Pendidikan Montessori
-
Upload
cutiegadget -
Category
Education
-
view
10.384 -
download
88
description
Transcript of Pendidikan Montessori
MODEL PENDIDIKAN MONTESSORI
Aninditya H. Andaninggar
Arafani Saezarina Soe’oed
Dien Nurdini Nurdin
Dian Pratiwi Saraswati
Fitri Arlinkasari
Ratih Rizki Retinofa
SEJARAH MODEL PENDIDIKAN MONTESSORI
SEJARAH MONTESSORI (1)
Nama “Montessori” diambil dari nama pendirinya: Maria
Montessori
Lahir di Chiaravalle, Italia, 1970. Kuliah Kedokteran bidang
spesialisasi Pediatric
Pernah bekerja di rumah sakit jiwa• Mulai tertarik
dengan anak-anak berkebutuhan khusus
• Melakukan observasi untuk memahami kebutuhan anak & mengembangkan metode belajar yang sesuai
• Ternyata anak “untouchable” merespon metode belajar tsb. masalah bukan terletak di anak, tetapi dari lingkungan dan pendekatan orang dewasa
• Mulai dipanggil sebagai “Guru”
SEJARAH MONTESSORI (2)
Mendirikan sekolah Casa dei Bambini
(Children’s House) di
Roma, tahun 1907
Ditujukan untuk anak-
anak marginal bawah sebagai tempat
penitipan selama
orang tua mereka bekerja
Menciptakan lingkungan sekolah yang baik dan nyaman:• Metode
belajar dikembangkan sesuai ciri perkembangan anak
• Penyesuaian ukuran alat-alat sekolah dengan tangan anak-anak
Sekolah yang
dikembang-kan berhasil membentu
k anak menjadi
pembelajar yang rajin
Hasil observasi di
sekolah dirangkum
dalam tulisan &
teori-teori yg
kemudian berkembang menjadi
dasar program
pendidikan untuk anak-
anak
Dasar Pemikiran Montessori
Montessori memandang anak apa adanya
Menciptakan lingkungan yang memberikan penyaluran potensial tertinggi anak (fisik, spiritual, emosional, dan intelektual)
Dasar pemikiran dari 3 tokoh yaitu :
• J.J. Rousseau kunci keberhasilan dengan melihat keunikan masing2 anak dan mengajarkan hal yang konkrit
• Johann Pestalozzi sensitivitas anak harus dilatih secara terus menerus dan bertahap (sederhana menuju kompleks)
• Froebel menciptakan pendidikan formal untuk anak di bawah 6 tahun. Menggunakan permainan
Ketiga tokoh menekankan : potensi bawaan dan kemampuan anak akan berkembang sesuai dengan kondisinya, peran lingkungan hanya memberikan arahan dan bimbingan yang tepat
Montessori percaya bahwa ada hubungan kerja sama dan saling mengisi antara anak-anak dengan orang dewasa
Anak dapat memberikan contoh perilaku kepada orang dewasa yang patut ditiru
• Konsentrasi dan gigih mengerjakan pekerjaan yang menjadi pilihan
• Dapat berespon pada realitas (tanpa harus berpura-pura)
•Observasi•Kebebasan anak•Persiapan anak menghadapi lingkungan
3 prinsip penting dalam
menciptakan sistem
pendidikan :
TUJUAN MODEL PENDIDIKAN MONTESSORI
TUJUAN MODEL PENDIDIKAN MONTESSORI
Tujuan ada di dalam diri anak
Rancang bangun individu setiap manusia harus dibiarkan berkembang
• dapat memenuhi kebutuhan hidupnya • dapat menjalankan tugas kemasyarakatannya
Metode Montessori bertujuan sebagai pengantar prinsip, agar anak-anak mereka dapat memasuki kesenjangan pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan yang matang
• dimulai pada usia prasekolah
Membantu para orang tua dalammenerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka
Pendekatan Montessori terhadapPerkembangan Anak
•Sensitive Periods•Absorbent Mind
2 macam alat bantu internal
dalam perkembangan
anak untuk memahami lingkungan :
(Lillard, 1972 dalam Syarif, 2001)
Sensitive Periods
Kumpulan-kumpulan waktu dalam kehidupan anak di mana ia terpikat dengan satu karakteristik dari lingkungannya dan menghilangkan yang lain-lainnya (Lillard, 1972 dalam Syarif, 2001)
