ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

100
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dariSD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan 1

description

ips merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk dapat menerima pengetahuan baru melaui hafalan, dengan metode make a match dap[at meningkatkan aktivitas siswa

Transcript of ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Page 1: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi ( SK ) dan

Kompetensi Dasar ( KD) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dariSD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan

isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk

menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi

tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari

disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam

kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila

Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan

pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan

Pancasila (Somantri, 2001 : 103).

1

Page 2: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut : (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3)

Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4)

Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat

yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (KTSP, 2006:82).Mata pelajaran

IPS pada satuan pendidikan SD/MI meliputi Manusia, Tempat, dan Lingkungan, Waktu,

Keberlanjutan, dan Perubahan, Sistem Sosial dan Budaya, Perilaku Ekonomi dan

Kesejahteraan (KTSP, 2006:176). Pemahaman pada materi pelajaran IPS sangat

diperlukan sebab materi IPS merupakan materi yang luas dan abstrak.

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran

IPS. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang

mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak

menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran.

Sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran tersebut. Siswa hanya diam saja dan

mudah jenuh dalam pembelajaran. Selain itu kurang nya motivasi yang diberikan guru,

juga menjadi faktor kurangnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.

Pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut di atas, merupakan gambaran yang

terjadi di SDN Subah 02. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi yang

dilakukan pada pembelajaran IPS dinyatakan bahwa guru kurang variatif dalam

menggunakan metode pembelajaran yaitu pada saat memberikan materi hanya

menggunakan metode konvensional dan lebih menekankan pada hafalan, keaktifan siswa

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan KBM masih belum optimal.

Selain itu, keaktifan siswa dalam kelompok kurang,sertaguru kurang maksimal dalam

memanfaatkan media dan penggunaan alat peraga selama proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan data dokumen nilai IPS siswa kelas

V semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang menyatakan bahwa kualitas pembelajaran

IPS masih rendah.dari tes unjuk kerja yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Maret

2011 dan data dokumen guru ditemukan bahwa pencapaian hasil belajar siswa kelas V

semester II SDN 02 Subah tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah.

Hasil observasi dilapangan ditemukan data bahwa ketika guru meminta

perwkilan siswa dari setiap kelompok untuk maju menyampaikan hasil diskusi

2

Page 3: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

kelompok di depan kelas. Kelas tersebut terdapat 5 kelompok siswa yang sudah

dibentuk guru, dengan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dari kelompok I dan II, 10

siswa tidak berani maju ke depan kelas untuk meyampaikan hasil diskusi, kelompok III

dan IV 6 siswa berani maju namun harus dengan motivasi dan bujukan guru terlebih

dahulu sedangkan 4 sisanya tidak berani maju ke depan, dan kelompok V, 5 siswa berani

maju tanpa harus dibujuk guru. Kekurangaktivan siswa dalam kelompok tersebut

dipengaruhi oleh guru yang kurang memiliki pengetahuan di bidang IPS, guru kurang

bisa mengelola kelas, serta guru kurang variatif dalam menerapkan metode pembelajaran

karena menggunakan metode konvensinal dan kurang mengoptimalkan media

pembelajaran.

Keadaan itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi proses

pembelajaran IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2010/2011 masih dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Data keaktifan

dan hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 59 dan nilai tertinggi 71, dengan

rerata kelas 63,25 untuk nilai ulangan harian. Dengan melihat data keaktifan dan hasil

belajar dan pelaksanakan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk

ditingkatkan kualitasnya, agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan kualitas

pembelajaran IPS menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V,untuk memecahkan masalah

pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam

pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru.Dengan penggunaan pendekatan dalam

pembelajaran yang tepat akan menghidupkan pembelajaran yang ditandai dengan siswa

aktif, kreatif, dan menyenangkan. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu

model pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi teori dengan

kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Maka peneliti menggunakan salah satu

model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Menurut Stahl (Raharjo dan Etin, 2008: 5) mengatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama

dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Melalui pembelajaran ini siswa

bersama kelompok belajar secara gotong-royong, setiap anggota kelompok saling

membantu yang lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan

keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan menurut Ibrahim

3

Page 4: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.

Untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru

menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode Make A Matchatau mencari

pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan

metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan

kartunya diberi poin.Penggunaan metode make a mach

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan keterampilan guru, aktivitas siswa,

dan hasil belajar akan meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a

match.

Dari pemaparan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji

melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Kualitas Pembelajaran

IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V

SDN Subah 02”.

2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

a). Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di Kelas

V SDN Subah 02?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan

ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas V?

2) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan

aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas V?

3) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V?

b). Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti memilih model

pembelajaran Make A Match untuk memecahkan permasalahan belajar yang terjadi.

4

Page 5: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Pada prinsipnya langkah-langkah model pembelajaran Make A Match adalah sebagai

berikut (Curran, 1994) :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya:

pemegang kartu yang bertuliskan nama pahlawan.akan berpasangan dengan

gambar pahlawan.

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak

dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman,

yang telah disepakati bersama.

7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Subah 02.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan peningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

b. Mendeskripsikan peningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

c. meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

5

Page 6: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan suatu kontribusi terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, dapat memberikan

manfaat bagi:

a) Siswa

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeMake A Match siswa dapat

mengalami suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan minat, keaktifan dan hasil belajar siswa.

b) Guru

Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model pembelajaran

yang lebih kreatif untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan.

c) Sekolah

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeMake A Match dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan

proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Serta dapat menumbuhkan kerja

sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teoritis

a) Hakikat Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar mempunyai pengertian yang kompleks, sehingga banyak ahli

mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang

berbeda-beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar:

Slameto (2003:2) memberikan pengertian, “belajar sebagai suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interakasi dengan lingkungannya”.(Hamalik, 2001)

menyimpulkan belajar juga tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi

juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian

sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Menurut Rifa’I RC

dan Tri Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting

bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu

6

Page 7: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan

penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.

Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan menusia karena

adanya interaksi manusia dengan lingkungannya disertai dengan perubahan

perilaku. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya

akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

2) Faktor-Faktor Belajar

Belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

diartikan sebagai faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan

faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang namun

berpengaruh juga dalam proses belajar. Berkenaan dengan hal tersebut,

analisis tentang faktor intern dan ekstern dapat membantu individu untuk

mengenali dirinya sendiri serta lingkungannya sehingga proses belajar dapat

berlangsung dengan baik.

Menurut Anni (2007:13) factor yang mempengaruhi belajar ada dua

yaitu

(a) Kondisi Internal

Kondisi internal yaitu kondisi yang berasal dari dalam diri seseorang.

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh;

kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosi; dan kondisi sosial,

seperti kemampuan bersosialisasi.

(b) Kondisi Eksternal

Kondisi ekternal yaitu kondisi yang berada di luar individu. Beberapa

eksternal seperti antara lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus)

yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana belajar, dan

budaya belajar masyarakat.

Berdasarkan pengertian factor-faktor belajar dari para ahli di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa factor-faktor belajar adalah segala sesuatu

yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang baik yang berasal dari luar

maupun dari dalam diri seseorang.

7

Page 8: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

3) Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Siddiq (2008:1-4) prinsip belajar ada tiga yaitu

(a) Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif.

Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,

akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri.

(b)Perubahan Perilaku

Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku individu yang

belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai

akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilanya bertambah,

dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula.

(c)Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena

individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan pisik maupun

lingkungan sosial.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar

menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi

proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat

mencapai hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan

arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa

dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran.

4) Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan

mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar

dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran

formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di

dalam kelas.

Pengertian pembelajaran dari beberapa ahli antara lain adalah sebagai

berikut :Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang

sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki

guru untuk mencapai tujuan kurikulum.Gagne dan Briggs (1979:3).

Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang

8

Page 9: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I

Pasal Ayat 20). Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang

bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam

sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil

belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. (Sugandi, 2005: 9)

Berdasarkan konsep tentang pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk

membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

b) Kualitas Pembelajaran

1) Pengertian Kualitas Pembelajaran

Konsep kualitas pembelajaran merupakan salah satu unsur dari

paradigma baru pengelolaan pendidikan. Menurut Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia Praktis (1994), kata kualitas memiliki makna kadar; tingkat baik

buruknya sesuatu; mutu; derajat. Kualitas (mutu) pembelajaran dapat

dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh

peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sekolah

dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan

peserta didik dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu pendidikan

sebagai sistem selanjutnya tergantung pada mutu komponen yang

membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang berlangsung hingga

membuahkan hasil.

Sudjana (1991) menyatakan bahwa ”Kondisi pembelajaran yang

berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: tujuan pengajaran yang jelas,

bahan pengajaran yang memadahi, metodologi pengajaran yang tepat, dan

cara penilaian yang baik”. Yang dimaksud dengan bahan pengajaran di sini

adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep,

prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari

9

Page 10: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut merupakan suatu kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa.

Pembelajaran yang berkualitas harus memiliki ciri 3M yaitu :

(a) Menyenangkan: siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan riang,

gembira dan bahagia sehingga siswa terlibat penuh, antusias dan ceria.

