BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional bidang pendidikan adalah upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta meningkatkan kualitas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil, maju, makmur,
berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945, serta memungkinkan
warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya
(Depdikbud, 1994/1995). Dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
bangsa Indonesia mulai berbenah diri untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam berbagai jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar . Oleh karena itu,
peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar perlu terus diupayakan.
Salah satu program yang perlu terus ditingkatkan di Sekolah Dasar
adalah peningkatan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bangsa
Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehingga
siswa - siswa di Sekola Dasar perlu dibekali dengan pendidikan bahasa dan
sastra Indonesia, hal ini ditegaskan dalam Depdiknas (2003:1 ) bahwa
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bersumber pada
hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar
sastra adalah
1
Siswa diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang benar, baik
secara lisan maupun tulisan. Untuk itu, maka siswa harus ditunjang oleh
empat keterampilan bahasa yang meliputi menyimak dan berbicara sebagai
keterampilan berbahasa lisan kemudian membaca dan menulis sebagai
keterampilan berbahasa tulisan. Oleh karena itu, Kurikulum 2006{ Media
Makmur Maju Mandiri, (2006:82) telah menetapkan bahwa :
Ruang lingkup mata pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek - aspek sebagai berikut:
1.Mendengarkan
2.Berbicara
3.Membaca
4.Menulis
Menurut Kurikulum 2004 (Depdiknas,2003:2)dinyatakan pula bahwa
ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar antara
lain adalah aspek berbicara adalah mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa cerita anak – anak atau
cerita rakyat atau cerita binatang. Oleh karena itu, keterampilan
berbicara siswa di Sekolah Dasar harus terus ditingkatkan agar siswa
dapat berkomunikasi dengan baik dan belajar dengan benar sesuai
dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
Untuk meningkatkan empat aspek keterampilan berbahasa khususnya
dikembangkan adalah pembelajaran apresiasi sastra cerita ini, siswa akan
2
mengapresiasi cerita sebagai kegiatan dalam pembelajaran sastra,
kamudian siswa akan terlatih berbicara menceritakan kembali.
Pembelajaran apresiasi sastra akan membantu siswa untuk bisa
mengembangkan kepribadian, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa, menumbuhkan kepekaan pikiran kritis dan
kepekaan perasaan sehingga anak akan lebih bisa menghargai terhadap
pendapat dan karya orang. Hal ini di pertegas oleh S.Effendi dalam
Aminuddin (1991:35) bahwa apresiasi sastra termasuk berekspresi sastra
adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh,
sehingga dapat menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikira
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Kegiatan
apresiasi dan berekspresi sastra dapat tumbuh dengan baik apabila
pembaca (apresiator) mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks
sastra yang diapresiasinya.
Pelaksanaan aspek pembelajaran berbahasa yang mencakup aspek
keterampilan berbahasa harus dilakukan secara terpadu dan berimbang.
Hal ini sesuai dengan tuntunan standar kompetensi mata pelajan bahasa
Indonesia bahwa keempat aspek ketrampilan dilaksanakan secara terpadu
(Depdiknas, 2003:4).
Hasil dari identifikasi masalah, kenyataan pembelajaran berbicara
melalui apresiasi sastra cerita di kelas V SD Negeri Sriamur 05 belum
berkembang sesuai dengan kurikulum. Hal ini disebabkan karena
keempat aspek keterampila berbahasa tidak dilaksanakan secara terpadu
3
dan lebih banyak menekankan kepada aspek menulis dan membaca
sehingga keterampilan membaca anak masih jauh dari tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu guru pun masih kurang
berinisiatif untuk mengapresiasi sastra cerita sehingga anak kurang
termotivasi untuk mengapresiasi dan berekspresi sastra cerita. Padahal
pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus mendapat
porsi yang berimbang atau perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan
sastra sebaiknya seimbang (Depdikbud, 1994/1995:10). Melihat
kenyataannya jelas bahwa ini merupakan masalah yang sangat
menghambat bagi keberhasilan siswa meningkatkan keterempilan
berbicara. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran apresiasi sastra cerita
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur 05 Kabupaten Bekasi Dengan penelitian yang penulis
lakukan ini, diharapkan mampu menemukan solusi untuk pemecahan
masalah meningkatkan keterampilan berbicara.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar pada pembelajaran
bahasa Indonesia perlu terus diupayakan untuk menunjang tujuan
pendidikan, begitu pula aspek keterampilan berbicara dan satra di kelas
V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 Kabupaten Bekasi harus terus
diupayakan agar siswa mendapat hasil yang sesuai dengan tuntutan
4
standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran
keempat aspek keterampilan berbahasa harus dilaksanakan secara terpadu
dan berimbang. Pembelajaran sastra bisa dilaksanakan sekaligus untuk
meningkatkan keterampilan berbicara. Hal ini sesuai dalam kompetensi
dasar KTSP (2007:275) bahwa siswa menanggapi cerita tentang peristiwa
yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan.
Guru Sekolah Dasar 4 Medanglayag kurang memiliki pengetahuan
dan inisiatif untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai
acuan yang terdapat pada kurikulum. Guru tidak mengajarkan keempat
aspek bahasa secara terpadu dan mengajarkan sastra sesuai dengan
porsinya. Selain itu guru tidak menjadi motivator bagi siswa untuk lebih
berani mengapresiasi dan mengekspresikan sastra sesuai dengan
kemapuan siswa sehingga kemampuan guru untuk mengajar keterampilan
berbicara kurang berhasil dengan demikian siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur 05 kurang terampil berbicara , mereka merasa kurang
percaya diri dan kurang berani untuk bicara di depan kelas karena tidak
terbiasa, selain itu keterampilan menulis dan membaca lebih
mendominasi daripada keterampilan berbicara.
Pembelajaran apresiasi sastra cerita dapat dikembangkan di Sekolah
Dasar karena dengan mengapresiasi cerita, siswa akan memiliki pikiran
kritis , mengekspresikan pikiran dan perasaan, menghayati isi cerita dan
sekaligus melatih keterampilan berbicara. Pembelajaran apresiasi satra
5
cerita bisa menjadi solusi pemecahan masalah pembelajaran berbicara
bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut di atas, maka
permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan secara umum
yaitu :
Bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui
perbelajaran apresiasi sastra cerita di kelas V Sekolah Dsar Negeri
Sriamur 05 ?
Untuk memudahkan pelaksaan penelitian , masalahnya dibatasi dan
dirumuskan secara rinci seperti di bawah ini.
1. Bagaimanakah mengefektifkan perencanaan pelaksanaan peningkatan
keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra
cerita di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 ?
2. Bagaimanakah mengefektifkan proses pelaksanaan peningkatan
keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran apresiasi sastra
cerita di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05?
3. Bagimanakah peningkatkan kemampuan keterampilan berbicara siswa
melalui pembelajaran apresiasi satra cerita siswa di kelas V Sekolah
Dasar Negeri Sriamur 05 ?
4. Apakah factor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05?
C. Cara Memecahkan Masalah
6
Memecahkan masalah penelitian dirumuskan seperti berikut ini :
1. Perencanaan pembelajaran apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara
2. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara
3. Evaluasi pembelajaran apresiai satra untuk meningkatkan keterampilan
berbicara
4. Refleksi pembelajaran apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara.
5. Perencanaan dan pelaksanaan tindak lanjut hasil refleksi pembelajaran
apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah ingin memperoleh data secara
akurat tentang mengepektipkn pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra
cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah
Dasar Negri Sriamur 05
Secara khusus tujuan penelitian dimksudkan untuk
memper oleh data yang akurat menyangkut hal-hal
sebagay berikut:
1 .Ingin memperoleh data tentang bentuk perencanaan
yang efektip dalam pembelajaran apresiasi sastra cerita
7
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas
V Sekolah Dasar Negeri Sriamur Kabupaten Bekasi
2.. Ingin memperoleh data tentang cara mengefektipkan
proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra
cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 Kabupaten
Bekasi.
3. Ingin memperoleh data tentang peningkatan kemampuan
keterampilan berbicara melalui pembelajaran
apresiasi sastra cerita di Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur 05 Kabupaten Bekasi.
4. Ingin memperoleh data tentang factor pendukung dan
penghambat dalam mengefektifkan pelaksanaan
pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sriamur Kabupaten Bekasi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum penelitian adalah untuk
mengembangkan Ilmu Pendidikan tentang pembelajaran
apresiasi sastra cerita dan peningkatan pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya meningkatkan
8
keterampilan berbicara siswa di Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur Kabupaten Bekasi.
Secara khusus manfaat penelitian dapat dirinci dibawah ini :
1. Manfaat bagi Guru Sekolah Dasar
Manfaat penelitian bagi Guru Sekolah Dasar
terutama bagi guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sriamur 05 Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi
adalah memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran
apresiasi sastra cerita dan kemampuan untuk
mengembangkan dan mengecahkan masalah keterampilan
berbicara siswa serta memperoleh wawasam tentang
sastra.
2. Manfaat Bagi Siswa
Manfaat hasil penelitian bagi siswa khususnya siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 Kecamatan
Tambun Utara Kabupaten Bekasi adalah siswa memproleh
pengalaman belajar sastra dan dapat meningkatkan
kemampuan keterampilan berbicara melalui apresiasi
sastra cerita.
3. Manfaat Bagi Kepala Sekolah
Manfaat hasil penelitian bagi Kepala Sekolah SD Negeri
Sriamur Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi
adalah memperoleh model pembelajaran yang dapat
9
dikembangkan dalam Standar Kompetensi bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar Sriamur 05.
F. Asumsi dan Hipotesis Tindakan penelitian
1. Asumsi Penelitian
Pembelajaran berbicara merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa Indonesia yang harus terus
ditingkatkan di Sekolah Dasar agar memperoleh hasil
sesuai dengan tuntutan standar kompetensi
pembelajaran. Apresiasi sastra cerita merupakan salah
satu pembelajaran yang dapat di kembangkan dan melatih
siswa agar terampil berbicara.
2. Hipotesis Tindakan Penelitian
Hipotesis penelitian dalam dalam bentuk hipotesis
tindakan yaitu :
“ Apabila guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
secara efektif pembelajaran apresiasi sastra cerita,
maka keterampilan berbicara siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Sriamur Kecamatan Tambun Utara
Kabupaten Bekasi dapat meningkat”.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SEKOLAH DASAR
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Bahasa dibentuk oleh kaidah serta pola yang
tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan
pada komunikasi yang terjadi, kaidah aturan dan pola –
pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk,
dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan
lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus
menguasi bahasanya. Bahasa adalah suatu sistem dari
11
lambing bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia dan dipakai oleh masyarakat Komunikasi, kerja
sama dan identifikasi diri (Tn. 2008: 64). Bahasa
merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling
berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta
meningkatakan kemampuan intelektual dan kesusasteraan
merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman
tersebut ( Depdiknas, 2004 : 9).
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar akan
memberi andil dalam upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1996
/ 1997 : 7) menetapkan bahwa tujuan umum
pembelajaran bahasa antara lain adalah “Siswa mampu
menikmati dan memanfaatkan karya sastra,
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa”. Adapun fungsi bahasa adalah
alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia atau
untuk bekerja sama dan alat untuk mengidenfikasi diri
(Tn.2008 ; 64).
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Depdiknas,
2004 : 9 ) menyatakan bahwa fungsi Bahasa Indonesia
adalah sebagai :
12
1. Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangasa
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya.
3. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia
yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut
berbagai masalah.
5. Sarana pengembangan penalaran.
6. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui
khazanah kesusasteraan Indonesia.
Menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( BNSP,
2006 : 17 ) menyatakan bahawa tujuan Bahasa Indonesia
adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
Negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
13
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional
dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra yang meliputi aspek – aspek
sebagai berikut :
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah
membaca sekurang – kurangnya sembilan buku sastra dan
nonsastra. ( BNSP, 2006 : 18 )
Rambu - rambu pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar mengarahkan bahwa pengajaran sastra
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
14
mengapresiasi dan berekspresi sastra. Kegiatan
mengapresiasi dan berekspresi sastra ini, erat
hubungannya dengan latihan mempertajam perasaan,
penalaran, dan daya khayal serta kepekaan terhadap
masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. Perbandingan
bobot pengajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang
dan dapat disajikan secara terpadu, misalnya bahan
(wacana) sastra sekaligus dapat dipakai sebagai bahan
pembelajaran bahasa (Depdikbud, 1994/1995:10). Menurut
kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004 : 10 ) dinyatakan bahwa
ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia antara
lain aspek berbicara adalah mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak - anak, cerita rakyat
dan cerita binatang.
B. Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar
Berbicara merupakan proses lisan mengekspresikan
pikiran dan perasaan ( Zaenudin, Indihadi 2007 : 57 ).
Berbicara lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan
gerak tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk
mendukung komunikasi yang dilakukan ( Tn. 2008 : 64 )
15
berdasarkan Depdikanas Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar ( 2003 : 1 ) bahwa tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah agar para siwa memiliki kemampuan
menyimak, membaca, dan berbicara dengan baik, oleh
karena itu, kurikulum 2006 (Media Makmur Maju Mandiri ,
2006 : 82 ) telah menetapkan bahwa
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersasra yang meliputi aspek – aspek sebagai
berikut :
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
Hal ini didukung pula oleh program KTSP ( 2007 :
257 ) bahwa siswa menanggapi cerita tentang peristiwa
yang terjadi disekitar yang disampaikan secara lisan.
Dengan begitu keterampilan berbicara merupakan salah
satu aspek pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar.
C. Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar
Kata susastra berasal dari bahasa Sansekerta. Su
artinya baik, indah dan sastra berarti lukisan atau
16
karangan. Susastra berarti karangan yang indah.
Kesusastraan adalah segala bentuk tulisan atau karangan
yang mengandung nilai – nilai kebaikan yang ditulis
dengan bahasa yang indah ( Berdianti, 2008:1 ). Sastra
adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam
mengungkapkan penghayatannya dengan menggunakan
bahasa (Yus Rusyana, 1978: 6).
