ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK
SECARA ONLINE DAN REALTIME
(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Septi Dharniati Ndraha
NIM : 092114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK
SECARA ONLINE DAN REALTIME
(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Septi Dharniati Ndraha
NIM : 092114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Pengharapanku,
Orang tua tercinta,
Frater Dion Lamere CMM
Abang dan adik-adik tersayang,
Teman dan Sahabat terkasih
Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
“Permulaan Hikmat Adalah Takut Akan TUHAN dan Mengenal Yang Maha Kudus Adalah
Penegertian” (Amsal 9;10)
“Be the best that you can be, and GOD will take care of your critics” ( Joel Osteen)
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
berkecukupan didalam segala sesuatu dan malah berkelebihan didalam pelbagai kebajikan”
(2 Korintus 9:8)
“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (2 Timotius 4 : 12)
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan –rancangan apa yang ada pada-
KU mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29; 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati serta menguatkan
penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.
2. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Ibu M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. QIA selaku Dosen Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang
telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata
Dharma.
5. Papa tercinta Tahali Ndraha dan mama tercinta Riana Bawamenewi, abang
Elfinus, adik Berkat, Ridha dan Niscaya yang selalu sabar, memotivasi,
mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Frater Dion Lamere CMM yang selalu membimbing dan memberi dukungan.
7. Drs. F.Soenamo, Ak., M.Sc, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
(KPP) Yogyakarta dan seluruh staf atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Sahabatku Margareta Deciana dan Tasya Merlin Maitimu yang senantiasa
mendoakan dan menyemangati penulis.
9. Teman-teman akuntansi (Michel, Yuli, Ratna, Indri, Tota, Chika, Yuni, Rosa,
Feny, Sari, Tika, Dian) dan Gaby Ruga yang selalu membantu, memberi
semangat dan dukungan dan juga teman-teman akuntansi 2009 semua yang tidak
bisa disebutkan satu per satu.
10. Teman-teman BEM FE ( bang Jo, mbak Sari, kak Titin, kak Elsa, Tina, kak
Derma, Dhimas, mas Very, Risa, Octa, bang Leo, Hendra, Marro, mas Artha)
yang memberi semangat dan dukungannya.
11. Teman-teman seperjuangan MPT (Mbak Vira, Dita, Natalia, ika, Domas, Fenike,
Niken, Angga, Putri, Anis, yoga, Wahyu dan Tiara) yang telah memberikan
masukan, semangat dan dukungan kepada penulis.
12. Adek-adek kos Pringgodani No. 10 (Winey, Dita, Afen, Mili, Stela dan Sari) dan
Lola Permatasari Dihamri, yang selama ini menyemangati penulis.
13. Teman-teman Warrior Prayer dan komsel Faithfull and Excellent Woman GBI
Keluarga Allah Yogyakarta yang dengan luar biasa mendoakan dan
menyemangati penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 05 April 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xiv
ABSTRAK .................................................................................................... xv
ABSTRACT .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah.................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9
A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi 9
B. Theory of Reasoned Action (TRA) ........................................ 11
C. Thechnology Acceptance Model (TAM) ............................... 13
D. Persepsi
1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) .................... 16
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)17
3. Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavvior) .. 17
4. Minat Perilaku (Behavioral Intention) ............................ 18
5. Penggunaan Senyatanya (Actual Use) ............................ 18
6. Kerumitan (Complexity) .................................................. 18
E. E-filing .................................................................................. 19
F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)............................. 24
G. Penelitian yang Relevan ....................................................... 26
H. Partial Least Square (PLS) .................................................. 30
1. Model Pengukuran atau Outer Model ............................. 33
2. Model Struktural atau Inner Model ................................. 34
3. Uji Hipotesis ................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 43
C. Data yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta ......... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Data dan Metode Pengumpulan Data .................................... 44
E. Populasi dan Sampel ............................................................. 44
F. Devinisi Operasional dan Variabel Penelitian ...................... 45
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 50
BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................. 53
A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta ............ 53
B. Struktur Organisasi ............................................................... 57
C. Visi, Misi dan Motto ............................................................. 58
D. Wajib Pajak ........................................................................... 60
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 61
A. Gambaran Umum Responden ............................................... 61
B. Analisis Data ......................................................................... 63
1. Merancang Model Struktural (Inner Model) ............. 63
2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) ......... 63
3. Menghitung Pengukuran Outer Model ..................... 64
a. Outer Model dengan indicator reflektif ........ 65
1) Convergent Validity ............................ 65
2) Discriminant Validity .......................... 70
3) Uji Reliabilitas .................................... 73
b. Outer Model dengan indikator formatif ....... 74
4. Pengujian Model Struktural (Inner Model) ............... 76
5. Pengujian Hipotesis ................................................... 78
C. Pembahasan ........................................................................... 82
BAB VI PENUTUP ................................................................................... 99
A. Kesimpulan ........................................................................... 99
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 101
C. Saran ...................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102
LAMPIRAN .................................................................................................. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ....................................... 60
Tabel 2 Distribusi Kuesioner Penelitian ..................................................... 62
Tabel 3 Outer Lodings (Convergent Validity)............................................. 66
Tabel 4 Modifikasi Outer Loadings (Convergent Validity) ........................ 67
Tabel 5 Laten Variable Corelation ............................................................. 71
Tabel 6 AVE dan akar AVE ......................................................................... 71
Tabel 7 Cross Loading ................................................................................ 72
Tabel 8 Composite Reliability ..................................................................... 73
Tabel 9 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ..................................... 75
Tabel 10 R Square ......................................................................................... 76
Tabel 11 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ................................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Theory of Reasoned Action (TRA) ........................................... 12
Gambar 2 Hubungan Antara Komponen Dalam TAM ............................. 14
Gambar 3 Indikator Reflektif .................................................................... 31
Gambar 4 Indikator Formatif .................................................................... 32
Gambar 5 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 36
Gambar 6 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta ........................ 57
Gambar 7 Inner Model .............................................................................. 63
Gambar 8 Outer Model ............................................................................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN
E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA
ONLINE DAN REALTIME
(STUDI KASUS DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA)
Septi Dharniati Ndraha
NIM : 092114062
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing di kota Yogyakarta, dengan
menggunakan model yang pernah digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004)
dalam penelitiannya terhadap penggunaan internet. Model tersebut menggunakan
Technology Accaptance Model (Davis, 1989). Penggunaan model TAM
didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep
yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku pengguna terhadap sistem
teknologi informasi baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat (intention),
penggunaan senyatanya (actual use) dan kerumitan (complexity).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung dengan petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Yogyakarta dan mengirimkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sudah
menggunakan e-filing. Analisis data dilakukan dengan PLS (Partial Least Square)
dengan software Smart PLS 2.0 M3.
Hasil penelitian ini membuktikan 3 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak.
Hipotesis 1 menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) e-filing berpengaruh
negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan
sesungguhnya (actual use). hipotesis 2 menunjukkan bahwa persepsi kegunaan
(perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude
to use) e-filing dan tidak berpengaruh positif terhadap minat menggunakan
(intention to use) e-filing. Hipotesis 3 menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif terhadap persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan (attitude to use) e-
filing. Hipotesis 4 menunjukkan bahwa sikap untuk menggunakan (attitude
toward using) e-filing tidak berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 5 menunjukkan bahwa minat
menggunakan (intention to use) e-filing berpengaruh positif terhadap penggunaan
sesungguhnya (actual use) e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
THE ANALISIS OF TAXPAYER REVENUE TOWARD THE USE OF E-
FILING AS THE MEANS OF ONLINE AND REALTIME TAX REPORT
(A Case study in Yogyakarta)
Septi Dharniati Ndraha
NIM : 092114062
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
The purpose of this research was to know some factors which influence the
taxpayer acceptance to e-filing in Yogyakarta. This research use the model which
is used by Amoroso and Gardner (2004) in their research about using internet.
That model use Technology Acceptance Model (Davis, 1989). The use of TAM
model was based on the fact that TAM was the best concept to explain the user
behavior about new information technology system. Some variables which are
used in this research including perceived usefulness, perceived ease of use,
attitude, intention, actual use, and complexity.
This research was a case study. The data was obtained by interviewing with the
official of Pratama Tax Service in Yogyakarta and sent the question’s list to the
taxpayers who use e-filing. The data analysis was made by PLS (Partial Least
Square) with Smart PLS 2.0 M3 software.
The result of this research proved that 3 hypothesis were accepted whether 2
hypothesis were rejected. The first result showed that the complexity of e-filing
has a significance negative effect to the perceived usefulness and the actual use.
The second result showed that the perceived usefulness has a significance positive
effect to the attitude use of e filing and it doesn’t have a significance positive
effect to the intention use of e-filing. The third result showed that the perceived
ease of use has a significance negative effect to the perceived usefulness and the
attitude use of e-filing. The fourth result showed that the attitude toward using of
e-filing hasn’t a significance positive effect to the intention use of e-filing. The
fifth result showed that the intention use of e-filing has a significance positive
effect to the actual use of e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan informasi dunia. Saat ini, informasi menjadi kunci terpenting
dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut sampai ke aspek-aspek lain di
pemerintahan salah satunya adalah aspek perpajakan. Lembaga perpajakan
menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam memberikan
pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.
Serupa dengan perkembangan informasi, penerimaan pajak menjadi
sumber pendapatan Negara yang semakin hari semakin penting. Pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan Negara terbesar. Penerimaan pajak
ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Menurut
Direktur Jendral Pajak, A. Fuad Rahmany, "Realisasi Penerimaan pajak lima
tahun terakhir mengalami kenaikan diatas 15% tiap tahunnya”. Seiring dengan
hal tersebut maka berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat
Direktorat Jendral Pajak dalam meningkatkan penerimaan pajak dari wajib
pajak dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem
perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pembaharuan dalam sistem perpajakan ditandai dengan penerapan
teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan
pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi
perpajakan modern dan teknologi informasi diberbagai aspek kegiatan.
Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi diawal
tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis pelayanan kepada wajib pajak yang
baru dalam rangka penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian
perpanjangan surat pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e-filing).
Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan,
Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak
meluncurkan produk e-filing atau Electronik Filing sytem yaitu sistem
pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara
elektronik (e-filing) yang dilakukan secara on-line dan realtime.
Dengan adanya sistem ini, para wajib pajak akan lebih mudah
menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor pelayanan
pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data
Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, data
akan dikirim langsung ke database Direktorat Jendral Pajak dengan fasilitas
internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi (ASP). Dengan menggunakan e-filing dapat mengurangi beban
proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.
Dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, transisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
cara penyampaian dan Pelaporan SPT dapat memudahkan dan memberi
manfaat bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) sendiri dalam pengelolaan
perpajakan. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus menerus
agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus
terciptanya administrasi perpajakan yang modern. Namun saat ini belum
semua wajib pajak menggunakan e-filing karena kurangnya sosialisasi dari
Direktorat Jendral Pajak atau wajib pajak belum bisa menerima sebuah
teknologi baru dalam pelaporan pajaknya. Wajib Pajak menganggap bahwa
dalam penggunaan sistem komputer dalam pelaporan SPT sangat
membingungkan dan menyulitkan, hal ini dikarenakan kemampuan wajib
pajak untuk menggunakan e-filing masih minim. Padahal pelaporan SPT
secara komputerisasi memiliki manfaat yang lebih besar bagi wajib pajak
maupun DJP. Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi
mengenai kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, sikap, minat, pengguna
e-filing sesungguhnya dan kerumitan menjadi penentu sistem ini dapat
diterima atau tidak.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
menguji perilaku penerimaan teknologi internet dalam hal ini e-filing dan
mengambil sampel wajib pajak di wilayah KPP Pratama Yogyakarta karena
Wajib Pajak yang menggunakan e-filing relatif masih sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual
use) dalam penggunaan e-filing?
2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif
terhadap sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude toward using) dan
minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)?
3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan
sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using)?
4. Apakah sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing
(behavioral intention to use)?
5. Apakah minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention
to use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya
(actual use)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui Direktorat Jendral Pajak
(www.pajak.go.id) diberikan hanya untuk dua jenis SPT saja, yaitu SPT
tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk
menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka
peneliti memfokuskan pada wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan
SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menguji pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam
penggunaan e-filing.
2. Menguji pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap
sikap terhadapa penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat
perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use).
3. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk
menggunakan e-filing (attitude toward using).
4. Menguji pengaruh sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards
using) terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral
intention to use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Menguji pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral
intention to use) terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-
filing use).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku
perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan.
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi dalam membantu penerapan sistem yang baik dan efektif untuk
penggunaan e-filing.
3. Bagi wajib pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wajib
pajak mengenai sistem informasi dan penggunaan e-filing.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan
kepustakaan dibidang informasi dan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun atas 6 (enam) bab agar mempunyai suatu susunan
yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami
hubungan antara bab yang satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian yang
konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang pendahuluan yang menguraikan latar
belakang ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan landasan teori yang melandasi tiap-tiap
variabel, ringkasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis,
kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan devinisi operasional
variabel-variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, metode pendumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan tentang profil kantor pajak Pratama
Yogyakarta, struktur organisasi KPP Pratama Yogyakarta, Visi,
Misi dan Motto dan wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data,
interpretasi hasil data dan argumentasi terhadap hasil penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pengolahan data penelitian, selain itu, dalam bab ini juga berisi
saran-saran bagi penelitian lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi
Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat
didefinisikan sebagai kemauan yang nampak didalam kelompok pengguna
untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya.
Semakin menerima sistem teknologi informasi yang baru, semakin besar
kemauan pemakai untuk merubah praktik yang sudah ada dalam penggunaan
waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi
informasi yang baru (Succi and Walter, 1999 dalam Shinta, 2009). Tetapi jika
pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru, maka
perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang
banyak bagi organisasi/perusahaan (Davis, l989; Venkatesh and Davis, 1996
dalan Shinta, 2009) menurutnya ada lima karakteristik dalam penerimaan
teknologi yaitu:
a. Keuntungan relatif/relative advantage (teknologi menawarkan
perbaikan).
b. Kesesuaian/compatibility (konsisten dengan praktek sosial dan
norma yang ada pada pemakai teknologi).
c. Complexity (kemudahan untuk menggunakan atau mempelajari
teknologi).
d. Trialability (kesempatan untuk melakukan inovasi sebelum
menggunakan teknologi itu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
e. Observability (keuntungan teknologi bisa dilihat secara jelas).
Sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem
efiling yang merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara elektronik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ke
Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah Application Service Provider (ASP)
atau Penyedia Jasa Aplikasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet
secara online dan realtime. Penerapan sistem e-filing ini dapat memudahkan
Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) di mana dan
kapan saja. Selain itu, sistem e-filing ini dapat digunakan oleh Direktorat
Jendral Pajak sebagai pengendalian dalam mencegah terjadinya praktek
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Lina (2007) dalam Gita (2010) menyatakan bahwa jika pengguna
memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam menggunakan e-filing,
maka kepercayaan diri pengguna tersebut terhadap penggunaan e-filing
semakin tinggi sehingga akan menganggap pengoperasian e-filing cukup
mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan dan
penggunaan sistem e-filing oleh pemakai yang terlibat langsung dalam
penggunaan sistem informasi harus diperhatikan dalam penyusunan,
pengembangan, dan penerapannya agar sistem e-filing berhasil dan sukses
walaupun reaksi pengguna sistem e-filing seringkali tidak dapat diprediksi.
Sistem informasi yang baik dan bermutu dari e-flling akan berpengaruh
terhadap kebiasaan dan perilaku pengguna dalam meningkatkan kinerja
individu dan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Malone (1997) dalam Gita (2010), berdasarkan teori
keperilakuan, diajukan teori yang mengatakan bahwa teknologi informasi
mampu mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada organisasi
dengan cara menekan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas
distribusi informasi. Terkait dengan e-filing, dengan diciptakannya e-filing
dalam Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat merampingkan posisi-posisi
dalam organisasi tersebut. Teknologi informasi mampu membawa informasi
langsung dari unit-unit operasi ke atasan, dengan demikian mengurangi
pekerja data yang terkait. Teknologi informasi juga dapat mendistribusikan
informasi secara langsung kepada para pekerja di level yang lebih rendah.
Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga
berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang
diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi
disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah
dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor diterimanya
penggunaan teknologi informasi.
B. Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA adalah model yang secara umum menjelaskan dan memprediksi
tujuan berperilaku/behavioral intentions pada berbagai setting. Model ini
didasarkan atas asumsi bahwa manusia membuat keputusan rasional
didasarkan atas informasi yang tersedia pada mereka. Ada tiga komponen
dalam model ini yaitu behavioral intention (BI), attitude (A), and subjective
norm (SN), BI = A + SN (Fishbein & Ajzen, 1975 dalam Shinta, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Behavioral intention mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan
tindakan tertentu. Attitude menggambarkan perasaan positif atau negatif
individu (menilai dampak/evaluative affect) tentang kinerja dari target suatu
tindakan. Subjective norm mengarah pada persepsi seseorang tentang
kebanyakan orang yang akan bertanya mengenai apakah dia harus atau tidak
melakukan tindakan tersebut (Fishbein & Ajzen, 1980 dalam Jogiyanto,
2007).
Gambar 1: Theory of Reasoned Action (TRA)
Sumber : Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Jogiyanto, 2007)
Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) ini menjelaskan
tahap-tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku
(behavioral) diasumsikan ditentukan oleh minat (intention). Pada tahap
berikutnya minat-minat dapat dijelaskan dalam bentuk sikap-sikap terhadap
perilaku (attitude toward the behavioral) dan norma-norma subyektif
(subjective norm). tahap ketiga mempertimbangkan sikap-sikap (attitudes) dan
norma-norma subyektif (subjective norm) dalam bentuk kepercayaan-
kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang
Sikap terhadap
perilaku
(attitude
towards
behavior)
Minat
perilaku
(behavioral
intention)
Norma
subyektif
(subjective
norm)
Perilaku
(behavioral)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ekspektasi- ekspektasi normatif dari orang yang direferensi (referent) yang
relevan. Secara keseluruhan, berarti perilaku seseorang dapat dijelaskan
dengan pertimbangan-pertimbangan kepercayaan. Karena kepercayaan-
kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang
dirinya sendiri dan tentang dunia disekeliling mereka, ini berarti bahwa
perilaku terutama ditentukan oleh informasi ini.
C. Technology Acceptance Model (TAM)
TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action Model (TRA)
yang secara khusus telah disesuaikan dengan model penerimaan system
informasi oleh pengguna (user) (Davis et al. 1986). TAM memiliki dua sisi
yaitu sisi pertama atau yang biasa disebut keyakinan (beliefs) yang terdiri atas
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (perceived easy of use) dan sisi yang kedua terdiri dari sikap
(attitude), minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use) dan
perilaku penggunaan (usage behavioral) (Straub, 1995 dalam Shinta, 2009).
Berikut adalah gambar tentang TAM:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2 : Hubungan antar komponen dalam TAM
Sumber: Davis (1986) dalam Szana (1996).
TAM menjelaskan hubungan antara keyakinan (beliefs) yang terdiri atas
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) dengan sikap (attitude), tujuan (intention)
pemakai serta pengguaan nyata dari sistem. Perspesi kegunaan (perceived
usefulness) didefinisikan oleh Davis et al. (1986) sebagai suatu tingkat
dimana seseorang percaya bahwa penggunaan system secara khusus akan
meningkatkan kinerjanya. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana seseorang
percaya bahwa penggunaan sistem secara khusus akan mengarah pada suatu
usaha.
Wiyono (2008) menggunakan konstruk asli TAM yang dibuat oleh
Davis (1989), yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi
Perveived
Usefulness
(PU)
External
Variables
Perceived
Ease Of
Use
(PEOU)
Attitude
Toward
Using
(ATU)
Behavioral
Intention to
Use (BI)
Actual
System
Use
(AU)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat
perilaku (behavioral intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan
ditambahkan beberapa konstruk eksternal yaitu, pengalaman (experience),
kerumitan (complexity), Jenis kelamin (Gender), kesukarelaan (voluntariness).
Sun (2003) dalam Gardner dan Amoroso (2004) melakukan studi
analisa untuk hasil-hasil penelitian modal TAM. Dari hasil studi analisa
diperoleh hasil bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi kegunaan
(Perceived Usefulness) pada 15 hasil penelitian, tapi ada 2 hasil penelitian
yang menunjukkan tidak signifikan. Faktor gender dan pengalaman
merupakan faktor eksternal yang berdampak pada persepsi kegunaan
(Perceived Usefulnes). Sun, Heshan dan Zhang, Ping., (2006) dalam Shinta
(2009) juga melakukan studi analisa lagi pada 54 artike jurnal diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Construct berbeda-beda, sebagai contoh beberapa studi menggunakan
attitude sedangkan yang lain menggunakan behavioral intension dan
actual usage sebagai indikator penerimaan pemakai.
2. Untuk beberapa hubungan utama hasilnya tidak konsisten, sebagai contoh
pada beberapa penelitian perceived ease of use mempunyai hubungan
yang signifikan dengan behavioral intention sedangkan pada beberapa
penelitian yang lain tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterprestasikan
suatu kejadian, objek dan manusia. Individu bertindak berdasarkan pada
persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak
dalam meggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin
akan sangat berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain.
Persepsi didefinisikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995) sebagai
tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang
mengetahuai beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat
subyektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka ruang dan
waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan,
pengalaman dan pengharapan) dan faktor situasional (waktu, keadaan sosial
dan tempat kerja).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, persepsi merupakan suatu proses
aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian dan pendapat tehadap
suatu objek berdasarkan informasi yang diterima. Persepsi dalam penelitian ini
adalah suatu proses penilaian seseorang terhadap sistem e-filing.
1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu
akan dapat meningkatkan kinerjanya (“as the extent to which a person
believes that using a technology will enhance her or his performance”)
(Davis, 1989 dalam Jogiyanto, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)
Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem
tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui
kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Persepsi
kemudahan penggunaan (perveived ease of use) merupakan tingkat dimana
seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami. Davis (1989)
mengungkapakan kemudahan yang dipersepsikan adalah tingkat dimana
seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu dapat
menjadikan orang tersebut bebas dari uasaha (free of effort). Bebasa dari
usaha yang dimaksud adalah bahwa saat seseorang menggunkan sistem, ia
hanya memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut
karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah
dikenal (familiar).
3. Sikap Terhadap Menggunakan (Attitude Toward Using)
Menurut Davis et al. (1989), “sikap (attitude) merupakan cermin
perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang
telah dilakukan (“an individual’s positive or negative feelings about
performing the target behavioral”)”. Sikap terhadap perilaku (attitude
towards behavioral) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991), “sebagai
evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the
user’s evaluation of the desirability og his or her using the system”.)”.
Mathieson, (1991) juga menemukan variabel attitude secara statistik
signifikan untuk menjelaskan variabel behavior intention to use. Shinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(2009) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel attitude
mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel behavior intention to
use.
4. Minat Perilaku (Behavioral Intention)
Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan
seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Minat-itensi
berhubungan dengan perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan volitional
dan dapat memprediksi mereka dengan akurasi yang tinggi. Akan tetapi,
minat-minat dapat berubah menurut waktu. Semakin lebar interval waktu,
semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat-minat. Suatu
pengukur dari minat yang diperoleh sebelum perubahan terjadi tidak dapat
diharapkan memprediksi perilaku secara akurat. Akurasi dari prediksi
biasanya akan menurun dengan jumlah waktu yang terjadi antara
pengukuran minat tersebut dengan observasi dari perilaku.
5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use)
“Penggunaan sesungguhnya (actual use) adalah kondisi nyata
penggunaan sistem (Davis, 1989)”. Seseorang akan puas menggunakan
sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan
akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi
nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004).
6. Kerumitan (Complexity)
Kerumitan (complexity) didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu
teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersiapkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1989) dan Igbaria et al.
(1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan
untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil Komputer kedalam
pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability. Thompson et al.
(1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah
tingkat penerimaan inovasi tersebut.
E. E-Filing
E-filig adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jendral Pajak melalui
sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi)
dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online real time,
sehingga Wajib Pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua
formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. Online berarti
bahwa Wajib Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan
kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat
Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai
dikirim secara elektronik.
E-filing ini sengaja dibuat agar tidak ada persinggungan Wajib Pajak
dengan aparat pajak dan kontrol Wajib Pajak bisa tinggi karena merekam
sendiri SPT nya. E-filing ini bertujuan mencapai transparansi dan bisa
menghilangkan praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai e-
filing ini yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-47/PJ./2008
tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik
(e-filing) melalui
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika
sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi
lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database Direktorat
Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau
beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak. E-filing mempermudah penyampaian SPT dan
memberi keyakinan kepada Wajib pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima
Direktorat Jenderal Pajak serta keamanan jauh lebih terjamin.
Alat kelengkapan e-filing meliputi Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), Surat
permohonan memperoleh e-FIN, e-FIN atau Electronic Filling Identification
Number, Digital Certificate, e-SPT, bukti penerimaan E-SPT. Penjelasan
mengenai alat kelengkapan e-filling adalah sebagai berikut:
ASP atau Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi
adalah perusahaan yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara
elektronik langsung ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Surat Permohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memperoleh e-FIN adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagai
permohonan untuk melaksanakan e-filing.
e-FIN atau Electronic Filling Identification Number adalah nomor
identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat terdaftar
kepada Wajib Pajak (WP) yang mengajukan permohonan e-filing. E-FIN ini
tidak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Digital Certificate adalah sebuah sertifikat berbentuk digital yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepentingan
pengamanan data SPT. Sertifikat ini mirip dengan sertifikat yang diberikan
oleh pihak yang berkompeten untuk menjamin validitas transaksi saat
melakukan pembayaran secara on-line. Sertifikat ini digunakan untuk proteksi
data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya bisa dibaca
oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT ASP dan Direktorat
Jenderal Pajak) dengan nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tertentu
pula.
e-SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) yang berbentuk formulir elektronik (Compact Disk) yang
merupakan pengganti lembar manual SPT. E-SPT ini tersedia untuk berbagai
jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana
wajib pajak terdaftar. E-SPT ini juga dapat dibeli melalui layanan pajak.
Bukti Penerimaan SPT Elektronik adalah bukti penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan lewat Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
on-line. Fungsi bukti penerimaan ini adalah sama dengan bukti penerimaan SPT
secara off line.
Berikut ini merupakan prosedur penggunaan e-filling adalah sebagai
berikut:
1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh e-FIN atau
melaksanakan e-filing kepada Direktorat Jenderal Pajak yaitu kepada Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
2. Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan e-FIN
3. Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta Digital
Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
4. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan
Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
5. Wajib Pajak melakukan e-filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang
diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak
6. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan bukti
penerimaan e-SPT yang mengandung informasi berupa : NPWP (Nomor
Pokok Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi
Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA), nama
ASP.
Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
berupa induk SPT yang sudah diberi bukti penerimaan elektronik,
ditandatangani dan dilampiri sesuai ketentuan Kantor Pelayanan Pajak.
Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filing) dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan
standar waktu adalah Waktu Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, Surat
Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik (e-filing) pada akhir batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang telah jatuh pada hari libur,
dianggap disampaikan tepat waktu.
Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui www.pajak.go.id diberikan
hanya untuk 2 jenis SPT saja, yaitu:
1) SPT Tahunan OP Formulir 1770S
Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih
pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang dikenakan Pajak
Penghasilan final dan/atau bersifat final) dan;
2) SPT Tahunan OP Formulir 1770SS
Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi
kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai
penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga
koperasi). Melaporkan SPT kini bisa dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang Anda terhubung
dengan internet dan dapat mengakses ke www.pajak.go.id Anda Tidak
perlu membayar untuk layanan pengiriman SPT melalui website ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
Dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing)
Wajib Pajak dapat menggunakan jasa dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi
(Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Syarat-syarat perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat ditunjuk
oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu :
1. Berbentuk badan
2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi
3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak Perusahaan
penyedia jasa aplikasi yang memenuhi syarat-syarat di atas, dapat
mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak agar ditunjuk
sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat menyalurkan Surat
Pemberitahuan secara online (e-Filing).
Terdapat 4 perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak, antara lain :
1. PT. Garuda Mitra Utama (www.laporpajak.com)
2. PT. Mitra Pajakku (www.pajakku.com)
3. PT. Travelgare Indonesia (www.layananpajak.com)
4. PT. Sarana Prima Telematika (www.SPT.co.id)
Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-05/PJ/2005
Tentang Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang dimaksud
dengan :
a. Surat Pemberitahuan adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat
Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media
komputer (e-SPT).
b. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing) adalah
suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui
sistem online yang real time.
c. Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian
Surat Pemberitahuan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak
d. Electronic Filing Identification Number (EFIN) adalah nomor identitas
yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan
Surat Pemberitahuan secara e-Filing.
e. Sertifikat (Digital Certificate) adalah alat yang berfungsi sebagai
pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses e-Filing melalui suatu
ASP kepada Direktorat Jenderal Pajak.
f. Kode Aktivasi adalah kode yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk
mengaktifkan software e-SPT.
g. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah bukti penerimaan Surat
Pemberitahuan secara elektronik oleh ASP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
h. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian SPT) adalah bukti penerimaan
Surat Pemberitahuan secara elektronik yang menyatakan bahwa Surat
Pemberitahuan telahditerima oleh Direktorat Jenderal Pajak.
G. Penelitian Yang Relevan
Davis et al. (1989) mengembangkan model Technology Acceptance
Model (TAM) untuk meneliti faktor-faktor determinan dari penggunaan
Teknologi Informasi oleh pengguna. Menurut Davis, penggunaan Teknologi
Informasi dipengaruhi oleh minat (intention) pemanfaatan Teknologi
Informasi. Dalam penelitian Davis, minat ini dipengaruhi oleh perceived
usefulness dan perceived ease of use.
DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam
mengenai kesuksesan sistem informasi menyatakan bahwa kesuksesan sistem
informasi dipengaruhi oleh perceived information quality dan perceived
system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction.
User satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi intended use
dan perceived individual impact.
Penelitian tentang sistem e-filling juga telah dilakukan yaitu mengenai
penerimaan Wajib Pajak terhadap penggunaan e-filling dengan menggunakan
model Technology Acceptance Model (TAM) yang berbeda variabel. Studi
yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para Wajib Pajak yang telah
mencoba atau menggunakan e-filling di Indonesia menunjukkan hasil bahwa
sikap penggunaan e-filling berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku
penggunaan e-filling. Kerumitan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
senyatanya, sedangkan kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap
persepsi kegunaan. Pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
persepsi kegunaan maupun minat perilaku. Jenis kelamin hanya berpengaruh
signifikan pada persepsi kemudahan. Persepsi kemudahan berpengaruh
signifikan terhadap sikap dan persepsi kegunaan. Sedangkan persepsi
kegunaan terhadap penggunaan actual tidak signifikan pada tingkat
kepercayaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan pada tingkat
kepercayaan 90% terhadap sikap Wajib Pajak. Persepsi kegunaan berpengaruh
signifikan terhadap minat perilaku Wajib Pajak. Sedangkan minat perilaku,
persepsi kegunaan, dan kesukarelaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan e-filling.
