7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
1/71
JUDUL YANG REVELAN DENGAN TEMA KONSEP PEMBELAJARAN WG L PADA PENGAJARAN IPS ADALAH :
MENINGKATKAN HASIL PRESTASI BELAJAR IPS POKOK BAHASANSUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBAHARUI DI KELAS VI
SDN _______ MELALUI MODEL PEMBELAJARAN W. G. L.
1
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
2/71
By :
guntur-aneh.blogspot.com
Please add me
facebook :
guntur aneh mulai waras
twitter :
@guntur_aneh
klikot :
guntur saleksa
http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713
2
http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=17047137/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
3/71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diajarkan pada tingkat persekolahan, yakni
dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengajaran
IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini tidak hanya menekankan pada aspek
teoritis keilmuannya saja, tetapi lebih ditekankan kepada segi praktis
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja
bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masingmasing.
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan
cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya. kebutuhan
budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di
permukaan bumi, serta mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya.
Menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum
Pendidikan Dasar Tahun 2002, terdapat dua kajian pokok IPS yang diajarkan di
Sekolah Dasar yakni
3
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
4/71
1. Pengetahuan sosial yang mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi ekonomi
dan pemerintahan.
2. Sejarah yang mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
lampau hingga masa kini.
Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan
pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu
hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dan cinta kepada tanah air (GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar,
2002).
Dalam mencapai fungsi dan tujuan IPS di Sekolah Dasar sebagaimana
dijelaskan dalam GBPP Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 20045, bahan
pelajaran dikembangkan sebagai berikut :
Bahan kajian IPS Sekolah Dasar diorganisasikan mulai dari bahan
pelajaran yang dekat dan sederhana di sekitar anak ke yang lebih luas dan
kompleks. ... Tujuan merupakan tolok ukur pengalaman belajar yang harus
dicapai siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan. ...
Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru hendaknya
menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan
siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial, serta
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SD (GBPP IPS SD, 2004 :156-
4
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
5/71
158).
Bahan belajar IPS yang cakupannya beragam dan luas serta tuntutan
kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa, dengan alokasi waktu yang
terbatas, sehingga para guru mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar
IPS di Sekolah Dasar. Pada akhirnya, pembelajaran IPS yang dilaksanakan di
kelas VI Sekolah Dasar Negeri ____________ Kecamatan _________
Kabupaten _________ Propinsi __________, hanya difokuskan untuk mengejar
target tuntutan kurikulum dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber
IPS kelas VI yang tersedia, sehingga metode yang cocok untuk diterapkan adalah
metode ceramah, akibatnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang.
Dengan adanya berbagai kesibukan para orang tua sebagai pendidik di
rumah, maka siswa seringkali tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah atau PR
dari mata pelajaran yang ada khususnya mata pelajaran IPS. Demikian pula, alat
tes yang digunakan hanya menekankan kepada kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar
Negeri ____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________
Propinsi __________ menekankan siswa untuk dapat menjawab soal-soal tes.
Dengan melihat permasalahan yang digambarkan di atas, seorang guru
diharapkan atau dituntut untuk dapat lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan
5
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
6/71
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Salah satu metode yang dianggap dapat
melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS di antaranya dengan
menggunakan metode Working Group Learning . Melalui metode Working
Group Learning , siswa dapat belajar lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Sebagaimana pendapat Robert L. Cilstrap dan
William R. Martin (Roestiyah N.K., 2001:15) yang memberikan pengertian
Working Group Learning sebagai :Kegiatan sekelompok siswa yang biasanya
berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan
Working Group Learning ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa
individu tersebut.
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Working Group
Learning ini tidak hanya prestasi Working Group Learning yang dapat
dikembangkan, prestasi kerja individual juga dapat dirangsang, selanjutnya dari
Working Group Learning ini guru dapat pula mengatasi potensi kepemimpinan
diantara anggota kelompok tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk mengkaji bagaimana dampak penerapan metode Working Group
Learning pada mata pelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar Negeri
____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi
__________.
6
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
7/71
Rumusan masalahnya dirinci sebagai berikut :
1. Apakah metode Working Group Learning pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi
__________?
2. Bagaimana partisipasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi
__________ dengan menggunakan metode Working Group Learning ?
C. Definisi Operasional
1. Metode Working Group Learning
Metode Working Group Learning adalah metode mengajar dengan
mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu
kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
Menurut Moedjiono (1998/1999:148) dalam Strategi Belajar Mengajar,
metode Working Group Learning adalah :Format belajar mengajar yang
menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu
kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama".
2. IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial dirintis dari tingkat pendidikan dasar sampai
menengah atas, dengan tujuan membina kesadaran dan sikap mental siswa
7
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
8/71
untuk menjaga kelestarian kehidupan dewasa ini, dengan jalan
menyeimbangkan antara kondisi lingkungan fisik dengan kondisi kehidupan
yang dijaminnya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari
kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah (GBPP, 1994:151). Selanjutnya,
pelajaran IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah IPS di kelas VI
Sekolah Dasar Negeri ____________ Kecamatan _________ Kabupaten
_________ Propinsi __________dengan pokok bahasan Sumber Daya Alam.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
memberikan gambaran secara umum tentang metode Working Group Learning
dalam mata pelajaran IPS. Metode Working Group Learning menitik-beratkan
pada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna
menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama, oleh sebab itu guru
dituntut untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan
proporsional sehingga akan tercipta suasana belajar yang lebih baik dan tidak
terkesan berat sebelah.
Dengan metode Working Group Learning diharapkan dapat
8
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
9/71
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
10/71
2. Bagi Peneliti
a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode Working
Group Learning dalam membantu siswa mengembangkan aktivitas
belajarnya.
b. Dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem
pembelajaran di kelas, sehingga kendala-kendala yang dihadapi baik oleh
guru maupun siswa dapat diminimalkan.
c. Dapat mendorong guru untuk melakukan penelitian-penelitian kecil yang
tentunya akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran di kelas.
10
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
11/71
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ilmu Pengatahuan Sosial
Dalam bidang pengetahuan sosial, kita mengenal istilah yang kadang-
kadang dapat mengacaukan. Istilah-istilah itu meliputi ilmu sosial (social
sciences), studi sosial (social studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pada kesempatan ini penulis hanya menekankan pada pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial, tetapi penulis akan menjelaskan sedikit tentang ilmu sosial
dan studi sosial.
