BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pemerintah dalam rangka mempercepat tercapainya
Indonesia sehat 2010 maka pemerintah mendirikan berbagai upaya kesehatan
antara lain dalam bentuk upaya kesehatan masyarakat tingkat dasar yaitu
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat seperti puskesmas. Ada enam jenis pelayanan tingkat dasar
yang harus di laksanakan oleh puskesmas yakni promosi kesehatan, kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, dan pengobatan dasar. Upaya tersebut tertuang dalam
Undang-Undang no 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular (SKN,
2004)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia
sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia
Demam Berdarh Dengue (DBD) timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya
di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini Demam Berdarah Dengue
(DBD) dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan
ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak
3500-7800 kasus dengan “Case Fatality Rate”3,9%. Penyebab penyakit ini
ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
1
1
sebagai factor utama, nyamuk Aedes Albopictus.
(http://eug3n14.wordpress.com/DBD).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh
penderita melalui nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie, E,1995).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang terutama
terdapat pada anak remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis
berupa demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan
atau tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat,
nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia
ringan dan petekie spontan. (Mansjoer, A,dkk ,2000 : 428).
Tanda dan gejala awal Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
demam mendadak selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tampak lemas, lesu,
sering terasa nyeri uluhati dan tampak bintik-bintik merah pada kulit
selanjutnya penderita gelisah, tangan dan kakinya dingin berkeringat, kadang-
kadang mimisan (perdarahan di hidung) disertai muntah atau berak (Dinkes
Prop. Jabar, 2004 : 87).
Mengingat bahayanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini
sangat dibutuhkan peran serta seluruh komponen yang ada tidak terkecuali
tenaga kesehatan dan keluarga. Dukungan keluarga sangat penting karena
keluarga merupakan unit terkecil dalam kelompok masyarakat tapi unit utama
2
dalam pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesame anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan (Effendy N, 1998:39).
Berdasarkan latar belakang di atas ternyata di Indramayu khususnya di
Puskesmas Babadan relatif kecil namun bila tidak segera ditangani dampaknya
akan merugikan semua pihak khususnya pasien Demam Berdarah Dengue
(DBD) itu sendiri.
Adapun data yang diperoleh dari Puskesmas Babadan periode Januari-
Desember 2009, jumlah pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Puskesmas Babadan sebagai berikut.
Tabel 1.1
Data Penderita Demam Berdarah Dengue dalam Wilayah
Kerja Puskesmas Babadan Tahun 2009
Desa BulanJan Feb Maret April Mei Jun Jul Agst Sept okt Nop Des
Dermayu - - 2 - 1 - - - 1 1 - -Sindang 2 1 7 - 1 - 1 - - - - -Penganjang - - - - - - - - - - - -Babadan 1 - - - - - - - - - - -Wanantara - - - - - - - - - - - -Jumlah 18
Sumber : Puskesmas Babadan-Indramayu tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas jumlah penderita DBD di Puskesmas
Babadan pada tahun 2009 sebanyak 18 orang, dan penderita paling banyak
3
terdapat pada bulan Maret sedangkan pada bulan-bulan yang lainnya jumlah
penderita turun.
Berdasarkan hasil study pendahuluan melalui wawancara yang
dilakukan peneliti pada tanggal 30 Januari 2010 kepada warga Desa Babadan
kabupaten Indramayu berjumlah 10 orang, 4 orang diantaranya mengatakan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam yang disertai pendarahan, 2
orang diantaranya mengatakan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit demam tinggi karena gigitan nyamuk, 3 orang diantaranya
mengatakan pernah mendengar istilah Demam Berdarah Dengue (DBD) itu
tetapi tidak mengerti, dan 1 orang diantaranya mengatakan tidak tahu apa itu
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa warga tersebut
belum mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga
demikian perlu dicari kebenarannya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “pengetahuan kepala keluarga tentang
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sindang wilayah kerja Pusksmas
Babadan Kabupaten Indramayu tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah bagaimana pengetahuan kepala keluarga tentang Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Desa Sindang wilayah kerja Puskesmas Babadan
Indramayu tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penelitian, peneliti dapat mengetahui
pengetahuan kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Desa Sindang wilayah kerja Puskesmas Babadan Kabupaten Indramayu
tahun 2010.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penelitian, peneliti dapat :
a. Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian DBD
b. Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang penyebab DBD
c. Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala
DBD
d. Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang pencegahan DBD
melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
e. Mengetahui pengetahuan kepala keluarga cara penanganan di rumah
penderita DBD.
D. Manfaat Penelitian
5
Hasil penelitian yang diharapkan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman yang lebih bervariasi juga menimbulkan dan
mengaplikasi ilmu yang didapat selama pendidikan.
