari penyedia/penyelenggara Air Minum, diperiksa 7.709 sampel (76,61%)

memenuhi syarat baik fisik, bakteriologis maupun kimia, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari gambar berikut ini.

Gambar 2...

Cakupan (%) Penyelenggara Air Minum memenuhi Syarat

Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

2.3.4 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat

Pencapaian indikator kinerja persentase penduduk yang menggunakan jamban

sehat pada tahun 2017 tercapai targetnya karena disamping semua Kab/kota telah

menyampaikan laporannya. Data- data di dapatkan dari hasil kegiatan yang telah

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi maupun yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan kabupaten / Kota. Dapat dilihat dari tabel data capaian tahun 2017.

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan kabupaten kota, cakupan akses

penduduk terhadap penggunaan jamban sehat di Provinsi Jawa Barat tahun 2017

adalah 69,6% dari target sebesar 54 %.

Page 41: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

36

Gambar 2...

Akses Penduduk Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Cakupan penggunaan jamban sehat di kabupaten kota yang tertinggi

dicapai oleh Kota Bekasi sebesar 97,3 % dan Kota Cirebon sebesar 93,4 %.

Sedangkan cakupan penggunaan jamban sehat terendah berada di Kabupaten

Karawang 44,7% .

2.3.5 Ratio kematian ibu

Rasio kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 capaian indikator rasio

kematian tahun 2017 sebesar 76,03 per 100.000 KH dari target 88 per 100.000 KH

sudah mencapai target penurunan rasio kematian ibu, jika dibandingkan dengan

proporsi AKI tahun 2017 yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa Barat sudah

berada di bawah target nasional (MDG)s tahun 2017.

Berdasarkan data Kabupaten/Kota tahun 2017 jumlah kematian ibu

maternal yang terlaporkan sebanyak 696 orang (76.03/100.000 KH), jumlah ini

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016, kematian ibu sebanyak 799.

Jumlah Kematian Ibu dengan proporsi kematian pada Ibu Hamil 183 orang

(19,9/100.000), pada Ibu Bersalin 224 orang (24,47/100.000 KH), dan pada Ibu

Nifas, 289 orang (31,57/100.000 KH).

Page 42: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

37

Gambar 2... Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012 – 2017

Sumber: Profil Kesehatan Tahun 2017

Gambar 2.

Angka Kematian Ibu (Dilaporkan) Per 100.000 di Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber: Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Berdasarkan Kabupaten/Kota rasio kematian ibu melahirkan antara

23,4/100.000 KH – 131,4/100.000 KH, tertinggi terdapat di Kabupaten Karawang

dan terendah di Kota Bekasi. Terdapat 10 Kabupaten/Kota dengan proporsi

kematian ibu dibawah rata-rata Jawa Barat yaitu, Kota Bekasi, Kota Bogor,

Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten

Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Ciamis dan Kota Cirebon.

Page 43: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

38

Gambar 2.. Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur dan Persalinan

Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Sumber: Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Kematian ibu sebanyak 696 orang terjadi pada ibu hamil 183 orang (26,29

%), ibu bersalin 224 orang (32,18 %) dan ibu nipas sebanyak 289 orang (41,52

%). Kmetian Ibu berdasarkan pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 49 orang

(7,04%), kelompok umur 20 - 34 tahun sebanyak 456 orang (65,5%) dan >35

tahun sebanyak 191 orang (27,44%).

2.3.6 Ratio Kematian Bayi

Rasio kematian bayi di Provinsi Jawa Barat didapat berdasarkan data dari

kabupaten/kota, yang didapat dari jumlah kematian bayi dibagi jumlah kelahiran

hidup dikali 1.000 KH. Ratio kematian bayi tahun 2017 sebesar 3,63/1000 KH dari

target sebesar 5,6 / 1000 KH sudah mencapai target, dan terjadi penurunann di

bandingkan tahun 2016 4,01 % atau jumlah kematian bayi pada tahun 2017

sebanyak 2764 bayi mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016

sebanyak 3.730 bayi.

Gambar 2. Jumlah Kematian Bayi

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 s/d 2017

Page 44: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

39

Penyebab kematian neonatal pada tahun 2017 diakibatkan oleh BBLR

sejumlah 1.132 bayi, asfiksia sejumlah 799 bayi, sepsis sejumlah 93 bayi, Kelainan

bawaan sejumlah 302 bayi, diare sejumlah 30 bayi, kelainan saluran cerna

sejumlah 20 bayi, kelainan saraf sejumlah 2 bayi dan lain-lain sejumlah 338 bayi.

Penyebab tidak langsung diakibatkan karena anemia ibu hamil dalam kehamilan,

infeksi, kualitass ANC yang tidak optimal, kepatuhan petugas yang masih kurang,

cakupan kunjungan layanan antenatal dan koordinasi lintas sektor.

Dari kematian bayi sebesar 3,4/1.000 kelahiran hidup, terdapat angka

kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesar 3,1/1.000 kelahiran hidup atau

84,63 % kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan demikian

disarankan dalam penangan AKB lebih difokuskan pada Bayi Baru Lahir

Gambar 2...

Angka Kematian Bayi

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Tahun 2017

Angka Kematian Bayi menggambarkan rasio kematian bayi di daerah

tertentu per 1.000 Kelahiran Hidup. Kabupaten/Kota dengan rasio kematian bayi

tertinggi terdapat di Kota Banjar sebanyak 13.07/1.000 KH, Kabupaten

Pangandaran, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Indramayu.

2.3.7 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu

dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko

diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang

dilakukan meliputi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas

ibu hamil. Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan

Page 45: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

40

ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Capaian Kinerja

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 sebesar

95,4 % dari target 90%.

Gambar 2... Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 - 2017

Sumber : Tabel Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Apabila dibandingkan antara Kabupaten/Kota tahun 2017, terdapat 24

Kabupaten/Kota yang mempunyai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

≥90% dan 3 Kabupaten/Kota belum mencapai target, yaitu Kota Bekasi,

Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Berikut adalah gambaran

cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun

2017.

Gambar 2.. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017

Page 46: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

41

Indikator tersebut untuk lima tahun kedepan disesuaikan dengan indikator

Kementerian Kesehatan menjadi persentase kabupaten kota dengan cakupan

persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan minimal 88 %. Jumlah kab/kota dengan

cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan minimal 88 persen di bagi

jumlah kabupaten/kota di kali 100.

2.3.8 Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk

Data kasus gizi buruk baru adalah data yang ditemukan di 27 kab/ kota

yang diperoleh dari hasil pengukuran Bulan penimbangan balita. Sasarannya

adalah seluruh balita usia 0 – 59 bulan, ditimbang berat-badannya, dan diukur

tinggi badannya kemudian dilakukan penilaian status gizi berdasarkan 3 indikator

yaitu BB/U (berat badan menurut tinggi badan), TB/U (Tinggi Badan Menurut

Umur) dan BB/TB (Berat Badan berdasarkan Tinggi Badan).

Belum optimalnya penatalaksanaan kasus gizi buruk ada kaitannya dengan

kebijakan program gizi kita yang masih mengedepankan asupan pangan,

makanan dan konsumsi sebagai penyebab utama masalah gizi. Kebijakan yang

ada cenderung mengabaikan faktor lain, disamping masalah utama asupan gizi

juga masalah lain seperti air bersih, kebersihan lingkungan juga kurang optimalnya

upaya promosi tentang nutrisi kepada orang tua balita.

Program gizi masyarakat cenderung menjadi program sektoral yang berdiri

sendiri dengan persepsi berbeda mengenai masalah gizi dan indikatornya,

sehingga penanganannya tidak komprehensif. Upaya yang dilakukan untuk

mencapai target indikator ialah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang

dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja

(pria dan wanita usia subur). Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi

pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian,

diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan

terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga

dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas.

Indikator kinerja program gizi masyarakat untuk lima tahun kedepan di

tambah dengan Prevalensi stunting sesuai dengan inditator dari Kementrian

Kesehatan.

2.3.9 Persentase desa/kelurahan mencapai UCI ≥ 90

Indikator kinerja pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi adalah Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai cakupan imunisasi

dasar ≥ 90% disebut UCI (universal child immunization). Pencegahan penyakit

Page 47: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

42

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan akses semua bayi (0-11

bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, DPTHB3, Polio 4, dan

Campak dengan cakupan minimal 90 %, sehingga UCI merupakan indikator

komposit pelaksanaan imunisasi.

Gambar 3. Cakupan Desa/Kelurahan UCI

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017

Sumber: Profil Kesehatan Tahun 20012-2017

Desa yang mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi

dasar lengkap di atas 90 % untuk Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk Indikator

kementrian kesehatan adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi dasar

lengkap di atas 80 %.Capaian kinerja Tahun 2017 sebesar Cakupan UCI Jawa

Barat tahun 2017 sebesar 88,8 %, dari target sebesar 92 %. Secara rinci per-

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.... Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2017

Page 48: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

43

Pada tahun 2017 cakupan desa/kelurahan UCI, sebanyak 5.291

desa/kelurahan dari 5.956 yang ada di Jawa Barat (88,8 %), tersebar di 27

Kabupaten/Kota dengan cakupan antara 72,2%-100%, Kabupaten/Kota dengan

cakupan dibawah 80% terdapat di 3 (tiga) Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten

Bandung 78,6 %, Kabupaten Indramayu 74,4 % dan Kabupaten Cirebon 72,2 %.

2.3.10 Persentase Kab/Kota yang mencapai Treatment Succes Rate TB

Capaian kinerja kegiatan pencegahan dan pengendalian TB Paru Tahun

2017 dengan indikator keberhasilan pengobatan (treatment succes rate) TB

sebesar sebesar 98 % dari taget sebesar 86 % (sudah melampaui target). Angka

Keberhasilan Pengobatan / Treatment Succes Rate Tuberkulosis (TSR TB) adalah

angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru yang terkonfirmasi

bakteriologi yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun

pengobatan lengkap) dibagi pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakeriologis yang

ditemukan. Angka Keberhasilan Pengobatan merupakan indikator utama dalam

menilai keberhasilan terhadap pengobatan pasien TB, karena bila angka

keberhasilan pengobatan dibawah target < 85% perlu diwaspadai adanya

permasalahan TB dimasa yang akan datang (side effek), misalnya makin

meningkatnya kasus kebal / resisten obat (TB MDR), meningkatnya kasus TB HIV,

atau makin meningkatnya kasus TB dengan komorbid, masalah lainnya TB dengan

gizi buruk, TB dengan Diabetes Mellitus (DM).

2.3.11 Prevalensi Hipertensi

Salah satu ukuran keberhasilan kegiatan pengendalian penyakit tidak

menular yaitu menurunnya angka prevalensi hipertensi. Hipertensi adalah suatu

kondisi di mana tekanan sistolik darah > 140 mmHg dan /atau diastolik > 90 mmHg

(WHO, 2013). Tekanan darah merupakan gambaran patofisiologis tubuh yang bisa

diukur dengan pengukuran tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor risiko

antara sebelum munculnya penyakit tidak menular (jantung, stroke).

Capaian kinerja tahun 2017 yaitu sebesar 33% dari target sebesar 33,02

% dapat dicapai dengan menurunnya prevalensi hipertensi sebesar 0,02 %.

Pada tahun 2017, perolehan data prevalensi dilakukan melalui skrining

hipertensi di kabupaten/kota, pada 10 (sepuluh) puskesmas di masing-masing

kabupaten/kota. Pemilihan kabupaten/kota dan puskesmas dilakukan secara

acak, selanjutnya kabupaten/kota dan puskesmas melakukan pengukuran

terhadap pengunjung di atas usia 18 tahun.

Page 49: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

44

Tabel 2... Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Kab/Kota Tahun 2017

No Kabupaten / Kota Jumlah Diukur

Jumlah Tekanan

Darah Tinggi

Prevalensi (%) Tekanan Darah Tinggi

1 Kab. Bogor 1150 317 27.60

2 Kab. Sukabumi 650 181 27.85

3 Kab. Cianjur 500 163 32.60

4 Kab. Bandung 700 216 30.80

5 Kab. Garut 750 272 36.20

6 Kab. Tasikmalaya 450 142 31.60

7 Kab. Ciamis 450 157 34.90

8 Kab. Kuningan 450 198 43.90

9 Kab. Cirebon 700 132 18.90

10 Kab. Majalengka 350 138 39.50

11 Kab. Sumedang 400 124 31.00

12 Kab. Indramayu 550 149 27.10

13 Kab. Subang 450 161 35.80

14 Kab. Purwakarta 250 79 31.60

15 Kab. Karawang 600 170 28.30

16 Kab. Bekasi 500 159 31.80

17 Kab. Bandung barat 350 112 32.00

18 Kab. Pangandaran 150 39 26.00

19 Kota Bogor 300 95 31.67

20 Kota Sukabumi 150 45 30.00

21 Kota Bandung 850 190 22.35

22 Kota Cirebon 250 73 29.20

23 Kota Bekasi 350 104 29.71

24 Kota Depok 400 105 26.20

25 Kota Cimahi 150 39 26.00

26 Kota Tasikmalaya 250 75 30.00

27 Kota Banjar 100 25 25.00

Jawa Barat 12200 3660 30.00

2.3.12 Persentase kab/kota dengan 100% Puskesmas memberikan pelayanan

kesehatan Jiwa

Capaian indikator sasaran pelayanan kesehatan jiwa tahun 2017 adalah

107,19%, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Permasalahan dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat :

1. Treatment Gap besar

2. Sebagian besar gangguan jiwa berat belum terdeteksi, belum diobati, kronik

dipasung dan menggelandang

3. Terdapat kesenjangan antara kebutuhan atau tuntutan dengan ketersediaan

sumber daya (manusia, dana dan obat psikofarmaka).

Page 50: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

45

4. Stigma dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa berat, masih tinggi

sering menjadi korban pelanggaran HAM .

5. Perubahan SOTK yang mengampu kesehatan jiwa.

Pemecahan masalah yang sudah dilakukan, yaitu:

1. Celah dalam pelayanan kesehatan jiwa cukup besar yaitu penderita ODGJ

yang sudah mendapatkan pelayanan yaitu 10 %. Penderita ini terdapat di

pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial. Sedangkan 90% lainnya terdapat

dijalan dan panti-panti non pemerintah. Oleh karena itu pendayagunaan panti

swasta dengan pendekatan kesehatan yaitu dalam panti swasta dilakukan

pelayanan kesehatan, merupakan solusi terbaik dalam mendekatkan

pelayalanan kesehatan jiwa. Disamping itu adanya program penjemputan

pasien ODGJ oleh RS juga meningkatkan tingkat pelayanan kesehatan.

Pendekatan jemput bola ini sudah dilakukan di sebagian kab/kota.

2. Kerjasama lintas sektor dan lintas program salngat berperan dalam hal

penanggulanagan kesehatan jiwa. LS/LP berperan dalam melaksanakan

tupoksi masing-masing dalam TPKJM. Saat ini sudah mulai dilakukan

revitalisasi TPKJM, sehingga dengan revitalisasi ini akan meningkatkan

pelayanan kesehatan jiwa di Jawa Barat. Revitalisasi ini diantaranya dengan

diadakannya pertemuan di 4 BKPP Jawa Barat yang dilakukan dengan Biro

Yanbangsos Setda Jabar.

3. Advokasi kepada pemegang kepentingan sangat berperan dalam peningkatan

pembiyaan kesehatan jiwa. Peningkatan pembiyaan ini sangat berperan

dalam pengadaan pelatihan, peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana

juga psikofarmaka. Pemerintah daerah juga harus diinformasikan tentang

pentingnya pemenihan SPM kesehatan sehingga nantinya didapat

pembianyaan yang adekuat dalam pelayanan kesehatan jiwa.

4. Peningkatkan pemberdayaan penderita gangguan jiwa dengan memberikan

keterampilan dan psikososial, akan mengembalikan martabat akan merubah

stigma ODGJ. Dulunya ODGJ mendapat stigma “tidak bisa berdaya”

sekarang bisa berdaya dengan memberikan keterampilan yang sesuai

dengan kemampuan ODGJ tersebut. Peran keluarga dan masyarakat juga

sangat dibutuhkan dalam hal PMO (pengawas minum obat), peningkatkan

peran serta keluarga masyarakat untuk mencegah relapse pada pasien.

Meningkatkan sosialisasi/ informasi kesehatan jiwa pada kader kesehatan,

tokoh agama, aparat desa dan kelompok beresiko, agar terbentuk pandangan

dan sikap yang positif terhadap keluarganya yang menderita kesehatan jiwa

serta keluarga dapat bekerja sama untuk dapat melaporkan kembali ke FKTP

hasil rujukan baliknya.

Page 51: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

46

5. Awalnya kesehatan jiwa merupakan bagian dari pelayanan dasar khusus,

kemudian Tahun 2017 kesehatan jiwa dialihkan ke penyakit tidak menular.

Perubahan ini jelas merubah program, pembiayaan dan petugas yang

bertanggungjawab dalam program keswa. Tetapi dengan koordinasi dengan

LS dan LP maka program kesehatan jiwa tidak berhenti di tempat.

2.3.13 Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai

standar

Pencapaian kinerja Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis

dasar sesuai standar tahun 2017 sebesar lebih kurang 55% dari target sebesar

100 % atau ada 23 RSUD yg sudah memenuhi standar, diantaranya yaitu :

1. RSUD Cibinong

2. RSUD Ciawi

3. RSUD Majalaya

4. RSUD Al Ihsan Provinsi Jabar

5. RSUD dr. Slamet

6. RSUD dr. Soekardjo

7. RSUD Banjar

8. RSUD Kab. Bekasi

9. RSUD Kota Bogor

10. RSUD R. Syamsudin, SH

11. RSUD Gunung Jati

12. RSUD Kota Bekasi

13. RSUD Cibabat

14. RSUD Leuwiliang

15. RSUD Cileungsi

16. RSUD sekarwangi

17. RSUD Pelabuhan Ratu

18. RSUD Soreang

19. RSUD Majalengka

20. RSUD Cideres

21. RSUD Pameungpeuk

22. RSUD Cililin

23. RSUD Lembang

Permasalahan yang dihadapi adalah Masih terdapat RSUD Klasifikasi C

yang standar minimal dokter spesialis dasar tidak sesuai dengan standar minimal

menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 lebih kurang 64,29% atau setara

dengan 9 RSUD Klasifikasi C dari 14 RSUD Klasifikasi C. Kekurangan dokter

spesialis sangat menghambat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah

memfasilitasi dalam pemenuhan jumlah dokter spesialis di rumah sakit melalui

kegiatan percepatan ketersediaan dokter spesialis/dokter gigi spesialis melalui

Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

(Program Bantuan PDS/PDGS) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

44 Tahun 2015, memfasilitasi terbitnya surat tugas dokter spesialis dan

memfasilitasi penempatan wajib kerja dokter spesialis (WKDS).

Page 52: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

47

2.3.14 Persentase Rumah Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis Penunjang

sesuai standard

Capaian kinerja RSUD kab/kota yang memiliki dokter spesialis penunjang

sesuai standar tahun 2017 sebesar 62,50% dari target sebesar 57,89 % atau ada

25 Rumah Sakit, RSUD yang jumlah dokter spesialis penunjang telah memenuhi

standar yaitu :

1. RSUD Cibinong

2. RSUD Ciawi

3. RSUD Majalaya

4. RSUD Al Ihsan Provinsi Jabar

5. RSUD dr. Slamet

6. RSUD dr. Soekardjo

7. RSUD Banjar

8. RSUD Kab. Bekasi

9. RSUD Kota Bogor

10. RSUD R. Syamsudin, SH

11. RSUD Gunung Jati

12. RSUD Kota Bekasi

13. RSUD Karawang

14. RSUD Cibabat

15. RSUD Leuwiliang

16. RSUD Cileungsi

17. RSUD sekarwangi

18. RSUD Cimacan

19. RSUD Pelabuhan Ratu

20. RSUD Soreang

21. RSUD Majalengka

22. RSUD Cideres

23. RSUD Pameungpeuk

24. RSUD Cililin

25. RSUD Lembang

2.3.15 Jumlah Puskesmas yang sudah Terakreditasi

Jumlah Puskesmas terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 298

Puskesmas, bila dibandingkan dengan target tahun 2017 sebanyak 128

Puskesmas maka capaian indikator kinerja puskesmas terakreditasi sudah

melebihi target tahun 2017. Pencapaian akreditasi puskesmas pada tahun 2017

tercapai sesuai target indikator sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

yaitu 128 puskesmas, hal ini disebabkan target kinerja merupakan target kumulatif

setiap tahun.

Untuk jumlah tim pendamping akreditasi FKTP di jawa barat sebanyak 266 tim

(perbandingan ideal, 1 tim mendampingi 4 puskesmas) sedangkan jumlah tim

pendaping akreditasi yang ada baru 111 tim masih kurang 155 tim pendamping

akreditasi.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator program adalah

Koordinasi dengan dinkes kab/kota dan kemenkes, pembinaan monev ke

puskesmas dengan melibatkan tim pemdamping kab/kota lain, pelatihan

pendamping akriditasi FKTP kab/kota/prov, penguatan tim pendamping akreditasi

Page 53: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

48

FKTP Provinsi, Evaluasi akreditasi sarana kesehatan, sosialisasi peraturan dan

kebijakan teknis mutu pelayanan kesehatan.

2.3.16 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi

Jumlah Rumah Sakit terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 87 Rumah

sakit bila dibandingkan dengan target tahun 2017 (80 RS) maka capaian

indikatorkinerja jumlah puskesmas terakreditasi tahun 2017 sudah mencapai

target yang sudah ditetapkan.

Permasalahan masih adanya RSUD yang belum terakreditasi dan mulai

januari 2018 mulai diberlakukan akreditasi standar nasional Akreditasi Rumah

sakit (SNARS) edisi 1, Peran dinas kesehatan belum optimal dalam akreditasi

Rumah sakit, anggaran akreditasi RS cukup mahal.

Upaya yang dilakukan oleh dinas kesehatan ialah pembinaan, monitoring

dan evaluasi persiapan akreditasi rumah sakit; workshop akreditasi Rumah sakit

bagi rumah sakit terpilih yang belum terakreditasi; sosialisasi peraturan dan

kebijakan teknis mutu pelayanan kesehatan; sosialisasi akreditasi rumah sakit di

beberapa kab/kota.

2.3.17 Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi

sesuai standard

Capaian jumlah Rumah sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan

Ibu dan Bayi sesuai Standar pada tahun 2016 sebanyak 78 Rumah Sakit dan naik

pada tahun 2017 menjadi 88 Rumah sakit. Capaian 10 Rumah Sakit mampu

memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi sesuai Standar pada tahun 2017

adalah :

1. Rumah Sakit Cibabat Kota Cimahi;

2. Rumah Sakit Provinsi Al Ihsan;

3. Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kab. Bandung;

4. Rumah Sakit Umum Ciremai Kota Cirebon;

5. Rumah Sakit Hermina Mekar Sari;

6. RSKIA Kota Bandung;

7. Rumah Sakit Graha Permata Ibu;

8. Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur;

9. RSKIA Karunia Asih;

10. Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.

Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan sarana dan prasarana

serta SDM yang belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56

Tahun 2014; Belum semua rumah sakit daerah mampu PONEK karena

Page 54: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

49

keterbatasan tenaga dokter spesialis, selain itu Tim PONEK di rumah sakit yang

telah dilatih banyak yang di pindahkan/mutasi sehingga perlu adanya koordinasi

untuk penyelenggaraan pelatihan PONEK, belum berjalannya system rujukan

yang sudah dibentuk padahal sistem informasi untuk rujukan sudah ada dimasing-

masing kab/kota tetapi belum berjalan maksimal, dan belum terbentuknya regional

maintenance Centre.

