BAB III
PERSEDIAN BARANG NIAGA
A. Pengertian Persediaan Niaga
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut.Perusahaan dagang yang aktivitasnya membeli dan menjual barang jadi, memiliki persediaan dalam bentuk barang jadi atau barang dagangan, sedangkan perusahaan manufaktur yang harus memproses bahan baku sampai menjadi barang jadi, memiliki tiga jenis persediaan, yaitu Persediaan bahan baku, Persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Barang dagang yang berada digudang perusahaan tetapi bukan milik perusahaan tidak dapat dikelompokkan sebagai persediaan.
B. Masalah Kepemilikan Persediaan1. Good In Transit (Barang Dalam Perjalanan)
Pengakuan persediaan terhadap barang yang ada dalam perjalanan dapat dilihat dari syarat penyerahan, Yaitu:a) Free On Board (FOB) Shipping Point
Yaitu syarat penyerahan barang dimana hak atas barang berpindah tangan setelah barang diserahkan kepada pihak pengangkut (pembeli) dan penjual membuat jurnal. Segala biaya, resiko yang terjadi dalam perjalanan adalah tanggung jawab pembeli.
b) Free On Board (FOB) DestinationYaitu syarat penyerahan barang dimana hak atas barang berpindah tangan setelah sampai ditempat tujuan (barang diterima pembeli). Segala biaya / resiko adalah tanggung jawab penjual.
2. Consigment Good (Barang Konsinyasi / Penjualan Titipan)Hak atas barang konsinyasi tetap ditangan penitip sampai barang tersebut laku terjual.
3. Segregated Good (Barang-Barang yang dipisahkan)Barang-barang yang dipisahkan yaitu barang yang sudah terjual, tetapi belum diserahkan atau belum di ambil oleh pembeli, maka barang tersebut oleh penjual tidak boleh diakui sebagai persediaan dan oleh pembeli harus mengakuinya sebagai persediaannya.
4. Installment Sales (Penjualan Angsuran)Hak atas barang pada penjualan angsuran tetap ditangan penjual dan penjual masih tetap mengakui persediaan atas barang tersebut sebesar harga barang yang belum dibayar dan pembeli mengakui persediaan senilai yang sudah dibayar.
C. Metode Pencatatan PersediaanPersediaan di dalam perusahaan dicatat dan diakui sebesar harga belinya, bukan harga jualnya. Harga beli adalah harga yang tercantum di dalam ffaktur pembelian. Jika dalam transaksi pembelian tersebut terdapat pengeluaran tambahan seperti ongkos angkut, maka transaksi tersebut dicatat terpisah, begitupun pada saat transaksi perusahaan mendapatkan potongan pembelian maka akun tersebut juga dicatat terpisah. Walaupun akun-akun tersebut pada akhirnya akan dijumlahkan pada saat perhitungan harga pokok penjualan, tetapi pada dasarnya persediaan barang dagangan harus dicatat sebesar harga belinya.
Secara umum terdapat 2 metode yang dipakai untuk menghitung dan mencatat persediaan berkaitan dengan perhitungan harga pokok penjualan :1. Metode Fisik / Periodik
Adalah metode pengelolaan persediaan, dimana arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat nanti harus melakukan perhitungan barang secara fisik (Stock Opname) di gudang. Untuk menentukan harga beli sebagai dasar dalam menentukan nilai persediaan yang dimiliki perusahaan pada suatu periode, terdapat beberapa metode, yaitu :
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 1
Kelebihan dari sistem pencatatan periodic :Pencatatannya cukup sederhana sehigga biaya, tenaga, waktu yang digunakan relative kecil.
