Download - Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

Transcript
Page 1: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

PSIKOLOGI ANAK DAN REMAJA

“Perkembangan Kognitif, Emosi dan Sosial Pada Anak Usia 7-12 tahun”

OLEH :

SEFFA ALVIONITA

2012.08.0.0010

RIZKI AMELIA

2012.08.0.0040

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2015

Page 2: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

Perkembangan Kognitif, Emosi dan Sosial Pada Anak Usia 7-12 tahun

Masa anak-anak akhir (7-12 tahun) menurut Piaget tergolong pada masa operasi

konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan

mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara

alat permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima

pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak

pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.

Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi

dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelunya. Pemahamannya tentang konsep

ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7

tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka mempunyai ide yang

lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan dapat

mengingat rute dan tanda-tanda jalan.

Adapun beberapa tugas perkembangan dari akhir masa kanak-kanak menurut Havighurst,

yaitu:

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang

umum.

2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang

tumbuh.

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan

berhitung.

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembanga-lembaga

9. Mencapai kebeebasan pribadi.

Page 3: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

I. Perkembangan Kognitif 

Menurut tahap perkembangan kognitif piaget anak usia 7 – 12 tahun memasuki tahap

operasional kongkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasi mental,seperti

penalaran, pemecahan masalah tetapi yang bersifat kongkret atau nyata contohnya melakukan

operasi penjumlahan dengan alat peraga balok, mencari sarung tangan yang hilang. Anak-

anak pada usia ini dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari

sebelumnya dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi-situasi nyata saat ini.

Kemajuan Kognitif

Pada tahap operasional konkret, anak-anak sudah memiliki pemahaman yang lebih

baik daripada anak-anak praoperasional mengenai konsep spasial, sebab-akibat,

pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservasi, serta angka.

1. Hubungan spasial dan sebab  - akibat

Dalam ini anak mengalami kemajuan saat pemahaman ruang , anak-anak dapat

menentukan seberapa jauh jarak dari satu tempat ke tempat yang lain dan berapa lama

untuk mencapai ke sana , pengalaman memegang peranan penting karena semakin

sering anak tersebut mendapat pengalaman tentang rute suatu tempat kemampuannya

secara spasial akan makin baik. Baik dalam mengkomunikasikan rute atau membaca

peta. Penilaian sebab akibat pun meningkat ketika usia 5 – 12 tahun diminta untuk

meramalkan tuas dan timbangan akan bekerja dalam kondisi bervariasi anak lebih tua

memberikan jawaban lebih benar dibanding anak yang lebih muda.

2. Pengelompokan 

Mencakup kemampuan untuk seriasi (mengurutkan), Penyimpulan transitif, Inklusi

kelas. Contohnya pengelompokan adalah : anak mulai bisa mengelompokkan sesuatu

berdasarkan warna, ukuran, dia mengatakan bahwa mawar itu adalah sub kelas bunga.

3. Seriation (mengurutkan)

Dimana mereka dapat menyusun objek berdasarkan urutan berdasarkan salah satu

dimensi misalnya berat, ukuran, misalkan menyusun benda dari yang ukurannya

paling besar sampai paling kecil à mereka bisa mengurutkan menjadi satu dimensi.

Usia 7 – 8 tahun mereka sudah mampu memahami hubungan antara satu kelompok

benda ex : tongkat sehingga setelah melihatnya mereka bisa menyusunnya.

Page 4: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

4. Penyimpulan transitif

Kemampuan menyimpulkan hubungan antara dua objek dari hubungan keduanya

objek dengan objek ketiga. Contohnya: catrine dapat menyusun kelompok tongkat

dalam urutan dari yang pendek sampai yang tinggi (seriation), ketika catrine

dihadapkan pada tiga tongkat berwarna kuning, hijau, dan biru ia ditunjukan melalui

seriaton tadi bahwa tongkat kuning adala urutan ke 3 , hijau urutan ke 2, dan tongkat

biru urutan ke 1, saat intruksinya adalah mengurutkan dari yang paling pendek ke

paling tinggi , maka secara langsung katrine dapat mengetahui bahwa tongkat kuning

itu lebih panjang dari tongkat hijau dan tongkat hijau itu lebih panjang dari tongkat

biru (Champman & LidenBerger, 1988; Piaget & Inhelder, 1967 dalam Papalia,2008 )

5. Inklusi kelas

Kemampuan anak memahami hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya.