2.3.18 Persentasi ketersediaan obat essensial di instalasi farmasi kabupaten/kota

Capaian persentasi kesediaan obat essensial di instalasi farmasi kab/kota

tahun 2017 88,74 dari target 66 % terjadi peningkatan capaian melebihi target.

Kabupaten/kota yang telah dengan aktif melaporkan ketersediaan obat esensial

di instalasi fasmasinya ke provinsi.

2.3.19 Persentase penduduk dengan jaminan Kesehatan

Capaian indikator kinerja Persentase penduduk dengan jaminan

kesehatan pada Tahun 2017 sebesar 71,62 % dari target 70 %, sudah melebihi

target. Untuk mencapai Misi Mendukung Sumber Daya Pembangunan Kesehatan

dengan sasaran Menuju Universal Coverage JPKM maka ditetapkan dengan

Indikator Kinerja Program Persentase Penduduk yang mendapatkan Jaminan

Kesehatan pada sumber dana APBD Bantuan Keuangan untuk Peningkatan

Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin dengan indikator Persentase PBI

yang tercover Jaminan Kesehatan. Kegiatan ini secara umum merupakan upaya

meningkatkan akses masyarakat miskin dan tidak mampu terhadap pelayanan

kesehatan. Secara khusus tujuannya adalah agar tersedianya biaya pelayanan

kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah Provinsi Jawa Barat di

kabupaten/Kota.

Pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir

miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

persentasi kesediaan obat essensial di instalasi farmasi kab/kota tahun 2017

Page 55: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

50

Bantuan Iuran (PBI). Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Jawa Barat

pada tahun 2015 baru mencapai 68,63 %, yang meliputi Penerima bantuan Iuran

(PBI) APBN 31,44 %, Penerima bantuan Iuran (PBI) APBD 5,16%, Pekerja

Penerima Upah (PPU) 15,58 %, Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri

11,15 %, Bukan Pekerja (BP) 2,01 % dan Jaminan Kesehatan Daerah 3,26 %

(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017).

2.3.20 Jumlah Dokumen Regulasi dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Capaian kinerja dokumen regulasi dan kebijakan pembangunan kesehatan

di Jawa Barat sebesar 2 dokumen dari target 2 dokumen. Sesuai kewenangan

dinas kesehatan berupa draf perda maupun draf pergub, draf kepgup di bidang

kesehatan, proses selanjutnya sampai pengesahan menjadi tupoksi Biro Hukum

Setda. ini sudah memenuhi target yaitu 2 (dua) dokumen regulasi dan kebijakan

pembangunan kesehatan, yaitu :

a. Sudah terbentuknya Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2018 tentang Kesehatan

Jiwa dan regulasi Kesehatan Jiwa.

b. Pada tahun 2017 dilakukan upaya untuk penyusunan draft Peraturan Gubernur

Jawa Barat nomor 22 tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Bagi

Masyarakat Miskin di Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

c. Pada tahun 2017 dilakukan upaya untuk penyusunan draft Perubahan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Kesehatan.

2.3.21 Jumlah Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Capaian kinerja Dokumen Data Prioritas Bidang Kesehatan Provinsi Jawa

Barat pada tahun 2017 tercapai sebanyak 1 dokumen (100%). Namun jenis data

yang ada baru data tentang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan

kesehatan rujukan milik pemerintah, sedangkan data tentang fasyankes swasta

(praktek mandiri, klinik dan RS) belum tercatat mencakup tenaga, sarana, data

penyakit, data kesakitan maupun kematian akibat penyakit.

Untuk itu diperlukan penguatan Sistem informasi Kesehatan Provinsi Jawa

Barat yang komprehensip dan terintegrasi diperlukan komitmen yang kuat untuk

meningkatkan kompetensi tenaga dibidang Teknologi Informasi dan dukungan

anggaran yg memadai. Hal ini sangat di perlukan untuk menjawab tantangan

pembangunan kesehata kedepan bahwa ketersediaan data yang baik, lengkap ,

valid dan up to date dapat membantu mempercepat pengambilan keputusan

strategis pembangunan di Provinsi Jawa Barat.

Page 56: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

51

Tabel 2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan dan Belanja

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bersumber APBD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

No. Program/Kegiatan

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan Anggaran ke- Rata-rata Pertumbuhan

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Pendapatan Asli Daerah

- Retribusi Daerah 6.425.750.000 328.172.340.534

2 Belanja Tidak Langsung

- Belanja Pegawai (gaji dan tunjangan)

67.687.673.725 171.666.931.592

3 Belanja Langsung Program

1 Promosi kesehatan - - 1.754.250.000 4.569.824.875 3.873.081.000 - - 1.579.115.138 3.969.047.869 3.367.841.824 #DIV/

0!

#DIV/

0!

90,02 86,85 86,96

2 Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

- - 722.708.750 1.053.515.500 2.572.840.000 - - 623.468.950 929.464.000 2.134.016.317 #DIV/

0!

#DIV/

0!

86,27 88,22 82,94

3 Program Pelayanan

Kesehatan

3.284.150.000 4.229.310.000 3.587.941.125 13.963.563.802 170.368.083.570 3.070.981.265 3.139.895.832 2.570.113.086 9.283.138.814 138.568.847.789 93,50 74,24 71,63 66,48 81,33

4 Program

Manajemen

Pelayanan

Kesehatan

6.424.621.471 6.656.683.932 3.350.687.750 4.664.015.400 12.012.789.806 5.938.569.390 5.662.193.044 2.537.349.498 3.675.358.440 9.099.618.030 92,43 85,06 75,73 78,80 75,75

5 Program

Pencegahan Dan

Penanggulangan

Penyakit Menular

1.379.700.000 2.032.000.000 2.406.704.300 3.945.810.000 28.360.013.400 1.247.338.006 1.836.402.975 1.986.315.935 3.353.528.399 23.952.606.768 90,41 90,37 82,53 84,99 84,46

6 Program

Peningkatan Sarana

& Prasarana

Pelayanan

Kesehatan

4.833.280.000 5.050.000.000 - - - 2.677.402.721 1.153.943.024 - - - 55,40 22,85 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

7 Program Sumber

Daya Kesehatan

46.444.978.000 53.711.880.000 77.597.098.725 154.352.672.276 340.324.714.947 45.177.418.057 47.630.089.011 62.938.123.707 138.946.395.174 280.084.931.590 97,27 88,68 81,11 90,02 82,30

8 Program

Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

1.521.860.000 1.640.387.000 1.611.325.000 2.467.879.225 13.097.222.702 1.263.776.347 1.285.453.350 1.432.159.475 2.190.222.859 9.986.971.682 83,04 78,36 88,88 88,75 76,25

9 Program

Penyelenggaraan

Administrasi

Perkantoran

4.721.610.000 5.660.218.000 6.218.253.621 17.042.220.637 159.776.475.727 3.964.167.650 4.506.017.587 4.971.960.018 15.270.856.125 146.343.472.471 83,96 79,61 79,96 89,61 91,59

Page 57: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

52

No. Program/Kegiatan

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan Anggaran ke- Rata-rata Pertumbuhan

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

10 Program

Peningkatan Sarana

Dan Prasarana

Aparatur

389.400.000

3.868.122.000

4.855.958.750

13.423.282.610

128.780.708.688

366.672.510

2.761.816.468

4.554.743.173

11.416.075.396

117.050.202.953 94,16 71,40 93,80 85,05 90,89

11 Program

Pemeliharaan

Sarana Dan

Prasarana

Perkantoran

6.505.240.000 6.080.372.871

7.157.440.500

7.296.412.300 - 5.594.568.053 5.461.831.155 6.227.860.011 6.613.627.379 - 86,00 89,83 87,01 90,64 #DIV/0!

12 Program

Peningkatan

Pengembangan

Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja

Dan Keuangan

150.000.000 381.585.000 284.522.750 328.966.000 1.281.775.000 144.750.000 240.253.500 212.376.747 282.751.706 868.651.176 96,50 62,96 74,64 85,95 67,77

JUMLAH 75.654.839.471 89.310.558.803

109.546.891.271

223.108.162.625 860.447.704.840 69.445.643.999 73.677.895.946 89.633.585.738 195.930.466.161 731.457.160.600 91,79 82,50 81,82 87,82 85,01

Page 58: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

53

Sumber pendanaan untuk melaksanakan Program/Kegiatan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersumber dana APBD Provinsi,

APBN/Dekonsentrasi, dan PHLN, dengan uraian sebagai berikut :

a. APBD Provinsi Jawa Barat

1) Belanja Langsung Dinas Kesehatan Provinsi

Anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk

mendanai program/kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi setiap

tahunnya mengalami kenaikan.

Pada tahun 2013 sebesar Rp 75.654.839.471,00; pada tahun 2014 meningkat

menjadi Rp 89.310.558.803; tahun 2015 menjadi Rp 109.546.891.271,00; pada

tahun 2016 meningkat dua kali lipat menjadi Rp 223.108.162.625; dan tahun

2017 meningkat sekitar empat kali lipat menjadi Rp 860.447.704.840,00.

2) Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota

Bantuan Keuangan untuk Pembangunan Bidang Kesehatan kepada

Kabupaten/Kota (BTL Khusus) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2014-2015 terjadi peningkatan

anggaran yang cukup signifikan yaitu tahun 2014 sebesar Rp

154.265.708.895,00 meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp

352.419.822.940,00.

Sementara untuk tahun 2016 dan 2017 terjadi penurunan pagu anggaran yaitu

tahun 2016 sebesar Rp 90.936.238.984,00 dan tahun 2017 sebesar Rp

90.936.238.984,00 yang digunakan untuk dua kegiatan, yaitu:

- Bantuan Keuangan Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Luar Quota

Jamkesmas.

- Bantuan Keuangan Tambahan Penghasilan bagi dr/drg PNS yang bertugas di

Puskesmas terpencil / tidak diminati dan Bidan PNS yang bertugas di Desa

terpencil / tidak diminati.

b. Alokasi anggaran bersumber APBN/ Dekonsentrasi

Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersumber

APBN/Dekonsentrasi dari tahun 2014 – 2015 terjadi peningkatan yaitu tahun

2014 sebesar Rp 508.528.823.641; tahun 2015 sebesar Rp 9.841.792.000,

tahun 2016 sebesar Rp 92.963.355.000; tahun 2017 sebesar Rp

84.715.956.000,-

Page 59: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

54

c. Alokasi anggaran PHLN

Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang bersumber dari Pinjaman

Hibah Luar Negeri (PHLN) digunakan untuk Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular. Anggaran PHLN yang didapat nilainya

relatif besar yaitu tahun 2014 sebesar Rp 33.871795.361,00; tahun 2015

sebesar 33.373.160.744,00; tahun 2016 sebesar Rp 35.193.523.902,00; tahun

2017 sebesar Rp. 35.193.523.902,00.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Jawa Barat

Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun

2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan

secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional

dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung

pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)

Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antar wilayah dan

antarpusat pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP

Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung,

dan WP Priangan Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP.

Penetapan WP ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan

pembangunan ekonomi dan infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 - 2029 menjadi salah satu dokumen

yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018 - 2023.

Perumusan substansi RTRW Provinsi Jawa Barat yang memuat tujuan, kebijakan dan

strategi, rencana, arahan pemanfaatan dan pengendalian, dimaksudkan untuk dapat

menjaga sinkronisasi dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mengurangi

penyimpangan implementasi indikasi program utama yang diharapkan akan lebih mampu

merespon tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan. Terkait isu

Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi sudah

melakukan analisis mengenai kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan primer dan pelayanan rujukan di kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan

urusan yang dimiliki provinsi. Terkait dengan kerawanan bencana banjir, Dinas Kesehatan

Page 60: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

55

Provinsi Jawa Barat meningkatkan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat. Untuk

pengolahan air minum dan peningkatan kualitas dan kuantitas air baku di Kabupaten/kota,

Dinas Kesehatan sudah bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman

Provinsi Jawa Barat. Tidak semua indikator kinerja Renstra Kemenkes sama dengan

indikator kinerja Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sehingga tidak semua

capaian kinerja indikator dapat diperbandingkan.

Adapun analisis kinerja Dinkes Provinsi Jawa Barat dibandingkan dengan

Kemenkes, tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat adalah sebagai berikut :

Tabel 2.... Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

No. Analisis Indikator Kinerja

Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota

Tantangan Peluang

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

a) persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.

Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau

tenaga kesehatan

Faktor jarak atau geografis yang sulit

dijangkau

Adanya anggaran Jampersal

Adanya gerakan tabungan ibu hamil/bersalin di

berapa daerah.

Adanya rujukan persalinan puskesmas

Poned

b) Menurunya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.

- Perlunya integrasi penanggulangan masalah gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak (OPD Provinsi) maupun dengan Kabupaten/Kota.

- Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Provinsi untuk penanggulangan masalah gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat.

Cakupan gizi buruk yang mendapat perawatan.

- Rendahnya kualitas data surveilans kasus gizi buruk dan stunting.

- Keterlambatan penanganan kasus gizi buruk dan stunting.

- Adanya dukungan pendanaan dari pusat dan provinsi.

Page 61: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

56

No. Analisis Indikator Kinerja

Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota

Tantangan Peluang

(1) (2) (3) (4) (5)

c) Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih, dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

Persentase rumah tangga sehat

Persentase jumlah penduduk yang menggunakan Jamban keluarga

Yang menjadi pendekatan baru aspek fisik saja belum menyentuh aspek perilaku.

Adanya inpres tentang Germas.

Adanya dukungan dana fisik di Dinas Kimrum.

2 Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya

pengendalian penyakit

- Kurang optimalnya upaya kesehatan promotif dan preventif.

- Tripel Borden (tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular serta munculnya kembali penyakit -penyakit yang selama ini

sudah teratasi.

- Adanya Pokja lintas sektor yang didukung Pemda Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan di Jawa Barat.

a) Presentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.

Jumlah Institusi yang dibina.

Persentase Rumah Sehat.

Rendahnya frekuensi pembinaan ke Instusi.

Rendahnya cakupan pemeriksaan kualitas lingkungan rumah.

b) Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%

Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Rendahnya kualitas data cakupan UCI

c) Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

Desa/kelurahan mengalami

KLB yang ditangani <24 jam.

Belum seragamnya implementasi SPM di Kab/kota.

Sudah ada SPM

provinsi.

Tim reaksi cepat provinsi, kab/kota.

3 Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan

Persentase Cakupan rawat jalan.

Persentase Cakupan rawat

inap.

Rendahnya jumlah dan kelengkapan sarana dan prasarana Rumah sakit dan puskesmas sesuai standar.

Adanya dana DAK.

Adanya akreditasi.

a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.

Adanya akreditasi

puskesmas.

b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 Kab/Kota.

Adanya akreditasi rumah sakit.

Page 62: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

57

No. Analisis Indikator Kinerja

Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota

Tantangan Peluang

(1) (2) (3) (4) (5)

4 Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan.

Manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehaan yang masih kurang.

a. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 90%

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan

5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan

a. Jumah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas.

Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit.

Beberapa kabupaten belum menjadikan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan sebagai standar.

Adanya program Nusantara sehat untuk wilayah perbatasan.

Adanya PPK BLUD Puskesmas.

Wajib pengabdian dokter di puskesmas.

b. Presentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.

Kebijakan pemenuhan nakes di daerah dipengaruhi oleh kepala daerah.

Adanya PPK BLUD Rumah sakit.

Adanya WKDS.

Adanya dokter residen.

c. Jumlah SDM kesehatan yang di tingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.

Adanya pelatihan peningkatan kompetensi nakes oleh BPSDM Kemenkes.

Adanya program tubelnakes dari

Kemenkes.

6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi

Peningkatan kualitas system informasi kesehatan

a. Meningkatnya presentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.

Update data aplikasi lengkap dan tepat waktu

Operator terlambat update data prioritas.

Validasi data oleh kab/kota dan Provinsi belum berjalan

Sudah tersedia aplikasi dari kementerian.

Form Data sarpras, SDM sudah tersedia di aplikasi aspak RS/puskesmas, RS online, Sipermonev, sisrute.

b. Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.

Kelengkapan input data aplikasi kesehatan.

Terlambatnya input data e-profil

Sudah tersedia aplikasi e-profil dari kementerian.

Page 63: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

58

No. Analisis Indikator Kinerja

Renstra Kemenkes RI Analisis Indikator Kinerja Renstra Dinkes Kab/Kota

Tantangan Peluang

(1) (2) (3) (4) (5)

Ada komunikasi data yang difasilitasi Pusdatin.

2.4.1 Tantangan Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat

Dari hasil analisis tabel diatas

a. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi.

b. Pemenuhan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar

Biasa Provinsi.

c. Implementasi program prioritas Gubernur kegiatan Layad Rawat

d. Implementasi kolaborasi dan innovasi dengan melibatkan akademisi, dunia usaha,

pemerintah, komunitas (LSM) dan media dalam pembangunan bidang kesehatan

di Provinsi Jawa Barat

e. Mendorong kebijakan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pemenuhan

pelayanan SPM bidang kesehatan kabupaten kota.

f. Peningkatan upaya promotive dan preventif dengan menggunakan media dan

metoda pendekatan yang kreatif dan inovatif agar tepat sasaran prioritas provinsi

melalui pemberdayaan masyarakat tokoh provinsi, organisasi swadaya

masyarakat, dunia usaha tingkat provinsi dan mendorong pelaksanaan program

utama di kabupaten/kota berupa implementasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS),

Germas dan PIS PK.

g. Meningkatkan pemerataan akses, jumlah serta kualitas sarana pelayanan

kesehatan dan pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai standar di

kabupaten/kota wilayah Jabar Selatan.

h. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan melalui

akreditasi puskesmas dan rumah sakit di Jawa Barat;

i. Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor (integrasi) penanggulangan masalah

gizi masyarakat/ stunting di Jawa Barat yang melibatkan berbagai pihak (OPD

Provinsi) maupun dengan Kabupaten/Kota, akademisi, dunia usaha, media, dan

kelompok masyarakat.

Page 64: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

59

j. Mendorong peningkatan tata kelola sistem layanan rujukan ibu bersalin, rujukan

gawat darurat, dan rujuk balik antar layanan RS tipe D/C/B/A melalui sistem aplikasi

online;

k. Mendorong pencapaian UHC di provinsi Jawa Barat melalui pemenuhan bantuan

provinsi kepada kabupaten/kota.

l. Proporsi anggaran pembangunan kesehatan 10% dari APBD Provinsi dan APBD

Kabupaten/Kota masih perlu ditingkatkan jumlah (persentase) dan efektivitas

pemanfaatannya.

m. Belum adanya regulasi sistem penyelenggaraan kesehatan Provinsi Jawa Barat

dan belum lengkapnya regulasi tentang Penerapan PPK BLUD UPTD RS Provinsi.

2.4.2 Peluang Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat

Dari hasil analisis

a. Optimalisasi dana kapitasi JKN untuk kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) di puskemas melalui promotif dan preventif dan Dana Desa untuk kesehatan

untuk percepatan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan

bersumber masyarakat (UKBM).

b. Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi untuk untuk pemenuhan sarana dan prasarana, alat kesehatan tenaga

kesehatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan primer

dan pelayanan rujukan kab/kota.

c. Adanya Program Prioritas Pusat dalam penanggulangan masalah gizi buruk/

stunting, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan remaja putri, dana jampersal,

pemenuhan obat essensial, akreditasi puskesmas/Rumah Sakit, PIS PK dan

Germas di kab/kota.

d. Optimalisasi dan integrasi PSC (Publik Safety Center) 119 di kabupaten/kota dalam

mendukung kegiatan Layad Rawat.

e. Optimalisai Program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, Dokter

Interenship, pengabdian masyarakat untuk pemenuhan tenaga kesehatan di

kab/kota wilayah perbatasan dan Jawa Barat bagian Selatan.

f. Adanya skema pembiayaan pembangunan kesehatan melalui Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha untuk percepatan pembangunan Infrastruktur

Page 65: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

60

Kesehatan terutama untuk kabupaten kota wilayah Jawa Barat Selatan dan

Perbatasan.

g. Adanya Pokja lintas sektor atau Rencana Aksi Daerah (RAD) yang didukung

Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan

kesehatan di Jawa Barat.

h. Penguatan PPK BLUD UPTD RS Provinsi dan Puskesmas di seluruh

kabupaten/kota.

i. Optimalisasi data dan informasi PIS PK, dan semua aplikasi sistem informasi

kesehatan kementrian kesehatan untuk pemenuhan data informasi kesehatan

provinsi yang lengkap, up to date dan akurat.

Page 66: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

116

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU – ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, maka Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi yang mengemban urusan penunjang pemerintahan. Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang

mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan kewenangan di bidang

pembangunan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang perencanaan

pembangunan bidang kesehatan, serta menyelenggarakan tiga fungsi utama sesuai

dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 50 Tahun 2016, yaitu a)

penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang menjadi

kewenangan Daerah Provinsi; b) Penyenggaraan pengelolaan bidang kesehatan, yang

menjadi kewenangan Daerah; c) Penyelenggaraan administrasi Dinas; d)

Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan e) Penyelenggaraan fungsi lain

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan Perangkat Daerah (PD) yang

memiliki fungsi operasional dan penunjang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

telah dijelaskan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 50 Tahun 2016 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, dimana

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

dibidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan urusan dan kewenangan otonomi daerah dan tugas

perbantuan dibidang kesehatan.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ke depan

masih menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan antara lain: 1) Perubahan

peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme pembangunan

bidang kesehatan; 2) Krisis kepercayaan masyarakat terhadap perencanaan

pembangunan kesehatan yang tidak implementatif; 3) Kurang selarasnya perencanaan

pembangunan tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi dengan Perencanaan pada level

Kab/Kota; 4) Konsistensi perencanaan pembangunan baik antar level pemerintahan

maupun konsistensi perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah

dan tahunan; 5) Keterbatasan anggaran pembangunan untuk mewujudkan

Page 67: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

117

implementasi perencanaan prioritas dan target pembangunan, khususnya anggaran

yang berasal dari APBD; 6) Keterbatasan jumlah sumber daya manusia seiring dengan

banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memasuki masa purna bakti di tahun 2018

dan kebijakan Nasional berkaitan dengan moratorium penerimaan ASN yang telah

berlangsung selama 7 (tujuh) tahun; 7) Hasil evaluasi dan pengendalian belum menjadi

input perencanaan pembangunan daerah; 8) Belum optimalnya pengelolaan dan

pemanfaatan data analisis pembangunan bidang kesehatan, serta teknologi informasi

untuk efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tidak dapat mewujudkan tujuan

pembangunan melainkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) pembangunan yaitu dari kalangan pemerintah itu sendiri, pelaku usaha

komonitas dan akademisi. Hal ini selaras dengan guna mewujudkan pembangunan jawa

barat yang kolaboratif. Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan antara lain sebagai

berikut :

1. Perencanaan pembangunan dalam kerangka regulasi dan investasi, fokus kepada

hasil, meliputi : aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya

saing daerah;

2. Program disusun berdasarkan kontribusinya terhadap daya ungkit untuk

mencapai hasil (Program follow Result);

3. Percepatan capaian target pembangunan melalui Rencana aksi Multi Pihak

Implementasi Pekerjaan (RAM-IP);

4. Penerapan anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting);

5. Tanggung jawab pada level program dan kegiatan, pemberlakuan Perjanjian

Kinerja (PK) di seluruh level birokrasi dengan reward and punishment yang jelas;

6. Evaluasi terintegrasi antara perencanaan, penganggaran, dan evaluasi (Holistik,

Integratif, Tematik, dan Spasial).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara administratif, terbagi kedalam

27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor,

Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut,

Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten

Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang,

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten

Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor,

Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota

Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641

kelurahan, dan 5.321 desa.