Kekurangan dari sistem pencatatan periodic : Pada penyusunan laoran keuangan mengharuskan dilakukan perhitungan secara fisik (Stock Opname)
untuk menentukan persediaan. Barang yang hilang, rusak, cacat, tetap dianggap barang terjual Sulit untk melakukan pengawasan dan pengendalian
Dalam menentukan nilai persediaan barang pada akhir periode sistem priodik menggunakan beberapa metode, antara lain :a) Metode Identifikasi Khusus
Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific identification ) setiap barang yang dibeli atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang menunjukkan harga per satuan sesuai faktur yang diterima. Pada metode ini sudah jelas harga per satuannya Dengan demikian untuk mengetahui jumlah atau nilai persediaan pada akhir periode tinggal mengalikan jumlah barang yang masih ada dengan harga yang tercantum dalam etiket barang tersebut.Contoh :PT. A bergerak di bidang jual beli mobil bekas memulai usahanya pada tanggal 1 Januari 2012, selama bulan januari membeli mobil bekas sebanyak 5 buah antara lain :
No. Tanggal Keterangan Quantity HPP Per Unit
1 5/1/2012 Sedan, Toyota Corolla B-12345, tahun 1985
1 29,750
2 10/1/2012 Sedan, Toyota Corolla B-67856, tahun 1986
1 31,500
3 15/1/2012Sedan, Holden Primer
B-1709-HE, tahun 1978
1 28,750
4 20/1/2012 Mazda Kotak, B-23457 Tahun 1962
1 5,000
5 25/1/2012 Fiat 127 Spec, B-6547-A tahun 1973 / 1974
1 17,000
Jika Di ketahui selama bulan Januari 2012 mobil – mobil yang terjual adalah Mobil No. 1, 2, 5, maka dapat di hitung persediaan akhir dan Harga Pokok Penjualan selama bulan januari adalah :
Sedan, Toyota Corolla B-12345, tahun 1985 29,750 Sedan, Toyota Corolla B-67856, tahun 1986 31,500 Fiat 127 Spec, B-6547-A tahun 1973 / 1974 17,000
Total Harga Pokok Penjualan 78,250
Sedan, Holden Primer B-1709-HE, tahun 1978 28,750 Mazda Kotak, B-23457 Tahun 1962 5,000
Persd. Akhir Per 31 Desember 2012 33,750
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 2
b) FIFO (First In First Out) / Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk diaggap lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai persediaan akhir barang didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan jumlah unitnya.Contoh :PT. Niaga Jaya merupakan perusahaan distributor Microwave merk “Hotmix” memulai kegiatan operasionalnya ditahun 2012 bulan Januari, perusahaan ini memiliki persediaan sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Nilai
1-Jan Persediaan Awal 250 Unit 550,000 137,500,000 12-Jan Pembelian 300 Unit 600,000 180,000,000 21-Jan Pembelian 350 Unit 640,000 224,000,000 31-Jan Pembelian 100 Unit 675,000 67,500,000
Total 1.000 Unit 2,465,000 609,000,000 Jika Diketahui PT. Niaga jaya Berhasil Menjual sebanyak 700 unit Microwave secara tunai dengan harga Rp.900.000 / Unit, dan pada akhir bulan di lakukan pula Stock Opname atau perhitungan Fisik didapat sisa Persediaan Akhir 300 unit, maka Hitunglah : Nilai Persediaan Akhir Menggunakan metode FIFO Harga Pokok Penjualan (HPP) Laba Kotor ?Penyelesaian : Persd. Akhir 31 Januari 2012 (FIFO)
100 Unit 675,000 67,500,000 200 Unit 640,000 128,000,000 300 Unit 1,315,000 195,500,000
Harga Pokok Penjualan (HPP)Persediaan Awal 137,500,000 Pembelian 471,500,000 Barang Siap Dijual 609,000,000 Persd. Akhir (31/01/2012) (195,000,000)Harga Pokok Penjualan 414,000,000
Laba Kotor
Penjualan 700 Unit 9,000,000 630,000,000
Harga Pokok Penjualan (HPP) (414,000,000)Laba Kotor 216,000,000
c) LIFO (Last In First Out) / Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok barang yang terjual dihitung berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan jumlah unitnya, atau nilai persediaan barnag didasarkan pada harga barang yang dibeli pada awal, sesuai dengan jumlah unitnya.Contoh :
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 3
Nilai Pembelian :
Total Pembelian – Persd. Awal
PT. Niaga Jaya merupakan perusahaan distributor Microwave merk “Hotmix” memulai kegiatan operasionalnya ditahun 2012 bulan Januari, perusahaan ini memiliki persediaan sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Nilai
1-Jan Persediaan Awal 250 Unit 550,000 137,500,000 12-Jan Pembelian 300 Unit 600,000 180,000,000 21-Jan Pembelian 350 Unit 640,000 224,000,000 31-Jan Pembelian 100 Unit 675,000 67,500,000
Total 1.000 Unit 2,465,000 609,000,000 Jika Diketahui PT. Niaga jaya Berhasil Menjual sebanyak 700 unit Microwave secara tunai dengan harga Rp.900.000 / Unit, dan pada akhir bulan di lakukan pula Stock Opname atau perhitungan Fisik didapat sisa Persediaan Akhir 300 unit, maka Hitunglah : Nilai Persediaan Akhir Menggunakan metode LIFO Harga Pokok Penjualan (HPP) Laba Kotor ?Penyelesaian :
Persd. Akhir 31 Januari 2012 (FIFO)250 Unit 550,000 137,500,000 50 Unit 600,000 30,000,000 300 Unit 1,150,000 167,500,000
Harga Pokok Penjualan (HPP)Persediaan Awal 137,500,000 Pembelian 471,500,000 Barang Siap Dijual 609,000,000 Persd. Akhir (31/01/2012) (195,000,000)Harga Pokok Penjualan 441,000,000
Laba Kotor
Penjualan 700 Unit 9,000,000 630,000,000
Harga Pokok Penjualan (HPP) (441,000,000)Laba Kotor 189,000,000
d) Metode Average (Rata-Rata)Dalam metode ini, barang yang akan dikeluarkan (dijual) baik yang pertama maupun yang terakhir masuk ke gudang dinilai berdasarkan harga rata-rata. Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai rata-rata. Metode Rata-Rata Sederhana (Simple Average)
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga beli per satuan setiap transaksi pembelian dan persediaan awal dengan frekwensi pembelian dan persediaan awal periode.