1. Pengertian Ilmu Sosial (Social Sciences)
Ahmad Sanusi (Nursid Sumaatmadja, 1980:7-8) memberikan penjelasan
sebagai berikut :Ilmu-ilmu sosial terdiri atas disiplin-disiplin Ilmu
Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada
tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
Berdasarkan batasan yang dikemukakan di atas, dapat ditarik pengertian
umum bahwa ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari
manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
11
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
12/71
Sedangkan tingkah laku manusia di masyarakat itu banyak aspeknya, seperti
aspek ekonomi, aspek sikap mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial dan
lain-lain. Ilmu ekonomi mempelajari aspek kebutuhan materi, antropologi
mempelajari aspek budaya, sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial,
psikologi mempelajari aspek kejiwaan. Dari kesemuanya itu yang menjadi
ruang lingkupnya sama yaitu manusia dalam konteks sosial atau manusia
sebagai anggota masyarakat.
2. Pengertian Studi Sosial (Social Studies)
Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala
dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya, studi sosial ini
menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk ilmu sosial. Ahmad
Sanusi (Nursid Sumaatmadja, 1980:18) memberikan penjelasan sebagai
berikut :
Adapun studi sosial tidak selalu bertaraf akademis universiter,
bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi murid-murid sejak
pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar
bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial. Studi sosial bersifat
interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah
tertentu berdasarkan suatu rangka referensi, dan meninjaunya dari
beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang
12
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
13/71
ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut se-
komprehensif mungkin.
Kerangka kerja studi sosial penekanannya tidak pada bidang teoritis,
melainkan lebih kepada bidang praktis dalam mengkaji atau mempelajari
gejala dan masalah sosial di masyarakat. Pada taraf dan tingkat yang lebih
rendah pendekatan studi sosial ini lebih bersifat multidimensional dalam arti
meninjau suatu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi (segi, sudut,
aspek) kehidupan.
Tugas studi sosial yaitu membina warga masyarakat yang mampu
menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial,
dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.
3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS tidak hanya terbatas di
perguruan tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar.
Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan
dasar maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya
sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Sebenarnya IPS ini berinduk kepada ilmu sosial dengan pengertian
13
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
14/71
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
15/71
Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial,
serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini.
Tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi
dirinya dalam kehidupan sehari-hari. serta mampu mengembangkan
pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu
hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dan cinta kepada tanah air (Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994).
B. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Metode Working Group Learning adalah metode mengajar dengan
mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu
kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
Menurut Moedjiono (Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2003:148),
metode Working Group Learning adalah :Format belajar mengajar yang
menitik-beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu
kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
15
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
16/71
Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang
secara manipulatif mampu melibat-aktifkan anak bekerja sama dan berkolaborasi
dalam kelompok.
Penerapan metode Working Group Learning menuntut guru untuk dapat
mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokan
peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada : a) Fasilitas yang
tersedia; b) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; c)
Jenis pekerjaan yang diberikan; d) Wilayah tempat tinggal peserta didik; e) Jenis
kelamin; f) Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan g)
Berdasarkan kepada lotre / random.
Penggunaan metode Working Group Learning menurut Moedjiono
(Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2002:149) bertujuan untuk :
(a) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara para peserta didik.
(b) Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual para peserta didik
dalam Proses Belajar Mengajar yang diselenggarakan.
(c) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari Proses Belajar
Mengajar secara berimbang.
Adapun alasan penggunaan metode Working Group Learning adalah :
1. Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu
kesatuan tugas.
2. Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan
untuk melaksanakan tugas tersebut
16
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
17/71
3. Membuat peserta didik aktif.
Keuntungan metode Working Group Learning adalah :
1. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
5. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka.
6. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang
lain.
Tetapi, disamping keuntungan metode Working Group Learning memiliki
pula kelemahannya, yaitu :
1. Working Group Learning sering hanya melibatkan siswa yang mampu, sebab
mereka cakap memimpin dan rnengarahkan mereka yang kurang.
2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-
beda.
17
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
18/71
3. Keberhasilan metode Working Group Learning tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk Working Group Learning yang bisa dilaksanakan, ialah :
1. Working Group Learning Berjangka Pendek
Bentuk ini dapat disebut pula "rapat kilat" karena hanya mengambil waktu
15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus
yang terdapat pada sesuatu masalah.
2. Working Group Learning Berjangka Panjang
Berjangka panjang karena bisa memakan waktu dua hari, satu minggu atau
lebih tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan
siswa.
Adapun tujuan Working Group Learning berjangka panjang, yaitu :
a. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat,
misalnya lingkungan sehat.
b. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat, misalnya tentang makanan sehat.
c. Dengan melaksanakan Working Group Learning memberi pengalaman
kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan seperti membuat rencana
sebelum melakukan sesuatu pekerjaan.
d. Dengan bekerja sama, siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan
informasi atau data lebih banyak.
18
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
19/71
3. Kerja Kelompok Campuran
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan
kemampuan belajar siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan
masing-masing sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu
tidak usah menunggu kelompok yang lain.
Supaya metode Working Group Learning dapat berhasil, maka harus
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tugas kepada siswa.
2. Menjelaskan apa tujuan Working Group Learning itu.
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
4. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat
laporan tentang hasil Working Group Learning .
5. Guru berkeliling selama Working Group Learning berlangsung, bila
perlu memberi saran atau pertanyaan.
6. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil Working
Group Learning .
Metode Working Group Learning mengarankan siswa kepada
19
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
20/71
prestasi yang lebih tinggi, namun demikian pengembangan kemampuan
siswa tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengelola kelas. Guru
menjadi mediator dan fasilitator dalam kelas. Terutama bila metode Working
Group Learning ini diterapkan di Sekolah Dasar, kemampuan dan latar
belakang siswa yang berbeda akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan metode
Working Group Learning ini.
C. Pembelajaran IPS Melalui Working Group Learning
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode Working
Group Learning menuntut siswa untuk aktif dan kreatif. Para siswa pada
umumnya hanya menunggu pelajaran yang diberikan oleh guru dengan metode
ceramah. Pada metode Working Group Learning ini mempunyai kekuatan
karena antar teman bisa saling bertukar ide. Oleh karena itu seorang guru
merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan.
Untuk mengembangkan kreativitas anak, maka seorang guru perlu
memberi kebebasan dan pengawasan. Adanya kebebasan ini menjadikan anak
menjadi pemberani dan mengetahui sendiri Guilford (Yudrik Yahya, 2003:27)
menemukan adanya lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif,
yaitu : (a) Kelancaran; (b) Keluwesan; (c) Keaslian; (d) Penguraian; dan (e)
Perumusan kembali.
