POTENSIINVESTASI
Provinsi Sumatera Selatan
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
KONDISI UMUM
LETAK DAN LUAS
Provinsi Sumatera Selatan secara
geografis terletak antara 1 sampai 4
Lintang Selatan dan 102 sampai 106
Bujur Timur dengan luas wilayah
87.017.42 km2. Batas batas wilayah
Provinsi Sumatera Selatan adalah
sebagai berikut: sebelah Utara
berbatasan dengan Provinsi Jambi,
sebelah Selatan berbatasan dengan
Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka
Belitung, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat)
Kota, dengan Palembang sebagai ibukota provinsi. Pemerintah Kabupaten
dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Provinsi
Sumatera Selatan memiliki 217 Kecamatan, 367 Kelurahan serta 2.689
Desa. Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas
wilayah terbesar diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin.
Tabel Pembagian Wilayah Administratif di Provinsi Sumatra Selatan
KONDISI FISIK
Topografi
Lahan di wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas rawa-
rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa
tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Wilayah barat merupakan
dataran rendah yang luas. Makin masuk ke dalam, wilayahnya semakin
bergunung-gunung. Bukti Ba-risan membelah Sumatera Selatan dan
No. Kabupaten/Kota Ibu kota1
Kabupaten Banyuasin
Pangkalan Balai
2
Kabupaten Empat Lawang
Tebing Tinggi
3
Kabupaten Lahat
Lahat
4
Kabupaten Muara Enim
Muara Enim
5
Kabupaten Musi Banyuasin
Sekayu
6
Kabupaten Musi Rawas
Muara Beliti Baru
7
Kabupaten Ogan Ilir
Indralaya
8
Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kota Kayu Agung
9
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Baturaja
10
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Muaradua
11 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura
12 Kota Lubuklinggau -
13 Kota Pagar Alam -
14 Kota Palembang -
15 Kota Prabumulih -
merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900-1.200 meter dari per-
mukaan laut. Bukit Barisan terdiri atas puncak Gunung Se-minung (1.964
m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung
Bengkuk (2.125 m). Sebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng.
Provinsi Sumatera Se-latan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan
sungai-sungai tersebut bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai
Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari
Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka
adalah Sungai Musi. Sungai Ogan, Sungai
Komering, Sungai Lematang, Sungai
Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan
Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.
Iklim
Wilayah Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan curah
hujan 1.500-3.200 mm/tahun (rata-rata per bulan 195,8 mm). Dalam tahun
1994 jumlah hari hujan 2.767 mm dengan pembagian bulan-bulan basah
selama 8 bulan dan bulan-bulan kering 4 bulan (Juni-Sep-tember).
Temperatur ber-kisar antara 22,6-32,7C, dengan suhu rata-rata 27,1 C,
pada kelembaban udara rata-rata 75%-89%.
Jenis Tanah
Di sebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng yang menurun dan lebih
curam dari bagian Timur. Daerah-daerah perkebunan/pertanian terutama
kopi, teh dan sayuran terdapat pada lembah-lembah daerah Bukit Barisan.
Di Sumatera Selatan terdapat 11 (sebelas) jenis tanah yaitu:
a) Organosol, di sepanjang Pantai Timur dan dataran rendah.
b) Litosol, di sepanjang patahan Bukit Barisan dan bentang terjal Danau
Ranau.
c) Aluvial, di sepanjang Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Ogan,
Sungai Komering dan Bukit Barisan.
d) Hidromorf, di dataran Musi Rawas dan Muara Enim.
e) Glei Humus, di sepanjang Pantai Timur dan Dataran Rendah.
f) Regosol, di sekeliling Pantai Timur, di bentang-bentang terjal Danau
Ranau dan kerucut Vulkan.
g) Andosol, di semua kerucut vulkan muda dan pada umumnya jenis tanah
ini didapati di wilayah dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas
permukaan laut.
h) Rendzina, di sekitar Kota Baturaja.
i) Latosol , pada umumnya di wilayah tanpa bulan kering.
j) Lateritik, di dataran rendah di sekitar Martapura..
k) Podzolik, di dataran rendah bukit lipatan pegunungan Bukit Barisan.
PENGGUNAAN LAHAN
Tabel : Penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Selatan
KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA
Penduduk Provinsi Sumatera
Sela tan pada tahun 2010
mencapai 6.782.339 orang atau
3,06% dari total penduduk
Indonesia dengan kepadatan
penduduk 112,47 orang/km2.
Dari jumlah tersebut, penduduk
u s i a k e r j a b e r d a s a r k a n
pendidikan dan jenis kelamin
disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel .Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Selatan Menurut Pendidikan
dan Jenis Kelamin Februari 2011
Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011 diolah Pusdatinaker
Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan II-2011 sebesar 6,0% (y-
o-y), meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan sebelumnya,
perekonomian tumbuh sebesar 5,9% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi
tersebut ditopang oleh kinerja positif sektor bangunan dan meningkatnya
investasi. Meningkatnya perekonomian terkonfirmasi oleh survei bisnis
yang masih menunjukkan perkembangan yang positif seiring tingginya
harga komoditas unggulan.
