PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI
PANCA INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI
Naskah Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Achichi Ola Adillita
131134130
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
I believe in being strong when everything seems to be going wrong.
(Audrey Hepburn)
Be yourself , everyone else is taken.
(Oscar Wilde)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini saya persembahakan kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberi kemudahan dan
kelancaran.
2. Kedua orang tuaku bapak David dan ibu Lilis .
3. Adikku Dila dan Noel.
4. Irwan yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
5. Sahabat-sahabatku Vera, Achun, Vero, Nindi, Cicil, Lola, Listy yang
selalu memberikan semangat dan menemani di setiap keadaan.
6. PGSD Universitas Sanata Dharma sebagai tempat menuntut ilmu.
7. SDN V Gunungan.
dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan tugas akhir yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PANCA
INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI
Achichi Ola Adillita
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah siswa yang sulit memahami materi IPA
yang diberikan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk
mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
prosedur pengembangan media pembelajaran panca indera berbasis Montessori,
dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis
Montessori.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Subjek
penelitian adalah 5 siswa kelas I SD N V Gunungan tahun pelajaran 2016/2017.
Objek peneliitian ini adalah media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis
Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media
pembelajaran pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori
dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan
rencana, desain awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.
Validasi produk menunjukkan skor yang sangat baik yaitu 3,84. Uji coba terbatas
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada saat postets lebih tinggi daripada
nilai yang diperoleh pada saat pretest dengan selisih sebesar 22. Oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis
Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam
mempelajari materi panca indera.
Kata kunci : Media Pembelajaran, Panca Indera, Metode Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY
SCHOOL ON FIVE SENSE MATERIALS BASED ON MONTESSORI
METHOD
Achichi Ola Adillita
Universitas Sanata Dharma
2017
The background of this research were the students that difficult to
understanding the science material of five sense. The use of learning media needed to resolve the problem. The purpose of this study is to describe the
development of instructional media procedures sensory-based Montessori, and knowing the quality of science teaching media sensory-based Montessori materials.
The methodology of this research is R and D (Research and
development). The subjects of this research are five students in grade in SD N V Gunungan year 2016/2017. The object of this research is a learning media of
Five Sense based of Montessori method. The research instrument used in this research is the guidelines for observation, interview, questionnaire, and test. The data analysis techniques used in this research are qualitative and quantitative
analysis. The results of the research showed that the development of Five Sense
learning media used five steps procedure. The first step is the potential and problems, the preparation of plans, the initial product design, product validation, and limited field trial. Validation of the product showed 3.84, it is a very good
score. Limited testing indicates that the posttest’s value higher than the values during the pretest with a difference of 22. Therefore it could be concluded that the
material science learning media sensory-based Montessori method had a very good quality and can help students understanding the material on five senses.
Key: learning media, Montessori, five sense
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat dan karunia-nya yang
begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PANCA
INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI”. Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
program studi PGSD Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan dari berbagai pihak, karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang peneliti
butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II
yang telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang
peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu Dosen serta karyawan Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan ilmu kepada peneliti.
7. Kepala sekolah SD N V Gunungan yang telah memberikan izin kepada
peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........Error! Bookmark not
defined.
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR..............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN..............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.5 Spesifikasi Produk ....................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 14
2.1.1 Perkembangan Anak.................................................................................. 14
2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran ................................................................ 17
2.1.3 Fungsi Media pembelajaran ...................................................................... 17
2.1.5 Media Pembelajaran Montessori ............................................................... 18
2.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .................................................................. 21
2.2 Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 25
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 30
3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 31
3.2.1 Objek Penelitian ........................................................................................ 31
3.2.2 Subjek Penelitian ....................................................................................... 32
3.2.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 32
3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................................... 33
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 33
3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 39
3.4.1 Potensi dan masalah .................................................................................. 41
3.4.2 Perencanaan ............................................................................................... 42
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk..........................................................44
3.4.4 Validasi Produk...........................................................................................44
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas.......................................................................45
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………49
3.5.1 Observasi ................................................................................................... 50
3.5.2 Wawancara ................................................................................................ 51
3.5.3 Kuisioner ................................................................................................... 49
3.5.4 Tes.............................................................................................................53
3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................50
3.6.1 Observasi…………………………………………………………………50
3.6.2 Wawancara..................................................................................................51
3.6.3 Kuisioner.....................................................................................................52
3.6.4 Tes...............................................................................................................58
3.7 Triangulasi ................................................................................................. 59
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 67
4.1 Hasil........................................................................................................... 67
4.1.1 Potensi dan Masalah...................................................................................66
4.1.2 Penyusunan Rencana ................................................................................ 89
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ........................................................ 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.1.4 Validasi Produk.......................................................................................102
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas....................................................................110
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 116
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 121
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 121
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 122
5.3 Saran ........................................................................................................ 122
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Desain media pembelajaran The Pentagon Of Five Sense. ................ 9
Gambar 1. 2 Pentagon Puzzle ................................................................................. 9
Gambar 1. 3 3D Card of Five sense ...................................................................... 10
Gambar 1. 4 Rectangle Box ................................................................................... 11
Gambar 1. 5 Puzzle Places .................................................................................... 11
Gambar 1.6 Tempat Penyimpanan Pentagon
Puzzle................................................................................................12
Gambar 1.7 Tempat Penyimpanan 3D Card..........................................................13
Gambar 4. 1 Rectangle box ................................................................................. 102
Gambar 4. 2 Pentagon Puzzle ............................................................................. 103
Gambar 4. 3 3D Card of Five sense .................................................................... 103
Gambar 4. 4 Hasil Validasi Instrumen .................................................................. 99
Gambar 4. 5 Hasil Reabilitas Instrumen ............................................................. 100
Grafik 4.1 Perbandingan pretest dan posttest...............................................112
Grafik 4.2 Perbandingan rerata nilai pretest dan posttest.............................113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi observasi ................................................................................ 51
Tabel 3. 2 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah. .................................. 52
Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan guru kelas I….....................................51
Tabel 3. 4 Garis besar wawancara dengan siswa kelas I....................................... 53
Tabel 3. 5 Kisi-kisi kuesioner Analisis Kebutuhan untuk siswa dan guru kelas I. 54
Tabel 3. 6 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Berdasarkan Hasil Validasi Ahli. ...... 55
Tabel 3. 8 Kisi-kisi soal........................................................................................ 59
Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Test. ...................................... 59
Tabel 3.10 Skala dan Kriteria Pedoman Wawancara.............................................61
Tabel 3.11 Skala dan Kriteria pada pedoman uji validitas isi................................61
Tabel 3.12 Skala dan Kriteria pada pedoman uji validitas konstruk......................62
Tabel 3.13 Skala dan Kriteria pedoman uji keterbacaan tes..................................62
Tabel 3.14 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian validasi produk oleh
ahli..........................................................................................................................62
Tabel 3.15 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner
tanggapan...............................................................................................................63
Tabel 3. 16 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen..........................65
Tabel 3. 17 Jadwal penelitian...............................................................................664
Tabel 4. 1 Hasil validasi Instrumen Observasi..................................................... .68
Tabel 4. 2 Hasil Observasi di kelas ....................................................................... 68
Tabel 4. 3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara. ................................... 70
Tabel 4. 4 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah. ........................................... 72
Tabel 4. 5 Hasil Wawancara terhadap Guru. ........................................................ 73
Tabel 4. 6 Hasil wawancara dengan siswa ............................................................ 74
Tabel 4. 7 Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru ............................... 77
Tabel 4. 8 Validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa ...................... 78
Tabel 4. 9 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru. .............. 79
Tabel 4. 10 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. ........... 79
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru.....................................................................................................80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4. 12 Hasil rekapitulasi validasi kuesioner.................................................. 80
Tabel 4. 13 Hasil validitas uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk
siswa ................................................................................................... 81
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru .............................................. 82
Tabel 4. 15 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru.................................................................................................... 84
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Jawaban Analisis Kebutuhan untuk Siswa.................... 87
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi jawaban siswa dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan .......................................................................................... 89
Tabel 4. 18 Hasil Validasi Isi Instrumen Test oleh Guru SD Penelitian. .............. 95
Tabel 4. 19 Rekapitulasi komentar hasil validasi isi instrumen tes oleh guru SD
setara................................................................................................... 95
Tabel 4. 20 Hasil validitas isi instrumen tes. ......................................................... 95
Tabel 4. 21 Hasil validitas konstruk instrumen tes ............................................... 96
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Validasi Isi Instrumen test............................................. 96
Tabel 4. 23 Hasil Penilaian Uji Keterbacaan Instrumen Tes Oleh Siswa ............. 97
Tabel 4. 24 Rekapitulasi Hasil Validitas Empiris Instrumen Tes ......................... 99
Tabel 4. 25 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Guru .............. 105
Tabel 4. 26 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa............. 106
Tabel 4. 27 Uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru. ......................... 107
Tabel 4. 28 Hasil penilaian uji validasi kuesioner kelayakan produk ................. 107
Tabel 4. 29 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran
IPA ................................................................................................... 109
Tabel 4. 30 Rekapitulasi Komentar dari ahli IPA ............................................... 109
Tabel 4. 31 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli IPA ............. 110
Tabel 4. 32 Validasi produk media pembelajaran oleh guru............................... 110
Tabel 4. 33 Hasil Valdiasi Album oleh Ahli IPA. .............................................. 111
Tabel 4. 34 Hasil Validasi Album oleh Ahli Montessori. ................................... 111
Tabel 4. 35 Perbandingan Pretest dan posttest ................................................... 113
Tabel 4. 36 Rekapitulasi hasil validasi produk oleh siswa.................................. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian yang relevan............................................................... 26
Bagan 3.1 Model penelitian dan pengembangan Borg & Gall..................... 32
Bagan 3.2 Model pengembangan Sugiyono................................................. 35
Bagan 3.3 Prosedur yang digunakan dalam penelitian................................. 38
Bagan 3.4 Prosedur Penelitian...................................................................... 39
Bagan 4.1 Triangulasi hasil wawancara terhadap narasumber..................... 73
Bagan 4.2 Triangulasi berdasarkan sumber data.......................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi............................... 124
Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi Pembelajaran IPA….......................... 125
Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah
oleh ahli...................................................................................
126
Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah........................ 129
Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli... 132
Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru........................................... 136
Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli... 141
Lampiran 1.8 Transkip wawancara dengan siswa.......................................... 143
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru....... 147
Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa..... 151
Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan
guru..........................................................................................
156
Lampiran 2.4 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan
siswa.........................................................................................
160
Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru.... 165
Lampiran 2.6 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa... 168
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi Instrumen tes oleh ahli.......................... 169
Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli........... 172
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji
empiris.....................................................................................
177
Lampiran 3.4 Output TAP untuk perhitungan validitas instrumen tes.......... 179
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes............................. 180
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest.............................................. 182
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest............................................. 185
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli..... 187
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media
pembelajaran oleh siswa..........................................................
188
Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai
media pembelajaran oleh siswa...............................................
189
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli.. 192
Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media
pembelajaran oleh ahli.............................................................
198
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
pembelajaran oleh siswa....................................................... 199
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian................................................................. 200
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................. 201
Lampiran 6 Dokumentasi........................................................................... 202
Lampiran 7 Album Produk Media pembelajaran................................... 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut dengan singkat
sebagai sains. Sains (science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti
(1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian,
faham yang benar atau mendalam (Surjani, 2010).
Adapun sistem pengetahuan alam ini dibangun dengan kesadaran
kognisi yang meliputi semua kegiatan pengamatan dan analisis serta
ditambah dengan serangkaian kegiatan percobaan di laboratorium untuk
memperkuat pemahaman yang lebih komprehensif. Selanjutnya makna sains
atau ilmu alam mengalami perluasan yaitu dalam perkembangannya ilmu
pengetahuan alam digunakan merujuk ke pengetahuan mengenai alam dan
mempunyai objek-objek alam. Alam merupakan alam material yang dapat
diberi perlakuan dan diamati sebab serta akibatnya. Ilmu alam sifatnya lebih
pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur. Karenanya ilmu
pengetahuan alam disebut ilmu pasti atau eksata (Surjani, 2010).
IPA diartikan sebagai usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran serta menggunakan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperoleh
kesimpulan. Pada pengertian IPA tersebut jelas dikatakan bahwa
pembelajaran IPA bukanlah semata-mata menghapal informasi atau
mengingat dan menimbun informasi. Siswa perlu memahami informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diperoleh dan dapat menghubungkan pada kehidupan sehari- hari
merupakan pengertian IPA yang sebenarnya (Susanto, 2013:166).
Berdasarkan teori dari para ahli yang telah disebutkan diatas,
pengamatan merupakan suatu elemen penting dalam pembelajaran IPA,
dalam artian lain, pembelajaran IPA tidak bisa lepas dari proses
pengamatan, serta analisis, oleh karena itu ilmu pengetahuan alam harus
diajarkan dengan cara yang tepat dan menarik serta memberikan
kesempatan berpikir kritis bagi siswa SD. Pembelajaran IPA harus diajarkan
dengan "menemukan sendiri" melalui pengamatan atau percobaan. Bila IPA
di sekolah dasar diajarkan melalui pengamatan dan percobaan yang
dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidak akan menjadi mata pelajaran
yang bersifat hafalan saja, sehingga materi yang abstrak dapat lebih mudah
untuk dimengerti oleh siswa.
Mengenal anggota tubuh manusia dan fungsinya merupakan salah
satu materi dalam pembelajaran IPA kelas I SD. Berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 sampai 4 November 2016,
siswa masih sulit memahami materi bagian tubuh manusia yaitu alat indera,
saat diminta menyebutkan panca indera, siswa masih mengalami kesulitan,
beberapa siswa menyebutkan mulut dan bibir sebagai bagian dari panca
indera manusia, padahal keduanya bukan merupakan bagian dari panca
indera manusia. Dalam pembelajaran IPA tersebut peneliti tidak
menemukan penggunaan media pembelajaran, guru menerangkan hanya
dengan teori dan memberikan soal-soal latihan. Peneliti melakukan
wawancara kepada guru dan dua orang siswa kelas I pada tanggal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
November 2016, pada saat melakukan wawancara dengan guru kelas 1,
guru tersebut mengatakan bahwa sebenarnya siswa sangat membutuhkan
media pembelajaran IPA karena materi IPA bersifat abstrak dan sulit
dibayangkan oleh siswa kelas I, guru juga mengatakan jika guru meminta
siswa melakukan pengamatan terhadap anggota tubuh secara langsung
dengan cara berpasangan, siswa cenderung saling mengolok-olok dan tidak
tertarik. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa yang
pertama tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran,
setelah peneliti menunjukkan sebuah gambaran, siswa tersebut baru
mengerti, siswa kedua yang di wawancara mengatakan bahwa akan sangat
menyenangkan jika dapat menggunakan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar di kelas, siswa tersebut juga mengatakan bahwa cara guru
menyampaikan materi di kelas caranya hampir sama setiap harinya,
sehingga siswa kurang tertarik dan justru asyik melakukan hal lain seperti
berbincang dengan teman ketika guru sedang menjelaskan atau menulis di
papan tulis. Setelah melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga
menyebarkan kuesioner analisis kebutuhan pada sejumlah siswa dan guru,
data yang diperoleh dari kuesioner menyebutkan bahwa tidak terdapat
media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas, serta
guru dan siswa kelas I membutuhkan media pembelajaran IPA yang
menarik, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada
guru dan siswa kelas I.
Proses pembelajaran IPA yang terjadi di kelas I SD N V Gunungan
tentu bertentangan dengan sistem Ilmu Pengetahuan Alam yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dibangun dengan kesadaran kognisi seperti teori yang telah disebutkan
diatas. Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru di kelas tentu saja
siswa kelas I tersebut belum melakukan kegiatan atau usaha memperoleh
pengetahuan atau mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
Media pembelajaran konkret dapat membantu siswa memahami
materi IPA yang abstrak. Piaget memaparkan pendapatnya tentang teori
perkembangan kognitf. Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam
4 tahap yaitu (1) sensorimotorik, (2) pra-operasional, (3) operasional
konkret, dan (4) operasional formal. Perkembangan anak usia SD kelas I
umumnya terjadi pada fase kedua yaitu pra operasional (berusia 2-7 tahun).
Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap operasional konkret (usia
7-11 tahun). Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak menggunakan logika
berpikir dengan menggunakan benda konkret dan belum dapat
menggunakan logika berpikir abstrak (Prastisi, 2008).
Dengan praktik penggunaan media pembelajaran konkret, anak dapat
mengalami langsung proses pembelajaran, sehingga akan lebih mudah bagi
anak untuk menyatakan atau menjelaskannya kembali.
Metode Montessori adalah metode yang bersandar pada prinsipnya
bahwa pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertepatan dengan
tahap-tahap perkembangan anak itu sendiri. Maria Montessori meyakini
bahwa anak-anak mengalami kemajuan melalui serangkaian tahap
perkembangan, masing-masing tahap memerlukan jenis pembelajaran yang
dirancang secara tepat dan spesifik (Gutek, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dengan berlandaskan teori dari Gutek tersebut, peneliti merasa bahwa
media pembelajaran IPA berbasis Montessori adalah sebuah solusi yang
tepat dari masalah yang telah ditemukan di lapangan, dimana ketika
pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan, para siswa masih riuh dan
asyik melakukan aktifitasnya sendiri-sendiri, kondisi siswa kelas 1 SD
Negeri V Gunungan sebagian besar masih dalam masa transisi dari jenjang
taman kanak-kanak ke sekolah dasar, oleh sebab itu, suasana kelas
seringkali tidak kondusif karena anak mudah merasa bosan.
Media Pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam
penerapan metode Montessori. Berdasarkan observasi dan eksperimen yang
dilakukan oleh Maria Montessori menunjukkan bahwa penggunaan berbagai
material atau media pembelajaran yang diberikan pada anak mampu
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan kreatif.
Montessori percaya bahwa kemampuan dasar dalam ilmu pengetahuan
dapat dipahami anak-anak Sekolah Dasar dengan mudah jika mereka
diperlihatkan alat-media pembelajaran yang nyata untuk membantu mereka
melakukan imajinasi (Lillard, 1997:80).
Montessori menekankan pentingnya penggunaan media pembelajaran
atau benda-benda konkret yang membantu siswa selama proses belajar.