Gita (2010) juga melakukan studi empiris terhadap perilaku
penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan e-filling di wilayah kota
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Information quality
mempunyai pengaruh positif terhadap user Satisfaction, System quality
berpengaruh positif terhadap user satisfaction, Information Quality
berpengaruh positif terhadap use, System quality berpengaruh positif terhadap
use, User Satisfaction berpengaruh positif terhadap use, Use berpengaruh
positif terhadap user satisfaction, Use memiliki pengaruh yang positif
terhadap individual impact, User satisfaction berpengaruh positif terhadap
individual impact, Individual impact berpengaruh positif terhadap
organizational impact.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian Tjhai (2003) menggunakan variabel kesesuaian tugas (job
fit) sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh
akuntan publik. Tjai juga menggunakan variabel kerumitan, variabel yang
juga digunakan oleh Wiyono (2008) serta Amoroso dan Gadner (2004)
sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi.
Kharisma (2011) melakukan penelitian terhadap karyawan perusahaan
penggunaan software akuntansi MYOB. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Kharisma menunjukkan hasil bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan
penggunaan. Kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi
kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Sedangkan kesesuaian
tugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan penggunaan memliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi
kegunaan. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan. Persepsi
kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Sikap
terhadap penggunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku
penggunaan. Minat perilaku penggunaan berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan senyatanya.
Shinta (2009) melalukan penelitian penerimaan Sistem Informasi
iCons pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Di Kota
Semarang dengan menggunakan Technology Acceptance Mode. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Self-Efficacy mempunyai hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
positif dengan perceived usefullnes dalam penggunaan sistem informasi
iCons. Self-Efficacy mempunyai hubungan yang positif dengan perceived ease
of use sistem informasi iCons. Perceived ease of use tidak berhubungan
dengan Perceived usefulness dalam penggunaan sistem informasi iCons.
Perceived ease of use tidak berhubungan dengan attitude dalam penggunaan
sistem informasi iCons. Perceived usefullness mempunyai hubungan yang
positif dengan attitude dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived
usefulness tidak berhubungan dengan Behavioral Intention to use sistem
informasi iCons. Attitude tidak mempunyai hubungan dengan behavioral
intention to use sistem informasi iCons. Internalization tidak berpengaruh
terhadap behavioral intention to use sistem iCons. Internalization tidak
berpengaruh terhadap attitude pengguna sistem iCons. Internalization tidak
berpengaruh terhadap perceived ease of use pengguna sistem iCons.
Internalization tidak berpengaruh terhadap perceived usefullness pengguna
sistem iCons. Identification tidak berpengaruh terhadap behavioral intention
to use sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap
attitude sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap
perceived ease of use pengguna sistem iCons. Identification berpengaruh
positif terhadap perceived usefullness pengguna sistem iCons. Compliance
tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use informasi pada iCon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
H. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena
dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi
dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai
konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang
belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006).
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu
konstruk dan konstruk yang lain, serta hubungan suatu konstruk dan indikator
–indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan
outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk
dan konstruk yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi
hubungan antara konstruk dan indkator-indikatornya. Konstruk terbagi
menjadi dua yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen
merupakan konstruk penyebab, konstruk yang tidak dipengaruhi oleh konstruk
lainnya . konstruk eksogen memberikan efek kepada konstruk lainnya,
sedangkan konstruk endogen merupakan konstruk yang dijelaskan oleh
konstruk eksogen. Konstruk endogen adalah efek dari konstruk endogen
(Yamin dan Kurniawan, 2009) dalam Denny (2012).
1. Ciri-ciri model Indikator reflektif:
a. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator.
b. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus
memiliki internal consistency reliability).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti
konstruk yang diukur.
d. Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.
Contoh Indikator reflektif :
Gambar 3 : Indikator Refleksif
Sumber : Wiyono (2011: 397)
2. Ciri-ciri model indikator formatif :
a. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.
b. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji
reliabilitas konsistensi internal).
c. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk.
d. Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta)
VARIABEL
LATEN
INDIKATOR INDIKATOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Contoh Indikator formatif :
Gambar 4: Indikator Formatif
Sumber : Wiyono (2011: 397)
1. PEMODELAN di dalam PLS:
a. Inner model model struktural yang menghubungkan antar konstruk.
b. Outer model model pengukuran yang menghubungkan indikator
dengan konstruknya.
2. Langkah – langkah dalam PLS :
a. Merancang Model Struktural (inner model).
b. Merancang Model Pengukuran (outer model).
c. Mengkonstruksi Diagram Jalur.
d. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan.
e. Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight.
f. Evaluasi Goodness of Fit.
g. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping).
Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model
formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-
VARIABEL
LATEN
INDIKATOR INDIKATOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variable
laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang
menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran
yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi (Ghozali,
2006).
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path
estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan
indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter
(nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh
ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap
tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight
estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer
model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali,
2006).
1. Model Pengukuran atau Outer Model
Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari
indikator. Indikator dalam penelitian ini adalah reflektif karena indikator
varibel laten mempengaruhi indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara
pengukuran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Convergent validity : dinilai berdasarkan korelasi antara item
skor/komponen skor dengan konstruk skor yang dihitung dengan PLS,
Korelasi dikatakan tinggi jika melebihi 0,70.
b. Discriminant validity : dinilai berdasarkan cross loading pengukuran
dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih
besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan
bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik
dari pada ukuran blok lainnya. Direkomendasikan nilai AVE harus
lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006).
Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan
average communalities dalam blok. Fornnel dan Larcker (1981)
menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur
reabilitas component score variabel laten dan hasil lebih konservatif di
bandingkan dengan composite reability (ρс). Direkomendasikan nilai
AVE harus lebih besar 0,50.
c. Composite realibility : dengan mengunakan output yang dihasilkan
PLS. Nilai dari composite realibity harus diatas 0,70
2. Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada
teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-
square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter
jalur struktural.
I. Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) tentang Evaluasi Penerimaan Wajib
Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara
On-line dan Realtime. Konstruk-konstruk pada penelitian tentang e-filing ini
terdiri dari satu konstruk eksternal yang dikembangkan oleh Andrianto
Sugiartono Wiyono (2008) dan Amoroso dan Gardner (2004) yaitu kerumitan
(complexity), 4 (empat) konstruk original TAM yang dikembangkan oleh
Davis et al. (1989).
Gambar 5: Skema Kerangka Pemikiran
Sumber: Gambar diolah
kerumitan
(complexity)
Persepsi
Kemudahan
(Perceived
Ease of use)
Persepsi
Kegunaan
(perceived
usefulness)
Minat
Perilaku
(Behavioral
intention)
Penggunaan
Senyatanya
(Actual use)
Sikap
penggunaan
(Attitude
towards using)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan
(usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use)
Kerumitan didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi
komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan oleh pemakai
(Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1996) dan Igbaria et al. (1996)
mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk
melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil komputer kedalam pekerjaan
yang sedang dilakukan, dan vulnerability.
Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu
inovasi, maka semakin rendah tingkat peneriamaan inovasi tersebut. Dari
hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004)
menemukan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya
(actual use). Penggunaan suatu teknologi informasi dapat di tunjukan
dalam konteks penerimaan atas inovasi, jika suatu inovasi semakin sulit
untuk dipahami dan digunakan maka akan menurunkan fungsi dan
kegunaan dari suatu inovasi tersebut yang mempengaruhi keputusan
pemakai untuk menggunakan. maka hasil ini mendukung sebuah
hubungan yang negatif antar kompleksitas dengan penggunaan teknologi
informasi. Peneliti ingin menguji kembali hubungan antara kerumitan
terhadap penggunaan sesungguhnya dan persepsi kegunaan.
H1a: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
H1b: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan
sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.
2. Pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap
untuk menggunakan e-filing (attitude toward using) dan minat
perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)
Persepsi kegunaan (perveived usefulness) adalah sejauh mana
individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu
meningkatkan kinerja tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989)
mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai
tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah
sistem akan meningkatkan kinerjanya. Penelitian Davis, et al (1989)
menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) dengan
pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat.
Dari definisinya, diketahui bahwa persepsi kegunaan (perceived
usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses
pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.
Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang
berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
Pernyataan Sun (2003) mendukung hasil penelitian Davis (1989)
bahwa hubungan perceived usefulness dengan attitude, behavior intention
to use mempunyai hasil yang konsisten. ini dapat dilihat dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
penelitiannya, 8 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan
(perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
attitude, 13 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived
usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan behavior
intention to use.
Wiyono (2008) menguji pengaruh persepsi kegunaan terhadap
penggunaan e-filing diwalayah kota semarang. Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa sikap dan minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan
(Perceived usefulness). Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji
kembali hubungan antara persepsi kegunaan (perceived usefulness)
terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dan minat perilaku
menggunakan (behavioral intention to use). Atas dasar ini, maka
dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H2a: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif
terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using)
H2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif
terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral
intention to use)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk
menggunakan e-filing (attitude toward using).
Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use
e-filing) didefinisikan sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa
dengan menggunakan teknologi akan membawa mereka terbebas dari
usaha secara fisik dan mental (Gardner & Amoroso, 2004). Menurut
konsep TAM, attitude secara bersama-sama dipengaruhi oleh perceived
usefullness, perceived ease of use dan variabel eksternal seperti
commitment to system use dan self efficacy, (Warsaw et al, 1989 dalam
Shinta, 2009)
Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap
(attitude), minat (intention), dan pengguna sesungguhnya (actual use)
(Chau, 1996). Davis et al. (1989) membuktikan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) mempunyai dampak baik
secara langsung atau tidak langsung pada persepsi kegunaan (perceived
usefulness), melalui attitude.
Menururt Davis (1989), persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) menjelaskan persepsi user terhadap usaha yang
diperlukan untuk memanfaatkan sebuah sistem. Davis (1989)
menambahkan jika seseorang cenderung menggunakan sebuah sistem,
apabila mereka percaya bahwa sistem akan membantu dalam mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap
manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila mereka
meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang
dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang
dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use mempengaruhi
perceived usefulness dan attitude. Atas dasar ini, maka dikembangkan
hipotesis sebagai berikut:
H3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived
usefulness) dalam penggunaan e-filing.
H3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing
(attitude toward using).
4. Pengaruh sikap menggunakan e-filing (attitude towards using)
terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral
intention to use)
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan
oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari
seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an
individual’s positive or negative feelings about performing the target
behavior”). Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) juga
didefinisikan oleh Mathieson, (1991) sebagai evaluasi pemakai tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ketertarikannya menggunakan system (“the user’s evaluation of the
desirability of his or her using the system”) dan juga menemukan variabel
sikap (attitude) secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel
minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Wiyono (2008)
juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel sikap (attitude)
mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel minat perilaku
menggunakan (behavior intention to use). Sun (2003) melakukan
penelitian untuk menganalisis TAM. Dia menemukan hasil bahwa dari
hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk hubungan attitude dengan
behavior intention to use menunjukkan hasil bahwa dari hasil penelitan
terdapat 3 penelitian yang signifikan sedangkan yang tidak signifikan ada
4 penelitian.
Kharisma (2011) secara empris juga membuktikan bahwa attitude
mempengaruhi minat perilaku penggunaan MAYOB (behavioral intention
to use). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi
mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) berpengaruh
positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing
(behavioral intention to use e-filing).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5. Pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral)
terhadap penggunaan e-filing sesunggunnya (actual use)
Minat perilaku ( bahavioarl intention) adalah suatu keinginan
(minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.
Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai
keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya.
Kesulitan untuk mengukur penggunaan senyatanya membuat
banyak penelitian berhenti sampai pada minat perilaku meskipun minat
perilaku merupakan pengukur kekuatan dari minat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan pemrediksi yang
baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al., 1989;
Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Jogiyanto,
2007).
Kharisma (2011) juga membuktikan bahwa minat perilaku
(behavioral intention) mempengaruhi pengguna senyatanya (actual use)
MYOB. Hal ini menunjukkan bahwa minat seseorang mempengaruhi
mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis
sebagai berikut:
H5: Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral intention to use
e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing
sesungguhnya (actual e-filing use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitan ini yaitu studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan
pada suatu objek dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Objek dalam
penelitan ini yaitu wajib pajak di wilayah kota Yogyakarta. Kesimpulan yang
diperoleh dalam penelitan ini hanya berlaku pada kota Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk mengetahui wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing maka
peneliti melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No.20,
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013.
C. Data Yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta
1. Wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing
2. Nama wajib pajak
3. Alamat Wajib Pajak
D. Data dan Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu informasi
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
diperoleh dengan metode pembagian kuesioner kepada wajib pajak yang
sudah menggunakan e-filing.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu untuk bisa
mengetahui siapa saja wajib pajak di kota Yogyakarta yang sudah
menggunakan e-filing, peneliti melakukan wawancara langsung dengan
petugas atau pejabat kantor pelayanan pajak kota Yogyakarta dan untuk
data utama dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
responden dengan cara mengirim kuesioner kepada wajib pajak yang
sudah menggunakan e-filing sesuai dengan informasi yang diperoleh
penulis dari kantor pelayanan pajak secara langsung dan melalui e-mail.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2002 ; hal. 72). Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak
orang pribadi di Yogyakarta. Alasan penggunaan setting penelitian di
Yogyakarta adalah karena penelitian ini lebih berfokus terhadap perilaku
penerimaan Wajib Pajak orang pribadi terhadap penggunaaan e-filing dan
ingin mengetahui keefektifan penggunaan e-filing di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2002;hal 73). Sampel dalam penelitian ini
adalah para Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing di
wilayah Kota Yogyakarta.
F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah
kuesioner yang dikembangkan dan digunakan oleh Amoroso dan Gardner
(2004) dan juga yang dipakai oleh Wiyono (2008) dalam penelitiannya
sehingga memungkinkan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas
pengukuran. Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala Likert 1
sampai dengan 5 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :
1 = sangat tidak setuju (STS)
2 = tidak setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = setuju (S)
5 = sangat setuju (SS)
1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Persepsi kegunaan adalah sejauh mana individu percaya bahwa
dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja
tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989) mendefinisikan
persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai tingkatan sejauh mana
seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan
kinerjanya. Persepsi kegunaan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu
tingkat dimana wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta percaya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menggunakan sistem e-filing akan membantu mereka dalam melaporkan
SPT. Variabel ini diukur dengan Indikator didalamya yaitu:
a. Peningkatan performa kinerja
b. Peningkatan efektivitas kinerja
c. Menyederhanakan proses kinerja
Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item pernyataan
dengan skor satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai
dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Davis, 1989).
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)
Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) didefinisikan
sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa dengan menggunakan
teknologi akan membawa mereka terbebas dari usaha secara fisik dan
mental (Gardner & Amoroso, 2004). Persepsi kemudahan penggunaan
dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu tingkat kepercayaan wajib
pajak KPP Pratama Yogyakarta bahwa menggunakan sistem e-filing akan
membebaskan mereka dari usaha ekstra dalam mengerjakan tugas mereka
akan membebaskan mereka dari usaha ekstra dalam melaporkan SPT.
Variabel ini diukur dengan Indikator didalamnya yaitu:
a. Mempelajari e-filing mudah
b. Mengunakan e-filing mudah
c. Interaksi dapat dengan jelas dan terpahami
d. Mudah beradaptasi
e. Keseluruhan mudah digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Instrumen pengukuran dengan menggunakan enam item pernyataan
dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak
setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert
(Davis,1989).
3. Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using)
Sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), merupakan cermin
perasan suka atau tidak suka terhadap system (Davis et a1., 1989). Attitude
dalam penelitian ini diartikan sebagai perasaan suka atau tidak suka wajib
pajak KPP Pratama Yogyakarta terhadap penggunaan sistem e-filing dalam
melaporkan SPT. Variabel ini diukur dengan Indikator didalamnya yaitu:
a. Kenyamanan berinteraksi
b. Senang menggunakan
c. Menikmati penggunaan
d. Tidak membosankan
Instrumen pengukuran dengan menggunakan empat item pernyataan
dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak
setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert
(Amoroso dan Gardner,2004).