Menurut Yus Rusyana (1978 : 8 ) apresiasi sastra
adalah pengenalan yang semakin mendalam terhadap
pengalaman hidup yang terkandung dalam sastra serta
hasrat kita terhadapnya. Tujuan pengajaran sastra adalah
untuk peroleh pengalaman dan pengetahuan tentang
sastra, untuk Sekolah Dasar tujuan yang paling utama
adalah memperoleh pengalaman ( Rusyana, 1978:7) Tujuan
dari apresiasi meunrut kurikulum SPG dalam Yus Rusyana
(1978 :9) adalah :
1. Murid mampu membaca dalam hati dan membaca
bersuara
2. Murid gemar membaca untuk menikmati keindahan
3. Murid mampu memahami karya sastra
4. Murid mempunyai apresiasi sastra
Kurikulum Sekolah Dasar ( Depdikbud, 1996/1997:
Depdiknas, 2003 ) telah menetapkan bahwa bobot
17
pembelajaran sastra harus berimbang dengan
pembelajaran bahasanya dan pembelajaran apresiasi
sastra dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan berbahasa. Untuk itu, pembelajara
apresiasi sastra di Sekolah Dasar dapat meningkatkan
wawasan, mengekspresikan diri dan meningkatkan
keterampilan berbicara, oleh karena itu siswa harus
mengalami langsung mengapresiasi sastra cerita. Hal ini
sesuai dengan Yus Rusyana (197 : 9 ) mengemukakan
bahwa pengajaran sastra di Sekolah Dasar harus
menekankan kepada pengalaman langsung terhadap karya
sastra, dan tugas guru adalah membantu murid dengan
menyajikan lingkungan yang memadai berupa bahan –
bahan bacaan sastra. Dengan begitu guru pun harus
menjadi motivator dan berinisiatif untuk mengakrabkan
sastra dengan siswa.
Hal ini dipertegas dalam KBK ( 2003 : 12 ) bahwa
fungsi sastra adalah sebagai penghalus budi, peningkat
rasa kemanusiaan dan kepedulian social , penumbuhan
apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi dan
ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan
maupun tulisan. Pengajaran sastra ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati,
18
menghayati, dan memahami karya sastra. Sedangkan
menurut Tim Penulis Bahasa Indonesia ( 2006 : 100 )
secara umum fungsi sastra adalah sebagai berikut:
1. Fungsi rekreatif, yaitu dapat memberikan hiburan yang
menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu mampu mengarahkan atau
mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan
kebaikan yang terkandung di dalamnya.
3. Fungsi estetis, yitu mampu memberikan keindahan
penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu mampu memberikan pengetahuan
kapada pembaca sehingga tahu moral yang baik dan
buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung
moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra menghadirkan karya- karya
yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani
para pembaca sastra.
D. Penerapan Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Apresiasi sastra cerita mengupayakan suatu pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk terampil berbicara,
apresiasi sastra cerita bisa berasal dari cerita rakyat,
cerita binatang, ataupun cerita cerita pendek yang terjadi
19
dari peristiwa yang dialami siswa. Adapun langkah –
langkah yang harus ditempuh untuk pembelajaran
apresiasi sastra cerita dalam rangka meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur 05 adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan guru memilih dan menetapkan
bahan ajar berupa cerita yang bisa menarik minat
siswa, sesuai kebutuhan, kemampuan membaca serta
pengucapan siswa kelas V Sekolah Dasar bahan ajar
digandakan sesuai kebutuhan, selanjutnya memahami
standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan menetapkan kompetensi dasar yang akan
dikembangkan untuk kemudian menyusun scenario
pembelajaran (persiapan pengajaran ) dalam rangka
menikkatkan keterampilan berbicara melalui apresiasi
sastra cerita.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra
dilakukan setelah semua bahan ajar berupa cerita
20
sudah tersedia dan persiapan mengajar selesai
disusun.
Prosedur pembelajaran dilakukan dalam tahap sebagai
berikut :
a. Guru membacakan cerita di hadapan murid dengan
suara nyaring disertai ekspresi muka dan gerak tubuh
serta tekanan, intonasi suara untuk membantu
pemahaman dan penghayatan isi cerita oleh siswa.
b. Guru membagikan bahan ajar kepada siswa berupa
cerita.
c. Guru menyuruh siswa untuk membaca cerita dalam
hati.
d. Guru melakukan Tanya jawab untuk mengetahui
pemahaman isi cerita siswa
e. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk
mengapresiasi cerita berupa menceritakan kembali
secara lisan disertai mimic wajah , gerak tubuh
serta intonasi yang sesuai.
f. Guru mengatur giliran penampilan siswa menceritakan
kembali secara lisan.
g. Guru menilai dan membahas hasil penampilan siswa.
21
h. Guru memberi saran kepada seluruh siswa untuk
melakukan apresiasi cerita yang lebih baik pada
apresiasi cerita berikutnya.
3. Tahap Akhir Kegiatan
Tahap akhir kegiatan dilakukan refleksi pelaksanaan
apresiasi cerita yang meliputi (1) Pemilihan bahan dan
scenario pembelajaran (2) proses pelaksanaan
pembelajaran, (3) Keterampilan berbicara siswa (4) Faktor
pendukung dan penghambat.
Tolak ukur keberhasilan siswa memiliki keteranpilan
berbicara ditetapkan indicator – indicator sebagai
berikut :
a) Lafal
b) Intonasi
c) Ekspresi
d) Kelancaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research )
yaitu peneletian tindakan yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja sebagai guru , sehingga hasil belajar
menjadi meningkat. Model penelitian berorientasi pada John
Elliot, dalam desain model PTK ini satu fokus tindakan
(Action) merupakan satu siklus tindakan. Di dalamnya
terdapat lebih dari satu step (langkah) tindakan
pembelajaran. Pemilihan model didasarkan pada pemikiran
bahwa PTK ini dilakukan bertolak dari suatu rencana
umum untuk meningkatakan satu aspek keterampilan
siswa. Rencana umum ini diimplementasikan, direfleksi
dan direvisi dalam suatu rangkaian pembelajaran pada
suatu materi pokok yang diselesaikan dalam beberapa
kali tindakan (Depdiknas, 1999 : 21 ).
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sriamur 05 Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi .
23
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan dalam tiga siklus pada
semester dua tahun ajaran 2007/2008, dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sriamur 05
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian terdiri dari guru dan siswa. Guru
kelas V sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 bernama Elis
Kusmiati S.Pd. Beliau lulus dari program Sarjana
Pendidikan pada tahun 2001, beliau memiliki pengalaman
mengajar selama 27 tahun dan menjadi wali kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 selama 15 tahun.
Kebiasaan guru kelas V SDN Sriamur 05 dalam
mengajarakan keterampilan berbicara hanya terpaku saat
berpuisi dan berdialog, guru SDN Sriamur 05 belum
pernah mengajarkan keterampilan berbicara dengan
mengapresiasi sastra cerita karena keterbatasan informasi
dan kurangnya wawasan yang dimiliki Bu Elis.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur Kecamatan Tambun Utara Kabupaten
24
Bekasi yang melakukan kegiatan pembelajaran apresaiaasi
sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara,
siswa kelas V berjumlah 14 orang yang terdiri dari 5
orang laki - laki dan 9 orang perempuan .Siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sriamur Kecamatan Tambun Utara
Kabupaten Bekasi pada umumnya menyenangi
pembelajaran sastra , hanya saja mereka belum pernah
mengapresiasi sastra cerita, mereka lebih sering
mengapresiasi puisi, siswa kurang berekpresi dan tidak
percaya diri untuk mengeluarkan kemampuan mereka dalam
mengapresiasi dan berekpresi sastra cerita. Pada umumnya
mereka hanya membaca puisi dengan suara yang datar
dan tanpa disertai mimik wajah ataupun gerak tubuh
yang menunjang .
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ditempuh dengan langkah – langkah
berikut :
1. Orientasi dan identifikasi masalah
Tahap orientasi dan identifikasi masalah dilakukan
untuk mengetahui masalah apa yang paling utama.
Pada tahap ini guru mencermati, merasakan dan
mengidentifikasi bahwa ada masalah dalam
25
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan
berbicara padahal keempat aspek keterampilan
berbicara harus diajarkan secara berimbang.
2. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian dilakukan
berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah
yang meliputi : (a) penetapan jumlah siklus dan
tindakan pembelajaran ; (b) pemilihan bahan – bahan
ajar dan menyusun scenario pembelajaran ; ( c)
menyusun instrument pengumpulan data penelitian
yang meliputi lembar observasi pemilihan bahan
pembelajaran, lembar observasi proses pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi hasil pembelajaran,
lembar observasi factor pendukung dan penghambat
pembelajaran.
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pelaksanaan tindakan penelitian berpedoman
kepada rencana tindakan penelitian yang telah
ditetapkan, yaitu penelitian dilakukan dalam tiga siklus.
Siklus 1 fokus pada perencanaan pembelajaran untuk
kegiatan apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan
keterampilan berbicara . Siklus 2 fokus pada proses
pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk
26
meningkatkan keterampilan berbicara siswa . Siklus 3
fokus pada hasil pembelajaran apresiasi sastra cerita
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Setiap
siklus melakukan (a) rencana pembelajaran, (b)
tindakan pembelajaran, (c) observasi pembelajaran, (d)
analisis dan refleksi pembelajaran. Pada setiap siklus
diperoleh pula data factor pendukung dan penghambat
pembelajaran.
Adapun indicator keberhasilan pada setiap siklus
adalah sebagai kerikut :
(a.) Siklus 1 , berupa penelitian bahan ajar yaitu cerita
yang menarik minat, sesuai kebutuhan siswa, serta
merencanakan scenario pembelajaran untuk
mengefektifkan mengajar dalam rangka meningkatkan
keterampilan berbicara siswa melalui apresiasi sastra
cerita.
(b.) Siklus 2, menperoleh gambaran proses pembelajaran
yang efektif dalam rangka meningkatkan
keterampilan berbicara melalui apresiasi sastra
cerita. Guru memberikan tuntunan dalam
mengekspresikan cerita.
(c.) Siklus 3, diperoleh data keberhasilan peningkatan
keterampilan berbicara siswa melalui apresiasi
27
sastra cerita. Gambaran Umum Prosedur Penelitian dilukiskan
dalam bentuk bagan seperti di bawah ini :
ORIENTASI DAN IDENTIFIKASI MASALAH Program pembelajaran Bahasa Indonesia kebiasaanguru mengajarkan Bahasa Indonesia Kemampuan siswa belajar Bahasa Indonesia Pembelajaran apresiasi sastracerita.
PELAKSANAAN TINDAKAN PENELITIAN SIKLUS 1 , SIKLUS 2, SIKLUS 3
Siklus 1; ……………………………………:Perencanaan Pembelajaran
FokusPerencanaan Pembelajaran
Tindakan PenelitianObservasi dan Pencatatan
Pembelajaran
Analisis dan Tindakan Refleksi Pembelajaran
Siklus 2Perencanaan Pembelajaran
FokusProses Pembelajaran
Tindakan Pembelajaran Observasi dan Pencatatan
Pembelajaran
Analisis dan Tindakan Refleksi Pembelajaran
Siklus 3Perencanaan Pembelajaran
FokusHasil Pembelajaran
Tindakan Pembelajaran
Observasi dan Pencatatan Pembelajaran
Analisis dan Tindakan Refleksi Pembelajaran
(Diadaptasi dari Classroom Action Research, Elliot,1993:71)
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian
1. Teknik Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi terbuka
untuk mencatat kegiatan proses pembelajaran. Setiap
langakah yang dilakukan guru dan siswa dicatat dengan
28
PERENCANAAN TINDAKAN PENELITIANPenetapan siklus dan waktu penelitian pemilihan bahan- bahan pembelajaran penyusunan sekenario
pembelajaran Penyusunan instrument penelitian
sangat rinci sehingga setiap ada perubahan aktivitas
dapat direkam dengan cara mencatat setiap langkah dan
kegiatannya.
Teknik observasi dengan menggunakan lembar
observasi untuk perencanaan pembelajaran, proses
pelaksanaan pembelajaran, kemampuan berbicara siswa.
Lembar observasi digunakan penulis sebagai alat bantu
untuk menganalisis dan merefleksi setiap tahapan
pembelajaran yang dijadikan bahan perbaikan pada
tindakan berikutnya, sehingga menghasilkan proses dan
hasil belajar yang meningkat.
2. Teknik Tes
Tes yang digunakan untuk memperoleh data tentang
kemampuan siswa berbicara adalah tes lisan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis dengan mengacu pada pola pengolahan data dari
Hopkin dengan kerangka analisis sebagai berikut :
1. Pengelompokan Awal Data
Tahap ini data - data diseleksi, difokuskan, jika perlu
ada yang direduksi. Kemudian data diorganisasikan sesuai
29
dengan hipotesis atau pertanyaan yang ingin dicari
jawabannya.
2. Validasi Pengelompokan Data
Data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan
sehingga bermakana, baik dalam bentuk grafik, narasi,
maupun tabel. Akhirnya, berdadasarkan deskripsi yang
telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan
singkat.
3. Refleksi Data Setiap Fase Tindakan
Refleksi yaitu mencoba merenungkan mengapa
suatu kejadian terjadi dan mengapa seperti itu
kejadiannya. Melalui refleksi, akan dapat menetapkan
apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai,
serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam
pembelajaran berikutnya.
4. Tindakan Lanjut
Hasil yang didapat yang didapat pada analisis data
dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk
membuat rencana tindak lanjut.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam bab IV, mengikuti prosedur penelitian yang
meliputi kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, perencanaan tindakan
peneltian, pelaksanaan tindakan penelitian.
1. Hasil Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah
Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah berfokus pada pelaksanaan
pengajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05. Peneliti bersama
guru kelas V membicarakan tentang rencana pelakasanaan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan apresiasi satra cerita untuk
meningkatkan keterampilan berbicara di kelas V.
Data hasil pembicaran peneliti dengan guru kelas V adalah seperti di
bawah ini.
a. Keadaan Sekolah, Guru, dan Siswa Kelas V
31
Menurut guru kelas V, gedung Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05
sebagian bangunan selesai direnovasi, gedung yang digunakan oleh kelas
V belum direnovasi. Semua kelas masuk sekolah pagi , jumlah murid
kelas V adalah 14 orang, 5 orang laki- laki dan 9 orang perempuan.
Latar belakang ekonomi siswa kelas V kurang sehingga sebagian siswa
tidak memiliki buku sumber belajar. Selain itu sumber daya manusia
kelas V sangat kurang karena ada beberapa siswa yang kurang baik
tingkat intelegensinya. Kelas V dipegang oleh seorang guru kelas
bernama Ibu Elis Kusmiati lulusan program S1 PGSD dengan
pengalaman mengajar di Sekolah Dasar selama 27 tahun, lulus Program
Sarjana Pendidikan tahun 2001.
b. Pelaksanaan Program Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Menurut guru kelas V pembelajaran berbicara di kelas V Sekolah
Dasar Negeri Medanglayang 4 dilaksanakan sesuai dengan program
KTSP. Pelaksanaan program pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
Sekolah Dasar dilaksanakan 5 jam dalam satu minggu yaitu hari Senin
dua jam, Selasa tiga jam. Kriteria ketuntasan minimum untuk pelajaran
Bahasa Indonesia adalah 65.
