PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS
KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SDN 01
MANGUHARJO KOTA MADIUN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang
diampu oleh Drs. Edy Siswanto, M.Pd
Disusun oleh :
RESTANTI WULANSARI
NPM. 09.141.177 / VII E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan
yang baik ini, penulis masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyusun
dan menyelesaikan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulis dalam menyusun laporan PTK ini tidak lepas dari beberapa unsur
pendukung, untuk itulah penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang
baik dan harmonis dengan para unsur tersebut, sehingga tersusunlah laporan ini.
Pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Manguharjo Kecamatan Manguharjo
Kota Madiun yang telah membantu dan memberikan fasilitas sarana dan
prasarana secukupnya.
2. Bapak/Ibu guru beserta staf SDN 01 Manguharjo yang telah bersedia
melayani kami dengan senang hati dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusun laporan ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka
dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dari
pembaca demi kesempurnaan dan kelengkapan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita teman –
teman mahasiswa serts para guru Sekolah Dasar dan setidak-tidaknya menjadi
referensi untuk lebih meningkatkan pross pembelajaran di kelas.
Madiun, Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
D. Hipotesis Penelitian...................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................. 5
A. Pembelajaran Tematik................................................................. 5
B. Model Pembelajaran Kooperatif................................................. 6
C. Keaktifan Belajar......................................................................... 8
D. Prestasi Belajar............................................................................ 9
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 11
A. Rancangan Penelitian.................................................................. 11
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 11
C. Prosedur Penelitian...................................................................... 11
D. Instrument Penelitian.................................................................. 14
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 14
F. Teknik Analisis Data................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu kebutuhan manusia yang vital dalam
upaya mempertahankan serta mengembangkan potensi yang ada dalam diri
manusia. Belajar juga merupakan suatu kebutuhan manusia yang tidak
terbatas adanya. Manusia dituntut untuk terus belajar sebagai upaya
mempertahankan diri seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa belajar, manusia akan mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan karena kondisi
lingkungan yang senantiasa berubah. Dengan demikian belajar menjadi
kebutuhan penting sepanjang usia manusia, dari sejak lahir hingga akhir
hayatnya.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai
proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Kegiatan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah
mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.
Kegiatan pembelajaran dalam KTSP pada dasarnya mengutamakan
pada kompetensi yang dicapai siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat
pada siswa (student-centered). Siswa dituntut untuk aktif dalam
membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan memerlukan konsep yang mengaitkan
pembelajaran dengan realita kehidupan nyata sehingga pengetahuan dan
pemahaman siswa akan terbentuk dengan sendirinya.
Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat
mencapai indikator sesuai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam suatu
kelas terkumpul peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda,
baik dalam segi kecerdasan, bakat maupun kemampuan menerima materi
pelajaran. Sehingga diperlukan pengorganisasian materi pembelajaran agar
materi yang disampaikan dapat tercapai.
Dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan penting
dalam menciptakan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Guru
dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga
menumbuhkan minat dan antusias dari siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang
direncanakan dan diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.
Menurut Jean Piaget (dalam Trianto, 2011: 56), perkembangan
kognitif anak dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) Tahap sensorimotor
yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. (2)
Tahap pra-operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 2-4 tahun. (3) Tahap konkret operasional yakni perkembangan
ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun. (4) Tahap formal
operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-
15 tahun. Cara berfikir pada anak usia sekolah dasar berada pada tahap
yang ketiga. Dimana peserta didik masih berfikir secara konkrit. Sehingga
dalam penanaman materi pada diri peserta didik, pendidik mengarahkan
pada pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dengan mengaitkan
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Sehingga tercipta
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.
Kegiatan pembelajaran pada kelas rendah lebih diorientasikan pada
pembelajaran tematik dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran
menjadi satu tema. Tema yang diberikan merupakan gagasan pikiran atau
pokok pikiran yang menjadi topik pembahasan (Trianto, 2011: 139).
Dengan penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema
memudahkan siswa untuk memusatkan perhatian pada satu tema yang
akan dipelajari. Selain itu, dengan adanya penggabungan mata pelajaran
dalam satu tema tersebut maka peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan dirinya tidak hanya terfokus pada satu mata pelajaran saja
tetapi peserta didik sekaligus dapat mengembangkan kemampuan dirinya
pada mata pelajaran lainnya.
Namun fakta yang ada di lapangan membuktikan, masih banyak
sekolah yang yang belum menerapkan pembelajaran tematik khususnya
untuk kelas rendah. Pembelajaran yang ada saat ini masih memisah-
misahkan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang
lainnya. Proses pembelajaran yang berlangsung juga belum berorientasi
pada siswa. Proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional dan guru cenderung sebagai satu-satunya sumber belajar,
sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Guru memberikan
informasi secara lisan dan hanya sebatas teori saja. Padahal untuk anak
seusia SD kelas 1-3 masih berada pada tahap operasional konkrit, sehingga
dibutuhkan media untuk materi-materi yang membutuhkan benda-benda
nyata.
