Problem Based LearningBlok 22. Neurology and Behaviour Science
Christian Sutiono
10.2007.175
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan YME, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya
ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu saya sangat mohon maaf yang sebesar – besarnya jika ada kata – kata yang
salah dalam penulisan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Amin.
Pendahuluan
Tidur merupakn sebuah kegiatan yang disertai berbagai perubahan fisiologis,termasuk
respirasi,fungsi jantung, tonus otot, temperature, sekresi hormone, dan tekanan darah.Tetapi
jika perubahan fisiologis itu mengalami ketidak seimbangan maka akan menimbulkan
bebrapa gangguan .Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah hipersomnia, jumlahtidur
yang berlebihan atau sering mengantuk yang berlebihan pada siang hari.Juga kelainan lain
yang berlawanan yaitu insomnia yang akan di bahas pada makalh ini.
Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau
gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.1
Insomnia dikelompokkan menjadi:
A. Insomnia primer insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak
berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian.
B. Insomnia sekunder suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat,
depresi atau stres yang hebat.1
Insomnia juga dapat dibedakan sebagai insomnia sementara, jangka pendek dan
jangka panjang. Insomnia sementara biasanya terjadi hanya beberapa malam, sedangkan
insomnia jangka pendek berlangsung > dari 2-3 malam tetapi terjadinya kurang dari 3
minggu. Untuk insomnia jangka panjang sendiri dapat berlangsung hampir tiap malam dan
terjadi > 3 minggu.2
Insomnia sementara (transient) insomnia yang berlangsung beberapa malam dan
biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan
biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri.
Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah
hilang. Keluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode berulang
juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat lingkungan tidur yang
berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag atau rotasi waktu kerja, stress
situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak
memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke dokter.
Insomnia jangka pendek gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua
sampai tiga minggu. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedang
mengalami stress, berada di lingkungan yang ribut-ramai, berada di lingkungan yang
mengalami perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang
terjadi saat jetlag, efek samping pengobatan.
Insomnia jangka panjang kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan atau lebih. Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi.
Penyebab lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom
restless legs, Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga
disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, dan substansi
lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya,
dan stres kronis.5
A. Pemeriksaan Insomnia :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksan Penunjang
B. Diagnosis Insomnia :
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap :
pola tidur penderita.
pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang.
tingkatan stres psikis.
riwayat medis.
aktivitas fisik.1
a. Diagnosis Kerja insomnia ec stress psikologi
b. Diagnosis Banding depresi
Dignosis Banding :
Definisi :
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan
adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam
berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas.3
Sekitar 10% orang yang mengunjungi dokter untuk keluhan psikisnya sesungguhnya
menderita depresi. Depresi mulai timbul pada usia 20 - 40 tahun. Suatu episode depresi
biasanya berlangsung selama 6 - 9 bulan, tetapi pada 15 - 20% penderita bisa berlangsung
sampai 2 tahun atau lebih. Episode depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali.4
Depresi situasional depresi yang terjadi setelah suatu peristiwa traumatik, seperti
kematian orang yang dicintai.
Holiday blues depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan sesuatu
yang bersifat sementara.
Depresi endogenous depresi tanpa penyebab yang pasti.4
Penyebab Depresi :
Penyebab depresi belum sepenuhnya dimengerti. Sejumlah faktor dapat menyebabkan
seseorang cenderung menderita depresi :
Faktor keturunan.
Efek samping dari obat-obatan tertentu.
Kepribadian introvert.
Peristiwa emosional (terutama kehilangan).4
Tanda – tanda Depresi :
Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja :
Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan.
Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan. penurunan
maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat.
Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang.
Menarik diri dari teman-temannya, murung.
Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat.
Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan.
Rendah diri dan merasa sangat bersalah.
Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan.
Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur.
Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri.3
Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera
dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan
cara berbicara, maupun menggunakan obat.3
Pengobatan Depresi Pada Remaja :
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami
depresi. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing
individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy, psychodinamic
psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-
obatan.3
Penatalaksanaan Pada Depresi :
Medika Mentosa :
Anti depresi trisiklik venlafaksin, trazodon, maprotilin.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
Monoamine oxidase inhibitors (MAOI) klorprozamin, nifedipin.