(b) Memuaskan: kebutuhan & rasa ingin tahu dari siswa terpenuhi sehingga

mereka mau kembali belajar. Dari sisi guru, indikator pencapaian

terpenuhi sehingga juga muncul kepuasan.

(c) Membekas: apa yang diajarkan secara kognitif membekas di pikiran siswa

sehingga tidak akan lupa. Selain itu secara afektif dan psikomotorik

akan membentuk perilaku baru pada siswa menjadi lebih baik.

Dari beberapa pendapat di atas, yang dimaksud dengan

pembelajaran yang berkualitas adalah suatu pembelajaran yang dapat

memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, memuaskan

serta membekas secara mendalam kepada anak dengan bimbingan guru

yang atraktif, interaktif dan inspiratif.

2) Media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari

“Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu

perantara atau pe-ngantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli

memberikan defini-si tentang media pembelajaran. Schramm mengemukakan

bahwa media pembela-jaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Menurut Mulyani dan Johar (2001: 152) terdapat pendapat lain dari

para ahli tentang media pengajaran.Menurut Bringgs;Media pengajaran adalah

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik

untuk belajar. Contoh : buku, film, kaset, slide, dan lain-lain.Menurut Gagne

dan Reiser; Media pengajaran adalah alat-alat fisik dimana pesan-pesan

instruskional di-komunikasikan. Contoh : buku, film, tipe recorder, dan lain-

lain.Menurut Dinje Borman Rumumpuk. Media pengajaran adalah setiap alat

baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi

dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

Dari pengertian media di atas peneliti menyimpulkan bahwa media

pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai

10

Page 11: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

perantara untuk menyampaiakan bahan-bahan instruksional dalam proses

belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran

tersebut.

3) Iklim pembelajaran

Iklim pembelajaran mencakup aspek-aspek yang meliputi: 1) suasana

kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran

yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan

profesionalitas kependidikan; dan 2) perwujudan nilai dan semangat

ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru (Depdiknas, 2004:9).

Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa iklim

pembelejaran merupakan kondisi atau suasana kelas yang dapat memengaruhi

kegiatan belajar mengajar.

4) Materi Pembelajaran

Menurut Depdiknas (2004:9), materi pembelajaran yang berkualitas

tampak dari: (1) kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi

yang harus dikuasai siswa; (2) ada keseimbangan antara keluasaan dan

kedalaman materi dengan waktu yang tersedia; (3) materi pembelajaran

sistematis dan kontekstual; (4) dapat mengakomodasikan partisipasi aktif

siswa dalam belajar semaksimal mungkin; (5) dapat menarik manfaat yang

optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni; (6)

materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-pedagogis

dan praktis. Sehingga guru dituntut untuk bias memilih materi yang tepat,

sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan, dan karakteristik siswa dan

lingkungan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau

materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.

c) Keterampilan Guru

Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi

pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai

kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, 

11

Page 12: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto,

2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada

seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di

Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of

learning”.

Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin

W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu

aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk

mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-

cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. 10 macam keterampilan

guru dalam mengajar:

(1)Keterampilan membuka pelajaran

Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa

Memulai pelajaran setelah nampak siswa siap belajar.

Cara mengenalkan pelajaran cukup menarik.

Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan

yang sudah diketahui oleh siswa (apersepsi).

Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran nampak jelas dan

logis.

(2)Keterampilan memberi motivasi

Mengucapkan 'baik", bagus, ya, bila siswa menjawab/ mengajukan

pertanyaan

Ada perubahan  sikap non verbal positif pada saat menenggapi

pertanyaan/ jawaban siswa.

Memuji dan memberi dorongan dengan senyum, anggukan atas

partisipasi siswa.

Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar.

Memberi pengarahan sederhana dan pancingan, agar siswa memberi

jawaban yang benar.

c) Keterampilan bertanya

Pertanyaan guru sebagian besar telah cukup jelas

Pertanyaan guru sebagian besar jelas kaitanya dengan masalah.

Pertanyaan ditunjukan keseluruhan kelas lebih dahulu, baru menunjuk

Guru menggunakan teknik  -pause- dalam menyampaikan pertanyaan

12

Page 13: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Pertanyaan didistribusikan secara merata diantara para siswa.

Teknik menunjuk yang memungkinkan seluruh siswa siap.

d) Keterampilan menerangkan

Keterangan guru berfokus pada inti pelajaran

Keterangan guru menarik perhatian siswa

Keterangan guru mudah ditangkap(dicerna) oleh siswa.

Penggunaan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya menarik

perharian siswa.

Guru memperhatikan dengan sungguh-sungguh respon siswa yang

berupa pertanyaan, reaksi, usul dan semacamnya.

Guru menjelaskan respon siswa, sehingga siswa menjadi jelas dan

mengerti.

e) Keterampilan mendayagunakan media

Pemilihan media sesuai dengan PBM yang diprogramkan

Teknik mengkomunikasikan media tepat.

Organisasi mengkomunikasikan media menunjang PBM.

Guru trampil menggunakan media.

f) Keterampilan menggunakan metode yang tepat

Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan pengajaran.

Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi pelajaran dan

situasi kelas.

Dalam menggunakan metode telah memenuhi / mengikuti sistematika

metode tersebut

Alat yang dapat menunjang kelancaran penggunaan metode tersebut

telah disiapkan.

Menguasai dalam penggunaan metode tersebut.

g) Keterampilan mengadakan interaksi

Aspek mengadakan interaksi

Ada keseimbangan antara jumlah kegiatan guru (aksi) dengan kegiatan

siswa (reaksi) selama proses belajar mengajar.

h) Keterampilan penampilan verbal non verbal

Gerakan guru wajar dan bertujuan

13

Page 14: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Gerakan guru bebas

Isyarat guru menggunakan tangan, badan, dan wajah cukup bervariasi

Suara guru cukup bervariasi, lemah dan keras.

Ada pemusatan perhatian dari pihak siswa.

Pengertian indera melihat dan mendengar berjalan dengan wajar.

i) Keterampilan penjajagan/assesment

Menaruh perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Adanya kesepakatan guru terhadap tanda siswa yang mengalami salah

pengertian

Melakukan penjajagan kepada siswa tentang pelajaran yang telah

diterimanya

Mencari/melakukan apa yang menjadi sumber terjadinya kesulitan.

Melakukan kegiatan untuk mengatasi/menunjukan kesulitan siswa.

j) Keterampilan menutup pelajaran

Dapat menyimpulkan pelajaran dengan tepat.

Dapat menggunakan kata-kata yang dapat membesarkan hati siswa

Dapat menimbulkan perasaan mampu ( sense of achievment) dari

pelajaran yang diproleh.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan

keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru

dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta

membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.

Dalam penelitian ini ketampilan guru pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tife Make A Matchpeneliti

mengambil dari ketrampilan mengajar guru tersebut di atas yang sudah

disesuaikan dengan penerapan model tersebut yang meliputi indikator; (1)

Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran ( ketrampilan membuka

pelajaran ), (2) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi (ketrampilan

membuka pelajaran), (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran(keterampilan

membuka pelajaran), (4) Menggunakan media pembelajarn berupa kartu

gambar pahlawan (5) Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan

Belanda (keterampilan menjelaskan), (6) Melakukan Tanya jawab dengan

siswa mengenai perjuangan melawan penjajahan Belanda ( Ketrampilan

bertanya), (7) Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok

14

Page 15: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

penanya, penjawab, dan peniai (Ketrampilan mengelola kelas), (8)

Membimbing diskusi siswa dalam mencari kartu jawaban yang sesuai dengan

kartu yang dipegang (ketrmpilan membimbing diskusi kelompok), (9)

Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang berhasil melaksanakan

tuganya (Ketrampilan member penguatan), (10) Menutup pelajaran

( Ketrampilan menutup pelajaran )

d) Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat

penting. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sadirman, 2004:99) bahwa : Dalam

belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak

mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar

mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar,

berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang

prestasi belajar.

Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa

dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Banyak

jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti

pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Paul B. Dierich (Dalam

Sadirman, 2004:101) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

antara lain sebagai berikut :

(1)Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaa, pekerjaan orang lain.

(2)Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi

saran, menegluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

(3)Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

(4)Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

(5)Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

(6)Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

berternak.