Berdasarkan fakta diatas, peneliti mengadakan penelitian yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Tematik Berbasis Kooperatif untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 01
Manguharjo Kota Madiun”.
Dengan maksud setelah penelitian ini dilakukan, melalui refleksi
guru dan siswa, diharapkan siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.
Sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif
untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III
SDN 01 Manguharjo Kota Madiun?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
tindakan kelas ini adalah:
a. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran tematik berbasis
kooperatif untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa
kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan
di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. 75 % keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 01
Manguharjo Kota Madiun melalui penerapan pembelajaran tematik
berbasis kooperatif meningkat.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengalaman peneliti
dalam mengatasi masalah pembelajaran dalam meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga
memberikan pengalamana kepada peneliti dalam menyusun dan
mengembangkan karya tulis ilmiah, khususnya dalam membuat
laporan penelitian.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
wawasan dalam mengatasi masalah pembelajaran, khususnya yang
terkait dengan masalah meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar yang
dicapai maksimal. Selain itu diharapkan siswa dapat berperan serta
dalam proses pembelajaran.
d. Bagi Pejabat di Lingkungan Dinas DIKBUDMUDORA
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga,
terutama dalam pembinaan akademik bagi guru dan siswa dalam
hal peningkatan mutu proses dan hasil belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang
mengaitkan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran
yang lainnya dalam satu tema.
Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
yang bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5).
Definisi lain mengatakan, Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.
Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata
pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi,
tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa,
dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan
yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika
dalam pendidikan.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan
yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik
sebagaimana diungkapkan dalam www. pppgtertulis.or.id. sebagai
berikut:
1. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan
siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu
memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar
tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali
dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu
belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar
ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan
memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan
saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara
ketat antar mata pelajaran.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat,
dan kebutuhan siswa.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (2003: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah
sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas
yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
ke-lompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja
sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Di pihak lain menurut Slavin (dalam Solihatin, 2007: 5),
pembelajaran koope-ratif atau Cooperative learning adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolabo-ratif yang anggotanya
terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur ke-lompok
yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula,
keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada
kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara
individual maupun kelompok.
Johnson dalam Lie mengemukakan bahwa (2003: 30) :
“Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative
Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur
pembelajaran kooperatif harus di-terapkan, yaitu : (1) saling
ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perse-orangan, (3) tatap
muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses
kelompok”.
2. Sintaks Model Pembelajaran kooperatif
Fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siwa
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasi siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana cara membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap agar
melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok
belajar dan bekerja
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
C. Keaktifan Belajar
1. Pengertian Keaktifan Belajar
Menurut Hermawan (2007: 83), keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran tidak lain adalah untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun
pemahaman mereka sendiri atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Rochman Natawijaya dalam
Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah suatu sistem belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan belajar adalah partisipasi siswa baik secara jasmani
maupun rohani dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas. Keaktifan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar yang
dicapai siswa, sebab siswa yang aktif akan mampu menangkap
materi yang diajarkan dengan lebih optimal.
2. Macam-macam Keaktifan Belajar Siswa
Diedrich (dalam Rohani, 2004: 9), membagi keaktifan
belajar siswa menjadi 8 kelompok, yaitu:
a. Keaktifan visual meliputi: membaca, memperhatikan
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, mengamato
orang lain bekerja, dan sabagainya.
b. Keaktifan lisan (oral) meliputi: mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara, diskusi.
c. Keaktifan mendengarkan : mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan instrumen musik,
mendengarkan siaran radio.
d. Keaktifan menulis : menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat sketsa atau rangkuman,
mengerjakan tes, mengisi angket.
e. Keaktifan menggambar : menggambar, membuat grafik,
chart, diagram, peta, pola.
f. Keaktifan motorik : melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan (simulasi), menari dan
berkebun.
g. Keaktifan mental : merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor,
menemukan hubungan dan membuat keputusan.
h. Keaktifan emosional : minat, bosan, gembira, berani,
tenang.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Menurut Tulus Tu’u (2004: 75), prestasi merupakan
hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu.
S. Nasution (1996: 17), prestasi belajar adalah
kesempurnaan seseorang yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat. Devi Wulansari (2010: 1), prestasi belajar
adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah suatu kecakapan atau hasil yang telah diperoleh dari
proses pembelajaran dengan penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang ditunjukkan dengan nilai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
rancangan penelitian kualitatif-interaktif, yakni PTK. PTK adalah
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran di kelas, atau memecahkan masalah pembelajaran di kelas/di
latar penelitian yang dilakukan secara bersiklus.
