Proposal Skripsi Bab1-3

71
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat cepat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia bisnis. Scott (2012:76) mendefinisikan informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual. Informasi harus memiliki tujuh karakteristik utama yaitu: relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses (Romney dan Steinbart, 2009:28).Salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi 1

description

proposal skripsi

Transcript of Proposal Skripsi Bab1-3

Page 1: Proposal Skripsi Bab1-3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat cepat

dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian

kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya

penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan.

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan,

termasuk dalam dunia bisnis. Scott (2012:76) mendefinisikan informasi sebagai bukti

yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual. Informasi harus

memiliki tujuh karakteristik utama yaitu: relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat

dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses (Romney dan Steinbart,

2009:28).Salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar

modal adalah laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang Go

Public.

Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia

bisnis. Laporan keuangan berisi catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

dilakukan oleh perusahaan dalam satu tahun atau satu periode tertentu. Laporan

keuangan juga mempunyai peranan penting sebagai alat komunikasi antar para

pelaku bisnis. Sebagai sebuah alat komunikasi yang memiliki informasi penting

1

Page 2: Proposal Skripsi Bab1-3

bagi para pembuat keputusan ekonomi, laporan keuangan memiliki empat

karakteristik kualitatif untuk membuat kualitas laporan keuangannya menjadi

lebih baik.

Relevan merupakan salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan.

Relevan maksudnya bahwa informasi tersebut dapat membantu para pengguna

laporan keuangan dalam keputusan laporan ekonomi. Pembuatan keputusan

ekonomi dilakukan dengan mengevaluasi peristiwa yang terjadi di masa lalu,

sekarang maupun masa yang akan datang. Salah satu indikator dari relevansi itu

adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu (timeliness) adalah

informasi yang ada dan siap untuk digunakan sebelum kehilangan maka oleh

pemakaian laporan keuangan serta kapasitasnya masih berada dalam pengambilan

keputusan.

Penyampaian informasi sedini mungkin sehingga dapat dipakai sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan mencegah agar terlambatnya

pembuatan keputusan tersebut dapat diartikan sebagai tepat waktu (Rachmawathi,

2008). Penyampai laporan keuangan perusahaan di bursa efek Indonesia

ditentukan oleh badan pengawas pasar modal (Bapepam) dan telah diatur dalam

Undang-Undang No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal. Undang-Undang ini

menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal waib

mempublikasikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan

2

Page 3: Proposal Skripsi Bab1-3

mengumumkan laporan kepada masyarakat. Berdasarkan lampiran Keputusan

Ketua Bapepam Nomor:40/BL/2007 yang menjelaskan mengenai kewajiban

perusahaan public untuk menyampaikan laporan keuangannya, diatur mengenai

penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit harus disampaikan

selambat-lambatnya 90 hari atau 3 bulan yang dihitung sejak berakhirnya tahun

buku. Jika perusahaan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan

keuangannya maka akan dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 perhari dengan

jumlah maksimal Rp. 500.000.000.

Di Indonesia, penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan diteliti oleh Saleh (2004) hasil penelitiannya

diperoleh bukti empiris bahwa item-item luar biasa atau kontinjensi berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur

namun profitabilitas, rasio gearing, umur perusahaan serta struktur kepemilikan

tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Respati (2004)

meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas dan outsider ownership

signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuanagan

perusahaan, sedangkan variabel marketvalue, insider ownership, debt to equity

ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan perusahaan, dan hassil penelitian juga menemukan bukti bahwa

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tepat waktu

3

Page 4: Proposal Skripsi Bab1-3

menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam jauh lebih banyak dibandingkan

dengan yang tidak tepat waktu.

Dalam penelitian tentang analisa faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di BEJ periode 2004-2006 menghasilkan bukti empiris yang

menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi

KAP berpengaruh seignifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan,

sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan .

Hilmi dan Ali (2008). Sedangkan menurut Rini Dwiyanti (2010) dalam penelitian

tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2007. Hasil

penelitian ini mengidentifikasi bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan

secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan

perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pengertian

auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah debt to

equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas auditor. Berdasarkan

latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan

dalam bentuk penelitian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

4

Page 5: Proposal Skripsi Bab1-3

ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat disusun

rumusan masalah yaitu apakah debt to equity ratio, profitabilitas, dan struktur

kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris apakah

faktor-faktor seperti debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan

kualitas auditor mempengaruhi kepatuhan perusahaan-perusahaan manufaktur

dalam ketepatan waktu pelaporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1 Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

5

Page 6: Proposal Skripsi Bab1-3

2 Bagi Penyusun

Penelitian ini bermaanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan serta untuk menambah keyakinan terhadap faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3 Bagi Akademis

Penelitian ini akan menambah referensi studi tentang pengaruh ketepatan

waktu (timeless) terhadap laporan keuangan.

6

Page 7: Proposal Skripsi Bab1-3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang

merupakan ringkasn ransaksi keuangna yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan

tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya

oleh pemilik perusahaan.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:5) menyatakan bahwa laporan

keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja

keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini

untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi

keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan

arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat

keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan

ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas

7

Page 8: Proposal Skripsi Bab1-3

yang terdiri dari aset, kewajiban, networth, beban dan pendapatan (termasuk

gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti

dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas dimasa

depan.

Menurut Irham fahmi (2012:22), Laporan Keuangan merupakan suatu

informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana

selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang

kinerja suatu perusahaan.

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu

terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Neraca menunjukan/menggambarkan jumlah asset, kewajiban dan ekuitas dari

suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan)

laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta

beban yang terjadi selama periode tertentu, dam laporan perubahan ekuitas

menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan

perubahan ekuitas perubahan. Menurut Harahap (2009:105), laporan

keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim

dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

8

Page 9: Proposal Skripsi Bab1-3

Sedangkan menurut Gitman (2012:44) adalah :

“Annual report that publicly owned corporations must provide to

stockholders; it summarizes and documents the firms financials 2

activities during the past year”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan perusahaan terdiri laporan-laporan yang melaporkan posisi laporan

keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam

neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan

arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah asset, kewajiban dan ekuitas

perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukan hasil operasi perusahan selama

periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukan sumber

dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas

perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2012:121) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakaian dan pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Fahmi (2011:28), tujuan laporan keuangan adalah memberi

9

Page 10: Proposal Skripsi Bab1-3

informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan

keuangan yang ditunjukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan

dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan disamping pihak

manajemen perusahaan. Pemakai laporan akan menggunakannya untuk

meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul

dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak

keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan,

membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil,

maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan

lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif,

tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu dan

informasi ini harus factual dan dapat diukur secara objektif.

Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset

perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai ;aporan keuangan,

sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan

yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan

meramalkan apakah perusahaan di masa sekarangdan di masa yang akan

10

Page 11: Proposal Skripsi Bab1-3

datang sehingga menghasilkan keuntungan yang sama atau lwbih

menguntungkan.

3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk

menilai investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode

tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan

juag bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi.

Menurut Kasmir (2014:282) menyebutkan bahwa pihak-pihak yang

memerlukan laporan keuangan diantaranya adalah:

1. Pemegang saham, untuk melihat kemajuan perusahaan yang dipimpin

manajemen dalam satu periode.

2. Pemerintah, untuk mengetahui kemajuan perusahaan yang bersangkutan

dan menilai kepatuhan perusahaan untuk membayar kewajibannya

kepada pemerintah.

3. Manajemen, untuk menilai kinerja perusahaan dan mengelola

sumberdaya yang dimilikinya selama periode tertentu.

4. Karyawan, untuk mengetahui kondisi perusahaan sebenarnya.

5. Masyarakat, untuk mengetahui kondisi perusahaan bersangkutan

sehingga masih percaya untuk membeli produk yang di hasilkan

perusahaan tersebut.

11

Page 12: Proposal Skripsi Bab1-3

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang

berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat karakteristik kualitatif

pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk

maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,

informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan

keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai

tertentu.

2. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam

proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, sekarang maupun masa depan,

mengaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran

informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory)

12

Page 13: Proposal Skripsi Bab1-3

berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi struktur dan besarnya aset

yang dimiliki dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi

yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan

penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi masa lalu, misalnta

tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun

atau tentang hasil operasi yang direncakan. Informasi posisi keuangan

dan kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain

yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran deviden

dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Namun demikian,

kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat

ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan

peristiwa masa lalu. Misalnya nilai predikitif laporan laba-rugi dapat

ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa

abnormal dan jarang terjadi diungkap secara terpisah.

3. Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas

andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat

diandalkan pemakainnya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat

13

Page 14: Proposal Skripsi Bab1-3

disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jikan hakekat atau

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut

secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih

dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui

jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat

untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

a) Penyajian jujur

Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus

menggambarkan dengan jujur transaksi serta eristiwa lainnya dalam

bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal

pelaporan yang memenuhi criteria pengakuan.

b) Substansi mengungguli bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disaikan, maka

peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi

dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

14

Page 15: Proposal Skripsi Bab1-3

c) Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak

tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang

menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan

merugiakan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang

berlawanan.

d) Pertimbangan sehat

Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi

ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan

piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta

peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.

Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat

serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat

dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan mengandung

unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi

ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak diperkenankan,

misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan

berlebihan dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih

rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi,

sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan karen itu tidak

memiliki kualitas andal.

15

Page 16: Proposal Skripsi Bab1-3

e) Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dank arena itu tidak bisa diandalkan dan tidak

sempurna ditinjau dari segi relevansinya.

4. Dapat diperbandingkan

Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi

dan kinerja keuangan. Pemakai harus juga dapat memperbandingkan

laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi

keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan penyajian

dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang serupa harus

dilakukan secara konsisten untuk perusahaan bersankutan, antar

periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.1.2 Ketepatan Waktu

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:121) tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

16

Page 17: Proposal Skripsi Bab1-3

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambilan keputusan

ekonomi.

Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi

tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi

dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke

pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu juga menunjukan bahwa

laporan keuangan harus disajikanpada kurun waktu teratur untuk

memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan pada gilirannya mungkin

akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai (Hendriksen dan

Berda,2000). Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008)

mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan

waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal

laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. (2) ketepatan waktu

ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal

pelaporan yang diharapkan.

Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus

disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan

keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi

prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu tidak menjamin

relevansi, tapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan

17

Page 18: Proposal Skripsi Bab1-3

waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan

tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan.

2.1.3 Teori Keagenan

Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak

yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (principal/ pemilik/

pemegang saham) dengan pihak yang menerima pendelegasian tersebut (agen/

direksi/ manajemen) (Alijoyo dan Zaini, 2004:6). Jensen dan Meckling

(1976:5) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak di mana

satu orang atau lebih (prinsipal/pemilik) melibatkan orang lain (agen) untuk

melakukan layanan tertentu demi kepentingan prinsipal yang melibatkan

pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.

Fokus dari teori agensi adalah untuk menentukan kontrak yang paling efisien

mengenai hubungan principal agen yang terkait dengan (Ikhsan dan Suprasto,

2008:76):

a. manusia (mementingkan diri sendiri, terkait dengan rasionalitasmenolak resiko)

b. organisasi (konflik tujuan antar anggota organisasi)c. informasi (informasi sebagai komoditas).

Dalam praktik timbul masalah (agency problem), karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen (Surya dan Yustiavandana, 2008:2). Masalah agensi akan muncul karena prinsipal dan agen memiliki tujuan yang berbeda (Ikhsan dan Suprasto,2008:77). Agen berjuang untuk memaksimalkan pembayaran kontraknya yang bergantung pada suatu tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan, sementara prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengembalian atas penggunaan sumber

18

Page 19: Proposal Skripsi Bab1-3

dayanya yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen (Belkaoui 2007:186). Perbedaan kepentingan umum terjadi dalam dunia bisnis. Perbedaan kepentingan dapat menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan (Halim, 2008:60).

2.1.4 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan

informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung

dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi

tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang

prospek perusahaan yang merupakan bagian integral (Yadiati, 2007:52).