Piaget, 1964 dalam Papalia 2008,  mengatakan: “Anak usia praoprasional

diperlihatkan 10 tangkai bunga berisi 7 mawar dan 3 anyelir dan ditanyai apakah lebih

banyak mawar atau lebih banyak bunga , mereka menjawab lebih banyak bunga

mawar , karena mereka membandingkan mawar dengan anyelir bukan dengan

keseluruhan bunga. Pada usia 7 – 8 tahun anak mulai memahami bahwa mawar adalah

sub kelas bunga oleh karena itu dia tidak mengatakan bawar lebih banyak dari bunga.

6. Penyimpulan Induktif dan Deduktif

Penalaran Induktif (inductive reasoning) di mulai dengan mengamati partikular kelas

orang-orang, hewan, objek, subjek dan kejadian kemudian mereka melakukan

penyimpulan dari yang khusus tersebut kedalam suatu kesimpulan umum secara

keseluruhan. Jadi penalaran induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala

atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian,

kemudian menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono mengonggong, anjing susi

menggonggong, anjing budi menggonggong, jadi semua anjing menggonggong.

7. Konservasi

Dalam memecahkan berbagai jenis masalah konservasi, anak-anak pada tahap

operasional konkret dapat mencari jawaban dengan mengerjakan di dalam kepala

mereka, mereka tidak harus mengukur atau menimbang objek.

Contoh : Pelive dan Patricia pada usia 7 tahun mengetahui bahwa sebuah bola tanah

liat dibentuk menjadi bentuk sosis dan bentuk lain maka jumlahnya akan tetap sama

(konservasi substansi). Pada usia 9 tahun mereka mengetahui bahwa bola dan sosis

Page 5: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

punya berat yang sama. Pada saat remaja mereka dapat mengetahui jumlah air yang

dipindahkan itu sama walaupun bejana yang digunakan berbeda bentuknya.

8. Angka dan Matematika

Usia 6 – 7 tahun banyak anak bisa menghitung di kepala mereka , contohnya saat

menghitung lebih dari 10 , 10 + 7 maka mereka menghitung dengan cara menaruh 10

di otak dan 7 di jari lalu mereka mulai menghitung dari 10, 11, 12 dan seterusnya.

Usia 9 tahun dapat menyelesaikan permasalahan matematika soal cerita sederhana.

Kemampuan berfikir pada masa anak-anak tengah ditandai dengan adanya aktifitas-

aktifitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman

hidupnya memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir,

belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan

lebih logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri -

ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih

kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna maupun ukuran

buku. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat,

kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari satu tempat

ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan,

mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung.

Dalam masa pertengahan dan akhir anak-anak ini seringkali mudah bagi orang tua

menerapkan disiplin kepada anaknya dibanding selama masa awal anak-anak dan pada masa

remaja. Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan kognitif anak sudah

semakin matang sehingga memungkinkan orang tua untuk bermusyawarah dengan mereka

tentang penolakan panyimpangan dan pengendalian perilaku mereka. pada masa remaja,

penalaran ank-anak menjadi lebih canggih dan mereka cenderung kurang dapat menerima

disiplin orang tua.

II. Perkembangan Emosi

Emosi dan Ungkapan-ungkapan Emosi

Anak segera mengetahui bahwa ungkapan emosi, terutama emosi yang kurang baik,

secara sosial ttidak diterima oleh teman-teman sebaya. Oleh karena itu, anak mempunyai

keinginan yang kuat untuk mengendalikan ungkapan emosi. Keinginan kuat untuk

Page 6: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

mengendalikan emosi tidak berlaku dirumah. Anak ingin mengungkapkan emosinya sekeras

yang dilakukan pada waktu ia lebih muda.

Umumnya, ungkapan emosional pada akhir masa kanak-kanak merupakan ungkapan

yang menyenangkan. Anak tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak, menggeliat-geliat,

mengejangkan tubuh atau berguling-guling di lantai dan pada umumnya menunjukkan

pelepasan dorongan-dorongan yang tertahan. Untuk standar orang dewasa ungkapan

emosional kurang matang, tetapi hal ini menandakan bahwa anak bahagia dan penyesuian

dirinya baik.