Media pembelajaran menjadi bagian yang penting dalam lingkungan belajar
bagi siswa. Media pembelajaran yang ada di lingkungan Montessori
memiliki 4 ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-
education (Montessori, 2002:171-174). Berkaitan dengan hal tersebut,
peneliti menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
agar media pembelajaran yang digunakan dapat sesuai dengan lingkungan
siswa di Indonesia. Kontekstual berarti sesuai dengan konteks atau pola
hubungan di dalam lingkungan langsung seseorang (Johnson, 2010:34).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, kuesioner, serta teori dari
beberapa ahli, peneliti merasa bahwa menerapkan metode Montessori dalam
mendesain media pembelajaran IPA adalah sebuah ide yang menarik,
karena 5 karakteristik media pembelajaran Montessori yang menarik, auto-
education, bergradasi, auto-correction, dan kontekstual dirasa bisa
menjawab segala permasalahan yang terjadi di lapangan. Karakteristik
Montessori yang menarik serta bergradasi dapat menarik antusias serta
ketertarikan anak dalam belajar, dengan menggunakan media dalam
pembelajaran juga sudah sesuai dengan hakikat IPA yaitu kognisi dimana
anak dapat memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui
pengalaman sendiri. Selain itu, media pembelajaran IPA berbasis
Montessori belum pernah dikembangkan sebelumnya, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian serta membuat desain yang sesuai
dengan 5 karakteristik Montessori yang telah disebutkan di atas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran IPA
dengan metode Montessori yang sesuai dengan ciri-ciri Montessori untuk
siswa kelas I?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran berbasis Montessori berupa The
Pentagon of five sense ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran
IPA dengan metode Montessori yang sesuai dengan ciri-ciri Montessori
untuk siswa kelas I.
1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran berbasis Montessori berupa The
Pentagon of five sense dalam pembelajaran IPA kelas I dengan materi
pembelajaran panca Indera.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.3.3 Bagi Peneliti
a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media
pembelajaran pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami
materi.
b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan
pentingnya pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD yang
inovatif sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran.
c. Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa
tentang pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD untuk
materi panca indera manusia berbasis metode Montessori.
1.3.4 Bagi Guru
a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran
pembelajaran inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang
dialami oleh siswa pada mata pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media
pembelajaran pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode
Montessori yang memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada
di lingkungan sekitar.
c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang
lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode
Montessori.
1.3.5 Bagi siswa
a. Siswa memperoleh pengalaman langsung menggunakan media
pembelajaran yang menarik agar lebih fokus dalam pembelajaran.
b. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan
media pembelajaran IPA berbasis Montesssori.
1.5 Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebuah alat dari kayu bernama “The Pentagon of Five sense” yaitu media
pembelajaran panca indera manusia yang salah satu bagiannya berupa
sebuah bangun ruang segilima yang masing-masing sisinya terdiri dari
bagian panca indera manusia yaitu mata, hidung, telinga, mulut, dan kulit.
Perangkat media tersebut terdiri dari 4 bagian yaitu pentagon puzzle,
rectangle box, 3D card, puzzle places.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 1. 1 Desain media pembelajaran The Pentagon Of Five Sense.
1.3.6 Pentagon Puzzle
Puzzle ini terdiri dari 15 buah prisma segitiga berwarna-warni.
Gambar 1. 2 Pentagon Puzzle
Dalam puzzle ini, setiap prisma segitiga memiliki 15 gambar yang
berbeda dimana dalam masing masing prisma segitiga akan menampilkan
gambar yang berkaitan dengan fungsi panca indera manusia, seperti
gambar ikan yang berbau amis, sampah yang berbau busuk, gambar-
gambar tersebut berkaitan dengan fungsi panca indera manusia yaitu
hidung. Prisma segitiga tersebut juga memiliki gradasi warna, dalam setiap
susunannya, dalam setiap susunan terdiri dari 3 buah prisma segitiga,
kedua warna yang terletak di bagian atas dan bawah merupakan warna
yang dapat dicampurkan kemudian menghasilkan warna di tengah,
contohnya adalah disisi atas merupakan warna merah, kemudian disisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bawah merupakan warna kuning, maka percampuran dari kedua warna
tersebut akan menghasilkan warna merah, warna merah tersebut diberikan
simbol “t” kecil agar tetap di letakkan di tengah, karena warna di tengah
berfungsi sebagai kunci jawaban, warna prisma segitiga di tengah akan
sama dengan warna latar belakang panca indera yang ada di 3D card of
five sense.
1.3.7 3D Card of Five sense
Komponen serlanjutnya adalah 3D card of five sense, seperti
namanya, kartu 3D berbentuk persegi panjang ini memiliki sebuah
komponen 3D, dimana digambarkan alat indera manusia dalam bentuk 3D
sehingga siswa dapat merabanya. 3D card of five sense terdiri dari 5 kartu
yang terdiri dari kartu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Kartu kartu
tersebut memiliki latar belakang warna yang sama dengan prisma segitiga
yang terdapat pada komponen pentagon puzzle yang memiliki kode “t”
atau susunannya terletak di tengah, selain sebagai sarana penyampaian
materi, media ini dapat berfungsi sebagai kartu soal yang berhubungan
dengan fungsi panca indera. komponen ini memiliki pengait magnet
sehingga dapat di letakkan di dalam rectangle box.
Gambar 1. 3 3D Card of Five sense
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.3.8 Rectangle Box
Sesuai dengan namanya, komponen ini berbentuk balok yang
berfungsi sebagai wadah untuk pentagon puzzle dan 3D card of five sense.
Komponen ini dapat dibuka tutup sehingga praktis untuk dibawa.
Gambar 1. 4 Rectangle Box
1.3.9 Pentagon puzzle places.
Komponen yang terakhir adalah pentagon puzzle places.
Komponen ini berfungsi sebagai tempat atau wadah bagi prisma segitiga,
sehingga ketika prisma segitiga tersebut seluruhnya di letakkan di
pentagon puzzle places, dapat membentuk suatu bangun ruang segilima.
Gambar 1. 5 Puzzle Places
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.3.10 Kotak penyimpanan
Terdapat dua buah kotak penyimpanan yaitu kotak penyimpanan
untuk pentagon puzzle dan kotak penyimpanan untuk 3D card. Kotak
penyimpanan untuk pentagon puzzle berbentuk kubus, dan kotak
penyimpanan 3D card berbentuk balok
Gambar 1.6 Kotak penyimpanan pentagon pentagon puzzle
Gambar 1.7 Kotak penyimpanan pentagon 3D card
1.4 Definisi Operasional
1.4.1 Perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik
maupun psikis yang terjadi secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan
1.4.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau suatu hal dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1.4.3 Media pembelajaran Montessori adalah media pembelajaran yang
memiliki ciri bergradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan
kontekstual.
1.4.4 Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu wajib dan sangat penting
sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar dan harus dibangun dengan
kesadaran kognisi.
1.4.5 Panca indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan
luar, alat indera manusia sering disebut panca indera karena terdiri dari 5
indera yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II akan membahas empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian
yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Pada sub bab kajian pustaka ini memuat perkembangan anak,
media pembelajaran,media pembelajaran Montessori, fungsi media
pembelajaran dan pembelajaran IPA.
2.1.1 Perkembangan Anak
Perkembangan anak merupakan proses pematangan dan perubahan
hasil belajar sebagai hasil dari pertumbuhan yang dialami anak. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah
proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang terjadi
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Soemantri, 2007:3).
Piaget (dalam Suparno, 2001) memaparkan pendapatnya tentang
teori perkembangan kognitf. Piaget membagi perkembangan kognitif anak
dalam 4 tahap yaitu sensori motorik, pra-operasional, operasional konkret,
dan operasional formal. Berikut merupakan 4 tahap perkembangan kognitif
anak menurut piaget.
1) Tahap perkembangan sensori motorik, terjadi pada saat bayi berusia dua
tahun. Selama tahap ini, inteligensi anak lebih didasarkan pada tindakan
inderawi anak terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba, menjamah,
mendengar, membau, dan sebagainya. Selain itu, pada tahap ini anak belajar
mengenali suatu benda dengan berbagai tindakan inderawi tersebut. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tahap ini pula, konsep anak mengenai kausalitas (sebab akibat) juga mulai
berkembang terlebih berkaitan dengan konsep ruang dan waktu. Beberapa
perkembangan mengenai benda, ruang, waktu, dan kausalitas membantu
anak membangun pengetahuan tentang lingkungannya (Suparno, 2001:26-
27). Oleh karena itu, tahap ini menjadi dasar bagi perkembangan tahapan
selanjutnya.
2) Tahapan perkembangan kognitif pra-operasional. Tahapan ini terjadi
pada umur 2-7 tahun. Periode ini merupakan periode peralihan dari periode
sensorimotorik. Pada akhir periode sensorimotorik, anak mengembangkan
tindakan yang efisien dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan.
Selain itu, anak pun menggunakan kemampuan yang sudah diterima pada
periode sebelumnya walaupun sekarang berada pada periode pra-
operasional (Crain, 2007:182). Anak juga menggunakan simbol maupun
tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Berdasarkan cara
berpikir tersebut, anak mampu mengungkap dan membicarakan hal yang
sudah terjadi (Suparno, 2001:49). Oleh karena itu, perkembangan kognitif
anak semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan simbol dan
bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi.
3) Tahap operasional konkret. Terjadi pada usia 7-11 tahun. Pada tahap ini,
anak sudah mulai mengembangkan pemikiran yang didasarkan pada aturan
dan operasi yang logis. Anak-anak mulai berpikir logis untuk menggantikan
cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif primitif, namun
membutuhkan contoh- contoh konkret (Pratisti, 2008:41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4) Tahap operasi formal, merupakan tahap terakhir dalam tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget. Tahap ini terjadi pada umur sekitar
sebelas atau dua belas tahun ke atas. Dalam tahap ini, anak dapat berpikir
logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposi dan
hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih
dahulu (Suparno, 2001:88). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cara
berpikir abstrak mulai berkembang dan digunakan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa perkembangan
anak usia SD kelas I umumnya terjadi pada fase kedua yaitu pra operasional
(berusia 2-7 tahun). Serta dapat masuk pada tahap ketiga yaitu operasional
konkret Selain itu, anak berada pada intellectual period atau periode belajar
secara mendalam pada rentang usia ini. Periode ini menuntut anak untuk
belajar secara lebih dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap operasional konkret (usia
7-11 tahun). Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak menggunakan logika
berpikir dengan menggunakan benda konkret dan belum dapat
menggunakan logika berpikir abstrak.
Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret
atau media pembelajaran dalam memahami materi yang abstrak. Oleh
karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tentang
media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa SD
karena media pembelajaran mampu membantu siswa memahami materi
yang abstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dipahami segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Rosyada, 2010:7).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau suatu hal dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik (Sukiman,
2012:29). Media adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2010:3).
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan dalam
proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar dengan lebih antusias, dan penuh perhatian
sehingga tercipta proses belajar yang efektif dan efisien.
2.1.3 Fungsi Media pembelajaran
Media pembelajaran memiliki fungsi untuk mempermudah
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran. Materi yang sifatnya
abstrak, pada umumnya sukar dipahami oleh siswa tanpa bantuan media
pembelajaran. Melalui media pembelajaran, siswa dapat memahami materi
yang abstrak dengan melihat, meraba, dan menggunakan media
pembelajaran tersebut (Asyhar, 2012:13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran menurut Montessori merupakan kesatuan
bahan-bahan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anak secara
individu dan mendukung pengembangan kemampuannya (Hainstock,
1997:80). Selain itu, media pembelajaran yang dibuat oleh Montessori
ditujukan untuk membantu siswa dalam mencapai pengetahuan yang
abstrak dan mengembangkan cara berpikir yang kreatif dengan
memvisualisasikan simbol-simbol nyata (Lillard, 1996:80-81). Oleh
sebab itu, media pembelajaran selalu tersedia di kelas-kelas Montessori
untuk mendukung perkembangan siswa dalam aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, peneliti menarik
sebuah kesimpulan secara umum tentang pengertian media pembelajaran
Montessori. Media pembelajaran merupakan alat bantu untuk
memperagakan suatu materi dalam pembelajaran dengan mengaktifkan
panca indera siswa agar dapat menerima materi dari apa yang mereka amati
dan apa yang mereka dengar serta apa yang mereka baca agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Media Pembelajaran Montessori mempunyai empat ciri khusus
(Montessori, 2002:171-175) dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Hal
tersebut akan dipaparkan dalam uraian berikut.
1) Menarik
Media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa
agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat
menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
warnanya, media pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan
sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba media pembelajaran
menggunakan indera perabanya, serta mendengarkan bunyi yang
ditimbulkan oleh media pembelajaran menggunakan indera pendengarnya.
Melalui media pembelajaran tersebut anak pun dapat menemukan
hubungan satu hal dengan yang lain (Montessori, 2002:174).
2) Bergradasi
Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi rangsangan
warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak
hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin
penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk
berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari
media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi warna
dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki
beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi
ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan
media pembelajaran.
3) Auto-correction
Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada
setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak
dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang
dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri tersebut dapat
digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri silinder. Inkastri
silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda, yaitu tinggi-pendek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi gemuk-pendek kurus.
Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah lubang pada inkastri. Oleh
karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah dari ketidaksesuaian inkastri
yang diletakkan pada masing-masing lubang (Montessori, 2002:171).
4) Auto-education
Media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan
kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa
ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang
sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal
yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai
pengendali kesalahan (Montessori, 2002:172-173).
5) Kontekstual
Peneliti menambahkan ciri kontekstual, yaitu agar media pembelajaran
yang digunakan sesuai dengan konteks atau pola hubungan di dalam
lingkungan langsung seseorang (Johnson, 2010:34).
Siswa memperoleh pengalaman belajarnya dengan menggunakan
benda konkret seperti media pembelajaran. Montessori menegaskan
bahwa semua material atau media pembelajaran tersebut berguna untuk
mendorong perkembangan anak secara intelektual dan melatih
keterampilan anak (Hainstock, 1997:82). Melalui media pembelajaran,
siswa dapat melihat secara langsung, memperagakan atau
menggunakannya, dan membentuk konsep yang abstrak serta pemikiran
yang kreatif. Fungsi lain yang dapat diperoleh dari media pembelajaran
yang dibuat oleh Montessori antara lain adalah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kontrol pada pergerakan siswa, mengembangkan kemandirian,
kehendak, serta mengembangkan kebahasaannya (Lillard, 1996:80-85).
2.1.4.1 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan
mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82).
Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir
kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media
pembelajaran Montessori memberi kontrol berupa auto-correction pada
siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta
bahasanya (Lillard, 1996:80-85). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki
keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar
melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut.
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pengetahuan Alam yang harus dibangun dengan kesadaran kognisi
(Surjani, 2010). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kognisi memiliki arti
yaitu (1) proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang, (2)
kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui
pengalaman sendiri. Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru di
kelas tentu saja siswa dan siswi kelas I tersebut belum melakukan kegiatan
atau usaha memperoleh pengetahuan atau mengenali sesuatu melalui
pengalaman sendiri.
IPA harus di pandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam,
sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengetahuan. IPA harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam
pencarian tentang pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh
pengetahuan yang dihasilkan dari inquiry. Dapat disimpulkan pada
Hakikatnya IPA merupakan kumpulan pengetahuan atau IPA sebagai
produk ilmiah, dan cara untuk penyelidikan atau IPA sebagai proses ilmiah
(Collete and Chippetta, 1994).
Dari berbagai teori tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam
praktiknya, pembelajaran IPA yang ideal harus dilakukan dengan prosedur
pengamatan terhadap objek-objek yang bersifat konkret dan mengenali
suatu objek melalui pengalaman sendiri.
2.1.7.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan
kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta
gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA
tidak hanya verbal tetapi juga faktual.
Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan
untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat
IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang
melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi
ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan
waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan
melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan
variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis
dan mensintesis data (Asyari, Muslichah, 2006: 22).
Keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi,
menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran
IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua
ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta,
konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru (Poedjiati, 2005:78).
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan
ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah
meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
2.1.7.2 Materi Panca Indera manusia
Indera merupakan alat tubuh yang memiliki fungsi untuk mengetahui
keadaan di luar. Manusia memiliki lima indera, sehingga sering disebut
Panca Indera (Depdiknas, 2014). Kelima indera manusia tersebut yaitu:
1) Mata, berfungsi sebagai indera penglihatan, mata dapat melihat
lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga mata dapat
mengenali benda benda disekitarnya dengan cepat. Mata dapat berfungsi
jika mendapatkan rangsangan berupa cahaya.
2) Hidung, berfungsi sebagai indera pembau, hidung dapat
mengidentifikasi suatu objek berdasarkan aroma yang ditimbulkan.
Hidung dapat membedakan macam-macam bau.
3) Kulit, Kulit merupakan indera peraba, dengan kulit kita dapat
membedakan kasar, halus, dingin, dan panas. Telinga
4) Telinga merupakan indera pendengaran. Dengan telinga kita bisa
mengidentifikasi bermacam-macam bunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Lidah merupakan indera perasa, lidah dapat merespon berbagai rasa
seperti asam, manis, pahit, dan sebagainya.
2.2 Penelitian yang Relevan
Wulandari (2016) mengembangkan media pembelajaran membaca dan
menulis permulaan berbasis Metode Montessori. Dalam Skrispisnya Peneliti
mengembangkan kotak huruf sebagai media pembelajaran membaca dan
menulis. Media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas sangat
baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang
didapatkan yaitu sebesar 3,82. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik.
Terjadi kenaikan hasil pretest dan posttest yaitu sebesar 26.
Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran
pembelajaran IPA materi panca indera manusia berbasis metode Montessori.
Media pembelajaran papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode
Montessori yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dilihat dari
perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang didapatkan yaitu
sebesar 3,73. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik.
Agustin (2015) mengembangkan media pembelajaran Sands Paper
Letters materi menulis tegak bersambung berbasis Montessori. Dalam
skripsinya penulis mengembangkan media pembelajaran sands paper letters
untuk materi menulis tegak bersambung bagi siswa kelas I. Diperoleh hasil
validasi ahli sebesar 3,64 yang tergolong sangat baik, terjadi kenaikan dari
skor posttest ke pretest setelah implementasi media pembelajaran tersebut.
Dari ketiga penelitian yang relevan tersebut. Peneliti tidak menemukan
adanya pengembangan media pembelajaran Montessori dengan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pelajaran IPA. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengembangkan Media
Pembelajaran IPA berbasis Montessori. Penelitian yang relevan dapat dilihat
dari literature map berikut ini.
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu pengetahuan Alam merupakan Ilmu wajib dan sangat penting
sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Pengamatan merupakan suatu
elemen penting dalam pembelajaran IPA, dalam artian lain, pembelajaran
IPA tidak bisa lepas dari proses pengamatan, serta analisis, oleh karena itu
Ilmu pengetahuan alam harus diajarkan dengan cara yang tepat dan menarik
serta memberikan kesempatan berpikir kritis bagi siswa SD. misalnya
pembelajaran IPA diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan
sendiri" dan pengamatan, salah satunya adalah pengamatan terhadap suatu
Wulandari (2016)
Pengembangan Media
pembelajaran Membaca
dan Menulis permulaan
Berbasis Metode Montessori.
Widyaningrum (2015)
Pengembangan Media
pembelajaran Pembelajaran
IPA Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode
Montessori.