Land Use Area (Ha) Proportion (%)
Settlement 142,064 1.63
Rice field 659,748 7.58
Moor/field 252,338 2.9
Mixed Garden 297,984 2.28
Smallholders 1,866,228 21.45
Large plantation 388,948 4.47
Embankment 5,846 0.07
Mining 9,619 0.11
Shrubs/Imperata 109,236 1.26
Forest 4,630,717 53.22
Lake/swamp 293,569 3.37
Others (rivers, roads, etc.). 145,445 1.67
Jumlah 8,701,742 100.00
Pendidikan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
Jumlah 2.274.090 1.486.136 3.760.226
= SD 1.119.222 755.364 1.874.586
SMTP 462.399 294.804 757.203
SMTA Umum 439.260 234.156 673.416
SMTA Kejuruan 138.312 69.266 207.578
Diploma I/II/III/Akademi 43.712 62.817 106.529
Universitas 71.185 69.729 140.914
Secara sektoral, pertumbuhan tahunan tertinggi dicapai oleh sektor
bangunan. Pertumbuhan ekonomi sektor bangunan sebesar 13,4% (y-o-y)
dengan andil terhadap laju pertumbuhan PDRB sebesar 1,1%. Akselerasi
pertumbuhan di sektor ini salah satunya didukung oleh pengerjaan proyek-
proyek SEA Games XXVI. Selain itu, penyaluran kredit di sektor konstruksi
dan perumahan mengalami pertumbuhan sebesar 16,26% (y-o-y) mencapai
angka Rp5,27 triliun.
Pada sisi penggunaan, laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan didorong
oleh konsumsi dengan andil sebesar 4,8%. Meskipun berandil tinggi,
konsumsi secara umum mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
sebelumnya menjadi 6,8% (y-o-y) dari 7,5% (y-o-y). Kondisi tersebut
terkonfirmasi juga melalui hasil survei konsumen yang menunjukkan
penurunan indeks konsumsi.
Net ekspor mengalami perkembangan yang baik secara tahunan. Nilai
ekspor selama tiga bulan
terakhir (Maret 2011-Mei
2011) tercatat meningkat
sebesar 70,49% (y-o-y)
sedangkan nilai impor
menurun 5,30% (y-o-y).
Berdasarkan komoditas,
pangsa nilai ekspor terbesar
didominasi oleh komoditas
karet dengan negara tujuan
utama Amerika Serikat.
Penurunan nilai impor terkait dengan menurunnya impor mesin-mesin yang
digunakan dalam kegiatan sektor industri pengolahan. Pangsa negara asal
impor terbesar didominasi oleh Cina.
Inflasi Palembang pada triwulan II-2011 sebesar 5,10% (y-o-y), sesuai
dengan proyeksi Bank Indonesia. Inflasi tahunan kota Palembang pada
triwulan II-2011 relatif stabil dibandingkan dengan inflasi tahunan pada
triwulan sebelumnya sebesar 5,13% (y-o-y). Tekanan inflasi tahunan tetap
terkendali baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran. Inflasi tersebut
sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia pada laporan sebelumnya yang
sebesar 4,720,5%. Selain itu, inflasi Palembang pada triwulan II-2011 juga
lebih rendah dibandingkan nasional yang mencapai 6,65% (y-o-y).
Berdasarkan kelompok barang, kelompok bahan makanan mengalami
inflasi tahunan tertinggi yaitu sebesar 9,30% (y-o-y), diikuti oleh kelompok
sandang dan kelompok pendidikan. Kelompok bahan makanan juga
mengalami penurunan inflasi yang paling tajam dari sebesar 11,72% di
triwulan I 2011 menjadi 9,30% pada triwulan II-2011. Selain pengaruh tahun
dasar yang signifikan karena terjadinya anomali iklim yang substansial pada
tahun lalu, penurunan inflasi kelompok bahan makanan juga dipengaruhi
oleh penyaluran raskin.
Harga pangan di pasar internasional mengalami penurunan temporer.
Berdasarkan Bloomberg, harga terigu, beras, dan kedelai secara umum
mengalami penurunan pada triwulan II-2011 ini. Di sisi lain, Food Price
Index mengalami peningkatan drastis sebesar 39% dibandingkan tahun lalu,
yang mengindikasikan bahwa penurunan harga pangan yang terjadi hanya
bersifat musiman, namun excess demand terhadap komoditas pangan secara
global semakin melebar.
Pertumbuhan kredit cukup tinggi, dengan akselerasi yang lebih cepat pada
sektor produktif. Penyaluran kredit/pembiayaan secara tahunan mengalami
peningkatan sebesar 30,96% (y-o-y) dari Rp30,05 triliun menjadi Rp39,36
triliun. Andil terbesar pada pertumbuhan kredit secara tahunan
dikontribusikan oleh penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan. Hal
ini didukung oleh perkembangan tingkat suku bunga pinjaman yang terdiri
dari suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi, maupun konsumsi, yang
secara rata-rata mengalami penurunan. Di sisi lain, resiko kredit sedikit
meningkat walaupun NPL
masih rendah.