2. Bagi kepala keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidikan
sebagai bahan perbendaharaan bacaan khususnya mata kuliah yang
berhubungan dengan judul yang diajukan.
4. Bagi tempat yang diteliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap Demam
Berdarah Dengue (DBD).
E. Ruang Lingkup
6
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada gambaran
pengetahuan pada tingkat kognitif satu yaitu “Tahu” meliputi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan penangganan Demam
Berdarah Dengue, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa
Sindang , sampel dengan menggunakan random sampling, penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari 2010.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003 : 127)
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom dan Hoozer yang dikutipkan oleh Notoadmodjo
(2003), pengetahuan yang tercakup dalam kognitif mempuyai 6 tinggkatan
yaitu :
1). Tahu (Know)
Tahu diantaranya sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang diterima, kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang antara lain menyebutkan, menguraikan, mengindentifikasi,
menyatakan, dan sebagainya.
2). Memahami (comprehension)
8
8
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui. Dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang di
pelajari.
3). Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagaimana dalam konteks
atau situasi yang lain.
4). Analisa ( Analysis)
Asnalisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.
5). Sintesis (Synthesis)
Sintesa menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
9
meringkaskan, dapat mengeluarkan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6). Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
Justifikasi atau penilaian. Penilaian itu berdasarkan pada kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria telah ada.
c. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang
bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti
atau jawaban, baik lisan maupun tulisan bukti atau jawaban tersebut
merupakan suatu reaksi dari stimulus yang dapat berupa pertanyaan baik
lisan maupun tulisan.
Pertanyaan (test) yang dapat digunakan untuk pengukuran
pengetahuan secara umum dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu
pertanyaan subjektif dan pertanyaan objektif, pertanyaan subjektif yaitu
penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilai,
sedangkan pertanyaan objektif yaitu pertanyaan yang mempunyai jawaban
yang dapat dinilai secara pasti oleh penilai tanpa melibatkan faktor
subjektifitas, seperti pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), dan
pertanyaan menjodohkan (Notoatmodjo,2003).
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
10
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2005) antara lain :
1). Lingkungan
Lingkungan yaitu kesatuan ruang dengan suatu benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
2). Pendidikan
Pendidikan yaitu usaha sadar dari responden yang tidak tahu
menjadi tahu, pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal
maupun non formal. Tingkat pendidikan yang tinggi akan sangat
berpengaruh bagi seseorang untuk dapat menerima segala macam bentuk
perubahan.
3). Informasi
Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang, maka
semakin banyak pengetahuan yang akan didapatkan.
4). Umur
Bertambahnya umur seseorang, maka akan bertambah pula
pengetahuannya dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
5). Pengalaman
Pengetahuan seseorang akan bertambah dengan mengalami
berbagai hal dalam berbagai bidang aspek kehidupan.
2. Keluarga
11
a. Pengertian
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan
lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang
hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa oaring yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling bergantungan (Depkes
RI,1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang bergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga,berinteraksi satu sama yang lain,
dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Salvicion, G. 1989).
Kepala Keluarga merupakan seseorang yng merupakan peran
sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, pelindung, dan pemberi rasa
aman, pencari nafkah dan mengambil keputusan di dalam suatu kelurga
(Effendy,N.1998:34).
Definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
12
1). Unit terkecil masyarakat
2). Terdiri atas dua orang atau lebih.
3). Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4). Hidup dalam satu rumah tangga
5). Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6). Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7). Setiap anggota keluarga mempuyai peran masing-masing
8). Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
b. Tipe/Bentuk Keluarga
1). Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak
2). Keluarga besar (exstended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan anak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara,
paman, bibi, dan sebagainya.
3). Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
kelurga inti.
4). Keluarga duda/janda (single family), adalah keluarga yang terjadi
karena peceraian atau kematian.
5). Keluarga berkomposisi (compotation), adalah keluarga yang
perkawinan berpoligami dan hidup secara bersama.