Bahan – bahan bacaan yang digunakan dalam pembelajaran berbicara
di kelas V terbatas pada buku bacaan yang terdapat pada buku sumber
pelajaran Bahasa Indonesia. Bahan- bahan bacaan yang ada di
perpustakaan hanya dibaca siswa di luar jam pelajaran dan jarang sekali
ditugaskan untuk menceritakan kembali hasil bacaan.
32
Proses pelaksanaan pembelajaran berbicara yang telah dilaksanakan di
kelas V adalah siswa ditugaskan untuk membaca puisi di depan kelas
tapi hanya beberapa orang siswa saja, dan tidak memberitahu siswa
aspek – aspek apa saja yang dinilai saat berbicara. Setelah itu siswa
disuruh menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada bagian
setelah teks puisi dibacakan . Setelah itu guru menyimpulkan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengekpresikan diri saat berbicara, selain itu guru
kurang memberi motivasi dan pemberian contoh yang baik saat
berbicara dan mengepresikan puisi tersebut. Evaluasi pembelajaran
menggunakan tes lisan dan tes tulis.
c. Sarana Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Bahan – bahan cerita yang digunakan terbatas pada bahan cerita yang
terdapat pada buku sumber pelajaran Bahasa Indonesia. Bahan cerita yang
ada di perpustakaan atau yang ada di majalah tidak dimanfaatkan dalam
pembelajaran keterampilan berbicara. Guru mengemukakan bahwa buku-
buku di perpustakan hanya dibaca siswa waktu istirahat saja jarang
digunakan sebagai sarana belajar.
d. Kemampuan dan Minat Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Guru kelas V mengemukakan bahwa 70% siswa kelas V Sekolah
dasar kurang mampu untuk mengapresiasi satra cerita . Kemudian, siswa
yang memiliki minat mengapresiasi sastra yaitu 60%, dan 40% lagi
kurang berminat dalam mengapresiasi sastra.
33
e. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Guru kelas V mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran
keterampilan berbicara berupa membaca puisi dengan suara nyaring.
Kemudian tes lisan tapi tidak semua siswa hanya beberapa siswa saja
yang membaca puisi di depan kelas, kemudian tes tertulis menjawab
pertanyaan yang ada pada buku sumber.
f. Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Guru kelas V menyadari kepentingan keterampilan berbicara untuk
siswanya. Kurang wawasan dan pengetahuan guru dalam mengajarkannya
serta keterbatasan fasilitas bahan bacaan cerita merupakan faktor yang
dirasakan menghambat . Guru kelas V kurang mengembangkan aspek
berbicara, beliau lebih sering mengajarkan keterampilan membaca,
menulis, dan mendengarkan. Guru hanya memberikan kesempatan pada
siswanya untuk melatih keterampilan berbicara pada saat puisi saja.
Meskipun guru mengerti pentingnya keterampilan berbicara ia belum
memahami model- model pembelajaran berbicara termasuk pembelajaran
apresiasi sastra cerita. Guru belum pernah mendapat bimbingan
pelaksanaan pembelajran apresiasi sastra cerita, sehingga beliau
mengajarkan apresasi sastra berdasarkan pengalaman mengajar.
Guru menyadari siswa belum mendapatkan pembelajaran keterampilan
berbicara secara utuh, untuk pelaksanaan pembelajaran keterampilan
berbicara guru menginginkan menggunakan bahan bacaan yang menarik
minat dan perhatian siswa, sesuai kemampuan siswa serta dapat
34
menggunakan buku-buku cerita di perpustakaan , majalah atau buku
cerita anak lainnya.
Pada akhirnya guru menerima rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas dalam model apresiasi satra cerita untuk meningkatakan
keterampilan berbicara. Beliau menganggap penelitian ini merupakan
pengalaman berharga untuk mengatasi permasalahannya, setelah
diberitahukan tugas dan fungsi peneliti, maka penelitian dimulai satu
minggu kemudian.
Berdasarkan hasil kegiatan orientasi dan identifikasi masalah serta
tes awal kemampuan siswa dalam berbicara seperti tersebut di atas,
kemudian dilakukan refleksi terhadap data yang ditemukan seperti tertera
pada tabel 4.1 di bawah ini.
TABEL 4.1
REFLEKSI DATA KEGIATAN ORIENTASI DAN
IDENTIFIKASI MASALAH
MASALAH PEMBELAJARAN HIPOTESIS TINDAKAN SELANJUTNYA
1.Guru kurang wawasan dalam mengajarakan keterampilan berbicara sehingga guru mengajarkan keterampilan berbicara sesuai pengalaman selama mengajar.Guru tidak membimbing siswa untuk belajar sastra.
2. Guru tidak mengajarkan sastra sesuai porsinya, dan tidak mengajarkan aspek keterampilan berbicara secara seimbang.
3. Sarana belajar sangat terbatas pada buku Bahasa Indonesia saja, padahal buku-buku di perpustakan bisa digunakan sumber belajar. Selain itu sumber belajar bisa didapatkan dari majalah atau cerita anak lainnya.
a.Guru dituntut untuk memperluas wawasan agar keterampilan berbicara siswa meningkat.
b. Guru mengajarkan aspek berbahasa secara seimbang dan mengajarkan sastra sesuai porsinya.
c. Sarana belajar harus dari berbagai multi media.
d. Evaluasi yang dilakukan harus sesuai dengan pembelajaran dan dilakukan pada seluruh siswa.
e.Guru membuat RPP yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif.
35
4. Evaluasi yang dilakukan guru pada saat berbicara tidak dilakukan pada seluruh murid hanya sebagian saja, dan tes tertulis lebih banyak dilakukan meskipun saat mengajarkan keterampilan berbicara.
5. Pelaksanaan program pembelajaran berbicara sesuai pada KTSP.
6. Kemampuan dan minat siswa terhadap keterampilan berbicara sangat sedikit padahal siswa diharuskan untuk terampil berkomunikasi.
f. Siswa diajarkan untuk terampil berbicara dengan pembelajaran apresiasi sastra cerita.
2. Perencanaan Tindakan Penelitian
Hasil orientasi dan identifikasi masalah disepakati oleh guru dan
peneliti bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus
tindakan pembelajaran. Siklus 1 fokus penelitian menyangkut pemilihan
bahan bacaan cerita, dilaksanakan berdasarkan hasil orientasi dan
identifikasi masalah. Siklus 2 fokus penelitian menyangkut proses
pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan
keterampilan berbicara, dilaksanakan berdasarkan hasil rekomendasi
tindakan penelitian siklus 1. Siklus 3 fokus kepada hasil evaluasi
pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan
berbicara, dilaksanakan berdasakan hasil rekomendasi tindakan penelitian
siklus 2.
Untuk pelaksanaan setiap tindakan pembelajaran, ditetapkan hal-hal
seperti di bawah ini.
a. Bahan bacaan cerita berupa doneng atau cerita yang disesuaikan
dengan minat, perhatian siswa, serta kebutuha dan kemampuan siswa.
36
b. Membuat skenario pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan belajar
mengajar yang efektif.
c. Persiapan kegiatan guru dengan cara memahami pembelajaran
apresiasi sastra cerita dan mengkaji bahan ajar.
d. Penetapan waktu pelaksanaan tindakan penelitian yaitu satu minggu
satu kali, dimulai tanggal 11 Mei pada hari Senin, tanggal 18 Mei hari
Senin dan tanggal 25 Mei hari Senin dengan menggunakan jam
pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 2 X 35 menit.
e. Penyediaan instrument penelitian berupa lembar observasi perencanaan
pembelajaran, lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran,
lembar observasi hasil evaluasi pembelajaran, lembar observasi factor
pendukung dan penghambat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1
a. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
1) Pemilihan Bahan Pelajaran
Cerita yang dipilih guru kelas V SDN Sriamur 05 sudah sesuai
dengan minat dan perhatian siswa . Bahkan siswa menyukai cerita
tersebut karena tokoh utamanya sangat pandai. Judulnya adalah “Abu
Nawas Tidak Pernah Kehujananan “. Cerita yang dipilih sudah sesuai
dengan kemampuan siswa, bahasa dalam cerita dipahami oleh siswa dan
tidak ada kosa kata yang sulit untuk diucapkan serta ceritanya tidak
terlalu panjang. Cerita yang dipilih sesuai dengan kebutuhan belajar
37
siswa, karena memberikan inspirasi dan motivasi siswa agar bisa cerdas.
Tetapi huruf yang digunakan sangat kecil dan gambarnya tidak
berwarna, alangkah baikanya jika gambarnya berwarna sehingga siswa
lebih tertarik.
2) Skenario Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 11 Mei
2008 pada jam pertama dengan waktu 2 X 35 menit.
Standar Kompetensi yang dipilih guru yaitu memahami teks dalam
membaca sekilas, membaca memindai, membaca cerita anak. Standar
kompetensi yang dipilih guru kurang sesuai dengan tujuan dari
penelitian. Standar kompetensi yang lebih tepat adalah memahami cerita
tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara
lisan. Kompetensi Dasar yang dipilih guru yaitu menyimpulkan isi cerita
anak dalam beberapa kalimat. Kompetensi dasar yang digunakan pun
kurang sesuai dengan tujuan penelitian, kompetensi yang lebih tepat
adalah menidentifikasi unsure cerita ( tokoh, tema, latar, amanat ).
Indikator yang digunakan guru yaitu menjelaskan isi cerita,
menyimpulkan isi cerita, mengidentifikasi isi cerita. Indikator yang
digunakan tidak sesuai, karena terlalu banyak, yang lebih tepat adalah
menentukan latar dan amanat cerita, menceritakan kembali isi cerita
dengan bahasa sendiri. Tujuan pembelajaran yang digunakan adalah siswa
38
dapat menjelaskan, menyimpulkan, mengidenfikasi cerita. Tujuan
pembelajaran yang digunakan tidak sesuai, yang lebih tepat adalah siswa
dapat memahami dan menceritakan kembali isi cerita pendek dengan
bahasa sendiri. Kegiatan pembelajaran terdiri dari :
a). Kegiatan Awal
(1) Siswa berdoa, apersepsi dengan mengabsen siswa
(2) Mengemukakan tujuan pembelajaran
(3) Tanya jawab tentang komunikasi
“Apakah kalian selalu berkomunikasi dengan orang lain?”
Tanya jawab pada kegiatan awal guru hanya menuliskan satu
pertanyaan, sebaiknya guru menuliskan tiga atau lima pertanyaan
agar siswa lebih termotivasi. Pertanyaan yang lebih tepat tertera
seperti di bawah ini.
“Kapan kalian menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi?”
“Pernahkah kalian berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia?”
“Apa gunanya bahasa?”
“Mengapa kita harus berkomunikasi dengan orang lain?”
b). Kegiatan inti
(1) Siswa mendengarkan pelajaran cara untuk membaca dalam hati
(2) Siswa membaca dalam hati
(3) Siswa menjawab pertanyaan isi cerita secara lisan.
39
“Apa judul cerita tersebut?”
“Sebutkan tokoh-_tokoh yang ada dalam cerita?”
“Bagaimana watak ibu nawas?”
(4) Siswa membaca cerita secara berulang-ulang
(5) Siswa menceritakan secara bergantian
Banyak kekurangan sekali pada kegiatan inti , kegiatan inti
yang tepat sebagai berikut :
(1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara mudah
memahami isi cerita.
(2) Siswa memperhatikan guru bercerita disertai intonasi dan ekspresi
yang tepat.
(3) Siswa mendapatkan cerita yang dibagikan oleh guru
(4) Siswa membaca dan memahami isi cerita
(5) Siswa menjawab pertanyaan secara lisan
“Apa judul cerita tersebut?”
“Sebutkan tokoh – tokoh di dalam cerita tersebut?”
“Dimanakah latar cerita tersebut?”
“Apa amanat dari cerita tersebut?”
(6) Siswa mendengarkan penjelasan tentang aspek – aspek yang akan
dinilai
(7) Siswa secara bergiliran maju ke depan kelas untuk menceritakan
kembali.
c). Kegiatan Akhir
40
(1) Siswa dan guru melakukan refleksi
(2) Siswa dan guru menyimpulkan materi palajaran
(3) Siswa mencatat PR
Kegiatan akhir pembelajaran sudah baik , karena guru
memberikan tindak lanjut beripa pekarjaan rumah untuk siswa.
Sarana dan sumber belajar yang digunakan dari Buku Bina
Bahasa Indonesia Kelas 5 PT Erlangga , dan KTSP. Sarana dan
sumber belajar kurang memadai, karena guru hanya menggunakan satu
buku sumber saja padahal banyak buku cerita di perpustakaan yang bisa
digunakan sebagai bahan belajar. Penilaian yang digunakan yaitu :
a) Prosedur evaluasi : Tes awal, tes akhir
b) Banyak evaluasi : Uraian, penugasan
c) Jenis evaluasi : Lisan, perbuatan
d) Alat evaluasi :Butir soal, lembar observasi
Penilaian yang digunakan sudah sesuai dengan proses pembelajaran.
b. Proses pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara
Kegiatan pra-pembelajaran guru masuk kelas mengucapkan salam,
siswa menjawab salam guru. Siswa berdoa sebelum belajar tapi masih
ada yang berbicara. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, sebagian besar siswa menyimak penjelasan guru
tetapi ada siswa yang mengerjakan PR, ada yang duduknya tidak tegap.
Guru bertanya kepada siswa, “Apakah kalian selalu berkomunikasi?”,
41
“Apakah kalian selalu menggunakan bahasa Indonesia untuk
berkomunikasi?”, “Dimana kalian berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia?”, Sebagian siswa menjawab pertanyaan dari guru, dan ada
beberapa siswa yang membaca buku. Guru menjelaskan tentang bahasa
baku dan tidak baku, padahal tidak ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pada kegiatan awal, dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran hanya ditulis satu pertanyaan, tetapi dalam proses
pembelajaran ada tiga pertanyaan. Antara rencana pembelajaran dan
proses pembelajaran kurang sesuai.
