PENGARUH JAM PELAJARAN KOSONG TERHADAPKENAKALAN SISWA DI SEKOLAH
(Studi di SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung)
KARYA TULIS HASIL PENELITIAN
Oleh :Drs. AGUS SUNARYO, MM.
STKIP PGRI TULUNGAGUNGPRODI PENDIDIKAN EKONOMI
TULUNGAGUNGMEI 2007
1
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………...
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
ABSTRAKSI …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………
C. Tujuan Penelitian …………………………………………..
D. Hipotesis …………………………………………………..
E. Manfaat Penelitian …………………………………..……
F. Kerangka Konseptual …………………………………………
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Perilaku ………….……………………………………….
B. Perilaku Negatif ..……………………………………
C. Jam Pelajaran Kosong …………………..…………….
D. Kenakalan Siswa ………………………………………
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
1
6
6
6
6
7
9
11
13
14
2
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi ………………………………………………….
B. Definisi Variabel Operasional …………………………….
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
D. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………….
E. Metode Analisa Data ……………………………………….
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………
B. Analisis Statistik …………………………………………..
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………..
B. Saran-saran ……………………………………………..
DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………….
16
16
18
20
22
26
29
36
38
39
40
3
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
3.1 : Variabel, Indikator, dan Item Penelitian …… ……….……… 18
3.2 : Indeks Kriteria Reliabilitas ………………………..…………… 21
4.1 : Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong ... …………..…… 27
4.2 : Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa …………………..….. 28
4.3 : Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen ………………..………. 28
4.4 : Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang
Variabel Jam Pelajaran Kosong ……………………..…………. 29
4.5 : Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang
Variabel Kenakalan Siswa ……………………..……………..… 30
4.6 : Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ……………...………….….. 33
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
4.1 : Diagram Scatterplot Untuk Uji Histeroskedastisitas Y ………….. 31
4.2 : Diagram Uji Normalitas ……………………………………...….... 32
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
1 : Daftar Kuesioner …………………..…………………………….. 41
2 : Data Penelitian …………………………..……………………… 42
3 : Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen ………………..…… 43
4 : Uji Validitas Instrumen ……………………………..…………… 45
5 : Hasil Analisis Regresi ………………………………..…………. 46
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang ada dalam
keluarga maupun masyarakat. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, keluarga dan masyarakat. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Pembaharuan sistem pendidikan nasional terus dilakukan dalam rangka
mewujudkan tujuan tersebut. Visi, misi dan strategi di bidang pendidikan juga
terus diperkembangkan agar pelaksanaan kegiatan pendidikan semakin terarah
dan terpadu dan dapat dengan tepat mencapai sasaran yang ingin diwujudkan.
Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Berdasarkan visi tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai
berikut:1
7
1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar;
3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang
berat mengemban dan melaksanakan kegiatan pendidikan melalui proses belajar
mengajar sehingga visi dan misi tersebut dapat dicapai dengan baik. Agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan berbagai prasarat, baik
dari pihak guru sebagai tenaga pendidik, pihak sekolah untuk dapat menyediakan
prasana yang memadai, maupun pihak siswa sebagai peserta didik. Berbagai
komponen tersebut harus saling mendukung, sehingga akan tercipta suasana yang
harmonis dalam proses belajar mengajar.
8
Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 40 (2) disebutkan pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban:
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Menurut Mulyasa (2005: 45) menyebutkan guru sebagai model atau
teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
Selanjutnya disebutkan, sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa saja yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru guru.
Apabila bewajiban-kewajiban tersebut secara konsisten dilaksanakan,
maka proses kegiatan pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik.
Siswa akan selalu berupaya berperilaku sesuai dengan apa yang dilihat dari para
guru.
Sedangkan dalam pasal 12 (2) disebutkan setiap peserta didik
berkewajiban:
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses
dan keberhasilan pendidikan;
9
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta
didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Norma-norma pendidikan dalam lingkungan sekolah mencakup berbagai
aturan-aturan yang ada di sekolah untuk dapat dipatuhi oleh setiap siswa. Segala
bentuk aturan di sekolah, apabila dapat dipatuhi oleh setiap siswa, maka proses
pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik.
Namun jika dilihat dari kenyataan di sekolah saat ini, tidak semua tenaga
pendidik, siswa, maupun pihak sekolah mampu memainkan peran masing-masing.
Sehingga berbagai kesenjangan masih banyak terjadi, baik dari pihak guru, siswa,
maupun pihak pemerintah untuk dapat menyediakan berbagai sarana secara
lengkap di sekolah. Berbagai kesenjangan menimbulkan masalah, dan dari
masalah yang ada akan semakin mempersulit pihak sekolah untuk dapat
melaksanakan proses pendidikan yang baik.
Guru memiliki peran yang sangat besar dalam proses pendidikan di
sekolah. Sikap dan perilaku guru yang baik akan dapat memberikan motivasi
kepada siswa untuk dapat bersikap dengan baik pula. Namun sikap dan perilaku
guru yang menyimpang, juga akan dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
berperilaku yang menyimpang. Perilaku guru yang menyimpang dapat berupa
tidak masuk sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas pada saat
mengajar, dan lain-lain. sedangkan perilaku yang menyimpang dari siswa dapat
berupa tidak masuk sekolah, bolos, berbuat gaduh/mengganggu teman yang lain,
melakukan perusakan terhadap sarana yang ada, dan sebagainya.