Page 68: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

118

Gambar 3.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Kondisi geografis yang berupa jajaran pegunungan-pegunungan tinggi diwilayah

selatan, jumlah penduduk yang sangat besar serta distribusi penduduk yang tidak

merata terkonsentrasi di kabupaten/kota wilayah utara menjadikan pertumbuhan

ekonomi dan infrastuktur lebih tinggi diwilayah utara di bandingkan wilayah selatan.

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 berdasarkan estimasi yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 48.037.827 jiwa terdiri dari

24.335.321 (50,66 %) Jiwa Laki laki dan 23.702.496 (49,34 %) jiwa perempuan. Rata-

rata kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 sebesar 1357,85 Jiwa per

KM2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota Cimahi sebesar 15.306,82 Jiwa per

Km2, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten bekasi dan wilayah utara, sedangkan

kepadatan penduduk terendah diwilayah selatan terdapat Kabupaten Pangandaran

sebesar 391,19 per KM2, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten

Cianjur.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

No Sasaran Program Kelompok

Umur/ Formula Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 Lahir hidup - 883.144

2 Bayi 0 tahun 890.469 851.922 1.742.391

3 Batita (di bawah tiga

tahun)

0-2 tahun 1.335.658 1.278.285 2.613.943

4 Anak balita 1-4 tahun 1.781.045 1.278.285 3.487.301

Page 69: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

119

5 Balita (di bawah lima

tahun)

0-4 tahun 2.226.442 2.132.156 4.358.598

6 Anak usia kelas 1 SD /

setingkat

7 tahun 441.193 415.003 856.196

7 Anak usia SD / setingkat 7-12 tahun 2.576.944 2.436.221 5.013.165

8 Penduduk Usia Muda < 15 tahun 17.707.540 17.474.633 35.272.173

9 Penduduk Usia Produktif 15-64 taun 16.577.933 16.096.626 32.674.559

10 Penduduk Usia Non

Produktif

≥ 65 tahun 1.219.607 1.378.007 2.597.614

11 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 tahun 2.022.310 2.140.712 4.163.022

12 Penduduk Usia Lanjut

Risiko Tinggi

≥ 70 tahun 685.264 840.830 1.526.094

13 Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun 13.010.762

14 Wanita Usia Subur

Imunisasi

15-39 tahun 9.733.928

15 Ibu Hamil 1,1 x Lahir Hidup 971.458

16 Ibu Bersalin/ Nifas 1,05 x Lahir

Hidup

927.301

Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Barat berdasarkan kelompok usia sasaran

prioritas program kesehatan tahun 2017, jumlah bayi (0 Tahun) sebanyak 1.742.391

orang, Jumlah penduduk usia lanjut (≥ 60 tahun) sebanyak 4.163.022 orang. Jumlah Ibu

hamil sebanyak 971.458 orang dan Jumlah Ibu Bersalin/Nifas sebanyak 927.301 orang.

Jumlah anak balita sebanyak 3.487.301 jiwa, dan penduduk usia lanjut sebesar

4.163.022 jiwa.

Kondisi ekonomi, pendapatan perkapita 10,285 Juta, jumlah penduduk miskin di

Jawa Barat 7,25 % pada September 2018 mencapai 3,54 Juta, dengan distribusi di

wilayah pedesaan sebesar 1,2 Juta dan wilayah perkotaan sebesar 2, 3 juta dengan

angka pengangguran sebesar 1.85 Juta. Rasio PAD terhadap total pendapatan dan

kemampuan fiskal daerah kabupaten /Kota menurut Peraturan Menteri Keuangan RI

Nomor 119/PMK.07/2017 tentang peta Fiskal Daerah. PAD tertinggi terdapat di Kota

Bandung sebesar 50,91%, sedangkan PAD terendah pada Kabupaten Tasikmalaya

8,88%.

Tabel 3.2 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kota

Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Page 70: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

120

Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kota Provinsi

Jawa Barat Tahun 2017, ditemukan bahwa Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,

Kabupaten Garut mempunyai PAD di bawah rata-rata provinsi sehingga untuk

pembangunan lebih mengandalkan dana dari DAU, DAK, Dana Bagi Hasil Pusat

maupun Provinsi.

Tabel.3.3 Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) Provinsi Jawa Barat 2017

No Kabupaten /Kota Indek KFD Kategori KFD

1 Kab Bandung 3,44 sangat tinggi

2 Kab Bekasi 5,26 sangat tinggi

3 Kab Bogor 6,24 sangat tinggi

4 Kab Ciamis 1,62 tinggi

5 Kab Cianjur 1,76 tinggi

6 Kab Cirebon 2,04 tinggi

7 Kab Garut 2,33 sangat tinggi

8 Kab Indramayu 1,67 tinggi

9 Kab Karawang 1,66 tinggi

10 Kab Kuningan 0,87 sedang

11 Kab Majalengka 1,68 tinggi

12 Kab Purwakarta 1,50 tinggi

13 Kab Subang 1,24 tinggi

14 Kab Sukabumi 2,53 sangat tinggi

15 Kab Sumedang 1,83 tinggi

16 Kab Tasikmalaya 1,65 tinggi

17 Kota Bandung 5,15 sangat tinggi

18 Kota Bekasi 4,87 sangat tinggi

55

,02

%

50

,91

%

45

,14

%

41

,89

%

39

,18

%

38

,71

%

34

,11

%

31

,73

%

31

,03

%

29

,45

%

25

,40

%

21

,58

%

18

,44

%

17

,85

%

17

,74

%

17

,70

%

17

,08

%

16

,18

%

16

,08

%

16

,07

%

15

,62

%

15

,16

%

13

,32

%

13

,25

%

12

,60

%

10

,70

%

9,7

7%

8,8

8%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Pro

v. J

awa

Bar

at

Ko

ta B

and

un

g

Ko

ta B

eka

si

Ko

ta D

epo

k

Kab

. Bek

asi

Ko

ta B

ogo

r

Kab

.Bo

gor

Kab

. Kar

awan

g

Ko

ta C

ireb

on

Ko

ta S

uka

bu

mi

Ko

ta C

imah

i

Kab

. Pu

rwak

arta

Ko

ta T

asik

mal

aya

Ko

ta B

anja

r

Kab

. Su

ban

g

Kab

. Su

med

ang

Kab

. Cia

nju

r

Kab

. Cir

ebo

n

Kab

. Ban

du

ng

Bar

at

Kab

. Ban

du

ng

Kab

. Maj

ale

ngk

a

Kab

. Su

kab

um

i

Kab

. Ku

nin

gan

Kab

. Pan

gan

dar

an

Kab

. In

dra

may

u

Kab

. Gar

ut

Kab

. Cia

mis

Kab

. Tas

ikm

alay

a

RASIO PAD Rata-Rata

Rata-rata = 24.31%

Page 71: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

121

No Kabupaten /Kota Indek KFD Kategori KFD

19 Kota Bogor 1,74 tinggi

20 Kota Cirebon 1,14 sedang

21 Kota Depok 2,81 sangat tinggi

22 Kota Sukabumi 0,95 sedang

23 Kota Tasikmalaya 1,43 tinggi

24 Kota Cimahi 0,99 sedang

25 Kota Banjar 0,81 sedang

26 Kab Bandung Barat 1,83 tinggi

27 Kab Pangandaran 1,00 sedang

Kapasitas fiskal merupakan gambaran dari kemampuan keuangan masing-

masing daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum anggaran pendapatan dan

belanja daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama

dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu) untuk

tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah

penduduk miskin. Berkaitan dengan kemampuan daerah untuk mengalokasikan

anggaran untuk pembangunan bidang kesehatan, infrastruktur dan pemenuhan tenaga

kesehatan di daerah. Untuk itu perlu campur tangan pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi untuk meningkatan infrastruktur dan tenaga kesehatan prioritas kepada

kabupaten/kota yang rasio pendapatan daerah rendah dan kemampuan fiskalnya

sedang. Peningkatan pembangunan bidang kesehatan terkait pengembangan wilayah

permukiman, industri, pariwisata berdampak pada penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan primer maupun pelayanan rujukan. Dalam lima tahun kedepan

pengembangan wilayah difokuskan pada wilayah Jabar selatan dan wilayah perbatasan

provinsi dan kabupaten/kota yang PAD-nya rendah dan kemampuan fiskalnya sedang.

Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun

2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan

secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional

dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung

pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)

Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat

pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP

Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung, dan WP Priangan

Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP. Penetapan WP ini

dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan ekonomi dan

infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.

Terkait dengan pembangunan bidang kesehatan, pembagian WP ini bertujuan

untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan seperti pelayanan kesehatan rujukan

Page 72: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

122

terkait peningkatan status rumah sakit dan jenis layanan rumah sakit, pembangunan

Rumah Sakit baru untuk peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan. Peningkatan

infrastuktur pelayanan kesehatan primer berupa puskesmas maupun klinik swasta.

Peningkatan pelayanan puskesmas berupa peningkatan status puskesmas menjadi

Puskesmas DTP, Puskesmas PONED maupun revitalisasi atau rehabilitasi puskesmas

sesuai standar akreditasi, termasuk didalamnya peningkatan sarana prasarana, alat

kesehatan puskesmas serta pengelolaan BLUD Puskesmas.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan perorangan paripurna yaitu

pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

Tabel 3.4

Data Jumlah Penduduk , Rumah Sakit , dan Jumlah Tempat Tidur per Kota Kabupaten Provinsi Jawa Barat 2017

No Kab/ Kota

Kebutuhan TT

(asumsi 1/1000

penduduk)

Jumlah RS

Puskesmas

Total TT

Kekurangan/

Kelebihan TT

Non Perawata

n

Rawat Inap

Jumlah TT

1 Bogor 5.248 28 82 19 0 3700 -1.548

2 Sukabumi 2.429 8 53 5 116 1.475 -954

3 Cianjur 2.245 5 37 8 127 1.097 -1.148

4 Bandung 3.435 7 57 5 115 1.499 -1.936

5 Garut 2.524 6 50 15 270 1.287 -1.237

6 Tasikmalaya 1.735 2 25 15 180 494 -1.241

7 Ciamis 1.555 4 36 16 222 807 -748

8 Kuningan 1.052 8 31 6 102 1.085 33

9 Cirebon 2.111 13 49 8 141 2.451 340

10 Majalengka 1.181 4 23 9 170 747 -434

11 Sumedang 1.135 3 26 6 140 631 -504

12 Indramayu 1.687 7 40 9 146 928 -759

13 Subang 1.51 10 29 11 165 1.097 -413

14 Purwakarta 906 10 18 2 0 1.187 281

15 Karawang 2.245 22 37 13 125 2.917 672

16 Bekasi 3.028 48 30 9 70 3.67 642

17 Bandung Barat

1.603 8 26 5 92 846 -757

18 Pangandaran 0 0 0 0 0 0 0

19 Kota Bogor 1.022 19 16 8 19 2.867 1.845

20 Kota Sukabumi

315 8 15 0 4 1.279 964

21 Kota Bandung 2.48 38 73 0 57 6.148 3.668

22 Kota Cirebon 304 11 22 0 0 1.253 949

23 Kota Bekasi 2.593 42 27 4 34 4.653 2006

24 Kota Depok 1.979 22 30 2 16 2.508 529

25 Kota Cimahi 576 7 13 0 0 1.381 805

26 Kota Tasikmalaya

657 14 20 0 34 1.52 863

27 Kota Banjar 181 3 9 1 17 475 294

TOTAL 45.736 357 874 176 2.362 48.002 2.266

Sumber data : RS OnLine tanggal 26 Maret 2018 pukul 13:55 WIB

Page 73: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

123

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia rasio daya tampung Rumah sakit yang

ideal adalah 1.000 penduduk : 1 Tempat Tidur. Ditinjau dari penyebaran rumah sakit di

setiap kota dan kabupaten masih terdapat penyebaran yang belum merata, terdapat 9

kota dan 5 kabupaten dengan jumlah tempat tidur melebihi kapasitas yang dibutuhkan

antara lain Kota Bogor 1.845 tempat tidur , Kota Bandung 3.668 tempat tidur, Kota

Bekasi 2006 tempat tidur, Kabupaten Kuningan 33 tempat tidur, Kabupaten Cirebon

340 Tempat tidur, Kabupaten Purwakarta 281 tempat tidur, Kabupaten Karawang 672

tempat tidur, Kabupaten Bekasi 642 tempat tidur, Kota Sukabumi 964 tempat tidur, Kota

Cirebon 949 tempat tidur, Kota Depok 529 tempat tidur, Kota Cimahi 805 tempat tidur,

Kota Tasikmalaya 863 tempat tidur, dan Kota Banjar 294 tempat tidur. Tiga kota yaitu

Kota Bogor, Kota Bandung dan Kota Bekasi walaupun mempunyai kelebihan kapasitas

tempat tidur tetapi tetap mengalami kekurangan dalam hal pemenuhan kebutuhan rawat

inap dikarenakan merupakan penyangga di wilayah sekitarnya. Kota Bogor menjadi

penyangga Kabupaten Bogor. Kota Bandung menyangga Kabupaten Bandung,

Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat,

Kota Bekasi menjadi penyangga Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

Adapun kota kabupaten yang masih memiliki kekurangan tempat tidur dibanding

dengan jumlah penduduk antara lain Kabupaten Bogor kekurangan 1.548 tempat tidur,

Kabupaten Bandung kekurangan 1.936 tempat tidur, Kabupaten Sukabumi kekurangan

954 tempat tidur, Kabupaten Tasikmalaya kekurangan 1.241 tempat tidur, Kabupaten

Cianjur kekurangan 1.148 tempat tidur, Kabupaten Bandung Barat kekurangan 757

tempat tidur, Kabupaten Garut kekurangan 1.237 tempat tidur, Kabupaten Indramayu

kekurangan 759 tempat tidur, Kabupaten Sumedang kekurangan 504 tempat tidur,

Kabupaten Ciamis kekurangan 748 tempat tidur, Kabupaten Majalengka kekurangan

434 tempat tidur, dan Kabupaten Subang kekurangan 413 tempat tidur.

Tabel 3.5

Data jumlah Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya per Kota Kabupaten di Provinsi Jawa Barat 2017

NO KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT

PUSKESMAS RUMAH

BERSALIN

BALAI PENGOBATAN

/ KLINIK

PRAKTIK DOKTER

BERSAMA

PRAKTIK DOKTER

PERORANGAN

PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL

1 KAB. BOGOR 28 101 0 184 0 2.788 45

2 KAB. SUKABUMI 7 58

3 KAB. CIANJUR 4 45 256

4 KAB. BANDUNG 7 62 14 40 65 36

5 KAB. GARUT 6 67 115

6 KAB. TASIKMALAYA 2 40 0 60 0 189 11

Page 74: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

124

NO KABUPATEN/KOTA RUMAH SAKIT

PUSKESMAS RUMAH

BERSALIN

BALAI PENGOBATAN

/ KLINIK

PRAKTIK DOKTER

BERSAMA

PRAKTIK DOKTER

PERORANGAN

PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL

7 KAB. CIAMIS 4 37 0 46 0 134 5

8 KAB. KUNINGAN 8 37 2 26 0 641 14

9 KAB. CIREBON 11 60 0 0 0 0 0

10 KAB. MAJALENGKA 4 32 31 181 13

11 KAB. SUMEDANG 3 35 5 64 526 77 22

12 KAB. INDRAMAYU 7 49 0 42 0 0 0

13 KAB. SUBANG 10 40 0 0 0 0 0

14 KAB. PURWAKARTA 10 20 0 96 0 474 7

15 KAB. KARAWANG 21 54 0 309 0 0 25

16 KAB. BEKASI 44 45 9 129 0 13 0

17 KAB. BANDUNG BARAT

7 32 1 54 13

18 KAB PANGANDARAN

0 15 11 29

19 KOTA BOGOR 18 25 0 94 0 497 0

20 KOTA SUKABUMI 6 15 0 21 0 0 70

21 KOTA BANDUNG 34 75 0 249 0 11.744 31

22 KOTA CIREBON 11 22 0 30 0 0 0

23 KOTA BEKASI 42 34 22 316 42 188

24 KOTA DEPOK 21 27 0 177 0 895 0

25 KOTA CIMAHI 7 13 3 40 23 141 363

26 KOTA TASIKMALAYA

12 21 59 11 25

27 KOTA BANJAR 3 10 6 16 8

JAWA BARAT 337 1.067 62 2.209 615 18.312 675

Jumlah Rumah Sakit yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 337, terbanyak

di Kabupaten Bekasi sebanyak 44 dan satu kabupaten yang belum mempunyai Rumah

Sakit yaitu Kabupaten Pangandaran. Jumlah Puskesmas yang ada di Jawa Barat

sebanyak 1067, paling banyak terbanyak di Kabupaten Garut sebanyak 67 buah.

Jumlah Rumah Bersalin di Provinsi Jawa Barat 62, terbanyak berada di Kota Bekasi

sebanyak 22 buah. Jumlah Balai Pengobatan /Klinik yang ada di Provinsi Jawa Barat

sebanyak 2209, terbanyak berada di Kota Bekasi sebanyak 316 buah. Jumlah Praktik

Dokter Bersama yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 615, terbanyak berada di

Kota Bekasi sebanyak 42 buah. Jumlah Praktik Dokter Perorangan yang ada di Provinsi

Jawa Barat sebanyak 18.312, dengan jumlah terbanyak berada di Kota Bandung

sebanyak 11.744 buah. Jumlah Praktik Pengobatan Tradisional yang ada di Provinsi

Jawa Barat sebanyak 675, dengan jumlah terbanyak berada di Kota Cimahi sebanyak

363 buah.

Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Provinsi Jawa Barat, antara lain

Capaian kinerja PHBS tahun 2017 adalah 58,1%, tidak mencapai target dari target

Page 75: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

125

sebesar 60 %, namun jika dibandingan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar

56,03 %, capaian kinerja mengalami peningkatan 2,1% Hal ini dikarenakan ada

komitmen Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam dukungan anggaran program PHBS.

Untuk Capaian kinerja Tahun 2017 sebesar Cakupan UCI Jawa Barat tahun 2017

sebesar 88,8 %, dari target sebesar 92 %. Pencapaian kinerja Rumah Sakit Umum

Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai standar tahun 2017 sebesar lebih kurang

55% dari target sebesar 100 % atau ada 23 RSUD yg sudah memenuhi standar.

Beberapa capaian kinerja sudah mencapai target yang sudah ditetapkan, namun masih

ada permasalahan yang belum dapat terselesaikan dan merupakan upaya pelayanan

yang terus menerus diberikan setiap tahun perlu dilakukan intervensi untuk perbaikan,

diantaranya adalah: Persentase Desa Siaga Aktif; Persentase penduduk yang memiliki

akses terhadap air minum yang berkualitas Persentase penduduk yang memiliki akses

terhadap air minum yang berkualitas; Persentase penduduk yang menggunakan

jamban sehat; Ratio kematian ibu; Ratio Kematian Bayi; Cakupan Persalinan oleh

Tenaga Kesehatan; Jumlah Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk Jumlah

Kab/Kota yang menangani kasus gizi buruk; Prevalensi Hipertensi; Persentase kab/kota

dengan 100% Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan Jiwa; Persentase Rumah

Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis dasar sesuai standar; Persentase Rumah

Sakit Umum Daerah terisi dokter spesialis Penunjang sesuai standard; Jumlah

Puskesmas yang sudah Terakreditasi; Jumlah Rumah Sakit mampu memberikan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standard; Persentase penduduk dengan

jaminan Kesehatan.

Permasalahan kesehatan yang ada di perbatasan kabupaten yang ada di Jawa

Barat terutama kabupaten yang berada di Jawa Barat bagian selatan maupun

perbatasan dengan provinsi lain terutama dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi

Banten dan Provinsi Jawa Tengah masih ditemukan kesenjangan infrastruktur

kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan. Pemenuhan rasio tenaga kesehatan

baik dokter, dokter spesialis, yang bekerja di rumah sakit terhadap jumlah penduduk

dan pemenuhan rasio jumlah tempat tidur terhadap jumlah penduduk menjadi sangat

penting terutama di wilayah perbatasan dan wilayah Jawa Barat Selatan seperti

Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut

dan Kabupaten Pangandaran.

Adapun analisa hasil capaian kinerja selama tahun 2013–2018 teridentifkasi

beberapa masalah pokok, masalah serta akar masalah dalam pembangunan bidang

kesehatan di Jawa Barat, yaitu :

Tabel 3.6

Page 76: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

126

Pemetaan Masalah Pokok, Masalah dan Akar Masalah Pembangunan Bidang Kesehatan di Jawa Barat

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

1 Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

Belum optimalnya pelayanan kesehatan pada Ibu dan Bayi di 5 kab/kota capaian terendah di bawah rata-rata provinsi (Kota Banjar, Kab. Pangandaran, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu).

Masih rendahnya pengetahuan ibu hamil dan bersalin.

Masih kurangnya pemeriksaan dan kunjungan rumah ibu hamil dan bersalin oleh tenaga kesehatan.

Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku memberikan ASI eksklusif dan pemberian MP ASI

Masih kurangnya sarana dan prasarana pertolongan persalinan..

Akses ke pelayanan kesehatan di beberapa daerah sulit dijangkau (Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya)

Asupan makanan pada ibu hamil dan bayi yang kurang bergizi.

Manajemen sistem rujukan dan kegawatdaruratan pelayanan kesehatan ibu melahirkan masih kurang optimal.

Kebijakan pemda untuk pemenuhan SPM bidang kesehatan kabupaten/kota belum optimal.

Masih rendahnya gizi masyarakat dan masih terdapatnya balita gizi buruk dan stunting.

Masih rendahnya pengetahuan dan perilaku memberikan asupan gizi pada Balita

Status social ekonomi keluarga balita gizi buruk dan stunting.

Cakupan pemantauan tumbuh kembang balita (Kartu Menuju Sehat) belum optimal

Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan

Akses air bersih/ minum di beberapa kab/kota masih rendah.

Perilaku masyarakat akan air besih rendah

Status ekonomi masyarakat yang masih rendah

Masih rendahnya perilaku masyarakat menggunakan/ memiliki jamban sehat.

Terbatasnya ketersediaan lahan untuk pembuatan septik tank komunal.

Kondisi rumah dan sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

Masih rendahnya pelibatan tokoh provinsi, kelompok masyarakat, organsiasi swadaya masyarakat, dan dunia usaha tingkat provinsi

Page 77: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

127

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

Masih rendahnya perilaku masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Masih rendahnya upaya promotive dan preventif kesehatan di Provinsi, kabupaten/kota.

2 Adanya disparitas sumber daya kesehatan

Masih rendahnya sarana infrastruktur kesehatan di wilayah Jabar Selatan dan wilayah perbatasan provinsi.

Masih ada Puskesmas yang belum memiliki sarana dan prasarana serta alat kesehatan sesuai standar.

Masih ada RSUD Kabupaten/Kota yang belum memiliki sarana, prasana, dan alat kesehatan sesuai standar.

Masih rendahnya pemenuhan pelayanan kesehatan rujukan yang sesuai standar.

Masih adanya wilayah yang kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan rujukan.

Masih ada kesenjangan rasio tempat tidur dengan jumlah penduduk di beberapa kabupaten/kota.

Masih ada laboratorium kesehatan daerah kab/kota yang memiliki sarana, parasarana, dan alat kesehatan sesuai standar.

Adanya disparitas ketersediaan Sumberdaya Manusia Kesehatan di beberapa kabupaten/kota

Masih rendahnya jumlah, jenis tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar.

Masih rendahnya kompetensi tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar.

Masih belum adanya regulasi untuk mendorong partispasi swasta dalam pemenuhan pelayanan kesehatan baik primer maupun rujukan.

