RENCANA PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN : UJI IRITASI KRIM ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) HASIL FERMENTASI DENGAN VARIASI EMULGATOR PADA KULIT KELINCI (Orytalagus cuniculus)
NAMA MAHASISWA : Rabiah Al AdawiahNOMOR MAHASISWA : N11107046PEMBIMBING UTAMA : Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty, M.si., Apt.PEMBIMBING PERTAMA : Prof.Dr.rer-nat.Hj.Marianti A.Manggau, Apt.PEMBIMBING KEDUA : Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt.
BAB I
PENDAHULUAN
Antioksidan menjadi topik yang popular akhir-akhir ini, tidak terkecuali
di bidang kosmetik. Penggunaan antioksidan dalam sediaan kosmetik
menjadi alternative sebagai pencegahan dalam proses penuaan kulit.
Senyawa yang berkhasiat antioksidan dari ekstrak tanaman, kini banyak
digunakan di dalam sediaan kosmetik sebagai antioksidan alami. (1)
Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan salah satu tanaman yang
sering dibicarakan karena manfaatnya dalam bidang kesehatan. Rosella
memiliki kadar antioksidan yang tinggi, yang terdiri dari antosianin,
gossypetin, dan hibiscin. Setiap 100 gram kelopak bunga Rosella kering
mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486 mg,
Omega-3, magnesium, beta karoten, serta asam amino esensial seperti
lysine dan arginin (DEPKES RI. No SPP. 1065/35.15/05). (2)
Ekstrak bunga Rosella mengandung antosianin, yang merupakan
antioksidan dari golongan polifenol flavanoid. Terikat di dalam tanaman
dengan banyak glikosida, yang penyerapannya ke kulit dapat mengiritasi.
1
Namun, setelah mengalami fermentasi ikatan dengan glikosida akan
mengalami pemutusan. Karena itu, dalam penelitian ini digunakan ekstrak
Rosella hasil fermentasi untuk membuat krim antioksidan yang akan diuji
efek iritasinya pada kulit kelinci.
Sediaan kosmetik, sperti krim, merupakan salah satu produk yang
seringkali menyebabkan efek samping pada kulit. Efek samping tersebut
antara lain adalah terjadinya iritasi primer, reaksi sensitasi, fotoalergi dan
fototoksisitas, dan iritasi mata. (3, 4)
Pada tahap pengembangan formulasi penting untuk menguji potensi
iritasi yang disebabkan oleh bahan tambahan. Evaluasi keamanan kosmetik,
salah satunya adalah uji iritasi pada kulit, harus dilakukan sebelum
pemakaian pada manusia sehingga mencegah reaksi hipersensitifitas. (7)
Bahan-bahan yang berpotensi iritasi yang digunakan dalam formulasi
krim antioksidan ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) hasil fermentasi
ini, adalah emulgator Novemer® yang mengandung polisorbate-85 dan bahan
lain yaitu propilenglikol. (8)
Novemer® merupakan bahan emulgator yang digunakan secara luas
dalam krim dan emulsi minyak dalam air (m/a). Novemer® terdiri dari
polisorbate-85, Acrylates, dan minyak mineral. Novemer® memiliki
keuntungan karena mudah digunakan, baik dalam proses yang
membutuhkan pemanasan ataupun tidak.
Dari penelitian sebelumnya, Angreani telah mengembangkan
formulasi sediaan krim dari ekstrak herba menggunakan variasi surfaktan
2
dengan hasil indeks iritasi yang berbeda-beda. Variasi yang dilakukan pada
konsentrasi emulgator pada formulasi krim belum menjamin tidak adanya
efek iritasi yang akan timbul. (9)
Iritasi primer biasanya diukur dengan patch test pada kulit kelinci
berdasarkan prosedur Draize. Adanya tanda-tanda iritasi pada kulit hewan
coba, maka ada kemungkinan terjadi potensi iritasi pada kulit manusia. (10)
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian untuk
menguji beberapa variasi formulasi krim antioksidan yang mengandung
ekstrak hasil fermentasi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) dengan
menggunakan emulgator Novemer®, apakah memiliki efek mengiritasi pada
kulit hewan coba kelinci (Oryctalagus cuniculus).
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan formula sediaan krim
antioksidan dari ekstrak hasil fermentasi bunga rosella (Hibiscus sabdariffa)
yang tidak mengiritasi kulit kelinci (Oryctalagus cuniculus).
3
BAB II
RENCANA PENELITIAN
II.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat cukur, cawan porselen, gelas
piala, gelas ukur, labu erlenmeyer, lemari pendingin, mortir dan stamfer,
mikroskop mikrometer, penangas air, pengaduk elektrik, rotary evaporator,
termometer, timbangan analitik.
Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, asam stearat, -
tokoferol, etil asetat, gliserin, sampel bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa),
metanol, Novemer®, metil paraben, minyak mawar, propil paraben, propilen
glikol, setil alkohol, stearil alkohol.
II.2 Prosedur Kerja
II.2.1 Pembuatan Ekstrak
Sampel bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dikumpulkan, dicuci
bersih, ditimbang, dikeringkan fruit dehidrator, dan dibuat volume infus 100
ml. Setelah itu, 50 ml infuse bunga rosella difermentasi dengan Bakteri Asam
Laktat (Lactobacillus casei).