Peran fiskal cenderung lebih
e k s p a n s i f p a d a
perekonomian. Total realisasi
belanja daerah mencapai
Rp983,50 miliar atau sebesar
27,58% dari anggaran.
Realisasi belanja t idak
langsung tercatat sebesar
34,01% atau sebesar Rp597,33 miliar. Kondisi tersebut di atas pencapaian
periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 33,26%. Realisasi
belanja pegawai pada komponen belanja tidak langsung merupakan
komponen belanja dengan tingkat realisasi paling tinggi yakni sebesar
42,67%.
Perkembangan sistem pembayaran mengindikasikan peningkatan aktivitas
ekonomi secara tahunan. Perputaran kliring di Sumsel pada menunjukkan
penurunan dalam jumlah warkat maupun nominal dibandingkan triwulan
sebelumnya. Namun demikian, perkembangan kliring tercatat mengalami
peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perkembangan nilai net RTGS pada triwulan laporan mengalami
peningkatan dan kegiatan perkasan mengalami peningkatan net outflow.
Jumlah pengangguran pada bulan Pebruari 2011 mengalami penurunan
3,81% (y-o-y). Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2011 tercatat
sebesar 14,24% dari jumlah penduduk Sumsel, atau mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian,
perkembangan NTP dalam satu tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III-2011
diperkirakan akan semakin cepat. Pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)
akan berada pada kisaran 6,31%, atau secara triwulanan (q-t-q) sebesar
4,21%. Permintaan domestik diprediksi akan mendominasi pertumbuhan
ekonomi. Produksi yang lebih baik dan penyelesaian proyek Sea Games
diperkirakan mengkompensasi koreksi harga komoditas unggulan.
Konsumsi rumah tangga akan meningkat, didorong oleh adanya bulan puasa
dan Idul Fitri. Konsumsi akan berpengaruh antara lain terhadap sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) serta sektor transportasi dan
telekomunikasi. Tanpa adanya Idul Fitri, konsumsi rumah tangga
kemungkinan besar akan melambat. Hasil Survei Konsumen pada bulan Juli
2011 menunjukkan indeks keyakinan konsumen yang menurun, walaupun
masih dalam area optimis.
Pengeluaran pemerintah dan investasi diperkirakan meningkat dipicu oleh
persiapan Sea Games.
P e n g e l u a r a n
p e m e r i n t a h a k a n
t e r d o r o n g o l e h
penyelesaian proyek-
proyek Sea Games,
baik venues maupun
i n f r a s t r u k t u r
penunjang. Seiring dengan penyelenggaraan Sea Games, investasi
diperkirakan akan tetap kuat, khususnya pada sektor PHR.
Net ekspor diperkirakan mengalami penurunan walaupun masih berada pada
zona positif. Ekspor diperkirakan akan relatif tetap karena melambatnya
pertumbuhan permintaan komoditas unggulan. Proyeksi pertumbuhan
ekonomi negara tujuan ekspor Sumatera Selatan untuk tahun 2011 secara
umum direvisi ke bawah. Di sisi lain, impor diperkirakan akan relatif stabil.
Perkembangan net ekspor ini dipengaruhi pula oleh nilai tukar Rupiah yang
cenderung terapresiasi.
Pertumbuhan sektor unggulan Sumatera Selatan diperkirakan stabil
dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga komoditas yang diperkirakan
menurun pada tingkat tertentu diperkirakan akan dapat terkompensasi
dengan kuantitas produksi yang lebih besar. Berbeda dengan harga
komoditas karet dan sawit yang diperkirakan menurun, permintaan batubara
diperkirakan masih stabil dengan resiko bias ke atas. Secara konsisten,
kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan akan tetap stabil dengan
suplai bahan baku yang relatif lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Sektor bangunan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)
diperkirakan menjadi primadona pada triwulan III-2011. Pembangunan
berbagai venues Sea Games dan sarana penunjang lain ditargetkan akan
selesai pada bulan September 2011 ini. Karena itu, pembangunan fasilitas
tersebut akan dipercepat, dan permintaan sektor bangunan akan tumbuh
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu, relatif stabilnya
kinerja sektor unggulan Sumatera Selatan, diikuti dengan persiapan Sea
Games, akan mendukung percepatan pertumbuhan sektor PHR.
Tekanan inflasi pada triwulan III 2011 lebih dipengaruhi oleh tekanan yang
sifatnya musiman. Inflasi tahunan (y-o-y) pada triwulan III-2010 akan
menurun menjadi 4,870,5%, sedangkan inflasi triwulanan (q-t-q)
diperkirakan akan meningkat signifikan menjadi 2,270,5%. Inflasi secara
triwulanan akan dipengaruhi secara signifikan oleh momen bulan Ramadhan
dan Idul Fitri.
