PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 29 TAHUN 2000
TENTANG
PENGELOLAAN USAHA PARIWISATA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GRESIK
Menimbang : a. bahwa di Kabupaten Gresik terdapat potensi kepariwisataan yang
terdiri dan seni, budaya dan keadaan alam yang sangat strategis untuk
dikembangkan dalam rangka pelestarian sejarah dan lingkungan. dari
sisi seni akan dapat digali dan dikembangkan kesenian daerah, dari sisi
budaya akan dapat mengangkat Gresik sebagai salah satu tempat
penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa, sedangkan dari sisi alam akan
dapat dikembangkan menjadi obyek wisata baik wisata darat maupun
air. Selain hal tersebut pengembangan kepanwisataan dari sisi
ekonomi akan dapat mendorong pemberdayaan perekonomian rakyat
dan sebagai sumbangan dalam Pendapatan Asli Daerah;
b. bahwa guna meningkatkan upaya pembinaan, pengawasan dan
pengembangan usaha pariwisata, di Kabupaten Gresik;
c. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud huruf a dan b
konsideran ini, maka perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;
4. Undang-undang nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Pemerintahan Daerah;
7. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974 tentang Perubahan Nama
Kabupaten Surabaya;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan
Keriwisataan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 (tentang Kewenangan
Pemerintah Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonomi;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 11 tahun 1997 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Daerah
Kabupan Daerah Tingkat II Gresik;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten
Gresik.
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GRESIK
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG
PENGELOLAAN USAHA PARIWISATA
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan istilah :
a. Daerah, adalah Kabupaten Gresik;
b. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Gresik;
c. Kepala Daerah, adalah Bupati Gresik;
d. Kepela Dinas, adalah Dinas Pariwisata Informasi dan Komunikasi;
e. Pejabat yang ditunjuk, adalah Kepala Dinas;
f. Dinas Pariwisata Informasi dan Komunikasi adalah Dinas Pariwisata
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gresik;
g. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut;
h. Kepariwisataan, adalah keseluruhan kegiatan Pemerintah, Dunia
Usaha, Masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan Perjalanan
dan Persinggahan wisatawan;
i. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut;
j. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata;
k. Pimpinan Usaha Pariwisata, adalah orang yang memimpin dan
bertanggung jawab atas usaha periwisata;
l. Tamu/pengunjung adalah setiap orang yang menggunakan jasa
pelayanan pariwisata dengan membayar sejumlah uang;
m. Badan usaha adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, persatuan komenditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan
dalam bentuk apapun, kongsi, koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan,
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik,
atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha tetap dan
Bentuk Badan lainnya;
n. Izin Usaha, adalah ijin yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada
Badan Usaha dan/atau Perorangan untuk menjalankan usaha
Pariwisata;
o. Peraturan Daerah, adalah Peraturan Daerah Kabupaten Gresik.
Pasal 2
(1) Usaha pariwisata digolongkan dalam :
a. Usaha Jasa Pariwisata;
b. Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata;
c. Usaha Sarana Wisata.
(2) Usaha Jasa pariwisata sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a pasal ini
meliputi:
a. Jasa Biro Perjalanan Wisata;
b. Jasa Agen Perjalanan Wisata;
c. Jasa Pramuwisata;
d. Jasa-jasa Konvensi, Perjalanan insentif dan pameran;
e. Jasa Imprasariat;
f. Jasa Konsultan Pariwisata;
g. Jasa Informasi Pariwisata.
(3) Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata sebagaimana dimaksud ayat (1)
hufuf b pasal ini meliputi :
a. Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam;
b. Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya;
c. Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus;
d. Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.
(4) Usaha Sarana Pariwisata sebagaimana dimakaud ayat (1) huruf c pasal
ini, meliputi :
a. Akomodasi;
b. Rumah Makan;
c. Penyediaan Angkutan Wisata;
d. Penyediaan Sarana Wisata Tirta;
e. Penyelenggarasn Kawasan Pariwisata.
Pasal 3
Usaha pariwisata sebagaimana dimaksud Peraturan Daerah ini dapat
didirikan diseluruh Wilayah Kabupaten Gresik.