Tidak semua emosi pada usia ini menyenangkan. Banyak ledakan amarah terjadi dan

anak menderita kekhawatiran dan perasaan kecewa. Anak perempuan sering mencurahkan air

mata atau mengungkapkan ledakan amarah sepeti perilaku pada masa pra sekolah, sedangkan

anak laki-laki lebih banyak mengungkapkan kekesalan atau kekhawatirannya dengan

cemberut dan merajuk.

Periode Meningginya Emosi

Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan

fisik dan atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga

beragam dan serius, karena penyesuaian diri pada setiap situasi baru selalu menyusahkan

anak. Meningginya emosi hamper selalu dialami oleh semua anak pada saat masuk sekolah.

Namun pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif

tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber. Ini disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, peranan yang harus dilakukan anak yang lebih besar sudah terumus secara jelas dan

anak tahu bagaimana melaksanannya. Kedua, permainan dan olah raga merupakan bentuk

pelampiasan emosi yang tertahan dan terakhir, dengan meningkatnya keterampilan anak tidak

banyak mengalami kekecewaan dalam usahanya untuk menyelesaikan pelbagai macam tugas

dibandingkan dengan pada saat anak masih lebih muda.

Permulaan Katarsis Emosional

Karena keadaan emosi yang tidak tersalurkan tidak menyenangkan bagi anak,

seringkali anak dengan cara coba-coba meredakan keadaan ini dengan sibuk bermain, dengan

tertawa terbahak-bahak atau bahkan dengan menangis. Sekali cara meredakan emosi yang

tidak tersalurkan ini ditemukan, yang disebut katarsis emosional, maka akan timbul cara baru

bagi anak untuk mengatasi ungkapan emosional agar sesuai dengan harapan sosial.

Page 7: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

III. Perkembangan Psikososial

Perkembangan Psikososial

Menurut Piaget, sekitar usia 7 atau 8 tahun, anak berada dalam tahap sistem

representasional. Sistem representasional yaitu perkembangan definisi diri yang dicirikan

dengan keluasan, keseimbangan, serta integrasi dan penilaian berbagai aspek diri.

Harga Diri

Menurut Erikson, masa anak-anak tengah berada pada tahap Industry vs inferiority. Pada

masa anak-anak tengah, anak membandingkan kemampuan mereka dengan teman

sebayanya, jika tidak memadai bisa menarik diri ke keluarga yang melindunginya, jika

terlalu rajin bisa mengabaikan hubungan sosial dan berubah menjadi “gila kerja”

(workaholic).

• Perkembangan anak tergantung pada feedback significant others

Perkembangan Sosial dan Perilaku Prososial

Anak usia tengah mulai Menginternalisasikan rasa malu dan bangga serta dapat

memahami secara lebih baik dan mengatur emosi negatif. Empati dan perilaku sosial

meningkat. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh berbagai reaksi orang tua untuk

memperlihatkan emosi negatif. Pengendalian emosi melibatkan usaha untuk mengontrol

emosi, perhatian, dan perilaku.

Anak dalam Keluarga

Anak cenderung menghabiskan waktu luang mereka jauh dari rumah, bersosialisasi

dengan teman dan lingkungan mereka. Namun, rumah dan keluarga tetaplah bagian yang

penting di dalam hidup anak. Lingkungan keluarga memiliki 2 unsur utama: struktur dan

suasana keluarga (brofenbrenner).

Keadaan keluarga :

Masa perkembangan anak usia tengah adalah masa anak memasuki masa

coregulation, yang berarti orang tua dan anak akan berbagi wewenang. Coregulation adalah

masa transisi dari pengaturan tingkah laku yang mana orang tua akan cenderung melakukan

pengawasan dan anak-anak akan melatih dalam pengaturan diri sendiri. Cara orang tua

membawa anak dalam masa coregulation akan mempengaruhi cara orang tua dalam

Page 8: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

mempraktekkan kedisiplinan. Cara orang tua dan anak bekerja sama dalam proses

menyelesaikan konflik lebih penting daripada penyelesaian konflik itu sendiri. Mereka juga

belajar konflik seperti apa yang layak diperdebatkan dan strategi apa yang efektif.