Kata aktif dapat bermacam-macam bentuk seperti mendengarkan, menulis,
20
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
21/71
membuat sesuatu, mendiskusikan. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tidak
dapat dilihat dengan mata atau tidak dapat diamati, misalnya menggunakan
khasanah ilmu pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Jadi, siswa belajar
secara aktif adalah dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional)
walaupun dalam banyak hal, diperlukan keaktifan fisik.
Menurut Mc. Keachie (Herry Sukarman, 2003-25) kadar keaktifan
ditentukan oleh tujuh dimensi, yaitu :
1. Partisipasi siswa dalam belajar.
2. Tekanan pada afektif dalam pembelajaran.
3. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama berinteraksi antar
siswa.
4. Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang
relevan bahkan salah sama sekali.
5. Kekohesifan kelas sebagai kelompok.
6. Kesempatan yang diberikan kepada siswa, untuk mengambil keputusan-
keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
7. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi
siswa baik berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan mata pelajaran.
Pembagian kelompok pada metode Working Group Learning didasarkan
atas keheterogenan dalam hal kemampuan belajar maupun jenis kelamin siswa
agar terjadi keragaman dan tidak terkesan berat sebelah.
Tujuan penerapan metode kelompok menurut Moedjiono (Permana dan
21
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
22/71
Sumantri, 1999:149) adalah untuk :
(1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama para siswa;
(2) Meningkatkan keterlibatan sosio emosioal dan
intelektual siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang
diterapkan guru, (3) Meningkatkan perhatian kepada proses
dan hasil dari Kegiatan Belajar Mengajar secara berimbang
dan proporsional.
Penerapan metode Working Group Learning memberikan peluang kepada
siswa untuk menggalang kerja sama antar kelompok, juga sarana pengembangan
kepemimpinan siswa.
D. Pelaksanaan Evaluasi pada Mata Pelajaran IPS
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dalam memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu (Hamid Hasan dan Asmawi Zainul,
1993:18).
Evaluasi dilakukan oleh guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan karena
guru selalu berinteraksi dengan siswa sehingga guru yang paling mengetahui dan
menghayati permasalahan yang dihadapi siswa-siswinya.
Dalam kenyataan di lapangan, kadangkala orang menggunakan nama
22
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
23/71
konsep yang sama tetapi pengertiannya berbeda. Konsep-konsep itu adalah
evaluasi, pengukuran, ulangan / ujian, tes dan hasil belajar. Keempat istilah ini
paling banyak dikacaukan orang. Tes adalah bagian dari pengukuran, sedangkan
pengukuran lebih luas dari tes. Pengukuran adalah bagian dari evaluasi. Evaluasi
dapat menggunakan alat-alat yang dikembangkan berdasarkan pengukuran tetapi
dapat juga menggunakan alat-alat yang tidak berhubungan dengan pengukuran.
Tyler (Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:18) dalam bukunya yang
berjudul Basic Principles of Curriculum and Instruction mengartikan : Suatu
proses penentuan sampai berapa jauh sesungguhnya perubahan tingkah laku
tersebut telah terjadi. Artinya, evaluasi berhubungan dengan proses memberikan
keputusan mengenai tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa.
Definisi di atas masih banyak dianut orang tetapi kemudian mengalami
perbaikan-perbaikan. Perbaikan itu dirasa perlu karena adanya pemikiran bahwa
penentuan tingkat perubahan tingkat-tingkah laku itu baru sebagian dari proses
evaluasi. Evaluasi hams menentukan pula nilai dan arti dari perubahan tingkah
laku tersebut.
Evaluasi seringkali mendasarkan diri pada hasil pengukuran. Oleh karena
itu Ahmann dan Glock (S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:20)
mengatakan bahwa :Pengukuran adalah merupakan bagian terpenting dari
evaluasi.
Dalam bukunya yang berjudul "Educational Measurement and Testing",
Wiersma dan Jurs (S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:20)
23
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
24/71
mengemukakan pengertian pengukuran sebagai berikut :Technically,
measurement is the assignment of numerals to objects or events according to
rules that give numeral quantitative meaning.
Artinya : secara teknis, pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu
obyek atau peristiwa menurut aturan yang memberikan angka kuantitatif.
Tes merupakan salah satu alat evaluasi yang paling dominan dalam
penggunaannya. Tes adalah pengumpul data atau informasi yang dirancang
khusus sesuai dengan karakteristik informasi yang diinginkan evaluator. Untuk
itu pada umumnya evaluator menggunakan sejumlah pertanyaan.
Tes adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk menunjukan
setiap jenis alat atau prosedur bagi mengukur kemampuan, hasil kerja,
minat dan karakteristik lainnya. Tes juga diartikan sebagai suatu prosedur
yang sistematis untuk membandingkan perilaku dua orang (Ebel dalam S.
Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:2 1).
Dari definisi di atas tampak bahwa pengertian dasar suatu tes adalah suatu
alat untuk mengukur kemampuan. Setiap alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang berbagai karakteristik dinamakan tes. Agar
penggunaan istilah itu tidak terlalu luas maka Mahren dan Lehmann (S. Hamid
Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:2 1) mengatakan bahwa :Tes menunjukan
suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab.
Berdasarkan apa yang sudah dibahas dapat dikatakan bahwa evaluasi
24
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
25/71
adalah suatu kerangka besar kegiatan dimana di dalamnya terdapat bagian
pengukuran yang dapat menggunakan tes atau alat lainnya.
25
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
26/71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN
A. Jenis Penelitian
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui metode Working Group Learning pada mata
pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________
Kabupaten _____ Propinsi _________. Artinya penelitian ini bertujuan untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Atas dasar itulah
penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Guru sering menemukan berbagai masalah dan persoalan yang menyangkut
tentang bagaimana cara memberikan materi pelajaran agar dapat mudah
dipahami oleh para siswa. Kadang-kadang dijumpai kondisi kelas yang kurang
kondusif sehingga hasil dari penyampaian materi pelajaran kurang dipahami oleh
siswa.
Dengan penelitian tindakan kelas, guru terus berupaya untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kelas. Lewin (Indrawati, 2001:9) menjelaskan
bahwa :Definisi penelitian tindakan sebagai tiga tahap proses spiral, yaitu tahap-
tahap : (1) Perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan (reconnaissance);
(2) Pengambilan tindakan; (3) Pengumpulan data (fact finding) mengenai
tindakan yang dilakukan.