Kegiatan inti pembelajaran guru menjelaskan cara agar mudah
menangkap isi cerita yaitu dibaca dengan sekilas, kemudian baca
berulang ulang, guru menjelaskan agar siswa mampu menceritakan
kembali dengan bahasa sendiri. Guru dapat menjelaskan tanpa mengalami
kesulitan dengan bahasa Indonesia. Guru membimbing siswa untuk
membaca dalam hati, kemudian bertanya sambil berkeliling kelas,
“Apakah kalian menangkap isi cerita?”, “Apa judul cerita tersebut?”,
“Siapa tokoh-tokoh dalam cerita tadi?”, “Apa yang diinginkan raja?”,
“Bagaimana watak Abu Nawas?” Guru menugaskan siswa untuk
membaca berulang-ulang, ketika siswa membaca dengan berulang-ulang,
guru keluar kelas selama satu menit. Guru mengevaluasi siswa secara
lisan untuk menceritakan kembali di depan kelas. Pada saat guru
menjelaskan aspek-aspek yang dinilai sebagian besar siswa menyimak,
tapi ada seorang anak yang membaca buku dan ada seorang yang
42
menggoyang-goyangkan kursi. Guru menunjuk siswa secara acak untuk
bercerita di depan kelas. Saat seorang siswa berada di depan kelas
untuk menceritakan kembali, seorang siswa membaca teks cerita dengan
nyaring bahkan ada yang bercakap-cakap. Saat sebagian siswa sudah di
tes di depan kelas ada seorang siswa pergi ke toilet. Kegiatan inti
pembelajaran kurang efektif karena siswa tidak disiplin, tidak
menghargai temennya. Proses pembelajaran kurang sesuai dengan rencana
pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi
pelajaran, melakukan refleksi tentang bagian yang sudah dipahami dan
belum dipahami. Siswa mencatat PR. Waktu yang digunakan melebihi
waktu yang sudah ditentukan sehingga anak terlambat untuk istirahat.
Kegiatan belajar mengajar kurang sesuai dengan RPP, kurang efektif.
c. Hasil Evaluasi Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Penilaian berbicara memiliki empat indicator yaitu felapalan, intonasi,
ekspresi dan kelancaran.
TABEL 4.3 HASIL TES BERBICARA SIKLUS 1
N
oNama Siswa Aspek Keterangan
1 2 3 4
1. Yuni 60 50 50 50 Tanpa ekspresi, tidak lancar
2 . Rahayu 60 50 50 60 Tanpa ekspresi,intonasi kurang.
3. Reni 50 50 50 50 Hanya menyebutkan judul saja
4. Aan 70 60 50 60 Tanpa ekspresi,kurang lancar
43
5. Citra dewi 80 70 50 60Tanpa ekspresi kurang
kelancaran
6. Nandang 60 50 50 50 Tidak lancar, tanpa ekspresi.
7. Perdi 70 70 50 60 Cukup lancar,kurang ekspresi.
8. Sifa 70 60 50 60 lancar tapi intonasi kurang.
9. Suryana 70 60 50 60Kurang lancar dan ekspresi
kurang.
10
.Wina 60 50 50 50 Tidak lancar,tanpa ekspresi.
11
.Yanto 60 50 50 50 tidak lancar,tanpa ekspresi.
12
.Yeni 70 60 50 60 kurang lancar,tanpa ekspresi.
13
.Ika 70 60 50 60 intonasi cukup.ekspresi kurang.
14
.Susi 70 60 50 60 Ekspresi kurang,kurang lancar
Jumlah 910 800 700 790
Rata-rata 65 57 50 56
Keterangan :
1= pelafalan, 2=Intonasi, 3=Ekspresi, 4=Kelancaran
Nilai 90 seluruhnya maksimal
Nilai 80 jika sebagian besar baik
Nilai 70 jika separuhnya baik
Nilai 60 jika sebagian kecil baik
Nilai 50 jika tidak mampu
Aspek Intonasi
44
4 orang nilai 6 = 4/14 x 100 = 29%
2 orang nilai 7 = 2/14 x 100 = 14%
8 orang nilai 8 = 8/14 x 100 = 57%
Aspek Ekspresi
14 orang nilai 6 = 14/14 x 100 = 100%
Aspek Kelancaran
3 orang nilai 6 = 3/14 x 100 = 22%
10 orang nilai 7 = 10/14 x 100 = 71%
1 orang nilai 8 = 1/14 x 100 = 7%
Interpretasi Data Hasil Tes Pembelajaran Siklus 1
Data hasil tes siklus 1 diinterpretasikan dengan menggunakan skala
presentase sebagai berikut.
0% 25% 50% 75% 100%
0% = tidak ada seorang siswa
1% - 25% = sebagaian kecil siswa
26% - 49% = hampir setengah siswa
50% = setengah siswa
51% - 74% = lebih dari setengah siswa
75% - 99% = sebagian besar siswa
100% = seluruh siswa.
45
Aspek pelafalan sebagian kecil siswa ( 22% ) kurang jelas dalam
melapalkan. Sebagian kecil siswa ( 14% ) cukup jelas dalam melapalkan
kosakata saat bercerita. Sebagian kecil siswa ( 22% ) sudah jelas dalam
melafalkan . Hampir setengah siswa ( 42% ) sangat jelas dalam melafalkan
kosakata.
Aspek intonasi , hampir setengah siswa ( 29% ) kurang dalam
intonasi. Sebagian kecil siswa ( 14% ) cukup bisa melakukan intonasi.
Lebih dari setengah ( 57% ) sangat baik melakukan intonasi saat bercerita.
Aspek ekspresi, suluruh siswa ( 100% ) belum mampu untuk
berekspresi saat bercerita di depan kelas.
Aspek kelancaran, sebagian besar siswa ( 71% ) sudah lancar saat
bercerita. Sebagian kecil siswa ( 7% ) sangat baik saat bercerita.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Apresiasi Sastra
Cerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran siklus 1 diperoleh
data factor pendukung dan penghambat pembelajaran seperti tertera pada
tabel di bawah ini .
46
TABEL 4.4
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Faktor Aspek Pendukung Aspek Penghambat
47
1. Guru
2.Siswa
3.Fasilitas
Guru merasa senang dan
bersemangat saat mengajar, guru
lancar saat memberi penjelasan
menggunakan bahasa Indonesia. Guru
memberi penjelasan cara mudah
memahami isi cerita yaitu dibaca
sekilas dalam hati kemudian baca
berulang-ulang.
Siswa nampak bersemangat mengikuti
pelajaran.Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru.
Teks cerita memberi inspirasi kepada
siswa untuk tetap semangat.
Penggunaan jam pelajaran di pagi hari
sehingga siswa masih segar untuk
belajar.
Guru tidak memberi contoh cara bercerita
disertai gerak tubuh dan mimik muka.
Guru kurang memotivasi siswa untuk
mengekspresikan diri, guru juga tidak
disiplin dalam pembelajaran, serta kurang
membimbing siswa. Pembelajaran tidak
sesuai dengan rencana pembelajaran.
Siswa belum mampu bercerita
menggunakan bahasa sendiri, siswa tidak
terbiasa berbicara menggunakan bahasa
Indonesia. Siswa kurang disiplin saat
pembelajaran,siswa masih malu dan tidak
percaya diri untuk berekspresi.
Teks cerita dipilih dari buku sumber
bahasa Indonesia dan tidak semua siswa
memiliki buku bahasa Indonesia,
gambarnya tidak berwarna. Waktu yang
digunakan kurang karena menggunakan
tes lisan sehingga siswa telat istirahat
dan suasana kelas menjadi sedikit gaduh.
e. Refleksi Pembelajaran Siklus 1
Dari hasil penelitian diatas, maka refleksi data tindakan penelitian
pembelajaran siklus 1 dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini.
TABEL 4.5 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 1
48
MASALAH PEMBELAJARAN
1). Pemilihan Bahan Ajar
Cerita yang dipilih sudah sesuai dengan
minat dan perhatian siswa.Cerita yang
dipilih sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan belajar siswa. Tetapi bahan
bacaan tidak dimiliki semua siswa, dan
huruf yang digunakan sangat kecil. Dalam
memilih standar kompetensi dan
kompetensi dasar tidak sesuai
dengantujuan penelitian. Pemilihan bahan
cerita tiak harus dari buku sumber.
2). Proses Pembelajaran
Prosedur pembelajaran banyak yang tidak
sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru
menjelaskan meteri yang tidak ada dalam
rencana pembelajaran, tetapi guru mampu
menjelaskan dengan menggunakan bahasa
Indonesia dengan lancar. Guru tidak
memberikan contoh cara bercerita disertai
ekspresi dan intonasi yang tepat. Guru
kurang memotivasi siswa untuk
berekspresi saat bercerita.
Murid pun banyak yang tidak disiplin
saat proses pembelajaran , ada beberapa
murid yang mengerjakan pekerjaan
rumah, bercakap – cakap, menggoyang-
goyangkan kursi saat pembelajaran
berlangsung. Siswa mbelum bisa bercerita
menggunakan bahasa sendiri,sebagian bear
siswa masih terbata- bata saat bercerita.
Siswa tidak berekspresi saat bercerita.
3). Hasil Belajar Siswa
Hasil tes lisan berbicara masih belum
maksimal terutama dalam aspek ekspresi,
HIPOTESIS TINDAKAN
SELANJUTNYA
1).Pemilihan bahan harus sesuai dengan
minat dan perhatian siswa. Cerita yang
dipilih bisa cerita tentang dongeng, cerita
rakyat, cerita binatang.Bahan boleh dari
perpustakaan, Koran, atau majalah. Jumlah
bahan bacaan disesuaikan dengan jumlah
siswa agar memudahkan siswa memahami
isi cerita.
2). Guru sebaiknya menyesuaikan waktu
pelajaran, menetapakan waktu yang
digunakan siswa untuk bercerita di depan
kelas. Guru menyebutkan aspek – aspek
yang dinilai agar anak mengetahui.
3). Prosedur pembelajaran harus sesuai
dengan rencana pembelajaran. Guru harus
lebih meningkatkan disiplin untuk diri
pribadi dan siswanya.
4). Guru harus memberi contoh cara
bercerita disertai intonasi dan ekspresi
yang tepat, dan harus terus membimbing
siswa agar mampu berbicara dengan lancar
di depan kelas.
5). Memberlakukan seluruh siswa untuk
berbicara menggunakan bahasa Indonesia
saat pembelajaran berlangsng utuk
menunjang kelancaran berbicara.
6). Guru memperbanyak pertanyaan lisan
49
semua siswa mendapat nilai dibawah
KKM. Meskipun begitu aspek pelafalan
cukup baik, pada aspek intonasi dan
kelancaran masih kurang.
4). Faktor Pendukung dan Penghambat
a) Faktor Guru
Guru sangat lancar menjelaskan pelajaran
dan bersemangat, tapi guru kurang disiplin,
kurang membimbing siswa khususnya
dalam berekspresi.
b) factor Murid
Siswa begitu antusias mengikuti pelajaran,
namun masih kurang disiplin. Siswa masih
merasa malu untuk berekspresi.
c) Faktor Fasilitas
Teks cerita sesuai kebutuhan dan menarik
tapi teks cerita tersebut tidak dimiliki
seluruh siswa dan gambarnya tidak
berwarna. Meskipun waktu yang digunakan
2X35 menit tidak mencukupi karena tes
lisan memerlukan waktu yang banyak
maka istirahat jadi terlambat.
Hasil refleksi tindakan penelitian siklus 1, merupakan rekomendasi
untuk tindakan pembelajaran siklus 2.
4. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 2
a. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Satra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
50
1) Pemilihan Bahan Pelajaran
Pelaksanaan penelitian pada hari Senin, 18 Mei 2008 pda jam
pertama dengan waktu 2 X 35 menit
Cerita yang dipilih berjudul “Asal – Usul Bakwan” siswa belum
pernah membaca cerita tersebut . Cerita yang dipilih sesuai dengan minat
dan perhatian siswa, karena isi dari cerita berkisah tentang seorang anak
yang berbakti kepada ibunya .Selain itu,cerita ini berasal dari negeri
Tiongkok jadi siswa mengetahui cerita dari negeri lain dan menambah
ilmu pengetahuan. Cerita yang dipilih sesuai dengan kemampuan
siswa, bahasa yang digunakan dalam cerita mudah untuk dipahami
siswa, alur ceritanya pun mudah untuk dipahami, kosakata yang
digunakan dalam cerita dapat dilafalkan siswa.Tapi ada dua kata yang
menggunakan dialek Minlang yaitu gong wan yang artimya baso bulat,
meskipun begitu siswa dapat melafalkan kata tersebut.Cerita yang dipilih
sesuai dengan kebutuihan siswa karena isi dari cerita tersebut
memberikan amanat yang patut ditiru siswa,yaitu sekecil apapun
pengabdian tarhadap orang tua , mereka pasti sangat bahagia jadi setiap
anakk harus berbakti kepada orang tuanya.Tetapi cerita yang dipilih
panjang dan huruf yang digunakan kecil, serta gambarnya tidak
berwarna.
2). Skenario Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian pada hari Senin, 18 Mei 2008 pda jam
pertama dengan waktu 2 X 35 menit . Standar kompetensi yang
51
digunakan adalah memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang disampaikan secara lisan. Standar kompetensi yang
digunakan sudah sesuai dengan hasil pembelajaran siklus 1. Kompetensi
dasar yang dipilih guru yaitu mengidentifikasi unsur cerita ( tokoh,
tema, latar, amanat ). Kompetensi dasar yang dipilih sudah tepat
karena sesuai dengan hasil pembelajaran pada siklus 1. Indikator yang
digunakan adalah menentukan latar dan amanat cerita, menceritakan
kembali isi cerita dengan bahasa sendiri. Indikator yang dipilih sudah
tepat karena dapat memenuhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Materi pokok yang digunakan yaitu menceritakan kembali cerita
pendek. Materi pokok sudah mendukung kompetensi dasar. Metode
yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan.
Metode pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran siswa dapat menentukan latar dan menceritakan kembali isi
cerita pendek dengan bahasa sendiri. Tujuan pembelajaran sudah tepat sesuai
dengan indicator pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri dari :
a). Kegiatan Awal
(1) Siswa berdoa, mengabsen siswa
(2) Mengemukakan tujuan pembelajaran
(3) Tanya jawab tentang komunikasi
“Apa gunanya bahasa?”
“Mengapa kita harus berkomunikasi dengan orang lain?”
52
“Pernahkah kalian berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia?”
“Kapan kalian berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia?”
Tanya jawab yang dirancang guru pada kegiatan awal masih
kurang, sebaiknya guru memberikan pertanyaan mengenai media
komunikasi yang berhubungan dengan teknologi seperti yang tertera di
bawah ini.
“Pernahkah kalian berkomunikasi dengan sodara kalian yang jauh?”
