GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA
MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN
CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
Disusun oleh :
Vellyana Lie
Bobbby Nagandi
Ellysia Budiman
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2012
1
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL:
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA
MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN
CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
Penyusun:
Vellyana Lie
Bobbby Nagandi
Ellysia Budiman
Curup, Agustus 2012
Mengetahui,
Pembimbing Puskesmas Perumnas
( dr. Yuli Astikasari )
NIP. 140.367.822
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.
Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Madya di bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung.
Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN
RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH
KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE JULI – AGUSTUS 2012
Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf.
2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Pondok Salam, beserta seluruh
staf Puskesmas.
3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.
4. Rekan – rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama
penelitian ini.
5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya.
6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat
membangun.
Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha
melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
3
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Curup, November 2012
Hormat saya,
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................5
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga
( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................7
2.1.1. Pengertian...............................................................................7
2.1.1.1. PHBS.........................................................................7
2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................7
2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................7
2.1.2. Sasaran...................................................................................7
2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan
Rumah Tangga.......................................................................8
2.1.4. Indikator PHBS......................................................................8
2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........12
2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................12
2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................14
2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................18
2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................24
2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................27
5
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................30
3.2. Definisi Operasional.........................................................................30
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian.............................................................................41
4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................41
4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................41
4.4. Pengumpulan Data............................................................................41
4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................42
BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................43
5.2. Hasil Penelitian.................................................................................44
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.......................................................................................61
6.2. Saran.................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................63
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Keluarga Miskin di Kecamatan Curup Timur...................................2
Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................3
Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan
Curup Timur.......................................................................................4
Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................9
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................44
Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................45
Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................45
Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................46
Tabel 5.5. Distribusi responden yang mempunyai anak terakhir bayi
(0 – 59 bulan)/balita (1 – 5 tahun)....................................................46
Tabel 5.6. Distribusi responden yang sedang hamil / merupakan PUS
(Pasangan Usia Subur : ibu berusia 15-45 tahun yang tidak
hamil dan belum mempunyai anak)..................................................46
Tabel 5.7. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi
terhadap pertanyaan “Apakah saat persalinan terakhir ibu
dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?”...............................47
Tabel 5.8. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi terhadap
pertanyaan “Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan
teratur sesuai jadwal imunisasi ? (TUNJUKKAN KMS !)”..............47
Tabel 5.9. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap
pertanyaan “Apakah saat peralinan terakhir ibu dibantu oleh
tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?”....................................................48
Tabel 5.10. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap
pertanyaan “Apakah balita ibu selalu ditimbang di
POSYANDU setiap bulan ? (TUNJUKKAN KMS !)”....................48
Tabel 5.11. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap
7
pertanyaan “Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke
petugas kesehatan ? ( minimal 4x )”................................................48
Tabel 5.12. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap
pertanyaan “Apakah ibu sudah diimunisasi TT?”............................49
Tabel 5.13. Distribusi jawaban responden Pasangan Usia Subur terhadap
pertanyaan “Apakah ibu sedang ber-KB saat ini?”..........................49
Tabel 5.14. Distribusi jawaban responden yang sedang ber-KB saat ini
terhadap pertanyaan ”Apakah jenis alat kontrasepsi / KB
yang dipakai ?”.................................................................................49
Tabel 5.15. Distribusi jawaban responden PUS terhadap pertanyaan
“Apakah ibu sudah diimunisasi TT?”...............................................50
Tabel 5.16. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan
”Dimana ibu buang air besar ? ( BILA DI JAMBAN, LIHAT
JAMBAN ADA AIRNYA, BERSIH DAN TIDAK BERBAU,
TERDAPAT KAKUS CEMPLUNG DENGAN / TANPA LEHER
ANGSA + SEPTIPTANK, DAN TERDAPAT ALAT PEMBERSIH
JAMBAN!)”......................................................................................50
Tabel 5.17. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah
ibu selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan
menggunakan sabun?”.....................................................................51
Tabel 5.18. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Darimana
ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan berbau)
untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci pakaian?
(LIHAT PENAMPUNGAN AIR BERSIH YANG BEBAS
LUMPUR, JENTIK DAN LUMUT !)”...........................................51
Tabel 5.19. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah
rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ?”
(TERDAPAT TEMPAT SAMPAH TERTUTUP DI DALAM/
LUAR RUMAH DALAM KEADAAN BAIK, HALAMAN
DALAM DAN LUAR RUMAH TIDAK ADA
SAMPAH BERSERAKAN!)”.........................................................52
8
Tabel 5.20. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan
”Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ?”........52
Tabel 5.21. Distribusi responden terhadap pertanyaan ” Terbuat dari
apakah lantai rumah ibu ?”...............................................................52
Tabel 5.22. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Berapa kali
dalam seminggu ibu memotong kuku? (PERIKSA KUKU IBU,
APAKAH PENDEK DAN BERSIH, TIDAK ADA KOTORAN
DI SEKITAR KUKU !)”..................................................................53
Tabel 5.23. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu
selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan
sabun ?”.............................................................................................53
Tabel 5.24. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah
makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ?”................................53
Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah ibu tidak
merokok ? (LIHAT APAKAH ADA ASBAK YANG TERPAKAI,
ABU ROKOK, DAN BAU ASAP ROKOK !)”.............................54
Tabel 5.26. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah
ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?”.......................................54
Tabel 5.27. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Bagaimana
cara penularan penyakit AIDS ?”.....................................................54
Tabel 5.28. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana
cara mencegah penyakit AIDS ?”....................................................55
Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah
keluarga ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM) ? (LIHAT
KARTU KEANGGOTAAN JPKM/ DANA SEHAT DAN
APAKAH KARTU TERISI TERATUR!)”......................................55
Tabel 5.30 Distribusi responden yang memiliki PHBS baik atau kurang...........55
Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah
ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga
kesehatan ?”......................................................................................56
9
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali
mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat?”........................................................................................56
Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan
PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”.................57
Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “Menurut ibu penting
atau tidak diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat ?”.......................................................................................57
Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ” Menurut
ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat diadakan ?”............................................................58
Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa
sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”..........................58
Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan
sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat ?”.......................................................................................59
Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana
cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan
tersebut ?”..........................................................................................59
Tabel 5.39 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana
tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”.................60
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Peta Wilayah Puskesmas Perumnas
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4
faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (
herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara
bersama-sama.