Paling banyak terjadi pada usia kanak-kanak awal (Hainstock, 1997)
Perlu dikenali oleh orang dewasa untuk memfasilitasi anak dalam memahami dan menguasai lingkungannya pada puncak periode sensitif tertentu (Hainstock, 1997)
Sensitive Periods
Usia Periode Sensitif
Lahir – 3 tahunPikiran dapat menyerapPengalaman-pengalaman sensoris
1,5 – 3 tahun Perkembangan bahasa
1,5 – 4 tahunKoordinasi dan perkembangan ototMinat pada benda-benda kecil
2-4 tahunPeneguhan gerakanMinat pada kebenaran dan realitasMenyadari urutan dalam waktu dan ruang
2,5 – 6 tahun Peneguhan sensoris3 – 6 tahun Rawan pengaruh orang dewasa
3,5 – 4,5 tahun Menulis4 – 4,5 tahun Kepekaan indra
4,5 – 5,5 tahun Membaca
Absorbent Mind
Secara tidak sadar mengumpulkan informasi dari lingkungan dan mempelajarinya dengan kecepatan yang tinggi (Britton, 1992 dalam Syarif, 2001)
Orang dewasa sebaiknya mengarahkan anak dalam memperoleh informasi tanpa menghilangkan kelulasaan anak untuk mengeksplorasi lingkungannya
Merupakan proses pembentukan akal anak sampai sedikit demi sedikit ia telah membentuk ingatan (memory), kekuatan untuk memahami (understand), serta kemampuan untuk menalar (reasoning) (Lillard, 192 dalam Syarif, 2001)
Pengajar dalam Pendekatan Montessori
Pengajar dalam pendekatan Montessori directress/guide
Pendekatan yang digunakan guru Montessori tidak langsung untuk membebaskan potensi individu demi pembentukan perkembangan diri (Lillard, 1972 dalam Syarif, 2001)
Peran Guru Montessori (1)(Anna Burke Neubert, 1973)
Penyambung dinamis antara anak dengan lingkungan yang siap (prepared environment)
Pengamat sistematis terhadap anak dan seorang yang menjelaskan (interpreter) kebutuhan-kebutuhan anak
Eksperimenter, menyesuaikan dengan lingkungan untuk memenuhi persepsinya terhadap kebutuhan dan minat anak, dan secara obyektif mencatat hasilnya
Programmer, mempersiapkan lingkungan dan mempertahankannya dalam kondisi yang sempurna, menambahkan dan menghilangkan materi yang dibutuhkan
Penilai (evaluator), menentukan efektivitas pekerjaannya sendiri dan lingkungannya, menilai kemajuan tiap-tiap anak
Menghargai anak dan berperan sebagai pelindungnya
Peran Guru Montessori (2)(Anna Burke Neubert, 1973)
Penyokong (supporter), memberikan kehangatan, keamanan, stabilitas, dan penerimaan tanpa menilai kepada tiap-tiap anak
Fasilitator dalam komunikasi di antara anak-anak dan dalam usaha anak untuk berkomunikasi dengannya serta harus menjelaskan kemajuan anak dan pekerjaannya kepada orang tua, karyawan sekolah, dan kepada masyarakat
Demonstran (demonstrator), membawakan pelajaran-pelajaran secara jelas, menarik, dan relevan kepada anak
Seorang contoh konsisten yang baik dari tingkah laku yang diinginkan bagi anak, mengikuti aturan-aturan dasar kelas, menampilkan ketenangan, konsistensi, keanggunan dan sopan-santun, memberi contoh dan menghargai setiap anak
Peacemaker, secara konsisten mengajar tingkah laku sopan dan pemecahan masalah
Diagnotician, mampu menjelaskan pola penyimpangan, dan tanpa menilai menerima setiap anak
Metode PengajaranPendekatan Montessori
Metode Pengajaran
• Pendekatan Montessori memberikan kesempatan kepada anak untuk “menemukan” (discover) lingkungannya melalui permainan, percobaan
• Langkah-langkah dilakukan secara bertahap dan meningkat sedikit demi sediaakit dari yang amat sederhana sampai yang terlihat kompleks
• Pelatihan awal dalam pendekatan Motessori dilakukan melalui latihan sensoris yang mencakup latihan panca indra, terutama indra peraba
