UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR
SERI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS III SD
NEGERI 1 GALE – GALE
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
SARBUNIYATI LATUCONSINA
NIM : 201348899
PROGRAM STUDI PPKHB
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha
Esa, yang dengan kasih dan sayang-Nyalah penulis bisa menyelesaikan tugas proposal
ini dengan baik dan sepenuhnya.
Sebagai dasar acuan Penulisan Tugas Akhir bagi mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan Reguler Pada Program Penetapan Pengakuaan Kerja dan Hasil Belajar
(PPKHB) kabupaten Maluku Tengah dan juga sebagai bahan referensi bagi mahasiswa
program Studi Guru Kelas, maka penulis sengaja mengangkat materi Upaya
meningkatkan kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Gambar
Seri Sebagai Media Pembelajaran Siswa Kelas III SD Negeri 1 Gale – Gale.
Penulis juga sadari bahwa proposal ini masih banyak kelemahan dan kekeliruan
sehingga perlu adanya koreksi dan perbaikan dari pembimbing dan pembaca yang lain.
Dengan harapan semoga Tugas Proposal ini dapat dipertimbangkan sebagai
acuan dalam penyusunan tugas akhir nanti.
Gale-gale, 3 Desember 2014
Sarbuniyati Latuconsina Nim : 201348899
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Defenisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Mengarang Dari Berbagai Tokoh
B. Pengertian Media
C. Jenis Media
D. Fungsi Media
E. Pengertian Karangan Narasi
BAB III METODOLGI PENELITIAN
A. Metodologi
B. Prosedur PTK
C. Rancangan Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang – Undang Repbulik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas, maka guru merupakan salah satu
komponen pendidikan yang mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tugas tersebut diatas. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, termasuk
peningkatan kualitas para guru pengajar agar benar – benar menjadi guru yang
professional. Karena hanya guru yang professional sajalah yang dapat mengantar
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Kalau kita berbicara tentang pembelajaran, maka tidak lepas dengan
pengalaman belajar. Apa yang mesti diberikan kepada peserta didik agar memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup mampu meningkatkan kualitas
dirinya, sehingga mampu menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat.
Atas dasar pertimbangan – pertimbangan tersebut, maka pembelajar di
Sekolah Dasar hendaknya mengaktifkan peserta didik, tidak hanya secara mental,
sehingga mampu menjadi warga Negara yang kritis, kreatif dan partisipatif terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembelajaran yang mengaktifkan peserta
didik, sudah lama diperkenalkan di Indonesia, namun penyebarannya belum merata
sehingga masih banyak terjadi proses pembelajaran yang masih didominasi oleh
guru dan siswanya menjadi pendengar yang pasif.
Seorang guru yang baik adalah guru yang mau belajar dari apa yang telah
dilakukannya, mau melihat dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya, serta
faktor – faktor yang membuatnya kuat dan lemah dalam mengajar, dan mau
berdialog dengan dirinya sendiri serta mau menerima masukan dari pihak lain dan
mau mengambil pelajaran dari apa yang telah dilakukan sebelumnya untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Berbagai cara telah dilakukan guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya,
namun sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran masih saja menemui kendala/masalah.
Setelah satu masalah mendasar yang penulis hadapi dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah mudahnya kemampuan menulis
ekspresif atau mengarang. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran mengarang.
1. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.
2. Sebahagian siswa tidak dapat merespon pertanyaan guru.
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun kalimat.
4. Kemampuan siswa untuk menuangkan ide kedalam karangan masih rendah.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis melakukan refleksi diri
terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi diri,
dapat diketahui penyebab permasalahan tersebut karena dalam proses
pembelajaran, peneliti tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Gambar Seri sebagai
Media Pembelajaran Siswa Kelas III SD Negeri 1 Gale - Gale”
G. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah : Upaya
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan media
gambar seri sebagai media pembelajaran siswa kelas III SD Negeri 1 Gale – Gale.
H. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan dengan
menggunakan gambar seri sebagai media pembelajaran.
I. Manfaat Penulisan
Diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam peningkatan kemampuan
menulis karangan narasi siswa secara umum dan lebih khsusus dalam menambah
wawasan keilmuan, menambah perbendaharaan kata dan penggunaan kalimat yang
baku dalam mengembangkan suatu ide kedalam bahasa tulisan pada siswa SD
Negeri 1 Gale – Gale.