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: Neraca, Laporan laba rugi,

Laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan (Suharli, 2009:64).Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum

adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang

berguna bagi investor sekarang dan potesnsial ekuitas, debitur dan kreditur

lainnya dalam pengambilan keputusan dalam kapasitas mereka sebagai

penyedia modal (Kieso et.al, 2011:7). Tujuan pelaporan keuangan perusahaan

akan diterapkan untuk semua pemakai laporan keuangan perusahaan yang

dipublikasikan, tujuannya yaitu (Belkaoui dan Riahi, 2006:249):

a. Salah satu tujuan utama dari penerbitan laporan keuangan perusahaan adalah untuk menyediakan akuntansi melalui fungsi-fungsi pengurusan manajemen, dan juga keberhasilannya (ataupun kebalikannya) dalam mencapai sasaran untuk menghasilkan kinerja ekonomi perusahaan yang memuaskan dan menjaganya dalam posisikeuangan yang sehat dan kuat.

19

Page 20: Proposal Skripsi Bab1-3

b. Tujuan pelaporan keuangan yang baik adalah untuk menyediakan suatu informasi dalam bentuk sedemikian rupa untuk meminimalkan ketidakpastian tentang validitas informasi.

c. Mempunyai cakupan yang luas untuk inovasi dan evolusi sehingga perbaikan dimungkinkan.

d. Dibuat untuk diarahkan pada kebutuhan pemakai yang dapat memahami secara lengkap serangkaian laporan keuangan.

Untuk dapat mencapai tujuan dari pelaporan keuangan, perlu adanya aturan yang mengatur hal tersebut. IASB (International Accounting Standard Board) menerbitkan tiga pernyataan utama yang mengatur pelaporan keuangan dan standar akuntansi, yaitu: IFRS (International Financial Reporting Standards), Internasional financial reporting interpretations dan framework for financial reporting (Kieso et.al, 2011:12). Framework for financial reporting mempunyai beberapa karakteristik kualitatif, karakterisitk kualitiatif tersebut harus ada pada laporan keuangan yang di publikasikan kepublik. Karakteristik kualitatif pada conseptutual frmework for financial reporting adalah (Kieso et.al,2011:43):a. dapat di prediksib. dapat di konfirmasic. lengkapd. netrale. bebas dari kesalahanf. dapat di bandingkan;g. dapat diverifikasi;h. tepat waktu;i. dapat dimengerti.

Salah satu karakteristik kualitatif diatas terdapat satu komponen yaitu tepat waktu. Tepat waktu disini artinya informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Kieso et.al, 2011:47). Informasi yang usang tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan karena apa yang terkandung di dalam informasi tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini.

20

Page 21: Proposal Skripsi Bab1-3

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan

Dalam penelitian kali ini hanya akan mengajukan empat faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan perusahaan yaitu : Debt to equity

ratio, Profitabilitas, dan Struktur kepemilikan.

1. Debt to equity rasio

Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage.

Tingginya debt to equity rasio mencerminkan tingginya resiko keuangan

perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan

bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya

baik berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi

mengindikasikan bahwa perusahan mengalami kesulitan keuangan.

Sedangkan kesulitan keuangan dianggap berita buruk yang akan

mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Sehingga pihak

manajemn cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang

memuat berita buruk. Perusahaan dengan kondisi debt to equity ratio yang

tinggi akan terlambat dalam penyampaia laporan keuangannya, karena

waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-

rendahnya. Hal ini didukung oleh penelitan Schwart dan Soo (1996)

dalam Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang

21

Page 22: Proposal Skripsi Bab1-3

keuangan mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu

dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang

tidak mengalami kesulitan. Dalam penelitian ini, debt to equity ratio yang

dimaksud adalah perbandingan total hutang (Total Debt) dengan ekuitas

(Total Shareholder’s Equity) dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER= Total DebtTotal Shareholders equity

2. Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin di capai perushaan adalah memperoleh laba

atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainya. Manajemen

perusahaan dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah di

tetapkan. Besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan

dan bukan berarti asal mendapatkan keuntungan. Untuk mengukur tingkat

keuntungan suatu perusahaan, di gunakan rasio keuntungan atau rasio

profitabilitas yang di kenal juga dengan nama rasio rentabilitas.