• Montessori mendidik dengan cara mengajari, bukan mengoreksi (teach by teaching, not by correcting)
• Usaha dan pekerjaan anak dihargai sebagaimana adanya
• Rapor tidak menggunakan sistem ranking, seperti angka atau nilai A, B, dan C anak-anak tidak dipicu kompetisinya
• Tidak mengenal sistem hukuman dan imbalan (reward and punishment)
Evaluasi Hasil Belajar
5 Area yang Menjadi Pusat Latihan
Kehidupan praktis
(practical life)
Penginderaan (the sensorial
area)
Kemampuan matematika
(mathematics)
Kemampuan bahasa
(language art)
Kebudayaan (cultural activies)
Kehidupan Praktis (Practical Life)
• Anak diberi kesempatan untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitar mereka misal: menyapu, mencuci piring, membersihkan kaca, membuka dan menutup kancing atau resleting, memakai sepatu
• Anak belajar membantu diri mereka sendiri (self help) dan mengembangkan kebiasaan bekerja dengan baik
• Anak belajar bahwa semua itu dilakukankarena tanggung jawab, bukan karenamengharapkan hadiah.
Penginderaan (The Sensorial Area)
• Pengembangan panca indera dalam rangka mempersiapkan anak untuk bicara, membaca, menulis, dan aritmatika
• Anak belajar: menilai, memisahkan & membedakan dimensi, tinggi, berat, warna, suara, bau
• Anak mengembangkan bahasa dan kosa kata, kontrol otot,serta koordinasikan mata-tangan
Kemampuan Matematika (Mathematics)
• Yang dipelajari: konsep dasar kuantitas/jumlah, angka-angka yang lebih besar, operasi matematika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), pengukuran (seperti mengukur jarak, liter, besar kecil, dan lain-lain)
• Pengajaran: menggunakan sesuatu yang ada dalam lingkungan anak atau hal yang disenangi anak
• Angka dipelajari sebagai bagian rutinitas sehari-hari anak terbiasa menggunakan angka-angkadalam kegiatan yang dilakukannya
Kemampuan Bahasa (Language Art)
• Mencakup: pengembangan bahasalisan, tulisan, membaca, tata bahasa,dramatisasi, dan kesusesteraan anak-anak
• Bahan untuk bahasa tulisan diperkenalkan pertama kali kepada anak melalui huruf-huruf yang dapat dipindahkan lalu anak mulai diperkenalkan tentang komposisi/susunan kata, kalimat dan seluruh cerita
Kebudayaan (Cultural Activies)
• Anak-anak diperkenalkan mempelajari geografi, sejarah, IPA (tentang tumbuhan, binatang, fisika sederhana), musik, seni, tata boga (masakan khas daerah)
• Anak belajar melalui latihan individual, kelompok, dan aktivitas latihan lain (seperti diskusi) mengenai dunia sekitar mereka, pada saat ini dan masa lalu
Metode Pengajaran Montessori Anak Usia Prasekolah
Hainstock (2002) metode pengajaran untuk anak usia prasekolah menitik beratkan pada 4 area:
situasi praktis
sensoris awal
membaca dan
menulisaritmatika
Situasi Praktis
• Latihan dirancang untuk mengajari anakpada pekerjaan dalam lingkungan
• Latihan hidup praktis ini, biarkan anak:- mengamati pekerjaan yang melibatkan perawatan rumah- membantu menyelesaikan pekerjaan yang mereka inginkan- mengetahui bahwa segalanya harus dilakukan secara teratur dan bersih
• Ajari anak untuk bertanggung jawab terhadap ruangan dan barang milikinya berikanlah tugas-tugas sedaerhana yang harus dia kerjakan
• Latihan tidak hanya berkenaan dengan pekerjaan rumah, tapi juga berkenaan dengan keterampilan mengurus diri sendiri
Contoh Latihan Situasi Praktis –Mengikat Tali Sepatu
Usia 3 ½ - 5 tahunPeralatan : sepatu kulit bertali atau papan kerjaPeragaan :1) Tempatkan sepatu di atas meja di depan anak2) Lepaskan tali sepatu secara perlahan3) Talikan sepatu, dengan gerakan yang diperlambat