BAB II
BENTUK USAHA DAN PERMODALAN
Pasal 4
(1) Usaha pariwisata yang seluruh modalnya dimiliki oleh perorangan
atau patungan dapat berbentuk Badan Usaha atau Perorangan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Usaha pariwisata dengan modal patungan antara warga negara
Indonesia dan warga negara Asing Badan Usaha harus berbentuk
Perseroan Terbatas (PT)
BAB III
PERUSAHAAN
Pasal 3
(1) Usaha jasa pariwisata pada pokoknya adalah perusahaan yang
menyediakan fasilitas jasa pariwisata dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku ;
(2) Usaha obyek dan daya tarik wisata pada pokoknya adalah usaha
yang menyediakan fasilitas obyek dan data tarik wisata, termasuk
usaha rekreasi dan hiburan umum dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku.
(3) Usaha sarana pariwisata pada pokoknya adalah usaha yang
menyediakan fasilitas dan jasa pelayanan sarana pariwisata dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan
Peraturan Perundangan yang berlaku;
(4) Pimpinan/pemilik usaha pariwisata seperti dimaksud ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) pasal ini mempunyai kewajiban untuk :
a. Memberi perlindungan kepada tamu pengunjung;
b. Melarang penggunaan tempat usaha untuk kegiatan-kegiatan
yang menimbulkan dan mengganggu keamanan dan ketertiban
umum serta dapat melanggar kesusilaan dan norma agama;
c. Memelihara dan memenuhi persyaratan sanitasi dan hygine
didalam lingkungan;
d. Menyelenggarakan tata buku perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Melakukan upaya terus menerus untuk meningkatkan mutu
tenaga kerja;
f. Memasang tarif (dasar harga) yang mudah dilihat oleh
tamu/pengunjung;
g. Memasang papan nama Usaha Pariwisata dengan ukuran
minimal 150 x 100 cm dibangunan depan yang jelas dan
mudah dibaca oleh umum.
h. Memenuhi ketentuan perjanjian kerja, keselamatan kerja, dan
jaminan sosial bagi karyawan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6
Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pasal 5 Peraturan Daerah ini
apabila menyediakan hiburan atau kesenian harus memiliki ijin dari
Kepala Daerah.
Pasal 7
Penggunaan tenaga kerja warga negara asing oleh pengusaha usaha
pariwisata harus mendapatkan izin kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
PENGGOLONGAN
Pasal 8
(1) Persyaratan teknis dan penetapan kriteria penggolongan usaha
pariwisata ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk, sesuai dengan peraturan Perundangan yang berlaku;
(2) Berdasarkan peninjauan oleh Pejabat yang ditunjuk, Kepala
Daerah dapat menaikkan atau menurunkan kelas usaha pariwisata
sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
(3) Perubahan golongan kelas dimaksud dalam ayat (2) pasal ini dapat
didasarkan atas permohonan pemilik yang diajukan kepada Kepala
Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 9
Kepala Daerah menyatakan dengan piagam atau ketentuan
penggolongan dimaksud dalam pasal Peraturan Daerah ini, setelah
diadakan penilaian terhadap Usaha Pariwisata tersebut.
BAB V
PERIZINAN
Pasal 10
(1) Untuk melakukan Usaha, Pengusaha yang bersangkutan harus
memiliki izin usaha;
(2) Setiap kegiatan menambah kapasitas dan/atau permohonan
perubahan ijin usaha;
(3) Izin usaha dan perubahannya diberikan oleh Kepala Daerah.
Pasal 11
(1) Tata cara untuk mendapatkan izin usaha perubahan izin usaha,
bentuk surat izin serta persyaratan teknis ditetapkan lebih lanjut
dengan keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan
Perundang-undngan yang berlaku;
(2) Dalam surat izin usaha ditetapkan syrat-syarat yang harus dipenuhi
oleh Pemegang izin tersebut.
Pasal 12
(1) Izin usaha yang telah diberikan tidak dapat dipindahtangankan
kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Kepala Daerah dan harus
mengajukan permohonan perubahan izin usaha disertai dengan
pemberitahuan kepada Kepala Daerah selambat-lambatnya 6
(enam) bulan terhitung sejak dipindahtangankan;
(2) Izin usaha sebagaimana pasal 11 Peraturan Daerah ini dapat dicabut
karena :
a. Memperoleh izin usaha secara tidak sah;
b. Tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah;
c. Tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalam Surat izin;
d. Melanggar pasal 5 ayat (4) Peraturan Daerah ini.