4. Minat Perilaku Menggunakan (Behavioral Intention to Use)
Minat perilaku menggunakan (Behavioral intention to use)
menunjukkan keinginan individu untuk menggunakan kembali sesuatu yang
sama apabila suatu waktu memerlukan kembali (Taylor & Baker, 1994),
dalam penelitian ini behavioral intention to use diartikan sebagai keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta untuk menggunakan sistem e-filing
suatu waktu saat mereka memerlukan. Penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan
pemrediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem
(Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000
dalam Jogiyanto, 2007). Variabel ini diukur dengan indicator didalamnya
yaitu:
a. Mempunyai fitur yang membantu
b. Selalu mencoba menggunakan
c. Berlanjut dimasa datang
Instrumen pengukuran dengan menggunakan lima item pernyataan
dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak
setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert
(Amoroso dan Gardner, 2004).
5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual System Usage)
Davis (1989) dalam Jogiyanto (2007: 117), menggunakan pengukuran
pemakaian sesungguhnya (actual system usage) dan Igbaria et al. (1995)
menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived) yang diukur
sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu
teknologi dan frekuensi penggunaanya. Penggunaan sesungguhnya dalam
peneltian ini merupakan wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta yang
menggunakan sistem e-filing. Variabel ini diukur dengan indikator
didalamnya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a. Pengguna selalu mencoba menggunakan
b. Berkehendak untuk melanjutkan menggunakan
c. Selalu menggunakan dimasa yang akan datang.
Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item pernyataan
dengan jumlah skor antara satu sampai dua (menyatakan ya dan tidak)
dengan menggunakan skala Likert (Davis Fred D, 1989).
6. Kerumitan (Complexity)
Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat di mana inovasi
dipersepsikan sesuatu yang relatif sulit diartikan dan digunakan (Tjhai,
2003). Rogers dan Shoemakers (1971) dalam Kharisma (2011)
mendefinisikan Persepsi Kerumitan sebagai tingkatan persepsi terhadap
teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai hal yang relatif sulit
dipahami dan digunakan. Variabel penelitian ini merupakan variabel
independen dalam model TAM untuk melihat pengaruh kerumitan terhadap
persepsi kegunaan dan penggunaan senyatanya. Instrumen diukur dengan
indikator didalamya yaitu:
a. Banyak menyita waktu
b. Sulit dipadukan
c. Berbahaya bagi komputer dan data
Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item dengan skor
satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat
setuju) dengan menggunakan skala Likert (Davis, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
G. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan analisis
data adalah sebagai berikut:
1. Merancang Model Structural (inner model)
2. Merancang Model pengukuran (outer model)
3. Menghitung pengukuran outer model:
a. Outer model dengan indikator refleksif
1) Convergent validity
2) Discriminant validity
3) Uji reliabilitas
b. Outer model dengan indikator formatif
4. Pengujian model structural (inner model)
Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan
menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-
values tiap path untuk diuji signifikan antar konstruk dalam model
struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang
menyangkut pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk yang lain
digunakan uji t dan pengukuran hubungan koefisien korelasi digunakan
koefisien jalur (path coefficient). Uji t yang dilakukan menggunakan
tingkat kepercayaan 5% untuk melihat tingkat signifikan dan koefisien
korelasi yang positif menunjukkan pengaruh yang positif antar konstruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sedangkan koefisien korelasi yang negatif menunjukkan pengaruh yang
sebaliknya antar konstruk.
Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Hipotesis 1a : Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif
terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam
penggunaan e-filing.
Hipotesis 2b : Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif
terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam
penggunaan e-filing.
b. Hipotesis 2a : Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude
toward using) dalam penggunaan e-filing.
Hipotesis 2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk
menggunakan e-filing (behavioral intention to use).
c. Hipotesis 3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived
ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.
Hipotesis 3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived
ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk
menggunakan e-filing (attitude toward using).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
d. Hipotesis 4: Sikap menggunakan e-filing (attitude towards
using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).
e. Hipotesis 5 : Minat perilaku untuk penggunaan e-filing
(behavioral intention to use e-filing) berpengaruh positif
terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing
use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta
KPP Pratama Yogyakarta terletak di Jalan Panembahan Senopati No 20
Yogyakarta.KPP Pratama merupakan instansi pemerintah di bawah
Departemen Keuangan RI dan termasuk dalam Direktorat Jendral Pajak
Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejarah KPP Pratama Yogyakarta pada intinya sama dengan keberadaan
kantor Pelayanan Pajak lainnya di seluruh Indonesia dimana terkait erat
dengan perjalanan sejarah yang dialami oleh Bangsa Indonesia. Nama Kantor
Pelayanan Pajak sendiri berubah-ubah mulai dari zaman belanda, pada zaman
penjajahan jepang di Indonesia sampai dengan zaman era globalisasi sekarang
ini.
Pada zaman pemerintah kolonial belanda, Kantor Pajak bernama
Inspektien Yan financien yang bertahan sampai dengan penjajahan Jepang di
Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang, Kantor Pajak diubah namanya
menjadi kantor penetapan pajak. Penggunaan nama ini berlangsung terus
sampai dengan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada
masa perjuangan fisik, kata “Penetapan Pajak” dirasakan kurang sesuai
dengan tugas dan fungsi yang seharusnya dilakukan oleh Kantor Pajak.Untuk
menyesuaikan, maka pada masa pemerintahan Indonesia Kantor Penetapan
Pajak diganti dengan Kantor Inspeksi Keuangan. Pada tahun 1960 sesuai
dengan arti pemungutan pajak yang merupakan tugas dari kantor pajak maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
nama Kantor Inspeksi Keuangan diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak.
Tanggal 1 April 1989 nama Kantor Pajak diubah kembali, dari Kantor
Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Hal ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan fungsi dan pokok yang diemban oleh Kantor Pajak, yaitu
melayani masyarakat di bidang Perpajakan.
Seiring modernisasi Pajak, dimana terjadi perubahan paradigm
perpajakan, dari semula berbasis jenis pajak, sehingga terkesan ada dikotomi,
menjadi berbasis fungsi, dengan lebih mengedepankan aspek pelayanan
kepada masyarakat yang kemudian didukung oleh fugsi pengawasan,
pemeriksaan maupun penagihan pajak, maka dilandasi oleh terbitnya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009
nama Kantor Pelayanan Pajak satuYogyakarta diubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Perubahan nama menjadi KPP Pratama ini
merupakan tahapan penting untuk memacu Instansi Pajak lebih memperbaiki
diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak melalui konsep
modernisasi. Konsep modernisasi itu sendiri meliputi pelayanan prima dan
pengawasan intensif dengan pelaksanaan Good Governance yang tujuannya
untuk meningkatakan kepatuhan dan kepercayaan terhadap perpajakan, serta
memacu produktivitas pegawai yang tinggi.Konsep modernisasi yang
menekankan pada pelayanan prima dan pengawasan intensif tersebut
menuntut instansi pajak dalam hal ini KPP Pratam untuk melakukan
restrukturisasi atau perubahan, pengembangan, maupun penataan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada dasarnya ada 2 alasan yang melatar belakangi terjadinya testrukturisasi
di KPP Pratam; yang pertama, adanya perubahan paradigma perpajakan
sebagai tindak lanjut dari proses modernisasi pajak yang mengedepankan
pelayanan prima sesuai dengan kebijakan dari organisasi tingkat yang lebih
tinggi (dalam hal ini Dirjen Pajak) dan sesuai dengan tuntuan masyarakat
sebagai Wajib Pajak dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pajak
sehingga dibutuhkan organisasi yang hemat struktur tetapi kaya kaya funsi
serta efisien, afektif dan rasional; yang kedua, restrukturisasi ini dilatar
belakangi oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam diri organisasi itu
sendiri yang meliputi volume kegiatan yang bertambah banyak, dimana
sebelum menjadi KPP Pratama, instansi ini hanya melayani jenis pajak PPh
(Pajak Penghasilan) dan PPN (Pajak Perambahan Nilai) maka setelah menjadi
KPP Pratama melayani PPh, PPN, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) BPHTB
(Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) tapi mulai dari tahun 2012
KPP Pratama Yogyakarta tidak lagi melayani jenis Pajak PBB dan BPHTB
karena Pemerintah Daerah dan Kota Yogyakarta yang melayani PBB dan
BPHTB; selain volume kegiatan yang bertambah banyak, restrukturisasi juga
dilakukan karena perubahan wilayah kerja, dimana sebelum menjadi KPP
Pratam maka wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Bantul dan Kota
Yogyakarta, tetapi setelah menjadi KPP Pratama wilayah kerjanya meliputi
Kota Yogyakarta saja. Adapun tujuan dari proses restrukturisasi ini adalah
agar KPP Pratama bias menjalankan fungsi-fungsinya sacara efektif dan
efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
KPP Pratama mempunyai tugas pokok yaitu melakukan kegiatan
operasional di bidang Pajak Negara, di dalam daerah dan wewenangnya.
Berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral
Pajak, Pajak Negara yang dimaksudkan adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).
Sedangkan yang dimaksud kebijaksanaan teknis adalah kegiatan operasional
dalam penetapan pajak, misalnya pemebrian Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), pemungutan pajak dan restitusi. KPP Pratama mempunyai tugas dan
fungsi melaksanakan kegiatan operasional bidang PPh, PPn, PTLL, dalam
daerah wewenangnya berdasarkan kebijaksanaan teknis-teknis yang
ditetapkan oleh Dirjen Pajak, yakni sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan potensi perpajakan, serta ekstensifikasi Wajib Pajak;
2. Buku dan pinatauasahaan SPT Tahunan, SPT masa serta berkas Wajib
Pajak;
3. Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN dan PPnBM, dan PTLL;
4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi PPh, PPN
dan PPnBM, dan PTLL;
5. Pemeriksanaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan;
6. Penerbitan NPWP;
7. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP);
8. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
9. Pengurangan sanksi pajak;
10. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan;
11. Pelaksanaan administrasi.
B. Struktur Organisasi
Gambar: Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta
Sumber: KPP Pratama Yogyakarta tahun 2013
Untuk mendukung tugas dan fungsi dari KPP Pratama, maka disusunlah
struktur organisasi. Jika sebelumnya struktur organisasi lebih didsarkan pada
jenis pajak, saat ini struktur organisasi di KPP Pratama didasarkan pada
fungsinya. Saat ini, struktur organisasi di KPP Pratama didasarkan pada
1
2
10
9
8 7 6 5 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
fungsinya. Saat ini, ada tujuh seksi/bagian dalam struktur organisasi KPP
Pratama, yaitu:
1. Seksi Umum, fungsinya melaksanakan administrasi, kepegawaian.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, fungsinya melakukan pengolahan
data, perekaman, pemeliharan terhadap sarana pendukung, pemeliharaan
dan penyediaan jaringan komputer dan aplikasinya.
3. Seksi pengawasan dan Konsultasi (Intensifiksi), fungsinya melakukan
pengawasan pembayaran masa PPh, PPn dan PPnBM, dan PTLL;
penyuluhan dan konsultasi perpajakan; dengan kelompok Account
Representative (AR) yang secaa khusus melayani tiap Wajib Pajak secara
personal.
4. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, fungsinya melakukan pengamatan potensi
perpajakan, serta ekstensifikasi Wajib Pajak.
5. Seksi Pelayanan, fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam pelaporan dan penyampaian SPT, serta pembayaran pajak.
6. Seksi Pemeriksanaan, fungsinya melaksanakan pemeriksaan sederhana
dan penerapan sanksi perpajakan.
7. Seksi Penagihan, fungsinya melaksanakan penagihan dengan tindakan
aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Visi, Misi dan Motto
1. Visi
Visi KPP Pratama sesuai dengan visi Dirjen Pajak, yaitu Menjadi
Model Pelayanan Masyarakat Yang Menyelenggarakan Sistem dan
Manajemen Perpajakan Kelas Dunia, Yang Dipercaya dan Dibanggakan
Masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya dalam visi tersebut
terkandung 3 cita-cita utama yang ingin dituju, yaitu:
a. Menjadi model pelayanan masyarakat yang merefleksikan cita-cita
untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi unit instansi
pemerintah lainnya.
b. Berkelas dunia (world class) yang merefleksikan cita-cita untuk
mencapai tingkatan atau standar internasional baik untuk kulaitas
aparatnya maupun kualitas kinerja dan hasilnya.
c. Dipercaya dan dibanggakan masyarakat yang merefleksikan cita-cita
untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa eksistensi dan
kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat mampu
memenuhi harapan serta cita-cita yang baik dan bersih.
2. Misi
Misi dari KPP Pratama yaitu:
a. Di Bidang Fiskal, Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor
pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah
berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas
dan efisiensi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Di Bidang Ekonomi, Mendukung kebijaksanaan Pemerintah dalam
mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan yang
meminimalkan distorsi atau penyimpangan.
c. Di Bidang Politik, Mendukung proses demokratisasi bangsa.
d. Di Bidang Kelembagaan, Senantiasa memperbaharui diri, selaras
dengan aspirasi masyarakat dan demokrasi perpajakan serta
administrasi perpajakan mutakhir.
3. Motto
Motto dari KPP Pratama adalah “Bersama Anda (Wajib Pajak)
Membangun Bangsa”
D. Wajib Pajak
Tabel 1. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Yogyakarta Periode 2008-2012
No Tahun Jumlah WPOP
1 2008 34.303
2 2009 56.800
3 2010 65.285
4 2011 70.347
5 2012 78.187
Sumber : KPP Pratama Yogyakarta tahun 2013
Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Yogyakarta terus bertambah dari tahun ke tahun. Pda tahun 2008
wajib pajak yang terdaftar sejumlah 34.303 wajib pajak. Pada tahun 2009
jumlah wajib pajak orang pribadi mengalami kenaikan yang sangat signifikan
yaitu sebanyak 56.800 wajib pajak. Pada tahun 2010 hingga 2012 jumlah
wajib pajak terus mengalami kenaikan yaitu dari 56.800 menjadi 78.187 wajib
pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi
yang masuk didalam wilayah KPP Pratama Yogyakarta. Sampel yang
digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebagai pengguna
e-filing di wilayah kota Yogyakarta. Metode pengumpulan sampel dengan
menggunakan kuesioner, baik dikirim langsung maupun dengan menggunakan
pos (mail survey) dan melalui e-mail dengan responden wajib pajak orang
pribadi yang telah menggunakan e-filing sebagai sarana pelaporan
pajak.Ketika kuesioner dikirim langsung ternyata ada beberapa wajib pajak
menolak untuk mengisi kuesioner karena isi kuesioner menyangkut
perpajakan dan dianggap sebagai rahasi pribadi.
Perolehan data dilakukan pada bulan Januari-Februari 2013. Pada table
dijelaskan bahwa kuesioner yang dikirim sebanyak 72 kuesioner. Menurut
Jogiyanto (2009), jumlah sampel minimal yang dapat diolah dengan
menggunakan model Partial least square (PLS) adalah sebanyak 30 sampai 50
sampel atau sampel besar di atas 200. Mengacu pada hal tersebut, penulis
membagikan kuesioner sebanyak 72 kuesioner sesuai dengan jumlah populasi
pengguna e-filing yang diperoleh langsung dari seksi Pengolahan Data dan
Informasi (Seksi PDI) di KPP Pratama Yogyakarta dengan harapan kuisioner
yang kembali bisa mencapai sampel minimal yang akan diolah dengan model
PLS. Sebanyak 72 kuisioner tersebut dibagikan kepada wajib pajak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pribadi di kota Yogyakarta. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 60
kuesioner. Kuesioner yang rusak atau tidak lengkap sebanyak 8 kuesioner.