Masih rendahnya jumlah, jenis dan kompetensi tenaga kesehatan serta kapasitas manajemen kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Jaminan Kesehatan menuju Universal Health Coverage (UHC).

Masih belum terintegrasinya data kepesertaan Jaminan Kesehatan PBI oleh Dinas Sosial dan Disdukcapil.

Belum optimalnya jumlah kepesertaan jaminan kesehatan mandiri.

Masih adanya SKTM di Provinsi dan beberapa kab/kota.

Page 78: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

128

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

3 Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular

Masih tingginya Prevalensi penyakit HIV/AIDS

Masih rendahnya Pasien HIV yang mendapatkan pengobatan ARV.

Masih rendahnya pengetahun factor risiko penularan HIV/AIDS pada kelompok rentan.

Masih tingginya perilaku berganti-ganti pasangan seksual pada kelompok resiko tinggi HIV/AIDS.

Masih adanya stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS di masyarakat.

Masih rendahnya kerjasama dengan akademisi dan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi/Kab/Kota.

Masih tingginya prevalensi penyakit TB

Masih rendahnya Keberhasilan Pengobatan TB (treatment Succes Rate).

Belum optimalnya peran Pemantau minum obat (PMO).

Makin meningkatnya kasus TB Resisten.

Adanya missing case pengobatan TB karena migrasi (rendahnya surveilans pelacakan migrasi penderita TB).

Masih adanya penyakit PD3I (Polio, Dipteri, Campak, Pertusis)

Masih rendahnya cakupan imunisasi di komunitas tertentu.

Masih belum optimalnya tatalaksana distribusi dan penyimpanan vaksin (cold chain).

Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan petugas dalam tatalaksana vaksinasi.

Masih timbulnya penyakit yang bersiko KLB (Rabies, Filariasis, Folio, Diare, Antrax, Campak, Dipteri)

Masih rendahnya kualitas data surveilans

Masih rendahnya cakupan imunisasi penyakit berisiko KLB.

Belum berjalannya early warning system penyakit berisiko KLB

Tinggi migrasi/mobilitas penduduk.

Masih timbulnya penyakit Malaria

Masih endemis Malaria di 4 kabupaten (Pangandaran, Tasik, Garut, Cianjur, Sukabumi).

Masih adanya penyakit Kusta Masih ditemukannya kasus cacat kusta TK II

Masih timbulnya penyakit Rabies

Belum optimalnya tatalaksana kasus gigitan hewan penular rabies sesuai standar

Masih rendahnya vaksinasi hewan di daerah rawan KLB Rabies.

Makin meningkatnya penderita hipertensi

Masih rendahnya perilaku hidup sehat

Page 79: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

129

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

Keteraturan minum obat pada penderita hipertensi

Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis

Makin meningkatnya penduduk yang mengalami gangguan jiwa

Meningkatnya tekanan hidup

Keteraturan minum obat pada penderita gangguan jiwa

Makin meningkatnya penderita Diabetes Melitus

Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat

Kurangnya aktivitas fisik/ olah raga

Meningkatnya tekanan hidup

Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis

Makin meningkatnya Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah

Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat

Kurangnya aktivitas fisik/ olah raga

Meningkatnya tekanan hidup

Masih kurang optimalnya upaya kesehatan prolanis

Makin meningkatnya Penderita penyakit kanker

Masih rendahnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat

Makin meningkatnya paparan karsinogen di sekitar lingkungan

Masih kurangnya upaya deteksi dini dan skrining penyakit kanker.

4 Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi

Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa.

Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai

Makanan Tambahan/Pendamping untuk Kelompok Rentan (MP ASI, MP ibu Hamil, Pemberian Makanan untuk Bayi dan anak (PMBA) dll)

Kelengkapan Pendukung Kesehatan Perorangan (Hyegiene Kit dan Family Kit)

Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan

Kebutuhan SDM kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan 24 jam di Pos Kesehatan bagi penduduk terdampak, meliputi : Dokter umum; Perawat; bidan.

Kebutuhan SDM kesehatan untuk pengiriman tim penanggulangan krisis kesehatan, terdiri : Dokter; Perawat; bidan; Tenaga kesehatan masyarakat terlatih yang memiliki kemampuan di bidang surveilans, gizi, epidemiologi, kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi; Tenaga kesehatan terlatih yang memiliki kemampuan dalam penanganan kesehatan jiwa;

Page 80: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

130

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

Apoteker dan/atau Asisten Apoteker; Tenaga penyuluh/promosi kesehatan.

Pemenuhan Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar

Pelayanan kesehatan saat pra krisis kesehatan

Pelayanan kesehatan saat tanggap darurat krisis kesehatan, meliputi:

1. layanan medis dasar dan layanan rujukan bila diperlukan;

2. layanan pencegahan penyakit menular dan penyehatan lingkungan;

3. layanan gizi darurat; 4. layanan kesehatan reproduksi

darurat; 5. layanan dukungan kesehatan

jiwa dan psikososial; 6. penyuluhan kesehatan.

5 Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi

Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa

Pemenuhan alat pelindung diri APD sesuai dengan jenis penyakit

Profilaksis/ obat/ vaksin

Alat pemeriksaan fisik

Alat dan bahan pengambilan spesimen

Wadah pengiriman specimen

Tempat sampah biologis

Formulir penyelidikan PE

Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan

Di luar fasilitas layanan kesehatan dilakukan oleh Tim Gerak Cepat Provinsi (sesuai SK Dinkes Provinsi) yang terdiri dari:

1. Dokter

2. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang epidemiologi

3. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang kesehatan lingkungan

4. Tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang entomologi

5. Tenaga Laboratorium

6. Tenaga penyuluh/promosi kesehatan

7. Petugas yang terlibat dalam pelaksanaan penyelidikan epidemiologi

Di fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari; dokter (umum dan spesialis), perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium, dan lain-lain.

Page 81: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

131

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH

(1) (2) (3) (4)

Pemenuhan Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar

Kajian epidemiologi terhadap data/informasi tentang kemungkinan KLB lintas kabupaten/kota oleh Dinas Kesehatan Provinsi (Tim Gerak Cepat Provinsi);

Rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sector;

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan penanggulangan KLB;

Pencatatan dan Pelaporan.

6 Masih rendahnya Manajemen Sistem Informasi Kesehatan Provinsi

Belum terintegrasinya data system informasi kesehatan di tingkat provinsi

Banyaknya aplikasi system informasi kesehatan dari pusat/ kementerian kesehatan (Aspak, SPGDT, e-warning, sisrute, RS online, simpus, SIHA, SIR, SP2TP, e-health,

Belum adanya regulasi manajemen system informasi kesehatan provinsi

Belum optimalnya analisis data fasyankes swasta (sarana dan nakes) di tingkat provinsi.

Rendahnya input dan validasi data e-profil di tingkat provinsi dan kab/kota.

7 Masih belum optimalnya mutu pelayanan RS/Balai milik Provinsi

Masih terbatasnya sumber daya kesehatan di RS Provinsi

Belum optimalnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan dan penunjang sesuai dengan standar

Masih terbatasnya sarana, prasarana, alkes unit pelayanan RS Provinsi sesuai standar

Masih rendahnya kapasitas pengelola BLUD RS

Jarak yang sangat jauh dan kunjungan yang masih kurang menjadikan keberadaan RS Provinsi di wilayah Jabar selatan kurang diminati oleh tenaga kesehatan

Belum optimalnya pemanfaatan upelkes dan labkes.

Belum optimalnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan dan penunjang sesuai dengan standar

Masih terbatasnya sarana, prasarana, alkes unit pelayanan Balai sesuai standar

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

a. Visi dan Misi

Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah Jawa Barat sampai dengan

Tahun 2023 difokuskan untuk mewujudkan visi. Adapun visi pembangunan jangka

Page 82: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

132

menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir

Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi” Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018 - 2023

memiliki makna sebagai berikut:

Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.

Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung

dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup, dan

pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan pemerintahan,

antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan potensi dan peluang

serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan

beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, misi

dibidang kesehatan tertuang pada misi kedua adalah ‘‘Melahirkan Manusia yang

Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan

Publik yang Inovatif’’ Misi kedua, memiliki tujuan Meningkatnya kebahagiaan dan

kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran “Meningkatnya Kualitas Kesehatan

Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan”

Menjawab tantangan pembangunan kesehatan di Jawa Barat lima tahun kedepan

ditekankan kepada pada kolaborasi/ kerjasama antara Pemerintah, dunia usaha,

akademisi, komunitas, dan media. Demikian juga dari sisi sumber anggaran/ pembiayaan

yang berasal dari APBN/APBD, dana umat, pinjaman, kerjasama dengan badan usaha.

Peningkatan pelayanan kesehatan berupa untuk melakukan terobosan inovatif guna

mempermudah, mempercepat dan meringankan biaya pelayanan terhadap masyarakat.

Pemerintah provinsi juga berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada

masyarakat golongan ekonomi lemah / masyarakat miskin.

Konsep pembangunan Jawa Barat 2018-2023 tersebut sejalan dengan konsep

pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017. Pembangunan

daerah diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik

dan daya saing daerah serta kualitas lingkungan hidup.

b. Tujuan dan Sasaran

Penjabaran visi dan misi pembangunan jangka menengah Jawa Barat 2018-2023

terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 22 (dua puluh dua) sasaran. Setiap tujuan dan sasaran

Page 83: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

133

pembangunan disertai dengan indikator dan target pembangunan setiap tahun selama 5

(lima) tahun. Adapun tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa

Barat yang terkait bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat yang

Terkait Bidang Kesehatan

TUJUAN SASARAN

INDIKATOR KINERJA

TUJUAN/SASARAN

SATUAN

KONDISI

AWAL (2017)

TARGET KONDISI

AKHIR 2019 2020 2021 2022 2023

VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

2.1. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat

2.1.1.

Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

a Indeks Pembangunan Manusia

Poin 70,69 71,44 71,50

71,63

71,63 71,69

71,69

b Indeks Kebahagiaan

Poin 69,58 70-71

70-71

71-73,5

71-73,5

73,6-76

73,6-76

c

AHH Poin 72,47 72,62 –

72,92

72,77-

73,07

72,92 –

73,33

73,07 - 73, 37

73,22 -

73,52

73,22 –

73,52

Program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jawa Barat terkait bidang

kesehatan masuk dalam 2 (dua) program unggulan RINDU, meliputi :

1. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:

a. Layad rawat

Layad rawat dimaksudkan untuk masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses

pelayanan kesehatan meliputi: kesulitan fisik, kesulitan transportasi, kesulitan ekonomi.

b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit dan Puskesmas

Pembangunan gedung dan perbaikan gedung rumah sakit dilakukan dalam rangka

meningkatkan akses pelayanan kesehatan primer dan pelayanan rujukan di daerah

kabupaten/kota, meningkatkan sarana prasarana, alat kesehatan rumah sakit dan

puskesmas sesuai dengan standar. Membantu kab/kota dalam pembangunan rumah sakit

baru dalam upaya peningkatan / pemerataan akses pelayanan kesehatan rujukan dan

peningkatan rasio jumlah tempat tidur perawatan dengan jumlah penduduk di wilayah

kabupaten/kota.

2. Layanan kesehatan gratis untuk subsidi gratis golekmah

Page 84: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

134

Membantu subsidi pembayaran premi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin berupa

Penerima Bantuan Iuran Daerah Provinsi dan mengalokasikan anggaran pelayanan

kesehatan SKTM pada rumah sakit milik Provinsi Jawa Barat.

c. Faktor-faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi pencapaian

sasaran, program Kepala Daerah terkait Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2019–2023 Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat harus mampu menjawab setiap tantangan dan mengadaptasi peluang

yang ada untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Untuk

itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalahan pada pelayanan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat termasuk faktor-faktor penghambat dan pendorongnya untuk setiap

program terkait yang mendukung Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa

Barat.

Tabel 3.2.2

Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi Pencapaian Sasaran,

Program Kepala Daerah

No. Sasaran dan Program Kepala Daerah & Wakil

Kepala Daerah Terpilih

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Rendahnya Upaya promotive, preventif

Urusan dan kewenangan provinsi dan kab/kota sesuai UU 23/2014.

Adanya komitmen kepala daerah Provinsi dan Kabupaten/kota

Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan

Kurangnya sarana prasarana dan tenaga kesehatan di wilayah perbatasan dan jabar selatan

Adanya akreditasi puskesmas dan akreditasi rumah sakit

Upaya kerjasama dan kolaborasi antara pemda provinsi dengan pemda kab/kota yang masih lemah

Kurangnya kebijakan program prioritas provinsi dan kab/kota

Kerja sama antar pemerintah prov & kab/kota

Masih rendahnya pemenuhan jenis dan jumlah tenaga kesehatan di daerah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar selatan.

UU No 23 Th 2014 Urusan dan kewenangan

Nusantaran Sehat, WKDS, Dokter Pengabdian masyarakat

1. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi: a. Layat rawat;

Belum adanya Regulasi (Pergub, kepgub, pedoman teknis) layad rawat.

Kesiapan sumber daya kesehatan di kab/kota yang beragam.

- Komitmen pemerintah daerah provinsi terkait pembiayaan layad rawat.

- Adanya PSC 119 di beberapa kab/kota.

- Sudah ada kegiatan perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas.

Page 85: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

135

No. Sasaran dan Program Kepala Daerah & Wakil

Kepala Daerah Terpilih

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit dan puskesmas

Masih rendahnya fisik bangunan dan sarana prasarana serta alat kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar

Kondisi geografis, demografis dan sulitnya akses ke fasilitas kesehatan di wilayah perbatasan dan wilayah jabar selatan.

Kebijakan pusat tentang DAK fisik, BOK, APBD Provinsi/ Bankeu, dan APBD Kab/Kota, serta skema pembiayaan PKBU.

Masih rendahnya pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer dan rujukan

Distribusi nakes tidak merata terutama kesenjangan di wilayah Jabar selatan

Adanya Program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, Dokter Interenship, pengabdian masyarakat untuk pemenuhan tenaga kesehatan di kab/kota wilayah perbatasan dan Jawa Barat bagian Selatan.

2. Subsidi gratis golekmah, meliputi: a. Layanan kesehatan gratis;

Data masyarakat miskin yang dinamis .

Urusan dan kewenangan provinsi dan kab/kota sesuai UU 23/2014.

Adanya rencana aksi daerah penanggulanan kemiskinan.

Penentuan kriteria miskin yang berubah-ubah.

Basis data masyarakat miskin dari Dinas Sosial.

Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan

Untuk menyelaraskan perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat dengan arah perencanaan pembangunan Kesehatan Kementerian

Kementerian, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan identifikasi

permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat termasuk faktor-faktor

penghambat dan pendorongnya untuk setiap sasaran jangka menengah Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015–2019.

Tabel 3.2.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan

Tahun 2015-2019

No. Sasaran Jangka Menengah

Kementerian Kesehatan

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Page 86: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

136

No. Sasaran Jangka Menengah

Kementerian Kesehatan

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

a) presentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.

Faktor jarak atau geografis yang sulit dijangkau

Adanya anggaran Jampersal Adanya gerakan tabungan ibu hamil/bersalin di berapa daerah. Adanya rujukan persalinan puskesmas Poned

b) Menurunya presentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.

- - Masih rendahnya pelayanan ibu hamil di Jawa Barat

- Adanya komitmen dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat, Pemda Provinsi untuk pelayanan ibu hamil di Jawa Barat.

c) Meningkatnya presentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih, dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

Persentase kab/kota yang ber-PHBS

Masih ada kab/kota yang belum memiliki aturan kebijakan tentang penerapan PHBS.

Adanya inpres tentang Germas.

2 Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya pengendalian penyakit

- Masih kurang optimalnya upaya Pencegahan dan pengendalian penyakit menular (TB, Kusta, Zoonosis, HIV/AIDS, Malaria, DBD).

- Masih kurang optimalnya upaya Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (Hipertensi, DM, Stroke, penyakit jantung, kankes, gangguan jiwa).

- Masih rendahnya upaya kesehatan promotif dan preventif.

- Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.

- Terjadinya pergeseran penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (Tripel Borden).

a) Presentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.

Masih rendahnya akses jamban dan air bersih di beberapa kab/kota.

- Masih rendahnya upaya kesehatan promotif dan preventif.

- Adanya Pokja lintas sektor yang didukung Pemda Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan di Jawa Barat.

b) Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%

Masih rendahnya tatakelola coldchain. Masih adanya penolakan imunisasi di masyarakat

c) Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan

Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan KLB.

Page 87: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

137

No. Sasaran Jangka Menengah

Kementerian Kesehatan

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5) kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

d) Menurunnya prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

3 Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan

Belum adanya grand desain/ rencana induk peningkatan /pengembangan sarana pelayanan kesehatan primer dan rujukan di Jawa Barat.

- Upaya kesehatan promotif dan preventif masih belum menunjukan peningkatan terhadap penurunan angka kesakitan.

- Macam layanan dan tenaga kesehatan di FKTP (puskesmas dan klinik swasta) belum cukup efektif dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif yang berdampak terhadap menurunnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM).

- FKTL/ Layanan rujukan yang ada belum tertata dengan baik pola rujukan antar layanan RS tipe D/C/B/A.

- Penyebaran jumlah FKTL tidak merata/ rasio FKTL terhadap penduduk tidak merata terutama di wilayah Jabar Selatan.

a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.

Sudah tercapai

b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 Kab/Kota.

Sudah tercapai

4 Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

a. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 90%

Masih adanya obat bufferstock di provinsi yang dimusnahkan.

- Masih rendahnya tatakelola buffer stock obat.

- Masih rendahnya manajemen penyusunan rencana kebutuhan obat esensial.

Page 88: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

138

No. Sasaran Jangka Menengah

Kementerian Kesehatan

Permasalahan Pelayanan PD Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat

Analisis Faktor

Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang di produksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.

Bukan kewenangan provinsi

c. Presentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 83%.

Bukan kewenangan provinsi

5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan,

a. Jumah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas.

Adanya pembagian kewenangan dan urusan pemerintah pusat, provinsi, kab/kota.

Kewenangan kab/kota Adanya program nusantara sehat, dokter pengabdian masyarakat.

b. Presentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.

Kewenangan kab/kota Adanya WKDS, interensip dokter spesialis

c. Jumlah SDM kesehatan yang di tingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.

Belum adanya regulasi yang mengatur

6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi

a. Meningkatnya presentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.

Belum terintegrasinya data base kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan swasta.

b. Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.

Belum optimalnya pemanfaatan aplikasi system informasi milik Kemenkes.

Belum adanya system informasi kesehatan tingkat provinsi.

Sudah ada aplikasi e profil.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa sasaran

dalam mewujudkan pembangunan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterpaduan program/kegiatan pembangunan bidang kesehatan meningkat;

Page 89: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

139

2. Konsistensi antara program kegiatan yang telah dilaksanakan dengan rencana

yang telah disusun sebelumnya;

3. Tersedianya data statistik yang akutantabel (up to date, valid dan kemudahan

akses untuk publik) untuk mendukung perencanaan.

Selanjutnya secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi Pusat,

Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Lebih lanjut sasaran-sasaran tersebut akan

dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target setiap per-tahunnya.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah & Kajian Lingkungan Hidup Strategis

a. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat

Kebijakan pengembangan wilayah Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun

2018-2023 memberi acuan fokus pengembangan dan arahan sifat pengembangan

secara kewilayahan sesuai karakteristik, potensi pengembangan (kebijakan nasional

dan infrastruktur strategis eksisting), serta daya dukung lingkungan untuk mendukung

pembangunan. Pengembanganan wilayah Jawa Barat dibagi kedalam 6 (enam)

Wilayah Pengembangan (WP) serta keterkaitan fungsional antarwilayah dan antarpusat

pengembangan. Pembagian WP meliputi WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP

Ciayumajakuning, WP Sukabumi dsk, WP KK Cekungan Bandung, dan WP Priangan

Timur dan Pangandaran, dengan cakupan wilayah setiap WP. Penetapan WP ini

dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan ekonomi dan

infrastruktur, dan fokus peningkatan keunggulan tiap WP.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 menjadi salah satu dokumen yang

harus diperhatikan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023. Perumusan

substansi RTRW Provinsi Jawa Barat yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi, rencana,

arahan pemanfaatan dan pengendalian, dimaksudkan untuk dapat menjaga sinkronisasi

dan konsistensi pelaksanaan penataan ruang serta mengurangi penyimpangan

implementasi indikasi program utama yang diharapkan akan lebih mampu merespon

tantangan dan menjamin keberlanjutan pembangunan.

Tabel.3.2.4

Telahaan Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat Terhadap Kebutuhan dan Pengembangan Pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Page 90: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

140

No. Rencana Struktur Ruang dan Fungsi

Ruang Indikasi Program

Pengaruh rencana struktur ruang terhadap

Kebutuhan Pelayanan PD

Arahan lokasi pengembangan pelayanan

PD

1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Mempunyai peran sebagai pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi, Kawasan ekonomi khusus.

• Penyediaan fasilitas Pelayanan kesehatan sesuai struktur ruang;

Perencanaan struktur ruang ini berpengaruh terhadap penyediaan layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Kawasan perkotaan Bodebek, Kawasan Bandung raya, Kawasan Cirebon.

2 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Mempunyai peran sebagai pusat koleksi dan distribusi skala nasional.

Kota Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek-Cikopo, Pangandaran, dan Cidaun.

3 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Mempunyai wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa kecamatan

Cikarang-Cibitung, Cibinong, Cileungsi, Cigudeg, Cibadak, Cicurug, Sagaranten, Jampangkulon, Cikembar, Cianjur, Sindangbarang, Purwakarta, Karawang,……

Tabel.3.2.5

Telahaan Pola Ruang Provinsi Jawa Barat Terhadap Kebutuhan dan Pengembangan Pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

No. Rencana Pola Ruang Indikasi Program Pengaruh Rencana

Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan PD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan PD

1 Kawasan peruntukan permukiman

Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dengan layanan unggulan sesuai spesifikasi kawasan.

Pengembangan fokus/unggulan layanan kesehatan pada Puskesmas perkotaan/perdesaan

Rencana pengembangan hunian vertical di Kawasan perkotaan Purwasuka.

2 Kawasan peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa

Pengembangan fokus/unggulan layanan kesehatan pada Puskesmas perkotaan

3 kawasan peruntukan industri dan pergudangan nasional/internasional

Pengembangan RSUD/Rumah Sakit Khusus Daerah dengan kekhususan spesifikasi layanan kesehatan tingkat lanjut/ rujukan.

• Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-1 (Kab. Bogor, Kab Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang).

• Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-2 (Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka.

4 Kawasan peruntukan

Pengembangan fasilitas pelayanan

• Penyediaan/ pengembangan fasilitas

• Kawasan strategis ekowisata alam Puncak.

Page 91: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

141

No. Rencana Pola Ruang Indikasi Program Pengaruh Rencana

Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan PD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan PD

pariwisata skala nasional/internasional

Kesehatan di Kawasan wisata sebagai destinasi wisata yang telah ditetapkan oleh Gubernur

pelayanan kesehatan (Primer/Rujukan) yang berfungsi sebagai utilitas Kawasan pariwisata skala nasional/ internasional.

• Penyediaan/ Pengembangan Jejaring pelayanan kesehatan / rujukan di Kawasan pariwisata.

• Kawasan strategis geowisata Palabuhanratu-Cileutuh-Ujunggenteng.

• Kawasan strategis geowisata Tasikmalaya- Pangandaran.

5 Kawasan rawan bencana alam

• Sistem Penanggula gan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

• Penguatan logistic kesehatan paska bencana.

• Penanggulangan penyakit paska bencana.

• Integrasi ke dalam system SPGDT yang ada di Jawa Barat.

• Perencanaan logistic kesehatan pasca bencana.

• Surveilans dan pelayanan kesehatan pasca bencana.

Kawasan rawan bencana tsunami, kawasan rawan gempa, Kawasan rawan banjir.

