PROSPEK IMPLEMENTASI ASIAN INFRASTRUCTURE INVESTMENT
BANK (AIIB) TERHADAP PENINGKATAN KERJASAMA EKONOMI
TIONGKOK DI ASIA TENGGARA
(STUDI KASUS : AIIB DI INDONESIA DAN MYANMAR)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen
Ilmu Hubungan Internasional
Oleh :
SITTI MARDHIYAH RANI
E13113017
DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan Yang
Maha Esa, Allah SWT atas segala berkah, rahmat, serta karunia yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Prospek
Implementasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) terhadap
Peningkatan Kerjasama Ekonomi Tiongkok di Asia Tenggara (Studi Kasus :
Indonesia dan Myanmar) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak
yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis mengucapkan banyak terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orangtua penulis, Bapak (Rani Ladaude) dan Mama (St.
Rachmatiah, S.Pd, M.Pd). Keduanya merupakan motivasi terbesar penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas segala doa dan
motivasinya. Terimakasih juga karena masih mengizinkan penulis untuk tetap
aktif beraktivitas di organisasi-organisasi yang penulis ikuti, yang terkadang
menyita sebagian besar waktu penulis di luar rumah hingga larut malam
meskipun dikejar deadline penyelesaian skripsi. Terimakasih atas segala
kepercayaan yang diberikan kepada penulis.
2. Rektor Universitas Hasanuddin, Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu,
M.A. beserta jajarannya.
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Prof.
Dr. A. Alimuddin Unde, M.Si, beserta jajarannya. Terimakasih banyak atas
segala bantuannya kepada penulis.
4. Dosen Pembimbing penulis, H. Darwis, M.A., Ph.D. selaku dosen
pembimbing I sekaligus ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dan Pusparida
Syahdan, S.IP.,M.Si. selaku dosen pembimbing II. Terimakasih atas segala
waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis di tengah kesibukan
pribadi bapak dan ibu. Terimakasih telah membimbing dan memotivasi
penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Para Dosen dan staf Departemen Ilmu Hubungan Internasional, khususnya
Kak Rahma dan Bunda yang baik hati yang selama ini membantu penulis
dalam urusan akademik dan administrasinya. Terimakasih telah membantu
penulis dari semenjak penulis menjadi mahasiswa baru di Departemen Ilmu
Hubungan Internasional FISIP UNHAS.
6. Teman-teman dekat penulis dari MTsN Model Makassar. Siti Fatmala
Rezeky, S.KM, Syakirah Mahani, Nurul Thayyibah Thamrin, Siti
Khumaerah Mufti, Fadel Muhammad, S.H. Terimakasih telah menjadi
tempat curhat penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih atas
ajakan makan pisang epe’nya di masa-masa berat penulis dalam penulisan
skripsi ini. Terimakasih semoga kalian selalu sehat dan cepat sarjana
semuanya.
7. Teman-teman dekat penulis dari SMAN 2 Makassar. Yusticia Zahrani, S.H.,
Siti Hirmawadina Tahir, S.H., A.Md, Andi Nur Aisyah Abbas, S.Ft. yang
telah sarjana lebih dulu mendahului penulis. Terimakasih telah memotivasi
penulis untuk bisa mengejar dan memperoleh gelar sarjana secepatnya.
Terimakasih telah selalu mempertanyakan kapan penulis ujian, hingga penulis
bersemangat mengejar dosen pembimbing untuk bimbingan dan bisa ujian
secepatnya.
8. Teman-teman dekat penulis di HI, Nuryanti Awallia, S.IP., Tifanny Nanda
Nartari, S.IP., Jennifer Beatrice, S.IP., Puji Chayrani S.IP., dan Dea
Angela Seftyana, S.IP. Terimakasih karena kalian semua juga sudah sarjana
lebih dulu mendahului penulis, sehingga penulis merasa semakin termotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini dan memperoleh gelar sarjana sesegera
mungkin. Juga, terimakasih sudah setia mendengarkan curhatan penulis soal
Doi’ dulu, hahahaha.
9. M. Fajar Nur, M. Nur Setia Budi, A. Ayyub Ansarullah, 3 lelaki cerdas
yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas
segala saran, masukan, bimbingan, serta motivasi yang kalian berikan kepada
penulis. Semoga kalian bisa sukses dan menjadi insan-insan yang
membanggakan bagi bangsa dan negara kita.