15

Page 16: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(7)Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat,

memecahkankan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

(8)Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan

yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka

mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

Kegiatan-kegiatan belajar tersebut di atas dapat terlaksana secara

optimal,apabila ditunjang dengan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan situasi kelas yang mendukung serta materi ajar yang

relevan. Adapun dalam penelitian ini aktivitas siswa pada pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tife Make A Matchmeliputi indikator;

(1) Mempersiapkan diri dalam memnerima pelajaran (aktivitas emosional), (2)

Memperhatikan penjelasan guru tentang materi perjuangan melawan

penjajahan Belanda (aktivitas mendengarkan), (3) Mengamati gambar

pahlawan yang ditampilkan (aktivitas melihat), (4) Aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang materi perjuangan melawan penjajahan Belanda

(aktivitas lisan), (5) Aktif dalam kegitan pembelajaran berkelompok, yaitu

mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual, lisan, mendengarkan,

mental, emosional), (6) Membacakan jawaban sesuai dengankartu yang

dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional), (7) Memberikan

tanggapan terhadap jawabandariteman lain (aktivitas lisan dan mental)

e) Hasil Belajar

Hasil belajar dalam Anni (2006,4) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-

aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan

16

Page 17: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Tujuan pengajaran

Hasil belajar

Pengalaman belajarmengajar

tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa

penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus

dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan

dalam tujuan pembelajaran. Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan

dalam bagan berikut:

Benyamin S. Blom dalam Anni (2006: 7), membagi hasil belajar menjadi

tiga ranah, yaitu:

(1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

(2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan,

jawaban atau reaksi, dan penilaian.

(3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disengaja melalui proses

belajar dengan usaha yang maksimal untuk memperoleh tingkat keberhasilan

yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah diketahui melalui evaluasi

pembelajaran. Indikator hasil belajar siswa dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tife Make A Match meliputi: (a) Mengeidentifikasi

tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda melalui gambar. (b)

Menjelaskan perjuangan yang dilakukan tokoh pejuang masa penjajahan

Belanda, (c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok, yaitu mencari

pasngan kartu yang di pegang, (d) Ketepatan siswa dalam mencocokan kartu

jawaban, (e) kecepatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu jawaban

yang di pegangnya, dan (f) menentukan sikap atau tindakan yang harus

dilakukan untuk menghargai jasa para pejuang masa penjajahan Belanda.

f) Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Mulyono Tj. (1980:8), IPS adalah merupakan suatu pendekatan

interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial.

17

Page 18: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti

sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,

ilmu politik, dan sebagainya. Saidiharjo (1996:4) menegaskan bahwa IPS

merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah

mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi,

politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga

dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga

negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian

sosial yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka proses pembelajaran tidak hanya

terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan

(psikomotor) saja melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam

menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah,

tantangan, hambatan, dan persaingan (Nursid Sumaatmadja, dkk 2005:10).

Sedang pendekatan yang digunakan dalam mempelajari IPS adalah

Pendekatan Inter-disiplin (Interdisciplinary Approach). Dalam Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:17) mata pelajaran IPS bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar

untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,

dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang

majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata

pelajaran IPS meliputi aspek-aspek: manusia, tempat dan lingkungan, waktu,

keberlanjutan, dan perubahan sistem sosial dan budaya, dan perilaku ekonomi

dan kesejahteraan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial

yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora

serta mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di

masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu,

18

Page 19: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum terjun dalam

kehidupan masyarakat,

g) IPS di Sekolah Dasar

IPS di Sekolah Dasar Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan

pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW,

kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga,

kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk

ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi

sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah individu yang unik,

yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses

serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang

memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi

berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas,

dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi

dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang

akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi

anak.

Pengajaran IPS SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia

dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata

kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat

dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan erat di

lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik (BSNP,

2006:18). Sedangkan menurut Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran

IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

19

Page 20: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta

didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada

bidang ilmu yang berkaitan.

Tujuan IPS diajarkan di SD tentu saja harus dikaitkan dengan kebutuhan

dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi

anak. Berkaitan dengan hal tersebut, Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dari pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa, IPS sebagai

mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu

integrasi utuh dari disiplin ilmu-IPS dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk

merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat persekolahan. Implikasinya,

berbagai tradisi dalam IPS termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan

sosial, aspek metode, maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-

IPS, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial budaya untuk

kepentingan pendidikan

Untuk merealisasikan tujuan-tujuan di atas, proses mengajar dan

membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek

sikap (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh

dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini.

20

Page 21: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

h) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan

mengajar di mana siswa bekerjasama di antara satu sama lain dalam kelompok

belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang

diberikan oleh guru (Isjoni, 2009: 20-21).

Menurut Nur (dalam Isjoni, 2009: 27) pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan

pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan

sosial yang bermuatan akademik. Lebih lanjut Isjoni (2009:27) mengutip

pendapat Davidson dan Warsham, memberikan definisi bahwa pembelajaran

kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil,

siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman belajar

berkelompok, pengalaman individu, maupun pengalaman kelompok. 

Untuk mencapai hasil yang maksimal, Lie (2008: 15) mengemukakan

lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu: (a)

saling ketergantungan positif, (b) tanggung jawab perseorangan, (c) tatap

muka, (d) komunikasi antar anggota, dan (e) evaluasi proses kelompok.

Salah satu model yang menggunakan landasan kooperatif yaitu model

Model Pembelajaran Make A Matchartinya model pembelajaran Mencari

Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu

secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.

Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran Make A Matchakan riuh,

tetapi sangat asik dan menyenangkan.

(1) Langkah-langkah pembelajaran Make A Match (Curran, 1994). adalah

sebagi berikut :

i. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban.

ii. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

iii. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

iv. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu ‘soal’

maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’

secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya.

21

Page 22: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

v. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

vi. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya.

vii. Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke

semua siswa.

viii. Kesimpulan/penutup.

(2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match

Kelebihan metode Make A Match adalah sebagai berikut (Curran, 1994).:

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik;

karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan;

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari;

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama jika;

efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi;

efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk

belajar;

Kekurangan Metode Make a Match adalah sebagai berikut (Curran,

1994).:

jika tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu

terbuang;

pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu

bisa berpasangan dengan lawan jenisnya;

jika tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak

siswa yang kurang memperhatikan;

harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa

yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu;

menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

22

Page 23: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

i) Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif Tife

Make A Match

a) Teori belajar konstruktivisme

Teori konstruktivis (Von Glaserfeld) ini menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-

aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting

dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, yaitu dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan

secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat

memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih

tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut

(Trianto, 2002: 8).

b) Teori belajar Behaviorisme

Behaviorisme (Thorndike) adalah teori perkembangan perilaku, yang

dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan.

Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif

atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-

kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak

benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan

keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek

dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar

behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai

secara konkret.

Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur

dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan,

mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya

latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan

kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang

diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa

23

Page 24: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku

adalah hasil belajar.

Peneliti menerapkan model pembelajaran Make A Match menurut teori

kontruktivisme menurut Von Glaserfeld dan teori behaviorisme menurut

Thorndike. Anak belajar melalui tahapan-tahapan belajar yang telah diuraikan

oleh Von Glaserfeld .

j) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada

Pelajaran IPS di Kelas.

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama pahlawan akan

berpasangan dengan gambar pahlawan tersebut.

e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

f) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

i) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

2. Kajian Empiris

Penelitian ini juga di dasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terhadap model pembelajaran Make A Match. Adapun hasil penelitian tersebut

antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Maryuni apada tahun 2010 pada siswa kelas V

Semester 1 dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

24

Page 25: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Tentang Sejarah Masuknya Agama Di Indonesia Melalaui Model Pembelajaran

Mencari pasangan Bagi Siswa Kelas V Semester 1, SDN 01 Cangakan Kecamatan

Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009”. Hasil analisis menunjukkan bahwa

sebelum penelitian (tes awal) pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS hanya 46,7%

yaitu 7 anak yang tuntas berarti terdapat 53,3% yaitu 8 anak yang belum tuntas, pada

siklus I Pemahaman Konsep menjadi 80% yaitu 12 siswa yang tuntas berarti

meningkat sebesar 33,3% dan pada siklus II jumlah siswa tuntas menjadi 100% atau

naik sebesar 20%. Peningkatan ini bukan hanya dari pemahaman konsep saja tetapi

jga dari aspek keaktifan siswa, ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa yang mula-

mula hanya 55,67% oada siklus I menjadi 81,30% yaitu meningkat 25,6% dan pada

siklus II menjadi 89,79 yaitu meningkat menjadi 8,49%.

Penelitian yang dilakukan oleh Muharif tahun 2009 dalam penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Model Cooperatif Learning-Make A Match Untuk Meningkatkan

Aktivitas Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SDN

010 Gabung Makmur Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak ” penelitian ini

menyimpulkan bahwa, dalam  setiap  siklus  ketuntasan  hasil  belajar  pada 

aktivitas    belajar  siswa mengalami peningkatan yaitu   pada tahap tindakan pada

siklus I 61,1% dan pada siklus  II  mengalami  kenaikan  menjadi  100%.  Ketuntasan 

hasil  belajar  pada aktivitas belajar  siswa dari  siklus  I naik  38,9% ke  siklus  II.

Dalam  setiap  siklus ketuntasan hasil belajar  pada  tes  akhir  siswa mengalami

peningkatan  yaitu pada nilai  awal  sebelum  tindakan  adalah  13,7%,  pada  siklus  I 

ada  48,3%  dan  pada siklus  II  ini  mengalami  kenaikan  cukup  tinggi  yaitu 

100%.  Ketuntasan  hasil belajar pada tes akhir siswa dari nilai awal ke siklus I naik

34,6% dan dari siklus I ke  siklus  II  naik  51,7%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa melalui

model pembelajaran kooperattif tife Make A Match dapat meningkatkan ketrampilan

guru dalam mengajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa

juga meningkat dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Selain itu pembelajaran juga

lebih menyenangkan dan tidak membosankan karena pembelajarannya diselingi

dengan permainan, yaitu mencari kartu gambar. Melihat dari hasil kesimpulan

penelitian tersebut dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas V SDN Subah 02”.

