DEMAM TIFOID
Ilmu penyakit dalam
ANAMNESAI. KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. SKelamin : PerempuanUmur : 40 tahun Alamat : Ciherang Tempat asal : CijambePekerjaan : Ibu rumah tangga Status perkawinan : MenikahAgama : Islam Bangsa : Indonesia Jenis pembiayaan : JamkesmasNo.registrasi medis : 201220525330Tanggal masuk RS : 1 Mei 2012 Tanggal pemeriksaan : 1 Mei 2012
II. KELUHAN UTAMA Panas Badan
ANAMNESIS KHUSUS
Pasien datang ke IGD RSUD SUBANG dengan keluhan panas badan yang dirasakan 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan panas badan dirasakan pasien semakin lama semakin meninggi, hilang timbul, panas badan terutama dirasakan pada sore dan malam hari. Sejak 5 hari yang lalu, keluhan panas badan dirasakan terus menerus.
Keluhan disertai sakit kepala terutama didaerah dahi, badan lemah, nafsu makan menurun tanpa mual dan muntah, serta perasaan tidak enak didaerah perut. Panas badan tidak disertai dengan menggigil, kejang, atau penurunan kesadaran.
Keluhan disertai pula dengan buang air besar yang menjadi jarang (pasien terakhir buang air besar 4 hari yang lalu) dengan konsistensi tetap. Buang air kecil tidak ada keluhan (tidak ada keluhan nyeri dan frekuensi serta jumlahnya tidak berubah). Adanya keluhan buang air besar berdarah, nyeri pada perut yang hebat disangkal pasien.
5 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien berobat ke dokter umum, tidak dianjurkan rawat dan diberi amoksisilin 3x1 tab sehari, parasetamol 3x1 tab, dan vitamin sebanyak 1x1. Namun karena tidak ada perbaikan, pasien berobat ke RSUD SUBANG.
Riwayat batuk-batuk lama, disertai keringat malam, berat badan menurun drastis disangkal. Riwayat bepergian ke endemis malaria disangkal. Riwayat nyeri sendi, disertai bengkak, warna kemerahan pada sendi, bercak kemerahan pada tungkai, bokong tidak simetris disangkal.
•Riwayat Penyakit dahulu Pasien tidak pernah mengalami gejala serupa
sebelumnya
•Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
keluhan serupa, pasien tidak memiliki riwayat hipertensi,diabetes melitus dll.
•Riwayat pekerjaan : SD/Sederajat.
•Riwayat sosial-ekonomi/kebiasaan Tingkat ekonomi rendah, tinggal di lingkungan
yang tidak padat penduduk, dan memiliki kebiasaan sering menkonsumsi makanan yang dijual dijalanan.
•Riwayat obstetrik : suntik KB 3 bulan
III. PEMERIKSAAN FISIK
•Keadaan Umum : Tampak sakit sedang. •Kesadaran : Kompos mentis.•Status Gizi
Berat badan : 52 kgTinggi badan : 160 cm
•Tanda VitalTekanan darah : 110/70 mmHgNadi = Heart Rate : 92 x/menit, regulerRespirasi : 24 x/menitSuhu : 38,8oC
Kepala
•Rambut : warna hitam, tidak mudah rontok •Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- •Hidung : pernapasan cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada, tidak ada deviasi septum •Telinga : tidak ada sekret, pendengaran baik, tidak ada nyeri tekan mastoid •Mulut : sianosis perioral tidak ada, mukosa mulut dan lidah basah, lidah kotor dengan tepi hiperemis dan tremor (+)
Leher
•Inspeksi : jugular venous pressure tidak meningkat (5+2 cmH2O)•Palpasi : kelenjar getah bening tidak teraba membesar, deviasi trakea tidak ada •Kulit : turgor kulit baik, tidak ada sianosis, petekhie, dan ikterik
Thoraks Pulmo
• Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, dalam
keadaan statis dan dinamis.
Tidak ada kelainan kulit dan dinding dada
baik emfisema subkutis.
Tidak ada pelebaran pembuluh darah vena.
Tidak ada penyempitan sela iga
Tidak terlihat bentuk kelainan dinding dada
seperti barrel chest
• Palpasi : fremitus taktil dan fremitus vokal
simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada nyeri lepas
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, Batas
paru hati pada ICS 5 linea midclaviculla
dextra, peranjakan paru (+), Batas paru
lambung pada ICS 6 linea axillaris
anterio sinistra
• Auskultasi : vesikuler breath sound normal kiri = kanan
wheezing -/-, ronki -/-
Cor
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : Batas paru kanan – jantung di
ICS V linea parasternal dextra
Batas paru kiri – jantung di ICS
VII midclavikula sinistra
Batas pinggang jantung di ICS IV
linea parasternal sinistra
• Auskultasi : bunyi jantung reguler, murmur
tidak ada, gallop tidak ada
Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak cembung simetris,
gerakan peristaltik tidak
terlihat, pulsasi aorta tidak
terlihat di daerah epigastrium
• Auskultasi : bising usus terdengar normal (
cliks dan gurgles ) kira-kira
32 x/ menit.
• Perkusi : timpani d keempat kuadran
abdomen, Batas atas dan
bawah hepar normal (< 12 cm) di
linea midclavicula dextra
Batas lien di linea aksillaris
anterior sinistra timpani-timpani (pasien diintruksikan
untuk
menarik napas) suara kembali
dari timpani menjadi timpani.
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan
nyeri lepas pada ke empat
kuadran abdomen.
