Ambartyas niken
Pembesaran Uterus yang lebih besar pada saat kehamilan disebabkan oleh: Unsur uterus Air ketuban Plasenta Janin
Pembesaran uterus disebabkan oleh: Tumor jinak uterus
Mioma uteri Adenomiosis
Faktor air ketuban Polihidramnion Diagnosis: USG Air ketuban yang
terdalam secara vertikal > 80 mm Klasifikasi: ringan (80 – 99 mm), sedang
(100 – 120 mm), berat ( > 120 mm)
Faktor plasenta Plasenta yang lebih tebal biasa ditemukan pada kehamilan DM, inkompatibilitas rhesus, talasemia mayor, mola parsial, dan infeksi sifilis
Faktor Janin etiologi berdasarkan ukuran dan jumlah
Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan persalinan dengan regangan uterus: Antisipasi pelepasan plasenta sebelum
waktunya (solutio plasenta) Prolaps tali pusat saat ketuban pecah Kelainan letak janin (miring, lintang) Gawat janin Retensio plasenta Perdarahan pascapersalinan
Persalinan
Mioma uteri intramural tumor yang berada pada dinding uterus diantara serabut miometrium
Menganggu timbulnya kontraksi uterus sifat jaringan miom berbeda dengan miometrium normal yang bersifat kontraktil
Penyulit persalinan sebelum waktu, persalinan dengan pembedahan meningkat, perdarahan, perawatan RS yang lebih lama, dan involusi uteri (pada masa nifas)
Adenomiosis uteri endometrium menembus miometrium Mempengaruhi persalinan kala I dan II Oksitosin IV memacu dan memperkuat
kontraksi uterus Plasenta yang tebal penyulit kala III
plasenta yang lengkap sulit dilahirkan Plasenta besar dengan makrosomia dapat
lahir lengkap kontraksi uterus pada kala III cukup kuat
Talasemia plasenta lembek dan mudah mencair plasenta mudah hancur retensio plasenta dan sisa plasenta tertinggal
Air ketuban yang banyak perhatikan saat ketuban pecah
Ketuban pecah keluar dalam jumlah banyak tali pusat menumbung keluar
Perhatikan bagian terbawah janin dan denyut jantung janin
Pecah air ketuban tiba-tiba plasenta lepas sebelum waktunya
Antisipasi perdarahan kala III Infus dengan oksitosin
Kasus janin tunggal makrosomia (berat janin di atas 4000 gram atau ukuran usia kehamilan diatas nilai persentil 90) kelelahan miometrium (uterus terus teregang semasa usia kehamilan hingga menjelang kelahiran)
Kasus multipara dan kala I lama perdarahan kala III
Kasus hidrosefalus (lingkar kepala > 35 cm) regangan segmen bawah rahim yang berlebihan ruptura uteri
Perdarahan pascapersalinan: Atonia uteri Pengaruh obat bius
umum Jaringan
miometrium kurang mendapatkan darah
Distensi uteri Partus lama Partus cepat
Induksi atau akselerasi dengan oksitosin
Multipartus Riwayat atonia uteri Korioamnionitis Retensio plasenta
atau sisa plasenta Plasenta adhesiva
Tahap penanganan kala III: Singkirkan ada/tidaknya hipotonia/atonia
uteri Tidak ada eksplorasi robekan jalan lahir
Sisa kotiledon tertinggal kuretase Kasus atonia bimanual, dekstrosa
5% 500 ml dengan oksitosin 20 IU, injeksi metergin IV 1 ampul dan tablet misoprostol 3 tablet per rektal
Legasi arteria uterina Histerektomi
Daftar Pustaka
Prawiroharjo, Sarwono, dkk. Ilmu Kebidanan Edisi keempat. Jakarta: BPSP. 2010
Top Related