10
Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa perilaku guru yang
menyimpang akan dapat berpengaruh terhadap siswa untuk berperilaku yang
menyimpang pula. Namun hal tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya.
Dengan bukti yang ada akan dapat dipakai oleh kepala sekolah selaku pimpinan di
sekolah dalam mengambil kebijakan agar kegiatan disekolah dapat berjalan
dengan baik.
Demikian juga dengan kondisi di SMP Negeri 2 Rejotangan. Motivasi
belajar siswa relatif rendah. Sarana penunjang kegiatan belajar mengajar cepat
rusak. Siswa banyak yang sering membolos atau tidak masuk sekolah. Sehingga
kegiatan belajar mengajar sulit untuk dapat dilaksanakan secara efektif.
Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka kami ingin melakukan
penelitian dengan judul "Pengaruh Jam Pelajaran Kosong Terhadap
Kenakalan Siswa Di Sekolah". Penelitian tersebut kami lakukan dalam bentuk
kajian yang diadakan di SMP Negeri 2 Rejotangan. Dengan mengetahui pengaruh
tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi Kepala Sekolah untuk mengambil
berbagai kebijakan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Guru sebagai teladan bagi siswa di sekolah. Segala bentuk perilaku guru di
sekolah akan ditiru oleh siswa. Perilaku guru yang negative dapat menyebabkan
jam pelajaran menjadi kosong. Situasi dan kondisi seperti ini akan memberikan
peluang kepada siswa untuk melakukan berbagai hal yang mengarah pada
kenakalan siswa. Namun semua permasalahan tersebut tidak dapat begitu saja
dibebankan kepada guru. Sehingga penulis merasa perlu untuk meneliti tentang
11
masalah tersebut. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: "Apakah ada pengaruh antara variabel jam pelajaran
kosong terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah".
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel jam pelajaran kosong
terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah.
D. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah di atas, dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: "Diduga ada pengaruh
antara jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa di sekolah".
E. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan penelitian selalu mengharapkan hasil yang optimal dan
dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai
berikut:
1. Dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan bagi pemimpin dalam mengambil
kebijakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan di
sekolah.
2. Sebagai acuan bagi guru dalam melakukan tugas sehari-hari.
3. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan konsep ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan prestasi kerja guru.
12
4. Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi dalam penelitian lebih
lanjut.
F. Kerangka Konseptual
Dalam pembahasan karya tulis ini yang dimaksud dengan jam pelajaran
kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru. Keadaan ini disebabkan oleh perilaku
guru yang negatif / menyimpang, yaitu: guru tidak masuk sekolah, guru tidak
masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat datang masuk kelas, guru
meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru mengakhiri pelajaran sebelum
habis jam pelajaran. Pada saat kondisi kelas seperti dijelaskan di atas, maka akan
sangat menimbulkan berbagai kerawanan pada siswa. Kerawanan-kerawanan
yang dimaksud dapat berupa kenakalan siswa di sekolah.
Sedangkan kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku siswa
yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, seperti : tidak masuk
sekolah, membolos/meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir,
mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan perusakan terhadap
sarana sekolah yang ada, sering meninggalkan kelas pada saat pelajaran
berlangsung, dan melakukan perkelaian. Kenakalan siswa tersebut merupakan
bentuk perilaku sebagai akibat dari salah satu penyebab yaitu jam pelajaran yang
kosong.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku
Memahami orang lain merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan
oleh setiap orang dalam menjalankan tugas sehari-hari, jika kegiatan yang
dilakukan selalu berhubungan dengan sesame manusia. Karena ia berada pada
posisi penting untuk menggerakkan orang lain, mengkondisikan dan mengarahkan
orang tersebut tersebut untuk mencapai sasaran.
Organisasi terdiri dari karyawan atau pegawai yang memiliki
keunikannya masing-masing dan dalam banyak hal berbeda. Perbedaan tersebut
menjadi tantangan berikut kesempatan bagi berbagai pihak untuk menghargai
keunikan masing-masing.
Perilaku seseorang timbul sebagai hasil interaksi yang komplek dari
orang tersebut dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan kerja
dan lingkungan masyarakat. Semakin besar ruang lingkup lingkungan yang
dimasuki, akan semakin besar dan bervariatif interaksi yang dilakukannya.
Sehingga dapat menghasilkan perilaku yang bervariasi pula.
Menurut Wursanto (2003: 275), menyebutkan ada perilaku intern dan
perilaku ekstern; perilaku individu dan perilaku kelompok; perilaku negatif dan
perilaku positif; perilaku nyata dan perilaku diarahkan.
1. Perilaku Intern, adalah perilaku-perilaku yang dipengaruhi oleh factor
genetika, yaitu segala hal yang dibawa sejak lahir, sehingga merupakan
warisan dari orang tuanya.
8
14
2. Perilaku Ekstern, adalah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor dari luar,
misalnya faktor lingkungan.
3. Perilaku Individu, yaitu perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Setiap individu memiliki watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda.
4. Perilaku Kelompok, yaitu perilaku dari beberapa invidu dalam suatu
kelompok, sehingga akan menjadi cerminan dari perilaku kelompok tersebut.
Jika berkembang secara terus menerus akan menjadi perilaku organisasi.
5. Perilaku Negatif, adalah perilaku yang menyimpang dari aturan-aturan yang
berlaku.