Agustin (2015)
Pengembangan Media
pembelajaran Sand Paper
Letters Materi Menulis
Tegak Bersambung Berbasis Montessori.
Penelitian Media
pembelajaran Berbasis
Montessori
Adillita (2017)
pengembangan media
pembelajaran IPA materi
Panca Indera Manusia
berbasis Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
objek kemudian melakukan eksperimen dengan media pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang
dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidak akan menjadi mata pelajaran
yang bersifat hafalan saja.
Siswa kelas I SD berusia sekitar 5-7 tahun, sehingga dalam tahap
perkembangan anak menurut Jean Piaget, siswa kelas I SD masuk dalam
tahap pra-operasional, karena tahapan ini terjadi pada umur dua sampai
tujuh tahun. Dalam tahap ini anak mengembangkan tindakan yang efisien
dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan. Anak juga menggunakan
simbol maupun tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek
(Crain, 2007). Berdasarkan cara berpikir tersebut, anak mampu mengungkap
dan membicarakan hal yang sudah terjadi. Oleh karena itu, perkembangan
kognitif anak semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan
simbol dan bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi.
Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret
atau media pembelajaran dalam memahami, menyatakan atau menjelaskan
sebuah objek atau materi berdasarkan hal yang telah terjadi. Dengan praktik
penggunaan media pembelajaran, anak dapat mengalami langsung proses
pembelajaran, sehingga akan lebih mudah bagi anak untuk menyatakan atau
menjelaskannya kembali. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA untuk
kelas I SD.
Media Pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam
penerapan metode Montessori. Berdasarkan observasi dan eksperimen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dilakukan oleh Maria Montessori menunjukkan bahwa penggunaan berbagai
material atau media pembelajaran yang diberikan pada anak mampu
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan kreatif.
Montessori percaya bahwa kemampuan dasar dalam ilmu pengetahuan
dapat dipahami anak-anak Sekolah Dasar dengan mudah jika mereka
diperlihatkan media pembelajaran yang nyata untuk membantu mereka
melakukan imajinasi.
Berdasarkan paparan diatas peneliti menyadari betul bahwa media
pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses belajar siswa.
Untuk itu, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media
pembelajaran Montessori dengan materi panca Indera untuk pelajaran IPA
siswa kelas I SD. Jika media pembelajaran Panca Indera berbasis
Montessori di implementasikan dalam proses pembelajaran IPA di SD,
siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tentang Panca Indera.
2.4 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran IPA
materi panca indera berbasis Montessori?
2. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera
berbasis Montessori menurut guru?
3. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera
berbasis Montessori menurut ahli Montessori?
4. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera
berbasis Montessori menurut ahli IPA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera
berbasis Montessori menurut siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini yang merupakan metode penelitian akan membahas tentang
jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (RnD). Research and
Development (RnD) adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2010:407).
Menurut Borg and Gall (dalam Nusa Putra, 2015:84) R&D dalam
pendidikan adalah sebuah model pengembangan berbasis industri dimana
temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru
yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, di evaluasi dan
disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas
dan berkualitas.
Penelitian dan Pengembangan atau Research and development
(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang
dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak
(software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll (Sujadi,
2003:164).
Dari teori-teori tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian
pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas.
Sesuai dengan namanya, Research & Development dipahami sebagai
kegiatan penelitian yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan
development. Kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang kebutuhan pengguna, sedangkan kegiatan development dilakukan
untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis
metode Montessori berupa the pentagon of five sense. Media Pembelajaran
ini di rancang untuk membantu siswa kelas 1 semester ganjil untuk belajar
tentang panca Indera. The pentagon of five sense terbuat dari kayu yang
dibuat menjadi beberapa bentuk, seperti 3D I dan pentagon puzzle. Pada five
sense board terdapat 5 jenis panca indera yang dibuat dengan bentuk 3
Dimensi, serta pentagon puzzle adalah 15 buah segitiga yang dipergunakan
sebagai soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas I semester
ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD V Gunungan. Sekelompok siswa
tersebut berjumlah lima anak yang terdiri dari dua siswa putri dan 3 siswa
putra. Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan
rekomendasi dari wali kelas yang merekomendasikan untuk memilih
beberapa siswa yang sudah lancar menulis agar mempermudah dalam
penulisan kuisioner. Selain itu, peneliti juga memberikan beberapa
pertimbangan terkait dalam pemilihan subjek berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. Peneliti
mengambil 5 subjek karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh guru
kelas untuk peneltian dan siswa kelas I belum dapat mengisi kuesioner
dengan baik, mereka masih butuh bimbingan, sehingga 5 subjek akan lebih
mudah untuk dibimbing sehingga masalah keterbatasan waktu dapat
diatasi.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Uji coba instrumen penelitian dilakukan di SD N VI Manyaran.
Pengambilan data berupa observasi, wawancara, kuisioner serta uji coba
terbatas dilakukan di SD V Gunungan, Kabupaten Wonogiri. Pemilihan
SD N V Gunungan sebagai tempat uji coba lapangan terbatas dikarenakan
SD tersebut memiliki prestasi yang baik dalam bidang olahraga dan
kesenian, namun untuk prestasi akademik masih sangat kurang. Terhitung
sejak tahun 2013 sekolah ini belum pernah menjuarai lomba cerdas cermat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan olimpiade di tingkat kecamatan. Pemilihan SD N VI Manyaran
dikarenakan letaknya berdekatan dengan SD N V Gunungan.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni 2016
hingga April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama
kurang lebih 10 bulan.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi penelitian Research and
Development menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011:169) yang
dipadukan dengan Sugiyono (2014: 298). Borg dan Gall mengemukakan
sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) Penelitian
dan pengumpulan Data 2) Perencanaan, 3) Pengembangan bentuk awal
produk, 4) Uji Coba lapangan awal, 5) revisi produk awal. 6) Uji Coba
lapangan 7) Revisi Produk,8) Uji Pelakasanaan lapangan 9)
Penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi. Berikut
adalah model pengembangan menurut Borg dan Gall (1989).
Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall (1989).
Uji coba lapangan
(main field testing)
Penelitian dan Pengumpulan Data
(research and collecting)
Perencanaan
(planning)
Pengembangan draf produk (develop premilimnary
form of product)
Uji coba lapangan awal
(preliminary field
testing)
Merevisi hasil uji
coba (main product
revision)
Penyempurnaan produk hasil
uji coba lapangan
(operational product
revision)
Uji pelaksanaan
lapangan (operational
field testing)
Penyempurnaan Produk
Akhir (final product
revision)
Diseminasi dan
implementasi
(Dissemination and
Implementation)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Borg dan Gall menguraikan setiap langkah pengembangan sebagai berikut.
(1) Penelitian dan pengumpulan data, merupakan teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di
lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
(2) Perencanaan, meliputi menentukan keterampilan yang akan
dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian
yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan
juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan
penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.
(3) Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk
lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian
pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang
dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini
juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat
evaluasinya.
(4) Uji coba lapangan awal, merupakan pengujian tahap awal yang
dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk.
Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan
berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang
dikembangkan.
(5) Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan, merupakan proses
perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan
lebih lanjut.
(6) Uji coba lapangan, dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara
5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat
yang dikembangkan.
(7) Revisi produk, berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan
untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat
penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap
selanjutnya.
(8) Uji pelaksanaan lapangan, dalam uji coba lapangan melibatkan lebih
banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200
anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data
yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut
dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir.
(9) Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji
coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat
diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.
(10) Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat
laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan
tahapan pengembangan. Selain itu, peneliti juga membuat artikel yang
selanjutnya dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah. Peneliti juga dapat
bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara
luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut Sugiyono (2015:408-409) terdapat sepuluh langkah
pengembangan, antara lain potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji
coba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal. Berikut ini merupakan
model pengembangan menurut Sugiyono (2015 : 408-409) disajikan dalam
bagan 3.2.
Bagan 3.2 Model pengembangan menurut Sugiyono (2015).
Berikut ini adalah penjabaran 10 langkah pengembangan menurut
Sugiyono:
(1) Potensi dan masalah, langkah research and development menurut
metode di atas dimulai dari adanya potensi atau masalah, potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Potensi dan masalah dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data
empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri. Tetapi
bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan
kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
Potensi dan
masalah Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Uji Coba
Pemakaian Revisi
Desain Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Revisi Produk Produksi
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(2) Pengumpulan informasi, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan
secara faktual dan up to date. Maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk
tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini
diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan
untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin
dicapai.
(3) Desain produk, hasil akhir dari penelitian dan pengembangan adalah
desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk
harus dihasilkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
(4) Validasi desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan
produk. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
produk baru yang dirancang tersebut.
(5) Perbaikan desain, setelah desain produk divalidasi melalui diskusi
dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui
kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi
dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang menghasilkan produk tersebut.
(6) Uji coba produk, dalam bidang pendidikan, desain produk seperti
metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah dilakukan validasi
dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
metode belajar tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat diujicobakan
pada kelompok yang terbatas.
(7) Pengujian produk, dalam pengujian produk dapat menggunakan pretest
dan posttest.
(8) Uji coba pemakaian, setelah pengujian terhadap produk berhasil dan
mungkin ada revisi, maka produk dapat diterapkan dalam lingkup lembaga
pendidikan yang luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut tetap harus
dinilai hambatan atau kekurangan yang muncul guna untuk perbaikan lebih
lanjut.
(9) Revisi produk, revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian di
dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan
kelemahan.
(10) Pembuatan produk masal, bila produk telah dinyatakan efektif dalam
beberapak kali pengujian, maka dapat diterapkan pada setiap lembaga
pendidikan.
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi
dan memodifikasi model penelitian dan pegembangan dari Borg dan Gall
(1989) dan Sugiyono (2015:408-427). Penelitian ini dibatasi sampai pada uji
coba lapangan terbatas dan prototype media pembelajaran yang telah
divalidasi. Hal ini digunakan karena waktu yang relatif singkat. Langkah
penelitian dan pengembangan dimodifikasi menjadi lima langkah yaitu (1)
potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal
produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian
dimulai dengan mengedidentifikasi masalah. Kemudian pada tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
perencanaan, peneliti merancang desain media pembelajaran bersama
dengan albumnya dan beberapa instrumen seperti kuesioner dan tes yang
digunakan pada saat penelitian. Peneliti kemudian membuat produk
berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode
Montessori pada tahap pengembangan bentuk awal produk. Selanjutnya,
produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli. Pada tahap validasi produk
sebelum digunakan pada tahap uji coba lapangan terbatas.
Bagan 3.3 Prosedur yang digunakan dalam penelitian
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang
dipaparkan oleh Borg dan Gall (1989) dan Sugiyono (2015:408:427).
Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi 5 langkah yaitu 1) Potensi
dan masalah 2) perencanaan 3) Pengembangan bentuk awal produk 4)
Validasi Produk 5) Uji Coba lapangan terbatas. Kelima tahap penelitian
dan pengembangan disajikan dalam bagan 3.4 tentang prosedur penelitian.
Potensi dan Masalah
(Sugiyono)
Penyusunan rencana
(Borg dan Gall)
Pengembangan bentuk
awal produk
(Sugiyono & Borg dan
Gall)
Validasi Produk
(Sugiyono & Borg dan
Gall)
Uji coba terbatas
(Sugiyono & Borg
dan Gall)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
TAHAP PERTAMA
Potensi Masalah
TAHAP KEDUA
Perencanaan
TAHAP KETIGA
Pengembangan Bentuk Awal Produk
TAHAP KEEMPAT
Validasi Produk
TAHAP KELIMA
Uji coba lapangan terbatas
Konsep pembuatan media pembelajaran
Desain media pembelajaran
Desain album
media pembelajaran
Instrumen
Revisi
Revisi Revisi Uji keterbacaan instrumen oleh guru dan siswa
Desain media pembelajaran
Desain album
media pembelajaran
Pengumpulan bahan
Pembuatan media pembelajaran
dan album
Media pembelajaran dan album siap
divalidasi
Revisi Desain
Identifikasi Masalah
Pedoman Observasi
Pedoman
Wawancara
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Observasi
Wawancara
Data ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran serta
kesulitan belajar siswa
Analisis karakteristik media
pembelajaran Montessori
Analisis karakteristik siswa
Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan
Validasi ahli IPA,
Montessori, dan guru
Uji keterbacaan instrumen oleh
guru dan siswa Revisihhjii
Penyebaran
kuesioner
Data analisis
kebutuhan
Data analisis kebutuhan
Tes
Kuesioner validasi produk
Validasi guru
Validasi ahli IPA dan Montessori
Uji
Empiris
Uji keterbacaan
soal oleh siswa Revisi
Instrumen siap
digunakan
Media
pembelajaran
Album media
pembelajaran
Validasi oleh ahli pembelajaran IPA, Montessori dan guru
Validasi oleh ahli pembelajaran
IPA dan Montessori
Revisi produk
Media pembelajaran dan album siap digunakan
untuk uji coba lapangan
terbatas
Pretest Uji coba terbatas Posttest
Tanggapan mengenai produk oleh siswa
Revisi
produk
Prototipe media pembelajaran IPA SD materi Panca Indera
Manusia berbasis metode
Montessori
Validasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru
Revisi
Revisi Desain
Revisi Desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.4.1 Potensi dan masalah
Tahap pertama penelitian ini adalah potensi dan masalah. Peneliti
melakukan identifikasi terhadap potensi dan masalah masalah dengan
melakukan observasi dan wawancara. Setelah melakukan observasi dan
wawancara, peneliti menyusun instrumen analisis kebutuhan, kemudian
melakukan analisis kebutuhan dengan menggunakan kuisioner untuk
mengetahui kebutuhan media pembelajaran siswa dan guru di SD penelitian.
Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrumen observasi,
wawancara serta kuisioner di validasi oleh ahli bahasa. Wawancara
dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan dua orang siswa SD kelas I.
Potensi yang ditemukan oleh peneliti adalah tersedianya bahan baku kayu
serta banyaknya pengrajin kayu di sekitar sekolah tersebut, mengingat kayu
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan media pembelajaran. Potensi lain
yang ditemukan oleh peneliti adalah keinginan guru untuk membuat media
pembelajaran. Pada kenyataanya, penggunaan media pembelajaran masih
sangat terbatas, bahkan di kelas bawah tidak ditemukan penggunaan media
pembelajaran IPA. Potensi yang ada akan menjadi masalah bila tidak
dimanfaatkan dengan maksimal.
Selain melakukan identifikasi masalah dengan wawancara, peneliti
juga melakukan observasi yang berkaitan dengan pembelajaran IPA di kelas
I. Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis hasil wawancara dan
hasil observasi untuk mengetahui ketersediaan media pembelajaran serta
kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA di kelas. Hasil tersebut kemudian
digunakan oleh peneliti untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pembuatan kuesioner memperhatikan karakteristik media Montessori
dan karakterisitik anak usia kelas I SD. Kuesioner diberikan kepada siswa
dan guru kelas I SD. Sebelum disebarkan kepada siswa dan guru instrumen
kuesioner divalidasi terlebih dahulu guru SD Setara, serta di uji
keterbacaannya oleh siswa kelas I SD Setara. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Selain itu peneliti juga
melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan
siswa kelas I SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat pertanyaan yang terdapat pada
kuesioner. Selanjutnya peneliti melakukan revisi berdasarkan analisis uji
keterbacaan oleh guru dan siswa. Setelah di revisi analisis kebutuhan
diberikan kepada guru dan siswa kelas I SD Penelitian.
3.4.2 Perencanaan
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini
peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan dibuat. Pada tahap
perencanaan ini peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan
dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru kelas 1. Peneliti
mulai merancang desain media pembelajaran dan album petunjuk
penggunaanya. Desain media pembelajaran tersebut selanjutnya
dikonsultasikan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran
Montessori untuk diberi saran dan masukan. Kemudian peneliti melakukan
revisi desain berdasarkan saran dan masukan para ahli. Kemudian, media
pembelajaran dibuat berdasarkan desain yang telah direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Peneliti juga membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam
penelitian seperti tes dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes yang
telah dibuat digunakan sebagai pretest dan posttest. Instrumen dibuat
dengan bentuk pilihan ganda. Sebelum dijadikan instrumen pretest dan
posttest pada SD Penelitian, peneliti melakukan uji empiris terlebih dahulu
pada SD setara untuk mengetahui kevalidan soal. Hasil uji Empiris diolah
dengan menggunakan Test Analysis Program untuk mengetahui validitas
dan reabilitas intrumen tes. Peneliti melakukan revisi soal jika dalam
instrumen test terdapat soal yang tidak valid. Setelah melakukan uji empiris
dan soal telah valid, maka instrumen test siap diujikan kepada siswa SD
penelitian untuk pretest dan posttest.
Peneliti juga membuat kuesioner validasi produk untuk ahli dan guru
serta kuesioner tanggapan mengenai produk untuk siswa. Sebelum
digunakan, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli bahasa.
Selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa kelas I SD
Setara. Melalui hasil uji keterbacaan tersebut, peneliti dapat mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pernyataan pada kuesioner.
Hasil uji keterbacaan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan revisi.
Setelah diperbaiki, kuesioner mengenai tanggapan produk untuk siswa siap
untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal
produk. Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan
KD 1.1 tentang panca Indera Manusia, pembuatan media dengan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tersebut dikembangkan berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran
Montessori yaitu (1) auto-education, (2) auto-correction, (3) menarik, (4)
bergradasi, dan (5) kontekstual. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan-
bahan yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran. Selain itu,
peneliti juga membuat album media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk pedoman penggunaan media pembelajaran. Setelah keduanya selesai
maka diperoleh prototipe media pembelajaran yang siap divalidasikan
kepada ahli.
3.4.4 Validasi Produk
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media
pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat di validasi oleh ahli
pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan guru validasi dilakukan untuk
menilai kelayakan produk sebelum diuji coba secara terbatas di lapangan.
Setelah itu peneliti melakukan analisis mengenai kualitas media
pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan validasi dari para ahli. Peneliti
melakukan revisi produk apabila terdapat kekurangan dalam media
pembelajaran yang telah dibuat, setelah melakukan revisi produk maka
selanjutnya media pembelajaran tersebut siap digunakan untuk uji coba
terbatas.
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas.
Produk yang telah dibuat, divalidasi dan telah direvisi diujikan kepada 17
siswa kelas I SD Penelitian. Kesepuluh siswa tersebut diberikan posttest dan
pretest untuk mengetahui hasil belajar mereka, baik sebelum penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
media pembelajaran maupun sesudah penggunaan media pembelajaran. Pada
akhir penelitian, peneliti membagikan kuesioner tanggapan mengenai produk
untuk siswa. Hasil validasi oleh ahli, guru dan siswa selanjutnya menjadi
bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi yang terakhir pada
produk .
Penelitian ini dimodifikasi kedalam lima tahap yaitu potensi dan
masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk,
dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian hanya dibatasi sampai pada
prototipe media pembelajaran panca Indera berbasis metode Montessori.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas pengumpulan
data yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara, kuisioner, observasi, dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2012:
137). Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan,
keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya
(Widoyoko, 2015: 33).