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : JumlahhargaBeliVolume Pembelian
Contoh :PT. Niaga Jaya merupakan perusahaan distributor Microwave merk “Hotmix” memulai kegiatan operasionalnya ditahun 2012 bulan Januari, perusahaan ini memiliki persediaan sebagai berikut :
Tangga Keterangan Quantity Harga / Unit Nilai
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 4
Nilai Pembelian :
Total Pembelian – Persd. Awal
l1-Jan Persediaan Awal 250 Unit 550,000 137,500,000
12-Jan Pembelian 300 Unit 600,000 180,000,000 21-Jan Pembelian 350 Unit 640,000 224,000,000 31-Jan Pembelian 100 Unit 675,000 67,500,000
Total 1.000 Unit 2,465,000 609,000,000 Jika Diketahui PT. Niaga jaya Berhasil Menjual sebanyak 700 unit Microwave secara tunai dengan harga Rp.900.000 / Unit, dan pada akhir bulan di lakukan pula Stock Opname atau perhitungan Fisik didapat sisa Persediaan Akhir 300 unit, maka Hitunglah : Nilai Persediaan Akhir Menggunakan metode LIFO Harga Pokok Penjualan (HPP) Laba Kotor ?Penyelesaian :
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : JumlahhargaBeli PerUnit
Volume Pembelian
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : 2.465.000
4
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : Rp. 616.250
Persd. Akhir 31 Januari 2012 = Total Persd.Stock yang sisa X Harga Pokok per Unit= 300 unit X 616.250= Rp. 184.875.000
Harga Pokok Penjualan (HPP)Persediaan Awal 137,500,000 Pembelian 471,500,000 Barang Siap Dijual 609,000,000 Persd. Akhir (31/01/2012) (184,875,000)Harga Pokok Penjualan 424,125,000
Laba KotorPenjualan 700 Unit 9,000,000 630,000,000 Harga Pokok Penjualan (HPP) (424,125,000)Laba Kotor 205,875,000
Metode Rata-Rata TertimbangDalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga barang yang tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah pembelian dengan kuantitas barang tersebut.Contoh :PT. Niaga Jaya merupakan perusahaan distributor Microwave merk “Hotmix” memulai kegiatan operasionalnya ditahun 2012 bulan Januari, perusahaan ini memiliki persediaan sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Nilai
1-Jan Persediaan Awal 250 Unit 550,000 137,500,000 12-Jan Pembelian 300 Unit 600,000 180,000,000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 5
Nilai Pembelian :Total Pembelian – Persd. Awal
21-Jan Pembelian 350 Unit 640,000 224,000,000 31-Jan Pembelian 100 Unit 675,000 67,500,000
Total 1.000 Unit 2,465,000 609,000,000 Jika Diketahui PT. Niaga jaya Berhasil Menjual sebanyak 700 unit Microwave secara tunai dengan harga Rp.900.000 / Unit, dan pada akhir bulan di lakukan pula Stock Opname atau perhitungan Fisik didapat sisa Persediaan Akhir 300 unit, maka Hitunglah : Nilai Persediaan Akhir Menggunakan metode LIFO Harga Pokok Penjualan (HPP) Laba Kotor ?