6. Perilaku Positif, adalah perilaku yang didasarkan atas aturan-aturan yang
berlaku.
7. Perilaku Nyata, disebut juga perilaku obyektif, yaitu perilaku yang timbul dari
kesadaran diri sendiri untuk berbuat.
8. Perilaku Diarahkan, disebut juga perilaku semu, yaitu perilaku yang dilakukan
atas dasar dorongan dari faktor lain atau di luar dirinya.
Perilaku juga dipengaruhi oleh berbagai variable, antara lain: variabel
norma-norma hukum, variabel lingkungan, dan variabel psikologis.
1. Variabel Norma-norma Hukum, terdiri dari:
Norma-norma kelaziman
Aturan kesusilaan
Norma-norma hokum keagamaan
2. Variabel Lingkungan, terdiri dari:
15
Keadaan alam disekitar manusia dan kebudayaan
Kondisi masyarakat sekeliling
Kelompok
Kondisi lingkungan kerja
3. Variabel Psikologis, terdiri dari:
Persepsi
Sikap
Kepribadianbelajar
Pendidikan
Pengalaman
Ketrampilan
B. Perilaku Negatif
Menurut Drs. Ig. Wursanto (2003:278), perilaku negatif adalah perilaku
yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Perilaku negatif dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku negatif yang nyata
Perilaku negatif yang nyata adalah perilaku yang bertentangan dengan
aturan dan norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu didasarkan atas
desakan dari dalam, bukan pengaruh dari luar. Jadi perilaku ini merupakan
perilaku murni, tidak dibuat-buat, sesuai dengan tabiat orang tersebut.
b. Perilaku negatif yang diarahkan
16
Perilaku negatif yang diarahkan adalah perilaku yang bertentangan
dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.
Perilaku negatif tersebut dapat berpengaruh terhadap siapa saja, dimana
saja dan kapan saja. Perilaku negative dapat terjadi di sekolah, di lingkungan
masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarga.
1. Perilaku Negatif di Sekolah
Di dalam lingkungan sekolah, perilaku negatif dapat berpengaruh
terhadap semua komponen di sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru maupun
siswa. Kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah harus dapat menjadi teladan
dari semua komponen di lingkungan sekolah. Jika perilaku yang ditunjukkan
negative, maka semua komponen di sekolah akan memiliki kecenderungan untuk
meniru, sehingga akan terbangun citra dan perilaku negatif di sekolah.
2. Perilaku Negatif di Masyarakat
Masyarakat menjadi tempat bagi siapa saja untuk melakukan interaksi,
baik orang dewasa maupun anak-anak. Setiap masyarakat memiliki karakter dan
kebiasaan yang berbeda-beda. Kehidupan di masyarakat yang sering menunjukkan
perilaku yang negative, akan menjadi teladan atau contoh bagi anak untuk
melakukan yang negatif pula. Jika kondisi ini tidak memperoleh perhatian yang
serius dari berbagai pihak, maka akan dapat menumbuhkan berbagai kerawanan di
masyarakat. Perilaku negative atau menyimpang di masyarakat dapat berupa :
berjudi, minum-minuman keras, maraknya warung remang-remang.
3. Perilaku Negatif di Keluarga
17
Dalam lingkungan keluarga, perilaku negative dapat ditunjukkan oleh
orang tua maupun anak. Orang tua menjadi contoh yang pertama bagi anak untuk
melakukan berbagai kegiatan. Perilaku yang kurang baik yang ditunjukkan oleh
orang tua terhadap anak akan menjadi contoh untuk ditiru oleh anak dalam
kehidupannya. Perilaku negative yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak
misalnya dapat berupa : kebiasaan marah-marah yang bahkan disertai dengan
tindakan kekerasan kepada anak, merokok, pertengkaran dalam keluarga. Kondisi-
kondisi tersebut dapat berpengaruh pada anak dalam berperilaku.
C. Jam Pelajaran Kosong
Di dalam lingkungan sekolah, banyak pihak yang memiliki peran dalam
memberikan warna perilaku sekolah sebagai organisasi. Kepala sekolah sebagai
pimpinan, guru, siswa, orang tua siswa, serta anggota masyarakat di sekitar
lingkungan sekolah merupakan pihak-pihak yang sangat memberikan kontribusi
dalam pembentukan perilaku sekolah sebagai organisasi.
Guru merupakan bagian dari sekolah yang juga memiliki peran yang
besar. Perilaku guru akan menjadi cermin dari perilaku sekolah sebagai
organisasi. Guru-guru yang berperilaku baik, maka sekolah juga akan mendapat
nama baik. Namun jika para guru berperilaku kurang baik, maka sekolah juga
akan mendapat predikat kurang baik. Jadi perilaku guru, baik secara individu
maupun secara kelompok sangat berpengaruh terhadap perilaku sekolah sebagai
organisasi.
Guru memiliki peranan yang penting dalam proses belajar mengajar.
Sehingga setiap perilaku yang ditunjukkan oleh guru akan senantiasa menjadi
18
teladan bagi siswa di sekolah. Perilaku yang negatif juga sangat mungkin
ditunjukkan oleh guru di sekolah. Perilaku guru yang negatif/menyimpang dapat
berupa :
a. tidak masuk sekolah;
b. tidak masuk kelas pada saat mengajar;
c. terlambat masuk kelas;
d. meninggalkan kelas pada saat mengajar; dan
e. mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran.