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan
komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya
kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga
derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat
diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran
dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu
diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata
baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.
Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S,
dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling
( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut
PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita
ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik.
Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat
jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial
ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan
salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih
sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa
12
tersebut.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan
Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi
kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini
dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS
di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalah-
masalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah
penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan
preventif dalam bidang kesehatan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian:
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR
MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN
REJANG LEBONG PERIODE JULI – AGUSTUS 2012
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 )
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang
penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas,
rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ),
imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya
masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:
13
Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase
No. Upaya
Kesehatan
Indikator
Pelayanan
Jumlah Cakupan
saat ini
%
1. KIA Kunjungan K-1 75 71 94,7
Kunjungan K-2 75 72 96,0
Linakes 72 67 93,1
Kunjungan N-2 72 67 93,1
Resti 72 14
KB Peserta KB aktif 462 8
GIZI Tablet Fe 1 75 71 94,7
Tablet Fe 3 75 72 96,0
Imunisasi
Bumil
TT 1 75 71 94,7
TT 2 75 72 96,0
2. Imunisasi DPT 1 68 66 97,1
DPT 2 68 64 94,1
DPT 3 68 64 94,1
POLIO 1 68 64 94,1
POLIO 2 68 66 97,1
POLIO 3 68 66 97,1
POLIO 4 68 66 97,1
BCG 68 64 94,1
HEP B 1 68 66 97,1
HEP B 2 68 64 94,1
HEP B 3 68 64 94,1
CAMPAK 68 77 113,2
TT 1 75 71 94,7
TT 2 75 72 96
3. Gizi D / S 217 153 63,8
14
N / S 217 73
K / S 217 206 94,9
VIT A 291 222
4. Kesling Rumah sehat 583 380
Jamban 583 483
SPAL 583 392
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air
Meles Bawah.
Tujuan khusus
Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS
atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki
Balita ) di Desa Air Meles Bawah
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga
miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang
Lebong periode Juli – Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada
puskesmas mengenai :
Pendataan jumlah keluarga miskin di desa.
Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada.
Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh
untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada.
Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
15
Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya
pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak
hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau
memiliki Balita.
1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan
waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH
TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 )
2.1.1 PENGERTIAN
2.1.1.1 PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,
melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan
pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.
2.1.1.2 RUMAH TANGGA
Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak,
ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.
2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA
Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2.1.2 SASARAN
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh
program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam :
1. Sasaran primer dalam rumah tangga yaitu sasaran utama yang
akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.
Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah.
17
2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi
individu yang bermasalah.
Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh
keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas
kesehatan, dan PKK.
3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal
dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan
PHBS di rumah tangga.
Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll.
2.1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI
TATANAN RUMAH TANGGA
Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan
rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat
kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut:
1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas
program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota.
2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian
3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti
menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan,
pengembangan media, dll
4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS
5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
2.1.4 INDIKATOR PHBS
Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu
petunjuk yang membatasi fokur perhatian. Sehingga dalam kegiatan
penilaian nanti kita dapt membandingkan antara hasil pengkajian dengan
hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator
input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk
18
melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output
dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan
keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.
Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
No VARIABEL INDIKATOR
INPUT Definisi PROSES Definisi OUTPUT Definisi
1. Pertolongan
persalinan
Tersediannya
Sarana
Kesehatan
RS,
Puskesmas,
Polindes,
(pemerintah
/ swasta)
Pencarian
pertolongan
persalinan
oleh petugas
kesehatan
Dokter,
bidan, pera-
wat, dukun
terlatih di-
dampingi
petugas ke-
sehatan
Persalinan
ditolong pe-
tugas kese-
hatan
Ditolong oleh
bidan, dokter
dan perawat,
dukun terlatih
(didampingi
petugas
kesehatan)
2. Imunisasi Mengetahui
manfaat
imunisasi dan
jadwal
pemberian
imunisasi
Manfaat
imunisasi
adalah :
untuk
meningkat-
kan daya
tahan tubuh
anak
Membawa
anak untuk
diimunisasi
Jenis
imunisasi
diberikan
sesuai
dengan
umur anak
Anak
mendapat
imunisasi
lengkap yang
dapat dilihat
dari KMS
Imunisasi
lengkap
terdiri dari:
BCG, DPT,
Polio,
Hepatitis, dan
Campak
Penimbangan
Balita
Mempunyai
KMS dan me-
ngetahui man-
faat penim-
bangan
KMS: Kartu
yang untuk
memantau
pertumbuh-
an dan per-
kembangan
kesehatan
Balita
Membawa
balita untuk
ditimbang
Penimbang-
an dilaku-
kan satu
bulan sekali
minimal 8x
setahun
Balita ditim-
bang secara
teratur sesuai
jadwal (dapat
dilihat pada
KMS)
Angka/ grafik
penimbangan
untuk menge-
tahui status
gizi anak
3. Jamban Tersedianya
jamban yang
