BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat cepat
dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian
kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya
penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan.
Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan,
termasuk dalam dunia bisnis. Scott (2012:76) mendefinisikan informasi sebagai bukti
yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual. Informasi harus
memiliki tujuh karakteristik utama yaitu: relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat
dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses (Romney dan Steinbart,
2009:28).Salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar
modal adalah laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang Go
Public.
Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia
bisnis. Laporan keuangan berisi catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan dalam satu tahun atau satu periode tertentu. Laporan
keuangan juga mempunyai peranan penting sebagai alat komunikasi antar para
pelaku bisnis. Sebagai sebuah alat komunikasi yang memiliki informasi penting
1
bagi para pembuat keputusan ekonomi, laporan keuangan memiliki empat
karakteristik kualitatif untuk membuat kualitas laporan keuangannya menjadi
lebih baik.
Relevan merupakan salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Relevan maksudnya bahwa informasi tersebut dapat membantu para pengguna
laporan keuangan dalam keputusan laporan ekonomi. Pembuatan keputusan
ekonomi dilakukan dengan mengevaluasi peristiwa yang terjadi di masa lalu,
sekarang maupun masa yang akan datang. Salah satu indikator dari relevansi itu
adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu (timeliness) adalah
informasi yang ada dan siap untuk digunakan sebelum kehilangan maka oleh
pemakaian laporan keuangan serta kapasitasnya masih berada dalam pengambilan
keputusan.
Penyampaian informasi sedini mungkin sehingga dapat dipakai sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan mencegah agar terlambatnya
pembuatan keputusan tersebut dapat diartikan sebagai tepat waktu (Rachmawathi,
2008). Penyampai laporan keuangan perusahaan di bursa efek Indonesia
ditentukan oleh badan pengawas pasar modal (Bapepam) dan telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal. Undang-Undang ini
menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal waib
mempublikasikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan
2
mengumumkan laporan kepada masyarakat. Berdasarkan lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor:40/BL/2007 yang menjelaskan mengenai kewajiban
perusahaan public untuk menyampaikan laporan keuangannya, diatur mengenai
penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit harus disampaikan
selambat-lambatnya 90 hari atau 3 bulan yang dihitung sejak berakhirnya tahun
buku. Jika perusahaan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya maka akan dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 perhari dengan
jumlah maksimal Rp. 500.000.000.
Di Indonesia, penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan diteliti oleh Saleh (2004) hasil penelitiannya
diperoleh bukti empiris bahwa item-item luar biasa atau kontinjensi berpengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur
namun profitabilitas, rasio gearing, umur perusahaan serta struktur kepemilikan
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Respati (2004)
meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas dan outsider ownership
signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuanagan
perusahaan, sedangkan variabel marketvalue, insider ownership, debt to equity
ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan, dan hassil penelitian juga menemukan bukti bahwa
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tepat waktu
3
menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam jauh lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak tepat waktu.
Dalam penelitian tentang analisa faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di BEJ periode 2004-2006 menghasilkan bukti empiris yang
menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi
KAP berpengaruh seignifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan,
sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan .
Hilmi dan Ali (2008). Sedangkan menurut Rini Dwiyanti (2010) dalam penelitian
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2007. Hasil
penelitian ini mengidentifikasi bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan
secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pengertian
auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah debt to
equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas auditor. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan
dalam bentuk penelitian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
4
ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat disusun
rumusan masalah yaitu apakah debt to equity ratio, profitabilitas, dan struktur
kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris apakah
faktor-faktor seperti debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan
kualitas auditor mempengaruhi kepatuhan perusahaan-perusahaan manufaktur
dalam ketepatan waktu pelaporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1 Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
5
2 Bagi Penyusun
Penelitian ini bermaanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan serta untuk menambah keyakinan terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
3 Bagi Akademis
Penelitian ini akan menambah referensi studi tentang pengaruh ketepatan
waktu (timeless) terhadap laporan keuangan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang
merupakan ringkasn ransaksi keuangna yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya
oleh pemilik perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:5) menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja
keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini
untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi
keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan
arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat
keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan
ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas
7
yang terdiri dari aset, kewajiban, networth, beban dan pendapatan (termasuk
gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti
dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas dimasa
depan.