(3) Tata cara pencabutan izin usaha ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Pembinaan dan pengawasan atas kegiatan usaha dilakukan oleh
Kepala Daerah;
(2) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1) pasal ini Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk
memberikan bimbingan dan petunjuk tekhnis operasional.
BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 14
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pasal 5,6,7, dan 10 Peraturan
Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga)
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah)
(2) Tindak Pidana yang dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran
BAB VIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 15
Selain pejabat penyidik umum yang bertujuan menyidik tindak pidana,
penyidikan atas tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
dapat juga diajukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kabupaten yang kewenangannya dan pengangkatannya
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Pasal 16
(1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak
pidana atas tindak pidana sebagaimana dimaksud pada pasal 15
Peraturan Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kabupaten yang kewenangan
dan pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, penyidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
DAN PENUTUP
Pasal 17
Untuk setiap usaha pariwisata yang telah ada sebelum berlakunya
Peraturan Daerah ini diwajibkan dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah Peraturan Daerah ini diundangkan dinyatakan
berlaku, harus telah memenuhi ketentuan persyaratan teknis untuk
mendapatkan Izin Usaha sesuai dengan Ketentuan Peraturan Daerah
ini.
Pasal 18
Semua ketentuan atau Peraturan yang ada dan mengatur tentang
Pariwisata di Kabupaten Gresik yang ada sebelum berlakunya
Peraturan Daerah ini dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daeran ini, akan
ditetapkan oleh Kepala Daerah sepanjang mengenai Pelaksanaanya
Pasal 20
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Gresik.
Ditetapkan di Gresik
Pada tanggal 28 Pebruari 2001
BUPATI GRESIK
Ttd
Drs. KH. ROBBACH MA’SUM
Diundangkan di Gresik
Pada Tanggal 15 Maret 2001
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
GRESIK
Ttd
Drs. GUNAWAN, M.Si.
Pembina Tk. I
NIP. 010 080 491
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2001 NOMOR 1 SERI B
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 29 TAHUN 2000
TENTANG
PENGELOLAAN USAHA PARIWISATA
DI KABUPATEN GRESIK
I. PENJELASAN UMUM
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, pada dasarnya Pemerintah telah
meletakkan semua kewenangannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota secara
luas, nyata, dan bertanggungjawab sehingga memberi peluang kepada daerah agar leluasa
mengatur dan melaksanakan kewenangannya dan prakarsa sendiri sesuai dengan
kepentingan masyarakat dan potensi setiap daerah.
Sebagai pelaksanaan dari kewenangan tersebut maka dalam hal kewenangan
kepariwisataan Pemerintah Kabupaten Gresik telah membentuk lembaga yaitu Dinas
Pariwisata Informasi dan Komunikasi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Gresik Nomor 26 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas
Daerah kabupaten Gresik. Keberadaan dinas Pariwista informasi dan komunikasi
mempunyai tugas pokok membantu kepala Daerah dalam menyelenggarakan urusan
rumah tangga daerah di bidang kepariwisataan, informasi, dan komunikasi.
Kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan hasil karya seni, budaya dan keadaan
alam ternyata kesemuanya itu ada di kabupaten Gresik, misalnya untuk seni yang telah
ada di daerah tertentu seperti hadrah, samroh, terbang jidor, qosidah, dan keberadaan
gending atau gamelan yang diciptakan oleh para wali penyebar agama Islam.
Untuk budaya ternyata dengan kehadiran Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri
yang makamnya juga berada di Gresik telah membawa nilai budaya Islam yang sangat
melekat bagi msyarakat Gresik, disamping itu keberadaan makam kedua wali tersebut
merupakan tujuan utama bagi wisata ziarah wali songo yang setiap tahun menunjukkan
jumlah peziarah yang selalu meningkat. Keberadaan makam Siti Fatimah binti Maimun
adalah juga sangat monumental bagi perkembangan Agama Islam di Indonesia yang
berdasarkan hasil penelitian arkeologi pada tahun 1995/1996 disebut bahwa pada prasasti
di makam tersebut menunjukkan angka tahun makam Islam tertua di Indonesia.
Adapun dari panorama alam, oleh karena wilyah Kabupaten Gresik terdiri dari
wilayah daratan dan kepulauan ternyata pada tempat-tempat tertentu telah dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai tempat rekresi/wisata misalnya : Goa kelelawar, pantai dan
perairan laut di pulau Bawean, Pelabuhan, Waduk bekas galian bahan semen dan lain-lain.