.

25

Page 26: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan data awal hasil observasi bahwa penyebab rendahnya kualitas

pembelajaran IPS pada perjuangan melawan penjajah Belanda adalah rendahnya

keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar

merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru harus dapat menciptakan

komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa agar mampu menerima

pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kenyataannya komunikasi dalam proses

belajar mengajar tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Guru

menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Siswa hanya menerima

informasi saja tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepat

bosan, mengantuk, dan tidak senang. Guru kurang mengoptimalkan media

pembelajaran. Siswa tidak memiliki kreatifitas, tidak mempunyai kesempatan

berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga prestasi belajar yang dihasilkan rendah.

Kondisi seperti ini memerlukan suatu perbaikan, salah satu diantaranya yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat

meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar. Mata pelajaran IPS, yang

mengintegrasikan konsep-konsep esensial dari ilmu-ilmu sosial dan sarat dengan

konsep-konsep konotatif, maka perlu dicari model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS.

Oleh karena itu diharapkan guru sebagai fasilitator dapat menerapkan strategi

serta menggunakan metode dan media yang variatif dalam proses pembelajaran.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal tersebut, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam kegiatan pembelajaran. Diantaranya yaitu siswa mampu berfikir kreatif dan

imajinatif, siswa lebih aktif baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun belajar

mandiri, memudahkan pemahaman siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat

serta hasil belajar akan tercapai secara maksimal.

Berdasarkan beberapa masalah diatas peneliti berusaha mencari pemecahan

masalahnya yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Dengan penerapan model pembelajaran tersebut siswa bisa belajar lebih

efektif/mendalam, siswa mampu berfikir kreatif dan imajinatif, siswa lebih aktif baik

dalam kegiatan belajar kelompok maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman

26

Page 27: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

siswa, pembelajaran lebih menyenangkan, dan siswa tidak cepat merasa bosan.

Dengan meningkatnya keaktifan siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPS.

Adapun alur kerangka berpikir ini dapat dilihat pada gambar berikut :

27

Page 28: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

TINDAKAN

KONDISI AWAL

KONDISI AKHIR

Aktivitas siswa kurang, siswa pasif dan tidak berani mengeluarkan pendapatKetrampilan mengajar guru kurang, masih menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaranHasil belajar siswa rendah

Guru menggunakan Model Make a Match dalam melaksanakan Pembelajaran IPS

Kualitas pembelajaran meningkat

Langkah-langkah pemblajaran Make a Matchbeberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Siklus ISiklus II

Aktivitas siswa meningkatKetrampilan guru meningkatHasil belajar siswa meningkat

28

Page 29: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Gambar 1.0 Kerangka Berpikir

4. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Bila

pembelajaran IPS kelas IV SDN Subah 02 diterapkan dengan model Make a Match, maka

diharapkan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa meningkat.

E. METODE PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Subah 02. Subyek pengamatan

difokuskan pada 10 siswa dari 25 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa

perempuan serta guru di kelas tersebut.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

kooperatif tipe make a match.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif

tipe make a match.

c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

kooperatif tipe make a match.

3. Prosedur/Langkah-Langkah PTK

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas. Menurut Arikunto, dkk (2009: 3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan beajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi.

29

Page 30: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Arikunto (2009: 16)

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa dalam tahap perencanaan peneliti

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan.

Dalam tahapan perencanaan ini meliputi:

1) Mengkaji atau menelaah materi pembelajaran IPS mengenai perjuangan melawan

penjajah Belanda menelaah indikator bersama tim kolaborasi.

2) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran

dengan menggunakan model Make A Match

3) Menyiapkan alat-alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan : peluit,

alat tulis, kertas, dan gambar pahlawan, dengan materi yang akan disampaikan

yaitu perjuangan melawan penjajah Belanda.

4) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis, dan lembar kerja

siswa.

5) Menyipakan lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas

siswa dan aktivitas guru di kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan

dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru

harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi

harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2006 : 18).

Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari perencanaan tindakan

yang telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

Make A Match diterapkan dalam 2 siklus. Dalam Pelaksanaan PTK ini direncanakan

30

Page 31: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

dalam dua siklus. Siklus pertama yaitu melakukan pembelajaran IPS dengan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan menggunakan media gambar yang

berkaitan dengan perjuangan melawan penjajahan Belanda. Siklus kedua dilakukan

untuk memperbaiki pembelajaran yang pertama dengan metode yang sama dan

dilakukan dengan dua pertemuan

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,

2009: 19). Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru yang

bersangkutan untuk mengadakan pengamatan langsung pada kegiatan pembelajaran IPS

di kelas V SDN Subah 02 untuk menyesuaikan data dan informasi yang diperoleh.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:99). Kegiatan refleksi penelitian

ini mengkaji aktivitas siswa dan keterampilan guru serta hasil belajar dalam

pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a

match, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada

siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang

muncul dalam pelaksanaan siklus pertama. Kemudian peneliti bersama kolabolator

membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

4. Siklus Penelitian

Perencanaan siklus

a. Siklus I pertemuan 1

1) Perencanaan

Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan sebagai berikut:

(a) Menyusun RPP dengan materi “Perjuangan melawan penjajahan Belanda”

(b) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa kartu gambar yang

berkaitan dengan materi.

(c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

(d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru serta

proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan TindakaTindakan yang dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

31

Page 32: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(a) Salam

(b) pengkondisian Kelas

(c) doa

(d) presensi

(e) Guru melakukan apersepsi

(f) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk melaksanakan pembelajaran

dengan baik.

(g) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

(h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(i) siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar

(j) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang perjuangan melawan

penjajahan Belanda (eksplorasi)

(k) Guru menjelaskan tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda (eksplorasi)

(l) Guru menjelaskan langkah–langkah tentang model pembelajaran Make A

Match. (elaborasi)

(m) Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi tiga

kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok

penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok jawaban

dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan

kelompok jawaban. (elaborasi)

(n) Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok,

setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu

yang dipegang (elaborasi)

(o) Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang

dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi

tentang kartunya dan menuju kelompok penilai (elaboasi).

(p) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan. Setiap

pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban

membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain

(elaborasi).

(q) Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil

kegiatan kelompok

(r) guru mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok

(eksplorasi)

32

Page 33: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(s) guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang

baru saja di pelajari (konfirmasi).

(t) guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi)

(u) guru memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya kembali

apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas bersama siswa, Guru

mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat

ringkasan. (konfirmasi)

(v) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

(w) Guru member motivasi belajar kepda siswa

3) Observasi

(a) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran, melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

(b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Make a match

4) Refleksi

(a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus 1 pertemuan 1,

apakah pembelajaran berlangsung efektif atau tidak.

(b) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1 pertemuan 1, menganalisis

kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran Make A

Match kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam

mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.

(c) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 untuk

digunakan sebagai kajian pada tindakan selanjutnya.

(d) Menyusun perencanaan tindak lanjut untuk digunakan pada siklus 1 petemuan 2

b. Siklus I pertemuan 2

1) Perencanaan

Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan sebagai berikut:

(a) Menyusun RPP dengan materi “Perjuangan melawan penjajahan Jepang”

(b) empersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa kartu gambar yang

berkaitan dengan materi.

33

Page 34: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

(d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru serta

proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

(a) Salam

(b) pengkondisian Kelas

(c) Doa

(d) Presensi

(e) Guru melakukan apersepsi

(f) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk melaksanakan pembelajaran

dengan baik.

(g) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

(h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(i) Siswa menyimak informasi dan termotivasi untuk belajar

(e) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang Perjuangan melawan

penjajahan Jepang”

(f) Guru menjelaskan tentang Perjuangan melawan penjajahan Jepang” (eksplorasi)

(g) Guru menjelaskan langkah–langkah tentang model pembelajaran Make A

Match. (elaborasi)

(h) Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U dan membagi tiga

kelompok yaitu kelompok pertanyaan, kelompok jawaban, dan kelompok

penilai. Kelompok pertanyaan duduk berhadapan dengan kelompok jawaban

dan kelompok penilai duduk menghadap ke kelompok pertanyaan dan

kelompok jawaban. (elaborasi)

(i) Guru memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban pada dua kelompok,

setiap siswa memahami kartu yang dipegang dan memprediksi jawaban kartu

yang dipegang (elaborasi)

(j) Guru membunyikan peluit pertanda siswa mulai mencari pasangan kartu yang

dipegangnya. Jika siswa sudah menemukan pasangannya, kemudian berdiskusi

tentang kartunya dan menuju kelompok penilai (elaboasi).