10. SEATTLE HI 2013, teman-teman seangkatan Penulis di Departemen Ilmu
Hubungan Internasional. Teman-teman rasa saudara kandung. Terimakasih
sudah hadir dalam kehidupan penulis. Adalah kali pertama penulis merasakan
memiliki saudara sebanyak 70 orang lebih bersama kalian. Terimakasih geng
maret Yanti, Jen, Kiki, Enggra, Ina, Astari, Budi, Nica, Shita, Fahira,
Rani, Anni, Dwiki, Chufi, geng juni yang sempat kutemani urus berkas tapi
batal ujian dan wisuda bareng, makasih nah weew Fany, Dea, Chandra,
Puput, Tenri, Avy, Puji, Woching, Pupe, Ilham, Ayyub, Dyva, Asrin,
Vijay, Eda, Rian, Windos, Hasbullah, Arfan, Eki, Eka. Geng wisuda
periode selanjutnya (desember 2017 InsyaAllah) Patrik, Fajar, Husnul,
Dyla, Upi, Hilda, Sandi, Dipo, Mekay, Opi, Ryan, Aldy, Aufar, Afan,
Fadhil, Thorgib, Eca, Sisca, Ikka, Bob, Ayat, Akbar, Rasya, Aila, Lia,
Tira, Lena, Zia, Ari, Abel, Pimpim, Oji, Jo, Maul, Iswan, Jabal, Ziza.
Semangatkiii! Terimakasih atas pengalaman berharga bersama kalian selama
4 tahun kehidupan penulis di kampus. Semoga kekompakan kita dapat selalu
terjaga hingga akhir hayat.
11. Special thanks untuk Upi, Aldy, Aufar, Fajar, Dyla, Tira, Patrik, yang
telah setia menemani penulis di masa-masa ketika kampus sudah sepi karena
teman-teman seangkatan banyak yang sudah sarjana, semoga segala urusan
kalian menuju ujian akhir diperlancar. Juga terimakasih kepada Tenri, Ikka,
Ayyub, Asrin, Chandra, Kiki, Afan, Arfan, Bob, Dipo, Puput, Sisca,
Mekay, Shita, Ilham, Husnul, Hilda, Ryan, Ardi, Ayat, Pupe, Upi, Aldy,
Aufar, Fajar, Dyla, Tira, Patrik, teman-teman Seattle yang sudah datang di
hari penulis ujian.
12. Teman-teman ujian penulis, Kak Syahrul Rauf (HI 2010), Kak Alfryarnes
Pongtiku (HI 2012), juga Indah Angraini Sawal, Nadiah Khaeriah Kadir,
dan Ikhsanul Amal Tajuddin dari Seattle-ku tercinta. Terimakasih sudah
mau berjuang, susah-susah ngurus-ngurus sama-sama di detik-detik terakhir
masa ujian akhir untuk wisuda Periode September. We did it, gengs. Ternyata
kita bisa!.
13. HIMAHI FISIP UNHAS, terimakasih karena telah menjadi bagian dari fase
terpenting dalam kehidupan penulis. Terimakasih karena telah membukakan
ruang bagi penulis untuk lebih mengenal dunia kampus dan arti menjadi
mahasiswa di masa transisi penulis dari seorang siswa SMA menjadi seorang
mahasiswa. Terimakasih atas ruang-ruang diskusi yang senantiasa terbuka
lebar bagi penulis kapanpun penulis mau butuh berdiskusi. Semoga HIMAHI
FISIP UNHAS semakin maju dan mampu membentuk kader-kader yang
berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
14. Dewan Pengawas Organisasi HIMAHI FISIP UNHAS Periode 2014-2015,
Kak Evan, Kak Eqi, Kak Aji, Kak Toso, Kak Ade, Zia, Beatrix.
Terimakasih sudah menjadi orang-orang yang berpengaruh bagi penulis pada
masanya.
15. Departemen HUMAS dan Infokom HIMAHI FISIP UNHAS Periode 2015-
2016, Thorgib Kordicu, Ivonne, Aufar, Aldy, Febe, Inggi. Terimakasih
atas pengalaman berorganisasi terasik dan ternyaman yang diberikan.
16. UNHAS MUN Community. Terimakasih atas segala pengalaman berharga
yang diberikan kepada penulis.
17. Keluarga besar D’B3 Voice FISIP UNHAS. Lingkungan ternyaman bagi
penulis hingga saat ini. Lingkungan yang tidak bisa penulis abaikan dan
tinggalkan meskipun dalam masa sibuk penulisan skripsi. Lingkungan yang
selalu penulis rindukan tiap harinya. Terimakasih telah membawa keceriaan
bagi penulis. Juga, terimakasih atas segala rasa dan pengalaman sangat
berharga yang telah diberikan bagi penulis, termasuk pengalaman naik
pesawat pertama kali, pengalaman keluar negeri pertama kali, pengalaman
menjadi ketua pemberangkatan pertama kali, pengalaman berbicara langsung
dengan pemimpin-pemimpin daerah pertama kali, pengalaman pertama kali
menyanyi di depan banyak orang baik secara kelompok maupun seorang diri,
dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman yang pertama kali penulis
rasakan bersama D’B3 Voice. D’B3 Voice merupakan salah satu lingkungan
yang paling berpengaruh penulis, yang membawa banyak perubahan positif
bagi penulis selama 4 tahun masa perkuliahan penulis di Kampus. Semoga
D’B3 Voice selalu eksis hingga berpuluh-puluh tahun kedepan. Aamiin.