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : Jumlah HargaBeli
JumlahQuantity Pembelian
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : 609.000 .000
1.000
Penyelesaian :
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : JumlahhargaBeliVolume Pembelian
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : 609.000 .000
1.000
Harga Pokok Rata-Rata Per Unit : Rp. 609.000
Persd. Akhir 31 Januari 2012 = Total Persd.Stock yang sisa X Harga Pokok per Unit= 300 unit X 609.000= Rp. 182.700.000
Harga Pokok Penjualan (HPP)Persediaan Awal 137,500,000 Pembelian 471,500,000 Barang Siap Dijual 609,000,000 Persd. Akhir (31/01/2012) (182,700,000)Harga Pokok Penjualan 426,300,000
Laba KotorPenjualan 700 Unit 9,000,000 630,000,000 Harga Pokok Penjualan (HPP) (426,300,000)Laba Kotor 203,700,000
e) Metode Persediaan Dasar / Persediaan Besi ( Basic Stock )diseebut juga sebagai persediaan besi yakni persediaan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaannya. Dalam metode Ini keterlambatan masuknya barang yang disebabkan adanya kemacetan atau sebab-sebab lain tidak mengganggu persediaan sehingga perusahaan masih dapat melayani pelanggan atau pembeli. Dalam metode ini persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pokok yang ditetapkan. Adapun selisih antara persediaan barang yang ada dengan persediaan dasar dinilai dengan harga menurut metode yang dikehendaki ( Metode ratarata, MPKP, MTKP, harga pasar dll ).
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 6
Nilai Pembelian :Total Pembelian – Persd. Awal
2. Metode PerpectualAdalah metode pencatatan persediaan dengan menggunakan kartu persediaan.
Kelebihan dari sistem pencatatan perpectual : Mudah untuk menentukan Persediaan Dapat dijadikan sebagai alat pengawasan dan pengendalian Barang yang hilang, rusak, cacat, dapat dipertanggung jawabkan dan tidak diakui sebagai barang yang
terjualKekurangan dari sistem pencatatan periodic :Butuh waktu, tenaga, yang banyak dan memakan biaya yang besar pula.
Metode Penilaian Persediaan dalam pencatatan Secara Perpectual, antara lain :a) Metode Rata-Rata bergerak ( Moving Average )
Dalam metode ini, harga beli rata-rata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga ratarata pada saat terjadi transaksi penjualan.Contoh :PT. Doremi Merupakan perusahaan distributor monitor Computer, pada akhir Bulan Maret 2012 perusahaan memiliki persediaan monitor sebanyak 40 Unit @ Rp.800.000, adapun transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan perusahaa sepanjang bulan April 2012 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Jumlah5 Pembelian Tunai 50 Unit 900,000 45,000,000 8 Pembelian Kredit 40 Unit 1,000,000 40,000,000
10 Penjualan Tunai 70 Unit 1,200,000 84,000,000 14 Pembelian Kredit 30 Unit 1,200,000 36,000,000 22 Penjualan Kredit 65 Unit 1,400,000 91,000,000
Total 255 Unit 5,700,000 296,000,000 Diminta : Buatlah jurnal umum dan Kartu Persediaan Menggunakan Metode Moving AveragePenyelesaian :
PT. DoremiKartu Stock (Moving Average)
Per 30 April 2012
Tanggal UraianMasuk Keluar Saldo
Unit Harga Nilai Unit Harga Nilai Unit Harga NilaiApr 1 Persd. Awal 40 800,000 32,000,000 5 Pembelian 50 900,000 45,000,000 50 900,000 45,000,000 8 Pembelian 40 1,000,000 40,000,000 40 1,000,000 40,000,000 Saldo 130 900,000 117,000,000 10 Penjualan 70 900,000 63,000,000 60 900,000 54,000,000 Saldo 60 900,000 54,000,000 14 Pembelian 30 1,200,000 36,000,000 30 1,200,000 36,000,000 Saldo 90 1,000,000 90,000,000 22 Penjualan 65 1,000,000 18,000,000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 7
Saldo 25 1,000,000 25,000,000
PT. DoremiJurnal Umum
Tanggal Uraian RefJumlah
Debet KreditApr 5 Persediaan 45,000,000 Kas 45,000,000 8 Persediaan 40,000,000 Utang Niaga 40,000,000 10 Kas 84,000,000 HPP 63,000,000 Penjualan 84,000,000 Persediaan 63,000,000 14 Persediaan 36,000,000 Utang Niaga 36,000,000 22 Piutang Niaga 91,000,000 HPP 65,000,000 Penjualan 91,000,000 Persediaan 65,000,000