34

Page 35: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(k) Kelompok penilai mendiskusikan jawaban yang sudah diserahkan. Setiap

pasangan yang dinyatakan cocok antara kartu soal dan kartu jawaban

membacakan hasilnya di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain

(elaborasi).

(l) Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau kesimpulan dari hasil

kegiatan kelompok.

(m) guru mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok

(eksplorasi).

(n) guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang

baru saja di pelajari (konfirmasi).

(o) guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi)

(p) guru memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya kembali

apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas bersama siswa, Guru

mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat

ringkasan. (konfirmasi)

(q) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.

(r) Guru member motivasi belajar kepda siswa

3) Observasi

(a) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam perbaikan pembelajaran, melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

(b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Make a match

4) Refleksi

(a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus 1 pertemuan 2,

apakah pembelajaran berlangsung efektif atau tidak.

(b) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 Menganalisis

kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan model pembelajaran Make A

Match kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam

mengelola kelas, saat siswa melakukan kerja kelompok.

(c) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan 2 untuk

digunakan sebagai kajian pada tindakan selanjutnya.

(d) Menyusun perencanaan tindak lanjut untuk digunakan pada siklus 2

35

Page 36: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

5. Data dan Cara Pengumpulan Data

a. Sumber Data

1) Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi secara sistematik selama dalam

pelaksanaan siklus pertama sampai pada siklus kedua, hasil evaluasi serta

wawancara dari guru.

2) Guru

Sumber data guru diperoleh melalui instrumen observasi keterampilan guru saat

penerapan Model Make A Match pada pembelajaran IPS.

3) Data Dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai tes sebelum dilakukan

tindakan, aktifitas siswa dan keterampilan guru, dan hasil rekaman pembelajaran.

4) Catatan Lapangan

Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses

pembelajaran berupa data aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa

setelah dilakukan evaluasi

b. Jenis Data

1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS

melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang diperoleh siswa.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar

pengamatan aktifitas siswa, aktivitas guru, serta catatan lapangan dalam

pembelajaran IPS menggunakan model Make A Match

c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode

observasi, metode tes, dokumentasi, dan catatan lapangan.

1) Metode Observasi

Observasi adalah mengamati denga suau tujuan, dengan meggunakan berbagai

teknik untuk merekam atau member kode pada apa yang diamati (Poerwati, dkk.

2008: 3-22). Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat

36

Page 37: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan model

Make A Match

2) Metode Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang

harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan

tujuan pengajaran tertentu (Endang Poerwanti, dkk. 2008: 1-5). Tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa dalam

pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran koeperatif tipe make a match.

3) Metode Dokumentasi

Dalam melaksanakan metode dokmentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto,

2006: 158). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi gambar

yang berupa foto-foto kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan untuk untuk menemukan data-data dari siswa yang menggunakan

dokumen-dokumen yang ada.

4) Catatan lapangan

Guru/peneliti secara sitematis membuat catatan tentang situasi kelas, baik selama

maupun segera setelah pelajaran usai, mengenai hal-hal penting yang terjadi di

kelas (Wijaya dan Dedi, 2010: 62). Catatan lapangan di tulis oleh guru pengamat

untuk menggambarkan keadaan saat pembelajaran dengan menggunakan model

Make A Match Selanjutnya apabila ada permasalahan yang muncul dan tidak

diharapkan oleh peneliti. Catatan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

a) Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif IPS yang dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata..

Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-

langkah untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

37

Page 38: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

1) Menghitung nilai berdasarkan skor teoritis

Untuk menghitung nilai berdasarkan skor teoritis, digunakan rumus:

n = bSt

x 100 (Poerwati, dkk. 2008: 6-3)

Keterangan : n = skor

b = banyaknya butir soal yang dijawab benar

St = skor teoritis

2) Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal, digunakan rumus:

F = fi

Σf x 100 %

Keterangan: F = Presentase frekuensi

fi = jumlah frekuensi yang muncul

Σf = jumlah frekunsi seluruhnya

3) Menghitung mean untuk mencari rata-rata hasil belajar siswa menggunakan

rumus :

x = ∑ x∑ N

Keterangan : x = Nilai rata-rata

∑x = jumlah nilai semua siswa

∑N = jumlah siswa

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar

siswa SDN Subah 02 dengan KKM klasikal dan individual yang dikelompokkan ke

dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

Batas Ketuntasan Minimal

38

Kriteria KetuntasanKualifikasi

Individual Klasikal

≥ 65 ≥ 80 Tuntas

< 65 < 80 Tidak Tuntas

Page 39: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

a. Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap aktifitas siswa,

keterampilan guru, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS serta hasil dari

catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Data kualitatif ini dipaparkan dalam bentuk kalimat yang

dipisah-pisahkan yang menurut kategori untuk mendapatkan kesimpulan.

Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran memahami perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Adapun langkah-langkah menentukan data kualitatif ( Poerwanti, 2007 : 6.9) adalah

1) Menentukan skor terendah (R)

2) Menentukan skor tertinggi (T)

3) Mencari median

4) Membagi rentan nilai menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan

kurang

Kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut:

R = skor terendah

T = skor tertinggi

n = banyaknya skor = (R-T) + 1

Q2 = median

Letak Q2 = 24

(n+1) untuk data ganjil atau genap

Q1 = kuartil pertama

Letak Q1 = 14

(n+2) untuk data genap atau Q1 = 14

(n+1) untuk data ganjil

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 = 14

(3n+2) untuk data genap atau Q3 = 14

(3n+1)

Q4 = kuartil keempat = T

Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria

ketuntasan data kualitatif.

39

Page 40: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Tabel 2

Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif

Kriteria

Ketuntasan

Skala

PenilaianKualifikasi

Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik Tuntas

Q2 ≤ skor < Q3 Baik Tuntas

Q1 ≤ skor < Q2 Cukup Tidak Tuntas

R ≤ skor < Q1 Kurang Tidak Tuntas

7. Indikator Keberhasilan

Melalui model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

IPS di kelas V SDN Subah 02 dengan indikator sebagai berikut :

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match meningkat dengan kriteria minimal baik dalam

lembar observasi pengamatan, yaitu antara rentan 22 ≤ skor < 28,25.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Make A Match meningkat dengan kriteria minimal baik dalam lembar

observasi pengamatan, yaitu antara rentan 19 ≤ skor < 25,25.

c. 90% siswa kelas V SDN 02 Subah mencapai ketuntasan belajar individual sebesar

>65 dalam pembelajaran IPS.

40

Page 41: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

F. Jadwal Penelitian

No Pelaksanaan penelitian

Februari Maret April Mei1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal PTK X x x x

2. Siklus I Pertemuan IPerencanaanTindakanObservasiRefleksi

Pertemuan IIPerencanaanTindakanObservasiRefleksi

xxxx

xxxx

3. Siklus II Pertemuan IPerencanaanTindakanObservasiRefleksi

Pertemuan IIPerencanaanTindakanObservasiRefleksi

xxxx

Xxxx

4. Pelaporan

G. Rencana Anggaran Biaya

Anggaran biaya dalam penelitian ini diperkirakan dengan rincian sebagai

berikut :

1) Print Naskah                 : Rp 50.000,00

2) Jilid buku : Rp 10.000,00

41

Page 42: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

3) Penggandaan laporan                  : Rp 110.000,00

4) Lain-lain : Rp 50.000,00

Jumlah                             : Rp 220.000,00

H. Tim Peneliti

1. Nama : Moh Solichin

NIM : 1401409244

Jabatan : Peneliti

Lokasi penelitian : SDN Subah 02

2. Nama : Rifqi Ubaidillah

NIM : 1401409290

Jabatan : Peneliti

Lokasi penelitian : SDN Subah 02

3. Nama : Fitriyani Puji Rahayu, S.Pd

NIP : -

Jabatan : Kolaborator

Lokasi Penelitian : SDN Subah 02

j

DAFTAR PUSTAKA

Arinil. 2011. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

SD/MI.

(Sumber : http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-

pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-sdmi/ diakses Selasa, 5 Juloi 2011 pukul 6:03)

42

Page 43: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Atika. 2010. Taksonomi Bloom Sebagai Tujuan Pembelajaran IPS (mencakup analisis,

tujuan, beserta contohnya).

(Sumber : http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/taksonomi-bloom-sebagai-

tujuan.html diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 6:27)

Endonesa. 2009. Media Pembelajaran.

(Sumber : http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-

pembelajaran/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 18:45)

Hadi, Susilo dkk. 2008. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari

Ischak. 2004. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Junaidi. 2010. Aktivitas belajar Siswa.

(Sumber : http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 14:08)

Krisna. 2010. Pengertian Dan Ciri-Ciri Pembelajaran.

(Sumber : http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-

pembelajaran/ diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 10:14)

Laria, Kartika 2008. Kajian Pustaka Media Pembelajaran.

(Sumber : http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-

Pembelajaran.html diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 18:29)

Muhidin, Sambas Ali. 2011. Keterampilan Mengajar Guru.

(Sumber : http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 13:00)

Muhidin, Sambas Ali. 2009. Kualitas Proses Pembelajaran.

(Sumber : http://sambasalim.com/pendidikan/kualitas-proses-pembelajaran.html.