Semua perilaku guru yang negatif/menyimpang tersebut dapat
menyebabkan jam pelajaran kosong, dalam arti kelas tanpa pengawasan guru
pada saat proses belajar mengajar. Kondisi kelas seperti tersebut di atas, akan
banyak menimbulkan berbagai kerawanan.
D. Kenakalan Siswa
Perilaku negatif juga dapat ditunjukkan oleh siswa. Perilaku negatif ini
memiliki kecenderungan merupakan bentuk akibat dari berbagai situasi dan
kondisi yang kurang baik, sehingga mendorong siswa melakukan kegiatan yang
negatif atau menyimpang. Perilaku yang menyimpang dari siswa dapat berupa :
a. tidak masuk sekolah;
b. bolos / pulang sekolah sebelum waktunya;
c. berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain;
d. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada;
e. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung; dan
f. melakukan perkelaian.
19
Perilaku negatif / menyimpang yang ditunjukkan oleh siswa tersebut
merupakan bentuk kenakalan siswa di sekolah.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi
Penyusunan karya tulis ini menggunakan penelitian populasi. Seluruh
populasi menjadi obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, pada tahun pelajaran
2006/2007 yang sering atau pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan
sekolah, antara lain: tidak masuk sekolah, membolos, berbuat gaduh, melakukan
perusakan terhadap sarana sekolah, dan ke luar kelas pada saat jam pelajaran
berlangsung. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh dari
bapak/ibu guru, serta data-data yang ada, jumlah siswa yang sering dan pernah
melakukan pelanggaran tersebut adalah berjumlah 42 siswa dari 265 siswa di
sekolah tersebut.
B. Definisi Variabel Operasional
Guna menghindari kesalahan dalam penafsiran tentang variable dalam
penelitian ini, maka diperlukan operasionalisasi masing-masing variable.
a. Jam Pelajaran Kosong
Dalam pembahasan karya tulis ini bahwa yang dimaksud dengan jam
pelajaran kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru, yang indikatornya meliputi : guru
tidak masuk sekolah, guru tidak masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat
15
21
datang masuk kelas, guru meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru
mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran.
b. Kenakalan Siswa di Sekolah
Yang dimaksud kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku
siswa yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, yang indikatornya
meliputi : tidak masuk sekolah, membolos / meninggalkan sekolah sebelum jam
pelajaran berakhir, mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan
perusakan terhadap sarana sekolah yang ada, dan sering meninggalkan kelas pada
saat pelajaran berlangsung
Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk table
tentang konsep, variable, indikator dan item sebagai berikut:
22
Tabel 3.1Variabel, Indikator, dan Item Penelitian
VARIABEL INDIKATOR ITEM
1 2 3(X)
Jam Pelajaran Kosong
1. tidak masuk sekolah2. tidak masuk kelas pada
saat mengajar3. terlambat masuk kelas4. meninggalkan kelas pada
saat mengajar5. mengakhiri pelajaran
sebelum habis jam pelajaran.
1. tidak masuk sekolah2. tidak masuk kelas pada
saat mengajar3. terlambat masuk kelas4. meninggalkan kelas pada
saat mengajar5. mengakhiri pelajaran
sebelum habis jam pelajaran.
(Y)Kenakalan Siswa
di Sekolah
1. tidak masuk sekolah2. bolos / pulang sekolah
sebelum waktunya3. berbuat gaduh /
mengganggu teman yang lain
4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada
5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung;
6. berkelahi
1. tidak masuk sekolah2. bolos / pulang sekolah
sebelum waktunya3. berbuat gaduh /
mengganggu teman yang lain
4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada
5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung;
6. berkelahi
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian diperlukan kecermatan setiap
peneliti dalam memilih teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang
tepat akan memberikan jaminan terhadap obyektifitas data yang diperoleh.
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:
23
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan yang ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data
secara tertulis. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2
Rejotangan, Tulungagung, yang sering atau pernah melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah, sebagaimana dijelaskan dalam definisi variable
operasional. Hasil data dari kuesioner berupa jawaban responden dari variable
jam pelajaran kosong dan kenakalan siswa di sekolah. Data tersebut untuk
selanjutnya yang akan diolah dengan menggunakan teknik analisa data yang
sudah dipersiapkan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan
mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.
Data yang diperoleh berupa kondisi obyektif dari sekolah, dapat meliputi jumlah
siswa, jumlah siswa yang bermasalah jumlah dan nama guru pengajar, jumlah
ruang, lokasi sekolah dan sebagainya. Data yang terkumpul hanya sebagai
pelengkap atau pendukung saja.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan dialog atau bertanya secara langsung kepada responden maupun
sumber lain yang memiliki pengetahuan tentang obyek penelitian. Hasil data
yang diperoleh digunakan sebagai pembanding dari data yang diperoleh dari
teknik kuesioner.
24
D. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang perlu diukur dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti
secara tetap. Yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas dilakukan
dengan jalan analisa butir. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mempunyai
koefisien korelasi lebih besar dari r tabel dengan alpha 0,05. untuk menguji
validitas instrument digunakan korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai
berikut:
n( ∑ XY) - (∑ X ∑ Y )r = _______________________________
√ n ∑ X2 - (∑ X) 2 } { n ∑ Y2 - (∑ Y) 2 }
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
n = Jumlah subyek
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk membuktikan bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
25
instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto : 1993: 142). Menurut
Sugiyono, (1994: 97) menyatakan, "Tingkat reliabilitas menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat diandalkan dan dapat dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama,
dengan alat ukur yang sama pula".
Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas
sebesar 0,60 atau lebih, dengan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.2Indeks Kriteria Reliabilitas
No Interval Koefisien Kriteria
1 < - 0,30 Sangat rendah
2 0,30 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599 Cukup
4 0,60 - 0,799 Tinggi
5 0,80 - 1,000 Sangat tinggi
Sumber : Arikunto, 1993
Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas menggunakan
rumus alpha dari Suharsimi Arikunto (1993: 165), yaitu:
k b2
R i = (k-1) t2
Keterangan :
Ri = Reliabilitas instrument
26
k = Jumlah butir soal
b2 = Jumlah varian butir
t2 = Varian total
E. Metode Analisa Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
model regresi linier berganda, dalam mana data yang akan diolah harus memenuhi
persyaratan tertentu, yang harus dilakukan dengan uji statistik yang lain, yaitu:
1. Analisis Statistik Deskriptik
Analisis Statistik Deskriptik digunakan untuk mengetahui distribusi
frekuensi jawaban responden dari hasil kuesioner yang telah disampaikan kepada
responden yang terdiri atas variable jam pelajaran kosong (X) dan variable
kenakalan siswa di sekolah (Y).
Variabel jam pelajaran kosong (X) dikembangkan menjadi 5 indikator
yang sekaligus menjadi 5 item pertanyaan. Sedangkan variable kenakalan siswa di
sekolah (Y) dikembangkan menjadi 6 indikator yang sekaligus juga menjadi 6
item pertanyaan.
2. Uji Asumsi
a. Uji Hiteroskedastisitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke
pengamat yang lain. Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas,
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
b. Uji Normalitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi
27
normal atau mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data
penyebarannya disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
3. Analisis Regresi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan
antara variable dependent dengan variable independent. Untuk menghitung
regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 531)
sebagai berikut:
Y = ao + a1X1 + e1
Selanjutnya disebutkan dengan menggunakan teknik Ordinary Least
Square (OLS), estimasi terhadap parameter dikerjakan dengan menggunakan
persamaan normal sebagai berikut:
∑ Y = aon + a1∑X1
∑X1Y = ao∑X1 + a1∑Xi2
Jika dinyatakan dalam bentuk deviasi dari mean, di mana xi = (Xi - X),
persamaan normal mempunyai bentuk:
∑X1Y = a1∑X i2
Di mana:
Y = variable dependen
X1 = variable independent
X = mean dari variable independent
n = jumlah observasi
ao = intercept
a1 = estimator dari parameter atau koefisien regresi
28
Sedangkan untuk mencari estimator parameter (koefisien regresi) digunakan
rumus:
∑X1Ya1 = _______________
∑X12
∑y - a1∑Xi2
ao = ____________________
n
Sedangkan koefisien determinasi dihitung dengan rumus:
A12 ∑x2
R2 = ____________
∑y2
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut:
ao
untuk ao = t = Sa. o
a1
untuk a1 = t = _______
Sa. 1
Dimana :
*2 ∑ X12
Sa. 1 = _________________
n∑X2
(∑Y2) − a12 ∑X2
Sedangkan *2 = ________________________
n − 2
29
di mana:
*2 = estimator dari variance disturbance term
n = jumlah pengamatan
Berdasarkan perhitungan uji t tersebut, maka semakin besar koefisien
regresi yang diperoleh dari variabel bebas, semakin besar pula pengaruhnya
terhadap variabel terikat.
Untuk menyelesaikan analisis data dalam penelitian ini digunakan
Program Komputer melalui program SPSS (Statistical Program for Social
Sciences).
30
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan secara tepat dari berbagai variable yang
diteliti. Suatu instrument valid untuk 11 item, jika korelasinya lebih besar dari
0,306 dengan alpha 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan validitas instrument
berdasarkan perhitungan SPSS 10.01 sebagai berikut:
a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
CorrelationsX X1 X2 X3 X4 X5
Spearman's rho
X Correlation Coefficient
1.000 .539 .675 .662 .585 .737
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000N 42 42 42 42 42 42
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table
sebagai berikut:
TABEL 4.1Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong (X)Inti Pertanyaan Correlation Probability
(Sig. 1-tailed)1. Guru sering tidak masuk2. Guru sering terlambat masuk kelas3. Guru sering meninggalkan kelas4. Guru tidak memberi tugas5. Guru mengakhiri pelajaran sebelum waktunya
.539
.675
.662
.585
.737
.000
.000
.000
.000
.000
26
31
Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table (0,306) dan
nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Jam Pelajaran Kosong
(X) dinyatakan valid.
b. Variabel Kenakalan Siswa
CorrelationsY Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Spearman's rho
Y Correlation Coefficient
1.000 .366 .554 .486 .355 .568 .518
Sig. (2-tailed) . .017 .000 .001 .021 .000 .000* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table
sebagai berikut:
TABEL 4.2Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa (Y)
Inti Pertanyaan Correlation Probability (Sig. 1-tailed)
1. Anak sering tidak masuk sekolah2. Anak sering membolos3. Anak sering berbuat gaduh4. Anak sering merusak sarana sekolah5. Anak sering ke luar kelas6. Anak sering berkelahi
.366
.554
.468
.355
.568
.518
.017
.000
.001
.021
.000
.000
Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table
(0,306) dan nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Kenakalan
Siswa (Y) dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas
sebesar 0,60 atau lebih (lihat tabel 4.2).