Efek orang tua yang bekerja

Umumnya, semakin seorang ibu merasa puas terhadap pekerjaannya, semakin bagus

pula kinerjanya berperan sebagai orang tua. Namun, sesungguhnya, hal yang lebih

diutamakan adalah sebaik apa seorang orang tua untuk mengenal dan mengikuti

perkembangan anaknya yang akan lebih penting bagi anak.

Keluarga dengan tingkat ekonomi yang lemah

Cenderung kurang memeperhatikan anak dan berakibat pada prestasi belajar di

sekolah dan adaptasi sosial yang kurang baik. Namun, orang tua yang mendapat dukungan

dari pihak keluarga atau lingkungan, memperoleh bantuan dalam pengasuhan anak, akan

dapat mengasuh anak dengan baik

Struktur Keluarga

Anak adopsi: anak yang diadopsi pada masa bayi lebih dapat beradaptasi dengan baik

dibandingkan anak yang diadopsi pada usia tengah.

Orang tua yang bercerai: Anak yang lebih muda akan lebih cemas dalam menghadapi

perceraian orang tuanya, karena mereka kurang memiliki persepi yang jelas tentang

penyebab perceraian tersebut. Anak dalam usia sekolah sangat sensitif terhadap

tekanan dari orang tua dan konflik loyalitas. Masalah emosional atau perilaku dapat

terjadi disebabkan karena anak menyaksikan atau merasakan adanya konflik di antara

orang tua, baik sebelum atau setelah perceraian, dan dari perpisahan itu sendiri.

Single parent: penelitian menunjukkan bahwa dengan kebijakan keluarga yang

mendukung disertai keadaan keluarga, baik secara finansial ataupun sosial, anak yang

tinggal dengan orang tua tunggal dapat menjadi lebih mandiri dan berkembang lebih

pesat dibandingkan anak yang mempunyai dan tinggal dengan orang tua lengkap.

Keluarga tiri: Perkembangan anak pada masa usia tengah dengan orangtua tiri mereka

biasanya mudah terganggu karena kebiasaan yang telah dimiliki anak dengan keluarga

kandungnya. Mereka sulit menerima orang baru. Semakin banyak orang baru di

kehidupan sang anak, maka sang anak semakin membutuhkan perhatian dari orang

tua mereka.

Page 9: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

Perkembangan dan perilaku anak dalam lingkungan sosial anak sangat dipengaruhi

oleh kebijakan orang tua dalam membagi waktu, memberi perhatian, dan menjelaskan kepada

anak bagaimana struktur keluarga barunya saat ini.

Hubungan Persaudaraan

Hubungan saudara akan mulai tampak ketika anak memasuki masa usia tengah yaitu

berumur 7 atau 9 tahun. Biasanya hubungan yang tampak dapat berupa kasih sayang,

cemburu, atau pun kompetisi pada diri anak terhadap saudaranya. Hal ini sangat bergantung

kepada bagaimana orang tua mengasuh anak sehingga anak dapat memberi respon positif

kepada saudaranya.

Relasi teman Sebaya

Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak meluangkan banyak

waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Kebanyakan interaksi teman sebaya

terjadi diluar rumah (walaupun dekat dengan rumah), lebih sering terjadi di tempat-tempat

pribadi daripada di tempat umum, dan lebih sering terjadi diantara anak-anak yang sama jenis

kelamin daripada di antara anak-anak yang berbeda jenis kelamin.

Popularitas, penolakan dan pengabaian teman sebaya

Anak-anak yang memberi paling banyak bantuan seringkali populer. Begitu juga

dengan seorang anak yang mendengarkan dengan baik anak-anak lain dan memelihara jalur-

jalur komunikasi yang terbuka. Dalam suatu studi, anak-anak yang populer cenderung

berkomunikasi secara lebih jelas, dapat menarik perhatian dan lebih memelihara percakapan

dengan teman-teman sebaya dibandingkan dengan anak-anak yang tidak populer (Kennedy,

1990). Para pakar psiokologi perkembangan membedakan dua tipe anak-anak yang tidak

populer dimata teman-temannya: anak-anak yang diabaikan dan anak-anak yang ditolak

(Albrecht & Silbereisen, 1992; Coie , 1993; Coie & Koeppl, 1990; Roedel & Bendixen,

1992).