sehingga anak dapat melihat bagaimana arah tali sepatu berlawanan dengan yang lain melalui lubang yang berurutan
4) Sederhanakan penalian sepatu
Tujuan kegiatan :1) Melatih kemandirian anak mengenakan sepatunya
sendiri2) Mengembangkan kerja sama antara tangan-mata dan
pengendalian otot-ototKontrol kesalahan :
Jika menalikannya tidak tepat, sepatu akan tampak kacau
Sensori Awal
• Latihan sensoris (sensorial exercises) untuk mengembangkan panca indera dan mempersiapkan suatu dasar untuk bicara, menulis, dan aritmatika dengan menggunakan materi-materi sensoris
• Hal yang perlu diperhatikan :- mencermati kesesuaian usia anak dengan usia yang dituju pada setiap latihan- setiap tahap mengarah ke tahap berikutnya latihan dalam pola teratur dan progresif
PEMBELAJARAN TIGA-TAHAP
• Tujuan: membantu anak memahami materi-materi pelajaran secara lebih baik dan memungkinkan pengajar untuk melihat seberapa jauh anak menangkap dan menyerap apa yang telah pengajar tunjukkan kepadanya
• Sangat membantu anak meningkatkan perbendaharaan kata-katanya• Ketika bekerja dengan materi, tunjukkan perbedaan masing-masing benda
kepadanya dan lakukan perbandingan, misal: besar – kecil, kasar – halus, ringan – berat, banyak – sedikit, besar – lebih besar – paling besar, kecil – lebih kecil – paling kecil
Tahapan dalam PEMBELAJARAN TIGA-TAHAP:
• Tahap pertama: pengenalan identitas (recognition of identity) membuat hubungan antara benda yang sedang ditunjukkan dan namanya. “Ini adalah ____.”
• Tahap kedua: pengenalan sesuatu yang berbeda-beda (recognition of contrasts) menyakinkan bahwa anak memahami, misalnya dengan mengatakan, “Berikan saya ____.”
• Tahap ketiga: membedakan antara benda-benda yang serupa (discrimination between similar objects) tunjukkan bermacam-macam benda, kemudian katakan, “Benda apa ini?”
Membaca dan Menulis
• Persiapan menulis secara tidak langsung diperoleh dengan pengembangan dan pemantapan indera sentuhan, penglihatan, dan suara
Misal: penyempurnaan gerakan tangan dan jari-jari
(mempersiapkan anak latihan memegang pensil) kegiatan materi silinder , bangun geometri
pengembangan sensitivitas sentuhan kegiatan papan kasar dan halus, keranjang tenun, dan lain sebagainya
KegiatanSilinder dan Kotak Penyimpanan
• Usia 2 ½ - 5 tahun• Peralatan yang dibutuhkan:
Empat kotak masing-masing terdiri dari 10 silinder yang ada di dalam 10 lubang
Kotak A: tinggi sama, diameter mengecil secara gradasif
Kotak B: diameter sama, panjang menurun secara gradasif
Kotak C: diameter & tinggi menurun secara gradasif
Kotak D: diameter meningkat, panjang menurun secara gradatif
Peragaan:1) Letakkan kotak A di atas meja 2) Keluarkan silinder yang ada di dalam kotak dengan hati-hati3) Kembalikan lagi silinder-silinder secara berurut, kemudian
secara acak4) Ulangi lagi prosedur di atas untuk kotak B, C, dan D5) Buatlah posisi kotak seperti gambar di bawah
6) Selanjutnya lakukan latihan ini dengan cara menutup mata
Tujuan Kegiatan :1) Pendidikan visual dan sentuhan mengena
dimensi-dimensi yang berbeda2) Persiapan untuk memegang pensil (grip)3) Kerja sama otot-otot tangan dan bahu
KegiatanPapan Kasar dan Halus
Usia 2 ½ - 4 tahunPeralatan : 3 papan kayu persegi panjangPeragaan :1) Tunjukkan kepada anak bagaimana rasa permukaan papan,
dengan perlahan-lahan dari atas sampai bawah – dengan meraba sampai 1 ½ permukaan, kemudian pada permukaan yang lain