26
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
27/71
Corey (Indrawati, 2001:9) menyatakan : Penelitian tindakan merupakan
proses ilmiah yang dilakukan oleh praktisi sebagai usaha untuk mempelajari
masalah yang ditemuinya dalam melaksanakan tugas untuk pembimbingan,
memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan tindakannya.
Glickman (Indrawati, 2001:9) merumuskan : Penelitian tindakan dalam
pendidikan sebagai studi yang dilakukan teman sejawat di sekolah sebagai hasil
aktivitas yang dilakukannya untuk memperbaiki pengajaran.
Dan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bagaimana
seharusnya tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran, agar kegiatan
pembelajaran mencapai hasil yang maksimal.
Melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat mengembangkan kemampuan
profesional secara terus-menerus. Guru juga akan mendapatkan banyak
pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran sebagai penerapan dari
suatu teori.
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode
Working Group Learning . Pada metode ini, peserta didik dikondisikan dalam
suatu grup atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk
dibahas dalam kelompok tersebut.
Pengelompokan peserta didik didasarkan pada :(1) Fasilitas yang tersedia;
(2) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (3)
Wilayah tempat tinggal peserta didik, (4) Jenis kelamin. Pembagian ini bertujuan
agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok dan tidak
27
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
28/71
terkesan berat sebelah, yaitu ada kelompok yang kuat dan ada kelompok yang
lemah.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini berbentuk siklus (cycle). Siklus ini
direncanakan dua kali hingga tujuan yang diinginkan yaitu adanya peningkatan
hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sebelum tahapan siklus dimulai, terlebih dahulu diadakan tes yang
berfungsi sebagai evaluasi awal, sedangkan untuk mengetahui keadaan atau
kondisi awal kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, dilakukan berdasarkan
pengalaman-pengalaman peneliti sehari-hari. Hal ini dilakukan karena secara
detail peneliti mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran IPS di tempat yang
akan dijadikan subjek penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan prosedur tiap siklusnya,
meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
Prosedur pengembangan penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan sebagai
berikut :
28
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
29/71
Gambar 3.1
Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc. Taggart 1982)
C. Perencanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya
dilaksanakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai dalam pembelajaran,
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas VI Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan
________ Kabupaten _____ Propinsi _________.
Siklus I
29
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
30/71
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I ini, antara lain adalah :
a. Membuat persiapan pembelajaran, yaitu tentang penerapan Working Group
Learning dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VI Sekolah
Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi
_________ dengan materi ajar tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Pembentukan kelompok belajar dikondisikan oleh guru dengan tujuan agar tidak
berat sebelah. Pada tahap persiapan ini, juga ditentukan kegiatan yang akan
dilakukan oleh guru dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa serta
mempersiapkan sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan
I.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dirancang
sebelumnya pada tahap pembuatan rencana atau persiapan pembelajaran. Akan
tetapi, walaupun pada tahap pembuatan rencana telah memperhitungkan atau
mempersiapkan apa-apa yang harus dilaksanakan, tidak menutup kemungkinan
dalam perkembangannya kemudian akan berbeda dengan apa yang telah dibuat
pada tahap pembuatan rencana tadi. Oleh karena itu, guru pada tahap
pelaksanaan tindakan dapat melakukan tindakan yang belum, atau tidak
tercantum dalam rencana, atau pembelajaran sebelumnya.
c. Observasi
30
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
31/71
Tahap ini adalah tahap untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan
segala yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan, kendala dan
cara-cara tindakan serta persoalan baru yang timbul. Pengamatan ini untuk
melihat apakah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan metode
Working Group Learning , dapat menunjukan aktivitas belajar seperti : disiplin,
motivasi ,semangat belajar, perhatian siswa, kerja sama siswa, dan tanggung
jawab siswa. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah
dilakukan.
d. Refleksi I
Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data yang tercatat maupun data yang
tidak tercatat, tetapi sempat terekam selama melakukan pengamatan. Kemudian
dianalisa serta dievaluasi untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya.
Siklus II
Kegiatan yang dilakukar pada siklus II, antara lain :
a. Membuat persiapan pembelajaran yang telah dimodifikasi berdasarkan temuan-
temuan pada tindakan I. Pokok bahasannya adalah Sumber Daya Alam yang tidak
dapat diperbarui dengan merencanakan pengelompokan siswa dalam suatu
kelompok belajar, sebagaimana dilakukan pada pelaksanaan tindakan I
sebelumnya.
31
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
32/71
b. Pelaksanaan Tindakan II
Melaksanakan pembelajaran berdasarkan persiapan pembelajaran yang
telah direncanakan, dengan menggunakan metode Working Group Learning
yang masing-masing kelompok terdiri dari enam orang siswa Pembentukan
kelompok dipandu oleh guru agar tidak berat sebelah. Pada tahap ini, guru dapat
melakukan penjelasan tentang apa yang belum tercantum dalam persiapan
pembelajaran.
c. Observasi
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan sebagaimana pada observasi siklus I.
Dalam tahap ini, juga dilakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dalam upaya untuk merekam dan mendokumentasikan setiap
kegiatan yang sedang berlangsung, dengan melihat apakah proses dan hasil
sesuai dengan apa yang diharapkan untuk kepentingan dan bahan refleksi.
d. Refleksi II
Pada tahap ini, dilakukan eksplanasi atau penjelasan terhadap semua
informasi yang diperoleh selama melaksanakan tindakan II, sekaligus melakukan
pengolahan data yang tercatat maupun data yang tidak tercatat, tetapi sempat
terekam selama melakukan pengamatan untuk dianalisa serta dievaluasi agar
dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan II ini telah sesuai dengan harapan,
dan apakah tujuan yang dicanangkan dapat dicapai atau belum untuk
32
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
33/71
mendapatkan kejelasan dan mempersiapkan tindakan berikutnya.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri
_______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi _________
dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Alasan dipilihnya SD Negeri
_______ , adalah :
a. Dalam penelitian tindakan kelas, menuntut guru bertindak sebagai peneliti
(peneliti seyogianya guru di kelas tersebut). Secara kebetulan, peneliti adalah
guru Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten
_____ Propinsi _________ dijadikan lokasi penelitian.
b. Peneliti lebih hafal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga
memudahkan untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini bermasalah dan
memudahkan untuk memantau, merevisi dan mencari data-data yang
diperlukan.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memudahkan melihat peningkatan hasil belajar siswa selama
menerapkan metode Working Group Learning dalam mata pelajaran IPS di
kelas VI Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten
_____ Propinsi _________ini, perlu dirancang dan dikembangkan suatu alat atau
instrumen untuk dapat digunakan ketika mengamati dan mengumpulkan data
33
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
34/71
selama melaksanakan tindakan-tindakan. Alat atau instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut adalah lembar pengamatan yang berbentuk :
2. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung untuk mengumpulkan data tentang
proses kegiatan pembelajaran secara kualitatif. Data yang dikumpulkan
melalui observasi antara lain : (a) Mengenai aktivitas belajar siswa yaitu
komunikasi interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan guru; (b) Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
IPS; dan (c) Untuk mencatat berbagai masalah mencakup berbagai
kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang akan
dikembangkan dalam refleksi.
3. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Yang dijadikan
indikator pemikiran dalam lembar pengamatan ini adalah : (a) Kerja sama
dalam kelompok; (b) Keaktifan dalam kelompok; (c) Disiplin; (d) Semangat
belajar; (e) Komunikasi siswa; dan (f) Tanggung jawab.
4. Tes Hasil Belajar
34
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
35/71
Alat evaluasi yang berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh
siswa secara individu. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur, apakah tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK) telah dapat dicapai atau belum setelah menerapkan metode
Working Group Learning .
F. Metode Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Pengolahan dan pengumpulan data dilakukan sepanjang penelitian
secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data
mentah diperoleh dari berbagai instrumen penelitian yang meliputi observasi,
lembar pengamatan dan tes hasil belajar, kemudian dirangkum dan
dideskripsikan.
2. Validasi Data
Dari hasil rangkuman data pelaksanaan program tindakan yang telah
dirumuskan, kemudian dievaluasi selanjutnya dicek keabsahannya dengan
sumber lain, baik secara triangulasi, audit trail, maupun member check.
3. Interpretasi
35
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
36/71
Dari berbagai temuan data hasil penelitian menggunakan metode
Working Group Learning , diinterpretasikan dengan merujuk kepada acuan
teoritik, norma-norma praktis yang disepakati guru, maupun pendapat guru
mengenai proses pembelajaran yang baik. Hasil interpretasi ini mengharapkan
untuk memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk kegiatan
tindakan selanjutnya.
36
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
37/71
BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Persiapan Tindakan
Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten
_____ Propinsi _________tersebut mulai berdiri pada tahun 1975. Selama
kurun waktu 35 tahun, di SDN tersebut, telah mengalami 15 kali
kepemimpinan / kepala sekolah.
Dengan menggunakan gambaran yang diperoleh dari hasil observasi
mengenai sekolah maka proses pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar
Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi
_________, penulis mengadakan analisis dan refieksi yang akan digunakan
untuk mengambil langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan. Hasil
observasi dilihat dari perincian waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat
pada Tabel berikut :
37
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
38/71
Tabel
Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SDN __________
N
o.
Jenis Kegiatan Waktu Prosentase (%)
1. Kegiatan awal 7 menit 6,32. Kegiatan inti
a. Menjelaskan
b. Tanya jawab
c. Mencatat materi
32 menit
13 menit
9 menit
44,7
9,5
6,7
3. Kegiatan akhir/penutup
a. Menyimpulkan
b. Evaluasi
c. Tindak lanjut
5 menit
10 menit
5 menit
6,25
12,5
6,25Jumlah 80 menit
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukan bahwa proses pembelajaran
62,50% berpusat pada guru. Guru lebih mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan siswa hanya 12,50%, itupun lebih banyak pasif,
sedangkan sisanya 25,% merupakan kegiatan yang melibatkan guru dan siswa.
Dari kondisi pelaksanaan proses pembelajaran IPS di atas, dirasakan
kurang efektif karena siswa bersikap pasif akibat guru hanya menyampaikan
materi melalui ceramah dan tanya jawab. Proses pembelajaran berlangsung
kurang membawa keterlibatan siswa. Guru nampak mendominasi, kurang
38
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
39/71
memberikan kesempatan belajar secara aktif padahal materi yang dibahas dapat
diterapkan melalui metode Working Group Learning yang dapat meningkatkan
aktifitas siswa. Dengan terfokus pada penjelasan guru saja siswa hanya
mendengarkan.
Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPS,
perlu adanya modifikasi yang mampu menjembatani permasalahan-
permasalahan, di antaranya memberikan kesempatan yang optimal pada kegiatan
belajar siswa untuk saling bertanya dengan sesama teman.
Karena hal tersebut sebagai solusi masalah di atas, peneliti merencanakan
melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Working
Group Learning . Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan materi pelajaran
yang mengacu pada tujuan yang ingin dicapai.
B. Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Pertama
1. Perencanaan
Untuk melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran, peneliti
menyusun perencanaan yang mencakup : a) Penyusunan rancangan
pembelajaran; b) Pembentukan kelompok; c) Merumuskan masalah.
a. Penyusunan Rancangan Pembelajaran
Format rancangan pembelajaran meliputi :
39
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
40/71
Mata Pelajaran.
Konsep.
Sub Konsep.
Kelas / Semester.
Alokasi Waktu.
I. Tujuan Pembelajaran Umum.
II. Tujuan Pembelajaran Khusus.
III. Materi.
IV. Pendekatan dan Metode.
V. Kegiatan Pembelajaran.
VI. Evaluasi.
b. Pembentukan Kelompok
Agar adanya keseimbangan potensi tiap kelompok, maka
pembentukan kelompok didasarkan nada pertimbangan keragaman siswa
dari jenis kelamin, prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran sehari-hari. Dari jumlah siswa sebanyak 33 orang dibagi
menjadi delapan kelompok.
c. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari proses pembelajaran,
40
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
41/71
masalah yang akan dikaji oleh siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya alam yang dapat
diperbarui ?
2. Sebutkan tiga contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui !
3. Sebutkan tiga contoh hasil hutan produksi !
2. Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dan observasi dilaksanakan
pada tanggal _________ pukul 07.15 - 09.55. Kegiatan proses pembelajaran
dimulai dengan kegiatan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Selesai
berdoa siswa mengucapkan salam dan dijawab oleh guru dengan "Wa'alaikum
salam warohmatullahi wabarokatuh". Kemudian guru memberikan pre test
kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa serta untuk
mengukur kemampuan siswa secara keseluruhan tentang pokok bahasan
Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui. Adapun hasil pre test dapat dilihat
pada Tabel berikut.