Menurut Irham fahmi (2012:22), Laporan Keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana
selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang
kinerja suatu perusahaan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu
terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas.
Neraca menunjukan/menggambarkan jumlah asset, kewajiban dan ekuitas dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan)
laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta
beban yang terjadi selama periode tertentu, dam laporan perubahan ekuitas
menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan ekuitas perubahan. Menurut Harahap (2009:105), laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.
8
Sedangkan menurut Gitman (2012:44) adalah :
“Annual report that publicly owned corporations must provide to
stockholders; it summarizes and documents the firms financials 2
activities during the past year”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan perusahaan terdiri laporan-laporan yang melaporkan posisi laporan
keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam
neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah asset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukan hasil operasi perusahan selama
periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukan sumber
dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2012:121) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakaian dan pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Fahmi (2011:28), tujuan laporan keuangan adalah memberi
9
informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan yang ditunjukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan disamping pihak
manajemen perusahaan. Pemakai laporan akan menggunakannya untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul
dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan,
membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil,
maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan
lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif,
tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu dan
informasi ini harus factual dan dapat diukur secara objektif.
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset
perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai ;aporan keuangan,
sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan
meramalkan apakah perusahaan di masa sekarangdan di masa yang akan
10
datang sehingga menghasilkan keuntungan yang sama atau lwbih
menguntungkan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode
tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan
juag bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
Menurut Kasmir (2014:282) menyebutkan bahwa pihak-pihak yang
memerlukan laporan keuangan diantaranya adalah:
1. Pemegang saham, untuk melihat kemajuan perusahaan yang dipimpin
manajemen dalam satu periode.
2. Pemerintah, untuk mengetahui kemajuan perusahaan yang bersangkutan
dan menilai kepatuhan perusahaan untuk membayar kewajibannya
kepada pemerintah.
3. Manajemen, untuk menilai kinerja perusahaan dan mengelola
sumberdaya yang dimilikinya selama periode tertentu.
4. Karyawan, untuk mengetahui kondisi perusahaan sebenarnya.
5. Masyarakat, untuk mengetahui kondisi perusahaan bersangkutan
sehingga masih percaya untuk membeli produk yang di hasilkan
perusahaan tersebut.
11
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang
berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat karakteristik kualitatif
pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk
maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai
tertentu.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, sekarang maupun masa depan,
mengaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran
informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory)
12
berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi struktur dan besarnya aset
yang dimiliki dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi
yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan
penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi masa lalu, misalnta
tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun
atau tentang hasil operasi yang direncakan. Informasi posisi keuangan
dan kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain
yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran deviden
dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Namun demikian,
kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat
ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan
peristiwa masa lalu. Misalnya nilai predikitif laporan laba-rugi dapat
ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa
abnormal dan jarang terjadi diungkap secara terpisah.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat
diandalkan pemakainnya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
13
disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jikan hakekat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih
dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui
jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta eristiwa lainnya dalam
bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal
pelaporan yang memenuhi criteria pengakuan.
b) Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disaikan, maka
peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
14
c) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak
tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugiakan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
d) Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan
piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat
serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat
dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan mengandung
unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak diperkenankan,
misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan
berlebihan dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih
rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi,
sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan karen itu tidak
memiliki kualitas andal.
15
e) Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dank arena itu tidak bisa diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansinya.
4. Dapat diperbandingkan
Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan. Pemakai harus juga dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan penyajian
dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan bersankutan, antar
periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.1.2 Ketepatan Waktu
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:121) tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
16
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambilan keputusan
ekonomi.
Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi
tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi
dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke
pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu juga menunjukan bahwa
laporan keuangan harus disajikanpada kurun waktu teratur untuk
memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan pada gilirannya mungkin
akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai (Hendriksen dan
Berda,2000). Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008)
mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan
waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal
laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. (2) ketepatan waktu
ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal
pelaporan yang diharapkan.
Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus
disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan
keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi
prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu tidak menjamin
relevansi, tapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan
17
waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan
tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan.
2.1.3 Teori Keagenan
Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak
yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (principal/ pemilik/
pemegang saham) dengan pihak yang menerima pendelegasian tersebut (agen/
direksi/ manajemen) (Alijoyo dan Zaini, 2004:6). Jensen dan Meckling
(1976:5) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak di mana
satu orang atau lebih (prinsipal/pemilik) melibatkan orang lain (agen) untuk
melakukan layanan tertentu demi kepentingan prinsipal yang melibatkan
pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.
Fokus dari teori agensi adalah untuk menentukan kontrak yang paling efisien
mengenai hubungan principal agen yang terkait dengan (Ikhsan dan Suprasto,
2008:76):
a. manusia (mementingkan diri sendiri, terkait dengan rasionalitasmenolak resiko)
b. organisasi (konflik tujuan antar anggota organisasi)c. informasi (informasi sebagai komoditas).
Dalam praktik timbul masalah (agency problem), karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen (Surya dan Yustiavandana, 2008:2). Masalah agensi akan muncul karena prinsipal dan agen memiliki tujuan yang berbeda (Ikhsan dan Suprasto,2008:77). Agen berjuang untuk memaksimalkan pembayaran kontraknya yang bergantung pada suatu tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan, sementara prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengembalian atas penggunaan sumber
18
dayanya yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen (Belkaoui 2007:186). Perbedaan kepentingan umum terjadi dalam dunia bisnis. Perbedaan kepentingan dapat menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan (Halim, 2008:60).
2.1.4 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan
informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung
dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi
tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang
prospek perusahaan yang merupakan bagian integral (Yadiati, 2007:52).
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: Neraca, Laporan laba rugi,
Laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan (Suharli, 2009:64).Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum
adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang
berguna bagi investor sekarang dan potesnsial ekuitas, debitur dan kreditur
lainnya dalam pengambilan keputusan dalam kapasitas mereka sebagai
penyedia modal (Kieso et.al, 2011:7). Tujuan pelaporan keuangan perusahaan
akan diterapkan untuk semua pemakai laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan, tujuannya yaitu (Belkaoui dan Riahi, 2006:249):
a. Salah satu tujuan utama dari penerbitan laporan keuangan perusahaan adalah untuk menyediakan akuntansi melalui fungsi-fungsi pengurusan manajemen, dan juga keberhasilannya (ataupun kebalikannya) dalam mencapai sasaran untuk menghasilkan kinerja ekonomi perusahaan yang memuaskan dan menjaganya dalam posisikeuangan yang sehat dan kuat.
19
b. Tujuan pelaporan keuangan yang baik adalah untuk menyediakan suatu informasi dalam bentuk sedemikian rupa untuk meminimalkan ketidakpastian tentang validitas informasi.
c. Mempunyai cakupan yang luas untuk inovasi dan evolusi sehingga perbaikan dimungkinkan.
d. Dibuat untuk diarahkan pada kebutuhan pemakai yang dapat memahami secara lengkap serangkaian laporan keuangan.
Untuk dapat mencapai tujuan dari pelaporan keuangan, perlu adanya aturan yang mengatur hal tersebut. IASB (International Accounting Standard Board) menerbitkan tiga pernyataan utama yang mengatur pelaporan keuangan dan standar akuntansi, yaitu: IFRS (International Financial Reporting Standards), Internasional financial reporting interpretations dan framework for financial reporting (Kieso et.al, 2011:12). Framework for financial reporting mempunyai beberapa karakteristik kualitatif, karakterisitk kualitiatif tersebut harus ada pada laporan keuangan yang di publikasikan kepublik. Karakteristik kualitatif pada conseptutual frmework for financial reporting adalah (Kieso et.al,2011:43):a. dapat di prediksib. dapat di konfirmasic. lengkapd. netrale. bebas dari kesalahanf. dapat di bandingkan;g. dapat diverifikasi;h. tepat waktu;i. dapat dimengerti.