13
6). Keluarga kabitas (cabitatian), adalah dua orang mempunyai anak tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
c. Ciri-ciri keluaga
1). Diikat dalam satu tali perkawinan
2). Ada hubungan darah
3). Ada ikatan batin
4). Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5). Ada pengambilan keputusan
6). Kerjasama antara anggota keluarga
7). Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8). Tinggal dalam satu rumah.
d. Tugas keluarga sebagai unit pelayanan (Ruth B Freeman, 1981)
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
14
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan para anggotanya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat. (Effendy, N. 1998)
e. Ciri-ciri keluarga indonesia
1). Suami sebagai pengambil keputusan
2). Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3). Bertanggung jawab
4). Pengambil keputusan
5). Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
6). Ikatan kekeluargaan sangat erat
7). Mempunyai semangat gotong royong
3. Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit febris-virus
akut, sering kali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan
otot ruam dan leukopenia sebagai gejalanya. (WHO, 1999 : 1).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
15
dan atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diatesis hemoragif (Suhendro, dkk, 2007 : 1709).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti
betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia
(http://organisasi.org/DBD).
b. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah virus dengue
oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus sebagai vektor ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi pertama kali dapat
memberi gejala sebagai Demam Dengue (DD). Apabila orang itu
mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan
menimbulkan reaksi yang berbeda (Mansjoer. A, dkk, 2004 : 428).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus
dengue dengan tipe DEN I, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. virus tersebut
termasuk dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses).
Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak
berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga
(http://www.litbang.dekkes.go.id/maskes).
16
c. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Untuk menegakkan diagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) digunakan kriteria yang ditetapkan oleh WHO, 1997, yaitu :
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
2. Manifestasi pendarahan (Uji bendung positif, petekie, ekimosis,
perdarahan mukusa dan hematemesis atau melena).
3. Trombositopenia (Jumlah trombosit < 100.000/mm)
4. Terdapat tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut :
a. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
dengan umur dan jenis kelamin.
b. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
c. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia. (Suhendro, dkk, 2007 : 1711).
d. Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan tindakan untuk
memutuskan mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri
atas beberapa kegiatan antara lain :
1) 3 M
17
3 M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk
memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam
Berdarah Dengue (DBD) dengan cara :
a. Menguras tempat-tempat penampungaan air seperti bak mandi,
tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain
seminggu sekali.
b. Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember,
gentong, drum dan lain-lain
c. Mengubur semua barang-barang bekas yang ada disekitar rumah
yang dapat menampung air hujan.
2) Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
3) Cegah gigitan nyamuk dengan cara :
a. Membunuh jentik nyamuk demam berdarah ditempat air yang sulit
dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk temephos (Abate)
atau Altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate atau
2,5 gram Altosoid untuk 100 liter air. Abate dapat diperoleh atau
dibeli di Puskesmas atau di Apotik.
b. Mengusir nyamuk dengan obat anti nyamuk
c. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok.
d. Memasang kawat kasa di jendela dan di ventilasi
e. Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.
f. Gunakan sarung klambu waktu tidur.
e. Penanganan di rumah
18
(http://www.scrib.com/pencegahan
DBD).
Penanganan atau tindakan pertama kali ada penderita Demam
Berdarah Dengue (DBD) adalah :
1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah di masak
seperti
air susu, teh atau air minum lainnya, dapat juga dengan oralit.
2. Berikan kompres air dingin atau es
3. Berikan obat penurun panas misalnya parasetamol (dosis anak-anak 10
20mg /kgBB per hari, dewasa 3 x 1 tablet / hari)
4. Harus segera dibawa ke dokter,
petugas Puskesmas pembantu, bidan desa, perawat pembina desa,
Puskesmas atau Rumah Sakit.
(http://daniaonline.wordpress.com/DBD).
19
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang diamati atau dilakukan melalui penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: diteliti
20
Pengetahuan KK tentang DBD meliputi :
Pengertian DBDPenyebab DBDTanda dan gejala DBDPencegahan DBDPenanganan DBD
Penyakit DBDPengetahuan baikPengetahuan cukupPengetahuan kurang
C. Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur
Skala Katagori
1 2 3 4 5 6 7Pengetahuan Kepala Keluarga tentang penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%.
Pengetahuan Kepala Keluarga tentang pengertian penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang pengertian penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%.
21
1 2 3 4 5 6 7Pengetahuan Kepala Keluarga tentang penyebab penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang penyebab penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%
Pengetahuan Kepala Keluarga tentang tanda dan gejala penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang tanda dan gejala penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%
22
1 2 3 4 5 6 7Pengetahuan Kepala Keluarga tentang pencegahan penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang pencegahan penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%
Pengetahuan Kepala Keluarga tentang penanganan penyakit DBD
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang penanganan penyakit DBD
Kuesioner Test Ordinal Baik :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≥ 76%Cukup :Jika responden mampu menjawab dengan benar 56-75%Kurang :Jika responden mampu menjawab dengan benar ≤ 55%
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendidikan
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penelitian deskriptif, yaitu
suatu metode yang di gunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambar
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmojo, 2005 :
148). Dalam hal ini peneliti berminat untuk mengetahui ambaran pengetahuan
kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sindang
Wilayah Kerja Puskesmas Babadan Tahun 2010.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau data dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2008 : 236). Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah Kepala Keluarga di Desa Sindang wilayah
kerja Puskesmas Babadan tahun 2010 adalah 1338 Kepala Keluarga.