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau disingkat KLHS adalah rangkaian analisis

yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Kajian ini dimaksudkan

untuk memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

pembangunan jangka menengah di Jawa Barat dengan memperhatikan potensi dampak

pembangunan melalui penyusunan rekomendasi perbaikan berupa antisipasi, mitigasi,

dan adaptasi.

Isu pembangunan berkelanjutan prioritas merupakan isu yang menjadi akar

permasalahan di Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil telaahan merujuk pada PP

Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS pasal 9 ayat 2.

Adapun Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya gas emisi;

2. Ketimpangan akses perdesaaan dan perkotaan;

3. Ketimpangan akses jalur utara dan jalur selatan;

4. Peningkatan sarana dan prasarana;

5. Pengolahan air minum;

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas air baku;

7. Peningkatan aspek sosial dan ekonomi;

8. Banyaknya lahan kritis;

Page 92: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

142

9. Perlunya penataan ruang dan lingkungan hidup;

10. Kurang optimalnya infrastruktur pengolahan limbah;

11. Tingginya kerawanan bencana banjir;

12. Pencemaran lingkungan;

13. Alih fungsi lahan;

14. Terbatasnya sarana untuk pengembangan komoditas unggulan.

Terkait isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di Jawa Barat, Dinas

Kesehatan Provinsi sudah melakukan analisis mengenai kebutuhan penyediaan sarana

dan prasarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan rujukan di kabupaten/kota

sesuai dengan kewenangan urusan yang dimiliki provinsi. Terkait dengan kerawanan

bencana banjir, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat meningkatkan koordinasi dengan

BPBD Provinsi Jawa Barat. Untuk pengolahan air minum dan peningkatan kualitas dan

kuantitas air baku di Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan sudah bekerjasama dengan Dinas

Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.

Kebijakan pengembangan wilayah meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan

masyarakat antar wilayah kabupaten/kota maupun kawasan perkotaan dan perdesaan.

Pembangian enam wilayah pengembangan dan keterkaitan fungsional antar wilayah

pengembangan yang merupakan penjabaran dari kawasan strategis nasional,

meningkatkan sinergiatas dan integrasi pengembangan wilayah pengembangan dan

wilayah khusus.

1. WP Bodebekpunjur, mengendalikan perkembangan fisik wilayah. Arah

pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Di bidang

kesehatan diarahkan untuk melengkapi sarana fasilitas pelayanan kesehatan primer

dan pelayanan rujukan.

2. WP Purwasuka, mendorong pengembanan Kawasan dengan tetap mengendalikan

sawah di pantura. Arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW) dan PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan melengkapi

fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan kesehatan primer

serta pelayanan rujukan.

3. WP Ciayumajakuning, mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat.

Arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN),

PKW, PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan melengkapi fasilitas pendukung

Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan kesehatan primer serta pelayanan

rujukan. Selain itu diarahkan pula untuk melengkapi fasilitas kesehatan penunjang

Bandara Kertajati.

Page 93: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

143

4. WP Priangan Timur & Pangandaran, mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya

dan PKW Pangandaran serta pengembangan secara terbatas Jawa Barat bagian

selatan. Arah perkembangan melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL. Terkait

bidang kesehatan diarahkan melengkapi fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan

Regional dan pelayanan kesehatan primer serta pelayanan rujukan.

5. WP Kawasan Khusus cekungan Bandung, mengendalikan pembangunan dengan

mengoptimalkan fungsi pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Arah perkembangan

melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL. Terkait bidang kesehatan diarahkan

melengkapi fasilitas pendukung Rumah Sakit Rujukan Regional dan pelayanan

kesehatan primer serta pelayanan rujukan.

6. WP Sukabumi, mendorong perkembangan koridor Sukabumi, Cianjur dan PKW

Pelabuhanratu serta membatasi perkembangan di bagian selatan Sukabumi dan

Cianjur.

Tabel. 3.2.6 Telaahan Implikasi RTRW dan KLHS

Terhadap Renstra Dinas Kesehatan Povinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

No RTRW / KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Dinkes

Prov. Jabar

Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

1 WP Bodebekpunjur

mengendalikan perkembangan fisik wilayah dan arah pengembangan melengkapi fasilitas pendukung PKL

Pengembangan RSUD Cibinong sebagai RS Rujukan Regional tidak sesuai dengan arah pengembangan wilayah.

Sumber daya kesehatan berlimpah (RS swasta, nakes)

2 WP Purwasuka mendorong pengembanan Kawasan dengan tetap mengendalikan sawah di pintura dan melengkapi fasilitas pendukung PKW dan PKL.

Di Kab. Subang masih kekurangan nakes dan layanan kesehatan swasta masih kurang.

Diarahkan untuk melengkapi RSUD Karawang sebagai RS Rujukan Regional.

3 WP Ciayumajakuning

Mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat. Melengkapi fasilitas pendukung PKN, PKW, PKL.

Belum adanya RSUD di Kuningan sebelah Timur yang berbatasan dengan Provinsi jawa Tengah.

- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKN Bandara Internasional Kertajati

- Diarahkan untuk melengkapi RSUD Gunungjati

Page 94: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

144

No RTRW / KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Dinkes

Prov. Jabar

Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

sebagai RS Rujukan Regional.

- Melengkapi RS Paru Provinsi Jawa Barat sebagai rujukan pelayanan paru di Jawa Barat.

4 WP Priangan Timur & Pangandaran

Mendorong perkembangan PKW Tasikmalaya dan PKW Pangandaran serta pengembangan secara terbatas Jawa Barat bagian selatan

Pengembangan RSUD Pameungepk terkendala penetapan wilayah Pameungpeuk sebagai PKL.

- Diarahkan untuk melengkapi RSUD dr. Soekardjo sebagai RS Rujukan Regional.

- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKW Pangandaran.

- Pengusulan KEK Pariwisata Pangandaran.

- Adanya RSUD Pameungpeuk di wilayah Garut.

5 WP Kawasan Khusus cekungan Bandung

Mengendalikan pembangunan dengan mengoptimalkan fungsi pemerintah di tingkat pusat dan daerah

Tidak terkendalinya kesehatan lingkungan

Sumber daya kesehatan berlimpah (RS swasta, nakes)

6 WP Sukabumi Mendorong perkembangan koridor Sukabumi, Cianjur dan PKW Pelabuhanratu serta membatasi perkembangan di bagian selatan Sukabumi dan Cianjur

Pengembangan RSUD Jampangkulon terkendala penetapan wilayah Jampangkulon sebagai PKL.

- Adanya KEK Sukabumi

- Melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan pendukung PKW Palabuhanratu.

- Adanya RSUD Jampangkulon.

3.5. Penentuan Isu Strategis

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan

dalam perencanaan pembangunan Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi

Daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka

menengah/ panjang, dan menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan

pemerintahan Daerah di masa yang akan datang. Isu strategis berdasarkan tugas dan

fungsi perangkat daerah merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

Page 95: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

145

dikedepankan dalam perencanaan pembangungan karena dampaknya yang signifikan

bagi perangkat daerah tersebut di masa datang. Jadi, Isu strategis bidang kesehatan di

Provinsi Jawa Barat tahun 2018 - 2023.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan merupakan turunan dari

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM Bidang Kesehatan dapat

dilaksanakan dengan optimal di Daerah dengan memperhatikan mutu pelayanan dasar

setiap jenis pelayanan dasar ditetapkan dalam standar teknis, yaitu 1) Standar dan

jumlah barang dan/atau jasa; 2) Standar jumlah dan kualitas personel/ sumber daya

manusia kesehatan; 3) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. Dalam

mengimplementasikan SPM Bidang Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat

merencanakan kebutuhan sumber daya sesuai dengan standar teknis setiap jenis

indikator baik menyangkut kualitas intervensi dan sumber daya yang diperlukan sesuai

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.

Hasil identifikasi isu strategis yang terkait dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Hasil identifikasi isu strategis

NO ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

1 Implementasi Standar Pelayanan Minimbal (SPM) Bidang Kesehatan Provinsi.

2 Penguatan Upaya kesehatan masyarakat melalui upaya promotive, preventif dan pemberdayaan masyarakat

3 Penyelenggaraan layad rawat di Kabupaten/Kota.

4 Pemenuhan standar pelayanan Rumah Sakit Provinsi.

5 Penguatan kompetensi SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan UPT Dinkes Provinsi.

6 Pemenuhan jumlah dan jenis SDM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan UPT Dinkes Provinsi.

7 Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi yang terintegrasi.

8 Meningkatakan pengelolaan PPK BLUD UPT RS/Balai di Lingkungan Dinkes Provinsi Jawa Barat.

9 Pemenuhan Tenaga kesehatan (Perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan) SDM Kesehatan di kabupaten/kota sesuai standar.

10 Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar.

11 Peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi.

12 Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal di kabupaten/kota.

13 Penguatan Manajemen sistem pelayanan Ibu hamil dan melahirkan di pelayanan primer dan rujukan

14 Pemenuhan standar pelayanan RS Rujukan Regional.

15 Pemerataan fasilitas pelayanan dan tenaga Kesehatan di Jabar Selatan dan wilayah perbatasan.

Page 96: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

146

NO ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

16 Mendorong peningkatan pengelolaan PPK BLUD RSUD/puskesmas di Jawa Barat.

17 Pembiayaan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), berupa kecukupan anggaran untuk UKM dari APBN/BOK, kapitasi dan dana desa, serta APBD.

18 Pemenuhan layanan kesehatan gratis untuk golongan ekonomi lemah (golekmah).

19 Kebijakan pemerintah Kab/kota untuk Jaminan Kesehatan Nasional (Universal Health Coverage).

20 Implementasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di kab/kota.

21 Pembangunan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS PK).

22 Peningkatan tata kelola kualitas Universal Child Immunization (UCI) di Kab/Kota.

23 Pergeseran pola penyakit/ triple borden disease (terutama TB, HIV/AIDS, DM, hipertensi, gangguan jiwa).

24 Komitmen Global berupa Sustainable Developmen Goals (SDGs) terutama Target nasional berupa Komitmen eliminasi penyakit menular (Indonesia eliminasi TB tahun 2030, Indonesia bebas Rabies tahun 2030, Indonesia eliminasi Filariasis tahun 2020, Indonesia eliminasi Malaria 2030)

Isu strategis bidang kesehatan Provinsi Jawa Barat berisikan riview kembali faktor

faktor penghambat, pendorong, tantangan dan peluang dari pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau

dari sasaran jangka menengah Renstra Kementrian Kesehatan, sasaran jangka

menengah dari Renstra Kab/Kota, Implikasi RTRW dan Implikasi KLHS bagi pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan perubahan regulasi secara nasional khususnya Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah

Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang melaksanakan Fungsi Penunjang

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan serta hasil evaluasi pelaksanaan renstra

sebelumnya, prediksi permasalahan dan tantangan 5 (lima) tahun ke depan, isu tugas

dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, maka dirumuskan isu-isu strategis

yang perlu ditangani dan kemudian akan menjadi tugas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat dalam menyelenggarakan kebijakan teknis bidang pembangunan kesehatan,

menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan

urusan pemerintahan daerah di bidang pembangunan Kesehatan dapat ditentukan isu-

isu strategis, sebagai berikut :

1. Hasil pengendalian dan evaluasi belum secara maksimal digunakan sebagai dasar

perencanaan;

2. Keselarasan perencanaan pembangunan kesehatan wilayah antar sektor dan

tingkat pemerintahan;

3. Konsistensi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bifdang kesehatan;

4. Ketersediaan sumber daya kesehatan dalam pembangunan bidang kesehatan

(SDM dan sistem informasi) yang proporsional sesuai kebutuhan ideal.

Page 97: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

147

Prioritas pembangunan bidang kesehatan merupakan implementasi arah

kebijakan pembangunan jangka menengah dan sekaligus juga merupakan janji

kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 - 2023. Desentralisasi

Layanan Kesehatan merupakan bagian dari 9 (sembilan) Prioritas janji kampanye

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat sesuai tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa

Barat Tahun 2018 - 2023. Desentralisasi layanan kesehatan salah satu program untuk

endekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga program

pembangunan kesehatan lebih effektif dan effisien dalam menawab kebutuhan

kesehatan masyarakat. Dalam mewujudkan desentralisasi layanan kesehatan bagi

seluruh masyarakat diterjemahkan melalui berbagai Jabar Juara sebagai berikut :

a. Kesehatan Juara, terdiri dari :

1) Layad Rawat;

2) Puskesmas Juara;

3) Pembangunan dan Revitalisasi Rumah Sakit;

4) Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin yang terintegrasi dengan Jaminan

Kesehatan Nasional.

Setelah diidentifikasi isu strategis yang ada kemudian masing-masing isu

strategis tersebut dilakukan pembobotan. Dalam penentuan pembobotan dilakukan

FGD untuk memahami usulan dan masukan tentang berbagai isu strategis.

Pembobotan ini dilakukan untuk menentukan mana isu strategis yang paling prioritas

dan akan dijadikan dasar bagi penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat Tahun 2018 - 2023.

Page 98: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

92

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan

Berdasarkan permasalahan dan isu strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat yang telah dituangkan sebelumnya pada Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat maka dirumuskan tujuan dan sasaran jangka

menengah Tahun 2018 - 2023 yang menjadi tugas tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan di bidang kesehatan, meliputi : 1) Kesehatan masyarakat; 2) Pencegahan

dan pengendalian penyakit; 3) Pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan yang

menjadi kewenangan Daerah Provinsi; 3) Melaksanakan tugas dekonsentrasi; dan 4)

Melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang - undangan.

Tujuan dan Sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 yang secara langsung berkaitan

dengan urusan kesehatan, Dalam upaya menjawab isu dan permasalahan dalam

urusan pembangunan bidang kesehatan, maka tujuan jangka menengah Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah “Meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan

masyarakat” dalam upaya mencapai target tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

2018 - 2023, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merumuskan tujuan jangka

menengah yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat Tahun 2018 - 2023, yaitu “Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat”.

4.2 Sasaran

Sasaran jangka menengah yang ingin dicapai yaitu “Meningkatnya kualitas kesehatan

masyarakat dan jangkauan pelayanan kesehatan”. Adapun sasaran jangka menengah

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2018 - 2023, yaitu

“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat” yang telah ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023.

Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat beserta

indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :

Page 99: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

93

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja

2019 2020 2021 2022 2023

Meningkatkan

Status

Kesehatan

Masyarakat

1. Ratio

kematian ibu;

2. Ratio

kematian bayi;

3. Prevalensi

stunting;

4. Persentase

penduduk

terhadap

sanitasi yang

layak (jamban

sehat);

5. Persentase

kabupaten

/kota dengan

cakupan

rumah tangga

ber PHBS

>60%;

6. Persentase

keberhasilan

pengobatan

TB;

7. Prevalensi

hipertensi;

Meningkatkan

Derajat

Kesehatan

Masyarakat

1. Ratio

kematian ibu;

2. Ratio

kematian bayi;

3. Prevalensi

stunting;

4. Persentase

penduduk

terhadap

sanitasi yang

layak (jamban

sehat);

5. Persentase

kabupaten

/kota dengan

cakupan

rumah tangga

ber PHBS

>60%;

6. Persentase

keberhasilan

pengobatan

TB;

7. Prevalensi

hipertensi;

Per100.000

Per 1000

Persen

Persen

Persen

Persen

Persen

86/100.000 KH

5.2/1.000 KH

27,2

75

40,7

89

39

85/100.000 KH

5/1.000 KH

25,2

80

51,9

89

38.4

84/100.000 KH

4.8/1.000 KH

23,2

85

63

90

37.8

83/100.000 KH

4.6/1.000 KH

21,2

90

77,8

90

37.2

82/100.000 KH

4.4/1.000 KH

19,2

95

85,2

91

36.6

Page 100: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

94

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja

2019 2020 2021 2022 2023

8. Persentase

penduduk

yang

terdampak

krisis

kesehatan

akibat

bencana

dan/atau

berpotensi

bencana

provinsi yang

mendapat

pelayanan;

9. Persentase

puskesmas

yang

terakreditasi;

10. Persentase

kab/kota yang

melaksanakan

layanan layad

rawat;

11. Persentase

rumah sakit

terakreditasi;

8. Persentase

penduduk

yang

terdampak

krisis

kesehatan

akibat

bencana

dan/atau

berpotensi

bencana

provinsi yang

mendapat

pelayanan;

9. Persentase

puskesmas

yang

terakreditasi;

10. Persentase

kab/kota yang

melaksanakan

layanan layad

rawat;

11. Persentase

rumah sakit

terakreditasi;

Persen

Persen

Persen

Persen

100

94.76

29.63

59.13

100

99.81

48.15

68.99

100

99.81

66.67

78.84

100

99.81

85.19

88.70

100

99.81

100

98.55

Page 101: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

95

Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indkator Sasaran Satuan Target Kinerja

2019 2020 2021 2022 2023

12. Persentase

ketersediaan

obat esensial;

13. Persentase

penduduk

yang

mendapat

jaminan

kesehatan

menuju

universal

health

coverage;

12. Persentase

ketersediaan

obat esensial;

13. Persentase

penduduk

yang

mendapat

jaminan

kesehatan

menuju

universal

health

coverage;

Persen

Persen

90

85

91

90

92

95

93

95

95

95

Page 102: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

96

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1 Strategi Pembangunan Bidang Kesehatan

Strategi merupakan rangkaian tahapan atau langkah-langkah selama 5 tahun

kedepan upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 yang telah ditetapkan. Strategi

merupakan keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang pasti untuk

mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah dirumuskan lebih

bersifat makro dibandingkan dengan "teknik" yang lebih sempit, dan merupakan

rangkaian kebijakan. Sehingga strategi merupakan cara mencapai tujuan dan

sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.

Berbagai rumusan strategi yang disusun menunjukkan kemantapan

pemerintah daerah dalam memegang prinsipnya sebagai pelayan masyarakat.

Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagai pola strategis

pembangunan akan memberikan arah pada pencapaian pembangunan daerah dari

segi kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai salah satu rujukan penting dalam

perencanaan pembangunan daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan

bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan

dari pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah

arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata

dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.

Rumusan Strategi Bidang Kesehatan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

adalah :

Tabel 5.1 Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan Terkait Bidang Kesehatan

pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023

VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan Kebahagiaan dan

Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat dan

Meningkatkan kualitas dan Pemerataan

a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang berdaya saing

Page 103: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

97

VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Kesejahteraan Masyarakat

Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan

b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan

c. meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang

komprehensif mengenai bagaimana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat

mencapai tujuan dan sasaran Rencana Strategis dengan efektif dan efisien. Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat menggunakan metode Focused Group Discussion

(FGD) antaran Kepala Bidang, Kepala UPTD, serta para Kepala Seksi di Lingkungan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan melibatkan akademisi dan Organisasi

Profesi kesehatan sebagai Narasumber dalam merumuskan strategi. Adapun

langkah-langkah perumusan strategi tersebut sebagai berikut:

1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan

dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan melakukan penentuan identifikasi

masalah dan akar masalah;

2. Menentukan isu strategis yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

melalui pemobobotan terhadap isu-isu nasional dan daerah provinsi serta

kabupaten/kota terkait kesehatan yang mempunyai implikasi terhadap dokumen

RTRW dan KLHS Provinsi Jawa Barat.

3. Menyusun alternatif pilihan yang dinilai realistis yang dapat mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan melalui idetifikasi faktor peghambat dan faktor pendorong

dan penentuan tantangan dan peluang dari setiap akar masalah dengan

memperhatikan hasil telaahan Indikator target Sasaran Renstra Kemenkes dan

telaahan Renstra Dinkes Kab/Kota;

4. Melakukan pembobotan terhadap tantangan dan peluang untuk mengatasi masalah

yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi dengan memperhatikan isu strategis

nasional, daerah provinsi dan kabupaten/kota.

5. Menentukan strategi dari beberapa alternatif strategi dengan mempertimbangkan

sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Page 104: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

98

6. untuk menghasilkan perumusan strategi yang pada akhirnya dapat selaras dengan

pilihan program yang tepat maka rumusan strategi harus dipetakan (strategy

mapping), agar secara seimbang melintasi lebih kurang empat perspektif:

a. Perspektif masyarakat/layanan: bagaimana strategi dapat menjadikan pengaruh

langsung terhadap pengguna layanan atau segmen masyarakat, pemangku

kepentingan lainnya;

b. Perspektif proses internal: strategi harus mampu menjadikan perbaikan proses

dan pemberian nilai tambah pada proses birokrasi (internal business process);

c. Perspektif kelembagaan: strategi harus mampu menjelaskan dengan investasi

apa pada sistem, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) untuk menjamin

terselenggaranya layanan pemerintahan daerah yang baik (good governance)

dalam jangka panjang; dan

d. Perspektif keuangan: strategi harus dapat menempatkan aspek pendanaan

sebagai tujuan sekaligus sebagai konstrain (costeffectiveness) serta untuk

mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative efficiency).

7. Merumuskan arah kebijakan dari strategi-strategi sehingga dapat memberikan

arahan dan panduan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat agar lebih

optimal dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah kebijakan dipakai

untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

melalui pentahapan pencapaian target tahunan selama lima tahun. Dalam

penyusunan arah kebijakan dilakukan penyinergian antara berbagai dokumen

perencanaan guna menyelaraskan berbagai program pembangunan antar periode

maupun antar tingkatan administrasi pemerintahan.

5.2 Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan

Arah kebijakan merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan

perencanaan pembangunan yang memberikan arahan dan panduan kepada

pemerintah daerah agar lebih optimal dalam menentukan dan mencapai tujuan.

Selain itu, arah kebijakan pembangunan juga merupakan pedoman untuk

menentukan tahapan pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah guna

mencapai sasaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat secara

bertahap. Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi

yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Penekanan prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi memiliki

Page 105: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

99

kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya atau satu tahun ke tahun

berikutnya dalam rangka mencapai sasaran pembangunan daerah.

Gambar 5.1.1

Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Arah Kebijakan

Dinas Kesehatan Jawa Barat

Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam lima

tahun mendatang, tercantum dalam Tabel 5.1 Dalam rancangan awal Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Berdasarkan Tujuan, Sasaran,

Strategi dan Arah Kebijakan Kesehatan pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-

2023 maka ditetapkan Strategi pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018-2023, adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1.2 Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

1 Menurunnya kematian ibu Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.

Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan

Page 106: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

100

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

Optimalisasi dan Peningkatan Puskesmas PONED (sarana, prasarana, nakes).

Meningkatkan penatalaksanaan ibu hamil yang berisiko tinggi.

Meningkatkan intervensi langsung kepada Ibu hamil.

Replikasi system informasi Sijari Emas, SMS gate way dan pengembangan inovasi aplikasi baru lain untuk penanganan persalinan.

2 Menurunnya kematian bayi Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.

Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan

Optimalisasi dan Peningkatan Puskesmas PONED (sarana, prasarana, nakes).

Meningkatkan penatalaksanaan bayi yang berisiko tinggi.

Meningkatkan intervensi langsung kepada bayi.

3 Prevalensi stunting

Menguatkan kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, akademisi, badan usaha, komunitas dan media.

Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.

Peningkatan penyuluhan perubahan perilaku pada keluarga.

Penyebarluasan informasi melalui berbagai media promosi kesehatan.

Meningkatkan intervensi langsung kepada balita stunting.

4 Persentase penduduk terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat)

Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.

Mendorong kab/kota untuk meningkatkan pemicuan (STBM).

Meningkatkan koordinasi data sasaran dengan Dinas Permukiman dan Perumahan Prov. Jabar.

Meningkatkan pemenuhan sarana prasarana jamban sehat, septic tank komunal dan Rutilahu.

Page 107: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

101

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

5 Persentase kabupaten/ kota dengan cakupan rumah tangga ber-PHBS >60%

Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.