18. Kakak-kakak Favorit penulis di D’B3 Voice. Kak Achie, Kak Muttia, Kak
Elis, Kak Cumi, Kak Chelsy, Kak Ulil, Kak Tata, Kak Manda, Kak
Nunu, Kak Gen, Kak Satria, Kak Ama. Terimakasih telah menginspirasi
dan memotivasi Penulis. Terimakasih telah selalu mendengarkan keluh-kesah,
galau, bimbang, ragu, penulis selama ini. Terimakasih atas segala ilmu dan
pengalaman, serta canda dan tawa yang telah diberikan kepada penulis.
Semoga kakak-kakak selalu sehat dan berada dalam lindungan Allah SWT.
19. Kakak-kakak Favorit Penulis di HI UNHAS. Kak Aumi, Kak Agor, Kak
Haedar, Kak Eqi, Kak Riri, Kak Ignas, Kak Michael, Kak Radit, Kak
Viko, Kak Nofal, Kak Aji, kak Toso, Kak Ade, Kak Dina, Kak Fifi, Kak
Frischa, Kak Dian, Kak Tika, Kak Amel, Kak Ai, Kak Yuli, Kak Vivi,
Kak Gufron, Kak Rial, Kak Dewe, Kak Bayu, Kak Tillah, Kak Kharji,
Kak Tyo, Kak Fahmi, Kak Winda, Kak Umi, Kak Irene, Kak Ino, Kak
Sirton. Terimakasih telah banyak menginspirasi penulis.
20. Adik-adik favorit Penulis di HI UNHAS. Felix, Aul, Wira, Tirza, Ani, Febe,
Inggi, Gandhi, Raisa, Indah, Marwah, Ulfa, Wulan, Devina, Fila, April,
Caca, Amel, Kahima (Fiqri), Iyam, Asrul, Mety, Gun, Restu, Fiqram,
Adit, Askel, Dea, Aria, Moty, Mulya, Nabila, Jemima, Tita, Yuspus,
Titan. Kalian adik-adik yang keren, semoga bisa membawa Departemen HI
menjadi lebih baik kedepannya dengan prestasi-prestasi yang gemilang.
Terakhir, Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang turut berjasa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak sempat penulis tuliskan satu-persatu. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Makassar, 20 Agustus 2017
Sitti Mardhiyah Rani
ABSTRAKSI
Sitti Mardhiyah Rani, E 131 13 017, dengan “Prospek Implementasi Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB) terhadap Peningkatan Kerjasama Ekonomi
Tiongkok di Asia Tenggara (Studi Kasus : AIIB di Indonesia dan Myanmar)”, di
bawah bimbingan H. Darwis selaku pembimbing I dan Pusparida Syahdan
selaku pembimbing II, pada Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prospek implementasi Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB) terhadap peningkatan kerjasama ekonomi
Tiongkok di Asia Tenggara khususnya di Indonesia dan Myanmar. AIIB
merupakan sebuah institusi finansial internasional baru yang diprakarsai oleh
pemerintah Tiongkok sejak tahun 2010 dan resmi beroperasi pada tahun 2016.
Berbeda dengan bank-bank pembangunan sebelumnya, AIIB muncul sebagai
sebuah bank pembangunan baru bagi kawasan Asia yang bergerak khusus di
bidang infrastruktur.
Pembahasan difokuskan untuk meneliti prospek implementasi Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB) terhadap peningkatan kerjasama ekonomi
Tiongkok di Asia Tenggara khususnya di Indonesia dan Myanmar sebab
Indonesia dan Myanmar merupakan dua negara di kawasan Asia Tenggara yang
saat ini menerima bantuan dana pembangunan dari AIIB. Tipe penelitian yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif-Analitik. Adapun teknik
pengumpulan data, penulis memperoleh dari studi pustaka yang menelaah
sejumlah buku, jurnal, dokumen, surat kabar dan artikel ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi AIIB di Asia Tenggara
berprospek baik bagi peningkatan kerjasama ekonomi Tiongkok dengan negara-
negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Myanmar. Sebab Tiongkok
sebagai founder AIIB yang memiliki pangsa suara tertinggi di AIIB memiliki
kepentingan terhadap Indonesia dan Myanmar yang berhubungan dengan
kebijakan luar negerinya (One Belt One Road). Sementara baik Indonesia dan
Myanmar membutuhkan bantuan dana dari AIIB untuk membangun infrastruktur
untuk meningkatkan perekonomiannya. Meskipun begitu, implementasi AIIB
terhadap peningkatan kerjasama ekonomi Tiongkok di Indonesia dan Myanmar
juga menghadapi beberapa tantangan.
Kata kunci : Prospek, Asian Infrastructure Investment Bank, Tiongkok,
Indonesia, Myanmar, Kerjasama Ekonomi, Asia Tenggara,
Bank Pembangunan Multilateral, Infrastruktur
ABSTRACT
Sitti Mardhiyah Rani, E 131 13 017, with the "Prospects of Implementation of
the Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) towards the Improvement of
China’s Economic Cooperation in Southeast Asia (Case Study : AIIB in Indonesia
and Myanmar)", under the guidance of H. Darwis and Pusparida Syahdan in the
Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences of
Hasanuddin University.