41
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
42/71
Tabe1
Nilai Pre Test sebagain Siswa Kelas VI Tindakan Pertama
N
o.
Nilai No
.
Nilai Keterangan
1. 3 18. 3
Batas Lulus
= 7,0
2. 3 19. 63. 3 20. 64. 3 21. 45. 4 22. 66. 4 23. 57. 4 24. 38. 3 25. 7
9. 4 26. 610
.
5 27. 5
11
.
5 28. 4
12
.
4 29. 5
13
.
5 30. 3
14
.
4 31. 4
15
.
3 32. 4
16
.
7 33 7
17
.
5
42
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
43/71
Dari hasil pre test yang dapat dinyatakan lulus hanya enam orang, yang
lainnya sebanyak orang masih jauh di bawah nilai batas lulus. Nilai rata-rata pre
test yaitu 4,86.
Setelah pre test, guru kembali mengkondisikan siswa pada situasi
pembelajaran. Kemudian guru mengadakan tanya jawab dengan siswa sebagai
apersepsi untuk mengarahkan pada materi yang akan disampaikan tentang
sumber daya alam yang dapat diperbarui. Guru mengatakan, "Anak-anak, kalian
pernah belajar tentang jenis jenis newan ? Coba sebutkan jenis jenis hewan
tersebut !". Siswa menjawab serempak, "Kambing, ayam, sapi, kerbau". "Betul",
kata guru.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Pemilihan
kelompok disusun oleh guru berdasarkan tingkat kecerdasan siswa. Siswa
nampak bersemangat. Guru membenikan LKS pada setiap kelompok, serta guru
juga memberikan penjelasan yang harus dikerjakan dalam LKS.
Setelah LKS dibagikan, siswa mulai membaca kemudian mengisi dengan
kelompoknya masing-masing. Setiap siswa kelihatan antusias, suasana sedikit
ribut, karena adanya perdebatan pada tiap-tiap anggota kelompok. Guru
kemudian menerangkan dan suasana belajar kembali tenang.
Setelah beberapa menit, ada beberapa siswa yang kelihatan mulai tidak
bersemangat, kemudian guru mengarahkan kembali agar setiap anggota
kelompok aktif. Kegiatan akhir, guru juga membimbing siswa untuk
43
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
44/71
menyimpulkan hasil Working Group Learning sesuai materi pembelajaran.
Kegiatan dilakukan dengan memberikan post test secara individu dan penilaian
secara kelompok. Adapun hasil evaluasi tersebut dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Tabel
Nilai Post Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Pertama
N
o.
Nilai No
.
Nilai Keterangan
1. 5 18. 6
Batas Lulus
= 7,0
2. 5 19. 83. 6 20. 84. 5 21. 65. 7 22. 86. 7 23. 77. 7 24. 58. 6 25. 89. 7 26. 8
10
.
8 27. 7
11
.
8 28. 6
12
.
8 29. 7
13
.
8 30. 5
14
.
7 31. 7
44
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
45/71
15
.
7 32. 6
16
.
9 33 9
17
.
6
Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa yang dinyatakan lulus
sebanyak 21 orang (69,39%). Sedang siswa yang belum (30,61%). Nilai rata-rata
yang diperoleh dari hasil tindakan pertama adalah 7,10.
Tabel 4.5
Nilai Kelompok Tindakan Pertama
N
o.
Kelompok Nilai Keterangan
1. 1 7
Batas Lulus = 7,0
2. 2 63. 3 64. 4 75. 5 86. 6 77. 7 68. 8 8
Jumlah 55
Dengan melihat Tabel di atas, kelompok yang dinyatakan lulus sebanyak
lima kelompok (62,50%) dan tiga kelompok (37,50%) masih di bawah batas
45
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
46/71
lulus, dinyatakan belum lulus.
3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pelaksanaan Tindakan Pertama
Dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pertama ini,
proses pembelajaran melalui penerapan metode Working Group Learning
masih memiliki berbagai kekurangan dalam penerapannya. Pengelolaan waktu
masih belum efektif, dengan adanya kelebihan penggunaan waktu dari alokasi
yang telah ditentukan, di antaranya dalam memberikan persepsi yang terlalu
meluas.
Aktivitas siswa selama berlangsungnya Working Group Learning belum
optimal. Aktivitas kelompok sebagian besar didominasi oleh ketua kelompok
dan beberapa anggota saja, sebagian siswa belum memiliki tanggung jawab
dan kerja sama dalam kelompoknya. Dari segi hasil ada peningkatan, namun
masih belum mencapai jumlah yang maksimal.
Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran
pada tindakan pertama ini, maka perlu mengadakan perbaikan bagi
pembelajaran berikutnya, yaitu :
a. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru harus senantiasa mengacu
pada rencana pembelajaran. Pembagian waktu harus efektif sesuai
pembagian dalam langkah-langkah yang telah ditentukan, sehingga
kegiatan pembelajaran tidak menyita waktu mata pelajaran berikutnya.
b. Dalam memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada siswa harus
46
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
47/71
jelas dan mengarahkan kembali pada aturan tata tertib belajar. Seorang
guru harus mampu menumbuhkan disiplin dan peserta didik, terutama
disiplin diri yang dapat membantu peserta didik mengembangkan pola
perilaku yang baik terutama bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
yang diberikan.
c. Dalam proses pembelajaran, guru harus menyisipkan penanaman budi
pekerti agar siswa selain memiliki akhlak yang baik, memiliki sikap
mencintai dan mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan
menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan.
Tindakan Kedua
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada tindakan kedua, guru mengadakan perubahan
kelompok dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan kelompok dari
tingkat kecerdasan dan aktifitas siswa. Jumlah anggota tetap sama seperti
pada pelaksanaan tindakan sebelumnya.
Kegiatan selanjutnya yaitu merumuskan masalah. Adapun masalah
tersebut adalah :
a. Jelaskan maksud sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui !
b. Sebutkan tiga contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui !
c. Sebutkan tiga contoh hasil penyulingan minyak bumi !
47
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
48/71
2. Pelaksanaan Observasi
Seperti halnya pada pelaksanaan kegiatan sebelumnya, yang dilakukan
guru pada awal pelaksanaan tindakan kedua, guru melakukan pre test. Hasil
pre test dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
48
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
49/71
Tabel
Nilai Pre Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Kedua
N
o.
Nilai No
.