Salah satu karakteristik kualitatif diatas terdapat satu komponen yaitu tepat waktu. Tepat waktu disini artinya informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Kieso et.al, 2011:47). Informasi yang usang tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan karena apa yang terkandung di dalam informasi tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini.
20
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
Dalam penelitian kali ini hanya akan mengajukan empat faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan perusahaan yaitu : Debt to equity
ratio, Profitabilitas, dan Struktur kepemilikan.
1. Debt to equity rasio
Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage.
Tingginya debt to equity rasio mencerminkan tingginya resiko keuangan
perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan
bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya
baik berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahan mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan kesulitan keuangan dianggap berita buruk yang akan
mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Sehingga pihak
manajemn cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang
memuat berita buruk. Perusahaan dengan kondisi debt to equity ratio yang
tinggi akan terlambat dalam penyampaia laporan keuangannya, karena
waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-
rendahnya. Hal ini didukung oleh penelitan Schwart dan Soo (1996)
dalam Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang
21
keuangan mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang
tidak mengalami kesulitan. Dalam penelitian ini, debt to equity ratio yang
dimaksud adalah perbandingan total hutang (Total Debt) dengan ekuitas
(Total Shareholder’s Equity) dapat dirumuskan sebagai berikut:
DER= Total DebtTotal Shareholders equity
2. Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin di capai perushaan adalah memperoleh laba
atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainya. Manajemen
perusahaan dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah di
tetapkan. Besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan
dan bukan berarti asal mendapatkan keuntungan. Untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan, di gunakan rasio keuntungan atau rasio
profitabilitas yang di kenal juga dengan nama rasio rentabilitas.
Beberapa pengertian mengenai rasio profitabilitas adalah sebagai
berikut:
22
Menurut pendapat Kasmir (2012:196), mengatakan bahwa rasio
profitabilitas adalah :
“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.”
Adapun menurut Sofyan Safri Harahap (2011:304), mendefinisikan
rasio profitabilitas adalah :
“Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:135), mengatakan bahwa
rasio profitabilitas adalah :
“Rasio yang mengukur efektivitas secara keseluruhan yang ditunjukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan maupun investasi.”
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas dapat
disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur atau
23
menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan melalui
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Hilmi dan Ali (2008) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut
mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung
menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Semakin tinggi rasio
profitabilitas, maka semakin tinggi tingkat efisiensi dan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Begitu pula jika perusahaan memiliki profitabilitas
rendah maka perusahaan cenderung akan melaporkan laporan keuangannya tidak
tepat waktu. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Na’im (1999), Owusu dan
Ansah (2000) dan Rini Dwiyanti(2010).
Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Seperti rasio-rasio yang sudah dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas
juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau
manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-
pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak
lain menurut Kasmir (2012:197), adalah :
24
1. Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
2. Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri.
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Berikut ini adalah jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan :
1. Return on Investment (ROI)
Menurut Irham Fahmi (2011:137), Rasio return on investment (ROI)
atau pengembalian investasi, atau ditulis juga dengan return on total asset
(ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yan
ditanamkan atau ditempatkan.
Rumus dari return on investment (ROI) adalah :
25
2. Return on Equity (ROE)
Menurut Irham Fahmi (2011:137), rasio return on equity (ROE)
disebut juga laba atas equity. Dalam beberapa referensi disebut juga dengan
rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini menilai sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan seumber daya yang dimiliki untuk
mampu memberikan laba atas ekuitas.
Adapun rumus return on equity (ROE) adalah :
3. Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas.
Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena
mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan.
ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
26
Returnon equity=Net incomeEquity
keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa
yang akan datang.
3. Struktur kepemilikan
Menurut Hilmi dan Ali (2008:8) kepemilikan publik adalah kepemilikan
masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham
perusahaan publik. Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang
menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian di masa
yang akan datang (Sundjaja, 2010:342). Kepemilikan perusahaan yang
dimiliki publik menjadi banyak dan menyebar, maka perusahaan yang sudah
go public mempunyai tanggung jawab yang lebih banyak kepada masyarakat
atas pengelolaan perusahaan.