memenuhi
syarat
Jamban me-
liputi kakus
cemplung
tanpa atau
dengan le-
her angsa
lengkap de-
Memanfaat-
kan dan me-
melihara
jamban de-
ngan alat
pembersih
Alat pem-
bersih ter-
diri dari
sikat jam-
ban, sapu
lidi, dan
karbol
Jamban digu-
nakan bersih
dan tidak ber-
bau
Jamban digu-
nakan oleh
seluruh ke-
luarga
19
ngan pe-
nampungan
kotoran/
septiptank
4. Air bersih Tersedianya
air bersih
yang
memenuhi
syarat
Air yang
tidak ber-
bau, ber-
warna, dan
berasa
Memanfaat-
kan air bersih
dan dipeli-
haranya tem-
pat penam-
pungan air
bersih
Tempat
penampung
an air bersih
bebas lum-
pur jentik
dan lumut
Digunakan air
bersih oleh
semua kelu-
arga
Air bersih
untuk minum
(yang sudah
dimasak)
masak, man-
di, dan men-
cuci pakaian
5. Sampah Tersedianya
tempat sam-
pah yang
tertutup di
dalam dan di
luar rumah
Tempat
sampah
yang terbuat
dari seng,
plastik, se-
men baik di
dalam dan
di luar ru-
mah
Digunakan
dan dipeli-
haranya tem-
pat sampah
Tempat
sampah
dalam ke-
adaan baik
dan diber-
sihkan se-
cara teratur
Halaman dan
rumah dalam
keadaan ber-
sih bebas
sampah
Sampah di-
tampung dan
dibuang di
tempat pem-
buangan
6. Kebersihan
kuku
Tersedianya
alat pemotong
kuku
Ketersedia-
an alat pe-
motong ku-
ku berupa
gunting atau
lainnya
Menggunting
kuku dan
membersih-
kan secara
teratur
Minimal
kuku ang-
gota keluar-
ga dipotong
1 kali dan
dibersihkan
setiap hari
Kuku ke-
luarga pendek
dan bersih
Bersih ar-
tinya tidak
ada kotoran /
hitam di-
sekitar kuku
dan kuku ter-
sebut pendek
7. Gizi keluarga Tersedianya
bahan maka-
nan yang ber-
gizi dan ber-
aneka ragam
Bahan ma-
kanan ber-
gizi terdiri
dari kar-
bohidrat,
protein, le-
mak, vi-
tamin, dan
mineral
yang dapat
diperoleh di
halaman ru-
mah dan pa-
sar terdekat
Mengolah
bahan ma-
kanan yang
tersedia de-
ngan benar
Memilih,
mencuci,
dan mema-
sak bahan
makanan
yang ter-
sedia
Mengkonsum
-si makanan
yang bergizi/
beraneka ra-
gam
Semua ang-
gota keluarga
mengkonsum
-si makanan
yang bergizi
dan beraneka
ragam
20
8 Kebiasaan tidak
merokok dan
penyalahgu-
naan Napza
Tidak ada ro-
kok, asbak,
dan abu
rokok. Tidak
ditemukan ba-
han
penyalahguna
-an Napza
Tidak dite-
mukan
rokok, pun-
tung, dan
abu rokok di
dalam dan
halaman ru-
mah. Tidak
ditemukan
bahan pe-
nyalahgu-
naan napza
Tidak ada
anggota ke-
luarga yang
membeli ro-
kok dan me-
nyimpan
secara tidak
sah bahan-
bahan Napza
Tidak ada-
nya biaya
pengeluar-
an rumah
tangga un-
tuk
membeli
rokok dan
napza
Tidak adanya
anggota ke-
luarga yang
merokok dan
menyalahgu-
nakan Napza
Rumah bebas
asap rokok
dan bahan
Napza
9. Informasi PMS/
AIDS
Tersedianya
informasi ten-
tang AIDS /
PMS
Informasi
AIDS /
PMS me-
liputi penu-
laran, pen-
cegahan, &
penyebab
AIDS/ PMS
yang diper-
oleh dari
berbagai
media
Memperoleh
informasi
tentang AIDS
dari berbagai
sumber in-
formasi
Informasi
tersebut da-
pat diper-
oleh dari
berbagai
sumber
yaitu: TV,
Koran, Ra-
dio, Cera-
mah, dll.
Dapat men-
jelaskan 2
cara : pence-
gahan dan
penularan
AIDS / PMS
Dua cara
pencegahan
dan penu-
laran
10
.
JPKM dana
sehat As.Kes
lainnya
Terbentuknya
JPKM/ Dana
sehat dan As-
kes lainnya
yang sejenis
Penyeleng-
garaan
Pemelihara-
an kesehat-
an yang
pembiayaan
-nya dilak-
sanakan se-
cara pra
upaya ber-
azaskan u-
saha ber-
sama dan
kekeluarga-
an
Menjadi
peserta dana
sehat, JPKM,
dan Askes
lainnya
Peserta
Dana Sehat,
JPKM, dan
Askes lain-
nya adalah
peserta
yang
mendapat
kartu
anggota
Membayar
premi/ iuran
secara teratur
Biaya yang
dibayarkan
pada jangka
waktu yang
telah diten-
tukan
21
2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 )
2.2.1 BATASAN PERILAKU
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk
hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas
masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia )
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan
dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori
Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner
membedakan adanya 2 respons:
1. Respondent response atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini
disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang
relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan
untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan
Respondent response mencakup perilaku emosional, misalnya
mendengar berita mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian
meluapkan kegembiraannya dengan tertawa.
2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,
karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
22
melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya
atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya
( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi
dalam melaksanakan tugasnya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua.
1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert
behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil
tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu
bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan
sebagainya.
2. Perilaku terbuka ( overt behaviour )
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour,
tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt
behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu
memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas
untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan
sebagainya.
Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia
adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau
perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
23
conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning
ini menurut Skiner adalah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan
penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi
perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-
komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.
Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang
tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu
sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau
hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan
menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila
komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini
akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut
cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka
dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi
hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian
berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu
dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai
seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
2.2.2 PERILAKU KESEHATAN
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance )
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
24
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit
bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah
sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu
sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat
pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan
yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan
minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat
menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,
bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat
tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (
health seeking behaviour ).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang
pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment )
sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan.