Model pelaksanaan PTK ini menggunakan model PTK “guru
sebagai peneliti dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Taggart (1990). Model siklus yang dikembangkan meliputi
tahap perencanaan, tindakan dan pengamatan, perefleksian dan perbaikan
rencana.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Manguharjo Kecamatan
Manguharjo Kota Madiun. Tindakan penelitian ini dikenakan pada siswa
kelas IIIA semester I dengan jumlah siswa 27 orang. Pelaksanaan tindakan
dikerjakan mulai pada tanggal 27 Oktober 2012. Jam pelajaran 2
pertemuan setiap minggu dengan pertemuan 2 x 35 menit.
C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan RPP yang
akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif.
Penyusunan RPP tersebut dilaksanakan pada tanggal 22-25
Oktober 2012. Selain itu, seorang peneliti (guru) juga menyusun
lembar evaluasi untuk menguji kemampuan siswa dalam
menanggapi penjelasan narasumber. Lembar evaluasi ini disusun
menjadi dua yaitu lembar penilaian untuk guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan siklus I direncanakan satu pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Sabtu 27 Oktober 2012. Sesuai
dengan RPP yang sudah disusun, langkah – langkah pembelajaran
yang akan dilakukan oleh guru mengacu pada pembelajaran
tematik berbasis kooperatif dengan berdasarkan pada langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Pra Kegiatan (5 Menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru dan siswa berdoa bersama.
c. Guru memeriksa kehadiran siswa.
2. Kegiatan Awal (5 Menit)
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk
menggali pengetahuan siswa tentang tanda waktu jam.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
3. Kegiatan Inti (50 Menit)
a. Kegiatan Eksplorasi
Guru menyampaikan informasi tentang materi
tanda waktu jam dengan gambar jam sesuai tanda
waktu jam, setengah jam dan seperempat jam.
Siswa diminta mengamati gambar jam kemudian
membacakan tanda waktu yang ditunjukkan.
Setelah siswa membacakan tanda watu jam, siswa
diminta untuk menunjukkan tanda waktu jam
melalui tiruan jam.
Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Kemudian guru menyampaikan langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan siswa.
b. Kegiatan Elaborasi
Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-
masing kelompok.
Masing-masing kelompok diminta
mendeskripsikan gambar yang berhubungan
dengan tanda waktu jam, setengah jam dan
seperempat jam.
c. Kegiatan Konfirmasi
Setelah siswa selesai melakukan diskusi, masing-
masing kelompok diminta mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Teman kelompok lain menanggapi.
4. Kegiatan Akhir (10 Menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
b. Evaluasi
Siswa mengerjakan lembar tugas individu (LKS)
terlampir.
c. Refleksi
Guru menanyakan kepada siswa tentang kesan
pembelajaran hari ini
d. Tindak Lanjut
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan
dirumah.
e. Penutup
3. Tahap Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan
pengamatan dan perekaman terhadap aktivitas belajar siswa dan
proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Semua aktivitas siswa
direkam dengan cara mencatat setiap kegiatan yang dilakukan
siswa secara berkelompok. Bagaimana interaksi siswa dalam
diskusi kelompok, bagaimana kerjasama antara anggota kelompok,
dan keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh.
Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
D. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : RPP,
wawancara, lembar observasi, lembar evaluasi / tes prestasi belajar, dan
catatan lapangan. RPP digunakan untuk pedoman pelaksanaan praktik
pembelajaran (tindakan). Tes evaluasi belajar digunakan untuk mengetahui
kualitas hasil belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk
menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
kondisi awal dan karakteristik siswa.
b. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan
berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada
selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
c. Lembar Evaluasi / Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk
mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan.
Test tersebut berbentuk menjodohkan dan subyektif agar banyak
materi tercakup.
d. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian
sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam
observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
1. Kemampuan Berfikir
Data hasil observasi dan catatan guru dianalisis secara
deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar da
partisipasi siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk
megetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara
membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis
sebelumnya. Selain itu kualitas pertanyaan dan jawaban siswa
dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan
skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah
dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan
pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada
siklus II.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis
dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test
formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Siswa
dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65
%, secara kelompok dianggap tuntas jika telah mencapai 85 % dari
jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %.
DAFTAR PUSTAKA
Malawi, Ibadullah dan Edy, Siswanto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Madiun:
IKIP PGRI Fakultas Ilmu Pendidikan
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif.html
http://www.buatskripsi.com/2011/01/pengertian-keaktifan-belajar-siswa.html
http://www.buatskripsi.com/2010/11/pengertian-macam-keaktifan-belajar-
siswa.html
http://education-vionet.blogspot.com/2012/06/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-
tematik.html
http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/hakikat-keaktifan-belajar.htmlaktifan-
visual-lisan.html