Download - ppt referat anestesi

Transcript

Slide 1

Dokter pembimbing :dr. RUNIK ISTANTI, sp.An. M.Sc Disusun oleh :Djarum Mareta SaputriH2A009017REFERAT PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS

ANATOMI

Hidung dan MulutDi pisahkan oleh palatum (bagian anteriornya) lalu bergabung di bagian posterior dalam faringInervasi rongga mulut dan hidung :N. olfaktorius untuk indara penciumanN. Trigeminus mensyarafi mukosa nasal, palatum, 2/3 lidah anteriorN. Glossopharyngeal mensyarafi 1/3 posterior lidah

Faring Faring : nasofaring, orofaring & hipofaringNasofaring dan orofaring dipisahkan oleh palatum, orofaring dan hipofaring oleh epiglotis. Inervasi : N.IX (glossopharingeus) & N.X (vagus)Hambatan nasofaring: pembesaran jaringan limfoid orofaring : lidah

Laring

Terletak antara V cervical 3 6Laring disusun oleh otot, ligament dan kartilago. Pita suara merup tersempit jalan nafas orang dewasaInervasi : N. superior laryngeal dan N. recurrent laryngeal cabang N. vagusHambatan : obstruksi benda asing, laringospasme, oedem mukosa.Trakea

Dimulai dari V cervical 6 carina, rata-rata setinggi V thorakal 5Panjang 10-15 cmdiperkuat oleh 16-20 cincin kartilago.Hambatan : obstruksi benda asing.

MENILAI JALAN NAFAS

Look : Lihat gerak dada & perut, ada tertinggal?Lihat tanda distres pernafasanLihat warna kulit/mukosa: pucat, sianosis, kemerahan?Lihat tingkat kesadaran penderita dengan skala GCS atau AVPUListen: Dengarkan udara nafas dengan telingaFeel : Rasakan udara dengan pipi

Tanda obstruksi partial: Stridor terdengar seperti ngorok, gargling (bunyi kumur-kumur)Retraksi otot dada selama inspirasi Nafas paradoksal (pada waktu inspirasi dinding dada menjadi cekung/datar bukannya mengembang/ membesar). Balon cadangan pada mesin anestesi kembang kempisnya melemah. Nafas makin berat dan sulitSianosis, merupakan tanda hipoksemia akibat obstruksi jalan nafas yang lebih berat

Tanda obstruksi total: Serupa dengan obstruksi partial, akan tetapi gejalanya lebih hebat dan stridor justru menghilang Retarksi lebih jelas Gerak paradoksal lebih jelas Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas. Balon cadangan tidak kembang kempis lagi.Sianosis lebih cepat timbul.Obstruksi jalan nafas total harus segera dikoreksi. Henti nafas > 5 menit dpt menyebabkan kerusakan otak permanen & henti jantung. Obstruksi nafas parsial juga harus segera dikoreksi. Hipoksia dpt menyebabkan oedem paru, oedem otak, henti jantung & kerusakan otak

Penderita dengan tanda-tanda obstruksi jalan nafas harus segera ditolong, cara: Membersihkan jalan nafas Secara manual maupun dg suction.Membebaskan jalan nafasObstruksi karena lidah jatuh ke belakang dapat diatasi dengan chin lift/jaw thrustJika chin lit/jaw thrust belum bebas maka dapat dibantu dg alat (memasang oropharyngeal airway, nasopharyngeal tube, laryngeal mask airway (LMA), endotracheal tube (ET))

ALAT-ALATOral & Nasal AirwayUntuk mempertahankan jalan nafas bebas, jalan nafas buatan (artificial airway) dapat dimasukkan melalui mulut atau hidung untuk menimbulkan adanya aliran udara antara lidah dengan dinding faring bagian posterior.

Pasien yang sadar atau dalam anestesi ringan dapat terjadi batuk atau spasme laring pada saat memasang jalan nafas artifisial bila refleks laring masih intak.Panjang nasal airway (jarak antara lubang hidung ke lubang telinga & 2-4 cm lebih panjang dari oral airway). nasal airway tidak boleh digunakan pada pasien yang diberi antikoagulan/anak dg adenoid, jangan digunakan pada pasien dengan fraktur basis cranii.

Face MaskPenggunaanface maskdpt memfasilitasi pengaliran oksigen atau gas anestesi dari sistem breathing ke pasien dg pemasangan face maskdengan rapat.Teknik pemasangan face mask yg tdk tepat dapat menyebabkan reservoir bag kempes walaupun klepnya ditutup, hal ini menunjukkan adanya kebocoran sekeliling face mask. Sebaliknya, tekanan sirkuit breathing yg tinggi dg pergerakan dada dan suara pernafasan yg minimal menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas

Bila face mask dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan digunakan untuk melakukan ventilasi dengan tekanan positif dengan memeras breathing bag. Face mask dipasang dimuka pasien dan sedikit ditekan pd badan face mask dgn ibu jari & telunjuk. Jari sisanya menarik mandibula untuk ekstensi joint atlantooccipital

Laryngeal Mask Airway (LMA)Tipe LMA yang biasa digunakan: LMA yang dapat dipakai ulangLMA yang tidak dapat dipakai ulangProSeal LMA yang memiliki lubang untuk memasukkan pipa nasogastrik dan dapat digunakan ventilasi tekanan positifFastrach LMA yang dapat memfasilitasi intubasi bagi pasien dengan jalan nafas yang sulit.

penutupan oleh epiglotis/ujung balon adl penyebab kegagalan terbanyak, maka memasukkan LMA dg penglihatan secara langsung dg laringoskop/bronchoskop fiberoptik (FOB) menguntungkan pada kasus sulitKontraindikasi untuk LMA adlh pasien dg kelainan faring (mis. abses), sumbatan faring, lambung yg penuh, penyakit restriksi jalan nafas

Esophageal Tracheal Combitube (ETC)biasanya dipasangkan melalui mulut & dimasukkan sampai 2 lingkaran hitam pdbatang batas antara gigi atas &bawah. ETC punya 2 balon untuk digembungkan, 100 ml (balon proksimal) & 15 ml (balon distal) keduanya hrs dikembungkan secara penuh setelah pemasangan. Pipa bening yg lebih pendek apt dipkai untuk dekompresi lambung.

Pipa Tracheal (TT)digunakan untuk mengalirkan gas anestesi langsung ke dalam trakea & untuk kontrol ventilasi & oksigenasi.TT tidak dipakai pada operasi kepala dan leher, atau pada pasien dengan posisi telungkup

Rigid LaryngoscopeLaringoskop adalah instrumen untuk pemeriksaan laring dan untuk fasilitas intubasi trachea. Handle biasanya berisi batre untuk cahaya bola lampu pada ujung blade

Laringoskop KhususLaringokop Bullard dan laringoskop Wu. Keduanya memiliki sumber cahaya fiberoptic dan blade yang melengkung dengan ujung yang panjang, dan didisain untuk membantu melihat muara glotis pada pasien dengan lidah besar atau yang memiliki muara glotis sangat anterior.

Flexible Fiberoptic Bronchoscope (FOB)Suatu FOB yang feksibel memungkin visualisasi tidak langsung dari laring dalam beberapa kasus atau untuk beberapa situasi dimana direncanakan intubasi sadar (awake intubation).

INTUBASI

Penempatan tabung plastik fleksibel dalam trakea untuk melindungidan mendukung jalan napas & memungkinkanrespirasimekanis /buatan. IndikasiKeadaan oksigenasi/ventilasi yg tidak adekuat mengontrol dan mengeluarkan sekret/sebagai bronchial toilet.proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang gawat atau pasien dengan refleks akibat sumbatan yang terjadi.Operasi-operasi di daerah kepala, leher, mulut, hidung dan tenggorokan, abdominal

Operasi intra torachal, agar jalan nafas selalu paten, suction dilakukan dengan mudah, memudahkan respiration control dan mempermudah pengontrolan tekanan intra pulmonal.Pada pasien yang mudah timbul laringospasme.Bila oral tube menghalangi pekerjaan dokter bedah, misalnya tonsilektomi, pencabutan gigi, operasi pada lidahPasien yg tdk sadar untuk memperbaiki jalan nafasKontraindikasiTrauma servikal

PROSEDUR TINDAKAN INTUBASI

Persiapan. Pasien sebaiknya diposisikan dalam posisi tidur terlentang, oksiput diganjal dengan menggunakan alas kepala kepala dalam keadaan ekstensi serta trakhea dan laringoskop berada dalam satu garis lurus.Oksigenasi. Setelah dilakukan anestesi dan diberikan pelumpuh otot, lakukan oksigenasi dengan pemberian oksigen 100% minimal dilakukan selama 2 menit. Sungkup muka dipegang dengan tangan kiri dan balon dengan tangan kanan.

Laringoskop. Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop dipegang dengan tangan kiri. Blade laringoskop dimasukkan dari sudut kiri dan lapangan pandang akan terbuka. Ekstensi kepala dipertahankan dengan tangan kanan. Pemasangan pipa endotrakhealMengontrol letak pipa. Dada dipastikan mengembang saat diberikan ventilasi. Sewaktu ventilasi, dilakukan auskultasi dada dengan stetoskop, diharapkan suara nafas kanan dan kiri sama.Ventilasi. Pemberian ventilasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien bersangkutan.

Obat-Obatan yang Dipakai.Suxamethonim (Succinil Choline), short acting muscle relaxant paling populer untuk intubasi cepat, mudah dan otomatis bila dikombinasikan dengan barbiturat IV. dengan dosis 20 100 mg. Thiophentone non depolarizing relaxantCyclopropane N2O/O2, tidak bisa dipakai untuk intubasi bila dipakai tanpa tambahan zat-zat lain. Halotan (Fluothane), agent ini secara cepat melemaskan otot-otot faring dan laring dan dapat dipakai tanpa relaksan untuk intubasi.

KOMPLIKASIKomplikasi tindakan laringoskop dan intubasiMalposisi berupa intubasi esofagus, intubasi endobronkial , ekstubasi yang terjadi sendiri, malposisi laryngeal cuff.Trauma jalan nafas berupa kerusakan gigi, laserasi bibir, lidah atau mukosa mulut, cedera tenggorok, dislokasi mandibulahipertensi, takikardi, spasme laringMalfungsi tuba berupa perforasi cuff.Komplikasi pemasukan pipa endotracheal.Trauma jalan nafas berupa inflamasi dan ulserasi mukosa, serta ekskoriasi kulit hidung.Malfungsi tuba berupa obstruksi.