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya
sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau
masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan
25
tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan
limbah, dan sebagainya.
Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan
perilaku kesehatan ini.
a. Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meingkatkan
kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antara lain:
1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ).
Menu seimbang di sini dalam arti kualitas
(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan
kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).
Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan
ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas
( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan
waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia,
dan status kesehatan yang bersangkutan.
3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya
kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-
olah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk
Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil
suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah
merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan
minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik
dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung
26
meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa
diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum
miras ini.
5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan
hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan
lingkungan modern, mengharuskan orang untuk
bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu
istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.
6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja,
dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.
Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang
keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres
akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat
kita hindari, maka yang penting agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-
kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi
kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan
dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan
lingkungan, dan sebagainya.
b. Perilaku sakit ( ilness behaviour )
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit
dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan
sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour )
Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran,
yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban
sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus
diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain
27
( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku
peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi:
1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/
penyembuhan penyakit yang layak
3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan,
memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban
orang sakit ( memberitahukan penyakinya kepada
orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan,
tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan
sebagainya ).
2.2.3 DOMAIN PERILAKU
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus
atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi
beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang
membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor
lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai
perilaku seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan
hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah
28
kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom
( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke
dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif,
c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan ( Knowledge )
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour
).
a.Proses Adopsi Perilaku.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 )
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:
1. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan
29
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya
apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka
tidak akan berlangsung lama.
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi ( aplication )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
30
lain.
4. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis ( syntesis )
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
c.Sikap ( attitude )
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain
tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut.
”An individual’s social attidude is a syndrome of response
consistency with regard to social object” ( Campbell,1950 ).
“A mental and neural state of rediness, organized through
expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the
individual’s response to all objects and situation with which it is related” (
Allport, 1954 ).
31
“Attitude entails an existing predisposition to response to social
objecs which in interaction with situational and other dispositional
variables, guides and direct the overt behavior of the individual”
( Cardno, 1955 ).
Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli
psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
a. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok.
1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
32
Stimulus
Rangsangan
Proses
Stimulus Reaksi
Tingkah laku
(terbuka)Sikap
(tertutup)
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (
total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
b. Berbagai Tingkatan Sikap.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan.
1. Menerima ( receiving )
Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).
2. Merespon ( responding )
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai ( valuing )
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab ( responsible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
c. Praktek atau Tindakan ( practise )
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt
behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi
33
harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi
yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di
samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari
pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan
lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan:
1. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat
pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang
bergizi tinggi bagi anak Balitanya.
2. Respons terpimpin ( guided response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat
dua.
3. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adopsi ( adoption )
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung,
yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ).
Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.2.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
34
memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau
seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui
3 tahap.
1. Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus
tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau
keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
- penyebab penyakit
- gejala atau tanda-tanda penyakit
- bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
- bagaimana cara penularannya
- bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi:
- jenis-jenis makanan yang bergizi
- manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya
- pentingnya olahraga bagi kesehatan
- penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras,
narkoba, dan sebagainya
- pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi
kesehatan, dan sebagainya
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
- manfaat air bersih
- cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan
kotoran yang
sehat, dan sampah
- manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
35
- akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan
sebagainya
2. Sikap
Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa
pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah
masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit.
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau
tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara
pencegahan penyakit, dan sebagainya.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
3. Praktek atau Tindakan ( practice )
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,
proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan
apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut
praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan
( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga
mencakup hal tersebut di atas, yakni:
a.Tindakan sehubungan dengan penyakit
36
Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , b.
Penyembuhan penyakit.
b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok,
tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.
c.Tindakan kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm
membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk
madi, cuci, masak, dsb.
2.2.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi,
motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan
penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk
perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.
Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit
dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam
impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan,
pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya
rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi
diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku.
Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang
37
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses
pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu.
Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk
melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia
dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam
pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan
ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi,
dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern
meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang
dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor
tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan
lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh
lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep
perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai
variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri
atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.
Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses-
proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk
melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau
golongan objek-objek.
Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah,
mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan
38
sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau
sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa
sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma
hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk
merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-
norma hidup sehat.
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama
kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk
dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh
karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial
tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di
dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut
terhadap masalah-masalah kesehatan.
Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan
lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:
Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial
Keterangan:
- Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat
kaitannya dengan lingkungan
- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga
mengenai kesehatan
39
Lingkungan umum
Lingkungan terbatas
Lingkungan
keluargaIndividu
Interaksi perilaku kesehatan
- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat
sehubungan dengan kesehatan
- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang
kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan
sebagainya.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
1. Pertolongan persalinan
2. Imunisasi
3. Jamban
4. Air bersih
5. Sampah
6. Kebersihan kuku
7. Gizi keluarga
8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza
9. Informasi PMS/ AIDS
10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain
( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
1. Keluarga miskin
Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :
Frekuensi makan < 2 kali sehari
Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu
Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir
Sebagian besar lantai rumah dari tanah
Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi
Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan
kesehatan dasar
40
PHBS di
Tatanan
Rumah
Tangga
Keluarga
Miskin
PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi
KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama
keluarga
2. Pasangan usia subur
Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang
hamil dan belum mempunyai anak
3. Umur ibu
Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Interval
4. Pendidikan ibu
Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
5. Pekerjaan ibu
Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
6. Pendapatan per kapita per bulan
Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
41
Skala : Ordinal
7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat
menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Pencarian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( dokter,
bidan, dukun terlatih didampingi petugas kesehatan )
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Dokter , mendapat jawaban dengan nilai (10)
Bidan , mendapat jawaban dengan nilai (5)
Paraji, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
Pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan
Pemeriksaan selama kehamilan oleh petugas kesehatan dilakukan
minimal 4x
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Lebih sama dengan 4 kali, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Satu sampai tiga kali, mendapat jawaban dengan nilai (5)
Tidak pernah, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
42
KB
Akseptor KB lama maupun baru yang saat ini aktif menggunakan
kontrasepsi.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
Alat kontrasepsi.