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 19:29)

Pargito. 2010. Kebijakan Kurikulum IPS.

43

Page 44: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(Sumber : http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/10/07/kebijakan-kurikulum-ips/

diakses Selasa, 5 Juli 2011 pukul 5:10)

Ramadhan, Tarmizi. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match

(Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073915-model-

pembelajaran-kooperatif-match/#ixzz1SVBp6XbB diakses selasa, 19 juli 2011 jam

6:21)

Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugandi, Achnad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.

Sutisna. 2010. Khasanah Inovasi Difusi Inovasi dan Implikasi Inovasi Terhadap

Kualitas-Pembelajaran

(Sumber : http://sutisna.com/jurnal/jurnal-kependidikan/khasanah-inovasi-difusi-

inovasi-dan-implikasi-inovasi-terhadap-kualitas-pembelajaran/ diakses Selasa, 5

Juli 2011 pukul 20:06)

Tarmizi. 2008. Pembelajaran Kooperatife “Make A Match”

(Sumber : http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-

make-a-match/ diakses Selasa, 19 juli 2011 5:59 )

Tidak ada nama penulis. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving.

(Sumber : http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116421-

kelebihan-dan-kekurangan-metode-problem/#ixzz1RBXPXujC diakses Selasa, 5

Juli 2011 pukul 7:15)

Tidak ada nama penulis. 2010. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. (Sumber :

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ diakses Selasa, 5 Juli

2011 pukul 9:56)

Widodo, Rachmad. 2009. Model pembelajaran Make a Match (Lorna Curran,1994)

44

Page 45: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(Sumber : http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-make-

a-match-lorna-curran-1994/ diakses Selasa, 19 juli 2011 Jam 6:24 )

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka

Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan melawan penjajahan BelandaSiswa Kelas V SDN Subah 02 melalui

Model PembelajaranMake A Match

Aktivitas SiswaLangkah

Model Pembelajaran

Make A Match

Indikator Aktivitas Siswa

dalam Model

PembelajaranMake A Match

1. Aktivitas Visual,

seperti membaca,

melihat gambar-

gambar, mengamati

demonstrasi, pameran,

atau mengamati orang

lain bekerja atau

bermain.

2. Aktivitas Lisan (oral),

seperti mengemukakan

suatu fakta atau

prinsip,

menghubungkan suatu

kejadian, mengajukan

pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan

pendapat, wawancara,

diskusi dan interupsi.

3. Aktivitas

mendengarkan, seperti

mendengarkan

1. Guru menyiapkan

beberapa kartu yang

berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok

untuk sesi review, satu

bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu

jawaban.

2. Setiap siswa

mendapatkan sebuah

kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

3. Tiap siswa memikirkan

jawaban/soal dari kartu

yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari

pasangan kartu yang

cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang

kartu yang bertuliskan

nama pahlawan akan

1. Mempersiapkan diri dalam

memnerima pelajaran

(aktivitas emosional)

2. Memperhatikan penjelasan

guru tentang materi

perjuangan melawan

penjajahan belanda

(aktivitas mendengarkan)

3. Mengamati gambar tokoh

pejuang pada masa

penjajahan Belanda yang

ditampilkan (aktivitas

melihat)

4. Aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan

tentang materi perjuangan

melawan penjajahan

belanda (aktivitas lisan)

5. Aktif dalam kegitan

pembelajaran berkelompok,

yaitu mencari pasangan

45

Page 46: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

penyajian bahan,

mendengarkan

percakapan atau

diskusi kelompok,

mendengarkan suatu

diskusi.

4. Aktivitas menulis,

seperti menulis cerita,

menulis laporan,

memeriksa karangan,

membuat rangkuman,

mengerjakan tes dan

mengisi angket.

5. Aktivitas menggambar,

seperti menggambar,

membuat grafik, peta,

diagram.

6. Aktivitas Metrik,

seperti melakukan

percobaan,

melaksanakan

pameran, membuat

model,

menyelenggarakan

pameran, menari dan

berkebun

7. Aktivitas Mental,

seperti mengingat,

memecahkan soal,

menganalisa,

menanggapi,

mengambil keputusan

8. Aktivitas emosional,

seperti menaruh minat,

berpasangan dengan

gambar pahlawan tersebut

5. Setiap siswa yang dapat

mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu

diberi poin.

6. Jika siswa tidak dapat

mencocokkan kartunya

dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan

kartu soal atau kartu

jawaban) akan

mendapatkan hukuman,

yang telah disepakati

bersama.

7. Setelah satu babak, kartu

dikocok lagi agar tiap

siswa mendapat kartu

yang berbeda dari

sebelumnya, demikian

seterusnya.

8. Siswa juga bisa

bergabung dengan 2 atau

3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang

cocok.

9. Guru bersama-sama

dengan siswa membuat

kesimpulan terhadap

materi pelajaran.

kartu yang dipegang

(aktivitas visual, lisan,

mendengarkan, mental,

emosional)

6. Membacakan jawaban

sesuai dengankartu yang

dipengangnya di depan

kelas(aktivitas lisan,

emosional)

7. Memberikan tanggapan

terhadap jawabandariteman

lain (aktivitas lisan dan

mental)

46

Page 47: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

gembira, merasa bosan,

berani, tenang, gugup.

Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru

Dalam Pembelajaran IPS Materi perjuangan melawan penjajahan Belanda Siswa Kelas V

SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match

Keterampilan Guru

Langkah

Model Pembelajaran

Make A Match

Indikator Keterampilan Guru

dalam Model Pembelajaran

Make A Match

1. Keterampilan

membuka

pelajaran dan

menutup

pelajaran

2. Keterampilan

bertanya

3. Keterampilan

memberi

penguatan

4. Keterampilan

mengadakan

variasi

5. Keterampilan

menjelaskan

6. Keterampilan

membimbing

diskusi kelompok

kecil

7. Keterampilan

mengajar

1. Guru menyiapkan

beberapa kartu yang

berisi beberapa konsep

atau topik yang cocok

untuk sesi review, satu

bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu

jawaban.

2. Setiap siswa

mendapatkan sebuah

kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

3. Tiap siswa memikirkan

jawaban/soal dari kartu

yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari

pasangan kartu yang

cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang

kartu yang bertuliskan

nama pahlawan akan

1. Mempersipakan siswa untuk

mengikuti pelajaran

( ketrampilan membuka

pelajaran )

2. Melakukan apersepsi sesuai

dengan materi (ketrampilan

membuka pelajaran)

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran(keterampilan

membuka pelajaran)

4. Menggunakan media

pembelajarn berupa kartu

gambar tokoh pahlawan

5. Menjelaskan materi

perjuangan melawan

penjajahan Belanda kepada

siswa(keterampilan

menjelaskan)

6. Melakukan Tanya jawab

dengan siswa perjuangan

melawan penjajahan Belanda

47

Page 48: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

kelompok kecil

dan perorangan

8. Keterampilan

mengelola melas

berpasangan dengan

gambar pahlawan

tersebut.

5. Setiap siswa yang dapat

mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu

diberi poin.

6. Jika siswa tidak dapat

mencocokkan kartunya

dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan

kartu soal atau kartu

jawaban) akan

mendapatkan hukuman,

yang telah disepakati

bersama.

7. Setelah satu babak, kartu

dikocok lagi agar tiap

siswa mendapat kartu

yang berbeda dari

sebelumnya, demikian

seterusnya.

8. Siswa juga bisa

bergabung dengan 2 atau

3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang

cocok.

9. Guru bersama-sama

dengan siswa membuat

kesimpulan terhadap

materi pelajaran.

( Ketrampilanbertanya)

7. Mengkondisikan siswa

menjadi 3 kelompok, yaitu

kelompok penanya,

penjawab, dan peniai

(Ketrampilan mengelola

kelas)

8. Membimbing diskusi siswa

dalam mencari kartu jawaban

yang sesuai dengankartu

yang dipegang(ketrmpilan

membimbing diskusi

kelompok)

9. Memberikan penguatan

kepada siswa/kelompok yang

berhasil melaksanakan

tuganya (Ketrampilan

member penguatan)

10. Menutup pelajaran

( Ketrmpilan menutup

pelajaran )

48

Page 49: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Judul :

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

A Match pada Siswa Kelas V SD Negeri Subah 02

No Variabel Kriteria Sumber Data

Alat/Instrumen

Pengumpul

Data

1. Aktifitas siswa

dalam

pembelajaran

kooperatif tipe

Make A Match

1. Siap mengikuti proses

pembelajaran

2. Memperhatikan

penjelasan guru tentang

materi perjuangan

melawan penjajahan

Belanda (aktivitas

mendengarkan)

3. Mengamati

gambartokoh pahlawan

yang ditampilkan

(aktivitas melihat)

4. Aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan

tentang materi

perjuangan melawan

penjajahan Belanda

(aktivitas lisan)

5. Aktif dalam kegitan

pembelajaran

berkelompok, yaitu

1. Siswa

2. Data

dokumen

( fotodan

video

kegiatan

siswa dalam

pembelajaran

IPS melalui

model

pembelajaran

kooperatif

tipe Make A

Match )