J. Defenisi Operasional
Untuk membatasi pengertian dan mengatasi kesalahfahaman dalam menelaah
beberapa kata – kata atau pengertian kata – kata dalam penulisan Penelitian ini
maka penulis merangkum beberapa Defenisi yang berkaitan dengan penulisan ini
secara rinci sebagai berikut :
a. Mengarang adalah : mengungkapkan pikiran/perasaan kedalam suatu bentuk
tulisan, sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
b. Karangan Narasi
Karangan Narasi adalah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian
yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi Narasi merupakan
sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian
BAB II
KAJIAN TEORI
F. Pengertian Mengarang Dari Berbagai Tokoh
Pengertian mengarang adalah : mengungkapkan pikiran/perasaan kedalam
suatu bentuk tulisan, sehingga dapat dipahami oleh orang lain (Hallahan, Kauffman;
L. Inid 1985 : 145).
Byrne (1979) mengemukakan bahwa mengarang pada hakekatnya adalah
bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata –
kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang
adalah menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat – kalimat
yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa dalam kegiatan karang – mengarang, pengarang menggunakan bahasa tulis
untuk menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara menarik dan mengena kepada
pembaca. Oleh karenanya, disamping harus menguasai topik dan permasalahan
yang akan ditulis, penulis dituntut menguasai komponen grafologi, struktur, kosa
kata dan kelancaran.
Pengajaran mengarang menurut Baraja (1975), terdiri atas lima tahap, yaitu
(1) mencontoh, (2) mereproduksi, (3) rekombinasi dan transformasi, (4) mengarang
terpimpin, dan (5) mengarang bebas.
Mencontoh adalah aktifitas mekanis. Meskipun demikian, bukan berarti
bahwa siswa tidak belajar apa-apa. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh lewat
kegiatan mencontoh, misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan contoh,
belajar mengeja dengan tepat, dan membiasakan diri menggunakan bahasa yang
baik.
Kegiatan reproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan
tulis. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan menyimak atau membaca. Hasilnya
dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang disusun dengan kata – katanya
sendiri. Dengan demikian ide dan sistematika tidak berbeda dengan karangan yang
telah dipelajari sebelumnya.
Rekomendasi merupakan latihan menggabungkan beberapa karangan
menjadi satu karangan. Dalam praktik, dapat berupa latihan menggabungkan antar
kalimat, antar paragraph, dan atau antar wacana. Dengan demikian rekomendasi
mencakup pengertian kompilasi dari beberapa pokok pikiran dari berbagai wacana
menjadi satu wacana. Sementara itu, transformasi adalah mengubah salah satu
bentuk karangan kedalam bentuk karangan yang lain. Transformasi mencakup
pengertian penerjemahan, penyaduran, alih aksara (transliterasi), transkripsi dan
pembuatan sinopsis.
Menulis terpimpin dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka
karangan. Dalam lingkup yang sederhana, penyusunan kalimat berdasarkan kata –
kata tertentu, penyusunan alinea berdasarkan kalimat – kalimat tertentu termasuk
mengarang terpimpin.
Mengarang bebas sebagai tahap akhir dari pengajaran mengarang, dilakukan
dengan member tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas.
Meskipun demikian, ada baiknya apabila judul atau tema, dan jumlah kata
ditentukan oleh guru. Dengan demikian guru tidak terlalu sulit dalam melakukan
evaluasi.
G. Pengertian Media
Santoso, S. Hamidjojo (dalam Sihk Abuden, 2002 : 16), yang dimaksud
dengan media adalah semua bentuk perantara yang digunakan untuk
mengungkapkan ide, pikiran atau gagasannya sehingga gagasan itu sampai kepada
penerima.
Media menurut Gene L. Wikinson adalah segala alat dan bahan selain buku
teks yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar
mengajar (Wikinson, 1980 : 5).
Sedangkan menurut Blacks dan Horalles ( dalam Sihk ABuden, 2002 : 16),
media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa
atau menyampaikan suatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat
yang menghubungkan antara komunikator dan komunikasi.
H. Jenis Media
Media pembelajaran dapat berupa media alamiah dan media buatan. Media
alamiah adalah media pembelajaran lansung, misalnya yang berupa lingkungan
keluarga, pasar, alam, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sedangkan media
buatan adalah media yang dibuat oleh guru, percetakan, pabrikan dan sebagainya.
Sebagai contoh media buatan adalah surat kabar, majalah, media elektronik,
komputer dan sebagainya. (Sudirman 1996 : 26-27).
I. Fungsi Media
Menurut Gane L. Wikinson (1980 : 57), fungsi media adalah :
1. Meningkatkan motivasi belajar anak
2. Memenuhi keperluan siswa
3. Memudahkan pemahaman materi pembelajaran
4. Menambah kegembiraan
Sedangkan Harry C. Mc Kown dalam bukunya “Audio Visual (Aids to
Instruction)” mengemukakan fungsi media ada empat, yaitu :
1. Mengubah titik berat pendidikan formal, artinya bahwa dengan menggunakan
media, pembelajaran yang pada mulanya abstrak bisa menjadi konkret.
2. Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini penggunaan media menjadi
motivasi.
3. Memberikan penjelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pembelajaran dapat
lebih jelas dan mudah dimengerti.
