I.Perencanaan dan proses pemilihan lokasi
Sebagai tahap awal dari perencanaan lokasi, diperlukan suatu rencana pendahuluan dari:
Pemilihan lokasi yang berisi kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk dimplementasikan.
Sasaran program Kerangka strategis dasar untuk mencapai
sasaran program
Perencanaan strategis mengharuskan adanya :
Penelitian pendahuluan, Pengumpulan data, Analisis isu, dialog dan negosiasi yang diperlukan untuk menetapkan masalah, memahami pilihan, dan meletakkan dasar untuk rencana pengelolaan lokasi kawasan konservasi.
Empat tahapan dalam proses pemilihan lokasi:
1. Identifikasi habitat atau lingkungan kritis
2. Teliti tingkat pemanfaatan sumberdaya dan identifikasi sumber-sumber degradasi di kawasan
3. Tentukan lokasi dimana perlu dilakukan konservasi
4. Kaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang dapat dijadikan kawasan konservasi, berdasarkan proses perencanaan lokasi.
2. Kriteria pemilihan lokasi kawasan konservasi
Kriteria berfungsi untuk mengkaji kelayakan suatu lokasi bagi kawasan konservasi
Kelompok kriteria terdiri atas:
a. Kriteria ekologi
b. Kriteria sosial
c. Kriteria ekonomi
A. Kriteria EkologiNilai suatu ekosistem dan jenis biota di pesisir dan laut:
1. keanekaragaman hayati didasarkan pada keragaman atau
kekayaan ekosistem, habitat, komunitas dan jenis biota.
2. KealamiaanDidasarkan pada tingkat degradasi
3. KetergantunganDidasarkan pada tingkat ketergantungan
spesies pada lokasi.
4. Keterwakilan
Didasarkan pada tingkat dimana lokasi mewakili suatu tipe habitat, proses ekologis, komunitas biologi, ciri geologi / karakteristik alam lainnya.
5. Keunikan
Didasarkan keberadaan suatu spesies endemik atau yang hampir punah
6. Integritas
Didasarkan pada tingkat dimana lokasi merupakan suatu unit fungsional dari entitas ekologi.
7. Produktivitas
Didasarkan pada tingkat dimana proses-proses produktifitas di lokasi memberikan manfaat/keuntungan bagi biota atau manusia
8. Kerentanan
Didasarkan pada kepekaan lokasi terhadap degredasi baik oleh alam/akibat aktivitas manusia
B. Kriteria Sosial
Manfaat sosial dan budaya
1. Penerimaan sosial
Didasarkan tingkat kedudukan masyarakat lokal
2. Kesehatan masyarakat
Didasarkan pada tingkat dimana penetapan kawasan konservasi dapat membantu mengurangi pencemaran / penyakit yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat
3. Rekreasi
Didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat digunakan untuk rekreasi bagi penduduk sekitar
4. Budaya
Didasarkan pada nilai sejarah, agama, seni atau nilai budaya lain dari lokasi
5. Estetika
Didasarkan pada nilai keindahan dari lokasi
6. Konflik kepentingan
Didasarkan pada tingkat dimana kawasan konservasi dapat berpengaruh pada aktivitas masyarakat lokal
7. Keamanan
Didasarkan pada tingkat bahaya dari lokasi bagi manusia karena adanya arus kuat, ombak besar dan hambatan lainnya.
8. Aksesibilitas
Didasarkan pada kemudahan mencapai lokasi baik dari darat maupun laut
9. Kepedulian masyarakat
Didasarkan pada tingkat dimana monitoring, penelitian, pendidikan / pelatihan di dalam lokasi dapat berkontribusi pada pengetahuan, apresiasi nilai-nilai lingkungan dan tujuan konservasi
10. Konflik dan kompatibilitas
Didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat membantu menyelesaikan konflik antara kepentingan sumberdaya alam dan aktivitas manusia / kompatibilitas antara sumberdaya alam dan manusia dapat dicapai
C. Kriteria Ekonomi
Manfaat ekonomi pesisir
1. Spesies penting
Didasarkan pada tingkat dimana spesies penting komersial tergantung pada lokasi
2. Kepentingan perikanan
Didasarkan pada jumlah nelayan yang tergantung pada lokasi dan ukuran hasil perikanan
3. Bentuk ancaman
Didasarkan pada luasnya perubahan pola pemanfaatan yang mengancam keseluruhan nilai lokasi bagi manusia
4. Manfaat ekonomi
Didasarkan pada tingkat dimana perlindungan lokasi akan berpengaruh pada ekonomi lokal dalam jangka panjang
5. Pariwisata
Didasarkan pada nilai keberadaan atau potensi lokasi untuk pengembangan pariwisata
3. Pentingnya pengelolaan terpadu kawasan konservasi
Pengelolaan kawasan konservasi di pesisir dan laut secara terpadu adalah :
pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive assessment), merencanakan tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfaatanya guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan.
Keterpaduan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan konservasi di pesisir dan laut mencakup empat aspek, yaitu:
a. Keterpaduan ekologis
b. Keterpaduan sektor
c. Keterpaduan disiplin ilmu
d. Keterpaduan stakeholder
A. Keterpaduan Ekologis
Secara spasial dan ekologis, wilayah pesisir memiliki keterkaitan antara lahan atas (daratan) dan laut.
B. Keterpaduan Sektor
sebagai konsekuensi dari besar dan beragamnya sumberdaya alam di kawasan pesisir dan laut adalah banyaknya instansi atau sektor-sektor pelaku pembangunan yang bergerak dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
C. Kerpaduan Disiplin Ilmu
Wilayah pesisir memiliki sifat dan karakteristik yang unik dan spesifik, baik sifat dan karakteristik ekosistem pesisir maupun sifat dan karakteristik sosial budaya masyarakat pesisir. Dengan dinamika perairan pesisir yang khas, dibutuhkan disiplin ilmu khusus seperti hidro-oseonografi, dinamika oseonografi dsb.
D. Keterpaduan Stakeholder
Segenap keterpaduan di atas, akan berhasil diterapkan apabila ditunjang oleh keterpadua dari pelaku dan pengelolaan pembangunan dikawasan pesisir.
pelaku pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut terdiri dari pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat pesisir, swasta/investor dan LSM
Perencanaan pengelolaan pembangunan harus mengunakan pendekatan dua arah, yaitu pendekatan “top down” dan “bottom up”
Beberapa alasan pentingnya pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu:
1. Secara empiris, terdapat keterkaitan ekologis (hubungan fungsional) baik antar ekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir dengan lahan atas dan laut lepas.
2. Dalam suatu kawasan pesisir, biasanya terdapat lebih dari dua macam sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pembangunan
3. Dalam suatu kawasan pesisir, pada umumnya terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat (orang) yang memiliki keterampilan /keahlian dan profesi bekerja yang berbeda (petani, nelayan, petani rumput laut dll) dan sangat sulit/tidak mengkin mengubah profesi sekelompok orang yang sudah secara mentradisi.
4. Kawasan pesisir pada umumnya merupakan sumberdaya milik persama (common poroperty resources) yang bersifat open acces (yang dapat dimanfaatkan semua orang)
Top Related