1. Lembar

observasi

2. Catatan

lapangan

3. Alat doku-

mentasi

(kamera

dan video)

49

Page 50: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

mencari pasangan kartu

yang dipegang

(aktivitas visual, lisan,

mendengarkan, mental,

emosional)

6. Membacakan jawaban

sesuai dengan kartu

yang dipengangnya di

depan kelas(aktivitas

lisan, emosional)

7. Memberikan tanggapan

terhadap jawaban

dariteman lain

(aktivitas lisan dan

mental)

2. Keterampilan

guru dalam

pembelajaran

kooperatif

Make A Match

1. Mempersipakan siswa

untuk mengikuti pelajaran

2. Melakukan apersepsi

sesuai dengan materi

(ketrampilan membuka

pelajaran)

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

pelajaran)

4. Menggunakan media

pembelajarn berupa kartu

gambar tokoh pahlawan

5. Menjelaskan materi

perjuangan melawan

penjajahan Belanda

kepada siswa

1. Guru

2. Data

dokumen

( foto dan

video

kegiatan

siswa dalam

pembelajaran

IPS melalui

model

pembelajaran

kooperatif

tipe Make A

Match

1. Lembar

observasi

2. Catatan

lapangan

3. Alat doku-

mentasi

(kamera

dan video)

50

Page 51: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(keterampilan

menjelaskan)

6. Melakukan Tanya jawab

dengan siswa mengenai

perjuangan melawan

penjajahan Belanda

( Ketrampilan bertanya)

7. Mengkondisikan siswa

menjadi 3 kelompok, yaitu

kelompok penanya,

penjawab, dan peniai

(Ketrampilan mengelola

kelas)

8. Membimbing diskus

isiswa dalam mencari

kartu jawaban yang sesuai

dengan kartu yang

dipegang (ketrmpilan

membimbing diskusi

kelompok)

9. Memberikan penguatan

kepada siswa/kelompok

yang berhasil

melaksanakan tuganya

(Ketrampilan member

penguatan)

10. Menutup pelajaran

( Ketrmpilan menutup

pelajaran )

3. Hasil belajar

IPS melalui

model

1. Mengeidentifikasi tokoh

pejuang pada masa

penjajahan Belanda melalui

-Daftar hasil

belajar siswa

-Tes tertulis

-Tes unjuk kerja

51

Page 52: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

pembelajaran

kooperatif tipe

Make A Match

gambar.

2. Menjelaskan perjuangan

yang dilakukan tokoh

pejuang masa penjajahan

Belanda,

3. Keaktifan siswa dalam

pembelajaran kelompok,

yaitu mencari pasngan kartu

yang di pegang,

4. Ketepatan siswa dalam

mencocokan kartu jawaban,

5. kecepatan siswa dalam

mencari dan mencocokan

kartu jawaban yang di

pegangnya, dan,

6. menentukan sikap atau

tindakan yang harus

dilakukan untuk

menghargai jasa para

pejuang masa penjajahan

Belanda.

52

Page 53: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran IPS Materi perjuangan melawan penjajahan Belanda Siswa Kelas V

SDN Subah 02 melalui Model PembelajaranMake A Match

Pertemuan...........Siklus...............

Nama Siswa :.....................

Nama SD : SDN Subah 02

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal : ............/.............

Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai

dengan indikator pengamatan!

No Indikator

Tingkat

Kemampuan Jumlah

1 2 3 4

1. Mempersiapkan diri dalam memnerima pelajaran

(aktivitas emosional)

2.Memperhatikan penjelasan guru tentang materi

perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas

mendengarkan)

3.Mengamati gambar tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda yang ditampilkan (aktivitas

melihat)

4.Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan tentang materi

perjuangan melawan penjajahan belanda (aktivitas

lisan)

53

Page 54: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

5.Aktif dalam kegitan pembelajaran berkelompok, yaitu

mencari pasangan kartu yang dipegang (aktivitas visual,

lisan, mendengarkan, mental, emosional)

6. Membacakan jawaban sesuai dengankartu yang

dipengangnya di depan kelas(aktivitas lisan, emosional)

7. Memberikan tanggapan terhadap jawabandariteman lain

(aktivitas lisan dan mental)

Jumlah skor

Jumlah skor = ............... Kategori = .....................

Kriteria penilaian: Skor maksimal (T) : 28Skor minimal (R) : 7Banyaknya skor (n) : ?

n = (T - R) + 1 = (28-7) + 1 = 22

Nilai Qi = letak Qi + (R-1)

Letak Q1 = 14

(n + 2) = 14

(25 + 2) = 6,75

Nilai Q1 = letak Q1 + (R-1) = 6,75 + (7-1) = 12,75

Jadi nilai Q1 adalah 12,75

Letak Q2 = 24

( n + 1 ) = 24

(25 + 1) = 13

Nilai Q2 = letak Q2 + (R-1) = 13 + (7-1) = 19

Jadi nilai Q2 adalah 19

Letak Q3= 14

( 3n + 2) = 14

(3. 25+ 2) = 19,25

Nilai Q3 = letak Q3 + (R-1) = 19,25+ (7-1) = 25,25Jadi nilai Q3 adalah 25,25Nilai Q4 = Nilai maksimal (T), Jadi Q4 = 28

54

Kriteria Keaktifan Siswa Kategori Nilai

25,25≤ skor ≤ 28 Sangat baik A

19 ≤ skor <25,25 Baik B

12,75≤ skor < 19 Cukup C

7 ≤ skor <12,75 Kurang D

Page 55: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Batang, ……................

Observer

Deskriptor Pengamatan Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Belanda Siswa Kelas V SDN

Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match

No Indikator Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) Sangat Baik (4)

1. Mempersiapkan

diri dalam

memnerima

mpelajaran

(aktivitas

emosional)

Sudah di dalam

kelas tapi belum

menempati

tempat duduk

Sudah di

dalam kelas,

menempati

tempat

duduk,

tapitidak

membawa

peralatan

belajar

lengkap

Sudah di dalam

kelas, menempati

tempat duduk dan

membawa

peralatan belajar

lengkap, tapi

belum meng-

eluarkan alat tulis

Sudah di dalam

kelas, menempati

tempat duduk,

membawa

peralatan belajar

yang lengkap dan

sudah mengeluar-

kan alat tulis

2 Memperhatikan

penjelasan guru

tentang materi

perjuangan

melawan

penjajahan belanda

(aktivitas

mendengarkan)

Memperhati-kan

penjelasan guru

namun kurang

konsentrasi

Memperhatik

an penjelasan

guru dengan

konsentrasi,

namun

kurang

tenang

Memperhatikan

penjelasan guru

dengan

konsentrasi,

tenang tap

idengan sikap

duduk yang

kurang baik

Memperhatikan

penjelasan guru

dengan

konsentrasi,

tenang dan sikap

duduk yang baik

55

Page 56: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

3 Mengamati gambar

tokoh pejuang

pada masa

penjajahan

Belanda yang

ditampilkan

(aktivitas melihat)

Mengama ti

gambar namun

kurang

konsentrasi

Mengamati

gambar

dengan

konsentrasi

namun

kurang

tenang

Mengamati

gambar dengan

konsentrasi,

tenang namun

dengan sikap

duduk kurang

baik

Mengamati

gambar dengan

konsentrasi,

tenang dan sikap

duduk yang baik

4 Aktif bertanya dan

menjawab

pertanyaan tentang

materi perjuangan

melawan

penjajahan

Belanda (aktivitas

lisan)

Tidak bertanya

atau menjawab

sama sekali

Bertanya

atau

menjawab

sebanyak 1x

Bertanya atau

menjawab

sebanyak 2x

Bertanya atau

menjawab

sebanyak 3x

5 Aktif dalam

kegiatan

pembelajaran

berkelompok, yaitu

mencari pasangan

kartu yang

dipegang (aktivitas

visual, lisan,

mendengarkan,

mental, emosional)

Menunjukkan

kerja sama yang

kompak

Menunjukkan

kerja sama

yang

kompak,

Saling

membantu

dan berperan

serta dalam

mencocokkan

kartu

Menunjukkan

kerja sama yang

kompak, Saling

membantu dan

berperan serta

dalam

mencocokkan

kartu, Tidak

bekerja sendiri

Menunjukkan

kerja sama yang

kompak, Saling

membantu dan

berperan serta

dalam

mencocokkan

kartu, Tidak

bekerja sendiri,

Siswa mau

bekerjasama jika

disuruh gurunya

6 Membacakan Membacakan Membacakan Membacakan Membacakan

56

Page 57: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

jawaban sesuai

dengan kartu yang

dipengangnya di

depan

kelas(aktivitas

lisan, emosional)

jawaban sesuai

dengan kartu

jawaban

sesuai dengan

kartu, jelas

jawaban sesuai

dengan kartu,

jelas, isinya

sesaui dengan

permasalahan

jawaban sesuai

dengan kartu,

jelas, isinya

sesaui dengan

permasalahan,

intonasinya jelas

7 Memberikan

tanggapan terhadap

jawaban dari

teman lain

(aktivitas lisan dan

mental)

Tidak

memberikan

tanggapan sama

sekali

Memberikan

tanggapan

sebanyak 1x

Memberikan

tanggapan

sebanyak 2x,

memberikan

kritik dan saran,

Memberikan

tanggapan

sebanyak 2x,

memberikan

kritik dan saran,

membacakan

hasil

tanggapannya di

depan kelas

57

Page 58: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Siswa Kelas V SDN Subah 02 melalui

Model Pembelajaran Make A MatchSiklus ……………..