This study aims to describe the prospect of implementation of Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) to increase the economic cooperation of China in
Southeast Asia especially in Indonesia and Myanmar. AIIB is a new international
financial institution initiated by the Chinese government since 2010 and officially
opened in 2016. In contrast to previous development banks, AIIB emerged as a
new development bank for the region who specialized in the field of
infrastructure.
Discussions focused on researching the prospects for the implementation of the
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) to increase economic cooperation of
China in Southeast Asia, especially in Indonesia and Myanmar, since Indonesia
and Myanmar are two countries in Southeast Asia are currently receiving
assistance from the AIIB. The type of research the author uses in this study is
Descriptive-Analytic. As for data collection techniques, the authors obtained from
literature studies that reviewed a number of books, journals, documents,
newspapers and scientific articles.
The results show that the implementation of AIIB in Southeast Asia has good
prospects for increasing China's economic cooperation with Southeast Asian
countries, especially Indonesia and Myanmar. For China as the founder of AIIB
which has the highest voting share in AIIB have an interest in Indonesia and
Myanmar that is related to China’s foreign policy (One Belt One Road). While
both Indonesia and Myanmar need funding from AIIB to build infrastructure, to
boost their economy. Nevertheless, AIIB's implementation towards the
improvement of China's economic cooperation in Indonesia and Myanmar also
faces some challenges.
Keywords : Prospect, Asian Infrastructure Investment Bank, China,
Indonesia, Myanmar, Economic Cooperation, Southeast Asia,
Multilateral Development Bank, Infrastructure
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
ABSTRAKSI ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 2
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
D. Kerangka Konseptual ................................................................... 7
E. Metode Penelitian ........................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 15
A. Konsep Kepentingan Nasional ..................................................... 15
B. Konsep Kerjasama Internasional ................................................. 20
C. Teori Neoliberal Institusional ...................................................... 25
D. Konsep Bantuan Luar Negeri ....................................................... 30
BAB III PEMBENTUKAN ASIAN INFRASTRUCTURE INVESTMENT
BANK (AIIB) DAN KERJASAMA EKONOMI TIONGKOK DI
ASIA TENGGARA ....................................................................... 35
A. Perkembangan Ekonomi Tiongkok ............................................ 35
B. Pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) ...... 39
1. Sejarah Pembentukan AIIB .................................................... 39
2. Tujuan dan Fungsi AIIB ........................................................ 44
3. Karakteristik AIIB .................................................................. 45
a) Keanggotaan ...................................................................... 45
b) Tata Kelola AIIB ............................................................... 48
c) Mekanisme Pemberian Dana Pembangunan Infrastruktur 52
4. Kerjasama Ekonomi Tiongkok di Asia Tenggara .................. 59
BAB IV KEPENTINGAN TIONGKOK DAN PROSPEK
IMPLEMENTASI ASIAN INFRASTRUCTURE INVESTMENT
BANK (AIIB) TERHADAP PENINGKATAN KERJASAMA
EKONOMI TIONGKOK DI ASIA TENGGARA ..................... 65
A. Kepentingan Tiongkok melalui Pembentukan Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) .............................................................. 65
1. Kepentingan Tiongkok di Indonesia melalui AIIB ................ 76
2. Kepentingan Tiongkok di Myanmar melalui AIIB ................ 79
B. Prospek Implementasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)
terhadap Peningkatan Kerjasama Ekonomi Tiongkok di Asia
Tenggara ..................................................................................... 81
1. Prospek
a. Prospek terhadap Kerjasama Ekonomi Tiongkok di
Indonesia ........................................................................... 85
b. Prospek terhadap Kerjasama Ekonomi Tiongkok di
Myanmar ........................................................................... 86
2. Tantangan Implementasi AIIB terhadap kerjasama ekonomi
Tiongkok di Asia Tenggara .................................................... 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 92
B. Saran ........................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95
LAMPIRAN .................................................................................................... 100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Penyebaran Negara-negara Anggota Pendiri AIIB ............. 41
Gambar 3.2 Struktur Tata Kelola Asian Infrastructure Investment Bank
(AIIB) .......................................................................................... 50
Gambar 3.3 Alokasi Modal dan Pangsa Suara dalam Manajemen Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB) ....................................... 51
Gambar 3.4 Distribusi Pangsa Suara di Asian Infrastructure Investment Bank
(AIIB) .......................................................................................... 51
Gambar 3.5 Mode Operasi Finansial Multilateral Development Bank
(MDB) ......................................................................................... 53
Gambar 3.6 Peningkatan volume perdagangan Indonesia dan Tiongkok
pada tahun 1996-2013 ................................................................. 60
Gambar 3.7 Partner Perdagangan Myanmar di tahun 2012-2013 .................... 62
Gambar 4.1 Peta Wilayah Negara Anggota AIIB dan Rencana Proyek One
Belt One Road AIIB (OBOR) ..................................................... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Urutan 10 Negara dengan GDP Nominal dan GDP PPP
Tertinggi di dunia ........................................................................ 38
Tabel 3.2 Daftar Negara Anggota Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)
hingga April 2017 ....................................................................... 47
Tabel 3.3 Daftar Proyek Pendanaan yang telah diterima oleh AIIB ........... 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, Tiongkok telah memperlihatkan eksistensinya
sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Menurut IMF (International
Monetary Fund) dengan mengacu pada indikator PPP (Purchasing Power
Parity), Tiongkok telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia,
menggeser hegemoni Amerika Serikat sejak Perang dunia II. Bahkan pada
2014, GDP Tiongkok telah mencapai US$ 18.976 milyar, berada di peringkat
pertama dunia menggusur posisi Amerika Serikat (Bakry, 2015, hal. 246). Ini
pertama kalinya dalam sejarah ekonomi dunia modern, Tiongkok melampaui
kekuatan ekonomi Amerika Serikat. Padahal sebelumnya Tiongkok
merupakan sebuah negara yang terbelakang dan menutup diri dari pergaulan
internasional, namun saat ini Tiongkok telah bangkit dan menjadi negara maju
dan terbuka, serta patut diperhitungkan oleh negara-negara di dunia.