Hepar tidak teraba, Lien tidak
teraba, Palpasi ginjal dengan
ballotemen (-)
Pemeriksaan Asites:
Tes suara redup berpindah (Shifting dullness) = (-)
Tes undulasi = (-)
Ekstremitas
Edema -/-, sianosis -/-, clubbing finger -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium
Hematologi hasil pemeriksaan nilai normal
• Lym 3,8 x 103 / µL 1,0 – 5,0
• Mon 0,4 x 103 / µL 0,1 - 1,0
• Gra 4,2 x 103 / µL 2,0 – 8,0
• Lym % 27,8 % 25,0 – 50,0
• Mon % 6,9 % 2,0 – 10,0
• Gra % 65,3 % 50,0 – 80,0
• RBC 4,66 x 106 / µL 4,0 – 6,2
• Hb 12,5 gr / dl 11,0 - 17
• HCT 36,9 % 35,0 – 55,0
• Leukosit 6,5 x 103 / µl 4,0 – 12,0
• Trombosit 160.000 /mm3 150 – 400
• MCV 93,3 µm3 80,0- 100,0
• MCH 28,6 pg 26,0 – 34,0
• MCHC 30,6 gr / dl 31,0 – 35,5
• RDW 14,0 % 10,0 – 16,0
• MPV 9,4 µm3 7,0 – 11,0
• PCT 0,087 % 0,200 – 0,500
• PDW 13,7 % 10,0 – 18,0
Widal
V. RESUME
Seorang perempuan berusia 40 tahun, datang ke RSUD SUBANG dengan keluhan febris. Dari anamnesis : Badan febris selama 10 hari yang naik seperti anak tangga (remitten), disertai cephalgia terutama di daerah dahi, malaise, nafsu makan menurun tanpa mual dan muntah, serta perasaan tidak enak di daerah perut obstipasi.
Pemeriksaan fisik : kesadaran kompos mentis, suhu 38,8 oC dan nadi 92x/menit (Bradikasrdi relative). Typhoid tought (+).
Pada hasil serologi ditemukan titer salmonella thypi O mengalami kenaikan menjadi 1/160, salmonella parathypi AO dan AH 1/160.
VII. DAFTAR MASALAH
Gejala yang dirasakan pada pasien ini :
• Demam lebih dari 5 hari yang naik seperti anak tangga
• Nyeri kepala
• Badan lemas
• Nafsu makan menurun
• Obstipasi
• Bradikardi relative
• Lidah kotor
• Hasil pemeriksaan serologi ditemukan titer salmonella thypi O 1/160.
VII. PENGKAJIAN MASALAH
Diagnosa kerja
Demam tifoid
Diagnosis Banding
- Demam Tifoid
- Chikungunya fever
- Malaria
- Hepatitis C
- ISK
- Leptospirosis
VIII. PLANNING PENATALAKSANAAN TIAP
MASALAH
Non medikametosa
• Tirah baring : Bed rest total sampai dengan bebas demam 1 minggu tetapi sebaiknya sampai akhir minggu ke III oleh karena bahaya perdarahan dan perforasi.
• Diet makanan lunak rendah serat
Medikamentosa
1. Cairan infus : RL 20 gtt / menit
2. Demam dan sakit kepala : Paracetamol 3 x 500 mg po
3. Antibiotik : kloramfenikol 4 x 500 mg 4. Nafsu makan menurun : Vitamin B kompleks 2x1
5. Vitamin Badan lemah : Imunos 1 x 1 p.o
• Edukasi
Beberapa kegiatan dalam aspek
pencegahan dan pengendalian tifoid, diantaranya:
1.Perbaikan sanitasi lingkungan.
2.Peningkatan higiene makanan dan minuman.
3.Peningkatan higiene perorangan.
4.Pencegahan dengan imunisasi.
IX. RINGKASAN STATUS PASIEN
Ny. S, 40 tahun mengeluh panas badan yang dirasakan 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan panas badan dirasakan pasien semakin lama semakin meninggi, hilang timbul, terutama dirasakan pada sore dan malam hari. Sejak 5 hari yang lalu, keluhan panas badan dirasakan terus menerus. Keluhan disertai sakit kepala terutama didaerah dahi, badan lemah, nafsu makan menurun tanpa mual dan muntah.
Keluhan disertai pula dengan buang air besar yang menjadi jarang (pasien terakhir buang air besar 4 hari yang lalu) dengan konsistensi tetap.
• Pada Pemeriksaan fisik : kesadaran kompos mentis, suhu 38,8 oC dan nadi 92x/menit (Bradikasrdi relative). Typhoid tought (+).
• Pada hasil serologi ditemukan titer salmonella thypi O mengalami kenaikan menjadi 1/160, salmonella parathypi AO dan AH 1/160.
Pasien ini didiagnosis menderita demam tyfoid dan pasien diberikan penatalaksanaan non-medikamentosa berupa tirah baring untuk mencegah terjadinya komplikasi dan juga diet makanan lunak untuk nutrisi yang baik dan mengurangi kerja usus dalam mencerna makanan..
Terapi pilihan atau Drug of choice pada pasien demam tifoid adalah kloramfenikol 4 x 500 mg per oral , menggunakan cairan infuse RL 40 gtt / menit, utuk mengatasi demam dan sakit kepala diberikan Paracetamol 3 x 500 mg po,untuk memperbaikin nafsu makan diberikan vitamin B kompleks 2x1 tab po ,untuk Badan lemah diberikan Imunos 1 x 1 p.o .
Jadi untuk mencegah terjangkitnya demam typhoid harus menjaga sanitasi lingkungan, peningkatan kebersihan makanan dan minuman dan pencegahan dengan vaksin typhoid.