Sebanyak 50 ml yang lain kemudian dipartisi ekstrak cair-cair
menggunakan etil asetat untuk menadapatkan ekstrak nonpolar. Lapisan non
polar dikeringkan dan diperoleh ekstrak kering. Cairan hasil fermentasi
kemudian dipartisi juga dengan etil asetat dan diperoleh ekstrak kering.
4
Selanjutnya ekstrak kering ditimbang dan dihitung % rendamennnya.
II.2.2 Formulasi Krim
No. BahanFormula Krim (% b/b)
I II III
1Ekstrak etil asetat bunga rosella (Hibiscus sabdariffa)
1 1 1
2 Asam stearat 1 1 13 Setil alcohol 3 3 34 Gliserin 5 5 55 Isopropil miristat 2 2 25 Propilen glikol 10 10 10
6 Novemer® 1 2 3
7 Metil paraben 0,2 0,2 0,28 Propil paraben 0,5 0,5 0,59 α-tokoferol 0,05 0,05 0,05
10 Minyak mawar 0,002 0,002 0,00211 Air suling 78,248 77,248 76,248
II.2.3 Pembuatan Krim
Bahan-bahan ditimbang sesuai dengan formula. Fase minyak dibuat
dengan cara melebur asam stearat, setil alkohol, isoprpoil miristat dan
gliserin secara berturut-turut dalam cawan porselen di atas penangas air.
Setelah melebur sempurna, propil paraben ditambahkan sambil diaduk
hingga homogen dan mencapai suhu hingga 70oC. Fase air dibuat dengan
cara melarutkan metil paraben pada air yang sudah dipanaskan, setelah itu,
propilenglikol ditambahkan sambil diaduk hingga homogen. Lalu kembali
dipanaskan, saat suhu kedua fase mencapai 70oC, krim dibuat dengan cara
fase minyak dicampurkan ke dalam fase air sambil diaduk dengan pengaduk
elektrik secara pengadukan berselang (intermitten shaking : 2 menit
pengadukan dengan selang waktu istirahatnya 20 detik). Novemer® dan
5
ekstrak etil asetat hasil fermentasi bunga rosella dimasukkan, kemudian
diaduk kembali. Saat basis krim bersuhu 45-50oC, alfa tokoferol dan minyak
mawar ditambahkan sambil terus diaduk sampai homogen.
II.2.4 Uji Iritasi Pada Kulit Kelinci (1,2)
Hewan uji yang digunakan adalah kelinci (Oryctalagus cuniculuc),
berbadan sehat, dengan bobot badan 1,5 – 2 kg, dengan perlakuan sebagai
berikut:
Enam ekor kelinci (Oryctalagus cuniculuc) disiapkan dan dicukur bulu
punggungnya pada enam tempat yaitu tiga bagian di sebelah kanan dan tiga
bagian di sebelah kiri untuk masing-masing sediaan dan kontrol. Sediaan
krim uji sebanyak 0,5 gram dioleskan pada bagian punggung kelinci yang
telah dicukur, lalu ditutup dengan kassa steril kemudian direkatkan dengan
plester lalu dibungkus dengan perban, dan dibiarkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam, plester dan perban dibuka dan dibiarkan selama 1 jam,
lalu diamati. Setelah diamati, bagian tersebut ditutup kembali dan dengan
plester yang sama dan dibpiarkan selama 24 jam, lalu dilakukan
pengamatan. Dengan cara yang sama dilakukan kembali pengamatan
setelah 72 jam.
Selanjutnya untuk setiap keadaan kulit diberi nilai sebagai berikut:
1. Eritema
a. Tidak ada eritema = 0
b. Eritema sangat ringan = 1
6
c. Eritema ringan = 2
d. Eritema sedang = 3
e. Eritema berat = 4
2. Udema
a. Tidak ada udema = 0
b. Udema sangat ringan = 1
c. Udema ringan = 2
d. Udema sedang = 3
e. Udema berat = 4
Kemudian, dilakukan perhitungan dengan cara menjumlahkan nilai
keadaan kulit dari setiap kelinci percobaan setelah 24, 48, dan 72 jam
pemberian sediaan krim, lalu dibagi 4.
II.3 Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dari masing-masing hasil pengujian.
II.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistika.
II.5 Pembahasan
Hasil analisis data dibahas sesuai dengan literatur yang ada.
7
II.6 Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang dilakukan.
8
Bunga rosella
Infus bunga rosella 10 %
Dicuci bersih dengan air mengalir.Dikeringkan dan dibuat diinfus
Ekstrak fermentasi bunga rosella
Difermentasi
Lampiran 1. Skema kerja
a. Pembuatan Ekstrak
9
Basis krim
Fase minyak:Asam stearatSetil alkohollGliserinPropil parabenIsopropil miristat
Fase air:Metil parabenPropilenglikolAir
Dilebur pada suhu 70oC Dilarutkan pada suhu 70oC
Fase minyak Fase air
Basis krim
Fase minyak dicampur ke fase air (pengadukan secara intermitten shaking)
Ditambahkan pada suhu 45-50oC
Ekstrak kering bunga rosella hasil fermentasi
-tokoferol dan Minyak mawar
Krim
Novemer®
b. Pembuatan Krim
c. Uji Iritasi
10
Dioleskan pada punggung kelinci dan diamati terjadinya eritema dan udema setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
11