Kebangkitan ekonomi Tiongkok tidak terlepas dari adanya transfomasi
dan pembukaan diri yang dilakukan oleh Tiongkok di bawah kepemimpinan
Deng Xiaoping. Deng melepaskan belenggu ekonomi dan berinovasi dengan
melakukan reformasi yang membawa Tiongkok menjadi negara maju saat ini
sehingga bisa menjadi penyeimbang dan pesaing kekuatan hegemoni AS.
Hanya dalam kurun waktu tiga dekade dimulai dari kepemimpinan Deng
Xiaoping, Tiongkok dapat melakukan berbagai trasformasi yang berbeda
dengan kepemimpinan pendahulunya yaitu Mao Zedong. Di bawah
pemerintahan Mao Tiongkok menggunakan sistem pemerintahan yang
terpusat, sistem ekonomi komando, dan nasionalisasi perusahaan. Berbeda
dengan Mao Zedong, Deng Xiaoping yang menerapkan strategi dan kebijakan
baru yaitu open door policy. Melalui kebijakan ini Tiongkok mulai membuka
diri terhadap investasi asing. Hal inilah yang kemudian menjadi kunci
peningkatan ekonomi Tiongkok dimana sejak saat itu, Tiongkok memulai
proses industrialisasinya hingga mampu menjangkau pasar dunia, serta
menjadi negara pusat manufaktur dan eksportir terbesar dunia yang
mendominasi pasar-pasar di dunia termasuk pasar Amerika Serikat.
Keberhasilan ekonomi Tiongkok juga tidak terlepas dari peranannya
dalam pembentukan berbagai rezim dan institusi internasional yang bergerak
di bidang perdagangan, investasi, hingga keuangan seperti SCO (Shanghai
Cooperation Organization), ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area),
BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa), serta yang paling
terkini adalah pembentukan AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank).
AIIB merupakan sebuah bank pembangunan yang dibentuk oleh
Tiongkok yang berfokus pada investasi di bidang infrastruktur bagi negara-
negara di seluruh Asia Pasifik. AIIB telah didirikan sejak 2010, namun
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) AIIB dilangsungkan
baru pada 2014, sementara anggotanya dirampungkan pada tahun 2015.
Meskipun banyak negara yang meragukan tata kelola AIIB kedepannya,
Tiongkok akhirnya berhasil meraih kepercayaan 57 negara di seluruh dunia
untuk bergabung dalam AIIB. Negara-negara tersebut tidak hanya berasal dari
kawasan Asia saja tetapi Tiongkok juga berhasil menarik anggota dari
berbagai kekuatan ekonomi dunia lainnya seperti Perancis, Jerman, Italia, dan
Australia (Bakry, 2015, hal. 103). Sementara Amerika Serikat dan Jepang
sebagai pendiri World Bank dan Asian Development Bank (ADB) sampai saat
ini belum memilih bergabung dengan AIIB.
Bagaimanapun juga pembentukan AIIB ini menuai kontroversi, sebab
AIIB muncul sebagai sebuah bank baru yang bermaksud membangun
perekonomian negara-negara di kawasan Asia, sementara sebelumnya telah
ada International Bank of Reconstruction and Development (IBRD) / World
Bank yang didirikan oleh Amerika Serikat dan Asian Development Bank
(ADB) yang didirikan oleh Sekutu Amerika Serikat, Jepang. World Bank
memberi/menjamin kredit-kredit yang ditujukan untuk proyek-proyek
rekonstruksi dan pertumbuhan yang produktif di negara-negara berkembang
yang menjadi anggotanya (Amalia, 2007, hal. 42). Selain itu, juga telah berdiri
Asian Development Bank (ADB) yang dibentuk untuk membantu
pembangunan ekonomi di kawasan Asia. Kemudian, kembali berdiri sebuah
bank pembangunan dengan maksud dan tujuan yang serupa, yaitu Asian
Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Kehadiran AIIB sebagai sebuah bank pembangunan baru yang juga
bermaksud membangun perekonomian di Asia membuat keefektifan bank-
bank pembangunan sebelumnya dalam membangun perekonomian di kawasan
Asia dipertanyakan. Terlebih lagi melihat respon negara-negara di dunia yang
cukup antusias terhadap pembentukan AIIB. Kedua bank pembangunan yang
telah ada sebelumnya baik World Bank maupun Asian Development Bank
(ADB) tercatat tidak mampu memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur
di Asia yang terhitung sangatlah besar. Oleh karena itu, pembentukan AIIB
dipandang sebagai sebuah jalan yang mampu membawa Asia menjadi
kawasan yang lebih baik.