Total 419,000,000 419,000,000
b) Metode FIFOMetode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan.Contoh :PT. Doremi Merupakan perusahaan distributor monitor Computer, pada akhir Bulan Maret 2012 perusahaan memiliki persediaan monitor sebanyak 40 Unit @ Rp.800.000, adapun transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan perusahaa sepanjang bulan April 2012 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Jumlah5 Pembelian Tunai 50 Unit 900,000 45,000,000 8 Pembelian Kredit 40 Unit 1,000,000 40,000,000
10 Penjualan Tunai 70 Unit 1,200,000 84,000,000 14 Pembelian Kredit 30 Unit 1,200,000 36,000,000 22 Penjualan Kredit 65 Unit 1,400,000 91,000,000
Total 255 Unit 5,700,000 296,000,000 Diminta : Buatlah jurnal umum dan Kartu Persediaan Menggunakan Metode FIFO Penyelesaian :
PT. DoremiKartu Stock (FIFO)
Per 30 April 2012
Tanggal UraianMasuk Keluar Saldo
Unit Harga Nilai Uni Harga Nilai Unit Harga Nilai
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 8
tApr 1 Persd. Awal 40 800,000 32,000,000
5 Pembelian 50 900,000 45,000,000 50 900,000 45,000,000 8 Pembelian 40 1,000,000 40,000,000 40 1,000,000 40,000,000 Saldo 130 2,700,000 117,000,000 10 Penjualan 40 800,000 32,000,000 20 900,000 18,000,000 30 900,000 27,000,000 40 1,000,000 40,000,000 Saldo 70 1,700,000 59,000,000 60 1,900,000 58,000,000 14 Pembelian 30 1,200,000 36,000,000 30 1,200,000 36,000,000 Saldo 90 3,100,000 94,000,000 22 Penjualan 20 900,000 18,000,000 40 1,000,000 40,000,000 5 1,200,000 6,000,000 65 3,100,000 64,000,000 25 1,200,000 300,000,000
PT. DoremiJurnal Umum
Tanggal Uraian RefJumlah
Debet KreditApr 5 Persediaan 45,000,000 Kas 45,000,000 8 Persediaan 40,000,000 Utang Niaga 40,000,000 10 Kas 84,000,000 HPP 59,000,000 Penjualan 84,000,000 Persediaan 59,000,000 14 Persediaan 36,000,000 Utang Niaga 36,000,000 22 Piutang Niaga 91,000,000 HPP 64,000,000 Penjualan 91,000,000 Persediaan 64,000,000
Total 419,000,000 419,000,000
c) Metode LIFOPada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok dihitung pada saat terjadi penjualanContoh :PT. Doremi Merupakan perusahaan distributor monitor Computer, pada akhir Bulan Maret 2012 perusahaan memiliki persediaan monitor sebanyak 40 Unit @ Rp.800.000, adapun transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan perusahaa sepanjang bulan April 2012 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Quantity Harga / Unit Jumlah
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 9
5 Pembelian Tunai 50 Unit 900,000 45,000,000 8 Pembelian Kredit 40 Unit 1,000,000 40,000,000
10 Penjualan Tunai 70 Unit 1,200,000 84,000,000 14 Pembelian Kredit 30 Unit 1,200,000 36,000,000 22 Penjualan Kredit 65 Unit 1,400,000 91,000,000
Total 255 Unit 5,700,000 296,000,000 Diminta : Buatlah jurnal umum dan Kartu Persediaan Menggunakan Metode LIFO Penyelesaian :
PT. DoremiKartu Stock (LIFO)
Per 30 April 2012
Tanggal UraianMasuk Keluar Saldo
Unit Harga Nilai Unit Harga Nilai Unit Harga NilaiApr 1 Persd. Awal 40 800,000 32,000,000
5 Pembelian 50 900,000 45,000,000 50 900,000 45,000,000 8 Pembelian 40 1,000,000 40,000,000 40 1,000,000 40,000,000 Saldo 130 2,700,000 117,000,000 10 Penjualan 40 1,000,000 40,000,000 40 800,000 32,000,000 30 900,000 27,000,000 20 900,000 18,000,000 Saldo 70 1,700,000 67,000,000 60 1,700,000 50,000,000 14 Pembelian 30 1,200,000 36,000,000 30 1,200,000 36,000,000 Saldo 90 2,900,000 86,000,000 22 Penjualan 30 1,200,000 36,000,000 20 900,000 18,000,000 15 800,000 12,000,000 65 2,900,000 66,000,000 25 800,000 20,000,000
PT. DoremiJurnal Umum
Tanggal Uraian RefJumlah
Debet KreditApr 5 Persediaan 45,000,000 Kas 45,000,000 8 Persediaan 40,000,000 Utang Niaga 40,000,000 10 Kas 84,000,000 HPP 67,000,000 Penjualan 84,000,000 Persediaan 67,000,000 14 Persediaan 36,000,000 Utang Niaga 36,000,000 22 Piutang Niaga 91,000,000 HPP 66,000,000 Penjualan 91,000,000 Persediaan 66,000,000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 10