Suatu alat dalam program KB yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 4 kategori jawaban
IUD, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Suntik/pil/susuk, mendapat jawaban dengan nilai (5)
Kondom/kalender, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
2. Imunisasi bayi
Membawa bayi untuk diimunisasi lengkap ( BCG, DPT, Polio,
Hepatitis, dan Campak ), dilihat di KMS .
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
43
Skala : Ordinal
Penimbangan Balita
Membawa Balita untuk ditimbang ( 1 bulan sekali, minimal 8 x / tahun
), dilihat di KMS.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
Imunisasi ibu
Mendapat imunisasi TT sebelum hamil atau saat sedang hamil.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
3. Jamban
Memanfaatkan jamban yang ada airnya, bersih, dan tidak berbau
( kakus cemplung dengan/ tanpa leher angsa lengkap dengan
septitank ) dan memelihara jamban dengan alat pembersih ( sikat
jamban, sapu lidi, dan karbol ).
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 4 kategori jawaban
Jamban keluarga, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Kakus, mendapat jawaban dengan nilai (10)
44
Sungai/kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
Kebersihan tangan setelah buang air besar.
Selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan menggunakan
sabun.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
4. Air bersih
Memanfaatkan air bersih ( tidak berwarna, berasa, berbau ), dan
dipeliharanya tempat penampungan air bersih ( bebas lumpur, jentik,
dan lumut ) untuk minum ( sudah dimasak ), masak, mandi, dan
mencuci pakaian.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 4 kategori jawaban
PAM, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Sumur , mendapat jawaban dengan nilai (5)
Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
5. Sampah
Digunakan dan dipeliharanya tempat sampah yang tertutup ( terbuat
dari seng, plastik, semen ) baik di dalam maupun di luar rumah, tempat
45
sampah dalam keadaan baik dan dibersihkan teratur dan sampah
dibuang di tempat pembuangan. Halaman dan rumah dalam keadaan
bersih dan bebas sampah.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
Tempat pembuangan sampah.
Suatu tempat pembuangan semua sampah yang berasal dari rumah
tangga.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 5 kategori jawaban
TPS/TPA, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Dibakar, mendapat jawaban dengan nilai (5)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
Kondisi lantai rumah.
Kondisi lantai tidak terbuat dari tanah.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Keramik/ubin, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Tanah, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Semen, mendapat jawaban dengan nilai (10)
46
Skala : Ordinal
6. Kebersihan kuku
Menggunting kuku ( dengan gunting atau lainnya ) minimal satu kali
seminggu dan membersihkan kuku secara teratur. Kuku dalam keadaan
pendek dan bersih ( tidak ada kotoran/ hitam disekitar kuku ).
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Seminggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (10)
Dua minggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (5)
Sebulan sekali/lebih dari sebulan, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
Kebersihan tangan sebelum makan.
Selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
7. Gizi keluarga
Memilih, mencuci, memasak, dan mengkonsumsi makanan yang
bergizi ( karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral ) yang
diperoleh dari halaman rumah atau kebun atau pasar terdekat.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 4 kategori jawaban
Nasi+lauk pauk+sayur+buah ( 4 sehat ), mendapat jawaban dengan
47
nilai (10)
Nasi+lauk pauk, mendapat jawaban dengan nilai (5)
Nasi+sayur, mendapat jawaban dengan nilai (3)
Lainnya , mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza
Tidak merokok, menyimpan serta menggunakan secara tidak sah
bahan-bahan Napza. Di rumah tidak ada asbak, abu rokok, bebas asap
rokok.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
9. Informasi PMS/ AIDS
Mengetahui informasi tentang AIDS/ PMS dari berbagai sumber
informasi ( TV, koran, radio, ceramah, dll. ) dan dapat menjelaskan 2
cara penularan AIDS/ PMS.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Melalui jarum suntik/hubungan seksual, mendapat jawaban dengan
nilai (10)
Melalui ciuman, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
Pencegahan penyakit AIDS.
48
Dapat menjelaskan 2 cara Pencegahan penyakit AIDS.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 3 kategori jawaban
Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, mendapat jawaban
dengan nilai (10)
Menggunakan jarum suntik yang steril, mendapat jawaban dengan
nilai (10)
Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Skala : Ordinal
10. JPKM, dana sehat, Asuransi Kesehatan lainnya .
Menjadi peserta JPKM/ dana sehat/ Askes lainnya ( pemeliharaan
kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya/ dibayar
di muka ) dan membayar iuran/ premi secara teratur.
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Terdapat 2 kategori jawaban
Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)
Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)
Skala : Ordinal
8. Klasifikasi PHBS
Seluruh pertanyaan PHBS berjumlah 20 pertanyaan. Setelah dijumlahkan;
maka dikelompokan ke dalam 2 kategori yaitu :
1. PHBS baik, bila responden memperoleh nilai antara 54 – 97
2. PHBS kurang, bila responden memperoleh nilai antara 10 – 53
Skala : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
9. Penyuluhan
49
Di dalam kuesioner terdapat 9 pertanyaan mengenai penyuluhan yang
bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh
responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan-
penyuluhan kesehatan yang akan datang.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode
deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para
responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner.
4.2. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum
responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,
pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan
tentang penyuluhan.
4.3. POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau
memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang
bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur,
Kabupaten Rejang Lebong, yang berjumlah 90 orang.
b. Sample
Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 86
orang ibu.
50
4.4. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu:
a. Data primer
Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan
pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria
berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun.
b. Data sekunder
Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan
kecamatan di wilayah setempat.