Struktur kepemilikan perusahaan yang go public dapat disebut sebagai
kepemilikan terhadap saham perusahaan public yang didalam kepemilikan
tersebut perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh
pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dan
kepemilikan oleh pihak luar (outsider ownership’s).
27
Returnon Assets ( ROA )= Net incomeTotal Assets
Tidak seperti kreditur, pemilik modal sendiri (pemilik saham biasa dan saham preferen) adalah pemilik perusahaan (Sundjaja, 2010:341). Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan (Vita dan Peni, 2012:5). Kepemilikan perusahaan oleh kepemilikan publik sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar. Dengan begitu direksi/manajemen akan mengelola perusahaannya dengan baik. Perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008:9).
2.2 Penelitian Terdahulu
Na’im (1999) melakukan penelitian mengenai nilai informasi ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan analisis empiric regulasi informasi di Indonesia.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor opini audit, ukuran perusahaan,
financial distress yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak secara
signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, sedangkan
profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan.
Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di
Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,
umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan
dari akhir tahun financial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh
pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan
yang diaudit.
28
Saleh (2004), meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. hasil
penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa item-item luar biasa atau kontinjensi
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan
manufaktur namun profitabilitas, rasio gearing, umur perusahaan serta struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Respati (2004) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan
pelaporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas dan
outsider ownership signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuanagan perusahaan, sedangkan variabel marketvalue, insider ownership, debt
to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan, dan hassil penelitian juga menemukan bukti
bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tepat
waktu menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam jauh lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak tepat waktu.
(Hilmi dan Ali, 2008) dalam penelitian tentang analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2004-2006 menghasilkan bukti empiris
yang menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi
29
KAP berpengaruh seignifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan,
sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
(Rini Dwiyanti, 2010) dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2005-2007. Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa
profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada
ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio,
kualitas auditor, dan pengertian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu
pelaporan keuangan.
2.3 Kerangka konseptual
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kerangka berpikir degan bagan sebagai
berikut :
(-)
(+)
(+)
30
Debt to equity rasio (X1)
Struktur Kepemilikan (X3)
Profitabilitas (X2)Ketepatan waktu
pelaporan keuangan (Y)
2.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan
tujuan yang ingin dicapai diuraikan sebagai berikut:
H1: Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
H3: Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan
31
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
bergerak pada sektor properti dan real estate, yang telah go public dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode waktu 2011, 2012 dan
2013. Digunakannya tiga periode ini untuk dapat melihat konsistensi
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan pendekatan purposive
sampling, artinya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
yang memenuhi kriteria tertentu. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Kriteria-kriteria yang digunakan
dalam pengambilan sempel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama
empat tahun berturut-turut, yaitu tahun 2011-2013.
2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan
(annual report) untukperiode 2011-2013.
3. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing.
4. Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan
tahunan ke BAPEPAM untuk periode 2011-2013.
32
5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatanwaktu
penyampaian laporan keuangan untuk periode 2011-2013.
1.2 Definisi Variabel dan Definisi Operasional
1.2.1 Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel Dependen (dependent variable), yaitu suatu
variabel yang memiliki ketergantungan antara variabel yang
satu dengan yang lain, sedangkan dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan ke publik.
2. Variabel Independen
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah debt to
equity rasio, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas
auditor.
1.2.2 Defenisi Operasional Variabel
1. Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu
antara penyajian informasi yang diinginkan dengan
frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu
33
diukur dengan dummy varibel, dimana kategori 1
untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0
untuk perusahaan yang tidak tepat waktu.
Perusahaan di kategorikan terlambat jika laporan
keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret,
sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah
perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan
sebelum tanggal 1 April.
2. Debt to equity ratio
Leverage keuangan merupakan cerminan dari struktur modal
perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan debt to equity ratio
(DER).Rasio ini menggambarkan perbandingan kewajiban dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Menurut Suad Husnan (2004:70)
menjelaskan bahwa debt to equity ratio menunjukan perbandingan
antara hutang dengan modal sendiri.Menurut Horne dan Wachoviz
(1998:145), Debt to equity is computed by simply dividing the total
debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders
equity. Debtto equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang
34
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang
saham.