Penggunaan jenis penelitian research and development akan
menghasilkan jenis data kuantitatif dan kualitatif pada saat proses
pengumpulan data. Data kuantitatif merupakan jenis data yang terdiri dari
angka-angka, sedangkan data kualitatif merupakan jenis data yang terdiri dari
teks-teks dan gambar-gambar (Creswell, 2012:310). Data kuantitatif dari
penelitian ini diperoleh dari semua teknik pengumpulan data yang digunakan
seperti kuesioner, observasi, wawancara, dan tes. Adapun data kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
tersebut terdapat dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi,
dan wawancara oleh beberapa ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa
dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa, hasil
uji empiris kepada siswa kelas I SD setara, dan hasil pretest dan posttest oleh
sekelompok siswa. Selain itu, data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh
dari teknik pengumpulan data seperti kuesioner, observasi, dan wawancara.
Adapun secara spesifik data tersebut diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil
validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis
kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli,
hasil observasi, dan hasil wawancara. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa teknik tersebut dalam mengumpulkan data. Berikut
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam beberapa hal
terkait dengan beberapa prosedur pengembangan yang telah dipaparkan di
atas.
3.5.1 Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja , gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono 2016: 203) Oleh
karena itu, observasi digunakan karena penelitian ini menggunakan teknik
observasi untuk mengamati pembelajaran IPA beserta aktivitas
pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan
guru terkait dengan media pembelajaran IPA yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.5.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari
rseponden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil
(Sugiyono, 2016 :194).
Wawancara tidak terstruktur merupakan teknik wawancara bebas yang
dapat digunakan oleh peneliti tanpa menggunakan pedoman wawancara
secara sistematis dan lengkap (Sugiyono, 2010:197). Wawancara dalam
pengumpulan data ini dilakukan kepada kepala sekolah SD Negeri V
Gunungan, guru kelas I, dan sejumlah murid untuk memberikan informasi
terkait dengan keberadaan media pembelajaran di Sekolah Dasar tersebut.
Selain itu, wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan jenis
wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2014:197) menyatakan
wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah disusun secara sistematis namun mempersiapkan garis besar
permasalahan yang ditanyakan. Garis besar ini digunakan untuk
mengumpulkan data analisis kebutuhan media pembelajaran dan
permasalahan yang dialami siswa dan guru. Garis besar permasalahan ini
didesain oleh peneliti menggunakan pertanyaan yang relevan dan membuka
kesempatan adanya jawaban terbuka dari narasumber.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan responden. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau melalui pos atau internet.
a. Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan ini digunakan untuk melihat kebutuhan
media pembelajaran yang diperlukan oleh siswa dan guru. Kuesioner
tersebut berupa kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka yang disusun dipakai
untuk mendapatkan informasi berupa pendapat, tanggapan, perasaan,
sikap,atau kesan dari guru maupun siswa tentang kondisi maupun keadaan
sebenarnya. Dalam hal ini, siswa dan guru diberikan kebebasan untuk
menuliskan pendapatnya secara luas tanpa pilihan jawaban yang sudah
tersedia (Supratiknya, 2012:40-41). Kuesioner ini selanjutnya diberikan
kepada 2 orang guru dan seluruh siswa kelas I SD Negeri V Gunungan.
b. Kuesioner Uji Validitas Produk Untuk Ahli Dan Guru.
Kuesioner uji validitas produk untuk pakar dan guru berbentuk
kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang
diambil dari skala Likert. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-4
dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (baik), dan 4 (sangat
baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10 pertanyaan yang didesain dari 5
karakteristik media pembelajaran. Beberapa karakteristik tersebut adalah
auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi, dan kontekstual.
Selain itu, kuesioner ini digunakan untuk menilai pengembangan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
media pembelajaran yang telah dilakukan dan melihat kesesuaian media
pembelajaran dengan konsep materi panca indera manusia.
c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas untuk
Siswa.
Kuesioner uji coba lapangan terbatas untuk siswa berbentuk
kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang
diambil dari skala Likert. Menurut Sugiyono (2016:134-135) Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekeelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang
digunakan adalah skala 1-4 dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak
baik), 3 (baik), dan 4 (sangat tidak baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10
pertanyaan yang didesain dari 5 karakteristik media pembelajaran. Beberapa
karakteristik tersebut adalah auto-education, auto-correction, menarik,
bergradasi, dan kontekstual. Selain itu, kuesioner ini digunakan untuk
menilai pengembangan produk media pembelajaran setelah siswa
mendapatkan pendampingan selama proses uji coba lapangan terbatas.
3.5.4 Tes
Tes dilakukan sebanyak dua kali meliputi pretest dan posttest. Tes
dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif. Dengan membandingkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pretest dan postest, peneliti dapat mengetahui kualitas produk media
pembelajaran. Pretest dilakukan sebelum pendampingan yang dilakukan di
awal penelitian. Posttest dilakukan dilakukan di akhir penelitian setelah
siswa selesai mengikuti serangkaian pendampingan belajar menggunakan
media pembelajaran untuk materi panca indera manusia. Posttest bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah selesai mengikuti serangkaian
pendampingan belajar menggunakan media pembelajaran panca indera
manusia yang didesain oleh peneliti sebagai produk dalam penelitian ini.
3.6 Instrumen Penelitian
Hasil penelitian sangat tergantung pada jenis instrumen pengumpul
datanya. Oleh sebab itu imstrumen penelitian harus memiliki tingkat
kepercayaan (Setyosari, 2003:207). Penelitian ini menggunakan instrument
penelitian di antaranya kuisioner, pedoman wawancara, pedoman observasi,
dan soal prestest-posttest.
3.6.1 Observasi
Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas I dan ketersediaan
media pembelajaran di SD Negeri V Gunungan. Ketika observasi
pembelajaran IPA di kelas I, peneliti mengamati penggunaan atau
pemanfaatan media pembelajaran IPA saat proses belajar mengajar
berlangsung, ketersediaan media pembelajaran di kelas I, serta cara
mengajar guru. Peneliti membuat catatan pada setiap rentangan waktu
tertentu dengan menuliskan setiap peristiwa yang terjadi untuk melakukan
pengamatan secara detail. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3. 1 Kisi-kisi observasi
No. Item
Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati
1,2 Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran
3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas
Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran
5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas
Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa
Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri
7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA
Pedoman observasi tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu
ahli bahasa, pembelajaran IPA, dan guru SD setara. Instrumen tersebut
divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid
selama penelitian.
3.6.2 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis
kebutuhan media pembelajaran IPA dari beberapa narasumber, diantaranya
adalah 5 siswa kelas I, guru kelas I, dan kepala sekolah SD N V Gunungan.
Adapun kisi-kisi wawancara untuk beberapa narasumber tersebut dapat
terlihat pada tabel berikut ini.
a. Wawancara Kepala Sekolah
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara yang pertama
dilakukan kepada Kepala SD Negeri V Gunungan. Hal tersebut dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan penggunaan
media pembelajaran di sekolah. Wawancara tidak berstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2016:320). Berikut
merupakan garis besar wawancara dengan kepala sekolah.
Tabel 3. 2 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah.
No Topik Pertanyaan
1. Informasi berkaitan dengan sekolah
2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah
c. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah
3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran.
b. Wawancara Guru Kelas I
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya
dilakukan dengan guru kelas I SD Negeri V Gunungan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran di sekolah serta kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan
teknik wawancara tidak terstruktur. Berikut merupakan garis besar
wawancara dengan guru kelas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah.
No Topik Pertanyaan 1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas
Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru
2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
IPA
4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
a. Wawancara Siswa Kelas I
Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya
dilakukan kepada 2 orang siswa kelas I. Hal tersebut dilakukan untuk
mengumpulkan data terkait dengan penggunaan media pembelajaran serta
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Wawancara yang dilakukan
dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Berikut
merupakan garis besar wawancara dengan siswa kelas I.
Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan siswa kelas I
No Topik Pertanyaan
1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Ketiga pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD
Setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang
dilakukan adalah validitas konstruk.
3.5.3 Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner terbuka. Pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh
responden. Responden dalam analisis kebutuhan ini adalah semua siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kelas I SD N V Gunungan. Hasil kuesioner digunakan sebagai acuan dalam
merancang media pembelajaran IPA berbasis Montessori. Selain itu,
kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan 5 karakteristik media
pembelajaran Montessori. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner analisis
kebutuhan untuk siswa dan guru.
Tabel 3. 4 Kisi-kisi kuesioner Analisis Kebutuhan untuk siswa
dan guru kelas I.
Indikator Deskriptor Nomor item
Kuesioner Guru
Kuesioner Siswa
Auto-education
1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
1,2 1,2
2. Memahami konsep IPA secara mandiri
Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
7,8 7,8
Menarik 1. Memiliki warna 3,4 3,4 2. Membuat siswa semangat untuk
belajar
Bergradasi
1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi
5,6 5,6
2. Berat media pembelajaran Auto-correction
1. Membantu menemukan kesalahan sendiri
9,10 9,10
2. Membantu menemukan jawaban yang benar
Kisi – kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner analisis
kebutuhan untuk guru dan siswa. Instrumen kuesioner analisis kebutuhan
tersebut telah divalidasi oleh ahli dan guru SD setara. Menurut Sugiyono
(2016:134-135) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-4 dengan kategori 1
(sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (baik), dan 4 (sangat tidak baik).Dari
hasil penilaian tersebut akan diperoleh rerata hasil yang menunjukkan valid
atau tidaknya instrumen. Rerata skor tersebut kemudian dikonversikan
menjadi data kualitatif dalam skala empat dengan acuan dari Widoyoko
(2015:144) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti dimana skor 2,50
termasuk dalam kategori kurang. Peneliti melakukan modifikasi tersebut
agar standar validasi produk menjadi lebih tinggi, sehingga produk media
pembelajaran yang dihasilkan akan lebih baik. Berikut merupakan tabel
kategorisasi skor rerata hasil berdasarkan hasil validasi ahli.
Tabel 3. 5 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Berdasarkan Hasil
Validasi Ahli.
Skor Bobot Interval Skor Kategori
4 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.
3,25< X ≤ 4,00 Sangat Baik
3 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
2,50< X ≤ 3,25 Baik
2 Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan.
1,75< X ≤ 2,50 Kurang
1 Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.
1,00 < X ≤ 1,75 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dinyatakan valid jika
memperoleh skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori
Baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun
perlu perbaikan.
Penyusunan kuesioner validasi produk didasarkan pada 5 indikator
karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
produk. Karakteristik tersebut antara lain menarik, bergradasi, auto
correction, auto education, dan kontekstual. Kuesioner ini diisi oleh ahli
pembelajaran Montessori, ahli IPA Montessori, dan guru kelas I sesudah
peneliti melakukan presentasi media pembelajaran yang didesain. Berikut
merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk yang disajikan dalam tabel.
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.
Indikator Deskriptor Nomor Item
Auto-education
Membantu siswa memahami konsep IPA. Siswa belajar secara mandiri.
1,2
Auto-
correction
Membantu siswa menemukan
kesalahannya sendiri. Membantu siswa menemukan jawaban
yang benar.
7,8
Menarik Memiliki warna yang menarik bagi siswa. Bentuk alat menarik bagi siswa yang
ingin belajar.
3,4
Bergradasi Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.
Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.
5,6
Kontekstual Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. Dapat diproduksi oleh masyarakat
sekitar.
9,10
Kisi-kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner validasi
ahli. Lima indikator tersebut didesain menjadi sepuluh pertanyaan.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pengendali kesesuaian
pengembangan berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran Montessori.
Sebelum digunakan, instrumen kuesioner validasi produk untuk
pakar atau ahli telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru
SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
a. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas
Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun
berdasarkan pada 5 indikator karakteristik media pembelajaran yang
digunakan dalam pengembangan produk. Karakteristik tersebut antara lain
menarik, bergradasi, auto correction, auto education, dan kontekstual.
Kuesioner ini disi oleh siswa kelas I, setelah peneliti melakukan uji coba
lapangan terbatas. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk
yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. 7 Kisi-kisi kuesioner validasi produk untuk siswa.
Indikator Deskriptor Nomor Item
auto
education
Membantu siswa memahami konsep IPA.
Siswa belajar secara mandiri.
1,2
auto correction
Membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri. Membantu siswa menemukan jawaban
yang benar.
7,8
Menarik Memiliki warna yang menarik bagi siswa. Bentuk alat menarik bagi siswa yang ingin
belajar.
3,4
Bergradasi Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.
Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.
5,6
Kontekstual Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.
9,10
Kisi-kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner validasi
untuk siswa. Lima indikator tersebut didesain menjadi sepuluh pertanyaan.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pengendali kesesuaian
pengembangan berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran.
Sebelum digunakan, instrumen kuesioner validasi produk untuk siswa
telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru SD setara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang valid selama penelitian.
3.6.3 Tes
Tes disusun dan didesain berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
“Mengenal anggota tubuh dan kegunaanya, serta cara perawatannya” untuk
kelas I semester ganjil. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, peneliti
menjabarkan menjadi tiga indikator yang selanjutnya didesain menjadi kisi-
kisi soal. Penyusunan soal tes didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat
peneliti. Setelah disusun, instrumen tes kemudian diuji validitasnya sebelum
digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk.
Validitas isi yaitu membandingkan isi instrumen dengan materi yang
disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta
didik (Yusuf, 2015: 61-62). Aspek penilaian validasi isi disusun dengan
mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan
Widyaningrum (2015).
Tes yang dilakukan meliputi pretest dan posttest. Hasil Tes tersebut
digunakan untuk melengkapi data kuantitatif yang nantinya akan digunakan
untuk mengetahui kualitas produk media yang telah dibuat dengan cara
membandingkan hasil pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3. 8 Kisi-kisi soal
Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
1.1 Mengenal anggota tubuh dan
kegunaanya, serta cara perawatannya
1.1.1 Mengenal Panca Indera Manusia.
1
1.1.2 Mengetahui
fungsi panca indera manusia.
2,3,4,5,6
1.1.3 Mengetahui cara
merawat panca Indera manusia dan membiasakannya.
7,8,9,10
Tiga indikator tersebut selanjutnya didesain oleh peneliti menjadi 10
soal yang digunakan untuk uji empiris. Instrumen tes yang telah dibuat
selanjutnya divalidasi oleh guru kelas I. Berikut merupakan aspek penilaian
validasi isi instrumen test.
Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Test.
No Komponen penilaian
1 Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indicator
2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan
perkembangan siswa
3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
5 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
6 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
3.7 Triangulasi
Hasil data yang terkumpul dari kuesioner, wawancara, dan observasi,
selanjutnya diolah menggunakan teknik triangulasi. Menurut Wiersma
dalam Sugiyono (2016: 372) “Triangulation is qualitative cross-validation,
it assessesthe sufficiency of the data collection procedures”. Hal tersebut
dimaksudkan bahwa, triangulasi adalah pengujian kredibilitas untuk
mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kebutuhan merupakan bagian dari tahap pertama yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media
pembelajaran serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas
I. Oleh karena itu, teknik triangulasi ini digunakan untuk mengecek data
dari ketiga teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut merupakan
bagan triangulasi data dari ketiga teknik yang digunakan dalam analisis
data.
Bagan 3.5 Bagan Triangulasi Teknik
Bagan tersebut menggambar adanya tiga teknik yang digunakan oleh
peneliti dalam menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA kelas I
untuk guru dan siswa. Hasil analisis tersebut selanjutnya dianalisis oleh
peneliti sebagai data kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan
pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan guru
dan siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk
menganalisis data wawancara berdasarkan tiga sumber data. Berikut
merupakan bagan triangulasi tiga sumber data.
Bagan 3.6 Bagan Triangulasi berdasarkan Sumber Data
Wawancara
Kuesioner Observasi
Kepala Sekolah
Guru Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ketiga sumber data tersebut memiliki pandangan atau pendapat
mengenai ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta
kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA. Hasil data tersebut
selanjutnyadidentifikasi untuk menemukan kesamaan pendapat maupun
pandangan dari ketiga sumber.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan
berdasarkan jenis data yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut
merupakan pembahasan dari masing-masing teknik analisis data yang
digunakan oleh peneliti.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan pada
pengolahan data seperti hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi,
dan wawancara oleh beberapa ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan
siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan
siswa, hasil uji empiris kepada siswa kelas I SD setara, dan hasil pretest
dan posttest oleh sekelompok siswa. Secara garis besar analisis data
kuantitatif digunakan pada keseluruhan teknik pengumpulan data yang
dilakukan seperti validasi kuesioner, pedoman wawancara, observasi dan
tes. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing analisis data dari
berbagai macam teknik tersebut. Pembahasan pertama yang akan
dipaparkan terkait dengan teknik analisis data kuantitaif pada kuesioner.
Salah satu perhitungan kuantitatif yang digunakan terdapat pada
pengolahan kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Teknik analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
data yang digunakan pada tahap ini adalah interpretasi data dan
perhitungan nilai dalam bentuk persen. Perhitungan nilai dalam bentuk
persen dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner analisis
kebutuhan. Perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui persentase
setiap item pada kuesioner. Berikut akan dipaparkan rumus perhitungan
menurut Supratiknya (2012).
Analisis data lain yang dilakukan pada teknik pengumpulan data
kuesioner terdapat pada kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa.
Dalam kedua kuesioner tersebut, pertanyaan yang dibuat berbentuk skor
pada setiap pernyataan dalam kuesioner penilaian media pembelajaran.
Penilaian yang digunakan disusun menggunakan skala Likert 1-4. Dari
masing-masing skor yang diperoleh dari penilaian, skor pada setiap item
dijumlahkan kemudian dirata-rata. Analisis data kuantitatif yang pertama
dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 1-4 (Widoyoko, 2015: 104)
dimana setiap angka pada skala disertai kriteria untuk memudahkan
penilai. Peneliti menyusun kriteria yang berbeda-beda pada setiap
instrumen berdasarkan kebutuhan dari penilaian tersebut.
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen
pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan
dan kuesioner validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.10 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen
pedoman wawancara
Skala Kriteria
4 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
3 Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
2 Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
1 Instrumen tidak layak digunakan
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas isi soal tes.
Tabel 3.11 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas isi soal tes.
Skala Kriteria
4 Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki.
3 Sudah sesuai namun perlu diperbaiki
2 Kurang sesuai dan perlu diperbaiki
1 Tidak sesuai
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas konstruk soal
tes.
Tabel 3.12 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas konstruk
soal tes.
Skala Kriteria
4 Soal sesuai indikator, kalimat jelas dan baku
3 Soal sesuai indikator, kalimat jelas tetapi tidak baku
2 Soal sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku
1 Soal tidak sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.
Tabel 3.13 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji keterbacaan
kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.