4.5. CARA PENGOLAHAN DATA
Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke
dalam tabel sesuai dengan penelitian
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam
wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke
dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah
kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun.
Desa Air Meles Bawah
Adapun batas-batas wilayah kerja Air Meles Bawah adalah :
Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN
Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang
Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Perumnas
Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja Sidorejo
Luas wilayah kerja Puskesmas Pondok Salam adalah : 4.408 km2 , dengan jumlah
penduduk pria :10.021 jiwa , penduduk wanita: 11.993 jiwa. Dengan jumlah
kepala keluarga: 6.617 KK yang tersebar di 11 desa dengan mata pencaharian
sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan sebagian kecil adalah dagang.
Dan seluruh penduduknya beragama Islam.
4.7. HASIL PENELITIAN
USIA RESPONDEN
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu
Usia ibu (tahun) Jumlah Persentase
14-17 4 2,74
18-21 37 25,34
22-25 69 47,26
26-29 6 4,11
30-33 18 12,33
52
34-37 2 1,37
38-41 7 4,79
42-45 3 2,05
JUMLAH 146 100
Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 22-25
tahun, diikuti kelompok usia 18-21 tahun. Berarti di Desa Sukajadi
banyak terdapat ibu usia produktif.
TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
Tidak sekolah 42 28,77
Tidak tamat SD 68 46,58
Tamat SD 29 19,86
Tidak tamat SMP 3 2,05
Tamat SMP 3 2,05
Tidak tamat SMA 1 0,68
Tamat SMA 0 0
Tamat PT/ Akademi 0 0
JUMLAH 146 100
53
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden masih
rendah, hal ini terlihat bahwa 97,26 % ( 142 responden ) berpendidikan
rendah, yaitu 28,77 % tidak sekolah, 46,58 % tidak tamat SD, 19,86 %
tamat SD, 2,05 % tidak tamat SMP.
PEKERJAAN RESPONDEN
Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Ibu Rumah Tangga 87 59,59
Buruh 28 19,18
Petani 22 15,07
Pedagang 9 6,16
PNS 0 0
TNI / POLRI 0 0
Lain-lain 0 0
JUMLAH 146 100
Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 59,59 %.
PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita
Pendapatan / kapita/ bulan Jumlah Persentase
< Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan 146 100
Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan 0 0
JUMLAH 146 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden adalah benar
keluarga miskin.
PHBS RESPONDEN
54
Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang
PHBS
Kategori Jumlah Persentase
Pernah 15 34,34
Tidak 4 65,66
JUMLAH 99 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 34,34% responden “mempunyai bayi”,
dan 65,66% responden “mempunyai Balita”.
Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS
Kategori Jumlah Persentase
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 18 65,96
Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera
Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera
1
0
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS
Kategori Jumlah Persentase
KIA 5 65,96
Gizi
Kesehatan Lingkungan
Gaya Hidup
Peran serta dalam Upaya Kesehatan
6
18
3
5
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat
55
Kategori Jumlah Persentase
Berventilasi 1 65,96
Berventilasi, Pencahayaan yang cukup
Berventilasi,Pencahayaan yang cukup,
halaman rumah bersih
Berventilasi, Pencahayaan yang cukup,
halaman yang bersih, tersedianya
jamban keluarga
1
0
19
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI
Kategori Jumlah Persentase
Sampai usia 2 tahun 6 65,96
Sampai usia 6 bulan
Sampai usia 10 bulan
Sampai usia 8 bulan
13
0
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu
hamil
56
Kategori Jumlah Persentase
Membangun kekebalan sebagai
upaya mencegah infeksi tetanus dan
melindungi bayi baru lahir dari
tetanus neonatorum
18 65,96
Mencegah infeksi pada luka
Lain - lain
1
0
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah
tentang persalinan
Kategori Jumlah Persentase
Jamkesmas 18 65,96
Jampersal
Jamkesda
Jamsostek
Lain - lain
1
0
34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara
jamban dengan sumber air
Kategori Jumlah Persentase
> 10 meter 18 65,96
< 10 meter 1 34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
57
Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah
Kategori Jumlah Persentase
Setuju 18 65,96
Tidak setuju 1 34,04
JUMLAH 19 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah
membahayakan anggota keluarga yang lain
Kategori Jumlah Persentase
Ya 10 45,45
Tidak
Abstain
9
13
43,82
13,73
JUMLAH 23 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan
tidak bersih dapat mengakibatkan diare
Kategori Jumlah Persentase
Ya 330 56,61
Tidak 253 43,39
JUMLAH 583 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana
membuang sampah
Kategori Jumlah Persentase
58
TPS/TPA 304 52,14
Sungai
Dibakar
Lainnya
Abstain
0
76
178
25
0
13,04
30,53
4,25
JUMLAH 583 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari
apa
Kategori Jumlah Persentase
Keramik/ ubin 93 15,96
Tanah
Semen
467
23
80,10
3,94
JUMLAH 583 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,
dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.
Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu
melakukan persalinan
Jawaban Jumlah Persentase
Bidan 558 95,71
Dokter
Paraji
0
25
4,35
JUMLAH 583 100
Dari tabel di atas didapatkan 88,24 % responden menjawab “ Tidak “
59
Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa
yang ibu makan setiap harinya
Jawaban Jumlah Persentase
Nasi, sayur, lauk pauk,
buah (4 sehat)
9 42,85
Nasi, sayur dan lauk pauk
Nasi dan sayur atau nasi
dan lauk pauk
Nasi saja
Lain - laink
25 10,70
42,85
0
3,6
JUMLAH 583 100
Dari tabel di atas didapatkan 73,53 % responden menjawab “ Tidak “.
Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi
anggota dana sehat (JPKM)
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 7 26,09
Tidak
Abstain
58 60,87
13,04
JUMLAH 65 100
Dari tabel di atas didapatkan 89,23% responden menjawab “Tidak”.