Pembangunan Infrastruktur di Asia tercatat membutuhkan dana sebesar
US$8.22 triliun dari tahun 2010 ke tahun 2020, sementara ADB tidak mampu
memenuhi kebutuhan tersebut yang besarnya terhitung 4,5 kali lebih besar dari
pada ADB’s subscribed capital (Mun, 2015). Sementara untuk kawasan Asia
Tenggara saja membutuhkan US$ 60 milyar pertahun untuk investasi
perbaikan jalanan, listrik, air dan infrastruktur penting lainnya. Di tahun 2014,
World Bank menyediakan sekitar US$24 milyar untuk pendanaan infrastruktur
global. Sedangkan ADB menyediakan US$13 milyar pertahun untuk
pendanaan infratruktur di kawasan tersebut (Inclusive Development
International, 2016). Namun, pemberlakuan pembatasan peminjaman dana
pembangunan oleh kedua institusi keuangan ini di tengah-tengah besarnya
kebutuhan pembangunan infrastruktur bagi Asia membuat AIIB disambut
dengan antusias oleh pemerintah negara-negara berkembang di kawasan Asia.
Sejak AIIB telah resmi beroperasi yaitu pada tahun 2016 kemarin, AIIB
telah menerima beberapa proposal proyek dari negara-negara kawasan Asia,
dua diantaranya berasal dari dua negara kawasan Asia Tenggara yaitu
Myanmar dan Indonesia. Di Myanmar sendiri, AIIB menerima proposal
proyek untuk pembangunan dan pengoperasian sebuah tenaga pembangkit
listrik “Combined Cycle Gas Turbine (CCGT)” 225 MW di kawasan
Mandalay di Myanmar. Sementara di indonesia, AIIB telah menerima
proposal proyek peminjaman dana sebesar 216.5 juta dollar untuk perbaikan
pemukiman kumuh di Indonesia. Jadi proyek ini bermaksud menciptakan
lingkungan tinggal yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia yang masih
tinggal di pemukiman kumuh. Selain itu, proyek ini bermaksud untuk
memperbaiki akses menuju infrastruktur dan pelayanan masyarakat kota yang
ditargetkan untuk beberapa pemukiman kumuh di 154 kota di indonesia.
Selain proyek ini, Indonesia juga telah mengajukan dua proposal proyek yang
berbeda ke AIIB yang saat ini masih sedang menunggu status penerimaannya.
Asia tenggara merupakan salah satu kawasan yang terdiri dari negara-
negara yang masih dikategorikan sedang berkembang seperti Myanmar, Laos,
Indonesia, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Kedelapan negara ini telah menyatakan keanggotaannya dalam AIIB yang
berada di bawah pengaruh Tiongkok yang telah muncul sebagai kekuatan
ekonomi dunia saat ini. Melalui pembentukan AIIB ini penulis percaya akan
membawa pengaruh-pengaruh ekonomi terhadap hubungan bilateral Asia
Tenggara dan Tiongkok kedepannya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Prospek Implementasi Asian Infrastructure Investment
Bank (AIIB) terhadap Peningkatan Kerjasama ekonomi Tiongkok di Asia
Tenggara”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Banyaknya negara di dunia yang ingin menjadi negara anggota AIIB
tentunya memberi dampak terhadap konstelasi ekonomi politik dunia terutama
bagi Tiongkok itu sendiri. Namun, penelitian ini hanya akan melihat prospek
implementasi AIIB terhadap peningkatan kerjasama ekonomi Tiongkok di
Asia Tenggara khususnya pada dua negara yang telah menerima pinjaman
dana pembangunan infrastruktur dari AIIB saat ini yaitu Myanmar dan
Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini hanya akan membahas seputar masa
penggagasan pembentukan AIIB (2010) hingga implementasi AIIB saat ini
(2017).
Dengan batasan tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah yang
akan dibahas pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana kepentingan Tiongkok di Asia Tenggara melalui pembentukan
AIIB?
2. Bagaimana prospek implementasi AIIB terhadap peningkatan kerjasama
ekonomi Tiongkok di Asia Tenggara?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kepentingan Tiongkok di Asia Tenggara melalui
pembentukan AIIB
b. Untuk mengetahui prospek implementasi AIIB terhadap peningkatan
kerjasama ekonomi Tiongkok di Asia Tenggara.
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi
akedemisi Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Dosen dan Mahasiswa
dalam mengkaji dan memahami Ekonomi Politik Internasional.
b. Sebagai referensi tambahan bagi setiap aktor hubungan internasional,
baik itu individu, organisasi, pemerintah, maupun organisasi non-
pemerintah baik dalam tingkat nasional, regional maupun internasional
tentang prospek implementasi AIIB bagi peningkatan kerjasama
ekonomi Tiongkok di Asia Tenggara yang saat ini muncul sebagai new
global power mengimbangi Amerika Serikat.