Sedangkan menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt
to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan
utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi
seluruh kewajibannya.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
DER = Total Ekuitas
Total Kewajiban
3. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on
asset (ROA) dan return on equity (ROE). Indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dalam
penelitian ini adalah return on asset (ROA) seperti yang
digunakan oleh beberapa peneliti yang memiliki hasil
berbeda di dalam penelitiannya Shaleh, Rini Dwiyanti.
4. Struktur kepemilikan
35
Struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut
juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu
perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak dalam atau manajemen perusahaan (Insider
ownership’s) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak luar (outsider ownership’s) (Suharli dan Rachpriliani,
2006). Struktur kepemilikan dalam penelitian ini adalah
prosentase kepemilikan saham terbesar oleh pihak luar
(outsider ownership’s) yang diukur dengan melihat dari
berapa besar saham yang dimiliki oleh pihak luar pada
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Karena kepemilikan pihak luar mempunyai
kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan
baik melalui media massa maupun dalam bentuk
kritikan atau komentar yang semuanya dianggap
sebagai aspirasi publik atau masyarakat. Pengaruh
kepemilikan dari pihak luar dapat mengubah
pengelolaan yang semula berjalan sesuai keinginan
perusahaan itu sendiri menjadi berjalan dengan
pengawasan. Dengan adanya kepemilikan pihak luar
yang besar maka pihak manajemen akan lebih
36
mendapat tekanan dari pihak luar untuk lebih tepat
waktu dalam pelaporan keuangannya.
1.3 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data documenter yaitu jenis data penelitian yang
antara lain berupa faktur-faktur, jurnal, surat-surat, notulen
hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program
serta memuat apa dan kapan suatu kejadian atau
transaksi dan siapa yang terlibat dalam kejadian
(Indriantoro dan Supomo, 2002).
Adapun data yang diperlukan dari setiap perusahaan
sampel merupakan data sekunder yang mencangkup
tentang debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo
(2002), terdapat dua tipe data sekunder yaitu data
sekunder internal dan data sekunder eksternal. Data
sekunder internal merupakan dokumen-dokumen
akuntansi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan di
dalam suatu organisasi. Beberapa contoh data sekunder
internal, antara lain : faktur penjualan, jurnal penjualan,
37
laporan penjualan periodik, surat-surat, notulen hasil rapat,
dan memo manajemen. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber dari eksternal. Data
sekunder eksternal umumnya disusun oleh entitas selain
peneliti dari organisasi yang bersangkutan. Data eksternal
ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui website www.idx.co.id.
1.4 Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan, annual
report perusahaan pada sektor properti dan real estate yang dipublikasikan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan melalui www.idx.co.id
1.5 Metode analisis data
Penelitian ini menggunakan model binary logistic regression,
karena variabel dependennya mengunakan varibel non-metrik
(nominal) sementara variabel independennya menggunakan variabel
metrik dan non-metrik (Ghozali, 2012:333). Variabel dependen dalam
38
penelitian ini merupakan skala nominal yaitu ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan (timeliness). Skala nominal adalah
ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada
objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan
tingkatan apa-apa (Suharyadi dan Purwanto, 2009:16). Timeliness
dilihat dari tepat atau tidaknya pelaporan keuangan
oleh perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel independen dalam
penelitian ini yang merupakan variabel metrik adalah profitabilitas,
kepemilikan publik dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel yang
menggunakan variabel non-metrik adalah opini audit.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtoris dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2012:19). Statistik deskriptif
merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah dipahami dan di interprestasikan.
2. Menilai Kelayakan Model Regresi
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan
model regresi logistik yang akan digunakan. Menilai kelayakan
39
model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness
Of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model. Kriteria penentuan data empiris sesuai dengan
model atau tidak yaitu (Ghozali, 2012:341):
a. Jika nilai and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test Statistic sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena
model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Godness Of Fit lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya.
3. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model
regresi (overall model fit). Pertama dengan melihat angka -2 Log
Likelihood (LL) pada (block Number = 0) dan angka -2 Log
Likelihood pada block Number = 1, jika terjadi penurunan angka -2
40
Log Likelihood (block Number = 0 – block Number = 1) maka
menunjukkan model regresi kedua lebih baik daripada regresi
model pertama, yang artinya model fit terhadap data
(Ghozali,2012:341).
Untuk menjelaskan variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen digunakan
Nagelkerke’s R2 yang berkisar antara 0-1. Nagelkerke’s R Square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell. Nilai
Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
multiple regression (Ghozali, 2012:341).
4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik biner (binary logistic regression). Regresi logistik biner
digunakan karena variabel terikatnya berupa dummy (binary).Yaitu terdiri
dari kategori 1 dan 0. Model regresi logistik biner yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ln (TL/1-TL)= α + β1DER + β2ROA + β3own + ε
41
Ln (TL/1-TL) = ketepatan waktu ( merupakan variabel dummy 1 untuk
kategori perusahaan yang tepat waktu dan kategoti 0 untuk perusahaan
yang tidak tepat waktu)
α = konstanta
β1DER = debt to equity ratio
β2ROA = profitabilitas
β3own = struktur kepemilikan
ε = eror
Daftar Pustaka
Owusu, Stephen & Ansah. 2000. “Timeliness of Corporate Financial
Reporting in
Emerging Capital Market : Empirical Evidence From The
Zimbabwe Stock
Exchange”. Journal Accounting and Business. Vol 30. Pp. 241
42
Indonesian
Capital Market Directory. 2011
______________________________. 2012
______________________________. 2013
Rachmaf Saleh. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Simposium Nasional
Akuntansi VII.(Desember) : pp 897-910.
Respati, Novita, Weningtyas. 2004. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di
Bursa Efek
Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol.4, pp.67-81. Ikatan Akuntan Indonesia.
2009.
Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
43
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi XI
Pontianak, 2008
Rachmawati, Sistya. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap
Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 10,
No. 1, 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS”,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, 2012.
Na’im, Ainun, 1999. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan: Analisis Empiric Regulasi Informasi Di Indonesia”. Vol. 14 No. 2
p 85-100
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Dwiyanti, Rini, 2010 “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Universitas Diponegoro
44
Semarang
Website: http// www.idx.co.id
Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung.
Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan ke-2. Alfabeta, Bandung.
Scott William. R. “Financial Accounting Theory” 6th Edition, Canada: Prentice Hall
Canada Inc, 2012
Romney, Marshall B dan Paul Jhon Steinbart. “Accounting Information Systems”: International Edition, 11th Edition, USA: Pearson Prentice Hall, 2009.
Sundjaja, Ridwan S et.al. “Manajemen Keuangan 2”, edisi VI, Bandung: Literata lintas Media, 2010.
Sukoco,Agus. 2013 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Toding, Merlina dan Wirakusuma, Made Gede, 2013. “ Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 : 15-31
Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta
Munawir. 2010. Analisa laporan keuangan, edisi keempat, liberty Yogyakarta, Jogjakarta.
45
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th
Edition. Global Edition: Pearson Education Limited.
Kasmir. 2014. Analisis laporan Keuangan. Edisi satu. Cetakan ketujuh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Harahap, Sofyan Syarif. 2011, Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawali Pers.
Alijoyo, Antonius dan Zaini, Subrarto. “Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan”, Jakarta: Gramedia, 2004.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. “Theory Of Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal Of Financial Economic, October, 1976 V.3, No.4, pp. 305- 360. 1976.
Ikhsan, Arfan dan Suprasto, Herkulanus Bambang. “Teori Akuntansi dan Riset Multiparadigma”, Jakarta: Grasindo, 2008.
Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan. “Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha”, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Belkaoui, Ahmed Riahi. “Accounting Theory” 5th Edition, Jakarta: Salemba Empat, 2007.
Suharli, Michell. “Pelaporan Keuangan, Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi”, Jakarta: Grasindo, 2009.
Yadiati, Winwin. “Teori Akuntansi: Suatu Pengantar”, Jakarta: Kencana, 2007
46
Top Related