60
Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci
tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 34 95,45
Tidak 31 4,55
JUMLAH 65 100
Dari tabel di atas didapatkan 52,31 % responden menjawab “Ya”.
Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu
setiap hari dibersihkan
setiap ruangan mempunyai jendela
Dari tabel di atas didapatkan 87,0% responden menjawab “Tidak pernah”.
Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan
mempunyai jendela
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 34 91,30
Tidak
Abstain
31 0
8,70
JUMLAH 65 100
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 1 90,91
tidak 3 0
Abstain 9,09
JUMLAH 31 10
61
Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering
responden membersihkan jamban di rumah
Jawaban Jumlah Persentase
Sebulan sekali 4 0
Seminggu sekali
Tidak pernah
Abstain
27 95,24
4,76
JUMLAH 31 100
Dari tabel di atas didapatkan 87,10% responden menjawab “Tidak”.
Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu
melakukan aktifitas fisik setiap hari
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 7 81,82
Tidak
Abstain
9 13,64
4.54
JUMLAH 16 100
Dari tabel di atas didapatkan 43,75% responden menjawab “Tidak”.
Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu
membuang sampah rumah tangga
Jawaban Jumlah Persentase
TPS/TPA 1 63,64
Sungai 6 4,54
Dibakar 0 27,28
Lainnya 0 4,54
JUMLAH 7 100
62
Dari tabel di atas di dapatkan 85,71 % responden yang ber-KB memakai
”Suntik/Pil/Susuk”.
Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah
mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu
Jawaban Jumlah Persentase
1x seminggu 4 4,54
2x sebulan
1xsebulan
3 86,58
4,54
4,54
JUMLAH 7 100
Dari tabel di atas didapatkan 57,14% responden menjawab “Ya”.
Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam
seminggu ibu memotong kuku
Jawaban Jumlah Persentase
Seminggu sekali 1 81,83
2 minggu sekali 6 9,09
Sebulan sekali /> sebulan
Abstain
0 4,54
4,54
JUMLAH 7 100
PENYULUHAN
Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu
pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Pernah 18 81,82
63
Tidak pernah
Abstain
127 13,64
4,54
JUMLAH 146 100
Dari tabel di atas didapatkan 87,67% responden menjawab tidak pernah
mendapat penyuluhan.
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”
Jawaban Jumlah Persentase
1 kali 18 50
2 kali 0 27,27
3 kali
Abstain
0 9,09
13,64
JUMLAH 18 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden pernah mendapat
penyuluhan PHBS sebanyak 1x.
Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan
PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
< 3 bulan y.l 0 64,71
3-6 bulan y.l 12 11,76
6-9 bulan y.l 6 0
9-12 bulan y.l 0 0
> 1 tahun y.l 0 5,88
17,65
JUMLAH 18 100
64
Dari tabel di atas didapatkan bahwa 66,67 % responden pernah mendapat
penyuluhan 3-6 bulan y.l, 33,33 % responden pernah mendapat
penyuluhan 6-9 bulan y.l.
Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut
bermanfaat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 79 95,46
Tidak
Abstain
48 0
4,54
JUMLAH 127 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa 62,20 % responden yang tidak pernah
mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting, 37,80 % responden
menjawab tidak penting.
Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana
tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Puskesmas 20 4,17
Posyandu 37 37,4
Balai desa 2 50
Lainnya:
Abstain
87 4,17
4,17
JUMLAH 146 100
65
Dari tabel-tabel di atas didapatkan bahwa responden memilih penyuluhan
PHBS sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali, oleh dokter, waktu pada saat
setelah pengajian, dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, dan bertempat
di majelis taklim.
Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan
sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Minggu
Miggoen desa
0 21,74
Jam kerja Puskesmas 20 13,04
Saat Posyandu 39 60,87
Lainnya
Abstain
87 0
4,35
JUMLAH 146 100
Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa
sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Dokter 135 46,15
Bidan 9 11,54
Kader kesehatan 2 23,08
Tokoh agama dan
Masyarakat
0 15,38
Lainnya
Abstain
0 0
3,84
JUMLAH 146 100
66
Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana
cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Ceramah 6 3,70
Ceramah + tanya jawab 116 59,25
Ceramah + gambar-gambar 24 25,95
Wawancara 0 7,40
Lainnya
Abstain
0 0
3,70
JUMLAH 146 100
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di desa Sukajadi dapat ditarik kesimpulan berupa :
1. Sebagian besar ibu berusia antara 22 – 25 tahun (47,26 %) diikuti
kelompok usia 18 – 21 tahun ( 25,34 %), yang tingkat pendidikan Tidak
tamat SD sebanyak 46,58 %, Tamat SD sebanyak 19,86 %. Pekerjaan
mayoritas responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (59,59 %).
2. Dengan latar belakang di atas, maka dapat dilihat gambaran PHBS di
Tatanan Rumah Tangga keluarga miskin yaitu sebesar 89,04 % termasuk
kategori Kurang dan 10,96% yang termasuk kategori Baik.
3. Sekitar 87,67 % responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan
tentang PHBS.
6.2 SARAN
1. Melakukan penambahan tenaga kesehatan, terutama dokter umum,
dokter gigi, perawat gigi, penyuluh, bidan.
2. Melakukan pembangunan POLINDES ( Pondok Bersalin Desa ), dimana
di Desa Sukajadi tidak ada POLINDES / Bidan Desa.
3. Melakukan penggalakan PUSLING untuk Pemeriksaan kesehatan,
pemeriksaan kehamilan, KB, Imunisasi bayi dan balita. Sebaiknya
PUSLING dilaksanakan 1 kali seminggu disertai perbaikan sarana ( jalan
).
4. Melakukan Pembangunan Jamban Keluarga (JAGA)
5. Pengadaan UKS di setiap sekolah minimal 1 bulan sekali oleh petugas
kesehatan.