Mendorong Kab/kota dalam pelaksanaan paradigma sehat melalui PIS PK.

Mendorong Kab/kota meningkatkan pelaksanaan Germas melalui Posyandu dan prolanis melalui Posbindu.

Meningkatkan kualitas pembinaan, pengawasan. monitoring dan evaluasi PHBS.

6 Persentase peningkatan upaya promotive, preventif dan pemberdayaan kesehatan tingkat provinsi

Menguatkan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan serta penyehatan lingkungan.

Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.

Peningkatan metode inovatif (media sosial, event promosi) dalam upaya promotive dan preventif

Meningkatkan pelibatan tokoh masyarakat, dunia usaha, LSM tingkat provinsi dan mendorong tokoh masyarakat, dunia usaha, LSM tingkat Kabupaten/kota.

7 Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, terutama keberhasilan pengobatan TBC.

Menguatkan pencegahan, pengendalian penyakit menular,

Meningkatkan angka kepatuhan minum obat, mengurangi missing kasus, penanggulangan TBC resisten obat.

Meningkatkan pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular seperti HIV AIDS, ISPA, Hepatitis, Kusta, Polio, Filariasis, DBD, Diare.

Meningkatkan kualitas pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Optimalisasi pemanfaatan system informasi penyakit menular yang dikembangkan oleh Kemenkes.

8 Meningkatnya cakupan dan mutu imunisasi

Menguatkan pencegahan, pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),

Meningkatkan peran dan komitmen semua sektor baik dalam sosialisasi maupun penggerakan sasaran.

Meningkatkan kualitas, kompetensi petugas dan sarana prasarana penyimpanan vaksin,

Meningkatkan kualitas pembinaan, monitoring dan evaluasi.

Page 108: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

102

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

9 Menurunnya penderita penyakit tidak menular & Keswa terutama Hipertensi dan merokok.

Menguatkan pencegahan, pengendalian tidak menular & Keswa terutama hipertensi dan merokok.

Optimaliasi kerjasama /Kolaborasi semua sumber daya meliputi pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media dalam convergensi kegiatan.

Mendorong meningkatkan pelayanan prolanis di Rumah sakit dan Puskesmas

Optimalisasi Dana APBN dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota

Mendorong peningkatan skrening PTM & Keswa, pelaksanaan germas.

10 Persentase pelayanan kesehatan Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi

Pemenuhan pelayanan Penduduk Terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi.

Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa; Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan; Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar.

11 Persentase Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi

Pemenuhan pelayanan kesehatan akibat bencana dan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Pemenuhan Standar jumlah dan kualitas barang/jasa; Standar jumlah dan kualitas personil/ sumber daya manusia kesehatan; Petunjuk teknis atau tata cara pememuhan standar

12 Jumlah puskesmas terakreditasi

Menguatkan pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan

Penguatan Tim Binwasdal tingkat provinsi

Peningkatan Binwasdal dalam proses manajemen dan akreditasi di puskesmas dan dinkes kab/kota

Optimalisasi nusantara sehat dan pengabdian dokter

Mendorong Kab/Kota dalam pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di puskesmas sesuai standar terutama diwilayah perbatasan

Peningkatan Binwas perencanaan Kebutuhan SDMK di kab/kota dan Puskesmas

Optimalisasi tenaga kesehatan PTT

Pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan di puskesmas perbatasan provinsi/ kabupaten/kota sesuai standar.

13 Persentase kab/kota yang melaksanakan layanan layad rawat

Pemenuhan regulasi, sarana dan prasarana layad rawat

Pemenuhan regulasi layad rawat

Meningkatkan sosialisasi, advokasi, dan manajemen layad rawat ke kab/kota

Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana layad rawat dan PSC 119

Page 109: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

103

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

Pentahapan pelaksanaan layad rawat di kab/kota yang siap bekerjasama.

Pemenuhan kebutuhan operasional tenaga kesehatan

14 Jumlah rumah sakit terakreditasi

Peningkatan Jumlah Tim Pendamping Akreditasi Rumah Sakit

Meningkatkan kapasitas Tim Pendamping akreditasi Rumah skait.

Meningkatkan Pembinaan Pendampingan Akreditasi Rumah Sakit

Optimalisasi Nusantara sehat dan WKDS

Mendorong Kab/Kota dalam pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan kab/kota sesuai standar.

Peningkatan Binwas perencanaan kebutuhan SDMK RS dan P3K RS

Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota

Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan RSUD Kab/Kota sesuai standar

15 Persentase peningkatan akses Rumah Sakit, Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Provinsi dan UPT Dinas

Skema pembiayaan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK)

Peningkatan akses rumah sakit dan sarana dan prasarana Rumah Sakit Provinsi sesuai standar.

Peningkatan sarana dan prasarana UPT Dinas sesuai standar

Rekruitmen Nakes dan Non Nakes PNS dan P3K Rumah Sakit dan UPT

Pemenuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan Rumah Sakit Provinsi sesuai standar.

Penguatan PPK BLUD RSUD Provinsi

16 Persentase peningkatan sarana, prasarana dan tenaga kesehatan pelayanan kesehatan di wilayah Jabar selatan dan wilayah perbatasan.

Peningkatan kerjasama perbatasan Provinsi dan Kerjasama Provinsi Anggota MPU

Meningkatkan kerjasama program kesehatan pemerintah daerah provinsi dengan pemda wilayah perbatasan provinsi

Optimalisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota

Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan wilayah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar Selatan.

Optimalisasi Nusantara Sehat, dokter pengabdian masyarakat, rekruitmen tenaga kesehatan.

Pemenuhan tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan wilayah perbatasan provinsi dan wilayah Jabar Selatan.

17 Persentase ketersediaan obat esensial

Penguatan kapasaitas pengelolaan obat di dinkes kab/kota dan puskesmas

Penguatan manajemen perencanaan kebutuhan dan buffer stock vaksin dan obat essensial

Page 110: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

104

No Sasaran Stategi Arah Kebijakan

Meningkatkan kualitas pembinaan, monitoring dan evaluasi

18 Persentase penduduk yang mendapat jaminan kesehatan menuju universal health coverage

Optimalisasi pembiayaan Kesehatan Provinsi dan daera kab/kota

Peningkatan cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan

Penyediaan anggaran SKTM di RS Provinsi

Penyediaan anggaran SKTM untuk membiayai masyarakat miskin di lintas batas provinsi.

19 Persentase penguatan tenaga kesehatan di Dinkes Provinsi dan UPTD

Rekruitmen tenaga kesehatan sesuai kebutuhan

Penguatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan Dinas Kesehatan dan UPTD Provinsi

Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan DInas Kesehatan dan UPTD Provinsi

Peningkatan pelatihan, workshop tenaga kesehatan DInas Kesehatan dan UPTD Provinsi.

20 Persentase dukungan sistem informasi kesehatan tingkat provinsi

Menguatkan regulasi, manajemen, Sistem Informasi Kesehatan.

Pemenuhan regulasi sistem informasi kesehatan tingkat provinsi

Pemenuhan kapasitas tenaga dan sarana prasarana sistem informasi kesehatan.

Meningkatkan kualitas data kesehatan dan tepat waktu

Optimalisasi pemanfaatan semua aplikasi sistem informasi kementrian kesehatan

Page 111: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

105

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai

tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan dalam program dan

kegiatan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Kegiatan merupakan

penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan

organisasi, sedangkan program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan

terpadu untuk mendapatkan hasil, yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi

pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai

sasaran tertentu. Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran

keberhasilan suatu program dan kegiatan baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara

khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau

tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi baik kinerja

input, output, outcome maupun impact yang sesuai dengan sasaran rencana program

dan kegiatan. Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan Bappeda Provinsi Jawa

Barat tahun 2018 – 2023 dapat dilihat pada tabel 6.1.

Program dapat diartikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah untuk mencapai sasaran

dan tujuan. Sedangkan kegiatan merupakan penjabaran dari suatu program, tindakan

yang akan dilaksanakan sesuai perencanaan program, untuk memperoleh keluaran

(output), dan hasil (outcome) tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan

sumberdaya yang tersedia.

Program pembangunan kesehatan tahun 2018-2023 dirumuskan berdasarkan

pada Visi, Misi, Tujuan dan Strategis pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-2023 dan

evaluasi capaian pembangunan kesehatan sampai tahun 2017. Program dan kegiatan

Dinas Kesehatan juga memperhatikan komitmen pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota terhadap RPJMN, maupun konvensi internasional diantaranya

Suistanable Development Goals (SDGs), termasuk pula kebijakan pusat seperti Germas,

PIS-PK, Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.

Program dan kegiatan pembangunan kesehatan tahun 2018-2023 disusun untuk

memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pembangunan kesehatan di

Provinsi Jawa Barat terkait dengan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan sasaran strategis. Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Program Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Penyelamatan Ibu dan Bayi baru lahir;

Page 112: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

106

2) Peningkatan Program Kesehatan Keluarga;

3) Peningkatan Gizi Masyarakat;

4) Penguatan STBM dalam Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi;

5) Pengawasan Penyehatan Lingkungan TTU/ TPM dan Penyelenggaraan Ibadah haji

bidang Kesling;

6) Peningkatan Penyehatan Lingkungan Kerja (Kesehatan Kerja dan Olah Raga);

7) Peningkatan Penyehatan Lingkungan Kesehatan Olahraga;

8) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;

9) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.

2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular TB;

2) Pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS;

3) Pencegahan penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I);

4) Pengendalian penyakit menular ISPA;

5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Hepatitis dan ISP;

6) Pencegahan dan pengendalian DBD;

7) Pengendalian penyakit malaria;

8) Pengendalian penyakit kusta;

9) Pengendalian penyakit filariasis dan kecacingan;

10) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis;

11) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;

12) Pencegahan dan Pengendalian kesehatan jiwa.

3. Program Kesehatan Akibat Bencana dan Kesehatan Akibat KLB Provinsi (SPM Provinsi,

PP No. 2/2018) , dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Peningkatan sistem kewaspadaan Dini Bencana dan kesehatan matra;

2) Surveilans Penyakit dan Penanggulangan KLB.

4. Program Pelayanan Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP);

2) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Sarana Pelayanan Kesehatan Lain;

3) Peningkatan Manajemen dan upaya Pelayanan Kesehatan Primer;

4) Peningkatan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Jawa Barat;

5) Peningkatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

6) Peningkatan Program Layad Rawat Jawa Barat;

7) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL);

8) Pengelolaan Fasilitas Kesehatan;

9) Peningkatan pelayanan kesehatan Rujukan;

10) Pendampingan Penguatan Pelayanan Kesehatan RS Regional.

Page 113: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

107

5. Program Sumber Daya Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Ketersediaan, Pemerataan, Keterjangkauan dan Mutu Sediaan Farmasi Kosalkes dan

Mamin

2) Peningkatan, Pengawasan, dan Pengendalian Penggunaan Obat Rasional,

Peredaran Sediaan Farmasi Kosalkes dan Mamin;

3) Perencanaan, Pengelolaan dan Mutu Nakes;

4) Pengelolaan Tenaga Kesehatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)

Provinsi Jawa Barat;

5) Pemilihan Tenaga Kesehatan Teladan Dinas Kesehatan Jawa Barat;

6) Penguatan Jaminan Kesehatan;

7) Penguatan Pembiayaan Kesehatan.

6. Program Manajemen Kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Penyusunan Regulasi Bidang Kesehatan;

2) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) DAK Non Fisik.

7. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Al Ihsan, dengan kegiatan sebagai

berikut :

1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan RSUD AL Ihsan;

2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jawa Barat RSUD Al Ihsan;

3) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RSUD Al Ihsan.

8. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jiwa, dengan kegiatan sebagai

berikut :

1) Humas dan Pemasaran Pelayanan Kesehatan RS Jiwa Provinsi Jawa Barat;

2) Pelayanan dan pendukung Pelayanan RS Jiwa (BLUD);

3) Pelayanan Rehabilitasi Mental dan NAPZA RS Jiwa;

4) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa RS Jiwa;

5) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) RS Jiwa;

6) Peningkatan Kualitas Perawatan RS Jiwa;

7) Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat RS Jiwa;

8) Penyusunan DED Gedung Pelayanan RS Jiwa Tahap II;

9) Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dan Non Kesehatan RS Jiwa;

10) Akreditasi RS RS Jiwa;

11) Fasilitasi Pendidikan dan Pelatihan Di RS Jiwa;

12) Fasilitasi Penelitian dan Pengembangan Di RS Jiwa.

9. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru, dengan kegiatan sebagai

berikut :

1) Penyediaan Perlengkapan Pasien;

2) Penyediaan media informasi RS Paru;

Page 114: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

108

3) Penyediaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin Provinsi Jawa Barat

di RS Paru;

4) Akreditasi RS Paru;

5) Pengembangan pelayanan rujukan pasien RS Paru;

6) Peningkatan dan penguatan jejaring eksternal dalam penanggulangan penyakit TB

paru di RS Paru;

7) Penyelenggaraan komite-komite di RS Paru;

8) Promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RS Paru;

9) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan RS Paru (BLUD).

10. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jampangkulon, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD RS Jampangkulon;

2) Pengadaan Obat-obatan RSUD Jampangkulon;

3) Pengadaan Bahan Habis Pakai medis dan penunjang medis RSUD Jampangkulon;

4) Fasilitasi Pasien GAKIN RSUD Jampangkulon;

5) Penyusunan Laporan Keuangan/Audit Indevenden RSUD Jampangkulon;

6) Penyusunan Rencana Strategi Bisnis BLUD RSU Jampangkulon.

11. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pameungpeuk, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Promosi Kesehatan di RSUD Pameungpeuk;

2) Pengembangan Kesehatan Lingkungan di RSUD Pameungpeuk;

3) Pelayanan kepada Masyarakat Miskin Jawa Barat di RSUD Pameungpeuk;

4) Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD di RSUD Pameungpeuk;

5) Pengadaan Obat-Obatan dan Alat Kesehatan Habis Pakai di RSUD Pameungpeuk.

12. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Kesehatan Kerja, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Peningkatan Pelayanan Prima dan Komprehensif

2) Pemenuhan Kebutuhan Bahan Makanan Rawat Inap RSUD Kesehatan Kerja

3) Penyusunan Dokumen AMDAL, RPL dan RKL

4) Promosi Kesehatan di RSUD Kesehatan Kerja

13. Program Peningkatan Mutu Unit Pelatihan Kesehatan (Upelkes), dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan UPTD Pelatihan Kesehatan;

2) Peningkatan Kapasitas UPTD Pelatihan Kesehatan sebagai Pusat Pelatihan

Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

14. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Kesehatan, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Peningkatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

Page 115: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

109

2) Pelayanan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (BLUD);

3) Pembuatan DED Pembangunan Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan

Provinsi Jawa Barat;

4) Penyediaan Bahan bacaan dan perundang-undangan UPTD LABKES.

15. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Lanjutan Pembangunan Lantai 3 Gedung Serba Guna/mesjid Kantor Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

2) Pembangunan Gedung Gudang Vaksin dan Gudang ATK Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat.

16. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Al Ihsan, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran

Lanjutan RSUD Al Ihsan;

2) Peningkatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan RSUD Al

Ihsan.

17. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jiwa, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Penyediaan Sapras Pelayanan Medis RS Jiwa;

2) Penyediaan Sarana Prasarana Penunjang Medik RS Jiwa;

3) Penyediaan Sarana Prasarana Penunjang Non Medik RS Jiwa;

4) Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesling RS Jiwa;

5) Penyediaan Sapras Pelayanan Keperawatan RS Jiwa;

6) Penyediaan Alat Kesehatan/Kedokteran RS Jiwa (DAK Reguler);

18. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat,

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RS Paru;

2) Pembangunan RS Paru;

3) Pengadaan alat-alat kesehatan RS Paru.

19. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jampangkulon, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Pembangunan Rawat Jalan Baru RSUD Jampangkulon

2) Pembangunan Gedung Diagnostic Center RS Jampangkulon

3) Pembangunan Gedung Rawat Jalan Baru RS Jampangkulon

4) Renovasi Gedung Irna Jadi Hemodialisa

5) Pembangunan Gedung IBS, ICU RS Jampangkulon

6) Pembangunan Landscape Tahap II Rumah Sakit

7) Pembuatan DED Gedung Rawat Inap, Rehabilitasi Medik, IBS dan ICU

Page 116: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

110

8) Pembangunan Gedung Rawat Inap Lanjutan RSUD Jampangkulon

9) Pembangunan Gedung Instalasi Loundry RS Jampangkulon

10) Menejemen Kontruksi Gedung Irna jadi HD, Lanscap Tahap II

11) Pembuatan AMDAL

12) Pembangunan Gedung Instalasi Gizi RSUD Jampangkulon

13) Pembangunan Gedung Ruang Tunggu Rawat Inap

14) Pembangunan Gedung Rawat Inap Tahap 2 RSUD Jampangkulon

15) Pembangunan Gedung IPSRS RS Jampangkulon

16) Pembangunan Mess Perawat

17) Jasa Konsultan perencana berkala pembangunan gedung rawat jalan baru dan

gedung diagnostic center RSUD Jampangkulon

18) Pembangunan Gedung Jenazah RSUD Jampangkulon

19) Pembangunan Kantin RSUD Jampangkulon

20) Pembangunan Landscape Tahap I RS Jampangkulon

21) Pembuatan DED Gedung Rawat Inap, Renov Instalasi Rawat Inap jadi HD

22) Menejemen Kontruksi Gedung Diagnostic, IBS, ICU, R.Inap, Inst.Gizi, IPSRS,

Jenazah, Penataan Lahan & Pos Jaga RSUD Jampangkulon

23) Menejemen Kontruksi Gedung Rajal Baru, R. Inap, Rehabilitasi Medik, Inst.

Loundry, R. Tunggu Perawatan, Mess Perawat, Kantin RSUD Jampangkulon

24) Pengadaan Utilitas/Peralatan dan Perlengkapan RSUD Jampangkulon

25) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) RSUD Jampangkulon

26) Pengadaan alat kesehatan / Kedokteran RSUD Jampangkulon

20. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pameungpeuk, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur di RSUD Pameungpeuk

2) Pembangunan Mesijd di RSUD Pameungpeuk

3) Pembangunan Gedung Semi Indoor Sport di RSUD Pameungpeuk

4) Pembangunan Gedung Indoor Sport di RSUD Pameungpeuk

5) Pembangunan Asrama Dokter di RSUD Pameungpeuk

6) Terbangunnya Gedung Asrama Dokter

7) Pembangunan Asrama Perawat di RSUD Pameungpeuk

8) Pembangunan Landasan Helypad di RSUD Pameungpeuk

9) Penataan Landscape dan Taman

10) Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) di RSUD Pameungpeuk

11) Pengadaan Alat Kedokteran di RSUD Pameungpeuk

12) Pembangunan Gedung Mortuary di RSUD Pameungpeuk

13) Pembangunan Gedung OK Tahap 2 di RSUD Pameungpeuk

14) Pembangunan Gedung Poli-Ranap di RSUD Pameungpeuk

Page 117: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

111

15) Pembangunan Gedung Loundry

16) Rehabilitasi IPAL di RSUD Pameungpeuk

17) Pembangunan Gedung IGD di RSUD Pameungpeuk

18) Pembangunan Gedung Instalasi Gizi di RSUD Pameungpeuk

21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kesehatan Kerja, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Peningkatan Prasarana Gedung RSUD Kesehatan Kerja;

2) Penataan RSUD Kesehatan Kerja;

3) Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan dan Perijinan Lingkungan RSUD

Kesehatan Kerja;

4) Pemeliharaan Prasarana Lingkungan RSUD Kesehatan Kerja;

5) Pembebasan Lahan Pengembangan Prasarana Layanan RSUD Kesehatan Kerja;

6) Penataan Lingkungan RSUD Kesehatan Kerja;

7) Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan RSUD Kesehatan Kerja.

22. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Pelatihan Kesehatan, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD Pelatihan Kesehatan;

2) Peningkatan Sarana dan Prasarana di UPTD Pelatihan kesehatan (DAK).

23. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Laboratorium Kesehatan, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Pembangunan Gedung Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi

Jawa Barat;

2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung Satuan Pelayanan UPTD Laboratorium

Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

3) Pengembangan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat;

4) Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi

Jawa Barat.

Adapun penyajian rencana program dan kegiatan, indikator, target kinerja, dan

kerangka pendanaan indikatif Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

terlampir.