Beberapa pengertian mengenai rasio profitabilitas adalah sebagai

berikut:

22

Page 23: Proposal Skripsi Bab1-3

Menurut pendapat Kasmir (2012:196), mengatakan bahwa rasio

profitabilitas adalah :

“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.”

Adapun menurut Sofyan Safri Harahap (2011:304), mendefinisikan

rasio profitabilitas adalah :

“Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba

melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:135), mengatakan bahwa

rasio profitabilitas adalah :

“Rasio yang mengukur efektivitas secara keseluruhan yang ditunjukan oleh

besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya

dengan penjualan maupun investasi.”

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas dapat

disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur atau

23

Page 24: Proposal Skripsi Bab1-3

menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan melalui

berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.

Hilmi dan Ali (2008) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut

mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik cenderung

menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Semakin tinggi rasio

profitabilitas, maka semakin tinggi tingkat efisiensi dan kinerja perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Begitu pula jika perusahaan memiliki profitabilitas

rendah maka perusahaan cenderung akan melaporkan laporan keuangannya tidak

tepat waktu. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Na’im (1999), Owusu dan

Ansah (2000) dan Rini Dwiyanti(2010).

Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Seperti rasio-rasio yang sudah dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas

juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau

manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-

pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak

lain menurut Kasmir (2012:197), adalah :

24

Page 25: Proposal Skripsi Bab1-3

1. Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2. Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal sendiri.

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Berikut ini adalah jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan :

1. Return on Investment (ROI)

Menurut Irham Fahmi (2011:137), Rasio return on investment (ROI)

atau pengembalian investasi, atau ditulis juga dengan return on total asset

(ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan

mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang

diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yan

ditanamkan atau ditempatkan.

Rumus dari return on investment (ROI) adalah :

25

Page 26: Proposal Skripsi Bab1-3

2. Return on Equity (ROE)

Menurut Irham Fahmi (2011:137), rasio return on equity (ROE)

disebut juga laba atas equity. Dalam beberapa referensi disebut juga dengan

rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini menilai sejauh

mana suatu perusahaan mempergunakan seumber daya yang dimiliki untuk

mampu memberikan laba atas ekuitas.

Adapun rumus return on equity (ROE) adalah :

3.  Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas.

Dalam  analisis  laporan  keuangan,  rasio  ini  paling  sering  disoroti, karena 

mampu  menunjukkan  keberhasilan  perusahaan  menghasilkan keuntungan. 

ROA  mampu  mengukur  kemampuan  perusahaan menghasilkan 

26

Returnon equity=Net incomeEquity

Page 27: Proposal Skripsi Bab1-3

keuntungan  pada  masa  lampau  untuk kemudian diproyeksikan  di  masa 

yang  akan  datang.

3. Struktur kepemilikan

Menurut Hilmi dan Ali (2008:8) kepemilikan publik adalah kepemilikan

masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham

perusahaan publik. Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang

menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian di masa

yang akan datang (Sundjaja, 2010:342). Kepemilikan perusahaan yang

dimiliki publik menjadi banyak dan menyebar, maka perusahaan yang sudah

go public mempunyai tanggung jawab yang lebih banyak kepada masyarakat

atas pengelolaan perusahaan.

Struktur kepemilikan perusahaan yang go public dapat disebut sebagai

kepemilikan terhadap saham perusahaan public yang didalam kepemilikan

tersebut perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh

pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dan

kepemilikan oleh pihak luar (outsider ownership’s).

27

Returnon Assets ( ROA )= Net incomeTotal Assets

Page 28: Proposal Skripsi Bab1-3

Tidak seperti kreditur, pemilik modal sendiri (pemilik saham biasa dan saham preferen) adalah pemilik perusahaan (Sundjaja, 2010:341). Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan (Vita dan Peni, 2012:5). Kepemilikan perusahaan oleh kepemilikan publik sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar. Dengan begitu direksi/manajemen akan mengelola perusahaannya dengan baik. Perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008:9).

2.2 Penelitian Terdahulu

Na’im (1999) melakukan penelitian mengenai nilai informasi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan analisis empiric regulasi informasi di Indonesia.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor opini audit, ukuran perusahaan,

financial distress yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak secara

signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, sedangkan

profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan.

Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di

Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,

umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan

dari akhir tahun financial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh

pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan

yang diaudit.

28

Page 29: Proposal Skripsi Bab1-3

Saleh (2004), meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. hasil

penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa item-item luar biasa atau kontinjensi

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan

manufaktur namun profitabilitas, rasio gearing, umur perusahaan serta struktur

kepemilikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Respati (2004) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan

pelaporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas dan

outsider ownership signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuanagan perusahaan, sedangkan variabel marketvalue, insider ownership, debt

to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan, dan hassil penelitian juga menemukan bukti

bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tepat

waktu menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam jauh lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak tepat waktu.

(Hilmi dan Ali, 2008) dalam penelitian tentang analisa faktor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2004-2006 menghasilkan bukti empiris

yang menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi

29

Page 30: Proposal Skripsi Bab1-3

KAP berpengaruh seignifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan,

sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(Rini Dwiyanti, 2010) dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2005-2007. Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa

profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio,

kualitas auditor, dan pengertian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

2.3 Kerangka konseptual

Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kerangka berpikir degan bagan sebagai

berikut :

(-)

(+)

(+)

30

Debt to equity rasio (X1)

Struktur Kepemilikan (X3)

Profitabilitas (X2)Ketepatan waktu

pelaporan keuangan (Y)

Page 31: Proposal Skripsi Bab1-3

2.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan

tujuan yang ingin dicapai diuraikan sebagai berikut:

H1: Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

H3: Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan

31

Page 32: Proposal Skripsi Bab1-3

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

1.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

bergerak pada sektor properti dan real estate, yang telah go public dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode waktu 2011, 2012 dan

2013. Digunakannya tiga periode ini untuk dapat melihat konsistensi

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan pendekatan purposive

sampling, artinya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel

yang memenuhi kriteria tertentu. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk

mendapatkan sampel yang representatif. Kriteria-kriteria yang digunakan

dalam pengambilan sempel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama

empat tahun berturut-turut, yaitu tahun 2011-2013.

2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan

(annual report) untukperiode 2011-2013.

3. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing.

4. Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan

tahunan ke BAPEPAM untuk periode 2011-2013.

32

Page 33: Proposal Skripsi Bab1-3

5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatanwaktu

penyampaian laporan keuangan untuk periode 2011-2013.

1.2 Definisi Variabel dan Definisi Operasional

1.2.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel Dependen (dependent variable), yaitu suatu

variabel yang memiliki ketergantungan antara variabel yang

satu dengan yang lain, sedangkan dalam penelitian ini variabel

dependennya adalah ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan ke publik.

2. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah debt to

equity rasio, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas

auditor.

1.2.2 Defenisi Operasional Variabel

1. Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu

antara penyajian informasi yang diinginkan dengan

frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu

33

Page 34: Proposal Skripsi Bab1-3

diukur dengan dummy varibel, dimana kategori 1

untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0

untuk perusahaan yang tidak tepat waktu.

Perusahaan di kategorikan terlambat jika laporan

keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret,

sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan

sebelum tanggal 1 April.

2. Debt to equity ratio

Leverage keuangan merupakan cerminan dari struktur modal

perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan debt to equity ratio

(DER).Rasio ini menggambarkan perbandingan kewajiban dan

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi

seluruh kewajibannya. Menurut Suad Husnan (2004:70)

menjelaskan bahwa debt to equity ratio menunjukan perbandingan

antara hutang dengan modal sendiri.Menurut Horne dan Wachoviz

(1998:145), Debt to equity is computed by simply dividing the total

debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders

equity. Debtto equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang

34

Page 35: Proposal Skripsi Bab1-3

membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang

saham.

Sedangkan menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt

to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan

utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan

kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi

seluruh kewajibannya.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:

DER = Total Ekuitas

Total Kewajiban

3. Profitabilitas

Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on

asset (ROA) dan return on equity (ROE). Indikator yang

digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dalam

penelitian ini adalah return on asset (ROA) seperti yang

digunakan oleh beberapa peneliti yang memiliki hasil

berbeda di dalam penelitiannya Shaleh, Rini Dwiyanti.

