Limfadenitis Filariasis dan Pengobatannya
Nama : Theodora Abdiel Purwa Dolorosa
Nim : 102011066
Kelompok : B2
Skenario 5Seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan keluhan bengkak pada tungkai kirinya sejak 1 bulan yang lalu. Bengkaknya awalnya muncul mulai dari telapak kaki kemudian membesar sampai ke tungkai dan lama-lama terasa nyeri sampai menyebabkan pasien sulit berjalan. Pasien mengeluh sering demam naik turun setiap 3 hari namun tidak terlalu tinggi. Pasien juga mengeluh pada saat BAK,kencingnya berwarna keputihan seperti susu. Pasien bertempat tinggal di daerah padat dan kumuh sehingga sering terkena gigitan nyamuk pada malam hari.
KU= tampak sakit sedang, kesadaran= compos mentis, TD= 110/70 mmHg, HR= 90X/mnt, RR= 20X/mnt,S= 37,2◦C. Extremitas= edema non pitting di tungkai kiri, nyeri tekan (+)
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
Edema non pitting
Kedaaan edeme dimana apabila dipencet atau ditekan
pada bagian edema, maka dengan segera cekungan itu
akan kembali ke seperti semula, bahkan tidak akan
timbul bekas bahwa bagian yang terkena edema sudah
ditekan.
Rumusan Masalah
Laki-laki berusia 40 tahun mengalami bengkak pada tungkai kiri sejak 1 bulan yang lalu, bengkak dari telapak kaki membesar smapai ke tungkai, nyeri dan sulit berjalan, demam naik turun sejak 3 hari, BAK berwarna keputihan seperti susu, sering terkena gigitan nyamuk pada malam hari.
Hipotesis
Seorang laki-laki berusia 40 tahun terkena penyakit
limfadenitis filariasis.
MIND MAPPING
Rumusan Masalah
Anamnesis
Pemeriksaan• Fisik• Penunjang
Diagnosis• WD• DD
Gejala Klinis
EtiologiPatofi
siologi
Terapi
Prognosis
Pencegahan
Epidemiologi
Komplikasi
Anamnesis Keluhan UtamaKeluhan yang mendorong pasien untuk berobat, misal:
bengkak sejak 1 bulan yang laluLetak bengkak, misal: tungkai kiriPerkembangan bengkak, misal : semakin besar
Anamnesis
Keluhan PenyertaKeluhan penyerta yang dirasakan pasien, misal :
demam, kencing warna putih seperti susu Intensitas panas dan kualitas/sifat panas, misal: panas
tinggi menggigil, panas dingin dan lain-lainLama panas dan sejak kapan timbul, misal: panas sejak
3 hari yang lalu Serangan panas kontinu atau turun naik, misal: panas
tidak terlalu tinggi naik turun Warna urin, misal : keputihan seperti susu
Pemeriksaan Fisik Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi Pemeriksaan TTV (suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernafasan) Penilaian kesadaran:• Compos mentis• Apatis• Somnolen• Sopor• Koma
kesadaran = compos mentis, TD = 110/70 mmHg, HR = 90 x/menit, RR = 20 x/menit, S = 37,2oC, Extremitas : edema non pitting di tungkai kiri, nyeri
tekan (+)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Immunologi
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dan ICT (Immunochromatographic Test )
Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi anti gen filarial dalam sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah dan juga digunakan untuk monitor keefektifan terapi. Pada stadium obstruktif mikrofilaria sering tidak dijumpai dalam darah, tetapi ada didalam cairan hidrokel atau cairan chyluria.
Pemeriksaan urin dan mikroskopis:
jika diduga filariasis limfatik, pemeriksaan urin secara makroskopis untuk chyluria kemudian dipusatkan untuk mikrofilaria.
CBC (Complete Blood Count):
eosinofilia terjadi pada semua bentuk infeksi filariasis yang jelas.
Penilaian serum imunoglobulin:
peningkatan serum Ige dan IgG4 dapat terlihat pada filariasis aktif.