Page 118: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

112

Gambar 6.1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR, TARGET KINERJA

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

MENINGKATKAN DERAJAT

KEEHATAN MASYARAKAT

RATIO KEMATIAN IBU Jumlah ibu yang meninggal

karena hamil, bersalin, dan

nifas di suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu Di

Bagi Jumlah kelahiran hidup

di wilayah dan pada kurun

waktu yang sama Di Kali

100.000

per 100.000 86/100.000

KH

85/100.000

KH

84/100.000

KH

83/100.000

KH

82/100.000

KH

MENINGKATKAN DERAJAT

KESEHATAN MASYARAKAT

RATIO KEMATIAN IBU Jumlah ibu yang meninggal

karena hamil, bersalin, dan

nifas di suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu Di

Bagi Jumlah kelahiran hidup

di wilayah dan pada kurun

waktu yang sama Di Kali

100.000

per 100.000 86/100.000

KH

85/100.000

KH

84/100.000

KH

83/100.000

KH

82/100.000

KH

MENINGKATNYA

PEMBINAAN DAN

PENGENDALIAN TEKNIS

KESEHATAN MASYARAKAT

1 PROGRAM KESEHATAN

MASYARAKAT

1 PERSENTASE

KABUPATEN/KOTA DENGAN

CAKUPAN PERSALINAN DI

FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN MINIMAL 88%

Jumlah Kab/Kota dengan

cakupan Persalinan oleh

Tenaga Kesehatan di

Fasilitas Kesehatan miniml

88% dibagi jumlah total

Kab/Kota d Jawa Barat di

Kali 100%

PERSEN 63% 70% 78% 89% 100% KEPALA BIDANG

KESEHATAN

MASYARAKAT

RATIO KEMATIAN BAYI Jumlah lahir mati di suatu

wilayah pada kurun waktu

tertentu Di Bagi Jumlah

wilayah dan pada kurun

waktu yang sama Di Kali

1.000

per 1000 5.2/1.000

KH

5/1.000 KH 4.8/1.000

KH

4.6/1.000

KH

4.4/1.000

KH

RATIO KEMATIAN BAYI Jumlah kematian bayi di

suatu wilayah pada kurun

waktu tertentu Di Bagi

mati) di wilayah dan pada

kurun waktu yang sama Di

Kali 1.000

per 1000 5.2/1.000

KH

5/1.000 KH 4.8/1.000

KH

4.6/1.000

KH

4.4/1.000

KH

PREVALENSI STUNTING Jumlah Balita yang Panjang

/tinggi badan menurut

umurnya berada dibawah -2

(dua) standar Deviasi (SD)

diBagi Jumlah Balita yang

diukur dikali 100%

PERSEN 27,2 25,2 23,2 21,2 19,2 PREVALENSI STUNTING Jumlah Balita yang Panjang

/tinggi badan menurut

umurnya berada dibawah -2

(dua) standar Deviasi (SD)

diBagi Jumlah Balita yang

diukur dikali 100%

PERSEN 27,2 25,2 23,2 21,2 19,2 2 PERSENTASE

KABUPATEN/KOTA DENGAN

CAKUPAN PEMBERIAN

TABLET TAMBAH DARAH

PADA BUMIL MINIMAL 95%

Jumlah Kab/Kota dengan

Cakupan Pemberian Tablet

Tambah Darah pada Ibu

Hamil minimal 95% di Kali

Jumlah Total Kab/Kota dikali

100%

PERSEN 63% 70% 78% 89% 100%

PERSENTASE PENDUDUK

TERHADAP SANITASI YANG

LAYAK (JAMBAN SEHAT)

Jumlah penduduk dengan

menggunakan fasilitas

sanitasi yang layak

(jamban sehat) di suatu

wilayah pada periode

tertentu di Bagi Jumlah

penduduk di wilayah dan

pada periode yang sama di

Kali 100 %

PERSEN 75 80 85 90 95 PERSENTASE PENDUDUK

TERHADAP SANITASI YANG

LAYAK (JAMBAN SEHAT)

Jumlah penduduk dengan

menggunakan fasilitas

sanitasi yang layak

(jamban sehat) di suatu

wilayah pada periode

tertentu di Bagi Jumlah

penduduk di wilayah dan

pada periode yang sama di

Kali 100 %

PERSEN 75 80 85 90 95 3 PERSENTASE PENDUDUK

YANG MENGGUNAKAN AIR

MINUM YANG BERKUALITAS

Jumlah penduduk yang

menggunakan air minum

berkualitas (layak)

di suatu wilayah pada

periode tertentu di Bagi

Jumlah penduduk di

wilayah dan pada periode

yang sama di Kali 100 %

PERSEN 80% 85% 90% 90% 100%

4 PERSENTASE PENDUDUK

MENGGUNAKAN JAMBAN

SEHAT

Jumlah penduduk dengan

menggunakan fasilitas

sanitasi yang layak

(jamban sehat) di suatu

wilayah pada periode

tertentu di Bagi Jumlah

penduduk di wilayah dan

pada periode yang sama di

Kali 100 %

PERSEN 75% 80% 85% 90% 95%

5 PERSENTASE PUSKESMAS DI

KABUPATEN/KOTA

MENYELENGGARAKAN

KESEHATAN KERJA DASAR

Jumlah Puskesmas di

Kab/Kota yang

menyelenggarakan

Kesehatan Kerja dasar

dibagi Jumlah seluruh

Puskesmas yang ada di

Kab/Kota di Kali 100%

PERSEN 55% 60% 65% 70% 75%

6 PERSENTASE PUSKESMAS DI

KABUPATEN/KOTA YANG

MENYELENGGARAKAN

KESEHATAN OLAH RAGA

PADA KELOMPOK

MASYARAKAT DI WILAYAH

KERJANYA

Jumlah Puskesmas di

Kab/Kota yang

menyelenggarakan

Kesehatan Olah Raga diagi

Jumlah seluruh Puskesmas

yang ada di Kab/Kota di Kali

100%

PERSEN 55% 60% 65% 70% 75%

PERSENTASE

KABUPATEN/KOTA DENGAN

CAKUPAN RUMAH TANGGA

BER PHBS >60%

JUMLAH KABUPATEN/KOTA

YANG CAKUPAN RUMAH

TANGGA BER-PHBS >60% di

BAGI JUMLAH

KABUPATEN/KOTA DI Jawa

Barat di Kali 100%

PERSEN 40,7 51,9 63 77,8 85,2 PERSENTASE

KABUPATEN/KOTA DENGAN

CAKUPAN RUMAH TANGGA

BER PHBS >60%

JUMLAH KABUPATEN/KOTA

YANG CAKUPAN RUMAH

TANGGA BER-PHBS >60% di

BAGI JUMLAH

KABUPATEN/KOTA DI Jawa

Barat di Kali 100%

PERSEN 40,7 51,9 63 77,8 85,2 7 JUMLAH UNSUR

MASYARAKAT TINGKAT

PROVINSI YANG DILIBATKAN

DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT BIDANG

KESEHATAN

Jumlah Unsur Komponen

Masyarakat yang diikut

sertakan dalam Promosi dan

Pemberdayaan Masyarakat

Bidang Kesehatan Oleh

Provinsi

JUMLAH

KOMPONEN

UNSUR

MASYARAKAT

4 4 4 4 4

Indikator

(IKU KADIS)

RENCANA STRATEGIS

Tujuan Indikator RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGETPenanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

Outcome

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

Page 119: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

113

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

PERSENTASE KEBERHASILAN

PENGOBATAN TB

Jumlah semua Kasus TB

yang Sembuh dan

Pengobatan Lengkap dibagi

Jumlah Kasus TB yang

diobati dan dilaporkan

dikali 100%

PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% PERSENTASE KEBERHASILAN

PENGOBATAN TB

Jumlah semua Kasus TB

yang Sembuh dan

Pengobatan Lengkap dibagi

Jumlah Kasus TB yang

diobati dan dilaporkan

dikali 100%

PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% MENINGKATNYA

PEMBINAAN DAN

PENGENDALIAN TEKNIS

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT

2 8 Persentase Keberhasilan

Pengobatan TB (treatment

Succes Rate)

Jumlah semua Kasus TB

yang Sembuh dan

Pengobatan Lengkap dibagi

Jumlah Kasu TB yang diobati

dan dilaporkan dikali 100%

PERSEN 89% 89% 90% 90% 91% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

9 Persentase Pasien HIV yg di

Obati

Jumlah Pasien HIV yang

mendapat Pengobatan ARV

(ON ARV) dibagi Penderita

HIV Positif dikali 100%

PERSEN 45% 45% 45% 50% 50% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

10 Persentase Desa/Kelurahan

yang mencapai UCI >90%

Jumlah Desa/Kelurahan UCI

di Satu Wilayah Pada Kurun

Waktu Tertentu di Bagi

Jumlah desa/kelurahan di

suatu wilay ah kerja p ada

kurun waktu y ang sama di

Kali 100%

PERSEN 90 90,5 91 91,5 92 KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

11 Persentase Kab/Kota yg 50

% Puskesmas melaksanakan

tatalaksana pnemonia balita

sesuai standar

Jumlah Kab/Kota yang

minimal 50% Puskesmasnya

melakukan Tatalaksana

standar dibagi jumlah

Kab/Kota di wilayah

tersebut dikali 100 %

PERSEN 60% 60% 60% 65% 65% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

12 Persentase kab/kota yang

melakukan deteksi dini

hepatitis B pada Ibu Hamil

Jumlah Kabupaten/Kota

yang melakukan Deteksi

Dini Hepatitis B (DDHB)

pada Ibu Hamil di Bagi

Jumlah Seluruh

Kabupaten/Kota di Kali

100%

PERSEN 70% 80% 90% 100% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

13 Persentase kab/kota yang

mencapai IR DBD <

49/100.000 pddk

Jumlah Kabupaten dengan

IR DBD < 49 / 100.000

penduduk di bagi jumlah

total Kabupaten/Kota

endemis DBD pada tahun

yang sama

PERSEN 88% 90% 92% 94% 96% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

14 Persentase Kab/kota yang

sudah eliminasi malaria

Jumlah Kabupaten yang

sudah Eliminasi di Bagi

Jumlah seluruh Kab/Kota di

Kali 100%

PERSEN 85% 93% 93% 100% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

15 Proporsi cacat kusta TK II Jumlah penderita kusta

dengan cacat tingkat 2 pada

wilayah dan waktu tertentu

di Bagi Jumlah seluruh p

enderita kusta (PB+MB)

baru yang ditemukan pada

wilayah dan kurun waktu

yang sama di Kali 100 %

PERSEN 10% 10% 9% 9% 9% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

16 Proporsi kab/kota yang

mencapai eliminasi filariasis

Jumlah Kab/Kota yang

sudah Eliminasi Filariasis

dibagi Jumlah Ka/Kota

Endemis Filriasis

PERSEN 27% 45% 54% 73% 73% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

17 Persentase Kab/Kota yang

mencapai Eliminasi Rabies

Jumlah Kab/Kota yang kasus

lyssanya kurang dari 1

selama 2 tahun berturut-

turut dibagi jumlah total

Kab/Kota yang mempunyai

kasus lyssa pada tahun yang

sama dikali 100%

PERSEN 88% 88% 92% 96% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS PARU

3 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT PARU

18 Persentase Indeks

Kepuasan Masyarakt (IKM)

di RS PARU

Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi x nilai penimbang

PERSEN 75 76 77 78 79 WAKIL DIREKTUR

PELAYANAN MEDIS

DAN KEPERWATAN

PREVALENSI HIPERTENSI Jumlah Penderita

Hipertensi diBagi Jumlah

Penduduk dikali 100 %

PERSEN 39 38.4 37.8 37.2 36.6 PREVALENSI HIPERTENSI Jumlah Pederita Hipertensi

diBagi Jumlah Penduduk

dikali 100 %

PERSEN 39 38.4 37.8 37.2 36.6 19 Persentase Puskesmas yang

melaksanakan

pengendalian PTM Terpadu

(PANDU)

Jumlah Puskesmas yang

melaksanakan

Pengendalian PTM Terpadu

dibagi Jumlah total

Puskesmas dikali 100%

PERSEN 50% 55% 60% 65% 70% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

20 Persentasi penduduk yang

mengalami gangguan jiwa

berat yang mendapatkan

pelayanan kesehatan

Jumlah ODGJ yang di Obati

dibagi Jumlah ODGJ yang

ditemukan di Jawa Barat

dikali 100 %

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

PERSENTASE PENDUDUK

YANG TERDAMPAK KRISIS

KESEHATAN AKIBAT

BENCANA DAN/ATAU

BERPOTENSI BENCANA

PROVINSI YANG MENDAPAT

PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah Penduduk

Terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana Yang

mendapatkan Pelayanan

Kesehatan dalam kurun

waktu satu Tahun dibagi

Jumlah Penduduk

terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana dalam

satu Tahun yang sama

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% PERSENTASE PENDUDUK

YANG TERDAMPAK KRISIS

KESEHATAN AKIBAT

BENCANA DAN/ATAU

BERPOTENSI BENCANA

PROVINSI YANG MENDAPAT

PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah Penduduk

Terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana Yang

mendapatkan Pelayanan

Kesehatan dalam kurun

waktu satu Tahun dibagi

Jumlah Penduduk

terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana dalam

satu Tahun yang sama dikali

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% PENDUDUK TERDAMPAK

KRISIS KESEHATAN AKIBAT

BENCANA DAN /ATAU

BERPOTENSI BENCANA

PROVINSI YANG MENDAPAT

PELAYANAN KESEHATAN

4 21 Persentase Kegiatan Rapid

Health Assesment

Jumlah Penduduk

Terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana Yang

mendapatkan Pelayanan

Kesehatan dalam kurun

waktu satu Tahun dibagi

Jumlah Penduduk

terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana dalam

satu Tahun yang sama dikali

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

22 Persentase Masyarakat yang

dilayanani dilokasi Bencana

Jumlah Penduduk

Terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana Yang

mendapatkan Pelayanan

Kesehatan dalam kurun

waktu satu Tahun dibagi

Jumlah Penduduk

terdampak Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dan / atau

Berpotensi Bencana dalam

satu Tahun yang sama dikali

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA BIDANG

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

Indikator

(IKU KADIS)

RENCANA STRATEGIS

Tujuan Indikator RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGETPenanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

Outcome

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

PROGRAM PENCEGAHAN

DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT

PROGRAM PENCEGAHAN

DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT

PROGRAM KESEHATAN

AKIBAT BENCANA DAN

KESEHATAN AKIBAT KLB

PROVINSI

Page 120: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

114

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

PERSENTASE PUSKESMAS

YANG TERAKREDITASI

Jumlah Puskesmas yang

sudah T memiliki status

kelulusan terakreditasi

(dasar/ madya/ utama/

paripurna), baik akreditasi

pertama ataupun

reakreditasi dan dibuktikan

dengan memiliki sertifikat

akreditasi yang dikeluarkan

oleh Lembaga Independen

yang ditetapkan oleh

Kemenkes setelah

memenuhi standar

akreditasi (Komisi

Akreditasi FKTP) dibagi

Jumlah total Pusk teregister

di Jawa Barat dikali 100%

PERSEN 94,76 99,81 99,81 99,81 99,81 PERSENTASE PUSKESMAS

YANG TERAKREDITASI

Jumlah Puskesmas yang

sudah T memiliki status

kelulusan terakreditasi

(dasar/ madya/ utama/

paripurna), baik akreditasi

pertama ataupun

reakreditasi dan dibuktikan

dengan memiliki sertifikat

akreditasi yang dikeluarkan

oleh Lembaga Independen

yang ditetapkan oleh

Kemenkes setelah

memenuhi standar

akreditasi (Komisi

Akreditasi FKTP) dibagi

Jumlah total Pusk teregister

di Jawa Barat dikali 100%

PERSEN 94,76 99,81 99,81 99,81 99,81 MENINGKATNYA

PEMBINAAN DAN

PENGENDALIAN TEKNIS

LAYANAN KESEHATAN

5 23 Persentase Puskesmas siap

Akreditasi

Jumlah Puskesmas yang siap

akreditasi dibagi total

jumlah puskesmas di Jawa

Barat dikali 100 %

PERSEN 95 100 100 100 100 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

23 Persentase Kab/Kota

memiliki Laboratorium

Kesehatan terakreditasi

Jumlah Kab/Kota yang

sudah memiliki

Laboratorium Kesehatan

terakreditasi dibagi total

jumlah Kab/Kota di Jawa

Barat dikali 100 %

PERSEN 19 30 40 50 60 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

25 Persentase Puskesmas di

Kab/Kota sesuai standar

Jumlah puskesmas sesuai

standar dibagi jumlah

seluruh puskesmas dikali

100%

PERSEN 82 86 91 96 100 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

26 Persentase Kabupaten/kota

dengan minimal 50 %

puskesmas

menyelenggarakan

kesehatan tradisional

Jumlah Kab / Kota dengan

Minimal 50% dari Total

Puskesmas

menyelengarakan Program

Kesehatan Tradisional ( n/Σ X 100% )

PERSEN 64 72 80 88 96 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN

LABORATORIUM

KESEHATAN DI UPTD DINAS

KESEHATAN PROVINSI JAWA

BARAT

6 27 Jumlah Penambahan

Parameter Pemeriksaan

yang diakreditasi

Jumlah Parameter yang

diakreditasi setiap Tahun

Naik sebanyak 2 buah

Parameter Pemeriksaan

JUMLAH 68 70 72 74 76 KEPALA

LABORATORIUM

KESEHATAN

28 Persentase Kepuasan

Pelanggan

Jumlah Kenaikan Kepuasan

Pelanggan dibagi Jumlah

Kepuasan Pelanggan

Sebelumnya di Kali 100%

PERSEN 55 60 65 70 75 KEPALA

LABORATORIUM

KESEHATAN

29 Jumlah Penambahan

Parameter Pemeriksaan

Baru

Jumlah Parameter

Pemeriksaan Baru

Bertambah 2 Parameter

setiap tahun

JUMLAH 239 241 243 245 247 KEPALA

LABORATORIUM

KESEHATAN

MENINGKATNYA KUALITAS

DAN KOMPETENSI SUMBER

DAYA MANUSIA BIDANG

KESEHATAN

7 30 Persentase Peningkatan

Kompetensi Tenaga

Kesehatan melalui

Pelatihan

Jumlah jam pelajaran

pelatihan yang dilaksanakan

dikali jumlah tenaga

kesehatan yang dilatih

dibagi dengan jumlah jam

minimun peningkatan

kompetensi tenaga

kesehatan dikali 100%

PERSEN 8,31 11,64 15 16,21 16,63 KEPALA UNIT

PELATIHAN

KESEHATAN

31 Nilai Komponen yang Sesuai

dengan Pembobotan

Jumlah nilai semua

komponen sesuai dengan

pembobotan penilaian

NILAI 3 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 ≥ 3,5 KEPALA UNIT

PELATIHAN

KESEHATAN

PERSENTASE KAB/KOTA

YANG MELAKSANAKAN

LAYANAN LAYAD RAWAT

Jumlah Kab/Kota yang

melaksanakan layad rawat

dibagi seluruh Kab/Kota di

Jawa Barat dikali 100%

PERSEN 29,63 48,15 66,67 85,19 100 PERSENTASE KAB/KOTA

YANG MELAKSANAKAN

LAYANAN LAYAD RAWAT

Jumlah Kab/Kota yang

melaksanakan layad rawat

dibagi seluruh Kab/Kota di

Jawa Barat dikali 100%

PERSEN 29,63 48,15 66,67 85,19 100 PROGRAM PELAYANAN

KESEHATAN

32 Persentase Kab/Kota yang

melaksanakan Kerjasama

dengan Provinsi terkait

Layad Rawat

Jumlah Kab/Kota yang

melaksanakan layad rawat

dibagi umlah Kab/Kota di

Jawa Barat dikali 100%

PERSEN 29,63% 48,15% 66,67% 85,19% 100% KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

PERSENTASE RUMAH SAKIT

TERAKREDITASI

Jumlah Rumah Sakit yang

sudah memiliki status

kelulusan terakreditasi

(perdana/dasar/ madya/

utama/ paripurna), baik

akreditasi pertama ataupun

reakreditasi dan dibuktikan

dengan memiliki sertifikat

akreditasi yang dikeluarkan

oleh Lembaga Independen

yang ditetapkan oleh

Kemenkes setelah

memenuhi standar

akreditasi (Komisi

Akreditasi Rumah Sakit)

diBagi Jumlah Total RS di

JAwa Barat di Kali 100%

PERSEN 59,13 68,99 78,84 88,70 98,55 PERSENTASE RUMAH SAKIT

TERAKREDITASI

Jumlah Rumah Sakit yang

sudah memiliki status

kelulusan terakreditasi

(perdana/dasar/ madya/

utama/ paripurna), baik

akreditasi pertama ataupun

reakreditasi dan dibuktikan

dengan memiliki sertifikat

akreditasi yang dikeluarkan

oleh Lembaga Independen

yang ditetapkan oleh

Kemenkes setelah

memenuhi standar

akreditasi (Komisi

Akreditasi Rumah Sakit)

diBagi Jumlah Total RS di

JAwa Barat di Kali 100%

PERSEN 59,13 68,99 78,84 88,70 98,55 33 Persentase Rumah Sakit

siap Akreditasi

Jumlah Rumas Sakit yang

siap akreditasi dibagi total

jumlah rumah sakit di Jawa

Barat dikali 100 %

PERSEN 60 70 80 90 100 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

34 Persentase Rekomendasi

Izin Rumah Sakit Kelas B dan

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Tingkat Provinsi

Jumlah RS yg mengusulkan

Rekomendasi Izin RS Kelas B

dan Fasilitas Yankes Tingkat

Lanjutan di bagi Jumlah

Rekomendasi Izin yg

dikeluarkan Dinkes Prov

Jabar dikali 100%

PERSEN 100 100 100 100 100 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

35 Persentase Kab/Kota yg

mempunyai 80% Rumah

Sakit dengan pencapaian

SPM

Jumlah Kab/Kota yang

mempunyai semua RS

dengan SPM 80% di Bagi

Jumlah semua Kab/Kota di

Kali 100 %

PERSEN 19 33 48 63 78 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

36 Persentase Rumah Sakit

Regional yg memenuhi

standar

Jumlah RS Regional yang

sesuai dengan Standar di

Bagi Jumlah RS regional di

Kali 100%

PERSEN 38 50 63 75 88 KEPALA BIDANG

PELAYANAN

KESEHATAN

RENCANA STRATEGIS

TARGET

SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

OutcomeIndikator

(IKU KADIS)

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

PROGRAM PELAYANAN

KESEHATAN

PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN

LABORATORIUM

KESEHATAN

PROGRAM PENINGKATAN

MUTU UNIT PELATIHAN

KESEHATAN

PROGRAM PELAYANAN

KESEHATAN

Page 121: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

115

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

PERSENTASE KETERSEDIAAN

OBAT ESENSIAL

Jumlah Obat yang tersedia

diBagi 20 item Obat yang

harus tersedia diKali 100%

PERSEN 90 91 92 93 95 PERSENTASE KETERSEDIAAN

OBAT ESENSIAL

Jumlah Obat yang tersedia

diBagi 20 item Obat yang

harus tersedia diKali 100%

PERSEN 90 91 92 93 95 MENINGKATNYA

PEMBINAAN DAN

PENGENDALIAN TEKNIS

SUMBER DAYA KESEHATAN

8 37 Persentase Ketersediaan

Obat Esensial

Jumlah Obat yang tersedia

diBagi 20 item Obat yang

harus tersedia diKali 100%

PERSEN 90 91 92 93 95 KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

38 Persentase Rekomendasi

Perijinan yang Dikeluarkan

Jumlah Rekomendasi yang

dikeluarkan di Bagi

Permohonan yang masuk

dikali 100%

PERSEN 85 90 95 95 100 KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

39 Persentase Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yang

Melaksanakan Perencanaan

dan Pengelolaan Nutu

Tenaga Kesehatan

Jumlah Puskesmas dan

RSUD yang mempunyai

dokumen perencanaan,

peningkatan kompetensi

dan pendayagunaan/

jumlah kab/kota x 100

PERSEN 70% 75% 80% 85% 90% KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

40 PERSENTASE FASILITAS

PELAYANAN KESEHATAN

PRIORITAS TERISI TENAGA

KESEHATAN

Jumlah fasilitas kesehatan

prioritas yang terisi tenaga

kesehatan sesuai standar/

jumlah faskes prioritas x 100

PERSEN 65% 70% 70% 70% 70% KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

41 PERSENTASE TENAGA

KESEHATAN MENGIKUTI

PEMILIHAN TENAGA

KESEHATAN PUSKESMAS

TELADAN

Jumlah tenaga kesehatan

Puskesmas teladan yang

diajukan kab/kota/ 9 jenis

tenaga kesehatan

Puskesmas dari 27 kab/kota

x 100

PERSEN 70% 75% 80% 85% 90% KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

PERSENTASE PENDUDUK

YANG MENDAPAT JAMINAN

KESEHATAN MENUJU

UNIVERSAL HEALTH

COVERAGE

Jumlah Penduduk Jawa

Barat yang terdaftar

menjadi Peserta JKN di Bagi

Jumlah total Penduduk Jawa

Barat dikali 100%

PERSEN 85 90 95 95 95 PERSENTASE PENDUDUK

YANG MENDAPATKAN

JAMINAN KESEHATAN

MENUJU UNIVERSAL HEALTH

COVERAGE

Jumlah Penduduk Jawa

Barat yang terdaftar

menjadi Peserta JKN di Bagi

Jumlah total Penduduk Jawa

Barat dikali 100%

PERSEN 85 90 95 95 95 42 PERSENTASE PENDUDUK

YANG MENJADI PESERTA

JAMINAN KESEHATAN

Jumlah Penduduk Jawa

Barat yang terdaftar

menjadi Peserta JKN di Bagi

Jumlah Penduduk di Jawa

Barat

PERSEN 85 90 95 95 95 KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

43 PERSENTASE PEMBIAYAAN

KESEHATAN PBI KE

KAB/KOTA

Jumlah Anggaran PBI ke

Kab/Kota di Bagi Realisasi

Anggaran PBI Per Tahun di

Kali 100%

PERSEN 40% 40% 40% 40% 40% KEPALA BIDANG

SUMBER DAYA

KESEHATAN

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS AL IHSAN

9 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT AL IHSAN

44 PERSENTASE INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT

(IKM) Di RS AL IHSAN

(Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi ) x nilai penimbang

PERSEN 76.82 77.84 78.87 79.89 80.91 DIREKTUR RS AL IHSAN

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS JIWA

10 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT JIWA

45 PERSENTASE INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT

(IKM) Di RS JIWA

(Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi ) x nilai penimbang

PERSEN 75 80 85 90 90 DIREKTUR

PERENCANAAN

KEUANGAN DAN

UMUM

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS JAMPANGKULON

11 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT JAMPANGKULON

46 PERSENTASE INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT

(IKM) di RSUD

JAMPANGKULON

(Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi ) x nilai penimbang

PERSEN 75.90 76.15 76.62 76.80 77.12 DIREKTUR RS JAMPANG

KULON

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS PAMEUNGPEUK

12 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT PAMEUNGPEUK

47 PERSENTASE INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT

(IKM) di RSUD

PAMEUNGPEUK

(Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi ) x nilai penimbang

PERSEN 80.84 81.91 83.54 85.22 86.92 DIREKTUR RS

PAMEUNGPEUK

MENINGKATNYA KUALITAS

PELAYANAN KESEHATAN DI

RS KESEHATAN KERJA

13 PROGRAM PENINGKATAN

MUTU PELAYANAN RUMAH

SAKIT KESEHATAN KERJA

48 PERSENTASE INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT

(IKM) di RS KESEHATAN

KERJA

(Total dari Nilai Persepsi per

Unsur /Total unsur yang

terisi ) x nilai penimbang

PERSEN 60 62 65 68 70 DIREKTUR RSUD

KESEHATAN KERJA

MENINGKATNYA LAYANAN

MANAJEMEN KESEHATAN

14 PROGRAM MANAJEMEN

KESEHATAN

49 PERSENTASE DRAFT

REGULASI BIDANG

KESEHATAN YANG

DIUSULKAN OLEH DINAS

KESEHATAN PROV JAWA

BARAT

Jumah Draft Regulasi Bidang

Kesehatan di Bagi Jumlah

Regulasi Bidang Kesehatan

yang diusulkan di kali 100%

PERSEN 100 100 100 100 100 SEKRETARIS

50 JUMLAH DINAS KESEHATAN

KAB/KOTA YANG

DILAKUKAN PEMBINAAN

PELAKSANAAN BOK OLEH

DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah Dinkes Kab/Kota

yang dibina

KAB/KOTA 27 27 27 27 27

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS AL IHSAN

15 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

RS AL IHSAN

51 PERSENTASE BOR (Bed

Occupancy Ratio) di RS Al

Ihsan

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 60 65 70 75 80 DIREKTUR RS AL IHSAN