4. Struktur kepemilikan

35

Page 36: Proposal Skripsi Bab1-3

Struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut

juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu

perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh

pihak dalam atau manajemen perusahaan (Insider

ownership’s) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh

pihak luar (outsider ownership’s) (Suharli dan Rachpriliani,

2006). Struktur kepemilikan dalam penelitian ini adalah

prosentase kepemilikan saham terbesar oleh pihak luar

(outsider ownership’s) yang diukur dengan melihat dari

berapa besar saham yang dimiliki oleh pihak luar pada

perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Karena kepemilikan pihak luar mempunyai

kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan

baik melalui media massa maupun dalam bentuk

kritikan atau komentar yang semuanya dianggap

sebagai aspirasi publik atau masyarakat. Pengaruh

kepemilikan dari pihak luar dapat mengubah

pengelolaan yang semula berjalan sesuai keinginan

perusahaan itu sendiri menjadi berjalan dengan

pengawasan. Dengan adanya kepemilikan pihak luar

yang besar maka pihak manajemen akan lebih

36

Page 37: Proposal Skripsi Bab1-3

mendapat tekanan dari pihak luar untuk lebih tepat

waktu dalam pelaporan keuangannya.

1.3 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data documenter yaitu jenis data penelitian yang

antara lain berupa faktur-faktur, jurnal, surat-surat, notulen

hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program

serta memuat apa dan kapan suatu kejadian atau

transaksi dan siapa yang terlibat dalam kejadian

(Indriantoro dan Supomo, 2002).

Adapun data yang diperlukan dari setiap perusahaan

sampel merupakan data sekunder yang mencangkup

tentang debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo

(2002), terdapat dua tipe data sekunder yaitu data

sekunder internal dan data sekunder eksternal. Data

sekunder internal merupakan dokumen-dokumen

akuntansi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan di

dalam suatu organisasi. Beberapa contoh data sekunder

internal, antara lain : faktur penjualan, jurnal penjualan,

37

Page 38: Proposal Skripsi Bab1-3

laporan penjualan periodik, surat-surat, notulen hasil rapat,

dan memo manajemen. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini bersumber dari eksternal. Data

sekunder eksternal umumnya disusun oleh entitas selain

peneliti dari organisasi yang bersangkutan. Data eksternal

ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD),

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui website www.idx.co.id.

1.4 Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan

mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan, annual

report perusahaan pada sektor properti dan real estate yang dipublikasikan

oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory

(ICMD) dan melalui www.idx.co.id

1.5 Metode analisis data

Penelitian ini menggunakan model binary logistic regression,

karena variabel dependennya mengunakan varibel non-metrik

(nominal) sementara variabel independennya menggunakan variabel

metrik dan non-metrik (Ghozali, 2012:333). Variabel dependen dalam

38

Page 39: Proposal Skripsi Bab1-3

penelitian ini merupakan skala nominal yaitu ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan (timeliness). Skala nominal adalah

ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada

objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan

tingkatan apa-apa (Suharyadi dan Purwanto, 2009:16). Timeliness

dilihat dari tepat atau tidaknya pelaporan keuangan

oleh perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel independen dalam

penelitian ini yang merupakan variabel metrik adalah profitabilitas,

kepemilikan publik dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel yang

menggunakan variabel non-metrik adalah opini audit.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtoris dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2012:19). Statistik deskriptif

merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk

tabulasi sehingga mudah dipahami dan di interprestasikan.

2. Menilai Kelayakan Model Regresi

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan

model regresi logistik yang akan digunakan. Menilai kelayakan

39

Page 40: Proposal Skripsi Bab1-3

model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness

Of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test

menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai

dengan model. Kriteria penentuan data empiris sesuai dengan

model atau tidak yaitu (Ghozali, 2012:341):

a. Jika nilai and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test Statistic sama

dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena

model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Godness Of Fit lebih

besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan

berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data

observasinya.

3. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model

regresi (overall model fit). Pertama dengan melihat angka -2 Log

Likelihood (LL) pada (block Number = 0) dan angka -2 Log

Likelihood pada block Number = 1, jika terjadi penurunan angka -2

40

Page 41: Proposal Skripsi Bab1-3

Log Likelihood (block Number = 0 – block Number = 1) maka

menunjukkan model regresi kedua lebih baik daripada regresi

model pertama, yang artinya model fit terhadap data

(Ghozali,2012:341).