Jadi jumlah sampel pengamatan sebanyak 52 pengamatan.Banyaknya
kuesioner yang tidak kembali disebabkan karena responden bersikap protektif
terhadap hal-hal yang menyangkut tentang perpajakan seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Tabel 2: Distribusi Kuesioner Penelitian
Keterangan Jumlah Kuesioner
Jumlah kuesioner yang dikirim 72
Kuesioner yang kembali 60
Kuesioner yang tidak kembali 12
Kuesioner yang tidak lengkap 8
Sampel akhir pengamatan 52
Sumber :Data diolah
Berdasarkan surat Nomor : S-360/WPJ.23/KP.0201/2013 yaitu tentang
izin penelitian di wilayah KPP Pratama Yogyakarta dengan syarat data yang
diperoleh tidak untuk dipublikasikan dan tidak menyangkut rahasia jabatan
/Negara sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 34 UU KUP. Berdasarkan
ketentuan tersebut maka peneliti tidak menlampirkan nama wajib pajak yang
menggunakan e-filing demi menjaga kerahasiaan dan tidak melanggar undang-
undang perpajakan tentang kerahasiaan identitas wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Analisis data
1. Merancang Model Struktural (inner model)
Inner model adalah model structural yang menghubungkan antara
variabel laten.
Gambar 7 : Inner model
Sumber : Gambar diolah
Ket:
a. Comp = Complexity
b. PU = Perceived Usefulness
c. PEOU = Perceived Ease Of Use
d. ATU = Attitude Towards Using
e. BI = Behavioral Intention to Using
f. AU = Actual Use
2. Merancang model pengukuran (outer model)
Outer model adalah model pengukuran yang menghubungkan antara
indikator dengan variabel latennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 8: outer model
Sumber : Gambar diolah
3. Menghitung pengukuran outer model
Model pengukuran atau outer model dengan indikator reflektif
dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya
dan composite realibility untuk blok indikator. Sedangkan outer model
dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive
content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan
melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Jogiyanto, 2009).Outer
model sering juga disebut dengan outer relation atau measurment model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang didefenisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan
variabel latennya.
a. Outer model dengan indikator reflektif
Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item
pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin
diukur. Suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner dipergunakan
untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti.
Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner
yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai
kecenderungan tertentu. Nilai yang lazim dipakai adalah 0,6.
1) Convergent validity
Korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel
latennya.Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai
korelasi atau loading 0.5 sampai 0.6, karena merupakan tahap awal
pengembangan skala pengukuran dan jumlah indicator per konstruk
berkisar antara 1 – 6 indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3. Outer Loadings (convergent validity)
ATU AU BI Comp PEOU PU
ATU1 0,9250
ATU2 0,8506
ATU3 0,6654
ATU4 0,6776
AU1 0,9545
AU2 0,9243
AU3 0,8802
BI1 0,8614
BI2 0,7415
BI3 0,8412
BI4 0,683
BI5 0,6123
COMP1 0,9861
COMP2 0,7856
COMP3 0,9861
PEOU1 -0,8342
PEOU2 -0,5689
PEOU3 0,6866
PEOU4 0,7665
PEOU5 0,6784
PEOU6 0,8420
PU1 0,9647
PU2 0,9167
PU3 0,8783
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa indikator
persepsi kemudahan penggunaan e-filing (PEOU1 dan PEOU2)
melalui uji convergent validity ternyata tidak valid karena nilai
loadingnya berada dibawah 0,50 dan harus dieliminasi dari analisis.
Menurut Ghozali (2008), model fit suatu konstruk yang dianalisis
dengan PLS dipersyaratkan memenuhi nilai convergent validity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yaitu indikator dengan faktor loading diatas 0,50 sehingga indikator
dengan faktor loading dibawah 0,50 dinyatakan tidak valid sebagai
konstruk variabel pemberdayaan dan harus kembali dieliminasi
(didrop) dari analisis. Gambar modifikasi model dapat dilihat
kembali pada lampiran, dan hasil outer loadingnya seperti tampak
dalam tabel 4 sebagai berikut;
Tabel 4. Modifikasi Outer Loadings (convergent validity)
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0,9270
ATU2 0,8543
ATU3 0,6597
ATU4 0,6719
AU1 0,9545
AU2 0,9243
AU3 0,8802
BI1 0,8615
BI2 0,7414
BI3 0,8411
BI4 0,6830
BI5 0,6124
COMP1 0,9861
COMP2 0,7858
COMP3 0,9861
PEOU3 0,7586
PEOU4 0,9179
PEOU5 0,9125
PEOU6 0,9787
PU1 0,9636
PU2 0,9162
PU3 0,8800
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan tabel 4 diatas, tidak ada indikator dari konstruk
yang memiliki loading factor dibawah 0,50. Maka dapat
disimpulkan bahwa indikator sikap terhadap penggunaan e-filing
(attitude towards using e-filing) yang disimbolkan dengan ATU1,
ATU2, ATU3, ATU4, penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-
filing use) yang disimbolkan dengan AU1, AU2, AU3, minat
perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing)
yang disimbolkan dengan BI1, BI2, BI3, BI4, BI5, kerumitan
(complexity) yang disimbolkan dengan Comp1, Comp2, Comp3,
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use ) yang
disimbolkan dengan PEOU3, PEOU4, PEOU5, PEOU6, dan
persepsi kegunaan (perceived usefulness) yang disimbolkan dengan
PU1, PU2, dan PU3 merupakan indikator yang mampu menjelaskan
dan mendefinisikan konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya
(Actual e-filing use), sikap peradap penggunaan e-filing (Attitude
Toward using), minat perilaku menggunakan e-filing (Behavioral
Intention to use e-filing), kerumitan (Complexity), persepsi
kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) dan persepsi
kegunaan (Perceived Usefulness) serta masing-masing indikator
tersebut memenuhi convergent validity.
Hasil model struktural yang diteliti menunjukkan hubungan
antara indikator dengan masing-masing variabel yang ditunjukkan
dengan besarnya nilai bobot faktor. Variabel AU (Actual Use) di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ukur dari tiga item indikator yakni selalu mencoba menggunakan
(AU1) dengan bobot faktor 0,9545; melanjutkan menggunakan
(AU2) dengan bobot 0,9243; selalu menggunakan (AU3) dengan
bobot 0,8802. Variabel ATU (Attitude toward using) diukur dari
empat indikator yaitu kenyamanan berinteraksi (ATU1) dengan
bobot faktor 0,9270; senang menggunakan (ATU2) dengan bobot
faktor 0,8543; menikmati penggunaan (ATU3) dengan bobot faktor
0,6597; tidak membosankan (ATU4) dengan bobot faktor 0,6719.
Variabel Behavioral Intention (BI) diukur dari lima indikator yaitu
mempunyai fitur yang bagus (BI1) dengan bobot faktor 0,8615;
selalu mencoba menggunakan (BI2) dengan bobot faktor 0,7414;
merencanakan menggunakan dimasa depan (BI3) dengan bobot
faktor 0,8411; berlanjut dimasa datang (BI4) dengan bobot faktor
0,6830 dan mengharapkan penggunaan terus berlanjut (BI4) dengan
bobot faktor 0,6124. Variabel Complexity (Comp) diukur dari tiga
indikator yaitu banyak menyita waktu (Comp1) dengan bobot faktor
0,9861; sulit dipadukan (Comp2) dengan bobot faktor 0,7858;
berbahaya bagi computer dan data (Comp3) dengan bobot faktor
0,9861. Variabel Perceived ease of use (PEOU) diukur dengan
empat indikator yaitu mudah dipelajari (PEOU3) dengan bobot
indikator 0,7586; interaksi dengan e-filing jelas dan terpahami
(PEOU4) dengan bobot indikator 0,9179; mudah beradaptasi
(PEOU5) dengan bobot indikator 0,9125; keseluruhan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
digunakan (PEOU6) dengan bobot indikator 0,9787. Variabel
Perceived usefulness (PU) diukur dengan tiga indikator yaitu
peningkatan performa kinerja (PU1) dengan bobot indikator 0,9636;
peningkatan efektivitas kinerja (PU2) dengan bobot indikator
0,9162; menyerdehanakan proses kinerja (PU3) dengan bobot
indikator 0, 8800. Melihat hasil indikator dengan variabelnya telah
memenuhi Convergent validity karena semua loading factor berada
diatas 0,5. Loading factor merupakan korelasi antara indikator
tersebut dengan variabelnya (konstruknya) semakin tinggi
korelasinya, menunjukkan tingkat validitas yang lebih baik (Sofyan,
2011;174).
2) Dicriminant validity
Discrimant validity merupakan pengukuran indicator dengan
indikator itu sendiri. Pengukuran discriminant validity dilakukan
dengan cara membandingkan nilai square root of average variance
extracted (Akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi dengan
korelasi antara konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam
model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar
dibandingkan dengan nilai korelasi konstruk terhadap konstruk
lainnya dalam model maka dapat di simpulkan kosntruk tersebut
memiliki nilai discriminant validity yang baik dan
sebaliknya.Direkomendasikan nilai pengukuran AVE harus lebih
besar dari 0.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 5. Latent Variable Correlation
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU 1
AU 0.8543 1
BI 0.2627 0.2685 1
COMP -0.2012 -0.3056 -0.1452 1
PEOU -0.491 -0.3564 -0.0708 0.1138 1
PU 0.7586 0.8944 0.2667 -0.2957 -0.3683 1
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Tabel 6. AVE dan akar AVE
AVE Akar AVE
ATU 0,6189 0,7867
AU 0,8468 0,9202
BI 0,5682 0,7538
Comp 0,8542 0,9242
PEOU 0,8021 0,8956
PU 0,8475 0,9206
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Dari tabel 5 dan 6 diatas, disimpulkan bahwa akar AVE
konstruk Actual Use (AU) sebesar 0,9202 lebih tinggi dari nilai
korelasi antara konstruk AU dengan konstruk lainnya yaitu AU
dengan ATU sebesar 0,8543. Akar AVE konstruk Attitude Toward
Using (ATU) sebesar sebesar 0,7867 lebih tinggi dari nilai korelasi
antara konstruk ATU dengan konstruk lainnya. Akar AVE konstruk
Complexityi (Comp) sebesar 0,9242 lebih tinggi dari nilai korelasi
antara konstruk Comp dengan konstruk lainnya. Akar AVE
konstruk Perceived Usefulness (PU) sebesar 0,9206 lebih besar
dari nilai korelasi antara konstruk PU dengan konstruk lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Discrimant validity indicator reflektif dapat dilihat pada cross
loading antara indicator dengan konstruknya:
Tabel 7. Cross Loadings
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0.9270 0.9116 0.2357 -0.1109 -0.4193 0.9197
ATU2 0.8543 0.8586 0.2621 -0.2154 -0.2419 0.8491
ATU3 0.6597 0.3064 0.1508 -0.1515 -0.5194 0.3173
ATU4 0.6719 0.3228 0.1432 -0.1938 -0.5562 0.3341
AU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636
AU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162
AU3 0.7130 0.8802 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8800
BI1 0.3096 0.2785 0.8615 -0.0329 -0.1316 0.2748
BI2 0.1006 0.1083 0.7414 -0.2656 0.0972 0.1028
BI3 0.2446 0.2576 0.8411 -0.1134 -0.0416 0.2585
BI4 0.0605 0.1169 0.6830 -0.1791 0.0364 0.1188
BI5 0.0965 0.1207 0.6124 -0.1198 -0.1222 0.1201
COMP1 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093
COMP2 -0.0936 -0.1720 -0.0260 0.7858 0.1252 -0.1662
COMP3 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093
PEOU3 -0.3221 -0.2632 -0.1204 0.1438 0.7586 -0.2705
PEOU4 -0.4015 -0.2953 -0.0337 0.0877 0.9179 -0.3131
PEOU5 -0.4173 -0.2424 -0.0347 0.0378 0.9125 -0.2494
PEOU6 -0.5656 -0.4314 -0.0727 0.1340 0.9787 -0.4416
PU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636
PU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162
PU3 0.7130 0.8800 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8802
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Dari tabel 7 diatas, terlihat bahwa korelasi konstruk AU dengan
indikator-indikatornya (AU1, AU2 dan AU3) lebih besar
dibandingkan korelasi indikator AU (AU1, AU2) dengan konstruk-
konstruk lainnya (ATU, BI, Comp, PEOU, PU) demikina juga
korelasi konstruk ATU dengan indikator-indikatornya (ATU1,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ATU2, ATU3, ATU4) lebih besar dibandingkan korelasi indikator-
indikator ATU (ATU1, ATU2, ATU3, ATU4) dengan konstruk
lainnya (AU, BI, Comp, PEOU, PU). Begitu juga korelasi konstruk
BI, Comp, PEOU dan PU dengan indikatornya masing-masing
lebih besar dibandingkan korelasi indikatornya dengan konstruk-
konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi indicator pada blok mereka lebih baik baik
dibandingkan dengan indicator di blok lainnya.
3) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha dan
nilai composite reliability. Untuk dapat dikatakan suatu konstruk
reliable, maka nilai cronbach’s alpha harus >0,6 dan composite
reliability harus > 0,7.
Tabel 8. Composite reliability
Composite Reliability
ATU 0,8641
AU 0,9430
BI 0,8662
Comp 0,9456
PEOU 0,9415
PU 0,9433
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Hasil output composite reliability pada tebel 8 diatas, untuk
konstruk AU (Actual Use) adalah sebesar 0,9430; konstruk ATU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(Attitude Toward Using) sebesar 0,8641; konstruk BI (Behavioral
Intention) sebesar 0,8662; konstruk Complexity sebesar 0,9454;
konstruk PEOU (Perceived Ease Of Use) sebesar 0,9415; dan
konstruk PU (Perceived Usefulness) sebesar 0,9433. Semua nilai
composite reliability tersebut berada diatas 0,70. Jadi dapat
disimpulkan bahwa konstruk AU, ATU, Comp, dan PU memiliki
reliabilitas yang baik.
b. Outer model dengan indikator formatif
Outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan
pada substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya
relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut
(Solimun, 2007).
Menurut Jogiyanto (2009) konstruk dengan indicator formatif
tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity dan
composite reliability. Oleh karena konstruk formatif pada dasarnya
merupakan hubungan regresi dari indicator ke konstruk maka cara
menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan
signifikansi dari koefisien regresi tersebut.
Selanjutnya Imam ghozali (2011) juga menyatakan bahwa
indikator formatif tidak ada uji reliabilitas dan uji validitasnya, tapi
dapat dilakukan dengan melihat nilai t statistik apakah signifikan atau
tidak dengan perhitungan bootsraping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Chin (1998) menyarankan menggunakn weight setiap indicator
sebagai kriteria menilai seberapa besar kontribusi indicator tersebut
terhadap konstruk. Nilai weight untuk semua indicator formatif adalah
semua signifikan yang mengindikasikan bahwa indicator memberikan
kontribusi dalam pembentukan konstruk.
Tabel 9. Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STERR|)
ATU1<ATU 0.4303 0.4317 0.0407 10.5666
ATU2 <- ATU 0.3854 0.3915 0.0389 9.9206
ATU3 <- ATU 0.1978 0.1911 0.0373 5.2973
ATU4 <- ATU 0.2103 0.2029 0.0346 6.0705
AU1 <- AU 0.3152 0.3186 0.0249 12.6505
AU2 <- AU 0.4213 0.4174 0.0461 9.1396
AU3 <- AU 0.3518 0.3525 0.0437 8.0489
BI1 <- BI 0.4190 0.4350 0.1417 2.9571
BI2 <- BI 0.1547 0.1277 0.1558 0.9933
BI3 <- BI 0.3755 0.3676 0.1075 3.4928
BI4 <- BI 0.1537 0.1338 0.1653 0.9297
BI5 <- BI 0.1691 0.1327 0.1811 0.9337
COMP1 <- COMP 0.4177 0.4248 0.0416 10.0344
COMP2 <- COMP 0.2243 0.2003 0.1228 1.8259
COMP3 <- COMP 0.4177 0.4248 0.0416 10.0344
PEOU1 <- PEOU -0.4112 -0.2355 0.3405 1.2076
PEOU2 <- PEOU -0.2452 -0.1146 0.2246 1.0919
PEOU3 <- PEOU 0.1359 0.0776 0.1096 1.2392
PEOU4 <- PEOU 0.1643 0.1118 0.1168 1.4062
PEOU5 <- PEOU 0.1532 0.1038 0.1133 1.3525
PEOU6 <- PEOU 0.2308 0.1474 0.1743 1.3235
PU1 <- PU 0.4024 0.4015 0.0179 22.5319
PU2 <- PU 0.3581 0.3608 0.0165 21.7153
PU3 <- PU 0.3228 0.3209 0.0166 19.4365
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel outer weight diatas menunjukkan hasil regresi masing-
masing indikator terhadap variabel latennya. Suatu konstruk formatif
dinyatakan lulus uji validitas konstruk ketika semua indikatornya
memiliki nilai T-statistik lebih besar dari 1,96 (tingkat signifikan 5%).