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS JIWA

16 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

RS JIWA

52 Persentase BOR (Bed

Occupancy Ratio) Di RS

JIWA

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 58 61 64 67 70 DIREKTUR MEDIK,

KEPERAWATAN DAN

PENUNJANG

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS PARU

17 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

RS PARU

53 PERSENTASE BOR (Bed

Occupancy Ratio) di RS

PARU

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 57 58 59 60 61 WAKIL DIREKTUR

PELAYANAN MEDIS

DAN KEPERWATAN

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS

JAMPANGKULON

18 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

RS JAMPANGKULON

54 PERSENTASE BOR (Bed

Occupancy Ratio) RSUD

JAMPANGKULON

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 65 68 70 72 75 DIREKTUR RS

JAMPANGKULON

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS

PAMEUNGPEUK

19 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

DI RS PAMEUNGPEUK

55 PERSENTASE BOR (Bed

Occupancy Ratio) di RSUD

PAMEUNGPEUK

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 60 62 65 67 70 DIREKTUR RS

PAMEUNGPEUK

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS KESEHATAN

KERJA

20 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

RSUD KESEHATAN KERJA

56 PERSENTASE BOR (Bed

Occupancy Ratio) di RS

KESEHATAN KERJA

Jumlah Hari Perawatan di

Bagi Tempat Tidur dikali

Pasien di Kali 100%

PERSEN 65 67 72 75 80 DIREKTUR RSUD

KESEHATAN KERJA

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR LABORATORIUM

KESEHATAN

21 PROGRAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

LABORATORIUM

KESEHATAN

57 Jumlah Penambahan

Pengunjung

Jumlah Pengunjung

bertambah 1000 Konsumen

per tahun

JUMLAH 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 KEPALA

LABORATORIUM

KESEHATAN

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR UPTD PELATIHAN

KESEHATAN

22 PROGAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

UPTD PELATIHAN

KESEHATAN

58 Persentase Peningkatan

Sarana dan PRASARANA

UPTD PELATIHAN

KESEHATAN

Jumlah pelaksanaan

kegiatan dibagi dengan

jumlah kegiatan yang

direncanakan dikali 100%

PERSEN 60 65 70 75 80 KEPALA UNIT

PELATIHAN

KESEHATAN

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR DINAS

KESEHATAN PROV JAWA

BARAT

23 PROGAM PENINGKATAN

SARANA DAN PRASARANA

DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT

59 Persentase Pemenuhan

Saranan dan Prasarana Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa

Barat

Jumlah Sarana dan

Prasarana yang tersedia

dibagi jumlah sarana dan

prasarana yang dibutuhkan

dikali 100%

PERSEN 100 100 100 - - SEKRETARIS

RENCANA STRATEGIS

TARGET

SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

OutcomeIndikator

(IKU KADIS)

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

PROGRAM SUMBER DAYA

KESEHATAN

Page 122: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

116

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS AL IHSAN

24 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS AL-

IHSAN UPT DINAS

KESEHATAN PROV. JAWA

BARAT

60 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS Al Ihsan

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS Al

Ihsan x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS AL IHSAN

61 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Al Ihsan

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR RS AL

IHSAN

62 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Al Ihsan

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

63 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

64 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS Al Ihsan

Jumlah Data Kinerja RS Al

Ihsan yang disediakan

dibagi Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS JIWA

25 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS JIWA UPT

DINAS KESEHATAN PROV.

JAWA BARAT

65 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS Jiwa

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS Jiwa x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR

PERENCANAAN

KEUANGAN DAN

UMUM

66 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Jiwa

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR

PERENCANAAN

KEUANGAN DAN

UMUM

67 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Jiwa

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR SDM,

PENDIDIKAN,

PELATIHAN

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

68 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR

PERENCANAAN

KEUANGAN DAN

UMUM

69 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS Jiwa

Jumlah Data Kinerja RS Jiwa

yang disediakan dibagi

Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR

PERENCANAAN

KEUANGAN DAN

UMUM

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS PARU

26 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS PARU

UPT DINAS KESEHATAN

PROV. JAWA BARAT

70 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS Paru

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS Paru x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR

PELAYANAN MEDIS

DAN KEPERWATAN

71 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Paru

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% WAKIL DIREKTUR

ADMINISTRASI UMUM

DAN KEUANGAN

72 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Paru

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

73 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

74 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS Paru

Jumlah Data Kinerja RS Paru

yang disediakan dibagi

Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS

JAMPANGKULON

27 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS

JAMPANGKULON UPT

DINAS KESEHATAN PROV.

JAWA BARAT

75 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS

Jampangkulon

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS

Jampangkulon x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS JAMPANG

KULON

76 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Jampangkulon

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

77 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Jampangkulon

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

78 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

79 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS

Jampangkulon

Jumlah Data Kinerja RS

Jampangkulon yang

disediakan dibagi Jumlah

Data Kinerja (Indikator

Kinerja Tujuan Sasaran

Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

RENCANA STRATEGIS

TARGET

SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

OutcomeIndikator

(IKU KADIS)

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

Page 123: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

117

2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS

PAMEUNGPEUK

28 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS

PAMEUNGPEUK UPT DINAS

KESEHATAN PROV. JAWA

BARAT

80 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS

Pameungpeuk

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS

Pameungpeuk x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS

PAMEUNGPEUK

81 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Pameungpeuk

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

82 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Pameungpeuk

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

83 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

84 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS

Pameungpeuk

Jumlah Data Kinerja RS

Pameungpeuk yang

disediakan dibagi Jumlah

Data Kinerja (Indikator

Kinerja Tujuan Sasaran

Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR RS KESEHATAN

KERJA

29 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN RS

KESEHATAN KERJA UPT

DINAS KESEHATAN PROV.

JAWA BARAT

85 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di RS Kesehatan

Kerja

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN RS

Kesehatan Kerja x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% DIREKTUR RS

KESEHATAN KERJA

86 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di RS Kesehatan Kerja

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

87 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

RS Kesehatan Kerja

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

88 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

89 Persentase Ketersediaan

data kinerja di RS Kesehatan

Kerja

Jumlah Data Kinerja RS

Kesehatan Kerja yang

disediakan dibagi Jumlah

Data Kinerja (Indikator

Kinerja Tujuan Sasaran

Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR DI UNIT

LABORATORIUM

KESEHATAN

30 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN UNIT

LABORATORIUM

KESEHATAN UPT DINAS

KESEHATAN PROV. JAWA

BARAT

90 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di Laboratorium

Kesehatan

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN

Laboratorium Kesehatan x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA

LABORATORIUM

KESEHATAN

91 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di Laboratorium

Kesehatan

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

92 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

Laboratorium Kesehatan

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

93 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

94 Persentase Ketersediaan

data kinerja di Laboratorium

Kesehatan

Jumlah Data Kinerja

Laboratorium Kesehatan

yang disediakan dibagi

Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR UNIT PELATIHAN

KESEHATAN

31 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN UNIT

PELATIHAN KESEHATAN UPT

DINAS KESEHATAN PROV.

JAWA BARAT

95 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di Upelkes

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN Upelkes

x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% KEPALA UNIT

PELATIHAN

KESEHATAN

96 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di Upelkes

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

97 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

Upelkes

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

98 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

99 Persentase Ketersediaan

data kinerja di Upelkes

Jumlah Data Kinerja Upelkes

yang disediakan dibagi

Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

MENINGKATNYA

KOMPETENSI DAN KINERJA

APARATUR DINAS

KESEHATAN PROV JAWA

BARAT

32 PROGRAM DUKUNGAN

MANAJEMEN

PERKANTORAN DINAS

KESEHATAN PROV. JAWA

BARAT

100 Persentase ASN yang

memiliki kesesuaian

kompetesi di Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa

Barat

Jumlah ASN yang memiliki

kesesuaian kompetensi

dibagi Jumlah ASN di Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa

Barat x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100% SEKRETARIS

101 Persentase Sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik di Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat

Jumlah Sarana dan

Prasarana dalam kondisi

baik dibagi jumlah sarana

dan prasarana x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

102 Persentase Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran di

Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat

Jumlah Unit Kerja yang

mendapatkan Pelayanan

Administrasi Perkantoran

dibagi Jumlah Unit Kerja x

100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

103 Persentase Dokumen

Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Keuangan yang tepat waktu

dan sesuai peraturan

perundang-undangan

Jumlah Dokumen Rencana

dan Laporan Capaian Kinerja

dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai Peraturan

Perundang-undangan dibagi

Jumlah Dokumen x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

104 Persentase Ketersediaan

data kinerja di Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa

Barat

Jumlah Data Kinerja Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa

Barat yang disediakan dibagi

Jumlah Data Kinerja

(Indikator Kinerja Tujuan

Sasaran Program) x 100%

PERSEN 100% 100% 100% 100% 100%

RENCANA STRATEGIS

TARGET

SatuanRUMUS PERHITUNGANIndikatorTujuan Penanggung Jawab

Eselon IIIIndikator OutcomeProgram Perangkat Daerah Sasaran Renstra RUMUS PERHITUNGAN Satuan

TARGET

OutcomeIndikator

(IKU KADIS)

(29) (30)

RUMUS PERHITUNGAN SATUAN

TARGET

Page 124: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

118

Gambar 6.2 RENCANA KERANGKA PENDANAAN INDIKATIF

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Lampiran Kegiatan Cascading

Page 125: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

124

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Kinerja penyelenggaraan urusan kesehatan Provinsi Jawa Barat ditetapkan dalam

Indikator Kinerja Daerah. Penetapan indikator kinerja daerah ini bertujuan untuk memberi

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur

Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023. Target dan Indikator kinerja bidang kesehatan tahun

2018-2023 yang ada dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Tabel 7.1

Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Yang ada dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

No

Indikator

Kondisi Kinerja

pada awal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode RPJMD

2019 2020 2021 2022 2023

(1)

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Indeks Kesehatan 81,25 81,33 81,40 81,48 81,55 81,63 81,63

1. Rasio Posyandu per satuan balita

72,87 75,06 77,32 79,65 82,05 84,52 84,52

2. Rasio Puskesmas/Puskemas Keliling per satuan penduduk

44.999,05 45.003,74

45.050,72 45.097,75 45.144,82 45.191,95 45.191,95

3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

144.988,21 145.085,49

145.182,83

145.280,24

145.377,71

145.475,24

145.475,24

4. Jumlah Kematian Bayi 3.045,78 2.782,48 2.541,95 2.322,20 2.121,45 1.938,06 1.938,06

5. Rasio Kematian Bayi 3,73 3,54 3,36 3,19 3,03 2,88 2,88

6. Jumlah Kasus Kematian Ibu

770,27 760,65 751,16 741,79 732,53 723,39 723,39

7. Angka Usia Harapan Hidup

72,76 72,85 72,90 72,95 73,00 73,04 73,04

8. Persentase Balita Gizi buruk

0,06 0,06 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan indiator kinerja program

(outcome) untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :

Page 126: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

125

Tabel 7.2 Indikator Kinerja Program / Outcome

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program Kesehatan Masyarakat

1. Persentase Kab/Kota dengan Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Minimal 88%

63

70

77

88

100

100

2. Persentase Kab/Kota dengan Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah pada Bumil Minimal 95%

63

70

78

89

100

100

3. Persentase Penduduk yang Menggunakan Air Minum yang Berkualitas

80%

85%

90%

90%

100%

100%

4. Persentase Penduduk Menggunakan Jamban Sehat

75%

80%

85%

90%

95%

95%

5. Persentase Puskesmas di Kabupaten/Kota Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

55%

60%

65%

70%

75%

75%

6. Persentase Puskesmas di Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Olah Raga pada Kelompok Masyarakat di Wilayah Kerjanya

55%

60%

65%

70%

75%

75%

7. Jumlah Unsur Masyarakat Tingkat Provinsi yang Dilibatkan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

4 4 4 4 4 4

2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Persentase Keberhasilan Pengobatan TB (Treatment Succes Rate)

89

89

90

90

91

91

2. Persentase Pasien HIV Yang Diobati

45 45 45 50 50 50

3. Persentase Desa/ Kelurahan Yang Mencapai UCI >90%

90

90.5

91

91.5

92 92

4. Persentase Kab/Kota yang 50% Puskesmas Melaksanakan Tatalaksana Pneumonia Balita Sesuai Standar

60% 60% 60% 65% 65% 65%

5. Persentase Kab/Kota yang Melakukan Deteksi Dini Hepatitis B Pada Ibu Hamil

70

80

90

90

100

100

Page 127: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

126

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

6. Persentase Kab/Kota yang Mencapai IR DBD <49/100.000 Penduduk

88

90

92

94

96

96

7. Persentase Kab/Kota Yang Sudah Eliminasi Malaria

85

92

92

100

100

100

8. Proporsi Cacat Kusta Tingkat II 10 10 9 9 9 9

9. Proporsi Kab/Kota Yang Mencapai Eliminasi Filariasis

27

45

54

73

73

73

10. Persentase Kab/Kota Yang Mencapai Eliminasi Rabies

88%

88%

92%

96%

100%

100%

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM Terpadu (PANDU)

50%

55%

60%

65%

70%

70%

12. Persentasi penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakt (IKM) di RS Paru

75

76

77

78

79

79

4 Program Kesehatan Akibat Bencana dan Kesehatan Akibat KLB Provinsi

1. Persentase Kegiatan Rapid Health Assesment

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Masyarakat yang dilayanani dilokasi Bencana

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5 Program Pelayanan Kesehatan

1. Persentase Puskesmas siap Akreditasi

95

100

100

100

100

100

2. Persentase Kab/Kota memiliki Laboratorium Kesehatan terakreditasi

19

30

40

50

60

60

3. Persentase Puskesmas di Kab/Kota sesuai standar

82

86

91

96

100

100

4. Persentase Kabupaten/kota dengan minimal 50 % puskesmas menyelenggarakan kesehatan tradisional

64

72

80

88

96

96

5. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kerjasama dengan Provinsi terkait Layad Rawat

29.63%

48.15%

66.67%

85.19%

100%

100%

6. Persentase Rumah Sakit siap Akreditasi

60

70

80

90

100

100

7. Persentase Rekomendasi Izin Rumah Sakit Kelas B dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Provinsi

100 100 100 100 100 100

Page 128: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

127

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

8. Persentase Kab/Kota yg mempunyai 80% Rumah Sakit dengan pencapaian SPM

19

33

48

63

78

78

9. Persentase Rumah Sakit Regional yg memenuhi standar

38

50

63

75

88

88

6 Program Sumber Daya Kesehatan

1. Persentase Ketersediaan Obat Esensial

90 91 92 93 95 95

2. Persentase Rekomendasi Perijinan yang Dikeluarkan

85

90

95

95

100

100

3. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Melaksanakan Perencanaan dan Pengelolaan Nutu Tenaga Kesehatan

70%

75%

80%

85%

90%

90%

4. Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan Prioritas Terisi Tenaga Kesehatan

65%

70%

70%

70%

70%

70%

5. Persentase Tenaga Kesehatan Mengikuti Pemilihan Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan

70%

75%

80%

85%

90%

90%

6. Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Kesehatan

85

90

95

95

95

95

7. Persentase Pembiayaan Kesehatan PBI Ke Kab/Kota

40% 40% 40% 40% 40% 40%

7 PROGRAM MANAJEMEN KESEHATAN

1. Persentase Draft Regulasi Bidang Kesehatan Yang Diusulkan Oleh Dinas Kesehatan Prov Jawa Barat

100 100 100 100 100 100

2. Jumlah Dinas Kesehatan Kab/Kota Yang Dilakukan Pembinaan Pelaksanaan BOK Oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

27 27 27 27 27 27

8 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Kesehatan

1. Jumlah Penambahan Parameter Pemeriksaan yang diakreditasi

68

70

72

74

76

76

2. Persentase Kepuasan Pelanggan

55 60 65 70 75 75

3. Jumlah Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru

239

241

243

245

247

247

9 Program Peningkatan Mutu Unit Pelatihan Kesehatan

1. Persentase Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan melalui Pelatihan

8.31

11.64

15

16.21

16.63

16.63

Page 129: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

128

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2. Nilai Komponen yang Sesuai dengan Pembobotan

3

≥ 3,5

≥ 3,5

≥ 3,5

≥ 3,5

≥ 3,5

10 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Paru

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakt (IKM) di RS Paru

75

76

77

78

79

79

11 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Al Ihsan

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Al Ihsan

76.82

77.84

78.87

79.89

80.91

80.91

12 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jiwa

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Jiwa

75

80

85

90

90

90

13 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Jampangkulon

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Jampangkulon

75.90

76.15

76.62

76.80

77.12

77.12

14 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pameungpeuk

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Pameungpeuk

80.84

81.91

83.54

85.22

86.92

86.92

15 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Kesehatan Kerja

1. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RS Kesehatan Kerja

60

62

65

68

70

70

16 PROGAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

1. Persentase Pemenuhan Saranan dan Prasarana Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

100 100 100 - - -

17 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS AL IHSAN

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS Al Ihsan

60

65

70

75

80

80

Page 130: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

129

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

18 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS JIWA

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) Di RS JIWA

58

61

64

67

70

70

19 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS PARU

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS PARU

57

58

59

60

61

61

20 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RS JAMPANGKULON

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) RSUD Jampangkulon

65

68

70

72

75

75

21 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA DI RS PAMEUNGPEUK

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RSUD Pameungpeuk

60

62

65

67

70

70

22 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RSUD KESEHATAN KERJA

1. Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) di RS Kesehatan Kerja

65

67

72

75

80

80

23 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KESEHATAN

1. Jumlah Penambahan Pengunjung

20,000 21,000 22,000

23,000

24,000 24,000

24 PROGAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA UPTD PELATIHAN KESEHATAN

1. Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Pelatihan Kesehatan

60

65

70

75

80

80

25 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 131: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

130

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

100% 100% 100% 100% 100% 100%

26 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS AL- IHSAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Al Ihsan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Al Ihsan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Al Ihsan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Al Ihsan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

27 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS JIWA UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

100% 100% 100% 100% 100% 100%

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Jiwa

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Jiwa

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Jiwa

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 132: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

131

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Jiwa

100% 100% 100% 100% 100% 100%

28 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS PARU UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Paru

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Paru

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Paru

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Paru

100% 100% 100% 100% 100% 100%

29 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS JAMPANGKULON UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Jampangkulon

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Jampangkulon

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Jampangkulon

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Jampangkulon

100% 100% 100% 100% 100% 100%

30 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 133: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

132

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

PAMEUNGPEUK UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Pameungpeuk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Pameungpeuk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Pameungpeuk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Pameungpeuk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

31 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN RS KESEHATAN KERJA UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di RS Kesehatan Kerja

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di RS Kesehatan Kerja

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di RS Kesehatan Kerja

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di RS Kesehatan Kerja

100% 100% 100% 100% 100% 100%

32 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN UNIT LABORATORIUM KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Laboratorium Kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Laboratorium Kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 134: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

133

No Indikator kinerja program /

outcome

Kondisi Kinerja pada awal periode

Renstra

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi kinerja pada

Akhir periode Renstra

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Laboratorium Kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Laboratorium Kesehatan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

33 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN PERKANTORAN UNIT PELATIHAN KESEHATAN UPT DINAS KESEHATAN PROV. JAWA BARAT

1. Persentase ASN yang memiliki kesesuaian kompetesi di Upelkes

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase Sarana dan prasarana dalam kondisi baik di Upelkes

100% 100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase Unit Kerja yang mendapatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran di Upelkes

100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Persentase Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase Ketersediaan data kinerja di Upelkes

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 135: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

134

Page 136: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

135

Page 137: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

134

BAB VIII

PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memiliki makna yang

strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan daerah yang penyusunannya

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Jawa Barat Tahun 2018-2023. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi

penunjang bidang perencanaan berpedoman pada rencana strategis. Tersusunnya

rencana strategis ini, diharapkan dapat menjadi landasan dalam pelaksanaan kebijakan

dan program kerja perencanaan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sesuai tugas

pokok dan fungsinya. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat untuk lima tahun mendatang sampai tahun 2018. Renstra juga disusun

tidak saja sebagai pedoman dalam perencanaan tahunan tetapi juga dijadikan pedoman

dasar dalam evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan selama lima tahun

ke depan.

Penyusunan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai

pelaksanaan fungsi pembangunan bidang kesehatan dilaksanakan dengan analisis Logical

Frame Work dan pohon kinerja, untuk menghasilkan : (1) Strategi; (2) Kebijakan; dan (3)

Indikator yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat

daerah yang menyelenggarakan fungsi penunjang bidang kesehatan yakni meliputi

Indikator untuk eselon II, III, IV dan jabatan fungsional kesehatan. Oleh karena itu hal-hal

yang dianggap penting dalam upaya pencapaian tujuan dari Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut : 1) Indikator

Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam Rencana Strategis

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan kewajiban seluruh insan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mencapainya, berdasarkan hirarki kewenangan dan

merupakan hasil komulatif dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang pada akhirnya bermuara pada tercapainya Indikator

Kinerja Utama (IKU) Gubernur Jawa Barat yang terkait dengan fungsi bidang kesehatan;

2) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat digunakan

sebagai bahan untuk membuat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); pembuatan

Page 138: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

135

dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan sebagai bahan evaluasi; 3) Mensosialisasikan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini, kepada seluruh pegawai dan

mitra serta stakeholder Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat ini sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya

manusia dan sumber pendanaannya serta komitmen semua unsur pimpinan maupun staff.

Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan rencana strategis ini setiap tahun

akan dilaksanakan evaluasi.

Jika di kemudian hari diperlukan adanya perubahan atau revisi muatan Rencana

Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat termasuk indikator-indikator kinerjanya

yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan

pada rencana strategis 2018 -2023, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana

mestinya.

Page 139: Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, karena ...

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2018-2023

136