Skala Kriteria
4 Kalimat jelas dan mudah dipahami.
3 Kalimat kurang jelas namun bisa dipahami.
2 Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami.
1 Kalimat tidak jelas dan tidak bisa dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3.14 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian validasi produk oleh
ahli.
Skala Kriteria
4 Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan
3 Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat
kekurangan.
2 Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki
1 Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga
kurang layak untuk digunakan.
Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner tanggapan
siswa mengenai media pembelajaran.
Tabel 3.15 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner tanggapan
siswa mengenai media pembelajaran.
Skala Kriteria
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak setuju
1 Sangat Tidak setuju
Berikut merupakan tabel konversi kuantitatif ke kualitatif yang
mengacu pada Widoyoko (2015) yang telah dimodifikasi oleh peneliti
dimana skor kurang dari 2.50 termasuk kategori kurang.
Tabel 3. 16 Konversi data kuantitatif ke kualitatif.
Interval Skor Kategori
3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 < X ≤ 3,25 Baik
1,75 < X ≤ 2,50 Kurang
1.00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Kurang
Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli
yang disajikan dalam tabel 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 3. 17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval
Skor
Kategori Bobot
3,26 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu perbaikan
1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan
3.8.2. Analisis Data Kualitatif
Oleh karena kegiatan penelitian lebih banyak berupa pengamatan
terhadap pelaksanaan model dan wawancara, maka data yang diperoleh
merupakan data kualitatif (Nusa Putra, 2015 : 190). Data kualitatif ini
diperoleh dari hasil wawancara yang terhadap kepala sekolah, guru kelas I,
serta dua orang siswa kelas 1. Data kualitatif juga diperoleh dari komentar
para ahli. Komentar serta jawaban dari responden tersebut digunakan
peneliti untuk melakukan proses desain serta peneliti akan melakukan revisi
terhadap produk yang telah didesain, sesuai dengan kritikkan dan masukkan
dari ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.9 Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 – April 2017 di SD N V
Gunungan dan SD setara yaitu SD VI Manyaran. Serta penyusunan hasil
penelitian menjadi dilaksanakan dari bulan juni 2016 sampai April 2017.
Tabel 3. 10 Jadwal penelitian
Langkah Penelitian
Bulan
Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
Penyusunan proposal
Potensi dan masalah
Penyusunan rencana
Pengembangan bentuk awal produk
Validasi produk
Uji coba lapangan terbatas
Penyusunan naskah skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian tentang penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian
tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan.
4.1 Hasil
Subbab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan
sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah,
perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan
terbatas.
4.1.1 Potensi dan masalah
Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengidentifikasi potensi yang ada di SD Penelitian. Berdasarkan observasi
oleh peneliti, Potensi yang terdapat di SD Penelitian antara lain lingkungan
terletak di pedesaan dan merupakan sentra kerajinan kayu. Namun Potensi
tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dalam pembuatan media
pembelajaran. Pada kenyataanya penggunaan media pembelajaran di kelas
bawah tidak ditemukan. Potensi yang ada akan menjadi masalah jika tidak
dimaksimalkan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengidentifikasi permasalahan di lapangan, peneliti melakukan identifikasi
masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar yang di alami oleh siswa.
Kemudian peneliti mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan
menggunakan triangulasi data.
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk
menganalisis permasalahan di sekolah dasar. Secara khusus, observasi
dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan penggunaan media
pembelajaran. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui
kesulitan dan karakteristik siswa pada saat pembelajaran IPA. Validasi
instrumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu guru SD setara. Validasi
yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian
instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi
terhadap instrumen observasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Hasil
validasi pedoman instrumen observasi dapat dilihat pada lampiran halaman
124.
Tabel 4. 1 Hasil validasi Instrumen Observasi
Ahli Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
Rerata 4,0 4,0
Observasi dilaksanakan pada tanggal di kelas I SD Negeri V
Gunungan. Berikut merupakan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas.
Lembar hasil observasi kelas dapat dilihat pada lampiran halaman 125.
Tabel 4. 2 Hasil Observasi di kelas
Objek yang Diamati Jawaban Catatan
Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA
Tidak -
Media pembelajaran layak Tidak -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
untuk digunakan dalam pembelajaran
Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi
pembelajaran IPA
Tidak Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan metode
ceramah dan menuliskan materi di
papan tulis
Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran
Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Guru menjelaskan cara
penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa
Tidak
Guru tidak
menggunakan media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan
media pembelajaran secara mandiri
Tidak Siswa menggunakan
LKS dan buku paket.
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas
Ya siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan guru seputar materi yang telah diajarkan.
Siswa mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal IPA
Ya Siswa tidak mampu
mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru.
Berdasarkan paparan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Guru
juga tidak menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
IPA di kelas. Guru hanya menggunakan metode ceramah serta gambar dan
penjelasan di buku paket. Banyak siswa yang kurang antusias, tidak tertarik
sehingga saat disodorkan pertanyaan atau soal latihan mereka tidak dapat
menjawab oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran belum optimal digunakan dalam
pembelajaran IPA di kelas I.
Peneliti juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah tersebut, terdapat potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berupa melimpahnya bahan baku kayu serta adanya pengrajin kayu yang
memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran dengan bahan baku
kayu. Identifikasi masalah menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman
siswa pada materi pembelajaran panca indera dikarenakan kurangnya media
pembelajaran. Hal tersebut tampak pada hasil wawancara dengan guru
maupun siswa.
b. Wawancara
Teknik kedua yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi
masalah adalah wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala
sekolah serta guru yang mengajar kelas I di SD Negeri V Gunungan.
Sebelum dilakukan kegiatan wawancara, instrumen wawancara divalidasi
kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa. pembelajaran IPA, dan guru SD
setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat
kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Hasil validasi
instrumen pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada Lampiran
Halaman 126.
Tabel 4. 3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah.
Ahli Nomor Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4,0
Rerata 4,0
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
4.00. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa
instrumen wawancara layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Peneliti juga melakukan Validasi wawancara guru dan siswa
terhadap Guru kelas I dan Guru SD Setara. Berikut merupakan hasil
validasinya.
Tabel 4.4 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru
Vali-
dator
Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 70 3,9
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 4
Rerata 71 3,95
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
3.95. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa
instrumen wawancara layak digunakan.
Tabel 4.5 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara siswa
Validator Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,9
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3,9
Rerata 43 3,9
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar
3.9. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen
wawancara layak digunakan.
Hasil validasi wawancara tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan.
Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data
tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dengan
responden antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas I. Berikut akan
dipaparkan hasil wawancara ketiga narasumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1) Kepala Sekolah
Kegiatan wawancara pertama kali dilakukan kepada kepala SD Negeri
V Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada tanggal . Berikut merupakan hasil wawancara
kepala sekolah.
Tabel 4. 6 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah.
Topik Pertanyaan Hasil Wawancara
Informasi berkaitan dengan sekolah Sekolah belum pernah mendapatkan piagam atau penghargaan dalam olimpiade IPA. Biasanya hanya
sampai pada tingkat kecamatan saja
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
a. Media Pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan Media
Pembelajaran IPA di sekolah c. Perawatan Media
Pembelajaran IPA di sekolah
Ada beberapa media pembelajaran di sekolah seperti KIT yang meliputi
materi tata surya, kerangka manusia, dsb yang biasanya hanya digunakan oleh siswa siswi di kelas atas, untuk
kelas bawah media pembelajaran KIT belum tersedia. Pengadaan
media pembelajaran tersebut diadakan oleh pemerintah secara berkala. Perawatan dilakukan secara
standar seperti pembersihan yang rutin dan perawatan yang benar.
Penggunaan media Pembelajaran
IPA dalam pembelajaran
Untuk kelas atas media pembeljaran
sering kali digunakan, tetapi untuk kelas bawah sangat minim, hanya
sebatas poster poster yang ditempel di sekolah.
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media
Pembelajaran
Belum ada.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran
halaman 133.
2) Guru
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada guru kelas I SD Negeri V
Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Media Pembelajaran IPA di kelas . Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk
mengkaji kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.
Berikut merupakan hasil Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 2
November 2016. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran
halaman 135.
Tabel 4. 7 Hasil Wawancara terhadap Guru.
No Topik Pertanyaan Hasil wawancara
1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas
Tidak ada media pembelajaran IPA yang tersedia, saya ingin membuat media
pembelajaran namun terhambat oleh waktu dan ketersediaan biaya.
2. Penggunaan media
pembelajaran IPA dalam pembelajaran
Belum ada media pembelajaran IPA yang
digunakan di kelas, jika mata pelajaran matematika, saya dapat menggunakan berbagai benda konkret di sekitar untuk
media berhitung. Namun untuk IPA belum ada media yang digunakan, hanya sebatas gambar- gambar yang tertempel.
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran IPA
Guru mengalami kesulitan menyampaikan pembelajaran ketika tidak menggunakan media pembelajaran., terutama pada materi
tentang tubuh manusia karena materi tersebut dianggap abstrak.
4. Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Mayoritas dari siswa di kelas mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang bersifat hafalan terutama dalam mengahafal nama atau istilah. Mungkin penggunaan
media pembelajaran membuat siswa antusias dalam belajar.
5. Usaha yang dilakukan
guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
Guru menjelaskan kembali penjelasan yang
telah disampaikan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Dengan mengulang menjelaskan materi tersebut, siswa menjadi
terbantu memahami materi.
3) Siswa
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada 2 siswa kelas I SD Negeri V
Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan media
pembelajaran IPA di dalam kelas serta kesulitan belajar yang dialami siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dalam pembelajaran IPA. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 2 November
2016. Berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa kelas I.
Hasil wawancara dari dua siswa cenderung sama, yaitu tidak adanya
penggunaan media pembelajaran IPA di kelas. Rekapitulasi hasil wawancara
dengan siswa kelas I dapat dilihat pada lampiran halaman 143.
Tabel 4. 8 Hasil wawancara dengan siswa
Topik Pertanyaan Hasil wawancara
Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
Pelajaran IPA sangat membosankan, tidak seperti
pelajaran Matematika yang saat menghitung bisa menggunakan benda-benda
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
Tidak ada
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Banyak sekali, mudah lupa dan tidak bisa mengerjakan soal
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Hal
tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam
bagan triangulasi berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kepala Sekola
Bagan 4.1 Triangulasi Hasil wawancara terhadap narasumber.
Berdasarkan bagan hasil wawancata tersebut dapat terlihat bahwa
ketersediaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan masih
terbatas. Pengadaan media pembelajaran di sekolah merupakan bantuan dari
pemerintah berupa bantuan KIT, namun hanya dalam beberapa Kompetensi
dasar saja dan hanya untuk jenjang kelas tertentu. Keberadaan media
pembelajaran tersebut belum terjangkau pada semua jenjang kelas, salah
satunya di kelas I. Hal tersebut menyebabkan guru kelas I tidak pernah
menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain media
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan media
pembelajaran untuk siswa dan guru kelas I. Selain itu, media pembelajaran
Kepala Sekolah
Sekolah sudah menyediakan
beberapa KIT IPA media
pembelajaran, namun hanya
mencakup untuk siswa kelas
atas saja, untuk siswa kelas
bawah belum, hal tersebut
dikarenakan keterbatasan
dana, serta kebanyakan guru
disini masih honorer,
sehingga sekolah tidak bisa
menuntut banyak.
Guru
Kelas tidak memiliki media
pembelajaran yang
mendukung pembelajaran
IPA. Tidak ada media
pembelajaran IPA yang
digunakan dalam
pembelajaran, karena
keterbatasan waktu dalam
pembuatan. Namun, guru
berkeinginan untuk
membuat media
pembelajaran.
Siswa
Guru tidak menggunakan
media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA.
Namun,saya senang
menggunakan media
pembelajaran.
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Tidak ditemukan penggunaan media pembelajaran bagi siswa kelas I pembelajaran IPA, namun keinginan guru untuk membuat sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
yang dibutuhkan oleh siswa dikaji berdasarkan karakteristik siswa dan
media pembelajaran Montessori. Analisis karakteristik siswa dilakukan
melalui kegiatan observasi pada saat pembelajaran IPA di kelas I.
Selanjutnya, hasil dari kajian tersebut menjadi landasan dalam pembuatan
kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Kuesioner digunakan
peneliti sebagai acuan dalam merevisi produk menjadi lebih baik. Peneliti
menggunakan kuesioner dalam proses analisis kebutuhan baik oleh guru
kelas, maupun siswa sebagai subjek penelitian. Selain melakukan analisis
kebutuhan, peneliti juga melakukan analisis karakter siswa serta analisis
karakteristik media pembelajaran Montessori.
(1) Analisis Karakter siswa
Karakter siswa di analisis berdasarkan hasil observasi yang dilakukan.
Pada saat observasi peneliti melihat bahwa saat pembelajaran berlangsung
siswa tidak dapat berkonsentrasi, ketika guru menegur maka siswa akan
diam dan tegang sesaat lalu kemudian mulai gaduh lagi, bahkan ada yang
bercanda hingga menangis. Siswa juga tidak dapat duduk tenang dan
memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan baik. Hasil analisis
berikut menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kuesioner analisis
kebutuhan.
(2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori
Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada 4 karakteristik
media pembelajaran Montessori yaitu auto-education, bergradasi, menarik,
dan auto-correction. Karakteristik lain yang juga ditambahkan dalam
pengembangan media pembelajaran adalah kontekstual. Karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
tersebut ditambahkan karena peneliti menggunakan bahan pembuatan media
pembelajaran dari benda-benda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal.
Selanjutnya, kelima karakteristik tersebut digunakan sebagai landasan
dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan.
(3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan.
Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan peneliti berupa
kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan keempat karakteristik media
pembelajaran yang didesain peneliti dan karakteristik siswa kelas I.
Kuesioner tersebut terdapat 10 pertanyaan yang didesain berdasarkan
kelima karakteritik media pembelajaran Montessori seperti auto-education,
bergradasi, menarik, auto correction dan kontekstual. Selain itu, kajian
bahasa, tata tulis, dan format penyajian kuesioner disusun berdasarkan
karakteristik siswa kelas I. Kuesioner yang telah disusun, kemudian diuji
validitasnya oleh guru kelas I serta seorang guru di SD V Gunungan yang
memiliki keahlian dibidang bahasa. Guru kelas I di SD setara yaitu SD
Negeri VI Manyaran juga melakukan validasi instrumen.
a) Ahli
Ahli dalam bidang bahasa melakukan uji validasi instrumen analisis
kebutuhan guru. Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru dapat
dilihat pada lampiran halaman 147.
Tabel 4. 9 Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru
Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Hasil penilaian ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor uji
validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 4.0 dengan melihat tabel
3.6 penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis
kebutuhan layak digunakan. ahli juga memberikan penilaian terhadap
instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Validasi instrumen kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 151.
Tabel 4. 10 Validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa
Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8 Sangat Baik
Hasil penilaian dari ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor hasil
uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dari kedua ahli bahasa
sebesar 3,8 maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat
baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen
kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan. Berdasarkan penilaian dan
komentar tersebut dapat dikatakan bahwa kedua instrumen analisis
kebutuhan layak digunakan untuk penelitian.
b) Guru
Validator yang selanjutnya melakukan uji validasi instrumen analisis
kebutuhan adalah guru SD Setara. Ada dua guru dari SD N VI Manyaran
yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada
yaitu guru kelas I dan Kepala Sekolah yang merangkap sebagai guru. Guru
tersebut memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan
instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut terhadap
instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Hasil validasi instrumen
kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran halaman 151.
Tabel 4. 11Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru.
Guru Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 3,9 Sangat Baik
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata 79 3,95 sangat Baik
Hasil penilaian dari kedua guru tersebut menunjukkan bahwa rerata
skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,95 Jika
dibandingkan dengan tabel konversi nilai kuantitaf ke kualitatif, maka rerata
penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.Hasil tersebut
menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru layak
digunakan. Selain itu, kedua guru SD setara juga memberikan penilaian
terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Kuesioner analisis
kebutuhan guru ini akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan media
pembelajaran dari guru SD penelitian. Hasil validasi instrumen kuesioner
analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 160.
Tabel 4. 12 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.
Guru Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata 80 4,0 Sangat Baik
Hasil penilaian dari kedua guru SD setara menunjukkan bahwa
rerata skor instrumen uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh
guru sebesar 4,0. Jika dibandingkan dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kuantitaf ke kualitatif, maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen
kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.
Selanjutnya, peneliti mengkaji secara keseluruhan penilaian uji
validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru. Berikut merupakan hasil
rekapitulasi penilaian kuesioner tersebut yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
Validator Rerata Kategori
Ahli I 4,0 Sangat Baik
Guru I 4,0 Sangat Baik
Guru II 4,0 Sangat Baik
Rerata 4,0 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli,
dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori
sangat baik dengan nilai rerata sebesar 4,0. Selain itu, peneliti juga
merekapitulasi secara keseluruhan hasil penilaian uji validasi kuesioner
analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuisioner analisis kebutuhan
siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 168.
Tabel 4. 5 Hasil rekapitulasi validasi kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.
Validator Rerata Kategori
Ahli I 4,0 Sangat Baik
Guru I 3,9 Sangat Baik
Guru II 4,0 Sangat Baik
Rerata 3,97 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli
dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori
sangat baik dengan nilai rerata 3,97 Oleh karena itu, dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru layak
digunakan.
c) Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Setelah divalidasi oleh beberapa ahli, peneliti selanjutnya melakukan
uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Uji
keterbacaan tersebut dilakukan oleh siswa SD setara. Penilaian tersebut
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat
yang digunakan dalam instrumen analisis kebutuhan sebelum digunakan.
Uji keterbacaan ini dilakukan kepada lima siswa kelas I SD N VI Manyaran.
Hasil uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa
dapat dilihat pada lampiran halaman 168. Berikut merupakan hasil penilaian
yang diberikan oleh siswa yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. 6 Hasil validitas uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa
Siswa Skor Item Pertanyaan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik
3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9 Sangat Baik Rerata 39 3,9 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan
siswa memberikan penilaian berkisar 3 dan 4. Hasil penilaian dari kelima
siswa tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan oleh siswa sebesar 3,9 sehingga rerata penilaian tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, siswa juga tidak memberikan
saran secara tertulis pada kolom yang telah disediakan. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan
layak digunakan.
(4) Data Analisis Kebutuhan
a) Data Analisis Kebutuhan Oleh Guru
Kuesioner analisis kebutuhan diberikan pada guru pada tanggal 2
November 2016. Kuesioner ini terdiri dari sepuluh pertanyaaan yang
disesuaikan dengan lima karakteristik dari media pembelajaran yang akan
didesain. Hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat
pada lampiran halaman 165.
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru
Indikator Kalimat Pertanyaan Respon-
den Presen-tase
Auto-education
Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
1 33,3
(…) Tidak Alasan:
2 66,6%
Autoeducation
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan:
3 100%
(…) Tidak Alasan:
Konteks -tual
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan!