2) Jelaskan kepada anak: “Papan ini halus” , “Papan ini kasar”3) Tambahkan papan kedua dan ketiga secara perlahan bila anak
nampak sudah menguasai, dengan menggunakan petunjuk yang sama
4) Bila anak telah mengerti latihan ini, doronglah anak untuk melakukannya dengan mata terpejam/tertutup
Tujuan Kegiatan : Mempertajam indera perabaMengembangkan kesadaran akan strukturMengembangkan sentuhan ringan atau halus yang
diperlukan untuk menulis
Kontrol kesalahan :Ketidakmampuan membedakan tekstur-tekstur yang berbeda
Membaca
• Bunyi huruf-huruf dipelajari secara individual• Bunyi digabungkan untuk membentuk kata-kata pendek
Langkah dasar pengembangan kosakata:• Berbicaralah dengan jelas kepada anak-anak – hindari berbicara
seperti anak kecil• Ajarkan nama-nama orang dan benda dengan benar• Bacakan sesuatu kepada anak• Berikan buku-buku yang baik untuk dilihat – ingatlah bahwa
gambar-gambar merangsang imajinasi dan membawanya pada pembicaraan
• Bicaralah kepadanya• Dengarkan anak ketika dia berbicara• Biarkan mereka mendengarkan rekaman-rekaman• Doronglah anak untuk berbicara dengan anak lain dan orang
dewasa• Ketika belajar berbagai macam materi, bandingkan dan bedakan
(besar-kecil, besar-lebih besar-paling besar, dan sebagainya)• Manfaatkan pembelajaran tiga-tahap
Contoh Latihan Membaca –Abjad yang Dapat Dipindah
Usia 4 – 5 tahunPeralatan : abjad yang dapat dipindahPeragaan :1) Berilah kotak huruf kepada anak dan
bermacam-macam gambar yang disertai nama benda
2) Mintalah anak mengeja huruf satu per satu dalam kata tersebut
3) Berikan daftar kata-kata yang sudah dikenal (mis: ibu, ayah, apel, dll) dan biarkan mereka meneruskan langkah yang sama
4) Tunjukkan kotak huruf pada anak dan mintalah mereka memilih berbagai huruf. Bila mereka bisa melakukannya dengan mudah, pilihlah kata tiga huruf dan tanyakan, “Huruf apa yang kita dengan jika saya mengucapkan kata ‘ibu’?” bersamaan dengan mengatakan masing-masing huruf, minta anak untuk memilih huruf dari kotak huruf dan letakkan di depannya. Lanjutkan sampai anak dapat melakukannya sendiri
5) Begitu anak sudah menguasai lebih jauh, berikan kotak kecil berisi potongan gambar benda yang memiliki nama 3 huruf. Minta mereka meletakkan gambar benda tersebut di atas meja dan dengan huruf-huruf yang disusun di sampingnya
Tujuan Kegiatan :Belajar menganalisis huruf dalam membentuk kata-kata sebagai persiapan untuk membaca, menulis, dan mengeja
Aritmatika
• Proses belajar awal aritmatika dan angka-angka hendaknya dibangun saat anak berusia 3 tahun
• Untuk anak usia di bawah 5 tahun pemainan sederhana seperti menghitung jari kaki maupun jari tangan dapat dilakukan sebagai suatu awal pembelajaran
• Belajar aritmatika untuk anakprasekolah dibatasi dari 0 sampai 10
Langkah dalam belajar dasar aritmatika:
• Balok angka pengenalan pertama terhadap kuantitas, mengajarkan urutan angka-angka kepada anak yang sebenarnya
• Angka sandpaper belajar nama angka dan bagaimana angka tersebut ditulis
• Spindle box pertama kali berkenalan dengan angka 0 yang berarti tidak ada
Kegiatan Balok-Balok Angka
Usia 3 – 5 tahunPeralatan : Balok-balok angka Kartu-kartu kecil dengan angka 1 sampai 10 yang
dituliskan di dalamnyaPeragaan :1) Letakkan balok no. 1 pada meja dan katakan “satu”2) Letakkan lagi balok no.2 secara paralel di atas balok
no.1 dan katakan “dua”; kemudian tunjuk masing-masing angka, dan katakan “satu, dua”
3) Lakukan hal yang sama sampai balok no.10 dan jelaskan pada masing-masing bagian bahwa “dua adalah lebih besar daripada satu” dan lain sebagainya