Dalam rangka untuk pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik ternyata
kondisi sebagaimana tersebut diatas adalah berpotensi untuk dikembangkan. Adapun
proyeksi pengembangannya adalah harus mengacu kepada nilai budaya dan kepentingan
masyarakat setempat, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan, dapat menjadi
identitas yang mempunyai kemampuan penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa. Selain hal tersebut pengembangan kepariwisatan diharapkan
dapat membuka minat usaha di bidang kepariwisataan, menciptakan lapangan kerja,
perkembangan investasi dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat serta dapat mendukung pendapatan daerah.
Pengembangan seni dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggali seni-seni
tradisional yang berada di daerah yang kemudian ditampilkan pada kegiatan di daerah
misalnya pada acara hari jadi kota Gresik atau penampilan kesenian pada acara pasar
bandeng tradisional dan pada setiap promosi daerah misalnya pada penampilan kesenian
daerah di Taman Mini Indonesia Indah, di Jambore Pariwisata dan Budaya Jawa Timur.
Untuk budaya yang berkembangnya sangat dekat dengan masa-masa
perkembangan agama Islam terutama untuk wisata ziarah hal ini hendaknya dapat
diciptakan jalur/paket wisata untuk menambah obyek bagi peziarah ke Makam Malik
Ibrahim dan Sunan Giri diarahkan ke Makam Nyi Ageng Pinatih (Ibu asuh Sunan Giri),
Makam Dewi Sekar Dadu (ibu kandung Sunan Giri), makam Siti Fatimah binti Maimun
(Makam Islam tertua). Selain wisata ziarah juga perlu lebih mempromosikan budaya
daerah seperti Pasar Bandeng Tradisional, Rebo Wekasan, Malam Selawe, dan
sebagainya.
Untuk wisata alam dalam hal ini perlu segera diadakan kajian terhadap obyek
panorama alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata sehingga dapat
menarik investor menanamkan modalnya sebagaimana yang dilakukan oleh PT. Swabina
Gatra dalam mengelola Kawasan Wisata “Giri Wana Tirta” di lahan bekas penambangan
bahan semen di Desa Ngipik.
Dengan demikian keberadaan Peraturan Daerah ini dalam rangka pembinaan,
arahan, penangkalan dan yang sekaligus memberikan kepastian hukum dan perlingungan
bagi obyek dan daya tarik wisata serta pengusaha jasa pariwisata.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 : Cukup Jelas
Pasal 2 huruf a : yang termasuk usaha jasa pariwisata adalah :
a. Jasa biro Perjalanan Wisata yaitu suatu usaha yang
menyedikan jasa perencanaan dan/atau jasa pelayanan dan
penyelenggaraan wisata;
b. Jasa agen Perjalanan wisata yaitu suatu usaha yang
menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai
perantara di dalam menjual dan/atau mengurus jasa untuk
melakukan perjalanan;
c. Jasa Pramuwisata yaitu suatu usaha yang mengatur,
mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang
yang melakukan perjalanan wisata;
d. Jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran yaitu suatu
usaha yang menyediakan jasa perencanaan, penyediaan
fasilitas, jasa pelayanan, jasa penyelenggaraan konvensi
perjalanan insentif dan pameran;
e. Jasa Impresariat yaitu suatu usaha yang menyediakan jasa
pengurusan penyelenggaraan hiburan yang berupa
mendatangkan, mengirim maupun mengembalikannya, serta
menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan;
f. Jasa konsultasi Pariwisata yaitu suatu usaha yang
menyediakan jasa konsultasi yang bergerak di bidang
pariwisata;
g. Jasa Informasi Pariwisata yaitu suatu usaha yang
menyediakan informasi, penyebaran dan pemanfaatan
informasi kepariwisataan.