“Bagaimana kalian berkomunikasi jika sodara kalian jauh?”
“Bagaimana cara menggunakan telpon, telpon genggam ?”
b). Kegiatan Inti
(1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara mudah
memahami isi cerita .
(2) Siswa memperhatikan guru bercerita disertai intonasi dan ekspresi yang
tepat.
(3) Siswa mendapatkan cerita yang dibagikan oleh guru.
(4) Siswa membaca dan memahami isi cerita.
(5) Siswa menjawab pertanyaan isi cerita secara lisan
“Apa judul cerita tersebut?”
“Sebutkan tokoh – tokoh yang ada dalam cerita !”
“Apa amanat dari cerita tersebut?”
(6) Siswa mendengarkan penjelasan tentang aspek – aspek yang akan dinilai.
53
(7) Siswa secara bergiliran maju ke depan kelas menceritakan kembali. Ada
sedikit kekurangan pada kegiatan inti pembelajaran, sebaiknya guru
memberi penjelasan agar siswa dapat menceritakan kembali dengan
menggunakan bahasa sendiri dan guru memberi tahu cara agar siswa
dapat lancar bercerita di depan kelas. Selain itu tanya jawab yang dilakukan
guru sebaiknya ditambah yaitu :
“Bagaimana alur dari cerita tadi ?”
“Bagaimana watak pemuda, iibu pemuda, dan istrinya?”
“Mengapa pemuda tersebut membuat gong wan?”
Apakah perilaku pemuda tadi patut kita tiru ?”
“Mengapa kita harus meniru perilaku pemuda tadi?”
c). Kegiatan Akhir
(1) Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran
(2) Siswa dan guru merefleksi pelajaran
(3) Siswa mencatat PR
Kegiatan akhir pembelajaran sudah baik karena guru memberikan
tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada siswa.
Sarana dan Sumber Belajar yang digunakan adalah KTSP 2006 dan
Kumpulan Cerita Negeri Impian PT. Sindur Press. Penilaian yang digunakan
yaitu :
(a) Prosedur Evaluasi : Tes awal, tes akhir.
(b) Bentuk evaluasi : Uraian, penugasan
(c) Jenis evaluasi : Lisan, perbuatan
54
(d) Alat penilain : Butir soal, lembar observasi
Penilaian yang digunakan sudah sesuai dengan proses pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara
Kegiatan pra – pembelajaran guru masuk kelas mengucapkan salam,
siswa menjawab salam guru. Siswa berdoa sebelum belajar , tapi ada
seorang siswa yang menggoyang – goyangkan kursi. Guru bertanya “Apakah
ada PR?”, guru memeriksa pekerjaan rumah siswa dan memberi nilai. Pada
awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran , sebagian siswa
mendengarkan tapi ada tiga orang siswa yang menggambar, dan bercakap –
cakap. Sampai akhirnya guru menegur siswa yang bercakap – cakap, dengan
cara meminta siswa untuk menjelaskan apa yang sudah dijelaskan guru.
Setelah guru mengkondisikan siswa untuk kembali belajar guru melakukan
tanya jawab seputar komunikasi “ Apa gunanya bahasa ?”, ”Mengapa kita
harus berkomunikasi dengan orang lain ?”, “Pernahkah kalian berkomunikasi
dengan orang lain , “Kapan kalian berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia ?”, hampir seluruh siswa menjawab pertanyaan guru tapi ada
seorang siswa yang asyik menghafal pelajaran yang lain. Kegiatan awal
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran tapi guru masih
belum bisa mengkondisikan seluruh siswa untuk dapat efektif belajar.
Guru menjelaskan cara agar mudah memahami isi cerita yaitu dibaca
sekilas kemudian dibaca berulang - ulang. Guru memberi contoh cara
bercerita disertai intonasi dan ekspresi yang tepat, sementara itu ada dua
55
orang siswa yang berbisik – bisik sambil tertawa. Setelah guru memberi
contoh semua siswa mendapatkan teks cerita kemudian siswa membaca
cerita dengan suara nyaring sementara itu guru berkeliling kelas . Dalam
rencana pembelajaran tidak dicantumkan siswa membaca dengan suara
nyaring tapi pada pembelajaran siswa membaca dengan suara nyaring, dan
tidak dicantumkan pula pada rencana pembelajaran guru menjelaskan
membaca sekilas kemudian dibaca secara berulang – ulang tapi dalam proses
pembelajaran ternyata ada. Guru berdiri di depan kelas sambil memberikan
pertanyaan kepada siswa “Apakah kalian sudah memahami isi cerita?”,
kebanyakan siswa menjawab sudah dan yang lainnya masih membaca teks
cerita. Guru menyuruh siswa untuk membaca berulang – ulang, guru kembali
mengelilingi kelas dan berkata “Jika ada kata – kata yang tidak kalian
pahami silahkan tanyakan !”, dan ada seorang siswa yang bertanya “Bu
negeri Tiongkok berada dimana ?” Guru menjelaskan bahwa Tiongkok itu
adalah Cina.
Semua siswa sudah selesai membaca dan guru memberikan
pertanyaan “Apa judul cerita tersebut?”, “Sebutkan tokoh – tokoh yang ada
dalam cerita!”, “Apa amanat dari cerita tersebut?”, “Dimanakah latar cerita
tadi?”, “menurut kalian apakah semua anak harus berbakti kepada
orangtua?”, “Mengapa kita harus berbakti kapada orangtua?”. Hampir seluruh
anak menjawab pertanyaan guru namun ada seorang anak yang mengantuk
kemudian guru bertanya kepada anak itu “Mengapa kamu ngantuk di
kelas?” , anak itu menjelaskan bahwa dia tidur larut malam, akhirnya guru
56
memberi kesempatan kepada anak itu untuk cuci muka. Guru dalam
memberikan pertanyaan sudah baik karena sesuai dengan hasil pembelajaran
yang disarankan pada siklus 1 yaitu memperbanyak pertanyaan lisan tapi
dalam rencana pembelajaran hanya ditulis empat pertanyaan jadi masih ada
ketidaksesuaian antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran.
Guru menjelaskan aspek – aspek yang akan dinilai saat siswa
bercerita,siswa secara bergiliran maju bercerita berdasarkan nomor urut
absent. Sebagian siswa memperhatikan temannya yang bercerita sementara
yang lainnya ada yang masih membaca buku , ada yang bercakap- cakap.
Kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi
pelajaran pelajaran kemudian melakukan refleksi pelajaran apa yang sudah
dimengerti dan apa yang belum dimengerti, setelah siswa memahami
pelajaran siswa menulis pekerjaan rumah. Akhir pembelajaran sudah sesuai
dengan rencana pembelajaran.
c. Hasil Evaluasi Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Hasil evaluai diperoleh melalui tes lisan dapat dilihat pada tabel
berikut
di bawah ini :
TABEL 4.6
HASIL TES BERBICARA SIKLUS 2
57
N
o
Nama
SiswaAspek Keterangan
1 2 3 4
1. Yuni7 7 7 7
kurang lancar karena giliran
pertama
2 . Rahayu 9 8 7 7 ekspresi ada peningkatan.
3. Reni 7 7 6 6 pelafalan dan intonasi meningkat.
4. Aan 8 8 7 8 ekspresi ada peningkatan.
5. Citra dewi 9 9 8 8 ekspresi dan kelancaran cukup.
6. Nandang 7 7 7 7 ekspresi dan kelancaran cukup.
7. Perdi 9 9 7 9 kurang ekspresi.
8. Sifa9 8 7 9
lancar tapi intonasi tidak ada
peningkatan.
9. Suryana 9 9 7 8 sudah lancar dan ekspresi kurang.
10
.
Wina8 7 6 7
cukup lancar,tanpa ekspresi.
11
.
Yanto8 7 6 6
tidak lancar,tanpa ekspresi.
12
.
Yeni9 8 7 9
sangat lancar,kurang ekspresi.
13
.
Ika9 8 7 9
pelafalan,intonasi cukup.ekspresi
kurang.
14
.
Susi8 8 7 8
ekspresi kurang.
Jumlah 11611
096
11
1
Rata-rata 8,2 8 6,8 7,9
Keterangan
1= pelafalan
Nilai 9 seluruhnya maksimal
58
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
2 = Intonasi
Nilai 9 seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
3 = Ekspresi
Nilai 9 jika seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 lika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
4 = Kelancaran
Nilai 9 jika seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separunya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil evaluasi keterampilan
berbicara adalah:
Aspek pelafalan
2 orang nilai 7 = 2/ 14 x 100 = 14%
6 orang nilai 8 = 6 /14 x 100 = 43%
59
6 orang nilai 9 = 6 /14 x 100 = 43 %
Aspek Intonasi
5 orang nilai 7 = 5/14 x 100 = 36%
6 orang nilai 8 = 6/14 x 100 = 43%
3 orang nilai 9 = 3/14 x 100 = 21%
Aspek Ekspresi
3 orang nilai 6 = 3/14 x 100 = 21%
10 orang nilai 7 = 7/14 x 100 = 72%
1 orang nilai 8 = 1/14 x 100 = 7%
Aspek kelancaran
2 orang nilai 6 = 2/14 x 100 = 14 %
4 orang nilai 7 = 4/14 x 100 = 28%
4 orang nilai 8 = 4/14 x 100 ==28%
4 orang nilai 9 = 4/14 x 100 = 28%
Interpretasi Data Hasil Tes Pembelajaran Siklus 2
Data hasil pembelajaran siklus 2 dinterpretasikan dengan menggunakan
skala presentase jawaban responden seperti yang tertera di bawah ini :
0% 25% 50% 75% 100%
0% = tidak ada seorang siswa
60
1% - 25% = sebagaian kecil siswa
26% - 49% = hampir setengah siswa
50% = setengah siswa
51% - 74% = lebih dari setengah siswa
75% - 99% = sebagian besar siswa
100% = seluruh siswa
Hasil evaluasi pada aspek pelafalan sebagian kecil siswa (14%) cukup
jelas dalam melafalkan kosakata dakam bercerita. Hampir setengah siswa
(43%) sudah jelas dalam melafalkan kosata saat bercerita. Dan hampir
setengah siswa (43% ) sangat jelas melapalkan kosakata saat bercerita. Data
tersebut menunjukan ada peningkatan hasil evaluasi siswa dibandingkan
siklus 1.
Hasil evaluasi pada aspek intonasi yaitu hamper setengah siswa
( 36% ) cukup bisa melakukan intonasi saat bercerita di depan kelas.
Hampir setengah siswa ( 43% ) sudah baik melakukan intonasi saat
menceritakan kembali di depan kelas. Dan sebagian kecil siswa ( 21% )
sangat baaik saat bercerita di depan kelas. Data tersebut menunjukan tidak
ada seorang siswa pun yang kurang bisa dalam berintonasi, jadi aspek
intonasi ada peningkatan dibandingkan siklus 1.
Hasil evaluasi pada aspek ekspresi yaitu sebagian kecil siswa ( 21%
) kurang berekspresi saat bercerita di depan kelas. Lebih dari setengah siswa
(72% ) cukup berekspresi saat bercerita di depan kelas. Dan sebagian kecil
siswa (7% ) sudah baik mengekspresikan diri saat bercerita di depan kelas.
61
Data tersebut menunjukan belum ada seorang siswa pun yang bisa
berekspresi dengan sangat baik.
Hasil evaluasi pada aspek kelancaran yaitu sebagian kecil siswa
( 14% ) kurang lancar saat bercerita di depan kelas. Hampir setengah siswa
( 28% ) cukup lancar saat bercerita, hamper setengah siswa ( 28% ) sudah
lancar saat bercerita , dan hamper setengah siswa ( 28% ) sangat lancar
saat bercerita di depan kelas. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
hanya (14%) yang kurang lancar bercerita dibandingkan pada siklus 1 ada.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Apresiasi Sastra
Cerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Hasil observasi tentabg pelaksanaan pembelajaran siklus 2 diperoleh
data factor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran
apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara seperti
tertera pada tabel 4.5 di bawah ini.
TABEL 4.7
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
PEMBELAJARAN SIKLUS 2
FaktorAspek Pendu Aspek Pendukung Aspek Penghambat
1.Guru Guru dapat menjelaskan dengan lancar
dan bersemangat serta disiplin.
Guru masih tidak melaksamakan
proses pembelajaran sesuai
RPP,Guru tidak memberikan cara-
cara agar siswa mampu lancar
bercerita dan bercerita menggunakan
bahasa sendiri.
62
2.Siswa
3.Fasilitas
Siswa sangat menyukai cerita yang dipilih
karena belum mengenal cerita
tersebut.Siswa dapat menjawab pertanyan
guru dengan kompak dan semangat.
Teks bacaan dapat dimiliki semua
siswa.bahan cerita yang dipilih sesuai
kebutuhan dan minat siswa.
Siswa masih ada yang belum disiplin
sehingga mengganggu siswa yang
lain.
Teks bacaan tidak berwarna. Teks
bacaan terlalu panjang.
e. Refleksi Pembelajaran Siklus 2
Berdasarkan hasil penelitian maka refleksi data tindakan penelitian
pembelajaran siklus 2 dapat dirangkum pada tabel seperti di bawah ini.
TABEL 4.8 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 2
REFLEKSI PEMBELAJARANHIPOTESIS TINDAKAN
SELANJUTNYA
1) Pemilihan Bahan Ajar
Cerita yang dipilh sudah sesuai dengan
minat dan perhatian siswa . Siswa
menyukai cerita asal usul Bakwan karena
cerita ini baru dikenal siswa dan
memberikan wawasan tentang cerita yang
berasal dari negeri Cina. Bahasa yang
digunakan dapat dipahami siswa dan siswa
dapat melapalkan semua kata meskipun ada
kata yang berasal dari negeri Cina yaitu
kata Gong wan . Cerita yang dipilih sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa karena
memberin amanat yang harus ditiru oleh
siswa yaitu berbakti kepada orang tua .
1). Cerita yang dilih harus dicoba tentang
cerita binatang agar anak bisa lebih
berekspresi. . Sumber belajar yang
digunakan harus lebih berfariatip.
2). Prosedur pembelajaran harus sesuai
dengan rencana pembelajaran. Rencana
pembelajaran harus disusun sesuai dengan
prinsip – prinsip belajar mengajar. Guru
harus mencantumkan waktu saat siswa
bercerita .
3). Guru harus memberikan cara agar siswa
dapat dengan mudah berbicara didepan
63
tetapi huruf yang digunakan dalam cerita
tersebut berukuran kecil dan gambarnya
tidak berwarna . Buku sumber yang
digunakan berasal dari perpustakaan sesuai
dengan prinsip – prinsip kegiatan belajar,
bahwa sumber kegiatan belajar harus dari
berbagai multi media . Guru tidak
menentukan waktu saat anak bercerita
didepan kelas.