Tujuan Kegiatan :Memperkenalkan lebih lanjut angka-angka kepada anak dan hubungan nama dengan kuantitasnya
Kegiatan Angka Sandpaper (Ampelas)
Usia 3 -5 tahunPeralatan : Angka-angka sandpaper Alat hitung (kepingan, kancing, batu, dll) sebanyak 45 buahPeragaan :1) Tunjukkan kepada anak 2 sendi pertama pada jari telunjuk
dan jari tengah. Lenturkan jari tersebut dan tunjukkan bagaimana cara kerjanya, jelaskan bahwa dua jari tersebut akan melakukan pekerjaan dalam kegiatan ini
2) Mulailah dengan angka nol, jelaskan bahwa angka ini tidak berarti apa-apa, dan telusuri angka nol dengan kedua jari
3) Katakan angka “satu”, sambil Anda meletakkan angka tersebut di lantai di sebelah angka nol. Telusuri angka satu ini dan letakkan satu alat hitung di bawahnya untuk menunjukkan bahwa angka satu lebih besar daripada nol
4) Setiap angka baru diperkenalkan, ulangi dan hitunglah: 0, 1, 2, 3, 4
5) Berikan nilai pada lambang-lambang dengan menempatkan alat hitung yang sesuai dengan angka yang dimaksud. Tunjukkan bahwa dua lebih besar dibanding satu, dan seterusnya
6) Pastikan anak mengetahui dan memahami arti angka nol sampai empat; kemudian lanjutkan dengan cara yang sama sampai angka sembilan
Tujuan Kegiatan :• Memperkenalkan angka-angka kepada anak dan
mengajari mereka hubungan antar nama angka dan kuantitas yang dimaksud
• Memperkenalkan bentuk angka dan mengajarkan bagaimana suatu angka dibentuk (menelusuri angka dengan jari)
Kegiatan Spindle Box
Usia 3 – 5 tahunPeralatan : spindle boxPeragaan :1) Keluarkan spindle (gelondong) dari semua kompartemennya2) Mulailah dengan kompartemen yang pertama, katakan dengan keras
angka yang tertulis pada kompartemen itu, kemudian letakkan kembali spindle tersebut sambil mengeluarkan angka yang dimaksud
3) Lanjutkan dengan cara yang sama untuk masing-masing kompartemen sampai semua spindle diletakkan kembali di dalam kotak
Tujuan : Mengajarkan hubungan antara angka-angka dengan kuantitas Mengenalkan angka nol
Metode Pengajaran Montessori Anak Usia Sekolah Dasar
Mencakup dua area:1) kemampuan matematika2) kemampuan bahasakedua bidang ini merupakan bidang-bidang yang
menjadi landasan dan diperlukan untuk memahami pelajaran yang diberikan di sekolah
Penguasaan anak pada dua bidang ini menunjang keberhasilan belajar di masa yang akan datang
Kemampuan Matematika
• Urutan dalam mengajarkan keterampilan matematika :1) mengajarkan nama kuantitas (misal: 1, 2, 3,….)2) mengajarkan simbol kuantitas (misal: +, −, x, ÷)3) memadukan kedua hal tersebut
• Penggunaan materi manipulatif dalam mempelajari konsep-konsep matematika dasar pada usia dini membantu anak memahami fakta dan menguasai keterampilan dasar operasi matematika
Contoh Latihan Kemampuan Matematika Papan Bilah Pengurangan
Usia 6 – 9 tahunPeralatan : Bahan-bahan papan bilah pengurangan Rangkuman tabel pengurangan Tabel pengurangan kosong untuk diisi anakPeragaan :1) Anak mengambil satu tabel pengurangan,
misalnya tabel pengurangan bilangan 52) Untuk soal 5-3, letakkan mistar putih pada papan
bilah menutupi seluruh angka di sebelah kanan bilangan 5
3) Letakkan mistar 3 biru di sebelah kiri mistar putih menyatu dengannya; jawaban yang ditunjukkan adalah 2
4) Anak mencatat hasil jawaban dan bisa mencocokkan jawabannya dengan rangkuman tabel keseluruhan
5) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai tabel-tabel terisi seluruhnya