Nama Siswa : …………………………………….

Nama SD : SDN Subah 02

Kelas :

Materi :

Hari/Tanggal : …………………………………….

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihanmu!

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak

1. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan tadi menarik?

2. Apakah kalian pernah belajar Pendidikan IPS dengan

pembelajaran yang Ibu/Bapak berikan tadi?

3. Apakah pembelajaran tadi membuat kalian tertarik sehingga

pelajaran menjadi mudah dipahami?

4. Apakah ada kesulitan saat pembelajaran berlangsung?

58

Page 59: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

5. Apakah kalian bersedia jik adiajar seperti pembelajaran tadi?

Batang,………………

Observer,

(………………….)

Catatan Lapangan

Terhadap Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahn Belanda Siswa

Kelas V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match

Pertemuan……..Siklus ……

Ruang Kelas :

Nama Guru : …………………………………..

Hari/Tanggal : …………………………………….

Pukul : …………………………………….

Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran Pendidikan

IPS melalui Model Pembelajaran Make A Match

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

……………

Batang, ……….......

59

Page 60: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Observer,

(…………………………)

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Siklus.........................

Nama Siswa :

Nama SD : SDN Subah 02

Kelas/semester :

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai

dengan indikator pengamatan!

No Indikator

Tingkat

Kemampuan Jumlah

1 2 3 4

1. Mempersipakan siswa untuk mengikuti pelajaran

2. Melakukan apersepsi sesuai dengan materi

(ketrampilan membuka pelajaran)

3.1. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan

membuka pelajaran)

4. Menggunakan media pembelajarn berupa kartu

gambar tokoh pahlawan

5. Menjelaskan materi perjuangan melawan penjajahan

Belanda kepada siswa (keterampilan menjelaskan)

60

Page 61: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

6.

Melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai

perjuangan melawan penjajahan Belanda

(Ketrampilan bertanya)

7. Mengkondisikan siswa menjadi 3 kelompok, yaitu

kelompok penanya, penjawab, dan peniai

(Ketrampilan mengelola kelas)8.1. Membimbing diskus isiswa dalam mencari kartu

jawaban yang sesuai dengan kartu yang dipegang

(ketrmpilan membimbing diskusi kelompok)

9.

1. Memberikan penguatan kepada siswa/kelompok yang

berhasil melaksanakan tuganya (Ketrampilan member

penguatan)

10. Menutup pelajaran

Jumlah skor

Jumlah skor = ............... Kategori = .....................

Kriteria penilaian: Skor maksimal (T) : 40Skor minimal (R) : 10Banyaknya skor (n) : ?

n = (T - R) + 1 = (40-10) + 1 = 31

Nilai Qi = letak Qi + (R-1)

Letak Q1 = 14

(n + 2) = 14

(25 + 2) = 8

Nilai Q1 = letak Q1 + (R-1) = 8 + (10-1) = 17

Jadi nilai Q1 adalah 17

Letak Q2 = 24

( n + 1 ) = 24

(25 + 1) = 13

Nilai Q2 = letak Q2 + (R-1) = 13 + (10-1) = 22

Jadi nilai Q2 adalah 22

Letak Q3= 14

( 3n + 2) = 14

(3. 25 + 2) = 19,25

Nilai Q3 = letak Q3 + (R-1) = 19,25+ (10-1) = 28,25Jadi nilai Q3 adalah 28,25

Nilai Q4 = Nilai maksimal (T), Jadi Q4

= 40

61

Kriteria Keaktifan Siswa Kategori Nilai

28,25 ≤ skor ≤ 40 Sangat baik A

22 ≤ skor <28,25 Baik B

17 ≤ skor <22 Cukup C

8 ≤ skor <17 Kurang D

Page 62: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Batang, ……................

Observer

(………………………….)

62

Page 63: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

Deskriptor Pengamatan Keterampilan Guru

Dalam Pembelajaran IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajahn Belanda Siswa Kelas

V SDN Subah 02 melalui Model Pembelajaran Make A Match

No Indikator Kurang (1) Cukup (2) Baik (3) Sangat Baik (4)

1. Mempersipakan

siswa untuk

mengikuti pelajaran

Memimpin

doa

Memimpin

doa,melakukan

presensi

Memimpin

doa,melakukan

presensi,

pegaturan

tempat duduk

Memimpin

doa,melakukan

presensi, pegaturan

tempat duduk,

danmenyiapkanruan

gdanperalatan

2 Menyampaikan

tujuan pembelajaran

(keterampilan

membuka pelajaran)

Tidak

menyampaik

an tujuan

pembelajaran

Menyampai-

kan tujuan

pembelajaran

dengan tidak

begitu jela

s dan tidak

ditulis di papan

tulis

Menyampai-kan

tujuan

pembelajaran

dengan jelas

tetapi tidak

ditulis di papan

tulis

Menyampai-kan

tujuan pembelajaran

dengan jelas dan

ditulis di papan tulis

3 Melakukan

apersepsi sesuai

dengan materi

Tidak

melakukan

apersepsi

Melakukan

apersepsi

tetapi tidak

Melakukan

apersepsi

relevan dengan

Melakukan apersepsi

relevan dengan

materi dan dikaitkan

63

Page 64: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

(keterampilan

membuka pelajaran)

relevan dengan

materi

materi, tidak

dikaitkan

dengan materi

sebelumnya

dengan materi

sebelumnya

4 Menjelaskan materi

perjuangan melawan

penjajahan Belanda

kepada siswa

Menyampaik

an materi

relevan

Menyampaika

n materi

relevan, sesuai

dengan

indicator

Menyampaikan

materi relevan,

sesuai dengan

indicator, sesuai

sasaran

Menyampaikan

materi relevan,

sesuai dengan

indicator, sesuai

sasaran, dan mudah

dipahami siswa

5 Menggunakan media

pembelajaran berupa

kartu gambar tokoh

pahlwan perjuangan

melawan Belanda

Isi kartu

gambar

sesuai dengan

tujuann

Isi kartu

gambar sesuai

dengan

tujuann,

menarik,

Isi kartu gambar

sesuai dengan

tujuann,

menarik, mudah

diingat

Isi kartu gambar

sesuai dengan

tujuan, menarik,

mudah diingat dand

ipahami olehsiswa

6 Melakukan Tanya

jawab dengan siswa

Mengenai materi

perjuangan

penjajahan Belanda

yang ditampilkan

(aktivitas melihat)

Tidak

melakukan

Tanya jawab

Melakukan

Tanya jawab

yang tidak

relevan dengan

materi,

Melakukan

Tanya jawab

yang relevan

dengan materi,

tidak disertai

pengarahan

Melakukan Tanya

jawab yang relevan

denganmateri, dan

disertai pengarahan

7 Mengkondisikan

siswa menjadi 3

kelompok, yaitu

kelompok penanya,

penjawab, danpeniai

Membagi

kelompok

Membagi

kelompok dan

mengatur

tempat duduk

Membagi

kelompok dan

mengatur tempat

duduk,

berkeliling

membimbing

kerja siswa

Membagi kelompok

dan mengatur tempat

duduk serta

berkeliling

membimbing kerja

siswa, membagi

kelompok heterogen

64

Page 65: ptk ips penerapan model pemeblajarn kooperetif tife make a match pada mapel ips sd kelas V

8. Membimbing

diskusi siswa dalam

mencari kartu

jawaban yang sesuai

dengan kartu yang

dipegang

Hanya

membimbing

1 kelompok

saja

Hanya

membimbing 2

kelompok saja

Membimbing

semua

kelompok

(kelompok

penanya,

penjawab,

danpenilai),

tetapi tidak

member

kesempatan

untuk bertanya

Membimbing semua

kelompok

(kelompok penanya,

penjawab,

danpenilai), member

kesempatan siswa

untuk bertanya

9. Memberikan

penguatan kepada

siswa/kelompok

yang berhasil

melaksanakan

tugasnya

Tidak

member

penguatan

Memberi

penguatan

kepada siswa 1

x

Memberi

penguatan

kepada siswa 2

x, dengan kata

pujian

Memberi penguatan

kepada siswa lebih

dari 2 x, dengan kata

pujian, symbol

penghargaan

10. Menutup pelajaran Menyimpulk-

an pelajaran

Menyimpulkan

pelajaran,

melaksanakan

evaluasi

Menyimpulkan

pelajaran,

melaksanakan

Evaluasi dengan

menggunakan

rubric

penilaian

Menyimpulkan

pelajaran,

kmelaksanakan

Evaluasi dengan

menggunakan rubric

Penilaian dan

melakukan refleksi

65