Total 419,000,000 419,000,000
PERBEDAAN SISTEM PENCATATANMETODE FISIK DENGAN METODE PERPETUAL
TRANSAKSI METODE FISIK METODE PERPETUAL
Pembelian Pembelian Persediaan barang Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas
Pembayaran Biaya Angkut Pembelian
Beban Angkut Pembelian Persediaan barang dagang
Kas Kas
Penjualan Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang Dagang Penjualan Penjualan (Menurut harga Jual) Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagang
(Menurut harga pokok)
Retur Pembelian & PH Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas Retur Pembelian & PH Persediaan barang dag
Retur Penjualan & PH Retur Penjualan & PH Retur Penjualan & PH
Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang
(Menurut harga jual)
Persediaan barang dagang
HPP (Menurut Harga Pokok)
Pembayaran utang dalam periode/masa potongan
Utang Dagang Utang Dagang Potongan Pembelian Potongan Pembelian Kas Kas
Penerimaan piutang dalam periode/masa
potongan
Kas KasPotongan Penjualan Potongan Penjualan Piutang Dagang Piutang Dagang
Pembayaran biaya angkut penjualan
Beban angkut penjualan Beban angkut penjualan Kas Kas
Perhitungan HPP Persediaan awal HPP akan dihitung berdasarkan kartu persediaan barangPembelian
Beban angkut pembelianRetur pembelian & PHPotongan PembelianPembelian bersihBarang Siap untuk dijualPersediaan akhirHPP
Penyesuaian Persediaan Iktisar L/R Tidak perlu penyesuaian
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 11
akhir kecuali jika terdapat koreksi yang perlu disesuaiakan
Persediaan barang dagPersediaan barang dag Ikhtisar L/R
D. Metode TaksiranMetode taksiran dipergunakan apabila : Persediaan di gudang banyak jumlahnya dan jenis barangnya, sehingga bila dilakukan penghitungan fisik akan
memakan banyak waktu, tenaga dan biaya. Dalam keadaan luar biasa misalnya gudang terbakar atau bencana lainnya, sehingga penghitungan fisik tidak
mungkin dilakukan.
Adapun Penentuan nilai persediaan menggunakan metode taksiran yang sering dipakai adalah:a) Metode Eceran
Metode yang banyak digunakan oleh perusahaan atau pedagang seceran seperti toko serba ada, swalayan. Penilaian persediaan dengan metode taksiran harga jual secara eceran pada umumnya dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual barang secara eceran. Alasan menggunakan metode ini adalah karena barang yang dijual banyak macamnya dan frekwensinya cukup tinggi sehingga sulit dilakukan penghitungan fisik untuk menentukan persediaan. Demikian juga penyelenggaraan kartu persediaan mengalami kesulitan mengingat frekwensi transaksi cukup tinggi.Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran.Contoh : Berikut Ini data Persediaan barang niaga yang dimiliki PT. Bruto dan siap dijual :
Harga Pokok Harga JualPers. Awal 1 Januari 2012 21,500 35,000 Pembelian Bersih Januari 2012 258,500 365,000
Barang Yg Siap Di Jual 280,000 400,000
Jika Diketahui telah terjadi penjualan selama tahun 2012 sebesar Rp. 330.000 , maka hitunglah : Persentase Harga Pokok terhadap Harga Jual Besarnya Persediaan menurut harga jual Harga Pokok Penjualan (HPP) Penyelesaian : Persentase Harga Pokok terhadap Harga Jual
Persentase Harga Pokok terhadap Harga Jual = Harga Pokok Barang yangsiap dijualHargaJual Persediaan yang siap dijual
x 100
= Rp .280 .000Rp .400 .000
x 100
= 70 %
Besarnya Persediaan Akhir menurut harga jual
Harga Pokok Harga JualPers. Awal 1 Januari 2012 21,500 35,000 Pembelian Bersih Januari 2012 258,500 365,000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 12
Barang Yg Siap Di Jual 280,000 400,000 Penjualan Bersih (330,000)Persd. Akhir Menurut Harga Jual 70,000
Harga Pokok Penjualan (HPP) Pers. Awal 1 Januari 2012 21,500 Pembelian Bersih Januari 2012 258,500
Barang Yg Siap Di Jual 280,000 Persd. Akhir Per 31 -12-2012 (49,000) Harga Pokok Penjualan 231,000
b) Metode Laba KotorPersediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya.