Tekanan inflasi dari sisi permintaan rendah. Inflasi tahunan dari sisi
permintaan diperkirakan akan menurun secara tahunan. Hal ini didorong
oleh menurunnya ekspektasi penghasilan masyarakat dan sedikit koreksi
pada harga komoditas internasional. Menurunnya tekanan inflasi dari sisi
permintaan juga dikonfirmasi oleh proyeksi inflasi dengan Phillips Curve
sederhana. Selain itu, Penurunan harga komoditas internasional secara
umum berdampak cukup besar terhadap menurunnya tekanan inflasi.
Tekanan inflasi dari sisi suplai diperkirakan terkendali. Pada periode yang
sama tahun sebelumnya, tekanan inflasi tinggi secara abnormal karena
adanya efek anomali iklim yang cukup parah yang mulai terjadi pada
semester kedua 2010. Curah hujan di Sumatera Selatan secara umum berada
dalam kisaran rendah sampai dengan normal pada periode Juli-September
2011. Di samping itu, kondisi stok beras masih mencukupi untuk intervensi
harga beras.
Terdapat faktor resiko inflasi yang berasal dari kenaikan harga emas dan
ekspektasi inflasi. Harga emas sebagai save haven substitusi Dollar Amerika
Serikat diperkirakan terus meningkat seiring perkembangan harganya di
pasar internasional yang meningkat karena buruknya kinerja perekonomian
Amerika Serikat dan terjadinya downgrading rating Amerika Serikat. Selain
itu, ekspektasi inflasi masyarakat ke depan adalah meningkat, yang
ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen.
Kondisi perbankan pada triwulan III 2011 diproyeksikan akan tetap stabil.
P e n i n g k a t a n D P K
diperkirakan akan terjadi
lebih cepat dibandingkan
penyaluran kredit. Hal ini
b e r i m p l i k a s i p a d a
menurunnya uang beredar
di dalam perekonomian,
dan dengan kata lain, akan
terjadi penurunan Loan to
Deposit Ratio.
Permasalahan penyaluran
kredit dalam periode
triwulan III 2011 akan
lebih bersumber dari sisi permintaan. Di sisi konsumen, optimisme
masyarakat yang menurun atas penghasilan ke depan dapat menurunkan
permintaan kredit dibandingkan sebelumnya. Selain itu, diperkirakan akan
terjadi shifting dari sektor pertanian/pertambangan menuju sektor industri
dan sektor perdagangan yang juga didukung oleh penyelenggaraan Sea
Games. Di sisi penawaran. Kondisi likuiditas bank tetap baik dan tingkat
suku bunga pinjaman cenderung mengalami penurunan, seperti halnya pada
triwulan I dan triwulan II tahun 2011.
Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dapat menunjang investasi di Provinsi Sumatera
Selatan disajikan pada Tabel
Tabel . Sarana dan Prasarana di Provinsi Sumatera Selatan
No
Sarana dan Prasarana
Keterangan
1.
Perhubungan Darat
Perhubungan Darat di Sumatera Selatan melalui jalan
raya dan jalan (reil) Kereta Api. Panjang jalan di
Sumatera Selatan sampai dengan tahun 1993
keseluruhan berjumlah 11.398 ,60 Km yang terdiri dari
Jalan Negara 928,49 Km, Jalan Provinsi 2.716,58 Km,
Jalan Kabupaten 7.753.73 Km, sedangkan jalan Kereta
Api ada dua jalan utama yakni Kertapati Bandar
Lampung dan Kertapati Lubuk Linggau yang sangat
memberikan sumbangan terhada p angkutan barang dan
penumpang. Dalam kegiatan angkutan Penumpang dan
Barang tahun 1995 terdapat 44.690 kendaraan terdiri
dari 4.883 bus dan 30.698 mobil barang dan 6.118 jenis
lainnya.
2.
Perhubungan Udara
Pelabuhan Udara (Bandara) di Sumatera Selatan
terdapat di lima tempat yaitu: Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II di PalembangBandara Pangkal Pinang di
Pangkal Pinang
Bandara Bulu Tumbang di Tanjumg Pandan
Bandara Silampari di Lubuk Linggau
Bandara Danau Ranau di Ranau Ogan Komering Ilir
3.
Perhubungan Sungai
Sungaisungai di Sumatera Selatan berfungsi ganda
baik sebagai sumber air dan pengairan di daerah
daerah maupun sebagai penghubung bagi desa/kota
yang terletak di sepanjang sungai, jenis alat angkutan
sungai yang dipakai terdiri dari : perahu juku ng, kapal
gandeng, motor ketek stempel dan perahu.
4. Listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan
Bengkulu juga dikenal sebagai PT PLN (Persero) WS2JB,
memainkan peran yang besar bagi percepatan
pertumbuhan perekonomian di ketiga Provinsi. Melalui
potensi jasa tenaga listriknya PT PLN (Persero)
mencoba memberikan semangat pembangunan
berkelanjutan yang mampu membuka isolasi wilayah -
wilayah tertinggal di dalam pembangunan dan
perekonomian masyarakat dan industrinya.