Dari tebel diatas terlihat ada konstruk formatif yang tidak memenuhi
nilai T-statistik diatas 1,96. Ada kemungkinan indicator diatas
signifikan pada α 10% atau 20%.
4. Pengujian model structural ( inner model)
Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat
persentasi variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk
konstruk laten dependen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya dan
stabilitas dari estimasi di evaluasi dengan menggunakan uji t–statistic
yang didapat lewat prosedur bootstrapping. Berikut hasil perhitungan R
Square :
Tabel 10. R Square
R Square
ATU 0,7725
AU 0,1447
BI 0,0755
Comp
PEOU
PU 0,2008
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Berdasarkan tabel 10 diatas nilai R² konstruk sikap terhadap
menggunakan e-filing (Attitude Toward Using-ATU) adalah 0,7725.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Artinya, konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dan persepsi
kemudahan (Perceived Ease Of Use) secara simultan mampu menjelaskan
variability konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (Attitude
Toward Using-ATU) sebesar 77,25% sisanya sebesar 22,75% dipengaruhi
faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Nilai R² konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya (Actual e-filing
Use-AU) adalah 0,1447. Menunjukkan bahwa penggunaan e-filing
sesungguhnya (Actual e-filing Use) dipengaruhi oleh minat menggunakan
e-filing (Behavioral Intention to use e-filing) dan kerumitan (complexity)
secara simultan mampu menjelaskan variability konstruk penggunaan
sesungguhnya (actual use) sebesar 14,47% sisanya sebesar 85,53%
dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R² konstruk
minat menggunakan e-filing (Behavioral Intention to use e-filing) sebesar
0,0755. Artinya, konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dan
sikap terhadap penggunaan (Attitude toward using) mampu menjelaskan
konstruk minat perilaku menggunakan (Behavioral Intention) sebesar
7,55% sisanya 92,45% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam
model.
Nilai R² persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) sebesar 0,2008.
Menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)
dipengaruhi oleh kerumitan (Complexity) dan persepsi kemudahan
(Perceived ease of using) secara simultan mampu menjelaskan variability
konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) sebesar 20,08%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sisanya sebesar 79,92% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam
model.
Tabel 11. Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T
Statistics
(|O/STER
R|)
ATU -> BI 0.1285 0.1386 0.1406 0.1406 0.9140
BI -> AU 0.2290 0.2611 0.0872 0.0872 2.6272
COMP -> AU -0.2723 -0.2706 0.0827 0.0827 3.2934
COMP -> PU -0.2571 -0.2546 0.0863 0.0863 2.9797
PEOU ->ATU -0.2022 -0.1936 0.0411 0.0411 4.9170
PEOU -> PU -0.3390 -0.3465 0.0756 0.0756 4.4827
PU -> ATU 0.7841 0.7867 0.0495 0.0495 15.8269
PU -> BI 0.1564 0.1769 0.1266 0.1266 1.2353
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Berdasarkan nilai Koefisien parameter (original sample) dan nilai T-
statistic diatas, maka hasil uji untuk masing-masing hipotesis adalah
sebagai berikut ini.
Hipotesis 1a yang menyatakan kerumitan (complexity) menggunakan e-
filing berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use)
dalam penggunaan e-filing. Hasil perhitungan software Smart PLS 2.0 M3
menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif signifikan
terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dengan nilai koefisien
parameter -0,2723 dan t-value 3,2934 (>1,96). Artinya, hipotesis pertama
terdukung. Hipotesis 1b menyatakan bahwa Kerumitan (complexity)
menggunakan e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing. Hasil uji hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
menunjukkan path antara kerumitan (complexity) dengan persepsi
kegunaan (perceived usefulness) memiliki nilai koefisien parameter -0,2571
dan t-value 2,9797 (>1,96). Artinya, hipotesis 1b terdukung.
Hipotesis 2a yang menyatakan bahwa Persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap
menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan persepsi kegunaan (perceived usefulness)
perpengaruh positif signifikan terhadap sikap menggunakan (attitude
toward using) dengan nilai koefisien parameter 0,7841 dan t-value 15,8269
(>1,96). Artinya hipotesis 2a terdukung. Hipotesis 2b yang menyatakan
bahwa Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing
(behavioral intention to use e-filing). Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness)
tidak berpengaruh positif terhadap minat penggunaan e-filing (behavioral
intention to use e-filing). Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter
0,1564 dan nilai t-value 1,2353 (<1,96). Artinya hipotesis 2a tidak
terdukung.
Hipotesis 3a menyatakan bahwa Persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness). Hasil uji hipotesis menunjukkan persepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif
terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter yang negatif -0,3390 dan nila t-
value 4,4827 (>1,96). Artinya, hipotesis 3a ditolak. Hipotesis 3b
menyatakan bahwa Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude toward
using) dalam penggunaan e-filing. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
ternyata persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh negative terhadap
sikap menggunakan e-filing. Hai ini ditunjukkan oleh nilai koefisien
parameter yang negatif -0,2022 dan nilai t-value 4.9170 (>1,96). artinya,
hipotesis 3b ditolak.
Hipotesis 4 menyatakan Sikap menggunakan e-filing (attitude towards
using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-
filing (behavioral intention to use e-filing). Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa sikap menggunakan e-filing tidak berpengaruh positif
terhadap minat perilaku menggunakan e-filing. Hal ini ditunjukkan oleh
keofisien parameter 0,1285 dan nilai t-value 0,9140 (<1,96). Artinya,
hipotesis tidak terdukung.
Hipotesis 5 menyatakan bahwa minat perilaku penggunaan e-filing
(behavioral intention to use e-filing) berpengaru9ih positif terhadap
penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use). Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan minat menggunakan berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya. Hal ini ditunjukkan oleh
koefisien parameter 0,2290 dan nilai t-value 2,6272 (>1,96).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dibuktikan
bahwa:
1. Hipotesis 1a : Kerumitan (complexity) menggunakan e-filing berpengaruh
negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam
penggunaan e-filing, diterima.
Hipotesis 2b : Kerumitan (complexity) menggunakan e-filing berpengaruh
negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam
penggunaan e-filing, diterima.
2. Hipotesis 2a : Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing)
berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude
toward using e-filing), diterima.
Hipotesis 2b: Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing
(behavioral intention to use e-filing), ditolak.
3. Hipotesis 3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness),
ditolak.
Hipotesis 3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude
toward using) ditolak.
4. Hipotesis 4: Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing
(behavioral intention to use e-filing), ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5. Hipotesis 5 : Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral
intention to use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing
sesungguhnya (actual e-filing use), diterima.
C. Pembahasan
Pengujian terhadap lima (5) hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
empat (4) hipotesis yang diterima dan satu (1) hipotesis yang ditolak.
Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan secara teoritis dan dukungan
empiris terhadap analisis pengujian hipotesis dan analisis pengaruhnya.
1. Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use)
Penerimaan hipotesis pertama (H1a) yang menyatakan bahwa kerumitan
(complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan
(perceived usefulness) mengindikasikan bahwa semakin rumit suatu sistem
maka akan menurunkan kegunaan dari sistem tersebut. Begitu pula
sebaliknya, semakin tidak rumit suatu sistem maka semakin mempunyai
banyak kegunaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Thompson et al. (1991) yang menyatakan bahwa semakin rumit suatu inovasi,
semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut. Hasil penelitian ini juga
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiyono (2008), dan Tjai Fung
Jin (2003), dan Amoroso dan Gardner (2004) bahwa persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dipengaruhi oleh kerumitan (complexity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Penerimaan H1a ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
pernyataan untuk konstruk kerumitan (complexity) yang terdiri dari 3
pernyataan yang mewakili dimensi waktu yang dihabiskan pada saat
menggunakan, kesulitan ketika dipadukan dengan pekerjaan, keamanan
komputer dan data dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat
pada lampiran. Berdasarkan jawaban responden untuk merespon ke arah yang
tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 28,85% sampai
51,92%. Jawaban untuk kearah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar
9,62% sampai 13,46%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk
merespon ke arah yang setuju yang diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar
1,92% sampai 11,54%. Dari presentase jawaban responden dapat disimpulkan
bahwa e-filing tidaklah begitu rumit dan sulit untuk digunakan.
Untuk presentase respon responden terhadap konstruk persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi
jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5
berkisar 7,69% sampai 67,31%. Sedangkan frekuensi jawaban responden
untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2
berkisar 1,92%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3
berkisar 21,16% sampai 28,85%. Dari presentase jawaban respon dapat
disimpulkan bahwa responden merasa percaya bahwa dengan menggunakan e-
filing dapat meningkatkan kinerja pekerjaan wajib pajak dalam hal
melaporkan SPT dan Perpanjangan SPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada
α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H1a)
yang menyatakan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap
persepsi kegunaan (perceived usefulness) yang artinya semakin rumit e-filing
maka wajib pajak memilih melakukan pelaporan SPT secara manual tanpa
mengutamakan kegunaan dari e-filing.
Penerimaan hipotesis H1b yang menyatakan bahwa kerumitan
(complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan senyatanya (actual
use) mengindikasikan bahwa kerumitan berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan senyatanya, hal ini menunjukkan bahwa meskipun e-filing
berguna bagi wajib pajak namun apabila semakin rumit penggunaanya akan
menyebabkan wajib pajak tidak akan mau menggunakannya. Penggunaan
senyatanya (actual use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,
1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini
bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas
mereka, yang tercermin dari kondosi nyata penggunaan (Natalia Tangke,
2004). Jadi, semakin rumit e-filing menyebabkan wajib pajak tidak
menggunakan e-filing dan akan menurunkan kepuasan penggunaan wajib
pajak terhadap e-filing. Menurut penelitian Thompson et al. (1991), semakin
rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut.
Pernyataan tersebut serupa dengan hasil penelitian Gardner dan Amoroso
(2004), Wiyono (2008), dan Igbaria Et al. (1995) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Penerimaan hipotesis H1b ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal
ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon
terhadap pernyataan untuk konstruk kerumitan (Complexity) yang terdiri dari
3 pernyataan yang mewakili dimensi waktu yang dihabiskan pada saat
menggunakan, kesulitan ketika dipadukan dengan pekerjaan, keamanan
komputer dan data dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat
pada lampiran. Berdasarkan jawaban responden untuk merespon ke arah yang
tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 28,85% sampai
51,92%. Jawaban untuk kearah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar
9,62% sampai 13,46%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk
merespon ke arah yang setuju yang diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar
1,92% sampai 11,54%. Dari presentase jawaban responden dapat disimpulkan
bahwa e-filing tidaklah rumit dan sulit untuk digunakan.
Untuk presentase respon responden terhadap konstruk penggunaan
senyatanya (actual use) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi
jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5
berkisar 9,62% sampai 82,69%. Sedangkan frekuensi jawaban responden
untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2
berkisar 3,85% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili
oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 34,62%. Dari presentase jawaban respon
dapat disimpulkan bahwa e-filing tidaklah sulit untuk digunakan dan wajib
pajak akan terus mencoba dan berkehendak untuk terus menggunakan e-filing
dalam melaporkan SPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada
α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H1b)
yang menyatakan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap
penggunaan senyatanya (actual use).
2. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap
sikap terhadap menggunakan (attitude toward using) dan minat
keperilakuan (behavioral intention).
Penerimaan hipotesis kedua (H2a) yang menyatakan bahwa persepsi
kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap
menggunakan (attitude toward using) mengindikasikan bahwa jika wajib
pajak merasa sistem e-filing berguna dan memiliki manfaat maka wajib pajak
akan merasa nyaman dan menikmati penggunaan e-filing. Menurut penelitian
(Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) menunjukkan
bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempengaruhi
secara positif dan signifikan terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude
toward using), penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling
signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude) didalam
menggunakan teknologi.
Penerimaan H2a ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pernyataan untuk konstruk persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness
e-filing) yang terdiri dari 3 pernyataan yang mewakili dimensi peningkatan
performa kinerja, peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan
proses kinerja dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat pada
lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah
setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 7,69% sampai 67,31%. Sedangkan
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang
diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92%. Jawaban untuk ke arah netral
yang diwakili oleh angka 3 berkisar 21,16% sampai 28,85%. Dari presentase
jawaban respon dapat disimpulkan bahwa responden merasa percaya bahwa
dengan menggunakan e-filing dapat meningkatkan performa kinerja,
peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan proses kinerja
pekerjaan wajib pajak.
Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk sikap
terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) dapat diliahat
dari table. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah
setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 57,69%. Sedangkan
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang
diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 3,85%. Jawaban untuk ke
arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 30,77% sampai 32,69%. Dari
presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak merasa
bahwa e-filing mempunyai kegunaan sehingga wajib pajak akan merasa
nyaman dalam menggunakan e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka akan menghasilkan pengaruh yang
positif dan signifikan pada 0,05 sehingga penelitian ini menerima hipotesis
alternatif (H2a) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan (perceived
usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude toward
using).
Pada hipotesis H2b dinyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Berdasarkan tabel
11 diketahui bahwa nilai koefisien parameter pada hubungan persepsi
kegunaan e-filing (perceived usefulness) dengan minat perilaku menggunakan
e-filing (behavioral intention to use e-filing) adalah sebesar 0,1564 dan t tabel
sebesar 1,2353 (<1,96) yang menunjukkan bahwa persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness) tidak berpengaruh terhadap minat perilaku untuk
menggunakan e-filing (behavioral intention to use). Secara deskriptif tidak
adanya pengaruh persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) terhadap
minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing)
berkaitan dengan kecenderungan kekurang yakinan wajib pajak apakah sistem
e-filing bermanfaat. Disisi lain wajib pajak yakin bahwa mereka sepenuhnya
mau terhadap system e-filing, sehingga perasaan mau menggunakan bukan
dikarenakan oleh persepsi kegunaan system e-filing, namun lebih dijelaskan
oleh kerelaan dan kemauan wajib pajak untuk menggunakan system e-filing
dan kemampuan mereka untuk memutuskan mereka untuk menggunakan e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
filing. Dari hasil disimpulkan bahwa tinggi rendahya persepsi wajib pajak
terhadap kegunaan atau manfaat system e-filing tidak mempengaruhi
keinginan mereka untuk menggunakan system. Hal ini mengindikasikan
bahwa wajib pajak menggunakan e-filing lebih dikarenakan oleh peraturan
Direktorat Jendral Pajak yang mewajibkan untuk menggunakan system e-
filing dalam setiap pelaporan pajak. Peraturan ini tertuang dalam Peraturan
Dirjen Jendral Pajak Nomor : PER - 39/PJ/2011 Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara E-filing Melalui
Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Oleh karena itu untuk
meningkatkan minat para wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing maka
DJP bertanggungjawab untuk mensosialisasikan secara lebih menyeluruh
tentang manfaat dari e-filing ini.