Pemeriksaan sediaan darah tebal (pengambilan dilakukan pada pukul 20.00 malam) karena mikrofilaria bersifat nokturna
Pemeriksaan Penunjang
Penyakit Penyebab Vektor Gejala Klinis Obat
Limfadenitis Filariasis
Infeksi yang disebakan oleh Wechereria Bancrofti
Culex Quinquefasciatus
Demam, pembengkakan kel. limfe, pembesaran seluruh tungkai, seluruh lengan
DEC (Dietilkarbamazin), Furapyrimidone, Ivermectin, Albendazol
Filariasis Malayi
Filaria Brugia Malayi
Desa : MensoniaKota : Anopheles
Demam, pembesaran pada tungkai (dibawah lutut)
Stratiotes dan Fenoxoilen 30 gram
Filariasis Timori
Filaria tipe Brugia Timori
Anopheles Barbirostis
Paroxysmal noctural cough disertai sesak nafas, demam, BB turun,lemas
Dietilkarbamazin (5 mg/hari)
Limfadenitis Tuberkulosis
Infeksi akibat mikrobakterium tuberkulosis tipe bovin
Batuk, lemas, gejala flu, nyeri bagian dada, berkeringat pada malam hari, batuk darah
Radiasi, khemoterapi, MOPP
Gejala Klinis
Perjalanan filariasis dapat dibagi beberapa stadium: stadium mikrofilaremia
adanya kerusakan sistem saluran limfe,penyumbatan saluran limfe dan dilatasi saluran limfe yang disebut lymphangiektasia
stadium akut
peradangan pada saluran dan kelenjar limfe,berupa limfadenitis dan limfangitis retrograd yang disertai demam dan malaise
stadium menahun
Ketiga stadium tumpang tindih, tanpa ada batasan yang nyata.
Gejala Klinis
stadium menahun
terjadi hidrokel,limfedema dan elefantiasis pada tungkai,seluruh lengan,testis,payudara.kadang-kadang terjadi kiluria(urin menyerupai susu)
Ketiga stadium tumpang tindih, tanpa ada batasan yang
nyata.
Etiologi
Vektor utama Parasit
Culex QuinquefasciatusMikrofilaria ( Wuchereria Bancrofti )
- Bersarung- Ukuran: 250 – 300 mikron × 7-8
mikron ( nokturna )
Epidemiologi
Filariasis limfatik global terutama disebabkan filaría limfatik spesies Wuchereria Bancrofti, tersebar luas hampir di seluruh negara di dunia terutama beriklim tropis namun dapat pula ditemukan dinegara beriklim subtropis sebagai berikut: Afrika, India, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Patofisiologi
Terapi
Diberi obat dietilkarbamasin sitrat (DEC), dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari (selama 12 hari)
Program eliminasi filariasis melalui pengobatan masal di daerah endemis (pravalensi ≥ 1%), telah dicanangkan WHO dan obat yang dianjurkan adalah kombinasi DEC 6 mg/kgBB dan albendazol 400 mg yang diberikan sekali setiap tahun (selama 5-10 tahun) pada penduduk diatas usia 2 tahun.
Komplikasi
Demam Manifestasi pada sistem saluran limfe Funikulitis Epididmitis Hernia inkarserata Hidrokel Elefantiasis Edema pada tungkai Kiluria
Prognosis
Prognosis penyakit ini tergantung dari jumlah cacingdewasa dan mikrofilaria dalam tubuh penderita, potensi cacing untuk berkembang biak, kesempatan untuk infeksi ulang dan aktivitas RES. Pada kasus-kasus dini dan sedang, prognosis baik terutama bila pasien pindah dari daerah endemik.
Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam): bonam Prognosis tentang fungsinya (ad functionam):bonam Prognosis tentang kesembuhan (ad sanationam): bonam
Pencegahan
Pemberantasan sarang nyamuk filariasis Penggunaan insektisida temphos (abate) Penggunaan malation : pengasapan (thermal fogging)
atau dengan pengabutan (cold fogging) 3 M (menguras, menutup, membersihkan)
Kesimpulan
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan penunjang, pasien tersebut dapat didiagnosis menderita penyakit limfadenitis filariasis akibat infeksi yang disebakan oleh Wechereria Bancrofti dan dapat diobati dengan dietilkarbamasin sitrat (DEC), Furapyrimidone, Ivermectin, Albendazol. (HIPOTESA DITERIMA)