32
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01 (lihat lampiran
4) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen
No Variabel Koefisien Alpha
1 Jam Pelajaran Kosong (X) .7611
2 Kenakalan Siswa (Y) .6627
Sumber: Reliability Analisys (lampiran 4)
Keseluruhan nilai alpha () dari variabel-variabel tersebut lebih
besar dari 0.6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua instrument
yang dipergunakan untuk mengambil data pada variabel-variabel tersebut adalah
reliabel.
B. Analisis Statistik
1. Analisis Statistik Deskriptik
a. Deskriptik Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Sejumlah lima item pertanyaan diajukan kepada responden dengan
frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:
33
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden
Tentang Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
No
Item
1 2 3 4 Skor
Meanf % F % f % f %
X1 0 0 1 2.4 35 83.5 6 14.3 3.1190
X2 0 0 6 14.
3
30 71.4 6 14.3 3.0000
X3 0 0 4 9.5 26 61.9 12 28.6 3.1905
X4 0 0 7 16.
7
30 71.4 5 11.9 2.9524
X5 0 0 3 7.1 29 69.0 10 23.8 3.1667
Rata-rata Skor Mean 3.0857
Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban
responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Jam Pelajaran
Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah ditunjukkan dengan rata-rata
mean 3.0857.
b. Variabel Kenakalan Siswa (Y)
Sejumlah enam item pertanyaan diajukan kepada responden dengan
frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:
34
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden
Tentang Variabel Kenakalan Siswa (Y)
No
Item
1 2 3 4 Skor
Meanf % F % f % f %
Y1 0 0 10 23.8 29 69.0 3 7.1 2.8333
Y2 0 0 4 9.5 35 83.3 3 7.1 2.9762
Y3 0 0 9 21.4 33 78.6 0 0 2.7857
Y4 0 0 13 31.0 28 66.7 1 2.4 2.7143
Y5 0 0 15 35.7 26 61.9 1 2.4 2.6667
Y6 0 0 4 9.5 33 78.6 5 11.9 3.0238
Rata-rata Skor Mean 2.8333
Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban
responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Kenakalan Siswa
(Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan oleh siswa, namun menuju sering
dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata mean 2.8333.
2. Uji Asumsi
a. Uji Hiteroskedastisitas
Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke pengamat yang lain.
35
Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01,
dengan diagram scatter plot, dapat dilihat sebagai berikut:
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Re g re s s io n Sta n d a rd i z e d Pre d ic te d Va lu e
3210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Sta
nd
ard
ize
d R
es
idu
al
3
2
1
0
-1
-2
Gambar Diagram 4.1 : Scatterplot Untuk Uji Histerokedaastisitas Y
Berdasarkan gambar tersebut jelas bahwa variabel-variabel
penelitian tidak mengandung hiteroskedastisitas, karena data menyebar baik di
bawah atau di atas sumbu Y.
b. Uji Normalitas
Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data penyebarannya
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam diagram berikut ini:
36
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
Ob s e rv e d Cu m Pro b
1. 00. 75. 50. 250. 00
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
1. 00
. 75
. 50
. 25
0. 00
Gambar Diagram 4.2 : Uji Normalitas Y
Berdasarkan gambar diagram tersebut, maka variabel penelitian
dikatakan normal, karena titik-titik menyebar disekitar garis linier.
3. Analisis Regresi
Dalam penelitian ini mengambil taraf signifikansi 5 %, maka nilai t table
dengan jumlah data 42 adalah t(0.05;40) = 2.021. Jadi hasil yang diperoleh dari t
hitung akan dibandingkan dengan t table. Dengan mengambil hipotesa sebagai
berikut:
H0 = Koefisien regresi tidak signifikan
H1 = Koefisien regresi signifikan
Dengan ketentuan, jika:
T hitung > t table, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
T hitung < t table, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
37
Pengujian Hipotesis
Bunyi : Diduga ada pengaruh antara variabel jam pelajaran kosong terhadap
kenakalan siswa di sekolah.
Untuk pengujian analisis terhadap hipotesis tersebut menggunakan
analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS 10.01 dapat diketahui dalam Analisis Koefisien Regresi sebagai berikut:
Coeffi ci entsa
6. 276 . 965 6. 501 . 000
. 695 . 062 . 870 11. 177 . 000
(Const ant )
X
Model1
B St d. Error
Unst andardizedCoef f icient s
Bet a
St andardizedCoef f icient s
t Sig.
Dependent Var iable: Ya.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.6Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi
(Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y)
Variabel BKoefisien
Determinasi t Sig.Constanta 6.276 6.501 .000
Jam Pelajaran Kosong (X) .695 .870 11.177 .000
Berdasarkan table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta
Konstanta memperoleh nilai t hitung sebesar 6.501. Sehingga 6.501 >
2.021, maka H0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata lain konstanta
berpengaruh terhadap model regresi.
38
b. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Signifikansi
Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar
11.177. Dengan demikian 11.177 > 2.021, maka menolak H0 dan menerima H1
atau dengan kata lain Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh terhadap
Variabel Kenakalan Siswa (Y). Variabel Jam Pelajaran Kosong juga memiliki
probabilitas sebesar 0.000, maka pengaruh Variabel Jam Pelajaran Kosong
terhadap Variabel Kenakalan Siswa adalah signifikan.
Koefisien Determinasi
Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) mempunyai pengaruh terhadap
Variabel Kenakalan Siswa (Y) dengan kontribusi sebesar 87,0 %.
Koefisien Regresi (B)
Variabel jam pelajaran kosong memiliki nilai koefisien regresi positif
sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu poin, maka akan
mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun jika
variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan siswa
sebesar 0,695.
Selain analisis tersebut juga diketahui nilai F hitung seperti berikut:
M odel Sum m ar yb
. 870a . 757 . 751 . 68770 . 757 124. 931 1 40 . 000M odel1
R R Squar eAdjus t ed
R Squar eSt d. Er r or oft he Es t im at e
R Squar eChange F Change df 1 df 2 Sig. F Change
Change St at is t ics
Pr edic t or s : ( Const ant ) , Xa.
Dependent Var iable: Yb.
39
Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa diperoleh nilai F hitung
sebesar 124.931. Sedangkan berdasarkan taraf signifikansi 5 %, df 1 = 1 dan df2
= 40, maka diperoleh F table sebesar 4.08. Sehingga F hitung lebih besar dari
pada F tabel (124.931 > 4.08). Jadi variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat.
Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel jam pelajaran
kosong (X) terhadap variabel kenakalan siswa (Y), memiliki multiple regresi (R)
sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh dengan koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variable jam pelajaran
kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3
% dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi
sebagai berikut:
Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan perhitungan di atas, ditunjukkan bahwa variable Jam
Pelajaran Kosong secara signifikan berpengaruh terhadap variable kenakalan
siswa di sekolah dengan kontribusi sebesar 87 %. Koefisien regresi (B) sebesar
0,695. Setiap peningkatan variable jam pelajaran kosong sebesar satu poin, maka
akan diikuti oleh peningkatan variable kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun
jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan
siswa sebesar 0,695.
40
Berdasarkan perhitungan juga ditunjukkan bahwa diperoleh koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi
variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %,
sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. Yang
dimaksud faktor yang lain dapat berupa pengaruh yang datangnya dari luar jam
pelajaran kosong, misalnya: lingkungan keluarga, masyarakat. Jadi sebagian
besar kenakalan siswa di sekolah disebabkan oleh adanya waktu yang tidak terisi
pada saat jam pelajaran berlangsung. Dalam kondisi yang seperti ini, jumlah
siswa yang semula kecil dapat menjadi dominant dan mempengaruhi yang lain
untuk melakukan kenakalan yang sama. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar
mengajar merupakan tuntutan mutlak dalam rangka menekan tingkat kenakalan
siswa dfi sekolah.
Dengan kontribusi yang cukup besar tersebut, maka pihak sekolah dapat
menggunakan hasil ini untuk mengambil kebijakan yang sesuai sehingga berbagai
kekurangan, baik yang terdapat pada guru pengajar maupun pada siswa dapat
semakin ditekan. Untuk menunjang keberhasilan usaha tersebut perlu kerjasama
yang baik dari berbagai pihak.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam bab terdahulu, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptik
a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah
ditunjukkan dengan rata-rata mean 3,0857. Sehingga masih perlu ditingkatkan
agar kondisinya semakin baik.
b. Variabel Kenakalan Siswa (Y)
Variabel Kenakalan Siswa (Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan
oleh siswa, namun menuju sering dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata
mean 2,8333. Harus segera dicarikan jalan keluar yang terbaik, agar tingkat
kenakalan dapat semakin ditekan.
2. Analisis Regresi
Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar
11.177. Dengan demikian Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh
terhadap Variabel Kenakalan Siswa (Y) secara signifikan, dengan kontribusi
sebesar 87,0 %. Variabel jam pelajaran kosong juga memiliki nilai koefisien
regresi positif sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu
poin, maka akan mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar
36
42
0,695. Namun jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan
variable kenakalan siswa sebesar 0,695.
Hasil uji regresi menunjukkan nilai F hitung sebesar 124.931. Jadi
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi
tersebut memiliki multiple regresi (R) sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh
dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar
75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi sebagai
berikut:
Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757
B. Saran-saran
1. Kepada Kepala Sekolah hendaknya memperhatikan pemanfaatan waktu
belajar dan mengupayakan setiap pergantian waktu belajar dapat berjalan
secara efektif, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
2. Kepada para guru hendaknya selalu datang tepat waktu dan tetap berada di
dalam kelas pada saat mengajar.
3. Kepada petugas disiplin sekolah hendaknya memberlakukan peraturan yang
lebih ketat, sehingga kebiasaan siswa yang kurang baik akan dapat ditekan.
43
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinika Cipta.
Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty.
Muchlas Samani, dkk. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur.
Wursanto, Ig. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.
38
44
Lampiran 1 : DAFTAR KUESIONER
Petunjuk: Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan anda!
A. Perilaku Negatif
1. Apakah Bapak dan Ibu guru sering tidak masuk sekolah sesuai dengan tugasnya?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Apakah Bapak dan Ibu guru sering terlambat masuk kelas dalam mengajar?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
3. Apakah Bapak dan ibu guru sering meninggalkan kelas pada saat mengajar?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Apakah Bapak dan Ibu guru tidak memberikan tugas pada saat tidak masuk sekolah?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Apakah Bapak dan Ibu guru mengakhiri pelajaran sebelum habis waktu jam pelajaran?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
B. Kenakalan Siswa
1. Apakah anda sering tidak masuk sekolah ?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Apakah anda sering bolos / pulang sekolah sebelum waktunya?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
3. Apakah anda sering berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Apakah anda sering melakukan perusakan terhadap sarana yang ada?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Apakah anda sering sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
6. Apakah anda sering berkelahi dengan teman atau orang lain?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
45
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 3: Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen
46
A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Cor r el at i ons
1. 000 . 539* * . 675* * . 662* * . 585* * . 737* *
. . 000 . 000 . 000 . 000 . 000
42 42 42 42 42 42
. 539* * 1. 000 . 233 . 332* . 146 . 380*
. 000 . . 138 . 032 . 355 . 013
42 42 42 42 42 42
. 675* * . 233 1. 000 . 244 . 333* . 499* *
. 000 . 138 . . 120 . 031 . 001
42 42 42 42 42 42
. 662* * . 332* . 244 1. 000 . 114 . 380*
. 000 . 032 . 120 . . 471 . 013
42 42 42 42 42 42
. 585* * . 146 . 333* . 114 1. 000 . 365*
. 000 . 355 . 031 . 471 . . 018
42 42 42 42 42 42
. 737* * . 380* . 499* * . 380* . 365* 1. 000
. 000 . 013 . 001 . 013 . 018 .
42 42 42 42 42 42
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
Cor r elat ion Coef f ic ient
Sig. ( 2- t ailed)
N
X
X1
X2
X3
X4
X5
Spear m an's r hoX X1 X2 X3 X4 X5
Cor r elat ion is s ignif ic ant at t he . 01 lev el ( 2- t ailed) .* * .
Cor r elat ion is s ignif ic ant at t he . 05 lev el ( 2- t ailed) .* .
B. Variabel Kenakalan Siswa (Y)
47
Correla tions
1.000 .366* .554** .486** .355* .568** .518**
. .017 .000 .001 .021 .000 .000
42 42 42 42 42 42 42
.366* 1.000 -.137 -.071 .008 .040 .203
.017 . .387 .656 .958 .801 .196
42 42 42 42 42 42 42
.554** -.137 1.000 .255 .205 .311* .130
.000 .387 . .103 .193 .045 .413
42 42 42 42 42 42 42
.486** -.071 .255 1.000 -.076 .107 .277
.001 .656 .103 . .633 .499 .075
42 42 42 42 42 42 42
.355* .008 .205 -.076 1.000 .009 -.183
.021 .958 .193 .633 . .953 .247
42 42 42 42 42 42 42
.568** .040 .311* .107 .009 1.000 .138
.000 .801 .045 .499 .953 . .384
42 42 42 42 42 42 42
.518** .203 .130 .277 -.183 .138 1.000
.000 .196 .413 .075 .247 .384 .
42 42 42 42 42 42 42
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Corre la tion Coeffic ien t
Sig . (2-ta iled )
N
Y
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Spea rman's rhoY Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Corre la tion is s ign ific ant a t the .05 lev e l (2-ta iled).*.
Co rre la tion is s ign ific ant a t the .01 lev e l (2-ta iled).**.
Lampiran 4: Uji Validitas Instrumen
48
A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. X 15.4286 1.7270 42.0 2. X1 3.1190 .3952 42.0 3. X2 3.0000 .5410 42.0 4. X3 3.1905 .5942 42.0 5. X4 2.9524 .5389 42.0 6. X5 3.1667 .5372 42.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 42.0 N of Items = 6
Alpha = .7611
B. Variabel Kenakalan Siswa (Y)
****Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ***
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. Y 17.0000 1.3793 42.0 2. Y1 2.8333 .5372 42.0 3. Y2 2.9762 .4125 42.0 4. Y3 2.7857 .4153 42.0 5. Y4 2.7143 .5078 42.0 6. Y5 2.6667 .5258 42.0 7. Y6 3.0238 .4679 42.0
N of Cases = 42.0
Reliability Coefficients 7 items
Alpha = .6627 Standardized item alpha = .6329
Lampiran 5: Hasil Analisis
49
B. Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
Ob s e rv e d Cu m Pro b
1. 00. 75. 50. 250. 00
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
1. 00
. 75
. 50
. 25
0. 00
C. Uji Hiteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Re g re s s io n Sta n d a rd i z e d Pre d ic te d Va lu e
3210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Sta
nd
ard
ize
d R
es
idu
al
3
2
1
0
-1
-2
D. Uji Regresi
50
RegressionM odel Sum m ar yb
. 870a . 757 . 751 . 68770 . 757 124. 931 1 40 . 000M odel1
R R Squar eAdjus t ed
R Squar eSt d. Er r or oft he Es t im at e
R Squar eChange F Change df 1 df 2 Sig. F Change
Change St at is t ics
Pr edic t or s : ( Const ant ) , Xa.
Dependent Var iable: Yb.
ANOVAb
59. 083 1 59. 083 124. 931 . 000a
18. 917 40 . 473
78. 000 41
Regression
Residual
Tot al
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predict ors: (Const ant ) , Xa.
Dependent Var iable: Yb.
Coeffi ci entsa
6. 276 . 965 6. 501 . 000
. 695 . 062 . 870 11. 177 . 000
(Const ant )
X
Model1
B St d. Error
Unst andardizedCoef f icient s
Bet a
St andardizedCoef f icient s
t Sig.
Dependent Var iable: Ya.
51
Top Related