Untuk menjelaskan variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel independen digunakan

Nagelkerke’s R2 yang berkisar antara 0-1. Nagelkerke’s R Square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell. Nilai

Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada

multiple regression (Ghozali, 2012:341).

4. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik biner (binary logistic regression). Regresi logistik biner

digunakan karena variabel terikatnya berupa dummy (binary).Yaitu terdiri

dari kategori 1 dan 0. Model regresi logistik biner yang digunakan untuk

menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ln (TL/1-TL)= α + β1DER + β2ROA + β3own + ε

41

Page 42: Proposal Skripsi Bab1-3

Ln (TL/1-TL) = ketepatan waktu ( merupakan variabel dummy 1 untuk

kategori perusahaan yang tepat waktu dan kategoti 0 untuk perusahaan

yang tidak tepat waktu)

α = konstanta

β1DER = debt to equity ratio

β2ROA = profitabilitas

β3own = struktur kepemilikan

ε = eror

Daftar Pustaka

Owusu, Stephen & Ansah. 2000. “Timeliness of Corporate Financial

Reporting in

Emerging Capital Market : Empirical Evidence From The

Zimbabwe Stock

Exchange”. Journal Accounting and Business. Vol 30. Pp. 241

42

Page 43: Proposal Skripsi Bab1-3

Indonesian

Capital Market Directory. 2011

______________________________. 2012

______________________________. 2013

Rachmaf Saleh. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Simposium Nasional

Akuntansi VII.(Desember) : pp 897-910.

Respati, Novita, Weningtyas. 2004. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di

Bursa Efek

Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol.4, pp.67-81. Ikatan Akuntan Indonesia.

2009.

Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta

43

Page 44: Proposal Skripsi Bab1-3

Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan

Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi XI

Pontianak, 2008

Rachmawati, Sistya. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap

Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 10,

No. 1, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS”,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, 2012.

Na’im, Ainun, 1999. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Keuangan: Analisis Empiric Regulasi Informasi Di Indonesia”. Vol. 14 No. 2

p 85-100

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Dwiyanti, Rini, 2010 “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Universitas Diponegoro

44

Page 45: Proposal Skripsi Bab1-3

Semarang

Website: http// www.idx.co.id

Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung.

Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan ke-2. Alfabeta, Bandung.

Scott William. R. “Financial Accounting Theory” 6th Edition, Canada: Prentice Hall

Canada Inc, 2012

Romney, Marshall B dan Paul Jhon Steinbart. “Accounting Information Systems”: International Edition, 11th Edition, USA: Pearson Prentice Hall, 2009.

Sundjaja, Ridwan S et.al. “Manajemen Keuangan 2”, edisi VI, Bandung: Literata lintas Media, 2010.

Sukoco,Agus. 2013 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Toding, Merlina dan Wirakusuma, Made Gede, 2013. “ Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 : 15-31

Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta

Munawir. 2010. Analisa laporan keuangan, edisi keempat, liberty Yogyakarta, Jogjakarta.

45

Page 46: Proposal Skripsi Bab1-3

Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th

Edition. Global Edition: Pearson Education Limited.

Kasmir. 2014. Analisis laporan Keuangan. Edisi satu. Cetakan ketujuh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Harahap, Sofyan Syarif. 2011, Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawali Pers.

Alijoyo, Antonius dan Zaini, Subrarto. “Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan”, Jakarta: Gramedia, 2004.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. “Theory Of Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal Of Financial Economic, October, 1976 V.3, No.4, pp. 305- 360. 1976.

Ikhsan, Arfan dan Suprasto, Herkulanus Bambang. “Teori Akuntansi dan Riset Multiparadigma”, Jakarta: Grasindo, 2008.

Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan. “Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha”, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Belkaoui, Ahmed Riahi. “Accounting Theory” 5th Edition, Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Suharli, Michell. “Pelaporan Keuangan, Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi”, Jakarta: Grasindo, 2009.

Yadiati, Winwin. “Teori Akuntansi: Suatu Pengantar”, Jakarta: Kencana, 2007

46