Huruf b : Yang termasuk Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
adalah :
a. Pengusahaan Obyek dan daya tarik wisata alam adalah suatu
usaha yang memanfaatkan sumber daya alam dan tata
lingkunganya untuk dijadikan sarana wisata;
b. Pengusahaan Obyek dan daya tarik wisata budaya yaitu suatu
usaha yang memanfaatkan seni budaya bangsa untuk
dijadikan sasaran wisata;
c. Pengusahaan Obyek dan daya tarik wisata minat khusus yaitu
suatu usaha yang memanfaatkan sumber daya alam dan
potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik
dan minat khusus sebagai sarana wisata;
d. Pengusahaan Rekreasi dan Hiburan Umum yaitu suatu usaha
komersial yang dimaksudkan untuk memberikan kesegaran
jasmani dan rokhani. Termasuk usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum antara lain :
1. Taman Rekreasi : Suatu usaha yang menyediakan tempat
dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran
jasmani dan rokhani yang mengandung unsur hiburan
pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu
kawasan tertentu dan dapat dilengkapi penyediaan jasa
pelayanan makan dan minum serta akomodasi;
2. Pemandian Alam : Suatu usaha yang menyediakan
tempat dan fasilitas untuk mandi-mandi dengan
memanfaatkan air panas dan/atau air terjun sebagai usaha
pokok dan juga dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan
makan dan minum serta akomodasi;
3. Kolam Memancing : Suatu usaha yang menyediakan
tempat dan fasilitas untuk memancing ikan sebagai usaha
pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa
pelayanan makan dan minum;
4. Bioskop : Suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk memamerkan, menjual atau
mendemonstrasikan kegiatan (karya) seni;
5. Teater atau panggung terbuka : Suatu usaha yang
menyediakan tempat dan fasilitas untuk pertunjukan
karya seni budaya ditempat terbuka (tanpa atap) dan
dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan
makan dan minum di dalam gedung tertutup;
6. Teater atau panggung tertutup : Suatu usaha yang
menyediakan tempat dan fasilitas untuk pertunjukan
(pentas) seni budaya dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum di dalam
gedung tertutup;
7. Pentas Pertunjukan Satwa : Suatu usaha yang
menyediakan tempat dan fasilitas untuk
mempertunjukkan permainan dan ketangkasan satwa;
8. Balai Pertemuan Umum : Suatu usaha yang menyediakan
tempat dan fasilitas untuk menyelenggarakan pertemuan,
rapat, pesta atau pertunjukan sebagai usaha pokok dan
dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan
minum;
9. Barber Shop : Setiap tempat usaha komersial yang mana
lingkup kegiatannya menyediakan jasa pelayanan
memotong dan/atau menata dan merias rambut;
10. Salon Kecantikan : Setiap usaha komersial yang ruang
lingkup kegiatannya menyediakan tempat dan fasilitas
untuk memotong, menata rambut, merias muka serta
merawat kulit dengan bahan kosmetik;
11. Usaha Sarana Fasilitas Olah Raga atau Seni Budaya :
Suatu usaha yang menyediakan tempat dan peralatan atau
perlengkapan untuk berolah raga atau ketangkasan baik
di darat, air dan udara serta kegiatan seni dan budaya
yang dikelola secara komersial;
12. Pusat Kesehatan atau Health Centre : Suatu usaha yang
menyediakan tempat dan berbagai fasilitas untuk
melakukan kegiatan latihan kesegaran jasmani atau terapi
sebaga usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan minum;
13. Gelanggang dan/atau Sarana Olah Raga Tertutup : Suatu
usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
kegiatan berbagai (anak/cabang) atau satu jenis olah raga
sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum dalam arena tertutup;
14. Gelanggang dan/atau Sarana Olah Raga Terbuka : Suatu
usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
kegiatan berbagai (anak/cabang) atau satu jenis olah raga
sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum dalam arena terbuka;
15. Gelanggang : suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk permainan dan ketangkasan yang
menggunakan mesin atau elektronik sebagai usaha pokok
dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan
makan dan minum;
16. Dunia Fantasi : Suatu usaha yang menyediakan tempat
dan fasilitas untuk mempertunjukkan karya (seni)
fantastis;
17. Taman Satwa : Suatu usaha yang menyediakan tempat
dan fasilitas untuk memelihara berbagai jenis satwa dan
dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan
minum;
18. Pagelaran Seni Budaya dan Olah Raga adalah suatu
kegiatan menyelenggarakan pagelaran/tontonan
pertunjukan seni budaya atau olah raga di tempat usaha
tertentu atau ditempat yang bersifat insidentil baik.
Huruf c : Yang termasuk Usaha Sarana Pariwisata adalah :
1. Akomodasi : yaitu suatu wahana untuk penyediaan jasa
penginapan yang dapat dilengkapi dengan jasa lainnya.