Tujuan : Untuk memperkenalkan anak dengan suatu kerja sistematis tabel pengurangan
Kemampuan Bahasa
• Usia ideal belajar membaca: 4 ½ - 6 tahun • Salah satu kunci penting: jangan tergesa-gesa
mengajarkan anak membaca, tunggulah sampai anak siap untuk mulai belajar membaca
• Berbagai pengalaman berbahasa yang berbeda diperlukan untuk membangun dan memperkaya dasar anak untuk belajar membaca dan menulis
• Salah satu metode membaca yang sering digunakan adalah metode fonetik
Cara praktis u/mengembangkan kemampuan bahasa anak :• Doronglah rasa ingin tahu anak sejak usia prasekolah dengan cara
menjawab pertanyaan-pertanyaan anak yang seperti tidak ada • Berikan anak kesempatan mengembangkan serta memperkuat kecakapan
bahasanya melalui pembicaraan dengan orang dewasa• Biasakan berbicara dengan tepat serta gunakan pengucapan yang akurat
dan jelas (hindari percakapan dengan menggunakan gaya bicara bayi)• Jangan takut memperkenalkan kata-kata yang tidak umum digunakan
dalam keseharian• Doronglah anak untuk berbicara dengan anak lain dan orang dewasa• Mintalah anak untuk menceritakan pengalamannya dan sekaligus
menuliskannya, kemudian bacakan kembali pengalamannya sehingga anak mulai mengembangkan konsep kata tertulis
• Luangkan waktu untuk membaca apa saja kepada anak• Kenalkan anak pada perpustakaan dan bantulah dia
menumbuhkan minatnya untuk meminjam buku
Contoh Latihan Kemampuan BahasaFonetik dan Membaca
Usia 4 ½ – 5 ½ tahunPeralatan : Kotak-kotak benda dengan kartu nama Kartu-kartu gambar Kartu-kartu kalimat Buku-buku gambar
Peragaan :Langkah 11) Letakkan sebuah kotak yang terdiri dari 6 objek
dengan kartu nama yang dapat dicocokkan, yang terdiri dari 3 atau 4 huruf
2) Letakkan objek-objek itu di atas meja3) Berilah anak sebuah kartu nama dan mintalah dia
untuk membaca dengan suara yang keras4) Mintalah anak meletakkan kartu di bawah benda
yang sesuai dengan kartu5) Teruskan cara ini hingga anak mengerti dan mampu
melatih diri
Langkah 21) Gunakan prosedur yang sama dengan kartu-kartu gambar dan
cocokan dengan kartu-kartu kata2) Kenalkan kartu-kartu gambar; mintalah anak mencocokkan kartu-
kartu kata dengan gambar; kemudian mengucapkan kata tersebut
Langkah 3Tunjukkan kartu-kartu kalimat, dan biarkan anak melihat gambar-
gambar dan membaca kalimat tersebut
Langkah 4Anak membaca kalimat-kalimat yang ada dalam buku gambar.
Tujuan : pengenalan anak akan membaca
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MONTESSORI DI INDONESIA
From Frobel to Montessori (1)
1840: Frobel (WN Jerman) membangun Kindergarten
Visi Frobel: anak-anak sedekat mungkin dengan alam
Kindergarten berisi kegiatan penuh mainan & nyanyian penuh kesenangan
Akhir abad 19, muncul ide dari Montessori “kemerdekaan dalam usaha pendidikan sudah terbuka”
From Frobel to Montessori (2)
Maria Montessori dikenal dg “Montessori-scholen”-nya yang kini terdapat di seluruh dunia.
Montessori mendukung Fröbel: masa anak-anak akan mempengaruhi masa dewasa yang akan datang (perkembangan anak mempengaruhi perkembangan dewasa).
1907: Montessori mendirikan “Casa dei bambini” (“rumah untuk merawat anak-anak”).
Visi Casa deibambini :agar anak-anak berada di dalam rumah perawatan selama orang tuanya bekerja di pabrik, dan pada waktu petang diambil kembali oleh orang tuanya masing-masing.
From Frobel to Montessori (3)
Sekolah Montessori berbeda dengan sekolah Taman Anak Fröbel
Taman Anak masih terbatas untuk kaum atasan dan dalam beberapa hal dianggap kurang sesuai dengan jaman pada saat Montessori.