5. Telekomunikasi Sarana telekomunikasi di sumatera selatan sudah
menjangkau daerah terpencil,sehingga mempermudah
untuk mendapatkan informasi
POTENSI INVESTASI YANG TERSEDIA
Sebaran potensi investasi di Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada
Gambar 82.
Peta Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan
Gambar 82. Peta Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan(Lanjutan)
Bidang Pangan
A. Pengembangan Industri Pengolahan Beras/Padi
Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton
gabah kering giling (GKG), kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah
yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Sumatera Selatan tergolong wilayah
surplus beras sebanyak 484.088 ton.
Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lahan yang tersedia
secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi
dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani
mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin
pertanian, maka ke depan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi
padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton beras. Hal ini sangat
tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur
jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana
yang cukup besar yakni mencapai Rp 3,3 Triliun. Pertambahan produksi ini
akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan
petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pem-erintah untuk meningkatkan
pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
B. Pengembangan Industri Pengolahan Jagung Dan Ubi Kayu
Tabel 130 menunjukkan produksi komoditas pertanian di Sumatera Selatan
yang dapat menjadi potensi investasi pengembangan industri pengolahan
Jagung dan Ubi Kayu. Produksi Jagung dan Ubi Kayu yang dihasilkan dari
lahan pertanian di Sumatera Selatan merupakan bahan baku industri
pengolahannya, sehingga dapat meningkatkan nilai jual komoditas
pertanian tersebut.
Tabel . Capaian Produksi 2005 dan Sasaran Produksi 2009 Sektor Pertanian
di Sumatera Selatan
C. Pengembangan Industri Pengolahan Sayur (cabe merah, kacang
panjang, terong)
Sumatera Selatan memiliki keragaman produksi tanaman hortikultura
seperti sayuran dan buah-buahan. Pada tahun 2009, terdapat 23 jenis
komoditas sayuran yang ditanam di berbagai daerah kabupaten/kota.
Sedangkan daerah yang menjadi sentra produksi sayuran adalah OKU
Timur, Banyuasin, Muara Enim serta OKI. Total luas panen tanaman sayuran
tahun 2009 mencapai 26.304 hektar. Produksinya sebesar 1.666.875 ton.
Tiga daerah utama penghasil sayuran adalah kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Ogan Komering Ilir dan Muara Enim. Secara keseluruhan, produksi
buah-buahan di Sumatera Selatan tahun 2009 mencapai 5.770.559 ton,
No Komoditas UtamaProduksi (Ton)
Sasaran 2009 Capaian 2005
Tanaman Pangan
1 Beras >2juta 1.466.310
2 Jagung
200.000
75.566
3 Kacang Tanah
10.564
9.754
4 Ubi
Kayu
214.005
179.953
5 Ubi Jalar
30.771
24.464
Hortikultura
1 Cabe
32.635
18.661
2 Kubis
224.000
4.975
3 Kentang
5.100
758
4 Duku
56.875
48.848
5 Nanas
320.000
214.357
6 Jeruk
193.800
179.852
7 Durian
68.000
48.503
8 Manggis 3.000 2.2799 Salak 660 583
10 Alpukat 4.834 4.647
dengan luas panen mencapai 23.249 hektar.
Daerah yang menjadi sentra produksi sayuran adalah OKU Timur,
Banyuasin, Muara Enim serta OKI. Total luas panen tanaman sayuran tahun
2009 mencapai 26.304 hektar.Produksinya sebesar 1.666.875 ton.
D. Pengembangan Industri Pengolahan dan Pengemasan Hasil Buah-
Buahan (durian, pisang, dukuh)
Luas panen, rata-rata produksi per hektar, dan produksi tanaman buah-
buahan menurut komoditas di Provinsi Sumatra Selatanpada tahun 2009
disajikan pada Tabel 131. Hasil buah-buahan merupakan potensi bidang
pangan yang dapat dikembangkan di Sumatera Selatan.
Tabel . Luas Panen, Rata-Rata Produksi Per Hektar, dan Produksi Tanaman
Buah-Buahan Menurut Komoditas di Provinsi Sumatra Selatan pada Tahun
2009.
E. Pengembangan Industri Pengolahan Tebu
Komoditas tebu merupakan salah satu potensi pangan di Sumatera Selatan
terutama di Kabupatean Ogan Ilir dan Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti
disajikan pada Gambar 83 di bawah ini.
Gambar . Peta Pengembangan Industri Pengolahan Tebu di Provinsi Sumatera Selatan
Luas lahan di Kabupaten Ogan Ilir yang telah digunakan untuk perkebunan
tebu adalah 13.481 Ha dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 12.479
Ha.
Tabel . Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Tebu
F. Pengembangan Industri Hasil Ternak (sapi potong, ayam, kerbau)
dan industri pengolahannya
Hasil ternak di Sumatera Selatan, baik berupa sapi potong, ayam, atau kerbau
menjadi potensi yang menjanjikan untuk berinvestasi di wilauah ini.