Penerimaan H2b ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Untuk presentase respon responden
terhadap konstruk minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention
tto use e-filing) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban
responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar
5,77% sampai 59,62%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk
merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar
1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka
3 berkisar 28,85% sampai 53,85%. Dari presentase jawaban respon dapat
disimpulkan bahwa wajib pajak dalam penggunaan e-filing menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
bahwa wajib pajak akan selalu mencoba menggunakan e-filing setiap kali akan
melaporkan SPT.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3 menghasilkan, tidak ada pengaruh yang
positif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis
alternatif (H2b) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).
3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use
e-filing) terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing)
dan sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing).
Hipotesis H3a dalam penelitian menyatakan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh positif
terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Dari
analisis tabel 11 diketahui keofisien parameter sebesar -0,3390 pada pengaruh
persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing)
terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) dengan
nilai t hitung sebesar 4,4827 (>1,96). Nilai koefisien parameter dan t-statistik
ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived
ease of use e-filing) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness e-filing). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian
ini ditolak dan disimpulkan tidak adanya hubungan positif antara persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap
persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Penolakan hipotesis
ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan persepsi mengenai
kemudahan sistem e-filing digunakan tidak berdampak terhadap pada
peningkatan atau penurunan persepsi mengenai manfaat sistem e-filing.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Shinta (2009) yang menemukan adanya hubungan negatif antar perceived
ease of use iCons dengan perceived usefulness iCons.
Penolakan H3a Secara deskriptif juga diketahui bahwa persepsi responden
terhadap variabel perceived usefullnes dan perceived ease of use adalah
sedang, namun jawaban pada variabel tersebut cenderung heterogen. Statistik
responden terhadap kedua variabel ini dapat dilihat pada lampiran.
Heterogenitas jawaban pada kedua variabel berdampak pada penolakan
dugaan bahwa persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh pada
persepsi kegunaa (perceived usefulness). Jawaban yang relatif heterogen juga
mengindikasikan bahwa wajib pajak memiliki keyakinan yang relatif berbeda
apakah e-filing mudah digunakan dan bermanfaat bagi mereka dalam
melaporkan SPT.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka menghasilkan pengaruh yang negatif
pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H3a)
yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ease of use e-filing) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan e-filing
(perceived usefulness e-filing).
Hipotesis H3b dalam penelitian menyatakan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh positif
terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Dari
analisis tabel 11 diketahui keofisien parameter sebesar -0,2022 pada pengaruh
persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing)
terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing) dengan
nilai t hitung sebesar 4,9170 (>0,05) yang menunjukkan hipotesis 3b ditolak.
Nilai koefisien parameter dan t-statistik ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara persepsi kemudahan pnggunaan e-filing
(perceived ease of use e-filing) terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude
toward using e-filing). Dengan demikian disimpulkan tidak adanya hubungan
yang berarti antara persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease
of use) terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing).
Hasil ini mendukung hasil penelitian Shinta (2009) yang menemukan adanya
hubungan negatif antar perceived ease of use iCons dengan attitude toward
using iCons.
Penolakan hipotesis ini berkaitan dengan kecenderungan jawaban
responden yang memiliki persepsi yang relatif heterogen pada variabel
perceived usefullness dan attitude. Persepsi yang seragam mengenai variabel
perceived ease of use dan attitude berdampak pada inkonsistensi pengaruh
persepsi manfaat terhadap sikap wajib pajak atas sistem e-filing. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
empiris penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan wajib pajak
untuk suka dan tidak suka terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh
persepsi mengenai kemudahan sistem untuk dioperasikan. Untuk itu
Direktorat Jendral Pajak diharapkan melakukan sosialisasi mengenai manfaat
sistem baru, sehingga wajib pajak berperilaku positif terhadap sistem baru.
Tindakan ini perlu dilakukan mengingat sikap wajib pajak terhadap sistem
baru tidak dipengaruhi oleh kemudahan sistem untuk dioperasikan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada
α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H3b) yang
menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease
of use e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing
(attitude toward using e-filing).
4. Sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing
(behavioral intention to use e-filing).
Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa sikap terhadap menggunakan
e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat
perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa nilai koefisien parameter sebesar
0,1285 dengan nilai t-tabel sebesar 0,9140 (<1,96) yang menunjukkan bahwa
sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
berpengaruh terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral
intention to use e-filing) hal ini mengindikasikan bahwa perasaan positif yang
dirasakan oleh wajib pajak dalam menggunakan e-filing bukanlah suatu alasan
untuk mempengaruhi minat wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing
dalam menyampaikan SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT melainkan
karena e-filing sifatnya wajib bagi wajib pajak. Davis et al. (1989)
menunjukkan bahwa sikap (attitude) berpengaruh secara positif keminat
perilaku (behavioral intention). Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh
Amoroso dan Gardner (2004), Wiyono (2008) dan Kharisma (2011).
Penerimaan H4 ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
pernyataan untuk konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude
towards using e-filing) terdiri dari 4 pernyataan yang mewakili dimensi
kenyamanan berinterkasi, senang menggunakan, menikmati penggunaan, dan
tidak membosankan dan penyajian informasi dengan skala likert dapat dilihat
pada lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke
arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 57,69%.
Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak
setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 3,85%.
Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 30,77%
sampai 32,69%.
Untuk presentase respon responden terhadap konstruk minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention tto use e-filing) dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah
setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 5,77% sampai 59,62%. Sedangkan
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang
diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke
arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 53,85%.
Berdasarkan respon dari responden terhadap kedua konstruk ini, secara
deskriptif dikatahui variabel attitude dan bahaviour intention to use masuk
kedalam kriteria tinggi, sehingga mau tidaknya wajib pajak dalam
menggunakan sistem e-filing tidak dijelaskan oleh perasaan suka dan tidak
suka terhadap sistem e-filing, namun lebih dikarenakan oleh sifat e-filing yang
merupakan keharusan untuk digunakan oleh wajib pajak. Attitude (sikap)
untuk menggunakan e-filing tidak berpengaruh signifikan terhadap behavior
intention to use (minat menggunakan) e-filing. Secara frekuensi juga diketahui
bahwa secara umum wajib pajak suka (dimana jawaban lebih banyak
mengarah ke skala setuju) terhadap sistem e-filing, namun demikian adanya
pengaruh yang tidak signifikan mengidikasikan bahwa wajib pajak yang
memiliki perasaan suka atau kurang suka tidak memberikan tanggapan secara
serius terhadap keinginan untuk menggunakan sistem e-filing, karena
pamanfaatan sistem merupakan keharusan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, bahwa sikap (attitude) tidak berpengaruh
positif terhadap minat (intention) pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini
menolak hipotesis alternatif (H4) yang menyatakan bahwa sikap terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif
terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-
filing).
5. Minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing)
berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual
e-filing use)
Penerimaan hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaruh
positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use)
mengindikasikan bahwa minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing akan
mempengaruhi wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Penelitian yang
dilakukan oleh Davis et al. (1989), Taylor dan Todd (1995) serta Verkantesh
dan Davis (2000) menyatakan bahwa minat perilaku adalah pemrediksi yang
baik terhadap penggunaan senyatanya. Hasil yang serupa juga ditunjukkan
oleh Kharisma (2011).
Penerimaan H5 ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
pernyataan untuk konstruk minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral
intention to use e-filing) terdiri dari 5 pernyataan yang mewakili dimensi
selalu mencoba menggunakan, merencanakan menggunakan, berkehendak
menggunakan dan mengharapkan penggunaan berlanjut dan penyajian
informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh
angka 4 dan 5 berkisar 5,77% sampai 59,62%. Sedangkan frekuensi jawaban
responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka
1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang
diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 53,85%. Dari presentase
jawaban respon dapat disimpulkan bahwa kenyamanan menggunakan e-filing
menyebabkan keinginan wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing.
Untuk presentase respon responden terhadap konstruk penggunaan e-filing
sesungguhnya (actual e-filing use) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh
angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 82,69%. Sedangkan frekuensi jawaban
responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka
1 dan 2 berkisar 3,85% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang
diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 34,62%. Dari presentase
jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak yang telah
menggunakan sistem e-filing dan telah merasakan manfaat dari sistem e-
filing selalu berkeinginan untuk menggunakan e-filing guna mempermudah
menyampaikan SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT selanjutnya.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya
dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka menghasilkan pengaruh yang positif
pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H5)
yang menyatakan bahwa minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing
sesungguhnya (actual e-filing use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan anlisis data dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kerumitan (complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan sistem e-filing. Hal ini
ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar -0,2571 dan t-hitung
sebesar 2,9795 yang lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96.
Kerumitan (complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap penggunaan
senyatanya (actual use). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter
sebesar -0,2723 dan t-hitung sebesar 3,2934 yang lebih besar dari nilai t-
tabel sebesar 1,96.
2. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude toward using)
dalam penggunaan sistem e-filing. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien
parameter sebesar 0,784 dan t-hitung sebesar 15,8269 yang lebih besar
dari t-tabel sebesar 1,96.
Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) tidak memiliki pengaruh
positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention
to use e-filing). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar
0,156 dan t-hitung sebesar 1,2353 yang lebih kecil dari t-tabel sebesar
1,96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing)
memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived
usefulness e-filing). Hal ini ditujukkan dari nilai koefisien parameter
sebesar -0,3390 dan t-hitung sebesar 4,4827 lebih besar dari t-tabel sebesar
1,96.
Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing)
memiliki pengaruh negatif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude
toward using e-filing). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter
sebesar -0,2022 dan t-hitung sebesar 4,9170 lebih besar dari t-tabel sebesar
1,96.
4. Sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing)
tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Hal ini
ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar 0,1285 dan t-hitung
sebesar 0,9140 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96.
5. Minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing)
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan e-
filing sesungguhnya (actual e-filing use). Hal ini ditunjukkan dari nilai
koefisien parameter sebesar 0,2290 dan t-hitung sebesar 2,6272 lebih besar
dari t-tabel 1,96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan satu dari variabel eksternal dari
penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Wiyono (2008) dari
model TAM yang di kembangkan oleh Amoroso dan Gardner (2004)
sehingga memungkinkan ada faktor-faktor lain yang berpengaruh menjadi
terabaikan.
2. Penelitian ini hanya memfokuskan kepada wajib pajak orang pribadi yang
sudah menggunakan e-filing, peneliti tidak melakukan survey terhadap
wajib pajak yang belum menggunakan e-filing.
3. Penelitian ini hanya berskala pribadi tidak berskala badan ataupun
organisasi sehingga diperlukan kehati-hatian dalam melakukan
generalisasi hasil penelitian.
C. Saran
1. Rekomendasi untuk penelitian mendatang adalah untuk memperluas
cakupan wilayah responden.
2. Peneliti mendatang sebaiknya menambah variabel eksternal sehingga
penelitian menggunakan TAM bisa menambah jelas hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
DAFTAR PUSTAKA
Amoroso, Donald L. and Gardner, Christina. 2004. “Development of an Instrument to
Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumers”. Proceeding of
the 37th
Hawaii International Conference on System Science, 2004: 1-10.
Davis, F.D. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of
Information Technology,” MIS Quarterly (13;3), 1989, pp. 319-340.
Davis, F.D., Bagozzi, R.P., dan Warshaw, P.R. “User Acceptance of Computer
Technology: A Comparison of Two Theoretical Models,” Management Science
(35:8), 1989, pp. 982-1003.
Davis, F.D. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and Usage of Information
Technology: A Replication,” MIS Quarterly, 1992, pp. 227-247.
Fishben, M., and Ajzen, I. Believe, Attitude, Intention and Behavior An Introduction
to Theory and Research, Addison Wesley, Reading, MA. 1975.
Gozali, Imam. 2008. Structural Equation Modelling: Metode Alternatif dengan Partal
Least Square (PLS). Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Hamzah, Ardi. 2009. “Evaluasi kesesuaian Model Keperilakuan Dalam Penggunaan
Teknologi Sistem Informasi di Indonesia”. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi, 2009. Yogyakarta.
http://www/smartpls.de “SmartPLS 2.0 M3”
Igbaria, M., Parasuraman, S., and Baroudi, J.J. ”A Motivational Model of
Microcomputer Esage”. Jurnal of Management Information System (13), 1996, pp.
127-143.
Igbaria, M., Guimaraes, T., & Davis, G.B. “ Testing the Determinants of
Microcomputer Usage Via A Structural Equation Model”. Journal of
Management Information System (11), 1995, pp. 87-114.
Jogiyanto, H.M., (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Pertama. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M., (2009). Konsep dan Aplikasi PLS (partial least square) untuk
Penelitian Empiris. Edisi Pertama.BPFE, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kartika, Shinta Eka. 2009. “Analisis Proses Penerimaan Sistem Informasi iCons
Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Pada Karyawan PT.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di kota Semarang”. Tesis, Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004
tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik.
Khakim, Kharisma Nur (2011). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Dan Penggunaan Software Akuntansi Myob Dengan Menggunakan
Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)”. Skripsi, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Kirana, Gita Gowinda. 2010. “Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-filing”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-05/PJ./2005 Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-filing) Melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Peraturan Direktur Pendral Pajak Nomor : PER-39/PJ/2011 Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Yang Menggunakan Formulir 1770S Atau 1770SS Secara e-Filing Melalui
Website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id).
Sanusi Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama.Jogja: Salemba
empat.
Saputro, Agung N. 2010. ”Analisis Persepsi Penerapan Sistem Informasi Pada PT.
UPS Dengan Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)”.
Tesis, Program Magister Manajemen Sistem Informasi Universitas Guna
Dharma.
Sjazna, Bernadetta. 1996. “Emprical Evaluation of the Revised Technology
Acceptance Model“. Manajement Science /Vol. 42, No. 1, January 1996, pp.
85-92.
Sugiyono (2002), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabet, Bandung.
Suhandi, I. Tesavrita, C. dan Sadiyoko Ali. 2009. “Penggunaan Technology
Acceptance Model Sebagai Dasar usulan Perbaikan Fasilitas Pada Layanan
Mobile Internet”. Simposium Nasional RAPI VIII 2009. Bandung.
Szajna.B. “Emprical Evaluation ot the Revised Technology Acceptance Model”.
Management Science. (42:1), 1996, pp 85-92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Undang-undang RI No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 16 tahun
2009.
Venkatesh, Viswanath and Davis F.D. 2000. A Theoretical Extnetion of the
Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management
Sciensce, Vol. 46, No.2, February 2000, pp. 186-204.
Wanabakti, Angih P. dan Dwihardo, Nelman H. 2011. “Pengaruh Pelatihan,
Penerapan SOP, Reward System, Lingkungan Kerja dan Peralatan Terhadap
Produktivitas Teknisi”. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Hassanuddin.
Widiyastuti, Sari Murti. 2012. Partial Least Square. Universitas Atmajaya
Yogyakarta.
Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. “Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak terhadap
Penggunaan E-filling sebagai Sarana Pelaporan Pajak secara Online dan
Realtime. “ Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 2, h. 117-132.
Wiyono, Gedro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS dan
Smart PLS. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
www.pajak.go.id “e-filing”.