6. Menggalakkan penyuluhan mengenai PHBS oleh Nakes terutama oleh
dokter, di Majelis Taklim , pada saat setelah pengajian, dalam bentuk
ceramah dan tanya jawab.
68
7. Melakukan pelatihan terhadap para kader, juru imunisasi, bidan, mantri,
tokoh masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk memantau
PHBS.
69
DAFTAR PUSTAKA
1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
1999/2000.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi
Mahasatya, Jakarta, 2003.
3. Buku P2KT Kecamatan Pondok Salam, Purwakarta, 2005
70
Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
A. Identitas responden
1. Nama ibu :
2. Alamat :
3. Umur responden :
4. Pendidikan formal terakhir :
a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD
d. Tidak tamat SMP
e. Tamat SMP
f. Tidak tamat SMA
g. Tamat SMA
h. Tamat Perguruan Tinggi / Akademi
5. Pekerjaan responden :
a. Ibu rumah tangga
b. Buruh
c. Petani
d. Pedagang
e. Pegawai Negeri Sipil
f. TNI / Polri
g. lainnya: _________
6. Pendapatan perkapita perbulan :
a. Kurang dari Rp. 112.500,00 / bulan
b. Lebih dari / sama dengan Rp. 112.500,00 / bulan
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Responden
1. Apakah anak terakhir ibu :
71
a. Bayi ( 0 - 59 bulan )
b. Balita (1 tahun – 5 tahun )
2. Apakah ibu :
a. Sedang hamil
b. Merupakan Pasangan Usia Subur ( berusia 15-45 tahun
tidak sedang hamil, belum mempunyai anak )
3. A. Untuk ibu yang mempunyai bayi, apakah ibu saat persalinan
terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ?
a. Ya b. Tidak
B. Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan teratur sesuai
jadwal imunisasi ?
a.Ya b. Tidak
4. A. Untuk ibu yang mempunyai balita, apakah ibu saat persalinan
terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ?
a. Ya b. Tidak
B. Apakah balita ibu selalu ditimbang di POSYANDU setiap
bulan ?
a.Ya b. Tidak
5. A. Untuk ibu yang sedang hamil, berapa kali ibu memeriksakan
kehamilan ke petugas kesehatan ?
a. ≥ 4 kali
b. 1 - 3 kali
c. Tidak pernah
B. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ?
a.Ya b. Tidak
6. A. Untuk ibu yang merupakan pasangan usia subur, apakah ibu
sedang ber-KB saat ini ?
a. Ya b. Tidak
B. Untuk jawaban Ya, apakah jenis alat kontrasepsi / KB yang
dipakai ?
a. IUD
72
b. Suntik/pil/susuk
c. Kondom/kalender
d. Lainnya : _________
C. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ?
a.Ya b. Tidak
7. Dimana ibu buang air besar ?
a. Jamban keluarga
b. Kakus
c. Sungai/kebon
d. Lainnya : __________
8. Apakah ibu selalu mencuci tangan sesudah buang air besar dengan
menggunakan sabun ?
a. Ya b. Tidak
9. Darimana ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan
berbau) untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci
pakaian?
a. PAM
b. Sumur
c. Sungai
d. Lainnya : __________
10. Apakah rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ?
a. Ya b. Tidak
11. Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ?
a. TPS/TPA
b. Sungai
c. Kebon
d. Dibakar
e. Lainnya : __________
12. Terbuat dari apakah lantai rumah ibu ?
a. Keramik/Ubin
b. Tanah
73
c. Semen
13. Berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku ?
a. Seminggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. sebulan sekali/ > sebulan
14. Apakah ibu selalu mencuci tangan sebelum makan dengan sabun ?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ?
a. Nasi + lauk pauk + sayur + buah (4 sehat )
b. Nasi + lauk pauk
c. Nasi + sayur
d. Lainnya : __________
16. Apakah ibu tidak merokok ?
a. Ya b. Tidak
17. Apakah ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?
a. Ya b. Tidak
Jawaban Ya dilanjutkan ke no 17 dan 18.
18. Bagaimana cara penularan penyakit AIDS ?
a. Melalui jarum suntik/ hubungan seksual
b. Melalui ciuman
c. Lainnya : _________
19. Bagaimana cara mencegah penyakit AIDS ?
a. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
b. Menggunakan jarum suntik yang steril
c. Lainnya ; _________
20. Apakah ibu menjadi anggota dana sehat ( JPKM ) ?
a. Ya b. Tidak
C. Pertanyaan penyuluhan
74
1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/
tenaga kesehatan ?
a. Pernah b. Tidak pernah
Jawaban a. dilanjutkan ke no 2 dan 3.
Jawaban b. dilanjutkan ke no. 4.
2. Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ?
a. Satu kali
b. Dua kali
c. ≥ 3 kali
3. Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ?
a. < 3 bulan yang lalu
b. 3 – 6 bulan yang lalu
c. 6 – 9 bulan yang lalu
d. 9 – 12 bulan yang lalu
e. > 1 tahun yang lalu
4. Menurut ibu penting atau tidak diadakannya penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?
a. Penting b. Tidak
5. Menurut ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat diadakan ?
a. 1 minggu sekali
b. 1 bulan sekali
c. 3 bulan sekali
d. 6 bulan sekali
e. 1 tahun sekali
6. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?
a. Dokter
b. Bidan
75
c. Kader kesehatan
d. Tokoh agama dan masyarakat
e. Lainnya : ________
7. Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ?
a. Hari Minggu
b. Jam kerja Puskesmas
c. Saat kegiatan posyandu
d. Lainnya : _________
8. Bagaimana cara yang diinginkan untuk menyampaikan penyuluhan
tersebut ?
a. Ceramah
b. Ceramah dan tanya jawab
c. Ceramah dan gambar-gambar
d. Wawancara
e. Lainnya : _________
9. Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Balai desa
d. Lainnya : _________
76