Pembangunan industri pengolahan yang dapat meningkatkan nilai jual
produk sangat diperluakan mengingat potensi produksi bahan baku yang
No
Kabupaten/Kota Luas Lahan yang Telah Digunakan
(Ha)
1
Kabupaten Ogan Ilir
13.481
2 Kabupaten Ogan Komering Ilir 12.479
sangat baik seperti tersaji pada Tabel 133.
Tabel . Produksi Daging, Telur, dan Susu di Provinsi Sumatra Selatan, 2005 -
2009
G. Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar Dan Pengolahannya
Produksi perikanan air tawar di Sumatera Selatan dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan (Tabel 134). Produk pangan ini merupakan potensi
yang dapat ditawarkan kepada investor untuk menanamkan investasinya di
Sumatera Selatan.
Tabel . Produksi Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perikanan di
Provinsi Sumatra Selatan (ton), 2009
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan lokasi-lokasi pengembangan
industri kelapa sawit, baik pengolahan kelapa sawit itu sendiri maupun
minyaknya (CPO). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai lokasi
pengembangan masing-masing beserta keterangan luas lahan yang telah
dimanfaatkan pada Tabel
Gambar . Peta Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa Sawit & Pengolahan CPO
Tabel . WilayahPotensi Pengembangan Komoditi Kelapa Sawit
Bidang Energi
A . Pembangunan PLTU Batubara Mulut Tambang HVDC
Batu bara Sumatera Selatan, 62 % didominasi oleh batu bara jenis lignit
(high moisture and low heating value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU
Mulut Tambang. Saat ini pemakaian batu bara untuk industri dan rumah
tangga masih terus dikembangkan, dan diperkirakan di masa mendatang
pemanfaatan batu bara akan berkembang sehingga dengan dikenalnya
teknologi pengembangan batu bara (UBC dan Liquefaction),
berkembangnya pengguna briket, dan semakin mahalnya harga BBM.
Salah satu prioritas Pembangunan Sumatera Selatan sebagai Lumbung
Energi Nasional, adalah pemanfaatan potensi energi batu bara terutama
berkalori rendah. Ada empat alasan mengapa batu bara menjadi kebijakan
energi daerah Sumatera Selatan yaitu:
1)Dengan cadangan batu bara mencapai 22,24 milyar ton, produksi nasional
diprediksi mencapai 300 juta ton pada tahun 2025. Sedangkan saat ini tingkat
produksi Sumatera Selatan baru mencapai 10 juta ton, sehingga mempunyai
peluang besar untuk meningkatkan produksinya menjadi 50 juta ton
perbtahun untuk waktu lebih dari 400 tahun.
2)Batu bara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti
BBM hingga mencapai 33% komposisi energy mix nasional pada tahun
2025.
3)Batu bara mempunyai keunggulan dibanding energi lain, yaitu dapat
digunakan langsung dalam bentuk padat atau diproses menjadi cair.
Harga jual batu bara sampai saat ini masih kompetitif dibanding dengan
No
Nama Daerah
Luas Lahan yang sudah Digunakan
(Ha)
1
Kabupaten Banyuasin
106.546
2
Kabupaten Lahat
45.994
3
Kabupaten Muaraenim
68.095
4
Kabupaten Musibanyuasin
162.501
5
Kabupaten Musirawas
102.119
6
Kabupaten Ogan Ilir
12.981
7
Kabupaten Ogan Komering Ilir
119.526
8 Kabupaten Ogan Komering Ulu 39.825
9Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur 31.874
10 Kota Lubuklinggau 60
11 Kota Prabumulih 1.120
Jumlah 690.641
sumber energi lain.
B. Pembangunan Bahan Bakar Nabati
Sejak tahun 2010, PT. Pertamina (Persero) secara perlahan sudah berencana
mengimplementasikan penggunaan biofuel atau bahan bakar nabati sebagai
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang kian hari kian menipis.
Manajemen Pertamina menargetkan pada tahun tersebut sekitar 20 SPBU
yang ada di Palembang dan 115 SPBU yang ada di Sumatra Selatan sudah
mengimplementasikan penggunaan biofuel.
Menurut pihak Pertamina, biosolar adalah yang akan digunakan sebagai
pengganti solar. Bahanbakar fosil tersebut sudah tidak dapat diperbaharui
dibutuhkan alternatif biofuel yang dapat diperbaharui. Pertimbangannya,
daripada bahan bakar fosil, biofuel adalah sumber energi yang bisa
diperbaharui dan berkelanjutan, juga salah satu dari sedikit teknologi yang
menggantikan penggunaan bahan bakar minyak untuk transportasi.
Adapun bahan baku untuk sumber biofueltersebut adalah sawit (palm), jarak
(jatropha), sorgum, jagung, tebu,dan singkong (casava).Sumber biofuel ini
dapat diperbaharui dan suplai dapat disediakan sesuai yang dibutuhkan
sehingga secara teori jumlahnya tidak terbatas dan aman.