D. Kerangka Konseptual
Dalam hubungan internasional, interaksi antar negara tidak dapat
terelakkan sebab suatu negara membutuhkan negara lain untuk dapat
memenuhi kepentingan nasionalnya baik itu diperoleh dengan kekerasan
ataupun melalui kerjasama. Urgensitas pemenuhan kepentingan nasional itu
sendiri terletak pada bagaimana eksistensi suatu negara di dunia internasional
dan juga bagaimana power atau kekuatan suatu negara diatas negara-negara
lainnya. Sebab apabila kepentingan nasional suatu negara terpenuhi, akan
memberikan dampak langsung bagi pertimbangan negara agar mendapat
pengakuan dunia. Dengan demikian, secara konseptual kepentingan nasional
dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku politik luar negeri dari suatu
Negara. Sebagaimana menurut Hans J. Morgenthau ;
“Kepentingan nasional merupakan kemampuan minimum
negara-negara untuk melindungi dan mempertahankan
identitas fisik (wilayah, tanah, territorial) politik (rezim
ekonomi politik), dan kultural (norma, etnis, liguistik,
sejarah) dari gangguan negara-negara lain”.
Berdasarkan uraian Morgenthau di atas, dapat dipahami bahwa
Kepentingan nasional membutuhkan peran negara melalui perumusan
kebijakan luar negerinya untuk melakukan apapun yang dapat membentuk
atau mempertahankan pengendalian terhadap negara lain agar terbebas dari
berbagai gangguan yang mengancam identitas fisik (wilayah, tanah, territorial)
politik (rezim ekonomi politik), dan kultural (norma, etnis, liguistik, sejarah)
suatu negara. Pengendalian ini berhubungan dengan “power” yang tercipta
melalui paksaan ataupun kerjasama. Dengan demikian, pemenuhan
kepentingan nasional dapat dilakukan secara konfliktual maupun koperatif
atau kerjasama.
Kerjasama pada dasarnya dapat terjadi apabila ada kesamaan tujuan
yang ingin dicapai. Perbedaan kesepahaman akan membuat kerjasama yang
dilakukan tidak akan dapat berlangsung lama. Dalam hubungan internasional,
kerjasama ditunjukkan dengan keterlibatan negara-negara dalam forum-forum
ataupun institusi internasional yang ditandai dengan penandatanganan
perjanjian, Letter of Intent, Memorandum of Understanding, traktat, dan
sebagainya. Kerjasama internasional terdiri dari berbagai bidang seperti
kerjasama di bidang politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya,
ekonomi, serta keuangan.
Dalam keuangan internasional, kerjasama antar negara ditandai,
mengikuti Keohane (1984), dengan penyesuaian bersama akan perilaku yang
ingin dicapai melalui proses implisit maupun eksplisit dari negosiasi.
Kerjasama dapat bervariasi dalam intensitas, mulai dari konsultasi sederhana
atau manejemen krisis yang sesekali tejadi sampai kolaborasi sebagian atau
bahkan kerjasama penuh dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan
(Carlsnaes, Risse, & Simmons, 2004).
Sementara dalam bidang ekonomi internasional, kerjasama telah
menjadi sangat kompleks dengan kemunculan rezim-rezim serta institusi-
institusi internasional yang bergerak bidang perdagangan dan investasi baik
yang bersifat bilateral maupun multilateral. Hal ini membuat aktor di dunia
internasional tidak lagi hanya didominasi oleh negara saja tetapi juga telah ada
aktor-aktor non negara.
Di era globalisasi ini, kerjasama internasional yang melibatkan negara-
negara dan aktor-aktor lainnya dalam sistem internasional menjadi perhatian
dari kajian neoliberalisme. Berbeda dari kajian realisme, neoliberalisme
berpendapat bahwa perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini
membuat kerjasama internasional semakin mudah dicapai. Perkembangan ini
sejalan dengan munculnya institusi-institusi internasional baik yang bersifat
formal maupun non formal yang memainkan peran dalam keseharian politik
global kontemporer.
Institusi formal merupakan organisasi-organisasi multilateral yang
memiliki lokasi fisik, bangunan, staf-staf, anggaran, dan sebagainya.
Sebagaimana negara-negara di dunia secara sukarela membentuk institusi
inter-governmental seperti UN (United Nations), IMF (International Monetary
Fund), World Bank, termasuk AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank)
untuk memenuhi kepentingan kolektif dari negara-negara yang terlibat. Selain
itu, negara-negara juga menciptakan institusi-institusi informal yang dikenal
biasanya dikenal dengan rezim internasional yang menerapkan prinsip-prinsip,
norma-norma, aturan, atau prosedur pengambilan keputusan baik secara
implisit maupun eksplisit (Sterling, 2010, hal. 114). Keberadaan institusi-
institusi internasional ini menandakan tingginya derajat interdependensi
antarnegara di dunia sehingga terbentuk upaya-upaya untuk melakukan
kerjasama lintas batas negara terkait isu-isu tertentu.