4. Memberikan stimulus belajar.
J. Pengertian Karangan Narasi
Karangan Narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian
kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi Narasi
merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian.
Beberapa ciri-ciri narasi diantaranya adalah :
a. Adanya unsur perbuatan atau tindakan
b. Adanya unsur rangkaian cerita
c. Adanya sudut pandang pengarang
d. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan
g. Menggunakan bahasa sehari-hari
Struktur narasi pada umumnya adalah :
a. Tema
b. Alur/plot/jalan cerita
c. Watak atau karakter tokoh
BAB III
METODOLGI PENELITIAN
D. Metodologi
1. Setting
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gale – Gale dengan jumlah siswa 20
orang, terdiri dari 11 siswa laki – laki dan 9 siswa perempuan.
2. Waktu
Penelitian dilaksankan selama 2 minggu. Minggu pertama dan minggu kedua
bulan Agustus 2014.
E. Prosedur PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang dilakukan
guru berdasarkan pada masalah riil yang ditemui di kelas melalui langkah – langkah
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif,
partisipatif dan reflektif mandiri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran yang meliputi sistem, cara kerja proses kompetensi dan situasi
sehingga hasil belajar siswa dan kerja guru dapat meningkat.
Siklus aktifitas dalam PTK diawali dengan perencanaan, tindakan, penerapan,
observasi, dan evaluasi proses dan hasil tindakan melalui refleksi dan selanjutnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Bila hasil perbaikan
ang diharapkan tidak tercapai paad siklus I, maka penulis menganalisa
permasalahan yang muncul dan merencanakan perbaikan pada siklus II.
F. Rancangan Pembelajaran
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
- Membuat skenario pembelajaran
- Menyiapkan media pembelajaran
- Menyusun LKS
- Membuat rubrik penilaian
- Mengembangkan format observasi
2. Pelaksanakan Tindakan
Peran peneliti pada pelaksanakan tindakan antara lain :
- Mengabsen siswa
- Menyampaikan apersepsi dan memberitahukan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan materi dengan menggunakan media gambar yang mudah
diberi judul
- Membagi lembaran kerja siswa
- Menuliskan karangan tersebut untuk dibaca siswa secara bersama – sama
- Menyimpulkan materi pelajaran yakni mengarang berdasarkan gambar.
3. Observasi
Dari hasil observasi yang diperoleh selama pembelajaran menulis karangan
berlansung, yakni :
- Sebagian siswa kurang termotivasi
- Siswa terkesan kurang bergairah dalam kegiatan pembelajaran
- Siswa kesulitan menulis karangan berdasarkan media yang digunakan
peneliti
- Hasil belajar siswa belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. Refleksi
Dilihat dari hasil evaluasi yang ada, masih banyak siswa yang belum
mampu menulis karangan dengan benar. Karena media yang digunakan dalam
pembelajara kurang tepat. Oleh sebab itu, perlu dilanjutkan ke siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan siklus II memiliki kesamaan pada langkah – langkah siklus
I, yang membedakan antara siklus I dan siklus II adalah, pada siklus I media
yang digunakan hanya berupa gambar. Sedangkan pada siklus II, media yang
digunakan adalah gambar seri.
Pada siklus II, diupayakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan.
2. Pelaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II, yaitu :
- Kegiatan diawali dengan mengabsen siswa
- Memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan materi dengan menggunakan gambar seri.
Urutan penyampaiannya adalah :
a. Menanyakan isi dari setiap urutan gambar
b. Membimbing siswa membuat kalimat dari setiap bagian gambar.
c. Membimbing siswa mengembangkan kalimat – kalimat menjadi suatu
karangan sesuai dengan urutan gambar.
- Menyimpulkan materi pelajaran dan evaluasi
3. Observasi
Hasil observasi pada siklus II telah terjadi perubahan tingkah laku pada diri
siswa dapat terlihat sebagai berikut :
- Siswa telah termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
- Siswa terkesan bergairah/senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Siswa merespon pertanyaan dengan baik.
- Hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan
4. Refleksi
Dari hasil refleksi siklus II, diketahui bahwa kemampuan menulis
karangan meningkat menjadi 73,25%. Sehingga penulisan karangan siswa sudah
memenuhi criteria penulisan karangan, berdasarkan aspek keutuhan, kepaduan,
dan penggunaan ejaan dan tanda baca. Dengan demikian, dapat disimpulkan
penggunaan gambar seri sebagai media pembelajaran sudah berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKNAS, 2003. Kurikulum KTSP
Igak Wardani Kuswaya, 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah
Sastradinata, 1971. Pedoman Pembuatan dan Pemakaian Alat – Alat Peraga
Pendidikan.
Tarigan, 1998. Pengajaran Tata Bahasa Kasus Suatu Penelitian Kepustakaan.
Widyati, S. 2004. Belajar Aktif
Top Related