Contoh :Persediaan awal tahun 2012 Rp.100,000 pembelian selama bulan Januari Rp.1,200,000 dan penjualan selama bulan Januari menurut rekening buku besar Rp.90,000 dan laba kotor ditaksir 20% dari harga jual, maka persediaan akhir bulan januari dapat dihitung sebagai berikut :Persd. Niaga 1 Januari 2012 100,000 Pembelian Bersih 1,200,000 Barang siap dijual 1,300,000 Penjualan Selama Januari 2012 900,000 Taksiran Laba Bruto (20%) = 900.000 X 20 % (180,000)Taksiran Harga Pokok Penjualan (720,000)Taksiran Persd. Akhir 31-01-12 580,000
Atau jika disusun dengan lebih baik, harga pokok penjualan dapat dihitung sebagai berikut :Persd. Niaga 1 Januari 2012 100,000Pembelian Bersih 1,200,000Barang siap dijual 1,300,000Persd. Akhir 31 Januari 2012 (580,000)Harga Pokok Penjualan 720,000
E. Metode Harga Jual Relatif / Metode Biaya gabunganSuatu metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok penjualan per unit produk, jika barang yang dibeli atau di produksi dalam satu gunggungan menggunakan harga tunggal dan kemudian dijual terpisah satu dengan yang lainnya.Maka langkah yang diperlukan untuk menentukan harga pokok penjualan per unit produk adalah menghitung proporsi harga jual dari 1 unit produk kemudian dibandingkan dengan nilai penjualan total yang direncanakan. Contoh :PT. Griya merupakan perusahaan pengembang rumah (Real Estate Developer), pada awal Januari 2012 membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 10.000.000.000. tanah ini kemudian dibagi menjadi 400 kavling yang
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 13
= 70 % X Persd. Akhir Hrg Jual= 70 % X 70.000= Rp. 49.000
dikelompokkan ke dalam 3 ukuran yang berbeda Kavling A sebanyak 100 unit dijual dengan harga Rp.100.000.000, kavling B sebanyak 100 unit dijual dengan harga Rp.60.000.000, Kavling C sebanyak 100 unit dijual dengan harga Rp.45.000.000. jika diketahui pada akhir tahun 2012 PT. Griya berhasil menjual 277 unit Kavling diantaranya Kavling A = 77 Unit, Kavling B =80 Unit dan kavling C = 120 . Diminta : F. Berapakah Harga pokok dari masing-masing jenis kavling tersebut G. Berapakah Laba Kotor (Gross Profit) yang didapat oleh PT. GriyaH. Berapakah Persediaan akhir (Jumlah Kavling) yang dimiliki PT. Griya Per 31Desember 2012
Penyelesaian :a) Harga Pokok Dari masing-Masing Kavling
Jenis Kavling Harga Jual Per Unit Jumlah Kavling Nilai Total Penjualan Proporsi / Taksiran
A 100,000,000 100 10,000,000,000 40%B 60,000,000 100 6,000,000,000 24%
C 45,000,000 200 9,000,000,000 36%
Total 25,000,000,000 100%Ket : 40% = 10.000.000.000 / 25.000.000.000 x 100
Jenis Kavling Proporsi / Taksiran HPP Per Jenis HPP Per UnitA 40% 4,000,000,000 40,000,000B 24% 2,400,000,000 24,000,000
C 36% 3,600,000,000 18,000,000
100% 10,000,000,000 82,000,000Ket : HPP per Jenis = Proporsi / taksiran X total penjualan masing-masing jenis kavling
HPP Per Unit = HPP Per Jenis Dibagi jumlah Kavling dari masing-masing kavling
b) Laba Kotor (Gross Profit) Dari PT. GriyaKeterangan Kavling A Kavling B Kavling C TotalPenjualan 7,700,000,000 4,800,000,000 5,400,000,000 17,900,000,000
HPP (3,080,000,000) (1,920,000,000) (2,160,000,000) (7,160,000,000)Laba Kotor 4,620,000,000 2,880,000,000 3,240,000,000 10,740,000,000
Ket : HPP = Harga Jual – HPP Per Unit
c) Jumlah Persediaan Akhir PT. GriyaJenis Kavling HPP Per Unit Jumlah Kavling Hpp Per Unit
A 40,000,000 23 920,000,000B 24,000,000 20 480,000,000C 18,000,000 80 1,440,000,000
Total 82,000,000 123 2,840,000,000Ket : Jumlah Kavling = Jumlah Kavling awal – Jumlah kavling yang terjual
Penjualan Total = HPP Per Unit X Jumlah kavling yang tersisa
F. Metode Kontrak Jangka PanjangMetode ini dipakai untuk pekerjaan pembangunan jangka panjang (Lebih dari 1 periode akuntansi) dimana pada akhir periode akuntansi timbul masalah dalam penilaian pendapatan dan penentuan laba atau rugi.