2) Proses Pembelajaran
Prosedur pembelajaran masih ada yang
tidak sesuai dengan rencana pembelajaran.
Guru memberikan banyak pertanyaan
kepada siswa padahal pertanyaan yang
dicantumkan pada rencana pembelajaran
hanya empat pertanyaan. Pada rencana
pembelajaran tidak dicantumkan anak
membaca dengan suara nyaring, tapi pada
proses pembelajaran siswa membaca
dengan suara nyaring.Guru tidak
mencantumkan cara, agar anak mudah
berbicara . Murid masih ada yang tidak
disiplin saat proses pembelajaran,ada yang
bercakap-cakap,mengambar, ngantuk saat
guru menjelaskan.Guru kurang memotivasi
siswa untuk mengekpresikan diri saat
bercerita.
3). Hasil Evaluasi
Sebahagian besar siswa belum bisa
berekpresi secara maksimal , Siswa belum
dapat bercerita menggunakan dengan
bahasa sendiri tapi dalam aspek pelafalan
dan kelancaran hamper seluruh siswa dapat
melafalkan kata – kata sangat baik dan
sangat lancar.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat
(a) Faktor Guru
kelas dan bisa bercerita menggunakan
bahasa sendiri. Selain itu guru harus lebih
banyak membimbing dan memotivasi
siswa.
4) Guru harus tegas terhadap siswa yang
melanggar peraturan agar kegiatan belajar
efektip.
5). Siswa harus terus dibimbing untuk bisa
berekspresi secara maksimal.
64
Guru dapat menjelaskan dengan
lancar,semangat dan disiplin.tapi guru
masih belum bisa melaksanakan proses
belajar sesuai RPP
(b) Faktor Siswa
Siswa sangat bersemangat membaca cerita
dan tampak antusias menceritakan kembali
tapi masih ada siswa yang tidak disiplin.
(c) Faktor Fasilitas
Teks bacaan dapat dimiliki semua siswa
dan sesuai dengan minat dan kemampuan
siswa.
Hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus 2, merupakan rekomendasi
untuk tindakan pembelajaran siklus 3.
4. Hasil Tindakan Penelitian Siklus 3
a. Perencanan Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
1) Pemilihan Bahan Pelajaran
Cerita yang dipilih guru pada siklus 3 berjudul “Kelinci dan
Singa”,siswa menyukai cerita ini karena seekor kelinci yang cerdik
dapat mengalahkan raja hutan. Cerita yang dipilih sesuai dengan minat
dan perhatian siswa, karena cerita binatang ini belum pernah dikenal
siswa. Bahasa yang digunakan dalam cerita sesuai dengan kemampuan
siswa , bahasa yang digunakan dapat dipahami siswa dan dapat
dilafalkan oleh seluruh siswa. Ceritanya tidak terlalu panjang sehingga
siswa tidak sulit untuk bercerita di depan kelas. Huruf yang digunakan
pada cerita tersebut cukup besar hal ini sesuai dengan hasil
pembelajaran siklus 1 dan 2, dan teks cerita diperbanyak sesuai jumlah
murid. Tapi pada Cerita ini tidak ada gambar.
2). Skenario Pembelajaran
65
Pelaksanaan penelitian pada hari Senin, 18 Mei 2008 pda jam
pertama dengan waktu 2 X 35 menit . Standar kompetensi yang
digunakan adalah memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang disampaikan secara lisan. Standar kompetensi yang
digunakan sudah sesuai dangan hasil pembelajaran siklus 2. Kompetensi
dasar yang digunakan adalah mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema,
latar, amanat). Kompetensi dasar yang digunakan sesuai dengan hasil
pembelajaran siklus 2. Indikator yang digunakan adalah menentukan latar,
tokoh, tema, amanat. Menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa
sendiri. Indikator yang digunakan sudah sesuai karena memenuhi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.
Materi Pokok yang dipilih guru adalah siswa dapat memahami dan
menceritakan kembali cerita pendek secara lisan. Materi pokok sudah
mendukung standar kompetensi. Metode yang dipilih guru adalah
ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi. Metode pelajaran dapat
mendukung kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat memahami dan menceritakan
kembali isi cerita pendek denagan bahasa sendiri. Tujuan pembelajaran
sesuai denagan indicator. Kegiatan pembelajaran terdiri dari :
a). Kegiatan Awal
(1) Siswa berdoa
(2) Apersepsi dengan mengulang pelajaran yang sudah diberikan
(3) Mengemukakan tujuan pelajaran
66
(4) Tanya jawab tentang komunikasi
“Bagaimana caranya kita bisa berkomunikasi denagan orang yang
jaraknya jauh?”
“Bagaimana cara menggunakan telpon genggam, telepon rumah dan
telpon koin?”
“Bagaimana cara orang tunarungu berkomunikasi?”
“Apakah kalian mengerti bahasa hewan?”
Kegiatan awal sudah sesuai dengan hasil pembelajaran sikus 2
b). Kegiatan inti
(1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara mudah memahami
isi cerita yaitu dibaca sekilas kemudian dibaca berulang – ulang.
(2) Siswa mendengarakan penjelasan guru tentang cara mudah berbicara
dengan bahasa sendiri yaitu pahami cerita, tentukan pokok pikiran
paragraph, kembangkan pokok pikiran paragraph dengan bahasa
sendiri.
(3) Siswa memperhatikan guru bercerita disertai intonasi dan ekspresi yang
tepat
(4) Siswa mendapat cerita yang dibagikan oleh guru
(5) Siswa membaca dan memahami isi ceita.
(6) Siswa menjawab pertanyaan dari guru
“Siapa saja tokoh-tokoh dalam cerita tersebut?”
“Dimanakah cerita tersebut terjadi?”
“Apa amanat dari cerita tadi?”
67
“Bagaimana watak kelinci dan singa?”
“Apa tema cerita tadi?”
“Apa pokok pikiran paragraph ke satu, ke dua, ke tiga dan ke
empat?”
(7) Siswa secara bergiliran maju ke depan kelas menceritakan kembali
dengan waktu maksimal 8 menit.
Kegiatan inti pembelajaran sudah sesuai dengan hasil pembelajaran siklus 2.
c). Kegiatan Akhir
(1) Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran
(2) Siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran dengan mengulang apa
yang sudah dipahami dan apa yang belum dipahami.
(3) Siswa mencatat PR
Kegiatan akhir pembelajaran sudah sesuai karena guru memberikan
tindak lanjut berupa pekerjan rumah.
Sarana dan Sumber belajar yang digunakan adalah KTSP 2006 dan
Stories For You , Darussalam Press Gontor. Sarana dan sumber belajar
sudah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Penilaian yang
digunakan yaitu :
(a) Prosedur evaluasi : tes awal, tes akhir
(b) Bentuk evaluasi : penugasan, uraian
(c) Jenis evaluasi : lisan, Perbuatan
(d) Alat evaluasi : Butir soal, lembar observasi
Evaluasi pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran.
68
b. Proses Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara
Kegiatan pra- pembelajaran guru masuk kelas mengucapkan salam,
siswa menjawab salam guru, guru mengabsen siswa . Siswa berdoa
sebelum belajar , tapi ada siswa yang duduk tidak tegap. Guru menilai
PR yang dikerjakan oleh siswa. Guru tnya jawab tentang pelajaran yang
sudah dipelajari, kemudian mengemukakan tujau pelajaran. Guru tanya
jawab seputar komunikasi “Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan
orang yang jaraknya jauh?”, “Bagaimana cara menggunakan telpon
genggam, telpon koin, dan telpon rumah?”, “Baimana orang tunarungu
berkomunikasi?”, “Apakah kalian mengerti bahasa yang digunakan hewan
saat mereka berkomunikasi?”. Seluruh siswa menjawab pertanyaan guru,
tapi siswa yang sama saat berdoa masih tidak tagap duduknya.
Guru menjelaskan cara agar mudah memahami isi cerita yaitu dibaca
sekilas kemudian dibaca berulang – ulang, guru melanjutkan memberi
penjelasan tentang cara agar siwa bisa berbicara dengan bahasa sendiri
dan lancar, yitu pahami isi cerita, tentukan pokok pikiran tiap paragraph
dan kembangkan pokok pikiran tiap paragraph dengan bahasa sendiri.
Semua siswa mendengarkan penjelasan dari guru bahkan beberapa siswa
mencatat penjelasan dari guru. Siswa memperhatikan guru bercerita
disertai ekspresi dan intonasi yang tepat, guru bercerita tentang kelinci
yang cerdik mampu mengalahkan sang raja hutan. Siswa tampak antusias
mendengar cerita dari guru. Guru membagikan teks baacaan kepada
69
siswa, siswa mulai membaca dalam hati. Guru berjalan mengelilingi
kelas dan menyuruh siswa untuk membaca berulang – ulang sampai
siswa memahami isi cerita.
Guru memberikan pertanyaan seacara lisan kepada siswa tentang
unsur - unsur cerita, “Siapa tokoh – tokoh dalam cerita tadi?”,
“Bagaimana watak kelinci dan singa?”, “Dimanakah cerita tersebut
terjidi?”, “Apa amanat dari cerita tadi?”, “Apa tema dari cerita
tersebut?”, “Apa pokok pikiran paragraph kesatu, ke dua, ke tiga, dan ke
empat?”. Siswa menjawab semua pertanyaan guru, untuk meyakinkan
bahwa semua siswa sudah memahami cerita kemudian guru mbertanya
kembali kapada beberapa siswa yang memiliki nilai terendah saat
pembelajaran siklus 2. Dari beberapa siswa tersebut ada yang bisa
menjawab dan tiga orang yang belum bisa menjawab khususnya tentang
pokok pikiran paragraph.
Siswa secara bergantian mulai dari nomor absent paling akhir maju
ke depan kelas untuk bercerita dengan batas waktu maksimal 5 menit.
Setelah semua siswa selesai bercerita di depan kelas guru dan siswa
melakukan refleksi tentang apa yang sudah dipahani dan bagian mana
yang belum dipahami, guru dan siswa menyimoulkan pelajaran, siswa
menulis pekerjaan rumah dari guru.
Kegiatan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran, guru bisa menjelaskan dengan lancar walaupun ada
70
beberapa siswa yang masih kurang disiplin saat pembelajaran
berlangsung.
c. Hasil Evaluasi Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Hasil evaluasi diperoleh melalui tes lisan dapat dilihat pada tabel berikut
TABEL 4.9
HASIL TES BERBICARA SIKLUS 3
N
o
Nama
SiswaAspek Keterangan
1 2 3 4
1. Yuni 8 7 7 7 Tanpa ekspresi, tidak lancar
2 . Rahayu 9 8 7 8 Tanpa ekspresi,intonasi kurang.
3. Reni 7 7 6 7 Hanya menyebutkan judul saja
4. Aan 9 8 7 9 Tanpa ekspresi,kurang lancar
5. Citra dewi 9 9 8 9Tanpa ekspresi kurang
kelancaran
6. Nandang 8 7 7 7 Tidak lancar, tanpa ekspresi.
7. Perdi 9 9 8 9 Cukup lancar,kurang ekspresi.
8. Sifa 9 8 8 9 lancar tapi intonasi kurang.
9. Suryana 9 9 7 9Kurang lancar dan ekspresi
kurang.
10
.Wina 9 7 6 6 Tidak lancar,tanpa ekspresi.
11
.Yanto 8 7 6 6 tidak lancar,tanpa ekspresi.
12
.Yeni 9 8 7 8 kurang lancar,tanpa ekspresi.
13
.Ika 9 8 7 8 intonasi cukup.ekspresi kurang.
71
14
.Susi 8 8 7 7 Ekspresi kurang,kurang lancar
Jumlah 120 110 98 109
Rata-rata 8,5 8 7 7,78
Keterangan
1= pelafalan
Nilai 9 seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
2 = Intonasi
Nilai 9 seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
3 = Ekspresi
Nilai 9 jika seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 lika separuhnya baik
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
4 = Kelancaran
Nilai 9 jika seluruhnya maksimal
Nilai 8 jika sebagian besar baik
Nilai 7 jika separunya baik
72
Nilai 6 jika sebagian kecil baik
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil evaluasi keterampilan
berbicara adalah:
Aspek pelafalan
1 orang nilai 7 = 1/14 x 100 = 7%
3 orang nilai 8 = 3/14 x 100 = 21%
9 orang nilai 9 = 9/14 x 100 = 64%
Aspek Intonasi
4 orang nilai 7 = 4/14 x 100 =28%
6 orang nilai 8 = 6/14 x 100 = 43%
3 orang nilai 9 = 3/14 x 100 = 21%
Aspek Ekspresi
2 orang nilai 6 = 2/14 x 100 = 14%
8 orang nilai 7 = 8/14 x 100 = 57%
3 orang nili 8 = 3/14 x 100 = 21%
Aspek kelancaran
1 orang nilai 6 = 1/14 x 100 = 7%
4 oarang nilai 7 = 4/14 x 100 = 28%
3 orang nilai 8 = 3/14 x 100 = 21%
5 orang nilai 9 = 5/14 x 100 = 36%
Interpretasi Data Hasil Tes Pembelajaran Siklus 2
Data hasil pembelajaran siklus 2 dinterpretasikan dengan menggunakan
skala presentase jawaban responden seperti yang tertera di bawah ini :
73
0% 25% 50% 75% 100%
0% = tidak ada seorang siswa
1% - 25% = sebagaian kecil siswa
26% - 49% = hampir setengah siswa
50% = setengah siswa
51% - 74% = lebih dari setengah siswa
75% - 99% = sebagian besar siswa
100% = seluruh siswa
Hasil evaluasi aspek pelafalan sebagian kecil siswa ( 7% ) cukup
jelas dalam melapalkan kosakata saat bercerita. Sebagian kecil siswa ( 21%
) sudah jelas dalam melafalkan kosakata . Dan Lebih dari setengah siswa (
64% ) sangat jelas melafalkan kosakata saat bercerita. Data tersebut
menunjukan ada peningkatan hasil evaluasi siswa dibandingkan pada siklus
2 .
Hasil evaluasi aspek intonasi yaitu hamper setengah siswa ( 28% )
cukup bisa melakukan intonasi saat bercerita di depan kelas. Dan hampir
setengah siswa ( 43% ) sudah bisa melakukan intonasi saat bercerita di
depan kelas. Sebagian kecil siswa ( 21% ) sangat baik saat bercerita di
depan kelas, dari data tersebut nampak tidak ada peningkatan dari siklus 2.