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2011. “Generasi Muda Mengolah Data
Penelitian Dengan Partial Least Square Path Modeling”. Jakarta: Salemba
Infotek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3. Tabulasi jawaban responden
RES PU PEOU ATU BI COMP AU
1 13 25 17 20 3 13
2 13 27 17 19 5 12
3 13 18 9 20 5 8
4 11 26 15 19 3 10
5 12 25 14 18 6 12
6 12 19 16 19 4 11
7 9 22 14 18 6 11
8 12 23 14 18 4 14
9 13 28 17 14 5 12
10 11 20 14 22 4 9
11 13 24 16 18 4 11
12 12 19 14 17 4 14
13 12 26 16 18 6 12
14 10 19 18 21 6 12
15 13 25 16 15 3 12
16 12 19 12 19 6 11
17 11 21 16 12 3 13
18 12 21 18 19 5 12
19 11 22 16 17 5 10
20 11 20 12 18 6 12
21 12 22 15 18 3 11
22 13 20 14 18 5 12
23 10 27 14 22 3 11
24 10 22 14 16 5 12
25 12 23 16 18 5 10
26 12 21 14 18 3 11
27 13 23 16 19 7 12
28 10 20 16 15 3 12
29 11 26 17 21 5 11
30 12 22 13 17 7 11
31 10 21 12 18 6 12
32 10 16 16 17 3 10
33 11 20 17 17 3 13
34 13 23 16 20 6 12
35 12 20 14 17 3 11
36 9 22 14 18 6 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
37 12 20 14 18 5 11
38 10 16 14 19 6 11
39 10 20 14 18 3 13
40 11 21 14 16 5 12
41 11 22 14 15 3 12
42 10 20 17 20 3 12
43 11 21 15 16 5 10
44 12 20 14 20 3 12
45 10 23 15 17 3 11
46 12 22 16 16 5 13
47 13 23 10 23 3 8
48 12 21 18 17 6 13
49 11 23 17 18 3 11
50 11 21 15 18 6 11
51 13 26 19 17 5 12
52 13 18 18 22 6 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 4. Statistik responden
Skor Frekuensi Item Survey
Perceived Usefulness
Skala
Likert
Item Survey
PU1 PU2 PU3
2 1,92%
3 21,16% 23.08% 28.85%
4 69.23% 67.31% 63.46%
5 7.69% 9.62% 7.69%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
Skor Frekuensi Item Survey
Perceived Ease Of Use
Skala
Likert
Item Survey
PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6
2 5.77% 3.85% 3.85% 1.92% 3.85% 5.77%
3 48.08% 44.23% 46.15% 9.62% 36.54% 38.46%
4 34.62% 42.31% 42.31% 76.92% 46.15% 50.00%
5 11.54% 9.62% 7.69% 11.54% 13.46% 5.77%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
Skor Frekuensi Item Survey
Attitude Toward Using
Skala
Likert
Item Survey
ATU1 ATU2 ATU3 ATU4
2 3.85% 1.92% 1.92% 3.85%
3 32.69% 30.77% 30.77% 32.69%
4 53.85% 57.69% 51.92% 51.92%
5 9.62% 9.62% 15.38% 11.54%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Skor Frekuensi Item Survey
Behavioral Intention to Use
Skala
Likert
Item Survey
BI1 BI2 BI3 BI4 BI5
2 3.85% 1.92% 3.85% 5.77% 3.85%
3 28.85% 30.77% 53.85% 50.00% 42.31%
4 59.62% 57.69% 36.54% 34.62% 42.31%
5 7.69% 9.62% 5.77% 9.62% 11.54%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
Skor Frekuensi Item Survey
Complexity
Skala
Likert
Item Survey
COMP1 COMP2 COMP3
1 51.92% 48.08% 44.23%
2 28.85% 38.46% 25.00%
3 13.46% 7.69% 9.62%
4 3.85% 3.85% 9.62%
5 1.92% 1.92% 11.54%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
Skor Frekuensi Item Survey
Actual System Use
Skala Likert Item Survey
AU1 AU2 AU3
2 3.85%
5.77%
3 28.85%
34.62%
4 57.69% 82.69% 50.00%
5 9.62% 17.31% 9.62%
Jumlah 100.00% 100.00% 100.00%
N=52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 5. Model Struktur dengan Smart PLS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 6. Calculate dengan PLS Algorithm Sebelum Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 7. Calculate dengan Bootstraping Sebelum Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 8. Calculate dengan PLS Algorithm SetelahUji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 9. Calculate dengan Bootstraping Setelah Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 10. Calculate dengan PLS Algorithm dan Boothstraping sebelum uji
indikator
KONSTRUK ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0.9250
ATU2 0.8506
ATU3 0.6654
ATU4 0.6776
AU1 0.9545
AU2 0.9243
AU3 0.8802
BI1 0.8614
BI2 0.7415
BI3 0.8412
BI4 0.683
BI5 0.6123
COMP1 0.9861
COMP2 0.7856
COMP3 0.9861
PEOU1 -0.8342
PEOU2 -0.5689
PEOU3 0.6866
PEOU4 0.7665
PEOU5 0.6784
PEOU6 0.8420
PU1 0.9647
PU2 0.9167
PU3 0.8783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
CROSS LOADINGS (DISCRIMINANT VALIDITY)
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0.9250 0.9116 0.2356 -0.1109 -0.7632 0.9204
ATU2 0.8506 0.8586 0.2620 -0.2154 -0.5911 0.8492
ATU3 0.6654 0.3064 0.1508 -0.1515 -0.5253 0.3179
ATU4 0.6776 0.3228 0.1432 -0.1938 -0.5788 0.3349
AU1 0.8611 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.8178 0.9647
AU2 0.7832 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.6586 0.9167
AU3 0.7113 0.8802 0.2178 -0.2835 -0.6000 0.8783
BI1 0.3093 0.2785 0.8614 -0.0329 -0.2381 0.2744
BI2 0.1012 0.1083 0.7415 -0.2656 -0.0380 0.1026
BI3 0.2446 0.2576 0.8412 -0.1135 -0.2215 0.2587
BI4 0.0592 0.1169 0.6830 -0.1791 -0.0306 0.1194
BI5 0.0955 0.1207 0.6123 -0.1198 -0.1913 0.1203
COMP1 -0.2158 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1961 -0.3085
COMP2 -0.0946 -0.1720 -0.0261 0.7856 0.1213 -0.1652
COMP3 -0.2158 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1961 -0.3085
PEOU1 0.8468 0.9489 0.2680 -0.2440 -0.8342 0.9579
PEOU2 0.5220 0.5514 0.2926 -0.0817 -0.5689 0.5539
PEOU3 -0.3240 -0.2632 -0.1203 0.1438 0.6866 -0.2711
PEOU4 -0.4050 -0.2953 -0.0336 0.0877 0.7665 -0.3141
PEOU5 -0.4191 -0.2424 -0.0346 0.0378 0.6784 -0.2503
PEOU6 -0.5673 -0.4314 -0.0727 0.1340 0.8420 -0.4427
PU1 0.8611 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.8178 0.9647
PU2 0.7832 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.6586 0.9167
PU3 0.7113 0.8802 0.2178 -0.2835 -0.6000 0.8783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
AVE,COMPOSITE RELIABILITY
AVE
Composite
Reliability
R
Square
Cronbachs
Alpha
Commu-
nality
Redund
-ancy
ATU 0.6202 0.8649 0.7749 0.8128 0.6202 0.2433
AU 0.8468 0.9430 0.1447 0.9095 0.8468 0.0591
BI 0.5682 0.8662 0.0754 0.8221 0.5682 0.0237
COMP 0.8540 0.9456 0.0000 0.9147 0.8540 0.0000
PEOU 0.5413 0.4726 0.0000 0.5912 0.5413 0.0000
PU 0.8474 0.9433 0.5988 0.9095 0.8474 0.0578
LATEN VARIABLE CORELATION
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU 1 0 0 0 0 0
AU 0.8517 1 0 0 0 0
BI 0.2623 0.2685 1 0 0 0
COMP -0.2015 -0.3056 -0.1453 1 0 0
PEOU -0.7819 -0.7463 -0.2259 0.1910 1 0
PU 0.8587 0.9993 0.2666 -0.2948 -0.7586 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
OUTERS Weight (Mean, STDEV,T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
ATU1 <- ATU 0.4303 0.4317 0.0407 0.0407 10.5666
ATU2 <- ATU 0.3854 0.3915 0.0389 0.0389 9.9206
ATU3 <- ATU 0.1978 0.1911 0.0373 0.0373 5.2973
ATU4 <- ATU 0.2103 0.2029 0.0346 0.0346 6.0705
AU1 <- AU 0.3152 0.3186 0.0249 0.0249 12.6505
AU2 <- AU 0.4213 0.4174 0.0461 0.0461 9.1396
AU3 <- AU 0.3518 0.3525 0.0437 0.0437 8.0489
BI1 <- BI 0.4190 0.4350 0.1417 0.1417 2.9571
BI2 <- BI 0.1547 0.1277 0.1558 0.1558 0.9933
BI3 <- BI 0.3755 0.3676 0.1075 0.1075 3.4928
BI4 <- BI 0.1537 0.1338 0.1653 0.1653 0.9297
BI5 <- BI 0.1691 0.1327 0.1811 0.1811 0.9337
COMP1 <- COMP 0.4177 0.4248 0.0416 0.0416 10.0344
COMP2 <- COMP 0.2243 0.2003 0.1228 0.1228 1.8259
COMP3 <- COMP 0.4177 0.4248 0.0416 0.0416 10.0344
PEOU1 <- PEOU -0.4112 -0.2355 0.3405 0.3405 1.2076
PEOU2 <- PEOU -0.2452 -0.1146 0.2246 0.2246 1.0919
PEOU3 <- PEOU 0.1359 0.0776 0.1096 0.1096 1.2392
PEOU4 <- PEOU 0.1643 0.1118 0.1168 0.1168 1.4062
PEOU5 <- PEOU 0.1532 0.1038 0.1133 0.1133 1.3525
PEOU6 <- PEOU 0.2308 0.1474 0.1743 0.1743 1.3235
PU1 <- PU 0.4024 0.4015 0.0179 0.0179 22.5319
PU2 <- PU 0.3581 0.3608 0.0165 0.0165 21.7153
PU3 <- PU 0.3228 0.3209 0.0166 0.0166 19.4365
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
ATU -> BI 0.1274 0.1401 0.1592 0.1592 0.8004
BI -> AU 0.2290 0.2624 0.0585 0.0585 3.9155
COMP -> AU -0.2723 -0.2691 0.0774 0.0774 3.5203
COMP -> PU -0.1555 -0.1505 0.0633 0.0633 2.4579
PEOU -> ATU -0.3109 -0.1950 0.2535 0.2535 1.2267
PEOU -> PU -0.7289 -0.4415 0.5985 0.5985 1.2179
PU -> ATU 0.6208 0.6132 0.0736 0.0736 8.4320
PU -> BI 0.1575 0.1826 0.1570 0.1570 1.0035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 11. Calculate dengan PLS Algorithm dan Boothstraping setelah uji
indikator
OUTER LOADINGS (CONVERGENT VALIDITY)
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0.9270
ATU2 0.8543
ATU3 0.6597
ATU4 0.6719
AU1 0.9545
AU2 0.9243
AU3 0.8802
BI1 0.8615
BI2 0.7414
BI3 0.8411
BI4 0.683
BI5 0.6124
COMP1 0.9861
COMP2 0.7858
COMP3 0.9861
PEOU3 0.7586
PEOU4 0.9179
PEOU5 0.9125
PEOU6 0.9787
PU1 0.9636
PU2 0.9162
PU3 0.8800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
CROSS LOADINGS (DISCRIMINANT VALIDITY)
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU1 0.9270 0.9116 0.2357 -0.1109 -0.4193 0.9197
ATU2 0.8543 0.8586 0.2621 -0.2154 -0.2419 0.8491
ATU3 0.6597 0.3064 0.1508 -0.1515 -0.5194 0.3173
ATU4 0.6719 0.3228 0.1432 -0.1938 -0.5562 0.3341
AU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636
AU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162
AU3 0.7130 0.8802 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8800
BI1 0.3096 0.2785 0.8615 -0.0329 -0.1316 0.2748
BI2 0.1006 0.1083 0.7414 -0.2656 0.0972 0.1028
BI3 0.2446 0.2576 0.8411 -0.1134 -0.0416 0.2585
BI4 0.0605 0.1169 0.6830 -0.1791 0.0364 0.1188
BI5 0.0965 0.1207 0.6124 -0.1198 -0.1222 0.1201
COMP1 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093
COMP2 -0.0936 -0.1720 -0.0260 0.7858 0.1252 -0.1662
COMP3 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093
PEOU3 -0.3221 -0.2632 -0.1204 0.1438 0.7586 -0.2705
PEOU4 -0.4015 -0.2953 -0.0337 0.0877 0.9179 -0.3131
PEOU5 -0.4173 -0.2424 -0.0347 0.0378 0.9125 -0.2494
PEOU6 -0.5656 -0.4314 -0.0727 0.1340 0.9787 -0.4416
PU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636
PU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162
PU3 0.7130 0.8800 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8802
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
AVE, Composite Reliability, R Square, Cronbach's Alpha
AVE
Composite
Reliability
R
Square
Cronbachs
Alpha
Commu-
nality
Redun-
dancy
ATU 0.6189 0.8641 0.7725 0.8128 0.6189 0.1073
AU 0.8468 0.9430 0.1447 0.9095 0.8468 0.0591
BI 0.5682 0.8662 0.0755 0.8221 0.5682 0.0239
COMP 0.854 0.9456 0 0.9147 0.854 0
PEOU 0.8021 0.9415 0 0.9152 0.8021 0
PU 0.8475 0.9433 0.2008 0.9095 0.8475 0.0735
LATEN VARIABLE CORRELATION
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU 1 0 0 0 0 0
AU 0.8543 1 0 0 0 0
BI 0.2627 0.2685 1 0 0 0
COMP -0.2012 -0.3056 -0.1452 1 0 0
PEOU -0.491 -0.3564 -0.0708 0.1138 1 0
PU 0.7586 0.8994 0.2667 -0.2957 -0.3683 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
OUTERS Weight (Mean, STDEV,T-Values)
Origina
l
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
ATU1 <- ATU 0.9270 0.9293 0.0131 0.0131 70.9053
ATU2 <- ATU 0.8543 0.8603 0.0307 0.0307 27.8427
ATU3 <- ATU 0.6597 0.6496 0.1103 0.1103 5.9823
ATU4 <- ATU 0.6719 0.6619 0.1070 0.1070 6.2767
AU1 <- AU 0.9545 0.9550 0.0111 0.0111 86.2480
AU2 <- AU 0.9243 0.9247 0.0192 0.0192 48.2358
AU3 <- AU 0.8802 0.8782 0.0376 0.0376 23.4372
BI1 <- BI 0.8615 0.8347 0.1280 0.1280 6.7313
BI2 <- BI 0.7414 0.6893 0.1584 0.1584 4.6806
BI3 <- BI 0.8411 0.8046 0.1406 0.1406 5.9843
BI4 <- BI 0.6830 0.6191 0.2209 0.2209 3.0918
BI5 <- BI 0.6124 0.5545 0.2372 0.2372 2.5819
COMP1 <- COMP 0.9861 0.9843 0.0199 0.0199 49.6111
COMP2 <- COMP 0.7858 0.7708 0.1004 0.1004 7.8264
COMP3 <- COMP 0.9861 0.9843 0.0199 0.0199 49.6111
PEOU3 <- PEOU 0.7586 0.7561 0.1033 0.1033 7.3407
PEOU4 <- PEOU 0.9179 0.9182 0.0269 0.0269 34.1274
PEOU5 <- PEOU 0.9125 0.9094 0.0330 0.0330 27.6139
PEOU6 <- PEOU 0.9787 0.9799 0.0042 0.0042 230.7972
PU1 <- PU 0.9636 0.9643 0.0068 0.0068 141.5985
PU2 <- PU 0.9162 0.9183 0.0201 0.0201 45.5624
PU3 <- PU 0.8800 0.8770 0.0410 0.0410 21.4831
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
ATU -> BI 0.1285 0.1386 0.1406 0.1406 0.9140
BI -> AU 0.2290 0.2611 0.0872 0.0872 2.6272
COMP -> AU -0.2723 -0.2706 0.0827 0.0827 3.2934
COMP -> PU -0.2571 -0.2546 0.0863 0.0863 2.9797
PEOU -> ATU -0.2022 -0.1936 0.0411 0.0411 4.9170
PEOU -> PU -0.3390 -0.3465 0.0756 0.0756 4.4827
PU -> ATU 0.7841 0.7867 0.0495 0.0495 15.8269
PU -> BI 0.1564 0.1769 0.1266 0.1266 1.2353
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related