Nilai Keterangan
1. 4 18. 3
Batas Lulus
= 7,0
2. 3 19. 53. 5 20. 64. 4 21. 45. 5 22. 76. 3 23. 67. 4 24. 38. 3 25. 6
9. 3 26. 510
.
4 27. 6
11
.
5 28. 4
12
.
5 29. 6
13
.
5 30. 3
14
.
4 31. 5
15
.
5 32. 4
16
.
8 33 7
17
.
4
49
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
50/71
Berdasarkan data dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang
dinyatakan lulus adalah tujuh orang atau 14,29% dari jumlah seluruh siswa,
sedangkan yang dinyatakan belum lulus berjumlah orang siswa atau 85,71%.
Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 5,04.
Pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan membuka
pelajaran berupa apersepsi dengan mengarahkan siswa pada pokok bahasan yaitu
Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui. Guru juga mengemukakan
tujuan yang akan dicapai dari proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap
sosial dan adanya keseimbangan kerja sama dalam kelompok, guru
mengemukakan perubahan kelompok serta membacakan anggota dari tiap-tiap
kelompok yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Dalam memulai kegiatan guru memberikan LKS pada tiap-tiap kelompok,
kemudian menielaskan apa yang harus dikerjakan. Guru mengarahkan tiap-tiap
ketua kelompok untuk memimpin kelompoknya agar dapat bekerja sama secara
aktif Selama kegiatan berlangsung, guru membimbing tiap-tiap kelompok serta
memberikan motivasi pada siswa untuk mencari, menemukan dan
mengembangkan kreatifitas berpikir secara aktif. Tanggung jawab ketua
kelompok tampak dalam mengajak dan menegur anggotanya yang kurang aktif
atau main-main selama kegiatan.
Peranan guru dalam proses pembelajaran termasuk pelaksanaan pelaporan
yaitu mengarahkan, meluruskan, menyempurnakan dan memperjelas dari
50
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
51/71
pertanyaan atau jawaban antar siswa setelah tiap-tiap kelompok mengumpulkan
hasil dari keria kelompoknya. Guru mengadakan tanya jawab dan memacu siswa
untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan menjawab. Dalam
menanamkan nilai afektifnya, guru menjelaskan sikap yang baik dalam
memelihara alam, seperti tidak merusak alam, suka menanam dan memelihara
tumbuhan. Penanaman nilai yang paling utama yaitu penanaman keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
yang telah disampaikan. Hasil post test dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel
Nilai Post Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Kedua
N
o.
Nilai No
.
Nilai Keterangan
1. 5 18. 72. 6 19. 83. 6 20. 84. 5 21. 75. 7 22. 86. 7 23. 87. 9 24. 58. 6 25. 89. 7 26. 710
.
8 27. 8
11
.
8 28. 7
51
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
52/71
Batas Lulus
= 7,0
12
.
7 29. 7
13
.
8 30. 5
14
.
7 31. 7
15
.
7 32. 7
16
.
9 33 9
17
.
7
Berdasarkan Tabel di atas, siswa yang dinyatakan lulus pada tindakan
kedua 83,67%, sedangkan siswa yang dinyatakan tidak lulus sebanyak delapan
orang atau 16,33%. Dari seluruh nilai siswa diperoleh nilai rata-rata 7,20.
Tabel
Nilai Kelompok Tindakan Kedua
N
o.
Kelompok Nilai Keterangan
1. 1 8
Batas Lulus = 7,0
2. 2 73. 3 84. 4 9
5. 5 86. 6 97. 7 78. 8 8
52
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
53/71
Jumlah 64
Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh kelompok (delapan
kelompok) dinyatakan lulus sesuai dengan batas lulus yang ditentukan.
3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran
Hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran pada tindakan kedua
ini, guru telah memperbaiki berbagai kekurangan pada proses pembelajaran
sebelumnya. Dalam pengaturan waktu, guru telah menggunakannya sesuai
dengan perencanaan, sehingga proses pembelajaran IPS tidak menyita waktu
pelajaran lain.
Pada kegiatan awal, guru memulai dengan apersepsi pembelajaran
yang telah diajarkan, dilanjutkan dengan menuliskan pokok bahasan yang
akan dibahas, guru juga mengemukakan tujuan yang ingin dicapai sehingga
siswa memiliki kesiapan dalam menerima materi pelajaran.
Selama kegiatan berlangsung, siswa telah mematuhi tata tertib selama
proses pembelajaran. Hal ini menunjang kelancaran proses pembelajaran
yang berarti pula menanamkan kedisiplinan, siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran. Aktivitas dan kebersamaan telah terlihat dengan adanya
perubahan kelompok. Motivasi belajar yang menuntut aktifitas dan
kreatifitas berpikir dipacu melalui arahan dari guru.
Pada kegiatan akhir, dalam menyimpulkan materi yang telah dibahas
53
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
54/71
tidak lagi terfokus pada guru, melainkan siswa juga dapat menyimpulkan
sendiri. Dalam memberikan evaluasi, guru telah mengemukakan berbagai
kelebihan dan kekurangan yang dirasakan selama proses pembelajaran.
Siswa mengetahui dan menyadari hal-hal yang harus diperbaiki pada proses
pembelajaran berikutnya.
Dengan demikian berdasarkan hasil observasi, analisis, refleksi dan
revisi pembelajaran pada tindakan kedua ini, dapat disimpulkan bahwa guru
telah melakukan berbagai perubahan sehingga terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran sesuai yang diharapkan dalam upaya mencapai tujuan yang
telah di rencanakan.
54
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
55/71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan penelitian tentang penerapan metode Working
Group Learning dalam mata pelajaran IPS kelas VI Sekolah Dasar Negeri
_______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi _________ yang
dilaksanakan sebanyak dua kali tindakan, disimpulkan sebagai berikut :
1. Perolehan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang menerapkan
metode Working Group Learning menunjukan peningkatan berdasarkan atas
hasil tes yang dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kelulusan siswa. Siswa yang dinyatakan
lulus adalah 69,39%, sementara pada siklus II siswa yang dinyatakan lulus
meningkat 83,67% dengan rata-rata nilai pada siklus I 7,10 kemudian pada
siklus II meningkat rata-rata nilai menjadi 7,20.
2. Partisipasi belajar siswa selama pembelajaran cukup aktif, terutama dalam
hal disiplin, motivasi / semangat, komunikasi antar siswa, kerja sama, dan
tanggung jawab siswa baik secara individu maupun kelompok.