Dalam studi hubungan internasional saat ini, isu mengenai ekonomi
politik internasional juga turut berkembang seiring berkembannya masalah-
masalah yang terjadi dalam sistem internasional. Oleh karena itu, pengkaji
ekonomi politik internasional membutuhkan kolaborasi teori-teori dari ilmu
ekonomi dan politik untuk membantu menjelaskan masalah-masalah tersebut
seperti masalah-masalah dalam isu perdagangan internasional, moneter,
pembangunan ekonomi, dan sebagainya.
Ekonomi dan politik merupakan dua elemen yang memiliki keterkaitan
dan pengaruh yang bersifat timbal balik. Para sarjana “ekonomi modern”
memahami bahwa Ekonomi Politik/Ekonomi Politik Internasional sebagai
interaksi antara Ekonomi dan Politik (Bakry, 2015). Sebagaimana Robert
Gilpin mendefinisikan konsep ekonomi politik sebagai dinamika interaksi
global antara pengejaran kekuasaan (politik) dan pengejaran kekayaan
(ekonomi). Dengan demikian, Negara dan Pasar saling berinteraksi untuk
mempengaruhi pembagian kekuasaan dan kekayaan dalam hubungan
internasional (Perwita, 2005, hal. 76).
Ekonomi Politik Internasional mengkaji bagaimana unsur “kekayaan”
mempengaruhi atau memberi kekuatan kepada suatu negara sehingga dapat
memainkan peran atau mendapatkan posisi tertentu dalam hubungan
internasional. Namun juga sebaliknya bagaimana unsur-unsur power (baik
tangible maupun intangible) dapat digunakan untuk mendapatkan sumber-
sumber kekayaan (wealth) yang ada dalam arena internasional.
Dalam studi Ekonomi Politik Internasional, terdapat beberapa konsepsi
yang relevan untuk menjelaskan interaksi antara ekonomi dan politik. Salah
satunya adalah konsepsi mengenai bantuan asing (foreign aid) atau bantuan
luar negeri. Bantuan luar negeri dapat didefinisikan sebagai pemindahan
sumberdaya dari suatu negara ke negara lain yang dapat berbentuk barang
ataupun dana. Bantuan luar negeri umumnya tidak ditujukan untuk
kepentingan jangka pendek melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan atau
pembangunan ekonomi jangka panjang (Perwita, 2005, hal. 82). Aliran modal
bantuan luarr negeri ini dapat berupa pemberian (grant) atau pinjaman luar
negeri (loan) yang dibeikan oleh negara-negara donor melalui lembaga-
lembaga keuangan internasional yang dibentuk untuk memberikan bantuan
luar negeri seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB),
International Monetary Fund (IMF), hingga Asian Infrastructure Investment
Bank (AIIB).
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif-
analitik yaitu berusaha menggambarkan bagaimana pembentukan AIIB
memberikan pengaruh terhadap perluasan ekonomi Tiongkok di Asia
Tenggara.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Library
Research atau telaah pustaka untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Data tersebut bersumber dari berbagai hasi penelitian terdahulu baik itu
berupa buku-buku, jurnal, dokumen-dokumen, koran/surat kabar serta dari
artikel-artikel yang dimuat dalam situs internet. Ataupun data lainnya yang
bersumber dari beberapa tempat yang penulis rencananya akan kunjungi
demi penelitian ini, yaitu:
a. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin di Makassar
b. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar
c. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Jakarta
3. Jenis dan Sumber Data
Untuk mencapai tujuan penelitian penulis data. Data merupakan
sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan
(obsevasi) suatu objek. Data juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
diketahui atau dianggap yang berarti sesuatu yang sudah terjadi atau
merupakan fakta. Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan
atau persoalan. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya
kebenarannya (reliable), dan relevan atau mencakup ruang lingkup yang
luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara
menyeluruh.
Jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder yaitu data
yang bersumber dari berbagai hasil penelitian terdahulu baik itu berupa
buku-buku, jurnal, dokumen-dokumen, koran/surat kabar, serta dari
artikel-artikel yang dimuat dalam situs internet, ataupun data yang
diperoleh melalui hasil wawancara dengan narasumber tertentu yang
dianggap mempunyai kapabilitas untuk memberi informasi terkait
permasalahan dalam penelitian ini.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam
menganalisis data yang telah diperoleh adalah teknik analisis kualitatif.
Dalam hal ini, penulis menganalisis permasalahan penelitian dengan
menghubungkan data dan fakta yang ada dengan fakta lainnya. Kemudian
dibahas menggunakan teori dan konsep yang dianggap relevan terhadap
permasalahan penelitian sehingga mampu menghasilkan sebuah argumen
yang tepat.
5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis ialah metode
deduktif, yaitu dengan menggambarkan secara umum masalah yang
diteliti, kemudian menarik kesimpulan secara khusus dalam menganalisis
data.
Top Related