BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat
yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah tumbuh tumpukan limbah atau
pun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan
manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama
pada lingkungan sekitar. Maka dari itu makalah ini akan dilengkapi dengan faktor – faktor
yang timbul dan upaya – upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah limbah. Oleh karena
itu, kami telah susun makalah ini dengan rinci, Dengan maksud supaya makalah tentang
Dampak Limbah serta Penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk membenahi
kualitas kehidupan karena adanya limbah ataupun sampah yang tidak di buang sebagaimana
mestinya.
Pada makalah ini terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh guna meminimalisir
dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi dampak
dari adanya limbah ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat
dimanfaatkan terutama limbah hewan yang dapt dijadiak pupuk atau limbah plastic dengan
cara mendaur ulang serta limbah lain yang bias dimanfaatkan.
2. Rumusan masalah
A. Apakah yang dimaksud dengan limbah?
B. Mennganalisis Karakteristik Limbah yang ada?
C. Menjelaskan Sumber dan Jenis Limbah?
D. Apasajak yang dapat dilakukan dalam Pengolahan dan Penanganan Limbaha?
E. Dampak apa sajakah yang muncul akibat pengolahan limbah terhadap lingkungan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh
alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia organik dan anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah.penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur
ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penangannanya klarena dari
setiap limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya.
2. Karakteristik limbah
Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang
berbeda.Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
A. Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya.
Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat
adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai
dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
B. Dinamis
Dinamis adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat
menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di
2
perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini
di karenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
C. Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari
karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata
tellanjang.Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah
“Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-
nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuanuntuk bergerak karena kerusakan pada
saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran
oleh raksa (Hg).
D. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar
berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami
hal serupa. Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadaplingkungan
diantaranya :
1) Volume Limbah
Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang
akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.
2) Kandungan Bahan Pencemar
Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan
apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan
dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.
3) Frekuensi Pembuangan Limbah
Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di
karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi
limbah tentunya pembuangan limbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk
3
mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh
dari harapan kita semua.
3. Sumber dan Jenis Limbah
A. Sumber Utama limbah
Sumber adanya limbah sebenarnya banyak sekali tetapi pada pengelompokannya sumber
limbah terdiri dari :
1) Aktivitas manusia
Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang produksi
maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan yang dilakukan oleh
manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk mengolah barang yang tidak
berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Berikut
adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia misalnya :
a. Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor
b. Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi
c. Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan
2) Aktivitas alam
Selain dari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan oleh
aktivitas alam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya terhadap lingkungan
karena lokasinya yang biasanya bersifat lokal.berikut ini contoh dari aktivitas alam yang
menghasilkan limbah yaitu :
4
a. Pembusukan bahan organik alami
b. Adanya aktifitas gunung berapi
c. Banjir, longsor serta
d. Aktivitas alam yang lain
Karena kedua aktivitas ini menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan,manusia
di bumi terus mengembangkan teknologi untuk mencegah dampak pencemaran
lingkungan. Walaupun dilain pihak limbah terus meningkat terutamadiakibatkan oleh
aktivitas manusia hal ini didorong oleh beberapa factor sebagai berikut :
3) Perkembangan industry
Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi dan
manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang relative besar
sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol karena kurannya teknologi
untuk membuat limbah menjadi barang yang terurai atau ramah lingkungan.
4) Modernisasi
Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang semakin
marak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry. Hal ini bertujuan
untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain hal perkembangan teknologi
berakibat pada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.
5) Pertambahan penduduk
Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah
meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah kebutuhan akan
barang. Hal ini dapat menimbulkan berberapa macam masalah seperti :
a. Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi
b. Penimbunan sampah
5
B. Jenis Limbah
Bermacam-macam limbah mungkin akan kita temui di sekitar kita. Pernahkah
anda melihat sampah plastic, kaleng,pecahan kaca, kotoran hewan dan lain sebagainya.
Dari sekian banyaknya limbah ini dapat dikelompokan berdasar sumber dari limbah ini
berasal seperti penjelasan di bawah ini :
1) Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk.
Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.
2) Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari:
a. Bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas
b. Bahan yang tidak mudah terbakar seperti klaeng dan kaca
3) Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara
maupun abu dari hasil industry.
4) Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi,
kucing tikus dan lain-lain.
5) Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena
perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.
6) Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai atau
dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.
4. Pengelolaan dan Penanganan limbah
A. Pengolahan dan Penanganan Limbah Pada.
Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel,
pusat perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Penanganan limbah padat
melalui beberapa tahapan, yaitu :
1) Penampungan dalam bak sampah
2) Pengumpulan sampah
3) Pengangkutan
4) Pembuangan di TPA.
6
Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan,
seperti menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh
pemulung, atau diolah menjadi pupuk kompos.
Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :
1) Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat kompos adalah
sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa bahan
makanan dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan baku akan mengalami
dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme.
Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering
menimbulkan gas. Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen
yang cukup dan tidak menghasilkan gas. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses pengomposan yaitu :
a. Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan
b. Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur
sehingga proses penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan air
berubah menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.
c. Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu
pembalikan atau pengadukan kompos.
d. PH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH kompos
jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur
e. Suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 – 450 C
f. Perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N
mendekati perbandingan C/N tanah yaitu 10 – 12
g. Kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi
akan memperlambat proses pengomposan.
7
Cara pembuatan kompos, memalui cara :
a. Menggunakan komposter
b. Tumpukan terbuka (open windrow)
c. Cascing (menggunakan cacing)
Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga
digunakan sebagai pupuk tanaman dan disebut pupuk organik. Dalam proses
pengomposan, bahan baku kompos mengalami perubahan kimiawi oleh mikroorganisme /
bakteri yang membutuhkan nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak selalu bahan baku
kompos mengandung nitrogen yang cukup untuk kebutuhan bakteri pengurai tersebut
sehingga diperlukan pemberian tambahan nitrogen, salah satunya adalah EM 4 (effective
microorganism 4) yang berfungsi sebagai aktivator. Hal ini akan membantu bakteri hidup
berkembang dengan baik sehingga proses penguraian bahan baku kompos menjadi lebih
cepat dan proses pengomposan berlangsung lebih cepat pula. Jika aerasi kurang, maka
yang terjadi adalah proses pembusukan dan akan mengasilkan bau busuk akibat
terbentuknya amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).
Kompos dari bahan baku organik memiliki beberapa kegunaan antara lain :
a. Memperbaiki kualitas tanah
b. Meningkatkan kemampuan tanah dalam melakukan pertukaran ion
c. Membantu pengolahan sampah
d. Mengurangi pencemaran lingkungan
e. Membantu melestarikan sumber daya alam
f. Membuka lapangan kerja baru
g. Mengurangi biaya operasional bagi petani atau pecinta tanaman
2) Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja manusia maupun
kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar alternatif.
Kandungan gas bio antara lain metana ( CH4) dalam komposisi yang terbanyak,
8
karbondioksida ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ), Oksigen (O2), dan
hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini harus pada tingkat kelembaban yang
sesuai, suhu tetap dan pH netral.
3) Makanan ternak ( Hog Feeding ), adalah pengolahan sampah organik menjadi
makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak harus
dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah yang
mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.
Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat :
a. Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )
Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-
barang yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik
sebagai pembungkus, menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada
mesin, tidak menggunakan CFC sebagai pendingin dan lain-lain.
Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan
produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada
banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak
goreng dan lain-lain daripada membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan
makanan atau keperluan lain dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.
Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang
sampah melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya
dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa
dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan
karena dengan memilah sampah yang bisa didaur ulang bisa mendapat
penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang menjadi ember,
gantungan baju, pot tanaman dll.
Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan
dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya
memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi
keset, memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja / tas dll
9
b. Insenerator, adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara terkendali
pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi volume sampah
hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah yang
dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini adalah
mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah logam.
c. Sanitary Landfill, adalah metode penanganan limbah padat dengan cara
membuangnya pada area tertentu.