Anak yang diabaikan menerima sedikit perhatian dari teman-temannya, tetapi tidak

berarti mereka tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka. anak-anak yang ditolak adalah

anak-anak yang tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka. mereka cenderung lebih

bersifat mengganggu dan agresif dibanding dengan ank-anak yang diabaikan. Anak-anak

yang ditolak seringkali mengalami masalah penyesuaian diri yang lebih serius dikemudian

hari dalam hidupnya dibandingkan dengan anak-anak yang diabaikan. Dalam menghadapi

Page 10: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

anak-anak seperti ini dengan program-program pelatihan bagi anak, dimana bertujuan untuk

menolong mereka menarik perhatian teman-teman sebaya mereka dengan cara-cara yang

positif dan mempertahankan perhatian dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

mendengarkan dengan cara yang hangat dan bersahabat, dan bila berbicara mengenai diri

mereka sendiri, bicarakanlah hal-hal menarik minat teman sebaya.

Kognisi sosial

Kognisi sosial anak-anak tentang teman-teman sebaya mereka juga menjadi semakin

penting untuk memahami hubungan teman sebaya pada masa pertengahan dan akhir anak-

anak. Kenneth Dodge (1983) berpendapat bahwa ana-anak melampaui lima tahap dalam

dalam memproses informasi tentang dunia sosial mereka: mambaca kode/sandi isyarat-isyarat

sosial, menginterpretasikan, mencari-cari suatu respons, memilih suatu respon yang optimal

dan bertindak.

Semisal: seorang anak laki-laki tanpa sengaja menyenggol dan menjatuhkan minuman

ringan seorang teman sebaya. Teman sebaya itu salah menginterpretasikan senggolan tersebut

sebagai permusuhan, yang membuatnya membalas secara agresif terhadap anak laki-laki itu.

Bila senggolan seperti ini sering terjadi , maka teman-teman sebaya lain akan menganggap

anak laki-laki itu agresif karena sering berperilaku tidak tepat.

Pengetahuan sosial juga dilibatkan dalam kemampuan anak agar dapat akrab dengan

teman-teman sebaya. Tujuan-tujuan relasi sosial juga penting, seperti bagaimana memulai

dan memelihara suatu ikatan sosial. Anak-anak perlu menmgetahui skrip apa yang harus

diikuti agar anak-anak lain mau menjadi teman mereka. Dari perspektif kognitif sosial, anak-

anak yang tidak dapat menyesuaikan diri tidak memiliki ketrampilan kognitif sosial yang

memadai untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain (Kelly & de Armas, 1989);

Weisberg, Caplan, & Sivo, 1989). Suatu investigasi mencoba menyelidiki kemungkinan

bahwa anak-anak yang tidak dapat menyesuaikan diri tidak memiliki ketrampilan kognitif

sosial yang diperlukan bagi interaksi sosial yang positif (Asarnow & Callan, 1985)

Sahabat

Persahabatan memiliki enam fungsi: kawan, pendorong, dukungan fisik, dukungan

ego, perbandingan sosial dan keakraban/ afeksi (Gottman & Parker, 1987). Berkaitan dengan

kawan, persahabatan memberi anak seorang pasangan dan teman main yang akrab, seseorang

yang mau meluangkan waktu dengan mereka dan bergabung dalam kegiatan-kegiatan

bersama. Berkaitan dengan pendorong, persahabatan memberi anak-anak informasi,

Page 11: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

kegembiraan dan hiburan yang menarik. Berkaitan dengan hubungan fisik, persahabatan

memberi waktu, sumber-sumber dan bantuan. Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan

memberi harapan dukungan, dorongan semangat dan umpan balik yang menolong anak-anak

mempertahankan suatu kesan tentang diri sendiri sebagai seorang yang berkompeten,

menarik dan berharga. Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberi

informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain dan apakah anak

melakukan sesuatu dengan baik. Berkaitan dengan keakraban dan afeksi, persahabatan

memberi anak-anak suatu hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan orang lain

dimana penyingkapan siri berlangsung.

Page 12: Perkembangan Kognitif,Emosi,Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Feldman, Papalia. 2009.Human Development:Perkembangan manusia. Edisi kesepuluh.

Jakarta : Salemba Humanika.

Hurlock, Elizabeth B.2002.Psikologi Perkembangan: Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, edisi kelima. Jakarta : Erlangga

Santrock, John W.2002. Life – Span Development: perkembangan masa hidup, edisi 5, jilid 1.

Jakarta : Erlangga