Hasil evaluasi aspek ekspresi yaitu sebagian kecil siswa (14% )
kurang berekspresi saat bercerita di depan kelas. Lebih dari setengah siswa
74
( 57% ) cukup berekspresi saat bercerita di depan kelas. Dan sebagian
kecil siswa (21% ) sudah berekspresi dengan baik saat bercerita di
depan kelas, terjadi peningkatan jumlah siswa yang sudah baik saat
berekspresi dibandingkan dengan siklus 2 yaitu sebesar 7%.
Hasil evaluasi aspek kelancaran yaitu sebagian kecil siswa ( 6% )
kurang lancar saat bercerita, terjadi peningkatan dibandingkan siklus 2
dengan jumlah 14% yang kurang lancar bercerita. Hampir setengah siswa
( 28% ) cukup lancar saat bercerita di depan kelas. Sebagian kecil siswa
( 21% ) sudah lancar bercerita di depan kelas kelas. Hampir setangah siswa
( 36% ) sangat lancar bercerita di depan kelas. Dapat dilhat bahwa terjadi
peningkatan jumlah siswa yang sngat lancar bercerita dibandingkan dengan
siklus 2 berjumlah 28%.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Apresiasi Sastra
Cerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran siklus 3 diperoleh
data faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran
aspresiasi sastra cerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara tertera
pada tabel 4.8 di bawah ini.
TABEL 4.10
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
PEMBELAJARAN SIKLUS 3
Faktor Aspek Pendukung Aspek Penghambat
1).Guru Guru penuh semangat memberi
penjelasan,guru melaksanakan proses
Guru kurang membimbing siswa
75
2).Siswa
3).Fasilitas
pembelajaran sesuai RPP.
Siswa nampak antusias mengikuti
pelajaran,siswa sangat senang
menceritakan kembali teks bacaan. Siswa
memahami penjelasan dari guru tentang
cara-cara agar bisa bercerita dengan
lancar dan dapat bercerita menggunakan
bahasa sendiri.
Rencana pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Bahan cerita yang dipilih
sesuai minat dan kemampuan serta
kebutuhan siswa.
untuk berekspresi.
Siswa kurang berlatih
mengekspresikan diri,masih ada
siswa yang tidak disiplin.
Dalam pembelajaran tidak diberi
kesempatan agar siswa berlatih
berekspresi.
e. Refleksi Pembelajaran Siklus 3
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka refleksi data
tindakan penelitian pembelajaran siklus 3 dapat dirangkum dalam
tabel 4.9 seperti di bawah ini.
TABEL 4.11 REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 3
REFLEKSI PEMBELAJARAN HIPOTESIS TINDAKAN
SELANJUTNYA
1). Pemilihan Bahan Ajar
Cerita yang dipilih sesuai dengan
minat dan perhatian siswa karena siswa
belum pernah bercerita tentang
binatang. Cerita yang dipilih sesuai
dengan kemampuan belajar siswa ,
1) Guru harus memilih bahan cerita yang
lebih menarik perhatian siswa.
2) Membuat perencanaan pembelajaran
khususnya kegiatan inti harus sesuai
dengan prinsip – prinsip belajar agar
76
cerita tidak terlalu panjang dan kata –
kata yang digunakan dapat dipahami
siswa. Huruf yang digunakan tidak
terlalu kecil dan bahan cerita
didapatkan dari buku lain tidak dari
perpustakaan ataupun buku bahasa
Indonesia. Tapi tidak terdapat gambar
kurang menarik. Rencana pelaksanaan
yang dibuat guru sesuai dengan KTSP
tapi dalam kegiatan inti sebaiknya
siswa berlatih untuk berekspresi.
2). Proses Belajar
Prosedur pembelajaran sesuai dengan
rencana pembelajaran , guru dapat
menjelaskan dengan lancar. Tapi guru
kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan latihan cara
berekspresi dengan baik. Proses
pembelajaran cukup efektif , siswa
merasa antusias untuk belajar meskipun
ada berapa siswa yang masih kurang
disiplin dan malas saat mengikuti
pelajaran. Sebaiknya guru lebih banyak
membimbing siswa untuk berekspresi.
3). Hasil Evaluasi Siswa
Hasil evaluasi siswa cukup memuaskan
dibandingkan dengan siklus pertama
dan kedua. Seluruh siswa tidak ada
yang dapat berekspresi dengan sangat
baik.
4). Faktor Pendukung dan Penghambat
a). Faktor Guru
Guru sangat bersemangat dan
mengajar sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran tapi guru kurang
membimbing siswa untuk
berekspresi.
tercipta belajar yang efektif
3) Guru harus mengajarkan sastra agar
siswa bisa lebih mengekspresikan diri.
4) Guru harus memberi kesempatan kepada
siswa Untuk berlatih berekspresi
77
b). Faktor Siswa
Siswa antusias mengikuti
pelajaran,siswa memahami pelajaran
yang diberikan guru. Tapi masih ada
siswa yang tidak disiplin dan kurang
berlatih berekspresi.
3. Faktor Fasilitas
Rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan KTSP,bahan cerita yang dipilih
sesuai minat dan kebutuhan siswa. Tapi
dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak
diberi kesempatan untuk berlatih
berekspresi
Hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus 3, merupakan
rekomendasi untuk hasil penelitian.
Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan di Sekolah
Dasar Negeri 4 Medanglayang berhasil, hal tersebut bisa dilihat pada
hasil evaluasi bahwa rata-rata nilai kelas melebihi kriteria ketuntasan
minimum.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Bentuk Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita untuk
Meningkatakan Keterampilan Berbicara
Bentuk perencanaan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk
meningkatkan keterampilan berbicara di kelas V Sekolah Dasar Negeri
4 Medanglayang pada siklus 1 masih banyak kekurangan, hampir
semua komponen dalam RPP yang dipilih kurang sesuai dengan
78
tujuan penelitian. Setelah dilakukan refleksi pada siklus 1 maka dalam
perencanaan siklus 2 diadakan perbaikan dalam kegiatan belajar
khususnya kegiatan inti. Tapi masih ada berapa hal yang kurang
dalam kegitan mengajar yaitu menjelaskan cara-cara agar siswa mudah
berbicara dan bercerita menggunakan bahasa sendiri, pada siklus 3
perencanaan pembelajaran apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dilakukan perbaikan sesuai refleksi pada siklus
2 yaitu guru memberikan cara agar siswa mudah berbicara
menggunakan bahasa sendiri dan akhirnya rencana pembelajaran siklus
3 sudah sangat baik dan sesuai dengan tujuan penelitian tapi masih
ada kekurangan yaitu siswa tidak diberi kesempatan berlatih untuk
belajar berekspresi.
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra untuk
Meningkatakan Keterampilan Berbicara
Proses pembelajaran apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara pada siklus 1 masih tidak sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah ditetapkan, bahkan
proses pembelajaran masih jauh dari pembelajaran efektif . Guru
meninggalkan kelas selama satu menit dan sisa masih banyak yang
tidak disiplin saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus 2 proses
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,
namun pembelajaran masih kurang efektif karena ada beberapa siswa
yang tidak focus terhadap pembelajaran tapi guru sudah mengajar
79
dengan sangat baik penuh semangat. Pada siklus 3 proses
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
ditetapkan, guru dapat menjelaskan dengan lancar tapi guru kurang
memberikan bimbingan kepada siswa untuk berekspresi, siswa
mengikuti pembelajaran dengan antusias dan nampak senang serta
memahami penjelasan dari guru namun masih ada beberapa siswa
yang tidak disiplin sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang
lainnya. Pembelajaran pada siklus 3 cukup efektif dibandingakan
siklus 1 dan 2.
3. Hasil Evaluasi Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita untuk
Meningkatakan Keterampilan Berbicara
Kemampuan berbicara siswa kelas V SDN Sriamur 05 pada siklus 1
tidak memuaskan, pada umunya mereka bercerita tanpa ekspresi,
intonasi masih tidak sesuai, beberapa siswa kurang mampu melafalkan
kata-kata dan kurang lancar. Setelah dilakukan refleksi pada siklus 1
perencanaan pembelajaran pun diperbaiki pada siklus 2 dan hasil
kemampuan berbicara siswa ada peningkatan dalam aspek intonasi,
pelafalan dan kelancaran tapi masih kurang ekspresi. Pada siklus 3
kemampuan berbicara siswa meningkat dibanding siklus 2, namun
pada aspek ekspresi tidak seorang siswapun yang mendapat nilai 9.
Di bawah dapat dilihat hasil pembelajaran secara keseluruhan dari
mulai siklus 1, 2, dan 3.
TABEL 4.12.
80
HASIL PEMBELAJARAN SIKLUS 1, 2, DAN 3
No Indikator Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1. Pelafalan 8 8,2 8,5
2. Intonasi 7,2 8 8
3. Ekpresi 6 6,8 7
4. Kelancaran 7 7,9 7,78
Jumlah 28,2 30,9 31,28
Rata - rata 7,0 7,7 7,8
Prosentase 70% 77% 78%
Tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator pelafalan pada setiap
siklus meningkat, indicator intonasi pada siklus 2 meningkat dibandingkan
siklus pertama tapi pada siklus ketiga masih stagnan. Indikator ekspresi
pada setiap siklus mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu
signifikan, dan pada indikator kelancaran setiap siklus mengalami
peningkatan. Hasil pembelajaran siklus 1, 2, dan 3 dapat dibuat grafik
yang tertera dibawah ini
SIKlus 1 Siklus 2 Siklus 368
70
72
74
76
78
80
Grafik 4.1 Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Siklus 1,2, dan 3
81
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas untuk meningkatakan keterampilan berbicara berhasil karena
hasil nilai melebihi kriteria ketuntasan minimum.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Apresiasi Sastra
Cerita untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Faktor pendukung dan penghambat pada siklus 1, guru
mengajarkan sangat bersemangat dan lancar tapi belum sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa masih banyak yang tidak
disiplin dalam pembelajaran, mereka tidak terbiasa bercerita
menggunakan bahasa Indonesia. Perencanaan pembelajaran tidak sesuai
dengan KTSP tapi bahan bacaan sesuai dengan minat dan perhatian
siswa hanya hurufnya kecil dan tidak dimiliki semua siswa. Pada
siklus 2, guru mengajar dengan lancar dan semangat tapi masih belum
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa masih belum
bisa disiplin, belum bisa berekspresi. Tapi siswa sangat antusias
mengikuti pembelajaran, mereka sangat menyukai cerita yang dipilih.
Teks cerita yang dipilih sesuai dengan minat dan perhatian siswa
serta semua siswa memiliki teks cerita. Namun teks cerita terlalu
panjang sehingga siswa kurang lancar untuk bercerita. Pada siklus 3,
guru mengajar sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan sangat
lancar serta bersemanagat. Tapi guru kurang membimbing siswa untuk
82
berekspresi. Siswa belajar dengan senang dan semangat tapi masih ada
siswa yang tidak disiplin, siswa kurang berlatih untuk berekspresi.
Bahan cerita yang dipilih sesuai dengan minat dan perhatian siswa
serta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Perencanaan
pembelajaran sesuai dengan KTSP tapi masih belum berpegang pada
prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran efektif.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian
sebagaimana dijelaskan pada bab IV, maka sebagai simpulannya penulis
susun sebagai berikut :
Pelaksaan tindakan penelitian dilakukan dalam tiga siklus dan pada
setiap siklus melakukan tahapan sebagai berikut (a) perencanaan
pembelajaran, (b) tindakan pembelajaran, (c) observasi pembelajaran, (d)
analisis dan refleksi pembelajaran.
Bentuk perencanaan pembelajara apresiasi sastra untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4
Medanglayang dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu pemilihan
bahan ajar yang sesuai dengan minat dan perhatian serta kemampuan
siswa, dan yang kedua menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
yang terdiri dari : ( 1) Standar kompetensi, (2) Kompetensi dasar, (3)
Indikator, (4) Materi pokok, (5) Metode, (6) Tujuan pembelajaran, (7)
Kegiatan pembelajaran, (8) Sarana dan sumber belajar, (9) Penilaian.
84
Proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sriamur 05 dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang
sudah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran apresiasi sastra cerita dilakukan
dalam tiga tahap yaitu : (a) kegiatan awal , (b) kegiatan inti, termasuk
di dalamnya evaluasi belajar, (c) kegiatan akhir. Proses pembelajaran
apresiasi sastra cerita sudah efektif, sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang ditetapkan. Berdasarkan data hasil observasi yang
dilaksanakan tiga siklus dapat disimpulkan bahwa guru mampu
melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sriamur 05
sehingga dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Siswa menyukai dan sangat senang dengan cerita yang dipilih, mereka
mulai berani untuk berekspresi meskipun belum sepenuhnya tapi ada
peningkatan dibandingkan sebelum penelitian dilaksanakan.
Hasil kemampuan berbicara siswa diperoleh dari data hasil observasi
evaluasi pembelajaran apresiasi sastra dengan tes lisan, sapek-aspek yang
dinilai adalah pelafalan, intonasi, ekspresi dan kelancaran. Berdasarkan
data yang diperoleh setelah dilaksanakan tiga siklus, penulis
menyimpulkan keteramplan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Sriamur 05 meningkat setelah dilaksanakan melalui pembelajaran
apresiasi sastra cerita. Prosentase tingkat kemampuan berbicara siswa
pada aspek pelafalan mencapai (64 % ) sangat baik melafalkan kata-kata
85
saat bercerita , pada aspek intonasi mencapai ( 21 % ) siswa sangat baik
melakukan intonasi, pada aspek Ekspresi mencapai ( 21% ) siswa sudah
baik dalam berekspresi, dan aspek kelancaran mencapai ( 36 %) siswa
sangat lancar bercerita. Pada siklus 1 hasil pembelajaran berbicara
mencapai 70%, pada siklus 2 mencapai 77% dan pada siklus 3
mencapai 78%. Dari hasil kemampuan berbicara siswa dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran apresiasi sastra cerita di kelas V
sekolah Dasar Negeri Sriamur 05 berhasil karena rata-rata kelas sudah
memenuhi KKM.
Faktor pendukung pada guru yaitu guru mengajar dengan penuh
semangat dan lancar , dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Siswa pun sangat antusias mengikuti pembelajaran dan
memahami penjelasan dari guru. Perencanan sesuai dengan KTSP dan
bahan bacaan sesuai dengan minat dan perhatian siswa serta sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Faktor penghambat dari guru adalah saat membuat rencana
pembelajaran kurang memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang
efektif dan guru kurang membimbing siswa untuk berekspresi. Siswa
sangat susah berekspresi karena mereka kurang berlatih, masih ada siswa
yang tidak disiplin saat pembelajaran berlangsung. Perencanaan
pembelajaran belum sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran
efektif, bahan bacaan masih terbatas dari buku bahasa Indonesia, buku-
buku di perpustakaan.