55
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
56/71
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran melalui penerapan metode Working Group Learning
hendaknya memperhatikan : a) Pembuatan perencanaan yang efektif dan
efisien sesuar dengan tujuan yang ingin dicapai; b) Penerapan metode
Working Group Learning seyogianya dapat meningkatkan aktifitas belajar
siswa; c) Harus dapat meningkatkan disiplin, kerja sama dan rasa tanggung
jawab; d) Penanaman budi pekerti yang bermuara pada keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2. Untuk memberikan pemahaman kepada guru tentang penerapan metode
Working Group Learning perlu dilakukan : a) Kerja sama sesama guru dan
kepala sekolah dalam pengelolaan proses pembelajaran; b) Adanya
pembinaan pada guru-guru melalui bentuk penataran pada tingkat KKG
disertai dengan buku petunjuk yang menunjang.
3. Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang menunjang terhadap
proses pembelajaran yang dapat dipelajari siswa, dapat dilakukan dengan
mengadakan gerakan penghijauan di sekitar lingkungan sekolah, sehingga
tertanam rasa memiliki dan mencintai terhadap lingkungan sekitar.
56
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
57/71
DAFTAR PUSTAKA
Aristo, Rahadi. (2003). Media Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar .
Jakarta : Depdikbud.
Hasan, Hamid dan Zainul, Asmawi. ( 2001). Evaluasi Hasil Belajar . Jakarta :
Depdikbud.
Indrawati dan Widjaya, Maman. (2001). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research ). Bandung : Depdiknas.
Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas . Malang : Depdikbud.
Rochmadi, W.N. (1997). "Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Educational Classroom Action Research)" . Jurnal Pendidikan No. 4 Tahun
XVI.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : PT. Rineka Cipta.
57
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
58/71
Sudikin, dkk. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas . Surabaya : Insan
Cendikia.
Sukarman, Herry. (2003). Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas.
Sumaatmadja, Ahmad. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) . Bandung : Penerbit Alumni.
Sumantri, M. dan Permana, J. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta :
Depdikbud.
Wardana, Datta dkk. (2002). Ilmu Pengetahuan Sosial 3 . Jakarta : Depdiknas.
Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Depdiknas.
Yahya, Yudrik (2003). Working Group Learning Sebagai Model pembelajaran IPS .
Jakarta : Depdiknas.
Yusnidar, dkk. (2003). Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 3 . Bandung : PT. Sarana Panca
Karya.
58
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
59/71
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI UNTUK
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Indikator Penilaian KeteranganB C K
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
A. Aktifitas Guru
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
Menggunakan strategi pembelajaran
Mengelola interaksi kelas
Membantu sikap positif siswa
terhadap belajar
Melaksanakan evaluasi proses danhasil belajar
B. Aktifitas Siswa
Keaktifan
Tanggung jawab
Kerja sama
B = Baik
C = CukupK = Kurang
Lampiran II
59
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
60/71
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPS
Konsep : Sumber Daya Alam
Sub Konsep : Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Kelas / Semester : VI / I
W a k t u : 2 x 40 Menit
I. Tujuan Pembelajaran Umum
Siswa memahami kegiatan penunjang pembangunan, kebutuhan masyarakat
dan sumber daya alam.
II. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Setelah mcmbaca wacana tentang sumber daya alam, anak dapat
menyimpulkan maksud sumber daya alam yang dapat diperbarui.
2. Melalui pengamatan, anak dapat menyebutkan 3 contoh sumber daya alam
yang dapat diperbarui.
3. Melalui penugasan, anak dapat menuliskan contoh dari hasil hutan
produksi.
III. M a t e r i
Sumber daya alam adalah kekayaan atau sumber daya yang disediakan oleh
60
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
61/71
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
62/71
1. Siswa menyimak penjelasan guru.
2. Siswa membaca wacana pada buku paket masing-masing.
3. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab berdasarkan wacana.
4. Siswa mengerjakan tugas dengan masing-masing kelompoknya.
5. Laporan hasil Working Group Learning .
C. Kegiatan Akhir (20 Menit)
1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
2. Mengadakan evaluasi.
3. Guru memberikan PR pada siswa sebagai tindak lanjut.
VI. Evaluasi
Soal-soal
1. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya alam yang dapat diperbarui ?
2. Sebutkan 3 contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui !
3. Sebutkan 3 contoh hasil hutan produksi !
4. Jelaskan mengapa hasil perikanan darat maupun perikanan laut sangat
diperlukan oleh manusia !
5. Sebutkan 3 sumber penghasil protein hewan !
Lampiran III
62
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
63/71
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : IPS
Sub Konsep : Sumber Daya Alam yang Dapat
Diperbarui
Kelas / Semester : VI/I
63
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
64/71
I. Berdasarkan pengamatanmu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
a. Bagaimanakah cara melestarikan hutan ?
b. Apakah manfaat ikan bagi manusia ?
c. Selain ayam, hewan apa lagi yang biasa dipelihara untuk diambil
dagingnya ?
II. Carilah contoh-contoh lain tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui,
buatlah seperti dalam daftar berikut !
64
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
65/71
No. Hasil Hutan
Produksi
Tanaman
Pangan
Tanaman
Obat
Hewan dan
Ikan1. Kayu jati Sayuran Kayu putih Sapi2.3.4.5.6.7.
Kelompok :.............................................
K e t u a :............................................Anggota :............................................
65
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
66/71
Lampiran IV
Tabel : Prosentase Hasil Data Angket Siswa Kelas VISDN _________ Dalam Pembelajaran W.G.L
N
o
Pertanyaan Yang menjawab
YA
Yang menjawab
TIDAK1 Apakah waktu yang
digunakan dalamProses Pembelajaran
cukup ?
40 % 60 %
2 Apakah materi
pembelajaran terlalu
banyak ?
40 % 60 %
3 Apakah materi
pembelajaran perlu
diulang ?
70 % 30 %
66
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
67/71
Lampiran V
Bagan : Siklus PTK Pada Model Pembelajaran WG.L
67
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
68/71
Lampiran VI
Daftar Hadir Siswa (Responden Penelitian)
Kelas VI SDN ___________ Tapel ____/____
N
o
Nama SP Uraian Kegiatan TTD
1234567891
0111
21
31
41
51
61
71
81
9
68
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
69/71
2
02
12
22
32
42
5
262
72
82
93
03
13
23
3
____________, _______________
69
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
70/71
P e n e l i t i
70
7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )
71/71
71
Top Related