(…) Tidak Alasan:
3 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Konteks -tual
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu)
(…) Kayu 3 100%
(…) Kertas
(…) Kain
(…) Plastik (…) Karet
(…) Lainnya, sebutkan………………
Menarik Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya
3 100%
(…) Tidak
Menarik Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!
3 100%
Bergradasi Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:
3 100%
(…) Tidak Alasan:
Bergradasi Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas I? (…) Ringan (<1,5 kg)
3 100%
(…) Sedang (1,5-3kg)
(…) Berat (>3kg) Alasan:
Autocorrection
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan:
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan:
3 100%
Autocorrection
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesala hannya sendiri.
3 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
S
S
Selain data tersebut, guru juga memaparkan beberapa deskripsi
jawaban tentang sepuluh item pertanyaan. Berikut merupakan deskripsi
jawaban yang diberikan guru dalam kuesioner analisis kebutuhan.
Tabel 4. 8 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Analisis Kebutuhan
untuk Guru.
No Item
Pertanyaan Kode Responden
1 (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
Gambar poster bagian-bagian tumbuhan.
1
(…) Tidak Alasan:
2 (…) Ya Alasan:
Media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.
3
(…) Tidak Alasan:
3 (…) Ya Sebutkan dan jelaskan!
(…) Tidak Alasan:
Keterbatasan waktu, tidak ada alokasi dana khusus dari sekolah untuk pembuatan media pembelajaran oleh guru.
3
4 (…) Kayu Memilih kayu 3
(…) Kertas (…) Kain
(…) Plastik
(…) Karet
(…) Lainnya,
5 (…) Ya Warna warna akan 3
Alasan:
(…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
lebih menarik bagi anak-anak
(…) Tidak
6 (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!
Warna cerah akan lebih disukai oleh anak-anak.
3
7 (…) Ya Alasan:
Media pembelajaran akan membantu siswa mempelajari suatu materi dengan lebih mudah dan meninggalkan kesan tersendiri, mereka akan lebih mudah menginggat sehingga saat mengerjakan soal akan lebih mudah menemukan jawabannya
(…) Tidak Alasan:
8 (…) Ringan (<1,5 kg) Media pembelajaran yang ringan akan lebih mudah dibawa
3
(…) Sedang (1,5-3kg)
(…) Berat (>3kg) 9 (…) Bentuk media pembelajaran 2
dimensi. Alasan:
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan:
Media pembelajaran 3 dimensi lebih konkret dan dapat meningkatkan antusias siswa.
3
10 (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:
Dengan media pembelajaran siswa dapat mengenali dan mengidentifikasi kesalahanya sediri
3
(…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 1 dari 3 guru
menjawab pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran
IPA. Media pembelajaran yang digunakan adalah bagian-bagian tumbuhan .
Sedangkan 2 guru atau 66,6% menjawab tidak pernah menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pembelajaran. Guru tersebut menjawab karena kurangnya waktu untuk
membuat media pembelajaran serta tidak adanya dana alokasi khusus bagi
guru yang membuat media pembelajaran. Guru juga menyatakan bahwa
media pembelajaran akan membantu siswa mempelajari suatu materi
dengan lebih mudah dan meninggalkan kesan tersendiri, mereka akan lebih
mudah menginggat sehingga saat mengerjakan soal akan lebih mudah
menemukan jawabannya
Sebanyak 3 guru atau 100% menyatakan setuju bahwa penggunaan
media pembelajaran di kelas dapat meningkatkan antusias siswa yang
selama ini kurang, guru juga menyatakan bahwa warna-warna dalam media
pembelajaran dapat menarik antusiasme siswa.
Dengan melihat hasil kuesioner tersebut, peneliti mempetimbangkan
pendapat-pendapat dari responden. Dalam hal ini pembuatan media
pembelajaran pun mempertimbangkan jawaban dari 2 guru yang tidak
pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.
Pertimbangan lain yang mendukung pembuatan media pembelajaran adalah
seluruh guru atau sebanyak 100% menyetujui bahwa penggunaan media
pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi IPA
b) Data Analisis Kebutuhan oleh Siswa
Kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran dapat dianalisis
berdasarkan jawaban dari kuesioner analisis kebutuhan. Kuesioner ini terdiri
dari sepuluh pertanyaaan yang disesuaikan dengan lima karakteristik dasar
dari media pembelajaran. Selain itu, hasil yang diperoleh dari pengisian
kuesioner menjadi gambaran bagi peneliti terkait dengan penggunaan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pembelajaran selama pembelajaran IPA dan bahan pertimbangan pembuatan
media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jawaban dari
hasil kuesioner selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus 3.1 untuk
mengetahui presentase dari masing-masing jawaban. Hasil analisis
kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 168. Berikut ini akan
disajikan hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa.
Tabel 4. 9 Rekapitulasi Jawaban Analisis Kebutuhan untuk Siswa.
Pertanyaan Respon-
den Presen-
tase
Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya
(…) Tidak Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan!
5 100%
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:………………………………………
5 100%
(…) Tidak Alasan:………………………………………
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (…) Ya
(…) Tidak Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan!
5 100%
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu)
(…) Kayu 3 60 %
(…) Kertas 1 20%
(…) Kain - -
(…) Plastik 1 20%
(…) Karet - -
(…)Lainnya,sebutkan………………………
Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:…………………………
5 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(…) Tidak Alasan:……………………………
Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik?
(…) Ya 5 100% (…) Tidak
Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!
1 20%
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!
4 80%
Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan?
(…) Ringan (kurang dari 1,5 kg) 4 80%
(…) Sedang (1,5-3 kg) 1 20%
(…) Berat (lebih dari 3kg) Alasan:
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:………………………………………
5 100%
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan:..........................................
(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 5 100%
dimensi). Alasan:…………………………
Selain data tersebut, siswa juga memaparkan beberapa deskripsi
jawaban tentang sepuluh item pertanyaan. Berikut merupakan deskripsi
jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Deskripsi jawaban siswa dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan
No
Item
Pilihan Jawaban Responden Presentase
1 Pernah
Tidak Pernah 5 100%
2 Belajar IPA menggunakan Media
pembelajaran
Belajar IPA tidak menggunakan Media pembelajaran
3 Pernah menggunakan benda-benda yang
ada di sekitar
Tidak pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitar
4 (…) Kayu 3 60%
(…) Kertas 1 20%
(…) Kain
(…) Plastik 1 20%
(…) Karet
(…)Lainnya
5 penggunaan media pembelajaran dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar
5 100%
penggunaan media pembelajaran tidak dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar
6 Pemberian warna pada media
pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik.
5 100%
Pemberian warna pada media
pembelajaran tidak membuat media pembelajaran lebih menarik
7 (...) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!
Hitam, abu-abu
20%
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!
Pink, merah,
kuning, hijau, biru muda, ungu
80%
8 (…) Ringan (<1,5 kg) 4 80%
(…) Sedang (1,5-3 kg)
(…) Berat (>3kg)
9 (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media
pembelajaran.
5 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan
media pembelajaran.
10 (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi).
Alasan:………………………
(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi).
Alasan:...............................
5 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 5 siswa atau
100% menjawab tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA. 100 % siswa juga menyatakan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan pemahaman dalam
pembelajaran. Mayoritas siswa yaitu 80% menyatakan bahwa menginginkan
media pembelajaran dengan warna-warna yang cerah, serta 20%
menyatakan bahwa menginginkan media pembelajaran dengan warna-warna
yang gelap seperti hitam atau abu-abu. 100 persen siswa menyatakan
menyukai media yang berdimensi 3 atau 3D. Hasil tersebut mendorong
peneliti untuk melakukan desain media sesuai dengan kebutuhan siswa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 3 teknik pengumpulan data,
peneliti melakukan analisis dari data kualitatif yang diperoleh menggunakan
teknik triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk memeriksa
kesesuaian dan kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan data.
Berikut akan dipaparkan triangulasi data dari ketiga teknik pengumpulan
data yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Bagan 4.2 Triangulasi berdasarkan teknik pengumpulan data.
Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan
4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak ada penggunaan media penggunaan
media pembelajaran IPA di kelas I SD N V Gunungan. Karenanya, siswa
kurang antusias dalam belajar, dan guru mengalami kesulitan untuk
mengatasi siswa yang seringkali merasa bosan di kelas. Oleh karena itu,
guru dan siswa ingin menggunakan media pembelajaran untuk mendukung
proses belajar di kelas.
4.1.1.3 Penyusunan Rencana
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana, Pada
tahap ini peneliti membuat desain media pembelajaran dan menyusun
instrumen yang dibutuhkan.
Wawancara
Ketersedian media
pembelajaran masih
terbatas. Bahkan
guru di kelas bawah
tidak menggunakan
media pembelajaran.
Guru menyatakan
bahwa sebenarnya
siswa sangat
membutuhkan media
pembelajaran
konkret.
Observasi
Tidak ditemukan
penggunaan media
pembelajaran pada
pembelajaran IPA.
Siswa kurang
antusisias saat guru
menjelaskan
Intensitas siswa
bertanya masih sering
terjadi ketika
mengerjakan IPA
tentang panca Indera
Kuesioner
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa tidak adanya media pembelajaran yang digunakan, siswa menginginkan penggunaan media
pembelajaran.
Tidak ditemukannya media pembelajaran IPA yang digunakan dalam kegiatan
belajar di kelas I SD N V Gunungan, namun guru dan siswa sama-sama
menginginkan penggunaan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
a) Desain Media pembelajaran Montessori
b) Konsep Pembuatan Media pembelajaran
Konsep pembuatan media pembelajaran IPA Panca Indera ini
merupakan hasil rancangan dari peneliti, karena sebelumnya media
pembelajaran Montessori dengan materi Pembelajaran IPA belum ada, oleh
karena itu peneliti melakukan serangakaian penelitian untuk meranvcang
media pembelajaran IPA baru yang berbasis Montessori dan sesuai dengan
5 karakteristik media pembelajaran Montessori.
c) Desain
Media pembelajaran yang di desain oleh peneliti ini digunakan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis panca indera. Peneliti menamakan media
pembelajaran ini dengan nama The Pentagon of five sense. Nama tersebut di
ambil karena panca indera manusia berjumlah lima, serta salah satu
komponen media pembelajaran tersebut berbentuk segi lima atau pentagon.
Komponen dari media pembelajaran yang di desain oleh peneliti akan
dipaparkan sebagai berikut.
1) Pentagon Puzzle
Puzzle ini terdiri dari 15 buah prisma segitiga berwarna-warni. Dalam
puzzle ini, setiap prisma segitiga memiliki 15 gambar yang berbeda dimana
dalam masing masing prisma segitiga akan menampilkan gambar yang
berkaitan dengan fungsi panca indera manusia, seperti gambar ikan yang
berbau amis, sampah yang berbau busuk, gambar-gambar tersebut berkaitan
dengan fungsi panca indera manusia yaitu hidung. Prisma segitiga tersebut
juga memiliki gradasi warna, dalam setiap susunannya, dalam setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
susunan terdiri dari 3 buah prisma segitiga, kedua warna yang terletak di
bagian atas dan bawah merupakan warna yang dapat dicampurkan kemudian
menghasilkan warna di tengah, contohnya adalah disisi atas merupakan
warna merah, kemudian disisi bawah merupakan warna kuning, maka
percampuran dari kedua warna tersebut akan menghasilkan warna merah,
warna merah tersebut diberikan simbol “t” kecil agar tetap di letakkan di
tengah, karena warna di tengah berfungsi sebagai kunci jawaban, warna
prisma segitiga di tengah akan sama dengan warna latar belakang panca
indera yang ada di 3D card of five sense yang dijelaskan di bawah.
2) 3D Card of Five sense
Komponen serlanjutnya adalah 3D card of five sense, seperti
namanya, kartu berbentuk persegi panjang ini memiliki sebuah komponen
3D, dimana digambarkan alat indera manusia dalam bentuk 3D sehingga
siswa dapat merabanya. 3D card of five sense terdiri dari 5 kartu yang terdiri
dari kartu yaitu kartu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Kartu kartu
tersebut memiliki latar belakang warna yang sama dengan prisma segitiga
yang terdapat pada komponen pentagon puzzle yang memiliki kode “t” atau
susunannya terletak di tengah, selain sebagai sarana penyampaian materi,
media ini dapat berfungsi sebagai kartu soal yang berhubungan dengan
fungsi panca indera. komponen ini memiliki pengait magnet sehingga dapat
di letakkan di dalam rectangle box.
3) Rectangle Box
Komponen ini berbentuk balok dengan ukuran 45 cm x 25 cm yang
berfungsi sebagai wadah bagi pentagon puzzle dan 3D Card of Five Sense.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
a. Pentagon puzzle places.
Komponen yang terakhir adalah pentagon puzzle places.
Komponen ini berfungsi sebagai tempat atau wadah bagi prisma segitiga,
sehingga ketika prisma segitiga tersebut seluruhnya di letakkan di
pentagon puzzle places, dapat membentuk suatu bangun ruang segilima.
d) Pembuatan Album Media pembelajaran
Album media pembelajaran merupakan sebuah buku panduan
tentang bagaimana cara menggunakan media pembelajaran ini. Materi
yang diuraiakan dalam album penggunaan media pembelajaran ini adalah
Mengenal Panca Indera Manusia. Kemudian setelah mengenal panca
indera manusia media pembelajaran tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi fungsi dari masing – masing alat indera manusia.
4.1.1.4 Instrumen Tes dan Validasi Produk
Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes adalah uji
validitas isi. Uji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen tes dengan KI, KD, dan indikator maupun materi
panca indera manusia. Pengujian ini dilakukan oleh beberapa ahli antara
lain guru SD setara, dan guru SD penelitian. Penjelasan terkait dengan
hasil validitas isi instrumen tes dapat terlihat pada uraian berikut.
a. Guru SD Penelitian
Guru SD penelitian yang menilai validitas isi dari instrumen tes adalah
guru kelas I SD N Gunungan V Manyaran. Hasil validasi instrumen tes
dapat dilihat pada lampiran halaman 169.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 4. 11 Hasil Validasi Isi Instrumen Test oleh Guru SD Penelitian.
Guru Nomor Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9
Dari hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.22, rerata
skor sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.6 skor rata-rata yang
dihasilkan lebih dari 2,50 dan masuk dalam kategori sangat baik.
Peneliti juga mempertimbangkan beberapa komentar yang diberikan
oleh kedua guru SD tersebut. Komentar tersebut menjadi masukan bagi
peneliti untuk memperbaiki instrumen tes yang telah dibuat. Berikut
merupakan rekapitulasi komentar hasil validasi isi yang disajikan dalam
tabel.
Tabel 4. 21 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh
Guru SD Setara.
Guru Item Komentar Keputusan
1 10 Terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca
sehingga harus diperbaiki
Dilakukan perbaikan pada tanda baca.
b. Guru Setara
Guru SD setara yang menilai validitas isi dari instrumen tes dan
validitas konstruk adalah guru kelas I. Berikut merupakan hasil validitas isi
oleh kedua guru SD penelitian yang disajikan pada tabel 4.21.
Tabel 4. 12 Hasil validitas isi instrumen tes.
Guru Nomor Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9
Selanjutnya guru melakukan validitas konstruk terhadap instrumen
tes. Berikut merupakan hasil validasi konstruk oleh guru SD Setara. Hasil
Validitas konstruk dapat dilihat pada lampiran halaman 172.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 4. 13 Hasil validitas konstruk instrumen tes
Guru Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata skor yang diperoleh menunjukkan angka 3,9. Jika dibandingkan
dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka,
instrumen tes terdapat dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa instrumen layak digunakan.
Berdasarkan hasil uji validitas isi yang telah dipaparkan dari beberapa
ahli, dapat disimpulkan bahwa keempat ahli memberikan nilai validasi isi
instrumen tes dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat dilihat dalam
rekapitulasi hasil perhitungan yang disajikan dalam tabel 4.22
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Validasi Isi Instrumen test
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9 Sangat Baik 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9 Sangat Baik
Rerata 118 3,9 Sangat Baik
Rerata skor yang diperoleh menunjukkan angka 3,9. Jika dibandingkan
dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka
instrumen tes terdapat dalam kategori sangat baik. Hasil uji validitas isi
tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan.
a) Uji Keterbacaan Soal Tes
Sebelum instrumen tes digunakan pada saat uji empiris, peneliti
melakukan uji keterbacaan instrumen tes kepada 5 siswa kelas I SD Negeri
VI Manyaran. Uji keterbacaan ini dilakukan dengan tujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan yang
digunakan pada masing-masing item soal.
Instrumen soal tes yang digunakan untuk uji keterbacaan telah
diperbaiki berdasarkan masukan/ komentar dari beberapa ahli seperti yang
telah dibahas pada sub bab validasi instrumen Beberapa siswa yang
melakukan penilaian uji keterbacaan dipilih berdasarkan rekomendasi guru.
Hasil penilaian uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran
halaman 180
Tabel 4. 15 Hasil Penilaian Uji Keterbacaan Instrumen Tes Oleh Siswa
No Item
Siswa Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 1 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik
2 4 4 4 3 4 19 3,8 Sangat Baik 3 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik
4 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik 5 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik
Rerata 99 3,96 Sangat Baik
Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa rerata penilaian uji
keterbacaan instrumen tes adalah 3,96. Jika dilihat pada tabel 3.6 tentang
konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka dapat dikatakan bahwa rerata
tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa instrumen tes layak digunakan untuk diujicoba secara
empiris.
b) Uji Empiris
Pengujian empiris instrumen tes dilakukan kepada siswa SD N VI
Manyaran sebanyak 10 siswa . Pemilihan SD N Manyaran sebagai tempat
uji empiris karena kedua SD tersebut memiliki jarak yang berdekatan serta
memiliki kesamaan status yaitu SD Negeri dengan akreditasi A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Karakteristik siswa dalam kedua SD tersebut juga mirip Uji Empiris
dilakukan pada seluruh siswa kelas I SD N VI Manyaran yang berjumlah 17
siswa.
Uji empiris tersebut dilakukan pada tanggal 9 November 2016.
Setiap siswa mengerjakan 10 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan
materi panca Indera. Pemilihan soal pilihan ganda karena siswa kelas I pada
kedua SD tersebut banyak yang belum lancar membaca serta menulis, untuk
itu pemilihan soal pilihan ganda dirasa tepat untuk mempermudah siswa
dalam mengerjakan. Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen tes sebelum digunakan untuk soal pretest dan posttest.
Berikut merupakan perhitungan validitas dan reliabilitas yang dipaparkan
dalam uraian berikut.
a) Uji Validitas Instrumen Tes
Uji validitas pada insrumen tes dilakukan dengan tujuan untuk valid
atau tidaknya sebuah item soal. Penghitungan Validitas instrumen test
menggunakan program aplikasi TAP (Hal ini dilakukan dengan
menggunakan perhitungan TAP (Test Analysis Program ver 14.7.4 for
Windows). Pada TAP jika point biserial lebih dari 0,5 maka instrumen test
tersebut dinyatakan valid, jika kurang dari 0,5 maka instrumen test
dinyatakan tidak valid. Berikut ini merupakan hasil Uji validitas instrumen
tes yang telah dilakukan oleh peneliti. Output TAP untuk pengitungan
validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran halaman 179.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 4. 1 Hasil Validasi Instrumen
Berikut merupakan hasil rekapitulasi Validasi instrumen dengan
menggunakan TAP (Test Analysis Program).