Montessori mendapatkan penghargaan luar biasa karena hasratnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan cara pendidikan bagi anak-anak umumnya, khususnya bagi anak-anak yang terhambat dalam perkembangan mental
Montessori memegang teguh dasar dan azas ilmu pengetahuan dalam segala penyelidikan. Berbagai percobaan telah dilakukan, sehingga pengetahuan pendidikan, teori-teori pendidikannya didasarkan bukti-bukti yang konkrit.
From Montessori to Ki Hajar Dewantara (1)
1941, Indonesia, Taman Siswa mendapat kehormatan berupa tinjauan langsung oleh ahli pendidik Montessori, namun dibatalkan karena saat itu Indonesia sedang perang melawan Belanda.
Pada tanggal 3 Juli 1922, perguruan nasional Taman Siswa, yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara membuka sekolah anak-anak kecil di bawah umur 7 tahun, yang dinamakan Taman Lare atau Taman Anak.
Selanjutnya “Taman Anak” “Taman Indria”: anak-anak di <7 tahun masih berada dalam periode perkembangan panca-inderanya.
Dasar tsb yang dipakai Fröbel untuk memberi bentuk, isi dan metodenya pada Kindergarten. Dasar itulah pula yang oleh Montessori digunakan untuk mewujudkan cita-cita pendidikannya bagi anak-anak.
Dasar-dasar sistem pendidikan Taman Siswa bagi anak-anak di bawah umur 7 tahun ini memodifikasi metode Fröbel dan metode Montessori, dan menyesuaikannya dengan adat Timur.
Taman Indria: awal mula terbentuknya sekolah Taman Kanak-kanak di Indonesia.
From Montessori to Ki Hajar Dewantara (2)
Montessori Kini (1)(case study: Jakarta Montessori School)
Dalam ranah pendidikan formal, model Montessori pertama kali digunakan di sekolah di Jakarta pada tahun 1981 sebagai pendidikan taman kanak-kanak dengan nama Sekolah Srikandi Montessori di bawah pimpinan Gloria Kalff
Untuk memenuhi tingginya pemintaan masyarakat atas model pendidikan Montessori, sekolah Srikandi Montessori mengembangkan sekolahnya menjadi sekolah bagi anak berusia 2-11 tahun (2 tahun hingga 6 SD)
Montessori Kini (2)
Pada tahun 1995, sekolah Srikandi Montessori berubah nama menjadi Jakarta Montessori School dengan tetap mengusung filosofi pendidikan Montessori beserta fasilitas, modul dan peralatan sekolah yang secara ekslusif diimpor langsung dari Neinhuis Montessori, Holland.
Montessori Kini (3)
Pada setiap kelas terdapat satu guru yang telah menguasai pendidikan Montessori dan seorang asisten guru
Guru harus terlebih dahulu menerima training resmi dari Montessori training center
Asisten guru harus memahami prinsip-prinsip perkembangan anak serta memiliki kemampuan mereka mengobservasi anak
Montessori Kini (4)
Saat ini, Jakarta Montessori School merupakan salah satu anggota the American Montessori Society, NYC, New York
• kemampuan bertransisi yang sangat baik • memiliki keingintahuan yang tinggi, • Sikap disiplin, inisiatif, pantang menyerah, dan sikap positif terhadap sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Jakarta Montessori School (JMS), siswa yang telah lulus dari JMS memiliki :
Montessori Kini (5)
Pemelajar pendidikan Montessori adalah pemelajar yang mampu beradaptasi.
Para pemelajar didorong untuk membuat keputusan bagi diri mereka sendiri sejak usia dini.
Pemelajar akan tumbuh sebagai good problem solver, decision maker & time manager
Para pemelajar Montessori di JMS juga didorong untuk saling bertukar gagasan dan mendiskusikan hasil pekerjaan mereka keterampilan berkomunikasi PENTING
Montessori Kini (6)
Pendidikan Montessori yang digunakan JMS berangkat dari prinsip :
• self-directed, • non-competitive activities, • menolong anak mengembangkan gambaran diri yang
positif (good self-images) • percaya diri dalam menghadapi tantangan serta
perubahan.