86
B. Saran
Pembelajaran apresiasi sastra cerita merupakan pembelajaran dimana
siswa mengenal lebih dalam pengalaman hidup yang ada dalam cerita
sehingga mengembangkan imajinasi, ekspresi tersendiri bagi siswa.
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4
Medanglayang telah memberikan pengalaman langsung kepada siswa
dalam meningkatkan keterampilan berbicara melalui apresasi sastra cerita.
Agar kemampuan siswa mengapresiasi sastra cerita meningkat ,
penulis menyarankan hal sebagai berikut :
1. Guru meningkatkan kemampuan mengajar apresiasi sastra cerita
untuk meningkatkan keterampilan berbicara meliputi kemampuan; (a)
menyusun rencana pembelajaran, (b) Melaksanakan proses pembelajaran,
(c) melaksanakan prosedur penilaian dengan benar, sehingga hasil belajar
siswa dalam keterampilan berbicara dapat meningkat, selain itu guru
harus memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa untuk
berekspres secara maksimal.
2. Siswa harus banyak berlatih apresiasi sastra khususnya berekspresi.
87
3. Kepala Sekolah sebagai atasan guru sebaiknya memberi pembinaan,
khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran apresiasi sastra cerita sehingga kemampuan siswa dalam
keterampilan berbicara meningkat. Dan menyediakan sumber belajar
dari berbagai multi media.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis susun dalam
kegiatan penelitian pembelajaran apresiasi sastra cerita untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 4 Medanglayang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
88
TABEL
REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS 1
MASALAH PEMBELAJARAN HIPOTESIS TINDAKAN
SELANJUTNYA
A. Pemilihan bahan
Cerita yang dipilih dapat
dibaca, sesuai minat dan
perhatian siswa .Bahasa yang
digunakan sesuai dengan
kemampuan siswa .Tetapi
bahan bacaan tidak dimiliki
semua siswa .Huruf yang
digunakan kecil dan
gambarnya tidak
berwarna .Standar kompetensi
Pemilihan bhan agar harus sesuai minat dan perhatian siswa,sesuai kebutuhan dan
1. Bahan cerita bias
diperoleh dari berbagai
sumber,harus diperbanyak
dan sesuai alokasi waktu .
2. Rencana pelaksanaan
pembelajaran harus sesuai
dengan tujauan yang ingin
dicapai,memenuhi prinsip –
prinsip KBM yang efektif
89
dan kompetnsi dasar yang
dipilih guru kurang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Pemilihan bahan cerita tidak
harus dri buku sumber .
B. Proses Pembelajaran
Prosedur pembelajaran tidak
sesuai dengan rencana
pembelajaran.Guru mampu
menjelaskan materi dengan
suara yang lantang dan lancer
memeggunakan bahasa
Indonesia.Tapai guru tidak
memberi contoh cara bercerita
disertai ekspresi dan intonasi
yang tepat. Bahkan guru
meninggalkan ruang kelas
selama 1 menit. Guru kyrang
memotivasi siswa
mengekapresikan diri,
muridpun masih ada yang
kurang disiplin , 5 orang siswa
asyik mengerjakan pekerjaan
dan sesuai dengan alokasi
waktu .
3. Guru menggunakan
rencana pembelajaran
sebagai acuan
mengajar,prosedur
pembelajaran harus sesua
dengan rencana
pambelajaran .
4. Guru harus memberi
contoh cara bercerita
disertai ekspresi dan
intonasi yang tepat serta
memotivasi siswa untuk
lebih berekspresi .
5. Guru dan siswa harus
bisa mendisiplinkan diri
agr kegiatan belajar
mengajar efektif.
6. Guru lebih banyak
membimbing siswa
menggunakan trik – trik
agar mudah bercerita di
90
masing – masing, seperti
mengerjakan pekearjaan rumah
,bercakap –cakap,
menggoyangkan kursi,
membaca buku cerita.
C. Hasil Evaluasi
Hasil pembelajaran siswa
masih banyak kekurangan
dalam keempat aaspek
keterampilan berbicara yang
meliputi intonasi, pelafalan,
kelancaran, dan
ekspresi.Bahkan pada aspek
ekspresi seluruh siswa (100%)
tidak berekspresi. Siswa
bercerita seperti menghafal
dari buku, siswa masih belum
bias bercerita dengan
menggunakan bhasa sendiri.
depan kelas, dan
memperhitungkan waktu
bagi siswa yang bercerita
di depan kelas.
7. Siswa harus lebih
memperhatikan penjelasan
guru dan belajar belajar
berbicara menggunakan
bahasa Indonesia saat
pembelajaran.
8. memperbanyak pertanyaan
lisan untuk dijawab siswa.
91
ABSTRAK
Pembelajaran PAI dalam Kurikukulum 2004 dinamakan sebagai cara mencari tahu tentang prilaku terfuji melalui proses penemuan. Makna pembelajaran agama tersebut pada kenyataannya di lapangan masih jauh dari yang seharusnya. Di SMPN 1 lemahsugih Kecamatan Lemahsugih misalnya, pembelajaran agama masih dominan verbalistis dari pada dalam bentuk kegiatan empiris bagi siswa. Salah satu contohnya adalah hasil akhlak yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran agama di SMPN 1 lemahsugih pada konsep prilaku terpuji yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2004. Karena lebih banyak menggunakan metode caramah hasil belajar penguasaan konsep siswa dalam topik tersebut selama ini masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut penulis terdorong melakukan upaya perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas.
Secara umum masalah penelitian dirumuskan: Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran agama pada konsep prilaku terpuji di kelas VII SMPN 1 Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaan siswa terhadap prilaku terpuji, bagi siswa di kelas VII SMPN 1 Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu apabila guru dalam pembelajaran Akhlak pada konsep prilaku terpuji dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi secara efektif dengan menggunakan metode demonstrasi maka pemahaman siswa kelas VII SMPN 1 Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.terhadap konsep prilaku terpuji dapat meningkat.
Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu bentuk penelitian tindakan yang langsung dilaksanakan di kelas. Adapun model PTK yang dipilih adalah model Kemmis dan Taggart.
Penelitian dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas, mengambil subjek penelitian ialah 20 siswa kelas VII SMPN 1 Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.Tindakan penelitian dilakukan dalam dua
92
siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan analisisa deskripsi kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep prilaku terpuji di kelas VII SMPN 1 Lemahsugih, terjadi peningkatan dari tiap-tiap siklus. Pembelajaran siklus pertama nilai rata-rata mencapai 6,95 (69,50%), dan pembelajaran siklus kedua nilai rata-rata mencapai 7,90 (79,00%). Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis bahwa apabila guru dalam pembelajaran Agama pada prilaku terfuji dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi secara efektif dengan menggunakan metode demonstrasi maka pemahaman siswa kelas VII SMPN 1 Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka..terhadap konsep prilaku terpuji dapat meningkat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa taala karena
atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
PTK ini membahas upaya penulis dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami pembelajaran agama pada konsep prilaku terpuji dengan
menggunakan metode demonstrasi, yang penulis lakukan di kelas VII SPMN 1
Negeri Lemahsugih kec.Lemahsugih kab.Majalengka.
Penulis menyadari PTK ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan
dorongan berupa saran, pendapat, dan bimbingan dari pihak-pihak tertentu. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis sampai dengan selesainya penyusunan PTK
ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, penulis sampaikan
kepada:
93
1. Kepala SPMN 1 Negeri Lemahsugih kec.Lemahsugih kab.Majalengka..beserta
stafnya, yang telah membantu kelancaran penelitian dan memberikan data
secara lengkap serta akurat.
2. Istri dan anak penulis, yang secara tulus dan ikhlas saling berbagi rasa dalam
suka maupun duka dengan penulis dalam menyelesaikan PTK ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis tuliskan
satu per satu.
Penulis hanya berdoa dan berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
memberikan rahmat dan membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara
berikan.
Akhirnya, mudah-mudahan PTK ini bermanfaat dan menjadi ibadah
penulis kepada-Nya. Amin!
Lemahsugih,maret,20010
Peneliti
94
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANAUNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk pengembangan propesi Guru
dalam kenaikan pangkat dari gol IV/a Ke Gol IV/b
Oleh
JUHANA,S.PdNIP.195912061983051002
95
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASIDINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI SRIAMUR 02Alamat.Kp.Tambun Bulak Desa Sriamur Kec.Tambun Utara Kab.Bekasi
Jawa Barat
2009
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 MAJAJl,Raya Maja Selatan No,06 Maja-Majalengka
SURAT IZIN PENELITIANNomer :800/23/SMA.01/Disdik
Yang bertada tangan di bawah ini :Nama : DRS.H.IING SOLIHINNIP : 195707071981011001Pang.Gol/ruang : Pembina Tk.1 /IV/bJabatan : Kepala Sekolah SMAN 1 Maja
Dengan ini memberi izin kepadaNama : BADRUJAMAN,S.PdNIP : 196405111990021002Pang.Gol/Ruang : Pembina / IV/aJabatan : Guru Bidang StudyTugas : Penelitian di SMAN 1 MajaTempat : SMA Negeri 1 Maja Kec.Maja Kab.Majalengka
Demikian surat izin ini agar dapat dilaksanakan sebagai manamestinya
Maja,02 Juli 2009Kepala SMAN 1 Maja
DRS.H.IING SOLIHIN
96
NIP.1195707071981011001
Nomer :800/047/SMP.01/Disdik 2012
Kepada
Yth. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Melalui Seketaris Tim Penilai Pusat
Di
Jakarta
SURAT PENGANTAR
No URAIAN BANYAKNYA KETERANGAN
1. Usulan Kenaikan Tingkat Periode Oktober 2012 Dari Gol IV/a ke Gol.IV/b A/n, IMADUDIN.S.Pd.I
1 (Satu ) Disampaikan dengan hormat agar menjadi maklum dan untuk mendapat penyelesaian sebagaimana mestinya.
97
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 LEMAHSUGIHJl. Raya Lemahsugih No.702 Lemahsugih Kab.Majalengka 45464
Lemahsugih,08 Juni 2012Kepala SMPN 1 Lemahsugih
Drs. H OO SUTISNA NIP. 196409041991111001
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKAKECAMATAN LEMAHSUGIH
KANTOR KUWU MARGAJAYA NO.267Alamat : Jl.Margajaya-lemahsugih No.01 Kode Pos.45465
SURAT KETERANGANNomer : 300/.........-Des/2006
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Desa margajaya Kecamatan
lemahsugih
Kabupaten Majalengka,menerangkan bahwa :
Nama : IMADUDIN ,S.Pd
Tempat tgl/Lahir : Majalengka,12 Mei 1960
Jenis Kelamin : Laki – laki
Status perkawinan : Kawin
Bangsa/Agama : Indonesia / Islam
Pekerjaan : PNSD (Guru SMPN 1 Lemahsugih )
Alamat : Rt/Rw 002/003 Dusun Pasirhanja Desa Margajaya
Kec.Lemahsugih Kab.Majalengka.
Orang tersebut di atas adalah benar benar aktip di dalam organisasi KARANG
TARUNA yaitu :
98
Sebagai Seksi Kerohanian sejak tahun 2009 sampai sekarang.
Demikian surat keterangan ini di buat dengan mengingat sumpah jabatan
Margajaya,10 Mei 2012 Kuwu Margajaya
B A B A N
LEMBAR PERPUSTAKAAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG AKTIPITAS PERMAINAN KASTI MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV
SDN RAJAGALUH 1 KEC,RAJAGALUH KAB,MAJALENGKA
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELASDiajukan sebagai salah satu syarat pengembangan propresi guru dan
dipergunakan untuk kenaikan pangkat dari IV/a Ke IV/b
OlehDADANG SUDARMA,S.Pd
NIP.196203071984101005
Pada tanggal : Juli 2011Menyetujui / mengesahkan
99
Mengetahui Rajagaluh,Juli 2011Kepala SDN Rajagaluh I Peneliti
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG AKTIPITAS PERMAINAN KASTI MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV
SDN RAJAGALUH 1 KEC,RAJAGALUH KAB,MAJALENGKA
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELASDiajukan sebagai salah satu syarat pengembangan propresi guru dan
dipergunakan untuk kenaikan pangkat dari IV/a Ke IV/b
OlehDADANG SUDARMA,S.Pd
NIP.196203071984101005
Pada tanggal : Juli 2011Menyetujui / mengesahkan
100
Mengetahui Rajagaluh,Juli 2011Kepala SDN Rajagaluh I Peneliti
DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PENELITIAN
Hari :...........................................................Tanggal :.............................................................Topik :...............................................................
No Hari/Tanggal Indikatar KBM Kelas Keterangan
101
Rajagaluh,02 juli 2011Peeneliti
DADANG SUDARMA,S.Pd NIP. 196203071984101005
CATATAN HARIAN DALAM PELAKSANAAN PENELITIAN
Hari :...........................................................Tanggal :.............................................................Topik :...............................................................
No Hari/Tanggal Indikatar KBM Kelas Keterangan
102
Rajagaluh,02 juli 2011Peeneliti
DADANG SUDARMA,S.Pd NIP. 196203071984101005
LAPORAN OBSERPASI
CATATAN LAPANGANPEMBELAJARAN
Hari /Tanggal : Senin,03 Juli 20011Topik : Aktivitas Permainan Kasti
Waktu Kegiatan guru Kegiatan siswa08.15 – 08.25
08.25 – 08.30
08.30 – 09.25
09.25 – 09.35
09.35 - 09.45
09.45 – 10.30
Melaksanakan kegiatan pre tes sebanyak 4 soalMenjelaskan tujuan materi pembelajaran (SK,KD,Indikator)Diberikan ketentuan aktipitas permainan kasti
Diskussi tentang materi dengan siswa yang melalui pengamatanMenyampaikan hasil presentasi bersama
Post tes
Mengerjakan tes yang telah di berikanMengdengarkan arahan yang diberikan oleh guru
Menyimak materi yang di ajarkan,kemudian melakukan pengamatan mengidentipikasikan dan mengisi LKSMendiskusiskan hasil pengamatan
menyimpulkan hasil pengamatan dari hasil diskuisiMengerjakan soal
103
Observer
ZAENAL ASIKIN,S.PdNIP.196211031984121003
104