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 14
Ada dua metode yang biasa dipakai dalam hal tersebut : Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan dalam kontrak pembangunan dikumpulkan dalam rekening bangunan dalam pelaksanaan. Uang yang diterima dari pemesan dikreditkan sebagai uang muka pesanan, sebelum bangunan tersebut selesai tidak ada pendapatan yang diakui, Dengan kata lain apabila pekerjaan belum selesai pada akhir periode akuntansi tetap dicatat berdasarkan harga pokoknya, dan nanti pada saat pengerjaan tersebut selesai baru diakui laba.
Metode Persentase PenyelesaianDalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dicatat dalam rekening bangunan dalam pelaksanaan. Penerimaan uang dari pemesan dikreditkan ke rekening uang muka pesanan. Setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi berdasarkan persentase penyelesaian. Taksiran laba dicatat dengan mendebit rekening bangunan dalam pelaksanaan dan mengkredit rekening pengakuan laba kontrak jangka panjang.Contoh :PT. ABC dalam tahun 2010 memperoleh kontrak pembangunan Perumahan sebesar Rp.750.000.000, dan diperkirakan selesai dalam 21/2 Tahun, adapun data lain yang diketahui sebagai berikut :
Tahun Biaya Yg dikeluarkan Taksiran Biaya Penyelesaian Uang Muka Kontrak2010 60,000,000 540,000,000 200,000,0002011 390,000,000 175,000,000 300,000,0002012 167,500,000 250,000,000
Diminta : Buatlah jurnal menggunakan : Metode Kontrak Selesai Metode Persentase Penyelesaian (Sertakan Perhitungannya)
Penyelesaian : Metode Kontrak Selesai
2010 Bangunan Dalam Proses 60.000.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 60.000.000
Kas 200.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 200.000.000
2011 Bangunan Dalam Proses 390.000.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 390.000.000
Kas 300.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 300.000.000
2012 Bangunan Dalam Proses 167.500.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 167.500.000
Kas 250.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 250.000.000
Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 750.000.000Bangunan Dalam Proses 617.500.000Laba Atas Kontrak Pembangunan Proyek 132.500.000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 15
Metode Persentase Penyelesaian2010Harga Kontrak 750,000,000 Taksiran BiayaDikeluarkan 2010 60,000,000 taksiran Biaya Penyelesaian 540,000,000
600,000,000 150,000,000
Taksiran Laba 2010 =60.000 .000
600.000 .000 X 150.000.000
= Rp. 15.000.000Jurnal Bangunan Dalam Proses 60.000.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 60.000.000
Kas 200.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 200.000.000
Bangunan Dalam Proses 15.000.000Laba Atas Proyek 15.000.000
2011Harga Kontrak 750,000,000 Taksiran BiayaDikeluarkan 2010 & 2011 450,000,000 Taksiran Biaya Penyelesaian 175,000,000
(625,000,000) 125,000,000
Taksiran Laba 2010 &2011 =450.000 .000625.000 .000
X 125.000.000
= Rp. 90.000.000Taksiran Laba 2010 = (15.000.000)Taksiran Laba Tahun 2011 = Rp. 75.000.000
Jurnal Bangunan Dalam Proses 390.000.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 390.000.000
Kas 300.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 300.000.000
Bangunan Dalam Proses 75.000.000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 16
Laba Atas Proyek 75.000.000
2012Harga Kontrak 750,000,000Taksiran BiayaDikeluarkan 2010 & 2011 450,000,000Dikeluarkan 2012 167,500,000
(617,500,000)Laba Dari Pembangunan Proyek 132,500,000Laba Yang Sudah DiakuiTahun 2010 15,000,000Tahun 2011 75,000,000Total Laba Diakui 2010 & 2011 (90,000,000)Taksiran Laba 2012 42,500,000
Jurnal Bangunan Dalam Proses 167.500.000
Bahan, Utang, Kas dan Beban 167.500.000
Kas 250.000.000Uang Muka Kontrak / Uang muka Pesanan 250.000.000
Bangunan Dalam Proses 42.500.000Laba Atas Proyek 42.500.000
Uang Muka Kontrak 750.000.000Proyek Dalam Penyelesaian 750.000.000
Akuntansi II By. Oktavianus. R. A, SE., M.Si Page 17
Top Related