Psikostimulan metilfenidat.4
Non Medika Mentosa :
Psikoterapi yang dijalankan bersamaan dengan pemberian anti-depresi memberikan hasil
yang lebih baik. Psikoterapi individual maupun kelompok bisa membantu penderita secara
bertahap untuk memulai kembali tanggung jawabnya yang dahulu dan menyesuaikan diri
dengan tekanan kehidupan yang normal. Pada psikoterapi interpersonal, penderita menerima
dukungan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hidupnya. Terapi kognitif bisa
membantu merubah fikiran negatif dan rasa putus asa. Untuk depresi yang lebih ringan,
psikoterapi saja bisa sama efektifnya dengan terapi obat-obatan.4
Prognosis Depresi :
Jika tidak diobati, depresi bisa berlangsung sampai 6 bulan atau lebih. Gejala yang ringan
bisa menetap, tetapi fungsi penderita cenderung kembali normal.4
C. Etiologi Insomnia :
Beberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :
a. Faktor Psikologi Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi
penyabab dari Insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal
rencana dapat menjadi penyebab insomnia transient.
b. Problem Psikiatri Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi
dari biasanya yang tidak diingininkan, adalah gejala paling umum dari awal
depresi, Cemas, Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi
penyebab dari gangguan tidur.
c. Sakit Fisik Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga
hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama
penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan
baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
d. Faktor Lingkungan Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan
pesawat jet, lintasan kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi
faktor penyebab susah tidur.
e. Gaya Hidup Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja
yang tidak teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.5
D. Komplikasi Insomnia :
Efek fisiologis karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress,
terdapat peningkatan noradrenalin serum, peningkatan ACTH dan kortisol,
juga penurunan produksi melatonin.
Efek psikologis dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi ,
irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
Efek fisik/somatik dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan
sebagainya.
Efek sosial dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati
hubungan sosial dan keluarga.
Kematian orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka
harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini
mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang
memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang
terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi
kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.5
E. Patofisiologi Insomnia :
F. Manifestasi Insomnia :
a. Perasaan sulit tidur, bangun terlalu awal.
b. Wajah kelihatan kusam.
c. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata.
d. Lemas dan mudah mengantuk.
e. Resah dan mudah cemas.
f. Sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang tersinggung.5
G. Penatalaksanaan Insomnia :
Medika Mentosa :
Obat - obatan jenis hipnotik diazepam dan lorazepam.
Obat anti alergi yang bersifat sedative difenhidramin dan promethazin.
Herba valerian passiflora, ekstrak wild lettuce, lavender, dan chamomile.2
Non Medika Mentosa :
Terapi Psikologi :
Konsultan psikolog biasanya dapat mengajarkan teknik relaksasi
mudah yang dapat membantu mengatasi insomnia. Mereka juga biasanya
menyediakan jasa konsultasi bicara (psikoterapi) yang dapat membantu orang-
orang untuk menghadapi kejadian-kejadian seperti kehilangan orang terdekat
ataupun masalah rumah tangga yang dapat menyebabkan terjadinya susah
tidur atau insomnia.
Selain hal di atas, ada juga terapi tentang tidur, yang termasuk di
dalamnya cognitive behaviour therapy (CBT) yang dapat mengatasi masalah
kecemasan yang menganggu tidur dan juga membantu membangun pandangan
positif mengenai tidur.2
Terapi cognitive behaviour :
o Pengetahuan mengenai kebiasaan tidur yang baik. Kebersihan saat
tidur yang dijadikan kebiasaan dapat membantu untuk meningkatkan
kualitas tidur.
o Teknik relaksasi, seperti latihan pelemasan otot dan latihan pernafasan
dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan menjelang tidur. Teknik
ini membuat kita dapat mengontrol pernafasan, detak jantung,
ketegangan otot serta suasana hati.
o Terapi kognitif, ini termasuk dengan menggantikan kecemasan
mengenai tidak bisa tidur dengan hal lain yang positif.
o Kontrol stimulus, termasuk di dalamnya untuk membatasi aktivitas
yang dilakukan di dalam kamar tidur hanya untuk istirahat saja.
Pembatasan tidur, terapi ini membatasi waktu anda di tempat tidur,
sehingga menjadi tidur pun berkurang dan menjadi lebih lelah keesokan
malamnya. Begitu kualitas tidur sudah meningkat, maka waktu tidur pun akan
meningkat kembali secara bertahap.2
H. Prognosis Insomnia :
1. http://medicastore.com/penyakit/317/ Insomnia_kesulitan_tidur.html
2. http://medicastore.com/artikel/290/ Tidur_yang_Tak_Lelap.html
3. http://medicastore.com/artikel/276/ Depresi_pada_Remaja.html
4. http://medicastore.com/penyakit/260/Depresi.html 5. http://resumecheri.blogspot.com/2008/06/insomnia.html 6.
Top Related