Ada 3 metode sanitary landfill, yaitu :
a. Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang
memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang
ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di
sebelah parit yang telah penuh tersebut.
b. Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian
ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
c. Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada
area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan
ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur
hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.
B. Penghancuran sampah (pulverisation), adalah proses pengolahan sampah anorganik
padat dengan cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan
alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang
dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah.
C. Pengepresan sampah ( reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah dengan cara
mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak
tempat.
D. Pengolahan dan Penanganan Limbah cair
Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi
dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah
10
tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak
menjadi polutan.
Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :
1) Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
2) Untuk melindungi biota dalam tanah dan perairan
3) Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti
nyamuk, kecoa, lalat dll.
4) Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :
1) Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan yaitu
:
a. Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar dan mudah mengendap.
b. Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan
lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.
c. Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam
airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses osmosis.
d. Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut,
biasanya menggunakan karbon aktif.
e. Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk
memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan beberapa
tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit pengolahan
kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
f. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
11
senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu
yang diperlukan. Metode kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya
koagulasi dan metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi
lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.
g. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme
alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik maupun anaerobik.
Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan efisien.
E. Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :
1) Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar
mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara
ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen,
larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan syarat
bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain,
volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus
mengalir.
2) Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah
yang telah mengalami pengolahan dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan
ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan
kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.
3) Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun
biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian
ruang untuk tahap-tahap pengolahan, yaitu :
a. Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami proses
pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)
b. Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses pembusukan
yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar
c. Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi sebagai
pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata
12
d. Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber serta
menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang minimal
resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.
4) Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan.
a. Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut combined
system. Sedang bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated
system. Air kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut :
Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di air
Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar secara
perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa organik
Saringan pasir (sand filter)
Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh kuman
Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan
membuangnya di sungai / laut.
F. Engolhan dan Penanganan Limbah Gas, Debu dan Partikel
Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari
cerobong atau stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :
Pengendapan siklon, adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau
abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu
Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara
atau gas buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat
diendapkan oleh siklon adalah berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran debu,
semakin cepat partikel diendapkan.
1) Filter basah, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian bawah
13
alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air untuk
turun ke bawah. Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat digabungkan pengendap siklon
dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini menghasilkan alat penangkap debu
yang dinamakan pengendap siklon filter basah.
2) Pengendap sistem Gravitasi, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara
kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah
akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat
yang digunakan.
3) Pengendap elektrostatik, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang keluar dari
alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya diberi muatan
positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang berbeda akan
menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan
udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion negatif yang akan
ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder
kemudian terhembus keluar.
G. Penanganan Limbah Suara
Bising merupakan polusi pendengaran. Suara-suara yang sangat bising dapat
mengganggu pendengaran dan juga membuat orang tidak nyaman. Sumber kebisingan
dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan :
1) Mematikan atau menghilangkan sumber suara / sumber kebisingan
2) Memasang alat peredam suara
3) Pengendalian pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan
yang dapat meredam suara
4) Pengendalian pada penerima suara, yaitu dengan melakukan upaya perlindungan pada
pendengaran manusia, seperti tutup / sumbat telinga.
5. Dampak Pengolahan Limbah Terhadap Lingkunga
14
Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,
akan tetapi bila tidak dikelola dengan baik dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan.
A. Dampak positif pengolahan limbah
Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :
1) Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah
2) Limbah dapat digunakan untuk pupuk
3) Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun mengalami
proses pengolahan lebih dulu
4) Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit
5) Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular
6) Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat
B. Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik
Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :
1) Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit
2) Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress
3) Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir
4) Lingkungan menjadi tidak indah dipandang
5) Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut
6) Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat
7) Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan
8) Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang
berkunjung.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh
alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.
2. Saran:
Pengolahan limbah disaat ini perlu perhatian khusus mengingat semakin banyaknya
volume limbah di lingkungan sekitar. Dengan pengolahan limbah diharapkan lingkungan
sekitar bias tetap alami tidak tercemar oleh limbah.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://www.pitikkedu.net/2012/11/pengertian-limbah.html
http://dedi-smk.blogspot.com/2012/12/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html
http://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penanganan-limbah/
17