Termasuk pengertian akomodasi :
A. Hotel adalah usaha komersial dengan menggunakan
seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh jasa
penginapan dan memoperasikan minimal 6 (enam) kamar
ke atas;
B. Penginapan Remaja adalah suatu usaha yang tidak
bertujuan komersial dengan menggunakan seluruh atau
sebagian dari suatu bangunan yang disediakan bagi
remaja, pelajar dan mahasiswa untuk memperoleh
pelayanan penginapan dan pelayanan lain;
Tidak termasuk dalam pengertian Penginapan Remaja
menurut Peraturan Daerah ini adalah jenis akomodasi
lain seperti :
a. Asrama Haji;
b. Tempat-tempat Penginapan yang
dikelola oleh instansi pemerintah maupun swasta
yang khususnya digunakan sebagai tempat
peristirahatan para karyawan;
c. Panti-panti Sosial;
d. Pondok Pesantren.
C. Pondok Wisata adalah suatu usaha perorangan yang
mempergunakan sebagian rumah tinggalnya untuk
penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan
pembayaran harian;
Termasuk pengertian Pondok Wisata dalam peraturan
Daerah ini yaitu : Villa, Home Stay, Bungalow, Guest
House dan sejenisnya yang dikomersilkan;
D. Perkemahan adalah usaha wisata dengan menggunakan
tenda yang dipasang dialam terbuka atau kereta
gandengan bahawan sendiri sebagai tempat penginapan;
E. Rumah pemondokan mahasiswa/pelajar dan karyawan :
suatu usaha perorangan yang mempergunakan sebagian
atau seluruh rumah tinggalnya untuk penginapan bagi
mahasiswa/pelajar, dan karyawan dengan perhitungan
pembayaran bulanan/tahunan.
2. Rumah makan, adalah setiap usaha komersial yang
ruanglingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan
minuman untuk umum ditempat usahanya. Termasuk
pengertian rumah makan :
a. Steack House;
b. Sate House, warung Sate;
c. Coffe House, Warung Kopi;
d. Cafetaria;
e. Depot;
f. Fast Food;
g. Ice Cream;
h. Toko Roti/bakery/Cake shop yang menyelenggarakan
pelayanan umum dan tempat duduk ditempat usahanya;
i. Usaha jasa pangan lain dan sejenisnya.
3. Penyediaan Angkutan Wisata adalah setiap usaha komersial
yang ruang linkup kegiatannya menyediakan angkutan wisata.
Pengertian Angkutan Wisata :
a. Sarana Angkutan;
b. Tenaga.
4. Penyediaan Sarana Wisata Tirta adalah setiap usaha
komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan
tempat, peralatan atau perlengkapan wisata tirta. Termasuk
pengertian penyediaan Sarana Wisata Tirta :
a. Penyelaman, Flora Fauna Air Laut;
b. Sarana Rekreasi Air;
c. Kegiatan Marina.
5. Penyelenggaraan Kawasan Pariwisata, adalah setiap
usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyelenggarakan kawasan pariwisata. Termasuk pengertian
penyelenggaraan Kawasan Pariwisata :
a. Penyewaan Lahan;
b. Penyediaan Fasilitas;
c. Penyediaan Bangunan.
Pasal 3 s/d 8 : Cukup jelas
Pasal 9 : Piagam yang masih berlaku diletakkan ditempat yang mudah
dibaca oleh tamu/pengunjung.
Pasal 10 ayat (2) : Surat keterangan permohonan adalah keterangan nama, pekerjaan,
tanggal lahir, kewarganegaraan, alamat dan lain-lain.
Pasal 11 s/d 12 : Cukup jelas
Pasal 13 ayat (1) : Pembinaan dan pengawasan adalah suatu upaya meningkatkan
mutu pengetahuan dan pelayanan administrasi, keuangan dan
ketertiban/kebersihan secara terus menerus dalam
mengembangkan usaha.
Pasal 13 ayat (2) : Kepala Daerah di dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
mengikutsertakan dinas/instansi terkait.
Pasal 14 s/d 16 : Cukup jelas
Pasal 17 : Bagi badan usaha yang telah ada sebelum adanya Peraturan
Daerah ini, maka usaha-usaha tersebut dimana pemberian ijinnya
belum sesuai dengan Peraturan Daerah ini, maka diberikan
tenggang waktu 1 (satu) tahun untuk menyesuaikan.
Pasal 18 s/d 20 : Cukup jelas
Top Related