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Validitas Empiris Instrumen Tes
Nomor Item Point Biserial Keterangan
1 0,86 Valid 2 0,76 Valid
3 0,93 Valid 4 0,59 Valid
5 0,53 Valid 6 0,64 Valid
7 0,82 Valid
8 0,67 Valid 9 0,71 Valid
10 0,71 Valid
Berdasarkan tabel diatas 10 soal dinyatakan valid dikarenakan hasil
point biserial lebih dari 0,5. Adapun soal yang dijadikan bahan pretest dan
posttest dapat dilihat pada lampiran. Berikut merupakan kisi-kisi instrumen
tes yang valid terkait dengan materi panca indera manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
b) Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan
instrumen tes sebelum digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan perhitungan TAP (Test Analysis Program ver 14.7.4
for Windows). Pengujian dilakukan terhadap item soal yang telah
dinyatakan valid. Berikut merupakan hasil perhitungan reliabilitas
Gambar 4. 2 Hasil Reabilitas Instrumen
Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa KR 20
menunjukkan angka 0,900. Menurut Linn dan Kaplan dalam Widoyoko
(2014:201) berpendapat bahwa harga kritik atau indeks reliabilitas
instrumen minimal adalah 0,7. Oleh karena itu, instrumen tes layak
digunakan dengan tingkat reliabilitasyang reliabel (dapat dipercaya).
4.1.3 Pengembangan Bentuk awal produk
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada
siswa dan guru, dan presentase terbesar bahan yang dipilih oleh
koresponden adalah kayu, kemudian kertas. Dengan beberapa
pertimbangan, yaitu kondisi anak kelas I SD yang masih sulit
dikondisikan, akan kurang sesuai jika menggunakan media pembelajaran
yang terbuat dari kertas karena akan rawan rusak, lusuh serta sobek, maka
peneliti memilih bahan dasar media pembelajaran yang digunakan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kayu. Peneliti membuat desain lengkap dengan warna-warna nya
kemudian mencari seorang tukang kayu yang sanggup mengerjakannya
serta hasilnya sesuai dengan desain yang diberikan oleh peneliti, kemudian
peneliti menemukan seorang pengrajin kayu yang sanggup membuat
media pembelajaran sesuai dengan desain yang diberikan oleh peneliti.
Pengrajin tersebut juga sanggup untuk mencari bahan yang spesifikasinya
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, oleh karena itu peneliti
menyerahkan sepenuhnya pembuatan komponen media pembelajaran dari
kayu tersebut kepada pengrajin, namun peneliti juga melakukan
pengecekan secara berkala untuk pemilihan bahan serta cat agar hasilnya
sesuai dengan desain yang dibuat oleh peneliti.
Untuk komponen bahan untuk media pembelajaran yang kedua
yaitu gambar serta tulisan, penulis mencetak gambar dengan kertas stiker
yang tahan air agar tidak mudah rusak, peneliti mencetak stiker tahan air
tersebut di mangrove printing. Untuk tulisan yang terdapat pada media
pembelajaran peneliti memilih cutting stiker karena tahan air serta bentuk
tulisan mudah dikreasi, daya lekatnya terhadap kayu juga baik sehingga
peneliti menilai pemilihan bahan tersebut sudah tepat.
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran
Peneliti mempercayakan pembuatan komponen media
pembelajaran yang berbahan dasar kayu kepada seorang pengrajin kayu
yang berdomisili di daerah Gedongkiwo Yogyakarta. Peneliti bekerjasama
dengan pengrajin kayu tersebut karena pengrajin memiliki alat-alat yang
memadai untuk proses pembuatan media pembelajaran ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Media pembelajaran yang didesain dalam penelitian ini berupa media
pembelajaran The pentagon of five sinse. Media pembelajaran tersebut
terdiri dari 4 komponen. Yaitu rectangle box, 3D Card, pentagon puzzle,
serta pentagon places. komponen tersebut akan dipaparkan sebagai
berikut.
a. Rectangle box
Gambar 4. 3 Rectangle box
Komponen yang pertama adalah rectangle box, sesuai dengan
namanya, komponen media pembelajaran ini terdiri dari sebuah balok
yang berukuran 35 x 25 cm. Kotak persegi panjang tersebut dapat dibuka
dan jika dibuka bentuknya akan menyerupai sebuah komputer portable
atau laptop. Kotak persegi panjang ini memiliki 4 buah magnet perekat
yang berfungsi untuk merekatkan 3D card of five sense (akan dibahas
selanjutnya). Rectangle box juga dilengkapi dengan sebuah cekungan
berbentuk segi lima yang berfungsi sebagai wadah dari pentagon puzzle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
b. Pentagon Puzzle
Gambar 4. 4 Pentagon Puzzle
Komponen selanjutnya adalah pentagon puzzle. Yaitu 15 buah
prisma segitiga sama sisi berukuran lebar 10,5 cm yang disusun menjadi
sebuah segilima berwarna warni. Digunakan gradasi warna sebagai dasar
pemilihan warna, terdapat berapa warna yaitu warna kuning, merah, hijau,
biru, hitam, putih dan merah muda. Pada masing-masing bangun segitiga
terdapat gambar-gambar yang berkaitan dengan fungsi panca indera
manusia. Masing-masing panca indera memiliki 3 prisma segitiga yang
memiliki gambar yang berhubungan dengan fungsi panca indera yang
tercantum dalam 3D Card.
c. 3D Card of Five sense
Gambar 4. 5 3D Card of Five sense
Komponen yang ketiga adalah 3D Card of Five sense. Peneliti
menamakan komponen media pembelajaran dengan nama tersebut karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
komponen media pembelajaran tersebut berupa sebuah kartu dari papan
kayu berbentuk persegi panjang berukuran tinggi 15 cm serta lebar 30 cm.
Kartu tersebut memiliki gambar panca indera yang 3D sehingga
keunggulannya adalah siswa dapat meraba secara langsung panca indera
manusia tersebut. Media pembelajaran ini memiliki lima 3D card yang
terdiri dari kartu mata, hidung, telinga lidah, dan kulit. Kartu tersebut
dilengkapi dengan 4 magnet perekat yang berfungsi untuk dapat
menempelkan kartu 3D tersebut pada tempat yang telah disediakan pada
rectangle box.
3D Card mempunyai fungsi ganda, selain sebagai media
kontekstual juga sebagai kartu soal yang dipadukan dengan pentagon
puzzle yang berfungsi sebagai jawaban. 3D card dapat menjadi kartu soal
yang dapat dimainkan sendiri oleh siswa sekaligus dapat digunakan untuk
menguji pemahaman dari siswa.
d. Pentagon Places
Merupakan wadah bagi segitiga bangun ruang yang jika disusun
semuanya akan membangun sebuah bangun ruang segilima
4.1.3.3 Kuesioner Validasi Produk
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya digunakan oleh peneliti
adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai kelayakan produk
media pembelajaran Panca Indera manusia berbasis Montessori oleh ahli,
guru, dan siswa. Instrumen kuesioner validasi produk dibuat untuk ahli/
guru dan siswa. Kuesioner validasi produk untuk ahli/ guru didesain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
berdasarkan berdasarkan kelima karakteristik media pembelajaran
Montessori.
(1) Uji validasi kuesioner produk oleh ahli bahasa.
Uji Validasi kuesioner dilakukan oleh salah satu guru SD Penelitian
yang memiliki pendidikan strata 1 dengan jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia. Ahli bahasa melakukan uji validasi terhadap 2 instrumen
kuesioner validasi produk yang akan digunakan oleh guru dan siswa.
Berikut merupakan paparan hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli bahasa.
(2) Kuesioner Validasi Produk untuk guru
Ahli yang melakukan penilaian uji validasi kuesioner validasi
produk adalah ahli bahasa. Ahli bahasa memberikan penilaian terhadap
kuesioner yang akan digunakan untuk guru. Uji validasi ini dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian kalimat pertanyaan yang akan digunakan dengan
landasan teori terkait 5 ciri media pembelajaran. Selain itu, penilaian ini
juga diperlukan untuk mengetahui penggunaan bahasa dalam kalimat
pertanyaan sesuai dengan ejaan yang tepat. Hasil penilaian uji validasi
kuesioner produk untuk guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran halaman
187.
Tabel 4. 17 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Guru
Ahli Skor Item Pernyataan Tota
l Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik
Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa
sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak untuk
digunakan tanpa perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
(3) Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
Ahli bahasa juga memberikan penilaian terhadap kuesioner yang akan
digunakan untuk siswa. Berikut merupakan hasil penilaian uji keterbacaan
kuesioner validasi produk untuk siswa oleh ahli yang tersaji dalam tabel
berikut.
Tabel 4. 18 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik
Rerata 44 4,0 Sangat Baik
Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa
sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk siswa layak untuk
digunakan tanpa perbaikan.
a) Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Guru SD Setara
Uji validasi kuesioner validasi produk selanjutnya dilakukan oleh guru
kelas I SD Negeri VI Manyaran. Kedua guru tersebut menilai keusioner
validasi produk untuk guru dan siswa. Berikut merupakan paparan hasil
penilaian yang dilakukan oleh kedua guru SD setara.
(1) Kuesioner Validasi Produk untuk Guru
Ahli yang melakukan penilaian uji validasi kuesioner validasi produk
adalah guru kelas I SD Negeri VI Manyaran. Selain itu, penilaian uji
validasi oleh guru SD setara juga diperlukan karena untuk mengetahui
kesesuaian kalimat pertanyaan dengan karakteristik guru kelas I. Berikut
merupakan hasil penilaian uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru
oleh kedua guru SD setara yang tersaji dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4. 19 Uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru.
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik
Rerata 44 4,0 Sangat Baik
Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli guru SD
Setara sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak
untuk digunakan tanpa perbaikan.
(1) Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa
Selain memberikan Penilaian Validasi pada Kuesioner validasi untuk
guru, Guru SD Setara pun memberikan penilaian terhadap kuesioner yang
akan digunakan untuk siswa. Berikut merupakan hasil penilaian uji validasi
kuesioner kelayakan produk untuk siswa oleh guru yang tersaji dalam tabel
berikut.
Tabel 4. 20 Hasil penilaian uji validasi kuesioner kelayakan produk
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Rerata 40 4,0 Sangat Baik
Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli guru SD Setara
sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak untuk
digunakan tanpa perbaikan.
4.1.4 Validasi Produk
4.1.4.1 Validasi Produk Media pembelajaran
Validasi produk dilakukan oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran
IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas I SD Negeri V
Gunungan. Proses validasiini dilakukan dengan cara mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
media pembelajaran kepada validator beserta penggunaannya. Selanjutnya,
validator menilai sekaligus memberikan masukan berupa kelebihan dan
kekurangan dari media pembelajaran tersebut. Penilaian yang dilakukan
oleh peneliti berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran Montessori
yang terdapat dalam kuesioner validasi produk. Kuesioner tersebut
menggunakan skala empat untuk menilai kelayakan produk. Kuesioner
tersebut juga menjadi bahan acuan bagi validator dalam menilai alat sesuai
dengan 5 ciri pengembangan. Hasil validasi produk oleh ahli dapat dilihat
pada lampiran halaman 192. Berikut akan dipaparkan hasil validasi media
pembelajaran panca indera manusia.
(1) Hasil Validasi Media Pembelajaran Panca Indera Manusia
Beberapa ahli memberikan validasi kelayakan produk media
pembelajaran ini adalah ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran
Montessori, dan Guru. Berikut merupakan paparan hasil validasi media
pembelajaran.
a) Ahli pembelajaran IPA
Validator ahli pembelajaran IPA adalah salah satu dosen IPA di
PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi media pembelajaran dilakukan
pada 30 November 2016 dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk
yang telah didesain. Penilaian produk tersebut berdasarkan kriteria yang
dikembangkan, yaitu auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi,
dan kontekstual. Berikut merupakan hasil validasi produk media
pembelajaran oleh ahli pembelajaran IPA yang tersaji dalam tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 4. 21 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli
Pembelajaran IPA
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,81 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan
oleh ahli pembelajaran IPA adalah 3,81 rerata skor termasuk dalam
kategori sangat baik. Selain itu, ahli pembelajaran IPA juga memberikan
komentar berikut merupakan rekapitulasi komentar yang diberikan oleh ahli
pembelajaran IPA.
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar dari ahli IPA
Komentar Keputusan Lubang yang terletak pada prisma segitiga terlalu kecil sehingga menyulitkan siswa untuk memasukkan prisma segitiga tersebut pada 5 poros yang dapat menggabungkan segitiga-segitiga tersebut menjadi sebuah bangun segilima.
Peneliti melakukan perbaikan berupa memperbesar lubang yang ada pada masing-masing prisma segitiga sehingga mempermudah siswa dalam menggunakannya.
b) Ahli pembelajaran Montessori
Validator ahli pembelajaran Montessori adalah salah satu dosen mata
kuliah Montessori di PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi media
pembelajaran dilakukan pada tanggal 30 November 2016 dengan tujuan
untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan. Berikut
merupakan hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli
pembelajaran Montessori yang tersaji dalam tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 4. 23 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli Montessori
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rera
ta Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,81 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan
oleh ahli pembelajaran Montessori adalah 3,81. Rerata skor tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.
c) Guru
Validator selanjutnya adalah guru. Guru yang menjadi validator
penilaian media pembelajaran adalah guru kelas I SD Negeri V Gunungan.
Validasi media pembelajaran dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016
dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan.
Tabel 4. 24 Validasi produk media pembelajaran oleh guru
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3,9 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan
oleh guru kelas I SD Negeri V Gunungan adalah 3,9. Rerata skor tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.
4.1.4.2 Validasi Album Media Pembelajaran
Validasi album media pembelajaran dilakukan oleh beberapa ahli, yaitu
ahli pembelajaran IPA dan Ahli Pembelajaran Montessori, validator menilai
sekaligus memberikan masukan berupa kelebihan dan kekurangan album
media pembelajaran Panca Indera Manusia. Validasi membantu peneliti
mengkaji penggunaan bahasa dalam kalimat uraian langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
penggunaan media pembelajaran sehingga album tersebut dapat digunakan
sebagai pedoman penggunaan langkah. Selain itu, validator melakukan
penilaian sesuaidengan pedoman yang ada dalam kuesioner. Kuesioner
tersebut menggunakan skala empat untuk menilai kelayakan produk album
media pembelajaran.
1) Hasil Validasi Album Media Pembelajaran Panca Indera Manusia
Beberapa ahli memberikan validasi kelayakan produk media
pembelajaran ini adalah ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran
Montessori. Hasil validasi album media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat
pada lampiran halaman 198. Berikut merupakan paparan hasil validasi
album media pembelajaran.
a) Ahli Pembelajaran IPA
Tabel 4. 25 Hasil Valdiasi Album oleh Ahli IPA.
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 36 3,6 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan
oleh ahli pembelajaran IPA adalah 3,6. Rerata skor tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik sehingga layak digunakan.
b) Ahli Pembelajaran Montessori
Tabel 4. 26 Hasil Validasi Album oleh Ahli Montessori.
Ahli Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 37 3,7 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan
oleh ahli pembelajaran Montessori adalah 3,7. Rerata skor tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada siswa kelas I SDN V
Gunungan pada tanggal 8-11 Desember 2016 pada pukul 7.00-9.00 WIB
kegiatan ini dilakukan pada 17 siswa kelas I yang diambil secara acak dari
nilai Ulangan Tengah semester dari siswa dengan nilai yang tinggi hingga
rendah. Pertemuan yang dilakukan sebanyak tiga kali memungkinkan bagi
siswa untuk mencoba media pembelajaran tersebut dari materi IPA yang
dijarkan oleh guru .
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes
Peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas dengan serangkaian
kegiatan pendampingan dengan media pembelajaran Panca Indera Manusia
berbasis Montessori. Sebelum produk media pembelajaran digunakan oleh
siswa, peneliti melakukan tes awal (pretest) untuk mengetahui pengetahuan
awal tentang materi panca indera manusia. Instrumen soal pretest terdiri dari
10 butir. Selain itu, instrumen soal yang digunakan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut
merupakan hasil pretest dan posttest siswa dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4. 27 Perbandingan Pretest dan posttest
No Nama Nilai
Selisih Pre test Post Test
1 Sherin 90 100 100
2 Arga 60 80 20
3 Safira 50 80 30
4 Dio 50 70 20
5 Rizki 70 100 30
Tabel rekapitulasi nilai siswa menunjukkan bahwa ada perbedaan
hasil dari pelaksanaan pretest dan posttest. Sherin medapatkan nilai 90 pada
pretest sedangkan pada post test dia mendapatkan nilai 100, hal tersebut
menunjukkan kenaikan hasil belajaran dari pretest ke post test, sama dengan
hasil yang diperoleh Arga, Safira, Dio, dan Rizki yang masing-masing
mengalama kenaikan pada posttestnya.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, masing-masing siswa
menunjukkan perbedaan nilai pada saat pretest dan posttest. Pada grafik
dibawah ini, sumbu Y merupakan nilai siswa pada pretest dan posttest,
sedangkan sumbu X merupakan nama siswa yang mengikuti pretest dan
posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Grafik 4.1 Perbandingan Posttest dan Pretest
Grafik 4.1 menunjukkan perbedaan nilai posttest dan pretest dari
masing-masing siswa. Grafik tersebut memberikan gambaran bahwa setiap
siswa mendapatkan nilai yang berbeda pada saat pretest dan posttest. Pada
pre test rata-rata nilai siswa adalah 64, sedangkan pada post test rata rata
adalah 86. Dari hasil tersebut terdapat kenaikan rata rata sebesar 22. Berikut
ini merupakan grafik berbandingan antara hasil pretest dan posttest.
90
60
50 50
70
100
80 80
70
100
0
20
40
60
80
100
120
Sherin Arga Safira Dio Rizki
sko
r p
rete
st d
anp
ost
test
Skor pretest dan posttest masing-masing siswa
Pretest
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
64
86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rerata Nilai
Sko
r re
rata
pre
test
dan
p
ost
test
Rerata nilai pretest dan posttest
Pretest
Posttest
Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest.
4.5.1.2 Data dan Analisis Kuesioner
Penilaian kualitas produk pada uji coba lapangan terbatas dilakukan
oleh 5 siswa kelas I SD N V Gunungan. Validasi dilakukan sesudah
pelaksanaan pmedia pembelajaran The pentagon of five sense yaitu pada
tanggal 8 sampai 11 Desember 2016.