C. Pengembangan Galian C (batu bara, Tanah liat, batu Kapur, Pasir,
andesit)
Sumatera Selatan memiliki potensi alam yang cukup banyak dengan
cadangan yang masih belum dikelola dan menuggu kedatangan para investor
untuk mengelolanya. Saat ini beberapa peluang investasi yang diprioritaskan
untuk ditawarkan adalah :
1. Minyak Bumi
Potensi minyak bumi di Sumatera Selatan mempunyai cadangan 5.034.082
MSTB Produksi ekploitasi pertamina dan mitranya selama 1998 2002 baru
rata-rata 3.718.720 barrel per hari.
2. Gas Alam
Cadangan gas alam yang ditemukan di kabupaten Musi Banyuasin, Lahat,
Musi Rawas dan Ogan Komering Ilir mencapai 7.238 BSCF. Produksi
ekploitasi 4 tahun terakhir baru rata-rata 2.247.124 MMSCF. Gas alam ini
dapat dijadikan bahan pembangkit tenaga listik, produk plastik dan pupuk.
3. Batu Bara
Cadangan batubara di Sumatera Selatan 18,13 milyar ton. Lokasi batubara
terdapat di kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas.
Mutu cadangan batubara pada umumnya berjenis lignit dengan kandungan
kalori antara 4800-5400 Kcal/kg.
Cadangan batubara tersebut baru dikelola PT Bukit Asam dam dan PT Bukit
Kendi pada lokasi Kabupaten Muara Enim. ;Sedangkan cadangan sebanyak
13,07 Milyar Ton belum dikelola sama sekali.
4. Pembangkit Tenaga Listrik
Daya tampung saat ini 411,975 KW. Saat ini PLN masih defisit lebih kurang
;90 Mega Watts. Kebutuhan setiap tahun meningkat. Diprediksi tahun 2012
defisit PLN di Sumatera Selatan akan mencapai 291,91 Mega Watt.
Potensi sumberdaya energi Sumatera Selatan seperti minyak bumi, gas
bumi, batu bara dan panas bumi tersebar dan berlimpah merupakan modal
dasar dalam mewujudkan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi
khususnya melalui Pembangunan Ketenagalistrikan dan penyediaan energi
bahan bakar dan industri.
Pembangunan ketenagalistrikan di Sumatera Selatan melalui Pembangunan
Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut
tambang dengan bahan bakar batu bara nilai kalori rendah yang potensinya
berlimpah akan menjawab kelangkaan listrik di Jawa dan Sumatera yang
saat ini dalam kondisi kritis selain untuk kebutuhan ekspor ke Malaysia dan
pengembangan pemanfaatan BBG untuk industri, komersial dan rumah
tangga serta transportasi yang relatif banyak.
Bidang Infrastruktur
A. Pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya
Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya)
sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan
pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan
membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk
pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan
tol sebesar US$ 99 juta.
B. Pembangunan Jaringan Kereta Api Tanjung Enim-Baturaja
Pemerintah merencanakan untuk membangun sarana transportasi
menggunakan kereta api di dua wilayah penghasil batubara tersebut untuk
memudahkan pengangkutan batubara keluar dari wilayah produksi untuk
tujuan ekspor maupun domestik. Untuk wilayah Sumatera, akan dibangun
jalur lintasan kereta api yang menghubungkan Tanjung Enim ke Baturaja-
Tarahan.
C. Pembangunan Jaringan Kereta Api Lahat-Kertapati
Palembang memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan,
Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan Bandar
Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau. Untuk pengembangan
pelayanan perkereta-apian ini, akan dibangun pula jalur yang
menghubungkan stasiun ini dengan wilayah Lahat.
Proyek pembangunan ini berupa rel kereta api angkutan batubara disertai
coal treminal dan akan melewati tiga kabupaten, yaitu Tanjung Enim, Lahat,
dan Banyuasin. Waktu pengerjaan pembangunan rel kereta api direncanakan
akan memakan waktu selama 3640 bulan dan dapat digunakan pada tahun
2013. Melalui pembangunan jalur kereta dan coal terminal ini akan
membuka sekitar 100 ribu lapangan kerja.
D. Pembangunan Terminal Multi Moda Karya, Palembang
Proyek Terminal Multi Moda Karya Jaya di Kota Palembang merupakan
proyek yang mengintegrasikan beberapa moda transportasi, yang terdiri
dari Angkutan Kereta Api (antara Kota Palembang dengan Kota Lampung,
Lubuk Linggau dan Pelabuhan Laut Tanjung Api-api), Angkutan Air/Bus Air
di Sungai Musi dan Angkutan Bus Kota (dalam dan luar kota). Selain itu,
Terminal Multi Moda Palembang juga akan dilengkapi dengan gudang kargo
dan kompleks pertokoan.
E. Pembangunan Jalan Tol& kawasan Terpadu Patunglaya
Pembangunan jalan Tol Patunglaya (Palembang Betung Indralaya)
sepanjang 73,6 km dengan lebar jalan 47,5 km akan dilaksanakan dengan
pola BOT selama 35 tahun. Pembangunan jalan tol tersebut diperkirakan
membutuhkan investasi sebesar US$105 juta yang dialokasikan untuk
pembebasan lahan sebesar US$ 6 juta dan pembangunan kontruksi fisik jalan
tol sebesar US$ 99 juta.
F. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api di Provinsi Sumatera Selatan
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pelabuhan baru untuk
menggantikan peranan Pelabuhan Boom Baru yang saat ini dinilai memiliki
sejumlah permasalahan seperti :
a) Jarak ke ambang luar/muara relatif jauh ( 60 mil = 108 km).
b) Kedalaman alur sangat tergantung dengan pasang surut.
c) Hanya dapat dilayari selama 6 jam per hari (ketika pasang naik) oleh
kapal yang memiliki draft < 7 m dan kapasitas
pelabuhan sulit diperluas karena terbatas oleh lebar sungai.
f) Alternatif pengganti Pelabuhan Boom Baru hanya ada di Kawasan
Tanjung Api Api (tidak ada alternatif wilayah lain).
g) Pelabuhan Boom Baru sulit untuk dijadikan pelabuhan utama di
Sumatera Selatan yang berfungsi sebagai outlet-inlet hasil produksi
komoditas strategis/andalan Sumatera Selatan : Migas, batu bara,
karet, minyak CPO, Pupuk, semen, kayu olahan, pulp, pertanian serta
produk lainnya.
Pembangunan pelabuhan ini akan meliputi pembangunan dermaga, gudang,
pelabuhan container, serta fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan
pelabuhan. Pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api meliputi pelabuhan
laut dan pelabuhan penyeberangan dengan luas area 122 Ha dan biaya
investasi Rp 8,00 triliun.
Alternatif lahan untuk pelabuhan Tanjung Api-Api, yaitu (a) alternatif-1 di
lahan yang sudah mendapatkan persetujuan Menteri Kehutanan seluas 600
ha dan (b) di atas lahan reklamasi seluas 2.250 ha.
G. Pengembangan Jalur Kereta Api Stasiun Simpang-Tanjung Api-Api
Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Lintas Stasiun Simpang Tanjung
Api-Api Provinsi Sumatera Selatan, sepanjang sekitar 87 km.
H. Pengembangan Jembatan Musi 3
Pembangunan Jembatan Musi III sudah harus dilaksanakan sebab
keberadaan Jembatan Ampera dan Musi II sudah tidak mampu lagi
menopang arus lalu lintas dari dua arah, yakni dari Seberang Ulu dan
Seberang Ilir. Selain tiu, pembangunan Jembatan Musi 3 sendiri sangat
penting bagi pertumbuhan perekonomian Sumsel. Proyek pembangunan
Jembatan Musi III ini akan segera diwujudkan pada tahun 2012. Dana
pembangunan merupakan pinjaman dari pemerintah China sebesar Rp 1
triliun. Pembangunan jembatan tersebut mendapat dukungan penuh dari
DPRD Sumsel Dapil I wilayah Palembang.
I. Pembangunan Objek-Objek Wisata
Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya memiliki banyak
tempat bersejarah yang menarik untuk dijadikan obyek wisata. Beberapa
tempat wisata yang terdapat di sini adalah:
1) Benteng Kuto Besak: terletak di pusat kota Palembang di pinggir
sungai Musi.
2) Danau Ranau: terletak di Desa Banding Agung Kabupaten OKU
Selatan yang mempunyai panorama sangat indah.
3) Gunung Dempo: terletak di kota Pagaralam.
4) Danau Ranau: berlokasi di daerah Banding Agung, sekitar 125 km dari
Baturaja ibu kota dari Kabupaten OKU.
5) Danau Raya: berlokasi di dekat desa Karang Anyar di daerah Muara
Rupit, sekitar 80 km dari Lubuk Linggau.
6) Goa Putri: terletak di pinggir desa Padang Bindu, Kecamatan
Pengadonan sekitar 35 Km dari Baturaja.
Air Terjun Curug Tenang: air terjun ini merupakan air terjun tertinggi di
Sumatera Selatan, lokasinya di dekat desa Bedegung di Tanjung Agung
sekitar 60 km dari Kabupaten Muara Enim.
I. Pembangunan Rumah Sakit Internasional di Palembang
Corporate Social Responsibility (CSR) Grup Lippo bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Sumetara Selatan untuk mendirikan Rumah Sakit
Internasional Siloam di Palembang, Sumatera Selatan. Rumah sakit ini
rencananya akan dibangun di atas Lapangan Parkir Bumi Sriwijaya yang
diapit Jalan POM IX Palembang dan Jalan Angkatan 45, tepatnya di pojok
kanan depan lapangan parkir undermall di kawasan Kampus POM IX
Palembang.
Rumah sakit ni merupakan satu-satunya rumah sakit swasta bertaraf
internasional yang telah terakreditasi di Kementerian Kesehatan RI dan akan
menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi peserta SEA Games ke-26 di
Palembang, November 2011 nanti. Rumah sakit berstandar internasional ini
akan selesai dibangun sebelum pelaksanaan SEA Games XXVI November
2011 mendatang.
Potensi Investasi Provinsi Sumatera Selatan
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2011
Top Related