2. Sampel
Menurut Nursalam (2008 : 236) sampel merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, karena kurang dari 1000 maka pengambilan sampel
dilakukan dengan rumus :
24
24
Keterangan :
n = Jumlah sampel d = Tingkat sifgnifikansi (0,1)
N = Jumlah populasi
Diketahui besarnya populasi Kepala Keluarga 1338 secara keseluruhan,
maka perhitungannya sebagai berikut :
Hasil perhitungan sampel sebesar 93,04 dibulatkan menjadi 93.
C. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sindang wilayah kerja
puskesmas Babadan-Indramayu Tahun 2010.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan bulan Maret 2010.
E. Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel adalah gejala yang bervariasi
yang menjadi objek penelitian (Arikunto, 2006 : 116). Varibel dalam
25
melakukan penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan sub variabel pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan
penanganannya.
F. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2003 : 115). Untuk mengumpulkan data peneliti membuat
pertanyaan, pertanyaan ini diedarkan kepada Kepala Keluarga yang anggota
keluarganya pernah menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Kepala
Keluarga yang tidak terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sindang
wilayah kerja Puskesmas Babadan-Indramayu.
Teknik perkumpulan data dilakukan dengan menggunakan :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh si peneliti dari
hasil pengukuran, pengamatan dari survey langsung. Data ini diperoleh
secara langsung dari jawaban responden melalui kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
badan/instansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data ini diperoleh
dari puskesmas Babadan-Indramayu Tahun 2010.
26
G. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesionar
yang terdiri dari 20 pertanyaan, dimana dalam setiap nomor pertanyaan
diberikan kemungkinan jawaban untuk dipilih sesuai dengan pendapat yang
paling tepat dan benar.
H. Cara Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Editing
pada tahap editing peneliti melakukan pengecekan isi kuesioner
apakah sudah lengkap terisi dari jawaban yang dinyatakan kepada
responden jika terdapat kesalahan kekurangan peneliti menanyakan kembali
jawaban yang disampaikan responden sesuai dengan persepsinya sebagai
kelengkapan data.
2. Entri data
Peneliti memasukan data melalui pengolahan computer dengan
menggunakan Microsoft excel dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
3. Koding
Peneliti merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka, misalnya variabel persepsi dilakukan koding.
27
4. Tabulasi data
Tabulasi data dengan mengelompokan sesuai dengan variabel yang
akan diteliti guna memudahkan dalam menganalisanya.
I. Analisa data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan, yaitu menjawab pertanyaan peneliti dalam mengumpulkan fenomena
(Nursalam, 2003 : 121). Dalam penelitian ini peneliti mengunakan isi kuesioner
dengan alat angket yang berisi pertanyaan telah disediakan alternative
jawabanya.
Teknik yang digunakan menggunakan rumus :
P = x 100%
Keterangan :
p = Prosentasi
x = Jumlah total jawaban
n = Jumlah item pertanyaan
(Arikunto, 2005)
Dikatagorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika di dapat hasil 76% - 100%
2. Cukup, jika di dapat hasil 56% - 75%
3. Kurang, juka di dapat hasil ≤ 55%
Menginterprestasikan dengan menggunakan rumus prosentasi sebagai berikut :
28
P= x 100%
Keterangan :
p = Prosentasi
f = Jumlah katagori yang di jawab responden (baik, cukup, kurang)
n = jumlah sekluruh responden
Setelah data ditabulasi selanjutnya di interprestasikan dengan mengunakan
sekala katagori (Arikunto, 1998) sebagai berikut :
0% : Tidak seorangpun
1%-5% : Hamper tidak ada
6%-24% : Sebagian kecil
25%-49% : Kurang dari setengah
50% : Setengahnya
51%-74% : Lebih dari setengah
75%-94% : Sebagian besar
95%-99% : hamper seluruhnya
100% : seluruhnya
J. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti berpendapat perlu adanya
rekomendasi dari institusi terkait atau pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah
mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan
29
masalah etika yang meliputi informed concent, anonymity (tanpa nama) dan
confidentially.
1. Informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi criteria inklusi yaitu Kepala Keluarga yang
anaknya menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Kepala Keluarga
yang belum mendapatkan penyuluhan tetnang Demam Berdarah Dengue
(DBD). Disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek
menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak
subjek.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentially
Kerahasiaan informasi responden dijamin penelit, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil akhir.
30
31