Instrumen validasi menggunakan kuesioner yang sama dengan
kuesioner validasi produk oleh ahli, namun diuraikan dalam kalimat
pernyataan yang berbeda. Berikut ini hasil rekapitulasi validasi produk yang
dilakukan oleh siswa pada uji coba lapangan terbatas yang tersaji dalam
tabel berikut.
Tabel 4. 28 Rekapitulasi hasil validasi produk oleh siswa.
Nama Skor Item Pernyataan
Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sharen 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Arga 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Safira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Dio 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Rizki 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik
Rerata 4,0 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Dari hasil validasi tersebut siswa memberikan penilaian yang hampir
sama, skor rerata akhir validasi produk oleh siswa adalah 4,0. Sehingga
menunjukkan media pembelajaran yang telah dibuat layak digunakan.
4.2 Pembahasan
Prosedur Penelitian ini dimodifikasi kedalam lima tahap yaitu (1)
potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal
produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian
hanya dibatasi sampai pada prototipe media pembelajaran panca Indera
berbasis metode Montessori.
Tahap pertama penelitian ini adalah potensi dan masalah. Peneliti
melakukan identifikasi terhadap potensi dan masalah masalah dengan
melakukan analisis kebutuhan berupa observasi, wawancara serta
pengumpulan data. Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrumen
observasi, wawancara di validasi oleh ahli bahasa. Wawancara dilakukan
kepada kepala sekolah, guru dan dua orang siswa SD kelas I. Potensi yang
ditemukan oleh peneliti adalah tersedianya bahan baku kayu serta
banyaknya pengrajin kayu di sekitar sekolah tersebut, mengingat kayu dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan media pembelajaran. Potensi lain yang
ditemukan oleh peneliti adalah keinginan guru untuk membuat media
pembelajaran. Pada kenyataanya, penggunaan media pembelajaran masih
sangat terbatas, bahkan di kelas bawah tidak ditemukan penggunaan media
pembelajaran IPA. Potensi yang ada akan menjadi masalah bila tidak
dimanfaatkan dengan maksimal. Selain melakukan identifikasi masalah
dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
dengan pembelajaran IPA di kelas I. Langkah selanjutnya peneliti
melakukan analisis hasil wawancara dan hasil observasi untuk mengetahui
ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan siswa dalam pembelajaran
IPA di kelas. Analisis kebutuhan kemudian digunakan oleh peneliti untuk
membuat kuesioner analisis kebutuhan. Pembuatan kuesioner
memperhatikan karakteristik media Montessori dan karakterisitik anak usia
kelas I SD. Kuesioner diberikan kepada siswa dan guru kelas I SD. Sebelum
disebarkan kepada siswa dan guru instrumen kuesioner divalidasi terlebih
dahulu oleh ahli bahasa dan guru SD Setara, serta di uji keterbacaannya oleh
siswa kelas I SD Setara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan
kuesioner sebelum digunakan. Selain itu peneliti juga melakukan uji
keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas I SD
setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan
siswa terhadap kalimat pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.
Selanjutnya peneliti melakukan revisi berdasarkan analisis uji keterbacaan
oleh guru dan siswa. Setelah di revisi analisis kebutuhan diberikan kepada
guru dan siswa kelas I SD Penelitian.
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini
peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan dibuat. Pada tahap
perencanaan ini peneliti membuat konsep media pembelajaran uang akan
dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru kelas 1. Peneliti
mulai merancang desain media pembelajaran dan album petunjuk
penggunaanya. Desain media pembelajaran tersebut selanjutnya
dikonsultasikan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Montessori untuk diberi saran dan masukan. Kemudian peneliti melakukan
revisi desain berdasarkan saran dan masukan para ahli. Kemudian, media
pembelajaran dibuat berdasarkan desain yang telah direvisi. Peneliti juga
membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti tes
dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes yang telah dibuat digunakan
sebagai pretest dan posttest. Instrumen dibuat dengan bentuk pilihan ganda.
Sebelum dijadikan instrumen pretest dan posttest pada SD Penelitian,
peneliti melakukan uji empiris terlebih dahulu pada SD setara untuk
mengetahui kevalidan soal. Hasil uji Empiris diolah dengan menggunakan
Test Analysis Program untuk mengetahui validitas dan reabilitas intrumen
tes. Peneliti melakukan revisi soal jika dalam instrumen test terdapat soal
yang tidak valid. Setelah melakukan uji empiris dan soal telah valid, maka
instrumen test siap diujikan kepada siswa SD penelitian untuk pretest dan
posttest. Peneliti juga membuat kuesioner validasi produk untuk ahli dan
guru serta kuesioner tanggapan mengenai produk untuk siswa. Sebelum
digunakan, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli bahasa.
Selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa kelas I SD
Setara. Melalui hasil uji keterbacaan tersebut, peneliti dapat mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pernyataan pada kuesioner.
Hasil uji keterbacaan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan revisi.
Setelah diperbaiki, kuesioner mengenai tanggapan produk untuk siswa siap
untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal
produk. Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
KD 1.1 tentang panca Indera Manusia, pembuatan media dengan materi
tersebut dikembangkan berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran
Montessori yaitu (1) auto-education, (2) auto-correction, (3) menarik, (4)
bergradasi, dan (5) kontekstual. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan-
bahan yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran. Selain itu,
peneliti juga membuat album media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk pedoman penggunaan media pembelajaran. Setelah keduanya selesai
maka diperoleh prototipe media pembelajaran yang siap divalidasikan
kepada ahli.
Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media
pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat di validasi oleh ahli
pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan guru validasi dilakukan untuk
menilai kelayakan produk sebelum diuji coba secara terbatas di lapangan.
Setelah itu peneliti melakukan analisis mengenai kualitas media
pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan validasi dari para ahli. Peneliti
melakukan revisi produk apabila terdapat kekurangan dalam media
pembelajaran yang telah dibuat, setelah melakukan revisi produk maka
selanjutnya media pembelajaran tersebut siap digunakan untuk uji coba
terbatas.
Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas.
Produk yang telah dibuat, divalidasi dan telah direvisi diujikan kepada
10siswa kelas I SD Penelitian. Kesepuluh siswa tersebut diberikan posttest
dan pretest untuk mengetahui hasil belajar mereka, baik sebelum
penggunaan media pembelajaran maupun sesudah penggunaan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
pembelajaran. Pada akhir penelitian, peneliti membagikan kuesioner
tanggapan mengenai produk untuk siswa. Hasil validasi oleh ahli, guru dan
siswa selanjutnya menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk
melakukan revisi yang terakhir pada produk .
Rerata skor yang diperoleh dari penilaian validai produk sebesar 39,8.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran Panca Indera
Manusia termasuk dalam kategori sangat baik. Peneliti melakukan
perbandingan hasil posttest dan pretest. Dari hasil perbandingan pretest dan
posttest tersebut terjadi kenaikan nilai sebesar 22. Kenaikan hasil pretest
dan posttest menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran IPA materi
panca indera manusia berbasis Montessori memiliki kualitas yang sangat
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAB V
PENUTUP
Uraian dalam bab ini akan memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian,
dan saran. Berikut merupakan penjelasan masing masing dari subbab tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
5.1.1 Prosedur penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran IPA
materi panca Indera berbasis metode Montessori dimodifikasi menjadi 5
tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal
produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Pada tahap
potensi dan masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah melalui
observasi dan wawancara yang digunakan sebagai bahan untuk membuat
kuesioner analisis kebutuhan, pada tahap perencanaan, peneliti membuat
desain media pembelajaran, album media pembelajaran, instrumen test dan
validasi produk. Pada tahap pengembangan bentuk awal produk media
pembelajaran serta album media pembelajaran dibuat berdasarkan desain
yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap validasi produk, media
pembelajaran serta album media pembelajaran di validasikan kepada ahli,
pada tahap terakhir yaitu uji coba terbatas, media pembelajaran serta
album media pembelajaran yang telah divalidasi di ujicobakan pada siswa.
5.1.2 Kualitas media pembelajaran panca Indera berbasis Montessori sangat
baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil validasi yang mencapai 38,4.
Media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
materi panca Indera, hal tersebut dapat dilihat dari hasil perbandingan post
test dan pretest.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbasan peneltian meliputi:
5.2.1 Pembuatan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lama sehingga
berdampak pula pada pelaksanaan uji coba lapangan terbatas yang mundur
dari target yang telah ditetapkan.
5.2.2 Pelaksanaan uji coba lapangan terbatas sedikit tergesa-gesa karena hampir
berbenturan dengan ujian akhir semester.
5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya
antara lain:
5.3.1 Perencanaan waktu sebaiknya dikomunikasikan dengan tukang kayu yang
membantu dalam proses pembuatan media pembelajaran agar dapat selesai
dengan tepat waktu.
5.3.2 Perencanaan waktu sebaiknya dikomunikasikan dengan pihak sekolah
untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar diperoleh waktu yang
sesuai, sehingga pada saat implementasi tidak tergesa-gesa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asyari, Muslichah. (2006). Penerapan Sains Tekonologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas.
Asyhar. (2012). Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Referensi.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi dan Standar Kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Collete, Chiappetta. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools (3rd ed.) New York: Merril.
Crain. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cresswell. (2012). Reserch desigen: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gutek. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan orangtua
didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hainstock. (1997). The essential Montessori. USA: Penguin Books. Johnson. (2010). Contextual teaching & learning: Menjadikan kegiatan belajar-
mengajar mengasyikkan dan bermakna. (I. Setiawan, Penerj.) Bandung: Kaifa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Diriku. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lillard. (1996). Montessori today : A comprehensive approach to education from
birth to adulthood. New York: Schocken Books.
__________. (1997). Montessori in the classroom : A teacher's account of flow.
New York: Schocken Books. Mardapi, Djemari. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Montessori. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company.
Pratisti. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Rosyida, Dede. (2002). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan baru).
Jakarta: Gaung Persada.
Sudjana, Ahmad. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,
kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.
_______. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.
_______. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suparno. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Surjani. (2010). Dasar-Dasar Sains. Jakarta: Indeks.
Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group. Throwbridge, Beybe. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher.
University Of Virginia: Merril Publishing Company.
Widoyoko. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
________. (2015) Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Peneliti : Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun
terakhir ini dalam bidang akademik?
Kepala sekolah : untuk prestasi akademik tingkat kabupaten belum ada, hanya
juara 2 atau 3 tingkat kecamatan.
Peneliti : nah, untuk prestasi non akademik satu tahun terakhir ini apa
saja ya pak?
Kepala sekolah : non akademik lomba voli, sepak bola, dsb
Peneliti : oh ya baik pak, lalu bagaimana untuk hasil UN yang diraih
siswa selama lima tahun terakhir ini khususnya dalam mata
pelajaran IPA?
Kepala sekolah : kebetulan saya baru menjabat 3 tahuhn mbak, untuk mata
pelajaran IPA tahun kemarin nilai tertinggi 90 mbak. Belum
pernah mendapat 100.
Peneliti : lalu, bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain pak? Apakah selalu
yang tertinggi, sejajar, atau malah yang terendah?
Kepala sekolah : ya kelihatannya sejajar dengan mata pelajaran lain. Hanya saja
untuk mata pelajaran IPA dan Matematika memang dirasa
cukup sulit ya, hal ini dikarenakan pemahaman konsep yang
kurang dari kelas bawah.
Peneliti : pertanyaan yang selanjutnya ya bu, media pembelajaran apa
saja yang sudah tersedia di sekolah?
Kepala sekolah : media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah yaitu kit
IPA.
Peneliti : kemudian pak, apakah media pembelajaran yang sudah ada
disimpan dan dirawat dengan baik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Kepala sekolah : iya mbak, tapi media pembelajaran KIT IPA hanya untuk
kelas atas. Untuk kelas bawah belum ada media pembelajaran
yang digunakan
1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti :Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di kelas?
Guru : kalau di kelas belum ada mbak.adanya di sekolah, seperti KIT,
itupun untuk kelas atas
Peneliti : kalau untuk materi panca indera manusia manusia sudah ada
belum ya
Guru : dulu sih pernah punya ya mbak, seperti gambar-gambar itu, tetapi
karena jarang dipakai dan perawatannya kurang jadinya rusak
mbak.
Peneliti : berarti untuk sekarang ini belum ada ya bu?
Guru : kalau sekarang ya belum mbak.
Peneliti : lalu, untuk menjelaskan materi panca indera manusia manusia
menggunakan apa ya bu?
Guru : ya dengan mengajak siswa untuk membaca materi dari buku-buku
cetak dan LKS mbak.
Peneliti : pertanyaan selanjutnya ya bu, apakah ibu pernah membuat sendiri
media pembelajaran untuk pembelajaran IPA?
Guru : selama ini belum mbak.
Peneliti : pertanyaan berikutnya seputar penggunaan media pembelajaran
bu, apakah ibu pernah menggunakan media dalam pembelajaran
IPA?
Peneliti : nah, menurut ibu bagaimana pengaruh penggunaan media
pembelajaran bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran
IPA? apakah bisa membuat siswa lebih paham atau tidak?
Guru : ya bisa jadi anak lebih paham.
Peneliti : alasannya apa ya bu?
Guru : ya alasannya mungkin akan lebih bisa menangkap materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
pembelajaran, materi akan mudah ditangkap jika menggunakan
media pembelajaran.
Peneliti : pertanyaan yang selanjutnya ya bu, bagaimana keaktifan dan
kemandirian siswa dalam menggunakan media pembelajaran?
Guru : rata-rata lebih aktif sih mbak.
Peneliti : contoh keaktifan dan kemandiriannya bagaimana ya bu?
Guru : anak akan lebih asyik dengan media pembelajaran yang
digunakan, misal kalau menggunakan gambar, anak bisa mandiri
dari melihat dan membaca gambar.
Peneliti : lalu, apakah siswa dapat menemukan kesalahan dan jawaban yang
benar melalui media pembelajaran yang digunakan?
Guru : ya pasti iya, siswa dapat menemukan jawaban dari keterangan
dan gambar.
Peneliti : apakah ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi
pembelajaran IPA?
Guru : iya sulit.
Peneliti : alasannya apa ya bu?
Guru : alasannya mungkin karena materinya sulit untuk dibayangkan
oleh anak kelas I.
Peneliti : mungkin maksud ibu materinya abstrak?
Guru : ya itu mbak.
Peneliti : faktor apa saja yg menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam pembelajaran IPA?
Guru : ya kurangnya media pembelajaran, karena dengan menerangkan
saja, siswa- siswa akan sulit membayangkan materinya.
Peneliti : apakah ada faktor lain, misal dari siswanya bu?
Guru : dari siswa juga iya mbak, siswa kurang semangat ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Siswa 1
Peneliti : pertanyaan yang pertama ya, bagaimana pendapatmu mengenai
pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?
Siswa : ya biasa saja.
Peneliti : kok biasa saja, alasannya kenapa?
Siswa : ya biasa aja, seperti pelajaran lain.
Peneliti : saat pembelajaran IPA, kamu senang atau bosan?
Siswa : kadang bosan.
Peneliti : apa alasannya?
Siswa : hanya menulis, aku malas
Peneliti : oh gitu, lanjut ke pertanyaan berikutnya ya. Apakah gurumu
pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Seperti
pakai suatu alat untuk memperagakan materi. Itu lho seperti waktu
matematika dan kalian menggunakan gunting untuk berhitung.
Siswa : enggak pernah
Peneliti : kalau kira- kira guru menggunakan alat seperti itu bagaimana?
Seperti gambar warna – warni trus bagian- bagian tubuh seperti puzzle?
Siswa : ya senang
Peneliti : kenapa senang?
Siswa : Ya, bisa sambil main.
Peneliti : jadi akan lebih senang ya kalau pake seperti itu?
Siswa : iya, enggak bosan.
Siswa 2
Peneliti : pertanyaan yang pertama ya, bagaimana pendapatmu mengenai
pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?
Siswa : ya biasa aja sih.
Peneliti : kok biasa saja kenapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Siswa : ya cuma gitu-gitu aja.
Peneliti : nah berarti kamu senang ndak dengan pembelajaran IPA yang
dilakukan selama ini?
Siswa : ya lumayan tapi yang bagian tubuh malas.
Peneliti : oh gitu, kalau panca indera manusia susah ndak?
Siswa : tidak sih, ya agak susah. Cuman menyebalkan
Peneliti : alasannya?
Siswa : kalau suruh mengamati hidung atau apa gitu suka di tertawakan.
Peneliti : loh mengapa?
Siswa : katanya pesek.
Peneliti : wah berarti untuk panca indera bisa menggunakan panca indera
yang dibuat dari kayu atau plastik ya? Seperti patung begitu?
Siswa : iya. Biar nggak diece.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
1.9 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
3.3 Soal Tes dalam Uji Empiris
berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar!
1. alat indera kita terdiri dari.........
a. mata, hidung, telinga, kulit
b. hidung, mata, telinga, kulit, lidah
c. hidung, mata, mulut, telinga, lidah
d. lidah, bibir, telinga, mata
2. kita dapat merasakan rasa asin pada garam, rasa manis pada gula, serta
rasa asam pada jeruk nipis dengan menggunakan alat Indera kita
yaitu.........
a. mulut
b. bibir
c. lidah
d. gigi
3. untuk mengetahui warna pada buah jeruk, kita dapat menggunakan alat
indera kita yaitu.......
a. hidung
b. mata
c. lidah
d. tangan
4. kita dapat membedakan pasir yang kasar dengan tepung yang halus dengan
menggunakan alat indera kita yaitu.........
a. jari tangan
b. kulit
c. hidung
d. mata
5. jika kita mencelupkan tangan kita pada gelas yang berisi es teh manis
maka akan terasa........
a. manis
b. segar
c. dingin
d. hambar
6. kita dapat mencium bau bunga yang wangi, dan bau ikan yang manis
dengan mengunakan alat indera kita yaitu....
a. tangan
b. mulut
c. hidung
d. dirasakan dengan lidah dan gigi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
7. melihat tv dengan jarak yaang tidak terlalu dekat dapat menjaga kesehatan
alat indera kita yaitu......
a. kulit
b. hidung
c. tubuh
d. mata
8. mendengarkan musik yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan
pada......
a. telinga kita
b. kulit kita
c. kaca- kaca
d. hidung
9. mandi dua kali sehari dapat menjaga kesehatan........... kita
a. kulit
b. gigi
c. mata
d. lidah
10. sikat gigi harus kita lakukan paling sedikit........ kali sehari.
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
3.4 Output TAP untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 4 Validasi Produk
4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran
oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
4.5 Lembar Validasi Album oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 6 Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Panca Indera Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
CURICULUM VITAE
Achichi Ola Adillita merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara yang lahir di Wonogiri, 24
Februari 1995. Pendidikan dasar diperoleh di
SD N I Manyaran dan lulus pada tahun 2007.
Pendidikan menengah pertama diperoleh di
SMP N I Manyaran dan lulus pada tahun 2010.
Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di
SMA N 2 Wonogiri. dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama
menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di
luar perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI