Perilaku Siswa

74
PENGARUH JAM PELAJARAN KOSONG TERHADAP KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH (Studi di SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung) KARYA TULIS HASIL PENELITIAN Oleh : Drs. AGUS SUNARYO, MM. 1

Transcript of Perilaku Siswa

Page 1: Perilaku Siswa

PENGARUH JAM PELAJARAN KOSONG TERHADAPKENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

(Studi di SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung)

KARYA TULIS HASIL PENELITIAN

Oleh :Drs. AGUS SUNARYO, MM.

STKIP PGRI TULUNGAGUNGPRODI PENDIDIKAN EKONOMI

TULUNGAGUNGMEI 2007

1

Page 2: Perilaku Siswa

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

ABSTRAKSI …………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

B. Rumusan Masalah …………………………………………

C. Tujuan Penelitian …………………………………………..

D. Hipotesis …………………………………………………..

E. Manfaat Penelitian …………………………………..……

F. Kerangka Konseptual …………………………………………

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Perilaku ………….……………………………………….

B. Perilaku Negatif ..……………………………………

C. Jam Pelajaran Kosong …………………..…………….

D. Kenakalan Siswa ………………………………………

i

ii

iii

iv

vi

vii

viii

ix

1

6

6

6

6

7

9

11

13

14

2

Page 3: Perilaku Siswa

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi ………………………………………………….

B. Definisi Variabel Operasional …………………………….

C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….

D. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………….

E. Metode Analisa Data ……………………………………….

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………

B. Analisis Statistik …………………………………………..

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………..

B. Saran-saran ……………………………………………..

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………….

16

16

18

20

22

26

29

36

38

39

40

3

Page 4: Perilaku Siswa

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

3.1 : Variabel, Indikator, dan Item Penelitian …… ……….……… 18

3.2 : Indeks Kriteria Reliabilitas ………………………..…………… 21

4.1 : Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong ... …………..…… 27

4.2 : Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa …………………..….. 28

4.3 : Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen ………………..………. 28

4.4 : Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang

Variabel Jam Pelajaran Kosong ……………………..…………. 29

4.5 : Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang

Variabel Kenakalan Siswa ……………………..……………..… 30

4.6 : Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ……………...………….….. 33

4

Page 5: Perilaku Siswa

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

4.1 : Diagram Scatterplot Untuk Uji Histeroskedastisitas Y ………….. 31

4.2 : Diagram Uji Normalitas ……………………………………...….... 32

5

Page 6: Perilaku Siswa

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Halaman

1 : Daftar Kuesioner …………………..…………………………….. 41

2 : Data Penelitian …………………………..……………………… 42

3 : Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen ………………..…… 43

4 : Uji Validitas Instrumen ……………………………..…………… 45

5 : Hasil Analisis Regresi ………………………………..…………. 46

6

Page 7: Perilaku Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang ada dalam

keluarga maupun masyarakat. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah, keluarga dan masyarakat. Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945.

Pembaharuan sistem pendidikan nasional terus dilakukan dalam rangka

mewujudkan tujuan tersebut. Visi, misi dan strategi di bidang pendidikan juga

terus diperkembangkan agar pelaksanaan kegiatan pendidikan semakin terarah

dan terpadu dan dapat dengan tepat mencapai sasaran yang ingin diwujudkan.

Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan UU Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional mempunyai visi

terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

untuk untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang

menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

Berdasarkan visi tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai

berikut:1

7

Page 8: Perilaku Siswa

1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;

2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh

sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat

belajar;

3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;

4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai

pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan

nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan

5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang

berat mengemban dan melaksanakan kegiatan pendidikan melalui proses belajar

mengajar sehingga visi dan misi tersebut dapat dicapai dengan baik. Agar proses

pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan berbagai prasarat, baik

dari pihak guru sebagai tenaga pendidik, pihak sekolah untuk dapat menyediakan

prasana yang memadai, maupun pihak siswa sebagai peserta didik. Berbagai

komponen tersebut harus saling mendukung, sehingga akan tercipta suasana yang

harmonis dalam proses belajar mengajar.

8

Page 9: Perilaku Siswa

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 40 (2) disebutkan pendidik dan tenaga kependidikan

berkewajiban:

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis, dan dialogis;

b. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu

pendidikan; dan

c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Menurut Mulyasa (2005: 45) menyebutkan guru sebagai model atau

teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.

Selanjutnya disebutkan, sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa saja yang

dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar

lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru guru.

Apabila bewajiban-kewajiban tersebut secara konsisten dilaksanakan,

maka proses kegiatan pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik.

Siswa akan selalu berupaya berperilaku sesuai dengan apa yang dilihat dari para

guru.

Sedangkan dalam pasal 12 (2) disebutkan setiap peserta didik

berkewajiban:

a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses

dan keberhasilan pendidikan;

9

Page 10: Perilaku Siswa

b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta

didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Norma-norma pendidikan dalam lingkungan sekolah mencakup berbagai

aturan-aturan yang ada di sekolah untuk dapat dipatuhi oleh setiap siswa. Segala

bentuk aturan di sekolah, apabila dapat dipatuhi oleh setiap siswa, maka proses

pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik.

Namun jika dilihat dari kenyataan di sekolah saat ini, tidak semua tenaga

pendidik, siswa, maupun pihak sekolah mampu memainkan peran masing-masing.

Sehingga berbagai kesenjangan masih banyak terjadi, baik dari pihak guru, siswa,

maupun pihak pemerintah untuk dapat menyediakan berbagai sarana secara

lengkap di sekolah. Berbagai kesenjangan menimbulkan masalah, dan dari

masalah yang ada akan semakin mempersulit pihak sekolah untuk dapat

melaksanakan proses pendidikan yang baik.

Guru memiliki peran yang sangat besar dalam proses pendidikan di

sekolah. Sikap dan perilaku guru yang baik akan dapat memberikan motivasi

kepada siswa untuk dapat bersikap dengan baik pula. Namun sikap dan perilaku

guru yang menyimpang, juga akan dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk

berperilaku yang menyimpang. Perilaku guru yang menyimpang dapat berupa

tidak masuk sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas pada saat

mengajar, dan lain-lain. sedangkan perilaku yang menyimpang dari siswa dapat

berupa tidak masuk sekolah, bolos, berbuat gaduh/mengganggu teman yang lain,

melakukan perusakan terhadap sarana yang ada, dan sebagainya.

10

Page 11: Perilaku Siswa

Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa perilaku guru yang

menyimpang akan dapat berpengaruh terhadap siswa untuk berperilaku yang

menyimpang pula. Namun hal tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya.

Dengan bukti yang ada akan dapat dipakai oleh kepala sekolah selaku pimpinan di

sekolah dalam mengambil kebijakan agar kegiatan disekolah dapat berjalan

dengan baik.

Demikian juga dengan kondisi di SMP Negeri 2 Rejotangan. Motivasi

belajar siswa relatif rendah. Sarana penunjang kegiatan belajar mengajar cepat

rusak. Siswa banyak yang sering membolos atau tidak masuk sekolah. Sehingga

kegiatan belajar mengajar sulit untuk dapat dilaksanakan secara efektif.

Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka kami ingin melakukan

penelitian dengan judul "Pengaruh Jam Pelajaran Kosong Terhadap

Kenakalan Siswa Di Sekolah". Penelitian tersebut kami lakukan dalam bentuk

kajian yang diadakan di SMP Negeri 2 Rejotangan. Dengan mengetahui pengaruh

tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi Kepala Sekolah untuk mengambil

berbagai kebijakan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Guru sebagai teladan bagi siswa di sekolah. Segala bentuk perilaku guru di

sekolah akan ditiru oleh siswa. Perilaku guru yang negative dapat menyebabkan

jam pelajaran menjadi kosong. Situasi dan kondisi seperti ini akan memberikan

peluang kepada siswa untuk melakukan berbagai hal yang mengarah pada

kenakalan siswa. Namun semua permasalahan tersebut tidak dapat begitu saja

dibebankan kepada guru. Sehingga penulis merasa perlu untuk meneliti tentang

11

Page 12: Perilaku Siswa

masalah tersebut. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: "Apakah ada pengaruh antara variabel jam pelajaran

kosong terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah".

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel jam pelajaran kosong

terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah.

D. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah di atas, dapat

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: "Diduga ada pengaruh

antara jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa di sekolah".

E. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan penelitian selalu mengharapkan hasil yang optimal dan

dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Dalam penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai

berikut:

1. Dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan bagi pemimpin dalam mengambil

kebijakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan di

sekolah.

2. Sebagai acuan bagi guru dalam melakukan tugas sehari-hari.

3. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan konsep ilmu pengetahuan

dalam rangka meningkatkan prestasi kerja guru.

12

Page 13: Perilaku Siswa

4. Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi dalam penelitian lebih

lanjut.

F. Kerangka Konseptual

Dalam pembahasan karya tulis ini yang dimaksud dengan jam pelajaran

kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru. Keadaan ini disebabkan oleh perilaku

guru yang negatif / menyimpang, yaitu: guru tidak masuk sekolah, guru tidak

masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat datang masuk kelas, guru

meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru mengakhiri pelajaran sebelum

habis jam pelajaran. Pada saat kondisi kelas seperti dijelaskan di atas, maka akan

sangat menimbulkan berbagai kerawanan pada siswa. Kerawanan-kerawanan

yang dimaksud dapat berupa kenakalan siswa di sekolah.

Sedangkan kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku siswa

yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, seperti : tidak masuk

sekolah, membolos/meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir,

mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan perusakan terhadap

sarana sekolah yang ada, sering meninggalkan kelas pada saat pelajaran

berlangsung, dan melakukan perkelaian. Kenakalan siswa tersebut merupakan

bentuk perilaku sebagai akibat dari salah satu penyebab yaitu jam pelajaran yang

kosong.

13

Page 14: Perilaku Siswa

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku

Memahami orang lain merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan

oleh setiap orang dalam menjalankan tugas sehari-hari, jika kegiatan yang

dilakukan selalu berhubungan dengan sesame manusia. Karena ia berada pada

posisi penting untuk menggerakkan orang lain, mengkondisikan dan mengarahkan

orang tersebut tersebut untuk mencapai sasaran.

Organisasi terdiri dari karyawan atau pegawai yang memiliki

keunikannya masing-masing dan dalam banyak hal berbeda. Perbedaan tersebut

menjadi tantangan berikut kesempatan bagi berbagai pihak untuk menghargai

keunikan masing-masing.

Perilaku seseorang timbul sebagai hasil interaksi yang komplek dari

orang tersebut dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan kerja

dan lingkungan masyarakat. Semakin besar ruang lingkup lingkungan yang

dimasuki, akan semakin besar dan bervariatif interaksi yang dilakukannya.

Sehingga dapat menghasilkan perilaku yang bervariasi pula.

Menurut Wursanto (2003: 275), menyebutkan ada perilaku intern dan

perilaku ekstern; perilaku individu dan perilaku kelompok; perilaku negatif dan

perilaku positif; perilaku nyata dan perilaku diarahkan.

1. Perilaku Intern, adalah perilaku-perilaku yang dipengaruhi oleh factor

genetika, yaitu segala hal yang dibawa sejak lahir, sehingga merupakan

warisan dari orang tuanya.

8

14

Page 15: Perilaku Siswa

2. Perilaku Ekstern, adalah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor dari luar,

misalnya faktor lingkungan.

3. Perilaku Individu, yaitu perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Setiap individu memiliki watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang

berbeda-beda.

4. Perilaku Kelompok, yaitu perilaku dari beberapa invidu dalam suatu

kelompok, sehingga akan menjadi cerminan dari perilaku kelompok tersebut.

Jika berkembang secara terus menerus akan menjadi perilaku organisasi.

5. Perilaku Negatif, adalah perilaku yang menyimpang dari aturan-aturan yang

berlaku.

6. Perilaku Positif, adalah perilaku yang didasarkan atas aturan-aturan yang

berlaku.

7. Perilaku Nyata, disebut juga perilaku obyektif, yaitu perilaku yang timbul dari

kesadaran diri sendiri untuk berbuat.

8. Perilaku Diarahkan, disebut juga perilaku semu, yaitu perilaku yang dilakukan

atas dasar dorongan dari faktor lain atau di luar dirinya.

Perilaku juga dipengaruhi oleh berbagai variable, antara lain: variabel

norma-norma hukum, variabel lingkungan, dan variabel psikologis.

1. Variabel Norma-norma Hukum, terdiri dari:

Norma-norma kelaziman

Aturan kesusilaan

Norma-norma hokum keagamaan

2. Variabel Lingkungan, terdiri dari:

15

Page 16: Perilaku Siswa

Keadaan alam disekitar manusia dan kebudayaan

Kondisi masyarakat sekeliling

Kelompok

Kondisi lingkungan kerja

3. Variabel Psikologis, terdiri dari:

Persepsi

Sikap

Kepribadianbelajar

Pendidikan

Pengalaman

Ketrampilan

B. Perilaku Negatif

Menurut Drs. Ig. Wursanto (2003:278), perilaku negatif adalah perilaku

yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Perilaku negatif dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku negatif yang nyata

Perilaku negatif yang nyata adalah perilaku yang bertentangan dengan

aturan dan norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu didasarkan atas

desakan dari dalam, bukan pengaruh dari luar. Jadi perilaku ini merupakan

perilaku murni, tidak dibuat-buat, sesuai dengan tabiat orang tersebut.

b. Perilaku negatif yang diarahkan

16

Page 17: Perilaku Siswa

Perilaku negatif yang diarahkan adalah perilaku yang bertentangan

dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu

dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.

Perilaku negatif tersebut dapat berpengaruh terhadap siapa saja, dimana

saja dan kapan saja. Perilaku negative dapat terjadi di sekolah, di lingkungan

masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarga.

1. Perilaku Negatif di Sekolah

Di dalam lingkungan sekolah, perilaku negatif dapat berpengaruh

terhadap semua komponen di sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru maupun

siswa. Kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah harus dapat menjadi teladan

dari semua komponen di lingkungan sekolah. Jika perilaku yang ditunjukkan

negative, maka semua komponen di sekolah akan memiliki kecenderungan untuk

meniru, sehingga akan terbangun citra dan perilaku negatif di sekolah.

2. Perilaku Negatif di Masyarakat

Masyarakat menjadi tempat bagi siapa saja untuk melakukan interaksi,

baik orang dewasa maupun anak-anak. Setiap masyarakat memiliki karakter dan

kebiasaan yang berbeda-beda. Kehidupan di masyarakat yang sering menunjukkan

perilaku yang negative, akan menjadi teladan atau contoh bagi anak untuk

melakukan yang negatif pula. Jika kondisi ini tidak memperoleh perhatian yang

serius dari berbagai pihak, maka akan dapat menumbuhkan berbagai kerawanan di

masyarakat. Perilaku negative atau menyimpang di masyarakat dapat berupa :

berjudi, minum-minuman keras, maraknya warung remang-remang.

3. Perilaku Negatif di Keluarga

17

Page 18: Perilaku Siswa

Dalam lingkungan keluarga, perilaku negative dapat ditunjukkan oleh

orang tua maupun anak. Orang tua menjadi contoh yang pertama bagi anak untuk

melakukan berbagai kegiatan. Perilaku yang kurang baik yang ditunjukkan oleh

orang tua terhadap anak akan menjadi contoh untuk ditiru oleh anak dalam

kehidupannya. Perilaku negative yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak

misalnya dapat berupa : kebiasaan marah-marah yang bahkan disertai dengan

tindakan kekerasan kepada anak, merokok, pertengkaran dalam keluarga. Kondisi-

kondisi tersebut dapat berpengaruh pada anak dalam berperilaku.

C. Jam Pelajaran Kosong

Di dalam lingkungan sekolah, banyak pihak yang memiliki peran dalam

memberikan warna perilaku sekolah sebagai organisasi. Kepala sekolah sebagai

pimpinan, guru, siswa, orang tua siswa, serta anggota masyarakat di sekitar

lingkungan sekolah merupakan pihak-pihak yang sangat memberikan kontribusi

dalam pembentukan perilaku sekolah sebagai organisasi.

Guru merupakan bagian dari sekolah yang juga memiliki peran yang

besar. Perilaku guru akan menjadi cermin dari perilaku sekolah sebagai

organisasi. Guru-guru yang berperilaku baik, maka sekolah juga akan mendapat

nama baik. Namun jika para guru berperilaku kurang baik, maka sekolah juga

akan mendapat predikat kurang baik. Jadi perilaku guru, baik secara individu

maupun secara kelompok sangat berpengaruh terhadap perilaku sekolah sebagai

organisasi.

Guru memiliki peranan yang penting dalam proses belajar mengajar.

Sehingga setiap perilaku yang ditunjukkan oleh guru akan senantiasa menjadi

18

Page 19: Perilaku Siswa

teladan bagi siswa di sekolah. Perilaku yang negatif juga sangat mungkin

ditunjukkan oleh guru di sekolah. Perilaku guru yang negatif/menyimpang dapat

berupa :

a. tidak masuk sekolah;

b. tidak masuk kelas pada saat mengajar;

c. terlambat masuk kelas;

d. meninggalkan kelas pada saat mengajar; dan

e. mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran.

Semua perilaku guru yang negatif/menyimpang tersebut dapat

menyebabkan jam pelajaran kosong, dalam arti kelas tanpa pengawasan guru

pada saat proses belajar mengajar. Kondisi kelas seperti tersebut di atas, akan

banyak menimbulkan berbagai kerawanan.

D. Kenakalan Siswa

Perilaku negatif juga dapat ditunjukkan oleh siswa. Perilaku negatif ini

memiliki kecenderungan merupakan bentuk akibat dari berbagai situasi dan

kondisi yang kurang baik, sehingga mendorong siswa melakukan kegiatan yang

negatif atau menyimpang. Perilaku yang menyimpang dari siswa dapat berupa :

a. tidak masuk sekolah;

b. bolos / pulang sekolah sebelum waktunya;

c. berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain;

d. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada;

e. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung; dan

f. melakukan perkelaian.

19

Page 20: Perilaku Siswa

Perilaku negatif / menyimpang yang ditunjukkan oleh siswa tersebut

merupakan bentuk kenakalan siswa di sekolah.

20

Page 21: Perilaku Siswa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi

Penyusunan karya tulis ini menggunakan penelitian populasi. Seluruh

populasi menjadi obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, pada tahun pelajaran

2006/2007 yang sering atau pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan

sekolah, antara lain: tidak masuk sekolah, membolos, berbuat gaduh, melakukan

perusakan terhadap sarana sekolah, dan ke luar kelas pada saat jam pelajaran

berlangsung. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh dari

bapak/ibu guru, serta data-data yang ada, jumlah siswa yang sering dan pernah

melakukan pelanggaran tersebut adalah berjumlah 42 siswa dari 265 siswa di

sekolah tersebut.

B. Definisi Variabel Operasional

Guna menghindari kesalahan dalam penafsiran tentang variable dalam

penelitian ini, maka diperlukan operasionalisasi masing-masing variable.

a. Jam Pelajaran Kosong

Dalam pembahasan karya tulis ini bahwa yang dimaksud dengan jam

pelajaran kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru, yang indikatornya meliputi : guru

tidak masuk sekolah, guru tidak masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat

15

21

Page 22: Perilaku Siswa

datang masuk kelas, guru meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru

mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran.

b. Kenakalan Siswa di Sekolah

Yang dimaksud kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku

siswa yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, yang indikatornya

meliputi : tidak masuk sekolah, membolos / meninggalkan sekolah sebelum jam

pelajaran berakhir, mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan

perusakan terhadap sarana sekolah yang ada, dan sering meninggalkan kelas pada

saat pelajaran berlangsung

Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk table

tentang konsep, variable, indikator dan item sebagai berikut:

22

Page 23: Perilaku Siswa

Tabel 3.1Variabel, Indikator, dan Item Penelitian

VARIABEL INDIKATOR ITEM

1 2 3(X)

Jam Pelajaran Kosong

1. tidak masuk sekolah2. tidak masuk kelas pada

saat mengajar3. terlambat masuk kelas4. meninggalkan kelas pada

saat mengajar5. mengakhiri pelajaran

sebelum habis jam pelajaran.

1. tidak masuk sekolah2. tidak masuk kelas pada

saat mengajar3. terlambat masuk kelas4. meninggalkan kelas pada

saat mengajar5. mengakhiri pelajaran

sebelum habis jam pelajaran.

(Y)Kenakalan Siswa

di Sekolah

1. tidak masuk sekolah2. bolos / pulang sekolah

sebelum waktunya3. berbuat gaduh /

mengganggu teman yang lain

4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada

5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung;

6. berkelahi

1. tidak masuk sekolah2. bolos / pulang sekolah

sebelum waktunya3. berbuat gaduh /

mengganggu teman yang lain

4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada

5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung;

6. berkelahi

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian diperlukan kecermatan setiap

peneliti dalam memilih teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang

tepat akan memberikan jaminan terhadap obyektifitas data yang diperoleh.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

23

Page 24: Perilaku Siswa

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

seperangkat pertanyaan yang ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data

secara tertulis. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2

Rejotangan, Tulungagung, yang sering atau pernah melakukan pelanggaran

terhadap tata tertib sekolah, sebagaimana dijelaskan dalam definisi variable

operasional. Hasil data dari kuesioner berupa jawaban responden dari variable

jam pelajaran kosong dan kenakalan siswa di sekolah. Data tersebut untuk

selanjutnya yang akan diolah dengan menggunakan teknik analisa data yang

sudah dipersiapkan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan

mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Data yang diperoleh berupa kondisi obyektif dari sekolah, dapat meliputi jumlah

siswa, jumlah siswa yang bermasalah jumlah dan nama guru pengajar, jumlah

ruang, lokasi sekolah dan sebagainya. Data yang terkumpul hanya sebagai

pelengkap atau pendukung saja.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan dialog atau bertanya secara langsung kepada responden maupun

sumber lain yang memiliki pengetahuan tentang obyek penelitian. Hasil data

yang diperoleh digunakan sebagai pembanding dari data yang diperoleh dari

teknik kuesioner.

24

Page 25: Perilaku Siswa

D. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang perlu diukur dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti

secara tetap. Yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas dilakukan

dengan jalan analisa butir. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mempunyai

koefisien korelasi lebih besar dari r tabel dengan alpha 0,05. untuk menguji

validitas instrument digunakan korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai

berikut:

n( ∑ XY) - (∑ X ∑ Y )r = _______________________________

√ n ∑ X2 - (∑ X) 2 } { n ∑ Y2 - (∑ Y) 2 }

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

n = Jumlah subyek

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk membuktikan bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

25

Page 26: Perilaku Siswa

instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto : 1993: 142). Menurut

Sugiyono, (1994: 97) menyatakan, "Tingkat reliabilitas menunjukkan sejauh mana

alat ukur dapat diandalkan dan dapat dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama,

dengan alat ukur yang sama pula".

Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas

sebesar 0,60 atau lebih, dengan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.2Indeks Kriteria Reliabilitas

No Interval Koefisien Kriteria

1 < - 0,30 Sangat rendah

2 0,30 - 0,399 Rendah

3 0,40 - 0,599 Cukup

4 0,60 - 0,799 Tinggi

5 0,80 - 1,000 Sangat tinggi

Sumber : Arikunto, 1993

Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas menggunakan

rumus alpha dari Suharsimi Arikunto (1993: 165), yaitu:

k b2

R i = (k-1) t2

Keterangan :

Ri = Reliabilitas instrument

26

Page 27: Perilaku Siswa

k = Jumlah butir soal

b2 = Jumlah varian butir

t2 = Varian total

E. Metode Analisa Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

model regresi linier berganda, dalam mana data yang akan diolah harus memenuhi

persyaratan tertentu, yang harus dilakukan dengan uji statistik yang lain, yaitu:

1. Analisis Statistik Deskriptik

Analisis Statistik Deskriptik digunakan untuk mengetahui distribusi

frekuensi jawaban responden dari hasil kuesioner yang telah disampaikan kepada

responden yang terdiri atas variable jam pelajaran kosong (X) dan variable

kenakalan siswa di sekolah (Y).

Variabel jam pelajaran kosong (X) dikembangkan menjadi 5 indikator

yang sekaligus menjadi 5 item pertanyaan. Sedangkan variable kenakalan siswa di

sekolah (Y) dikembangkan menjadi 6 indikator yang sekaligus juga menjadi 6

item pertanyaan.

2. Uji Asumsi

a. Uji Hiteroskedastisitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke

pengamat yang lain. Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas,

titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.

b. Uji Normalitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi

27

Page 28: Perilaku Siswa

normal atau mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data

penyebarannya disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

3. Analisis Regresi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan

antara variable dependent dengan variable independent. Untuk menghitung

regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 531)

sebagai berikut:

Y = ao + a1X1 + e1

Selanjutnya disebutkan dengan menggunakan teknik Ordinary Least

Square (OLS), estimasi terhadap parameter dikerjakan dengan menggunakan

persamaan normal sebagai berikut:

∑ Y = aon + a1∑X1

∑X1Y = ao∑X1 + a1∑Xi2

Jika dinyatakan dalam bentuk deviasi dari mean, di mana xi = (Xi - X),

persamaan normal mempunyai bentuk:

∑X1Y = a1∑X i2

Di mana:

Y = variable dependen

X1 = variable independent

X = mean dari variable independent

n = jumlah observasi

ao = intercept

a1 = estimator dari parameter atau koefisien regresi

28

Page 29: Perilaku Siswa

Sedangkan untuk mencari estimator parameter (koefisien regresi) digunakan

rumus:

∑X1Ya1 = _______________

∑X12

∑y - a1∑Xi2

ao = ____________________

n

Sedangkan koefisien determinasi dihitung dengan rumus:

A12 ∑x2

R2 = ____________

∑y2

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat digunakan rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut:

ao

untuk ao = t = Sa. o

a1

untuk a1 = t = _______

Sa. 1

Dimana :

*2 ∑ X12

Sa. 1 = _________________

n∑X2

(∑Y2) − a12 ∑X2

Sedangkan *2 = ________________________

n − 2

29

Page 30: Perilaku Siswa

di mana:

*2 = estimator dari variance disturbance term

n = jumlah pengamatan

Berdasarkan perhitungan uji t tersebut, maka semakin besar koefisien

regresi yang diperoleh dari variabel bebas, semakin besar pula pengaruhnya

terhadap variabel terikat.

Untuk menyelesaikan analisis data dalam penelitian ini digunakan

Program Komputer melalui program SPSS (Statistical Program for Social

Sciences).

30

Page 31: Perilaku Siswa

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan secara tepat dari berbagai variable yang

diteliti. Suatu instrument valid untuk 11 item, jika korelasinya lebih besar dari

0,306 dengan alpha 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan validitas instrument

berdasarkan perhitungan SPSS 10.01 sebagai berikut:

a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

CorrelationsX X1 X2 X3 X4 X5

Spearman's rho

X Correlation Coefficient

1.000 .539 .675 .662 .585 .737

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000N 42 42 42 42 42 42

** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table

sebagai berikut:

TABEL 4.1Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong (X)Inti Pertanyaan Correlation Probability

(Sig. 1-tailed)1. Guru sering tidak masuk2. Guru sering terlambat masuk kelas3. Guru sering meninggalkan kelas4. Guru tidak memberi tugas5. Guru mengakhiri pelajaran sebelum waktunya

.539

.675

.662

.585

.737

.000

.000

.000

.000

.000

26

31

Page 32: Perilaku Siswa

Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table (0,306) dan

nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Jam Pelajaran Kosong

(X) dinyatakan valid.

b. Variabel Kenakalan Siswa

CorrelationsY Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

Spearman's rho

Y Correlation Coefficient

1.000 .366 .554 .486 .355 .568 .518

Sig. (2-tailed) . .017 .000 .001 .021 .000 .000* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table

sebagai berikut:

TABEL 4.2Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa (Y)

Inti Pertanyaan Correlation Probability (Sig. 1-tailed)

1. Anak sering tidak masuk sekolah2. Anak sering membolos3. Anak sering berbuat gaduh4. Anak sering merusak sarana sekolah5. Anak sering ke luar kelas6. Anak sering berkelahi

.366

.554

.468

.355

.568

.518

.017

.000

.001

.021

.000

.000

Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table

(0,306) dan nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Kenakalan

Siswa (Y) dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas

sebesar 0,60 atau lebih (lihat tabel 4.2).

32

Page 33: Perilaku Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01 (lihat lampiran

4) diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen

No Variabel Koefisien Alpha

1 Jam Pelajaran Kosong (X) .7611

2 Kenakalan Siswa (Y) .6627

Sumber: Reliability Analisys (lampiran 4)

Keseluruhan nilai alpha () dari variabel-variabel tersebut lebih

besar dari 0.6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua instrument

yang dipergunakan untuk mengambil data pada variabel-variabel tersebut adalah

reliabel.

B. Analisis Statistik

1. Analisis Statistik Deskriptik

a. Deskriptik Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

Sejumlah lima item pertanyaan diajukan kepada responden dengan

frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:

33

Page 34: Perilaku Siswa

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden

Tentang Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

No

Item

1 2 3 4 Skor

Meanf % F % f % f %

X1 0 0 1 2.4 35 83.5 6 14.3 3.1190

X2 0 0 6 14.

3

30 71.4 6 14.3 3.0000

X3 0 0 4 9.5 26 61.9 12 28.6 3.1905

X4 0 0 7 16.

7

30 71.4 5 11.9 2.9524

X5 0 0 3 7.1 29 69.0 10 23.8 3.1667

Rata-rata Skor Mean 3.0857

Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban

responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Jam Pelajaran

Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah ditunjukkan dengan rata-rata

mean 3.0857.

b. Variabel Kenakalan Siswa (Y)

Sejumlah enam item pertanyaan diajukan kepada responden dengan

frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:

34

Page 35: Perilaku Siswa

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden

Tentang Variabel Kenakalan Siswa (Y)

No

Item

1 2 3 4 Skor

Meanf % F % f % f %

Y1 0 0 10 23.8 29 69.0 3 7.1 2.8333

Y2 0 0 4 9.5 35 83.3 3 7.1 2.9762

Y3 0 0 9 21.4 33 78.6 0 0 2.7857

Y4 0 0 13 31.0 28 66.7 1 2.4 2.7143

Y5 0 0 15 35.7 26 61.9 1 2.4 2.6667

Y6 0 0 4 9.5 33 78.6 5 11.9 3.0238

Rata-rata Skor Mean 2.8333

Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban

responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Kenakalan Siswa

(Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan oleh siswa, namun menuju sering

dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata mean 2.8333.

2. Uji Asumsi

a. Uji Hiteroskedastisitas

Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke pengamat yang lain.

35

Page 36: Perilaku Siswa

Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01,

dengan diagram scatter plot, dapat dilihat sebagai berikut:

Scatterplot

Dependent Variable: Y

Re g re s s io n Sta n d a rd i z e d Pre d ic te d Va lu e

3210-1-2-3

Re

gre

ss

ion

Sta

nd

ard

ize

d R

es

idu

al

3

2

1

0

-1

-2

Gambar Diagram 4.1 : Scatterplot Untuk Uji Histerokedaastisitas Y

Berdasarkan gambar tersebut jelas bahwa variabel-variabel

penelitian tidak mengandung hiteroskedastisitas, karena data menyebar baik di

bawah atau di atas sumbu Y.

b. Uji Normalitas

Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel

dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data penyebarannya

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

36

Page 37: Perilaku Siswa

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

Ob s e rv e d Cu m Pro b

1. 00. 75. 50. 250. 00

Ex

pe

cte

d C

um

Pro

b

1. 00

. 75

. 50

. 25

0. 00

Gambar Diagram 4.2 : Uji Normalitas Y

Berdasarkan gambar diagram tersebut, maka variabel penelitian

dikatakan normal, karena titik-titik menyebar disekitar garis linier.

3. Analisis Regresi

Dalam penelitian ini mengambil taraf signifikansi 5 %, maka nilai t table

dengan jumlah data 42 adalah t(0.05;40) = 2.021. Jadi hasil yang diperoleh dari t

hitung akan dibandingkan dengan t table. Dengan mengambil hipotesa sebagai

berikut:

H0 = Koefisien regresi tidak signifikan

H1 = Koefisien regresi signifikan

Dengan ketentuan, jika:

T hitung > t table, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

T hitung < t table, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

37

Page 38: Perilaku Siswa

Pengujian Hipotesis

Bunyi : Diduga ada pengaruh antara variabel jam pelajaran kosong terhadap

kenakalan siswa di sekolah.

Untuk pengujian analisis terhadap hipotesis tersebut menggunakan

analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS 10.01 dapat diketahui dalam Analisis Koefisien Regresi sebagai berikut:

Coeffi ci entsa

6. 276 . 965 6. 501 . 000

. 695 . 062 . 870 11. 177 . 000

(Const ant )

X

Model1

B St d. Error

Unst andardizedCoef f icient s

Bet a

St andardizedCoef f icient s

t Sig.

Dependent Var iable: Ya.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.6Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi

(Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y)

Variabel BKoefisien

Determinasi t Sig.Constanta 6.276 6.501 .000

Jam Pelajaran Kosong (X) .695 .870 11.177 .000

Berdasarkan table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta

Konstanta memperoleh nilai t hitung sebesar 6.501. Sehingga 6.501 >

2.021, maka H0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata lain konstanta

berpengaruh terhadap model regresi.

38

Page 39: Perilaku Siswa

b. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

Signifikansi

Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar

11.177. Dengan demikian 11.177 > 2.021, maka menolak H0 dan menerima H1

atau dengan kata lain Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh terhadap

Variabel Kenakalan Siswa (Y). Variabel Jam Pelajaran Kosong juga memiliki

probabilitas sebesar 0.000, maka pengaruh Variabel Jam Pelajaran Kosong

terhadap Variabel Kenakalan Siswa adalah signifikan.

Koefisien Determinasi

Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) mempunyai pengaruh terhadap

Variabel Kenakalan Siswa (Y) dengan kontribusi sebesar 87,0 %.

Koefisien Regresi (B)

Variabel jam pelajaran kosong memiliki nilai koefisien regresi positif

sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu poin, maka akan

mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun jika

variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan siswa

sebesar 0,695.

Selain analisis tersebut juga diketahui nilai F hitung seperti berikut:

M odel Sum m ar yb

. 870a . 757 . 751 . 68770 . 757 124. 931 1 40 . 000M odel1

R R Squar eAdjus t ed

R Squar eSt d. Er r or oft he Es t im at e

R Squar eChange F Change df 1 df 2 Sig. F Change

Change St at is t ics

Pr edic t or s : ( Const ant ) , Xa.

Dependent Var iable: Yb.

39

Page 40: Perilaku Siswa

Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa diperoleh nilai F hitung

sebesar 124.931. Sedangkan berdasarkan taraf signifikansi 5 %, df 1 = 1 dan df2

= 40, maka diperoleh F table sebesar 4.08. Sehingga F hitung lebih besar dari

pada F tabel (124.931 > 4.08). Jadi variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat.

Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel jam pelajaran

kosong (X) terhadap variabel kenakalan siswa (Y), memiliki multiple regresi (R)

sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh dengan koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variable jam pelajaran

kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3

% dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi

sebagai berikut:

Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan di atas, ditunjukkan bahwa variable Jam

Pelajaran Kosong secara signifikan berpengaruh terhadap variable kenakalan

siswa di sekolah dengan kontribusi sebesar 87 %. Koefisien regresi (B) sebesar

0,695. Setiap peningkatan variable jam pelajaran kosong sebesar satu poin, maka

akan diikuti oleh peningkatan variable kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun

jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan

siswa sebesar 0,695.

40

Page 41: Perilaku Siswa

Berdasarkan perhitungan juga ditunjukkan bahwa diperoleh koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi

variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %,

sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. Yang

dimaksud faktor yang lain dapat berupa pengaruh yang datangnya dari luar jam

pelajaran kosong, misalnya: lingkungan keluarga, masyarakat. Jadi sebagian

besar kenakalan siswa di sekolah disebabkan oleh adanya waktu yang tidak terisi

pada saat jam pelajaran berlangsung. Dalam kondisi yang seperti ini, jumlah

siswa yang semula kecil dapat menjadi dominant dan mempengaruhi yang lain

untuk melakukan kenakalan yang sama. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar

mengajar merupakan tuntutan mutlak dalam rangka menekan tingkat kenakalan

siswa dfi sekolah.

Dengan kontribusi yang cukup besar tersebut, maka pihak sekolah dapat

menggunakan hasil ini untuk mengambil kebijakan yang sesuai sehingga berbagai

kekurangan, baik yang terdapat pada guru pengajar maupun pada siswa dapat

semakin ditekan. Untuk menunjang keberhasilan usaha tersebut perlu kerjasama

yang baik dari berbagai pihak.

41

Page 42: Perilaku Siswa

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam bab terdahulu, maka

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptik

a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah

ditunjukkan dengan rata-rata mean 3,0857. Sehingga masih perlu ditingkatkan

agar kondisinya semakin baik.

b. Variabel Kenakalan Siswa (Y)

Variabel Kenakalan Siswa (Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan

oleh siswa, namun menuju sering dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata

mean 2,8333. Harus segera dicarikan jalan keluar yang terbaik, agar tingkat

kenakalan dapat semakin ditekan.

2. Analisis Regresi

Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar

11.177. Dengan demikian Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh

terhadap Variabel Kenakalan Siswa (Y) secara signifikan, dengan kontribusi

sebesar 87,0 %. Variabel jam pelajaran kosong juga memiliki nilai koefisien

regresi positif sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu

poin, maka akan mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar

36

42

Page 43: Perilaku Siswa

0,695. Namun jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan

variable kenakalan siswa sebesar 0,695.

Hasil uji regresi menunjukkan nilai F hitung sebesar 124.931. Jadi

variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi

tersebut memiliki multiple regresi (R) sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh

dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan

bahwa kontribusi variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar

75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi sebagai

berikut:

Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757

B. Saran-saran

1. Kepada Kepala Sekolah hendaknya memperhatikan pemanfaatan waktu

belajar dan mengupayakan setiap pergantian waktu belajar dapat berjalan

secara efektif, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.

2. Kepada para guru hendaknya selalu datang tepat waktu dan tetap berada di

dalam kelas pada saat mengajar.

3. Kepada petugas disiplin sekolah hendaknya memberlakukan peraturan yang

lebih ketat, sehingga kebiasaan siswa yang kurang baik akan dapat ditekan.

43

Page 44: Perilaku Siswa

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinika Cipta.

Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty.

Muchlas Samani, dkk. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur.

Wursanto, Ig. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.

38

44

Page 45: Perilaku Siswa

Lampiran 1 : DAFTAR KUESIONER

Petunjuk: Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan anda!

A. Perilaku Negatif

1. Apakah Bapak dan Ibu guru sering tidak masuk sekolah sesuai dengan tugasnya?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Apakah Bapak dan Ibu guru sering terlambat masuk kelas dalam mengajar?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Apakah Bapak dan ibu guru sering meninggalkan kelas pada saat mengajar?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Apakah Bapak dan Ibu guru tidak memberikan tugas pada saat tidak masuk sekolah?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Apakah Bapak dan Ibu guru mengakhiri pelajaran sebelum habis waktu jam pelajaran?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

B. Kenakalan Siswa

1. Apakah anda sering tidak masuk sekolah ?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Apakah anda sering bolos / pulang sekolah sebelum waktunya?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Apakah anda sering berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Apakah anda sering melakukan perusakan terhadap sarana yang ada?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Apakah anda sering sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Apakah anda sering berkelahi dengan teman atau orang lain?a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

45

Page 46: Perilaku Siswa

Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 3: Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen

46

Page 47: Perilaku Siswa

A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

Cor r el at i ons

1. 000 . 539* * . 675* * . 662* * . 585* * . 737* *

. . 000 . 000 . 000 . 000 . 000

42 42 42 42 42 42

. 539* * 1. 000 . 233 . 332* . 146 . 380*

. 000 . . 138 . 032 . 355 . 013

42 42 42 42 42 42

. 675* * . 233 1. 000 . 244 . 333* . 499* *

. 000 . 138 . . 120 . 031 . 001

42 42 42 42 42 42

. 662* * . 332* . 244 1. 000 . 114 . 380*

. 000 . 032 . 120 . . 471 . 013

42 42 42 42 42 42

. 585* * . 146 . 333* . 114 1. 000 . 365*

. 000 . 355 . 031 . 471 . . 018

42 42 42 42 42 42

. 737* * . 380* . 499* * . 380* . 365* 1. 000

. 000 . 013 . 001 . 013 . 018 .

42 42 42 42 42 42

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

Cor r elat ion Coef f ic ient

Sig. ( 2- t ailed)

N

X

X1

X2

X3

X4

X5

Spear m an's r hoX X1 X2 X3 X4 X5

Cor r elat ion is s ignif ic ant at t he . 01 lev el ( 2- t ailed) .* * .

Cor r elat ion is s ignif ic ant at t he . 05 lev el ( 2- t ailed) .* .

B. Variabel Kenakalan Siswa (Y)

47

Page 48: Perilaku Siswa

Correla tions

1.000 .366* .554** .486** .355* .568** .518**

. .017 .000 .001 .021 .000 .000

42 42 42 42 42 42 42

.366* 1.000 -.137 -.071 .008 .040 .203

.017 . .387 .656 .958 .801 .196

42 42 42 42 42 42 42

.554** -.137 1.000 .255 .205 .311* .130

.000 .387 . .103 .193 .045 .413

42 42 42 42 42 42 42

.486** -.071 .255 1.000 -.076 .107 .277

.001 .656 .103 . .633 .499 .075

42 42 42 42 42 42 42

.355* .008 .205 -.076 1.000 .009 -.183

.021 .958 .193 .633 . .953 .247

42 42 42 42 42 42 42

.568** .040 .311* .107 .009 1.000 .138

.000 .801 .045 .499 .953 . .384

42 42 42 42 42 42 42

.518** .203 .130 .277 -.183 .138 1.000

.000 .196 .413 .075 .247 .384 .

42 42 42 42 42 42 42

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Corre la tion Coeffic ien t

Sig . (2-ta iled )

N

Y

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Spea rman's rhoY Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

Corre la tion is s ign ific ant a t the .05 lev e l (2-ta iled).*.

Co rre la tion is s ign ific ant a t the .01 lev e l (2-ta iled).**.

Lampiran 4: Uji Validitas Instrumen

48

Page 49: Perilaku Siswa

A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. X 15.4286 1.7270 42.0 2. X1 3.1190 .3952 42.0 3. X2 3.0000 .5410 42.0 4. X3 3.1905 .5942 42.0 5. X4 2.9524 .5389 42.0 6. X5 3.1667 .5372 42.0

Reliability Coefficients

N of Cases = 42.0 N of Items = 6

Alpha = .7611

B. Variabel Kenakalan Siswa (Y)

****Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ***

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Y 17.0000 1.3793 42.0 2. Y1 2.8333 .5372 42.0 3. Y2 2.9762 .4125 42.0 4. Y3 2.7857 .4153 42.0 5. Y4 2.7143 .5078 42.0 6. Y5 2.6667 .5258 42.0 7. Y6 3.0238 .4679 42.0

N of Cases = 42.0

Reliability Coefficients 7 items

Alpha = .6627 Standardized item alpha = .6329

Lampiran 5: Hasil Analisis

49

Page 50: Perilaku Siswa

B. Uji Normalitas

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

Ob s e rv e d Cu m Pro b

1. 00. 75. 50. 250. 00

Ex

pe

cte

d C

um

Pro

b

1. 00

. 75

. 50

. 25

0. 00

C. Uji Hiteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Y

Re g re s s io n Sta n d a rd i z e d Pre d ic te d Va lu e

3210-1-2-3

Re

gre

ss

ion

Sta

nd

ard

ize

d R

es

idu

al

3

2

1

0

-1

-2

D. Uji Regresi

50

Page 51: Perilaku Siswa

RegressionM odel Sum m ar yb

. 870a . 757 . 751 . 68770 . 757 124. 931 1 40 . 000M odel1

R R Squar eAdjus t ed

R Squar eSt d. Er r or oft he Es t im at e

R Squar eChange F Change df 1 df 2 Sig. F Change

Change St at is t ics

Pr edic t or s : ( Const ant ) , Xa.

Dependent Var iable: Yb.

ANOVAb

59. 083 1 59. 083 124. 931 . 000a

18. 917 40 . 473

78. 000 41

Regression

Residual

Tot al

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predict ors: (Const ant ) , Xa.

Dependent Var iable: Yb.

Coeffi ci entsa

6. 276 . 965 6. 501 . 000

. 695 . 062 . 870 11. 177 . 000

(Const ant )

X

Model1

B St d. Error

Unst andardizedCoef f icient s

Bet a

St andardizedCoef f icient s

t Sig.

Dependent Var iable: Ya.

51